Anda di halaman 1dari 15

[Document title]

wahyu E prastiya
[Company name] [Company address]
\

Mengapa Pengungsi Rohingya Ditolak


Warga Aceh? Ini Penjelasannya
Tim detikcom - detikNews

Selasa, 21 Nov 2023 09:46 WIB

Ratusan pengungsi Rohingya yang menggunakan kapal kayu mendarat di Bireuen


dan Pidei, Aceh. Namun, kedatangan mereka ditolak oleh masyarakat Aceh.

Warga Aceh memiliki alasan tersendiri mengapa menolak untuk memberikan


pengungsian kepada para imigran Rohingya tersebut. Simak penjelasannya.

Mengapa Pengungsi Rohingya Ditolak


di Aceh?
Dilansir detikSumut, 490 imigran Rohingya mendarat secara bersamaan di Bireuen dan
Pidie, Aceh pada Minggu (19/11/2023) dini hari. Namun, sebanyak 249 pengungsi Rohingya
yang tiba di Bireuen ditolak warga.

Imigran Rohingya di Bireuen di Kecamatan Gandapura kemudian berpencar ke beberapa


desa. Mereka disebut tiba di daratan sekitar pukul 02.00, Minggu (19/11/2023) dan
ditemukan di empat desa yakni Lhok Mambang, Samuti Rayeuk, Samuti Krueng dan Blang
Rheu.
\

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan, masyarakat keempat desa
tersebut menolak kehadiran Rohingya. Mereka berencana membawa imigran tersebut
kembali ke kapal agar melanjutkan perjalanan keluar dari kecamatan tersebut.

"Warga membawa Rohingya kembali ke kapal menggunakan dump truk dan mobil pikap,"
kata Joko.

Sebelumnya, warga Bireuen, Aceh juga menolak pengungsi Rohingya yang datang pada
Kamis (16/11/2023). Polisi mengungkap alasan masyarakat menolak kedatangan pengungsi
Rohingya.

Alasannya karena tidak ada tempat penampungan. Selain itu, para pengungsi sebelumnya
yang melarikan diri dianggap tidak menjaga kebersihan.

"Para pengungsi yang melarikan diri tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan
syariat Islam dan adat di kalangan masyarakat," kata Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki
Ismanto, Kamis (16/11/2023).

Tanggapan Kemlu Soal Aceh Tolak Pengungsi


Rohingya
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) buka suara soal 249 pengungsi Rohingya ditolak warga
Bireuen, Aceh. Kemlu mengatakan Indonesia secara aturan tidak memiliki kewajiban untuk
menampung para pengungsi.

"Yang jelas Indonesia bukan pihak pada Konvensi Pengungsi 1951. Karena itu Indonesia
tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi untuk
memberikan solusi permanen bagi para pengungsi tersebut," kata Juru Bicara Kementerian
Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (16/11/2023).

Iqbal mengakui Indonesia selama ini telah terbuka dalam menampung sejumlah pengungsi
dari luar negeri. Namun, hal itu dilakukan atas dasar kemanusiaan.

"Penampungan yang selama ini diberikan semata-mata karena alasan kemanusiaan.


Ironisnya banyak negara pihak pada konvensi justru menutup pintu dan bahkan menerapkan
kebijakan push back terhadap para pengungsi itu," jelas Iqbal.
\

Menentukan Kalimat Fakta Dan Opini di


dalam Berita “ Mengapa Pengungsi
Rohingya Ditolak Warga Aceh? Ini
Penjelasannya ” – DetikNews

A. Fakta
Kalimat Fakta:
1. “Ratusan pengungsi Rohingya yang menggunakan kapal kayu mendarat di Bireuen
dan Pidie, Aceh.”
2. "490 imigran Rohingya mendarat secara bersamaan di Bireuen dan Pidie, Aceh pada
Minggu (19/11/2023) dini hari."
3. "Sebanyak 249 pengungsi Rohingya yang tiba di Bireuen ditolak warga."
4. "Imigran Rohingya di Bireuen di Kecamatan Gandapura kemudian berpencar ke
beberapa desa."
5. "Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan, masyarakat
keempat desa tersebut menolak kehadiran Rohingya."

B. Opini
Kalimat Opini:
1. "Namun, kedatangan mereka ditolak oleh masyarakat Aceh." – kalimat tersebut lebih
ke deskripsi kontekstual.
2. "Warga Aceh memiliki alasan tersendiri mengapa menolak untuk memberikan
pengungsian kepada para imigran Rohingya tersebut." – ini adalah penjelasan atau
deskripsi alasan di balik tindakan warga Aceh
3. "Alasannya karena tidak ada tempat penampungan. Selain itu, para pengungsi
sebelumnya yang melarikan diri dianggap tidak menjaga kebersihan." – Penjelasan
mengenai alasan penolakan oleh warga Aceh.
4. "Penampungan yang selama ini diberikan semata-mata karena alasan
kemanusiaan." – Lebih ke penjelasan mengenai alasan pemberian bantuan
kemanusiaan oleh Indonesia.
5. "Ironisnya banyak negara pihak pada konvensi justru menutup pintu dan bahkan
menerapkan kebijakan push back terhadap para pengungsi itu.” – Penjelasan terkait
dengan kebijakan negara-negara terkait pengungsi (bukan opini pribadi).

- BERITA 1 -
\

Pengungsi Rohingya di Aceh yang


akan didorong kembali
ke laut – Benar News

UNHCR dan KontraS desak otoritas dan masyarakat setempat menerima para pengungsi seperti
sebelumnya.

Pizaro Gozali Idrus


2023.11.16
Jakarta

Pengungsi Rohingya yang berenang mencapai pantai tampak meminta belas kasihan sementara yang
lainnya masih dalam perahu setelah masyarakat setempat memutuskan untuk tidak mengizinkan mereka
mendarat tetapi memberi mereka makanan dan minuman di Pineung, Kabupaten Bireuen Aceh pada 16
November 2023. Dua hari sebelumnya hampir 400–an pengungsi Rohingya dalam dua perahu telah
mendarat di kabupaten Pidie dan ditampung pemerintah dan warga setempat.
\

Lebih dari 200 pengungsi Rohingya kembali mencapai daratan Aceh


pada Kamis (16/11) menjadikan dalam minggu ini total hampir 600
pengungsi asal Myanmar mendarat di provinsi itu, walaupun
rombongan ketiga ini ditolak kedatangannya oleh warga lokal, dan
memaksa mereka kembali ke laut.
Kementerian Luar Negeri mengatakan para penyelundup dan
penjahat perdagangan manusia telah menyalahgunakan
kemurahan hati Indonesia yang selama bertahun-tahun telah
mengizinkan para pengungsi untuk masuk.
Sementara polisi mengatakan pihaknya bersama personel tentara
sudah membujuk warga untuk mau menerima kehadiran
etnis minoritas Muslim yang dipersekusi di negara asalnya itu di
Aceh dengan alasan kemanusiaan, tapi warga tetap menolak
kedatangan mereka.
Dalam video yang dibagikan polisi kepada BenarNews, terlihat
kapal kayu berisi para pengungsi tertahan dalam radius 200 meter
dari bibir pantai di perairan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh.
“Kami sudah negosiasi, tapi masyarakat tidak mau menerima,” ujar
Humas Polres Bireuen Ipda Marzuki kepada BenarNews.
Akibat penolakan warga, Marzuki mengatakan bahwa kini para
pengungsi Rohingya tersebut telah kembali lagi ke laut.
Perahu tersebut kemudian berlayar kembali dan berusaha berlabuh
di Lhokseumawe di Aceh utara, namun mendapat perlawanan
serupa dari warga lokal, kata Salman Alfarisi, juru bicara polisi
setempat.
“Mereka hendak berlayar lagi tetapi perahu mereka mengalami
masalah mesin,” ujar Salman.
Kasat Intel Polres Bireuen Ipda Jolly Ronny Mamarimbing
mengatakan alasan penolakan warga adalah karena warga
Rohingya dinilai sering berbuat onar, keluyuran, jorok, dan sering
kabur setelah diselamatkan.
Sebelum kembali berlayar, lanjut Ronny, masyarakat bersama TNI
dan Polri telah membekali para pengungsi dengan makanan.
\

“Ada lima orang yang dengan alasan kemanusiaan akhirnya


diperkenankan turun karena mereka dalam kondisi sakit,” jelas
Ronny.

Pengungsi Rohingya berada di perahu mereka setelah masyarakat lokal yang memberikan mereka
makanan dan minuman menolak mengizinkan mereka mendarat di Pineung, Provinsi Aceh pada 16
November 2023. [Amanda Jufrian/AFP]

Tidak meratifikasi Konvensi Pengungsi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal


mengatakan Indonesia bukan pihak yang meratifikasi Konvensi
Pengungsi 1951 karena itu Indonesia tidak memiliki kewajiban dan
kapasitas untuk menampung pengungsi.
“Apalagi untuk memberikan solusi permanen bagi para pengungsi
tersebut,” jelas Iqbal dalam keterangannya.
\

Iqbal menambahkan penampungan yang selama ini diberikan


pemerintah kepada pengungsi Rohingya semata-mata dilakukan
karena alasan kemanusiaan.
“Ironisnya banyak negara yang turut meratifikasi konvensi
pengungsi justru menutup pintu dan bahkan menerapkan
kebijakan push back terhadap para pengungsi itu,” jelasnya.
Iqbal menyampaikan kebaikan Indonesia menampung sementara
pengungsi Rohingya juga banyak dimanfaatkan penyelundup
manusia yang mencari keuntungan finansial dari para pengungsi.
“Bahkan banyak di antara mereka teridentifikasi korban TPPO
(Tindak Pidana Perdagangan Orang),” jelasnya.
Pertengahan Juni 2021, Pengadilan Negeri Lhoksukon, Kabupaten
Aceh Utara, menjatuhkan vonis lima tahun penjara kepada tiga
nelayan - Abdul Aziz, Faisal Afrizal dan Afrijal alias Raja, karena
terbukti menyelundupkan puluhan warga Rohingya ke perairan
Indonesia pada Juni 2020 melalui Aceh Utara dan menerima upah
sekitar Rp1,5 juta untuk setiap orang yang diselamatkan.

UNHCR, KontraS minta warga terima pengungsi

Dalam tiga hari terakhir, para pengungsi Rohingya mendarat di


berbagai wilayah di Aceh setelah terapung di lautan selama
berbulan-bulan. Masing-masing sebanyak 194 pengungsi mendarat
di perairan Muara Tiga, Kabupaten Pidie pada Selasa (14/11) dan
sebanyak 146 pengungsi Rohingya tiba di perairan Batee, di
Kabupaten Pidie keesokan harinya, menurut data lembaga PBB
untuk urusan pengungsi, UNHCR.
Juru bicara UNHCR Indonesia Mitra Salima Suryono meminta pihak
otoritas dan masyarakat setempat untuk tetap mengizinkan
pendaratan bagi kapal pengungsi.
“UNHCR siap membantu pemerintah, pihak otoritas dan masyarakat
dalam menjalankan upaya-upaya penyelamatan jiwa bagi
pengungsi,” -ujar Mitra kepada BenarNews.
\

Dalam beberapa hari terakhir, kata dia, Indonesia telah


menunjukkan praktik terbaik dalam penerimaan dan penyelamatan
pengungsi yang tiba melalu kapal di Aceh.
“Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia dan prinsip
kemanusiaan,” ucap Mitra.
Mitra menegaskan prioritas UNHCR adalah menjaga keselamatan
dan kesehatan para pengungsi Rohingya, yang banyak di antaranya
perempuan dan anak-anak yang rentan dan membutuhkan bantuan
darurat.
Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (KontraS) Aceh, mengecam tindakan penolakan terhadap
para pengungsi Rohingya untuk mendarat.
“Penolakan terhadap pengungsi yang sudah sempat mendarat lalu
mengembalikan mereka ke perairan, justru melanggar prinsip 'non-
refoulement' yang merupakan salah satu kewajiban internasional
bagi setiap negara,” ujar Koordinator KontraS Aceh Azharul Husna
kepada BenarNews.
Padahal, lanjut Husna, penderitaan yang dialami pengungsi
Rohingya yang memaksa mereka berpindah tempat mencari
penghidupan, tak bisa dilepaskan dari sejarah kekerasan yang
dialaminya di Myanmar.
“Aceh tentu tidak asing dengan pengalaman tersebut, karena ketika
konflik terjadi di masa lalu, banyak warga Aceh yang terancam
keselamatannya sehingga harus mencari suaka ke luar negeri,” ujar
Husna.
Menurut Husna, peraturan Presiden tahun 2016 telah menyatakan
secara tegas bahwa pemerintah bekerja sama dengan lembaga
tinggi PBB melalui organisasi internasional yang menangani
pengungsi.
"Ketika pemerintah diam saja membiarkan persoalan ini berlarut-
larut, sehingga terjadi penolakan, ini sangat kita sayangkan," tukas
Husna.
\

Pengungsi Rohingya antri untuk sarapan di tempat penampungan sementara mereka di Padang Tiji,
Kabupaten Pidie, Aceh, pada 16 November 2023. Setidaknya 147 pengungsi mendarat di provinsi
paling barat Indonesia itu pada 15 November - kata otoritas seperempat - sehari setelah hampir 200
orang lainnya mendarat di wilayah yang sama. [Chaideer Mahyuddun/AFP]

Etnis Rohingya telah dipersekusi selama bertahun-tahun di negara


asalnya yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Sejak
2017, lebih dari sejuta warga Rohingya meninggalkan rumah
mereka ketika militer Myanmar melakukan pembantaian terhadap
mereka yang digambarkan oleh PBB sebagai "contoh nyata dari
pembersihan etnis".
Kelompok hak asasi manusia mengatakan banyaknya manusia
perahu itu menyoroti situasi yang memburuk di Myanmar
menyusul kudeta militer pada Februari 2021, serta kondisi buruk di
kamp pengungsi Cox’s Bazar, sebuah distrik di tenggara Bangladesh
yang berbatasan dengan Myanmar, dimana hampir sejuta warga
Rohingya ditampung.
Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di
dunia, memiliki sejarah yang selalu terbuka terhadap kedatangan
\

kelompok yang disebut sebagai salah satu minoritas paling


teraniaya di dunia.
Pada tahun 2015, Indonesia mengizinkan ribuan warga Rohingya
mendarat di pantainya bersama para pengungsi dari Bangladesh,
setelah perahu-perahu reyot mereka terapung di laut selama
berbulan-bulan. Setelah itu sudah beberapa kali perahu-perahu
kayu membawa warga Rohingya mendarat di pesisir Aceh.

Menentukan Kalimat Fakta Dan Opini di


dalam Berita “ Mengapa Pengungsi
Rohingya Ditolak Warga Aceh? Ini
Penjelasannya ” – BenarNews
A. Fakta
Kalimat Fakta:
1. "Pengungsi Rohingya yang berenang mencapai pantai tampak meminta belas
kasihan sementara yang lainnya masih dalam perahu setelah masyarakat
setempat memutuskan untuk tidak mengizinkan mereka mendarat tetapi memberi
mereka makanan dan minuman di Pineung, Kabupaten Bireuen Aceh pada 16
November 2023."
2. "Lebih dari 200 pengungsi Rohingya kembali mencapai daratan Aceh pada Kamis
(16/11) menjadikan dalam minggu ini total hampir 600 pengungsi asal Myanmar
mendarat di provinsi itu."
3. "Kementerian Luar Negeri mengatakan para penyelundup dan penjahat
perdagangan manusia telah menyalahgunakan kemurahan hati Indonesia yang
selama bertahun-tahun telah mengizinkan para pengungsi untuk masuk."
4. "Dalam video yang dibagikan polisi kepada BenarNews, terlihat kapal kayu berisi
para pengungsi tertahan dalam radius 200 meter dari bibir pantai di perairan
Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh."
5. "Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan
Indonesia bukan pihak yang meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 karena itu
Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi."
6. Pertengahan Juni 2021, Pengadilan Negeri Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara,
menjatuhkan vonis lima tahun penjara kepada tiga nelayan - Abdul Aziz, Faisal
Afrizal dan Afrijal alias Raja, karena terbukti menyelundupkan puluhan warga
Rohingya ke perairan Indonesia pada Juni 2020 melalui Aceh Utara dan
menerima upah sekitar Rp1,5 juta untuk setiap orang yang diselamatkan
7. "Akibat penolakan warga, Marzuki mengatakan bahwa kini para pengungsi
Rohingya tersebut telah kembali lagi ke laut.".
\

8. Pada tahun 2015, Indonesia mengizinkan ribuan warga Rohingya mendarat di


pantainya bersama para pengungsi dari Bangladesh, setelah perahu-perahu reyot
mereka terapung di laut selama berbulan-bulan. Setelah itu sudah beberapa kali
perahu-perahu kayu membawa warga Rohingya mendarat di pesisir Aceh.

B. Opini
Kalimat Opini/deskripsi kontekstual:
1. "UNHCR, Kontras minta warga terima pengungsi" - merupakan deskripsi singkat
tentang tindakan yang diinginkan oleh UNHCR, yang dapat dianggap sebagai
deskripsi kontekstual atau opini yang mencerminkan pandangan lembaga
tersebut.

- BERITA 2 -
\

Ulah Pengungsi Rohingya yang Bikin


Warga Aceh Berang Berujung Penolakan
Tim detikSumut - detikSumut

Minggu, 19 Nov 2023 08:30 WIB

Pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh. (Foto: AP/Rahmat Mirza)

Banda Aceh - Heboh warga Aceh menolak kedatangan 249 pengungsi Rohingya yang
kapalnya mendarat di bibir pantai wilayah Aceh. Ternyata ulah pengungsi Rohingya yang
tiba sebelum-sebelumnya menjadi alasan warga Aceh menolak kedatangan mereka.
Sebelumnya, pada Kamis (16/11/2023) subuh, kapal pengungsi Rohingya tersebut tiba di
bibir pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka Bireuen. Warga yang
mengetahui kedatangan pengungsi Rohingya itu lalu ramai-ramai datang ke lokasi. Mereka
menolak ratusan pengungsi tersebut mendarat.

"Kesimpulan bersama masyarakat menolak kehadiran Rohingya ke daratan. Warga tidak


menerima," kata Kepala Desa Pulo Pineung Mukhtaruddin kepada wartawan.

Mukhtar menyebut warga menolak karena merasa kerepotan dengan para pengungsi
Rohingya yang tiba sebelumnya di Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, pada 16
Oktober lalu.

Sejumlah pengungsi nekat melompat ke laut dan berenang ke darat namun dipaksa untuk
kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan. Diketahui, sudah 3 rombongan pengungsi
Rohingya tiba di wilayah Aceh selama 3 hari berturut-turut.

Gelombang pertama sebanyak 196 mendarat di Desa Kalee, Kecamatan Muara Tiga, Pidie,
\

Selasa (14/11). Gelombang kedua sebanyak 174 imigran mendarat di Pasie Meurandeh,
Kecamatan Batee, Pidie pada Rabu (15/11).

Usai di tolak warga di Bireuen, para pengungsi tersebut lalu melanjutkan perjalanan laut di
Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Namun warga Aceh Utara juga
menolak kedatangan mereka.

"Mereka sudah melanjutkan perjalanan sebab masyarakat menolak keras dan mulai
beringas," kata Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto saat dimintai konfirmasi
detikSumut, Kamis (16/11/2023).

Akhirnya, para pengungsi juga melanjutkan perjalanan dengan kapal mereka sekitar pukul
22.00 WIB tadi usai kapal diperbaiki masyarakat, dan diberikan bantuan logistik dan BBM
kapal.

Menurut Henki, masyarakat menolak kedatangan pengungsi Rohingya tersebut lantaran


tidak ada tempat penampungan serta kesan buruk dari pengungsi Rohingya sebelumnya.

"Para pengungsi yang melarikan diri, tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan
syariat Islam dan adat di kalangan masyarakat," jelas Henki.

Bantuan yang diberikan warga dan polisi juga sempat dibuang para pengungsi Rohingya
tersebut ke laut karena mereka ditolak.

"Tadi mereka kita bantu kita berikan nasi, mi instan, air mineral, beras dan lainnya. Awalnya
mereka menolak yang kita kasih dan beras sama Indomie dibuang ke laut," kata Kapolsek
Jangka Ipda Novizal saat dimintai konfirmasi detikSumut, Kamis (16/11/2023).

Mereka pun akhirnya meninggalkan lokasi dan menuju ke arah timur.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto juga mengatakan, warga bahkan
sempat meminta pengungsi yang sudah turun ke darat untuk kembali naik ke kapal karena
menolak kedatangan mereka.

"Salah satu alasan penolakan yang berkembang, karena imigran Rohingya yang pernah
terdampar sebelumnya berperilaku kurang baik dan tidak patuh pada norma-norma
masyarakat setempat," kata Joko dalam keterangan kepada wartawan.

Diketahui, sejak beberapa tahun silam sudah banyak pengungsi Rohingya yang mendarat
dan ditampung di sejumlah wilayah di Aceh. Beberapa dari mereka sempat membuat ulah,
di antaranya kabur dari penampungan, hingga melakukan tindakan kriminal. Bahkan
disinyalir, pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh terlibat perdagangan orang.

Menentukan Kalimat Fakta Dan Opini di


dalam Berita “ Mengapa Pengungsi
\

Rohingya Ditolak Warga Aceh? Ini


Penjelasannya ” – DetikSumut
A. Fakta
Kalimat Fakta:
1. "Sebelumnya, pada Kamis (16/11/2023) subuh, kapal pengungsi Rohingya
tersebut tiba di bibir pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan
Jangka Bireuen."
2. "Mukhtar menyebut warga menolak karena merasa kerepotan dengan para
pengungsi Rohingya yang tiba sebelumnya di Desa Matang Pasi, Kecamatan
Peudada, pada 16 Oktober lalu."
3. "Diketahui, sudah 3 rombongan pengungsi Rohingya tiba di wilayah Aceh selama
3 hari berturut-turut."
4. "Gelombang pertama sebanyak 196 mendarat di Desa Kalee, Kecamatan Muara
Tiga, Pidie, Selasa (14/11). Gelombang kedua sebanyak 174 imigran mendarat di
Pasie Meurandeh, Kecamatan Batee, Pidie pada Rabu (15/11)."
5. "Akhirnya, para pengungsi juga melanjutkan perjalanan dengan kapal mereka
sekitar pukul 22.00 WIB tadi usai kapal diperbaiki masyarakat, dan diberikan
bantuan logistik dan BBM kapal."
6. Akhirnya, para pengungsi juga melanjutkan perjalanan dengan kapal mereka
sekitar pukul 22.00 WIB tadi usai kapal diperbaiki masyarakat, dan diberikan
bantuan logistik dan BBM kapal.
7. "Heboh warga Aceh menolak kedatangan 249 pengungsi Rohingya yang
kapalnya mendarat di bibir pantai wilayah Aceh."

B. Opini
Kalimat Opini/deskripsi kontekstual:
1. "Menurut Henki, masyarakat menolak kedatangan pengungsi Rohingya tersebut
lantaran tidak ada tempat penampungan serta kesan buruk dari pengungsi
Rohingya sebelumnya." - Ini adalah penjelasan dari sudut pandang Kapolres
Lhokseumawe Henki tentang alasan penolakan masyarakat, mencakup kesan
buruk dari pengungsi sebelumnya.” - penjelasan dari sudut pandang Kapolres
Lhokseumawe Henki tentang alasan penolakan masyarakat, mencakup kesan
buruk dari pengungsi sebelumnya.

- BERITA 3 -

Anda mungkin juga menyukai