Disusun oleh:
DESEMBER 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
3.2 Analisis........................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................19
4.2 Rekomendasi............................................................................................................19
LAMPIRAN............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
i
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1 – Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek.................................................................4
Tabel 2 – Program Kerja Proyek..............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini sikap dan tindakan radikalisme umat beragama baik pasif maupun
aktif masing sering terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Padahal Agama Islam
tidak mengajarkan kekerasan apalagi radikalisme. Radikalisme umat beragama adalah
paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan sosial, dan politik secara drastis
dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Latar belakang radikalisme yang bersifat
umum adalah bahwa di lingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat
kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Dengan demikian,
fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua umat
beragama.
Salah satu upaya yang dapat menanggulangi radikalisme adalah dengan melakukan
reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang
kontekstual, fleksibel, dan terbuka. Perlu ditanamkan pula kesadaran umat beragama di
era globalisasi ini untuk dapat hidup bersatu di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan
negara meski tidak harus melebur menjadi satu.
Pada kenyataannya masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya
bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga menyebabkan hilangnya rasa
toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri. Jika hal
seperti ini tetap diabaikan akan berakibat pada perpecahan suatu bangsa bahkan
menimbulkan konflik dan peperangan secara horizontal dan vertikal, apalagi jika yang
terlibat berasal kelompok agama yang berbeda. Secara internasional, aksi-aksi
radikalisme tersebut mengakibatkan turunnya citra bangsa, negara, bahkan agama yang
dipeluk oleh bangsa tersebut.
1
eksistensi agama lain sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya
timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri.
Semua agama pasti menekankan asas kedamaian, persaudaraan, dan keselamatan
dalam setiap ajarannya. Pada kenyataannya sering ditemukan ketidaksesuaian antara
ajaran agama dengan sifat serta sikap pemeluknya yang masih memandang agama secara
tekstual, rigid, dan sempit. Pada akhirnya berujung pada timbulnya konflik yang dapat
menyebabkan munculnya radikalisme dikalangan umat beragama. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan dari tingkat pemahaman dan sudut pandang tentang agama antar
umat beragama sehingga muncul keberagaman.
2
BAB II
GAMBARAN MITRA
2.1 Gambaran Umum Mitra
Masyarakat yang dijadikan sasaran survey dan sosialisasi tentang pencegahan
radikalisme umat beragama adalah masyarakat di Indonesia secara luas. Masyarakat di
Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu kemajemukannya adalah terdapat
ragam agama yang dianut oleh masyarakat di Indonesia. Terdapat setidaknya enam
agama dengan penganut terbesar, seperti Islam (87,2% atau 207,2 juta penganut), Kristen
Protestan (6,9% atau 16,5 juta penganut), Kristen Khatolik (2,9% atau 6,9 juta penganut),
Hindu (1,7% atau 4 juta penganut), Budha (0,7% atau 1,7 juta penganut), Konghuchu
(0,05% atau 0,1 juta penganut) (Agama di Indonesia | Indonesia Investments, t.t.).
Sehingga dapat kita ketahui bersama bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah
beragama Islam dan menjadi negara dengan penganut Agama Islam terbesar di dunia.
3
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Tabel 1 – Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek
3.2 Analisis
3.2.1 Analisis Hasil Survey
Survey Tentang Tingkat Radikalisme Umat Beragama yang telah kami
kembangkan dan link survey yang disebarluaskan melalui berbagai media sosial
seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan YouTube berhasil mendapatkan 133
responden yang dapat dijadikan sampel untuk menarik kesimpulan dari hasil
survey.
4
1. Data-data Umum Responden
a. Diagram Usia Responden
Dari 133 responden, usia yang paling banyak menjawab survey adalah
19 tahun dengan jumlah 59 orang dan 18 tahun dengan jumlah 50 orang.
b. Diagram Jenis Kelamin Responden
5
c. Diagram Agama Responden
6
2. Jawaban Survey Responden
7
Gambar 6 – Diagram Pertanyaan 2
8
Perda bernuansa agama dapat menjadi sarana bagi kelompok
fundamentalis dan intoleran untuk mengganggu minoritas pemeluk agama dan
mengkonsolidasi jaringan kelompok intoleran. Perda bernuansa agama
seharusnya tidak hadir dalam Negara Kesatuan Indonesia yang menjanjikan
keadilan sosial bagi setiap warga negara yang tertuang pada pasal ke-5
Pancasila.
9
Gambar 8 – Diagram Pertanyaan 4
Dari 133 responden, sebanyak 94,7% atau 126 orang memilih bentuk
negara republik dan 3,8% atau 5 orang memilih bentuk negara Islam.
Indonesia bukan negara teokrasi (ketuhanan atau agama), dan juga bukan
negara sekuler. Indonesia adalah negara kesatuan yang tertuang dalam
konsepsi Pancasila.
Dari 133 responden, sebanyak 97,4% atau 130 orang memilih ideologi
Pancasila dan 1,5% atau 2 orang memilih ideologi Islam untuk diterapkan di
Negara Indonesia.
10
Gambar 10 – Diagram Pertanyaan 6
11
islam adalah termasuk tindakan radikalisme. Sebagai umat Islam sudah
menjadi kewajiban untuk memberikan citra positif bagi Islam yang memang
berwajah humanis, anti kekerasan, sarat cinta kasih, dan moderat kepada
masyarakat luas.
12
Gambar 13 – Diagram Pertanyaan 9
Dari 133 responden, sebanyak 93,2% atau 124 orang memilih tidak
bersedia bila diajak untuk ikut berperang ke Irak dan Suriah oleh ISIS dan
6,8% atau 9 orang memilih bersedia.
13
Gambar 15 – Diagram Pertanyaan 11
14
Dari 133 responden, sebanyak 47,4% atau 63 orang memilih
radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, 36,8% atau 49 orang memilih
perpecahan antar suku dan agama, dan 7,5% atau 10 orang memilih
komunisme sebagai ancaman terbesar bagi Pancasila. Sementara responden
yang lain menjawab dengan uraian diambil sampel sebagai berikut:
- “Pemimpin yang tidak bisa bertanggung jawab atas tugasnya dan rakyat yang
tidak bisa intropeksi diri”
- “Hutang luar negeri”
- “Ketidakpercayaan antar kubu/agama/daerah”
15
Gambar 18 – Diagram Pertanyaan 14
Dari 133 responden, sebanyak 97% atau 129 orang memilih tidak
keberatan jika ada warga non muslim mengadakan acara keagamaan di
lingkungan sekitarnya dan 3% atau 4 orang memilih keberatan.
16
menyerang penegak hukum jika ada seseorang yang berjuang menegakkan
Negara Islam Indonesia.
17
3. Latar belakang radikalisme umat beragama
4. Bentuk dan dampak radikalisme umat beragama
5. Upaya menanggulangi radikalisme umat beragama
6. Muslim moderat
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang majemuk, salah satunya adalah adanya keragaman
agama yang ada. Namun, kemajemukan tersebut dapat menjadi tantangan bagi kita
selaku warga negara Indonesia. Dalam kemajemukan agama selalu terdapat
kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Sikap dan sifat
fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua
umat beragama.
Tidak sedikit diantara kita yang masih salah dalam menyikapi pluralitas yang ada
serta pemahaman agama yang masih tekstual, rigid, dan sempit. Radikalisme umat
Islam di Indonesia bukan bersumber dari budaya asli umat Islam di Indonesia, sebab
pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah komunitas yang moderat. Maraknya
konspirasi politik dan kepentingan pragmatis dari pihak tertentu, baik dari dalam
maupun luar negeri, berpotensi untuk merusak citra umat Islam di Indonesia, yang
merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan proyek ini ditemukan berbagai permasalahan yang tentunya perlu
dilakukan langkah antisipasi untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul
dalam upaya pencegahan radikalisme umat beragama. Adapun rekomendasi proyek
ini sebagai berikut :
1. Jajaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berupaya untuk
mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional dan regional.
2. Masyarakat di Indonesia diharapkan dapat mengubah pemahaman agama yang
tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang kontekstual, fleksibel, dan
terbuka.
3. Melakukan modernisasi kehidupan umat beragama secara selektif, dengan
mengakomodir sisi positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya.
19
LAMPIRAN
Tabel 2 – Program Kerja Proyek
20
DAFTAR PUSTAKA
Roibin. (t.t.). Diambil 19 Desember 2021, dari
http://repository.uin-malang.ac.id/5314/1/5314.pdf
Agama di Indonesia | Indonesia Investments. (t.t.). Diambil 18 Desember 2021, dari
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69?
Natalia, A. (t.t.). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RADIKALISME DALAM BERAGAMA
(Kajian Sosiologi Terhadap Pluralisme Agama Di Indonesia). 21.
Perda syariah di Indonesia: Hasrat menghidupkan ideologi Islam di negeri Pancasila? (t.t.).
BBC News Indonesia. Diambil 19 Desember 2021, dari
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49332135
Putra, D. I. A. (2018). Konsep Etnosentrisme Ibn Taimiyyah dan Gerakan Arabisme di
Indonesia. Sulthan Thaha Journal of Social and Political Studies, 2(01), 01.
https://doi.org/10.30631/stjsps.v2i01.77
Salim, P. (2002). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press.
Setiap Hari, Penduduk Indonesia Nonton Youtube Nyaris 1 Jam | Teknologi. (2018, Agustus
13). Bisnis.com. https://teknologi.bisnis.com/read/20180813/280/827436/setiap-hari-
penduduk-indonesia-nonton-youtube-nyaris-1-jam
Sobari, H. A. (t.t.). Thagut dan Monyet Berseragam Cokelat. detiknews. Diambil 19
Desember 2021, dari https://news.detik.com/kolom/d-3716716/thagut-dan-monyet-
berseragam-cokelat
Syarat Menjadi Presiden berdasarkan UU No. 7 Tahun 2017. (2018, Desember 4). Intan
Fauzi. https://intanfauzi.com/syarat-menjadi-presiden/
21