Jurnal Baru
Jurnal Baru
Hasnan Algifary
Hasnan.algifari17@gmail.com
saiulam@unram.ac.id,
Adihitya Bayu
adhityabayus@unram.ac.id,
Abtrak
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan model kinerja terbaik
Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda Narmada, Lombok Barat.dengan menggunakan
metode Balanced Scorecard. tujuan dalam penelitian ini berdasarkan pernyataan penelitian
yang telah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model
kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda Narmada, Lombok Barat menggunakan
metode Balanced scorecard, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
teoritis,manfaat praktis,dan manfaat kebijakan.
jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian campuran dengan desain sekuensial
eksplorasi (kualitatif-kuantitatif), Lokasi pengambilan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda,Adapun teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan purposive sampling. Jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data
sekunder.tehnik pengumpulan data menggunakan kuisioner,observasi,studi pustka dan
wawancara.
Berdasarkan hasil pengolahan dan perhitungan didapatkan prioritas persepektif RSUD
Awet Muda Narmada berturut-turut adalah: persepektif konsumen (pelanggan/masyarat)
dengan nilai (0,485); persepektif keuangan dengan nilai (0,227); perspektif pertumbuhan dan
pemebelajaran dengan nilai (0,207); serta yang terakhir yaitu persepektif internal bisnis
dengan nilai (0,079).
1. Pendahuluan
Kesehatan adalah hak dasar yang dimiliki oleh tiap-tiap individu dan tiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan Darmawan (2020). Pemerintah perlu mengupayakan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk dapat mencapai tingkat
kesehatan masyarakat yang baik dan merata seperti yang tertuang dalam Pasal 34 ayat (3)
Undang-undang Dasar 1945 bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Salah satu bentuk fasilitas
kesehatan yang dihadirkan oleh pemerintah adalah Rumah Sakit.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Pelayanan dan kinerja yang baik merupakan tuntutan bagi tiap-tiap rumah sakit baik
milik pemerintah maupun swasta untuk meningakatkan mutu agar dapat bersaing dengan
penyedia jasa kesehatan lainnya sehingga diperlukan adanya suatu pengukuran untuk menjadi
dasar penilaian dan pengambilan keputusan.
Hadirnya Balanced Scorecard (BSC) yaitu suatu metode yang dikembangkan oleh
Kaplan & Norton (1996), merupakan metode yang digunakan untuk memudahkan para manager
dalam mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan yang akan datang. Hadirnya BSC juga
memperluas ukuran kinerja eksekutif ke perspektif konsumen, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan dikarenakan Kaplan & Norton, (1996) beranggapan bahwa
ketiga perspektif itulah usaha sesungguhnya (bukan usaha semu atau artificial) menjanjikan hasil
kinerja keuangan yang berjangka panjang. Dalam perkembangannya, BSC tidak hanya menjadi
pengukuran kinerja melainkan menjadi sistem manajemen strategi. Menurut Kaplan & Norton,
(1996) balanced scorecard merupakan sebuah sistem manajemen untuk mengimplementasikan
strategi, mengukur kinerja secara finansial maupun non finansial, mengkomunikasikan visi,
strategi dan kinerja yang diharapkan suatu organisasi. Konsep BSC dinilai cocok digunakan pada
organisasi sektor publik seperti Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda Narmada, Lombok Barat adalah salah satu pusat
kesehatan masyarakat yang berada dibawah naungan pemerinta Daerah Kabupaten Lombok
Barat. Namun dalam mengukur kinerjanya, Rumah Sakit Umum Daerah Awet Muda Narmada
Lombok Barat masih berfokus pada standar keuangan dan standar pelayanan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah daerah atau dengan metode BLUD (Badan LayananUmumDaerah).
Kekurangan dari metode BLUD atau metode tradisional tersebut, yang diukur hanya persepetif
financial saja, berbeda dengan motode BSC yang menggunakan empat perspektif (persepektif
finansial, persepektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, persepektif pembelajaran dan
pertumbuhan) dalam mengukur kinerja.
2. Tinjauan Literatur
Balanced scorecard
Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk
secara berkesinambungan. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard)
dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap eksperimen awal,Balanced Scorecard merupakan
kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif Mulyadi (2014;. 3).
Kaplan & Norton, (1996), Balanced Scorecard menunjukkan adanya metode pengukuran
kinerja yang menggabungkan antara pengukuran keuangan dan non keuangan. Mahmudi (2019)
dalam Manajemen Kinerja Sektor Publik menyatakan perspektif tersbut adalah sebagai berikut.
menjadi tujuannya.
3) Perspektif Proses Internal: Perspektif ini berusaha menemukan jawaban dalam bidang
apa organisasi harus lebih maju serta cara untuk menumbuhkan atau meningkatkan
keunggulan tersebut. Dalam hal ini proses layanan yang meningkat, perbaikan pada
dalam organisasi sektor publik bertujuan untuk mengetahui cara memperbaiki serta
Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal
1 ayat (1) rumah sakit adalah institut pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan perawatan rawat inap, rawat jalan,
keputusan dan memilih yang terbaik dengan beberapa kriteria (Taylor, 2014).
Menurut (Saaty, 1988), Tabel 3.3 mendefinisikan skala nilai yang digunakan dalam
Formulasi matematis pada model AHP pada dasarnya ditentukan dengan menggunakan
bantuan suatu matrik (Vanany, 2009). Misal, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n variabel
operasi, yaitu variabel-variabel operasi A1, A2,…., An, maka diperoleh hasil dari perbandingan
secara berpasangan dari variabel-variabel tersebut yang akan membentuk suatu matrik
perbandingan berpasangan.
Hal yang membedakan AHP dengan model-model pengambilan keputusan yang lainnya
merupakan tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Pemilihan konsistensi dari matriks itu
sendiri didasarkan atas eigen value maksimum. Yang didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
λ max−n
CI =
n−1
Keterangan:
indeks)
n = Orde Matriks`
Jika nilai CI sama dengan nol, maka matriks pairwise comparison tersebut
konsisten. Batas ketidak konsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas L.
Saaty ditentukan dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks
konsistensi dengan nilai random indeks (RI). Rasio Konsistensi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
CI
CI =
RI
Keterangan :
CR = Rasio Konsistensi
R I = Indeks Random
Tabel 2.4 Indeks Random untuk beberapa ukuran Matriks menurut Saaty (1988)
n 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0.5 0. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.4 1.4 1.51 1.48 1.5 1.5 1.5
8 9 2 4 2 1 5 9 6 7 9
Menurut (Vanany, 2009), batasan diterima atau tidaknya konsistensi suatu matriks
sebenarnya tidak ada acuan yang baku namun menurut beberapa eksperimen dan pengalaman
inkonsistensi sebesar 10% ke bawah adalah tingkat inkonsistensi yang masih diterima.
3. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian campuran dengan desain sekuensial
eksplorasi (kualitatif-kuantitatif).
Lokasi Penelitian
Lokasi pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum
Menurut Sugiyono (2012: 135), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kelompok populasi berupa pegawai Rumah Sakit. Adapun teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
Sugiyono (2011:199).
2) Observasi
Menurut Sugiyono (2011: 226) melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan
3) Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
4) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
Berikut adalah langkah-langkah atau proses yang dilakukan dalam penelitian ini:
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan analisa terhadap visi dan misi
organisasi.
(kekuatann, kelemahan, peluang dan ancaman) dengan bantuan Kuesioner SWOT Balanced
Scorecard Development Tool dari Rangkuti (2011; 13). Kuesioner ini berbentuk keusioner
wawancara terbuka, dimana wawancaranya dilakukan terhadap manajemen penting
organisasi.
3. Dengan memperhatikan faktor strategis organisasi dan visi misi organisasi maka selanjutnya
dilakukan penyusunan sasaran strategis dan indikator kinerja dengan bantuan perspektif
balanced scorecard.
4. Berdasarkan sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut kemudian dibentuk kuesioner
dahulu pola hubungan sasaran strategis dan indikator kinerja dalam aplikasi Super Decision.
sasaran strategis dan indikator kinerja dengan teknik AHP dengan bantuan aplikasi Super
nilai (0,485); persepektif keuangan dengan nilai (0,227); perspektif pertumbuhan dan
pemebelajaran dengan nilai (0,207); serta yang terakhir yaitu persepektif internal bisnis dengan
nilai (0,079).
Prioritas Sasaran starategis kemudian didapatkan dari sintesa hasil Normalized by Cluster
pengunjung lama (0,115), serta meningkatkan pengunjung baru (0,066). Selanjutnya prioritas
sasaran strategis RSUD Awet muda Narmada pada perspektif keuangan berturut-turut adalah
menyediakan atau menambah dana tak terduga (0,10), meningkatkan efisiensi belanja dan biaya
(0,088), serta meningkatkan pendapatan (0,038). Prioritas sasaran strategis RSUD Awet muda
Narmada pada perspektif internal bisnis adalah meningkatkan sarana dan prasarana (0,043),
mengembangkan inovasi dan kreasi dalam bekerja (0,019), serta meningkatkan kualitas dan
produktifitas pelayanan (0,016). Terakhir prioritas sasaran strategis persepektif pertumbuhan dan
Jika dilepaskan dari ikatan perspektif penunjang pada akhirnya sasaran strategis
berdasarkan prioritas RSUD Awet Muda Narmada berturut turut adalah: meningkatkan kepuasan
mempertahankan kepercayaan pengunjung lama (0,115), menyediakan atau menambah dana tak
terduga (0,10), meningkatkan efesiensi belanja dan biaya (0,088), meningkatkan pengunjung
baru (0,66), meningkatkan saran dan prasarana (0,044), meningkatkan pendapatan (0,038),
mengembangkan inovasi dan kreasi dalam kerja (0,019), meningkatkan kualitas dan
Berdasarkan teori yang dikemukakan Mahmudi (2019) tentang Balanced Scorecard pada
organisasi sektor publik, dimana perspektif pelanggan adalah tujuan utama dalam sektor publik,
hasil prioritas perspekrif pada penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan. Secara
praktik, hal ini terjadi sebab tujuan Rumah Sakit RSUD Awet Muda Narmada bertumpu pada
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, hasil penelitian ini terdapat perbedaan
pada urutan prioritas perspektif keuangan, perspektif internal bisnis, dan perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran. Khaeruddin (2021), menemukan hasil pada penelitiannya dimana setelah
perspektif internal bisnis, dan terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Sedangkan Faradila (2021) menemukan hasil pada penelitiannya, setelah perspektif keuangan,
prioritas perspektif berturut-turut diikuti oleh perspektif internal bisnis, perspektif pertumbuhan
dan perkembangan, dan terakhir adalah perspektif keuangan. Pada penelitian ini diketahui
perspektif pertumbunan dan pembelajaran, dan perspektif internal bisns. Perbedaan prioritas
perspektif setelah perspektif pelanggan ini adalah suatu hal yang lumrah terjadi, sebab sifat
analisa penemuan prioritas yang menggunakan AHP/ANP yang mengandalkan pendapat dari
manusia (human) sesuai dengan tempat pekerjaan)mereka, dimana analisa AHP/ANP ini juga
merupakan alat (tools) yang bersifat kualitatif-kuantitatif. Dari segi Balanced Scorecard pada
sektor publik, hal ini juga didukung oleh Mahsun (2013), dimana perspektif keuangan, internal
bisnis, serta perspektif pertumbuhan dan peembelajaran berada dalam posisi yang sama dengan
Hasil prioritas perspektif dan sasaran strategis ini adalah pilihan objektif dan ideal dari
pihak manajemen RSUD Awet Muda Narmada, sehingga dapat menjadi acuan atau pun
perhatian dalam menetapkan kebijakan ke depannya yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran
strategis organisasi (manajemen kinerja). Adapun hasil prioritas perspektif ini memiliki makna
dalam sasaran strategis rumah sakit lebih lanjut: perspektif pelanggan yaitu memberikan
gambaran penilaian yang baik dari masyarakat atau pelanggan kepada RSUD Awet Muda
Narmada, dalam hal kepuasan masyarakat dan kenyamanannya; perspektif keuangan yaitu
terwujudnya kemandirian fiskal rumah sakit guna meningkatkan pelayanan kesehatan; perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran yaitu rumah sakit memperbaiki dan meningkatkan nilai untuk
pelanggan dan masyarakat, baik itu sarana dan prasarana maupun pelayanan sumber daya
manusia rumah sakit; serta perspektif internal bisnis yaitu menemukan bidang atau hal baru lain
depannya.
5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah
sebagai berikut: Prosess (AHP) menunjukan prioritas utama sasaran strategis RSUD Awet Muda
diikuti oleh perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan terakhir adalah perspektif internal
bisnis. Dalam perspektif keuangan, prioritas sasaran strategis berturut-turut adalah meningkatkan
pengunjung, serta meningkatkan pengunjung baru. Pada perspektif keuangan prioritas sasaran
strategis berturut-turut adalah menyediakan atau menambah dana tak terduga, meningkatkan
efisiensi belanja dan biaya, serta meningkatkan pendapatan. Prioritas sasaran strategis pada
mengembangkan inovasi dan kreasi dalam bekerjaserta meningkatkan kualitas dan produktifitas
pelayanan. Yang terakhir dalam perspektif pembelajran dan pertumbuhan prioritas sasaran
strategis berturut-turut adalah meningkatkan keahlian dan kemampuan, meningkatkan
Daftar Pustaka
Darmawan, D., & Rismawati. (2020). Hasil Pemberdayaan Masyarakat Oleh Koperasi Simpan
Faradila, B. R. (2021). Kerangka Desain Balance Scorecard untuk Badan Usaha Milik Desa
Kaplan, R. s., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy Into
Kemenkes RI Nomor 340. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Scorecard (Studi Kasus pada Pemerintah Desa Usar Mapin Kecamatan Alas Barat
Mahmudi. (2019). Manajemen Kinerja Sektor Publik (3rd ed.). UPP STIM YKPN.
Mulyadi. (2014). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Sorecard
Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang
Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. PT Gramedia Pustaka Utama.
Saaty, T. L. (1988). Multicriteria Decision Making - The Analytic Hierarchy Process. United