Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI JIHAD SECARA KONTEKSTUAL DI BIDANG SOSIAL

MENGENAI PENCEGAHAN RADIKALISME UMAT BERAGAMA

(Laporan Proyek Implementasi Jihad Secara Kontekstual)

Diajukan untuk memenuhi tugas Proyek

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Dr. Lilik Nur Kholidah, M.Pd.I.

Disusun oleh:

Adib Sulthonul Achyar : 210521618013

Anandro Anung Nugroho : 210521618002

Anggie Tiara Yunanti : 210521618022

Ardias Kusuma Wardana : 210521618006

Ayu Putri Komalasari : 210521618017

Dede Fajar Frastyo : 210521618004

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DESEMBER 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR.........................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Proyek................................................................................................................2

1.4 Manfaat Proyek..............................................................................................................2

BAB II GAMBARAN MITRA................................................................................................3

2.1 Gambaran Umum Mitra................................................................................................3

BAB III PELAKSANAAN PROYEK....................................................................................4

3.1 Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek.............................................................4

3.2 Analisis........................................................................................................................4

3.2.1 Analisis Hasil Survey...........................................................................................4

3.2.2 Pengembangan Alternatif Solusi........................................................................17

BAB IV PENUTUP................................................................................................................19

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................19

4.2 Rekomendasi............................................................................................................19

LAMPIRAN............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

i
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1 – Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek.................................................................4
Tabel 2 – Program Kerja Proyek..............................................................................................20

Gambar 1 – Diagram Usia Responden.......................................................................................5


Gambar 2 – Diagram Jenis Kelamin Responden.......................................................................5
Gambar 3 – Diagram Agama Responden...................................................................................6
Gambar 4 – Diagram Pendidikan Terakhir Responden.............................................................6
Gambar 5 – Diagram Pertanyaan 1............................................................................................7
Gambar 6 – Diagram Pertanyaan 2............................................................................................8
Gambar 7 – Diagram Pertanyaan 3............................................................................................9
Gambar 8 – Diagram Pertanyaan 4..........................................................................................10
Gambar 9 – Diagram Pertanyaan 5..........................................................................................10
Gambar 10 – Diagram Pertanyaan 6........................................................................................11
Gambar 11 – Diagram Pertanyaan 7........................................................................................11
Gambar 12 – Diagram Pertanyaan 8........................................................................................12
Gambar 13 – Diagram Pertanyaan 9........................................................................................13
Gambar 14 – Diagram Pertanyaan 10......................................................................................13
Gambar 15 – Diagram Pertanyaan 11......................................................................................14
Gambar 16 – Diagram Pertanyaan 12......................................................................................14
Gambar 17 – Diagram Pertanyaan 13......................................................................................15
Gambar 18 – Diagram Pertanyaan 14......................................................................................16
Gambar 19 – Diagram Pertanyaan 15......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini sikap dan tindakan radikalisme umat beragama baik pasif maupun
aktif masing sering terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Padahal Agama Islam
tidak mengajarkan kekerasan apalagi radikalisme. Radikalisme umat beragama adalah
paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan sosial, dan politik secara drastis
dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Latar belakang radikalisme yang bersifat
umum adalah bahwa di lingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat
kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Dengan demikian,
fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua umat
beragama.
Salah satu upaya yang dapat menanggulangi radikalisme adalah dengan melakukan
reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang
kontekstual, fleksibel, dan terbuka. Perlu ditanamkan pula kesadaran umat beragama di
era globalisasi ini untuk dapat hidup bersatu di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan
negara meski tidak harus melebur menjadi satu.
Pada kenyataannya masih banyak orang yang belum sadar akan pentingnya
bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga menyebabkan hilangnya rasa
toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri. Jika hal
seperti ini tetap diabaikan akan berakibat pada perpecahan suatu bangsa bahkan
menimbulkan konflik dan peperangan secara horizontal dan vertikal, apalagi jika yang
terlibat berasal kelompok agama yang berbeda. Secara internasional, aksi-aksi
radikalisme tersebut mengakibatkan turunnya citra bangsa, negara, bahkan agama yang
dipeluk oleh bangsa tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


Hubungan antara manusia dengan agamanya adalah hubungan yang erat dan kuat.
Dengan begitu, agama dan manusia tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Agama yang ada di dunia ini tidak hanya satu namun beragam, sehingga tidak
jarang juga muncul konflik-konflik yang menyatakan klaim tentang kebenaran agama dari
masing-masing pihak (Natalia, t.t.). Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui

1
eksistensi agama lain sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya
timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri.
Semua agama pasti menekankan asas kedamaian, persaudaraan, dan keselamatan
dalam setiap ajarannya. Pada kenyataannya sering ditemukan ketidaksesuaian antara
ajaran agama dengan sifat serta sikap pemeluknya yang masih memandang agama secara
tekstual, rigid, dan sempit. Pada akhirnya berujung pada timbulnya konflik yang dapat
menyebabkan munculnya radikalisme dikalangan umat beragama. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan dari tingkat pemahaman dan sudut pandang tentang agama antar
umat beragama sehingga muncul keberagaman.

1.3 Tujuan Proyek


1. Untuk mengidentifikasi masalah radikalisme umat beragama yang terjadi di Indonesia
2. Menganalisis masalah dengan melakukan survey melalui Google Form untuk
mengetahui tingkat radikalisme umat beragama di Indonesia
3. Menemukan dan mengembangkan alternatif solusi sebagai penyelesaian masalah

1.4 Manfaat Proyek


Proyek ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan kepada kita selaku mahasiswa
yang mengerjakan proyek ini dan masyarakat secara luas yang melihat hasil proyek kami
serta menjadi informasi yang menghasilkan bentuk hasil belajar tentang hasil proyek yang
membahas upaya pencegahan radikalisme umat beragama. Hasil proyek ini juga dapat
menjadi referensi kepada seluruh masyarakat di Indonesia dalam meningkatkan kesadaran
bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik dan rasa toleran serta saling menghargai
perbedaan antar umat beragama.

2
BAB II
GAMBARAN MITRA
2.1 Gambaran Umum Mitra
Masyarakat yang dijadikan sasaran survey dan sosialisasi tentang pencegahan
radikalisme umat beragama adalah masyarakat di Indonesia secara luas. Masyarakat di
Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu kemajemukannya adalah terdapat
ragam agama yang dianut oleh masyarakat di Indonesia. Terdapat setidaknya enam
agama dengan penganut terbesar, seperti Islam (87,2% atau 207,2 juta penganut), Kristen
Protestan (6,9% atau 16,5 juta penganut), Kristen Khatolik (2,9% atau 6,9 juta penganut),
Hindu (1,7% atau 4 juta penganut), Budha (0,7% atau 1,7 juta penganut), Konghuchu
(0,05% atau 0,1 juta penganut) (Agama di Indonesia | Indonesia Investments, t.t.).
Sehingga dapat kita ketahui bersama bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah
beragama Islam dan menjadi negara dengan penganut Agama Islam terbesar di dunia.

Secara sosial-budaya, Muslim Indonesia berbeda dengan Muslim di belahan dunia


lain. Dalam lintasan sejarah bangsa ini sejak merdeka, Indonesia bukan negara “teokrasi”
(ketuhanan atau agama), dan juga bukan negara “sekuler”. Indonesia adalah negara yang
memiliki jalan hidup (way of life) yang tertuang dalam konsepsi Pancasila.

Maraknya radikalisme yang penyebabnya adalah konspirasi politik dan kepentingan


pragmatis dari pihak tertentu, baik dari dalam maupun luar negeri, berpotensi untuk
merusak citra Islam dan citra umat Islam di Indonesia. Masyarakat secara umum banyak
yang masih mempunyai pola pikir pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit
(Roibin, t.t.). Dengan begitu, perlu adanya dorongan untuk merombak serta
mereorientasi pola pikir pemahaman agama mereka menjadi kontekstual, fleksibel, dan
terbuka. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya
menghindari sifat dan sikap radikalisme antar umat beragama.

3
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Tabel 1 – Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Proyek

No Kegiatan Proyek Waktu Pelaksanaan Proyek


1 Pengembangan instrumen survey 14 Desember 2021
2 Penyebaran link survey 14 Desember 2021 – 15
Desember 2021
3 Pembuatan handout dan PPT tentang 14 Desember 2021 – 15
pencegahan radikalisme Desember 2021
4 Record presentasi 17 Desember 2021
5 Hasil record diunggah di YouTube 19 Desember 2021

3.2 Analisis
3.2.1 Analisis Hasil Survey
Survey Tentang Tingkat Radikalisme Umat Beragama yang telah kami
kembangkan dan link survey yang disebarluaskan melalui berbagai media sosial
seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, dan YouTube berhasil mendapatkan 133
responden yang dapat dijadikan sampel untuk menarik kesimpulan dari hasil
survey.

4
1. Data-data Umum Responden
a. Diagram Usia Responden

Gambar 1 – Diagram Usia Responden

Dari 133 responden, usia yang paling banyak menjawab survey adalah
19 tahun dengan jumlah 59 orang dan 18 tahun dengan jumlah 50 orang.
b. Diagram Jenis Kelamin Responden

Gambar 2 – Diagram Jenis Kelamin Responden

5
c. Diagram Agama Responden

Gambar 3 – Diagram Agama Responden

Dari 133 responden, yang beragama Islam berjumlah 130 orang,


Kristen Protestan 2 orang, Kristen Khatolik 1 orang, dan untuk Agama Hindu,
Budha, Konghuchu tidak ada responden yang menjawab.
d. Diagram Pendidikan Terakhir Responden

Gambar 4 – Diagram Pendidikan Terakhir Responden

Dari 133 responden, pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA


berjumlah 105 orang dan D4/S1 berjumlah 23 orang.

6
2. Jawaban Survey Responden

Gambar 5 – Diagram Pertanyaan 1

Mengacu pada UU No.7 Tahun 2017, salah satu syarat menjadi


presiden dan wakil presiden yang diatur dalam pasal 169 adalah bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (“Syarat Menjadi Presiden Berdasarkan UU
No. 7 Tahun 2017,” 2018). Dalam pasal tersebut tidak ada aturan yang
memuat bahwa syarat menjadi presiden dan wakil presiden adalah warga
negara Indonesia yang beragama muslim.
Semua warga negara Indonesia yang bahkan beragama non muslim
dapat menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia karena Indonesia adalah
negara demokrasi bukan negara teokrasi. Namun, sebanyak 43 dari 133
responden belum setuju bahwa Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dapat
berasal dari kalangan non muslim.

7
Gambar 6 – Diagram Pertanyaan 2

Dari 133 responden, sebanyak 76,7% atau 102 orang menganggap


perda bernuansa condong kesalah satu agama tidak tepat dan membahayakan
NKRI, sebanyak 15,8% atau 21 orang menganggap perda bernuansa condong
kesalah satu agama tepat dan tidak membahayakan NKRI. Sementara yang
lain memilih untuk menjawab dengan uraian diambil sampel sebagai berikut:

- “Boleh asal tidak terlalu berlebihan sehingga agama lain dikesampingkan”


- “Perda bernuansa condong kesalah satu agama yang memang mayoritas di
daerah tersebut serta memang perlu keistimewaan khusus dan tentu saja tidak
membahayakan NKRI”
- “Kecondongan dapat menimbulkan pertikaian internal”
- “Menurut saya selama tetap NKRI tidak masalah, karena hanya kecil
jangkauanya, dan mungkin ada nilai budaya tersendiri yang harus dihargai”
- “Seharusnya tidak condong kesalah satu agamanya karena di Indonesia tidak
menganut salah satu agama”

Negara kesatuan yang baik adalah negara yang membuat kebijakan


untuk umum, satu untuk semua dan semua untuk satu. Apabila membuat perda
yang partikular seperti perda syariah dan injili harus dijelaskan kepada siapa
perda itu dituju dan siapa yang tidak termasuk. Perda keagamaan dapat
menjadi deskriminasi kepada minoritas dalam bentuk favoritisme (“Perda
syariah di Indonesia,” t.t.).

8
Perda bernuansa agama dapat menjadi sarana bagi kelompok
fundamentalis dan intoleran untuk mengganggu minoritas pemeluk agama dan
mengkonsolidasi jaringan kelompok intoleran. Perda bernuansa agama
seharusnya tidak hadir dalam Negara Kesatuan Indonesia yang menjanjikan
keadilan sosial bagi setiap warga negara yang tertuang pada pasal ke-5
Pancasila.

Gambar 7 – Diagram Pertanyaan 3

Adanya keinginan untuk merealisasikan syariat Islam di Indonesia


sebagai ideologi negara sangat bertolak belakang dengan masyatakat Indonesia
yang heterogen. Memberlakukan hukum yang terdapat di Al-Quran dan Hadist
didalam kelompok masyarakat yang majemuk berarti memaksakan kehendak
untuk menaati pada aturan satu agama dan mengesampingkan porsi agama lain
yang ada (Putra, 2018). Dengan demikian, pembelakukan syariat Islam di
Indonesia tidak dapat dibenarkan. Sayangnya dari 133 responden, terdapat 39
orang yang setuju dengan pemberlakukan syariat Islam di Indonesia yang
sejatinya tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia yang beragam.

9
Gambar 8 – Diagram Pertanyaan 4

Dari 133 responden, sebanyak 94,7% atau 126 orang memilih bentuk
negara republik dan 3,8% atau 5 orang memilih bentuk negara Islam.
Indonesia bukan negara teokrasi (ketuhanan atau agama), dan juga bukan
negara sekuler. Indonesia adalah negara kesatuan yang tertuang dalam
konsepsi Pancasila.

Gambar 9 – Diagram Pertanyaan 5

Dari 133 responden, sebanyak 97,4% atau 130 orang memilih ideologi
Pancasila dan 1,5% atau 2 orang memilih ideologi Islam untuk diterapkan di
Negara Indonesia.

10
Gambar 10 – Diagram Pertanyaan 6

Jika ditarik kebelakang kembali ke masa pasca kemerdekaan, banyak


bermunculan gerakan-gerakan radikalisme yang mengancam disintegrasi
bangsa. Salah satu gerakan tersebut adalah gerakan Negara Islam Indonesia
(NII). Gerakan seperti ini dapat mengancam disintegrasi bangsa, meskipun
gerakan NII secara institusi sudah ditumpas namun secara ideologi masih
hidup sampai saat ini yang dapat mengancam persatuan NKRI. Dari 133
responden, terdapat 32,3% atau 43 orang memilih setuju dan siap untuk
berjihad menegakkan negara Islam atau khilafa di Indonesia.

Gambar 11 – Diagram Pertanyaan 7

Melakukan penyerangan terhadap individu atau kelompok yang secara


langsung maupun tidak langsung, sengaja maupun tidak sengaja menghina

11
islam adalah termasuk tindakan radikalisme. Sebagai umat Islam sudah
menjadi kewajiban untuk memberikan citra positif bagi Islam yang memang
berwajah humanis, anti kekerasan, sarat cinta kasih, dan moderat kepada
masyarakat luas.

Apapun permasalahannya harus mengutamakan jalan kedamaian dan


perlu dilakukan pendekatan lebih lanjut kenapa individu atau kelompok
tersebut menghina Islam dan sudut pandang apa yang melatar belakanginya
menghina Islam jadi tidak harus ada kekerasan. Sayangnya dari 133
responden, sebanyak 24,1% atau 32 orang memilih bersedia untuk melakukan
penyerangan terhadap seseorang atau kelompok yang dianggap menghina
Islam dan 35,3% atau 47 orang memilih mungkin (mungkin tidak dan
mungkin iya).

Gambar 12 – Diagram Pertanyaan 8

Beberapa tahun lalu sering bermunculan aksi radikalisme akibat dari


doktrin thagut. Thagut adalah perbuatan yang buruk dan syirik kepada Allah.
Dalam doktrin ini mereka menganggap sistem hukum Indonesia adalah thagut.
Dalam doktrin ini dijelaskan bahwa pemimpin yang tidak menerapkan hukum
Allah adalah zalim, mengubah serta mengganti dengan hukum milik manusia
adalah thagut. Menurut doktrin ini, Republik Indonesia dengan UUD 1945 dan
dasar negara Pancasila, dan pembuataan UU oleh DPR dan pemerintah adalah
termasuk thagut (Sobari, t.t.). Dari 133 responden, sebanyak 9% atau 12 orang
yang menganggap hukum di Indonesia adalah hukum kafir.

12
Gambar 13 – Diagram Pertanyaan 9

Dari 133 responden, sebanyak 93,2% atau 124 orang memilih tidak
bersedia bila diajak untuk ikut berperang ke Irak dan Suriah oleh ISIS dan
6,8% atau 9 orang memilih bersedia.

Gambar 14 – Diagram Pertanyaan 10

Bentuk-bentuk radikalisme umat beragama ada beberapa jenis, salah


satunya adalah aksi bom bunuh diri. Dari 133 responden, sebanyak 99,2% atau
132 orang memilih tidak bersedia untuk melakukan bom bunuh diri dan 0,8%
atau 1 orang memilih mungkin (mungkin tidak dan mungkin iya).

13
Gambar 15 – Diagram Pertanyaan 11

Melaksanakan ibadah dan membangun tempat ibadah yang nyaman


dan aman untuk memfasilitasi sebagian besar atau sebagian kecil umat
beragama adalah hak yang mereka dapatkan. Pada sila pertama Pancasila
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, dapat diartikan semua umat beragama
mempunyai hak yang sama untuk melaksanakan ibadah sesuai tuntunan
agamanya masing-masing. Sebagai bagian dari negara yang pluralis, sikap
saling hormat dan toleran antar umat beragama harus dijunjung tinggi. Dari
133 responden, sebanyak 2,3% atau 3 orang memilih tidak boleh jika ada
seseorang yang ingin membangun tempat ibadah untuk non muslim
disekitarnya.

Gambar 16 – Diagram Pertanyaan 12

14
Dari 133 responden, sebanyak 47,4% atau 63 orang memilih
radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, 36,8% atau 49 orang memilih
perpecahan antar suku dan agama, dan 7,5% atau 10 orang memilih
komunisme sebagai ancaman terbesar bagi Pancasila. Sementara responden
yang lain menjawab dengan uraian diambil sampel sebagai berikut:

- “Pemimpin yang tidak bisa bertanggung jawab atas tugasnya dan rakyat yang
tidak bisa intropeksi diri”
- “Hutang luar negeri”
- “Ketidakpercayaan antar kubu/agama/daerah”

Gambar 17 – Diagram Pertanyaan 13

Sebagai sesama warga negara Indonesia, jika ada suatu wilayah di


negara ini mendapat musibah sebaiknya kita bekerja sama membantu dan
tolong menolong. Jadi intinya adalah kita harus mengutamakan menolong
yang dekat terlebih dulu jika sudah baru kita menolong yang jauh, karena
kalau bukan kita siapa lagi yang akan membantu pertama kali ketika terjadi
musibah di suatu wilayah Indonesia. Dari 133 responden, sebanyak 88% atau
117 orang yang memilih Indonesia Timur untuk yang lebih penting dibantu
jika ada bencana.

15
Gambar 18 – Diagram Pertanyaan 14

Dari 133 responden, sebanyak 97% atau 129 orang memilih tidak
keberatan jika ada warga non muslim mengadakan acara keagamaan di
lingkungan sekitarnya dan 3% atau 4 orang memilih keberatan.

Gambar 19 – Diagram Pertanyaan 15

Radikalisme adalah paham yang menginginkan pembaruan atau


perubahan sosial, dan politik secara drastis dengan menggunakan sikap yang
ekstrem. Sementara melawan pemerintah yang berkuasa adalah salah satu
bentuk radikalisme. Berjuang untuk merubah negara sekuler seperti Indonesia
yang sudah berjalan dari sistem sosial sampai politik adalah hal yang tidak
tepat dan radikal. Dari 133 responden, sebanyak 24,8% atau 33 orang bersedia

16
menyerang penegak hukum jika ada seseorang yang berjuang menegakkan
Negara Islam Indonesia.

3.2.2 Pengembangan Alternatif Solusi


Tugas seluruh umat Islam adalah memberikan citra positif bagi Islam yang
memang berwajah humanis, anti kekerasan, sarat cinta kasih, dan moderat. Kata
moderat merupakan sikap yang selalu menghindari perilaku yang berlebih-lebihan
(ekstrem). Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang yang cenderung
ke arah pengambilan sikap dengan menggunakan jalan tengah (Salim, 2002).
Dengan demikian muslim moderat dapat didefinisikan sebagai pandangan seorang
muslim atau umat Islam terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan
praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan
mengambil jalan tengah (moderat).
Maka solusi untuk meningkatkan moderatisme masyarakat muslim dan umat
beragama yang lain di Indonesia adalah dengan sosialisasi serta pemberian
edukasi. Kami melakukan sosilalisasi pemberian edukasi dengan tema
Pencegahan Radikalisme Umat Beragama. Sosialisasi yang dibuat berbentuk
video presentasi dan diunggah di YouTube. Alasan menggunakan YouTube adalah:
1. Rata-rata orang Indonesia melihat video di YouTube adalah 1 jam (Setiap
Hari, Penduduk Indonesia Nonton Youtube Nyaris 1 Jam | Teknologi, 2018).
Berarti kegiatan masyarakat Indonesia setiap harinya adalah menonton video
di YouTube.
2. Batasan maksimal durasi video di YouTube hingga 12 jam lamanya.
3. Porsi pengguna YouTube sekitar 53% dari total pengguna ponsel pintar
(Setiap Hari, Penduduk Indonesia Nonton Youtube Nyaris 1 Jam | Teknologi,
2018).
4. Aplikasi YouTube adalah aplikasi yang easy to access dan easy to use

Dalam video presentasi tersebut membahas tentang upaya pencegahan


radikalisme dan usaha mempengaruhi penonton agar menerapkan pengetahuan
yang terkandung dalam video tersebut dalam kehidupan bersosial. Bab-bab yang
dibahas dalam video tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengertian jihad dan radikalisme umat beragama


2. Landasan dan macam-macam jihad

17
3. Latar belakang radikalisme umat beragama
4. Bentuk dan dampak radikalisme umat beragama
5. Upaya menanggulangi radikalisme umat beragama
6. Muslim moderat

18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang majemuk, salah satunya adalah adanya keragaman
agama yang ada. Namun, kemajemukan tersebut dapat menjadi tantangan bagi kita
selaku warga negara Indonesia. Dalam kemajemukan agama selalu terdapat
kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Sikap dan sifat
fundamentalisme dan radikalisme ini merupakan masalah dan tantangan bagi semua
umat beragama.
Tidak sedikit diantara kita yang masih salah dalam menyikapi pluralitas yang ada
serta pemahaman agama yang masih tekstual, rigid, dan sempit. Radikalisme umat
Islam di Indonesia bukan bersumber dari budaya asli umat Islam di Indonesia, sebab
pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah komunitas yang moderat. Maraknya
konspirasi politik dan kepentingan pragmatis dari pihak tertentu, baik dari dalam
maupun luar negeri, berpotensi untuk merusak citra umat Islam di Indonesia, yang
merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

4.2 Rekomendasi
Berdasarkan proyek ini ditemukan berbagai permasalahan yang tentunya perlu
dilakukan langkah antisipasi untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul
dalam upaya pencegahan radikalisme umat beragama. Adapun rekomendasi proyek
ini sebagai berikut :
1. Jajaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berupaya untuk
mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosial, ekonomi, politik,
pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional dan regional.
2. Masyarakat di Indonesia diharapkan dapat mengubah pemahaman agama yang
tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang kontekstual, fleksibel, dan
terbuka.
3. Melakukan modernisasi kehidupan umat beragama secara selektif, dengan
mengakomodir sisi positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya.

19
LAMPIRAN
Tabel 2 – Program Kerja Proyek

No Program Kerja Hasil Kerja Proyek


Proyek
1 Pengembangan https://drive.google.com/drive/folders/1qNv0TLGKI3xGnOT1fM2oix-
instrumen survey zZv0Ztc9o?usp=sharing
tentang tingkat
radikalisme umat
beragama dengan
Google Form
2 Pembuatan materi https://drive.google.com/drive/folders/1qNv0TLGKI3xGnOT1fM2oix-
handout dan PPT zZv0Ztc9o?usp=sharing
tentang pencegahan
radikalisme
3 Video presentasi di https://youtu.be/L00Hv_LTP4M
YouTube

20
DAFTAR PUSTAKA
Roibin. (t.t.). Diambil 19 Desember 2021, dari
http://repository.uin-malang.ac.id/5314/1/5314.pdf
Agama di Indonesia | Indonesia Investments. (t.t.). Diambil 18 Desember 2021, dari
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69?
Natalia, A. (t.t.). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RADIKALISME DALAM BERAGAMA
(Kajian Sosiologi Terhadap Pluralisme Agama Di Indonesia). 21.
Perda syariah di Indonesia: Hasrat menghidupkan ideologi Islam di negeri Pancasila? (t.t.).
BBC News Indonesia. Diambil 19 Desember 2021, dari
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49332135
Putra, D. I. A. (2018). Konsep Etnosentrisme Ibn Taimiyyah dan Gerakan Arabisme di
Indonesia. Sulthan Thaha Journal of Social and Political Studies, 2(01), 01.
https://doi.org/10.30631/stjsps.v2i01.77
Salim, P. (2002). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press.
Setiap Hari, Penduduk Indonesia Nonton Youtube Nyaris 1 Jam | Teknologi. (2018, Agustus
13). Bisnis.com. https://teknologi.bisnis.com/read/20180813/280/827436/setiap-hari-
penduduk-indonesia-nonton-youtube-nyaris-1-jam
Sobari, H. A. (t.t.). Thagut dan Monyet Berseragam Cokelat. detiknews. Diambil 19
Desember 2021, dari https://news.detik.com/kolom/d-3716716/thagut-dan-monyet-
berseragam-cokelat
Syarat Menjadi Presiden berdasarkan UU No. 7 Tahun 2017. (2018, Desember 4). Intan
Fauzi. https://intanfauzi.com/syarat-menjadi-presiden/

21

Anda mungkin juga menyukai