Catatan:
1. Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai pola pikir dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan,
atau a. sebagai dokumen pendamping suatu rencana kebijakan atau program atau kegiatan tertentu yang dipilih sesuai dengan
prioritas.
2. GAP di tingkat program dapat dilakukan apabila kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya berdasarkan ketentuan Permendagri
Nomor 13 b. Tahun 2006 merupakan kegiatan dengan ciri dan atau lokasi yang sama.
3. Apabila kegiatan-kegiatan dalam sebuah program sangat beragam, atau sangat banyak, berbeda ciri dan atau lokasi maka
analisis gender c. menggunakan GAP berbasis kegiatan
PENJABARAN DARI MATRIKS
Langkah Keterangan
1. Pilih kebijakan atau program dan kegiatan yang telah ada. Kebijakan yang dipilih
dapat berupa peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang kerja, termasuk
Renstra, Renja SKPA dan lain-lain. Jika program memiliki struktur kegiatan yang
1 kompleks, maka GAP dapat digunakan pada level di bawah kegiatan saja.
2. Tuliskan tujuan dari kebijakan/program/kegiatan pada kolom 1.Pastikan pada saat
menuliskan rumusan tujuan harus menggunakan kata kerja aktif di depan kalimat,
seperti mengurangi, meningkatkan, dan seterusnya.
1. Sajikan data pembuka wawasan yang terpilah menurut jenis kelamin untuk
melihat isu kesenjangan gendernya. Data dan informasi dapat berupa data kuantitatif
maupun kualitatif, atau gabungan keduanya yang terkait dengan tujuan yang ada dalam
langkah 1.
2 2. Data dapat berasal dari data primer ataupun sekunder, baik yang dilaksanakan sendiri
oleh pengelola program maupun oleh pihak lain yang dianggap relevan. Hasil kajian,
riset, dan evaluasi dapat digunakan sebagai pembuka wawasan untuk melihat apakah
ada kesenjangan gender (baik data kualitatif maupun kuantitatif). Jika data terpilah
tidak tersedia, dapat menggunakan data-data proksi dari sumber lainnya.
Temu kenali isu gender pada proses perencanaan kebijakan, program dan kegiatan
dengan menganalisis data pembuka wawasan yang fokus pada empat faktor
kesenjangan gender, yaitu APMK : Akses, Partisipasi, Manfaat, Kontrol. Keempat
kesenjangan gender tersebut dapat dilihat dari dua sisi yaitu : (i) pengelola program, dan
(ii) masyarakat selaku penerima manfaat.
Akses: Ditujukan untuk mengetahui kesenjangan kebutuhan perempuan dan laki-laki
dalam hal kemudahan mendapatkan layanan. Akses dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu
(a) ketersediaan sarana, (b) keterjangkauan secara geografis, (c) keterjangkauan secara
ekonomi, dan (d) keterjangkauan secara psikis dan sosiokultural. Akses juga dapat dilihat
3 dari sisi keterjangkauan terhadap sumberdaya, baik bersifat tangibles (nyata) maupun
intangibles (tidak nyata).
Partisipasi: Ditujukan untuk mengetahui keterwakilan dan keterlibatan aktif perempuan
dan laki-laki dalam pembangunan baik dari sisi masyarakat selaku penerima manfaat
maupun penyedia layanan.
Manfaat: Ditujukan untuk mengetahui apakah laki-laki dan perempuan mendapatkan
keuntungan dalam upaya layanan baik dari sisi masyarakat sebagai penerima manfaat
maupun penyedia layanan. Dalam perspektif gender, manfaat tersebut dapat dilihat dari
sisi practical gender needs (kebutuhan praktis gender) maupun strategic gender need
(kebutuhan strategis gender).
ISU GENDER
Kesenjang- Laki-laki lebih sulit (TIDAK MAU) menerima
an/ informasi mengenai bahaya merokok dan kurang
Permasalah memahami PHBS rumah tangga khususnya
an Akses, indikator merokok didalam rumah
Partisipasi, Partisipasi
Kontrol, Rendahnya partisipasi laki-laki dlm mengikuti
Manfaat sosialisasi dan kampanye mengenai bahaya asap
rokok (menutup diri terhadap informasi tersebut)
Kontrol
Rendahnya tingkat keberanian lingkungan sekitar
(perempuan) untuk melarang anggota keluarga,
rekan kerjanya yang merokok (laki-laki)
Manfaat
Lingkungan akan lebih bersih karena bebas dari
asap rokok dan meminimalisir berbagai penyakit
yang diakibatkan oleh asap rokok
Langkah 4 Sebab Perencanaan kegiatan dan pengalokasian anggaran
Kesenjang- belum semua berdasarkan permasalahan yg ada
an Internal (basic data) masih meneruskan kegiatan tahun
(di SKPD) sebelumnya
ISU GENDER
- Outcome
Meningkatnya wawasan dan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya asap rokok dan
semakin banyaknya kawasan bebas asap rokok
Menurunnya perokok di dalam keluarga/ di rumah
Menurunnya tingkat polusi udara akibat
Contoh dinas pp
Langkah I Nama Program :
.......
Nama Kegiatan:
Kegiatan Pembinaan Kapasitas jaringan Kelembagaan Pemberdayaan dan
Anak ( KDRT) – Sosialisasi UU no. 35 Tahun 2014 Tentang PA Kepada Anak
Sekolah
Tujuan Kegiatan
1. Meningkatnya pemahaman Anak Sekolah Tentang UU No 35 Tahun
2014
2. Menurunnya Kasus Kekerasan Terhadap Anak
Data Pembuka 1. Undang-undang no.35 tahun 2014 merupakan perubahan dari UU no. 23
wawasan (Data Tahun 2002 Tentang PA
Pilah gender) 2. UU no. 35 tahun 2014 berisi tentang perlindungan dan pemenuhan hak
anak.
3. Banyaknya Jumlah Kasus Kekersaan baik fisik dan psikis yang di terjadi
pada siswa/anak sekolah,tahun 2014 sebanyak 12 kasus (3 lk,9 pr), thn
2015 ada 14 kasus ( 4 lk, 10 pr) thn 2016 ada 17 kasus ( 6 lk, 11 pr).
Kekerasan yg umunya terjadi adalah kekerasan sexual.
4. Jumlah sekolah menengah atas ada 45 sekolah ( 24 sekolah negeri, 21
sekolah swasta) jumlah siswa ±4000 siswa (lk 1500 pr 2500)
5. Dalam Penyelenggaraan Kegiatan ini di tahun 2015 pernah diadakan di 6
sekolah (120 lk, 120 pr). Pada tahun 2016 kegiatan direncakan akan
diadakan 3 sekolah yang dikhususkan pada daerah terpencil (pulo aceh,
lampanah lengah dan lhoong)
Faktor Akses:
Kesenjangan 1. Peserta diperuntukan bagi siswa dengan jumlah 100 orang
2. Tidak semua kelas dapat mengikuti sosialisasi tersebut mengingat
banyaknya siswa disetiap sekolah
Partisipasi:
1. Tingkat keterlibatan laki-laki lebh rendah yang hanya 20 %
2. Perempuan cenderung lebih mendominasi dalam sosialisasi
Kontrol :
Peserta di tentukan oleh Pihak sekolah
Manfaat:
Peserta memiliki pemahaman tentang isi Undang-undang Perlindungan Anak
Sebab 1. Belum memliki data terpilah kelompok sasaran
Kesenjangan 2. Minimnya Kapasitas Pengelola tentang PA
Internal 3. Belum Optimalnya Koordinasi lintas sektor
Outcome
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD : CONTOH
TAHUN :
ANGGARAN
PROGRAM Ambil dari langkah 1
KODE
PROGRAM
ANALISIS Ambil dari langkah 2, 3, 4 dan 5 kemudian susun paragraf
SITUASI yang bagus maksimal 4 paragraf boleh jadi 3 paragraf.
Artinya bentuk analisis situasi harus narasi.
Contoh : berdasarkan hasil survei ...... tingkat polusi asap
rokok ......
CAPAIAN Tolok Ukur
PROGRAM
(Hasil yang ada Indikator dan Target Kinerja
di tujuan) -
JUMLAH Rp. ,-
ANGGARAN
PROGRAM
RENCANA AKSI Lihat di langkah 7 ( 4 kegiatan) sehingga kolom
Kegiatan 1
(bila di langkah kegiatan di tambah jadi 4 kolom kegiatan
7 ada 4 Masukan Rp.,-
kegiatan maka Keluaran
di GBS harus Hasil
ada 4 kegiatan
juga)
Kegiatan 2
Masukan Rp.,-
Keluaran
Hasil
(...............................................)
Pangkat/Golongan
NIP.