Anda di halaman 1dari 6

Judul Video : Alasan Rohingya Mengungsi di Indonesia

Judul Youtube :

Referensi Excel :1

Thumbnail :

Sumber Artikel :12

-----------jeda sedikit sebelum lanjut!

Hello Teknolovers!!!

Jumlah pengungsi Rohingya yang terus meningkat di wilayah Aceh membuat banyak orang
bertanya-tanya tentang alasan mengapa mereka tiba di Indonesia. Pada pertengahan
November 2023, sekitar 1.084 pengungsi Rohingya tiba di Aceh. Mereka datang dalam enam
gelombang. Tiga di Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Sabang, dan tiga lagi di Kabupaten Pidie.

Beberapa ditempatkan di Kamp Mina Raya, sedangkan yang lain ditempatkan di tempat
penampungan sementara di bekas kantor imigrasi Kota Lhokseumawe, Aceh. Tujuh pengungsi
Rohingya, semuanya laki-laki, baru-baru ini melarikan diri dari kantor imigrasi lama Kota
Lhokseumawe.

Saat petugas membagikan makanan pada Senin, 27 November 2023, diketahui bahwa ketujuh
pengungsi telah menghilang dari lokasi penampungan. Pada awalnya, ada 514 pengungsi, tetapi
saat itu hanya tersisa 507 orang.

Karena pengungsi Rohingya tidak memahami wilayah Aceh dan kesulitan berkomunikasi karena
keterbatasan bahasa, mereka pasti membutuhkan orang lain untuk melarikan diri. Terlepas dari
hal tersebut, sebenarnya apa sih alasan Pengungsi Rohingya Datang ke Indonesia? Dan
bagaimana komitmen Indonesia terhadap penyelesaian konflik pengungsi?

-----------

Alasan Pengungsi Rohingya Datang di Indonesia

Militer Myanmar melakukan kekerasan dan genosida terhadap orang Rohingya pada 2017 lalu.
Ini adalah alasan awal kedatangan warga Rohingya. Warga Rohingya kabur ke negara terdekat
untuk mencari suaka karena situasi ini.

Warga Rohingya berlayar menggunakan kapal kayu dan peralatan yang mereka miliki. Data dari
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang
Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar. Warga Rohingya kemudian mendarat di garis
pantai wilayah terluar beberapa negara, termasuk Aceh, Indonesia, setelah terombang-ambing
di lautan.

Sebenarnya, siapa Rohingya dan alasan mengapa mereka mengungsi?

Kelompok minoritas Muslim yang dikenal sebagai Rohingya telah tinggal di Myanmar selama
berabad-abad, dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Meskipun telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, Rohingya tidak dianggap sebagai
kelompok etnis resmi dan telah ditolak kewarganegaraannya sejak tahun 1982, menjadikan
mereka populasi terbesar di dunia yang tidak memiliki kewarganegaraan.

Keluarga Rohingya sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual, dan kekerasan
berbasis gender, karena mereka adalah kelompok yang tidak memiliki kewarganegaraan dan
tidak memiliki hak-hak dasar.

Menurut UNHCR, Rohingya telah mengalami diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan selama
bertahun-tahun di Myanmar. Lebih dari 742.000 orang—sebagian besar dari mereka adalah
anak-anak—dipaksa melarikan diri ke Bangladesh akibat gelombang kekerasan yang
mengerikan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang dimulai pada Agustus 2017.

Semua desa dibakar, ribuan keluarga dibunuh atau terpisah, dan banyak pelanggaran hak asasi
manusia dilaporkan.

Sejak tahun 1990-an, lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya melarikan diri dari kekerasan di
Myanmar dalam beberapa gelombang pengungsian. Saat ini, lebih dari 960.000 dari mereka
tinggal di Bangladesh, terutama di sekitar dan di dalam kamp pengungsian Kutupalong dan
Nayapara, yang merupakan kamp pengungsian terbesar dan terpadat di dunia di wilayah Cox's
Bazar, Bangladesh.

Lebih dari lima puluh dua persen pengungsi Rohingya di Bangladesh adalah anak-anak, dengan
lima puluh satu persen perempuan dan anak perempuan. Sangat penting untuk membantu
komunitas tuan rumah untuk hidup berdampingan secara damai, karena populasi pengungsi
saat ini mencapai sepertiga dari semua orang yang tinggal di wilayah Cox's Bazar.

Pemerintah Bangladesh telah merelokasi hampir 30.000 pengungsi ke pulau Bahasan Char sejak
tahun 2021 untuk mengosongkan 33 kamp di Cox's Bazar. Meskipun layanan bantuan
kemanusiaan dan perlindungan telah ditingkatkan di pulau tersebut, masih ada kesenjangan
yang signifikan dalam layanan dan keberlanjutan layanan yang sangat penting.

Rohingya dan Komitmen Indonesia Lindungi Pengungsi Dunia


PBB menyatakan bahwa Rohingya adalah salah satu kelompok minoritas yang paling teraniaya
di dunia. Situs mereka benar-benar menyedihkan. Mereka tidak mendapatkan hak dasar untuk
hidup seperti makanan, pakaian, dan papan di tempat tinggal aslinya. Tentu saja, akses
tambahan seperti pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja juga dapat dianggap tidak ada.

Ini adalah hasil dari genosida yang dilakukan secara sistematis selama bertahun-tahun oleh
pemerintah Myanmar. Sejak 1970-an, kelompok etnis ini dihapus secara sistematis dan massal.
Pada awal 1980-an, pemerintah Myanmar secara resmi menyatakan bahwa Rohingya bukanlah
kelompok etnik yang diakui.

Genosida Rohingya memerlukan pemahaman multidimensi. Secara geografis, kelompok etnis


Rohingya telah tinggal di Negara Bagian Rakhine sejak lama. Dua etnik yang sama-sama
beragama Islam di sana disebut Rohingya dan Arakan. Arakan berbeda dari Rohingya dan diakui
oleh pemerintah sebagai etnik resmi.

Posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang menerima pengungsi Rohingya sangat tidak
masuk akal. Di satu sisi, Konvensi 1951 dan Protokol 1967, yang merupakan dasar hukum
internasional terkait dengan kondisi pengungsi, belum diratifikasi oleh Indonesia sampai saat
ini. Oleh karena itu, Indonesia tidak diwajibkan secara hukum untuk menerima pengungsi
Rohingya yang datang.

Karena itu, Indonesia tetap ingin menerima mereka dengan baik. Pasti, hanya karena
kemanusiaan. Meskipun Indonesia belum meratifikasi konvensi, tindakan yang dilakukannya
sudah sesuai dengan salah satu isi konvensi, yang meminta negara tujuan pengungsi untuk
menahan para pencari suaka untuk kembali ke negara asalnya.

Namun, pemerintah jelas tidak dapat bertanggung jawab sepenuhnya atas masalah pengungsi
ini. Agar penanganan pengungsi dapat dilakukan dengan lebih baik, negara-negara sekitar dan
organisasi internasional harus bekerja sama dan membantu satu sama lain. Sejauh ini, sejumlah
lembaga internasional seperti UNHCR dan IOM juga telah terlibat.

ASEAN juga harus mempertimbangkan masalah ini dalam konteks regionalisme. Faktanya,
Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami krisis pengungsi. Malaysia dan Thailand,
serta beberapa negara rekanan ASEAN, seperti India, juga terkena dampak dari fluktuasi
pengungsi Rohingya.

Mengingat aspek politik dari krisis ini, menyelesaikan masalah ini melalui kerangka regional juga
masuk akal. Pasalnya, selain karena undang-undang internasional, mengembalikan para
pengungsi Rohingya ke Myanmar tidak mungkin karena kondisi politik internal negara tersebut.
Dimulai dengan kudeta junta militer pada 2021, Myanmar masih menghadapi krisis hingga saat
ini. Pemerintahan junta sekarang memilih untuk menunda pemilu hingga waktu yang tidak
ditentukan, yang membuat situasi semakin tidak pasti.

Pemerintah Junta menyatakan bahwa pemilu akan ditunda karena konflik terus terjadi antara
kelompoknya dan oposisinya. Namun, ada dugaan bahwa pemerintah junta masih belum
mampu memenangkan setiap pemilihan, yang membuatnya sulit untuk menang. Selain itu,
suara oposisi masih relatif tinggi.

Tidak diragukan lagi, sebelum krisis Rohingya dapat diselesaikan, sangat penting untuk
menyelesaikan ketidakpastian politik di Myanmar. Selain itu, organisasi regional harus
memprioritaskan nasib etnik Rohingya di Myanmar. Jangan sampai kelompok marjinal ini tidak
memiliki tempat tinggal untuk kembali setelah keadaan politik di negara itu stabil.

---------------

Like, Komen, dan Share (tidak usah dibaca)

Opening Backsound

LICENSE CERTIFICATE: Envato Elements Item

=================================================

This license certificate documents a license to use the item listed below

on a non-exclusive, commercial, worldwide and revokable basis, for

one Single Use for this Registered Project.

Item Title: Bad News

Item URL: https://elements.envato.com/bad-news-CD4MPBL

Item ID: CD4MPBL

Author Username: EliansProductions

Licensee: Daftar Populer

Registered Project Name: Teknologi Populer

License Date: August 17th, 2022


Item License Code: GPJYMKU5W6

The license you hold for this item is only valid if you complete your End

Product while your subscription is active. Then the license continues

for the life of the End Product (even if your subscription ends).

For any queries related to this document or license please contact

Envato Support via https://help.elements.envato.com/hc/en-us/requests/new

Envato Elements Pty Ltd (ABN 87 613 824 258)

PO Box 16122, Collins St West, VIC 8007, Australia

==== THIS IS NOT A TAX RECEIPT OR INVOICE ====

Isi Backsound

LICENSE CERTIFICATE: Envato Elements Item

=================================================

This license certificate documents a license to use the item listed below

on a non-exclusive, commercial, worldwide and revokable basis, for

one Single Use for this Registered Project.

Item Title: Dramatic Trailer

Item URL: https://elements.envato.com/dramatic-trailer-YFCD7PG

Item ID: YFCD7PG

Author Username: StudioKolomna


Licensee: Daftar Populer

Registered Project Name: Teknologi Populer

License Date: January 20th, 2023

Item License Code: Y4Z9LBD8C5

The license you hold for this item is only valid if you complete your End

Product while your subscription is active. Then the license continues

for the life of the End Product (even if your subscription ends).

For any queries related to this document or license please contact

Envato Support via https://help.elements.envato.com/hc/en-us/requests/new

Envato Elements Pty Ltd (ABN 87 613 824 258)

PO Box 16122, Collins St West, VIC 8007, Australia

==== THIS IS NOT A TAX RECEIPT OR INVOICE ====

Anda mungkin juga menyukai