Anda di halaman 1dari 9

Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka

waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31
Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan membelanjai
kegitan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat
berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga ata pinjaman
tersebut secara periodik selama jangka waktunya. Pembayaran dilakukan dengan kas namun
dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang
jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda
akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek.
Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang
jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.

B. Jenis jenis utang jangka panjang

1. Utang Hipotik

Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan
harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah
atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual
jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah penyerahan tertulis
mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran hutang dengan
ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya
hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang
menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber,
misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan
jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.

2. Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat
obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Apabila perusaahaan membutuhkan
tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan
cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari
satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual
bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu
beredarnya obligasi tersebut.

Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual
obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi
harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.Dalam surat obligasi
dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan
lain sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan obligasi
sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik
investor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan
dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan
bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan
pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga
harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh
tempo.

C. Bentuk bentuk obligasi

1. Government Bond

Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang
digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-
annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10
(sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh)
tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli
kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency
Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai
highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal
Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.

2. CorporateBond

Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan
untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada
pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut
debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur.

3. Registered Bond

Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.

4. Coupon Bonds atau Bearer Bonds

Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak dicantumkan dalam
sertifikatnya.

5. . Term Bonds

Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.

6. Serial Bonds

Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal
tertentu).

D. Penilaian obligasi saat diterbitkan

Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang dapat dihitung
berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran debitur obligasi di masa
yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban bunga ini dipengaruhi
oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)

Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.


Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di bawah
nilai pari

Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.

Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik obligasi adalah bahwa
pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai premium. Oleh karena itu
diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat selisih antara kas yang
diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara diamortisasi setiap akhir
periode setiap akhir periode atau setiap tanggal pembayaran bunga. Pada saat tanggl jatuh tempo,
diskonto atau premium sudah harus habis diamortisasi sehingga nilai buku obligasi sama dengan
nilai nominalnya.

Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :

1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama

2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode berbeda-beda.

E. Disposisi hutang obligasi

Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu

1. Jatuh tempo

Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar nilai parinya dan
diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian
yang muncul.

a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx

2. Pelunasan dini

Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable bonds). Jika
terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka masih ada premium
atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada kemungkinan besarnya pelunasan lebih
rendah atau lebih tinggi dari nilai buku obligasi sehingga muncul keuntungan atau kerugian
akibat pelunasan dini.

a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx

b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
F. Harga obligasi

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50
juta = Rp 50 juta.

2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x
Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3. at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x
Rp 50 juta = Rp 49 juta.

G. pencatatan hutang obligasi

Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping
membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir
sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli
dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi.
Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran
bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan
dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening
biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening
biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.

Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau
setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut disajikan contoh
pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan
untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per
tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei
dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga
Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah
bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT
Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur
obligasi dihitung sebagai berikut:

2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)

2007 = 12 bulan

2008 = 12 bulan

2009 = 12 bulan

2010 = 12 bulan

2011 = 4 bulan

Jumlah = 58 bulan

Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar,
yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,-
(Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58
bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya akan
dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber yang bukan
dari kelompok aktiva lancar.

Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi
saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari
utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi.
Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan
tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung
pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin
tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah.
Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau
melalui lembaga-lembaga keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/

http://dzaitunakhdan.blogspot.com/2012/03/hutang-jangka-panjang.html

http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html

http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_akuntansi_2/bab4-
investasi_dan_hutang_jangka_panjang.pdf
http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/22/hutang-jangka-panjang-2/
http://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/11/06/hutang-jangka-panjang/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/akuntansi-keu-menengah-2-hutang-jangka-panjang-
hipotik/

Anda mungkin juga menyukai