Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PENDIDIKAN, PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, DAN

PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN

(Observasi SMA Negeri 7 Malang)

LAPORAN OBSERVASI

untuk memenuhi tugas matakuliah

Pengantar Ilmu Kependidikan

yang dibina oleh Wildan Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.

oleh:

Kelompok 3

Alberty Vieter Riawan : 210521618078

Andrias Setia Pribadi : 210241605615

Ardias Kusuma Wardana : 210521618006

Arya Dwi Pramana : 210521618052

Fikri Fayyadh Albiruni : 210241605668

Firdaus Situmorang : 210521618040

Malta Juvike Ohenokha : 210241605608

Muhammad Farrel Panjalu : 210241605628

Rafli Mario Maulana : 210241605636

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Job Deskripsi


Setiap anggota kelompok memiliki job deskripsi masing-masing dalam tugas
observasi ke lembaga pendidikan dengan judul “SISTEM PENDIDIKAN,
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, DAN PENERAPAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN (Observasi SMA Negeri 7 Malang)”.
Job deskripsi disepakati pada saat diskusi bersama seluruh anggota kelompok 3 yang
bertujuan supaya tugas dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan lebih terstruktur.
Berikut adalah job deskripsi setiap anggota kelompok 3:
1. Alberty Vieter Riawan
a. Sebagai editor video observasi di SMA Negeri 7 Malang
b. Melakukan pengambilan dokumentasi foto dan video saat observasi
2. Andrias Setia Pribadi
a. Sebagai pewawancara
b. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sistem pendidikan,
pelaksanaan pendidikan karakter, dan penerapan pendidikan multikultural di SMA
Negeri 7 Malang
c. Bertugas untuk menghubungi narasumber
3. Ardias Kusuma Wardana
a. Membuat laporan observasi
b. Membuat surat perizinan observasi ke SMA Negeri 7 Malang
c. Mengumpulkan dan mengolah data yang berkaitan dengan kegiatan observasi ke
SMA Negeri 7 Malang
4. Arya Dwi Pramana
a. Sebagai pewawancara
b. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sistem pendidikan,
pelaksanaan pendidikan karakter, dan penerapan pendidikan multikultural di SMA
Negeri 7 Malang
5. Fikri Fayyadh Albiruni
a. Melakukan pengambilan dokumentasi foto dan video saat observasi
6. Firdaus Situmorang
a. -

1
7. Malta Juvike Ohenokha
a. Sebagai ketua kelompok observasi
b. Sebagai pewawancara
c. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sistem pendidikan,
pelaksanaan pendidikan karakter, dan penerapan pendidikan multikultural di SMA
Negeri 7 Malang
d. Mengatur jadwal dan perizinan observasi ke SMA Negeri 7 Malang
e. Bertugas untuk menghubungi narasumber
8. Muhammad Farrel Panjalu
a. Melakukan pengambilan dokumentasi foto dan video saat observasi
b. Sebagai editor video observasi di SMA Negeri 7 Malang
9. Rafli Mario Maulana
a. Sebagai editor video observasi di SMA Negeri 7 Malang
b. Melakukan pengambilan dokumentasi foto dan video saat observasi
1.2 Profil Tentang SMA Negeri 7 Malang
1.2.1 Lokasi SMA Negeri 7 Malang
SMA Negeri 7 Malang, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri
yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sekolah yang kini menjadi salah satu
sekolah adiwiyata ini memiliki slogan "Satya Bhakti Tansah Tresno" yang biasa
disingkat SABHATANSA.

Gambar 1.1 Peta Satelit SMA Negeri 7 Malang

Alamat : Jl. Cengger Ayam I No.14, Tulusrejo, Kec. Lowokwaru, Kota

2
Malang, Jawa Timur 65141
Telepon : (0341) 495256
Provinsi : Jawa Timur
Peminatan : IPA, IPS dan Bahasa
1.2.2 Dokumentasi Foto SMA Negeri 7 Malang

Gambar 1.2 Foto Bersama Narasumber di Halaman Depan SMAN 7 Malang

1.2.3 Profil Narasumber


- Nama: Laili Ivana, S.Pd.
- Jabatan: Wakil Kepala Sekolah (Kurikulum)

3
BAB II

HASIL OBSERVASI

2.1 Sistem Pendidikan yang Berlaku di SMA Negeri 7 Malang

Sistem pendidikan yang diberlakukan di SMAN 7 Malang adalah sistem pendidikan


nasional. Sebelum memberlakukan kurikulum sistem paket dalam melaksanakan sistem
pendidikan nasional, SMAN 7 malang sebelumnya memberlakukan kurikulum sistem
SKS. Kurikulum sistem SKS mengadopsi dari pelaksanaan sistem SKS yang biasanya
diberlakukan di perguruan tinggi. Tujuan dari kurikulum ini adalah untuk memfasilitasi
siswa yang mempunyai kecepatan dalam belajar yang melebihi siswa lain pada
umumnya. Sehingga siswa yang memiliki kecepatan dalam belajar memungkinkan lulus
lebih cepat, yang awalnya masa studi adalah 6 semester dapat ditempuh dengan 4 atau 5
semester. Namun setelah dievaluasi kembali, SMAN 7 Malang memilih memberlakukan
kurikulum sistem paket, dimana pihak sekolah yang memilihkan mata pelajaran dan
beban studi pada siswa dalam bentuk paket.

2.2 Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMA Negeri 7 Malang

Dalam membangun karakter siswa, SMA Negeri 7 Malang telah menuangkannya


pada visi dan misi sekolah, sebagai berikut:

VISI

TERPUJI DALAM CITRA

UNGGUL DALAM PRESTASI

MELESTARIKAN LINGKUNGAN

DAN SENI BUDAYA INDONESIA

MISI

SAPTACITRA SABHATANSA

1. Meningkatkan kepribadian dan akhlak mulia serta kecintaan terhadap tanah air.

2. Meningkatkan prestasi di bidang akademik dan non akademik.

3. Mengintegrasikan konsep pengelolaan lingkungan hidup pada semua kegiatan


pembelajaran.

4
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, sehat, nyaman dan rindang.

5. Melastarikan dan membudayakan keragaman hayati di lingkungan sekolah.

6. Melakukan gerak nyata pengurangan pencemaran lingkungan sekolah dan


dilingkungan yang lebih luas.

7. Melakukan berbagai upaya untuk melestarikan seni budaya indonesia.

Program-program pembentukan karakter pada siswa harus merujuk pada visi dan misi
sekolah. Visi dan Misi SMA Negeri 7 Malang diberlakukan agar siswa mempunyai
karakter yang terpuji, berprestasi, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya serta seni
budaya Indonesia. Beberapa program pembentukan karakter yang diadakan oleh sekolah
salah satunya adalah upacara bendera dan pembinaan wali kelas setiap hari senin,
pengadaan sosialisasi dari lembaga luar yang bertujuan untuk pembentukan karakter dan
menambah wawasan siswa, setiap pagi selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai
dilakukan kegiatan keagamaan menurut masing-masing agama yang dianut siswa, pada
hari jumat juga dilaksanakan kegiatan SHABATANSA BERSERI (bersih, segar, dan
religi).

Harapan sekolah dalam pelaksanaan program-program pembentukan karakter tersebut


adalah menggiring siswa ke arah terpuji dalam citra (disiplin, tertib, dan bertanggung
jawab), menjadi siswa yang beriman pada Tuhan YME, dan menjadi manusia berkarakter
positif sehingga visi dan misi sekolah dapat tercapai.

2.3 Penerapan Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 7 Malang

Pendidikan multikultural di SMAN 7 Malang diarahkan pada pemberian wawasan dan


memberikan gambaran nyata kepada siswa bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku
yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Penerapan pendidikan
multikultural di SMAN 7 Malang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung,
misalnya saat pembelajaran dikelas bapak/ibu guru dapat selalu menyinggung tentang
unsur pendidikan multikutural disela mengajar. Hal ini terjadi karena dalam merancang
RPP (rencana pembelajaran), siswa harus diarahkan kepada terbentuknya profil pelajar
Pancasila. Dengan begitu siswa dapat memiliki kepribadian yang bertoleransi tinggi
terhadap orang lain yang berbeda secara kultural dengan dirinya, siswa juga dapat
memiliki jiwa sosial yang saling menghargai terhadap perbedaan.

5
2.4 Permasalahan dan Solusi dalam Penerapannya Tentang Sistem Pendidikan yang
Berlaku di SMA Negeri 7 Malang

Sistem pendidikan yang berlaku di SMAN 7 Malang adalah sistem pendidikan


nasional. Dalam menerapkan sistem pendidikan nasional di sekolah tersebut
diberlakukan kurikulum dengan sistem SKS yang diadopsi dari sistem perkuliahan
yang ada di perguruan tinggi. Kurikulum sistem SKS tersebut akhirnya dievaluasi dan
sekarang berganti menjadi kurikulum sistem paket. Alasan bergantinya kurikulum
sistem SKS menjadi sistem paket adalah karena sistem SKS dianggap rumit dan tidak
efisien, guru harus dihadapkan oleh banyak siswa yang setiap siswa tersebut memiliki
kecepatan dalam belajar yang berbeda-beda.

Dengan diberlakukannya kurikulum sistem paket maka pihak sekolah yang


mempunyai kendali untuk memilihkan mata pelajaran dan beban studi pada siswanya.
Keuntungan dari diberlakukannya sistem paket yaitu dalam manajemen kelas lebih
mudah untuk diatur karena siswa yang belajarnya cepat dengan yang belajarnya lambat
mendapatkan mata pelajaran dan beban studi yang sama. Adanya kurikulum sistem
paket juga mengharuskan siswa untuk menyelesaikan mata pelajaran dan beban studi
dalam satu tahun ajaran semester ganjil dan genap. Jika siswa tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam pembelajaran yang telah dipaketkan dalam satu tahun maka
siswa akan mengalami kendala dalam memenuhi kriteria kenaikan kelas.

Pada saat kurikulum sistem SKS diterapkan, motivasi belajar siswa cenderung turun.
Hal ini disebabkan karena siswa yang belum menyelesaikan SKS pada suatu mata
pelajaran tertentu siswa tersebut akan tetap naik kelas, namun ia harus menyelesaikan
SKS pada semester sebelumnya. Dengan begitu SMAN 7 Malang beralih ke kurikulum
sistem paket karena dianggap lebih efektif, dengan harapan para siswa lebih
bersungguh-sungguh dalam belajar. Walaupun kurikulum sistem SKS telah berganti
menjadi kurikulum sistem paket, motivasi belajar pada siswa tetap harus ditingkatkan.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun
dalam kehidupan lainnya. Proses pembelajaran akan berhasil jika siswa mempunyai

6
motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa (Suprihatin, 2015).

Menurut (Sadirman, 1996) siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki beberapa ciri-
ciri, antara lain sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas.


2. Ulet menghadapi kesulitan/tidak cepat putus asa.
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
4. Lebih senang kerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.

Menurut (Sanjaya, 2009) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.


2. Membangkitkan motivasi siswa.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
4. Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.
5. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.
6. Berikan penilaian.
7. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
8. Ciptakan persaingan dan kerjasama.

2.5 Perbandingan dengan Teori yang Ada

2.5.1 Perbandingan Sistem Pendidikan yang Berlaku di SMA Negeri 7 Malang dengan Teori
yang Ada

Sistem pendidikan yang diberlakukan di SMAN 7 Malang adalah sistem pendidikan


nasional yang mengacu pada UUSPN No 2 Tahun 1989 dan UUSPN No 20 Tahun
2003. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik
dalam bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar (UUSPN Nomer 2
Tahun 1989) atau melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal (UUSPN Nomer
20 Tahun 2003).

7
Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dibentuk berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

SMAN 7 Malang adalah lembaga pendidikan menengah yang memiliki masa studi
tiga tahun sesudah menempuh pendidikan dasar. Pendidikan menengah dalam
hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar.
Sedangkan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.

2.5.2 Perbandingan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMA Negeri 7 Malang dengan Teori
yang Ada

Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang
telah dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam
melakukan transmisi dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Demikian
strategisnya dunia pendidikan sebagai sarana transmisi dan transformasi nilai dan ilmu
pengetahuan ini, maka dalam rangka menanamkan dan mengembangkan karakter
bangsa ini, tidak lepas pula dari peran yang dimainkan oleh dunia pendidikan.
Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan
dunia pendidikan haruslah tidak sekadar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga
mencintai dan mau melakukan tidakan moral (Sudrajat, 2011).

Menurut (Lickona, 1991) ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus
disampaikan. Ketujuh alasan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki kepribadian yang baik
dalam kehidupannya.
2. Cara untuk meningkatkan prestasi akademik.
3. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat
lain.
4. Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam
masyarakat yang beragam.

8
5. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-sosial, seperti
ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos
kerja (belajar) yang rendah.
6. Persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja.
7. Pembelajaran nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja peradaban.

Dalam membangun karakter siswa, SMAN 7 Malang telah menuangkannya pada visi
dan misi sekolah. Visi dan Misi SMAN 7 Malang diberlakukan agar siswa mempunyai
karakter yang terpuji, berprestasi, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya serta seni
budaya Indonesia. Pelaksanaan program-program pembentukan karakter yang
dicanangkan oleh SMAN 7 Malang bertujuan untuk menggiring siswa ke arah terpuji
dalam citra (disiplin, tertib, dan bertanggung jawab), menjadi siswa yang beriman pada
Tuhan YME, dan menjadi manusia berkarakter positif sesuai visi dan misi sekolah.

2.5.3 Perbandingan Penerapan Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 7 Malang dengan


Teori yang Ada

Indonesia yang seperi mosaik adalah negeri yang sangat kaya dengan keberagaman
budaya. Gelombang demokrasi menuntut pengakuan perbedaan dalam tubuh bangsa
indonesia yang majemuk. Oleh sebab itu pendidikan multikultural adalah jawaban atas
beberapa problematika dari kemajemukan tersebut dan perlu kita sadari bahwa proses
pendidikan adalah proses pembudayaan dan cita - cita persatuan bangsa yang
merupakan unsur budaya nasional (Mahfud, 2011).

Ada tiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh (Tilaar, 2004), antara
lain sebagai berikut:

1. Pendidikan multikultural didasar pada pedagogik kesetaraan manusia (equity


pedagogy).
2. Pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya manusia Indonesia yang
cerdas dan mengembangkan pribadi-pribadi Indonesia yang menguasai ilmu
pengetahuan dengan sebaik-baiknya.
3. Prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti bangsa ini terhadap arah serta nilai- nilai baik
buruk yang dibawanya.

Ketiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan Tilaar tersebut di atas


sudah dapat menggambarkan bahwa arah dari wawasan multikulturalisme adalah

9
menciptakan manusia yang terbuka terhadap segala macam perkembangan zaman dan
keragaman berbagai aspek dalam kehidupan modern.

Tujuan pendidikan multikultural dalam UUSPN ialah: menambahkan sikap simpati,


respek, apresiasi dan empati terhadap penganut agama dan kultur yang berbeda.Tujuan
utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik, respek,
apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Pendidikan
multikultural bertujuan untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang memungkinkan
peserta didik mencapai potensi maksimal sebagai pelajar dan sebagai pribadi yang aktif
dan memiliki kepekaan sosial tinggi di tingkat lokal, nasional dan global serta
mewujudkan sebuah bangsa yang kuat, maju, adil, makmur dan sejahtera tanpa
perbedaan etnik, ras, agama dan budaya. Dengan semangat membangun kekuatan
diseluruh sektor sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki harga diri yang
tinggi dan dihargai bangsa lain.

Menurut (Puspita, 2018) pendekatan dalam pendidikan multikultural meliputi:

1. Pengajaran yang diberikan kepada mereka yang berbeda secara kultural dilakukan
dengan penitikberatan agar dikalangan mereka terjadi perubahan kultural
2. Memperhatikan pentingnya hubungan manusia dengan mengarahkan atau
mendorong siswa memiliki perasaan positif, mengembangkan konsep
diri,mengembangkan toleransi dan mau menerima orang lain.
3. Menciptakan arena belajar dalam satu kelompok budaya.
4. Pendidikan multikultural dilakukan sebagai upaya mendorong persamaan struktur
sosial dan pluralism kultural dengan pemerataan kekuasaan antar kelompok.
5. Pendidikan multikultural sekaligus sebagai upaya rekontruksi sosial agar terjadi
persamaan struktur sosial dan pluralisme kultural dengan tujuan menyiapkan agar
setiap warga negara aktif mengusahakan persamaan struktur sosial.

Pendidikan multikultural di SMAN 7 Malang diarahkan pada pemberian wawasan dan


memberikan gambaran nyata kepada siswa bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku
yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Siswa diarahkan kepada
terbentuknya profil pelajar Pancasila. Dengan begitu siswa dapat memiliki kepribadian
yang bertoleransi tinggi terhadap orang lain yang berbeda secara kultural dengan
dirinya, siswa juga akan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan saling menghargai
terhadap perbedaan.

10
Beberapa keterangan mengenai tujuan pendidikan multikultural di atas sesuai dengan
penerapan pendidikan multikultural yang ada di SMAN 7 Malang, yaitu untuk
menciptakan kehidupan yang harmonis dalam lingkungan sekolah dan masyarakat yang
serba majemuk (Ibrahim, 2013).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pendidikan yang diberlakukan di SMAN 7 Malang adalah sistem
pendidikan nasional yang mengacu pada UUSPN No 2 Tahun 1989 dan UUSPN No
20 Tahun 2003. Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan bertanggung jawab.
Dalam membangun karakter siswa, SMAN 7 Malang telah menuangkannya
pada visi dan misi sekolah. Visi dan Misi SMAN 7 Malang diberlakukan agar siswa
mempunyai karakter yang terpuji, berprestasi, dan peduli terhadap lingkungan
sekitarnya serta seni budaya Indonesia. Pelaksanaan program-program
pembentukan karakter yang dicanangkan oleh SMAN 7 Malang bertujuan untuk
menggiring siswa ke arah terpuji dalam citra (disiplin, tertib, dan bertanggung
jawab), menjadi siswa yang beriman pada Tuhan YME, dan menjadi manusia
berkarakter positif.
Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap
simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang
berbeda. Pendidikan multikultural di SMAN 7 Malang diarahkan kepada siswa agar
terbentuk profil pelajar Pancasila. Dengan begitu siswa dapat memiliki kepribadian
yang bertoleransi tinggi terhadap orang lain yang berbeda secara kultural dengan
dirinya, siswa juga akan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan saling menghargai
terhadap perbedaan.
3.2 Saran Kepada SMA Negeri 7 Malang
SMAN 7 Malang beralih ke kurikulum sistem paket karena dianggap lebih efektif,
dengan harapan para siswa lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Walaupun
kurikulum sistem SKS telah berganti menjadi kurikulum sistem paket, motivasi
belajar pada siswa tetap harus ditingkatkan.
Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dapat berasal dari luar
diri siswa (ekstrinsik). Sebagai lembaga pendidikan, SMAN 7 Malang harus dapat
membangun dan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar
terutama peningkatan pada motivasi ekstrinsik siswa. Seberapa kuat motivasi yang

12
dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya,
baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ibrahim, R. (2013). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: Pengertian, Prinsip, dan


Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam. 7.
Indonesia. (1989). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Sekretariat Negara.
Indonesia. (2003). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Sekretariat Negara.
Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect
and Responsibility. Bantam Books.
Mahfud, C. (2011). Pendidikan Multikultural (Cetakan 6). Pustaka Pelajar.
Puspita, Y. (2018). PENTINGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL.
Sadirman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan
Calon Guru. Rajawali Pers.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana Prenada Media Group.
Sudrajat, A. (2011). MENGAPA PENDIDIKAN KARAKTER?
https://doi.org/10.21831/jpk.v1i1.1316
Suprihatin, S. (2015). UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA. 3. http://dx.doi.org/10.24127/ja.v3i1.144
Tilaar, H. A. R. (2004). Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan
Dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Grasindo.

14
LAMPIRAN

1. Link Youtube video observasi: https://youtu.be/djaTSAIAA8k


2. Dokumentasi foto saat wawancara

15

Anda mungkin juga menyukai