Anda di halaman 1dari 5

Judul Jurnal : Roots of Discrimination Against Rohingya Minorities: Society, Ethnicity and International

Relations

Volume : vol. 26 No. 2 2018

Tahun ; 2018

Penulis : Ullah, AKM Ahsan; Chattoraj, Diotima

Lampiran sumber jurnal : https://www.proquest.com/docview/2164442454/1392F127EFEB41CBPQ/1

Tanggal akses jurnal : 10 oktober 2020

I .INTI SARI

Berdasarkan persatuan Negara , orang-orang Rohingya merupakan kelompok orang-orang


paling teraniaya di dunia. Hal ini dapat disebut seagai pembersihan etnis yg dilakukan oleh
pihak otoritas Myanmar. Selama beberapa dekade , orang orang rohingya telah terpinggirkan
secara sistematis. Hak hak dasar secara historis dicabut dan kebebasan mobilitas dengan
sengaja di batasi. Myanmar adalah Negara mayoritas budha dan orang rohingya adalah
minoritas muslim yang sebagian besar mendiami Negara bagian rakhine yang terletak di pantai
barat berbatasan dengan Bangladesh utara . secara historis , negara bagian rakhine awalnya di
kenal sebagai wilayah arakan dan rohingya awal nya dikenal sebagai orang arakan , yang
mendiami daerah tersebut sejak 3000.sepanjang sejarah migrasi rohingya , telah terjadi
beberapa migrasi besar yang dimulai dari tahun 1942 dan terus berlanjut hingga saat ini.
Sehingga menyebabkan jumlah orang orang rohingya yang tidak diketahui, meninggalkan tanah
air mereka untuk mencari perlindungan politik. Pada tahun 1824 , ingggris merebut Burma , dan
menjadikannya provinsi british india. Selama periode itu , orang orang bermigrasi ke burma.
Namun pada tahun 1942 , kependudukan jepang mulai masuk dan mendorong inggris menjauh
dari Burma.selama ini,kaum nasionalis Burma (orang orang budha) menyerang kaum muslim ,
hal ini dilatar belakangi karena orang Burma percaya bahwa umat muslim mendapat
keuntungan dari pemerintah kolonial. Jepang juga terlibat dalam pembantaian arakan pada
tahun 1942. Lalu pada tahun 1945 inggris merebut Burma dari kependudukan jepang, setelah
kemenangan itu, rohingya merasa dikhianati karna inggris tidak menepati janji untuk
memberikan otonomi penuh kepada arakan.ketegangan meningkat pada 1948 ketika
pemerintah Burma merdeka dan mengklaim Negara bagian arakan sebagai milik mereka,
sementara rohingya ingin arakan bergabung ke Pakistan.pemerintah menjadi boomerang
dengan mengecualikan orang orang rohingya untuk menjadi pegawai negeri dan juga terlibat
dalam aktivitas politik. Pada tahun 1962 , kudeta dimulai dimana Jenderal Ne Win dan partai
program sosialis Burma mengmbil alih kekuasaan dan menhapus sistem parlementer yg
berdampak pada rohingya.

Hal ini menyebabkan Rohingya kehilangan dokumen resmi mereka yang membuat mereka
kehilangan kewarganegaraan dengan lebih dari 200.000 orang melarikan diri ke Bangladesh.
Namun, pemerintah Bangladesh bernegosiasi dalam kesepakatan yang diperantarai PBB dengan
pemerintah Burma untuk pemulangan Rohingya. Pada tahun 1982, undang-undang imigrasi
yang baru mendefinisikan ulang orang-orang yang bermigrasi selama pemerintahan kolonial
Inggris sebagai migran ilegal yang berlaku untuk populasi Rohingya. Pada tahun yang sama ,
uandang undang kewarganegaraan disahkan yang juga tidak mengakui rohingya sebagai salah
satu dari 135 kelompok etnis di Negara ini. Uandang undang kewarganegaraan Burma secara
efektif menolak pengakuan rohingya atas status mereka. Ditambah lagi undang-undang
keimigrasian menyatakan bahwa orang yang bermigrasi pada masa penjajahan Inggris dianggap
sebagai migran ilegal yang menjadikan mereka "penduduk asing".

Diskriminasi berkelanjutan, penyerangan , pembantaian, tindakan brutal (kerja paksa,


pemerkosaan pembunuhan mobilitas terbatas yang dilaksanakan oleh anggota NASAKA) ,dan
pelanggaran hak hak rohingya yang meluas menyebabkan lebih dari 300.00 orang Rohingya
melarikan diri ke Bangladesh.

Tindakan keras yang baru-baru ini dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar antara bulan
Agustus dan Oktober 2017 terhadap warga sipil Rohingya telah menarik perhatian luas.
Kesaksian yg dikumpulkan oleh perserikatan Bangsa-bangsa menegaskan bahwa pasukan
keamanan Myanmar telah melakukan eksekusi diluar hukum,pemerkosaan,dan bentuk bentuk
kekerasan seksual,penyiksaan, yang tindakannya dikutip sebagai contoh ‘pembersihan etnis’ di
sebuah buku teks. Ada banyak wacana tentang penyebab keadaan tanpa kewarganegaraan.
Pemerintah, UNHCR,organisasi regional , organisasi rakyat sipil dan badan badan lain telah
bekerja untuk mengakhiri masalah tanpa kewarganegaraan ini. Namun masalah tanpa
kewarganegaraan Rohingya ini telah menjadi masalah yg paling sedikit mendapat perhatian dari
komunitas internasional. Keadaan tanpa kewarganegaraan mencabut hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dan pemerintah. Mereka kehilangan akses pendidikan,layanan
kesehatan,dan pekerjaan. Tingkat buta huruf diantara mereka sangat tinggi karena guru guru
kebanyakan beragama buda dan tidak mau mengajar di wilayah yg didominasi muslim. Undang-
undang tidak mengizinkan pasangan Rohingya memiliki lebih dari dua anak.Semua tindakan
diskriminatif ini sebenarnya adalah wujud dari rencana pemusnahan Rohingya seperti yang
diungkap oleh ISCI.
Respon internasional dan daerah bisa dikatakan mengecewakan. Karena beberapa pemerintah
tetap diam sementara beberapa mendukung reformasi demokrasi Myanmar yang
rapuh.beberapa pemerintah telah mengecam keras kegagalan pemerintah untuk melindungi
penduduk nya

Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi telah dikritik karena tidak mampu menghukum
kekerasan yg terjadi.terlihat dalam pidato pertamanya sejak penumpasan berdarah militer,ia
tidak mengkritik militer, justru ia mengatakan bahwa ia tidak takut terhadap pengawasan
internasional dan menegaskan bahwa tidak ada konflik yang terjadi sejak September dan tidak
ada operasi terhadap minoritas Rohingya. Dia tetap diam tentang pemusnahan rohingya yang
berarti ia terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Suu Kyi telah menegakkan undang
undang kewarganegaraan 1982 , yang menyangkal hak orang orang
ini.pemerintahnyacmengabaikan dan menghalangi PBB yang berusaha menyelidiki kekejaman
tersebut dan mencegah lembaga bantuan mendistribusikan materi bantuan. Organisasi
kemanusiaan mengharapkan Myanmar mendapatkan sanksi kuat , tetapi hal ini tak pernah
terjadi.sebaliknya, banyak Negara yang terlibat perdagangan dan bisnis dengan Myanmar , hal
itu membuat Myanmar berani melakukan kekejaman terhadap Rohingya.Meskipun ada kritik
bahwa organisasi internasional telah gagal total untuk menunjukkan bahwa mereka peduli
dengan kemanusiaan dan hak asasi manusia. Para pemimpin Asia Tenggara gagal mengambil
tindakan apapun atu setidaknya mengutuk kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Myanmar.
Krisis tersebut menjadi ujian kritis bagi Negara Negara anggota ASEAN dan lembaga
lembaganya, menyoroti prinsip khas piagam ASEAN adalah ‘tidak adanya campur tangan dalam
urusan internal Negara anggota ASEAN . Terlepas dari prinsip ini, beberapa Negara mayoritas
islam seperti Malaysia dan Indonesia , mencoba menunjukkan sikap yang kuat terhadap
perlindungan rohingya.
II KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan :

Orang orang Rohingya adalah kelompok etnis yang didiskriminasi,dianiaya,disabotase,dihapus hak hak
kemanusiaannya,dibatasi mobilitasnya,dan tidak dianggap kewarganegaraannya. Hal ini menyebabkan
orang rohingya diklaim sebagai kelompok etnis paling teraniaya di dunia .Pemerintah daerah seolah
olah buta dan bisu terhadap apa yg terjadi dengan Rohingya,mengharuskan orang orang Rohingya pergi
mengungsi ke Bangladesh,dan ke daerah lain yg mau menampung mereka untuk mengejar
perlindungan politik.mereka ingin memperjuangkan hak hak kemanusiaan mereka dan memiliki
kewarganegaraan ,memiliki kebebasan namun beberapa kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah
untuk memusnahkan rohingya, membuat mereka semakin terlantarkan dan dianiaya secara brutal.ironi
nya,pemusnahan orang orang Rohingya ini tampaknya sudah menjadi rencana jangka panjang
Myanmar ,hal ini terlihat dari dokumen adopsi rezim pada tahun 1988 yang bocor dan ditemukan oleh
ISCI yang mengungkapkan komitmen SPDC untuk menghilangkan Rohingya dari Myanmar. Melihat
respon bangsa bangsa lain , organisasi, dan badan badan yg menyebut diri mereka memperjuangkan hak
hak manusia,nyatanya hanya sedikit perhatian yang diberikan terhadap rohingya, hal itu disebabkakn
juga karena Myanmar membatasi dan menyempitkan akses penyelidikan yg dilakukan organisasi
organisasi seperti PBB untuk melihat tindakan diskriminasi yg dilakukan kepada Rohingya. banyaknya
orang orang rohingya yang melarikan diri ke Negara Negara lain menyebabkan Myanmar dikritik pedas
dan dinyatakan gagal dalam menyelamatkan penduduknya sendiri,Myanmar tidak dapat lagi bersikeras
bahwa hal ini adalah masalah internal,karena kekejaman yang dilakukan terhadap orang orang Rohingya
sudah menghadapi tahap akhir genosida dan kejahatan terhadap manusia jika ditetapkan oleh keadilan.
Banyak Negara yg menginginkan Myanmar diberi hukuman keras karena hal ini, namun nyatanya
banyak bangsa yg terlibat dalam ha bisnis dan investasi di Myanmar sehingga Myanmar berani
melakukan tindakan tindakan tersebut terhadap orang orang rohingya. Meskipun Myanmar terlihat
berani melakukan tindakan tersebut, Myanmar juga melakukan beberapa kebijakan untuk
menghilangkan perhatian dan kekhawatiran bangsa bangsa lain.sesuai permintaan Malaysia, Suu Kyi
mengadakan pertemuan informal dengan mentri mentri ASEAN untuk membahas keprihatinan
internasional atas situasi tersebut.
Saran :

Perlu adanya tindakan yang jauh lebih tegas lagi oleh pemerintah Myanmar untuk membersihkan
diskriminasi dan peraniayaan dan juga terbatasnya hak hak yang dialami oleh Rohingya. Oleh karena itu,
perhatian yang diberikan bangsa bangsa lain ataupun organisasi oraganisasi penjunjung tinggi hak hak
manusia juga sangat dibutuhkan untuk meredakan tindakan kebrutalan tersebut.Myanmar seharusnya
lebih bisa menghargai perbedaan etnis,agama,dan juga budaya yang ada di Myanmar,karna semua
manusia berhak mendapatkan hak hak mereka , termsuk hak untuk bebas dan merdeka.

Nama lengkap : Najwa Rizki Ismira (kelas A)

NIM : 12050224313

Anda mungkin juga menyukai