KRISIS ROHINGYA
Disusun oleh:
Bunga Annisa
XII SOS 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Portofolio Sejarah Indonesia untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai nilai
yang maksimal.
Rasa terima kasih saya ucapkan kepada pihak pihak yang membantu dan juga kepada
guru bidang studi Sejarah Indonesia Dwi Anggawati, S.Pd yang telah membimbing saya untuk
menyelesaikan Portofolio Sejarah Indonesia. Portofolio ini berisikan tentang sejarah krisis
rohingya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi
Perkembangan Iptek di Indonesia dalam Bidang Komunikasi dan Informasi dan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua kedepannya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terwujudnya portofolio ini. Penulisan portofolio ini masih kurang sempurna dari yang
seharusnya. Maka dari itu, dibutuhkan kritik dan saran supaya saya dapat mengetahui letak
kesalahan saya dan dapat memperbaiki dalam pembuatan portofolio selanjutnya. Semoga
portofolio ini dapat memenuhi harapan sebagai penunjang kegiatan belajar Sejarah Indonesia.
Penulis
10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
Rumusan Masalah...................................................................................................................................6
Tujuan Penelitian.....................................................................................................................................6
Manfaat Penelitian..................................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 Latar Belakang Krisis Rohingya..........................................................................................................6
2.2 Faktor Penyebab dari Krisis Rohingya................................................................................................8
2.3 Dampak yang Timbul Akibat Krisis Rohingya...................................................................................11
2.4 Peran Indonesia dalam Menangani Krisis Rohingya.........................................................................12
2.5 Tutorial Pembuatan Video Pembelajaran........................................................................................14
BAB 3.........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang terjadinya Krisis Rohingya?
2. Apa faktor penyebab dari Krisis Rohingya?
3. Dampak apa yang timbul akibat Krisis Rohingya?
4. Apa peran indonesia dalam menangani Krisis Rohingya?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui latar belakang terjadinya Krisis Rohingya
2. Mengetahui faktor – faktor penyebab terjadinya Krisis Rohingya
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat dari Krisis Rohingya
4. Mengetahui peran indonesia dalam menangani Krisis Rohingya
Manfaat Penelitian
1. Mengetahui tentang Krisis Rohingya
2. Menjadi rujukan pembelajaran Sejarah Peminatan kelas 12
3. Menjadi bahan untuk mendapatkan nilai bagi penyusun di bidang studi Sejarah
Peminatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Insiden pembunuhan itu menjadi awal bagi meningkatnya gejala kekerasan yang dan
pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh muslim Rohingya. Kelompok Buddhis
Arakan, didukung oleh pendeta Buddha lokal dan aparat keamanan Myanmar, melakukan
berbagai tindakan kekerasan secara sistematis terhadap muslim Rohingya meliputi
pemukulan, pemenggalan, pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran tempat tinggal,
pengusiran dan isolasi bantuan ekonomi. Berbagai tindakan kekerasan ini digunakan
sebagai cara untuk mengusir etnis Rohingya keluar dari Myanmar. Aksi anarkisme yang
dilakukan oleh masyarakat Arakan ini tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah
Myanmar, khususnya perlindungan terhadap keberlangsungan hidup etnis Rohingya dan
penegakan hukum terhadap pelaku aksi-aksi kekerasan. Pemerintah Myanmar dinilai
sengaja mengambil kebijakan yang diskriminatif terhadap muslim Rohingnya dan adanya
dugaan upaya pembersihan etnis (ethnic cleansing) yang dilakukan oleh aparat keamanan
Myanmar kepada etnis Rohingya. Kehidupan etnis Rohingnya ini juga diawasi dan
dikendalikan pasukan penjaga perbatasan yang dikenal sebagai Nasaka, inisial nama
kesatuan tersebut dalam bahasa Burma. Unit Nasaka
3
terdiri dari perwira berbagai kesatuan seperti polisi, militer, bea cukai dan imigrasi.
Nasaka mengendalikan hampir setiap aspek dari kehidupan etnis Rohingya. Dokumentasi
pelanggaran hak asasi manusia melaporkan bahwa Nasaka bertanggungjawab dalam
kasus pemerkosaan, pemerasan dan kerja paksa. Etnis Rohingya tidak dapat melakukan
perjalanan antar kota atau mengurus pernikahan tanpa adanya perizinan dari Nasaka,
yang semuanya baru akan diurus setelah membayar uang suap. Menurut laporan United
Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs, sekitar 180,000 orang
mendapatkan dampak dari dua gelombang kekerasan sektarian antara masyarakat
Buddhis Arakan dengan Muslim Rohingya di distrik Arakan Barat pada tahun 2012.
140,000 orang masih mengungsi, sebagian besar dari mereka adalah orang Rohingya
yang tinggal di 80 kamp dan shelter pengungsian. Sementara itu sekitar 36,000 orang
sisanya tinggal di 113 desa terpencil yang mengalami kesulitan akses untuk pelayanan
dasar. Sejumlah 167 orang tewas dalam insiden kekerasan (78 orang pada Juni dan 89
orang pada Oktober), 223 orang mengalami luka-luka (87 orang pada Juni dan 136 orang
pada Oktober) dan lebih dari 10,000 rumah dan bangunan hancur akibat insiden tersebut.
Sejak Oktober 2012 diperkirakan terdapat 785 orang pengungsi Rohingya tewas
tenggelam di laut dalam pelariannya untuk mencapai perairan Thailand, Indonesia,
Malaysia dan Australia, berbanding dengan 140 orang tewas pada tahun 2011. Sementara
di Bangladesh diperkirakan terdapat 300,000 orang pengungsi Rohingya, ungkap
Medecins Sans Frontieres (MSF), organisasi medis non-pemerintah asal Perancis.
Beberapa pengungsi lainnya mencoba mengungsi ke India, Nepal dan Timor Leste. Pada
saat yang bersamaan sekitar 2,000 orang Rohingya baik pria, wanita dan anak-anak
berada di shelter-shelter pengungsian di wilayah perbatasan Thailand. Pemerintah
Bangladesh melansir bahwa mereka telah menerima sekitar 25,000 orang Rohingya
dengan status pengungsi, yang mendapatkan bantuan dari PBB, ditempatkan di dua kamp
di sebelah tenggara Bangladesh. Diperkirakan masih terdapat antara 200,000 hingga
300,000 orang pengungsi Rohingya yang tidak terdaftar, tidak memiliki status dan hak-
hak legal sebagai pengungsi. Orang-
4
orang ini menetap di luar kamp pengungsian dan bergantung kepada masyarakat lokal
Bangladesh untuk bertahan hidup.
Berdasarkan laporan media, terdapat sekitar 90 orang tewas dan hampir 30,000 orang
Rohingya terusir akibat gelombang baru kekerasan setelah sekelompok ekstremis
menyerang dan membakar rumah dan perahu di daerah pemukiman muslim di Kyaukpyu
pada Oktober 2012. Sejumlah orang Rohingnya juga dibawa ke tengah laut melalui
perahu, tongkang dan kapal nelayan, dilaporkan lebih dari seratus orang tewas tenggelam
setelah kapal mereka diserang dan ditenggelamkan. Gambar satelit yang dipublikasikan
oleh Human Rights Watch mengindikasikan bahwa pembakaran terhadap pemukiman
Rohingya di Kyaukpyu telah direncanakan dan melibatkan unsur dari militer. Serangan
ini menyebabkan kerusakan di delapan distrik yang menghancurkan 4,000 rumah beserta
tempat peribadatan.
Tanah arakan yang didiami warga Rohingya merupakan sumber daya alam bagi
myanmar. Keberadaan orang-orang rohingya ini dianggap sebagai penggagu dan
mengambil jatah pekerjaan pribumi Myanmar di daerah arakan. Pengelolaan sumber daya
alamnya ditangani oleh erusahaan perancis yang memperkerjakan orang-orang rohingya
dan pribumi myanmar.
Salah satu Penyebab Konflik Rohingya adalah masalah identitas. Orang-orang ini
tidak mendapatkan tempat di manapun. Mereka tidak mempunyai kewarganegaraan,
namun bersikaeras untuk tetap tinggal di Myanmar. Nenek moyang mereka berasal dari
Bangladesh, namun itu sudah ratusan tahun yang lalu. Sejak 1400an ketika mereka tiba di
Myanmar. Kini tidak ada negara yang menerimanya.
5
3. Pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan kepada pribumi Myanmar
Ada suatu kejadian yang membuat marah para kaum pribumi Myanmar di
Rakhine. Ma Thida Htwe, seorang gadis Buddha berumur 27 tahun, putri U Hla Tin, dari
perkampungan Thabyechaung, Desa Kyauknimaw, Yanbye, ditikam sampai mati oleh
orang tak dikenal. Orang yang tak dikenal tersbut dituduh adalah seorang muslim dari
etnis rohingya. Namun beberapa sumber hal itu hanyalah fitnah, karena sang pembunuh
adalah pacar sendiri. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Kantor Polisi Kyauknimaw
oleh U Win Maung, saudara korban. Kantor polisi memperkarakan kasus ini dengan
Hukum Acara Pidana pasal 302/382 (pembunuhan / pemerkosaan). Lalu Kepala
kepolisian distrik Kyaukpyu dan personil pergi ke Desa Kyauknimaw pada 29 Mei pagi
untuk pencarian bukti-bukti lalu menetapkan tiga tersangka, yaitu Htet Htet (a) Rawshi
bin U Kyaw Thaung (Bengali/Muslim), Rawphi bin Sweyuktamauk (Bengali/Muslim)
dan Khochi bin Akwechay (Bengali/ Muslim).
Negara nenek moyang Rohingya dengan tegas mengatakan bahya etnis Rohingya
yang berada di Myanmar bukanlah warga negaranya, dan melarang warga negaranya
yang memeberi bantuan kepada warga rohingya di Myanmar, termasuk memberi tempat
pengungsian. Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi warga rohingnya di Myanmar yang
tidak memiliki tempat untuk berdiam setelah diusir dari “rumahnya”. Rohingya Myanmar
akan terus menjadi penduduk kapal bila tidak ada negara yang mengakuinya.
6. Pembantaian 10 muslim dalam bis
Menurut berita harian New Light mengabarkan bahwa beredar foto-foto dan
informasi bahwa menurut seraoang wanita dengan yang menjadi korban dengan bukti
forensik polisi dan juga saksi mata yang melihat tubuh korban, ia diperkosa beberapa kali
oleh tiga pemuda Bengali Muslim dan tenggorokannya digorok, dadanya ditikam
beberapa kali dan organ wanitanya ditikam dan dimutilasi dengan pisau.
Setelah itu lebih dari seribu massa marah dan hampir menghancurkan kantor
polisi di mana tiga pelaku ditangkap. Lalu stelahnya terjadi kasus terburuk dan pemicu
tragedi Ronghya adalah pembantaian terhadap 10 orang Muslim peziarah yang ada dalam
sebuah bus di Taunggup dalam perjalanan dari Sandoway ke Rangoon pada tanggal 4
Juni
Salah satu tokoh penting Myanmar dalam penegakan Demokrasi adalah Aung San
Suu Kyi. Wanita tangguh ini mendapatkan nobel perdamaian pada 1991 atas usahanya
itu. Namun meskipun memiiki tokoh sekaliber pemenang nobel perdamaian, tidak
membuat negara ini menjadi adil pada tiap-tiap warganya. Bahka sang pemenang nobel
ini tampak tenang ketika kasus Rohingya merebak keseluruh dunia.Hak Asasi Manusia
adalah perihal hakiki dalam membangun suatu negara yang demokratis. Alih-alih
menjalankan negaranya dengan demokrasi yang baik, militer terus mengintervensi
pemerintahan sehingga beberapa keputusan tetap ditangan militer. Begitu juga dengan
kasus Rohingya. Mereka yang tidak mendapat pengauan kewarga negaraan menjadi
objek bulan-bulanan militer Myanmar.
8
harga barang-barang pokok. Mereka juga banyak yang kehilangan pekerjaan karena
para pengungsi bersedia menerima upah yang jauh lebih rendah.
6. Bagi Lingkungan
9
dan mengutuk keras atas tindakan Myanmar yang melakukan ethnic cleansing serta
diskriminasi terhadap etnis rohingya.
Pemerintah melalui Menlu yang bekerja sama dengan masyarakat sipil telah
memberikan bantuan kemanusiaan berupa pakaian,alat tidur,tempat penampungan
air,makanan serta tenda untuk menampung pengungsi terhadap etnis rohingya baik yang
telah mengungsi ke bangladesh maupun yang berada di wilayah Rakhine. Selain dari
itu,kementerian kesehatan mengirimkan bantuan yang berupa obat-obatan sebanyak 1 ton
bagi pengungsi yang mengidap penyakit. Kerja sama antara Menlu dan masyarakat sipil
tersebut dikepalai oleh dua organisasi islam besar di indonesia,muhamamadiyah dan
Nahdatul ulama (NU). Kerjasama tersebut mempunyai tujuan utama yaitu agar
pemerintah tetap terlibat disetiap masalah rohingya walaupun tidak terlalu banyak
memberikan pengaruh terhadap kebijakan Myanmar diwilayah Rakhine serta
memberikan jalan kepada para organisasi non pemerintah (NGO) indonesia untuk andil
dalam membantu rohingya dalam bentuk bantuan kemanusiaan.
Gama, S. G. (2020, Desember 3). Krisis Rohingya di Myanmar. Diambil kembali dari Krisis Rohingya di
Myanmar: https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/03/130323969/krisis-rohingya-di-
myanmar?page=all#page2
3.1 Kesimpulan
Krisis Rohingya di Myanmar membuktikan bahwa krisis tersebut memiliki akar historis
yang cukup lama. Seiring berjalannya waktu dinamika sistem politik di Myanmar selepas
pendudukan Inggris telah mengubah kedudukan etnis Rohingya yang mengidentifikasi Rohingya
sebagai bukan warga negara Myanmar. Pelucutan hak-hak dasar etnis Rohingya telah memicu
suatu bencana kemanusiaan yang menyebabkan arus pengungsi di kawasan diikuti dengan
berbagai potensi dampaknya. Terjadinya krisis Rohingya mencerminkan bahwa penegakan nilai-
nilai HAM di Asia Tenggara masih membutuhkan perhatian lebih serius dalam mengejar
ketertinggalan dari kawasan lain. Meski tidak dapat dipungkiri upaya penegakan nilai-nilai HAM
di Asia Tenggara telah melalui perjalan yang panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com. (2021, September 20). Dampak Krisis Rohingya bagi Bangladesh. Retrieved from
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/20/130000179/dampak-krisis-rohingya-bagi-
bangladesh?page=all#page2
ock, R. (2017, Agustus 8). 8 Penyebab Konflik Rohingya di Myanmar. Retrieved from
https://hukamnas.com/penyebab-konflik-rohingya
Reid, K. (2021, Maret 25). Rohingya refugee crisis: Facts, FAQs, and how to help. Retrieved from
https://www.worldvision.org/refugees-news-stories/rohingya-refugees-bangladesh-
facts#:~:text=This%20Rohingya%20refugee%20crisis%20is%20among%20the%20largest
%2C,follows%20decades%20of%20persecution%20and%20human%20rights%20abuses.
Alwahida. (2017, Januari 8). makalah peran Indonesia Dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia.
Retrieved from
https://www.academia.edu/38553684/makalah_peran_Indonesia_Dalam_Mewujudkan_Perda
maian_Dunia
BBC News. (2020, Januari 23). Myanmar Rohingya: What you need to know about the crisis. Retrieved
from https://www.bbc.com/news/world-asia-41566561
Gama, S. G. (2020, Desember 3). Krisis Rohingya di Myanmar. Diambil kembali dari Krisis Rohingya di
Myanmar: https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/03/130323969/krisis-rohingya-di-
myanmar?page=all#page2