PAPER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
ABSTRAKSI
PENDAHULUAN
1. Kebebasaan untuk bergerak bagi etnis Rohingya sangat terbatas dan sebagian
besar dari mereka tidak diakui status kewarganegaraannya oleh pemerintah
Myanmar. Mereka juga mengalami berbagai bentuk pemerasan, perpajakan
sewenang-wenang , perampasan tanah, pengusiran paksa, penghancuran
rumah, dan pembatasan keuangan serta pernikahan. Etnis Rohingya terus
digunakan sebagai buruh paksa di jalan-jalan dan kamp militer, meskipun
jumlah tenaga kerja paksa telah menurun selama dekade terakhir.
2. Selama periode 1991-1992 gelombang pengungsi baru yang jumlahnya lebih
dari seperempat juta rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Mereka
melaporkan kerja paksa luas serta pelaksanaan, penyiksaan dan perkosaan.
Rohingya dipaksa bekerja tanpa harus dibayar oleh tentara Myanmar pada
insfratuktur dan proyek-proyek ekonomi, sering kali mereka menghadapi
kondisi yang penuh kekerasaan. Dalam hal ini, banyak pelangraan HAM
lainnya terjadi dalam konteks kerja paksa rakyat sipil etnis Rohingya oleh
aparat keamanan Myanmar.1
1
Myanmar The Rohingya Minority Fundamental Right Denied, Amnesty Internasional, 2004,
diakses dari : http://www.amnesty.org/en/library/ASA.24/10/2016
ada di Myanmar, dan mereka telah ditolak dalam keanggotaan dewan nasional
etnis.2
2
Nurul Islam Fact about Rohingya muslim of Arakan, diakses dari http://www.rohingya.org/
diakses 02/11/2016
3
Motif Pemerintah Myanmar menindas muslim Rohingya, diakses dari
https://www.indobaca.com/trending/1550-motif-myanmar-menindas-muslim-rohingya.html,
diakses 27/11/2016.
Konflik yang terjadi ini bila tidak ditangani dengan baik dapat menganggu
keamanan serta menjadi beban bagi negara yang dituju oleh pengungsi. Pengungsi
Rohingya telah menjadi isu regional karena telah melibatkan banyak negara di
kawasan dan lembaga-lembaga Internasional. Oleh karena itu harus dirundingkan
untuk mencari solusi yang terbaik agar tidak memunculkan penderitaan bagi
korban pengungsi etnis Rohingya dan menghentikan terjadinya pelangaran hak
asasi manusia. Penyelesaian masalah menjadi semakin rumit ketika pemerintah
Myanmar tidak mau mengakui etnis rohingya sebagai etnis asli Myanmar dan
menyatakan etnis rohingya sebagai etnis yang berasal dari Bangladesh.
PEMBAHASAN
Menurut sebuah studi oleh International State Crime Initiative (ISCI) dari
Queen Mary University of London, Rohingya sudah mulai memasuki tahap akhir
genosida yaitu pemusnahan massal dan penghilangan dari sejarah. PBB juga
menyebut Rohingya sebagai kelompok etnis paling teraniaya di dunia.
Saat ini Muslim Rohingya yang masih berada di Rakhine hidup terisolasi
dalam ketakutan. Sejak tahun 2013 lalu, ribuan warga melarikan diri ke negara-
negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand melalui jalur laut. Pria, wanita, dan
anak-anak terkatung-katung di dalam kapal tanpa kejelasan apakah daratan yang
mereka tuju bersedia menerima mereka.
4
Subhan riyadi, : stop genosida muslim rohingya, http://www.kompasiana.com/pipot/etop-
genosida-muslim-rohingya_5845199fed96738b11fdc023, diakes tanggal 06/10/2016
2.2 Konsep Pengugsi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengungsi adalah kata yang berarti
orang yang mengungsi. Terjadinya pengungsi karena adanya bahaya, misalnya
bencana alam (natural disaster) seperti banjir, gempa, gunung meletus,
kekeringan. Mengungsi juga dapat terjadi bukan karena bencana alam (non
natural disaster) saja tetapi juga dapat terjadi karena bencana buatan manusia
(man-made disaster) seperti konflik bersenjata, pergantian rezim politik,
penindasan kebebasan fundamental, pelecehan hak asasi, dan sebagainya.5
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, penerbit
: Balai Pustaka, 1995
6
Malcom J. Prudfoot, European Refugee: 1935-52 A. study in forced migration movement,
London: Faber & Faber Ltd, 1957, hal 32
dari wilayah pantai atau daerah pertahanan berdasarkan perintah militer, serta
pemulangan tenaga kerja paksa untuk ikut dalam perang Jerman.
for the purpose of the present Protocol, the term refugee shall, except
as regards the application of paragraph 3 of this Article, mean any person within
the definition of Article 1 of the Convention as if the words As a result of events
7
Situs Resmi UNHCR. Convention And Protocol Relating To The Statua Of Refugees, diakses dari :
http//www.unhcr.org. 01/12/2016
8
Jurnal Ilmu Hukum, Perlindungan Internasional Terhadap Pengungsi Dalam Konflik Bersenjata
http://hukum.unisba.ac.id/syiarhukum/index.php/jurnal/item/98-,diakses tanggal 05/12/2016
occurring before 1 January 1951 and and the words a result of such
events; in Article 1 A (2) were committed.
9
UNHCR, Ibid Hal 16
kekerasan umum atau peristiwa-peristiwa gangguan ketertiban yang sungguh
mencekam.10
10
UNHCR, Penentuan Status Pengungsi : Mengenal Siapa Itu Pengungsi , UNHCR, 2005, hlm 9-
10
11
Romsan achmad, Pengantar Hukum Pengungsi Internasional : Hukum Internasional Dan
Prinsip-Prinsip Perlindungan Internasional (Jakarta, UNHCR, 2003) hlm 115
12
David Levinson, Etnic Relations A Cross Cultural Encyclopedia, (santa barbara: ABC-CLIO Inc,
1994), hlm 6
pemohon dan cara ia menafsirkan keadaannya. Dalam prakteknya unsur
subjektif dapat diketahui dari ungkapan ketidakinginan untuk kembali atau
dapat dilihat dari keadaan yang dialaminya. Sedangkan untuk menilai
bahwa ketakutan tersebut beralasan maka maka perlu dilihat dari konteks
politik internal dinegara asalnya. Selain itu jua perlu memahami latar
belakang, profil dan pengalaman individu pemohon.
3. Penganiyayaan
Ketakutan beralasan tidak terlepas dari penganiyayaan karena ini
mencakup segala bentuk gangguan yang manusiwi sehingga tidak bias
dibiarkan terus menerus. Misalnya memegang otoritas atas hak hidup
seseorang.
4. Alasan konvensi 1951
alasan berhak memperoleh status pengungsi dalam pasal 1 A (2) konvensi
1951,13yaitu :
a. Ras
Secara umum diartikan sebagai segala bentuk cirri kesukuan yang
menonjol.
b. Agama
Dalam kaitannya dengan konvensi 1951, tidak hanya mencakup
agama yang sudah melembaga melainkan juga mencakup sistem
kepercayaan yang tertinggi atau diagungkan atau takdir spiritual
manusia.
c. Kebangsaan
Bukan hanya berkaitan dengan kewarganegaraan tetapi juga
mencakup kelompok-kelompok orang seperti suku-suku, agama,
budaya atau bahasa, baik yang sesungguhnya atau angapan.
d. Keanggotan dalam kelompok sosial tertentu
Ada beberapa kelompok sosial yang menjadi alasan keanggotaan,
sebagai berikut :
1. Bawaan, seperti jenis kelamin, ras, hubungan kekerabatan, latar
belakang bahasa atau orentasi seksual
13
amidjoyo, sri badini, Perlindungan Hukum Terhadap Pengungsi Berdasarkan Konvensi Jenewa
1951, Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi
Manusia, RI
2. Tidak dapat diubah, seperti berhubungan dengan masa silam
seseorang, misalnya mantan anggota kelmpok niaga
3. Yang menjadi dasar identitas seseorang, hati nurani atau cara
pelaksanaan hak seseorang yang sudah mendarah daging sehingga
orang tersebut tidak bias diharapkan untuk mengubahnya,
e. Pendapat politik.
Diartikan secara luas, mencakup setiap pendapat tentang hal-hal yang
berhubungan dengan mekanisme negara, pemerintahan atau
masyarakat.
Seperti halnya kasus rohingya saat ini, maka bagi mereka yang telah memenuhi
mekanisme persyaratan sebagai seorang pengungsi dan telah dilakukan pendataan
oleh UNHCR melalui wawancara langsung, maka mereka akan mendapatkan
haknya sebagai pengungsi menurut salah satu organ internasional yang bertugas
utntuk mengurus pengungsi. Sehingga dengan melihat fakta dan data yang telah
terjadi pada etnis Rohingya maka badan PBB dalam kaitannya dengan salah satu
organ internal PBB, yaitu UNHCR memutuskan bahwa etnis Rohingya adalah
etnis yang dinyatakan sebagai pengungsi.
a.Sebagai Inisiator
14
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 217 - 230
Dalam penangan pengungsi rohingya, UNHCR berperan sebagai inisiator
setelah pemerintah Bangladesh meminta bantuan UNHCR untuk menangani
pengungsi rohingy yang masuk ke negaranya. Pada tahun 1992 lebih dari
250.000 pengungsi rohingya mengungsi ke Bangladesh. Pada tahun 1992
antara pmerintah Myanmar dan Bangladesh, maka sekitar 230.000 pengungsi
sejauh ini sudah di pulangkan ke Myanmar dengan bantuan dari UNHCR.15
b. Sebagai Fasilitator
setiap pengungsi atau negara yang sejak pertama kali tiba negara transit atau
tujuan, maka sudah sewajarnya mereka membutuhkan bantuan. apalagi ketika
sejumlah besar pengungsi yang melarikan diri dalam jangka waktu yang
singkat, sangat penting untuk dapat memindahkan bahan-bahan seperti
sandang, pangan, dan papan. oleh karena untuk dapat merespon hal tersbut
dengan cepat seperti keadaan terdesak maka UNHCR telah menyiapkan stok-
stok barang kebutuhan tersebut di gudang darurat di beberapa lokasi diseluruh
dunia. UNHCR sebagai badan yang menangani pengungsi memiliki tugas
untuk dapat melindungi dan sekaligus bisa memberikan solusi yang di lakukan
dengan tindakan nyata untuk para pengungsi.
adapun dalam kasus rohingya, UNHCR menjalankan beberapa tindakan untuk
dapat memfasilitasi pemerintah negara transit yang diisinggahi oleh para
pengungsi rohingaya. kondisi yang dialami oleh etnis rohingya memaksa
mereka untuk meninggalkan negaranya karena tekanan-tekanan yang mereka
hadapi seperti pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Myanmar yang
baru-baru terjadi lagi pada bulan oktober 2016 lalu yang sampai sekarang
belum menemukan titik penyelesaiannya.. para pengungsi tersebut tentunya
juga membutuhkan pengarahan dan dan pelatihan yang terorganisir dengan
baik untuk kembali menata kehidupan mereka. proses kesejahteraan para
pengungsi tersebut kemudian menjadi usaha UNHCR dalam segala aspek.
Dalam hal ini, UNHCR berperan sangat penting sebagai pemberi bantuan,
dukungan, dan perlindungan bagi para pengungsi dengan cara :16
15
UNHCR Global Report 1999 Spesial Programme: Myanmar/Bangladesh Repatriation And
Reintergration Opration, diakses dari http://www.unhcr.org/html. Diakses 15/12/2016
16
Nany January, eJournal Ilmu HUbungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013 : 217-230 222.
a). Mendukung penyertaan dan pelaksanaan dari konvensi dan hokum
pengungsi.
b). Menjamin agar pengungsi diprlakukan sesuai standar dan hukum
internasional yang diakui.
c). Menjamin agar pengungsi diberikan suaka dan tidk dipaksa untuk
kembali ke negara dari mana mereka lari.
d). Mendukung diterapkannya prosedur-prosedur yang sesuai untuk
menentukan apakah seseorang adalah pengungsi menurut defenisi
konvensi 1951 dan/atau menurut defenisi yang ditentukan dalam
perangkat konvensi regional.
e). Mencari solusi permanen/berkelanjutan terhadap masalah pengungsi.
Salah satu tindakan nyata yang dilakukan oleh UNHCR terhadap para
pengungsi Rohingya di kamp-kamp pengungsi adalah memeberikan fasilitas
dan bantuan bagi para pengungsi Rohingya antara lain :17
1. Membangun pusat-pusat komunitas untuk perempuan di kamp-kamp
pengungsian tersebut, untuk mengurangi tingkat kekerasan untuk
mengurangi tingkat kekerasan pada perempuan dan anak.
17
UNHCR global report 2000 in Bangladesh, diakses dari http://www.unhcr.org/3e232b4da/html.
diakses 16/12/2016
18
Abid Bahar (2012,desember 27), Racism to Rohingya in Burma in Respon to Aye Chan Enclave
withinflux viruses: Stop Killing Muslim Burma. Arkan Monthly. Hlm 6.
sebuah undang-undang yang mengatur dan menentukan criteria tentang
kewarganegaraan dan menjadi landasan hukum yang mendiskriminasi etnis
rohingya, mereka menjadi stateless, tidak memiliki akses terhadap pekerjaan,
layanan kesehatan, pendidikan maupun partisipasi politik. dalam kasus etnis
rohingya, mereka tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar
dengan dikeluarkannya Burma citizhensip law 1982. Dalam pasal 3 burma
citizhensip law 1982 dinyatakan :
Etnis rohingya menderita paling parah karena junta militer yang berkuasa
menyatakan bahwa tidak ada yang disebut etnis minoritas Rohingya dalam
sejarah Myanmar, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan. Etnis Rohingya
adalah orang Bangladesh yang meninggalkan negaranya untuk kehidupan yang
19
UNHCR, Melindungi Pengungsi Dan Peran UNHCR, UNHCR , 2008, hlm. 14
20
Sulaiman Hamid Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), hlm.39
21
UNHCR, Penentuan Status Pengungsi, ibid, hlm.4
lebih baik. Mendapat simpati dari negara-negara barat merka mengaku sebagai
orang rohingya yang berasal dari Myanmar.
22
Guns and Gas in Southeast Asia. TransnasionalFlow in the Burma-bangladesh Borderland
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan maka kesimpulan yang
diambi yaitu sebagai berikut :
3. Pandangan dari berbagai pihak yang menilai bahwa masalah pengungsi ini
merupakan masalah yang sangat serius sehingga kasus ini perlu di tangani
secara serius agar kondisi hubungan internasioal antar negara yang terlibat
didalamnya kembali terciptanya suasana kondusif baik dalam internal maupun
eksternal negara yang terlibat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Internet
Sumber Artikel