Anda di halaman 1dari 420

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA

JOUNE J.E. GANDA KEVIN W. LOTULUNG


BUPATI WAKIL BUPATI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN 2021 - 2026

VISI :
”TERWUJUDNYA MINAHASA UTARA HEBAT MELALUI PERUBAHAN UNTUK KEMAJUAN DAN
KESEJAHTERAAN BERLANDASKAN IMAN DAN GOTONG ROYONG”

MISI :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, berkepribadian dan berbudaya melalui
gotong royong;
2. Mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat;
3. Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan;
4. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan data untuk pelayanan publik dengan tata kelola
pemerintah yang baik.
BUPATI MINAHASA UTARA
PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA


NOMOR 3 TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2021-2026

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI MINAHASA UTARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1)


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2021-2026.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi
Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4343);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor1312);
5. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Minahasa Utara.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MINAHASA UTARA
dan
BUPATI MINAHASA UTARA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2021-2026

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Minahasa Utara.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut asas dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Minahasa Utara.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Minahasa Utara.
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode
5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai
dengan Tahun 2025.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh)
tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan
Tahun 2025.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2021-2026 yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah periode 5 (lima) tahun.
9. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD
adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
10. Rencana Strategis PD yang selanjutnya disingkat
Renstra PD adalah dokumen perencanaan PD
untuk periode 5 (lima) tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang
selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah
Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun.
12. Rencana Kerja PD yang selanjutnya disebut Renja
PD adalah dokumen perencanaan PD untuk periode
1 (satu) tahun.
13. Pembangunan Daerah adalah usaha yang
sistematik untuk pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki daerah untuk peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah
sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya.
14. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu
proses untuk menentukan kebijakan masa depan,
melalui urutan pilihan, yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan
dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam
jangka waktu tertentu di daerah.
15. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan
pembangunan daerah.
16. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-
upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan
visi.
17. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan.
18. Sasaran adalah rumusan kondisi yang
menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil
pembangunan daerah/PD yang diperoleh dari
pencapaian hasil program PD.
19. Strategi adalah langkah berisikan program-program
sebagai prioritas pembangunan daerah/PD untuk
mencapai sasaran.
20. Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir
atau kerangka kerja untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan dan mengantisipasi
isu strategis daerah/PD yang dilaksanakan secara
bertahap sebagai penjabaran strategi.
21. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Utara.

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 2
(1) Penetapan RPJMD dimaksudkan sebagai dokumen
perencanaan dalam penyusunan Renstra PD,
RKPD, Renja PD dan perencanaan penganggaran.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi pedoman bagi:
a. PD dalam menyusun Renstra PD; dan
b. Pemerintah Daerah dalam menyusun Renja PD
yang merupakan dokumen perencanaan
tahunan.
(3) Penetapan RPJMD mempunyai tujuan untuk
mewujudkan perencanaan pembangunan daerah
yang sinergis dan terpadu dengan perencanaan
Pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota sekitar.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) RPJMD Tahun 2021-2026 sebagai landasan dan
pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dalam
melaksanakan pembangunan dalam 5 (lima) tahun
yang menggambarkan :
a. Visi, Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih; dan
b. Tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan daerah dan program pembangunan
keuangan daerah serta yang akan dilaksanakan
oleh PD yang disertai dengan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif.
(2) RPJMD Tahun 2021-2026 sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam
penyusunan RKPD, Renstra dan Renja PD
berpedoman pada RPJPD, RTRW, RPJMN, dan
RPJMD Provinsi Sulawesi Utara serta
memperhatikan RPJMD Kabupaten/Kota sekitar.
(3) RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD,
Renstra PD.

BAB III
SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2021-2026
Pasal 4
(1) Sistematika penyusunan RPJMD Tahun 2021-2026
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disusun
sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c. BAB III : Gambaran Keuangan Daerah;
d. BAB IV : Permasalahan dan Isu-isu Strategis
Daerah;
e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
f. BAB VI : Strategi, Arah Kebijakan, dan
Program Pembangunan Daerah;
g. BAB VII : Kerangka Pendanaan Pembangunan
dan Program Perangkat Daerah;
h. BAB VIII : Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah;
i. BAB IX : Penutup.
(2) Ketentuan mengenai uraian Sistematika RPJMD
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 5
(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap pelaksanaan RPJMD.
(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi:
a. pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan
perencanaan RPJMD;
b. pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD; dan
c. evaluasi terhadap hasil RPJMD.
(3) Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Kepala Badan Perencanaan serta Penelitian
dan Pengembangan.
(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
RPJMD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
dilakukan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB V
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 6
(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan
bahwa proses perumusan tidak sesuai dengan
tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah yang diatur berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan
bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
c. terjadi perubahan yang mendasar.
(2) Dalam rangka efektivitas, perubahan RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b tidak dapat dilakukan apabila sisa masa
berlaku RPJMD kurang dari 3 (tiga) tahun.
(3) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, mencakup terjadinya bencana
alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik
sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran
Daerah, atau perubahan kebijakan nasional.
(4) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menjadi pedoman RKPD dan perubahan
Renstra PD.
PENJELASAN
ATAS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2021-2026

I. UMUM
Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan
Daerah secara terpadu untuk mencapai hasil yang komprehensif dan
berkelanjutan demi kemajuan pembangunan di segala bidang, maka
RPJMD sangat penting dilaksanakan karena bukan hanya sekedar
dokumen akan tetapi sebagai alat untuk mengukur kemajuan
pembangunan di Daerah
RPJMD Tahun 2021-2026 tentunya merupakan penjabaran visi,
misi, dan program Bupati terpilih disusun dengan periode waktu masa
jabatan Bupati ditambah satu tahun ke depan sebagai masa transisi.
RPJMD akan digunakan sebagai pedoman dan rujukan dalam
penyusunan Renstra PD, Renja PD, penyusunan laporan
pertanggungjawaban, dan tolok ukur kinerja Bupati dalam
melaksanakan pembangunan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.
Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA


TAHUN 2021 NOMOR 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi i
Daftar Gambar iii
Daftar Tabel v
BAB I PENDAHULUAN I.1
1.1 1.1 Latar Belakang I.1
1.2 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I.4
1.3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I.9
1.4 1.4 Maksud dan Tujuan I.13
1.5 1.5 Sistematika Penulisan I.14
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1
2.1 2.1 Aspek Geografi dan Demografi II.1
2.2 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II.16
2.3 2.3 Aspek Pelayanan Umum II.42
2.4 2.4 Aspek Daya Saing Daerah II.16
2.5 Evaluasi pelaksanaan Tujuan Pembangunan II.186
Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals
2.6 Kajian Muatan KLHS Daya Dukung dan Daya II.187
Tampung Lingkungan Hidup
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III.1
3.1 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III.2
3.2 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III.14
3.3 3.3 Kerangka Pendanaan III.20
BAB IV PERMASALAHAAN DAN ISU-ISU STRATEGIS IV.1
DAERAH
4.1 4.1 Permasalahan Pembangunan IV.1
4.2 4.2 Isu Strategis IV.4
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1
5.1 5.1 Visi V.1
5.2 5.2 Misi V.4
5.3 5.3 Tujuan dan Sasaran V.6

Hal. i
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Halaman

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM VI.1


PEMBANGUNAN DAERAH
6.1 6.1 Strategi VI.1
6.2 6.2 Arah Kebijakan dan Program Pembangunan VI.5
Daerah

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN VII.1


PROGRAM PERANGKAT DAERAH

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH VIII.1


DAERAH

BAB IX PENUTUP IX.1

Hal. ii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hubungan RPJM Daerah Kabupaten Minahasa I-10


Utara dengan Dokumen Perencanaan Nasional
dan Provinsi

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Minahasa Utara II-1

Gambar 2.2 Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan II-15

Gambar 2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas II-17


Dasar Harga Berlaku ADHB) dan Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Minahasa
UtaraTahun 2016 – 2020

Gambar 2.4 Inflasi Kota Manado (2012 = 100) Tahun 2015 – II-23
2019

Gambar 2.5 PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016- II-26


2020

Gambar 2.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa II-26


Utara Tahun 2016-2020

Gambar 2.7 Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Minahasa II-27


Utara Tahun 2016-2020

Gambar 2.8 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kabupaten II-31


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Gambar 2.9 Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten II-32


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Gambar 2.10 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan II-33


(P1) Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2016-
2020

Gambar 2.11 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan II-34


(P2) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-
2019

Gambar 2.12 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) II-39

Gambar 2.13 Perkembangan Nilai APS Menurut Kelompok II-53


Usia Sekolah Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2016-2020

Gambar 2.14 Peta Geologi Regional Daerah Minahasa Utara II-141

Hal. iii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Halaman

Gambar 2.15 Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 air panas II-140

Gambar 2.16 Diagram segitiga Na-K-Mg air panas II-141

Gambar 2.17 Diagram segitiga Cl-Li-B air panas II-141

Gambar 2.18 Diagram isotop air daerah Minahasa Utara dan II-142
Bitung

Gambar 2.19 Grafik Perkembangan NTP Sulawesi Utara ....


II-163

Gambar 2.20 Integrasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam II-188


Dokumen Perencanaan Pembangunan

Gambar 2.21 Tujuan Pembangunan II-190


Berkelanjutan/Suistainable Development Goals

Gambar 2.22 Balita Stunting Kabupaten Minahasa Utara II-196


2016-2018 (%) Survei Pemantauan Status Gizi
(PSG)

Gambar 2.23 Kegiatan PAMSIMAS II-199

Gambar 2.24 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa II-209


Utara Tahun 2017-2019

Gambar 2.25 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Tahun II-216


2016-2018

Gambar 5.1 Arsitektur Kinerja Pembangunan Daerah V-6

Gambar 5.2 Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah V-7

Hal. iv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten Minahasa II-3


Utara

Tabel 2.2 Bentuk Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten II-4


Minahasa Utara

Tabel 2.3 Kelerengan Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten II-4


Minahasa Utara

Tabel 2.4 Jumlah Curah Hujan Dan Hari Hujan Menurut II-6
Bulan Di Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2020

Tabel 2.5 Rata-Rata Suhu Dan Kelembaban Udara II-6


Menurut Bulan Di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020

Tabel 2.6 Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin, II-7


Dan Penyinaran Matahari Setiap Bulan
Di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.7 Penggunaan Lahan Di Kabupaten II-8


Minahasa Utara

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Menurut Usia Kabupaten II-14


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan II-15


Penduduk Per Tahun Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.10 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) II-18


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Tabel 2.11 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) II-19


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Tabel 2.12 Distribusi Persentase Produk Domestik II-20


Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-
2020

Tabel 2.13 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut II-20


Lapangan Usaha Tahun 2016-2020
Hal. v
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.14 Laju Inflasi Kota Manado Per Bulan II-24


Menurut Angka Pengeluaran (2012 = 100)
Tahun 2019

Tabel 2.15 Laju Inflasi Kota Manado Per Bulan II-24


Menurut (2012 = 100) Tahun (2016-2020)

Tabel 2.16 Perhitungan Indeks Gini II-28

Tabel 2.17 Indeks Williamson Provinsi Sulawesi Utara II-29


Tahun 2013-2017

Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase II-35


Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman (P1),
Indeks Keparahan (P2), Garis Kemiskinan,
Dan Gini Ratio Tahun 2016-2020

Tabel 2.19 Nilai dan Peringkat IPM Kabupaten/Kota II-36


Se-Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 2.20 Komponen Penyusun IPM Kabupaten Minahasa II-37


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.21 Angka Melek Huruf Di Kabupaten Minahasa II-38


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.22 Angka Harapan Hidup Kabupaten Minahasa II-40


Utara

Tabel 2.23 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2016- II-40


2020

Tabel 2.24 Perkembangan Seni Budaya Tahun 2016-2020 II-41

Tabel 2.25 Perkembangan Indikator Olahraga Tahun 2016- II-42


2020

Tabel 2.26 Perkembangan Jumlah Sekolah Taman Kanak- II-43


Kanak/PAUD di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020 (Unit)

Tabel 2.27 Perkembangan Jumlah Sekolah Dasar (SD) II-44


di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-
2020 (Unit)

Tabel 2.28 Perkembangan Jumlah Sekolah Menengah II-45


Pertama (SMP) di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020 (Unit)

Hal. vi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.29 Perkembangan Jumlah Peserta Didik Sekolah II-46


Dasar (SD) di Kabupaten Minahasa
UtaraTahun 2016-2020

Tabel 2.30 Perkembangan Jumlah Peserta Didik Sekolah II-47


Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten
Minahasa UtaraTahun 2016-2020

Tabel 2.31 Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Taman II-48


Kanak-Kanak/PAUD di Kabupaten Minahasa
UtaraTahun 2016-2020

Tabel 2.32 Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Dasar II-49


(SD) di Kabupaten Minahasa UtaraTahun
2016-2020

Tabel 2.33 Perkembangan Jumlah Guru Sekolah II-50


Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten
Minahasa UtaraTahun 2016-2020

Tabel 2.34 Perkembangan Tingkat Kelulusan menurut II-51


Jenjang pendidikan di Kabupaten Minahasa
UtaraTahun 2016-2020 (Unit)

Tabel 2.35 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) II-52


Tahun 2016-2020 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.36 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka II-54


Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.37 Persentase Penduduk Kabupaten Minahasa II-55


Utara berdasarkan Ijazah/STTB tertinggi yang
dimiliki 2015-2017

Tabel 2.38 Jumlah Sekolah Tahun 2020 II-56

Tabel 2.39 Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah II-56


Tahun 2016-2020 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.40 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia II-58


Sekolah Tahun 2020 Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.41 Daftar Peserta Didik Putus Sekolah di II-59


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang II-59


Pendidikan Dasar Tahun 2016-2020 Kabupaten
Minahasa Utara

Hal. vii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.43 Jumlah Guru dan Murid Jenjang II-60


Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan
Tahun 2020 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.44 Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, II-62


Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Tahun 2016-2020

Tabel 2.45 Status Gizi Balita Kabupaten Minahasa Utara II-62


Tahun 2020

Tabel 2.46 Persentase Balita Gizi Buruk II-63


Tahun 2016-2020

Tabel 2.47 Prevalensi Balita Gizi Kurang Se-Kabupaten II-64


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.48 Prevalensi Stunting Kabupaten Minahasa II-65


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.49 10 Besar Penyakit Menonjol Di Kabupaten II-66


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.50 Angka Kesakitan Penyakit Menular II-66


Tahun 2020

Tabel 2.51 Jumlah Posyandu Dan Balita Di Kabupaten II-68


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.52 Jumlah Puskesmas, Poliklinik Dan Pustu II-69


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.53 Jumlah Puskesmas, Poliklinik Dan Pustu II-69


Menurut Kecamatan Tahun 2020

Tabel 2.54 Jumlah Dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah II-70
Penduduk Tahun 2016-2020 Kabupaten
Minahasa Utara

Tabel 2.55 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan II-71


Tahun 2020 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.56 Jumlah Dokter Tahun 2016-2020 II-71


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.57 Jumlah Dokter Di Lingkup Pemerintah II-72


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.58 Jumlah Dokter Menurut Kecamatan II-73


Tahun 2020 Kabupaten Minahasa Utara

Hal. viii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.59 Jumlah Tenaga Medis Tahun 2016-2020 II-73


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.60 Panjang, Jenis Permukaan, Dan Kondisi II-74


Jalan Nasional Yang Melalui Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.61 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan II-75


Tahun 2018-2020

Tabel 2.62 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan II-76


Jalan Tahun 2018-2020

Tabel 2.63 Daerah Irigasi Teknis Kabupaten Minahasa II-76


Utara

Tabel 2.64 Daerah Irigasi Semi Teknis Kabupaten II-77


Minahasa Utara

Tabel 2.65 Daerah Irigasi Desa Kabupaten II-77


Minahasa Utara

Tabel 2.66 Daerah Irigasi Sederhana Kabupaten II-79


Minahasa Utara

Tabel 2.67 Panjang Saluran Pembawa Daerah Irigasi II-80


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.68 Sumber Air Baku II-82

Tabel 2.69 Jumlah Pelanggan PDAM Di Kabupaten II-83


Minahasa Utara

Tabel 2.70 Desa Penerima Program Pamsimas II-83


Kabupaten Minahasa Utara Tahun (2014-2020)

Tabel 2.71 Penilaian RTRW Kabupaten Minahasa Utara II-88


Menggunakan Metode Kualitatif

Tabel 2.72 Rasio Rumah Layak Huni II-90

Tabel 2.73 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja II-90


Tahun 2016-2020 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.74 Rasio Jumlah Linmas Tahun 2016-2020 II-91


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.75 Indeks Risiko Bencana Kabupaten Minahasa II-92


Utara Tahun 2020

Hal. ix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.76 Data Masalah Sosial KabupatenMinahasa Utara II-93


Tahun 2019

Tabel 2.77 Penerima Bantuan Program Keluarga II-94


HarapanKabupaten Minahasa Utara Tahun
2020

Tabel 2.78 Data Sosial Kabupaten Minahasa Utara II-95


Tahun 2019

Tabel 2.79 Data Tenaga Kerja Di Kabupaten Minahasa II-96


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.80 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2016- II-97
2020

Tabel 2.81 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Dan II-97


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.82 Persentase Jumlah Pekerja Perempuan Di II-98


Lembaga Pemerintahan Di Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.83 Perimbangan Produksi Dan Kebutuhan Pangan II-99


(Beras) Di Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.84 Proyeksi Kebutuhan Beras Dan Ketersediaan II-100


Sawah Dan Ladang Untuk Mencukupi
Kebutuhan Beras Di Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.85 Lahan Bersertifikat Di Kabupaten II-102


Minahasa Utara Tahun 2015-2019

Tabel 2.86 Luas Hutan di Kabupaten Minahasa Utara II-103


Tahun 2016 s/d 2018

Tabel 2.87 Indikator Lingkungan Hidup Daerah II-106

Tabel 2.88 Laporan Capaian Pengurangan Dan Penanganan II-107


Sampah Sampai Tahun 2019

Tabel 2.89 Jumlah Penduduk Yang Sudah MemilikiKTP-El, II-109


Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, Akta Nikah,
Akta Cerai Dan Akta Kematian Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.90 Rata-rata Kelompok Binaan PKK II-109

Hal. x
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.91 Jumlah LPM Aktif Tahun 2016-2020 II-110

Tabel 2.92 Program Kegiatan Bidang Keluarga Berencana II-110


Dan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan
Indikator Kontrak Kinerja, Sasaran Dan
Capaian Tahun 2020

Tabel 2.93 Laporan Ketersediaan Obat/Alat Kontrasepsi II-111


Tahun 2020

Tabel 2.94 Pembentukan Kelompok Tribina, PIKR Dan II-112


UPPKS

Tabel 2.95 Rasio Akseptor KB Tahun 2016-2020 II-113


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.96 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut II-114


Jenis Kendaraan Di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020

Tabel 2.97 Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Diuji II-114


Menurut Jenis Kendaraan Di Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.98 Kondisi Layanan Telekomunikasi Di Kabupaten II-115


Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.99 Website Milik Pemerintah Kabupaten Minahasa II-116


Utara Tahun 2016–2020

Tabel 2.100 Jumlah Koperasi Tahun 2016-2020 II-118

Tabel 2.101 Jumlah UMKM Tahun 2016-2020 II-118

Tabel 2.102 Jumlah Investor di Kabupaten Minahasa Utara II-119

Tabel 2.103 Jumlah Investasi Kabupaten Minahasa Utara II-121


Tahun 2016–2020

Tabel 2.104 Data Kelompok Tari Di Kabupaten Minahasa II-124


Utara Tahun 2019

Tabel 2.105 Indikator Kebudayaan Kabupaten Minahasa II-125


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.106 Data Cagar Budaya Di Kabupaten Minahasa II-125


Utara Tahun 2019

Hal. xi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.107 Data Wisatawan Yang Berkunjung Di II-126


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.108 Jumlah Perpustakaan Desa Kabupaten II-127


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.109 Produksi Penangkapan Ikan Kabupaten II-129


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.110 Data Nelayan Di Kabupaten Minahasa Utara II-130


Tahun 2020

Tabel 2.111 Nilai Tukar Nelayan (NTN) II-131

Tabel 2.112 Data Nelayan Dan Sarana Dan Prasarana II-132


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.113 Data Perusahaan Perikanan Kabupaten II-132


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.114 Data Daya Tarik Wisata Di Kabupaten II-134


Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.115 Jumlah Kunjungan Wisata Nusantara dan II-135


Mancanegara ke Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

Tabel 2.116 Pencapaian Realisasi Produksi Tanaman Pangan II-136


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.117 Pencapaian Realisasi Produksi Hortikultura II-137


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.118 Pencapaian Realisasi Produksi II-138


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.119 Pencapaian Realisasi Vaksinasi Rabies Dan II-138


Pengobatan Ternak Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020

Tabel 2.120 Jumlah Usaha Perdagangan Di Kabupaten II-139


Minahasa Utara Tahun 2020

Tabel 2.121 Potensi Geologi Daerah Panas Bumi di II-140


Kabupaten Minahasa Utara

Hal. xii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.122 Data IKM Non Formal Tahun 2019 Menurut II-144
Jenis Industri

Tabel 2.123 Data IKM Formal Tahun 2019 Menurut Jenis II-145
Industri

Tabel 2.124 Presentase Pertumbuhan Industri Kabupaten II-145


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.125 Nilai SAKIP Kabupaten Minahasa Utara Tahun II-146


2019-2020

Tabel 2.126 Indeks Reformasi Birokrasi Kabupaten II-147


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.127 Jumlah ASN Menurut Jabatan Pemerintah II-149


Kabupaten Minahasa Utara Per 31 Desember
Tahun 2020

Tabel 2.128 Jumlah Diklat Aparatur Di Pemerintah II-151


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.129 Indikator Inspektorat Kabupaten II-152


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.130 Nama Kecamatan, Desa dan Kelurahan II-153


Di Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.131 Daerah-Daerah Rawan Konflik Di Kabupaten II-157


Minahasa Utara

Tabel 2.132 Daftar Partai Penerima Dana Bantuan II-160


Keuangan Tahun 2020

Tabel 2.133 Data Politik Dalam Negeri Kabupaten II-161


Minahasa Utara

Tabel 2.134 Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut II-161


Kelompok Komoditas Tahun 2019-2020

Tabel 2.135 NTP Sulawesi Utara Dan Perubahannya Maret- II-163


April 2021

Tabel 2.136 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW Tahun 2012- II-167


2017

Tabel 2.137 Persentasi Luas Wilayah Produktif Tahun 2013– II-167


2017

Hal. xiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.138 Jumlah Sarana Air Minum Tahun 2016-2020 II-169


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.139 Restoran/Rumah Makan II-170

Tabel 2.140 Hotel/Resort Kategori Bintang II-173

Tabel 2.141 Hotel/Resort Kategori Melati II-174

Tabel 2.142 Perkembangan Jumlah Sarana Akomodasi Dan II-175


Jumlah Kamar Periode 2014-2017

Tabel 2.143 Bencana Di Kabupaten Minahasa Utara II-176

Tabel 2.144 Angka kriminalitas dan ujuk rasa/demonstrasi II-181


Tahun 2017 -2020 Wilayah hukum Kabupaten
Minahasa Utara

Tabel 2.145 Rekapitulasi Perizinan Dan Non Perizinan II-183


Kabupeten Minahasa Utara Tahun (2019-2020)

Tabel 2.146 Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Minahasa II-186


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.147 Rasio Ketergantungan Kabupaten Minahasa II-187


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 2.148 Indikator Kemiskinan Kabupaten Minahasa II-191


Utara Tahun 2010-2019

Tabel 2.149 Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, II-200


Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2015-
2019

Tabel 2.150 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka II-202


Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Minahasa
Utara 2015-2019

Tabel 2.151 Perbandingan Jumlah Anggota DPRD II-205


Kabupaten Minahasa Utara Periode 2012-2019

Tabel 2.152 Rasio RUmah Layak Huni II-214

Tabel 2.153 Laporan Capaian Pengurangan dan Penanganan II-214


Sampah sampai Tahun 2019

Tabel 2.154 Data Nelayan dan Sarana Prasarana Kabupaten II-219


Minahasa Utara Tahun 2019

Hal. xiv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.155 Data Perusahaan Perikanan Kabupaten II-219


Minahasa Utara Tahun 2019

Tabel 2.156 Persentase rumah tangga yang memiliki II-226


akses terhadap layanan sumber air minum
layak

Tabel 2.157 Persentase rumah tangga yang memiliki II-228


akses terhadap layanan sanitasi layak

Tabel 2.158 Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko II-229


bencana daerah

Tabel 2.159 Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan II-230


target Perpres 59 tahun 2017 di Kabupaten
Minahasa Utara

Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Kabupaten Minahasa III-3


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 3.2 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Minahasa III-5


Utara Tahun 2016-2020

Tabel 3.3 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten III-7


Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah III-8


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 3.5 Kewajiban Kabupaten Minahasa Utara Tahun III-10


2016-2020

Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Tahun 2016-2020 III-11


Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 3.7 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan III-14


Kebutuhan Aparatur Tahun 2016-2020
Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 3.8 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan III-15


Aparatur Tahun 2016-2020 Kabupaten
Minahasa Utara

Tabel 3.9 Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas III-17


Utama Tahun 2016-2020 Kabupaten Minahasa
Utara

Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Tahun 2016-2020 III-19


Kabupaten Minahasa Utara

Hal. xv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran III-20


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tabel 3.12 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah III-26


Tahun 2021 s/d Tahun 2026 Kabupaten
Minahasa Utara

Tabel 3.13 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah III-28


Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Minahasa Utara Tahun 2022-2026

Tabel 3.14 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil III-30


Kemampuan Keuangan Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2022-2026

Tabel 4.1 Keterkaitan Isu Strategis Kabupaten Minahasa IV-16


Utara, Isu Internasional, Isu Nasional, Isu
Provinsi Sulawesi Utara Dan Isu Strategis KLHS

Tabel 5.1 Visi RPJPD, RPJMN Dan RPJMD Provinsi V-2


Sulawesi Utara

Tabel 5.2 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Jangka V-9


Menengah Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 6.1 Identifikasi SWOT VI-2

Tabel 6.2 Matriks SWOT VI-3

Tabel 6.3 Visi, Misi, Tujuan Dan Strategi Kabupaten VI-4


Minahasa Utara 2021-2026

Tabel 6.4 Arah Kebijakan Pembangunan DaerahTahun VI-12


2022-2026

Tabel 6.5 Tema pembangunan Tahun 2021-2026 VI-16

Tabel 6.6 Program Pembangunan Daerah Kabupaten VI-17


Minahasa Utara Tahun 2021-2026 Dalam
Rangka Pencapaian Visi dan Misi Bupati Dan
Wakil Bupati Minahasa Utara

Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah VII-1


Tahun 2022-2026 Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang VII-13


disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten
Minahasa Utara

Hal. xvi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten VIII-3


Minahasa Utara Tahun 2021-2026

Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap VIII-9


Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan
Minahasa Utara

Hal. xvii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA UTARA


TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH TAHUN 2021 - 2026

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemilihan Kepala Daerah Serentak 9 Desember 2020 di
Kabupaten Minahasa Utara, berhasil memilih Bapak JOUNE JAMES
ESAU GANDA, SE sebagai Bupati dan Bapak KEVIN WILLIAM
LOTULUNG, SH, MH sebagai Wakil Bupati Minahasa Utara untuk
periode Tahun 2021-2024 sebagaimana amanat pasal 201 ayat (7)
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota. Kebijakan pemerintah pemilu Tahun
2024 dan Pemilihan Kepala Daerah serentak Tahun 2024 dilaksanakan
pada tahun yang sama, dengan harapan agar penyusunan dokumen
Perencanaan Jangka Menengah Nasional dan Daerah (RPJMN dan
RPJMD) periode Tahun 2024-2029 dilaksanakan serentak.
Hal ini menjadi momentum yang tepat untuk menyelaraskan
perencanaan pembangunan antara pusat dan daerah sehingga
diharapkan dengan periode/waktu pembangunan yang sama akan
semakin mudah dalam mencapai target pembangunan nasional maupun
daerah. Namun demikian kebijakan tersebut diatas tidak mempengaruhi
periodesasi RPJMD sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
640/16/SJ yang menyebutkan bahwa periodesasi RPJMD bagi daerah
yang melaksanakan pemilihan Kepala Daerah serentak Tahun 2020
adalah Tahun 2021-2026.
Selanjutnya, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1
ayat (12) menyatakan bahwa “Pemerintahan Daerah berwenang

BAB I Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan


masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia”. Dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, disusun suatu
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional. Kewenangan tersebut merupakan
kewenangan dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dari
perencanaan, pengawasan serta evaluasi. Oleh karena itu, dalam
implementasinya pelaksanaan otonomi daerah harus terencana dan
sinergis dengan perencanaan pemerintahan yang lebih tinggi dengan
tidak menghilangkan nilai kekhasan setiap daerah. Berdasarkan
ketentuan pasal 261 ayat (4), visi dan misi kepala daerah terpilih harus
diterjemakan kedalam dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka
Menengah yang dibahas bersama dengan DPRD.
Dokumen Perencanaan Jangka Menengah yang dimaksud pada
penjelasan sebelumnya merupakan dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yaitu dokumen perencanaan untuk periode waktu lima tahun
yang akan datang. Selain janji-janji politik atau visi, misi Kepala Daerah
terpilih yang harus diterjemahkan kepada RPJMD, hasil evaluasi kinerja
periode sebelumnya, isu-isu strategis serta potensi-potensi unggulan
Kabupaten Minahasa Utara juga harus diakomodir pada RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara.
Keseluruhan hal tersebut di analisis berdasarkan ketentuan pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan,Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
menengah Daerah, Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka menengah
Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

BAB I Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dalam peraturan tersebut diamanatkan bahwa perencanaan


pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang
ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu
lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-
2026 dilakukan dengan memperhatikan RPJM Nasional, RJMD Provinsi
Sulawesi Utara, kondisi lingkungan strategis didaerah, potensi daerah,
isu strategis baik internasional, nasional maupun lokal, serta hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya. Dalam
melakukan penyusunan RPJMD, digunakan empat pendekatan utama.
Pertama, pendekatan politik. Pendekatan ini memandang bahwa
pemilihan kepala daerah pada dasarnya merupakan bagian terpenting di
dalam proses penyusunan rencana program. Hal ini terjadi karena
rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan yang ditawarkan
para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini, rencana pembangunan adalah
penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala
Daerah saat kampaye ke dalam RPJMD.
Kedua, pendekatan teknokratik. Pendekatan ini dilaksanakan
dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut.
Ketiga, pendekatan partisipatif. Pendekatan ini dilaksanakan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan.
pendekan bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
memiliki.
Keempat pendekatan atas-bawah (top-down) dan bawah-atas
(bottom-up). Pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemeritahan.
Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah
rencana pembangunan.
Dalam hal pendekatan politik, RPJMD merupakan turunan dari
visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Proses
penyusunannya dilakukan dan disinergikan dengan menggunakan 3
(tiga) pendekatan utama lainnya, dan dilakukan secara bertahap. Proses
penyusunannya dilakukan dari bawah, yang melibatkan berbagai
BAB I Hal. 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pemangku kepentingan (stakeholders) yang ada. Tujuannya adalah agar


RPJMD ini merupakan refleksi dari perencanaan yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh masyarakat di daerah. Melalui RPJMD, Rencana
Strategis Perangkat Daerah (RENSTRA-PD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) akan dimungkinkan lebih terarah pengkajian
terhadap indikator-indikator perkembangan di daerah, diantaranya
adalah Indeks Pembangungan Manusia (IPM), Indeks Gini, Pertumbuhan
Ekonomi, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Kemiskinan.
RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 merupakan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah periode ke 4 (empat) dari
RPJPD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2005-2025. RPJMD yang
telah disusun selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan
dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (RENSTRA-PD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RENJA-
PD).

1.2. Dasar Hukum Penyusunan


Dalam penyusunan RPJMD Daerah Kabupaten Minahasa Utara,
sejumlah peraturan digunakan sebagai rujukan, yaitu:
1. Pasal 18 Ayat 6 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 jo. Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1964 tentang antara lain Pembentukan Provinsi
Daerah Tingkat I Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2102);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 148, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4343);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara
BAB I Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244). Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
11. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negera dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman
Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang; (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 6485);

BAB I Hal. 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6673);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 72 tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 6402);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5041);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6042);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6065);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 2);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6322);

BAB I Hal. 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

20. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan


dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Darah; (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6633);
22. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
23. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi
Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 133);
24. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
10);
25. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan
Penurunan Stunting (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 172);
26. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagai Bencana Nasional;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan
Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157);
BAB I Hal. 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang


Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Reviu Atas Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Anggaran
Daerah Tahunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 462);
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan kajian Lingkungan Hidup Strategis
dalam penyusuran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2018 Nomor
459).
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1114);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 462);
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun
2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 590);
BAB I Hal. 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang


Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
38. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 0061/2911/Sj Tahun 2016
tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Perangkat Daerah;
39. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2005-2015;
40. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2014 Nomor 1 Noreg Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Utara 1/2014);
41. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2017
tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017-2037;
42. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Nomor 3 Tahun
2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2005-2025;
43. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Nomor 1 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2013-2033;
44. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Nomor 2 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021;
45. Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Nomor 5 Tahun
2017 tentang Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Utara;

BAB I Hal. 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

1.3. Hubungan Antar Dokumen


Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD merupakan satu kesatuan
hubungan yang utuh dari managemen pembangunan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara khususnya dalam menjalankan
agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen
perencanaan.
Sebagai subsistem, maka Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) adalah merupakan bagian integral dari
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanan Pembangunan
Provinsi, maka penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-
2026 memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024 dan RPJMD Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2021-2026.
Agar dokumen RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-
2026 selaras dengan kebijakan pembangunan nasional, perlu dilakukan
telaahan terhadap pembangunan nasional yang ditetapkan dalam
RPJMN yang berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah.
Lebih jelasnya hubungan antar dokumen dapat dilihat pada Gambar 1.1
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Hubungan RPJM Daerah Kabupaten Minahasa Utara dengan
Dokumen Perencanaan Nasional dan Provinsi

BAB I Hal. 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 dijabarkan
dalam RKPD dan menjadi pedoman Perangkat Daerah dalam menyusun
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD), Rencana Kerja
Perangkat Daerah (Renja PD) dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perangkat Daerah (RKA PD). Dari RKPD dan RKAPD inilah selanjutnya
disusun dokumen RAPBD.
Selain itu dilakukan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) untuk diintegrasikan dengan rencana pembangunan
daerah guna melihat arahan pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima)
tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya. Guna mendukung
perwujudan pembangunan yang berkelanjutan, maka dilakukan
telaahan terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026.
Proses penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Minahasa Utara
juga memperhatikan keterpaduan pembangunan antar wilayah. Untuk
itu dilakukan telaahan terhadap dokumen perencanaan daerah lainnya
yang berdampingan dengan Kabupaten Minahasa Utara dan dianggap
strategis dalam mendukung pembangunan, antara lain dokumen
perencanaan Kota Manado, dan Kota Bitung berkaitan dengan
pelaksanaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta berkaitan dengan
Rencana Kawasan Perkotaan Manado dan Bitung sebagai Pusat Kegiatan
Nasional.
Secara lebih terperinci hubungan antara RPJMD dengan dokumen
perencanaan lainnya dilingkup pemerintah Kabupaten Minahasa Utara,
sebagai berikut:

A. RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Minahasa Utara


RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 merupakan
rencana pembangunan tahap keempat dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025. Oleh sebab
itu, penyusunan RPJMD selain memuat Visi, Misi dan Program Bupati
dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Utara periode Tahun 2021-2026,
juga berpedoman pada Visi dan Misi RPJP Kabupaten Minahasa Utara
beserta arah pembangunannya. RPJPD Kabupaten Minahasa Utara
BAB I Hal. 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tahun 2021-2026 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi


Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada
pencapaian tujuan nasional.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Minahasa Utara yang ingin diwujudkan dalam 20 (dua
puluh) tahun pembangunan adalah ”TERWUJUDNYA KABUPATEN
MINAHASA UTARA YANG HARMONIS BERBASIS AGRIBISNIS,
INDUSTRI, PARIWISATA YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN,
BERDAYA SAING UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEMANDIRIAN
MASYARAKAT” yang ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan
yaitu :
1. Membangun perekonomian wilayah berbasis agribisnis;
2. Menyelenggarakan pembangunan berbasis sumber daya manusia
dan teknologi;
3. Mengembangkan industri;
4. Meningkatkan potensi pariwisata;
5. Melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Pada tahap 5 (lima) tahun ke 4 (empat) RPJPD Kabupaten Minahasa
Utara diarahkan untuk :
1. Pemantapan lembaga keuangan berbasis ekonomi lokal;
2. Intensifikasi riset dan pengembangan agribisnis kelapa;
3. Peningkatan penyelenggaraan Birokrasi Pemerintahan Daerah.

B. RPJMD dengan RTRW Kabupaten Minahasa Utara


Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan
berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Nomor 1 Tahun 2013
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2013-2033, sebagai acuan untuk mengarahkan pembangunan di
Kabupaten Minahasa Utara dengan memanfaatkan ruang wilayah secara
berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan
berkelanjutan. Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat
kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang
yang asumsi-asumsinya, meliputi:

BAB I Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

1. Struktur ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman dan


sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarki memiliki hubungan fungsional;
2. Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan
3. Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka
mewujudkan rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui
sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan baik di pusat
maupun di daerah secara terpadu.
Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW
daerah sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna
tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah
antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang
kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang
ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan
kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau
pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

C. RPJMD dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD)


RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 menjadi
pedoman dalam penyusunan Renstra PD dalam rentang waktu 5 (lima)
tahun. Renstra PD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi
sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan
indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi
pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh
setiap Perangkat Daerah dibawah koordinasi Badan Perencanaan Serta
Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Minahasa Utara.

D. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026
setiap tahun akan dijabarkan kedalam RKPD, sebagai suatu dokumen
perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara yang
memuat prioritas program dan kegiatan. RKPD merupakan dasar bagi

BAB I Hal. 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


(APBD) Kabupaten Minahasa Utara setiap tahun.

1.4 Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan dokumen RPJMD adalah selain
menyediakan suatu dokumen perencanaan daerah yang merupakan
penjabaran Visi, Misi Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara terpilih
Tahun 2021-2026 yang bersifat stratejik dan komprehensif juga
memberikan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan dalam
membangun Kabupaten Minahasa Utara sesuai dengan kebutuhan
daerah yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Tujuan penyusunan RPJMD sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman yang terarah dan terukur bagi perencanaan
operasional yang tertuang dalam Renstra Perangkat Daerah di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara.
b. Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Minahasa
Utara sebagai rencana pembangunan tahunan daerah.
c. Memberikan kepastian kebijakan publik sebagai komitmen
Pemerintah Daerah.
d. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah
kebijakan pembangunan daerah hingga 5 (lima) tahun kedepan.
e. Menetapkan instrumen untuk pengendalian dan evaluasi terhadap
kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi hasil rencana pembangunan
jangka menengah dan tahunan daerah.
f. Menjamin terwujudnya konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.
g. Menjadi acuan bagi seluruh masyarakat, swasta, dan penyelenggara
pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
Secara lebih khusus lagi maksud dan tujuan dari pada
penyusunan dokumen perubahan RPJMD Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021-2026 adalah menyesuaikan dengan peraturan perundangan
yang berlaku juga akan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan
perubahan Rencana Strategi Perangkat Daerah agar keselarasan dan
sinkronisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan dan sasaran
BAB I Hal. 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

RPJMD sesuai dengan kewenangan yang ada dalam tugas dan fungsi
Perangkat Daerah.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penyajian dokumen RPJMD Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2021-2026 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 yang terdiri dari 9 (sembilan) Bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan,
Hubungan Antar Dokumen, Maksud dan Tujuan dan
Sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Memuat Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan
Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing
Daerah.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


Memuat Kinerja Keuangan Masa Lalu, Kebijakan Keuangan
Masa Lalu.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH


Memuat Permasalahan Pembangunan dan Isu Strategis.
BAB V VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN
Memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN DAERAH
Memuat tentang Strategi, Arah Kebijakan dan Program
Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Utara.

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH
Memuat Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Perangkat Daerah.

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


Memuat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

BAB IX PENUTUP

BAB I Hal. 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Minahasa, terbentuk berdasarkan
Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2003 dan diresmikan pada
tanggal 7 Januari 2004, dengan Airmadidi sebagai ibukota
kabupaten.
Gambar 2.1.
Peta Kabupaten Minahasa Utara

Sumber : Buku Data dan Analisa RTRW Kab. Minahasa Utara 2013 – 2033

Kabupaten Minahasa Utara mempunyai luas daratan sekitar


1.059,244 km2, luas lautan 1.261 km2 dengan garis pantai
sepanjang 292,20 km, memiliki 46 pulau dan 1 pulau terluar yaitu
Pulau Mantehage. Kabupaten Minahasa Utara mempunyai batas –
batas :
Utara : Laut Sulawesi, Kabupaten Kepulauan Siau –
Tagulandung – Biaro.
BAB II Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Timur : Kecamatan Bitung Utara, Bitung Barat (Kota Bitung),


Laut Maluku.
Selatan : Kecamatan Kombi, Tondano Utara (Kabupaten
Minahasa).
Barat : Kecamatan Tombuluan, Tondano Utara (Kabupaten
Minahasa), Kecamatan Tikala, Mapanget, Bunaken
(Kota Manado).

B. Letak dan Kondisi Geografis


Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu kabupaten
di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di antara 0017’15” –
01053’18,5” LU dan 124043’51” – 125010’37,7” BT. Dari sisi
perwilayahan, letak Kabupaten Minahasa Utara sangat strategis,
karena berada di antara 2 (dua) kota utama yang pertumbuhannya
cepat, yaitu Kota Manado dan Kota Bitung, dan di antara 2 (dua)
pintu gerbang utama lokal, nusantara, dan internasional, yaitu
Pelabuhan Bitung dan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi.
Dimana Kabupaten Minahasa Utara masuk dalam koridor cepat
tumbuh Manado - Bitung yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) yang terdiri dari Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi,
Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema.
Adanya pembangunan Jalan Tol Manado - Bitung dan
Pembangunan Jalur Kereta Api Pulau Sulawesi, memperkuat posisi
strategis Kabupaten Minahasa Utara terhadap perkembangan
ekonomi dan Rencana Pengembangan Metropolitan Bitung -
Minahasa Utara - Manado (BIMINDO). Hal ini perlu dikelola secara
baik agar dapat memberikan dampak positif bagi percepatan
pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara dengan tetap
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan.

C. Topografi
Keadaan topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran
dan perbukitan pada ketinggian di sekitar 0 – 650 meter dari
permukaan laut, kecuali wilayah sekitar pegunungan terutama
Gunung Klabat yang mencapai tinggi sekitar 1.995 meter dari
BAB II Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

permukaan laut. Karakter topografi hampir sama untuk semua


wilayah kecamatan, yaitu dikategorikan datar, landai dan
bergelombang. Wilayah dengan kemiringan tanah antara 0 – 30
adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 – 150 adalah sekitar
43,42%, antara 150 – 450 adalah sekitar 19,66%, dan sisanya yaitu
kemiringan lebih dari 450 adalah sekitar 6,43%.

D. Geologi
Kedalaman efektif tanah rata-rata 0 – 3 m, PH tanah rata-rata
6,0 sampai 8,0 dengan tekstur tanah yang bervariasi dari liat
(alluvial), liat berpasir (latosol), liat berlempung (meditrean) dan
lempung berpasir (regosol).

E. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Minahasa Utara terbagi menjadi 11 buah
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi : DAS Talawaan, DAS
Tondano, DAS Likupang, DAS Maen seperti pada Tabel 2.1. berikut
ini.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Minahasa Utara

Luas Panjang Keliling Ketinggian


No DAS
(Km2) (Km2) (Km) Terendah Tertinggi
1 DAS Talawaan 137,56 44,37 70,83 0 1.700
2 DAS Tondano 155,58 26,41 63,26 25 450
3 DAS Likupang 82,70 23,82 43,88 0 625
4 DAS Maen 82,72 20,17 48,76 0 750
5 DAS Kuala Aren 12,42 7,49 21,50 0 50
6 DAS Kuala Batu 88,14 19,91 45,53 0 425
7 DAS Kuala Mansilong 26,76 5,10 25,19 0 200
8 DAS Kuala Palaes 34,60 7,60 41,75 0 375
9 DAS Kuala Lansa 37,58 4,31 36,57 0 300
10 DAS Matikup 71,70 16,37 43,56 75 1.200
11 DAS Kuala Sawangan 171,44 21,47 77,57 0 950
Jumlah 901,20

Sumber : Buku Data dan Analisa RTRW Kab. Minahasa Utara 2013 – 2033

BAB II Hal. 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Luasan DAS bervariasi mulai dari lebih dari 12 Km 2 sampai


lebih dari 171 Km2. Kecenderungannya bentuk DAS di kabupaten
ini memanjang seperti pada Tabel 2.2. Hal ini tercermin dari nilai
Basin Circularity (Rc) menurut Gregory kurang dari 0,50.

Tabel 2.2
Bentuk Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Minahasa Utara

Luas Panjang Keliling


No DAS Rc Bentuk DAS
(Km2) (Km2) (Km)
1 DAS Talawaan 137,56 44,37 70,83 0,34 Memanjang
2 DAS Tondano 155,58 26,41 63,26 0,49 Memanjang
3 DAS Likupang 82,70 23,82 43,88 0,54 Membulat
4 DAS Maen 82,72 20,17 48,76 0,44 Memanjang
5 DAS Kuala Aren 12,42 7,49 21,50 0,34 Memanjang
6 DAS Kuala Batu 88,14 19,91 45,53 0,53 Membulat
DAS Kuala
7 26,76 5,10 25,19 0,53 Membulat
Mansilong
8 DAS Kuala Palaes 34,60 7,60 41,75 0,25 Memanjang
9 DAS Kuala Lansa 37,58 4,31 36,57 0,35 Memanjang
10 DAS Matikup 71,70 16,37 43,56 0,48 Memanjang
DAS Kuala
11 171,44 21,47 77,57 0,36 Memanjang
Sawangan
Jumlah 901,20

Sumber : Buku Data dan Analisa RTRW Kab. Minahasa Utara 2013 – 2033

Kelerengan sub daerah aliran sungai di daerah tersebut dapat


dikatakan termasuk landai, mengingat rata-rata kelerengannya
kurang dari 7% seperti pada Tabel 2.3 ini.

Tabel 2.3
Kelerengan Daerah Aliran Sungai
di Kabupaten Minahasa Utara

Ketinggian (m) Beda


Panjang Kelerengan
No DAS Tinggi
Terendah Tertinggi (Km) (%)
(m)
1 DAS Talawaan 0 1.700 44,37 1.700 3,83
2 DAS Tondano 25 450 26,41 425 1,61
3 DAS Likupang 0 625 23,82 625 2,62
4 DAS Maen 0 750 20,17 750 3,72
5 DAS Kuala Aren 0 50 7,49 50 0,67
6 DAS Kuala Batu 0 425 19,91 425 2,13
DAS Kuala
7 0 200 5,10 200 3,92
Mansilong
8 DAS Kuala Palaes 0 375 7,60 375 4,93

BAB II Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Ketinggian (m) Beda


Panjang Kelerengan
No DAS Tinggi
Terendah Tertinggi (Km) (%)
(m)
9 DAS Kuala Lansa 0 300 4,31 300 6,96
10 DAS Matikup 75 1.200 16,37 1.125 6,87
DAS Kuala
11 0 950 21,47 950 4,42
Sawangan
Sumber : Buku Data dan Analisa RTRW Kab. Minahasa Utara 2013 – 2033

Penduduk yang bertempat tinggal di sekitar sungai umumnya


untuk memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan air sungai,
sedangkan sebagian penduduk memanfaatkan air tanah dengan
membuat sumur. Di beberapa ibukota kecamatan, seperti di
Airmadidi dan Likupang telah terpasang instalasi pelayanan air
bersih dengan sistem perpipaan dengan memanfaatkan air tanah
atau sungai sebagai sumbernya juga. Dalam skala terbatas air
sungai telah dimanfaatkan untuk irigasi sawah.
Keberadaan sungai-sungai di Kabupaten Minahasa Utara
umumnya tidak dapat dimanfaatkan sebagai jalur transportasi.
Selain kedalaman sungai yang rata-rata kurang dari 1 meter, juga
lebar sungai yang kurang dari 10 meter. Sungai-sungai ini
mempunyai fluktuasi debit air yang cukup besar, terkadang saat
kemarau kering.

F. Klimatologi
Tipe iklim di daerah ini adalah tipe A (iklim basah), dengan
musim kemarau pada bulan Mei – Oktober dan iklim hujan pada
bulan-bulan November – April. Curah hujan tertinggi pada bulan
Agustus yang sering dibarengi dengan angin kencang sehingga
sering mengakibatkan banjir dan gelombang laut maksimum.
Secara umum suhu udara harian rata-rata di Kabupaten Minahasa
Utara bervariasi mulai 26,0°C sampai 27,6°C, pada pagi hari suhu
udara minimum berkisar antara 22,2°C sampai 23,9°C, sedangkan
pada siang hari suhu udara tertinggi di bulan Mei yang mencapai
33,0°C. Dari gambaran topografi dan iklim ini, menunjukan kondisi
daerah di mana sebagian besar wilayah merupakan wilayah yang
subur dan potensial untuk dimanfaatkan bagi pengembangan

BAB II Hal. 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pertanian pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan secara


keseluruhan bagi kepentingan masyarakat dan pembangunan.

Tabel 2.4
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Curah Hujan
Bulan Hari Hujan
(mm)

Januari 2 3

Februari 158 18

Maret 108 14

April 214 17

Mei 293 16

Juni 190 16

Juli 138 17

Agustus 356 23

September 125 12

Oktober 144 14

November 182 15

Desember 348 16

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Berikut ini disajikan rata-rata suhu dan kelembaban udara


menurut bulan di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2020
sebagai berikut :

Tabel 2.5
Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara menurut Bulan
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Suhu Udara Kelembaban Udara


Bulan
min. maks. rata-rata min. maks. rata-rata
Januari 22,9 31,5 26,3 79 97 86
Februari 22,9 31,0 26,0 78 97 86
Maret 23,2 31,1 26,3 80 97 87
April 22,6 31,8 26,3 81 96 87
Mei 23,9 33,0 27,6 68 94 83

BAB II Hal. 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Suhu Udara Kelembaban Udara


Bulan
min. maks. rata-rata min. maks. rata-rata
Juni 23,3 31,9 26,6 73 94 85
Juli 23,4 31,8 26,8 68 94 80
Agustus 23,6 32,7 27,5 61 94 75
September 23,1 32,3 26,8 66 94 81
Oktober 23,1 32,5 26,8 64 96 82
November 23,1 32,5 26,9 65 93 83
Desember 23,6 31,4 26,6 81 94 87
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Berikut ini disajikan rata-rata tekanan udara, kecepatan


angin, dan penyinaran matahari setiap bulan di Kabupaten
Minahasa Utara sebagai berikut :

Tabel 2.6
Rata-rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin, dan Penyinaran
Matahari Setiap Bulan di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020

Tekanan Udara Kecepatan Angin Penyinaran Matahari


Bulan
(mb) (knot) (%)
Januari 1002,6 2,8 58
Februari 1003,4 3,1 60
Maret 1002,8 2,4 49
April 1002,7 1,9 60
Mei 1001,5 2,0 63
Juni 1001,4 1,6 51
Juli 1000,6 2,4 56
Agustus 1001,4 2,8 64
September 1001,4 2,0 53
Oktober 1000,8 1,7 54
November 1001,2 2,1 56
Desember 1000,4 2,1 52
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

G. Penggunaan Lahan
1) Kawasan Lindung
Kawasan lindung di Kabupaten Minahasa Utara meliputi
kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan di bawahnya, kawasan perlindungan setempat,
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya,

BAB II Hal. 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kawasan rawan bencana, kawasan geologi, dankawasan lindung


lainnya.
2) Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya di Kabupaten Minahasa Utara meliputi
kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan
rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan
perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan
peruntukan permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan
peruntukan pariwisata, dan kawasan peruntukan lainnya. Untuk
kawasan peruntukan lahan dikabupaten minahasa utara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.7
Penggunaan Lahan di Kabupaten Minahasa Utara

Hutan
Kebun Ladang Sawah Bangunan Danau Empang Alang
Kecamatan Basah
km2 km2 km2 km2 km2 km2 km2
km2
Kauditan 36,17 3,34 8,04 0,04 - - 0,86 -
Airmadidi 39,05 8,08 1,83 0,01 0,26 - 0,69 -
Likupang Selatan 87,08 1,90 0,35 - 0,00 - 0,05 -
Likupang Timur 26,63 6,03 - - - - 0,07 -
Likupang Barat 41,45 27,07 1,61 0,01 0,27 - 2,41 2,00
Dimembe 97,01 5,21 9,15 - - 1,19 0,89 -
Kema 27,23 19,38 1,88 0,02 0,28 0,02 0,49 0,88
Wori 57,32 6,40 0,22 0,01 0,02 - 0,14 5,58
Talawaan 58,49 8,86 3,35 - - 0,38 0,65 -
Kalawaat 27,37 5,45 2,38 - - 0,39 0,34 -
TOTAL 497,81 91,73 28,81 0,08 0,83 1,98 6,59 8,46
Hutan Semak
Kecamatan Kering Belukar Pasir Permukiman Pendidikan Rawa Sungai Tambak
km2 km2
Kauditan 16,17 27,48 - 2,58 - - - -
Airmadidi 13,67 24,64 - 3,34 - - 0,09 -
Likupang Selatan 2,28 10,22 - 0,51 0,01 - 0,16 -
Likupang Timur 0,39 30,71 - 2,21 - 0,22 0,31 -
Likupang Barat 38,80 48,70 0,18 2,01 0,00 0,23 0,50 0,97
Dimembe 38,00 2,05 - 3,01 - 0,02 0,08 -
Kema 0,10 27,39 0,16 1,84 - 0,05 0,06 0,22
Hutan Semak
Kecamatan Kering Belukar Pasir Permukiman Pendidikan Rawa Sungai Tambak
km2 km2
Wori 2,07 20,37 - 2,07 - 0,17 0,55 -
Talawaan 0,78 4,25 - 2,46 - 0,02 0,39 -
Kalawaat 8,76 0,75 - 3,58 0,00 - 0,34 -
TOTAL 121,03 196,55 0,34 23,61 0,01 0,70 2,48 1,19
Sumber: RBI Skala 1 : 50.000, BIG Tahun 2018

BAB II Hal. 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

3) Potensi Pengembangan Wilayah


a. Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Rakyat
Potensi Kawasan Peruntukan Hutan Produksi yaitu Hutan
Produksi Terbatas Gunung Wiauw dengan luas kurang lebih
3.334,79 Ha, di Gunung Saoan dengan luas kurang lebih 4.738,44
Ha di Pulau Talise dengan luas kurang lebih 805,31 Ha dan di
Pulau Bangka dengan luas kurang lebih 1.506,18 Ha. Penggunaan
kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan dengan tidak mengubah fungsi
pokok kawasan peruntukan hutan produksi.
Ketentutan pokok tentang status dan fungsi hutan;
perencanaan hutan; dan pengelolaan hutan mengacu kepada
ketentuan yang berlaku. Kegiatan pemanfaatan kawasan
peruntukan hutan produksi mencakup tentang kegiatan
pemanfaatan kawasan, kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan,
kegiatan pemanfaatan hasil kayu dan atau bukan kayu, dan
kegiatan pemungutan hasil kayu dan atau bukan kayu dan
kawasan pemanfaatan peruntukan hutan produksi harus terlebih
dahulu memiliki kajian studi Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) yang diselenggarakan oleh pemrakarsa yang dilengkapi
dengan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL).
Kawasan peruntukan hutan rakyat adalah kawasan di
luar kawasan hutan yang yang memiliki tingkat kelerengan lebih
dari 30% yang sudah tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan
budidaya pertanian dan perkebunan dan dapat dikembangkan oleh
masyarakat untuk budidaya tanaman/vegetasi hutan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Kawasan peruntukan hutan rakyat
ini tersebar di seluruh kecamatan.
b. Kawasan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan peruntukan
tanaman pangan, kawasan peruntukan hortikultura, kawasan
peruntukan perkebunan dan kawasan peruntukan peternakan.
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di wilayah
Kabupaten tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten
BAB II Hal. 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Minahasa Utara dengan komoditas ungulan yaitu padi, jagung, dan


kacang – kacangan.
Kawasan peruntukan hortikultura di wilayah Kabupaten adalah
kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya hortikultura, tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dengan luas keseluruhan kurang lebih 27.721 hektar dengan
komoditas yaitu:
1. Komoditas buah – buahan yaitu rambutan, durian, mangga,
duku/lansat, nenas, pepaya, manggis dan pisang;
2. Komoditas sayur – sayuran yaitu cabe, tomat, dan sayuran
dataran rendah lainnya;
3. Komoditas tanaman hias yaitu anggrek; dan komoditas aneka
tanaman yaitu jahe, kunyit, temulawak dan sereh.
Kawasan peruntukan perkebunan di wilayah Kabupaten adalah
kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya perkebunan, tersebar di seluruh wilayah Kecamatan
dengan luas keseluruhan kurang lebih 47.801,04 hektar, dengan
komoditas ungulan yaitu kelapa, pala, kakao, cengkeh dan jambu
mente.
Kawasan peternakan di wilayah Kabupaten adalah kawasan
yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
kegiatan peternakan dengan meminimalisir dampak pencemaran,
yaitu minimal 500 meter dari lokasi permukiman terdekat, tersebar
di seluruh wilayah kecamatan dengan luas keseluruhan sama
dengan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering yaitu
kurang lebih 27.721 hektar dengan komoditas ungulan sapi, babi,
kambing, ayam, itik dan burung puyuh.
Kawasan peternakan yangada dipermukiman dan sudah
memiliki dokumen perijinan lengkap menurut ketentuan yang
berlaku setelah dilembardaerahkannya Peraturan Daerah ini
dinyatakan sah tetapi tidak dapat lagi dikembangkan atau
diperluas.

BAB II Hal. 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kawasan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di wilayah Kabupaten adalah
kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan kegiatan perikanan, terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan perikanan tangkap;
2. Kawasan peruntukan perikanan budidaya; dan
3. Kawasan peruntukan pengolahan hasil perikanan.
Kawasan peruntukan perikanan tangkap adalah kawasan
yang secara teknis sesuai untuk kegiatan memperoleh ikan
diperairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan yang masuk
dalam wilayah pengelolaan perikanan. Kawasan peruntukan
perikanan budidaya adalah kawasan yang secara teknis sesuai
untuk kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakan
ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol yang
tersebar diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa
Utara yang didukung oleh Balai Budidaya Air Tawar Tatelu dan
Balai Budidaya Laut Likupang.
Kawasan peruntukan pengolahan hasil perikanan adalah
kawasan yang secara teknis sesuai untuk pengolahan hasil – hasil
perikanan maupun pemasarannya yang tersebar di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara.
d. Kawasan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan pertambangan mineral non logam dan
batuan;
2. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam; dan
3. Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi.
Kawasan peruntukan pertambangan mineral non logam dan
batuan terdiri atas :
1. Pasir di Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Dimembe;
dan
2. Batu di Kecamatan Likupang Timur, Likupang Selatan,
Likupang Barat, Kecamatan Kema, Kecamatan Talawaan dan
Kecamatan Kauditan kecuali daerah penyangga Hutan Lindung
Gunung Klabat.
BAB II Hal. 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam yaitu:


1. Emas di Kecamatan Likupang Timur, Likupang Selatan,
Likupang Barat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, dan
Kecamatan Talawaan;
2. Biji Besi di Pulau Bangka Kecamatan Likupang Timur;
3. Mangan di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat dan
Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur, dikelola sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi, terdapat di
Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat dan Kecamatan
Likupang Timur. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) berada di
Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Likupang
Timur dan Likupang Selatan.
e. Kawasan Permukiman
Potensi kawasan peruntukan permukiman adalah kawasan
yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dengan
luas keseluruhan kurang lebih 5.141,78 hektar yang terdiri dari :
Permukiman perkotaan meliputi permukiman yang terbentuk
kawasan perkotaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten,
yaitu : Permukiman perdesaan meliputi pemukiman yang terbentuk
kawasan perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten,
permukiman baru skala besar dikembangkan di Kecamatan
Talawaan, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi dan
Kecamatan Kauditan.
f. Kawasan Industri
Kawasan peruntukan industri di wilayah Kabupaten Minahasa
Utara adalah kawasan yang diperuntukan pengembangannya bagi
pemusatan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian maupun
industri manufaktur yang terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan industri yaitu berupa kawasan industri
Kauditan Bitung-Manado (KABIMA) yang mencakup wilayah
Kecamatan Kauditan, Kecamatan Kema serta Kecamatan
Likupang Timur dan Kecamatan Likupang Barat;

BAB II Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung,


Kauditan dan Kema serta pengembangan kawasan pendukung
KEK di Kecamatan Likupang Timur dan Likupang Barat; dan
3. Penetapan kawasan peruntukan industri didukung dengan
pengembangan kegiatan pergudangan terbatas dan terkendali
terletak di Kecamatan Kalawat dan di kawasan yang
diperuntukan untuk kegiatan industri.
g. Wilayah Rawan Bencana
Kawasan wilayah rawan bencana yang berpotensi tinggi
mengalami bencana alam diwilayah Kabupaten Minahasa Utara
meliputi :
1. Kawasan rawan gerakan tanah/longsor tersebar di Kecamatan
Likupang Selatan, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan
Likupang Timur, Kecamatan Kema dan Kecamatan Airmadidi;
2. Kawasan rawan gelombang pasang/tsunami dan abrasi
berada di Pulau Mantehage dan sekitarnya, Pulau Naen dan
sekitarnya, Pulau Talise dan sekitarnya, Pulau Gangga dan
sekitarnya, Pulau Bangka dan sekitarnya, pesisir pantai
Kecamatan Wori, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan
Likupang Timur dan Kecamatan Kema dengan luas
keseluruhan kurang lebih 2.339 hektar;
3. Kawasan rawan banjir di dataran rendah di muara sungai di
Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Wori, Kecamatan
Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Airmadidi,
Kecamatan Kalawat dan Kecamatan Kema dengan luas
keseluruhan diperkirakan kurang lebih 1.582 hektar;
4. Kawasan rawan bencana jalur sesar dan amblesan berada di
sepanjang garis sesar Manado-Kema dan garis sesar Likupang –
Gunung Tayapu/Gunung Werot dengan luas keseluruhan
kurang lebih 1.985 hektar.
h. Kondisi Demografi
Penduduk KabupatenMinahasa Utara Tahun 2020
berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Utara
sebanyak 224.993 jiwa yang terdiri atas 114.530 jiwa penduduk
laki-laki dan 110.463 jiwa penduduk perempuan. Penduduk
BAB II Hal. 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Minahasa Utara mengalami laju pertumbuhan per Tahun 2016-


2020 sebesar 1,71%. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin Tahun 2019 penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan sebesar 103,7. Berdasarkan luas wilayah dan jumlah
penduduk pada Tahun 2020 maka kepadatan penduduk di
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020 mencapai 212 jiwa/km.

Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Menurut Usia
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Umur Jenis Kelamin Jumlah


No
(Tahun) Laki-Laki Perempuan
1 0-4 8.631 8.249 16.880
2 5-9 8.997 8.889 17.886
3 10-14 9.136 8.611 17.747
4 15-19 9.098 8.731 17.829
5 20-24 9.705 8.873 18.578
6 25-29 9.336 8.874 18.210
7 30-34 9.183 8.562 17.745
8 35-39 8.457 8.039 16.496
9 40-44 8.430 7.971 16.401
10 45-49 7.572 7.339 14.911
11 50-54 7.036 6.749 13.785
12 55-59 5.909 5.803 11.712
13 60-64 4.760 4.820 9.580
14 65-69 3.674 3.764 7.438
15 70-74 2.422 2.472 4.894
16 >75 2.184 2.717 4.901
Total 114.530 110.463 224.993
Sumber : BPS Kab.Minahasa Utara, 2021

Dengan jumlah penduduk usia muda (0-19 Tahun), Usia


sekolah (6-24 Tahun), dan usia kerja (15-65 Tahun) yang melimpah
di Kabupaten Minahasa Utara dapat dijadikan modal pembangunan
daerah yang sangat besar. Peningkatan sistem pendidikan,
peningkatan keahlian dan keterampilan, penciptaan peluang kerja
dan investasi, kepastian hukum serta penciptaan iklim usaha yang
kondusif perlu dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya
manusia sebagai modal pembangunan.

BAB II Hal. 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2.2
Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dan luas wilayah,


Kabupaten Minahasa Utara termasuk wilayah dengan klasifikasi
kurang padat (51-250 jiwa per Km²). Dimana luas wilayah
terkecil yaitu Kecamatan Likupang Selatan sebesar 11,82
Km² dengan presentase penduduk terendah sebesar
2,58%. Sementara luas wilayah terbesar berada di
Kecamatan Likupang Timur sebesar 290,85 km² dan
persentase penduduk tertinggi di wilayah kecamatan
Kalawat sebesar 14,57%.

Tabel 2.9
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Menurut Kecamatan di Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2020

Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun
No Kecamatan Penduduk (jiwa)
(%)
Tahun 2010-2020
1 Kema 17.77 1.65
2 Kauditan 28.64 1.88
3 Airmadidi 30.98 1.50
4 Kalawat 32.78 2.02

BAB II Hal. 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun
No Kecamatan Penduduk (jiwa)
(%)
Tahun 2010-2020
5 Dimembe 27.55 1.86
6 Talawaan 22.36 2.30
7 Wori 20.75 1.40
8 Likupang Barat 18.02 0.57
9 Likupang Timur 20.34 2.03
10 Likupang Selatan 5.79 1.24
TOTAL 224.99 1.71
Sumber : Kabupaten Minahasa Utara Dalam Angka, 2021

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Secara umum pendapatan regional merupakan perolehan
nilai tambah yang tercipta dari seluruh kegiatan ekonomi dalam
suatu wilayah pada periode waktu tertentu. PDRB akan
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB sampai dengan Tahun 2020,
dapat diketahui besarnya laju pertumbuhan dan struktur ekonomi
Kabupaten Minahasa Utara.
Salah satu pendekatan dalam menghitung PDRB adalah
menggunakan pendekatan produksi yang merupakan jumlah nilai
tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan
menjadi lapangan usaha (sektor) dan setiap sektor tersebut dirinci
lagi menjadi sub-sub sektor. PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu
wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut
sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap
sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang

BAB II Hal. 16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian


suatu daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna
untuk menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara
keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Minahasa Utara yang disajikan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran kinerja ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga
arah perekonomian regional akan lebih jelas serta bagi pengguna
data akan lebih memberikan manfaat sebagai bahan perencanaan,
evaluasi maupun kajian. Perkembangan ekonomi Kabupaten
Minahasa Utara kurun waktu Tahun 2016 – 2020 berdasarkan
indikator PDRB terus mengalami kenaikan seiring dengan semakin
berkembangnya kegiatan perekonomian. Pada Tahun 2019 nilai
PDRB atas dasar harga berlaku 13,81 Trilyun sedangkan PDRB
atas harga konstannya yaitu sebesar 9,36 Trilyun.

Gambar 2.3
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016 – 2020

Miliar Rp

16,000,000

14,000,000

12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

-
2016 2017 2018 2019 2020

ADHB ADHK

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Berdasarkan harga berlaku nilai PDRB tersebut


meningkat menjadi 14,20 Trilyun rupiah pada Tahun 2020.
Sementara itu PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2020
mengalami penurunan menjadi 9,27 Trilyun rupiah, yang secara
umum menggambarkan dinamika produksi seluruh aktifitas
perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara. Untuk
mengetahui gambaran selengkapnya tentang kondisi
perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara dari
Tahun 2016-2020 dapat dijelaskan pada gambar 2.3
diatas.

Untuk mengetahui gambaran selengkapnya tentang


kondisi perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara dari Tahun
2016-2020 dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.10
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Kategori Uraian 2016 2017 2018 2019 2020


A Pertanian, Kehutanan, dan 3,038,61 3,310,37 3,560,13 3,879,89 4.058.208
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 1,101,57 1.197.14 1,377,01 1,543,65 1.764,587.3
C Industri Pengolahan 1,198,11 1,421,01 1,552,12 1,619,07 1,785.863.2
D Pengadaan Listrik dan Gas 9,544 11.315 11,39 12,75 14.280.1
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 7,824 8,17 8,88 9,97 10.583.8
Sampah,Limbah & Daur Ulang
F Konstruksi 1,427,062 1.504.475 1,761,01 1,935,50 1,822,346
Perdagangan Besar dan Eceran; 978,199 1.024.090 1,182,61 1,328,54 1,329,776.5
G
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 532,23 596,69 685,77 773,18 679,986.1
Penyediaan Akomodasi dan Makan 111,277 121.032 135,40 144,02 111,125.7
I
Minum
J Informasi dan Komunikasi 187,33 203,59 226,52 252,97 277,887.2
K Jasa Keuangan dan Asuransi 86,814 105.114 113,82 122,18 130,305
L Real Estate 568,954 310.170 717,53 779,81 769,354,2
M,N Jasa Perusahaan 1,760 2.051 2,34 2,62 2,516.4
Administrasi Pemerintahan,
O Pertanahan dan Jaminan Sosial 506,874 491.599 509,61 526,44 516,983.1
Wajib
P Jasa Pendidikan 333,543 310.031 400,74 450,51 468,504.1
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 254,237 327.214 309,30 348,91 386,862.1
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 61,947 67.779 76,35 88,75 80,663.5

Produk Domestik Regional Bruto 10,405,887 11.449.723 12,631,07 13,818,77 14,209,832

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan bahwa sektor


yang memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2020 yaitu sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan dan diikuti oleh sektor Konstruksi
dan sektor Industri Pengolahan.

Tabel 2.11
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Kategori Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,106,212 2,199,773 2,280,22 2,426,39 2,460,471.9

B Pertambangan dan Penggalian 839,947 903,512 1,002,46 1,090,21 1,104,587

C Industri Pengolahan 992,452 1.102.535 1,182,22 1,186,97 1,222,561.4

D Pengadaan Listrik dan Gas 10,245 10,747 11,26 11,95 12,898.3


Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 6,032 6,115 6,40 6,61 6,883.3
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1,168,247 1,214.970 1,338,36 1,423,24 1,322,836.2
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 745,533 777,379 828,85 895,63 877,304.2
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 334,853 362,123 392,07 423,15 363,928.1
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 84,897 90,330 97,75 103,12 81,050.3
Minum
J Informasi dan Komunikasi 165,205 172,233 186,96 204,96 221,418.4

K Jasa Keuangan dan Asuransi 67,867 72,000 81,02 84,42 90,218.4

L Real Estate 459,609 501,457 547,84 587,44 576,100.1

M,N Jasa Perusahaan 1,268 1,390 1,52 1,65 1,554.7


Administrasi Pemerintahan,
0 316,228 300,499 303,60 303,06 297,307.9
Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 223,988 239,775 260,22 285,71 291,411.2

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 209,734 225,140 245,40 267,71 291,474.5

R,S,T,U Jasa Lainnya 49,163 52,223 57,05 62,38 55,447.3

Produk Domestik Regional Bruto 7,782,483 8,292,474 8,823,20 9,364,59 9,277,453.1

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Begitu pula dengan sektor yang memberikan kontribusi


terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Minahasa Utara Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

BAB II Hal. 19
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tahun 2020 masih sama yaitu sektor Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan, sektor Konstruksi dan sektor Industri Pengolahan.

Tabel 2.12
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

TAHUN
No Jenis Usaha
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan & Perikanan 29,20 28,91 28,19 28,08 28,56
2 Pertambangan dan penggalian 10,59 10,40 10,90 11,17 12,42
Sektor Primer 39,79 39,31 39,09 39,25 40,98
3 Industri Pengolahan 11,51 12,40 12,29 11,72 12,57
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,09 0,10 0,09 0,09 0,10
5 Pengadaan Air 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07
6 Konstruksi 13,71 13,80 13,94 14,01 12,82
Sektor Sekunder 25,39 26,38 26,39 25,89 25,56
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
7 9,40 9,28 9,36 9,61 9,36
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5,11 5,21 5,43 5,60 4,79
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 1,07 1,06 1,07 1,04 0,78
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 1,80 1,78 1,79 1,83 1,96
11 Jasa Keuangan 0,83 0,92 0,90 0,88 0,92
12 Real Estate 5,47 5,47 5,68 5,64 5,41
13 Jasa Perusahaan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Administrasi Pemerintahan,
14 4,87 4,29 4,03 3,81 3,64
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 3,21 3,15 3,17 3,26 3,30
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,44 2,43 2,45 2,52 2,72
17 Jasa lainnya 0,60 0,59 0,60 0,64 0,57
Sektor Tersier 34,82 34,20 35,13 34,85 33,47
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021
Tabel diatas menunjukkan bahwa sektor primer yang
mempunyai distribusi persentase Produk Domestik Regional
Bruto paling besar dari tahun 2016-2020 dan diikuti sektor
tersier kemudian sektor sekunder.

Tabel 2.13
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2016-2020

2016 2017 2018 2019 2020


No Sektor Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
Pertanian, Kehutanan
A 29.20 3.92 28.91 4.45 28.19 3.65 28.08 6.41 28.56 1.34
dan Perikanan

BAB II Hal. 20
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2016 2017 2018 2019 2020


No Sektor Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
Pertambangan dan
B 10.59 9.05 10.46 7.57 10.90 10.99 11.17 8.75 12.42 1.32
Penggalian
C Industri Pengolahan 11.51 1.03 12.41 11.54 12.29 6.83 11.72 0.40 12.57 3.09
Pengadaan Listrik dan
D 0.09 14.94 0.10 4.21 0.09 5.46 0.09 6.09 0.10 5.48
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
E 0.08 4.37 0.07 1.40 0.07 4.57 0.07 3.29 0.07 4.19
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 13.71 12.07 13.80 7.82 13.94 6.16 14.01 6.34 12.82 -6.99
Perdagangan Besar
G dan Eceran: Reparasi 9.40 7.65 9.28 4.21 9.36 6.69 9.61 8.06 9.36 -2.05
Motor
Transportasi dan
H 5.11 8.70 5.21 8.14 5.43 8.27 5.60 7.92 4.79 -13.99
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan
I 1.07 12.56 1.06 6.40 1.07 8.21 1.04 5.50 0.78 -21.40
Makanan dan
Minuman
Informasi dan
J 1.80 10.76 1.78 4.25 1.79 8.55 1.83 9.63 1.96 8.03
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 0.83 23.08 0.92 15.34 0.90 3.50 0.88 4.19 0.92 6.87
Asuransi
L Real Estate 5.47 10.22 5.51 9.11 5.68 9.25 5.64 7.23 5.41 -1.93
M,N Jasa Perusahaan 0.02 8.16 0.02 9.63 0.02 9.00 0.02 9.04 0.02 -5.92
Administrasi
Pemerintahan,
O 4.87 7.69 4.29 (4.91) 4.03 1.03 3.81 (0.18) 3.64 -1.90
Pertahanan dan
Keamanan
P Jasa Pendidikan 3.21 9.45 3.15 7.05 3.17 8.52 3.26 9.80 3.30 2.00
Jasa Kesehatan dan
Q 2.44 9.85 2.43 7.57 2.45 8.77 2.52 9.09 2.72 8.88
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.60 9.64 0.59 6.30 0.60 9.16 0.64 9.34 0.57 -11.11
PDRB 100.00 7.05 100.00 6.51 100.00 6.46 100.00 6.14 100.00 -0.93

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2021

Dalam Tabel 2.13, ditampilkan laju pertumbuhan PDRB


dari masing-masing lapangan usaha berdasarkan harga berlaku
dan harga konstan, dimana sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan, sektor konstruksi dan sektor industri pengolahan
masih mendominasi. Namun pada tahun 2020 berdasarkan
PDRB atas dasar harga konstan, ada beberapa sektor yang
mengalami pertumbuhan negatif, seperti sektor konstruksi,
sektor perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi dan
pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makanan dan
minuman, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor
administrasi pemerintahan, pertahanan dan keamanan, dan
sektor jasa lainnya. Hal ini merupakan dampak dari Pandemi
BAB II Hal. 21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Covid-19 yang mempengaruhi sektor – sektor tersebut dalam


menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto.

2.2.1.1.1. Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat
menggambarkan kenaikan atau penurunan harga dari
sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap
kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi digunakan sebagai
indikator yang dapat menggambarkan kecenderungan umum
tentang perkembangan harga. Indikator yang terdapat pada
inflasi tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk
pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro maupun
makro, baik fiskal atau moneter. Pada tingkat mikro, rumah
tangga atau masyarakat misalnya dapat memanfaatkan angka
inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan
sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK
dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008,
paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas
dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan
memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut
secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan
modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke
dalam 6 (enam) kelompok pengeluaran (berdasarkan The
Classification of Individual Consumption by Purpose - COICOP),
yaitu :
1. Kelompok Bahan Makanan

BAB II Hal. 22
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau


3. Kelompok Perumahan
4. Kelompok Sandang
5. Kelompok Kesehatan
6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
Inflasi Kabupaten Minahasa Utara berpatokan pada inflasi
Kota Manado, karena Kota Manado sebagai Ibukota propinsi
yang merupakan sebagai pusat Perdagangan dan Jasa dan
merupakan salah satu dari 48 kota yang dijadikan dasar
pengukuran tingkat inflasi di Indonesia. Rata-rata kenaikan
harga barang dan jasa dapat diukur dari besarnya angka inflasi.
Laju Inflasi harga Konsumen di tahun 2019 tertinggi di bulan
Juni sebesar 3,6 persen, dan terjadi deflasi tertinggi pada bulan
Desember sebesar -1,88 persen.
Laju Inflasi harga Konsumen menurut pengeluaran yang
terjadi tahun 2019 tertinggi ada di kelompok pengeluaran
Sandang sebesar 8,46 persen dan terendah ada pada kelompok
Perumahan, Air, Listrik, gas dan bahan bakar hanya sebesar
0,04. Inflasi kota manado dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 2.4
Inflasi Kota Manado (2012 = 100)
Tahun 2015 – 2019

Sumber : BPS Kota Manado, 2021

BAB II Hal. 23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.14
Laju Inflasi Kota Manado per Bulan Menurut
Angka Pengeluaran (2012 = 100) Tahun 2019

Makanan Jadi,
Perumahan,
Bulan Bahan Minuman, Rokok
Listrik, Air, Gas
Makanan dan Tembakau,
dan Bahan Bakar
Food Drink
Januari 1,09 0,10 0,13
Februari -1,85 0,69 -0,05
Maret -3,85 0,81 0,32
April -6,47 0,33 0,50
Mei 12,88 0,12 -1,28
Juni 13,73 0,19 0,04
Juli -6,30 2,18 -0,13
Agustus -9,34 2,23 0,35
September -4,27 0,14 -0,01
Oktober 5,13 0,19 0,02
November 13,61 0,01 0,12
Desember -8,28 -0,03 0,03
Tahun 2019 4,46 7,16 0,04

Sumber : BPS Kota Manado, 2021

Tabel 2.15
Laju Inflasi Kota Manado per Bulan Menurut
(2012 = 100) Tahun (2016 – 2020)

Bulan 2016 2017 2018 2019 2020

Januari -0,18 1,10 0,49 1,09 1,09


Februari -0,82 1,16 0,56 -0,54 -0,54
Maret -0,03 0,23 0,13 -0,69 -0,69
April -0,87 -0,02 1,09 -1,27 -1,27
Mei 0,14 0,12 -1,28 2,60 2,60
Juni 1,06 1,15 0,65 3,60 3,60
Juli 0,84 0,86 -0,68 -1,21 -1,21
Agustus -0,38 -0,21 -0.88 -1,50 -1,50
September -0,68 -1,04 -0,79 -1,30 -1,30
Oktober 0,01 -0,06 0,08 1,22 1,22
November 2,86 -0,09 1,84 3,30 3,30
Desember -1,52 0,51 0,78 -1,88 -1,88
Tahunan 0,35 2,44 3,84 3,52 3,52

Sumber : BPS Kota Manado, 2021

BAB II Hal. 24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.2.1.1.2. PDRB Perkapita


PDRB Perkapita adalah kemampuan suatu daerah untuk
memenuhi kebutuhan setiap penduduk rata-rata, sehingga bisa
dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan
pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi.
Meskipun demikian PDRB perkapita belum dapat
menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebenarnya. Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk
menggambarkan apakah ada peningkatan produktivitas
pembangunan setiap orangnya. PDRB perkapita sebagai salah
satu indikator produktivitas penduduk dapat dihitung dengan
cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk.
Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi)
menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB
maupun PDRB digunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu lapangan
usaha dan pengeluaran. Keduanya menyajikan komposisi data
nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi
(lapangan usaha) dan menurut komponen penggunaannya. PDB
maupun PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan
penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang
mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai
aktivitas produksinya. PDB menurut pengeluaran mengalami
perubahan klasifikasi dimana pengeluaran konsumsi Lembaga
Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang
sebelumnya termasuk bagian dari pengeluaran konsumsi rumah
tangga menjadi komponen terpisah. Sehinga klasifikasi PDB
menurut pengeluaran dirinci menjadi 7 (tujuh) komponen yaitu
komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi LNPRT, pengeluaran konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor
barang dan jasa, dan impor barang dan jasa.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara
mengalami penurunan. Pada Tahun 2019 berada pada kisaran
BAB II Hal. 25
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

6,14 %, kemudian pada Tahun 2020 menurun sangat drastis di


kisaran -0,93%. Pada distribusi persentase terbesar atas dasar
harga berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Minahasa
Utara sebesar 28,56% pada sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan.
Jika dilihat dari angka berlakunya, PDRB Kabupaten Minahasa
Utara pada Tahun 2020 mencapai 14,2 triliun.

Gambar 2.5
PDRB Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Gambar 2.6
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 26
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.2.1.1.3. Gini Ratio


Gini Ratio merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat
ketimpangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk
suatu negara atau wilayah yang telah diakui secara luas. Indeks
gini menjelaskan hubungan antara kelompok penduduk yang
berpendapatan tinggi dengan kelompok penduduk lainnya.
Indeks gini juga secara umum mengukur distribusi pendapatan
atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan
dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks gini
memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi
yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah
penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1
menunjukkan distribusi yang timpang sempurna yaitu satu
orang memiliki segalanya dan orang lain tidak memiliki apa-apa.
Pemerataan hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan
masalah kemiskinan. Secara logika jurang pemisah yang
semakin lebar antara penduduk kaya dan miskin berarti
kemiskinan semakin meluas dan sebaliknya. Dengan demikian
orientasi pemerataan merupakan upaya untuk memerangi
kemiskinan. Tolak ukur untuk menghitung tingkat pemerataan
pendapatan antara lain dengan Indeks Gini atau Gini Ratio.
Gambar 2.7
Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020
0.44
0.43
0.43

0.42

0.41
0.4 0.4 0.4 0.4
0.4

0.39

0.38
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Adapun kriteria kesenjangan/ketimpangan adalah G<0,30


berarti ketimpangan rendah, 0,30<G<0,50 berarti ketimpangan

BAB II Hal. 27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

sedang dan G>0,50 berarti ketimpangan tinggi. Pada Tahun


2016 angka Indeks Gini meningkat yang berarti ketimpangan
semakin melebar, dan turun kembali sampai pada Tahun 2020.
Semakin meningkatnya angka indeks gini di Kabupaten
Minahasa Utara menjadi pemacu bagi pemerintah untuk terus
meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah sesuai dengan potensi ekonomi lokal yang dapat
dikembangkan di kabupaten Minahasa Utara. Langkah ini
menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kesenjangan
pendapatan yang terjadi di Kabupaten Minahasa Utara. Adapun
faktor lain yang sulit dikendalikan adalah adanya faktor migrasi
masuk penduduk dengan penghasilan diatas rata-rata
penghasilan masyarakat golongan rendah.
Ketimpangan kemakmuran merupakan salah satu alat
evaluasi mengukur pembangunan khususnya terhadap
pemerataan. Koefisien Gini merupakan salah satu indikator
mengukur ketimpangan atau distribusi pendapatan antar
golongan masyarakat (size distribution). Indeks ini diturunkan
dari kurva Lorenz, yakni kurva yang memotret distribusi
pendapatan antar kelompok masyarakat. Perhitungan dengan
cara matematis dan Perhitungan Indeks Gini diukur dengan
angka antara 0 sampai dengan 1 seperti disajikan pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2.16
Perhitungan Indeks Gini

Angka Tingkat Ketimpangan

1 Maksimal
0,5–1 Tinggi
0,4–0,5 Sedang
0,1–0,39 Kecil
0 Tidak Ada
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2020

BAB II Hal. 28
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.2.1.1.4. Indeks Wiliamson


Indeks Williamson merupakan ukuran ketimpangan untuk
menganalisis seberapa besarnya kesenjangan antar
wilayah/daerah. Dasar perhitungannya dengan menggunakan
PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per
daerah.
Tabel 2.17
Indeks Williamson Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2013-2017

Indeks
Tahun Keterangan
Williamson
2013 0,48 Ketimpangan Rendah

2014 0,48 Ketimpangan Rendah

2015 0,47 Ketimpangan Rendah

2016 0,48 Ketimpangan Rendah

2017 0,55 Ketimpangan Tinggi


Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, 2020

Indeks ketimpangan Williamson yang diperoleh terletak


antara 0 (nol) sampai 1 (satu). Jika ketimpangan Williamson
mendekati 0 (nol) maka ketimpangan distribusi pendapatan
antar kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Utara adalah rendah
atau pertumbuhan ekonomi antara daerah merata. Jika
ketimpangan Williamson mendekati 1 (satu) maka ketimpangan
distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di provinsi
Sulawesi Utara adalah tinggi atau pertumbuhan ekonomi antara
daerah tidak merata.
Kondisi ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi
Sulawesi Utara dilihat dari 6 (enam) faktor penyebab
ketimpangan menurut Tulus (2001), yaitu: kesejahteraan dan
tingkat pendidikan penduduk, investasi, kepadatan penduduk,
laju pertumbuhan, transportasi, jumlah penduduk, tenaga medis
serta sarana pendidikan dan kelompok komposisi penduduk dan
sarana kesehatan. Kondisi ketimpangan pada setiap kelompok
berbeda-beda, wilayah yang memiliki nilai rendah pada satu

BAB II Hal. 29
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kelompok belum tentu memiliki nilai yang rendah pula pada


kelompok lainnya.

2.2.1.1.5. Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan masalah yang kompleks
dan bersifat multidimensional, di mana berkaitan dengan aspek
sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kompleksnya
masalah kemiskinan membuatnya terus menjadi masalah
fenomenal di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Minahasa
Utara. Program-program pembangunan yang dilaksanakan
selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap
upaya pengentasan kemiskian karena pada dasarnya
pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penanggulangan kemiskinan secara
sinergis dan sistematis harus dilakukan agar seluruh warga
negara mampu menikmati kehidupan yang layak dan
bermartabat. Salah satu aspek penting untuk mendukung
strategi penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data
kemiskinan yang akurat. Pengukuran kemiskinan yang dapat
dipercaya dapat menjadi instrument tangguh bagi pengambil
kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup
orang miskin.
Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk
mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan,
membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta
menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk
memperbaiki kondisi mereka. Pada umumnya terdapat 2 (dua)
angka kemiskinan, yang pertama merupakan angka kemiskinan
makro yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik sejak tahun
1984. Angka kemiskinan makro menyajikan data jumlah dan
persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, indeks
kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Data
kemiskinan makro bersumber dari Survei Sosial Ekonomi
(SUSENAS) dan tidak dapat menampilkan data individu (by
name by address). Angka kemiskinan kedua adalah Basis Data
BAB II Hal. 30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Terpadu (BDT) rumah tangga sasaran program pengentasan


kemiskinan, data BDT bersumber dari Tim Nasional Percepatan
Penangulangan Kemiskinan (TNP2K) sebagai data base rumah
tangga sasaran penerima program-program pengentasan
kemiskinan seperti; KIS, KIP, KKS, BPJS PBI, Rastra dan BLSM.
BDT merupakan data mikro hasil pendataan seluruh rumah
tangga sasaran sejak tahun 2005 yang dapat menampilkan data
individu by name by address.
Selain kedua angka kemiskinan di atas masih terdapat
kriteria kemiskinan menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasioanl (BKKBN) dengan pendekatan kesejahteraan
keluarga. BKKBN membagi kriteria keluarga kedalam lima
tahapan, yaitu Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS), Keluarga
Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera II (KS II), Keluarga
Sejahtera III (KS III), Keluarga Sejahtera III plus (KS III Plus).
Menurut BKKBN, kriteria keluarga yang dikategorikan sebagai
keluarga miskin adalah keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS) dan
Keluarga Sejahtera I (KS I).

Gambar 2.8
Perkembangan Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

20
15.71 14.93 14.13 14.09 14.33
15

10 7.9 7.46 6.99 6.93 7


5

0
2016 2017 2018 2019 2020

Persentase (%) Penduduk Miskin (Ribu)

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Perkembangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Minahasa


Utara pada periode Tahun 2016-2020 ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini. Tingkat kemiskinan mencakup besaran
jumlah dan persentase dari penduduk miskin. Pada periode lima

BAB II Hal. 31
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

tahun kebelakang, perkembangan tingkat kemiskinan


Kabupaten Minahasa Utara relatif berfluktuasi dari tahun ke
tahun.
Secara relatif terjadi penurunan persentase penduduk
miskin. Pada Tahun 2016 sebesar 7,90% atau 15,71 ribu jiwa,
pada Tahun 2017 turun menjadi 7,46% atau 14,93 ribu jiwa
kemudian pada Tahun 2018 turun menjadi 6,99% atau 14,13
ribu jiwa, Tahun 2019 persentase penduduk miskin turun
menjadi 6,93% atau 14,09 ribu jiwa. Namun, di Tahun 2020
persentase penduduk miskin meningkat menjadi 7,00% atau
14,33 ribu jiwa.

2.2.1.1.6. Garis kemiskinan


Garis Kemiskinan (GK) merupakan gambaran nilai rupiah
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok makanan
dan non makanan. Garis Kemiskinan Kabupaten Minahasa
Utara periode Tahun 2016 – 2020 terus mengalami kenaikan.
Untuk Tahun 2020 mencapai 333.535 rupiah, naik 11.856
rupiah dibanding Tahun 2019 sebesar 321.679 rupiah.

Gambar 2.9
Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

340,000 333,535
330,000 321,679
320,000
310,000 300,764
300,000 294,308
290,000 282,494
280,000
270,000
260,000
250,000
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Artinya angka tersebut merupakan batas minimum


pendapatan yang harus dipenuhi untuk memperoleh standar

BAB II Hal. 32
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

hidup, baik untuk kebutuhan makanan maupun non makanan.


Jika di bawah angka tersebut maka masuk kategori penduduk
miskin. Pergerakan garis kemiskinan tidak berkorelasi dengan
pergerakan tingkat kemiskinan. Adakalanya perubahan garis
kemiskinan berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan, tetapi
bisa juga berbanding terbalik.

2.2.1.1.7. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan
persentase penduduk miskin saja, ada dimensi lain yang perlu
diperhatikan yaitu Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Selain menekan jumlah
penduduk miskin, kebijakan kemiskinan seharusnya juga
mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.

Gambar 2.10
Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2016-2020

P1
2.00
1.55
1.50
1.15
0.92 0.98
0.87
1.00

0.50

-
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Pada gambar diatas menyajikan perkembangan Indeks


Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2016-2020. Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan
Kabupaten Minahasa Utara pada periode tersebut relatif
berfluktuasi. Pada periode Tahun 2016 - 2020 Indeks Kedalaman

BAB II Hal. 33
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Kemiskinan mengalami penurunan dari 1,55 menjadi 0,98


penurunan indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
makin mendekati garis kemiskinan. Pada Tahun 2016, Indeks
Kedalaman Kemiskinan 1,55 turun menjadi 0,92 di Tahun 2017
dan naik pada Tahun 2018 menjadi 1,15. Pada Tahun 2019
turun menjadi 0,87 dan pada Tahun 2020 naik menjadi 0,98
yang dapat diartikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk
miskin Kabupaten Minahasa Utara semakin mendekati garis
kemiskinan.

2.2.1.1.8. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)


Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Minahasa Utara
disajikan pada Gambar 2.10. Indeks Keparahan Kemiskinan
Kabupaten Minahasa Utara pada periode Tahun 2016 – 2020
memiliki tren yang sama dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan
dimana pergerakannya pada periode tersebut relatif berfluktuasi.

Gambar 2.11
Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2016-2019

P2
0.50 0.45

0.40 0.32
0.30
0.17 0.19
0.16
0.20

0.10

-
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Pada Tahun 2016 Indeks Keparahan Kemiskinan


Kabupaten Minahasa Utara 0,45 turun menjadi 0,17 pada Tahun
2017, indeks kemudian naik pada Tahun 2018 menjadi sebesar
BAB II Hal. 34
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

0,32 dan mengalami penurunan pada Tahun 2019 menjadi 0,16


dan pada Tahun 2020 indeks keparahan kemiskinan menjadi
0,19 yang mengindikasikan bahwa ketimpangan antar penduduk
miskin semakin tinggi.
Tabel dibawah ini memberikan gambaran tentang jumlah
penduduk miskin, persentase penduduk miskin, indeks
kedalaman (P1), indeks keparahan (P2), garis kemiskinan, dan
gini ratio Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016 – 2019.

Tabel 2.18
Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, Indeks
Kedalaman (P1), Indeks Keparahan (P2), Garis Kemiskinan, dan Gini
Ratio Tahun 2016-2020

Jumlah
Persentase Indeks Indeks
Penduduk Garis Gini
Tahun Penduduk Kedalaman Keparahan
Misikin Kemiskinan Ratio
Miskin (%) (P1) (P2)
(Ribu)

2016 15,71 7,90 1,55 0,45 282.494 0,43

2017 14,93 7,46 0,92 0,17 294.308 0,4

2018 14,13 6,99 1,15 0,32 300.764 0,371

2019 14,09 6,93 0,87 0,16 321.679 0,386

2020 14,33 7,00 0,98 0,19 333.535 0,366

2021 14,33 7,00 0,98 0,19 333.535 0,366

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kondisi umum kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Minahasa Utara dapat dilihat dari pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai barometer indikasi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. IPM mengukur
capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen
dasar kualitas hidup yang dibangun melalui pendekatan tiga
dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan,
BAB II Hal. 35
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki


pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk
mengukur dimensi kesehatan, digunakan Angka Harapan
Hidup waktu lahir.
Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan
gabungan indikator Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Adapun
untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator
kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah
kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang
mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
Berdasarkan rata-rata ketiga indeks yang menjadi
penyusun IPM diperoleh nilai IPM Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020 sebesar 73,90. Dari Tahun 2016 ke Tahun 2019
nilai IPM Kabupaten Minahasa Utara terus mengalami kenaikan,
hal ini mengidentifikasikan bahwa terjadi perbaikan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), walaupun di Tahun 2020
pencapaian IPM mengalami penurunan. IPM kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2018-2020 menempati peringkat 5 di
provinsi Sulawesi Utara dan termasuk dalam kategori sedang.
Untuk perkembangan IPM se-Provinsi Sulawesi Utara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.19
Nilai dan Peringkat IPM Kabupaten/Kota
se-Provinsi Sulawesi Utara

IPM Peringkat IPM


Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Bolaang
65,73 66,08 66,91 67,82 67,89 67,89 11 11 11 11 11 11
Mongondow
Minahasa 74,37 74,59 74,97 75,47 75,29 75,29 3 3 3 3 3 3
Kep. Sangihe 68,52 69,14 69,67 70,53 70,73 70,73 8 8 8 8 8 8
Kepulauan
67,58 67,74 68,32 68,97 69,40 69,40 10 10 10 10 10 10
Talaud
Minahasa Selatan 69,97 70,05 70,86 71,68 72,11 72,11 7 7 7 7 7 7
Minahasa Utara 71,49 72,20 73,05 73,95 73,90 73,90 6 5 5 5 5 5
Bolaang
Mongondow 65,16 65,60 66,32 66,91 66,99 66,99 13 13 13 14 14 14
Utara

BAB II Hal. 36
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

IPM Peringkat IPM


Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kep. Siau
Tagulandang 65,66 66,03 66,75 67,48 67,64 67,64 12 12 12 12 12 12
Biaro
Minahasa
68,42 68,91 69,66 70,47 70,51 70,51 9 9 9 9 9 9
Tenggara
Bolaang
Mongondow 63,92 64,05 64,49 65,28 65,00 65,00 15 15 15 15 15 15
Selatan
Bolaang
Mongondow 64,44 64,73 65,21 68,08 65,99 65,99 14 14 14 13 13 13
Timur
Kota Manado 77,59 78,05 78,41 79,12 78,93 78,93 1 1 1 1 1 1
Kota Bitung 72,43 72,94 73,27 74,20 74,10 74,10 4 4 4 4 4 4
Kota Tomohon 74,91 75,34 75,78 76,67 76,69 76,69 2 2 2 2 2 2
Kota Kotamobagu 71,68 72 72,55 73,22 72,97 72,97 5 6 6 6 6 6
Sulawesi Utara 71.05 71,66 72,2 72,99 72,93 72,93
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Komponen penyusun IPM Kabupaten Minahasa Utara


Tahun 2016 sampai Tahun 2020 disajikan sebagai berikut :

Tabel 2.20
Komponen Penyusun IPM Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Komponen

Angka Harapan Hidup (AHH) 70,82 70,86 71,03 71,31 71,38 71,38

Angka Harapan Lama Sekolah


12,13 12,45 12,65 12,69 12,80 12,80
(HLS)

Rata-rata lama sekolah (RLS) 9,24 9,32 9,61 9,93 9,99 9,99

Pengeluran per kapita (OOO rp) 10.789 11.075 11.318 11.712 11.712 11.712

IPM 71,49 72,20 73,05 73,95 73,90 73,90

Sumber: BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Jika dilihat dari komponen penyusun IPM diatas, yang


perlu mendapat perhatian adalah rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020 sebesar 9,99. Artinya
rata-rata penduduk di kabupaten Minahasa Utara bersekolah
sampai kelas 9 atau hanya menyelesaikan sampai tingkat
BAB II Hal. 37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pendidikan pertama. Untuk itu angka ini menjadi pekerjaan


rumah bagi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk terus
meningkatkan rata-rata lama sekolah masyarakat agar semakin
tinggi dengan berbagai intervensi program dan kegiatan di
urusan pendidikan.

2.2.2.2 Angka Melek Huruf


Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf
latin atau lainnya. Angka melek huruf di dapat dengan membagi
jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca
dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020 disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 2.21
Angka Melek Huruf di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Angka Melek
100 100 100 100 100 100
Huruf
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

Angka Melek Huruf Kabupaten Minahasa Utara dari Tahun


2016 sampai Tahun 2020 sebesar 100. Hal ini menunjukkan
keberhasilan program-program pendidikan khususnya dalam
pemberantasan buta huruf.

2.2.2.3. Angka Rata-rata Lama Sekolah


Rata-rata lama sekolah menggambarkan rata-rata jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk suatu daerah dalam
menjalani pendidikan pada waktu tertentu. Semakin tinggi nilai
rata-rata lama sekolah penduduk suatu wilayah semakain tinggi

BAB II Hal. 38
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pendidikan yang ditempuh oleh penduduk wilayah tersebut,


sehingga dapat dikatakan semakin baik kualitas sumber daya
manusianya.
Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Minahasa
Utara mengalami perubahan dari tahun ke tahun, dimana
pada Tahun 2016 sebesar 9,24 Tahun 2017 menjadi 9,32
kemudian meningkat lagi di Tahun 2018 menjadi 9,61 Tahun
2019 menjadi 9,93 dan pada Tahun 2020 meningkat
menjadi 9,99. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata
penduduk di Kabupaten Minahasa Utara bersekolah hanya
setingkat SMP Kelas 3. Oleh karena itu, guna meningkatkan
pendidikan formal yang dijalani oleh penduduk Kabupaten
Minahasa Utara, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara perlu
segera melakukan upaya untuk segera merealisasikan program
wajib belajar 12 tahun. Perkembangan nilai rata-rata lama
sekolah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 2.12
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

9.93 9.99
9.61
9.24 9.32

2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Walaupun memiliki tren yang baik, perlu percepatan dan


peningkatan kinerja pembangunan bidang pendidikan untuk
mencapai target pemerintah dimana sesuai dengan RPJMD,
ditarget rata-rata lama sekolah penduduk adalah 12 tahun.

2.2.2.4. Angka Harapan Hidup


Angka Usia Harapan Hidup adalah perkiraan banyak tahun
yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup (selama rata-

BAB II Hal. 39
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

rata). Indikator ini sering digunakan untuk evaluasi kinerja


pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Angka Harapan Hidup dihitung menggunakan pendekatan
tidak langsung. Ada 2 jenis data yaitu anak lahir hidup dan anak
masih hidup. Besarnya nilai maksimum dan nilai minimum
untuk masing-masing komponen ini merupakan nilai besaran
yang telah disepakati oleh semua negara (195 negara). Pada
komponen untuk Angka Harapan Hidup tertinggi batas atas
untuk perhitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25
tahun.
Tabel 2.22
Angka Harapan Hidup Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021

AHH 70,82 70,86 71,03 71,31 71,38 71,38

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

Untuk Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten


Minahasa Utara mengalami peningkatan. AHH Tahun 2016
sebesar 70,82 mengalami peningkatan di Tahun 2017
menjadi 70,86 pada Tahun 2018 menjadi 71,03 Tahun 2019
menjadi 71,31 dan meningkat lagi pada Tahun 2020 menjadi
71,38 dan diasumsikan tahun 2021 menjadi 71,38.

2.2.2.5. Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Dari keseluruhan upaya yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten dalam bidang pengarusutamaan gender
maka Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Minahasa Utara
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.23
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2016–2021

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Indeks Pembangunan 96,42 96,61
94,98 95,62 95,83 96,61
Gender (IPG)

BAB II Hal. 40
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga


2.2.3.1. Seni Budaya
Budaya masyarakat Minahasa Utara sangat di pengaruhi
oleh karakter masyrakat yang terdiri dari Suku Minahasa, Suku
Sangihe dan Suku Talaud. Masing-masing kelompok etnis
tersebut masih terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki
bahasa daerah, tradisi, dan norma-norma kemasyarakatan yang
khas sertadiperkuat semangat Mapalus dan Mapaluse.
Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Sulawesi Utara
memiliki dua jenis bahasa daerah yaitu:
a) Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan).
b) Bahasa Sangihe dan Talaud (Sangir Besar, Siau, dan Talaud).
Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa
Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh
sebagian besar penduduk Minahasa Utara. Agama yang dianut
oleh penduduk di Kabupaten Minahasa Utara adalah Protestan,
Katolik, Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu. Seni Budaya di
Minahasa Utara cukup berkembang yang tersebar di masyarakat
luas. Hal ini dikembangkan melalui program menggali,
menginventarisasi keunggulan, dan keragaman seni budaya
yang dikemas dalam pelaksanaan festival seni budaya berskala
nasional dan internasional.

Tabel 2.24
Perkembangan Seni Budaya
Tahun 2016 – 2021

No Capaian Pembangunan 2016 2017 2018 2019 2020 2021


1 Jumlah Grup Kesenian per 50 54 66 66 66 66
10.000 penduduk

2 Jumlah Gedung Kesenian per - - - - - -


10.000 penduduk

Sumber :Dinas Pariwisata, Kab.Minahasa Utara,2021

BAB II Hal. 41
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.2.3.2. Olah Raga


Pada Tahun 2020 dengan adanya Pandemi Covid-19, maka
seluruh anggaran keolahragaan, pelaksanaan kegiatan olahraga
serta pengadaan sarana dan prasarana olahraga tidak bisa
terealisasi, adapun pelaksanaan kegiatan bidang pembudayaan
olahraga masih sebatas koordinasi dengan insan olahraga terkait
pelaksanaan keolahragaan secara keseluruhan.
Tabel 2.25
Perkembangan Indikator Olahraga
Tahun 2016 – 2020

No Capaian Pembangunan 2016 2017 2018 2019 2020 2021


1 Jumlah Club Olahraga per 2 2 2 3 3 3
10.000 penduduk

2 Jumlah Gedung Olahraga per 4 5 5 8 8 8


10.000 penduduk

Sumber :,Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kab.Minahasa Utara, 2021

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan Dengan
Pelayanan Dasar
2.3.1.1. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu atau kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai pelaku pembangunan. Kualitas SDM yang tinggi bisa
menjadi jaminan keberhasilan pembangunan suatu daerah.
Pendidikan yang tinggi dan berkualitas juga bisa menjadi
jaminan bagi seseorang untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun 2020 memiliki
sekolah sebanyak 476 sekolah dari beberapa tingkatan dengan
1.886 ruang kelas/belajar, diminati 32.587 murid yang
dibimbing oleh 2.359 guru.
Untuk tingkat PAUD memiliki 214 sekolah, dengan 3.698
murid, 181 guru dan 253 ruang kelas. SD memiliki 192 sekolah,
dengan 19.779 murid, 1.426 guru dan 1.252 ruang
kelas/belajar. SMP memiliki 70 sekolah, dengan 9.110 murid,

BAB II Hal. 42
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

752 guru dan 381 ruang kelas/belajar. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.26
Perkembangan Jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak/PAUD
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021 (Unit)

TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
NO. KECAMATAN
N S N S N S N S N S N S

1. Airmadidi 1 22 1 22 1 22 1 22 1 22 1 22

2. Kalawat 0 19 0 19 0 19 0 19 0 19 0 19

3. Kauditan 3 21 3 21 3 21 3 21 3 21 3 21

4. Kema 1 11 1 11 1 11 1 11 1 11 1 11

5. Dimembe 1 17 1 17 1 17 1 17 1 17 1 17

6. Talawaan 0 13 0 13 0 13 0 13 0 13 0 13

7. Likupang Selatan 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6

8. Likupang Timur 0 15 0 15 0 15 0 15 0 15 0 15

9. Likupang Barat 1 19 1 19 1 19 1 19 1 19 1 19

10. Wori 0 17 0 17 0 17 0 17 0 17 0 17

Jumlah 6 160 6 160 6 160 6 160 6 160 6 160

*Sumber: Dapodikdasmen.kemdikbud.go.id

Perkembangan jumlah sekolah Taman Kanak-kanak/Paud di


Kabupaten Minahasa Utara dari tahun 2016 sampai tahun 2020 tidak
mengalami penambahan jumlah sekolah baik sekolah negeri maupun
swasta dari data yang ada jumlah sekolah Negeri 6 dan Swasta 160.

BAB II Hal. 43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.27
Perkembangan Jumlah Sekolah Dasar (SD)
di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2021 (Unit)

TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
NO. KECAMATAN
N S N S N S N S N S N S

1. Airmadidi 12 8 12 8 12 9 12 9 12 9 12 9

2. Kalawat 11 5 11 5 11 5 11 4 11 4 11 4

3. Kauditan 10 14 10 14 10 14 10 14 10 14 10 14

4. Kema 11 5 11 5 11 5 11 5 11 5 11 5

5. Dimembe 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

6. Talawaan 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

7. Likupang Selatan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

8. Likupang Timur 13 9 13 9 13 9 13 9 13 9 13 9

9. Likupang Barat 13 11 13 11 13 11 13 11 13 11 13 11

10. Wori 14 8 14 8 14 8 14 8 14 9 14 9

Kabupaten Minahasa 108 84 108 84 108 84 108 83 108 84 108 84


Utara

Perkembangan jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Minahasa


Utara dari tahun 2016 sampai tahun 2018 tidak mengalami
peningkatan; sesuai data Sekolah Negeri berjumlah 108 dan sekolah
swasta 84 sekolah. namun pada tahun 2019 jumlah sekolah dasar
swasta di Kecamatan Kalawat berkurang 1 sekolah yaitu SD Katolik
Kaleosan sudah tidak beroperasi lagi disebabkan karena jumlah
penduduk usia sekolah tidak mencapai 1 (satu) rombongan belajar
(Rombel). Dengan demikian jumlah sekolah dasar negeri se Kabupaten
Minahasa Utara tahun 2019 berjumlah 108 sedangkan sekolah dasar
swasta berjumlah 83 sekolah. Namun pada tahun 2020 di Kecamatan

BAB II Hal. 44
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Wori ketambahan 1 (satu ) Sekolah Dasar Wonderschool sehingga data


jumlah sekolah dasar negeri ditahun 2020 skope Kabupaten berjumlah
108 dan sekolah dasar swasta 84 sekolah dasar negeri; tahun 2021
semester I, jumlah sekolah dasar negeri dan swasta masih sama dengan
jumlah sekolah dasar negeri dan swasta pada tahun selumnya.

Tabel 2.28
Perkembangan Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021 (Unit)

TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
NO. KECAMATAN
N S N S N S N S N S N S

1. Airmadidi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2. Kalawat 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

3. Kauditan 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5

4. Kema 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

5. Dimembe 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6. Talawaan 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

7. Likupang Selatan 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

8. Likupang Timur 6 4 6 4 6 4 6 4 6 4 6 4

9. Likupang Barat 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 7 6

10. Wori 7 2 7 2 7 2 7 2 7 3 7 3

Kabupaten Minahasa
39 31 39 31 39 31 39 31 39 32 39 32
Utara

Perkembangan jumlah Sekolah Menengah Pertama dari tahun


2016-2019 masing-masing untuk SMP negeri berjumlah 39 sekolah
sedangkan SMP Swasta berjumlah 31 sekolah, namun pada tahun 2020
bertambah 1 (satu) SMP swasta di Kecamatan Wori sehingga jumlah
SMP Negeri berjumlah 39 dan SMP swasta berjumlah 32 sekolah. Hingga
tahun 2021 semester I Jumlah SMP baik sekolah negeri maupun

BAB II Hal. 45
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

swasta masih sama dengan jumlah SMP negeri atau swasta tahun
sebelumnya.

Tabel 2.29
Perkembangan Jumlah Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2021

TAHUN
NO. KECAMATAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
L P L P L P L P L P L P

1. Airmadidi 1,467 1,328 1,509 1,341 1,470 1,309 1,465 1,328 1,467 1,328 1,467 1,328

2. Kauditan 1,313 1,226 1,327 1,264 1,318 1,237 1,307 1,235 1,313 1,226 1,313 1,226

3. Kalawat 1,604 1,472 1,612 1,430 1,613 1,482 1,591 1,460 1,604 1,472 1,604 1,472

4. Dimembe 1,290 1,181 1,332 1,327 1,303 1,187 1,298 1,198 1,290 1,181 1,290 1,181

Likupang
5. 1,016 965 1,045 987 1,043 978 1,023 962 1,016 965 1,016 965
Timur

6. Wori 940 868 936 875 932 881 936 862 940 868 940 868

Likupang
7. 913 853 885 872 886 854 903 843 913 853 913 853
Barat

8. Talawaan 708 628 745 615 758 612 713 628 708 628 708 628

9. Kema 795 761 930 881 821 805 796 766 795 761 795 761

Likupang
10. 269 193 277 224 293 208 271 194 269 193 269 193
Selatan

Jumlah 11,058 10,139 10,598 9,726 10,437 9,553 10,303 9,476 10,315 9,475 10,315 9,475

Perkembangan jumlah peserta didik SD setiap tahun dapat


digambarkan sebagai berikut tahun 2016 peserta didik SD berjumlah
21.197 siswa dengan rincian Laki-laki berjumlah 11.058 siswa dan
Perempuan berjumlah 10.139 siswa, tahun 2017 peserta didik
berjumlah 20. 324 siswa dengan rincian Laki-laki 10.598 siswa
perempuan 9.726 tahun 2018 peserta didik berjumlah 19.990 siswa
dengan rincian Laki-laki 10,437 perempuan 9,553 tahun 2019 peserta
didik berjumlah 19.779 dengan rincian Laki-laki 10,303 perempuan
9,476 dan tahun 2020 peserta didik berjumlah 19.790 dengan rincian
laki-laki 10,315 dan perempuan 9,475. Untuk tahun 2021 jumlah

BAB II Hal. 46
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

peserta didik sekolah dasar negeri dan swasta masih sama dengan
data tahun sebelumnya.

Tabel 2.30
Perkembangan Jumlah Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2021

TAHUN

2016 2017 2018 2019 2020 2021


NO. KECAMATAN
L P L P L P L P L P L P

1. Airmadidi 979 991 970 696 948 1,001 940 978 959 995 959 995

2. Kauditan 698 637 677 644 710 650 676 630 676 633 676 633

3. Kalawat 704 749 699 719 718 701 699 669 693 684 693 684

4. Dimembe 414 403 442 418 468 404 463 421 4069 423 4069 423
Likupang
5. 431 496 445 481 436 460 456 438 455 436 455 436
Timur
6. Wori 442 424 405 417 403 383 358 355 357 360 357 360

7. Likupang Barat 429 428 441 437 425 444 388 422 390 418 390 418

8. Talawaan 277 272 279 215 277 221 279 215 273 215 273 215

9. Kema 262 231 255 230 234 225 796 766 235 214 235 214
Likupang
10. 143 163 277 224 131 140 271 194 156 128 156 128
Selatan
Jumlah 4,779 4,794 4,755 4,668 4,750 4,629 4,642 4,468 4,663 4.506 4,663 4.506

Perkembangan jumlah peserta didik SMP se Kabupaten Minahasa


Utara selang tahun 2016-2020 sebagai berikut tahun 2016 jumlah
peserta didik SMP berjumlah 9.573 siswa dengan rincian laki-laki
berjumlah 4.779 siswa dan perempuan berjumlah 4.794 siswa, tahun
2017 jumlah peserta didik berjumlah 9.423 dengan rincian laki-laki
berjumlah 4.755 dan perempuan berjumlah 4.668, tahun 2018 jumlah
peserta didik berjumlah 9.379 dengan rincian laki-laki 4.750 dan
perempuan berjumlah 4.629 siswa, tahun 2019 berjumlah 9.110 siswa
dengan rincian laki-laki berjumlah 4.642 dan perempuan 4.468 serta
tahun 2020 peserta didik berjumlah 9.169 dengan rincian laki-laki

BAB II Hal. 47
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

berjumlah 4.663 dan perempuan berjumlah 4.506. Tahun 2021 semester


I jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan masing-masing masih
sama dengan jumlah peserta didik pada tahun sebelunya.

Tabel 2.31
Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Taman Kanak-Kanak/PAUD
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2020

TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
NO. KECAMATAN
L P L P L P L P L P L P

1. Airmadidi 0 21 0 24 0 24 0 26 0 26 0 26

2. Kalawat 0 15 0 23 1 23 1 25 1 23 1 23

3. Kauditan 0 20 0 21 0 21 0 20 0 21 0 21

4. Kema 0 7 0 7 0 7 0 7 0 7 0 7

5. Dimembe 0 15 0 15 0 15 0 16 0 15 0 15

6. Talawaan 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12

7. Likupang Selatan 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

8. Likupang Timur 0 9 0 7 0 7 0 6 0 9 0 9

9. Likupang Barat 0 13 0 10 0 10 0 13 0 13 0 13

10. Wori 0 15 0 15 1 15 2 13 1 17 1 17

Jumlah 0 132 0 135 2 135 3 139 2 144 2 144

Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Taman Kanak-


Kanak/PAUD di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020 dapat
dijelaskan sebagai berikut pada tahun 2016 jumlah guru sekolah
Taman Kanak-kanak/ Paud berjumlah 132 dengan rincian semuanya
perempuan, tahun 2017 jumlah guru berjumlah 135, tahun 2018
jumlah guru meningkat menjadi 137 dengan rincian laki-laki 2 dan
perempuan 135, tahun 2019 jumlah guru meningkat sebesar 5%

BAB II Hal. 48
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

menjadi 142 dengan rincian laki-laki 3 dan perempuan 139 dan tahun
2020 jumlah guru meningkat lagi menjadi 146 dengan rincian laki-laki
2 dan perempuan 144 orang. Jumlah guru tersebut masih sama hingga
keadaan semester I tahun 2021.

Tabel 2.32
Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Dasar (SD)
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2020

TAHUN
NO. KECAMATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
L P L P L P L P L P L P
1. Airmadidi 20 140 20 144 17 150 16 151 17 158 17 158

2. Kalawat 26 149 27 149 29 140 28 142 25 140 25 140

3. Kauditan 12 141 14 144 15 145 13 139 13 136 13 136

4. Kema 8 99 6 104 9 107 9 103 9 101 9 101

5. Dimembe 30 149 24 157 22 157 24 158 23 160 23 160

6. Talawaan 15 112 15 110 14 109 12 111 12 106 12 106

7. Likupang Selatan 11 38 12 35 12 39 11 38 11 37 11 37

8. Likupang Timur 27 120 24 135 29 133 29 130 27 127 27 127

9. Likupang Barat 35 130 32 136 33 131 34 131 31 134 31 134

10. Wori 29 106 34 118 32 115 34 113 34 114 34 114

Jumlah 213 1,184 208 1,232 212 1,226 210 1,216 202 1,213 202 1,213

Perkembangan jumlah guru Sekolah Dasar pada tahun 2016


berjumlah 1.397 dengan rincian laki-laki 213 dan perempuan 1.184
orang, tahun 2017 jumlah guru 1440 dengan rincian laki-laki berjumlah
208 dan perempuan 1.232 orang, tahun 2018 jumlah guru berjumlah
1.438 dengan rincian laki-laki berjumlah 212 dan perempuan 1.226,
tahun 2019 jumlah guru 1.426 dengan rincian laki-laki 210 dan
perempuan 1.216 orang, tahun 2020 jumlah guru SD berjumlah 1415
dengan rincian laki-laki 202 dan perempuan 1.213 orang. Jumlah guru
SD tersebut masih sama hingga saat ini tahun 2021 semester I.

BAB II Hal. 49
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.33
Perkembangan Jumlah Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2021

TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
NO. KECAMATAN
L P L P L P L P L P L P
1. Airmadidi 31 92 31 92 31 92 29 90 30 91 30 91
2. Kalawat 27 76 27 76 27 76 25 71 24 72 24 72
3. Kauditan 22 62 22 62 22 62 17 69 15 69 15 69
4. Kema 17 27 17 27 17 27 20 28 18 30 18 30
5. Dimembe 10 35 10 35 10 35 15 36 15 35 15 35
6. Talawaan 11 45 11 45 11 45 10 38 9 36 9 36
7. Likupang Selatan 13 13 13 13 13 13 13 14 13 14 13 14
8. Likupang Timur 19 49 19 49 19 49 16 64 15 62 15 62
9. Likupang Barat 36 59 36 59 36 59 37 70 37 71 37 71
10. Wori 27 51 27 51 27 51 27 63 26 67 26 67
Jumlah 213 509 213 509 213 509 209 543 202 547 202 547

Perkembangan guru SMP pada tahun 2016, 2017 dan 2018


berjumlah 722 dengan rincian laki-laki 213 dan perempuan 509 orang,
tahun 2019 berjumlah 752 orang dengan rincian laki-laki 209 orang
dan perempuan 543 orang selanjutnya pada tahun 2020 jumlah guru
749 dengan rincian laki-laki 202 dan perempuan 547. Tahun 2021
semester I jumlah guru SMP laki-laki 202 dan perempuan 547 sama
dengan jumlah guru pada tahun sebelumnya.

BAB II Hal. 50
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.34
Perkembangan Tingkat Kelulusan menurut Jenjang pendidikan
di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2016-2021 (Unit)

TAHUN
NO. TINGKAT
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. SD/MI 3,645 3,642 3,561 3,446 3,229 3,229

2. SMP/MTs 3,172 3,143 3,019 3,145 3,065 3,065

Jumlah 6,817 6,785 6,580 6,591 6,294 6,294

Perkembangan tingkat kelulusan menurut jenjang pendidikan di


Kabupaten Minahasa Utara SD/MI sebagai berikut tahun 2016 tingkat
kelulusan 3,645, berkurang pada tahun 2017 menjadi 3,642, tahun
2018 menurun menjadi 3,561 demikian untuk tahun 2019 menjadi
3,446 dan tahun 2020 menjadi 3,229.

Selanjutnya untuk tingkat SMP/MTs untuk tahun 2016 tingkat


kelulusan 3,172, tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 3,143,
tahun 2018 juga mengalami penurunan 3,019, tahun 2019 mengalami
peningkatan 3,145 dan tahun 2020 kembali mengalami penurunan
menjadi 3,065. Tahun 2021 semester I sama dengan tahun sebelumnya
3,065.

2.3.1.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Salah satu alat ukur yang bisa digunakan untuk menilai
keberhasilan kinerja pembangunan di bidang pendidikan adalah besaran
Angka Partisipasi Sekolah (APS). APS merupakan perbandingan antara
penduduk usia sekolah tertentu yang masih bersekolah dengan seluruh
penduduk menurut kelompok usia yang sama. Angka ini dapat
menggambarkan tingkat partisipasi sekolah penduduk suatu wilayah
pada suatu periode tertentu. Semakin tinggi APS menunjukkan semakin
banyaknya penduduk usia sekolah yang dapat bersekolah yang berarti
sistem pendidikan telah berjalan dengan baik dan peluang kualitas SDM
di wilayah tersebut tinggi semakin besar.

BAB II Hal. 51
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.35
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2016-2021 Kabupaten Minahasa Utara

No. Jenjang Pendidikan 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1. SD
Jumlah murid usia 7-12
1.1 18.179 18.125 20.448 19.990 19.179 19.179
Tahun
Jumlah penduduk kelompok
1.2 21.494 21.458 21.003 20.448 20.913 20.913
usia 7-12 Tahun
APS SD
1.3 84,58 84,47 97,36 97,76 91,71 91,71
(1.1/1.2 X 100)
2. SMP
Jumlah murid usia 13-15
2.1 6.171 9.368 9.126 9.380 8.987 8.987
Tahun
Jumlah penduduk kelompok
2.2 11.771 12.000 12.199 9.126 11.900 11.900
usia 13-15 Tahun
APS SMP
2.3 52,42 78,07 74,81 102,78 75,52 75,52
(2.1/2.2 X 100)
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

Nilai APS Kabupaten Minahasa Utara periode Tahun


2016 sampai dengan tahun 2021 semester I memiliki tren yang
relatif fluktuatif untuk semua kategori usia. Kesadaran
penduduk Kabupaten Minahasa Utara akan pentingnya
pendidikan sudah baik, hal ini dapat dilihat pada nilai APS
yang mendekati 100.

BAB II Hal. 52
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2.13
Perkembangan Nilai APS Menurut Kelompok Usia Sekolah Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2016-2020

120

100 102.78
97.36 97.76
91.71
80 84.58 84.47
78.07 74.81 75.52
60 Usia 7-12 Tahun
52.42
40 Usia 13-15 Tahun

20

0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

Nilai APS kelompok usia 7-12 Tahun pada Tahun 2016


sebesar 84,58 dan pada Tahun 2017 mengalami penurunan
menjadi 84,47. Kemudian naik menjadi 97,36 di Tahun 2018,
pada Tahun 2019 menjadi 97,76 namun di Tahun 2020 turun
menjadi 91,71. Ini menggambarkan bahwa 91,71% penduduk
usia 7-12 Tahun di Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun
2020 sementara bersekolah. Selain dari kesadaran penduduk
akan pentingnya pendidikan, nilai APS yang hampir mencapai
100, menggambarkan bahwa fasilitas dan sistem pendidikan di
wilayah tersebut telah berjalan dengan baik. Pada Tahun 2016
nilai APS usia 13-15 Tahun Kabupaten Minahasa Utara
sebesar 52,42 kemudian naik pada Tahun 2017 menjadi 78,07
namun menurun di Tahun 2018 menjadi 74,81. Kemudian
naik di Tahun 2019 menjadi 102,78. Tahun 2020 turun
menjadi 75,52. Angka tersebut dapat diartikan bahwa pada
Tahun 2020, 75,52% penduduk Kabupaten Minahasa Utara
usia 13-15 Tahun sementara menjalani pendidikan.

BAB II Hal. 53
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.1.2. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi


Kasar (APK)
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan seberapa banyak
penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan
sesuai dengan usia pada jenjang pendidikannya. APM Kabupaten
Minahasa Utara untuk jenjang SD dan SMP masing masing sebesar
80,98 dan 63,24 di Tahun 2020. Dari angka tersebut, APM pada jenjang
pendidikan SD adalah yang tertinggi, artinya anak usia sekolah yang
bersekolah tepat waktu sesuai dengan jenjang pendidikannya paling
tinggi pada jenjang SD.
Angka partisipasi Kasar (APK) adalah rasio antara siswa dari
segala usia termasuk melebihi usia sekolah resmi terhadap jumlah siswa
yang memenuhi syarat untuk kelas pendidikan tertentu. Jadi, jika ada
mendaftar terlambat, mendaftar lebih awal atau mengulang, jumlah
siswa terdaftar melebihi populasi kelompok usia sekolah resmi maka
APK diatas 100. Angka partisipasi kasar Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020 untuk SD dan SMP masing-masing sebesar 88,10 dan
68,23.

Tabel 2.36
Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021

Indikator 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Angka Partisipasi
Murni (APM)
SD/MI 84,58 98,53 97,36 98,88 80,98 80,98
SMP/MTs 52,43 67,11 78,81 46,39 63,24 63,24

Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SD/MI 100,66 119,09 99,96 98,75 88,10 88,10
SMP/MTs 83,71 74,04 77,63 93,65 68,23 68,23

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

Penurunan APK dan APM dari setiap pendidikan karena putus


sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kondisi
ekonomi masyarakat yang terbatas.
BAB II Hal. 54
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.1.3. Angka Pendidikan yang ditamatkan


Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan mengalami fluktuatif, pada tingkat di bawah
pendidikan sekolah dasar dari 12,2% (2016) naik menjadi 12,4% (2017),
pada tingkat pendidikan sekolah dasar dari 25,4% (2016) turun menjadi
19,3% (2017), pada tingkat sekolah tingkat pertama dari 15,5% (2016)
naik menjadi 21,8% (2017), pada tingkat sekolah menengah atas dari
37% (2016) turun menjadi 36,2% (2017), serta pada tingkat pendidikan
tinggi dari 9,94% (2016) naik menjadi 10,4% (2017).
Tabel 2.37
Persentase Penduduk Kabupaten Minahasa Utara
berdasarkan Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki 2015-2017
Ijazah/STTB Tertinggi Tahun
yang dimiliki 2015 2016 2017
Tdk/Blm punya 14,8 12,2 12,4

SD/MI/Paket A 21,2 25,4 19,3

SMP/MTs/Paket B 22,1 15,5 21,8

SMA/MA/Paket C 33 37 36,2

Perguruan Tinggi 8,85 9,94 10,4

Jumlah 100 100 100


Sumber: BPS Prov. Sulawesi Utara, 2018

Angka pendidikan yang ditamatkan menunjukkan jumlah


penduduk yang berusia 15 tahun ke atas sesuai dengan ijasah/STTB
terakhir yang dimiliki. Dengan kata lain, hal ini menunjukkan tingkat
pendidikan penduduk Minahasa Utara yang berusia 15 tahun ke atas.

2.3.1.1.4. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Sarana pendidikan di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di
berbagai wilayah kecamatan yang ada. Sarana pendidikan tersebut
terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas baik yang berupa sekolah yang berstatus sebagai
sekolah negeri ataupun swasta

BAB II Hal. 55
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.38
Jumlah Sekolah Tahun 2021

SD SMP Jumlah
Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta SD SMP
Airmadidi 12 9 3 3 21 6
Kauditan 10 14 3 5 24 8
Dimembe 11 11 2 2 22 4
Wori 14 8 7 2 22 9
Likupang
13 9 6 4 22 10
Timur
Likupang
13 11 7 6 24 13
Barat
Kema 11 5 3 4 16 7
Kalawat 11 4 3 2 15 5
Talawaan 9 9 3 2 18 5
Likupang
4 4 2 1 8 3
Selatan
Jumlah 108 84 39 30 192 70
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

Hingga tahun 2021 semester I, jumlah SD yang ada di Kabupaten


Minahasa Utara sebanyak 192 sekolah, dan SMP sebanyak 70 sekolah.
Adapun ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Tahun 2016-2021
bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.39
Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2016-2021 Kabupaten Minahasa Utara

Jenjang
No. 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pendidikan
1. SD
Jumlah
1.1 Gedung 194 192 192 193 192 192
Sekolah
Jumlah
Penduduk
1.2 21.494 21.458 21.003 20.448 20.913 20.913
kelompok
usia 7-12

BAB II Hal. 56
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jenjang
No. 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pendidikan
Tahun

Rasio
1.3 (1.1 / 1.2 x 90,26 89,48 91,42 94,39 91,81 91,81
10.000)
2. SMP
Jumlah
2.1 Gedung 68 69 69 70 70 70
Sekolah
Jumlah
penduduk
2.2 kelompok 11.771 12.000 12.199 9.126 11.900 11.900
usia 13-15
Tahun
Rasio
2.3 (2.1 / 2.2 x 57,77 57,5 56,56 76,70 58,82 58,82
10.000)
Jumlah SD +
3.
SMP
Jumlah
Gedung
3.1 260 261 261 263 262 262
Sekolah
(1.1 + 2.1)
Jumlah
Penduduk
3.2 Kelompok 33.265 33.458 33.202 29.574 32.813 32.813
Usia 7-12 dan
13-15
Rasio
3.3 (3.1 / 3.2 x 78,16 78,01 78,61 88,93 79,85 79,85
10.000)
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 7-12


tahun pada Tahun 2020 yaitu 91,81 dan rasio ketersediaan sekolah
terhadap penduduk usia sekolah 13-15 tahun yaitu 58,82; kondisi ini
berlaku sampai sekarang keadaan semester I tahun 2021.

BAB II Hal. 57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.40
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2021 Menurut Kecamatan Kabupaten Minahasa Utara

SD SMP
No. Kecamatan Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
Penduduk Penduduk
Gedung Rasio Gedung Rasio
Usia 7-12 Usia 13-
Sekolah Sekolah
Tahun 15 Tahun
5=3/4 8=6/7
1 2 3 4 x 6 7 x
10.000 10.000
1. Kema 16 1.713 93,40 7 1.032 67,83
2. Kauditan 24 2.753 87,18 8 1.569 50,99
3. Airmadidi 21 2.737 76,73 6 1.539 38,99
4. Kalawat 15 2.968 50,54 5 1.560 32,05
5. Dimembe 22 2.586 85,07 4 1.436 27,85
6. Talawaan 18 1.923 93,60 5 1.102 45,37
7. Wori 22 2.033 108,21 9 1.127 79,86
8. Likupang
24 1.728 138,89 13 1.029 126,34
Barat
9. Likupang
22 1.947 112,99 10 1.155 86,58
Timur
10. Likupang
8 525 152,38 3 351 85,47
Selatan
Jumlah 192 20.913 91,81 70 11.900 58,82
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Rasio ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah Tahun


2020 menurut tingkat pendidikan masing-masing, SD sebesar 91,81
sedangkan untuk tingkat SMP sebesar 58,82. Rasio ketersediaan sekolah
menurut kecamatan terhadap penduduk usia sekolah tingkat SD
tertinggi di Kecamatan Likupang Selatan sebesar 152,38 dan terendah
Kecamatan Kalawat sebesar 50,54 sedangkan untuk tingkat SMP
tertinggi di Kecamatan Likupang Barat sebesar 126,34 dan terendah di
Kecamatan Dimembe sebesar 27,85; kondisi ini masih nampak hingga
saat ini semester I tahun 2021.

BAB II Hal. 58
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.1.5. Peserta Didik Putus Sekolah


Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa
Utara menunjukkan bahwa pada Tahun 2020, jumlah murid SD yang
putus sekolah 14 orang, dan jumlah murid SMP yang putus sekolah 13
orang.
Tabel 2.41
Daftar Peserta Didik Putus Sekolah
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

14 14
SD 5 orang 5 orang 9 orang 4 orang
orang orang
13 13
SMP 17 orang 13 orang 19 orang 10 orang
orang orang
18 28 27 27
Jumlah 22 orang 14 orang
orang orang orang orang
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.1.6. Rasio Guru/Murid


Jumlah guru dan murid jenjang pendidikan dasar/SD keadaan
semester I tahun 2021 sebanyak 1.426 guru dan 19.779 murid
sedangkan jumlah guru dan murid SMP adalah sebanyak 752 guru dan
9.110 murid.

Tabel 2.42
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2016-2021 Kabupaten Minahasa Utara

Jenjang
No. 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pendidikan

1. SD

1.1 Jumlah Guru 1.053 1.005 1.001 1.014 1.426 1.426

1.2 Jumlah Murid 21.635 21.711 20.995 19.990 19.779 19.779

Rasio (1.1/1.2 x
1.3 486,71 462,89 476,78 507,25 720,97 720,97
10.000)

2 SMP

2.1 Jumlah Guru 533 461 490 513 752 752

BAB II Hal. 59
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jenjang
No. 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pendidikan

2.2 Jumlah Murid 9.853 9.368 9.470 9.380 9.110 9.110

Rasio (2.1/2.2 x
2.3 540,95 492,10 517,42 546,91 825,47 825,47
10.000)
3 SD+SMP

3.1 Jumlah Guru 1.586 1.466 1.491 1.527 2.178 2.178

3.2 Jumlah Murid 31.488 31.079 34.465 29.370 28.889 28.889

Rasio (3.1/3.2 x
3.3 503,68 471,70 489,41 519,92 753,92 753,92
10.000)
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Rasio jumlah guru dan murid jenjang pendidikan dasar keadaan


semester I tahun 2021 untuk tingkat SD sebesar 720,97 sedangkan
untuk tingkat SMP sebesar 825,47.
Tabel 2.43
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Menurut Kecamatan Tahun 2020
Kabupaten Minahasa Utara

SD SMP
No. Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Rasio Rasio
Guru Murid Guru Murid
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kema 112 1.562 717,03 48 440 1090,91
2. Kauditan 152 2.542 597,95 86 1.306 658,49
3. Airmadidi 167 2.793 597,92 119 1.918 620,44
4. Kalawat 170 3.051 557,19 96 1.368 701,75
5. Dimembe 182 2.496 729,17 51 884 576,92
6. Talawaan 123 1.341 917,23 48 494 971,66
7. Wori 147 1.798 817,57 90 713 1262,27
Likupang
8. 165 1.746 945,02 107 810 1320,99
Barat
Likupang
9. 159 1.985 801,01 80 894 894,85
Timur
Likupang
10. 49 465 1053,76 27 283 954,06
Selatan
Jumlah 1.426 19.779 720,97 752 9.110 825,47
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Rasio jumlah guru untuk tingkat SD menurut kecamatan yang


tertinggi berada di kecamatan Likupang Selatan sebesar 1053,76 dan
terendah di Kecamatan Kalawat sebesar 557,19 sedangkan SMP tertinggi

BAB II Hal. 60
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

di Kecamatan Likupang Barat sebesar 1320,99 dan terendah di


Kecamatan Dimembe sebesar 576,92.

2.3.1.2. Kesehatan
Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu dari tiga
pondasi utama pembangunan manusia selain ekonomi dan pendidikan.
Sama seperti pendidikan, indikator untuk melihat kemajuan
pembangunan dan kondisi kesehatan masyarakat juga sangat luas.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satunya, yaitu dapat menjadi
salah satu indikator untuk mengawasi kemudahan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan dasar. Aksesibilitas pelayanan kesehatan
mencerminkan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan dan
pembangunan berkelanjutan.
Dalam bidang kesehatan secara umum dapat digambarkan bahwa
penyebaran sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit
serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya
kesehatan relatif merata. Tahun 2020, sarana pelayanan kesehatan di
Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Maria Walanda Maramis di Kelurahan Sarongsong I Kecamatan
Airmadidi, Rumah Sakit Umum Swasta (RSU Hermana di Lembean
Kecamatan Kauditan, RSU Tonsea di Kelurahan Airmadidi Kecamatan
Airmadidi, dan Rumah Sakit Sentra Medika), 11 Unit Pusat Kesehatan
Masyarakat, 24 Unit Pos Bersalin Desa (Polindes), 45 Unit Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes), 27 Unit Puskesmas pembantu (Pustu) dan 151
posyandu aktif, didukung oleh 69 desa siaga dan ditunjang dengan 13
unit puskesmas keliling darat kendaraan bermotor roda 4 dan 59 unit
kendaraan bermotor roda 2 serta 3 unit Speedboat puskesmas keliling
(Pusling) laut untuk pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan/pesisir.
Kinerja pembangunan kesehatan digambarkan berdasarkan
situasi derajat kesehatan kabupaten yang diukur dengan 3 jenis
indikator pencapaian utama yaitu angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi.

BAB II Hal. 61
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.44
Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu,
Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2016-2021

Angka
Angka Angka Kelangsungan
Tahun
Kematian Bayi Kematian Ibu Hidup Bayi

2016 1,42 142,37 998


2017 1,43 143,88 998
2018 2,32 87,28 998
2019 3,27 181,6 998
2020 3,84 177,4 998
2021 3,84 177,4 998
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.2.1. Persentase Balita Gizi Buruk


Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan
kesehatan secara umum, karena dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih
berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Status gizi
balita berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) pada Tahun
2020 ditemukan sebanyak 9.958 balita dengan status gizi baik sebanyak
6.523 balita, 766 balita gizi kurang, 5 balita gizi buruk dan 65 balita gizi
lebih.
Status Gizi Balita berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi
(PSG) untuk Tahun 2019 yang diperoleh dari laporan 11 Puskemas
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.45
Status Gizi Balita Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Jumlah Balita yang Balita Balita Balita Balita
Puskesmas
Balita Melakukan Gizi Gizi Gizi Gizi
penimbangan Baik Kurang Buruk Lebih
Likupang
1290 1067 778 288 0 1
(LikTim)
Batu
331 231 168 61 1 1
(LikSel)

BAB II Hal. 62
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Jumlah Balita yang Balita Balita Balita Balita
Puskesmas
Balita Melakukan Gizi Gizi Gizi Gizi
penimbangan Baik Kurang Buruk Lebih
Tatelu
1042 713 694 13 1 5
(Dimembe)
Talawaan 1019 808 680 124 0 4
Wori 923 858 726 128 0 4
Kema 675 467 430 33 0 4
Kauditan 1182 754 695 40 2 17
Airmadidi 1307 1006 993 12 0 1
Kolongan
1293 703 653 32 1 17
(Kalawat)
Mubune
712 599 568 20 0 11
(LikBar)
Tinongko
184 153 138 15 0 0
(Wori)
Kabupaten 9.958 7.359 6.523 766 5 65
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

Jumlah balita yang ada di Kabupaten Minahasa Utara Tahun


2020 sebanyak 9.958 balita. Yang melakukan penimbangan sebanyak
7.359 (penimbangan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan dan
posyandu). Setelah dilakukan penimbangan terhadap balita yang ada,
maka diperoleh status gizi balita yaitu gizi baik sebanyak 6.523 balita,
gizi kurang sebanyak 766 balita, gizi buruk ada 5 balita dan gizi lebih
ada 65 balita. Bila dibandingkan dengan data Tahun 2019, balita dalam
kategori gizi kurang mengalami peningkatan, sehingga pemerintah dalam
hal ini Dinas Kesehatan memberikan bantuan untuk balita gizi kurang
dan gizi buruk berupa pemberian makanan tambahan (PMT MP-ASI).

Persentase Balita Gizi Buruk dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.46
Persentase Balita Gizi Buruk
Tahun 2016-2021

Jumlah Jumlah
Tahun Balita Gizi Balita Persentase
Buruk (Jiwa)
1 2 3 4=2/3 X
100
2016 3 14.084 0,021
2017 3 13.837 0,022

BAB II Hal. 63
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Jumlah
Tahun Balita Gizi Balita Persentase
Buruk (Jiwa)
2018 1 13.376 0,007
2019 5 12.733 0,039
2020 5 9.958 0,050
2021 5 9.958 0,050
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

Jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Minahasa Utara


Tahun 2020 tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Dari data ini menunjukkan adanya peningkatan
kesadaran/partisipasi masyarakat dalam memberikan laporan
akan adanya kasus balita gizi buruk, dan pengetahuan
masyarakat tentang bahayanya gizi buruk. Dalam hal ini
kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) sudah lebih baik.

2.3.1.2.2. Prevalensi Balita Gizi Kurang


Prevalensi balita gizi kurang di Kabupaten Minahasa Utara pada
Tahun 2020 sebesar 7,69% dimana jumlah balita gizi kurang sebanyak
766 balita. Berdasarkan data yang ada jumlah balita gizi kurang paling
banyak berada pada Puskesmas Likupang Timur dengan jumlah 288
balita.
Tabel 2.47
Prevalensi Balita Gizi Kurang Se-Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2021
Jumlah
Prevalensi
Jumlah Balita
Puskesmas Balita Gizi
Balita Gizi
Kurang
Kurang
Likupang
1290 288 22,32
(LikTim)
Batu (LikSel) 331 61 18,43
Tatelu (Dimembe) 1042 13 1,25
Talawaan 1019 124 12,17
Wori 923 128 13,87
Kema 675 33 4,89

BAB II Hal. 64
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah
Prevalensi
Jumlah Balita
Puskesmas Balita Gizi
Balita Gizi
Kurang
Kurang
Kauditan 1182 40 3,38
Airmadidi 1307 12 0,92
Kolongan 1293 32 2,47
Mubune (LikBar) 712 20 2,81
Tinongko (Wori) 184 15 8,15
Kabupaten 9.958 766 7,69
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.2.3. Prevalensi Stunting


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan
anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Berikut ini
ditampilkan data prevalensi stunting Tahun 2016 sampai dengan
semester I tahun 2021.
Tabel 2.48
Prevalensi Stunting Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2021
Tahun Prevalensi Stunting (%) Sumber Data
2016 8 PSG
2017 29,7 PSG
2018 35,4 Riskesdas
2019 15,3 SSGBI
2020 4,80 e-PPGBM
2021 4,80 e-PPGBM
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.2.4 Penyakit-penyakit yang menonjol di Kabupaten


Minahasa Utara
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, keadaan
semester I tahun 2021 ada 10 besar penyakit yang menonjol di
Kabupaten Minahasa Utara yang di dominasi oleh penderita

BAB II Hal. 65
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas) sebanyak


34.189 kasus dan diikuti oleh Hipertensi sebanyak 21.196 dan
Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat sebanyak
9.326 kasus. Diikuti penyakit kulit dan jaringan sub kutan
berjumlah 7.614 kasus, kemudian Gastritis berjumlah 7.369
kasus, diikuti penyakit Dyspepsia berjumlah 7.367 kasus,
Diabetes Melitus 5.446 kasus, Mylagia 4.771 kasus,
Chephalgia berjumlah 4.559 kasus, dan yang paling sedikit
adalah penyakit mata dan adneksa berjumlah 2.093 kasus.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.49
10 Besar Penyakit Menonjol di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021

No. Jenis Penyakit Jumlah


Penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas
1. 34.189
(ISPA)
2. Hipertensi 21.196
3. Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 9.326
4. Penyakit kulit dan jaringan sub kutan 7.614
5. Gastritis 7.369
6. Dyspepsia 7.367
7. Diabetes Melitus 5.446
8. Mylagia 4.771
9. Chephalgia 4.559
10. Penyakit mata dan adneksa 2.093
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

Sedangkan angka kesakitan penyakit menular pada Tahun 2021


semester I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.50
Angka Kesakitan Penyakit Menular Tahun 2021

Jumlah
No. Jenis Penyakit
Kasus
1. Diare 1887
2. Rabies/Lyssa 581

BAB II Hal. 66
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah
No. Jenis Penyakit
Kasus
3. TB Paru 417
4. DBD (Demam Berdarah Dengue) 158
5. Kusta 106
6. ISPA Pneumoni 62
7. Malaria 32
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.2.5 Corona Virus Disease (Covid-19)


Pada Bulan Desember 2019, penyakit pernapasan baru yang
disebut Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terdeteksi di China. Covid-
19 menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dalam waktu 3 bulan saja
Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara di
seluruh dunia. WHO secara resmi telah menyatakan Covid-19 sebagai
sebuah pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 dan saat ini sudah 222
negara di dunia terjangkit Covid-19 dengan jumlah kasus terkonfirmasi
174.749.068 dan menyebabkan kematian sejumlah 3.762.883 jiwa
penduduk dunia. Di Indonesia, Covid-19 pertama kali dilaporkan pada
tanggal 2 Maret 2020 sebanyak 2 kasus dan sampai saat ini sudah
ditemukan 1.869.325 kasus dengan 51.992 kematian (world info
coronavirus update, 9 Juni 2021).
Khusus Kabupaten Minahasa Utara per 11 Juni 2021 terdapat
1.416 kasus Covid-19 dimana 57 orang meninggal, 1.353 sembuh dan 6
dalam perawatan. Kabupaten Minahasa Utara juga ditetapkan sebagai
daerah transmisi lokal, setelah ditemukan pasien generasi kedua dan
ketiga.
Sistem kesehatan perlu diperkuat menghadapi pandemi Covid-19,
sehingga perlu dilakukan reformasi di bidang kesehatan untuk
mendukung percepatan pemulihan Covid-19, dengan melakukan
recovery dan penyelesaian masalah kesehatan, penguatan promotif dan
preventif, dan peningkatan anggaran kesehatan pemerintah, juga
diperlukan kerjasama pemerintah pusat dan daerah, baik untuk sisi
kesehatan maupun perekonomian baru. Dengan kondisi dan
kemampuan setiap daerah yang berbeda, maka diperlukan peran aktif

BAB II Hal. 67
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pemerintah daerah untuk membangun sistem yang lebih tangguh,


peningkatan layanan kesehatan dan reformasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Peran strategis yang perlu dilakukan pemerintah yaitu
provinsi/kabupaten/kota menyampaikan data melalui bersatu lawan
Covid-19; pelaporan dari kabupaten/kota satu pintu; inisiasi jumlah tes
yang lebih ambisius agar ukuran penyebaran covid-19 lebih akurat dan
dilaporkan; dan perencanaan protokol kesehatan/mengubah perilaku
kesehatan dan keselamatan.

2.3.1.2.6 Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan Balita


Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan terpadu kepada
masyarakat khususnya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu
menyusui dan balita. Maka sejak Tahun 2006 sampai dengan Tahun
2021 pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui pemerintah desa
telah menyediakan posyandu.
Dalam kurun waktu tersebut ketersediaan posyandu keadaan
semester I tahun 2021 menjadi 151 posyandu aktif.

Tabel 2.51
Jumlah Posyandu dan Balita
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Jumlah
1 153 155 155 155 151 151
Posyandu
Jumlah
2 14.084 13.837 13.376 12.733 9.958 9.958
Balita
3 Rasio 10,86 11,20 11,59 12,17 15,16 15,16
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

Jumlah Posyandu yang tersebar di 10 kecamatan sampai Tahun


2021 semester I berjumlah 151 posyandu dengan jumlah balita
sebanyak 9.958 balita; dengan rasio posyandu per satuan balita di
sebesar 15,16.

BAB II Hal. 68
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.2.7 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Puskesmas Pembantu


(Pustu) per Satuan Penduduk
Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Minahasa
Utara dari Tahun 2016 sampai Tahun 2021 semester I dengan rasio
puskesmas per satuan penduduk sebesar 0,05 sedangkan rasio Pustu
(Puskesmas Pembantu) per satuan penduduk sebesar 0,12.

Tabel 2.52
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Jumlah Puskesmas 11 11 11 11 11 11

2 Jumlah Poliklinik 0 0 0 0 0 0

3 Jumlah Pustu 27 27 27 27 27 27

4 Jumlah Penduduk 217.008 218.873 220.856 221.988 223.009 223.009


Rasio Puskesmas
5 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
persatuan penduduk
Rasio Poliklinik per
6 - - - - - -
satuan penduduk
Rasio Pustu Persatuan
7 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

Sarana Kesehatan baik puskesmas maupun puskesmas


pembantu sudah tersebar secara merata di 10 kecamatan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.53
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan
Tahun 2021

Jumlah Puskesmas Poliklinik Pustu


No. Kecamatan
Penduduk Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
1 Kema 17.679 1 0,056 0 - 4 0,226
2 Kauditan 28.842 1 0,035 0 - 2 0,069
3 Airmadidi 30.650 1 0,033 0 - 2 0,065
4 Kalawat 31.673 1 0,032 0 - 1 0,032
5 Dimembe 27.633 1 0,036 0 - 4 0,145
6 Talawaan 20.495 1 0,049 0 - 2 0,098

BAB II Hal. 69
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Puskesmas Poliklinik Pustu


No. Kecamatan
Penduduk Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
7 Wori 21.148 2 0,095 0 - 4 0,189
8 Likupang
5.965 1 0,168 0 - 2 0,335
Selatan
9 Likupang
20.611 1 0,048 0 - 3 0,145
Timur
10 Likupang Barat 18.313 1 0,055 0 - 3 0,164
Jumlah 223.009 11 0,049 0 - 27 0,121
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021
2.3.1.2.8 Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Sarana Pelayanan Kesehatan seperti Rumah Sakit yang ada di
Kabupaten Minahasa Utara kondisi hingga semester I tahun 2021 terdiri
dari 4 Rumah Sakit, di mana 1 Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum
milik Pemerintah Daerah sedangkan 3 Rumah Sakit lainnya adalah
Rumah Sakit milik Swasta yaitu Rumah Sakit Hermana Lembean yang
berada di Kecamatan Kauditan, Rumah sakit Tonsea berada di
Kecamatan Airmadidi dan Rumah Sakit Sentra Medika.

Tabel 2.54
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk
Tahun 2016-2021 Kabupaten Minahasa Utara

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Jumlah Rumah
1 Sakit Umum - - - - - -
(Pemerintah)
Jumlah Rumah
Sakit Jiwa/Paru dan
2 Penyakit Khusus - - - - - -
Lainnya milik
Pemerintah
Jumlah Rumah
3 Sakit - - - - - -
AD/AU/AL/POLRI
Jumlah Rumah
4 1 1 1 1 1 1
Sakit Daerah
Jumlah Rumah
5 2 2 2 2 3 3
Sakit Swasta
Jumlah Seluruh
6 3 3 3 3 4 4
Rumah Sakit
7 Jumlah Penduduk 217.008 218.873 220.856 221.988 223.009 223.009
8 Rasio 0,014 0,014 0,014 0,014 0,018 0,018
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

BAB II Hal. 70
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Rasio rumah sakit terhadap jumah penduduk Tahun 2021


semester I yaitu 0,018. Tabel berikut dibawah ini menunjukkan jumlah
rumah sakit menurut kecamatan Tahun 2021 semester I.

Tabel 2.55
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan Tahun 2021
Kabupaten Minahasa Utara

RS Jiwa/Paru
Rumah Sakit dan Penyakit RS Rumah
Rumah Sakit
Umum Khusus AD/AU/AL/ Sakit Total
No. Kecamatan Penduduk Daerah
(Pemerintah) Lainnya Milik POLRI Swasta
Pemerintah
Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio

1 Kema 17.679 - - - - - - - - - - - -

2 Kauditan 28.842 - - - - - - - - 1 0,035 1 0,035

3 Airmadidi 30.650 - - - - - - 1 0,033 1 0,033 2 0,065

4 Kalawat 31.673 - - - - - - - - 1 0,032 1 0,032

5 Dimembe 27.633 - - - - - - - - - - - -

6 Talawaan 20.495 - - - - - - - - - - - -

7 Wori 21.148 - - - - - - - - - - - -
Likupang
8 5.965 - - - - - - - - - - - -
Selatan
Likupang
9 20.611 - - - - - - - - - - - -
Timur
Likupang
10 18.313 - - - - - - - - - - - -
Barat
Jumlah 223.009 1 0,004 3 0,013 4 0,0179

Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

2.3.1.2.9 Rasio Dokter per Satuan Penduduk


Jumlah Dokter yang ada di Kabupaten MinahasaUtara pada
Tahun 2021 semester I berjumlah 176 dokter yang terdiri dari 118
dokter umum, 13 dokter gigi, 45 dokter Spesialis, dengan rasio sebesar
0,79.

Tabel 2.56
Jumlah Dokter Tahun 2016-2021
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Jumlah Dokter / drg 87 169 190 176 312 312


2 Jumlah Penduduk 217.008 218.873 220.856 221.988 223.009 223.009
3 Rasio 0,40 0,77 0,86 0,79 1,39 1,39
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021
BAB II Hal. 71
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel berikut menunjukkan jumlah dokter di lingkup Pemerintah


Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun 2021 semester I.

Tabel 2.57
Jumlah Dokter di Lingkup Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021
Dokter Dokter Dokter
No. Unit Kerja Total
Spesialis Umum Gigi
1. Puskesmas Kolongan - 8 1 9
2 Puskesmas Airmadidi - 8 2 10
3 Puskesmas Kauditan - 5 1 6
4 Puskesmas Kema - 7 - 7
5 Puskesmas Tatelu - 4 - 4
6 Puskesmas Talawaan - 8 1 9
7 Puskesmas Wori - 4 1 5
8 Puskesmas Batu - 4 - 4
9 Puskesmas Mubune - 5 1 6
10 Puskesmas Likupang - 7 - 7
11 Puskesmas Tinongko - 2 1 3
Jumlah Puskesmas - 62 8 70
RSUD Maria Walanda
12 27 35 5 67
Maramis
13 RS Hermana Lembean 18 16 2 36
14 RS GMIM Tonsea 7 7 - 14
15 RS Sentra Medika 54 16 5 75
15 Praktek Mandiri 6 38 6 50
Total 112 174 26 312
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

Jumlah dokter secara keseluruhan ada 312 dokter yang tersebar


di Puskesmas berjumlah 70 dokter, di RSUD Maria Walanda Maramis 67
dokter, RS Hermana Lembean 36 dokter, RS GMIM Tonsea 14 dokter, RS
Sentra Medika 75 dokter dan 50 dokter yang praktek mandiri.

BAB II Hal. 72
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.58
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan Tahun 2021
Kabupaten Minahasa Utara
Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Puskesmas Rasio
Penduduk Dokter/drg
1 Kema Kema 17.679 7 0,396
2 Kauditan Kauditan 28.842 6 0,208
3 Airmadidi Airmadidi 30.650 10 0,326
4 Kalawat Kolongan 31.673 9 0,284
5 Dimembe Tatelu 27.633 4 0,145
6 Talawaan Talawaan 20.495 9 0,439
Wori dan
7 Wori 21.148 8 0,378
Tinongko
Likupang
8 Batu 5.965 4 0,671
Selatan
9 Likupang Timur Likupang 20.611 7 0,339
10 Likupang Barat Mubune 18.313 6 0,328
Jumlah 223.009 70 0,314
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

2.3.1.2.10. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk


Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dokter
gigi, perawat dan bidan. Jumlah tenaga medis yang berada di 10
kecamatan Tahun 2021 semester I berjumlah 407 tenaga medis, dengan
rasio tenaga medis per satuan penduduk 1,82. Hal ini berarti masih
kurangnya tenaga medis di Kabupaten Minahasa Utara. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.59
Jumlah Tenaga Medis Tahun 2016-2021
Kabupaten Minahasa Utara

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Jumlah Tenaga
1. 400 417 414 489 407 407
Medis
2 Jumlah Penduduk 217.008 218.873 220.856 221.988 223.009 223.009
3 Rasio 1,84 1,90 1,87 2,20 1,82 1,82
Sumber : Dinas Kesehatan, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

BAB II Hal. 73
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.3. Pekerjaan Umum


Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan untuk menyediakan dan
memenuhi pelayanan yang mendasar dan mutlak yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan seperti
sumberdaya air, jalan, air minum, dan sanitasi lingkungan (air limbah,
drainase, dan persampahan) yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.

2.3.1.3.1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan


Minahasa Utara menjadi wilayah penghubung ke wilayah utama
Sulawesi Utara dengan kondisi ini membuat aktivitas transportasi
menjadi sangat tinggi. Hal ini merupakan potensi yang baik dan dapat
menguntungkan bagi Kabupaten Minahasa Utara untuk
mengoptimalkan sektor transportasi dalam menunjang pertumbuhan
ekonomi. Kabupaten Minahasa Utara dilalui oleh tiga jenis jalan yaitu :
jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Sampai Tahun 2020
panjang jalan nasional di Kabupaten Minahasa Utara adalah 190,73 Km.
Adapun panjang, jenis permukaan, dan kondisi jalan nasional yang
melalui Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.60
Panjang, Jenis Permukaan, dan Kondisi Jalan Nasional yang melalui
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021

Tahun 2021
NO Kondisi Jalan Rusak Rusak
Panjang Baik Sedang
Ringan Berat
Bts. Kota Bitung –
1 6,53 1,9 4,07 0,47 0,1
Kauditan
Kauditan (By Pass)
2 7,2 4,05 3,1 0,05 -
– Airmadidi
3 Airmadidi – Kairagi 13,35 5,2 8,1 0,05 -
Girian (Bitung) –
4 26,06 5,6 17,3 2,7 0,4
Likupang
5 Likupang – Wori 58,11 12,2 43,61 2,25 0,05
Wori – Bts. Kota
6 4,02 2,52 1,5 - -
Manado
Girian - Kema
7 17,3 8,6 8,2 0,5 -
(Makalisung)
8 Kema – Rumbia 28,08 16,05 7,71 4,05 0,25
Sumber : BPJN Regional XV, 2021

BAB II Hal. 74
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jalan Kolektor Primer (JKP2) di wilayah Kabupaten Minahasa


Utara berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi Sulawesi
Utara Nomor 15 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Lampiran
Keputusan Gubernur Sulwesi Utara Nomor 49a Tahun 2018 Tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Provinsi di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara,
adalah:
1. Ruas Jalan Airmadidi-Kauditan, panjang 8,00 km;
2. Ruas Jalan Kauditan-Kema, panjang 4,15 km;
3. Ruas Jalan Manado-Tongkaina-Wori, panjang 16,50 km;
4. Ruas Jalan Tatelu-Klabat-Danowudu, panjang 19,30 km;
5. Ruas Jalan Dimembe-Paniki, panjang 8,396 km;
6. Ruas Jalan Matungkas-Paniki, panjang 8,752 km;
7. Ruas Jalan Kolongan-Kuwil-Sawangan, panjang 10,00 km;
8. Ruas Jalan Bandara-Likupang (alternatif), panjang 31,552 km;
9. Ruas Jalan Akses TPA Regional, panjang 0,90 km;
10. Ruas Jalan Sukur-Tatelu, panjang 11,00 km;
11. Ruas Jalan Wasian-Likupang, panjang 15,00;
12. Ruas Jalan Kawangkoan-Dimembe, panjang 8,25 km;
Adapun panjang jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Minahasa
Utara dalam kondisi baik Tahun 2021 semester I adalah 226 Km dari
400 Panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan
demikian proporsi panjang jalan dalam kondisi baik sebesar 56,50 %.
Hal ini berarti bahwa penanganan jaringan jalan kabupaten perlu
adanya peningkatan seperti pembangunan jalan baru dan pemeliharaan
jalan - jalan yang rusak.
Tabel 2.61
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan
Tahun 2018-2021

NO Kondisi Jalan 2018 2019 2020 2021


1 Kondisi Baik 194,30 198,60 226,32 226,32
2 Kondisi Sedang 23,10 18,10 12,75 12,75
3 Kondisi Rusak 30,10 30,20 58,82 58,82
Kondisi Rusak
4 152,50 153,10 102,10 102,10
Berat
5 Jumlah Total 400,00 400,00 400,00 400,00
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 75
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.62
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan
Tahun 2018-2021
Jenis
No 2018 2019 2020 2021
Permukaan
1 Aspal 252,25 253,05 282 282
2 Kerikil 38,00 39,05 26,92 26,92
3 Tanah 109,25 107,9 90,65 90,65
4 Lainnya 0,50 - 0,50 0,50
5 Jumlah Total 400,00 400,00 400,00 400,00
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.1.3.2. Irigasi
Luas daerah irigasi yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa
Utara mencapai 6.981 ha, terdiri dari irigasi teknis 1.490 ha, irigasi semi
teknis 1.354 ha, irigasi sederhana 2.180 ha dan irigasi desa 1.957 ha.
Irigasi teknis 2 buah dengan bangunan utama 10 buah dan panjang
saluran 18.434 meter dan irigasi sederhana 14 buah dengan bangunan
utama 34 buah dengan panjang saluran 30.498 meter. Kondisi
bangunan dan saluran irigasi bervariasi diantara rusak ringan dan
rusak berat.
Panjang saluran irigasi Kabupaten Minahasa Utara saat ini adalah
341.762 km dari 906,72 km2 luaslahan budidaya pertanian. Kondisi
daerah irigasi wilayah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 2.63
Daerah Irigasi Teknis Kabupaten Minahasa Utara
Luas Areal yang Sudah Ada
Nama
Jaringan Irigasi
No Kecamatan Daerah
Sudah Sawah Belum Sawah
Irigasi
(Ha) (Ha)
Talawaan
1 Dimembe 649.82 190.18
Meras
Talawaan
2 Dimembe 594.94 55.06
Atas
JUMLAH 1,244.76 245.24
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara

BAB II Hal. 76
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jaringan irigasi semi teknis adalah jaringan irigasi yang


konstruksi bangunannya dibuat permanen atau semi permanen,
dilengkapi dengan pintu pengatur akan tetapi tidak dilengkapi dengan
bangunan/alat pengukur debit air. Kondisi daerah irigasi semi teknis di
wilayah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.64
Daerah Irigasi Semi Teknis Kabupaten Minahasa Utara
Luas Areal yang Sudah Ada
Nama Daerah Jaringan Irigasi
No Kecamatan
Irigasi Sudah Belum Sawah
Sawah (Ha) (Ha)
1 Dimembe Likupang Oki - 246
Paniki
2 Kalawat 135 -
Kolongan
3 Kema Kema Maletang 107 48
4 Kema Makansar 125 160
Sawangan
5 Kauditan 110 50
Kaasar
6 Kauditan Deposela 130 -
Sawangan
7 Kauditan 175 68
Karegesan
JUMLAH 782 572
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara

Jaringan irigasi perdesaan adalah adalah jaringan irigasi yang


bersifat tradidional, yang dibangun dan dikelola sepenuhnya secara
swadaya oleh sekelompok petani/desa. Kondisi daerah irigasi pedesaan
di wilayah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.65
Daerah Irigasi Desa Kabupaten Minahasa Utara
Luas Area (Ha)
Daerah Sudah Belum
No Kecamatan Desa
Irigasi Dikemba Dikemb Total
ngkan angkan
1 Rumitaktek Dimembe Tatelu Rondor 70.00 - 70.00
2 Girian Dimembe Pinilih 20.00 - 20.00
3 Eris Dimembe Pinilih 10.00 - 10.00
4 Padang Dimembe Pinilih 10.00 - 10.00
5 Girian Dimembe Klabat - 6.00 6.00
6 Kepaya Dimembe Lumpias 40.00 - 40.00

BAB II Hal. 77
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Luas Area (Ha)


Daerah Sudah Belum
No Kecamatan Desa
Irigasi Dikemba Dikemb Total
ngkan angkan
7 Kauwa Dimembe Lumpias - 8.00 8.00
8 Laikit Dimembe Laikit 100.00 - 100.00
9 Teep Dimembe Warisa - 10.00 10.00
10 Tanah Putih Dimembe Laikit 40.00 - 40.00
11 Dimembe Dimembe Dimembe - 40.00 40.00
12 Werot Dimembe Tatelu Rondor 50.00 - 50.00
Tatelu
13 Kendem Dimembe 50.00 - 50.00
Warukapas
14 Lalan Netetey Dimembe Dimembe 16.00 - 16.00
Dimembe,
15 Pinaminto Dimembe 51.00 - 51.00
Tetey
16 Lalan Roda Dimembe Tetey 34.00 - 34.00
17 Matungkas Dimembe Matungkas 41.00 - 41.00
18 Mawuwuk Dimembe Laikit 140.00 - 140.00
19 Teyapu Talawa Talawaan 30.00 - 30.00
Likupang
20 Likupang Likupang - 25.00 25.00
Timur
Likupang
21 Batu Batu - 12.00 12.00
Timur
Likupang
22 Kaweruan Kaweruan 40.00 - 40.00
Timur
Likupang
23 Araren Pinenek - 150.00 150.00
Timur
Likupang
24 Wineru Winoru - 40.00 40.00
Timur
Likupang
25 Maen Maen 60.00 - 60.00
Timur
26 Makaletuai Airmadidi Sukur 40.00 - 40.00
Airmadidi
27 Airmadidi Airmadidi 40.00 - 40.00
Bawah
28 Rap Rap Airmadidi Rap Rap 90.00 - 90.00
29 Kelong Airmadidi Sampiri 15.00 - 15.00
30 Sampiri Airmadidi Sampiri 25.00 - 25.00
Doud Saleh Airmadidi
31 Airmadidi 30.00 - 30.00
Tengah Bawah
32 Sasalak Airmadidi Sukur - 15.00 15.00
33 Kelan Kelan Airmadidi Sukur - 50.00 50.00
34 Helasanamin Airmadidi Sukur - 29.00 29.00
35 Watutumou Kalawat Watutumow 34.00 - 34.00
36 Kawangkoan Kalawat Kawangkoan - 9.00 9.00
37 Kaleosan Kalawat Kaleosan 15.00 - 15.00
38 Suwaan Kalawat Suwaan 40.00 - 40.00
39 Doud Poopo Kauditan Kaima 100.00 - 100.00
40 Weteng Kauditan Watudambo 30.00 - 30.00

BAB II Hal. 78
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Luas Area (Ha)


Daerah Sudah Belum
No Kecamatan Desa
Irigasi Dikemba Dikemb Total
ngkan angkan
41 Waakung Kauditan Treman - 20.00 20.00
42 Kewong Kema Tontalete 120.00 - 120.00
43 Kewong II Kema Tontalete 40.00 - 40.00
44 Ferpoding Kema Kema 40.00 - 40.00
Weteng
45 Kauditan Watudambo 50.00 - 50.00
Bawah
46 Wori Wori Wori 32.00 - 32.00
JUMLAH 1,543.00 414.00 1,957.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara

Jaringan irigasi sederhana adalah adalah jaringan irigasi yang


konstruksi bangunan-bangunannya masih bersifat tidak permanen dan
tidak dilengkapi dengan pintu-pintu pengatur maupun alat pengukur
debit air, dan antara saluran pembawa dengan saluran pembuang tidak
terpisah, tapi masih menjadi satu. Kondisi daerah irigasi sederhana di
wilayah Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.66
Daerah Irigasi Sederhana
Kabupaten Minahasa Utara
Luas Areal yang Sudah Ada
Nama Daerah Jaringan Irigasi
No Kecamatan
Irigasi Sudah Belum
Sawah (Ha) Sawah (Ha)
1 Dimembe Meras Atas 79 49
2 Dimembe Apela Wogis 60 121
3 Dimembe Kadumud 45 62
4 Dimembe Matikup Atas 30 -
Likupang
5 Marowuwung 30 60
Timur
Likupang Kinaapian
6 17 27
Timur Batu
Likupang
7 Palaes Werot 23 62
Barat
8 Airmadidi Doud Sukur 125 40
Airmadidi, Kaput
9 47 23
Kalawat Tumatenden
Sawangan Ki -
10 Airmadidi 90 165
Ka
11 Kalawat Kiniar 38 37

BAB II Hal. 79
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Luas Areal yang Sudah Ada


Nama Daerah Jaringan Irigasi
No Kecamatan
Irigasi Sudah Belum
Sawah (Ha) Sawah (Ha)
12 Kauditan Tumadimudud 290 100
13 Kauditan Sesudaan 120 -
14 Kauditan Kinidow 167 198
15 Kema Karimenga 55 20
JUMLAH 1,216 964
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara

Jaringan irigasi terdiri atas petak-petak primer, sekunder dan


tersier yang berlainan antara saluran pembawa dan saluran pembuang.
Untuk membawa air dari sumbernya hingga ke petak sawah diperlukan
saluran pembawa, yang terdiri atas saluran primer/induk dan saluran
sekunder.
Tabel 2.67
Panjang Saluran Pembawa Daerah Irigasi
Kabupaten Minahasa Utara
Saluran Pembawa
Pada Areal
Potensial (KM)
No No. Kode DI Daerah Irigasi
Induk Sekunder

Talawan
1 710 001 000 2.613 7.955
Meras
2 710 002 000 Meras Atas 0.452 1.350
3 710 003 000 Talawan Atas 1.682 6.472
4 711 004 000 Apela Wogis - 1.490
5 711 005 000 Kadumud 2.196 1.773
6 711 006 000 Likupang Oki 4.260 -
7 712 007 000 Morowuwung 0.045 1.680
8 712 008 000 Palaes Worot 0.540 -
Kinaapian
9 712 009 000 - 1.540
Ratu
Paniki
10 713 0010 000 0.235 1.994
Kolongan
11 713 0011 000 Doud Sukur - 1.620
Kaput
12 713 0012 000 - 2.000
Tumatenden
Sawangan Kiri
13 714 0013 000 - 3.875
Kanan
14 711 0014 000 Kiniar - 3.300
15 711 0015 000 Kema 1.070 1.716

BAB II Hal. 80
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Saluran Pembawa
Pada Areal
Potensial (KM)
No No. Kode DI Daerah Irigasi
Induk Sekunder

Maletang
16 711 0016 000 Makansar 2.560 0.777
Sawangan
17 712 0017 000 1.483 1.017
Kaasar
18 712 0018 000 Tumadimudut 0.615 2.410
19 712 0019 000 Deposela 0.300 1.299
20 713 0020 000 Sesudaan - 1.315
21 713 0021 000 Kinidow - 3.165
Sawangan
22 713 0022 000 0.634 2.688
Karegesan
23 714 0023 000 Karimenga 1.132 -
JUMLAH 19.82 49.44
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Utara

2.3.1.3.3. Sanitasi dan Air Bersih


Masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara masih mengandalkan
pada penyediaan mandiri dengan memanfaatkan sumur gali/sumur
pantek. Air baku dari sumber tersebut relatif mudah didapat, mengingat
kondisi vegetasi tutupan lahan masih terjaga. Minahasa Utara sangat
kaya dengan kawasan lindung maupun konservasi sehingga pasokan
terhadap air baku relatif masih baik dan kondisinya masih terjaga.
Untuk tetap menjaga keberlangsungan pasokan air baku dari
kedua sumber tersebut, perlu diupayakan kelestarian lingkungan dari
kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkontrol. Untuk beberapa
lokasi yang merupakan konsentrasi permukiman seperti di Kalawat,
Likupang dan Ibukota Airmadidi diupayakan untuk dipenuhi penyediaan
air bersih dengan sistem terpusat dengan menggunakan sistem
perpipaan PDAM. Penggunaan sistem terpusat dengan jaringan pipa
dapat mengurangi eksploitasi penggunaan air tanah secara tidak
terkontrol.
Sumber air baku yang ada di wilayah Kabupaten Minahasa utara
dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB II Hal. 81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.68
Sumber Air Baku
Potensi
No Sumber Air Baku
(m3/det)
1 Sungai Tondano 300
2 Sungai Sawangan 200
3 Sungai Talawaan 150
4 Sungai Likupang 80
5 Mata Air Airmadidi 50
6 Mata Air Tatelu – 20
Klabat
7 Mata Air Wori 10
8 Mata Air Minawerot 10
Sumber : RPJM Kabupaten Minahasa Utara

Selain sumber air baku yang disebutkan pada tabel di atas,


terdapat juga potensi air bawah tanah yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Minahasa Utara. (sumber : RPJM Kabupaten Minahasa Utara
2005-2009).
Potensi sumber daya air baku lainnya yang tersebar di Wilayah
Kabupaten Minahasa Utara antara lain adalah : Mata Air Talawaan I,
Mata Air Tunan, Mata Air Warat, Mata Air Malupu, Mata Air Tumbohon,
Mata Air Kumersot, Mata Air Huluatikup, Mata Air Doud Tewasen, Mata
Air Doud Pinakiwe, Mata Air Doud Minawanua, Mata Air Papi, Mata Air
Tamblang, Mata Air Talise, Mata Air Malimbukan, Mata Air Keluarga,
Mata Air Pencoran Lima, Mata Air Alam Suwaan, Mata Air Keluarga
Wenas, Mata Air Keluarga Menanga, Mata Air Tontalete, Mata Air
Tumatenden, Mata Air Tambuk Terang, Mata Air Kema I, Mata Air Tuan,
Mata Air Tunaan, Mata Air Tumaratak, Mata Air Doud Waidan dan Mata
Air Malinow (Sumber : Bappeda Kabupaten Minahasa Utara, 2007).
Wilayah Kabupaten Minahasa Utara yang telah dilayani oleh
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah Kecamatan Airmadidi,
Maumbi, Kauditan, Tatelu, Likupang, Talawaan dan Wori. Jumlah
pelanggan PDAM Kabupaten Minahasa Utara sampai Tahun 2018 adalah
5.989 pelanggan.

BAB II Hal. 82
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.69
Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Minahasa Utara
Jumlah Jumlah Jumlah
No Area Layanan Sambungan Aktif Sambungan Sambungan
non Aktif
1 Airmadidi 2.786 573 3.359
2 Kalawat 1.785 2.119 3.904
3 Kauditan 348 468 816
4 Kema 410 138 548
5 Wori 108 615 723
6. Dimembe 368 583 951
7 Likupang Barat 51 30 81
8 Likupang Timur 133 329 462
Jumlah 5.989 4.855 10.844
Sambungan
Sumber : Dokumen RISPAM Kabupaten Minahasa Utara, 2018

Selain dikelolah oleh PDAM, sumber air minum yang ada di


kelolah oleh BUMDES dan dibangun melalui dana DAK oleh dinas PUPR
maupun dari Kementerian ESDM dengan sumber yang berasal dari
tanah, ada juga SPAM yang dibangun dalam rangka kegiatan Pamsimas,
yang dikelolah oleh Kementerian PUPR.

Tabel 2.70
Desa Penerima Program Pamsimas
Kabupaten Minahasa Utara Tahun (2014 – 2020)
Jumlah Penduduk Target
Status
No Desa Tahun Penerima
KK Jiwa P Desa
Manfaat
Batu, Kec. Likupang Reguler
1 2014 426 1.413 676 936
Selatan
Reguler
2 Waleo II , Kec. Kema 2014 218 765 381 689
Warisa Kampung Reguler
3 2014 251 765 418 584
Baru, Kec. Talawaan
Talawaan Bantik, Reguler
4 2014 343 1.120 540 1.048
Kec. Wori
Talawaan Atas, Kec. Reguler
5 2014 240 803 423 790
Wori
Reguler
6 Ponto, Kec. Wori 2014 220 688 334 597
Reguler
7 Lantung , Kec. Wori 2014 238 768 298 492
Paputungan,Kec.Liku Reguler
8 2014 250 902 498 733
pang Barat
2.186 7.224 3.568 5.869
9 Kema Dua, Kema 2015 689 3.060 1.065 450 Reguler

BAB II Hal. 83
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Penduduk Target


Status
No Desa Tahun Penerima
KK Jiwa P Desa
Manfaat

Reguler
10 Lumpias, Dimembe 2015 471 1.337 745 1.337
Reguler
11 Warisa, Talawaan 2015 275 893 390 722
Reguler
12 Tiwoho, Wori 2015 381 1.300 562 1.187
Jayakarsa, Likupang Reguler
13 2015 307 1.073 401 933
Barat
Tarabitan, Likupang Reguler
14 2015 320 1.037 466 905
Barat
Desa Bulutui, Kec. Reguler
15 2015 253 675 326 675
Likupang Barat
2.696 9.375 3.955 6.209
Likupang Kampung
Reguler
16 Ambong, Likupang 2017 404 1.425 688 952
Timur
Pinilih, Kec. Reguler
17 2017 402 1.401 680 536
Dimembe
Resetlemen, Kec.
18 2017 75 235 115 198 CSR
Likupang Timur
Wasian, Reguler
19 2017 869 3.054 1.529 1.038
Kec.Dimembe
1.750 6.115 3.012 2.724
Kauditan Satu, Kec. Reguler
20 2018 549 2.913 1.322 1.056
Kauditan
Paslaten,Kec. Reguler
21 2018 321 1.375 663 765
Kauditan
Termaal, Kec. Reguler
22 2018 260 925 441 925
Likupang Barat
Tumaluntung, Kec. Reguler
23 2018 1.106 3.740 1.835 681
Kauditan
Maen, Kec. Likupang
24 2018 436 1.469 715 1.125 CSR
Timur
Marinsow,
25 2018 227 726 382 726 CSR
Kec.Likupang Timur
Pinenek, Kec.
26 2018 226 728 388 728 CSR
Likupang Timur
Pulisan, Kec.
27 2018 118 418 216 418 CSR
Likupang Timur
Rinondoran, Kec.
28 2018 341 1.220 594 1.220 CSR
Likupang Timur
Wineru,
29 2018 349 1.349 500 1.349 CSR
Kec.Likupang Timur
Winuri, Kec.
30 2018 379 1.216 625 1.216 CSR
Likupang Timur
Kalinaun, Kec.
31 2018 444 1.516 757 1.516 CSR
Likupang Timur
4.756 17.595 8.438 11.725
Reguler
32 Bulo, Kec. Wori 2019 235 875 376 705

BAB II Hal. 84
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Penduduk Target


Status
No Desa Tahun Penerima
KK Jiwa P Desa
Manfaat
Dimembe, Kec. Reguler
33 2019 749 2484 1143 854
Dimembe
Kaleosan, Kec. Reguler
34 2019 244 836 408 756
Kalawat
Kaweruan, Kec. Reguler
35 2019 162 792 408 792
Likupang Selatan
Kema Tiga, Kec. Reguler
36 2019 1061 3957 1277 837
Kema
Reguler
37 Lansa, Kec. Wori 2019 333 1336 520 733
Maliambao, Kec. Reguler
38 2019 294 986 465 702
Likupang Barat
Matungkas, Kec. Reguler
39 2019 1271 4086 2056 1042
Dimembe
Paniki Atas, Kec. Reguler
40 2019 551 1782 843 779
Talawaan
Reguler
41 Tontalete, Kec. Kema 2019 704 2618 1283 1122
Watutumou II, Kec. Reguler
42 2019 688 2320 1021 744
Kalawat
Reguler
43 Wusa, Kec. Talawaan 2019 369 1474 815 801

6.661 23.546 10.615 9.867


Paslaten, Kec. Reguler
44 2020 237 834 726
Likupang selatan
Wangurer, Kec. Reguler
45 2020 297 909 804
Likupang selatan
Watudambo, Kec. Reguler
46 2020 621 2.224 938
Kauditan
Treman, Kec. Reguler
47 2020 695 2.306 984
Kauditan
Reguler
48 Kima bajo, Kec.Wori 2020 269 977 659
Reguler
49 Minaesa,Kec. Wori 2020 418 1.504 984
Reguler
50 Darunu, Kec. Wori 2020 273 821 821
Reguler
51 Budo, Kec. Wori 2020 261 883 622
Mapanget, Kec. Reguler
52 2020 873 8.495 871
Talawaan
Reguler
53 Waleo, Kec. Kema 2020 296 891 864
Reguler
54 Laikit, Kec. Dimembe 2020 884 2.439 881
Reguler
55 Lansot, Kec. Kema 2020 124 415 401
5.248 22.698 9.555
Kokoleh Dua, Kec. Reguler
56 2020 152 518 419
Dimembe
Reguler
57 Wori, Kec. Wori 2020 833 2.755 660

BAB II Hal. 85
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Penduduk Target


Status
No Desa Tahun Penerima
KK Jiwa P Desa
Manfaat
Klabat, Kec. Reguler
58 2020 884 2.398 977
Dimembe
Kaasar, Kec. Reguler
59 2019 476 1.586 772 800
Kauditan
Sarongsong Dua, Reguler
60 2019 766 1.385 1.254 702
Kec. Airmadidi
Kinabuhutan, Kec. Reguler
61 2019 335 1.190 565 878
Likupang Barat
Reguler
62 Lilang, Kec. Kema 2019 172 805 358 414
Sawangan, Kec. Reguler
63 2019 780 2.583 1.137 750
Airmadidi
Werot, Kec. Likupang Reguler
64 2019 208 870 397 456
Selatan
Watudambo Dua, Reguler
65 2019 742 2.717 1.566 1.845
Kec. Kauditan
Kinunang, Kec. Reguler
66 2017 69 309 351 255
Likupang Timur
Tontelete Rok Rok, Reguler
67 2017 110 330 198 258
Kec. Kema
Jumlah Total 16.023 62.842 6.598 35.938
Sumber : Pamsimas Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021

1. Kebutuhan Non Domestik


Kebutuhan non domestik didasarkan pada asumsi dari kebutuhan
domestik. Dalam kontek perencanaan kebutuhan air bersih di
Kabupaten Minahasa Utara, kebutuhan non domestik diasumsikan
sebesar 5 - 10% dari kebutuhan domestik. Penggunaan air bersih pada
sektor non domestik ini meliputi institusi dan komersial seperti sekolah,
komplek militer, kantor pemerintah, sarana ibadah dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Industri
Dasarnya kebutuhan air bersih pada sektor industri tergantung
kepada jenis industri yang ada. Beberapa industri membutuhkan air
yang cukup besar dan sebagian lainnya membutuhkan sedikit saja.
Penentuan zona dan kawasan industri juga terdapat perbedaan dalam
standar kebutuhannya. Dalam merencanakan proyeksi kedepan, diambil
data empiris sebagai acuan penentuan kebutuhan di masa yang akan
datang dengan nilai kebutuhan sebesar 58.71 m3/hari.

BAB II Hal. 86
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.1.3.4. Penataan Ruang


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakandokuman
perencanaan pembangunan daerah yang berkekuatan hukum serta
berfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Kenyataan selama ini yang terjadi, penggunaan RTRW
terbatas digunakan sebagai media dan acuan koordinasi dan
sinkronisasi pembangunan antara sektor dan wilayah. Mengantisipasi
pembangunan Sulawesi Utara kedepan, perumusan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) menjadi syarat mutlak dalam penyusunan setiap
kegiatan perencanaan pembangunan dengan memperhatikan aspek
sosial, budaya, lingkungan, fisik, dan RTRW seluruh kabupaten dan
kota, serta RTRW pulau Sulawesi dan nasional. Pengembangan wilayah
provinsi perbatasan Sulawesi Utara menjadi perhatian khusus dalam
strategi pembangunan daerah Sulawesi Utara di era globalisasi.
Sebagian wilayah Sulawesi Utara dikategorikan sebagai wilayah
tertinggal atau terkebelakang khususnya pada daerah-daerah terpencil
dan pulau-pulau kecil yang terbatas aksesibilitas prasarana dan sarana
transportasi. Walaupun sebagian wilayah-wilayah tersebut menyimpan
sumberdaya alam sangat potensial untuk dikembangkan. Pada sisi yang
lain, terdapat juga wilayah-wilayah strategi dan cepat tumbuh yang
didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang belum
dikembangkan secara optimal. Ketidakseimbangan pembangunan
daerah direfleksikan juga oleh berkembangnya pembangunan wilayah
perkotaan, secara fisik dan perluasan wilayah perkotaan tanpa
terkendali. Semangat desentralisasi mendorong juga wilayah perkotaan
berkembang secara mandiri dengan memiliki pemerintahan kota sendiri.
Kota tidak dapat berkembang tanpa didukung dengan wilayah
hinterland (kabupaten) sebagai pemasok utama bahan baku untuk
industri manufaktur di perkotaan dan bahan makanan untuk penduduk
kota. Sebaliknya, wilayah perkotaan menjadi target utama untuk
memasarkanproduk-produk pertanian, perkebunan, dan perikanandari
wilayah kabupaten.
Masing-masing kecamatan tidak dapat berkembang sendiri-
sendiri, sebab masing masing kecamatan memiliki sumberdaya yang
berbeda dan harus saling melengkapi. Namun dalam kenyataan, antara
BAB II Hal. 87
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

desa dan keluarahan sebaliknya belum terjalin dengan baik. Tersedianya


rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagai acuan pengembangan
wilayah kecamatan, harus diikuti dengan tersedianya informasi dan
pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan yang baik dan
peraturan-peraturan yang berlaku. Kenyataan, masalah pertanahan
sebagai pemicu utama sulit terlaksananya program-program pemerintah
dan kegiatan investasi swasta.
Untuk itu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan
dokuman perencanaan pembangunan daerah yang berkekuatan hukum
serta berfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Kabupaten Minahasa Utara sudah memiliki Peraturan
Daerah Nomor 01Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 – 2033. Dimana dengan adanya
Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai acuan
pengembangan wilayah, peruntukan dan pemanfaatan lahan yang akan
dilakukan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah.
Tabel 2.71
Penilaian RTRW Kabupaten Minahasa Utara
Menggunakan Metode Kualitatif

Nilai Perkalian
No Aspek Bobot
Akhir Bobot
1 Kualitas RTRW 1.83 30 54.49
2 Kesesuaian terhadap Peraturan 0.83 30 24.49
Perundang Undangan
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 1.82 40 73
Total 4.48 100 152.8
Rata-Rata Nilai Akhir Pengujian 1.4 50.9
RTRW
Sumber : Materi Teknis Revisi RTRW Dinas PUPR, 2018
Nilai akhir penilaian kembali RTRW Kabupaten Minahasa Utara
adalah 50.9, sehingga menghasilkan rekomendasi RTRW di revisi.
Ruang terbuka hijau di Kabupaten sebesar 211.848,80 km² dari
847.395,20km², 30.502ha luas wilayah per HPL/HPG (Hak Penggunaan
Lahan dan Hak Penggunaan Gedung) Kabupaten Minahasa Utara. Luas
kawasan ruang terbuka hijau yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara lewat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman sampai akhir Tahun 2019 adalah 6.000 m2. Dengan

BAB II Hal. 88
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

demikian rasio luas ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
HPL/HPG adalah sebesar 0,1140.
Jumlah bangunan ber-IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) rumah
tempat tinggal/tempat usaha yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu sampai akhir Desember Tahun
2020 berjumlah 208 Ijin bangunan.

2.3.1.4. Perumahan dan Permukiman


Rumah merupakan hunian yang penting bagi keluarga. Tidak
hanya sebagai tempat peristirahatan setelah beraktifitas sepanjang hari,
namun juga merupakan tempat membangun kehidupan keluarga yang
sehat dan sejahtera. Kebahagiaan keluarga tidak diukur dari besar dan
mewahnya kondisi fisik rumah, melainkan tempat yang aman dan
nyaman untuk berteduh dimana orang yang tinggal di dalamnya justru
terhindar dari berbagai jenis penyakit sehingga keluarga yang tinggal
dalam rumah tersebut akan sehat, sejahtera, dan bahagia. Rumah
kumuh atau tidak layak huni akan membuat penghuninya sering sakit
dan akhirnya keluarga harus mengeluarkan biaya pengobatan. Oleh
sebab itu, menjaga kesehatan rumah merupakan investasi keluarga
sehingga biaya yang seharusnya diperuntukkan membeli keperluan lain
tidak diposkan untuk biaya pengobatan. Bertitik tolak dari pemikiran
ini, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa perumahan
yang ideal hendaknya memiliki prasarana, sarana dan fasilitas yang
memadai.
Selain itu, masalah perumahan telah diatur dalam perundang-
undangan yaitu Undang-undang Pemerintahan tentang perumahan dan
permukiman Nomor 4 Tahun 1992 bab III pasal 5 ayat I yang berbunyi
“Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur”. Isi undang-undang inilah yang
membuat pemerintahan Joko Widodo mencanangkan program sejuta
rumah serta program bedah rumah bagi masyarakat yang tidak mampu
dan rumahnya termasuk kriteria tidak layak huni.

BAB II Hal. 89
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pada Tahun 2017 Rumah layak huni di Kabupaten Minahasa


Utara saat ini adalah sebesar 59.883 rumah dari 198.084 jumlah
penduduk di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan demikian rasio jumlah
rumah layak huni terhadap jumlah penduduk adalah sebesar 0,277.
Perkembangan waktu kebutuhan akan papan atau tempat tinggal
senantiasa meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang
begitu cepat. Hal ini berarti rumah di Kabupaten Minahasa Utara sudah
cukup baik dan layak huni, terlihat juga pada Tabel 2.72 dimana rasio
rumah layak huni dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup berarti.
Tabel 2.72
Rasio Rumah Layak Huni

2016 2017 2018 2019 2020


0,277 0,279 0,280 0,282 0,283
Sumber : Dinas PERKIM Kab. Minahasa Utara

2.3.1.5 Satuan Polisi Pamong Praja dan Kebakaran


Keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Minahasa
Utara tercipta dengan baik di masyarakat yang selalu memelihara
kerukunan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini juga
tidak lepas dari peranan aparat dalam menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat.
Pada Tahun 2020 jumlah Polisi Pamong Praja berjumlah 229
orang dan kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten
Minahasa Utara yang berjumlah 223.009 jiwa, maka rasio jumlah Polisi
Pamong Praja adalah 10,27. Ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 2.73
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2016-2021
Kabupaten Minahasa Utara

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


1 Jumlah Polisi
200 301 288 237 229 229
Pamong praja
2 Jumlah
217.008 218.873 220.856 221.998 223.009 223.009
Penduduk
3 Rasio jumlah 9,22 13,75 13,04 10,68 10,27 10,27

BAB II Hal. 90
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


polisi pamong
praja per
10.000
penduduk
Sumber : SatPolPP dan Kebakaran, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

Sedangkan Anggota LINMAS tahun 2021 semester I berjumlah


1.561 orang dangan rasio jumlah LINMAS adalah 69,99.
Dalam rangka menjaga stabilitas keamanan lingkungan,
masyarakat bersama dengan pemerintah desa membangun Pos
Siskamling, dan saat ini jumlah pos siskamling 131 pos yang tersebar di
131 Desa/Kelurahan.
Tabel 2.74
Rasio Jumlah Linmas Tahun 2016-2021
Kabupaten Minahasa Utara

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


1 Jumlah Linmas 1.561 1.561 1.561 1.561 1.561 1.561
2 Jumlah
217.008 218.873 220.856 221.988 223.009 223.009
Penduduk
3 Rasio jumlah
Linmas per
71,93 71,32 70,68 70,32 69,99 69,99
10.000
penduduk
Sumber : SatPolPP dan Kebakaran, Disdukcapil dan Olahan Bapelitbang, 2021

2.3.1.6 Penanggulangan Bencana Daerah


Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana, mengamanatkan tugas
penanggulangan bencana sebagai rangkaian upaya meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan, tanggap darurat dan rehabilitasi. Kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memulihkan
keadaan fisik maupun non fisik akibat bencana dimana upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi sektor ekonomi di daerah merupakan
bagian dari tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah lewat Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.

BAB II Hal. 91
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Badan


Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2020, yaitu : Kegiatan
pembentukan dan pengembangan tim reaksi cepat daerah yang
dilaksanakan di gedung serba guna Livana Airmadidi Atas Kecamatan
Airmadidi, pada tanggal 11-13 Maret 2020 dan diikuti oleh 20 orang
perserta dari masyarakat dan tenaga harian lepas BPBD. Hasil (outcome)
yang diperolah dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesiapsiagaan dan
kapasitas terutama 20 orang tenaga harian lepas BPBD. Meskipun
demikian ada juga permasalahan/kekurangan dalam pelaksanaan
kegiatan ini, yaitu pelatihan perlu ditingkatkan baik metode yang
digunakan, instruktur yang mengarahkan, peralatan pendukung,
bahkan peserta yang mengikuti kegiatan, bahkan output tambahan yaitu
terbentuknya tim reaksi cepat dari peserta yang dilatih belum tercapai;
dan melaksanakan pencegahan dan pengendalian bencana non alam
yaitu pandemi Covid-19 melalui penyemprotan desinfektan di tempat-
tempat umum, sekolah, gereja dan kantor-kantor pemerintah dan
swasta serta pembagian masker pada masyarakat.
Adapun indeks Risiko Bencana Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020
sebagai berikut:

Tabel 2.75
Indeks Risiko Bencana Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020

Uraian Skor Kelas Risiko

Minahasa Utara 119,84 Sedang

2.3.1.7. Sosial
Terkait masalah sosial yang ada di Kabupaten Minahasa Utara
masih perlu penanganan yang serius, untuk lebih jelasnya
perkembangan data terkait kondisi sosial di Minahasa Utara dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

BAB II Hal. 92
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.76
Data Masalah Sosial Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021

No. Bidang/Indikator Jumlah Ket.

1 Lansia miskin 12.941 Orang


PMKS yang mendapat bantuan
2 90 Orang
sosial (tidak termasuk lansia)
Bekas warga binaan lembaga
3 166 Orang
pemasyarakatan (LP)
4 Anak balita terlantar 113 Orang

5 Anak terlantar yang ditangani 7 Orang

6 Anak terlantar 264 Orang

7 Anak jalanan 5 Orang


Anak yang memerlukan
8 35 Orang
perlindungan khusus
9 Penyandang disabilitas netra 30 Orang

10 Eks korban NAPSA 6 Orang

11 Anak dengan kedisabilitasan 186 Orang


Anak dengan kedisabilitasan fisik
12 13 Orang
dan mental (ganda)
Anak dengan disabilitas mental
13 53 Orang
(tuna grahita)
Sumber: Dinas Sosial dan PMD Kab. Minahasa Utara, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya intervensi


khusus pemerintah kaitannya dengan jumlah keluarga fakir miskin,
jumlah lansia terlantar dan penyandang disabilitas yang masih begitu
besar jumlahnya.
Adapun penerima bantuan Program Keluarga Harapan per
keluarga di 10 Kecamatan se-Kabupaten Minahasa Utara :

BAB II Hal. 93
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.77
Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

No Kecamatan KPM

1 Kema 885
2 Kauditan 980
3 Airmadidi 731
4 Wori 1.523
5 Dimembe 990
6 Likupang Barat 1.398
7 Likupang Timur 1.013
8 Kalawat 837
9 Talawaan 647
10 Likupang Selatan 198
Jumlah 9.202
Sumber: Dinas Sosial dan PMD Kab. Minahasa Utara, 2021

Pemerintah dalam waktu dekat ini akan melakukan reformasi sistem


perlindungan sosial. Situas pandemi yang dihadapi saat ini menjadi
momentum untuk menyempurnakan sistem perlindungan sosial agar
dapat menjangkau masyarakat dengan lebih tepat dan cepat. Ketepatan
data merupakan sebuah keniscayaan dan menjadi faktor terpenting
dalam melaksanakan program-program perilndungan sosial. Oleh
karena itu, langkah pertama yang akan dilaksanakan pemerintah ialah
membenahi akurasi data para penerima manfaat program tersebut
dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas penyaluran program
bantuan. Pemerintah juga akan mengintegrasikan semua program
bantuan sosial yang selama ini masih tersebar di berbagai kementeraian
atau lembaga. Pelaksanaan yang masih tersebar itu membuat
pengelolaannya kerap tumpang tindih dan tidak fokus. Reformasi
terhadap sistem perlindungan sosial tersebut selain untuk
mengefektifkan penyaluran dan pemanfataan program dalam jangka
panjang juga untuk menurunkan tingkat kemiskinan, karena dengan
memfokuskan bantuan-bantuan sosial dan kelompok-kelompok sasaran

BAB II Hal. 94
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

yang masuk dalam kelompok rentan dan miskin kronis sehingga


penurunan kemiskinan akan bisa kita capai. Kementerian
PPN/Bappenas mengusung 6 (enam) strategi untuk menata program-
program penanggulangan kemiskinan, yaitu :
1. Transformasi data menuju registrasi sosial-ekonomi melalui
perbaikan data dan pengembangan sistem pendataan sosial
ekonomi terintegrasi 100% penduduk.
2. Integrasi program dan peningkatan SDM pendamping dengan
integrasi dan koordinasi bantuan sosial dan jaminan sosial serta
layanan rujukan terpadu dan sertifikasi SDM.
3. Pengembangan mekanisme distribusi secara digital untuk transfer
tunai dan melalui platform PT POS maupun ojek daring di
perkotaan untuk sembako dan bantuan lainnya.
4. Pengembangan skema perlindungan sosial adaptif melalui
adaptasi skema perlindungan sosial karena adanya guncangan
alam, sosial ekonomi dan kesehatan.
5. Digitalisasi penyaluran melalui platform digital (integrasi data),
nomor induk kependudukan, penerapan elektronik know your
customer (e-KYC) dan pembukuan satu rekening bantuan sosial,
serta platform pembayaran perbankan dan fintech.
6. Reformasi skema pembiayaan melalui pengembangan skema
pembiayaan yang inovatif, ekspansif dan berkesinambungan.
Adapun Realisasi Data Sosial Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.78
Data Sosial Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021

No Uraian Jumlah
1 Lanjut Usia 12.941 orang
2 Karang Taruna 42 Kelompok
3 Pekerja Sosial Masyarakat 15 Orang
4 Lembaga Kesejahteraan Sosial 3 LKS
5 Taruna Siaga Bencana 57 Orang
6 Lembaga Konsultasi Kesejahteraan 1 LKS
Keluarga
7 Tenaga Kesejahteraan Sosial 10 Orang
Kecamatan
8 BUMDes 131 BUMDes

BAB II Hal. 95
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Uraian Jumlah
9 Organisasi Sosial 126 Organisasi
10 Kader Kepemimpinan Wanita/PKK 131 Kelompok
11 Lembaga Pemberdayaan
25 Lembaga
Masyarakat
12 Lembaga Adat 12 Lembaga
Sumber: Dinas Sosial dan PMD Kab. Minahasa Utara, 2021

Berdasarkan data diatas, maka di Kabupaten Minahasa Utara kegiatan


yang dilaksanakan masing-masing Pokja sudah berjalan dengan baik.
Kelompok binaan yang ada bergerak baik di bidang pendidikan,
keterampilan mayarakat maupun yang bergerak di bidang ekonomi
rakyat dan kesehatan.

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan Dengan


Pelayanan Dasar
2.3.2.1. Tenaga Kerja
2.3.2.1.1. Angkatan Kerja
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang ada di
kabupaten Minahasa Utara, maka angkatan kerja, pencari kerja,
penempatan kerja dan kesempatan kerja dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.79
Data Tenaga Kerja di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2021

Tahun
Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kesempatan
79 115 957 2.251 138 138
Kerja
Penempatan
14 46 128 174 38 38
Kerja

Pencari Kerja 171 275 296 896 199 199

Angkatan
- 91.214 92.589 93.966 95.345 95.345
Kerja
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Minahasa Utara, 2021
Adapun rasio daya serap tenaga kerja yang ada di Kabupaten
Minahasa Utara dari Tahun 2016-2020 dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
BAB II Hal. 96
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.80
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2016-2021
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah tenaga kerja
yang bekerja pada
9.912 10.300 10.492 10.588 10.594 10.594
perusahaan
PMA/PMDN
Jumlah seluruh
perusahaan 322 326 332 332 332 332
PMA/PMDN
Daya serap tenaga
30,78 31,59 31,6 31,89 31,91 31,91
kerja
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat


Pengangguran Terbuka
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Minahasa
Utara tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tahun 2020 sebesar
61,64% naik dibandingkan pada Tahun 2019 yang berjumlah sebesar
61,37%. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada Tahun 2020
sebesar 8,35% turun dibandingkan pada Tahun 2019 sebesar 8,70%.
Dan tahun 2021 semester I stabil jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya 2020. Untuk tabel tingkat pengangguran terbuka dan
tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.81
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk berumur 15 Tahun keatas Kab.
Minahasa Utara Tahun 2016-2021

Tahun
Deskripsi
2016 2017 2018 2019 2020 2021

TPT 9,48 9,08 8,70 8,35 8,35

TPAK 60,85 61,11 61,37 61,64 61,64

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 97
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.2.2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyatakan
bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non
departemen di pemerintahan nasional, provinsi, kabupaten/kota harus
memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan,dan evaluasi pada kebijakan program dalam
pembangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salah satu tujuan
SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan.
Pembangunan gender juga ditunjukkan dengan indikator Gender
Empowerment Measurement (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Gender
(IPG) yang diukur melalui partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi,
politik, dan pengambilan keputusan.
Di Kabupaten Minahasa Utara, jumlah pekerja perempuan di
lembaga pemerintahan pada Tahun 2020 sebanyak 2.173 orang dari
jumlah keseluruhan pekerja perempuan sebanyak 32.361 orang, dengan
persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintahan sebesar 6,71%.

Tabel 2.82
Persentase Jumlah Pekerja Perempuan di Lembaga Pemerintahan di
Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2021
Jumlah Pekerja
Jumlah Persentase Pekerja
Perempuan di
Tahun Pekerja Perempuan di
lembaga
Perempuan lembaga Pemerintah
Pemerintah
2016 2.429 24.310 9,08
2017 2.469 26.779 9,22
2018 2.222 28.117 7,90
2019 2.272 28.707 7,91
2020 2.173 32.361 6,71
2021 2.173 32.361 6,71
Sumber : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Olahan Bapelitbang, 2021

BAB II Hal. 98
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.2.3 Pangan
Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas
panen dan produktivitas (Hasil per Hektar). Produksi tanaman pangan
merupakan hasil perkalian antara luas panen dengan produktivitas.
Komoditi tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh petani di
Kabupaten Minahasa Utara yaitu padi sawah dengan kawasan sentra
produksi di Kecamatan Dimembe, Kauditan dan Talawaan, padi ladang
di Kecamatan Likupang Timur, Dimembe, Kauditan dan Talawaan,
jagung di seluruh Kecamatan dengan luas tanam terbesar di Kecamatan
Likupang Timur, Kauditan dan Dimembe, kedelai di Kecamatan
Talawaan, Likupang Timur dan Dimembe, kacang tanah di Kecamatan
Kalawat, Talawaan dan Likupang Timur, ubi kayu di Kecamatan
Kalawat, Likupang Timur dan Wori, ubi jalar di Kecamatan Kalawat,
Dimembe dan Airmadidi serta talas di Kecamatan Dimembe, Wori dan
Kalawat.
Tabel 2.83
Perimbangan Produksi dan Kebutuhan Pangan (Beras)
di Kabupaten Minahasa Utara
Produksi Kebutuhan Penyu- Keterse Beras
Penduduk Keterse- Total
Padi Konsumsi sutan -diaan tercecer
Tahun diaan Ketersediaan Perim- Rasio
Tahun Beras Gabah beras (ton)
2006 Gabah Beras bangan ****
2006 (153 kg / (ton) (ton) ***
(Jiwa) (ton) (ton)
(Ton) kapita) * **

Sawah
12.951
Ladang
170.340 26.062 3.371 13.482 8.521 213,0219 8.308 -17.754 0,32
3.902
Total
16.853

Defisit
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
* Susut gabah untuk pakan (2%), benih (12,6%) dan tercecer (cecer gabah 5,4 %)
** Konversi gabah ke beras 63,20 %
*** Cecer beras 2,5 %
**** > 1,14 = Surplus, 0,95-1,14 = Imbang, < 0,95 = deficit

Berdasarkan analisis produksi dan kebutuhan pangan (beras)


saat ini, Kabupaten Minahasa Utara mengalami defisit beras. Sehingga
Kabupaten Minahasa Utara harus mendatangkan beras dari daerah lain.

BAB II Hal. 99
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Sedangkan berdasarkan analisis proyeksi kebutuhan beras hingga


akhir tahun perencanaan 2027 maka diperlukan perluasan ladang
(pertanian lahan kering) di Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 2.84
Proyeksi Kebutuhan Beras dan Ketersediaan Sawah dan
Ladang untuk Mencukupi Kebutuhan Beras
di Kabupaten Minahasa Utara

Tahun
No Keterangan
2006 2008 2013 2018 2027
1 Jumlah Penduduk 170.340 177.118 194.564 213.728 255.833
2 Kebutuhan Beras (ton) 27.099 29.768 32.700 39.403
3 Kebutuhan Gabah 54.972 60.387 66.335 79.403
Pemenuhan Kebutuhan
4
Gabah
Alternatif 1
Produksi Sawah Irigasi (ton)
35.832,65 35.832,65 35.832,65 35.832,65
2x panen 1 tahun
Produksi Sawah Tadah Hujan
1.673,29 1.673,29 1.673,29 1.673,29
(ton), 1 x panen 1 tahun
Defisit 17.466,21 22.880,93 28.828,86 41.897,00
Perlu Luasan Ladang (ha) 6.717,77 8.800,36 11.088,02 16.114,23
Alternatif 2
Produksi Sawah Irigasi (ton)
45.968,76 45.968,76 45.968,76 45.968,76
2x panen 1 tahun
Produksi Sawah Tadah Hujan
2.146,62 2.146,62 2.146,62 2.146,62
(ton), 1 x panen 1 tahun
Defisit 6.856,77 12.271,49 18.219,42 31.287,56
Perlu Luasan Ladang (ha)
2.637,22 4.719,80 7.007,47 12.033,68
dengan produk. 2,6 ton/ha
Keterangan :
Alternatif 1 : Optimalisasi potensi sawah Irigasi ( Sawah Irigasi : Teknis 721 ha, ½
teknis 1.431,3 ha, desa/sederhana 1.678,43 ha = total 3.830,73 ha) dan sawah Tadah
Hujan seluas 357,77 ha. Dengan produksi tetap : 4,677 ton per ha dan padi ladang 2,6
ton/ha.
Alternatif 1 : Optimalisasi potensi sawah Irigasi ( Sawah Irigasi : Teknis 721 ha, ½
teknis 1.431,3 ha, desa/sederhana 1.678,43 ha = total 3.830,73 ha) dan sawah Tadah
Hujan seluas 357,77 ha. Dengan produksi : 6,0 ton per ha dan padi ladang 2,6 ton/ha.

Untuk dapat mencukupi kebutuhan beras tersebut maka perlu


dilakukan :
1. Optimalisasi potensi lahan basah dengan pembangunan jaringan
irigasi baru serta pemeliharaan jaringan lama dan penambahan
lahan kering yang ada.
2. Intensifikasi pada sawah-sawah terutama di Daerah Irigasi
sehingga akan mampu menghasilkan produkstivitas lebih tinggi,
dengan panen 2-3 kali setahun. Untuk itu perlu dilakukan
penerapan teknologi Sapta Usaha Pertanian secara optimal.
BAB II Hal. 100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

3. Penggunaan padi varietas unggul baik untuk sawah maupun


ladang.

Kawasan Pertanian Lahan Kering (TPLK)


Pengembangan kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK)
ditujukan untuk mendukung bagi ketersediaan beras dalam upaya
mencapai dan mempertahankan swasembada beras dan mewujudkan
Celebes Corn Island (CCI) pengembangan komoditas jagung. Selain itu
pengembangan kawasan TPLK juga untuk memenuhi kebutuhan
tanaman palawija, sayuran dan tanaman hortikultur lainnya.
Untuk mendukung tercapainya swasembada beras di Kabupaten
Minahasa Utara, bagi para petani padi ladang perlu diperkenalkan
dengan benih unggul padi ladang untuk meningkatkan hasil panenan.
Selain itu juga perlu didukung dengan kemudahan untuk memperoleh
saprotan dengan harga terjangkau.
Benih unggul juga perlu diperkenalkan bagi para petani yang
menanam palawija dan sayuran, yang tentunya juga didukung dengan
kemudahan memperoleh saprotan dengan harga terjangkau.
Produktivitas yang tinggi, tidak hanya akan mencukupi kebutuhan
masyarakat Kabupaten Minahasa Utara, tetapi juga akan memasok
kebutuhan daerah sekitar Kabupaten Minahasa Utara.
Komoditas lain yang perlu terus dikembangkan adalah kacang
tanah, ubi kayu dan ubi jalar ; buah-buahan seperti pisang, rambutan,
pepaya, mangga, durian dan manggis. Sedangkan sayuran yang juga
perlu terus dikembangkan adalah cabe rawit, ketimun, jahe, kunyit,
kacang panjang, terong, bayam dan labu siam. Selain itu juga
pengembangan tanaman hias (Adenium, Anggrek, Bugenvil, Palem Putri,
Rumput Jarum dan Heliconia).

Kawasan Perkebunan / Tanaman Tahunan


Kawasan budidaya perkebunan diarahkan untuk memicu kembali
komoditas yang selama ini menjadi primadona Kabupaten Minahasa
Utara bahkan di Propinsi Sulawesi Utara, yaitu kopra dan cengkeh.
Untuk menggairahkan kembali minat masyarakat dalam merehabilitasi
tanaman kelapa yang telah menjadi tidak seimbang antara jumlah
BAB II Hal. 101
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

tanaman yang diremajakan dengan tanaman tua, perlu terus


ditingkatkan berbagai upaya yang selama ini telah dilakukan seperti
pengadaan bibit kelapa, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa,
pengadaan peralatan produksi VCO dan lain-lain. Selain itu juga perlu
diteruskan pembangan komoditas lain seperti Pisang yang sejak tahun
2005 telah menjadi komoditas unggulan sektor hortikultura.
Komoditas perkebunan lain yang juga perlu terus dikembangkan :
cengkeh, pala, jarak dan aren.

2.3.2.4. Pertanahan
Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, urusan pertanahan kabupaten/kota hanya
meliputi 8 sub urusan yaitu izin lokasi; sengketa tanah garapan; ganti
kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; subyek dan obyek
redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan
tanah absente; tanah ulayat; tanah kosong; izin membuka tanah; serta
penggunaan tanah. Pelayanan umum kepada masyarakat di urusan
pertanahan, bertujuan untuk mempertahankan kelestarian lahan dan
lingkungan.
Perkembangan kepemilikan sertifikat tanah di Kabupaten
Minahasa Utara terus mengalami peningkatan. Secara lengkap tanah
bersertifikat di Kabupaten Minahasa Utara dijelaskan dalam Tabel di
bawah :
Tabel 2.85
Lahan Bersertifikat di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2021

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Luas wilayah 1.003.190.805 1.003.190.805 1.003.190.805 1.003.190.805 1.003.190.805 1.003.190.805


Luas tanah
148.586.464 157.642.947 173.492.506 200.654.728 2.006.315.944 2.006.315.944
bersertifikat
Hak Milik 2.420 3.373 5.455 7.259 1.947 1.947
HGB 1.622 1.199 2.827 5.093 1.518 1.518
Hak Guna Usaha 0 0 0 0 0 0
Hak Pakai 28 68 82 61 43 43
Hak Pengelolaan 0 0 0 0 0 0
Hak Wakaf 1 1 4 2 3 3
Lahan
14.81 15.71 17.29 20.00 20.57 20.57
Bersertifikat (%)

BAB II Hal. 102


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tersedianya rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagai acuan


pengembangan wilayah kecamatan, harus diikuti dengan tersedianya
informasi dan pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan
yang baik dan peraturan-peraturan yang berlaku. Kenyataan, masalah
pertanahan sebagai pemicu utama sulit terlaksananya program-program
pemerintah dan kegiatan investasi swasta. Lahan Eks HGU PTPN adalah
salah satu kawasan seluas 1400 Ha yang telah ditetapkan Pemerintah
pusat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Super Prioritas,
tetapi program pemerintah pusat masih banyak terkendala karena
proses administrasi alih fungsi lahan antara Pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara dan PTPN XIV masih belum selesai.

2.3.2.5. Kehutanan
Mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah Kewenangan dibidang kehutanan menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi kecuali, untuk Taman Hutan Raya (TAHURA) menjadi
kewengangan Kabupaten Minahasa Utara. Namun demikian oleh karena
secara geografis sebagaian hutan masuk dalam teritorial wilayah
Kabupaten Minahasa Utara maka dibawah ini akan digambarkan
keadaan terkini luas hutan di Kabupaten Minahasa Utara keadaan
tahun 2016-2018 sebagai berikut :
Tabel 2.86
LUAS HUTAN DIKABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN 2016 S/D 2018

No Jenis Hutan Luas Hutan/Tahun

2016 2017 2018

1 Hutan Lindung 13.024,78 13.024,78 11.847,17

2 Suaka Alam dan 41.319,69 41.319,69 41.337,76


Pelestarian Alam

3 Terbatas 9.472,03 9.472,03 9.671,40

4 Tetap 0,00 - -

5 Dapat dikonversi 0,00 - -

BAB II Hal. 103


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jumlah Luas Hutan 63.816,50 63.816,50 62.856,33


dan Perairan

2.3.2.6. Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan hidup merupakan hal yang penting dan
menjadi prioritas pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara, karena
terciptanya lingkungan yang bersih akan membawa masyarakat hidup
sehat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Minahasa
Utara.
Prestasi Kabupaten Minahasa Utara di bidang pengelolaan
lingkungan hidup adalah dengan diraihnya penghargaan Adipura pada
Tahun 2009, Tahun 2010, Tahun 2011,Tahun 2012 dan Tahun 2013. Ini
semua tidak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Minahasa Utara untuk menjaga dan memelihara lingkungan.
Volume produksi sampah di Kabupaten Minahasa Utara tahun ke tahun
terus meningkat, salah satu faktor yang menyebakan hal tersebut
adalah bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Utara
tiap tahun.
Untuk Tahun 2019 jumlah sambungan jaringan air bersih dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Minahasa Utara
sebanyak 5.797 Sambungan. Luas Pemukiman yang tertata di
Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 1.731,22 dari 5.141,78 ha luas
area pemukiman keseluruhan yang ada. Dengan demikian
persentaseLuas Pemukiman yang tertata adalah sebesar 33,7%. Hal ini
berarti masih perlu adanya penataan pemukiman.
Upaya pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan oleh
seluruh masyarakat bukan hanya pemerintah. Langkah yang perlu
dilakukan pemerintah adalah mencanangkan program pembangunan
berkelanjutan. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat
mendorong masyarakat untuk
mendukung pemerintah dalam kegiatan – kegiatan berikut :
1. Menjalankan program penanaman seribu pohon. Pohon memiliki
berbagai manfaat dalam menyerap karbondioksida, menghasilkan
oksigen, menyerap partikel limbah yang ada diudara,
melestarikan air tanah, sebagai peredam kebisingan, dan masih
BAB II Hal. 104
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

banyak lagi manfaat lainnya. Kegiatan penanaman dan


pemeliharaan pohon penting dilakukan sebagai wujud nyata
pelestarian lingkungan.
2. Mengembangkan konsep kota ramah air (spongecity). Kota sensitif
air atau kota ramah air adalah suatu konsep kota di masa yang
akan datang dimana tidak hanya memenuhi kebutuhan air
perkotaan, tetapi bagaimana sumber daya air sekaligus memberi
manfaat untuk meningkatkan kenyamanan tinggal di kota
tersebut dan kota yang memiliki daya tahan terhadap air. Kota
ramah air adalah kota yang tidak kebanjiran di musim hujan dan
tidak mengalami kekeringan di musim kemarau.
3. Tidak membuang limbah ke sungai atau laut. Selain
penggundulan hutan, pembuangan sampah di aliran sungai juga
mempengaruhi terjadinya banjir. Selain menjadi penyebab banjir,
dampak sampah plastik bagi kesehatan juga cukup beresiko. Air –
air yang tergenang di sampah plastik berperan besar dalam daur
hidup nyamuk yang membawa penyakit malaria atau demam
berdarah.
4. Mengurangi pencemaran udara, lewat cara – cara berikut :
a) Menanam pohon atau tanaman hias di sepanjang jalan raya
untuk mengurangi polusi asap kendaraan.
b) Membangun taman kota.
c) Mengolah kembali limbah pabrik agar setelah dilepaskan ke
udara tidak mengandung zat – zat yang dapat merusak
lingkungan.
d) Mengurangi jumlah kendaraan bermotor.
e) Menggunakan angkutan massal perkotaan.
5. Tidak melakukan perburuan liar dan perusakanalam.Semua
unsur dalam lingkungan hidup saling berinteraksi dan mengalami
hubungan timbal balik. Merusak alam dengan melakukan
penebangan liar, perburuan liar, pengrusakan hutan akan
merusak rantai makanan dan pada akhirnya akan berimbas
kepada kehidupan manusia.
6. Melakukan sosialisasi lingkungan hidup.Sejauh ini, baru 32,2%
desa/kelurahan di Provinsi Sulawesi Utara yang melakukan
BAB II Hal. 105
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

upaya pelestarian lingkungan hidup dalam bentuk


penanaman/pemeliharaan pohon di lahank kritis, penanaman
mangrove, dsb.
2.3.2.6.1. Indeks Lingkungan Hidup Kabupaten
Penetapan IKLH sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU)
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara berfungsi untuk memberikan
informasi kepada para pengambil keputusan tentang kondisi lingkungan
menjadi bahan evaluasi terhadap kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Juga sebagai bentuk pertanggungjawaban tentang pencapaian target
program-program di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Detail capaian Indikator Lingkungan Hidup Kabupaten di
Kabupaten Minahasa Utara sebagai berikut :
Tabel. 2.87
Indikator Lingkungan Hidup Daerah
Tahun
No. Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Indeks Kualitas
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
Tutupan Lahan
2 Indeks Kualitas
> 91 > 91 > 91 > 91 > 91 > 91
Udara
3 Indeks Kualitas
>50 >50 >50 >50 >50 >50
Air
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kab. Minut, 2021

2.3.2.6.2. Persampahan
Salah satu permasalahan dalam pengelolaan lingkungan adalah
sampah, tumpukan sampah masih terdapat dimana-mana termasuk di
sungai yang menjadi salah satu peyebab menurunnya kualitas air
sungai. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang
sampah sebagai limbah bukan sebagai sumber daya yang perlu
dimanfaatkan. Undang–undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah mendefinisikan Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
Dalam PP Nomor 81 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Pasal 10
ayat 2 mengatur bahwa “Setiap orang wajib melakukan pengurangan
sampah dan penanganan sampah”. Melalui Peraturan Presiden (Perpres)

BAB II Hal. 106


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional


Pengeolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, pemerintah menetapkan kebijakan dan strategi
pengelolaan sampah nasional (Jakstranas).
Lewat kebijakan yang diterbitkan tanggal 23 Oktober 2017 itu
pemerintah menargetkan bias mengurangi sampah sebesar 30% di
Tahun 2025 dan dapat menangani tumpukan sampah sebelum ada
kebijakan ini sebesar 70% pada Tahun 2025. Data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebut, sektor rumah
tangga merupakan penyumbang sampah terbesar yakni sekitar 48%,
disusul pasar tradisional sebesar 24%, dan jalan 7%. Di Indonesia
terdapat sekitar 16% komposisi sampah plastik dari total timbunan
sampah secara Nasional. Dan dari total timbunan sampah tersebut
hanya sekitar1 0-15% yang telah didaur. Di TPA tertimbun sekitar 60-
70%, dan15-30% lainnya yang belum dikelola dan tercemar ke
lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut.
Sebagaimana tindak lanjut, pemerintah daerah mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten, dan kota juga diwajibkan membuat kebijakan dan
strategi daerah untuk menangani sampah yang kemudian dikenal
dengan Jakstrada.
Tabel 2.88
Laporan Capaian Pengurangan dan Penanganan Sampah
sampai Tahun 2019
Target Capaian
Indikator
Volume (Ton) % Volume (Ton) %
Timbunan 51.942,13 100 51.942,13 100
Sampah
Pengurangan 9.349,58 18 6.582,05 12,67

Penanganan 37.917,75 73 21.071,45 40,57

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Minahasa Utara, 2020

Kondisi tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Minahasa Utara:


1. Lokasi TPA untuk Kabupaten Minahasa Utara terletak di Keluarahan
Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi.
2. TPA memiliki luas + 2 Ha, dengan system Control Landfill.
3. Mempunyai bangunan pengawasa TPA
BAB II Hal. 107
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4. Memiliki alat pengolah sampah (mesin pencacah, penyaring dan


pemilah)
5. Exavator 1 (satu) unit, Buldoser 1 (satu) unit, dan Loader 1 (satu)
unit yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
6. Instalasi Pengumpul Gas Methan
7. Unit pembuatan kompos manual
8. Bank Sampah
9. Pengawas TPA, 3 orang
10. Sampah yg dibuang di TPA berasal dari sampah yg dikumpulkan
Dinas Lingkungan Hidup, pengelola perumahan, perusahaan (Aqua,
Procella, Olympic, Big Land, dll), dan desa.

2.3.2.7. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Minahasa Utara yang
pesat membuat proses pendataan setiap peristiwa seperti kelahiran,
kematian, perkawinan, perceraian, pengangkatan anak dan peristiwa
kependudukan yang lain memerlukan perhatian yang lebih dalam
pengelolaannya. Pemerintah Kabaputen Minahasa Utara lewat Dinas
Kependudukan dan pencatatan Sipil terus berupaya agar setiap
peristiwa kependudukan yang terjadi dapat dipantau agar tercipta data
kependudukan yang teratur, terarah dan tertata dengan baik. Kesadaran
penduduk Kabupaten Minahasa Utara dalam mengurus kepemilikan
dokumen kependudukan terutama Kartu Keluarga dan Kartu Tanda
Penduduk di Kabupaten Minahasa Utara pada umumnya sudah ada
peningkatan yang lebih baik, akan tetapi perlu pengawasan secara
berkala dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Minahasa Utara agar masyarakat tetap sadar akan pentingnya
kepemilikan dokumen kependudukan. Saat ini Pemerintah sudah
memberikan kemudahan di dalam pengurusan dokumen kependudukan
tidak dipungut biaya.
Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Minahasa Utara menunjukkan bahwa sampai pada akhir Tahun 2202
jumlah penduduk : 223.009 Jiwa, yang wajib KTP berjumlah 168.400
jiwa, yang sudah memiliki KTP-el : 22.233 jiwa dan yang belum memiliki
BAB II Hal. 108
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

KTP-el berjumlah 146.167 jiwa. Jumlah kepala keluarga : 73.017 KK,


yang sudah memiliki kartu keluarga berjumlah 15.273. KK.

Tabel 2.89
Jumlah Penduduk yang sudah Memiliki KTP-El, Akta Kelahiran,
Kartu Keluarga, Akta Nikah, Akta Cerai
dan Akta Kematian Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Jumlah penduduk yang sudah memiliki


No Kecamatan KTP- Akta Kartu Akta Akta
Akta Cerai
EL Kelahiran Keluarga Nikah Kematian
(Orang) (Orang) (Dokumen) (Dokumen) (Dokumen) (Dokumen)
1 Kema 1.661 1.119 1.272 74 10 124
2 Kauditan 2.964 1.046 2.017 144 43 256
3 Airmadidi 3.365 1.129 2.297 199 61 271
4 Wori 2.008 1.260 1.401 90 9 135
5 Dimembe 2.862 1.017 1.907 132 45 178
Likupang
6 1.594 1.353 1.239 111 10 91
Barat
Likupang
7 1.757 1.134 1.305 101 15 121
Timur
8 Kalawat 3.320 975 2.139 136 57 229
9 Talawaan 2.092 623 1.273 97 34 145
Likupang
10 610 236 423 35 10 45
Selatan
JUMLAH 22.233 9.892 15.273 1.119 294 1.595
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.2.8. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat
maka pemerintahan desa dan kelurahan sebagai unit
pemerintahan terdepan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat.
Tabel 2.90
Rata-rata Kelompok Binaan PKK
Tahun Jumlah
2016 0,08 %
2017 0,08 %
2018 0,08 %
2019 0,08 %
2020 0,08 %
2021 0,08 %
Sumber: Dinas Sosial dan PMD Kab. Minahasa Utara, 2021
BAB II Hal. 109
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.91
Jumlah LPM Aktif
Tahun 2016-2020
Tahun Jumlah
2016 25
2017 25
2018 25
2019 25
2020 25
2021 25
Sumber: Dinas Sosial dan PMD Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.2.9 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Berdasarkan rencana strategis Dinas Pengendalian Penduduk
dan Keluar ga Berencana tahun 2017-2021, visi Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana yaitu “Mewujudkan Pengendalian
Penduduk, Kualitas Hidup Keluarga dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021”.
Adapun program yang dilaksanakan Bidang Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi berdasarkan indikator kontrak kinerja,
sasaran dan capaian Tahun 2020, disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.92
Program Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi berdasarkan Indikator Kontrak Kinerja, Sasaran dan
Capaian Tahun 2020

Indikator Kontrak
No Sasaran Capaian
Kinerja
1 Peserta KB aktif menurut
metoda kontrasepsi :
- IUD 6.000 115% 6.927
- MOW 550 98% 540
- MOP 20 110% 22
- KONDOM 500 108% 544
- IMPLANT 6.000 113% 6.839
- SUNTIKAN 15.000 119% 17.924
- PIL 3.000 94% 2.825
Jumlah peserta KB aktif 31.060 114% 35.621
Jumlah PUS 45.043 45.043
CPR (PA)
PA Pria 566 100% 566
PA MKJP 322 100% 322
2 Peserta KB baru
BAB II Hal. 110
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kontrak
No Sasaran Capaian
Kinerja
menurut metoda
kontrasepsi : 50 108% 54
- IUD 20 95% 19
- MOW 0 0
- MOP 26 100% 26
- KONDOM 250 99% 249
- IMPLANT 1.600 104% 1.677
- SUNTIKAN 200 103% 207
- PIL
Jumlah peserta KB baru
PA MKJP
PA Pria 26 100% 26
3 Jumlah PUS 45.043 45.043
Hamil 13.550 105% 13.631
Ingin anak segera 1.700 102% 1.743
Ingin anak tunda 950 106% 1.009
Tidak ingin anak lagi 1.500 105% 1.578
Bukan peserta KB
UNMEET NEED 7% 100% 7%
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, 2021

Tabel dibawah ini menyajikan laporan ketersediaan obat/alat


kontrasepsi pada Tahun 2020.

Tabel 2.93
Laporan Ketersediaan Obat/Alat Kontrasepsi Tahun 2020

Macam Alat-alat
Stok
No Obat-Obat Diterima Dikeluarkan Sisa Akhir
Awal
Kontrasepsi
1 IUD (Biji)
- - Cooper T : Program 15 375 390 0
bantuan USAID
- ML CU 0 0 0 0
- Lippes Loop 0 0 0 0
Jumlah 15 375 390 0

2 PIL STRIP
- Pil Kab 0 0 0 0
- Planak : program 0 0 0 0
- KB schering 0 0 0 0
- Nordette/levigest 0 0 0 0
- Pil KB I 1.100 8.500 7.100 2.500
- Planotab : ABT 0 0 0 0
- Microdiol : ABT 0 0 0 0
Jumlah 1.100 8.500 7.100 2.500

BAB II Hal. 111


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Macam Alat-alat
Stok
No Obat-Obat Diterima Dikeluarkan Sisa Akhir
Awal
Kontrasepsi
3 KONDOM
- Kondom : ABT 74 40 114 0
Jumlah 74 40 114 0
4 KONDOM
- Kondom : Wanita 0 63 60 3
Jumlah 0 63 60 3
5 SUNTIKAN (VIAL)
- Depoprevovera : 0 0 0 0
Program ADB/JPS
- Depogeston : 0 0 0 0
Program ADB
bantuan
MEE UNFPA/ADB 0 0 0 0
- Depoprogestin :
Program
HNSDP/DHS ABT 700 7.700 8.060 340
- Suntikan KB I 3 700 7.700 8.060 340
bulan
Jumlah

6 IMPLANT
- Indoplant : ABT 0 0 0 0
- Sinoimplan 0 0 0 0
- Susuk KB II 0 1.140 1.040 100
Jumlah 0 1.140 1.040 100
7 DISPOSIBLE
- Disposible 700 8.840 9.100 440
Jumlah 700 8.840 9.100 440
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, 2021

Pembentukan kelompok BKB, BKL, PIKR dan UPPKS telah


mencapai target sampai dengan Tahun 2020, namun pembentukan
kelompok BKR belum sesuai target kinerja Renstra DPPKB Tahun 2016-
2021, yang termuat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.94
Pembentukan Kelompok Tribina, PIKR dan UPPKS
Target s/d Tahun Capaian Tahun
No Jumlah Kelompok
2020 2020
1 BKB 76 kelompok 76 62
2 BKR 59 kelompok 59 30
3 BKL 32 kelompok 32 15

BAB II Hal. 112


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4 PIKR 32 kelompok 32 27
5 UPPKS 10 kelompok 10 35
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, 2021

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kabupaten Minahasa Utara telah memberikan fasilitas sarana
penunjang pengelolaan kegiatan kelompok yaitu 9 GENRE kit kepada 9
kelompok BKR.
Dengan adanya program Keluarga Berencana maka pada Tahun
2020 jumlah anak (0-14 tahun) 59.125 anak dengan jumlah keluarga
71.424.
Rasio akseptor KB pada Tahun 2020 adalah 83,44% dengan
37.584 pasangan dan jumlah pasangan usia subur 45.043 pasangan. Ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.95
Rasio Akseptor KB Tahun 2016-2021
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Jumlah 33.298 34.277 34.875 35.794 37.584 37.584
Akseptor KB
2 Jumlah 37.471 38.641 39.391 39.937 45.043 45.043
Pasangan
Usia Subur
3 Rasio 88,86 88,70 88,53 89,63 83,44 83,44
Akseptor KB
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan KBdan Olahan Bapelitbang, 2021

2.3.2.10 Perhubungan
Jumlah arus penumpang menurut jenis angkutan di Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2020 dilihat dari data Dinas Perhubungan
Kabupaten Minahasa Utara, Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)
465.120 orang, penumpang angkutan kota 74.168 orang, penumpang
angkutan perdesaan sebanyak 78.248 orang dan untuk penumpang
angkutan perbatasan sebanyak 70.208 orang.

BAB II Hal. 113


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.96
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
Di Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2020
Jenis Kendaraan Jumlah
Roda 4
Sedan 259
Jeep 618
Minibus 11.271
Microbus 717
Pick Up/Box/B.Van/D.Cabin 5.100
Light Truck & Truck 1.673
Kendaraan Khusus 36
Roda 2
Sepeda Motor 76.456
Jumlah Total 96.408
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2021

Kabupaten Minahasa Utara memiliki prasarana transportasi darat


berupa terminal yaitu :
1. Terminal Tipe B Likupang Timur
2. Terminal Tipe B Airmadidi
3. Terminal Tipe C Kauditan
4. Terminal Tipe C Tatelu

Tabel 2.97
Jumlah Kendaraan Bermotor yang Diuji Menurut Jenis Kendaraan Di
Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2019

Tahun
Jenis Kendaran
2016 2017 2018
Mobil Penumpang Umum 693 700 519
Mobil Bus 27 62 28
Mobil Barang ( Pick Up, Truk) 1.076 1.916 1.026
Kendaraan Khusus (Mobil Tangki) - - 1
Kereta Gandengan - - -
Kereta Tempelan 2 14 2

BAB II Hal. 114


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tahun
Jenis Kendaran
2016 2017 2018
Jumlah 1.798 2.692 1.576
Sumber : Kabupaten Minahasa Dalam Angka, 2019

Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan


untuk Tahun 2020 adalah sebesar 161 ijin.
Jumlah armada kapal yang ada di Kabupaten Minahasa Utara
sampai akhir Tahun 2020 berjumlah158 unit (dibawah 7 GT) yaitu kapal
penangkap ikan sebanyak 449 unit dan kapal pengangkut penumpang
sebanyak 77 unit, sedangkan jumlah dermaga sebanyak 2 buah dan
Jumlah Kapal ferry berjumlah 3 buah.

2.3.2.11. Komunikasi dan Informatika


Jumlah jaringan komunikasi di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2019 tercacat ada 109 tower dan 38 BTS yang tersebar untuk
memenuhi kebutuhan sarana telekomunikasi masyarakat Kabupaten
Minahasa Utara. Sedangkan untuk pelayanan pos ada 4 kantor. Surat
kabar nasional dan lokal sudah menjangkau seluruh kecamatan di
Kabupaten Minahasa Utara.
Tabel II-98
Kondisi Layanan Telekomunikasi
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019
Jenis Media Satuan Sumber Data
Layanan Telepon Seluler
- Jumlah desa terlayani Desa 109
- Jumlah BTS Desa 109
- Jumlah Provider Provider 38
Pos
- Kantor Pos Unit 4
- Kantor Pos Pembantu Unit 4
- Desa Terlayani Pos Keliling Unit -
Televisi
- Jumlah Stasiun Televisi

BAB II Hal. 115


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jenis Media Satuan Sumber Data


- Jumlah Kecamatan Kecamatan 9
Terlayani
- Jumlah Kecamatan Belum Kecamatan 1
Terlayani
Surat Kabar
- Jumlah Kecamatan Kecamatan 10
Terlayani
- Jumlah Kecamatan Kecamatan -
Terlayani
Sumber : Dinas Komunikasi Informatika Persandiandan Statistik Kab. Minahasa
Utara, 2020

Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui Dinas


Komunikasi dan Informasi berusaha meningkatkan pelayanan
publiknya dengan mendayagunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
memiliki situs resmi yang dapat diakses pada alamat
http://www.minut.go.id. Selain halaman utama, juga terdapat
beberapa sub domain dalam website tersebut yang dikelola oleh
masing-masing OPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing. Karena media komunikasi bukan hanya melalui
internet, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara juga melakukan
sejumlah upaya untuk mengelola dan membangun komunikasi
dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan tatap muka secara
langsung seperti dialog melalui media massa maupun beragam
kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Tabel 2.99
Website Milik Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016–2021

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Website Milik Pemerintah Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika, 2020

2.3.2.12. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Dunia usaha Kabupaten Minahasa Utara pada saat ini masih
didominasi oleh Usaha Mikro Kecil (UMK). Keunggulan UMK dalam
BAB II Hal. 116
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

bertahan dari badai krisis karena berbagai alasan. Pertama, umumnya


UMK menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan
kebutuhan masyarakat. Kedua, UMK tidak mengandalkan bahan baku
impor dan lebih memanfaatkan sumber daya lokal baik dari sisi sumber
daya manusia, modal, bahan baku, maupun peralatannya. Ketiga,
umumnya bisnis UMK menggunakan modal relatif kecil.
Dengan keunggulan tersebut, UMK tidak begitu merasakan
pengaruh krisis global yang biasanya ditandai dengan penurunan nilai
tukar rupiah yang dalam. Meskipun mempunyai beberapa keunggulan,
UMK juga mempunyai banyak keterbatasan sehingga usaha ini tidak
mampu untuk berkembang. Keterbatasan tersebut diantaranya
minimnya akses perbankan; kemampuan dan pengetahuan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang masih rendah; dikelola dengan cara yang
sederhana; penggunaan teknologi yang terbatas; dan belum mampu
mengimbangi perubahan selera konsumen khususnya yang berorientasi
ekspor.
Mengingat pentingnya peran UMK dalam menggerakkan roda
perekonomian Kabupaten Minahasa Utara, hendaknya kendala dan
keterbatasan tersebut tidak menyurutkan pelaku UMK untuk
mengembangkan usaha dan bisnisnya. Peluang untuk mengembangkan
bisnis UMK terbuka lebar jika pelaku UMK mampu membaca situasi
pasar. UMK mempunyai peran yang penting khususnya pada usaha-
usaha yang memanfaatkan sumber daya alam maupun padat tenaga
kerja.
Untuk melihat potensi dan kinerja UMK saat ini, serta untuk
melihat prospeknya di masa mendatang, perlu melakukan analisis
kinerja UMK. Hal ini juga bersesuaian dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 17 Tahun 2013, yang menyatakan bahwa pengembangan Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dilakukan melalui pendataan,
identifikasi potensi, dan masalah yang dihadapi. Dengan adanya
identifikasi kinerja UMK dan permasalahan yang dihadapi, maka akan
memberikan sumbangsih dalam penyusunan regulasi atau kebijakan
yang mampu melindungi dan meningkatkan kinerja UMK.
UMK mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan
roda perekonomian Kabupaten Minahasa Utara. Pengelolaan usaha ini
BAB II Hal. 117
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dilakukan secara sederhana sehingga lebih banyak menjadi pilihan


karena memerlukan modal yang relative kecil. Oleh sebab itu aktivitas
UMK merupakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup dan
memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam aktivitasnya.
Pada Tahun 2020 jumlah koperasi aktif sebanyak 272 dan
koperasi tidak aktif 318 dari 590 keseluruhan jumlah koperasi yang ada
di Kabupaten Minahasa Utara.
Tabel 2.100
Jumlah Koperasi Tahun 2016-2021
KOPERASI 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Koperasi aktif 199 181 125 152 272 272

Koperasi tidak aktif 387 409 258 278 318 318

Jumlah keseluruhan
586 590 383 430 590 590
koperasi
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Minahasa Utara, 2021

Sedangkan jumlah UMKM pada Tahun 2020 sebanyak 13.915


terjadi peningkatan jumlah UMKM pada Tahun 2019. Peningkatan ini
terjadi karena tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
keberadaan UMKM.
Tabel 2.101
Jumlah UMKM Tahun 2016-2021

UMKM 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Usaha Mikro 8.897 9.372 11.394 12.821 13.298 13.298

Usaha Kecil 517 530 544 529 517 517

Usaha Menengah 100 102 105 102 100 100

Jumlah
keseluruhan 9.514 10.004 12.043 13.452 13.915 13.915
UMKM
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 118


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Berbagai upaya pembinaan telah dilakukan terhadap kegiatan


koperasi maupun UMKM dimana jumlah unit usaha yang dikelola oleh
koperasi dan UMKM sehingga setiap tahunnya mengalami peningkatan,
dimana telah diikutsertakan UMKM pada berbagai kegiatan pelatihan,
baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten dan juga UMKM telah
mengikuti berbagai kegiatan pameran, baik ditingkat nasional, propinsi
maupun ditingkat kabupaten.

2.3.2.13 Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Ditinjau dari tata letak, Kabupaten Minahasa Utara sangat


strategis karena terletak di antara 2 (dua) kota yaitu : Kota Manado dan
Kota Bitung, serta pelabuhan Internasional (International Hub Port) dan
Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado, sehingga
perkembangan kedua wilayah tersebut sangat berpengaruh terhadap
Kabupaten Minahasa Utara sebagai daerah tujuan investasi.

Pengaruh penanaman modal atau investasi terhadap pertumbuhan


ekonomi suatu daerah dapat dilihat melalui multiplier effect yang
ditimbulkannya. Multiplier effect atau efek pengganda dari investasi
dipengaruhi oleh besarnya minat masyarakat. Jumlah Investor PMDN
dan PMA Kabupaten Minahasa Utara selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 2.102
Jumlah Investor di Kabupaten Minahasa Utara

Tahun Uraian PMDN PMA Total


2016 Jumlah Investor 113 99 212
2017 Jumlah Investor 49 62 111
2018 Jumlah Investor 23 103 126
2019 Jumlah Investor 44 79 123
2020 Jumlah Investor 52 121 173
2021 Jumlah Investor 52 121 173
Sumber : DPMPTSP Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 119


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dari tabel diatas memperlihatkan jumlah total investor mengalami


fluktuasi dimana terendah pada Tahun 2019 dan tertinggi pada Tahun
2020. Untuk PMDN sendiri tertinggi ada di Tahun 2020 dan terendah di
tahun 2018, sedangkan untuk PMA tertinggi ada di tahun 2016 dan
terendah di tahun 2019. Hal ini dapat dikatakan baik karna jumlah
investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Minahasa Utara
sudah melampaui target yang ditetapkan oleh DPMPTSP Kabupaten
Minahasa Utara. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah
penggunaan modal dalam negeri bagi usaha-usaha yang mendorong
pembangunan ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing (PMA)
merupakan penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan di
Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Jumlah investor
PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan banyaknya investor PMDN
berskala nasional dengan banyaknya investor PMA berskala nasional
yang aktif berinvestasi di daerah dan pada suatu periode tahun
pengamatan. Semakin banyak jumlah investor maka akan semakin
menggambarkan ketersediaan pelayanan penunjang yang dimiliki daerah
berupa ketertarikan investor untuk meningkatkan investasinya di
daerah.

Jumlah nilai investasi investor PMDN/PMA dihitung dengan


menjumlahkan jumlah realisasi nilai proyek investasi berupa PMDN dan
nilai proyek investasi PMA yang telah disetujui oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Banyaknya investasi PMDN berskala
nasional dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung
dari total nilai proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun
pengamatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

BAB II Hal. 120


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.103
Jumlah Investasi Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016–2020

Persetujuan Realisasi
Tahun Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Proyek Investasi Proyek Investasi
2016 173 441,7 M 173 441,7 M
2017 123 2.294,1 M 123 2.294,1 M
2018 126 2.494,2 M 126 2.494,2 M
2019 111 1.991,4M 111 1.991,4M
2020 212 2.924,8 M 212 2.924,8 M
Total Nilai Investasi 10.146,2 M
Sumber : DPMPTSP Kab. Minahasa Utara, 2021

Tabel diatas memperlihatkan jumlah investasi setiap tahun


mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2016 menjadi titik terendah
nilai investasi yang hanya mencapai 441,7 M, selanjutnya terus
meningkat hingga pada tahun 2020 mencapai nilai Investasi tertinggi
dan menjadikan Minahasa Utara sebagai Kabupaten dengan Nilai
Investasi tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara.

2.3.2.14 Kepemudaan dan Olahraga


Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau “event” kepemudaan
yang diselenggarakan dalam bentuk pertandingan, perlombaan dan
upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis. Kepemudaan sendiri
bermakna segala hal tentang pemuda. Jumlah kegiatan kepemudaan
dihitung dari jumlah kegiatan kepemudaan dalam periode 1 (satu)
tahun. Dalam rangka meningkatkan prestasi pemuda, adapun kegiatan
yang telah dilaksanakan disepanjang Tahun 2020 sebagai berikut :
1. Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
Tingkat Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020.
2. Sosialisasi bahaya narkoba bagi generasi muda dan pencegahannya
yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Airmadidi dan Desa
Tumaluntung.
Kegiatan olahraga adalah kegiatan atau “event” olahraga yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.

BAB II Hal. 121


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Kegiatan olahraga dapat diselenggarakan dalam bentuk pertandingan


dan perlombaan serta kejadian atau peristiwa sejenis. Jumlah kegiatan
olahraga dihitung dari jumlah kegiatan atau “event” olahraga dalam
periode 1 (satu) tahun.
Pada Tahun 2020, kegiatan di bidang pembudayaan olahraga
tidak dapat direalisasikan karena adanya pandemi Covid-19, adapun
kegiatan yang bisa dilaksanakan masih sebatas koordinasi dengan insan
olahraga terkait dengan pelaksanaan keolahragaan secara keseluruhan.

2.3.2.15 Statistik
Undang-undang tentang statistik menegaskan statistik adalah
data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian,
dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur
dalam penyelenggaraan statistik. Jenis statistik berdasarkan tujuan
pemanfaatannya, terdiri atas : statistik dasar, statistik sektoral, dan
statistik khusus. Statistik khusus mencakup bidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat dan bidang lainnya. Pengertian statistik dalam
undang-undang ini adalah luas, baik statistik sebagai data atau
informasi yang berupa angka, maupun sebagai ilmu yang mempelajari
cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa data. Dalam
setiap penyusunan dokumen perencanaan Badan Perencanaan serta
Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian dari fungsi koordinasi,
fasilitasi, dan evaluasi mengumpulkan data salah satunya melalui
Badan Pusat Statistik (BPS), maupun perangkat daerah.

2.3.2.16 Persandian
Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi di
lingkungan pemerintahan daerah Provinsi, dan Kabupaten/Kota
meliputi:
1. Penyediaan analisis kebutuhan penyelenggaraan persandian untuk
pengamanan informasi.
2. Penyediaan kebijakan penyelenggaraan persandian untuk
pengamanan informasi.
3. Pengelolaan sumber daya persandian meliputi sumber daya manusia,
materil sandi, dan JKS serta anggaran.
BAB II Hal. 122
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4. Pengelolaan dan perlindungan informasi.


5. Penyelenggaraan operasional untuk dukungan persandian.
6. Pengawasan dan evaluasi pengamanan informasi.
7. Koordinasi dan konsultasi penyelenggaran persandian untuk
pengamanan informasi.

2.3.2.17 Kebudayaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
menegaskan bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa
sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting
artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sedemikian pentingnya kekayaan ini sehingga perlu
dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan
kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Cagar budaya mencakup benda, bangunan, struktur, situs, dan
Kawasan. Tanggung jawab pelestarian cagar budaya ada di tangan
negara, sebagaima diamanatkan oleh undang-undang tentang cagar
budaya.
Dengan demikian, cagar budaya perlu dikelola oleh pemerintah dan
pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk
melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya. Dalam
pengelolaan dan pelestariannya, paradigma baruyang berkembang
menuntut keseimbangan aspek ideologis, akademis, ekologis, dan
ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat Minahasa Utara dikenal oleh orang luar dengan
masyarakat yang terbuka (open minded), mudah menerima dan
menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di Minahasa Utara tidak
mengenal perbedaan warna kulit, ras, suku, etnik, dan agama, semua
diperlakukan sama. Perbedaan yang beragam dari segala aspek yang
dimiliki Minahasa Utara dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak
ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih
cemerlang dan sejahtera.

BAB II Hal. 123


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Semua agama (Islam, Kristen, Budha, Hindu,Konghuchu, dan


aliran kepercayaan lainnya) yang ada di Indonesia berkembang dengan
baik sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Semua masyarakat
hidup berdampingan tanpa memperdulikan agama yang dianut. Hidup
bersama dalam falsafah hidup orang Sulawesi Utara adalah “Torang
Samua Basudara” atau “Semua Bersaudara”. Kehidupan semua umat
beragama di Minahasa Utara, hidup dan berkembang dalam suatu
suasana yang harmonis dan tidak mengenal perbedaan. Kehidupan
harmonis, aman, dan damai inilah yang dijadikan modal dasar lain
untuk membangun daerah. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan,
keamanan, dan kenyamanan menjadi syarat mutlak yang harus
disiapkan daerah bagi mereka. Hal ini menjadi pendorong bagi
pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan
damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemda dan petugas
keamanan untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan.

Tabel 2.104
Data Kelompok Tari di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2019
Jenis Tari Jumlah
Tari Klasik
1. Jumlah Kelompok 0 Kelompok
2. Jumlah Anggota Tari Klasik 0 Orang
Tari Kreasi Baru
1. Jumlah Kelompok 5 Kelompok
2. Jumlah Anggota Tari Kreasi Baru 49 Orang
Tari Tradisional
28
1. Jumlah Kelompok
Kelompok
2. Jumlah Anggota Tari Tradisional 310 Orang
Tari Modern
1. Jumlah Kelompok 1 Kelompok
2. Jumlah Anggota Tari Modern 12 Orang
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

Dari data diatas terdapat 5 kelompok tari kreasi baru dengan


jumlah anggota 49 orang, 28 kelompok tari tradisional dengan jumlah
anggota 310 orang dan 1 kelompok tari modern dengan jumlah anggota
12 orang.
BAB II Hal. 124
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dalam rangka menarik minat kesenian maka dilaksanakan


beberapa Festival Seni, yang diharapkan dapat melestarikan kesenian
tradisional yang ada di Kabupaten Minahasa Utara, adapun jumlah
pelaksanaan festival seni dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 2.105
Indikator Kebudayaan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020
Tahun
No. Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Jumlah Cagar Budaya
1 1 1 2 2 2
yang Dilestarikan
2 Jumlah Grup Yang
Aktif Menyajikan 58 70 74 74 74
Budaya Lokal
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020
Tabel 2.106
Data Cagar Budaya di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2019
Jenis Cagar Budaya Jumlah
1. Jenis Cagar Budaya
1. Jumlah Benda Cagar Budaya 1289 Unit
1. Milik Pemerintah Daerah 1289 Unit
2. Milik Swasta 0 Unit
3. Jumlah Pengunjung 253 Orang
2. Jumlah Bangunan Cagar Budaya 2 Unit
1. Milik Pemerintah Daerah 2 Unit
2. Milik Swasta 0 Unit
3. Jumlah Pengunjung 435 Orang
3. Jumlah Struktur Cagar Budaya 14 Unit
1. Milik Pemerintah Daerah 14 Unit
2. Milik Swasta 0 Unit
3. Jumlah Pengunjung 1572 Orang
4. Jumlah Situs Cagar Budaya 14 Unit
1. Milik Pemerintah Daerah 14 Unit
2. Milik Swasta 0 Unit
3. Jumlah Pengunjung 1589 Orang
2. Penetapan Cagar Budaya
1. Jumlah Cagar Budaya Milik Pemerintah Daerah 29 Unit
1. Sudah Ditetapkan 14 Unit
2. Belum Ditetapkan 15 Unit
2. Jumlah Cagar Budaya Milik Swasta 0 Unit
1. Sudah Ditetapkan 0 Unit
2. Belum Ditetapkan 0 Unit
3. Pelestarian Cagar Budaya
1. Pemerintah Daerah 2 Unit
1. Jumlah Dipugar 2 Unit
2. Jumlah Belum Dipugar 12 Unit
2. Swasta 1 Unit

BAB II Hal. 125


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jenis Cagar Budaya Jumlah


1. Jumlah Dipugar 1 Unit
2. Jumlah Belum Dipugar 0 Unit
4. Pemanfaatan Cagar Budaya
1. Pemerintah Daerah 2 Unit
1. Jumlah Dipugar 2 Unit
2. Jumlah Belum Dipugar 12 Unit
2. Swasta 0 Unit
1. Jumlah Dipugar 0 Unit
2. Jumlah Belum Dipugar 0 Unit
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

Benda cagar budaya milik pemerintah daerah berjumlah 1289


unit, dan bangunan cagar budaya milik pemerintah daerah berjumlah 2
unit, sedangkan situs cagar budaya berjumlah 14 unit yang tersebar di
wilayah Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 2.107
Data Wisatawan yang berkunjung
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019
Kunjungan Wisatawan Per Objek Wisata Jumlah
1. Objek Wisata Budaya
1. Wisatawan Domestik 6027 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 3346 Orang
2. Objek Wisata Bahari
1. Wisatawan Domestik 15.166 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 7.872 Orang
3. Objek Wisata Cagar Alam
1. Wisatawan Domestik 952 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 390 Orang
4. Objek Wisata Pertanian
1. Wisatawan Domestik 0 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 0 Orang
5. Objek Wisata Buru
1. Wisatawan Domestik 0 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 0 Orang
6. Objek Wisata Alam
1. Wisatawan Domestik 17.414 Orang

BAB II Hal. 126


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Kunjungan Wisatawan Per Objek Wisata Jumlah


2. Wisatawan Mancanegara 8.298 Orang
7. Objek Wisata Sejarah
1. Wisatawan Domestik 4.339 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 2.197 Orang
8. Objek Wisata Religi
1. Wisatawan Domestik 1.704 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 274 Orang
9. Objek Wisata Pendidikan
1. Wisatawan Domestik 0 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 0 Orang
10. Objek Wisata Kuliner
1. Wisatawan Domestik 2.751 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 2.494 Orang
11. Objek Wisata Belanja
1. Wisatawan Domestik 0 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 0 Orang
12. Objek Wisata Buatan
1. Wisatawan Domestik 2.126 Orang
2. Wisatawan Mancanegara 274 Orang
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

2.3.2.18 Perpustakaan
Jumlah perpustakaan desa pada Tahun 2016 berjumlah 48,
meningkat pada Tahun 2018 menjadi 50 perpustakaan desa, dan tidak
mengalami penambahan sampai Tahun 2020. Ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.108
Jumlah Perpustakaan Desa Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020
Tahun Jumlah Perpustakaan Desa
2016 48

2017 49

2018 50

BAB II Hal. 127


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tahun Jumlah Perpustakaan Desa

2019 50

2020 50

2021 50

Sumber : Dinas Kearsipan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.2.19 Kearsipan
Kearsipan adalah sistem yang dikembangkan untuk mengatasi
permasalahan dokumentasi informasi. Mengingat banyaknya aktivitas
yang menyebabkan banyaknya ledakan informasi dalam bentuk
banyaknya dokumen yang ditemukan dalam tiap organisasi. Sistem
kearsipan dikembangkan dengan tujuan untuk mempermudah
penyimpanan dan pencarian kembali informasi yang dianggap penting
bagi suatu organisasi. Efektif atau tidaknya suatu sistem kearsipan
tergantung pada rancangan sistem itu. Rancangan sistem
mengidentifikasi dan menseleksi informasi yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi, serta menerapkan cara pengaturan dan pencarian
kembali.
Dinas Kearsipan sebagai wadah penyimpanan kearsipan daerah,
maka Kabupaten Minahasa Utara masih memerlukan sarana dan
prasarana penyimpanan arsip berupa depot arsip tahan api, yang
mempunyai desain tata ruang yang baik untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan kegiatan kearsipan. Desain tata ruang yang sesuai
dengan standar, akan memberikan kondisi lingkungan yang ideal untuk
dapat mempertahankan kondisi arsip-arsip tetap baik.

2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan


2.3.3.1. Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Minahasa Utara mempunyai luas wilayah 1.059,244
Km2, dan luas laut sekitar 1.261 Km2 dengan panjang garis pantai
sekitar 292,2 Km, luas hutan bakau (mangrove) 510 ha, dan luas
kawasan pasang surut 3.350 Ha.

BAB II Hal. 128


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Minahasa


Utara merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang strategis dan dinilai
cerah, karena Kabupaten Minahasa Utara memiliki potensi Kelautan dan
Perikanan yang memadai. Potensi budidaya air payau sebesar 467 ha,
serta potensi budidaya air tawar sebesar 4.102 ha, dengan jumlah
rumah tangga pembudidaya air payau 70 rumah tangga, pembudidaya
air laut 2.350 rumah tangga dan pembudidaya air tawar 4.080 rumah
tangga yang terdapat di 10 Kecamatan. Upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan di Kabupaten Minahasa
Utara dilakukan dengan meningkatkan sumber daya manusia perikanan
dan pemberian bantuan melalui kegiatan-kegiatan proyek yang
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa
Utara.
Tabel 2.109
Produksi Penangkapan Ikan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

NO NAMA IKAN TARGET TOTAL

1 Ekor Kuning 368.02 392.34


2 Lolosi Biru 441.66 381.78
3 Selar 954.45 815.65
4 Kuwe 718.27 625.17
5 Layang 4.049.84 3.667.85
6 Sunglir 207.37 192.70
7 Bawal Hitam 339.27 313.13
8 Bawal Putih 77.10 75.27
9 Kakap Putih 293.11 293.79
10 Siro 283.91 279.01
11 Lemadang 395.04 389.06
12 Teri 987.49 883.56
13 Ikan Terbang 371.17 397.80
14 Ikan Layaran 429.16 372.94
15 Julung-julung 469.02 424.30
Bambangan/Kakap
16 933.68 828.37
Merah
17 Lencam 833.87 681.62
18 Pinjalo 774.36 630.31
19 Biji Nangka 177.89 205.34
20 Belanak 91.71 85.21
21 Tenggiri 170.96 135.32
BAB II Hal. 129
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

NO NAMA IKAN TARGET TOTAL

22 Mata Besar - -
23 Tuna 609.55 559.21
24 Tongkol 7.260.35 7.536.59
25 Cakalang 1.285.51 1.254.02
26 Kembung 329.03 346.57
27 Kerapu 128.34 141.23
28 Beronang 128.52 124.54
29 Cucut 341.90 250.61
30 Kerong-kerong 21.15 25.57
31 Ikan lainnya 974.33 1.031.50
Total Ton 24.446.03 23.340.35
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2021

Selain bantuan yang telah diserahkan kepada nelayan,


Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara juga
memberikan bantuan Premi Asuransi bagi Nelayan untuk memberikan
perlindungan bagi individu nelayan dalam upaya melindungi nelayan
yang mengalami kecelakaan, baik yang mengakibatkan kematian/hilang
di laut/perairan daratan, kematian alami (akibat sakit, sebab-sebab lain
di luar resiko pekerjaan atau faktor usia), cacat tetap dan biaya
pengobatan.
Tabel 2.110
Data Nelayan di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

No Kecamatan Jumlah Nelayan


1. Kema 1460
2. Kauditan 100
3. Wori 2680
4. Likupang Timur 2210
5. Likupang Barat 3064
Total 9514
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2020

Rata-rata nelayan Minahasa Utara memiliki sarana penangkapan


yang tergolong kecil. Sebagian besar nelayan dalam melakukan
penangkapan ikan menggunakan perahu tanpa motor, motor katinting,
motor tempel, dengan menggunakan perahu bertonage kurang dari 1 GT.
Hanya sebagian kecil nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan

BAB II Hal. 130


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

yang menggunakan motor dalam dengan tonage 5 GT – 30 GT,


sedangkan yang menggunakan kapal di atas 30 GT hanya beberapa
kapal saja. Perahu tanpa motor, motor katinting, dan motor motor
tempel banyak tersebar di desa-desa pesisir yang melakukan
penangkapan tidak jauh dari pantai sedangkan kapal motor yang lebih
besar, melakukan bongkar muat kapal di Pangkalan Pendaratan Ikan
Kema maupun Pangkalan Pendaratan Ikan Likupang.

Tabel 2.111
Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Uraian 2019 2020

Nilai Tukar Nelayan 107 Poin 107 Poin

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2020

Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebagai alat ukur kesejahteraan yang


diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima, dengan
harga yang dibayarkan oleh nelayan. Standar kesejahteraan nelayan
adalah NTN sebesar 100. NTN >100, harga produksi naik lebih besar dari
kenaikan harga konsumsinya. Artinya pendapatan nelayan naik lebih
besar dari pengeluarannya atau surplus. NTN sama dengan 100 memiliki
arti bahwa kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga
konsumsi sehingga nelayan mengalami impas. Sedangkan NTN kurang
dari 100, kenaikan harga produksi lebih rendah dari kenaikan harga
konsumsi, pendapatan nelayan turun lebih kecil dari pengeluarannya
sehingga nelayan mengalami defisit. Nilai Tukar Nelayan (NTN) tahun
2019 sebesar 107. Meskipun memiliki NTN lebih tinggi dari 100, NTN di
Kabupaten Minahasa Utara masih lebih rendah dibandingkan NTN
nasional pada tahun yang sama sebesar 114,29.

BAB II Hal. 131


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.112
Data Nelayan dan Sarana dan Prasarana
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020
Perahu tanpa
Motor temple Kapal motor
motor
Nama Jlh
No 5- 11- 21- 31-
kecamatan nelayan 15 pk 40 pk
Kecil Sedang Kt 10 20 30 50
yamaha yamaha
gt gt gt gt
1 Kema 1410 210 0 60 36 20 25 7 54 12
Likupang
2 3064 69 1 995 190 74 38 2
Barat
Likupang
3 2210 810 805 250 30 34 1
Timur
4 Wori 2680 910 25 417 411 9
5 Kauditan 100 9 3
9514 1999 26 2286 890 133 87 10 54 12
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2021
Perkembangan alat penangkapan ikan di Minahasa Utara dari
tahun ke tahun tidak mengalami perubahan, karena rata-rata nelayan
melakukan usaha penangkapan yang sudah ada dan yang biasa
dilakukan oleh nelayan sendiri. Rata-rata nelayan kecil yang tersebar di
wilayah pesisir dan banyak menggunakan alat tangkap Pancing dasar
(hand line), jaring insang, rakit, serta sero.

Tabel 2.113
Data Perusahaan Perikanan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

No Nama perusahaan Alamat Keterangan


1. PT.TOMINI Jl. Teterusan Desa - Pengolahan hasil
BAHARI Mapanget perikanan
SEJAHTERA Kecamatan - Produk Tuna (Grown
Talawaan meat, loin, strips,
cube)
- Tujuan pemasaran
USA, Bangkok,
Surabaya, Jakarta dan
makasar
2. PT. HORIGUCHI Desa Talise - Jenis usaha : Budidaya
SINAR INSANI Kecamatan Kerang Mutiara
Likupang - Produk Biji Mutiara
Barat - Tujuan pemasaran :
Hongkong
3. PT. FRESH TUNA Jl. Raya Mapanget - Pengolahan Hasil
Jaga I Desa Perikanan
Mapanget Kec. - Produk Fresh Tuna
Talawaan - Tujuan Pemasaran :

BAB II Hal. 132


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Nama perusahaan Alamat Keterangan


Bangkok, Cina,
Thailand, singapura,
Jepang.
4. CV. SAMUDERA Desa Talawaan - Pengolahan Hasil
PANGAN Kecamatan Perikanan
INDONESIA Talawaan - Produk : Tuna Fresh,
Nila Fresh,
- Tujuan Pemasaran :
Jepang, Bangkok,
singapura dan Taiwan.
-
5. PT. CHENWOO Desa Kaima -
Pengolahan Hasil
FISHERY Kecamatan Perikanan
Kauditan - Produk : Frozen, Fillet
Tuna
- Tujuan Pemasaran :
USA, Spanyol dan
Prancis
6. UD. LIM (LAUTAN Desa Wori - Jenis Usaha : Suplayer
INDONESIA Kecamatan Wori - Produk : Lobster,
MAKMUR) Udang, Kepiting, Ikan
Goropa
- Tujuan Pemasaran :
New York, Shanghai,
Singapura
7. PT. KEMA INDAH Desa Kema II - Jenis Usaha : Suplayer
Kecamatan Kema - Produk : Suntung,
Gurita, Ikan Domersal
- Tujuan Pemasaran :
Jepang
8. PT. HIDUP Desa Maumbi Kec. - Jenis Usaha: -
SAMUDRA JAYA Kalawat - Produk : Kepiting,
Lobster, Ikan Hidup
- Tujuan Pemasaran : -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.3.2 Pariwisata
Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Minahasa Utara
memberikan keuntungan ekonomis yang cukup tinggi, dimana
keuntungan ini membawa pengaruh pada pendapatan daerah secara
umum dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara secara
khusus. Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata sehingga mampu menjadi

BAB II Hal. 133


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

daya tarik bagi wisatawan dan berimplikasi positif pada peningkatan


jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Minahasa Utara.

Tabel 2.114
Data Daya Tarik Wisata
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019

Jarak tempuh dari


I.k
No. Obyek wisata Alamat (desa/kec) I.k kab
propinsi
Wisata Alam
Airmadidi Atas Kec.
1. Gunung Klabat Airmadidi 19 2
2. Kolam &Pancuran Airmadidi Bawah Kec. 20 0
Tumatenden Airnadidi
3. Air Terjun Tunan Desa Talawaan 15 15
4. Pulau Lihaga Desa Gangga I Kec. 41+ 31+
Likupang Barat
Wisata Alam Buatan
Airmadidi Atas Kec.
6. Kompleks Pariwisata Kaki 21 0
Airmadidi
Dian
7. Gunung Kekewang 12 10
Desa Tetey Kec. Talawaan
8. Raewaya Hils 19 0
Airmadidi
Wisata Sejarah dan
Budaya
Sawangan Kec. Airmadidi
9. Taman Purbakala Waruga Desa Kema II Kec. Kema 24 5
10. Penjara Tua Matungkas-Laikit Kec. 33 14
11. Gereja Tua Malak Maumbi Desa Maumbi Kec. 20 8
12. Makam Maria Walanda Kalawat 9 10
Maramis
13. Kompleks Waruga Airmadidi Airmadidi Bawah 20 0
Bawah
14. Kompleks Waruga Rap Rap Rap Rap Kec. Airmadidi 19 0
15. Kompleks Waruga Maumbi Maumbi Kec. Kalawat 9 10
16. Kompleks Waruga Kokole Kokole Kec. Likupang 25 17
Selatan
Wisata Bahari
Kema Dua Kec. Kema
Wineru Kec. Likupang Timur
17. Pantai Firdaus 14
Kalinaun Kec. Likupang 33
18. Pantai Surabaya 36
Timur 46
19. Pantai Kalinaun 48
Marinsow Kec. Likupang 58
20. Pantai Paal 46
Timur 56
21. Pantai Pulisan 48
Pulisan Kec. Likupang 58
22. Pantai Pasir Bungin
Timur
Pulau Nain Kec. Wori
Wisata Kuliner
Saronsong Satu Kec.
23. Pasar Airmadidi 19 0
Airmadidi
Ekowisata
Mangrove / Terumbu
24. Bahoi Kec. Likupang Barat 38 18
karang di Desa Bahoi

BAB II Hal. 134


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Jarak tempuh dari


I.k
No. Obyek wisata Alamat (desa/kec) I.k kab
propinsi
Wisata Minat Khusus
25. Arung Jeram Sungai Sawangan Kec. Airmadidi
Sawangan 25 6
26. Wisata Selam Perairan GABATA
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling


terdampak selama terjadinya pandemi Covid-19, pada Tahun 2020
dengan adanya pandemi virus Covid-19, membuat kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Minahasa Utara menurun drastis
menjadi hanya sebanyak 25.360 kunjungan. Berikut tabel terkait
jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke
Kabupaten Minahasa Utara.
Tabel 2.115
Jumlah Kunjungan Wisata Nusantara dan Mancanegara ke
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021

Tahun
No. Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Jumlah Kunjungan 46.769 100.019 130.683 25.360 25.360
Wisatawan Nusantara
dan Mancanegara
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

2.3.3.3. Pertanian
Lahan Perkebunan di Kabupaten Minahasa Utara hingga akhir
tahun 2020 seluas 47.801,04 Ha, dimana 40.146,46 Ha merupakan
lahan perkebunan kelapa. Potensi Sawah yang ada seluas 2.506 Ha
dengan lahan cadangan seluas 1.482,31 Ha yang saat ini sementara
dalam proses penyelesaian Peraturan Daerah tentan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang nantinya akan di peroleh luas lahan
sawah yang tidak dapat di alih fungsikan.
Capaian produksi padi Kabupaten Minahasa Utara untuk tahun
2020 menurun, namun masih dapat memenuhi target 2020 yang telah
ditetapkan. Untuk padi sawah mengalami penurunan sebesar 16,76%

BAB II Hal. 135


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dan padi lading juga menurun 21,08% dari hasil produksi sebelumnya.
Hal ini disebabkan Karena terdapat 1.042 Ha padi sawah yang ditanam
di akhir tahun 2020 dan di panen pada tahun 2021.
Sedangkan jika dibandingkan terhadap sasaran capaian produksi
padi Kabupaten Minahasa Utara untuk tahun 2020 telah memenuhi
target, yaitu sebesar 78.344 Ton yang berarti melebihi target sebesar
69.493 Ton. Total produksi tersebut terdiri dari produksi padi sawah
sebesar 52.093 Ton atau selisih kurang 18,82% dari sasaran yang
dicapai sebesar 64.168 Ton, namun padi lading meningkat 392,98%
dari sasaran yang ditetapkan. Produksi padi lading sebesar 26.251 Ton
sedangkan sasaran yang ingin dicapai yakni sebesar 5.325 Ton.

Tabel 2.116
Pencapaian Realisasi Produksi Tanaman Pangan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

LT LP Provitas Produksi
No. Komoditi
(Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton)

1 Padi Sawah 7.509 6.467 81 52.093


2 Padi Ladang 10.880 10.498 25 26.251
Jumlah Padi 18.398 16.965 46 78.344
3 Jagung 24.829 32.534 62 202.366
4 Kedele 3.332 2.882 13 3.747
5 Kacang Tanah 91 101 12 121
6 Kacang Hijau 13 9 12 11
Jumlah Kacang –
3.436 2.992 3.879
Kacangan
7 Ubi Kayu 256 276 200 5.520
8 Ubi Jalar 89 93 90 836
9 Talas 102 91 171 1.553
Jumlah Umbi Umbian 447 460 8,066
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Minahasa Utara, 2021

Komoditi jagung, produksinya mengalami peningkatan 20,33%


dibandingkan tahun 2020 dengan produksi 202.366 Ton sedangkan

BAB II Hal. 136


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

tahun 2019 hanya 168.174 Ton, dan jika dibandingkan terhadap


sasaran produksi tahun 2020 telah melebihi 655,75% dari sasaran yang
ditetapkan.
Komoditi kedele mengalami peningkatan 195,97% dari 1.266 Ton tahun
2019 menjadi 3.747 Ton pada tahun 2020. Sedangkan pada sasaran
produksi komoditi kedele tahun 2020 juga mengalami peningkatan
sebesar 294.84%
Pengembangan komoditi hortikultura di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2020 masih tetap difokuskan pada komoditi buah-buahan seperti
pisang, rambutan, mangga damar merah, duku/langsa dan durian serta
komoditi sayuran semusim yaitu cabe baik cabe dan tomat serta
komoditi biofarmaka yaitu jahe.

Tabel 2.117
Pencapaian Realisasi Produksi Hortikultura
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Produksi (Ton) Kenaikan/


No Komoditi Sasaran Realiasai Penurunan
1 Cabe 652 1.670 155,35
2 Mangga 2.824 2.106 -25,42
3 Durian 476 707 48,53
4 Rambuatan 2.001 2.183 9,10
5 Pisang 2.153 3.227 49,88
6 Pepaya 2.618 859 -67,19
7 Duku/Langsa 1.098 10.901 892,81
8 Tomat 1.133 603,6 -46,73
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Minahasa Utara, 2020

Sampai dengan akhir tahun 2020, komoditi buah-buahan yang


mengalami penurunan produksi adalah durian, jeruk besar, mangga,
pepaya, pisang dan sukun. Sedangkan komoditi buah-buahan yang
mengalami peningkatan produksi adalah alpukat, duku/langsa, nenas,
jambu air, manggis, dan sirsak.
Dan komoditi yang sangat berpangaruh sangat besar di pasaran adalah
cabe, dengan produksi sebesar 1.670 Ton.

BAB II Hal. 137


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.118
Pencapaian Realisasi Produksi
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Produksi (Ton) Kenaikan /


No. Komoditi (Penurunan)
Sasaran Realisasi
(%)
1 Kelapa 53.070 39.237 -26,07
2 Cengkeh 662 294 -55,59
3 Pala 229 230,61 0,70
Jumlah 53.961 39.762 -26,31
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Minahasa Utara, 2020

Produksi komoditi kelapa tahun 2020 sebanyak 39.237 Ton yang


berarti tidak ada kenaikan produksi jika dibandingkan pada Tahun
2019. Sedangkan produksi pala sebesar 230,61 Ton yang berarti tidak
ada kenaikan dibandingkan dengan hasil produksi Tahun 2019.

Tabel 2.119
Pencapaian Realisasi Vaksinasi Rabies dan Pengobatan Ternak
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

Realisasi
No Kecamatan Vaksinasi Pengobatan
Rabies (Dosis) Ternak (Ekor)
1 Kema 327 512
2 Kauditan 227 618
3 Airmadidi 289 698
4 Kalawat 278 589
5 Dimembe 181 494
6 Talawaan 243 597
7 Likupang Selatan 132 276
8 Likupang Timur 137 337
9 Likupang Barat 119 211
10 Wori 217 578
Jumlah 2.150 4.910
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Minahasa Utara, 2020

BAB II Hal. 138


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.3.4. Perdagangan
Data ekspor Tahun 2020 terdiri dari 2 perusahaan:
1. PT. CHEN WOO FISHERY, bertempat di By Pass Desa Kaima
Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara dengan komoditi
ekspor Ikan beku (Tuna Beku) dengan Negara Tujuan Amerika
Serikat dan Eropa, Volume Ekspor 692.557,27 kg/Tahun dengan
nilai ekspor 6.301.897,70 US Dollar/Tahun
2. PT. ROYAL COCONUT bertempat didesa Kawangkoan Kecamatan
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara dengan komoditi ekspor
tepung kelapa, dengan Negara tujuan Jerman, Latvia, Slovenia,
Brasil, United Kingdom, Esponia, dengan Volume Ekspor
6.725.546 kg/Tahun, nilai ekspor 12.361.854,25 US
Dollar/Tahun.
Tabel 2.120
Jumlah Usaha Perdagangan
di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2020

No Jenis Usaha Jumlah Keterangan

1 Toko Modern 71
2 Pedagang Pasar 1.491
3 Warung 2.025
4 Gudang 168
5 Distributor 5
Sumber : Dinas Perdagangan Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.3.5. Energi Dan Sumber Daya Mineral

Berdasarkan undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi


pada pasal 25 menyatakan bahwa konservasi energi nasional menjadi
tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan
masyarakat, mencakup seluruh tahap pengelolaan energi. Dalam
undang-undang ini juga disebutkan dalam pasal 21 bahwa Pemanfaatan
energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

Potensi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupeten Minahasa Utara


dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

BAB II Hal. 139


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.121
Potensi Geologi Daerah Panas Bumi
di Kabupaten Minahasa Utara

NO POTENSI LOKASI
Energi baru terbarukan
1.
meliputi :
Wilayah Kabupaten
Tenaga Surya (Solar Cell)
Minahasa Utara
Pembangkit Listrik Tenaga Wilayah Kabupaten
Sampah Minahasa Utara
Wilayah Kabupaten
Panas Bumi
Minahasa Utara
Wilayah Kabupaten
2. Konservasi Energi
Minahasa Utara

Wilayah Kabupaten Minahasa Utara sangat potensial untuk


dikembangkan termasuk pengembangan sumber daya alam energi
terbarukan dengan daerah penyelidikan berada pada busur gunung
api yang terbentuk akibat tunjaman ganda Lajur Tunjaman Sulawesi
Utara di sebelah utara dan Lajur Tunjaman Sangihe Timur di sebelah
timur dan selatan. Tunjaman Sangihe Timur yang diduga aktif sejak
awal Kuarter menghasilkan lajur gunungapi Kuarter di bagian timur
lengan utara Sulawesi. Beberapa gunung aktif seperti Gunung
Duasudara, Gunung Klabat, Gunung Tangkoko, dan Gunung Mahawu
merupakan salah satu dari sekian banyak gunungapi aktif di daerah
ini yang membentuk sebaran produk vulkanik muda. Kegiatan
magmatisme dan vulkanisme muda menghasilkan batuan plutonik
dan batuan gunung api muda sebagai pembawa panas (heat sources)
dalam sistem panas bumi. Struktur geologi umumnya berupa
kelurusan berarah baratlaut - tenggara,sesar normal dan mendatar
yang berarah hampir utara - selatan dan baratdaya - timurlaut.
Aktivitas tektonik muda membentuk sesar-sesar normal yang
mengontrol pemunculan manifestasi panas bumi di permukaan.

Manifestasi panas bumi permukaan dicirikan oleh kehadiran


mata air panas pada 9 lokasi berbeda dengan temperatur berkisar
antara 34 - 90 °C dan batuan ubahan. Air panas yang muncul pada
mata air panas Tanggari merupakan air bertipe bikarbonat, berada di
daerah immature waters, diperkirakan sebagai fluida panas yang
BAB II Hal. 140
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dominan telah mengalami percampuran dengan air permukaan atau


air permukaan yang terpanaskan. Air panas Wineru bertipe klorida-
sulfat dan Kaleosan bertipe klorida yang berada pada daerah partial
equilibrium, diperkirakan mengandung fluida panas dari reservoir
panas bumi dan mengalami sedikit pencampuran dengan air
permukaan. Pendugaan temperatur reservoir sistem panas buminya
termasuk dalam medium entalphy, yaitu berkisar antara 140 - 210oC.
Batuan ubahan hanya terdapat di Daerah Kaleosan dengan tipe
ubahan argilik, berisikan asosiasi mineral kaolinit, haloisit, dan
monmorilonit.
Sistem panas bumi di daerah Minahasa Utara yang berada pada
lingkungan vulkanik muda Gunung Gunung Klabat, dan Gunung
Mahawu, diduga berada pada sistem panas bumi di daerah tinggian
(high terrain) yang berasosiasi dengan kegiatan magmatisme dan
vulkanisme Kuarter. Daerah tempat munculnya manifestasi panas
bumi di permukaan diperkirakan hanya merupakan daerah outflow
saja.
Potensi panas bumi daerah Kaleosan masing-masing sebesar
30 MWe, 10 MWe untuk daerah panas bumi Tanggari, dan 20 MWe
untuk daerah panas bumi Wineru, pada kelas sumber daya spekulatif.
Gambar 2.1 4
Peta geologi regional daerah Minahasa Utara dan Bitung
(Effendi dan Bawono, 1997)

BAB II Hal. 141


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2.1 5
Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 air panas

80
KETERANGAN:

60

40

20
MAP Pinasungkulan

Ste am hea ted wate rs

SO4

Gambar 2.16
Diagram segitiga Na-K-Mg air panas

Diagram segitiga Na-K-Mg

Mata air panas daerah Minahasa Utara-Sulawesi Utara

Na/1000

KETERANGAN:

2 MAP. Wineru MAP.


Tanggari-1 MAP.
Tanggari-2 MAP.
Tanggari-3 MAP.
Kaleosan-1MAP.
Kaleosan-2MAP.
Partial equilibrium
Batu putih
2
Immature waters

K/100 Mg

BAB II Hal. 142


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2. 1 7
Diagram segitiga Cl-Li-B air panas

Cl/100

Low B/Cl steam

Absorption of
MAP.WineruMAP.
Tanggari-1MAP.
Tanggari-2MAP.
Tanggari-3MAP.
Kaleosan-1MAP.
Kaleosan-2MAP.
Batuputih

MAP.Pinasungkulan

Li B/4

Gambar 2.18
Diagram isotop air Daerah Minahasa Utara dan Bitung

2.3.3.6. Perindustrian
Industri merupakan bagian dari program nasional, sehingga
setiap langkah dan arah pembangunan industri harus mampu
memberikan sumbangan yang berarti terhadap pembangunan bidang
ekonomi maupun sosial politik dan budaya bangsa.Oleh karenanya
pembangunan sektor industri saat ini bukan hanya harus mampu
memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui peningkatan nilai
tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga dapat memberikan
BAB II Hal. 143
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kontribusi yang besar dalam transformasi cultural bangsa kearah


modernisasi serta dalam menunjang pembentukan daya saing nasional.
Pembangunan Industri diarahkan untuk mencapai Visi Kabupaten
Minahasa Utara yaitu “Minahasa Utara Menjadi Kabupaten Agribisnis,
Industri dan Pariwisata Secara Terpadu serta Berkelanjutan Tahun 2021”.
Pembangunan Industri merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek
kehidupan masyarakat,lintas SKPD untuk melaksanakan tugas
mewujudkan Visi Kabupaten Minahasa Utara 2016 - 2021, dan
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga
kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong
pemerataan pembangunan daerah, dan memberikan kontribusi dalam
penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah pertumbuhan
industri, serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.122
Data IKM Non Formal Tahun 2019
Menurut Jenis Industri
Nilai Bahan
Tenaga Nilai Nilai
Jenis Unit Baku/
No Kerja Investasi Produksi Ket.
Industri Usaha Penolong
(Org) (000) (000)
(000)
IKM
1 2741 5485 27.410,000 274,100,000 10,278,750
Pangan
IKM
2 Sandang 50 80 120,000 625,000 361,968
dan Kulit
IKM
Kimia dan
3 373 92,500 13,330,953 12,140,294
Bahan 262
Bangunan
IKM
4 Kerajinan 359 594 89,750,000 359,000,000 1,983,435
Umum
IKM
Logam
5 166 536 41,500,000 7,381,533 41,500,000
dan
Industri
JUMLAH 3578 7068 158,872,500 407,747,486 55,338,182
Sumber : Dinas Perindustrian Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 144


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dari hasil data IKM non Formal diatas, dapat disimpulkan bahwa
jenis industri masih didominasi oleh IKM pangan bila ditinjau dari unit
usaha, jumlah tenaga kerja. Sedangkan IKM kerajinan umum
mempunyai peningkatan ditinjau dari nilai investasi dan nilai produksi.

Tabel 2.123
Data IKM Formal Tahun 2019 Menurut Jenis Industri
Nilai Bahan
Tenaga Nilai Nilai
Jenis Unit Baku/
No Kerja Investasi Produksi Ket.
Industri Usaha Penolong
(Org) (000) (000)
(000)
IKM
1 80 4045 505,200,100 399,113,100 145,244,659
Pangan
IKM
2 Sandang 10 155 18,221,569 192,559,824 23,972,100
dan Kulit
IKM Kimia
dan
3 156 1888 54,461,167 304,273,263 99,344,150
Bahan
Bangunan
IKM
4 Kerajinan 4 40 43,278,000 205
15,600
Umum
IKM
Logam
5 25 195 56,722,000 8,200,455
dan 2,000,000
Industri

JUMLAH 275 6,323 677,882,858 904,146,847 270,576,509

Sumber : Dinas Perindustrian Kab. Minahasa Utara, 2021


Pada data IKM formal diatas, adanya peningkatan IKM jenis
pangan bila dilihat dari jumlah tenaga kerja, nilai investasi, nilai
produksi, dan nilai bahan baku.

2.3.3.6.1. Persentase Pertumbuhan Industri

Tabel 2.124
Presentase Pertumbuhan Industri
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020
Tahun
No. Indikator
2016 2017 2018 2019 2020
Presentase
1 Pertumbuhan Industri - - - 0,1% 0,1%

Sumber : Dinas Perindustrian Kab. Minahasa Utara, 2020

BAB II Hal. 145


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.4. Unsur Pendukung Urusan Pemerintahan


2.3.4.1. Sekretariat Daerah
1. Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan perbaikan
kinerja birokrasi dengan meningkatkan kualitas regulasi, efisiensi,
efektivitas dan akuntabilitas seluruh aspek penyelenggaraan
pemerintahan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat, yang akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah.
Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara mencakup beberapa area perubahan yaitu :
1. Penataan dan penguatan organisasi, dilaksanakan melalui
evaluasi kelembagaan PD
2. Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan melalui
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3. Penataan peraturan perundang-undangan, dimana produk
Pemerintah Daerah harus dapat diakses melalui internet
Penguatan Akuntabilitas Kinerja terus dilaksanakan dengan
peningkatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Dari tahun ke tahun Nilai Akuntabilitas Kabupaten
Minahasa Utara terus mengalami peningkatan.
Tabel 2.125
Nilai SAKIP Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019 – 2020
Komponen yang Nilai
No Bobot Nilai 2020
dinilai 2019
1 Perencanaan Kinerja 30 21,65 21,98
2 Pengukuran Kinerja 25 14,67 14,27
3 Pelaporan Kinerja 15 9,46 9,72
4 Evaluasi Internal 10 5,86 6,06
5 Capaian Kinerja 20 10,88 10,94
Nilai SAKIP 100 62,52 62,97
Tingkat Akuntabilitas B B
Kinerja
Sumber : Bagian Organisasi Setda Kab. Minahasa Utara, 2021

Adapun untuk indeks reformasi birokrasi Kabupaten Minahasa


Utara dapat dilihat dalam table berikut:

BAB II Hal. 146


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.126
Indeks Reformasi Birokrasi
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tahun Tahun
No. Indikator
2019 2020

Indeks Reformasi
1 47,08 47,08
Birokrasi
Sumber : Bagian Organisasi Setda Kabupaten Minahasa Utara, 2021

Tabel diatas menggambarkan bahwa pelaksanaan reformasi


birokrasi telah didukung dengan komitmen yang tinggi dari pimpinan
sehingga mampu mendorong terjadinya perubahan dalam tata kelola
pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara.

2.3.4.2. Sekretariat DPRD


Sekretariat DPRD adalah unsur penunjang kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta wewenang DPRD. Sekretariat
DPRD membantu pencapaian kinerja DPRD, dimana yang menjadi
indikator kinerja yaitu penetapan Raperda (Rancangan Peraturan
Daerah) menjadi Perda (Peraturan Daerah), pada Tahun 2020 Peraturan
Daerah yang ditetapkan sebanyak 4 Perda.
2.3.5. Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
2.3.5.1. Perencanaan
Perencanaan pembangunan daerah disusun secara berjenjang
mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
untuk periode 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk periode 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) untuk periode 1 tahun. Periode RPJPD Kabupaten
Minahasa Utara yakni tahun 2005-2025 yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005. Sementara itu RPJMD tahun
2021-2026 yang saat ini sedang disusun merupakan RPJMD IV atas
RPJPD Kabupaten Minahasa Utara. Selanjutnya, dokumen RKPD
sebagai perencanaan pembangunan tahunan disusun berdasarkan
RPJMD.

BAB II Hal. 147


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan,


Bapelitbang Kabupaten Minahasa Utara selalu berupaya tepat waktu
sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditentukan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Bahkan
selalu berupaya melakukan percepatan-percepatan dari jadwal yang
telah ditentukan.

2.3.5.2. Keuangan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011. Pengelolaan keuangan
daerah dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip-prinsip akuntansi
berbasis akrual, nilai historis, realistis, periodisitas, konsisten,
pengungkapan lengkap dan penyajian wajar. Optimalisasi pengelolaan
aset daerah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemanfaatan dan
pendayagunaan aset daerah untuk mendukung peningkatan PAD. Untuk
itu dilakukan optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset daerah,
updating data pengadaan dan mutasi, pengamanan aset, penghapusan
dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah (BMD), inventarisasi BMD,
penyelesaian kasus/sengketa aset, pembinaan pengendalian dan
pengawasan BMD. Dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019,
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dan pada
Tahun 2020 Opini yang diterima adalah Disclamer . Kondisi ini
menuntut kerja bersama segenap elemen Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara agar dapat memperoleh Opini WDP/WTP pada tahun
berikutnya.

BAB II Hal. 148


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.5.3. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


2.3.5.3.1. Kepegawaian
Dalam upaya menggerakkan roda pemerintahan untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
ASN (Aparatur Sipil Negara) menduduki peran yang sangat penting.
Peran ASN dilaksanakan berdasarkan tugas dan fungsi dengan level
mulai dari tingkat pelaksana sampai eselon II (Pemerintah Kab/Kota),
serta mempertimbangkan tingkat pendidikan. Pada tahun 2020, jumlah
ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara sebanyak
3.178, orang,dengan rincian Laki-Laki : 1.005, perempuan : 2.173,
Jumlah ASN menurut jabatan dan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 2.124 berikut.
Tabel 2.127
Jumlah ASN Menurut Jabatan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Per 31 Desember Tahun 2020
No Eselon Jumlah
1 II A 1
2 II B 30
3 III A 51
4 III B 100
5 IV A 363
6 IV B 43
7 Fungsional Umum 546
8 Fungsional Guru 1467
9 Fungsional Kesehatan 501
10 Fungsional Penyuluh Pertanian 36
11 Fungsional Auditor 12
12 Fungsional Pengawas PU2D 4
13 Fungsional Pengawas TK/SD 24
Jumlah 3178
Sumber : BKPP Kab. Minahasa Utara, 2021
Upaya lain yang nantinya akan dilakukan yaitu dengan
pengukuran indeks penerapan Sistem Merit, yaitu kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa
diskriminasi. Tujuan dari Sistem Merit antara lain :

BAB II Hal. 149


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

a) Melakukan rekrutmen, seleksi, dan promosi berdasarkan


kompetensi yang terbuka dan adil dengan menyusun perencanaan
SDM Aparatur secara berkelanjutan;
b) Memperlakukan pegawai ASN secara adil dan setara;
c) Mengelola pegawai ASN secara efektif dan efisien;
d) Memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan-pekerjaan
yang setara dengan memperhatikan hasil kinerja;
e) Memberikan penghargaan atas kinerja pegawai yang tinggi;
f) Memberikan hukuman atas pelanggaran disiplin;
g) Menjaga standar yang tinggi untuk integritas, perilaku, dan
kepedulian untuk kepentingan masyarakat;
h) Menerapkan pengisian jabatan dengan uji kompetensi sesuai
standar kompetensi jabatan yang dipersyaratkan;
i) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
kepada pegawai ASN;
j) Melaksanakan manajemen kinerja pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi;
k) Melindungi pegawai ASN dari intervensi politik dan tindakan
kesewenang-wenangan;
l) Memberikan perlindungan kepada pegawai.
Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran
indeks penerapan Sistem Merit menurut Pasal 134 Ayat (2) PP No.
11 tahun 2017 yaitu :
a. Seluruh jabatan sudah memiliki standar kompetensi jabatan;
b. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan beban kerja;
c. Pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d. Memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan,
pengembangan, pola karir, dan kelompok rencana suksesi yang
diperoleh dari manajemen talenta;
e. Memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan
pada penilaian kinerja yang objektif dan transparan;
f. Menerapkan kode etik dan kode perilaku pegawai ASN;
g. Merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan
kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;

BAB II Hal. 150


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

h. Memberikan perlindungan kepada pegawai ASN dari tindakan


penyalahgunaan wewenang; dan
i. Memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi
dan dapat diakses oleh seluruh pegawai ASN.

2.3.5.3.2. Pendidikan dan Pelatihan


Peningkatan kapasitas SDM aparatur merupakan upaya untuk
mewujudkan profesionalisme dan mendukung peningkatan pelayanan
publik, dilaksanakan melalui pengadaan CPNS; diklat formal
(pengiriman tugas belajar dan pemberian izin belajar), diklat kader
(bintek dan kursus), tes kompetensi (ujian kedinasan), kenaikan
pangkat, pengangkatan dalam jabatan, penilaian prestasi kerja,
pembinaan disiplin, pemberian penghargaan dan kesejahteraan,
pemberhentian dan pensiun serta pemutakhiran data. Pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara juga telah memfasilitasi pelaksanaan diklat
aparatur. Diklat tersebut meliputi diklat teknis, fungsional,
kepemimpinan dan prajabatan. Secara umum terjadi kecenderungan
perkembangan jumlah aparatur yang mengikuti diklat. Dengan semakin
banyaknya aparatur yang telah mengikuti diklat, diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dan pelayanannya kepada masyarakat. Secara
detail dapat dilihat pada Tabel 2.127 berikut :

Tabel 2.128
Jumlah Diklat Aparatur di Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016 – 2020
Tahun
Diklat
2016 2017 2018 2019 2020

Kepemimpinan 30 43 28 0 0

Prajabatan 0 21 33 136 0
Sumber : BKPP Kab. Minahasa Utara, 2021

2.3.5.4. Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan pengembangan adalah kegiatan penelitian dan
pengembangan yang memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya
dengan riset ilmiah murni, dan pengembangan aplikatif di
BAB II Hal. 151
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

bidang teknologi. R&D atau litbang ini memegang peranan penting, dan
menjadi indikator kemajuan dari suatu daerah. Aktivitas litbang
biasanya dilakukan oleh suatu unit, lembaga atau pusat khusus yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, perguruan tinggi, atau lembaga negara.
Dalam konteks bisnis, "penelitian dan pengembangan" biasanya merujuk
pada aktivitas yang berorientasi ke masa yang akan datang, dan untuk
jangka panjang baik dalam bidang ilmu maupun dalam bidang teknologi.
Metode yang dipakai dalam kegiatan litbang biasanya menggunakan
teknik riset ilmiah yang standar tanpa mengharapkan hasil yang pasti
(bentuk riset ilmiah murni) atau untuk mendapatkan prakiraan hasil
yang mempunyai nilai komersial dalam waktu dekat.

2.3.6. Unsur Pengawasan Urusan Pemerintahan


2.3.6.1. Inspektorat
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah berperan sebagai Quality Assurance yaitu menjamin bahwa
suatu kegiatan dapat berjalan secara effisien, effektif dan sesuai dengan
aturannya dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), Inspektorat Daerah memiliki
peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-
fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta
program-program pemerintah. Titik berat pelaksanaan tugas
pengawasannya adalah melakukan tindakan preventif yaitu mencegah
terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan oleh
perangkat daerah serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah
terjadi untuk dijadikan pelajaran agar kesalahan kesalahan tersebut
tidak terulang di masa yang akan datang.
Tabel 2.129
Indikator Inspektorat
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tahun
No. Indikator
2016 2017 2018 2019 2020
Rasio Tindaklanjut
1 rekomendasi temuan 42,43% 44,77% 47,56% 57,05% 72,41%
hasil pemeriksaan BPK
Sumber : Inspektorat Kab. Minahasa Utara, 2021
BAB II Hal. 152
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.7. Unsur Kewilayahan


2.3.7.1 Kecamatan
Secara umum, Kabupaten Minahasa Utara merupakan wilayah
yang dinamis dan cepat tumbuh, karena berada pada posisi sangat
strategis yaitu jalurregional serta jalur utama perekonomian yang
menghubungkan Kota Manado dan Kota Bitung. Letak geografis tersebut
menguntungkan dalam hal pengembangan ekonomi dan membuka
peluang investasi di Kabupaten Minahasa Utara.
Kabupaten Minahasa Utara memiliki 10 Kecamatan yang terdiri
dari 131 desa/kelurahan, dengan ibukotanya terletak di Kecamatan
Airmadidi. Wilayah Kabupaten Minahasa Utara memiliki luas ± 1.059,24
km², garis pantai sepanjang 292, 20 km, dan jumlah pulau sebanyak 46
buah. Luas Wilayah Kecamatan se-Kabupaten Minahasa Utara yaitu :
 Kecamatan Wori : 90,704 Km²
 Kecamatan Airmadidi : 86,660 Km²
 Kecamatan Kalawat : 39,031 Km²
 Kecamatan Dimembe : 166,433 Km²
 Kecamatan Talawaan : 82,508 Km²
 Kecamatan Likupang Barat : 104,289 Km²
 Kecamatan Likupang Timur : 290,841 Km²
 Kecamatan Likupang Selatan : 11,821 Km²
 Kecamatan Kauditan : 108,202 Km²
 Kecamatan Kema : 78,755 Km²
Dari 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa terdiri dari
125 desa dan 6 kelurahan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.130
Nama Kecamatan, Desa dan Kelurahan
di Kabupaten Minahasa Utara

No Kecamatan Desa/kelurahan
1 AIRMADIDI 1. Kelurahan Sukur
2. Kelurahan Sarongsong I
3. Kelurahan Sarongsong II
4. Kelurahan Airmadidi Atas
5. Kelurahan Airmadidi Bawah
6. Kelurahan Rap-rap

BAB II Hal. 153


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Kecamatan Desa/kelurahan
7. Desa Sampiri
8. Desa Sawangan
9. Desa Tanggari
2 KEMA 1. Desa Makalisung
2. Desa Waleo
3. Desa Lilang
4. Desa Lansot
5. Desa Kema I
6. Desa Kema II
7. Desa Kema III
8. Desa Tontalete
9. Desa Waleo II
10. Desa Tontalete Rok-rok
3 KAUDITAN 1. Desa Watudambo II
2. Desa Watudambo I
3. Desa Kauditan I
4. Desa Kauditan II
5. Desa Kawiley
6. Desa Treman
7. Desa Kaima
8. Desa Karegesan
9. Desa Kaasar
10.Desa Lembean
11.Desa Paslaten
12.Desa Tumaluntung
4 KALAWAT 1. Desa Kaleosan
2. Desa Kuwil
3. Desa Suwaan
4. Desa Kolongan
5. Desa Kawangkoan
6. Desa Watutumou
7. Desa Maumbi
8. Desa Kalawat
9. Desa Kawangkoan Baru
10.Desa Watutumou II
11.Desa Watutumou III
12. Desa Kolongan Tetempangan
5 DIMEMBE 1. Desa Matungkas
2. Desa Laikit
3. Desa Dimembe
4. Desa Tetey
5. Desa Warukapas
6. Desa Tatelu

BAB II Hal. 154


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Kecamatan Desa/kelurahan
7. Desa Tatelu Rondor
8. Desa Wasian
9. Desa Lumpias
10.Desa Pinilih
11.Desa Klabat
6 TALAWAAN 1. Desa Paniki atas
2. Desa Talawaan
3. Desa Tumbohon
4. Desa Kolongan
5. Desa Mapanget
6. Desa Wusa
7. Desa Winetin
8. Desa Patokaan
9. Desa Warisa
10. Desa Teep
11. Desa Warisa Kampung Baru
12. Desa Paniki Baru
7 LIKUPANG TIMUR 1. Desa Likupang I
2. Desa Likupang II
3. Desa Sarawet
4. Desa Wineru
5. Desa Maen
6. Desa Winuri
7. Desa Marinsow
8. Desa Pulisan
9. Desa Kalinaun
10 Desa Rinondoran
11. Desa Pinenek
12. Desa Kahuku
13. Desa Lihunu
14. Desa Libas
15. Desa Likupang Kampung Ambong
16. Desa Ehe
17. Desa Resetlemen
18. Desa Kinunang
8 LIKUPANG BARAT 1. Desa Gangga I
2. Desa Gangga II
3. Desa Talise
4. Desa Air Banua
5. Desa Palaes
6. Desa Maliambao
7. Desa teremaal
8. Desa Paputungan

BAB II Hal. 155


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Kecamatan Desa/kelurahan
9. Desa Jayakarsa
10. Desa Tanah putih
11. Desa Bahoi
12. Desa Sansilo
13. Desa Tarabitan
14. Desa Serei
15. Desa Munte
16. Desa kinabuhutan
17. Desa Tambun
18. Desa Mubune
19. Desa Wawunian
20. Desa Bulutui
9 LIKUPANG SELATAN 1. Desa Wangurer
2. Desa Kaweruan
3. Desa Kokoleh I
4. Desa Kokoleh II
5. Desa Werot
6. Desa Batu
7. Desa Paslaten
10 WORI 1. Desa Wori
2. Desa Tiwoho
3. Desa Kima bajo
4. Desa Minaesa
5. Desa Talawaan bantik
6. Desa Talawaan Atas
7. Desa Budo
8. Desa Darunu
9. Desa Bulo
10. Desa Lantung
11. Desa Ponto
12. Desa Lansa
13. Desa Kulu
14. Desa Mantehage Bango
15. Desa Mantehage Tinongko
16. Desa Mantehage Buhias
17. Desa Mantehage Tangkasi
18. Desa Nain
19. Desa tatampi
20. Desa Nain I

BAB II Hal. 156


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.3.8. Unsur Pemerintahan Umum


2.3.8.1 Kesatuan Bangsa, Politik Dalam Negeri
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kebijakan pengamanan
konflik maka dilaksanakan pengamanan konflik tim terpadu, monitoring
situasi dan kondisi wilayah, pendataan orang asing dan pengambilan
nama-nama anggota FKDM tingkat kecamatan, desa dan kelurahan
dengan tujuan 10 kecamatan dengan 125 desa di Kabupaten Minahasa
Utara.
Tabel 2.131
Daerah-Daerah Rawan Konflik di Kabupaten Minahasa Utara

No Kecamatan Daerah Rawan Konflik

1. KEMA a. Desa Kema I dan Kema II, pernah terjadi


konflik suku pemicu masalahnya adalah
pengaruh minuman keras (miras).
b. Desa Kema Kema II dan Kema III pernah terjadi
tawuran antar kampung pemicunya adalah
masalah miras.
c. Desa Kema III terjadi konflik di internal desa
mengenai masalah Hukum Tua Desa Kema III.
d. Desa Waleo dan Desa Makalisung jenis konflik
adalah perkelahian antar kampung.
e. Desa Lilang dan Desa Langsot jenis konflik
adalah perkelahian antar kampung.
f. Desa Tendeki Rok-Rok jenis konflik adalah
konflik tapal batas wilayah Kabupaten
Minahasa Utara dengan Kelurahan Tendeki
wilayah Kota Bitung.
2. KAUDITAN a. Seluruh desa se Kecamatan Kauditan rawan
terjadi perkelahian antar desa karena lokasi
desa-desa di Kecamatan Kauditan saling
berdekatan. Pemicu konflik adalah minuman
keras.
b. Sering terjadinya lomba lari yang dilakukan
pada waktu malam hari ini juga dapat memicu

BAB II Hal. 157


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Kecamatan Daerah Rawan Konflik

konflik dan menggangu ketertiban masyarakat.


c. Wilayah Kecamatan Kauditan juga rawan
terjadi gesekan antara para pendukung calon
Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara
dikarenakan ada 1 (satu) orang calon Bupati
dan 3 (tiga) calon Wakil Bupati Minahasa Utara
berada di Wilayah Kauditan.
3. AIRMADIDI a. Desa Sawangan dan Desa Sampiri, Rawan
terjadi perkelahian antar kelompok pemuda
pemicu perkelahian adalah masalah miras.
b. Desa Sawangan dan Kelurahan Airmadidi
Bawah, rawan terjadi perkelahian antar
pemuda pemicu perkelahian adalah masalah
miras.
c. Desa Sawangan dan Desa Tanggari Rawan
terjadin perkelahian antar pemuda.
d. Diwilayah Kecamatan Airmadidi selama tahun
2019 ini sudah 2 (kali) terjadi kasus
pembunuhan yanitu terjadi di Kelurahan
Airmadidi Bawah dan Kelurahan Sukur
penyebabnya adalah masalah miras.
e. Diwilayah Kelurahan Airmadidi Atas rawan
terjadi perampokan dan pencurian karena
diwilayah ini banyak terdapat perumahan-
perumahan.
4. KALAWAT a. Untuk Wilayah Kecamatan Kalawat rawan
terjadi konflik antara desa Maumbi dan Desa
Kaleosan.
b. Desa Kolongan Tetempangan rawan terjadi
konflik agama dimana terjadi dualisme
kepemimpinan di Jemaat Kanaan Asabri.
c. Diwilayah desa Kolongan, Kalawat, Kolongan
Tetempangan dan desa Maumbi juga rawan

BAB II Hal. 158


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Kecamatan Daerah Rawan Konflik

terjadi perampokan dan pencurian karena


memiliki banyak perumahan.
5. TALAWAAN a. Diwilayah Kecamatan Talawaan rawan terjadi
perkelahian antar pemuda.
b. Diwilayah Desa Paniki Atas, Paniki Baru rawan
terjadi pencurian dan perampokan karena
diwilayah ini banyak terdapat perumahan-
perumahan.
6. LIKUPANG a. Diwilayah Kecamatan Likupang Selatan rawan
SELATAN terjadi perkelahian antar kelompok yang di picu
oleh minuman keras (miras).
7. LIKUPANG a. Masalah Pro Kontra tambang biji besi di Pulau
TIMUR Bangka oleh PT. Mikro Metal Perdana (sering
terjadi unjuk rasa).
b. Sering terjadi unjuk rasa oleh masyarakat
lingkar tambang PT. MSM.
8. LIKUPANG a. Desa Palaes, Desa Kulu, Desa, Desa Serey dan
BARAT Desa Maliambao rawan terjadi perkelahian antar
kampong.
9. WORI a. Desa Lantung terjadi perkelahian antar
kampong dengan dasa Palaes.
b. Desa Bulo terjadi perkelahian antar remaja
dengan desa Darunu.
c. Desa Kima Bajo rawan terjadi perkelahian
antar kampung dengan desa Minaesa.
d. Desa Lansa Rawan terjadi perkelahian antar
kampung dengan desa lantung.
e. Desa Taawaan Bantik rawan terjadi
perkelahian kampung dengan desa Kima Bajo
f. Desa Kulu dan desa Palaes rawan terjadi
perkelahian antar kampung.
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Utara, 2020.

BAB II Hal. 159


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pemantauan Kegiatan Orang Asing dan Lembaga Asing dilakukan


oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Minahasa Utara dan
berkoordinasi dengan Tim Pengawasan Orang Asing dari Imigrasi
Manado dan Polres Minahasa Utara. Pengawasan orang asing yang
dilakukan adalah pengambilan data orang asing di seluruh kecamatan
se Kabupaten Minahasa Utara dan melakukan sidak terbuka di PT. MSM
yang berada di Pulau Bangka Kecamatan Likupang Timur (data orang
asing seperti terlampir).
Hambatan dalam kegiatan pengawasan orang asing adalah
kurangnya kooperatif orang asing untuk melaporkan keberadaannya dan
pada saat sidak orang asing tersebut melarikan diri atau tidak berada
ditempat.
Dalam Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Minahasa Utara telah memberikan bantuan keuangan
kepada partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten
Minahasa Utara Tahun anggaran 2020, dengan data sebagai berikut :

Tabel 2.132
Daftar Partai Penerima Dana Bantuan Keuangan Tahun 2020
NO PARPOL KURSI SUARA SAH BANTUAN
1 PDIP 9 37.939 200.735.249
2 NASDEM 5 18.393 97.317.363
3 GOLKAR 4 17.239 91.211.549
4 DEMOKRAT 4 11.024 58.327.984
5 GERINDRA 2 9.190 48.624.290
6 PERINDO 1 6.864 36.317.424
7 HANURA 1 6.479 34.280.389
8 PAN 1 5.237 27.708.967
9 PKB 1 3.833 20.280.403
10 PKPI 1 3.816 20.190.456
11 PBB 1 2.830 14.973.530
TOTAL 30 122.844 649.967.604
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Utara, 2021

Tabel berikut menunjukkan jumlah anggota DPRD, komposisi


anggota DRPD, jumlah fraksi DPRD, jumlah parpol peserta pemilu,
jumlah pemilih, dan tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Minahasa
Utara dari Tahun 2016-2020.

BAB II Hal. 160


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.133
Data Politik Dalam Negeri Kabupaten Minahasa Utara

Tahun
Uraian Satuan
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah anggota
Orang 30 30 30 30 28
DPRD
Komposisi anggota
DPRD berdasarkan
jenis kelamin
A. Pria Orang 23 23 23 23 25
B. Wanita Orang 7 7 7 7 3
Jumlah Fraksi
Fraksi 6 6 6 6 5
DPRD
Jumlah parpol
Partai 15 15 15 15 11
peserta pemilu
Jumlah pemilih Orang 171.234 171.234 171.234 171.234 151.147
Tingkat partisipasi
Orang 139.822 139.822 139.822 139.822 125.298
Pemilih
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Utara, 2021

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH


2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Tabel 2.134
Pengeluaran Perkapita sebulan Menurut
Kelompok Komoditas Tahun 2019-2020

Tahun 2019 Tahun 2020


(Rupiah) (Rupiah)

1.261.213 1.335.360

Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara 2021

Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan


untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik
yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.
Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun
bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada
pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk
konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan
BAB II Hal. 161
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung


selama seminggu yang lalu,sedangkan untuk bukan makanan dihitung
selama sebulan dan 12 bulan yang lalu. Baik konsumsi makanan
maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam
pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran
rata-rata per kapita yang disajikan dalam publikasi ini diperoleh dari
hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga (baik mengkonsumsi
makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.
Dari tabel diatas terlihat jelas pengeluaran pendapatan perkapita
setiap tahun mengalami kenaikan dimana pada Tahun 2016 sebesar
Rp 10.789.000, Tahun 2017 sebesar Rp. 11.075.000, Tahun 2018
sebesar Rp. 11.318.000 dan di Tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar
Rp. 11.712.000.

2.4.1.2. Nilai Tukar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga
yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib)
dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator
untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar
produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang
dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk
konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan
kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih
baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Januari 2013
dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun
dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun
dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/ pergeseran pola
produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian
diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi
dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga
ketepatannya.

BAB II Hal. 162


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2.19
Grafik Perkembangan NTP Sulawesi Utara

Sumber : BPS Prov. Sulawesi Utara, 2021


Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari
perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks
harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan
dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga
yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan
produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan
biaya produksinya.
Tabel 2.135
NTP Sulawesi Utara dan Perubahannya Maret-April 2021

Nilai Tukar
Perubahan (%)
Petani (NTP)
Rincian
Maret - Tahun
Maret April
April Kalender yoY
Indeks harga yang
111,35 113,28 1,73 4,69 8,95
diterima Petani
Indeks harga yang
108,88 109,49 0,56 3,32 2,97
dibayar petani
- Konsumsi
109,60 110,37 0,71 3,97 3,30
Rumah Tangga
106,95 107,00 0,05 1,38 1,94
- BPPBM

BAB II Hal. 163


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Nilai Tukar
Perubahan (%)
Petani (NTP)
Rincian
Maret - Tahun
Maret April
April Kalender yoY

Nilai Tukar Petani 102,27 103,47 1,17 1,32 5,81

Nilai Tukar Usaha


104,12 105,87 1,68 3,27 6,87
Pertanian
Sumber : BPS Prov. Sulawesi Utara, 2021

Dari hasil pemantauan harga komoditi di perdesaan, secara


umum dapat digambarkan membaiknya nilai NTP sebesar 1,17 persen,
dikarenakan kenaikan indeks harga yang dibayar petani mengalami
kenaikan sebesar 1,73 persen.
kenaikan It, membaiknya harga komoditi di subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat, terutama komoditi Cengkih dan Pala Biji.
• NTP Subsektor Tanaman Pangan
NTP tanaman pangan (NTPP) pada bulan April turun 0,15 persen
menjadi 102,18 dibanding bulan sebelumnya Maret yang masih 102,33.
Penurunan NTPP disebabkan karena tingginya kenaikan Indeks Harga
yang dibayar Petani mencapai 0,48 persen, sementara Indeks Harga yg
diterima oleh Petani hanya 0,33 persen. Sebaliknya, Nilai Tukar Usaha
Rumah Tangga Petani (NTUP) mengalami kenaikan 0,37 persen, dari
103,92 pada bulan Maret menjadi 104,31 di bulan April
• Hortikultura
Nilai NTP Hortikultura (NTPH) di bulan November naik 1,29 persen
dibandingkan bulan sebelumnya dari 103,10 di bulan Oktober, menjadi
104,44 di bulan November. Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha
Pertanian (NTUP) juga naik 1,63 persen, dari 103,82 di bulan Oktober
menjadi 105,51 di bulan November.
• Tanaman Perkebunan Rakyat
Nilai NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) naik 2,68 persen,
dari 95,38 di bulan Oktober, menjadi 97,94 di bulan November. Naiknya
NTP diikuti pula dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Tanaman

BAB II Hal. 164


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Perkebunan Rakyat yang juga naik 3,40 persen, dari 95,30 pada bulan
Oktober menjadi 98,55 di bulan November.

2.4.1.3. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita


Distribusi pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan
makanan berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Di
negara berkembang dengan tingkat gizi yang masih rendah, pemenuhan
kebutuhan makanan sebagai kebutuhan dasar untuk hidup masih
merupakan prioritas utama.
Rumah tangga merupakan konsumen atau pemakai barang dan
jasa sekaligus juga pemilik faktor-faktor produksi tenaga kerja, lahan,
modal dan kewirausahaan. Rumah tangga menjual atau mengelola factor
-faktor produksi tersebut untuk memperoleh balas jasa. Balas jasa atau
imbalan tersebut adalah upah, sewa, bunga dividen, dan laba yang
merupakan komponen penerimaan atau pendapatan rumah tangga.
Penerimaan lain yang mungkin diperoleh rumah tangga adalah transfer
(pemberian cuma-cuma), perkiraan pendapatan (imputasi) dari rumah
milik rumah tangga tersebut yang ditempati sendiri atau ditempati pihak
lain dengan bebas sewa, dan hasil produksi barang/jasa dari kegiatan
yang tidak digolongkan sebagai kegiatan usaha rumah tangga. Transfer
yang diterima berasal dari pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba,
rumah tangga lain, maupun dari luar negeri.
Ada dua cara penggunaan pendapatan. Pertama,
membelanjakannya untuk barang-barang konsumsi. Kedua, tidak
membelanjakannya seperti ditabung. Pengeluaran konsumsi dilakukan
untuk mempertahankan taraf hidup. Pada tingkat pendapatan yang
rendah, pengeluaran konsumsi umumnya dibelanjakan untuk
kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan jasmani.
Konsumsi makanan merupakan faktor terpenting karena
makanan merupakan jenis barang utama untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Akan tetapi terdapat berbagai macam barang
konsumsi (termasuk sandang, perumahan, bahan bakar, dan
sebagainya) yang dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk
menyelenggarakan rumah tangga. Keanekaragamannya tergantung pada

BAB II Hal. 165


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

tingkat pendapatan rumah tangga. Tingkat pendapatan yang berbeda-


beda mengakibatkan perbedaan taraf konsumsi.
Apabila penerimaan rumah tangga dikurangi dengan pengeluaran
untuk konsumsi dan untuk transfer, maka diperoleh nilai tabungan
rumah tangga. Kalau perilaku konsumsi memperlihatkan dasar
pendapatan yang dibelanjakan, maka tabungan adalah merupakan
unsur penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Tabungan memungkinkan terciptanya modal yang dapat
memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Untuk dapat melihat
apa yang dilakukan rumah tangga responden atas tabungannya
dibutuhkan data tabungan seperti yang disimpan di bank atau koperasi,
jumlah investasi, serta transaksi keuangan lainnya.
Kenyataannya, selisih penerimaan dengan pengeluaran rumah
tangga responden ada yang negatif (defisit), sehingga dalam membiayai
pengeluaran dan investasinya diperlukan pinjaman (hutang), maka
rumah tanggapun ada yang berhutang, dan ada yang meminjamkan
uang (piutang).
Jadi selain dari tabungan, sumber dana investasi dapat berasal
dari pinjaman. Disamping itu, ada pula rumah tangga responden yang
melakukan kegiatan di pasar uang atau di pasar modal sehingga terjadi
transaksi finansial (keuangan) antar rumah tangga maupun dengan
sektor ekonomi lain. Investasi finansial dapat berupa uang tunai,
simpanan di bank, dan pemilikan surat berharga.
Rumah tangga terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai
karakteristik berbeda, baik dalam hal penerimaan maupun
pengeluarannya. Dalam hal pengeluaran konsumsi ada yang dilakukan
secara bersama, tetapi ada pula yang dilakukan oleh masing-masing
rumah tangga.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


2.4.2.1. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi
tata ruang hasil perencanaan tata ruang berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional dengan peruntukan yang

BAB II Hal. 166


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

direncanakan sesuai dengan RTRW. Rasio tentang Ketaatan Terhadap


Rencana Tata Ruang (RTRW) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.136
Rasio Ketaatan terhadap RTRW Tahun 2012 – 2017

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. Realisasi Pengajuan Proses Proses 100% 100% 100%


RTRW Evaluasi Evaluasi/ Implemen
Penetapan tasi &
Penyusu
nan
RDTR
2. Rencana Pengajuan Proses Proses 100% 100% 100%
Peruntukan Evaluasi Evaluasi/ Implemen
RTRW Penetapan tasi &
Penyusu
nan
RDTR
Sumber : Dinas PUPR Kab. Minahasa Utara, 2018

Wilayah produktif adalah wilayah yang memberikan manfaat yaitu


untuk tempat tinggal (pemukiman), perkebunan, sawah, tegalan
tanaman pangan, hutan, danau dan sungai. Luas lahan produktif di
Kabupaten Minahasa Utara adalah 60.337 Ha. Sedangkan luas seluruh
wilayah budidaya adalah 90.672 Ha. Dengan demikian rasio luas
wilayah produktif terhadap luas seluruh wilayah budidaya adalah
66,5%.
Tabel 2.137
Persentasi Luas Wilayah Produktif Tahun 2013–2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


Luas Wilayah
1. 60.337 60.337 60.337 60.337 60.337
Produktif
Luas Seluruh
2. Wilayah 90.672 Ha 90.672 Ha 90.672 Ha 90.672 Ha 90.672 Ha
Budidaya
3. Rasio (1/2) 66,5 66,5 66,5 66,5 66,5
Sumber : Dinas PUPR Kab. Minahasa Utara, 2018

Industri yang berkembang di Kabupaten Minahasa Utara adalah


kegiatan industri pergudangan, industri pengolahan kelapa, industri
coca-cola, industri rumah tangga terdapat di Kecamatan Kalawat,
Kecamatan Kema dan Kecamatan Kauditan. Luas wilayah industri

BAB II Hal. 167


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

eksisting sebesar 22,598.82 Ha. Sedangkan luas wilayah budidaya


sebesar 90.672 Ha adalah luas kawasan yang diperuntukan bagi
kegiatan budidaya yang diperoleh dari luas wilayah daratan dikurangi
luas kawasan lindung. Dengan demikian persentasi wilayah industri
terhadap wilayah budidaya adalah 24,92 %.Luas wilayah kebanjiran
adalah luas wilayah yang tersebar di dataran rendah, di muara sungai
yang ada di Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Wori, Kecamatan
Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Airmadidi, Kalawat dan
Kecamatan Kema, yang diperkirakan seluas ± 1.582 Ha. Dengan
demikian maka persentasi wilayah kebanjiran terhadap wilayah
budidaya adalah 1,74 %.Luas wilayah kekeringan adalah luas wilayah
yang ditumbuhi semak/belukar yang tersebar di seluruh wilayah
kabupaten yang diperkirakan seluas ± 24.474,79 Ha. Dengan demikian
maka persentasi wilayah kekeringan terhadap wilayah budidaya adalah
26,9 %.
Luas wilayah perkotaan adalah luas keseluruhan wilayah
permukiman penduduk yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten
yang diperkirakan seluas ± 5.141,78 Ha. Dengan demikian maka
persentasi wilayah perkotaan terhadap wilayah budidaya adalah
5,67%.

2.4.2.2. Aksesibilitas Daerah


Keberhasilan dalam penanganan kinerja ekonomi, sumberdaya
manusia, dan kemiskinan tidak terlepas dari fasilitas pelayanan publik
dan infrastrukur. Kelancaran kegiatan usaha perlu didukung oleh
ketersediaan fasilitas atau infrastruktur fisik, seperti jalan raya,
pelabuhan laut dan udara, sarana komunikasi, dan sumber energi atau
penerangan. Aksesibilitas antar Daerah di wilayah di Kabupaten
Minahasa Utaradapat dilalui melalui jalan darat yang dikategorikan ke
dalam tiga kelas jalan, yakni jalannegara, jalan provinsi, dan jalan
kabupaten/kota. Panjang jalan negara adalah 138.15 km, panjang jalan
provinsi 52.52km, sedangkan jalan kabupaten sepanjang 403 km.Untuk
jumlah kendaraan di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 62.480
kendaraan, sehingga rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di
Kabupaten Minahasa Utara sebesar 1.22.
BAB II Hal. 168
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Untuk mengatasi kenaikan jumlah kendaraan roda empat dan


roda dua maka, pemerintah merencanakan pembangunan 13 jalan baru
yang telah dimasukkan lewat Perda RTRW Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2013-2033 dan pembangunan jalan tol Manado – Bitung.
Pemerintah juga sudah membangun terminal penumpang bertipe
B di Airmadidi, tipe C di Kauditan, Tatelu dan merencanakan
membangun terminal penumpang bertipe C di Likupang Timur, Wori,
Kema, Kalawat, Likupang Barat.Data dari Dinas Perhubungan,
Telekomunikasi dan Informatika menunjukkan jumlah penumpang
angkutan umum di Kabupaten Minahasa Utara mencapai sekitar
5.221.440 penumpang.

2.4.2.3. Fasilitas Bank dan Non Bank


a. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang-cabangnya
 Bank Pemerintah :
1. Bank BRI
2. Bank BNI
3. Bank SULUT
4. Bank Mandiri
 Bank Swasta : BPR Tumatenden dan BPR Prisma dana
b. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya.

2.4.2.4 Fasilitas Sarana Air Bersih


Tabel 2.138
Jumlah Sarana Air Minum Tahun 2016-2020
Kabupaten Minahasa Utara

Tahun Jumlah / Unit

2016 10.689
2017 10.706
2018 25.127
2019 33.304
2020 28.033
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2021

BAB II Hal. 169


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.4.2.5 Fasilitas Listrik dan Telepon


a. Rasio ketersediaan daya listrik
Daya listrik yang terpasang di Kabupaten Minahasa Utara sebesar
97.775.650 kw sedangkan jumlah kebutuhan daya listrik kabupaten
sebesar 119.730.000 kw. Dengan demikian rasio ketersediaan daya
listrik Kabupaten Minahasa Utara sebesar 81,7%. Hal ini berarti masih
perlunya penambahan daya listrik bagi masyarakat.
b. Presentasi rumah tangga yang menggunakan listrik
Jumlah rumah tangga menggunakan listrik Tahun 2016 sebanyak
40.361 dan Tahun 2017 meningkat sebesar 43.361, sedangkan jumlah
rumah tangga keseluruhan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar
67.134 KK dengan demikian maka persentasi jumlah rumah tangga yang
mengunakan listrik sebesar 64,6 %. Hal ini berarti makin besar rumah
tangga yang menggunakan listrik.
c. Presentasi penduduk yang menggunakan HP/ telepon
Telepon merupakan alat telelomunikasi yang sangat pesat
perkembangannya. Pengguna handphone (HP) di Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2018 mencapai 180.154 jiwa dari jumlah penduduk
220.856. hal ini berarti ada 81,50 % penduduk sudah menikmati
layanan informasi lewat jaringan HP.

2.4.2.6 Ketersediaan Restoran dan Penginapan


Tabel 2.139
Restoran/Rumah Makan

No Nama Alamat No. Tlp Ket


Sukur
1. Sukur Jaya 0431891685
Kec.Airmadidi
Sukur Kec.
2. Minut Jaya
Airmadidi
Sukur
3. Berkat 081244214477
kec.Airmadidi
Sukur
4. Pongkor 0431891120 TDUP
Kec.Airmadidi
Suwaan Kec.
5. Pondok Kelapa 0431891856
Kalawat
Suwaan Kec.
6. Bali 081340444386
Kalawat
7. Mie Topan Airmadidi Atas 04318896054

BAB II Hal. 170


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Nama Alamat No. Tlp Ket

8. Swadaya Airmadidi Atas

9. Krisna Airmadidi Atas

10. Bakso Surabaya Airmadidi Atas

11. Zero Point Airmadidi Atas

12. Dodoku Airmadidi Atas 082393426038 TDUP

13. Pondok Lovely Airmadidi Atas

14. KFC Airmadidi Atas TDUP

15. RM Egy Kec. Airmadidi

16. RM. Bagus Solo Kec. Airmadidi

17. Kios MM Kec. Airmadidi

18. RM. Mas Djoyo Kec. Airmadidi

19. RM. Mas Adam Kec. Airmadidi

20. Ditaki Kec. Airmadidi

21. RM. Mari Rasa Kec. Airmadidi


RM Nasi Kuning
22. Kec. Airmadidi
Barokah
23. RM. Mas Kuri Kec. Airmadidi

24. Coffee Bengkel Kec. Airmadidi


RM. Dapoer Ba
25. Kec. Airmadidi
Kunya
26. RM. Mas Warmin Kec. Airmadidi

27. RM. Muslim Kec. Airmadidi

28. Batagor Bandung Kec. Airmadidi

29. RM. Saylord Kec. Airmadidi


RM. Muslim
30. Solo/ Mas Yoyo/ Kec. Airmadidi
Bakso Yo
31. RM. Sabrina Kec. Airmadidi

32. Cello Lamongan Kec. Airmadidi

33. Papynus Kec. Airmadidi

BAB II Hal. 171


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Nama Alamat No. Tlp Ket


Warung Makan
34. Kec. Airmadidi
Ca Awat
Warung Makan
35. Konro & Soto Kec. Airmadidi
Makasar
36. Mie Tompaso Kalawat

37. Yoshima Klabat Kec. Kalawat

38. Keyko Kec. Kalawat

39. RM Pak De Solo Kec. Kalawat

40. Bibir Ikan Paniki Kec. Kalawat

41. RM. Barokah Kec. Kalawat

42. Dapur Maumbi Kec. Kalawat

43. Resto Tetoden Kec. Kalawat

44. Sederhana Saronsong II 0431892964

45. Mataram Tetempangan


Kampung
46. Maumbi 085725009966
Minahasa Resto
Gunung
47. Tetey 081244442011
Kekewang Resto
48. Seven Day Tetey

49. Dewe Dimembe

50. Kelapa Kuning Dimembe

51. RM. New Face Kec. Dimembe


RM. Bibir Ikan
52. Kec. Dimembe
Paniki
RM. New
53. Kec. Dimembe
Anugerah
54. RM. Subaktiar Kec. Dimembe

55. RM. Sekar Sari Kec. Dimembe

56. RM. Mas Parjo Kec. Dimembe

57. Imanuel Warukapas


Warukapas Kec.
58 Terapung
Dimembe
Pondok Mapanget Kec.
59.
Teterusan Talawaan

BAB II Hal. 172


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

No Nama Alamat No. Tlp Ket

60. Sweet Memory Tontalete

61. Lilang Resto Lilang Kec. Kema

62. Pondok Hijau Mapanget TDUP


Tonsea & Klabat Hotel Sutan Raja-
63. TDUP
Resto Kalawat
Deho Restaurant- Kima Bajo Kec.
64. TDUP
Cocotinos Wori
Kadera Casabaio Paradise
65. TDUP
Restaurant Resort
Chili Blue Casabaio Paradise
66. TDUP
Restaurant Resort
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020
Ketersediaan restoran di Kabupaten Minahasa Utara sudah
semakin berkembang karena faktor lokasi/letak yang strategis karena
berada diantara kota Manado dan kota Bitung. Usaha restoran ini
semakin maju seiring dengan kunjungan wisatawan yang semakin
meningkat.
Tabel 2.140
Hotel/Resort Kategori Bintang
Jumlah
No. Nama Kelas Alamat
Kamar
1 Gangga Island B. III 30 Likupang Barat
Resort
2 Cocotinos B. II 22 Kima Bajo Kec. Wori
Resort
3 Hotel Sutan B. III 115 Watutumou,
Raja Kalawat
4 Casabaio B. V 115 Maen Likupang
Paradise Timur
Jumlah 208
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

Adanya peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun


mancanegara khususnya wisatawan asal Tiongkok ke Sulawesi Utara,
maka usaha penginapan/hotel/resort akan semakin berkembang.

BAB II Hal. 173


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.141
Hotel/Resort Kategori Melati
Jumlah
No. Nama Klas Alamat
Kamar
1. Hotel Pevily M. III 16 Watutumou Kec.Kalawat
2. Blue Bay Hotel M. II 5 P.Bangka, Likupang Timur
3. River Park Hotel M. III 6 Sawangan Kec. Airmaddidi
4. Pulisan Jungle Pulisan Kec Likupang
M. II 6
Beach Timur
5. Hotel Chandra Suwaan Kec. Kalawat
M. II 9
Lestari
6. Hotel Transito M. II 10 Kawangkoan Kec.Kalawat
7. Jens House Airmadidi Atas Kec.
M. I 5
Airmadidi
8. Mimpi Indah P. Bangka Kec.Airmadidi
M. I 5
Resort
9. Murex Resort P. Bangka Kec.Likupang
M. I 6
Timur
10. Kalinaun Resort Kalinaun Kec.Likupang
M. III 8
Timur
11. Mata Karang P. Bangka
8
Resort Kec. Likupang Timur
12. La Mery Tarabitan
20
DiveResort Kec. Likupang Barat
13. Hotel Alila -
14. Batunona Resort Kema III
20
Kecamatan Kema
Jumlah 124
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020
Pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten
Minahasa Utara maka harus diimbangi dengan jumlah sarana
akomodasi dan jumlah kamar penginapan/hotel.

BAB II Hal. 174


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.142
Perkembangan Jumlah Sarana Akomodasi dan Jumlah Kamar
Periode 2014 - 2017
Tahun
No. Uraian
2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Hotel 18 18 22 21
2. Jumlah Kamar 323 323 415 415
Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2020

2.4.2.7 Luas Kawasan Lindung


Kawasan Lindung di Kabupaten Minahasa Utara meliputi: hutan
lindung, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka
hijau, suaka alam laut, suaka margasatwa, cagar alam, taman wisata
alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan rawan
tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan
banjir, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa
bumi, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan
tsunami, dan abrasi.
2.4.2.8 Pengelolaan Bencana dan Mitigasi Iklim
Peningkatan suhu menyebabkan terjadinya perubahaniklim di
berbagai belahan bumi. Dampak negatif dariperubahan iklim dapat
dirasakan baik secarafisik/lingkungan, maupun secara sosial dan
ekonomi. Kawasan-kawasan tropis di dunia, termasuk Indonesia,
diperkirakan akan menghadapi dampak yang lebih parah dibandingkan
dengan kawasan lainnya di dunia. Dalam rangka melindungi masyarakat
dari potensi risiko atau bahaya yang ditimbulkan dari perubahan iklim,
Indonesia secara serius dan konsisten terus menjalankan komitmen
penurunan emisi gas rumah kaca dan melaksanakan program aksi
adaptasi perubahan iklim, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB/SDGs).
Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu daerah rawan
bencana, adapun bencana yang terjadi di Tahun 2020, antara lain:

BAB II Hal. 175


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.143
Bencana di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

Tahun
No. Jenis Bencana
2016 2017 2018 2019 2020

1 Banjir 1 4 0 2 0
2 Tanah Longsor 1 3 0 1 1
3 Angin Puting Beliung 3 5 0 0 2
69 titik
4 Karhutla 0 0 0 lokasi 0
kejadian
5 Gempa Bumi 0 0 0 0 0
6 Tsunami 0 0 0 0 0
7 Gelombang Pasang 1 0 0 0 0
8 Gunung Api 0 0 0 0 0
9 Non Alam 0 0 0 0 Covid-19
Sumber : BPBD Kab. Minahasa Utara, 2020
Upaya yang dilakukan terhadap bencana yang terjadi adalah
Pemerintah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Minahasa Utara beserta dengan masyarakat sekitar yang
juga bekerjasama dengan SKPD terkait (Dinas PUPR dan Dinas Sosial
Pemberdayaan Masyarakat) beberapa pihak legislative Kabupaten
Minahasa Utara, dan Masyarakat melakukan pembersihan material,
evakuasi Korban bencana, penyaluran logistik dan melakukan
himbauan, antisipasi akibat perubahan cuaca kepada masyarakat.
Dari Histori data bencana di Kabupaten Minahasa Utara
memperlihatkan bahwa banjir, tanah longsor, gempa, kebakaran, angin
puting beliung dan pohon tumbang adalah bencana yang sering terjadi.
Tidak tertutup kemungkinan daerah-daerah yang terkena banjir dan
tanah longsor belum ada korban jiwa. Untuk itu perlu adanya perhatian
pemerintah dan kesadaran masyarakat dapat membantu meminimalisir
bencana yang akan terjadi.
Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat
melalui sosialisasi pengenalan resiko bencana terhadap siswa

BAB II Hal. 176


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

sekolah/anak sekolah, simulasi penanggulangan bencana di


masyarakat, melakukan ekspose data/informasi kepada masyarakat
melalui pameran, dan berbagai kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan
lainnya.
Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 10 Kecamatan dengan
jumlah 125 desa, 6 kelurahan yang berada di Kecamatan Airmadidi dan
853 satuan lingkungan. Dengan potensi bencana :
- Gempa Bumi, daerah Minahasa Utara termasuk Kawasan Rawan
GempaBumi, baik yang diakibatkan oleh patahan dibawah
permukaan laut atau disebabkan oleh letusan gunung yang ada di
sekitar Minahasa Utara, gempa bumi dangkal termasuk dalam zona
gempa dengan percepatan 0,25 > 0,33 g termasuk yang berintensitas
cukup tinggi terjadi gempa atau setara dengan IX-X MMI. Ancaman
bencana lainnya seperti gunung api seperti Gunung Klabat, Gunung
Lokon, Gunung Mahawu, Gunung Soputan dan Gunung Dua
Sudara.
Kabupaten Minahasa Utara memiliki potensi tsunami karena
sabagian berada pada pesisir pantai seperti Kecamatan Kema,
Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Likupang Barat, dan
Kecamatan Wori.
- Bencana Hidrometeorologi
a) Kawasan Rawan Banjir.
- Kecamatan Airmadidi : Desa Sawangan karena berada di
aliran/sungai Tondano.
- Kecamatan Kalawat : Desa Kuwil dan Desa Kaleosan karena
berada di aliran/sungai Tondano.
- Kecamatan Kema : Desa Kema I dan Desa Lilang.
- Kecamatan Wori : Desa Tiwoho, Desa Wori, Desa Kima Bajo,
dan Desa Minaesa.
- Kecamatan Likupang Timur : Desa Likupang I, Desa
Likupang II, Desa Likupang Kampung Ambong, Desa Maen,
Desa Sarawet, dan Desa Rondor.
- Kecamatan Likupang Selatan : Desa Kaweruan dan Desa
Batu.

BAB II Hal. 177


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

b) Kawasan Rawan Tanah Longsor.


- Kecamatan Airmadidi : Desa Sawangan, Desa Tanggari, Desa
Sampiri, dan Kelurahan Airmadidi Bawah.
- Kecamatan Kalawat : Desa Kuwil, Desa Kaleosan, dan Desa
Watutumou.
- Kecamatan Wori : Desa Tiwoho.
- Kecamatan Kema : Desa Lilang dan Desa Waleo.
- Kecamatan Likupang Timur : Desa Likupang I, Desa Maen,
dan Desa Sarawet.
- Kecamatan Dimembe : Desa Klabat.
- Kecamatan Likupang Selatan : Desa Kokoleh I, Desa Kokoleh
II, Desa Kaweruan, Desa Batu, dan Desa Werot.
- Kecamatan Likupang Barat : Desa Sonsilo dan Desa Munte.
c) Kawasan Rawan Kekeringan.
- Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Likupang Barat,
Kecamatan Kema, Kecamatan Wori.
d) Kawasan Rawan Kebakaran Hutan/Lahan.
- Kecamatan Airmadidi : Kawasan Gunung Klabat.
- Kecamatan Kema : Kawasan pesisir pantai.
- Kawasan Likupang Timur : Desa Likupang I dan Desa
Likupang II.
- Kecamatan Dimembe : Kawasan Gunung Klabat.
e) Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi Pantai.
- Kecamatan Wori : Desa Tiwoho, Desa Wori, Desa Kima Bajo,
dan Desa Minaesa.
- Kecamatan Likupang Timur : Kawasan pesisir pantai.
- Kecamatan Likupang Barat : Kawasan pesisir pantai.
- Kecamatan Kema : Desa Kema II, Desa Kema III, Desa Lilang,
dan Desa Makalisung.
f) Kawasan Rawan Bencana akibat Pertambangan.
- Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Dimembe, Kecamatan
Talawaan :daerah penambangan pasir, tanah.
- Kecamatan Talawaan : penambangan emas (tambang rakyat).
- Kecamatan Likupang Timur : penambangan emas dan biji
emas yang dikelola oleh swasta.
BAB II Hal. 178
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indonesia menjadi negara yang rentan terhadap dampak


perubahan iklim. Peningkatan curah hujan dan bahkan beberapa
wilayah di Indonesia mengalami dampak yang ekstrim saat ini. Karena
itu, pemerintah perlu melakukan mitigasi bencana dan manajemen
resiko untuk mencegah tingginya kerugian yang muncul dari perubahan
iklim.
Laporan khusus tentang pemanasan global 1,5oC yang dirilis
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan jika
pemanasan global melebihi 1,5oC akan berdampak buruk pada bencana
alam, peningkatan permukaan air laut, kemiskinan, ekosistem makhluk
hidup, bahkan ketahan pangan di berbagai belahan dunia. Bahkan
Living Planet Index yang meneliti lebih dari 4.000 spesies di dunia juga
merilis Living Planet Report 2019, dan statistik utama dari laporan ini
menunjukkan kepunahan spesies rata-rata 60% antara tahun 1970 dan
2014, yang berarti bahwa rata-rata populasi hewan pada tahun 2014
telah mengalami penurunan lebih dari setengah populasi mereka pada
tahun 1970.
Indonesia menginginkan untuk mengarahkan pertumbuhan
ekonomi dan penurunan resiko perubahan iklim terefleksikan dalam
reformasi kebijakan fiscal yang telah diperkenalkan di beberapa tahun
belakangan ini untuk memenuhi target penurunan gas rumah kaca yang
dideklarasikan pada tahun 2009. Diharapkan bahwa penurunan sebesar
26% apabila dilakukan pada level Business As Usual (BAU) sampai
dengan tahun 2020 atau 41% dengan dukungan internasional.
Kebijakan publik dan pembiayaannya akan memainkan peran yang
penting untuk memenuhi target tersebut.
Berdasarkan CDKN, laporan kajian 2012, salah satu mekanisme
kunci untuk memfasilitasi pembiayaan perubahan iklim di Indonesia
melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), yang dibentuk
pada tahun 2009 untuk mengumpulkan dan mengoordinasikan dana
dari berbagai sumber untuk membiayai kebijakan dan program
perubahan iklim di Indonesia, baik untuk mitigasi dan adaptasi.
Karena mitigasi perubahan iklim menjadi perhatian utama, kunci
utama untuk memenuhi komitmen ini adalah mendesain Rencana Aksi
Nasional terhadap penurunan emisi gas rumah kaca, yang diatur
BAB II Hal. 179
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dibawah Peraturan Presiden No. 61/2011. Rencana Nasional mengatur


pondasi untuk perencanaan Nationally Approved Mitigation Actions
(NAMAs) di bawah UNFCCC. Komitmen Indonesia untuk mereduksi emisi
gas rumah kaca telah menjadi salah satu pionir dari beberapa sebagian
kecil negara non Annex I untuk menentukan peraturan reduksi emisi
gas rumah kaca. Selain itu, rencana aksi regional terhadap penurunan
emisi gas rumah kaca (RAD-GRK), terdiri dari kontribusi provinsi untuk
menurunkan targetnya, dimana laporannya diterbitkan pada tahun
2012.
Upaya mewujudkan target penurunan emisi gas rumah kaca
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menerbitkan Peraturan Gebernur
Nomor 42 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca
2012-2020 di Provinsi Sulawesi Utara dengan sasaran sebagai berikut :
1. Terinventarisasinya bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai
sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan pada cakupan, kondisi
wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral dan karekteristik
daerah;
2. Terinventarisasinya tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario
tanpa intervensi kebijakan dan teknologi mitigasi (Baseline BAU) dari
bidang – bidang yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu yang
disepakati (Tahun 2010 – 2020);
3. Terumuskannya aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan
emisi GRK dari bidang/sub bidang terpilih (bidang kehutanan,
bidang pertanian, bidang energi, bidang transportasi bidang industri
dan bidang pengelolaan limbah), potensi reduksi emisi dari baseline
dari tahun 2010 sampai tahun 2020 untuk setiap aksi mitigasi yang
diusulkan;
4. Terumuskannya alokasi biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton
emisi GRK untuk setiap aksi yang diusulkan, jangka waktu
pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidentifikasi;
5. Terumuskannya skala prioritas dari usulan – usulan aksi mitigasi
terpilih;
6. Terumuskannya Lembaga Pelaksanaan dan pendanaan kegiatan yang
sudah diidentifikasi, pengukuran dan pemantauan program/kegiatan
RAD-GRK di Provinsi Sulawesi Utara. Rencana Aksi Daerah Gas
BAB II Hal. 180
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Rumah Kaca Provinsi Sulawesi Utara 2012-2020 akan dikaji ulang


secara berkala sesuai dengan perkembangan dinamika internasiona,
nasional dan daerah.
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
2.4.3.1 Angka Kriminalitas
Dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban, Kepolisian
Resort Minahasa Utara terus melakukan pengam anan di seluruh
wilayah Kabupaten Minahasa Utara, hal ini dilakukan agar supaya
masyarakat dan para pelaku usaha merasa adanya kenyamanan dalam
berinvestasi.
Angka kriminalitas di Kabupaten Minahasa Utara tahun
2017 sampai tahun 2020 di dominasi oleh kasus penganiayaan
setiap tahunnya, selanjutnya dikuti kasus seksual menempati
urutan kedua tertinggi dari berbagai jenis kriminal dan pada
urutan ketiga jenis kasus pencurian, keempat kasus penipuan dan
kasus pembunuhan pada urutan kelima, kasus pemalsuan uang
urutan ke enam sedangkan untuk unjuk rasa/demonstrasi tahun
2017 sebayak 5 kali tahun 2018 sebanyak 4 kali.
Tabel 2.144
Angka kriminalitas dan ujuk rasa/demonstrasi Tahun 2017 -2020
Wilayah hukum Kabupaten Minahasa Utara

Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020
A. KRIMINALITAS
Jumlah kasus narkoba
Jumlah kasus pembunuhan 7 7 8
Jumlah kasus seksual 42 42 59
Jumlah kasus penganiayaan 132 140 198
Jumlah kasus pencurian 35 57 63
Jumlah kasus penipuan 33 31 30
Jumlah kasus pemalsuan uang nihil 1 Nihil
B. UNJUK RASA/DEMONTRASI 5 4
Sumber : Polres MINUT, 2021.

BAB II Hal. 181


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.4.3.2. Kemudahan Perijinan


Dalam pembangunan perekonomian yang dinamis di tingkat
nasional maupun di tingkat regional dan lokal, penanaman modal
(investasi) menjadi faktor yang sangat penting karena berperan sangat
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan sumberdaya strategis nasional, implementasi dan
transfer keahlian dan teknologi, pertumbuhan ekspor dan meningkatkan
neraca pembayaran. Penanaman modal tersebut akan memberikan
banyak dampak ganda (multiplier effects) dan manfaat bagi banyak pihak
termasuk perusahaan, masyarakat dan pemerintah. Laju pertambahan
investasi dan tingkatproduktivitas yang dihasilkannya akan mendorong
tinggi dan luasnya jangkauan dampak yang ditimbulkan.
Dengan keunggulan lokasi Kabupaten Minahasa Utara terletak
antara Manado dan Bitung, dimana Manado adalah kota Bisnis
sementara Bitung adalah Kota Industri dan Pelabuhan, jadi Kabupaten
Minahasa Utara memiliki kemudahan dalam memasarkan hasil produksi
baik untuk lokal maupun luar pulau. Proses bongkar muat peti kemas di
Pelabuhan Bitung terus mengalami peningkatan setiap bulannya + 18
kali bongkar muat peti kemas yang berasal dari Surabaya dan Jakarta.
Dengan adanya peningkatan kegiatan ekonomi antara kedua kota
tersebut maka secara tidak langsung dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi Kabupaten Minahasa Utara. Jaringan transportasi darat yang
menghubungkan Kabupaten Minahasa Utara dengan daerah lain
terdapat hubungan langsung dengan Kota Manado, Kota Bitung dan
Tondano, sementara hubungan langsung melalui transportasi laut
dengan Minahasa Utara adalah Sanger Talaud, Sitaro dan Maluku Utara.
Transportasi Laut baik barang maupun penumpang di pelabuhan
Likupang dan pelabuhan ferri (penyeberangan) sedang dalam
penyelesaian dan persiapan peningkatan status menjadi pelabuhan
Nusantara, sedangkan Kema adalah dermaga perikanan. Pola jaringan
transportasi Udara untuk Kabupaten Minahasa Utara yaitu
berhubungan langsung melalui bandara Sam Ratulangi di Kota Manado.
Peranan investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang
lebih berkesinambungan terus diupayakan oleh Kabupaten Minahasa
Utara, dimana pada Tahun 2008 pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
BAB II Hal. 182
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

telah membentuk kantor pelayanan perijinan terpadu yakni dengan


Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, dengan demikian diharapkan
akan menumbuhkan iklim yang kondusif bagi investasi dan
pemberdayaan bagi ekonomi rakyat, dengan dibentuknya kantor
pelayanan perjinan terpadu, maka pelayanan perijinan yang semula
dilayani dibeberapa satuan kerja cukup dilayani dikantor pelayanan
perijinan terpadu mulai dari pendaftaran sampai dengan penerbitan
ijinyang diinginkan pemohon dengan lamanya proses perijinan selama 3
(tiga) hari. Nilai Investasi diharapkan meningkat melalui berbagai
langkah pokok yang diberikan Kabupaten Minahasa Utara antara lain :
a. Penerapan sistem informasi dan pelayanan investasi satu atap
(dengan lamanya proses perijinan selama 3 hari).
b. Pengkajian ulang Perda-Perda yang berkaitan dengan investasi
dan dunia usaha (peningkatan kepastiaan hukum).
c. Pembentukan perda di bidang investasi.
d. Penyusunan profil peluang investasi daerah.
e. Perbaikan kondisi infrastruktur.
f. Melaksanakan promosi investasi melalui berbagai sarana yang
layak.
Tabel 2.145
Rekapitulasi Perizinan dan Non Perizinan
Kabupeten Minahasa Utara Tahun (2019-2020)
Tahun
No Jenis Izin
2019 2020
1 Surat Izin Usaha Perdagangan 150 79
Tanda Daftar Perusahaan/ Nomor
2 579 700
Induk Berusaha
Izin Tempat Jualan Minuman
3 11 5
Beralkohol
4 Tanda Daftar Gudang 10 6
5 Izin Trayek 229 161
6 Izin Mendirikan Bangunan 592 208
7 Izin Lingkungan Hidup 18 20
Izin Tempat Penyimpanan
8 Sementara Limbah Bahan
5 12
Berbahaya
9 Izin Pembuangan Air Limbah 3 3
10 Izin Lokasi 8 7
11 Izin Usaha Jasa Konstruksi 49 27
12 Izin Usaha Industri - 1
13 Tanda Daftar Industri - -

BAB II Hal. 183


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tahun
No Jenis Izin
2019 2020
14 Bukti Pencatatan Kapal Perikanan 19 9
15 Izin Klinik - 2
16 Produksi Industri Rumah Tangga 10 2
17 Izin Apotik 10 2
18 Izin Optik - -
19 Izin Toko Obat - 1
20 Izin Laboratorium 14 12
21 Izin Dokter 24 68
22 Izin Praktek Dokter Spesialis 12 91
23 Izin Praktek Dokter Gigi 16 15
Izin Kerja/Surat Izin Praktek
24 83 229
Perawat
Izin Kerja/Surat Izin Praktek
25 2 6
Perawat Gigi
26 Ijin Praktek Bidan 40 42
27 Izin Rumah Sakit Tipe C dan D - -
28 Izin Praktek Apoteker 12 13
Izin Kerja Tenaga Teknis
29 5 15
Kefarmasian
30 Izin Kerja Refrasionis Optisien - -
31 Izin Kerja Praktek Fisioterapis 1 3
32 Izin Kerja Prakteek Ortosis Protesis - -
33 Izin Kerja Praktek Okupasi Terapis - -
34 Izin Kerja Praktek Terapis Wicara - -
35 Izin Praktek Anastesi - -
36 Izin Kerja Sanitarian 1 2
37 Izin Kerja Perekam Medis - 2
38 Izin Kerja Radiografer - -
39 Sertifikat Layak Sehat - -
Suray Terdaftar Penyehat
40 - -
Tradisional
41 Izin Memperkerjakan Tenaga Asing - -
42 Izin Usaha Peternakan - -
43 Izin Operasional Pendirian Sekolah 1 -
44 Tanda Daftar Usaha Pariwisata 8 3
Penunjukan dan Penetapan Lokasi
45 - 1
Tempat Pemakaman Bukan Umum
46 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba - -
Jumlah 1910 1749
Sumber : DPMPTSP Kabupaten Minahasa Utara tahun 2021

2.4.3.3. Pengenaan Pajak Daerah


Salah satu kunci keberhasilan pemungutan pajak daerah adalah
adanya kesadaran dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya,
untuk mewujudkan hal tersebut perlu diadakan pembinaan dan

BAB II Hal. 184


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

penyuluhan /intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah.


Ini dibuktikan dengan prosentase pemasukan pajak dan retribusi daerah
dari Tahun ke Tahun semakin membaik, adapun macam-macam pajak
yang dikenakan oleh pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, yaitu :
Macam – Macam Pajak :
1. Pajak Hotel Bintang Empat
2. Pajak Hotel Bintang Dua
3. Pajak Hotel Melati Tiga
4. Pajak Hotel Melati Satu
5. Pajak Restoran
6. Pajak Rumah Makan
7. Pajak Hiburan Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana
8. Pajak Hiburan Permainan Biliar
9. Pajak Hiburan Permainan Ketangkasan
10. Pajak Reklame Papan/Bill Board/Videotron/Megatron
11. Pajak Reklame Kain
12. Pajak Reklame Melekat/Stiker
13. Pajak Penerangan Jalan PLN
14. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol C Asebes
Macam – Macam Retribusi
1. Retribusi Pelayanan Pendidikan
2. Retribusi Jasa Ketatausahaan
3. Retribusi Pelayanan Kesehatan
4. Retribusi Penggantian Biaya cetak Peta
5. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
6. Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi
7. Retribusi pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
8. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)
9. Retribusi Pelayanan Jasa Pos dan Telekomunikasi
10. Retribusi Terminal
11. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
12. Retribusi Izin Trayek
13. Retribusi Izin Gangguan/Keramaian
14. Retribusi Izin Penyimpanan Bahan Bakar (IPBB)
15. Retribusi Pelayanan Pasar
BAB II Hal. 185
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

16. Retribusi Izin Usaha Peternakan dan Pertanian


17. Retribusi Pengurusan Perijinan Pemungutan Kayu/Non Kayu
Tanah Milik.
18. Retribusi Pendaftaran Chain Saw (STPGR)
19. Retribusi Tempat Penimbunan kayu
20. Retribusi Izin Air Bawah Tanah
21. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
22. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
23. Retribusi Izin Usaha Perikanan
24. Retribusi Izin Usaha Perdagangan

2.4.4. Fokus Sumberdaya Manusia


2.4.4.1. Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3)

Tabel 2.146
Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah
1 8.098 9.373 10.159 10.497 10.993
Lulusan S1
Jumlah
2 734 804 873 905 933
Lulusan S2
Jumlah
3 81 86 89 91 93
Lulusan S3
Jumlah
4 Lulusan S1/ 8.913 10.263 11.121 11.493 12.019
S2/S3
Jumlah
5 217.008 218.873 220.856 221.988 223.009
Penduduk
Rasio Lulusan
410,72 468,90 503,54 517,73 538,95
S1/S2/S3
Sumber : Disdukcapil Kab. Minahasa Utara dan Olahan Bapelitbang, 2021

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah lulusan S1/S2/S3 yang ada
di Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun 2020 sebanyak 12.019
dengan rasio lulusan 538,95.

BAB II Hal. 186


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2.4.4.2. Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan)


Rasio ketergantungan adalah suatu ukuran yang menjelaskan
mengenai beban yang harus ditanggung oleh pekerja. Rasio ini
menghitung jumlah penduduk tidak produktif dan membaginya dengan
jumlah penduduk produktif. Adapun rasio ketergantungan Kabupaten
Minahasa Utara bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.147
Rasio Ketergantungan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk
1 45.869 45.733 45.507 46.161 46.509
Usia < 15 Tahun

Jumlah Penduduk
2 13.946 15.262 16.377 17.023 16.948
Usia > 64 Tahun
Jumlah Penduduk
3 Usia Tidak produktif 59.815 60.995 61.884 63.184 63.457
(1+2)
Jumlah Penduduk
4 157.193 157.878 158.972 158.804 159.552
Usia 15-64 Tahun

Rasio
38,05 38,63 38,93 39,79 39,77
Ketergantungan
Sumber : Disdukcapil Kab. Minahasa Utara, 2021

Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dapat dilihat dalam Lampiran


I buku RPJMD ini.

2.5. Evaluasi pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/


Sustainable Development Goals (TPB/SDG’S di Kabupaten
Minahasa utara.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable
Development Goals (SDGs) merupakan agenda internasional yang
merupakan kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau
Millennium Development Goals (MDGs), dimana MDGs dicetuskan pada
tahun 2000 dan berakhir pada tahun 2015. TPB/SDG’s terdiri atas 17
tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah

BAB II Hal. 187


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk


keselamatan manusia dan planet Bumi. Target pembangunan universal
yang tertuang dalam SDG’s membutuhkan dukungan dari semua elemen
masyarakat dunia, termasuk dari pemerintahan, Lembaga Swadaya
Masyarakat, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat. Di setiap
negara, tidak hanya negara miskin dan berkembang tetapi juga negara
maju, rumusan SDG’s merupakan sumber penting untuk menyelaraskan
strategi dan kebijakan agar kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik.
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah menyusun Rencana Aksi
Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (RAD-TPB) Minahasa Utara
Tahun 2019. Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
Sustainable Development Goals (SDGs) di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2019. TPB/SDGs merupakan komitmen internasional untuk
meningkatkan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya,
sehingga menjadi salah satu acuan dalam pembangunan nasional dan
daerah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan.
Pengarusutamaan pencapaian TPB/SDGs dalam RPJMN Tahun
2020-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dilakukan dalam
bentuk rumusan kebijakan, program, kegiatan, indikator yang terukur
serta sumber pembiayaannya.
Gambaran umum integrasi TPB/SDGs ke dalam rencana pembangunan
ditingkat nasional maupun daerah .

Gambar 2.20 Integrasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam


Dokumen Perencanaan Pembangunan

BAB II Hal. 188


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi


Sulawesi Utara Tahun 2021-2026 dan RPJMD Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2021 – 2026 merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional jangka menengah yang dijadikan
pedoman atau acuan penyusunan dokumen perencanaan lainnya karena
memuat visi, misi, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan daerah,
serta tahapan pelaksanaannya selama 5 (lima) tahun.
Agenda Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2030 yang disusun di
tingkat global beriringan dengan periode Pemerintah Indonesia
menyusun RPJMN Tahun 2020-2024 dan Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara dalam pelaksanaan RPJMD Tahun 2021-2026. Agenda
pembangunan berkelanjutan dengan 94 target dari 169 target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(TPB/SDGs telah diarusutamakan dalam Visi dan Misi RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas
hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. SDGs merupakan
komitmen global dan nasional dalam upaya untuk mensejahterakan
masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Mengakhiri Kemiskinan;
(2)Menghilangkan Kelaparan; (3) Hidup Sehat dan Sejahtera; (4)
Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan
Sanitasi; (7) Energi Terjangkau dan Terbarukan; (8) Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10)
Mengurangi Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman Berkelanjutan);
(12) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan; (13) Mengatasi
Perubahan Iklim; (14) Sumber Daya Maritim Berkelanjutan; (15)
Pengelolaan Ekosistem Terestrial Berkelanjutan; (16) Perdamaian,
Keadilan dan Kelembagaan yang Kukuh; (17) Kemitraan Pembangunan
yang Berkelanjutan.
BAB II Hal. 189
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Gambar 2.21 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/


Sustainable Development Goals

Agenda ini wajib dimplementasikan oleh seluruh jajaran


pemerintahan di Indonesia mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga
kabupaten/kota. Bedasarkan undang-undang otonomi daerah,
pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan yang besar untuk
mementukan arah dan kebijakan pembangunan di daerah masing-
masing. Kewenangan ini seyogiaya dikonversi ke dalam komitmen yang
tinggi dan perencanaan yang baik dalam mengimplementasi 17 Agenda
SDGs. Untuk itu pemerintah kabupaten/kota perlu melakukan
peninjauan dan penyesuaian agenda prioritas pembangunan masing-
masing daerah dengan agenda SDGs.
Kabupaten Minahasa Utara berkomitmen dalam pelaksanaan
TPB/SDGs dalam upaya transformasi peradaban global yang lebih adil,
damai, sejahtera, dan berkelanjutan sebagai perwujudan pelaksanaan
kebijakan bebas dan aktif di kancah nasional dan dunia. Hal ini
mengingat bahwa pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs tidak hanya
sangat penting bagi rakyat Indonesia khususnya di Kabupaten Minahasa
Utara.
Berdasarkan telaah terhadap RPJMD, terdapat kesesuaian yang
nyata antara 17 agenda SDGs dengan visi Kabupaten Minahasa Utara

BAB II Hal. 190


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dalam mewujudkan Minahasa Utara hebat melalui perubahan untuk


kemajuan dan kesejahteraan berlandaskan iman dan gotong royong dan
dijabarkan dalam 4 misi seperti yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2021 – 2026. Berdasarkan berbagai telaah dan
komitmen tinggi pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam
implementasi SDGs, pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah
menyusun Rencana Aksi Daerah Sustainable Development Goals (RAD-
SDGs) Tahun 2019-2021 yang merupakan penyelasaran dan penjabaran
17 tujuan, 169 target dan 240 indikator SDGs. Secara teoritis, Rencana
Aksi Daerah Sustainable Development Goals (RADSDGs) Tahun 2019 –
2021 Kabupaten Minahasa Utara merupakan suatu dokumen yang
tersusun untuk digunakan sebagai acuan implementasi program
pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dalam
kerangka praktis, Dokumen RAD-SDGs ini merupakan dasar dan
pedoman bagi para pemangku kepentingan di Kabupaten Minahasa
Utara dalam mendorong terciptanya pemerintahan yang baik menuju
tercapainya kesejahteraan masyarakat yang inklusif seperti dalam poin
jabaran berikut ini
Sejak ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Kabupaten Minahasa Utara terus membangun pemahaman publik akan
pentingnya SDGs dan relevansi keterlibatan semua pihak dalam
pelaksanaan dan pencapaiannya.

Tujuan 1. Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan Dimanapun

a. Keadaan dan Kecenderungan


Kondisi kemiskinan Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat dari
indikator-indikator dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.148 Indikator Kemiskinan Kabupaten


Minahasa Utara Tahun 2010 – 2019

Indeks Indeks
Jumlah Persentase Garis
Kedalaman Keparahan
Tahun Penduduk Penduduk Kemiskinan
Kemiskinan Kemiskinan
Miskin Miskin (Rp/Kapita/Bln)
(P1) (P2)
2010 15,8 8,39 227.418 1,05 0,19

BAB II Hal. 191


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indeks Indeks
Jumlah Persentase Garis
Kedalaman Keparahan
Tahun Penduduk Penduduk Kemiskinan
Kemiskinan Kemiskinan
Miskin Miskin (Rp/Kapita/Bln)
(P1) (P2)
2011 14,1 7,38 235.437 0,83 0,19
2012 12,9 6,69 238.293 0,90 0,23
2013 15,7 8,02 241.801 0,72 0,13
2014 15,3 7,75 243.645 0,81 0,14
2015 16,03 8,12 261.951 1,07 0,20
2016 15,71 7,90 282.494 1,55 0,45
2017 14.93 7,46 294.308 0,92 0,17
2018 14.13 6,99 300.764 1,15 0,32
2019 14,09 6,93 321.679 0,87 0,16
Sumber : BPS Kab. Minahasa Utara,2020

Data menunjukkan bahwa persentase tingkat kemiskinan di


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019 masih dibawah dari Provinsi
Sulawesi Utara yang pada bulan September Tahun 2019 berada pada
angka 7,51% dan berada di bawah nilai Nasional 9,22%.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus
mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan
penanggulangan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi
tingkat kedalaman kemiskinan (Poverty Gap) dan keparahan kemiskinan
(Poverty Severity).
Dilihat dari kualitas kemiskinan tampak bahwa terjadi penurunan
indeks kedalaman kemiskinan (P1) yang cukup tinggi pada Tahun 2019.
Kondisi Tahun 2019 untuk Kabupaten Minahasa Utara yang hanya 0,87
tetapi masih berada di atas indeks kedalaman kemiskinan Provinsi
Sulawesi Utara yang mencapai 0,46 pada bulan September Tahun 2019.
Garis kemiskinian Kabupaten Minahasa Utara tahun 2019 sebesar Rp.
321.679.

BAB II Hal. 192


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tantangan utama pencapaian tujuan ini adalah tren penurunan


angka kemiskinan yang relatif stagnan dari 6,99% pada Tahun 2018
hanya menjadi 6,93% Tahun 2019.
Tingkat kemiskinan Kabupaten Minahasa Utara membutuhkan
upaya yang tidak biasa untuk dapat mencapai target RAD yang
ditetapkan. Karakteristik antar kecamatan yang relatif beragam,
khususnya di wilayah kota dan kepulauan juga menjadi tantangan
tersendiri untuk dapat mencapai target indikator pada RAD. Selain itu
juga keakuratan data penduduk miskin yang perlu diverifikasi dan
divalidasi kembali karena masih ada penduduk yang sudah tidak
tergolong masyarakat miskin tetapi masih didata sebagai penduduk
miskin, dan sebaliknya ada masyarakat yang benar-benar miskin tetapi
tidak masuk dalam daftar penduduk miskin sehingga tidak
mendapatkan bantuan dari pemerintah, dan akhirnya memperparah
tingkat kemiskinan masyarakat tersebut.
Upaya menurunkan angka kemiskinan dihadapkan pada
tantangan dimensi lainnya, yaitu rendahnya intensitas program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis penciptaan pendapatan.
Upaya terkait dengan meringankan beban pengeluaran telah banyak
dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program perlindungan
sosial antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), Program Beras
Sejahtera (Rastra), Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program
Indonesia Pintar (PIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS). Namun,
upaya penanggulangan kemiskinan yang berbasis pada upaya untuk
meningkatkan pendapatan masih relatif rendah. Upaya yang telah
dilakukan pemerintah sejauh ini antara lain Program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Upaya
tersebut sejauh ini masih belum optimal yang tercermin dari masih
rendahnya pertumbuhan pendapatan kelompok 40% terbawah
dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Sejumlah pembelajaran yang dapat diambil dari kondisi tersebut
diantaranya, memastikan ketepatan data sasaran untuk intervensi
program/kegiatan baik oleh pemerintah maupun non pemerintah. Pada
sisi yang lain, inovasi progam/kegiatan yang menyesuaikan dengan
karakteristik wilayah) baik secara sosial, ekonomi maupun budaya) juga
BAB II Hal. 193
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

memainkan peran yang penting. Untuk mendorong hal tersebut,


keterlibatan/partisipasi masyarakat mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi program/kegiatan perlu
ditingkatkan.
c. Kebijakan dan Strategi
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah memiliki Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, yang bertugas untuk
mengoordinasikan dan mengintegrasikan program penanggulangan
kemiskinan atau yang berkenaan dengan penanggulangan kemiskinan
pada perangkat daerah/unit kerja pada perangkat daerah dan/atau
pemangku kepentingan lainnya.
Tingkat kemiskinan terkait erat dengan kondisi sejumlah variabel
di antaranya, tingkat inflasi, pola distribusi pengeluaran dan jumlah
penduduk, kelompok penduduk referensi, pola konsumsi dari paket
komoditi, harga kalori komoditi makanan, jumlah kalori komoditi
makanan, serta program bantuan kemiskinan. Oleh karenanya,
kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara mengacu pada upaya untuk menurunkan tingkat
kemiskinan berdasarkan pada masalah-masalah tersebut.
Beberapa kegiatan utama yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara untuk mengurangi tingkat kemiskinan
antara lain; Program Keluarga Harapan (PKH), Program Beras Sejahtera
(Rastra), Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Indonesia
Pintar (PIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS), Program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Serta
adapun program/kegiatan dari Organisasi Perangkat Daerah dan melalui
dana CSR.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Berpijak pada poin-poin yang telah dijabarkan, terdapat dua
aspek penting yang dapat dijadikan pintu masuk bagi upaya percepatan
pencapaian TPB/SDGs. Kedua aspek tersebut yakni mengoptimalkan
kolaborasi program/kegiatan lintas sektor dan memastikan validasi data
sasaran untuk penanggulangan kemiskinan.

BAB II Hal. 194


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tujuan 2. Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan


dan Gizi yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan

a. Keadaan dan Kecenderungan


Stunting atau kondisi pendek dan sangat pendek pada anak
dibawah dua tahun (indikator 2.2.1) merupakan salah satu masalah gizi
utama yang dihadapi di Indonesia saat ini. Stunting mengakibatkan
kondisi otak menjadi kurang berkembang, termasuk mengakibatkan
kemampuan mental yang tidak optimal dan memiliki risiko terhadap
penyakit-penyakit kronis di masa yang akan datang seperti diabetes,
hipertensi dan obesitas. Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan
saat kehamilan serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan
janin dan risikonya terhadap stunting.
Prevalensi stunting di Indonesia menurut WHO menempati urutan
tertinggi ketiga dari negara-negara di Asia pada Tahun 2017 dengan
angka 36,4%. Dengan tingginya angka stunting ini tentu akan sangat
mempengaruhi bagaimana modal manusia yang dimiliki oleh Indonesia.
Prevalensi stunting balita secara nasional sejak Tahun 2007 relatif
mengalami pergerakan perbaikan yang lambat, secara berturut-turut
berada pada angka berikut yaitu: 36,8% di Tahun 2007, kemudian turun
sedikit 35,6% di Tahun 2010, dan memburuk di Tahun 2013 menjadi
37,2%. Pada Tahun 2018, pergerakan tersebut menjadi lebih cepat
dibanding 10 tahun sebelumnya, dimana tercatat menjadi 30,8% atau
turun sebesar 6,4 poin persentase (Riskesdas).
Sementara itu, Kabupaten Minahasa Utara sesuai Riskesdas
mencatatkan angka stunting pada Tahun 2018 adalah 35,44% dimana
Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten paling tinggi angka
stunting di Provinsi Sulawesi Utara. Kemudian pada Tahun 2019 sesuai
Survei Status Gizi Balita Indonesia, angka stunting Kabupaten Minahasa
Utara menjadi 16,16%. Dan berdasarkan data dari e-PPGBM akhir bulan
Desember 2019, Kabupaten Minahasa Utara berhasil mencatatkan
perbaikan yang signifikan dengan pencapaian 9,4%. Hal ini merupakan
suatu prestasi tersendiri bagi Kabupaten Minahasa Utara.

BAB II Hal. 195


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

b. Tantangan dan Pembelajaran


Permasalahan stunting adalah permasalahan gizi kronik yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, kondisi
ibu (usia ibu saat hamil, jarak kehamilan yang dekat, asupan nutrisi
saat hamil), kesakitan pada bayi, ketersediaan air dan sanitasi yang
bersih dan layak, serta kurangnya asupan gizi pada bayi. Oleh
karenanya, penanganan yang dilakukan untuk mengurangi angka
stunting harus dilakukan dari berbagai pendekatan. Tentu ini bukan
sesuatu yang mudah dan menjadi tantangan utama dalam pencapaian
tujuan ini.
Sebagai contoh faktor-faktor yang menyebabkan stunting adalah
kondisi ibu saat hamil, remaja putri yang berisiko kekurangan energi
kronik (KEK) dan persentase ibu hamil berisiko KEK sehingga potensi
bayi lahir akan mengalami stunting.
Gambar 2.22

Faktor lainnya, ketika berbicara stunting dipengaruhi oleh


ketersediaan air dan sanitasi yang bersih dan layak, belum semua
rumah tangga di Kabupaten Minahasa Utara memiliki akses tersebut.
Permasalahan aksesibilitas dan keadilan dalam mendapatkan sumber
air minum yang layak dan berkelanjutan serta sanitasi yang baik masih
menjadi tugas untuk diselesaikan melalui pendekatan kerja yang holistik
dan integratif, melibatkan seluruh aktor pemerintah dan nonpemerintah.

BAB II Hal. 196


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi


Intervensi gizi paling utama pada stunting harus dilakukan
selama 1000 Hari Pertama Kehidupan), sejak terjadinya konsepsi,
sampai dengan setidaknya dua tahun pertama setelah kelahiran anak.
Oleh karenaya, pendekatan terhadap penanggulangan stutning
difokuskan kepada empath al yakni bagaimana mempersiapkan ibu
sebelum dan selama hamil, pemebrian gizi yang lengkap kepada bayi
dan balita, peningkatan ketahanan pangan bagi warga serta penyediaan
infrastruktur yang terkait penyediaan air minum dan sanitasi.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam mempersiapkan
ibu sebelum dan selama hamil diantaranya adalah upaya promotif
kesehatan untuk para remaja putri, memberikan penambah darah
untuk mencegah anemia bagi remaja perempuan dan perempuan
dewasa, serta pemeriksaan kehamilan secara berkala. Selanjutnya,
mengenai pemberian gizi yang lengkap kepada bayi dan balita,
Kabupaten Minahasa Utara telah memiliki kegiatan-kegiatan seperti
kampanye pemberian ASI eksklusif, pemenuhan kebutuhan dasar bagi
anak balita serta penatalaksanaan imunisasi dasar.
Adapun kegiatan dan inovasi yang sudah dilaksanakan
Kabupaten Minahasa Utara dalam rangka penurunan stunting antara
lain :

- “Sabua Kantin” (Semua Berusaha Menurunkan Stunting ) di


Puskesmas Wori.
- “Sapa Ceria” (Sabtu Patuh Cegah Remaja Putri Anemia) di
Puskesmas Kolongan.
- “Harapan Kekasih Hati” (Pantau Keberhasilan ASI Eksklusif untuk
Pencegahan Stunting) di Puskesmas Talawaan.
- “Rica Roa” (Gerakan Lincah Atasi Resiko Anak Stunting) di
Puskesmas Airmadidi. Dengan beberapa kegiatan :
 Remaja putri dapat tablet tambah darah
 Ibu hamil KEK mendapat PMT
 Cepat penanganan penyakit lainnya
 Anak gizi buruk dan gizi kurang dapat perawatan PMT
 Rumah sehat dengan air bersih dan jamban sehat

BAB II Hal. 197


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

 Obat cacing diberikan pada balita 6 bulan sekali


 Anak ditimbang di posyandu dan dapat suntikan imunisasi
lengkap
- “Genlawas” (Generasi Milenial Wujudkan Watudambo Bebas
Stunting)
- Pos cegah stunting di Kecamatan Wori (Desa Tiwoho, Bulo, Budo,
Kulu, Talawaan Bantik, Lantung dan Minaesa). Dengan kegiatan :
 Pemberian makanan selama 14 hari
 Pemantauan pertumbuhan
 Pemeriksaan kesehatan.
- “Maledong” (Mari Lakukan Gerakan Peduli For Stunting). Dengan
kegiatan :
 Penimbangan dan pos gizi
 Konsul sanitasi
 KIA
 Penyuluhan
 Wisuda imunisasi
 Pemberian sertifikat ASI eksklusif
 Pengobatan
 Pemeriksaan laboratorium
- Sosialisasi anti stunting dan pemilihan duta stunting di Desa
Watudambo Kecamatan Kauditan
- Rembuk stunting di Desa Kawangkoan Kecamatan Kalawat
- “Sita Daya Papa” (Informasi Tentang Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak/website)
- Forum kesehatan reproduksi remaja
- Biaya operasional keluarga berencana
- Penyediaan infrastruktur yang terkait penyediaan air minum dan
sanitasi yang bersih dan layak, diantaranya dengan melakukan
pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) di beberapa
tempat dan pembangunan sanitasi yang layak serta pengelolaan
sistem limbah (IPAL).
- Kegiatan Pamsimas.

BAB II Hal. 198


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

- Dan adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sektor


nonpemerintah seperti PT. Meares Soputan Mining melalui dana
CSR, yang ditampilkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.23

d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs


Terdapat dua upaya utama dalam percepatan pencapaian
TPB/SDGs. Pertama, intensifikasi program dan kegiatan yang sudah
ada, baik di sektor pemerintah maupun nonpemerintah. Data
pencapaian prevalensi stunting di Tahun 2019 adalah salah satu bukti
bahwa intervensi yang dilakukan di Kabupaten Minahasa Utara telah
menunjukkan keberhasilan bagi pengurangan stunting.
Upaya kedua yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
partisipasi aktor nonpemerintah dalam penanggulangan stunting,
terutama yang sifatnya promotive dan preventif. Setiap pihak, mulai dari
keluarga hingga masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam
memastikan keterpenuhan hak-hak dasar (khususnya terkait asupan
gizi, edukasi kesehatan bagi remaja, dan akses terhadap infrastruktur
dasar yang layak) bagi ibu hamil dan bersalin, balita, anak usia sekolah,
remaja dan para dewasa muda.

BAB II Hal. 199


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tujuan 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan


Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia

a. Keadaan dan Kecenderungan


Ada beberapa indikator yang terdapat pada Tujuan 3, pada Tahun
2019 untuk angka kematian ibu (indikator 3.1.1*) 163,6; angka
kematian neo natal per 1000 kelahiran hidup (indikator 3.2.2*) dan
angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (indikator 3.2.2(a)) 2,9.

Tabel 2.150 Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, Angka


Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2015 – 2019
Angka
Angka Kematian Angka
Tahun Kelangsungan
Bayi Kematian Ibu
Hidup Bayi
2015 1,97 56,32 998
2016 1,42 142,37 998
2017 1,43 143,88 998
2018 2,32 87,28 998
2019 2,9 163,6 998
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2020

b. Tantangan dan Pembelajaran


Terdapat tantangan dalam rangka pencapaian tujuan 3, yaitu
aspek kelembagaan dan operasional bidang kesehatan dimana SDM
yang kompeten dan berkualitas masih relatif terbatas. Dan masih
diperlukan koordinasi pembinaan dan pengawasan lintas sektoral.
Selain itu, penguatan pada perencanaan dan penganggaran di bidang
kesehatan juga merupakan hal penting, khususnya pada upaya yang
mendukung kegiatan promotif dan preventif. Tantangan lainnya
membangun pola hidup masyarakat yang sehat, masyarakat pada
umumnya memiliki kebiasaan makan dan olahraga yang belum
mendukung pola hidup yang sehat. Juga ketersediaan data untuk
digunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan penentuan intervensi
program/kegiatan.

BAB II Hal. 200


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi


Dalam rangka pengurangan angka kematian ibu dan bayi, dilakukan
kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi dan peningkatan standar
dan kualitas fasilitas kesehatan.

d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs


Upaya percepatan pencapaian tujuan 3 yaitu melalui peningkatan
kualitas proses perencanaan dan implementasi dari program dan
kegiatan, khususnya berkaitan dengan jumlah dan kapasitas SDM serta
tekonologi informasi yang terintegrasi. Upaya lainnya yaitu mendorong
program/kegiatan yang fokus pada peningkatan pola hidup sehat, dan
selain itu meningkatkan partisipasi dari pihak non pemerintah dalam
penyelenggaraan program dan kegiatan kesehatan.

Tujuan 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata


Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

a. Keadaan dan Kecenderungan


Fokus utama dari pencapaian pada tujuan ini yaitu menjamin
kualitas pendidikan yang inklusif dan merata, serta meningkatkan
kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Keberhasilan kedua
fokus tersebut dapat diindikasikan melalui capaian atas target pada
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM.
Pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Minahasa
Utara untuk jenjang pendidikan SD/MI/Sederajat (indikator 4.1.1(d))
98,75% dan APK jenjang SMP/MTs/Sederajat (indikator 4.1.1(e))
93,65%.
Tren APK SD/MI/Sederajat Kabupaten Minahasa Utara dalam
lima tahun terakhir (tabel III-2) mengalami fluktuatif, selanjutnya untuk
APK SMP/MTs/Sederajat mengalami penurunan pada Tahun 2016 dan
2017 tetapi kembali meningkat di Tahun 2019.

BAB II Hal. 201


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.150 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi


Kasar (APK) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2015 – 2019

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

Angka Partisipasi
Murni (APM)

SD/Sederajat
93,01 84,58 98,53 97,36 98,88
SLTP Sederajat
47,20 52,43 67,11 78,81 46,39

Angka Partisipasi
Kasar (APK)

SD/Sederajat
118,03 100,66 119,09 99,96 98,75
SLTP Sederajat
91,92 83,71 74,04 77,63 93,65

Sumber: Dinas Pendidikan Kab.Minahasa Utara, 2020

b. Tantangan dan Pembelajaran


Dalam mencapai indikator-indikator di Tujuan 4, terdapat
beberapa tantangan yang dihadapi. Pertama adalah mengenai kondisi
data. Terdapat perbedaan data antara yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendidikan dan BPS mengenai data-data terkait pendidikan (diantaranya
APK dan APM). Data digunakan dalam pengambilan keputusan
mengenai program atau intervensi yang harus dilakukan. Jika dilakukan
perbaikan dan penyelarasan antara data-data yang ada sehingga hanya
ada satu data, tentu akan lebih meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan.
Tantangan kedua adalah mengenai kondisi implementasi program
atau kegiatan di lapangan mencakup penerjemahan program dan
kompetensi SDM. Dalam menerjemahkan konsep dan program
pendidikan dari pemerintah pusat, seringkali pihak sekolah masih

BAB II Hal. 202


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

memerlukan pemahaman lebih baik mengenai teknis pelaksanaan


program.
Selanjutnya tantangan ketiga adalah mengenai kualitas guru dan
kualitas sekolah, yang diindikasikan oleh jumlah pendidik yang
bersertifikat dan akreditasi sekolah. Tantangan terakhir adalah
mengenai perlu dilakukannya integrasi kegiatan-kegiatan dari aktor
nonpemerintah dengan kegiatan-kegiatan pemerintah.

c. Kebijakan dan Strategi


Dalam rangka mencapai target Tujuan 4, secara garis besar
kebijakan dan strategi terbagi dalam tiga bagian, yaitu yang terkait
dengan peningkatan akses dan partisipasi, peningkatan mutu
pendidikan, serta penyediaan sarana dan prasarana belajar yang layak.
Bagian pertama, meningkatkan akses dan partisipasi anak-anak
untuk berada di sekolah, baik jenjang PAUD, SD/MI/sederajat dan
SMP/MTs/sederajat. Kegiatan pemerintah yang terkait peningkatan
akses dan partisipasi tersebut diantaranya dengan memberikan bantuan
biaya personal pendidikan bagi peserta didik yang diprioritaskan bagi
siswa miskin dan rentan; penyelenggaraan ujian sekolah program
kesetaraan paket A, B, C; serta membangun PAUD. Selain itu, terdapat
juga aktor nonpemerintah yang turut berkontribusi terhadap upaya
peningkatan partisipasi terhadap pendidikan, seperti kegiatan melalui
dana CSR.
Kedua, mengenai peningkatan mutu pendidikan, beberapa upaya
yang telah dilakukan, adalah pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan melalui pelatihan-pelatihan, pemberian pembinaan
berkelanjutan kepada peserta didik dan sekolah melalui kompetisi
berjenjang, penyediaan biaya operasional pendidikan bagi sekolah, dan
lain sebagainya.
Terakhir, adalah mengenai penyediaan sarana dan prasarana
belajar yang layak. Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melakukan
rehabilitasi gedung-gedung sekolah agar memenuhi standar nasional
pendidikan. Selain itu juga dilakukan pengadaan alat-alat peraga
pendidikan di masing-masing satuan pendidikan yang ada di Kabupaten
Minahasa Utara.
BAB II Hal. 203
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

d. Upaya Percepatan Pecapaian TPB/SDGs


Sebagai upaya percepatan pencapaian Tujuan 4, terdapat tiga hal.
Pertama, terkait dengan perbaikan system dan data pendidikan.
Perlunya peningkatan koordinasi baik di dalam pemerintah kabupaten
maupun dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk melakukan
pengintegrasian data-data pendidikan. Selain itu juga diperlukan
penyempurnaan data base level kabupaten agar data yang dimiliki
mutakhir dan mudah diakses.
Percepatan kedua adalah melalui upaya membuka akses
kolaborasi, terutama dengan pihak dunia usaha, agar dapat lebih
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Terakhir,
melakukan evaluasi terhadap sekolah-sekolah secara berkala terhadap
layanan pendidikan yang diberikan, agar memiliki kualitas pendidikan
yang tinggi.

Tujuan 5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum


Perempuan

a. Keadaan dan Kecenderungan


Upaya perlindungan perempuan dan anak, terutama terhadap
berbagai tindak kekerasan, terus menjadi prioritas oleh Pemerintah
untuk di tingkatkan, karena hal tersebut merupakan salah satu
komponen utama dalam bidang kesejahteraan rakyat.
Dari data yang ada, jumlah Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) di Kabupaten Minahasa Utara terus menurun. Pada Tahun 2018,
jumlah KDRT 1 kasus dan pada Tahun 2019 sudah tidak ada laporan
kasus KDRT di Kabupaten Minahasa Utara, dengan persentase korban
kekerasan terhadap perempuan yang mendapat layanan komprehensif
(indikator 5.2.2(a)) sebesar 100%.
Peran partai politik berkaitan dengan pemihakan terhadap
peningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanisme
pencalonan anggota legislatif. Ketentuan kuota seperti termuat dalam
undang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30% bagi perempuan
tidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluang bagi
partai politik menempatkan calon perempuan sekadar pengumpul suara
(vote getter) atau alat legitimasi, sehingga proporsi kursi yang diduduki

BAB II Hal. 204


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

perempuan di parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah


daerah (indikator 5.5.1*) hanya sebesar 13,33%.

Tabel 2.151 Perbandingan Jumlah Anggota DPRD


Kabupaten Minahasa Utara Periode 2012-2019

Tahun
Satua
Uraian 2012 201 201 201 201 201 201 201
n
3 4 5 6 7 8 9

Jumlah anggota Orang 25 25 30 30 30 30 30 30


DPRD
Komposisi anggota
DPRD berdasarkan
jenis
kelamin
Orang 21 21 23 23 23 23 23 26
C. Pria
D. Wanita Orang 4 4 7 7 7 7 7 4
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Utara, 2020

b. Tantangan dan Pembelajaran


Pada tujuan 5, Kabupaten Minahasa Utara memfokuskan pada
target 5.2 yaitu menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum
perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang
dan eksploitasi seksual serta berbagai jenis eksploitasi lainnya. Dan
yang menjadi tantangannya yaitu untuk mendapatkan data-data secara
lengkap, data menjadi sangat penting untuk pengambilan keputusan
mengenai apa dan bagaimana intervensi yang paling tepat dalam
menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Tantangan berikutnya adalah bahwa angka-angka yang terkait
dengan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak atau angka
pernikahan anak. Sebagai contoh, angka prevalensi kekerasan terhadap
perempuan dan anak jika berkurang, apakah karena semakin sedikit
kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak, atau semakin sedikit
yang mau mengungkapkannya. Demikian pula jika angka tersebut
meningkat.
Sangat sering kekerasan terhadap anak, menjadi ranah domestik
saja, sehingga angka kekerasan tersebut merupakan angka yang

BAB II Hal. 205


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

terungkap dan kemudian mendapatkan penanganan, dan kemudian


mendapatkan penanganan, bukan angka yang menyatakan jumlah
kejadian. Mengingat hal demikian, pencegahan dan penanganan
kekerasan perempuan dan anak harus dilakukan secara menyeluruh
dan melibatkan berbagai pihak. Program-program yang sifatnya
pendidikan dan pemberdayaan kepada masyarakat, terutama
perempuan dan anak, tidak boleh dilupakan sebagai bagian pencegahan.
Masyarakat juga didorong atau bahkan diberikan insentif jika berani
melaporkan ketika menemui kekerasan terhadap perempuan dan anak
yang terjadi di sekelilingnya dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Dan untuk masalah keterwakilan perempuan di parlemen, perlu
sosialisasi lagi kepada masyarakat pentingnya peran perempuan dalam
parlemen untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak
agar supaya saat pemilihan legislatif banyak tokoh perempuan yang
dipilih untuk duduk dalam parlemen sehingga bisa membawa aspirasi
perempuan.

c. Kebijakan dan Strategi


Sebagai upaya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak, pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah membuat
inovasi lewat website “SITA DAYA PAPA” informasi tentang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selain itu, upaya
pemerintah untuk melakukan pendampingan hukum kepada perempuan
korban kekerasan, pemberian pelatihan penanganan kasus kepada para
pendamping serta pembuatan posko pengaduan.

d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs


Beberapa upaya percepatan telah dilakukan Kabupaten Minahasa
Utara untuk meningkatkan capaian di tujuan 5, yakni melalui upaya
yang sifatnya preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kekerasan terhadap
perempuan dan anak seringkali tidak terungkap karena dianggap ranah
pribadi, oleh karenanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) untuk meningkatkan kesadaran akan
kekerasan tersebut diselenggarakan di berbagai organisasi atau tempat-
tempat publik, misalnya di sekolah, desa/kelurahan, gereja dan tempat
BAB II Hal. 206
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

lainnya. Alat yang digunakan juga beragam mulai dari materi cetak atau
media video, sebagai alat bantu KIE. Harapannya semakin meningkatnya
kesadaran, maka akan semakin banyak kekerasan terhadap perempuan
dan anak yang terungkap untuk sesegera mungkin ditangani sebaik-
baiknya. Selain itu juga masyarakat akan semakin mudah mengenali
kondisi-kondisi yang berpotensi terhadap munculnya kekerasan
terhadap perempuan dan anak, sehingga akan mampu dicegah.
Selanjutnya terhadap upaya yang sifatnya kuratif dan
rehabilitatif, dilakukan penggunaan teknologi untuk mengurangi waktu
tunggu korban kekerasan mendapatkan bantuan, seperti adanya
aplikasi website “SITA DAYA PAPA”. Terakhir, percepatan dilakukan
melalui penguatan jejaring kelembagaan, mulai dari pemerintah daerah,
LSM pengada layanan, ormas perempuan, dunia usaha, perguruan tinggi
serta kelompok masyarakat seperti tokoh masyarakat.

Tujuan 6. Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Layak


a. Keadaan dan Kecenderungan
Indikator proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber
air minum aman dan berkelanjutan (6.1.1(c)) menunjukkan peningkatan
cakupan sarana air bersih (SAB) dari 138.190 jumlah/unit tahun 2018
menjadi 162.583 di tahun 2019.

b. Tantangan dan Pembelajaran


Upaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan sumber air
minum di Kabupaten Minahasa Utara menemui beberapa tantangan.
Pertama, tingginya intensitas penggunaan air tanah secara tidak
berkelanjutan oleh rumah tangga maupun dunia usaha. Kondisi
tersebut menyebabkan turunnya permukaan air tanah. Kedua,
memburuknya kualitas air baku yang menyebabkan permukaan air
tanah. Kedua, memburuknya kualitas air beku yang menyebabkan
pengolahan air menjadi lebih tinggi.
c. Kebijakan dan Strategi
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara menerapkan berbagai kebijakan dan strategi baik yang
dilakukan sepernuhnya oleh pemerintah maupun melibatkan sektor
BAB II Hal. 207
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

nonpemerintah, seperti pembuatan Sistem Penyediaan Air Minum


(SPAM) dan kerja sama dengan PT. Aqua Tirta Investama dalam
penyediaan air bersih bagi masyarakat.
Terkait dengan upaya peningkatan akses sanitasi layak,
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara membangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, sehingga dengan intervensi ini
maka praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diharapkan
semakin menurun.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Upaya untuk mempercepat pencapaian target di Tujuan 6
TPB/SDGs yakni melalui pembuatan regulasi khusus yang mengatur
mengenai penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak.

Tujuan 7. Menjamin Akses Energi Yang Terjangkau, Andal,


Berkelanjutan, dan Modern
a. Keadaan dan Kecenderungan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara terus berkomitmen dalam
menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan
modern untuk semua lapisan masyarakat. Indikator 7.1.1(a) yakni
konsumsi listrik rumah tangga 79,61% (2018). Sedangkan daya listrik
yang terpasang di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2019 sebesar
114.215.000 KW dan listrik yang terjual adalah sebesar 241.901.984
KWh. Jumlah pelanggan listrik 52.557 dan rasio ketersediaan daya
listrik Kabupaten Minahasa Utara sebesar 43,8%. Masih perlu
peningkatan dalam pemenuhan ketersediaan listrik bagi masyarakat di
Kabupaten Minahasa Utara.

b. Tantangan dan Pembelajaran


Tantangan utama dalam penyediaan energi di Kabupaten
Minahasa Utara adalah besarnya jumlah pelanggan listrik di Kabupaten
Minahasa Utara. Konsumsi utama listrik di Kabupaten Minahasa Utara
bukan hanya berasal dari pelanggan rumah tangga, tetapi juga
pelanggan dari sektor industri, pelanggan bisnis, pelanggan sosial, dan
pelanggan untuk gedung kantor pemerintah.

BAB II Hal. 208


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi


Berbagai kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara di bidang ketenagalistrikan yaitu pembangunan
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan tenaga air (PLTA) di
waduk Kuwil-Kawangkoan.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Dengan adanya pembangunan pembangkit listrik tenaga panas
bumi (PLTP) dan tenaga air (PLTA) di waduk Kuwil-Kawangkoan,
diharapkan ketersediaan daya energi listrik bisa terpenuhi baik untuk
kebutuhan rumah tangga, sektor industri, bisnis, sosial dan
pemerintahan.

Tujuan 8. Pekerjaan yang Layak dan Meningkatkan Pertumbuhan


Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan
a. Keadaan dan Kecenderungan
Pada Tahun 2019, tercatat pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Minahasa Utara mencapai 6,14%. Selain itu PDRB per kapita mencapai
45,98 juta rupiah (ADHK) dan 67,86 juta rupiah (ADHB).

Gambar 2.24 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara


Tahun 2017 – 2019

6.60 6.52
6.50 6.46

6.40
6.30
6.20 6.14

6.10
6.00
5.90
2017 2018 2019

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Minahasa Utara, 2020


dan Data Olahan Bapelitbang 2020

Pada Gambar III-3 menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi


Kabupaten Minahasa Utara mengalami penurunan. Pada Tahun 2017
pertumbuhan ekonomi dikisaran 6,52 persen kemudian pada Tahun

BAB II Hal. 209


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2018 pertumbuhan ekonomi mengalami sedikit penurunan menjadi 6,46


persen dan pada Tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi
6,14 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2018 dan
Tahun 2019 disebabkan oleh turunnya harga komoditas kopra dan
cengkih serta cuaca yang kurang menentu pada sektor kelautan.
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di
Kabupaten Minahasa Utara berimplikasi terhadap penciptaan lapangan
kerja yang produktif dan layak untuk semua. Buktinya, tingkat
pengangguran terbuka/TPT di Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun
2019 menjadi 5,01%.
Potensi Kabupaten Minahasa Utara yang dekat dengan Bandara
Sam Ratulangi menjadikan pariwisata sebagai sektor strategis. Jumlah
wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten Minahasa Utara
terus meningkat. Pada Tahun 2015, jumlah wisatawan mancanegara
sebanyak 9.126 orang, lalu pada Tahun 2018 meningkat menjadi 71.110
dan meningkat lagi pada Tahun 2019 menjadi 93.964 orang. Begitupun,
jumlah kunjungan wisatawan domestik mengalami peningkatan dari
28.909 pada Tahun 2018 menjadi 36.716 orang pada Tahun 2019.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Kabupaten Minahasa Utara berperan strategis dalam menopang
perekonomian Provinsi Sulawesi Utara. Perbaikan iklim investasi
semakin memikat investor, investasi memainkan peran penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Selain itu, sektor-sektor
andalan yang perlu dioptimalkan lagi yaitu sektor pertambangan dan
penggalian, sektor konstruksi serta sektor industri pengolahan.
Kemudian di tengah era teknologi, tantangan ketenagakerjaan di
Kabupaten Minahasa Utara adalah mendorong produktivitas lapangan
kerja sektor informal. Tantangan ekonomi lain yang dihadapi Kabupaten
Minahasa Utara adalah mengembangkan sektor pariwisata.
c. Kebijakan dan Strategi
Dalam rangka mendukung pencapaian indikator-indikator pada
Pilar Pembangunan Ekonomi maka kebijakan dan strategi diarahkan
pada penguatan multisektor serta pemanfaatan teknologi informasi.
Upaya Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara menstimulasi investasi
dan sektor riil juga didasarkan pada semangat meningkatkan kecepatan
BAB II Hal. 210
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dan efisiensi dalam pelayanan publik, meningkatkan produktivitas


sektor informal, kemudian dalam meningkatkan jumlah wisatawan
mancanegara, Kabupaten Minahasa Utara terus mendorong upaya
promosi pariwisata melalui media sosial dan pameran pariwisata.
Sementara itu, untuk meningkatkan daya tarik sektor pariwisata,
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melakukan upaya revitalisasi
berbagai wisata potensial.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kemudahaan akses
dalam perizinan diharapkan mampu menarik minat lebih banyak
investor ke Minahasa Utara. Peningkatan investasi tersebut pada
akhirnya juga akan berefek terhadap penciptaan lapangan kerja baru
sehingga akan menambah jumlah pekerja formal. Selain itu, potensi
investasi juga dapat diarahkan untuk masuk ke sektor pariwisata
sehingga dapat membantu peningkatan kualitas dan kuantitas
wisatawan mancanegara maupun domestik.

Tujuan 9. Membangun Infrastruktur Tangguh, Meningkatkan


Industri Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi
a. Keadaan dan Kecenderungan
Kondisi industri pengolahan di Kabupaten Minahasa Utara
mengalami dinamika dalam beberapa tahun terakhir terlihat dari laju
pertumbuhan PDRB industri pengolahan yang sempat naik dari 1,03%
(2016) menjadi 11,54% (2017), namun seiring tekanan ekonomi global
dan nasional pertumbuhan industri pengolahan di Kabupaten Minahasa
Utara menurun pada Tahun 2018 yaitu tumbuh sebesar 6,83%.
Tekanan terhadap industri pengolahan di Kabupaten Minahasa Utara
terus berlanjut hingga Tahun 2019 yang tumbuh sebesar 0,40%.
Nilai PDRB industri pengolahan Kabupaten Minahasa Utara pada
Tahun 2016 mencapai Rp. 1198,11 miliar atau menyumbang 11,51%
terhadap total PDRB Kabupaten Minahasa Utara. Kemudian hingga
akhir Tahun 2019 nilai PDRB industri pengolahan meningkat menjadi
Rp. 1619,07 miliar atau berkontribusi terhadap 11,72% PDRB
Kabupaten Minahasa Utara. Peranan strategis industri pengolahan

BAB II Hal. 211


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

selain terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Minahasa Utara juga


menjadi sektor penyerap tenaga kerja.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Pertumbuhan industri pengolahan di Kabupaten Minahasa Utara
mengalami fluktuasi dalam empat tahun terakhir dari 1,03% (2016),
11,54% (2017), 6,83% (2018), 0,40 (2019) ini akibat tekanan pada
industri pengolahan baik di level nasional maupun daerah Kabupaten
Minahasa Utara.
c. Kebijakan dan Strategi
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara berkomitmen dalam
mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan
sehingga dapat meningkatkan proporsi industri baik dalam lapangan
kerja maupun PDRB. Beberapa kebijakan yang relevan dalam
mendukung industri pengolahan antara lain program pembinaan dan
pengembangan industri, program pengawasan dan pengendalian
industri, serta program pembinaan dan penempatan tenaga kerja.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Dalam menghadapi persaingan ekonomi yang semakin ketat antar
daerah, nasional dan global, perbaikan iklim investasi merupakan syarat
mutlak guna menarik minat lebih banyak investor. Dengan peningkatan
aliran investasi tersebut maka akan berdampak positif terhadap
pengembangan industri, inovasi, dan infrastruktur di Kabupaten
Minahasa Utara. Salah satu barometer yang selama ini dipertimbangkan
investor adalah sejauh mana kemudahan berinvestasi di suatu daerah.

Tujuan 10. Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antarnegara


a. Keadaan dan Kecenderungan
Menyadari besarnya tantangan mengatasi persoalan kemiskinan
dan ketimpangan di Kabupaten Minahasa Utara, Pemerintah terus
berupaya menghadirkan program-program yang berorientasi pada
penciptaan kesejahteraan rakyat. Komitmen tersebut terbukti dengan
penurunan persentase penduduk yang di bawah garis kemiskinan dari
6,99% (2018) menjadi 6,93% (2019). Selain itu ketimpangan yang diukur
dengan gini ratio di Kabupaten Minahasa Utara selang waktu Tahun
2017-2019 mencapai 0,4.

BAB II Hal. 212


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

b. Tantangan dan Pembelajaran


Isu yang ada saat ini yaitu pertumbuhan ekonomi membaik
namun menyisakan soal ketimpangan. Persaingan ekonomi semakin
ketat dan bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu bersaing maka
menyebabkan ketimpangan yang masih lebar. Beberapa kebijakan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam menjaga tingkat
kesenjangan misalnya dengan bantuan sosial kepada anak sekolah dan
keluarga tidak mampu.
Kemiskinan hakikatnya tidak hanya mengenai kesenjangan
pendapatan, melainkan bersifat multidimensi sehingga hal ini
berkorelasi dengan aspek kesehatan, pendidikan dan kualitas hidup
masyarakat.
c. Kebijakan dan Strategi
Untuk mengatasi persoalan ketimpangan maka kebijakan yang
ditempuh adalah menjaga pertumbuhan pendapatan penduduk miskin.
Lalu memberdayakan dan meningkatkan aspek sosial, ekonomi dan
politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras,
suku, agama, kemampuan ekonomi dan status lainnya. Selain itu,
menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan
termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang
diskriminatif, dan membuat program-program yang berpihak pada
keluarga tidak mampu.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Salah satu wujud percepatan pengentasan kemiskinan dan
ketimpangan di Kabupaten Minahasa Utara adalah dengan melakukan
pemberdayaan ekonomi masyarakat, antara lain memberikan keadilan
ekonomi, pembangunan pasar rakyat, pembinaan dan pengembangan
kewirausahaan dan peningkatan kemitraan antara UMKM dengan
BUMD dan perusahaan swasta lainnya.

Tujuan 11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan


a. Keadaan dan Kecenderungan
Dari sisi hunian yang layak dan terjangkau, pada Tahun 2019
tercatat 0,283 (rasio rumah layak huni). Capaian tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan data di Tahun 2015 (0,277). Sementara itu,

BAB II Hal. 213


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

persentase penurunan volume sampah di Kabupaten Minahasa Utara


(indikator 12.5.1.(a)#), nilai pencapaian 12,67%.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Pada Tahun 2015 rumah layak huni di Kabupaten Minahasa
Utara saat ini adalah sebesar 59.883 rumah dari 198.084 jumlah
penduduk di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan demikian rasio jumlah
rumah layak huni terhadap jumlah penduduk adalah sebesar 0,277.
Perkembangan waktu kebutuhan akan papan atau tempat tinggal
senantiasa meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang
begitu cepat. Hal ini berarti rumah di Kabupaten Minahasa Utara sudah
cukup baik dan layak huni dimana rasio rumah layak huni dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti.

Tabel 2.152 Rasio Rumah Layak Huni


2015 2016 2017 2018 2019
0,277 0,279 0,280 0,282 0,283
Sumber : RPJMD Kab. Minahasa Utara, 2019

Upaya untuk penyediaan hunian yang layak dan terjangkau


menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya keterbatasan
kemampuan anggaran pemerintah untuk membangun sarana dan
prasarana permukiman penduduk yang memadai.
Sebagaimana tindak lanjut, pemerintah daerah mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten, dan kota juga diwajibkan membuat kebijakan dan
strategi daerah untuk menangani sampah yang kemudian dikenal
dengan Jakstrada.

Tabel 2.153 Laporan Capaian Pengurangan dan Penanganan


Sampah sampai tahun 2019
Target Capaian
Indikator
Volume (Ton) % Volume (Ton) %

Timbunan 51.942,13 100 51.942,13 100


Sampah

Pengurangan 9.349,58 18 6.582,05 12,67

BAB II Hal. 214


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Penanganan 37.917,75 73 21.071,45 40,57

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Minahasa Utara, 2020

c. Kebijakan dan Strategi


Pemerintah kabupaten melalui program pemerintah pusat
mencanangkan program sejuta rumah serta program bedah rumah bagi
masyarakat yang tidak mampu dan rumahnya termasuk kriteria tidak
layak huni. Adapun kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di
Kabupaten Minahasa Utara :
11. Lokasi TPA untuk Kabupaten Minahasa Utara terletak di Kelurahan
Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi.
12. TPA memiliki luas + 2 Ha, dengan system Control Landfill.
13. Mempunyai bangunan pengawasan TPA
14. Memiliki alat pengolah sampah (mesin pencacah, penyaring dan
pemilah)
15. Exavator 1 (satu) unit, Buldoser 1 (satu) unit, dan Loader 1 (satu)
unit yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
16. Instalasi Pengumpul Gas Methan
17. Unit pembuatan kompos manual
18. Bank Sampah
19. Pengawas TPA, 3 orang
20. Sampah yg dibuang di TPA berasal dari sampah yang dikumpulkan
Dinas Lingkungan Hidup, pengelola perumahan, perusahaan (Aqua,
Procella, Olympic, Big Land, dll), dan desa.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Upaya percepatan pencapaian TPB/SDGs dilakukan dengan
berbagai cara, untuk mendukung percepatan pencapaian TPB/SDGs
Tujuan 11, yaitu melalui program bedah rumah bagi masyarakat yang
tidak mampu dan rumahnya termasuk kriteria tidak layak huni untuk
mencapai hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat dari Dinas
Perumahan dan Permukiman, juga melalui program sanitasi layak dari
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Dan untuk penanganan
sampah diupayakan tempat pemrosesan akhir (TPA) yang baik.

BAB II Hal. 215


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tujuan 12. Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan

a. Keadaan dan Kecenderungan


Persentase penurunan volume sampah di Kabupaten Minahasa
Utara (indikator 12.5.1.(a)#), nilai pencapaian 12,67%. Adapun
pengeluaran konsumsi rumah tangga bisa dilihat dalam tabel dibawah
ini. Gambar 2.25
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2016-2018

b. Tantangan dan Pembelajaran


Terdapat tantangan dalam mencapai target pada Tujuan 12
terkait persampahan, yaitu mengubah pola perilaku konsumen dan
produsen untuk mengurangi timbunan sampah mulai dari sumber.
Pemerintah telah memiliki regulasi yang mendukung upaya
pengurangan timbunan sampah tersebut, namun pada implementasinya
belum dapat berjalan secara optimal. Penyebabnya regulasi yang ada
belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai, pada sisi
lain kesadaran masyarakat yang masih minim akan dampak buruk
lingkungan yang ditimbulkan dari sampah juga berperan terhadap
masih tingginya timbunan sampah dari sumber.

BAB II Hal. 216


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi


Pemerintah daerah menyediakan tempat pemrosesan akhir (TPA)
sampah yang baik dengan kondisi sebagai berikut : Lokasi TPA untuk
Kabupaten Minahasa Utara terletak di Kelurahan Airmadidi Bawah
Kecamatan Airmadidi, TPA memiliki luas + 2 Ha, dengan system Control
Landfill mempunyai bangunan pengawasan TPA, alat pengolah sampah
(mesin pencacah, penyaring dan pemilah), exavator 1 (satu) unit,
buldoser 1 (satu) unit, dan loader 1 (satu) unit yang merupakan bantuan
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, instalasi
Pengumpul Gas Methan, unit pembuatan kompos manual, bank
Sampah, pengawas TPA, 3 orang, dan sampah yang dibuang di TPA
berasal dari sampah yang dikumpulkan Dinas Lingkungan Hidup,
pengelola perumahan, perusahaan (Aqua, Procella, Olympic, Big Land,
dll), dan desa.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Sebagaimana tindak lanjut, pemerintah daerah mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten, dan kota juga diwajibkan membuat kebijakan dan
strategi daerah untuk menangani sampah yang kemudian dikenal
dengan Jakstrada.

Tujuan 13. Penanganan Perubahan Iklim dan Penanggulangan


Kebencanaan

a. Keadaan dan Kecenderungan


Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melakukan usaha
adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama terhadap bencana alam
tetapi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara belum ada dokumen
Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca yang terbaru jadi hanya
mengikuti Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca 2012-2020 di Provinsi
Sulawesi Utara untuk indikator 13.1.2*.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Perubahan iklim adalah ancaman yang tidak hanya menjadi isu di
tingkat global, namun juga menjadi ancaman bagi Kabupaten Minahasa
Utara. Potensi bencana alam terkait perubahan iklim akan terus
meningkat. Kabupaten Minahasa Utara melakukan upaya-upaya untuk
memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait

BAB II Hal. 217


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

iklim dan bencana alam. Upaya mewujudkan target penurunan emisi


gas rumah kaca Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara mengacu pada
Peraturan Gebernur Nomor 42 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca 2012-2020 di Provinsi Sulawesi Utara.
c. Kebijakan dan Strategi
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara sangat menyadari bahwa
dampak perubahan iklim yang terjadi ada saat ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius sehingga dibuat peraturan untuk mendukung
upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Upaya percepatan yang dilakukan yakni melalui Rencana Aksi
Daerah Gas Rumah Kaca Tahun 2012-2020 di Provinsi Sulawesi Utara
(Peraturan Gebernur Nomor 42 tahun 2012).

Tujuan 14. Pelestarian dan Pemanfaatan Ekosistem Lautan


a. Keadaan dan Kecenderungan
Jumlah nelayan di Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan data
dari Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2019 sejumlah 19.028 orang.
Rata-rata nelayan di Minahasa Utara memiliki sarana penangkapan yang
tergolong kecil. Sebagian besar nelayan dalam melakukan penangkapan
ikan menggunakan perahu tanpa motor, motor katinting, motor tempel,
dengan menggunakan perahu bertonage kurang dari 1 GT. Hanya
sebagian kecil nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan yang
menggunakan motor dalam dengan tonage 5 GT-30 GT, sedangkan yang
menggunakan kapal di atas 30 GT hanya beberapa kapal saja. Perahu
tanpa motor, motor katinting, dan motor tempel banyak tersebar di desa-
desa pesisir yang melakukan penangkapan tidak jauh dari pantai
sedangkan kapal motor yang lebih besar, melakukan bongkar muat
kapal di Pangkalan Pendaratan Ikan Kema maupun Pangkalan
Pendaratan Ikan Likupang.

BAB II Hal. 218


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.154 Data Nelayan dan Sarana Prasarana


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019
Perahu tanpa
Motor temple
motor Kapal motor
Nama Jlh
No 5- 11- 21- 31-
kecamatan nelayan
Kecil Sedang Kt 15 pk 40 pk 10 20 30 50
yamaha yamaha gt gt gt gt
1 Kema 1410 210 0 60 36 20 25 7 54 12
Likupang
2 69 1
Barat 3064 995 190 74 38 2
Likupang
3 810
Timur 2210 805 250 30 34 1
4 Wori 2680 910 25 417 411 9
5 Kauditan 100 9 3
9514 1999 26 2286 890 133 87 10 54 12
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2020

Adapun data perusahaan perikanan yang ada di Kabupaten


Minahasa Utara, tertera dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.155 Data Perusahaan Perikanan


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019
No Nama perusahaan Alamat Keterangan

1 PT. HORIGUCHI SINAR Desa Talise Eksport Kerang


INSANI Kecamatan Likupang Mutiara
Barat

2 PT. CHENWOO FISHERY Desa Kaima Eksport Ikan Tuna


Kecamatan Kauditan

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Minahasa Utara, 2020

b. Tantangan dan Pembelajaran


Konservasi laut di Kabupaten Minahasa Utara menghadapi
tantangan dari persoalan sampah dan pencemaran air. Pengembalian
fungsi dan ekosistem pesisir menjadi penting untuk dilakukan.
Tantangan ini tentu harus dijawab melalui kolaborasi, karena warga
sendiri yang dapat memastikan terjaganya ekosistem pesisir.
Akses terhadap layanan dasar, seperti air bersih hingga
transportasi publik juga masih menjadi tantangan terutama bagi
permukiman nelayan, sehingga dibutuhkan sinergi kerja antar OPD.

BAB II Hal. 219


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi

Dalam hal konservasi, Pemerintah mendukung pencapaian


melalui pelaksanaan program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan, pemantauan kualitas air, pengangkatan sampah dari badan
air, hingga pencegahan pencemaran. Dan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan di Kabupaten Minahasa
Utara dilakukan upaya meningkatkan sumber daya manusia perikanan
dan pemberian bantuan melalui kegiatan-kegiatan proyek yang
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa
Utara.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Seluruh OPD harus terlibat langsung dalam hal konservasi laut,
dan pelibatan masyarakat dalam proses kebijakan.

Tujuan 15. Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem


Daratan
a. Keadaan dan Kecenderungan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara berupaya menjaga
ekosistem daratan untuk keberlanjutan generasi mendatang. Rasio luas
ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HPG adalah
sebesar 0,1140 (indikator 15.1.1.(a)#).
b. Tantangan dan Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang,
menyatakan pentingnya ruang terbuka hijau (RTH), hutan kota
merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau. Pasal 29 ayat (1)
dari Undang-Undang tersebut menyatakan RTH terdiri dari RTH publik
dan RTH privat. Pasal 29 ayat (2) menyatakan RTH di wilayah kota
paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Pasal 29 ayat (3) menyatakan
proporsi RTH publik paling sedkit 20% dari luas wilayah kota. Jika
dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang
Hutan Kota pasal 8 ayat (3) yang menyatakan persentase luas hutan
kota paling sedikit 10% dari wilayah perkotaan, maka dapat dinyatakan
seharusnya 1/3 (satu per tiga) RTH berwujud hutan kota. RTH kota
mempunyai fungsi menunjang sistem penyangga kehidupan berbagai
makhluk hidup dan untuk membangun jejaring habitat berbagai jenis

BAB II Hal. 220


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kehidupan liar. Fungsi ekologis ini sangat berperan untuk menjamin


keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik. Selain fungsi ekologis,
suatu RTH mempunyai fungsi tambahan/pendukung yaitu fungsi sosial,
ekonomi dan estetika/arsitektural untuk menambah nilai kualitas
lingkungan, keindahan, kesejahteraan dan tatanan budidaya penduduk
kota tersebut. Disamping RTH, keanekaragaman hayati di wilayah
perkotaan juga terdapat pada ruang terbuka biru sebagai habitat
berbagai jenis flora dan fauna, serta pada pusat pelestarian flora dan
fauna.
Pusat keanekaragaman hayati perlu dipastikan kualitas
ekosistemnya tetap terjaga, misalnya dari perburuan liar, alih fungsi
lahan yang mengambil habitat alami dari flora dan fauna, eksloitasi
berlebihan terhadap flora dan fauna, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya.
Keterbatasan data juga menjadi salah satu tantangan terbesar
untuk mencapai target pada Tujuan 15.
c. Kebijakan dan Strategi
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk
mencapai target Tujuan 15 yakni melalui penetapan target 30% RTH
serta penetapan kawasan yang diperuntukkan bagi pelestarian alam,
suaka alam, dan hutan lindung.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara harus memastikan pusat
keanekaragaman hayati telah diatur pada tata ruang wilayah Minahasa
Utara sesuai dengan peruntukkannya.

Tujuan 16. Menciptakan Perdamaian, Menyediakan Akses Keadilan,


dan Membangun Kelembagaan yang Tangguh
a. Keadaan dan Kecenderungan
Kabupaten Minahasa Utara mendorong pencapaian tujuan 16.
Hal ini terlihat dari tren pencapaian sebagian besar indikator terutama
pada aspek tata kelola, pelayanan publik, pengarusutamaan gender
serta keamanan. Dalam tata kelola dan pelayanan publik, berbagai
indikator seperti opini laporan keuangan WTP (indikator 16.6.1.(a)#) dan
SAKIP (indikator 16.6.1.(b)#). Pada aspek keamanan, indeks

BAB II Hal. 221


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

demokrasi/hak-hak politik demokrasi (16.7.2(c)). Begitupun pada


pengarusutamaan gender, seperti indikator keterwakilan perempuan
dalam legislatif (indikator 16.7.1.(a)) serta penanganan pengaduan
pelanggaran HAM terutama kekerasan terhadap perempuan (indikator
16.10.1.(b)) yang terus membaik.
Dalam tata kelola dan pelayanan publik, pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara berhasil mempertahankan predikat WTP pada opini
laporan keuangan daerah. sementara capaian predikat SAKIP mendapat
predikat B. Indeks hak-hak politik demokrasi (16.7.2(c)) Kabupaten
Minahasa Utara tahun 2019 sebesar 81,65%. Dalam pengarusutamaan
gender, indikator keterwakilan perempuan dalam DPRD (indikator
16.7.1(a)) tercatat 13,33% kursi diisi oleh perempuan.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Minahasa Utara memiliki keragaman penduduknya, baik secara
usia, etnis hingga agama. Keadaan demografi ini dapat menjadi
tantangan jika tidak dikelola secara tepat, seperti meningkatnya
pengangguran, kekerasan dan kriminalitas. Hal penting lain yang harus
terus dioptimalkan adalah menjamin hak-hak disabilitas atas fasilitas
yang memudahkan dalam menggunakan hak pemilih dalam pemilu.
Pengelolaan informasi publik maupun penyampaian keluhan dan
pendapat masyarakat melalui internet juga harus terus ditingkatkan.
Mengingat keragaman penduduk, penerimaan keluhan dan respon atas
keluhan yang cepat terutama dalam menanggulangi konflik menjadi
tantangan tersendiri. Sinergi dengan instansi vertikal seperti kepolisian
dan pengadilan negeri juga harus terus ditingkatkan.
Kemudian tantangan dalam mempertahankan capaian WTP dan
SAKIP bertumpu pada konsistensi pelaksanaan reformasi birokrasi,
keterbukaan informasi dan partisipasi publik. Dalam konteks reformasi
birokrasi tantangan terbesarnya tentu meningkatkan serta memperkuat
regulasi dan tata kelola yang telah selaras dengan prinsip transparansi
dan akuntabilitas.
Pencapaian peningkatan keterwakilan perempuan dalam DPRD
memiliki tantangan tersendiri, terutama memastikan isu kesetaraan
gender telah diarusutamakan secara optimal di masyarakat.

BAB II Hal. 222


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

c. Kebijakan dan Strategi


Pencapaian indeks demokrasi di Kabupaten Minahasa Utara salah
satunya didukung dengan adanya program penguatan pembinaan politik
masyarakat di bawah Badan Kesbangpol. Melalui optimalisasi forum-
forum dialog dengan warga, forum pimpinan daerah hingga forum lintas
agama menjadi strategi yang selama ini dilakukan. Selain itu, penguatan
sistem keamanan mandiri dari warga melalui pos kemananan
lingkungan (Poskamling) juga terus diupayakan secara optimal.
Kegiatan peningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam Pemilu
dan peningkatan pemahaman atas Undang-undang di bidang politik dari
Badan Kesbangpol menjadi salah satu kegiatan yang relevan menyasar
pemilih pemula dan anak muda. Selain itu kegiatan tersebut juga
mendorong anak muda untuk terlibat dalam proses kebijakan. Satpol PP
juga memberikan kontribusi bagi pencapaian indeks demokrasi terutama
meningkatkan kesadaran masyarakat atas ketertiban dan kepatuhan
pada hukum. Pendekatan yang digunakan tak hanya koersif, tetapi juga
persuasif, melalui kampanye-kampanye ketertiban umum.
Program dari Badan Keuangan, Bapelitbang, Inspektorat, BKPP
dan OPD lainnya berupa perbaikan tata kelola aset pemerintah, sistem
informasi keuangan, sistem pengadaan barang dan jasa, perbaikan
laporan keuangan hingga pengelolaan data terbuka menjadi salah satu
faktor penting mendorong pencapaian target predikat WTP dan SAKIP
membaik.
Peningkatan keterwakilan perempuan dalam DPRD didukung oleh
program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta
penguatan pembinaan politik masyarakat dari Badan Kesbangpol dan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selain itu,
kolaborasi dengan berbagai kelompok masyarakat, terutama kelompok
perempuan dalam partai politik menjadi strategi lainnya.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Berbagai upaya percepatan yang dilakukan yaitu mendorong
pendekatan persuasif dalam ketertiban umum dan penegakan peraturan
daerah. Pemerintah terus mendorong kelompok masyarakat untuk
mengupayakan terciptanya ketertiban umum.

BAB II Hal. 223


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Upaya percepatan lain juga dilakukan dalam meningkatkan tata


kelola. Salah satunya adalah meningkatkan sistem pengelolaan
keuangan daerah, selain itu pertanggungjawaban penggunaan anggaran
juga terus diperbaiki melalui pengukuran atas keluaran dan dampak
dari penggunaan anggaran.

Tujuan 17. Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi


Kemitraan Global
a. Keadaan dan Kecenderungan
Dari aspek fiskal, upaya Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
mendorong kemandirian fiskal daerah tercermin dari meningkatnya
jumlah penerimaan pajak daerah dari Rp. 36.054.238.476 (2017)
menjadi Rp. 56.154.238.476 (2019) atau meningkat 64,21%. Perbaikan
kapasitas fiskal juga terlihat dari proporsi pajak daerah terhadap belanja
daerah yang pada Tahun 2018 sebesar 4,10%, lalu meningkat pada
Tahun 2019 menjadi 5,03%. Bahkan rasio penerimaan pajak daerah
terhadap pendapatan daerah juga terus meningkat dari 4,38% pada
Tahun 2018 menjadi 5,39% pada Tahun 2019.
b. Tantangan dan Pembelajaran
Pada Tahun 2019, pendapatan pajak daerah di Kabupaten
Minahasa Utara mengalami peningkatan di berbagai komponen pajak
daerah.
c. Kebijakan dan Strategi
Dengan penerapan inovasi kemudahan akses, diharapkan
peningkatan target penerimaan pajak dan retribusi dari tahun ke tahun
dapat tercapai.
d. Upaya Percepatan Pencapaian TPB/SDGs
Untuk mencapai seluruh tujuan pembangunan berkelanjutan,
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara secara aktif terus membangun
kemitraan dan keterlibatan para aktor non pemerintah. Melalui forum
lintas sektor, pelaksanaan TPB/SDGs di Kabupaten Minahasa Utara
dilakukan dengan prinsip inklusif, universal dan integratif. Selain itu
upaya konkret pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan di
Kabupaten Minahasa Utara ialah dengan kegiatan Musrenbang dari
tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten hingga ke level provinsi.

BAB II Hal. 224


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Terobosan lain yang juga dilakukan ialah dengan pengembagan dan


pemanfaatan beragam aplikasi layanan secara digital. Melalui pelayanan
digital tersebut, masyarakat Minahasa Utara dapat secara cepat dan
efisien menyampaikan berbagai masukan dan kontribusi dalam proses
pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara.
Kebijakan pembangunan yang inovatif dan inklusif menjadi modal
penting yang sedang menjadi tren pembangunan. Hal ini juga masih
menjadi tantangan pembangunan ekonomi di Minahasa Utara, karena
pembangunan masih dianggap hanya sebagai tanggungjawab
pemerintah semata. Padahal, kolaborasi yang aktif dan setara dengan
pihak-pihak nonpemerintah merupakan kunci penting dalam mencapai
pembangunan yang berkualitas.

2.6. Kajian Muatan KLHS: Daya Dukung dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Utara
1. Skenario Status Daya Dukung Air
Berdasarkan hasil analisis daya dukung air dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut:
 Status daya dukung air di Kabupaten Minahasa Utara 89,77%
tidak melampaui dan 10,23 % melampaui
 Berdasarkan hasil analisis di kabupaten Minahasa Utara Jasa
ekosistem penyedia air berada pada kategori sangat rendah
3,79%, rendah 67,90%, sedang 27,73%, tinggi 0,08%, dan
sangat tinggi 0,50%
 Berdasarkan hasil analisis jasa lingkungan pengatur air berada
pada di Kabupaten Minahasa Utara berada pada kategori
sangat rendah 1,30%, rendah 64,12%, sedang 20,92%, tinggi
12,15% dan sangat tinggi 1,51%
 Berdasarkan hasil analisis jasa ekosistem pemurnian air di
Kabupaten Minahasa Utara, berada pada kategori sangat
rendah 3,32%, rendah 67,69%, sedang 25,96%, dan tinggi
3,03%

BAB II Hal. 225


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Proyeksi Capaian Indikator TPB:


Capaian Indikator :
a. Persentase rumah tangga yang memiliki akses
terhadap layanan sumber air minum layak. Capaian
ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres
Nomor 59 Tahun 2017 di Tahun 2019 maupun PBB di
Tahun 2030 yaitu Meningkat 100%. Untuk mengetahui
capaian Tahun 2021 s/d 2030 maka dilakukan proyeksi
capaian berdasarkan baseline data Tahun 2019 s/d 2020.
Proyeksi capaian ini dilakukan dengan upaya tambahan.
Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya
tambahan diperlukan upaya-upaya skenario lebih dari
tahun sebelumnya.
Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 2.156
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sumber air minum layak

Proyeksi Tanpa
Proyeksi Dengan
Tahun Upaya Tambahan
Upaya Tambahan
(BAU)
2016 N/A
2017 N/A
2018 N/A
2019 86,22%
2020 86,25%
Proyeksi
2021 86.28% 88.54%
2022 86.31% 90.83%
2023 86.34% 93.13%
2024 86.37% 95.42%
2025 86.40% 97.71%
2030 86.43% 100.00%

BAB II Hal. 226


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Rekomendasi:
• Tujuan : Peningkatan kelancaran konektivitas wilayah
• Sasaran : Meningkatkan infastruktur yang berkualitas
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
• Strategi : Meningkatkan penyediaan akses infrastruktur
• Arah kebijakan : Peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dan pembangunan infrastruktur yang ramah
lingkungan melalui kegiatan padat karya.
• Program :
- Program pengelolaan sumber daya air (sda)
- Program pengelolaan dan pengembangan sistem
penyediaan air minum
• Instansi Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umum
b. Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sanitasi layak.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Indikator Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak.
Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan
dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2017 di Tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu Meningkat 100%. Untuk
mengetahui capaian tahun 2021 s/d 2030 maka dilakukan
proyeksi capaian berdasarkan baseline data Tahun 2019 s/d
2020. Proyeksi capaian ini dilakukan dengan upaya
tambahan. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan
upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario lebih
dari tahun sebelumnya.
Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dibawah
ini:

BAB II Hal. 227


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 2.157
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sanitasi layak

Proyeksi Tanpa
Proyeksi Dengan
Tahun Upaya Tambahan
Upaya Tambahan
(BAU)
2016 N/A
2017 N/A
2018 N/A
2019 86,22%
2020 86,25%
Proyeksi
2021 86.28% 88.54%
2022 86.31% 90.83%
2023 86.34% 93.13%
2024 86.37% 95.42%
2025 86.40% 97.71%
2030 86.43% 100.00%
Isu Strategis:
• Pemerataan infrastruktur, sanitasi dan air minum layak
Rekomendasi:
• Tujuan : Peningkatan kelancaran konektivitas wilayah
• Sasaran : Meningkatkan infastruktur yang berkualitas dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan.
• Strategi : Meningkatkan penyediaan akses infrastruktur
• Arah kebijakan : Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan
melalui kegiatan padat karya.
• Program :
- Program pengelolaan sumber daya air (sda);
- Program pengelolaan dan pengembangan sistem penyediaan
air minum.
• Instansi Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umum

c. Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana


daerah.
- Berdasarkan hasil analisis jasa ekosistem pengatur Mitigasi
Longsor di kabupaten Minahasa Utara yakni berada pada

BAB II Hal. 228


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kategori sangat rendah 0,10%, rendah 10,73%, sedang 75,08%,


tinggi 8,32%, dan sangat tinggi 5,77%.
- Berdasarkan hasil analisis jasa ekosistem mitigasi longsor jasa
lingkungan yang berada pada kategori sangat rendah 3,27%,
rendah 37,69%, sedang 45,39%, tinggi 5,83%, dan sangat
tinggi 7,82%.
- Berdasarkan hasil analisis jasa ekosistem Pengaturan,
perlindungan dan pencegahan dari bencana kebakaran hutan
lahan Kabupaten Minahasa Utara yakni berada paka kategori
sangat rendah 14,35%, rendah 67,61%, sedang 8,48%, tinggi
6,05%, dan sangat tinggi 3,25%.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Indikator Jumlah lokasi penguatan pengurangan
risiko bencana daerah. Capaian ini belum mencapai target
yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun
2019 yaitu meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun
2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline
data tahun 2016 s/d 2020 yang stagnan dan tidak
bertambah. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya
tambahan atau dengan upaya tambahan dalam kondisi
BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya
tambahan menunjukkan target indikator dapat dipenuhi
sehingga perlu upaya saat ini harus terus dilakukan agar
capaian pada tahun 2030.
Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan
gambar dibawah ini:
Tabel 2.158
Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah.

Proyeksi Tanpa
Proyeksi Dengan
Tahun Upaya Tambahan
Upaya Tambahan
(BAU)
2016 2
2017 2
2018 2
2019 2
2020 2
Proyeksi

BAB II Hal. 229


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2021 2 3
2022 2 4
2023 2 5
2024 2 6
2025 2 7
2030 2 8
Rekomendasi:
Tujuan : Penguatan resiko bencana
Sasaran : Penguatan resiko bencana
Strategi : Penguatan resiko bencana
Arah Kebijakan : Peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dan pembangunan infrastruktur yang ramah
lingkungan melalui kegiatan padat karya.
Program : Program Penanggulangan Bencana
Instansi Pelaksana : BPBD
Resume Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten Minahasa
Utara berdasarkan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
sebagai berikut :
Tabel 2.159
Capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
target Perpres 59 tahun 2017 di Kabupaten Minahasa Utara

Dilaksanakan Tidak Tidak


Total Dilaksanakan
No TPB Belum Tersedia ada
Indikator Tercapai
Tercapai Data Kegiatan
1. TPB Pilar 96 25 Indikator 30 Indikator 37 4
sosial Indikator TPB (26 %) TPB (19%) Indikator Indikator
TPB TPB TPB (4%)
(39%)
2. TPB Pilar 42 5 indikator 5 indikator 32 0
Lingkung indikator TPB (12%) TPB (76%) indikator indikator
an TPB TPB TPB (0%)
(62%)
3. TPB Pilar 61 11 indikator 3 indikator 45 2
Ekonomi indikator TPB (18%) TPB (5%) indikator indikator
TPB TPB TPB (3%)
(74%)
4. TPB Pilar 21 8 indikator 3 indikator 10 0
Hukum Indikator TPB (38%) TPB (14%) indikator indikator
dan Tata TPB TPB TPB (0%)
Kelola (48%)
220 49 indikator 41 indikator 124 6
Indikator (22.27%) (18.64%) indikator indikator
TPB (56,36%) (2,73%)

BAB II Hal. 230


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

- Dari 220 indikator TPB yang dikaji di Kabupaten Minahasa


Utara, terdapat 49 indikator (22.27%) yang sudah dilaksanakan
dan sudah mencapai target Perpres 59 tahun 2017, 41 indikator
(18.64%) yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai target
Perpres 59 tahun 2017, 124 indikator (56,36%) yang datanya
tidak tersedia dan 6 indikator (2,73%) adalah indikator yang
tidak ada kegiatannya atau belum ada kegiatan yang
dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Utara.
- Dari 96 indikator TPB Pilar sosial, sebanyak 25 indikator (26%)
yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target Perpres 59
tahun 2017, 30 indikator (19%) yang sudah dilaksanakan dan
belum mencapai target Perpres 59 tahun 2017, 37 indikator
(39%) yang tidak ada tersedia datanya dan 4 Indikator (4%) tidak
ada kegiatannya.
- Dari 42 indikator TPB Pilar Lingkungan terdapat 5 indikator
(12%) yang sudah mencapai target Perpres 59 tahun 2017, 5
indikator (76%) yang belum mencapai target Perpres 59 tahun
2017, 32 indikator (62%) yang tidak ada datanya dan 0 indikator
(0%) yang tidak ada kegiatannya
- Dari 61 Indikator TPB Pilar Ekonomi, sebanyak 11 indikator TPB
(18%) yang sudah mencapai target Perpres 59 tahun 2017, 3
indikator TPB (5%) yang belum mencapai target Perpres 59
tahun 2017, 45 indikator TPB (74%) yang tidak ada datanya dan
2 indikator TPB (3%) yang tidak ada kegiatan.
- Dari 21 Indikator TPB Pilar Hukum dan Tata Kelola , sebanyak 8
indikator TPB (38%) yang sudah mencapai target Perpres 59
tahun 2017, 3 indikator TPB (14%) yang belum mencapai target
Perpres 59 tahun 2017, 10 indikator TPB (48%) yang tidak ada
datanya dan 0 indikator TPB (0%) yang tidak ada kegiatan.
- Peran para pihak untuk pencapaian TPB di Kabupaten Minahasa
Utara sudah cukup aktif tapi belum optimal. Hal ini dikarenakan
tidak tersedianya secara lengkap beberapa data program dan
anggaran yang teralokasi oleh pihak swasta dan filantropi,
sehingga sulit diukur.

BAB II Hal. 231


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

- Ketersediaan data merupakan tanggung jawab dari masing-


masing OPD terkait dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing OPD di Kabupaten Minahasa Utara. Ketersediaan data
menjadi sangat penting dan diperlukan sebagai alat ukur dalam
mengevaluasi atau melihat progress capaian atau kemajuan
suatu OPD di masa yang akan datang, antara lain dalam hal
menentukan target dan capaian dalam dokumen RPJMD. Selain
itu ketersedian data diperlukan untuk memperoleh hasil analisis
baseline dan proyeksi pencapaian indikator TPB yang valid dan
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

BAB II Hal. 232


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Pengelolaan keuangan daerah yang dijabarkan dalam penyusunan


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada dasarnya
bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber
daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan
pengelolaan anggaran secara lebih efisien, efektif dan ekonomis. Aspek
penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara
kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran
(budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah. Sebagai
implemetasi pelaksanaan penyelarasan anggaran dalam pembangunan,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Minahasa Utara
memuat kebijakan kerangka pendanaan pembangunan daerah yang
bersumber dari APBD Kabupaten Minahasa Utara. Kemandirian daerah
dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal menjadi isu
yang dihadapi oleh setiap Pemerintahan Daerah, karena kebutuhan
daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan kapisitas fiskal (fiscal
capacity) akan menimbulkan kesenjangan fiskal (fiscal gap).
Pandemi global Covid-19 telah memberikan efek negatif bagi
perekonomian sehingga secara alamiah akan menyebabkan perubahan
yang cukup signifikan atas baseline dan proyeksi perekonomian ke
depan. Dari sisi belanja negara, refocusing kebijakan belanja negara
ditujukan untuk mendorong alokasi belanja negara/daerah yang lebih
optimal dan tepat sasaran. Dari sisi pembiayaan, kebijakan
pemerintah/daerah diarahkan untuk mendukung mendukung
keterlibatan masyarakat dan sektor swasta dalam pembiayaan
pembangunan daerah. Kondisi pendapatan negara/daerah tentu sangat
berpengaruh pada kondisi pendapatan daerah. Kontraksi perekonomian
akibat pandemi Covid-19 terhadap keuangan nasional juga tentu dialami
oleh pemerintah daerah lainnya termasuk Pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan tentang
pengelolaan keuangan daerah di Tahun 2021 telah diatur melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang
BAB III Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Tahun


2021.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu


3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016-2020
3.1.1.1. Perkembangan Pendapatan Daerah
Pentingnya peranan pendapatan daerah dalam upaya
penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan
kepada publik. Arah pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten
Minahasa Utara selang Tahun 2016 – 2020 yaitu mobilisasi
sumber-sumber PAD, dana perimbangan dan penerimaan daerah
lainnya. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan
diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan
retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat
dan menimbulkan keengganan berinvestasi.
Secara umum pendapatan daerah merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum
penerimaannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD terdiri
dari :
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah
2. Pendapatan Transfer, terdiri dari :
a. Transfer Pemerintah Pusat, terdiri dari :
1) Dana Perimbangan
2) Dana Insentif Daerah
3) Dana Otonomi Khusus
4) Dana Keistuimewaan dan
5) Dana Desa
b. Transfer Antar Daerah, terdiri dari :
1) Pendapatan bagi hasil
2) Bantuan Keuangan
BAB III Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri dari :


a. Hibah
b. Dana darurat dan/ atau
c. Lain-lain pendapatan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Arah kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran


pendapatan daerah akan lebih difokuskan pada upaya untuk
mobilisasi PAD, dana perimbangan dan penerimaan daerah
lainnya. Kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa utara
Tahun pada Tahun 2021 diperkirakan akan mengalami penurunan
yang disebabkan oleh berkurangnya kewenangan urusan
pemerintah daerah, serta adanya dampak Pandemi COVID 19 yang
masih akan terus mempengaruhi perekonomian daerah.
Pertumbuhan komponen pajak daerah, retribusi daerah dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah akan menjadi faktor yang
penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Untuk Dana
Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak adalah
unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana
Perimbangan yang akan diperoleh nantinya. Sedangkan untuk lain-
lain pendapatan daerah yang sah, komponen bagi hasil pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya yang menunjang
pendapatan daerah.

Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

(Rp. Dalam Jutaan)

No. Uraian Tahun Realisasi


Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
1 PENDAPATAN – LRA 100%
PENDAPATAN ASLI
1,1 54,686 87,741 101,336 107,186 75,022 3.42%
DAERAH- LRA

Pendapatan Pajak
1.1.1 30,072 36,054 49,280 63,720 45,786 6.73%
Daerah-LRA

Pendapatan Retribusi
1.1.2 9,268 17,323 15,309 25,338 15,482 2.32%
Daerah-LRA

BAB III Hal. 3


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

(Rp. Dalam Jutaan)

No. Uraian Tahun Realisasi


Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
1.1.3 392 518 813 967 546 -0.14%
Daerah yang
Dipisahkan - LRA
Lain-lain Pendapatan
1.1.4 Asli Daerah yang Sah- 14,951 33,845 35,933 17,159 13,206 -19.43%
LRA
PENDAPATAN
1,2 751.28 801,308 825,306 913,260 798,068 24.50%
TRANSFER –LRA

Pendapatan Transfer
1.2.1 720,526 658,016 677,816 754,799 640,189 -3.57%
Pemerintah Pusat –LRA

Dana Bagi Hasil Pajak -


1.2.1.1 18,802 14,369 36,338 36,029 11,390 -46.89%
LRA
Dana Bagi Hasil Bukan
1.2.1.2 Pajak (Sumber Daya 9,504 7,759 13,550 14,357 10,739 -1.96%
Alam) - LRA
Dana Alokasi Umum -
1.2.1.3 494,834 490,707 496,136 519,367 472,542 -1.30%
LRA

Dana Alokasi Khusus –


1.2.1.4 197,385 131,791 185,045 145,516 -11.13%
LRA 145,180
Pendapatan Transfer
1.2.2 Pemerintah Pusat – 76,124 104,353 108,468 114,975 133,002 12.51%
Lainnya -LRA
Dana Penyesuaian –
1.2.2.2 76,124 104,353 108,468 114,975 133,002 12.51%
LRA
Pendapatan Transfer
1.2.3 Pemerintah Daerah – 30,753 38,937 39,021 43,485 24,877 -10.83%
Lainnya-LRA
Pendapatan Bagi Hasil
1.2.3.1 25,742 27,842 39,021 43,485 24,877 -7.09%
Pajak-LRA

Pendapatan Bagi Hasil


1.2.3.2 5,011 11,095 0 0 0 13.71%
Bukan Pajak-LRA
LAIN-LAIN
1,3 PENDAPATAN YANG 0 57,447 0 19,445 61,498 67.10%
SAH – LRA

1.3.1 Pendapatan Hibah-LRA 0 25 0 19,445 22,663 53.55%

Pendapatan Lainnya-
1.3.3 0 32,447 0 0 38,835 50.00%
LRA

3.1.1.2. Perkembangan Belanja Daerah


Sinergitas program pembangunan nasional dan daerah
dilaksanakan melalui arah kebijakan pembangunan daerah dengan
memperhatikan prioritas dan sasaran pembangunan nasional. Arah
kebijakan pembangunan daerah tersebut berpedoman pada
Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014, dimana terdapat 6 (enam) urusan
BAB III Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pemeritahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang


terdiri dari pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan
ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; dan sosial serta
beberapa prioritas lainnya yaitu 18 urusan pemerintahan wajib non
pelayanan dasar dan 8 urusan pemerintahan pilihan. Dasar ini
mempengaruhi penjabaran kebijakan belanja daerah untuk
berbagai bidang. Klasifikasi Belanja Daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 menjadi 1) Belanja Operasi; 2)
Belanja Modal: 3) Belanja Tidak terduga dan 4) Belanja Transfer.
Pada Tabel 3.2, realisasi belanja memperlihatkan penurunan
tajam pada 2017 yakni sebesar 27,82 % dan kembali meningkat
pada 2018 kemudian 2019 meningkat tajam sampai 2020 yakni
sebesar 8,31%.

Tabel 3.2
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

Realisasi

No. Uraian Tahun


Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan

2 BELANJA 827,202 725,125 767,031 898,765 828,206 -0.62%

BELANJA
2,1 602,917 561,004 622,284 684,468 622,593 0.38%
OPERASI

2.1.1 Belanja Pegawai 371,112 339,479 349,817 356,942 342,065 -2.18%

Belanja Barang
2.1.2 222,021 175,851 265,691 30,933 219,202 -1.66%
dan Jasa

2.1.5 Belanja Hibah 8,966 44,893 4,880 10,236 6,062 -1.89%

Belanja Bantuan
2.1.6 817 779 1,895 7,976 735 -2.13%
Sosial
BELANJA
2,2 224,284 163,602 144,597 214,105 138,955 -17.96%
MODAL

2.2.1 Belanja Tanah 1,997 24,095 52,632 36,389 19,968 4.76%

Belanja Peralatan
2.2.2 22,565 15,544 25,622 55,185 70,705 17.42%
dan Mesin
Belanja
2.2.3 Bangunan dan 30,101 38,032 45,408 59,042 33,200 -4.41%
Gedung
Belanja Jalan,
2.2.4 Irigasi, dan 16,834 84,137 18,506 61,656 12,663 -1.47%
Jaringan

BAB III Hal. 5


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Realisasi
Tahun
No. Uraian
Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
Belanja Aset
2.2.5 1,279 1,793 2,427 2,832 2,417 12.98%
Tetap Lainnya
BELANJA TAK
2,3 518 149 191 66,658 -6.49%
TERDUGA
Belanja Tak
2.3.1 518,649 149,632 191,226 66,658 -77.94%
Terduga

2,4 TRANSFER 157,132 143,000 150,634 165,731 145,248 -2.45%

Transfer Bagi
2.4.1 Hasil 3,931 4,466 5,443 6,304 893,457 35.72%
Pendapatan
Transfer Bagi
2.4.1.1 Hasil Pajak 2,586 3,008 4,016 4,310 893,457 36.37%
Daerah
Transfer Bagi
2.4.1.2 Hasil Pendapatan 1,344 1,458 1,427 1,993 8.51%
Lainnya
Transfer
2.4.2 Bantuan 139,069 152,665 145,191 159,426 144,355 0.56%
Keuangan
Transfer Bantuan
2.4.2.1 Keuangan ke 8,279 99,100 90,468 102,466 103,023 23.59%
Pemda Lainnya
Transfer Bantuan
2.4.2.2 Keuangan ke 5,563 52,941 54,181 56,335 41,331 14.83%
Desa
Transfer Bantuan
2.4.2.3 Keuangan 647 624 541 624 -1.43%
Lainnya

3.1.1.3. Perkembangan Pembiayaan


Pembiayaan Daerah disediakan untuk menganggarkan setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Adapun pembiayaan daerahtersebut terdiri dari :
1. Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun Lalu; Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah; Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman; Penerimaan Piutang Daerah dan
Penerimaan Kembali Penyertaan Modal (Investasi) Daerah; dan
2. Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk Pembentukan Dana
Cadangan; Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada
Perusahaan Daerah; Pembayaran Pokok Utang; Pemberian

BAB III Hal. 6


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pinjaman Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun


Berjalan (SILPA).

Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan


pembiayaan daerah dan realisasi serta proyeksi penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan daerah dalam 2 (dua) tahun terakhir,
proyeksi/target tahun rencana serta 2 (dua) tahun setelah tahun
rencana dalam rangka perumusan arah kebijakan pengelolaan
pembiayaan daerah disajikan pada Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4

Tabel 3.3
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020
(Dalam Jutaan)
Realisasi

No. Uraian Tahun


Rata-Rata
2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
3 PEMBIAYAAN

PENERIMAAN
3,1 89,015 903 5,153 72,893 48,289 -24.25%
PEMBIAYAAN

Penggunaan Sisa
3.1.1 Lebih Perhitungan 89,015 903 65,153 72,893 48,289 -9.82%
Anggaran (SiLPA)

PENGELUARAN
3,2 2,207 6,969 50.00%
PEMBIAYAAN

Pengembalian
3.2.1 6,969 25.00%
Dana Hibah Pusat
Penyertaan
Modal/ Investasi
10 25.00%
Pemerintah
Daerah
Pembayaran
Pokok Pinjaman 1,207 25.00%
Dalam Negeri
PEMBIAYAAN
89,015 903 62,946 72,893 41,319 -15.44%
NETTO
SISA LEBIH
PEMBIAYAAN
9,034 65,142 72,893 48,289 2,545 -4.38%
ANGGARAN
(SILPA)

3.1.2. Neraca Daerah


Neraca Daerah merupakan potret kondisi keuangan Kabupaten
Minahasa Utara serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana
pembangunan daerah, serta analisis neraca daerah bertujuan untuk

BAB III Hal. 7


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui


perhitungan rasio likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan aset
daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah.
A. Aset
Rata-rata aset daerah Kabupaten Minahasa Utara selang Tahun
2016-2019 adalah Rp 1.475.292.943.911. Peningkatan tajam terjadi
pada investasi jangka panjang dimana ada peningkatan pada penyertaan
modal pemerintah daerah di Tahun 2018 (Rp 11.926.555.532) menjadi
Rp 26.364.471.603 di Tahun 2019. Dan ini merupakan aset pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara untuk menjaga keberlangsungan aset dan
kemampuan keuangan pemerintah yang dimiliki. Pertumbuhan aset
lancar adalah sebesar 46.86% (Tahun 2016 Rp 50.022.864.072 menjadi
Rp 73.465.630.654 pada Tahun 2019) dengan proporsi pertumbuhan kas
daerah yang paling dominan. Pertumbuhan aset lainnya mencapai
43.37% (Tahun 2016 Rp 83.302.765.612 dan pada Tahun 2019 menjadi
Rp 119.431.650.213) dengan proporsi terbesar ada pada aset lain-lain.
Sedangkan perumbuhan aset tetap mencapai 21.81% dengan proporsi
pertumbuhan jalan, irigasi dan jaringan yang paling besar.
Selanjutnya mengenai gambaran Aset Kabupaten Minahasa Utara
dalam kurun waktu Tahun 2016-2020 secara rinci disajikan pada Tabel
3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Rata – Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016-2020

(Rp. Dalam jutaan) Rata-rata


URAIAN
2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan

ASET 100%
ASET
LANCAR
KAS 1,140 65,148 73,006 48,290 2,788 -39.35%
Piutang 1,411 14,056 22,611 16,778 20,305 27.60%
Piutang
941 42 - 202 - -5.10%
lainnya
Persediaan 33,831 5,364 9,513 8,194 19,278 -11.14%
Jumlah
Aset 50,022 84,612 105,131 7,346 42,371 -29.70%
Lancar
INVESTASI
JANGKA
PANJANG

BAB III Hal. 8


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

(Rp. Dalam jutaan) Rata-rata


URAIAN
2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan

Investasi
- - - -
Permanen

Penyertaan
Modal
6,522 6,736 11,926 26,364 303,403 48.19%
Pemerintah
Daerah

Jumlah
Investasi
6,522 6,736 11,926 26,364 303,403 48.19%
Jangka
Panjang

ASET
TETAP
Tanah 238,072 337,729 382,757 426,256 452,753 14.33%
Peralatan
244,706 254,663 278,014 330,055 399,568 11.37%
dan Mesin
Gedung
dan 320,955 322,733 362,188 408,232 436,778 7.31%
Bangunan
Jalan,
Irigasi & 693,292 743,087 760,092 817,745 825,801 4.24%
Jaringan
Aset Tetap
22,490 23,186 20,596 23,289 25,501 2.67%
lainnya
Konstruksi
dlm 31,854 36,214 19,611 27,096 2,815 -22.68%
pengerjaan
Akumulasi - - - - -
13.82%
penyusutan 399,268 460,582 536,914 629,353 723,841
Jumlah
1,152,103 1,257,031 1,286,346 1,403,322 1,444,710 5.46%
Aset Tetap

ASET
LAINNYA
Tuntutan
16 12 33 - - 7.58%
Ganti Rugi
Aset tak
2,343 972 1,799 1,250 1,250 -34.75%
berwujud
Aset Lain-
80,942 113,851 118,181 118,181 118,181 8.14%
lain
Jumlah
Aset 83,302 114,836 120,014 119,431 119,431 7.82%
lainnya

JUMLAH
1,291,951 1,463,217 1,523,418 1,622,583 1,622,583 5.44%
ASET

B. Kewajiban
Kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara
selama periode Tahun 2016-2019 mengalami fluktuasi dimana Tahun
2016 Rp 16.601.145.521 dan pada Tahun 2019 menjadi

BAB III Hal. 9


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Rp 13.289.068 (turun 19.95%). Namun di Tahun 2017 hanya sekitar


5 milliar rupiah dan Tahun 2018 adalah 7 milliar rupiah. Penurunan
pada hutang jangka pendek sangat signifikan sehingga hutang beban
juga menjadi berkurang di tahun-tahun berikutnya. Sehingga dalam 4
(empat) tahun terakhir rata-rata jumlah kewajiban jangka pendek
pemerintah daerah adalah Rp 10.753.353.865,24.
Selanjutnya mengenai gambaran Kewajiban Kabupaten Minahasa
Utara dalam kurun waktu Tahun 2016-2020 secara rinci disajikan pada
Tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kewajiban Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2020

(Rp. Dalam jutaan) Rata-rata


URAIAN
2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
JANGKA
PENDEK

Utang
Perhitiungan
2 5 47 1 333 -10.87%
Pihak Ketiga
(PFK)

Pendapatan
Diterima 1 423 381 102 322 -29.12%
Dimuka

Utang Beban 6,845 2,806 2,638 11,593 50,513 1.00%


Utang
Jangka
9,751 2,299 4,519 1,592 1,765 -11.22%
Pendek
Lainnya
Jumlah
Utang
Kewajiban 16,601 5,535 7,587 13,289 52,933 -13.77%
Jangka
Pendek

JUMLAH
16,601 5,535 7,587 13,289 52,933 -13.77%
KEWAJIBAN

EKUITAS 1,275,350 1,457,681 1,515,830 1,609,294 1,584,459 5.15%

JUMLAH
KEWAJIBAN
1,291,951 1,463,217 1,523,418 1,622,583 1,637,392 5.67%
DAN
EKUITAS

BAB III Hal. 10


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

C. Ekuitas Dana
Perkembangan ekuitas dana Kabupaten Minahasa Utara selama
Tahun 2016-2019 tumbuh rata- rata sebesar 8,15% pertahun, dimana
pada Tahun 2016 sebesar Rp 1.275.350.624.916 terus meningkat
sampai Tahun 2019 menjadi Rp 1.622.583.901.449.
Berdasarkan neraca keuangan Kabupaten Minahasa Utara
selanjutnya akan dilihat rasio keuangan daerah yang menunjang
berbagai kegiatan pembangunan daerah mencapai visi dan misi
pemerintah daerah.
Tabel 3.6
Analisis Rasio Keuangan Tahun 2016 -2020
Kabupaten Minahasa Utara

Rerata
NO URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020 (2016–2020)

A Rasio Likuiditas 7,194

1 Rasio Lancar 31 15.29 13.86 5.53 0.80 7.698

2 Rasio Quick 0.98 14.32 12.60 4.91 0.64 6.69

B Rasio Solvabilitas 077


Rasio total hutang terhadap
1 01285 0288 0498 0819 0323 064
total asset
Rasio total Hutang terhadap
2 01302 0380 0501 0826 092 079
modal
Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut

Data olahan Tabel 3.6 menunjukkan Rerata Rasio Likuiditas


tahun 2016-2020 baik rasio lancar dan rasio quick adalah sebesar
7,194. Sedangkan Rerata Rasio Solvablitas baik rasio total hutang
terhadap total asset dan rasio total terhadap modal adalah sebesar 077.
Hasil analisis menunjukan nilai positif artinya secara keseluruhan
kondisi keuangan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016 – 2020 masih
dalam kategori cukup baik.
Data menunjukkan bahwa rasio keuangan baik rasio likuiditas
maupun rasio solvabilitas adalah positif artinya keuangan Kabupaten
Minahasa Utara dalam 5 tahun (Tahun 2016-2020) dalam kondisi atau
kategori cukup baik.

BAB III Hal. 11


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek serta Rasio
likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan membayar
semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Rasio likuiditas yang
digunakan dalam analisis kondisi keuangan Kabupaten Minahasa Utara
yaitu:
1. Rasio Lancar
Rasio Lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi
kewajiban jangka pendek, karena memberi gambaran tentang
kemampuan aktiva menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin
besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi
kemampuan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas, Rasio lancar pada Tahun 2016
sebesar 31 yang berarti bahwa aset lancar pemerintah Kabupaten
Minahasa Utara adalah 31 kali lipat bila dibandingkan dengan
kewajiban yang jatuh tempo. Tahun berikutnya peningkatan rasio
lancar sangat tinggi menjadi 15,29 Tahun 2017 dan 13,86 Tahun
2018, namun mengalami penurunan menjadi 5,53 pada Tahun 2019.
Tahun 2020 rasio lancar mengalami penurunan menjadi sebesar 0,80.
Hal ini terjadi karena kewajiban lancar mengalami kenaikan yang
sangat besar dari Rp. 13,289 miliar tahun 2019 menjadi Rp. 52,936
miliar pada tahun 2020. Dalam 5 (lima) tahun terakhir rata-rata rasio
lancar Kabupaten Minahasa Utara adalah sebesar 7,70.
2. Rasio Quicks
Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio
dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini
dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta
menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan
rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Rasio Quick menunjukkan
BAB III Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar kewajiban jangka


pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Berdasarkan tabel diatas, Rasio Quick pada Tahun 2016 adalah
sebesar 0,98 dan meningkat tajam tahun 2017 menjadi 14,32 dan tahun
2018 menjadi 12,60 dan terus menurun menjadi 4,91 Tahun 2019.
Tahun 2020 Rasio Quick mengalami penurunan sebesar 0,64. Hal ini
sejalan dengan nilai rasio lancar akibat meningkatnya secara drastis
nilai kewajiban lancar. Walaupun demikian secara keseluruhan
menunjukkan bahwa keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa
Utara masih relatif mampu membayar kewajiban jangka pendeknya
dalam waktu dekat.

B. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan daerah untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Jika positif berarti Kabupaten Minahasa Utara mempunyai
aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-
hutangnya. Rasio Solvabilitas terdiri atas:
1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa
besar pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya
diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan
dan menandakan semakin besar resiko yang dihadapi oleh Pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara.
Besarnya Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset pada Tahun 2016
sebesar 0,1285 dan terus menurun sampai tahun 2019 menjadi 0,82
dan tahun 2020 menurun menjadi 0,32 hal ini terjadi akibat
meningkatnya total kewajiban/hutang pemerintah kabupaten
Minahasa Utara. Secara keseluruhan dalam 5 (lima) tahun terakhir
masa pemerintahan, peningkatan pengaruh hutang terhadap aktiva
yang dimiliki daerah menunjukan trend penurunan dari tahun ke
tahun.
2. Rasio Hutang Terhadap Modal
Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu
hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki,

BAB III Hal. 13


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dimana semakin kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak


tergantung pembiayaan dari pihak lain. Pada Tahun 2016 Rasio
Hutang Terhadap Modal Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
sebesar 0,1302 terus menurun menjadi 0,32 pada Tahun 2020. Hal
Ini menunjukkan bahwa dalam periode Tahun 2016-2020 nilai total
hutang masih realtif tidak mempengaruhi nilai modal yang dimiliki
Kabupaten Minahasa Utara.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Suatu kinerja pemerintah yang baik, dapat dilihat juga melalui
proporsi penggunaan anggaran. Proporsi penggunaan anggaran yang
memenuhi aturan adalah persentase untuk layanan publik harus
lebih besar daripada belanja aparatur ataupun kebutuhan pemerintah
itu sendiri. Dengan kata lain kebutuhan belanja aparatur harus
dibawah 50% dari total belanja yang dilakukan oleh pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara setiap tahunnya berupaya
untuk menekan pengeluaran tersebut.
Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur, dari tahun ke
tahun cenderung mengalami peningkatan, baik Belanja Tidak
Langsung maupun Belanja Langsung. Peningkatan tersebut lebih
disebabkan karena jumlah aparatur yang terus bertambah, juga
berkenaan dengan peningkatan keahlian aparatur yang
mengakibatkan lebih besar anggaran yang harus disediakan.
Selanjutnya dijelaskan pada Tabel 3.7 mengenai proporsi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur sebagai berikut :

Tabel 3.7
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Tahun 2016 – 2020 Kabupaten Minahasa Utara

Total Pengeluaran
Total Belanja
No URAIAN (Belanja + %
Kebutuhan Aparatur
Pembiayaan)

1 Tahun 2016 463,226 159,218 43.7

2 Tahun 2017 441,699 882,258 50.1

BAB III Hal. 14


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Total Pengeluaran
Total Belanja
No URAIAN (Belanja + %
Kebutuhan Aparatur
Pembiayaan)

2 Tahun 2018 503,558 919,873 54.7

4 Tahun 2019 557,721 164,497 52.4

5 Tahun 2020 520,721 114,111 51.3


Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut

Dalam 5 tahun terakhir penggunaan anggaran untuk belanja


kebutuhan aparatur semakin berkurang persentasenya. Namun tetap
perlu menjadi perhatian karena secara kumulatif masih terdapat
peningkatan belanja kebutuhan aparatur dari Rp 503,55 Milliar pada
Tahun 2018 naik menjadi Rp 520,721 Milliar pada Tahun 2020.

A. Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur


Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selang Tahun
2016- 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Tahun 2016 – 2020 Kabupaten Minahasa Utara

(Rp. Dalam jutaan) Rata-rata


No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan

I. BELANJA 561,383 557,023 1,209,873 601,214 425,749 -22.32%

BELANJA TIDAK
A. 490,106 473,167 477,226 509,621 329,279 -12.79%
LANGSUNG

1 Gaji Dan Tunjangan 303,412 264,839 267,493 274,815 266,684 -3.49%

Tambahan Penghasilan
2 45,693 53,564 61,958 71,349 61,124 6.17%
PNS
Belanja Penerimaan
Lainnya Pimpinan Dan
3 1,933 2,099 2,585 4,031 1,471 -27.86%
Anggota DPRD Serta
KDH/WKDH
Belanja Bantuan Kepada
4 647 624 541 624 - -1.43%
Partai Politik
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
5 Pemerintah 138,421 152,041 144,649 158,802 - 3.19%
Daerah/Pemerintahan
Desa Lainnya
B. BELANJA LANGSUNG 71,277 83,856 732,647 91,593 9,647 -36.14%
1 Honorarium PNS 12,874 1,255 1,225 3 2,418 -10.39%
2 Honorarium Non PNS 422 838 1,655 1,729 2,734 35.01%

BAB III Hal. 15


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

(Rp. Dalam jutaan) Rata-rata


No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan

3 Belanja Jasa Kantor 49,267 62,272 709,862 76,137 82,159 -17.82%

4 Belanja telepon 141 140 92 87 44 -39.09%


5 Belanja air 137 249 261 248 167 -1.04%
6 Belanja listrik 4,853 5,066 5,145 5,159 5,322 2.27%

Belanja
7 874 890 1,471 2,262 3,307 26.97%
kawat/faksimili/internet

Belanja Sewa
8 Rumah/Gedung/Gudang/ 1,862 1,451 1,806 2,971 319 -20.02%
Parkir

Belanja Beasiswa
9 847 400 105 - -98.18%
Pendidikan PNS

PENGELUARAN
II. 2,207 - - 25.00%
PEMBIAYAAN DAERAH

Penyertaan Modal
(Investasi) Pemda Badan
1 1 25.00%
Usaha Milik Daerah
(BUMD)
2 Dana Bergulir 1,207 25.00%
Pembayaran Hutang
3 0.00%
Pokok yang Jatuh Tempo
JUMLAH(I + II) 561,383 557,023 1,212,080 601,214 425,749 -22.39%
Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut

Tampak selang Tahun 2016 – 2020 terdapat peningkatan belanja


kebutuhan aparatur sebesar 20,40% dimana untuk belanja langsung
meningkat 86.37% sedangkang blanja tidak langsung sebaliknya
turun 0,26%. Rata-rata pertumbuhan belanja kebutuhan aparatur
adalah 6,70% dengan rata-rata pertumbuhan belanja langsung
kebutuhan aparatur sebesar 23,88% dan rata-rata pertumbuhan
belanja tidak langsung kebutuhan aparatur hanya 0,10%.
Kontribusi terbesar peningkatan belanja kebutuhan aparatur
dari pos belanja tidak langsung adalah dari belanja DPRD serta
operasional KDH/WKDH. Sadangkan kontribusi terbesar peningkatan
kebutuhan aparatur dari pos belanja langsung adalah belanja modal
pengadaan mebeulair dan belanja modal pengadaan alat-alat
rumahtangga.
B. Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Terdapat pengeluaran wajib dan mengikat serta merupaka
prioritas utama untuk belanja pemerintah daerah setiap tahunnya.
Untuk belanja tidak langsung terdapat 5 (lima) pos belanja, dimana

BAB III Hal. 16


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

yang paling besar proporsinya setelah belanja gaji dan tunjangan


adalah pos belanja bantuan keuangan kepada pemerintah daerah/
pemerintah desa lainnya (Tahun 2016 mencapai 28,24% menjadi
31,16% Tahun 2019).
Tabel 3.9
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Tahun 2016-2020 Kabupaten Minahasa Utara

(Rp. Dalam jutaan)


Rata-rata
No Uraian Tahun
pertumbuhan
2016 2017 2018 2019 2020

Belanja Tidak
A 352,754 322,972 334,534 351,833 333,351 -1.60%
Langsung

Belanja Gaji dan


1 303,412 264,839 267,493 274,815 266,684 -3.49%
Tunjangan
Belanja
2 Tambahan 45,693 53,564 61,958 71,349 61,124 6.17%
Penghasilan
Belanja
Penerimaan
Anggota dan
3 1,933 2,099 2,585 4,031 4,072 15.90%
Pimpinan DPRD
serta Operasional
KDH/WKDH
Belanja
4 pemungutan 1,716 247 2,498 1,325 1,471 -14.58%
Pajak Daerah
Belanja
5 pemungutan 313 - 25.00%
Retribusi Daerah

Belanja
B 110,462 118,718 169,015 197,946 70,317 -32.54%
Langsung
Belanja
1 12,874 1,255 1,225 3 2,555 -10.39%
Honorarium PNS
Belanja Uang
2 1,454 1,649 1,375 369 649 -59.40%
Lembur

Belanja Beasiswa
3 847 400 105 - - -98.18%
Pendidikan PNS
Belanja Kursus,
Pelatihan,
4 Sosialisasi dan 3,421 2,136 2,239 289 447 -17.37%
Bimbingan Teknis
PNS
Belanja premi
5 asuransi 9,317 - - 0.00%
kesehatan

Belanja makanan
6 dan minuman 10,466 13,179 13,426 1,161 431 -30.08%
pegawai

Belanja pakaian
7 dinas dan 1,999 1,231 1,787 2,287 1,236 -23.61%
atributnya

BAB III Hal. 17


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

(Rp. Dalam jutaan)


Rata-rata
No Uraian Tahun
pertumbuhan
2016 2017 2018 2019 2020
Belanja Pakaian
8 Khusus dan Hari- 1,534 1,724 1,984 285 984 -12.52%
hari Tertentu
Belanja
9 42,121 44,394 55,982 74,889 20,769 -52.38%
perjalanan dinas

Belanja
10 perjalanan - - - - 0.00%
pindah tugas
Belanja
11 Pemulangan - - - - 0.00%
Pegawai
Belanja Modal
12 1,997 23,901 51,983 36,389 19,968 5.14%
Tanah (kantor)
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin -
13 3,434 1,644 5,703 6,974 2,421 -51.89%
Pengadaan Alat
Angkutan darat
bermotor
Belanja Modal
Peralatan dan
14 Mesin - 1,361 1,184 1,626 149 969 -22.36%
Pengadaan Alat
Kantor
Belanja Modal
Pengadaan
15 8,226 5,546 874 25,119 - -12.15%
Perlengkapan
Kantor
Belanja Modal
Peralatan dan
16 Mesin - 4,402 4,062 473 7,508 9,405 -16.33%
Pengadaan
Komputer
Belanja Modal
17 Pengadaan 1,439 1,416 238 7,965 3,027 -14.06%
Mebeulair
Belanja Modal
18 Pengadaan 93 143 64 58 173 -8.09%
Peralatan Dapur
Belanja Modal
Pengadaan
19 Penghias 768 524 434 1,778 1,457 -3.44%
Ruangan Rumah
Tangga
Belanja Modal
Peralatan dan
20 Mesin - 3,211 2,572 3,654 11,294 5,392 -9.26%
Pengadaan Alat
Rumah Tangga
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin -
21 Pengadaan Meja 1,498 463 553 1,476 434 -96.21%
Dan Kursi
kerja/Rapat
Pejabat

TOTAL 463,226 441,699 503,558 549,779 403,668 -5.09%

Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut

BAB III Hal. 18


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Belanja langsung terdapat 7 (tujuh) pos pengeluaran wajib dan


mengikat serta prioritas utama, dimana yang paling besar proporsinya
setelah belanja honorarium PNS adalah belanja sewa rumah/gedung
dan parkir yang mencapai 10,85% tahun 2016 dan meningkat
menjadi 28,85% tahun 2019.

3.2.2. Analisa Pembiayaan


Pembiayaan adalah transaksi keuangan dearah yang dimaksudkan
untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Dalam hal terjadi defisit anggaran, sumber pembiayaan dapat berasal
dari sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun lalu, penerimaan
pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, maupun hasil penjualan
aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan Pengeluaran dalam
pembiayaan itu sendiri adalah angsuran hutang, penyertaan modal dan
transfer ke dana cadangan.
Secara garis besar, analisis Pembiayaan Daerah bertujuan untuk
memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah
pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
pembiayaan di masa yang akan datang dalam rangka penghitungan
kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Selang Tahun 2016 – 2019 defisit riil anggaran Kabupaten
Minahasa Utara terjadi pada Tahun 2016 sebesar Rp 88.112.101.801
dan Tahun 2019 turun menjadi Rp 24.604.148.005. sedangkan Defisit
tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 3.413,77049.

Tabel 3.10
Defisit Riil Anggaran Tahun 2016 - 2020
Kabupaten Minahasa Utara

Tahun
Rata-rata
No Uraian (Rp. Dalam jutaan)
Pertumbuhan
2016 2017 2018 2019 2020
Realisasi
1 Pendapatan 8,829 946,497 927,613 139,893 934,885 -95.25%
Daerah
Dikurangi
0.00%
Realiasi:

BAB III Hal. 19


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Belanja
2 9,702 882,258 917,665 164,497 97,279 -10.60%
Daerah
Pengeluaran
3 2,207 41,319 50.00%
Pembiayaan

Defisit Riil - 88,112 64,239 7,739 - 246 - 341 69.52%


Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut, 2021

Komposisi penutup defisit riil anggaran yang terjadi di Tahun 2016 dan
Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.11
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2016 – 2020

Proporsi dari Total Defisit Riil


Rata-rata
No Uraian (Rp. Dalam Jutaan) Pertumbuhan
2016 2017 2018 2019 2020
Sisa lebih perhitungan
1 anggaran (SILPA)tahun 8.915 903 65.142 72.893 48.289 -30.68%
anggaran sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
3
Daerah yang dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
4
Daerah
Penerimaan Kembali
5 Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang
6
Daerah
Sisa Lebih pembiayaan
7
anggaran tahun berkenan
Sumber : diolah dari Laporan Keuangan Kab.Minut, 2021

Dalam pengelolaan defisit anggaran di Kabupaten Minahasa Utara


hanya berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya.
Pemerintah Daerah dapat menggunakan beberapa pos anggaran lainnya
untuk menutup defisit anggaran.

3.3. Kerangka Pendanaan


3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah pasal 1 ayat 13
merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait. Pendapatan
Daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
dikelompokkan atas: a) PAD, yaitu pendapatan yang diperoleh daerah

BAB III Hal. 20


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan


peraturan perundang undangan. PAD pada umumnya terdiri dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang
dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah; b) Dana Perimbangan, yaitu
dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana
bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus; c) Lain-lain
pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat, DBH
pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan
otsus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemda lainnya.
Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah
yang terus meningkat, kebijakan umum pendapatan daerah
diarahkan untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui
mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya.
Kebijakan umum pendapatan daerah Tahun 2021, adalah sebagai
berikut :
a. Menyesuaikan struktur pendapatan dan mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah sehingga target penerimaan
minimal dapat terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan
dan tepat waktu.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi
kewajibannya sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki, sehingga diharapkan mampu memberikan dukungan
yang optimal dalam menunjang kebutuhan dana yang
diperlukan dengan mengupayakan penggalian potensi sumber-
sumber pendapatan daerah secara optimal berdasarkan
kewenangan dan potensi yang dimiliki dengan memperhatikan
pentingnya pelayanan dan kemampuan masyarakat.
c. Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan dan potensi yang ada dengan
memperhatikan aspek keadilan, kepentingan umum dan
kemampuan masyarakat serta efisiensi dan efektivitas
pengelolaan keuangan daerah dalam bidang pendapatan daerah.

BAB III Hal. 21


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Pada Tahun 2021 proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD)


diproyeksikan sebesar 0,9% dari total pendapatan daerah yaitu
sebesar Rp. 1.696.233.339,00. Sedangkan pendapatan daerah
sebagian besar masih berasal dari dana perimbangan dengan proporsi
76% dan lain lain pendapatan daerah yang sah 17%. Data series dan
proyeksi Tahun 2016 – 2020 mengalami trend peningkatan yang
positif, Pada Tahun 2021 proporsi Pendapatan Asli Daerah yang
diperkirakan naik merupakan proyeksi yang pesimis, hal ini
disebabkan dengan ditariknya sejumlah kewenangan daerah menjadi
kewenangan Provinsi dan Pusat sesuai yang dimanatkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah, maka
berdampak berkurangnya sejumlah potensi – potensi yang dapat
memberikan nilai tambah bagi peningkatan Pendapatan Daerah.
Strategi yang dapat ditempuh daerah dengan mengoptimalkan
potensi-potensi pendapatan daerah yang belum dikelola secara
optimal dan perlu dilakukan segera dalam upaya-upaya terobosan
untuk mencari sumber-sumber alternatif pendapatan lainnya yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber
pendapatan daerah.
Strategi pengelolaan pendapatan daerah dilaksanakan melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah yang dijabarkan
sebagai berikut :
Intensifikasi pendapatan daerah dilakukan melalui :
a. Bersama Perangkat Daerah pengelola pendapatan, ekspose
potensi pendapatan;
b. Menyusun rencana pendapatan dalam satu Tahun anggaran dan
breakdown rencana per bulan;
c. Survey lapangan guna penyusunan potensi pendapatan;
d. Evaluasi dan monitoring triwulanan terhadap realisasi
pendapatan;
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Perangkat
Daerah pengelola pendapatan.
Sedangkan ekstensifikasi pendapatan daerah dilakukan melalui
cara:
a. Selalu memperbaharui basis data potensi pendapatan baik
BAB III Hal. 22
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pajak daerah maupun retribusi daerah dengan aktif


melaksanakan pendataan di lapangan;
b. Memetakan potensi PAD sebagai dasar penentuan target
pendapatan;
c. Melaksanakan pengkajian potensi pendapatan guna
kemungkinan pengembangan sumber-sumber pendapatan baru;
d. Selalu mengkaji dan memperhatikan peraturan perundangan
yang berlaku guna penyiapan produk hukum.

Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan


elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada
publik.Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan
daerah masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung
program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan pola kebijakan yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah, secara
bertahap akan mampu keluar dari berbagai persoalan yang selama ini
dihadapi seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan masih adanya
jumlah penduduk yang miskin.
Kebijakan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2021 yang
merupakan potensi daerah dan sebagai penerimaan Kabupaten
Minahasa Utara sesuai urusannya diarahkan melalui upaya
peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi
daerah dan dana perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah :
1. Memantapkan Kelembagaan dan Standar Operasional Prosedur
Pemungutan Pendapatan Daerah
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan
ekstensifikasi;
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan
Daerah dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi
dan PD Pengelola Pendapatan Daerah;

BAB III Hal. 23


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya


peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan
Daerah;
5. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai
upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak dan retribusi daerah;
6. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.

Proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Utara Tahun


2021-2026 masih bertumpuh pada dana transfer pemerintah pusat dan
kinerja pertumbuhan pendapatan daerah dimasa lima tahun yang lalu
serta kondisi Tahun 2020 yang mengalami tekanan akibat pandemi
Covid -19 yang berdampak serius pada kinerja pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Utara khususnya Kabupaten Minahasa Utara dimana pada
Tahun 2020 mengalami kontraksi - 0,93 persen Hal ini terjadi karena
terkontraksinya 9 sektor andalan Kabupaten Minahasa Utara antara lain
penyediaan akomodasi dan makan minum sebagai representasi dari
sektor pariwisata yang mengalami kontraksi sebesar -21,40 persen,
diikuti oleh sektor transportasi dan pergudangan yang terkontrasi
sebesar -13,99 persen dan sektor jasa lainnya (-11,12%), serta sektor
konstruksi (-6,99 persen). Dibalik tekanan berat Pandemi Covid 19
masih terdapat 8 sektor andalan Kabupaten Minahasa Utara yang
masih tetap bertumbuh positif antara lain sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan, pertambangan, dan penggalian, industri pengolahan,
infokom, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, jasa pendidikan dan
jasa kesehatan.
Melihat dan mempertimbangkan kondisi saat ini dimana
pemerintah terus meningkatkan program Vaksinasi disemua lapisan
masyarakat, untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity) serta
meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mematuhi protokol
kesehatan (5M), maka diprediksi kondisi ekonomi akan mengalamai
pemulihan secara gradual sehingga akitivas ekonomi dan sosial
masyakarat akan kembali pada kehidupan normal.
Pendapatan Asli Daerah merupakan refleksi dari derajat
kemandirian fiskal pada lima tahun ke depan (2021-2026) diharapkan
BAB III Hal. 24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dapat dioptimalkan penerimaannya dengan menggali sumber potensi


ekonomi baru seiring dengan beroperasinya KEK Likupang dan
diperkirakan mulai Tahun 2022 akan memulai aktifitasnya sehingga
pada akhir tahun perencanaan Tahun 2026 akan meningkat sebesar
Rp. 122.432.503.647 dari kondisi awal Tahun 2021 sebesar
Rp. 106,905,680,199.00 atau mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 2,5% per tahun.

Untuk perencanaan belanja hibah pada tahun 2024 mengalami


kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya karena pada tahun 2024 akan
dilaksanakan pemilihan umum secara serentak, sehingga di rencanakan
kenaikan belanja hibah untuk mendukung pemilihan umum kepala
daerah secara serentak, dimana untuk perincian direncanakan adalah
sebagai berikut : total hibah untuk pemilihan umu sebesar Rp. 60 Milyar
dengan alokasi hibah kepada KPU sebesar Rp. 45 Milyar, Banwas
sebesar Rp. 15 Milyar.

Adapun pada Tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara


berupaya mengusulkan dana pinjaman kepada pemerintah pusat lewat
program pemulihan ekonomi nasional (program PEN) yaitu sebesar Rp.
200 trilyun dengan harapan bisa mendapatkan dana pinjaman sebesar
yang diusulkan yang akan digunakan untuk percepatan pemulihan
ekonomi di daerah dalam bentuk program dan kegiatan yang bertujuan
untuk merangsang pemulihan ekonomi daerah sebagai dampak yang
ditimbulkan karena adanya pandemi COVID-19.

Program PEN adalah rangkaian kegiatan untuk pemulihan


ekonomi yang merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara yang
dilaksanakan oleh pemerintah pusat untuk mempercepat penanganan
pandemi COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem
keuangan serta ekonomi nasional.

Proyeksi belanja daerah Tahun 2021-2026 akan difokuskan pada


penjabaran dan pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah untuk
mencapai target indikator kinerja utama dan indikator kinerja kunci.

BAB III Hal. 25


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Arah kebijakan pada Tahun 2021 dan 2022 masih tetap fokus pada
pemulihan kesehatan masyarakat dan adaptasi kehidupan baru (new
normal). Setelah melewati tantangan berat maka diharapkan pada
Tahun 2023 – 2026, Kabupaten Minahasa Utara mengalami
pertumbuhan impresif sehingga akan terjadi akselerasi pembangunan di
semua sektor secara inklusif dan berkelanjutan.

Untuk lebih jelasnya melihat proyeksi Anggaran Belanja Daerah


Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 dapat dilihat pada Tabel
3.12 dibawah ini:
Tabel 3.12
Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2021 s/d Tahun 2026 Kabupaten Minahasa Utara
TAHUN
NO. URAIAN (Rp. Dalam Jutaan)
2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 PENDAPATAN 1,007,467 974,196 1,006,204 1,016,037 1,021,749 1,028,093
1.1 PENDAPATAN
106,905 109,167 113,690 116,533 119,446 122,432
ASLI DAERAH
1.1.1 Pendapatan
61,400 62,819 64,509 66,121 67,774 69,469
Pajak Daerah
1.1.2 Pendapatan
5,251 5,439 5,516 5,654 5,796 5,941
Retribusi Daerah
1.1.3 Pendapatan Hasil
Pengelolaan
629
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain
Pendapatan Asli 40,254 40,279 43,664 44,756 45,875 47,022
Daerah yang Sah
1,2 PENDAPATAN
878,744 865,029 870,368 877,359 880,157 883,515
TRANSFER
1.2.1 Pendapatan
Transfer
848,606 812,294 840,231 846,679 850,020 853,378
Pemerintah
Pusat
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil 32,075 33,278 32,557 32,720 32,884 33,048
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil
Bukan Pajak
(Sumber Daya
Alam)
1.2.1.3 Dana Alokasi
483,673 488,673 475,228 477,604 479,992 482,392
Umum
1.2.1.4 Dana Alokasi
Khusus (DAK) 77,691 77,691 78,861 79,255 79,651 80,049
Fisik
Dana Alokasi
Khusus (DAK) 76,742 76,742 75,160 78,674 79,068 79,463
Non Fisik
DID 75,160 30,064 75,160 75,160 75,160 75,160
Dana Desa 103,263 105,844 103,263 103,263 103,263 103,263
1.2.2 Pendapatan
Transfer
- - - - -
Pemerintah
Pusat – Lainnya
1.2.2.2 Dana
Penyesuaian
1.2.3 Pendapatan 30,137 30,589 30,137 30,679 30,137 30,137

BAB III Hal. 26


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

TAHUN
NO. URAIAN (Rp. Dalam Jutaan)
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Transfer
Pemerintah
Daerah –
Lainnya
1.2.3.1 Pendapatan Bagi
30,137 30,589 30,137 30,679 30,137 30,137
Hasil Pajak
1.2.3.2 Pendapatan Bagi
Hasil Bukan
Pajak
1,3 LAIN-LAIN
PENDAPATAN 21,817 22,144 22,144 22,144 22,144 22,144
YANG SAH
1.3.1 Pendapatan
21,817 22,144 22,144 22,144 22,144 22,144
Hibah
1.3.3 Pendapatan
Lainnya
2 BELANJA 1,009,467 974,196 1,008,204 1,018,037 1,023,749 1,030,093
2,1 BELANJA
715,610 701,627 729,627 739,460 747,902 754,246
OPERASI
2.1.1 Belanja Pegawai 385,572 380,523 409,523 419,355 429,797 436,141
2.1.2 Belanja Barang
323,043 314,110 313,110 253,110 311,110 311,110
dan Jasa
2.1.5 Belanja Hibah 6,994 6,994 6,994 66,994 6,994 6,994
2.1.6 Belanja Bantuan
Sosial
2,2 BELANJA
114,436 104,087 107,095 107,095 104,366 104,366
MODAL
2.2.1 Belanja Tanah 20,000
2.2.2 Belanja Peralatan
32,789 20,789 31,789 31,789 30,589 30,589
dan Mesin
2.2.3 Belanja
Bangunan dan 28,438 25,438 26,438 26,438 25,438 25,438
Gedung
2.2.4 Belanja Jalan,
Irigasi, dan 53,015 37,690 48,690 47,690 47,611 47,611
Jaringan
2.2.5 Belanja Aset
192 170 178 178 170 170
Tetap Lainnya
2,3 BELANJA TAK
4,113 4,115 4,115 4,115 4,115 4,115
TERDUGA
2.3.1 Belanja Tak
4,113 4,115 4,115 4,115 4,115 4,115
Terduga
2,4 TRANSFER 175,307 164,365 167,365 167,365 167,365 167,365
2.4.1 Transfer Bagi
Hasil 6,669 6,825 6,825 6,825 6,825 6,825
Pendapatan
2.4.1.1 Transfer Bagi
Hasil Pajak 6,669
Daerah
2.4.1.2 Transfer Bagi
Hasil
Pendapatan
Lainnya
2.4.2 Transfer
Bantuan 168,637 157,539 160,539 160,539 157,539 157,539
Keuangan
2.4.2.1 Transfer
Bantuan
Keuangan ke
Pemda Lainnya
2.4.2.2 Transfer
Bantuan
Keuangan ke
Desa

BAB III Hal. 27


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

TAHUN
NO. URAIAN (Rp. Dalam Jutaan)
2021 2022 2023 2024 2025 2026
2.4.2.3 Transfer
Bantuan
Keuangan
Lainnya
Jumlah Belanja
1,009,467 974.196 1,008,204 1,018,037 1,023,749 1,030,093
dan Transfer
Surplus/Defisit (2,000) (2,000) (2,000) (2,000) (2,000)
3 PEMBIAYAAN
3,1 PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
3.1.1 Penggunaan Sisa
Lebih
2,000 0 2,000 2,000 2,000 2,000
Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
3,2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
3.2.1 Pengembalian
Dana Hibah
Pusat
Penyertaan
Modal/ Investasi
Pemerintah
Daerah
Pembayaran
Pokok Pinjaman
Dalam Negeri
PEMBIAYAAN
2,000 0 2,000 2,000 2,000 2,000
NETTO
SISA LEBIH
PEMBIAYAAN
ANGGARAN
(SILPA)

3.1.1 Penghitungan Kerangka Pendanaan


Guna menghitung kerangka pendanaan selama lima tahun
kedepan dilakukan proyeksi kapasitas riil keuangan daerah untuk
mendanai pembangunan daerah, sebagaimana disajikan dalam
Tabel 3.13 berikut ini.

Tabel 3.13
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Minahasa Utara Tahun 2022-2026

Proyeksi ( Jutaan Rp.)


No. Uraian 2022 2023 2024 2025 2026
1. Pendapatan 974,196 1,006,204 1,016,037 1,021,749 1,028,093
2. Pencairan dana 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
cadangan (sesuai
Perda)
3. Sisa Lebih Riil 0.00 2.000 2.000 2.000 2.000
Perhitungan Anggaran

Total Penerimaan 974,196 1,008,204 1,018,037 1,023,749 1.030,193

BAB III Hal. 28


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Proyeksi ( Jutaan Rp.)


No. Uraian 2022 2023 2024 2025 2026
Dikurangi:
4. Belanja Pegawai 380,523 409,523 419,355 429,797 436,141

5. Pengeluaran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


Pembiayaan
Kapasitas Riil 593,673 598,681 598,682 593,952 594,052
Kemampuan Daerah

Berdasarkan Tabel 3.13 diatas, diperoleh proyeksi kapasitas riil


kemampuan keuangan daerah. Tahun 2022 kapasitas riil
kemampuan daerah sebesar Rp. 593.673.302.576,- dan pada akhir
periode Tahun 2026 menjadi Rp. 594.052.510.831,- Tabel 3.13
menginformasikan juga bahwa kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa Utara terus membaik secara perlahan
dari tahun ke tahun. Hasil perhitungan kapasitas riil kemampuan
keuangan di atas akan menjadi dasar dalam menentukan kerangka
pendanaan program-program yang akan direncanakan dalam 5 (lima)
tahun mendatangkan yang akan dirumuskan dalam RPJMD ini.
Untuk memandu alokasi pendanaan, dibagi menjadi 3 prioritas,
Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, sebagai
berikut:

a. Prioritas I adalah dialokasikan untuk pengeluaran untuk


program-program pelayanan dasar (urusan wajib pelayanan
dasar);
b. Prioritas II adalah dialokasikan untuk program-program terkait
dengan pelaksanaan visi dan misi Bupati (Janji Bupati) termasuk
di dalamnya adalah program prioritas untuk pemenuhan urusan
wajib pelayanan dasar; dan terakhir
c. Prioritas III adalah untuk program-program urusan pemerintahan
lainnya serta penunjang tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperoleh proyeksi
alokasi anggaran indikatif untuk ketiga prioritas di atas
dibandingkan dengan kapasitas total penerimaan daerah.

BAB III Hal. 29


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 3.14
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2022-2026

Proyeksi (dalam Jutaan)


No. Uraian
2022 2023 2024 2025 2026

Kapasitas riil
1.
kemampuan keuangan 593,673 598,681 598,682 593,952 594,052

2. Prioritas I 269,788 270,505 275.680 280,163 290.160

Prioritas II 230,000 240,000 260,000 250,000 260,000

Prioritas III 93,885 88.176 63.002 63.789 43.892

BAB III Hal. 30


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Analisis isu strategis merupakan pemahaman permasalahan


pembangunan dan isu- isu penting dalam penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2021-2026. Isu strategis merupakan tantangan atau peluang yang harus
diperhatikan atau diprioritaskan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat di masa mendatang.
Suatu analisis isu-isu strategis menghasilkan rumusan kebijakan yang
bersifat antisipatif dan solusi atas berbagai kondisi yang tidak ideal di
masa depan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
jangka menengah. Sedangkan pada sisi lain, permasalahan
pembangunan daerah menggambarkan kinerja daerah atau kondisi
masyarakat yang belum ideal. Dengan demikian, rumusan tentang
permasalahan pembangunan dan isu strategis merupakan bagian
penting dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah
Kabupaten Minahasa Utara.

Perkembangan terkini, permasalahan dan tantangan


pembangunan Kabupaten Minahasa Utara , Provinsi, nasional maupun
internasional semakin bertambah sebagai implikasi terjadinya pandemi
COVID-19 yang dimulai pada awal Tahun 2020 dan hingga saat ini
belum dapat dipastikan sampai kapan pandemi dapat dikendalikan atau
berakhir. Dampak pandemi sudah terjadi pada Tahun 2020 dan masih
akan berlanjut pada tahun- tahun berikutnya. Oleh karena itu,
permasalahan dan tantangan pembangunan sebagai dampak pandemi
COVID-19 harus diintegrasikan ke dalam permasalahan dan isu
strategis pembangunan Kabupaten Minahasa Utara.

4.1. Permasalahan Pembangunan


Pembangunan daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan
visi dan misi kepala daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Gambaran
Kabupaten Minahasa Utara yang telah diuraikan sebelumnya
menunjukkan fakta bahwa masih ada persoalan pembangunan daerah

BAB IV Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

yang harus diselesaikan lima tahun ke depan untuk menopang


tercapainya tujuan pembangunan jangka panjang daerah. Permasalahan
pembangunan daerah tidak terlepas dari pengaruh global, regional dan
nasional.

4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Beberapa permasalahan pembangunan dilihat dari aspek pelayanan
dasar dan kesejahteraan:
1. Masih perlu adanya pengembangan kualitas dan daya saing SDM
termasuk penguasaan IPTEK;
2. Pemerataan pendapatan masyarakat dengan indikator gini ratio
relatif bergerak lamban ke pemerataan;
3. Belum sepenuhnya jaminan pelayanan publik yang terjangkau
dan berkelanjutan bagi masyarakat miskin;
4. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu ditingkatkan untuk
memenuhi standar layanan pendidikan sebagai mana Standar
Pelayanan Minimal bidang pendidikan;
5. Akses sarana prasarana pelayanan bagi anak-anak yang
memerlukan pelayanan khusus Sekolah Luar Biasa (SLB) masih
terbatas;
6. Sarana dan prasarana kesehatan masih terbatas untuk
memenuhi standar pelayanan untuk dapat diakreditasi; dan
7. Masih rendahnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak, serta belum optimalnya strategi
pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak.
4.1.2. Aspek Lingkungan Hidup
1. Pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian lingkungan
hidup masih terbatas;
2. Pengawasan pemerintah mengenai pemanfaatan SDA oleh
masyarakat belum optimal;
3. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang aman serta menjamin keberlanjutan;
4. Layanan sanitasi yang layak dan berkelanjutan bagi masyarakat;
5. Pengendalian dan penegakan hukum bagi perusak lingkungan;
6. Pengelolaan sampah, air limbah dan drainase masih buruk;

BAB IV Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

7. Penanganan bencana dan pasca bencana belum bersifat


komprehensif;
8. Terdegradasinya kawasan hutan lindung.
4.1.3. Aspek Bidang Ekonomi dan Ketahanan Pangan
1. Perlunya penguatan pertanian menuju agribisnis unggul dan
berwawasan lingkungan;
2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya pesisir yang berdaya
saing dan berwawasan lingkungan;
3. Belum optimalnya upaya pemenuhan kebutuhan pangan bagi
masyarakat, baik dari ketersediaan, distribusi, maupun
diversifikasi;
4. Terbatasnya lapangan kerja, jumlah tenaga kerja tidak
sebanding dengan kesempatan kerja, dan pendidikan tenaga
kerja belum sepenuhnya sesuai dengan pasar kerja;
5. Belum optimalnya pengembangan pariwisata, terutama terkait
pengembangan daya saing obyek wisata daerah, kelembagaan,
SDM dan industri pendukung pariwisata;
6. Belum optimalnya daya saing ekonomi lokal sektor UKM dan
IKM unggulan;
7. Belum optimalnya realisasi nilai investasi PMA/PMD;
8. Sektor Perdagangan yang relatif keunggulannya dan
pertumbuhannya relatif rendah;
9. Pertumbuhan sektor industri pengolahan yang cenderung
rendah; dan
10. Perlunya penguatan logistik distribusi dari sentra produksi ke
konsumen
4.1.4. Aspek Infrastruktur Daerah
1. Penggunaan IPTEK dan pengembangan inovasi daerah belum
optimal;
2. Ketersediaan aksesbilitas telekomunikasi dan informasi belum
merata;
3. Penyediaan aksesibilitas infrastruktur wilayah kualitasnya masih
belum memadai dan terbatas terutama infrastruktur pariwisata
dan penunjang agribisnis;

BAB IV Hal. 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4. Ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana irigasi, air


bersih dan drainase masih terbatas;
5. Peninjauan kembali / perubahan Perda RTRW belum
dilaksanakan;
6. RDTR Perkotaan dan RTR KSK belum tersedia; dan
7. Infrastruktur pengendalian bencana alam sehingga mengurangi
resiko bencana.
4.1.5. Aspek Tata Kelola Pemerintahan
Masih belum optimalnya pengelolaan aset daerah, yang
ditunjukkan dengan masih banyaknya asset idle, serta kontribusi aset
yang belum signifikan dalam peningkatan pendapatan daerah;
1. Masih perlunya peningkatan peran pemerintah bersama masyarakat
untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam
rangka mewujudkan kondusivitas daerah;
2. Perlunya peningkatan pelayanan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam mendukung perwujudan tata
pemerintahan yang profesional;
3. Pengembangan kemitraan dan kerjasama lintas sektor perlu
dioptimalkan; dan
4. Perlunya revitalisasi dalam perencanaan, pengelolaan, pengendalian
pembangunan dan keuangan
5. Perlunya penguatan pada lembaga-lembaga demokrasi untuk
efisiensi biaya politik.

4.2. Isu Strategis


Isu strategis internal daerah juga dipengaruhi oleh berbagai isu
eksternal dan tentunya mendukung 5 (lima) arahan pencapaian visi
pembangunan nasional 2020 – 2024 yaitu :
1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyederhanaan Regulasi
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi.

BAB IV Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Penetapan 7 (tujuh) agenda pembangunan jangka menengah


nasional yaitu:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang
berkualitas dan berkeadilan;
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan
menjamin pemerataa;.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya
saing;
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan;
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar;
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana
dan perubahan iklim; dan
7. Memperkuat stabilitas polhukham dan transformasi pelayanan
publik strategis merupakan salah satu pengayaan analisis
lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika
eksternal, khususnya selama 5 (lima) tahun yang akan datang,
diidentifikasi dengan baik, maka pemerintahan daerah akan dapat
mempertahankan/ meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan
atas isu strategisnya akan menghadapi potensi kegagalan dalam
melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
tanggungjawabnya atau gagal dalam melaksanakan pembangunan
daerah.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa
datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah
keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam jangka panjang.

BAB IV Hal. 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4.2.1. Isu Internasional


a. Sustainable Development Goals (SDG’s)
Sidang Umum PBB pada 4 Desember 2014 telah menyetujui
platform agenda pembangunan dunia Post-2015 berdasar pada hasil
Open Working Group (OWG) on Sustainable Development Goals yang
akan menjadi target dan tujuan pembangunan dunia sampai 2030.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Rumusan SDG’s terdiri dari 17 tujuan dan 169 target dimana
pencapaian lebih terukur untuk menciptakan masyarakat dunia 2030
jauh lebih baik dari saat ini. Ke-17 tujuan SDG’s tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimana pun;
2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi
yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan;
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua usia;
4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua;
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan;
6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi
yang berkelanjutan untuk semua;
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan
modern untuk semua;
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh,
serta pekerjaan yang layak untuk semua;
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri
inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi;
10. Mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara;
11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan;
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan;
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan
dampaknya;
BAB IV Hal. 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya


kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan;
15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,
menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta
menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati;
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk
semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua tingkatan; serta
17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDG’s
membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dunia,
termasuk dari pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta,
perguruan tinggi, dan masyarakat. Di setiap negara, tidak hanya negara
miskin dan berkembang tetapi juga negara maju, rumusan SDG’s
merupakan sumber penting untuk menyelaraskan strategi dan kebijakan
agar kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik. Di Indonesia
khususnya Kabupaten Minahasa Utara, rumusan SDG’s dan target
pencapaian dapat menjadi salah satu rujukan dalam penyusunan
rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

b. Antisipasi Perubahan Iklim Global


(Global Warming/Climate Change)
Perkembangan lingkungan pada era globalisasi pembangunan
sekarang ini menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan
pembangunan yang mengesampingkan faktor kelestarian lingkungan
hidup sehingga menyebabkan kelestarian hidup yang buruk dengan
akibat ancaman global warming. Global warming merupakan efek atau
dampak dari rusaknya kelestarian ekosistem alam yang dapat
mengakibatkan kekeringan, kelangkaan bahan pangan, hingga banjir
dan bahkan mampu menjadi penyebab utama adanya bencana alam.
Perlu adanya antisipasi dari pemerintah dan masyarakat dunia
dalam menyikapi global warming. Segala bentuk perencanaan
BAB IV Hal. 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pembangunan harus mempunyai strategi dalam menerapkan


pembangunan yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar
kelestarian alam dapat terjaga dan efek global warming dapat
diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap terlaksana
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
c. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dengan
menembus batas- batas Negara
Pada Era Globalisasi yang terjadi saat ini salah satunya ditandai
dengan kecepatan arus informasi dan ekonomi digital yang tidak dapat
dilepaskan oleh pengaruh besar teknologi. Kemampuan teknologi dalam
mengintegrasikan tradisi perdagangan, dapat mengubah bentuknya
menjadi lebih sempurna, universal, dan spasial temporal (mampu
menembus ruang dan waktu). Bagaimana kemudian teknologi juga
mampu menggerakkan arus informasi dan gagasan tanpa batas,
sehingga yang diperlukan adalah kemampuan mentransformasikan
teknologi informasi menjadi sebuah aktivitas positif, baik secara
ekonomi, sosial, maupun budaya yang tetap sejalan dengan nilai- nilai
luhur kepribadian bangsa Indonesia, dalam hal ini bagaimana
mengantisipasi dimulainya era industri 4.0 (industri yang
mengkombinasikan kecerdasan buatan, data raksasa, komputasiawan,
serba internet dan cetak tiga dimensi).
d. Pandemi COVID-19
Dengan adanya Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019)
yang melanda dunia telah berdampak signifikan terhadap sebagian
besar dunia. Tak bisa dipungkiri virus corona mengguncang peradaban
manusia di dunia. Setiap negara melalui otoritasnya meminta rakyatnya
untuk tetap di rumah, menjaga jarak baik secara fisik (physical
distancing) maupun sosial (social distancing) bahkan melakukan
lockdown (karantina wilayah) untuk menghambat penyebaran virus
corona. Virus corona yang mewabah di berbagai penjuru dunia dan
langkah-langkah preventif yang dilakukan tentu menimbulkan
perubahan yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dunia.
Berbagai pembatasan yang dilakukan terhadap masyarakat,
mengakibatkan masyarakat tidak dapat beraktivitas di luar rumah
sehingga industri dan bisnis sangat terdampak oleh pandemi corona.
BAB IV Hal. 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dampak yang paling dapat dirasakan adalah perekonomian dunia yang


berkontraksi hebat dan pada tahun 2020 kemungkinan akan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang minus. Amerika Serikat sebagai raksasa
perekonomian dunia pun juga sangat terdampak dengan pandemi ini
sehingga akan berdampak juga bagi sebagaian besar perekonomian
negara di berbagai belahan dunia. Diperkirakan dampak pandemi ini
masih akan terus berlangsung pada tahun- tahun berikutnya.
Di samping dampak negatif yang terjadi, terdapat dampak lain
pandemi, sebagai pembelajaran bersama. Masyarakat dunia pun belajar
bahwa kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat
meningkat signifikan. Di samping itu, dengan menurunnya proses
produksi di masyarakat maka berdampak menurunnya polusi dan langit
pun terlihat biru, kembali cerah sehingga seolah-olah memberikan
kesempatan kepada alam untuk melakukan recovery.
4.2.2 Isu atau Kebijakan Nasional
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024 memiliki isu strategis sebagai berikut:
a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
b. Tenaga Kerja
c. Investasi
d. Perdagangan
e. Institusi
f. Pendidikan
g. Kesehatan
h. Karakter bangsa
i. Infrastruktur
j. Kewilayahan
k. Lingkungan Hidup dan Bencana
l. Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Krisis Kesehatan dengan adanya Pandemi COVID-19 yang terjadi
di Indonesia berdampak luas bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Hampir seluruh sendi kehidupan terdampak oleh pandemi ini.
Perekonomian Indonesia berkontraksi hebat dan diperkirakan
pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu yang lebih panjang,
setidaknya sampai akhir 2021. Pendidikan pun juga sangat terdampak
BAB IV Hal. 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dengan dilakukannya kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem


daring. Proses produksi, dalam industri dan bisnis, dan tatanan
kehidupan sosial- budaya di masyarakat terdampak hebat dengan
pandemi COVID-19.
Sebagai implikasi dari dampak pandemi ini maka Pemerintah
telah menyiapkan reformasi sistem penganggaran dalam penyusunan
APBN tahun 2021. Redesain penganggaran dilakukan guna
merealisasikan belanja yang lebih optimal dan efektif dengan
menerapkan konsep money for value. Dengan konsep ini maka
programnya jelas sehingga uangnya jelas kenapa dianggarakan sekian.
Redesain sistem penganggaran ditargetkan juga akan mampu lebih
memperjelas hubungan antara program, kegiatan, output dan outcome.
Dengan reformasi ini pun diharapkan sistem teknologi informasi akan
lebih terintegrasi dan organisasi menjadi lebih efisien.
a) Menangani Pandemi COVID-19 dan mengembangkan adaptasi
kebiasaan baru (new normal);
Ketika COVID-19 mendapatkan status sebagai pandemic, secara
langsung telah merubah wajah dunia dan pola hidup global dari
keadaan “normal” ke “new normal”. Penciptaan pra kondisi ini menyasar
enam kriteria yang relevan dengan kesehatan publik, yaitu transmisi
penyebaran terkontrol, kapasitas fasilitas kesehatan memadai, risiko
perluasan pandemi minimal, standar pencegahan terpenuhi di ruang-
ruang publik, risiko penyebaran terkendali, serta publik teredukasi,
terlibat, dan diberdayakan optimal. Dengan demikian, lapisan
infrastruktur dasar sebagai prakondisi menuju kenormalan baru
dibangun untuk pemenuhan syarat-syarat tersebut. Perkembangan
terkini tentang pandemi ini adalah pengembangan/pengadaan vaksin.
Poin penting adalah bahwa keterdesakan yang mendorong
pengembangan vaksin harus sama dengan keterdesakan distribusi
vaksin dan vaksinasi secara adil dan merata untuk “herd immunity”
atau “kekebalan kelompok”, namun tetap menerapkan Protokol
Kesehatan berkelanjutan.

BAB IV Hal. 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

b) Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable


Development Goals
Pencanangan TPB dilaksanakan oleh Sidang Umum PBB yang
dicetuskan tanggal 21 Oktober 2015 yang secara umum dikenal dengan
“Agenda 2030”. TPB mencakup:
1) Tanpa kemiskinan;
2) Tanpa kelaparan;
3) Kehidupan sehat dan sejahtera;
4) Pendidikan berkualitas;
5) Kesetaraan gender;
6) Air bersih dan sanitasi layak;
7) Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi;
8) Industri, inovasi dan infrastruktur;
9) Berkurangnya kesenjangan;
10) Kota dan komunitas berkelanjutan;
11) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab;
12) Penanganan perubahan iklim;
13) Ekosistem daratan;
14) Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang Tangguh;
15) Kemitraan untuk mencapai tujuan.
c) Konvensi Global Perubahan Iklim
United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)
merupakan sebuah perjanjian internasional tentang lingkungan, secara
khusus menyangkut perubahan iklim. Tujuannya menyasar usaha
stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sampai pada level
yang akan mencegah intervensi manusia yang membahayakan dengan
sistem iklim bumi. Level tersebut haruslah dicapai dalam rentang waktu
yang cukup untuk membiarkan ekosistem beradaptasi secara natural
terhadap perubahan iklim, untuk menjamin bahwa produksi pangan
tidak terancam, dan untuk memberdayakan pembangunan yang
berkelanjutan. Dalam rangka mengusung keseimbangan pilar-pilar
keberlanjutan (sustainability pilars): ekonomi, lingkungan dan sosial,
maka Pemerintah Indonesia telah menunjukan komitmen nyata
pembangunan berkelanjutan melalui pembangunan rendah karbon (
PRK) - Low Carbon Development Indonesia (LCDI). LCDI merupakan
BAB IV Hal. 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

platform baru pembangunan yang bertujuan untuk mempertahankan


pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan beremisi gas rumah
kaca (GRK) rendah dan meminimalkan eksploitasi sumber daya alam
(SDA). dan untuk itu Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan PRK-
LCDI kedalam RPJMN 2020-2024. Sulawesi Utara sejak tahun 2016
telah menjadi percontohan pembangunan rendah karbon di Kawasan
Masyarakat Ekonomi Asia Pasifik - Asia Pacific Economy Community (
APEC) Energy Working Group ( EWG) dikenal dengan Low Carbon Model
Town (LCMT) yaitu Kota Model Rendah Karbon di Kawasan Ekonomi
Khusus Bitung.
d) Perang Dagang
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China merupakan
perselisihan dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar.
Perselisihan ini telah menyaksikan bagaimana AS dan China saling
membebankan tarif sebesar ratusan miliar dolar terhadap barang yang
diperdagangkan kedua negara tersebut. Secara khusus, kondisi ini
mempengaruhi pelaku ekonomi di kedua negara dan tentunya
perkembangan ekonomi keduanya. Secara global, kemandekan ekonomi
akibat perang dagang ini mempengaruhi kondisi perdagangan negara-
negara yang berhubungan dengan dinamika ekonomi kedua negara
tersebut.
e) Industri 4.0
Term Industrie 4.0. mencakup seluruh mata rantai dari produsen
ke pengguna dan semua fungsi dan jasa suatu bisnis. Tujuannya adalah
menghasilkan produk cerdas yang melampaui proses manufaktur dan
menjangkau semua data sepanjang masa berlakunya. Industri 4.0
adalah spesialisasi internet of things yang diaplikasikan dalam
lingkungan industri manufaktur. Industri ini akan mengarah ke proses
koleksi data yang masif dan keamanan digital. Sembilan pilar Industrie
4.0 mencakup big data dan analisis data, utilisasi robot, simulasi, sistem
terintegrasi, internet of things, keamanan digital dan sistem siber-fisik,
cloud, proses manufaktur aditif, realitas berimbuh.
Industrie 4.0 ini secara global kemudian diseimbangkan dengan
society 5.0 yang menjamin peran yang berkelanjutan dari manusia
dalam perkembangan industri global. Society 5.0 juga menjamin tujuan
BAB IV Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

akhir pengembangan industri terhadap kesejahteraan masyarakat dan


pemeliharaan lingkungan global
4.2.3 Isu Regional
Isu regional terutama diarahkan untuk pembangunan Wilayah
Sulawesi dimana Kabupaten Minahasa Utara merupakan :
1. Salah satu koridor pertumbuhan Sulawesi Utara melalui
pengembangan sektor unggulan, pengembangan kawasan strategis,
pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan serta penataan
kelembagaan; dan
2. Merupakan pendorong percepatan pembangunan wilayah Sulawesi
melalui proyek prioritas strategis seperti pengembangan destinasi
pariwisata prioritas Likupang dan pembangunan waduk multiguna
Kuwil.
4.2.4 Isu Strategis Provinsi Sulawesi Utara
1. Perwujudan Sulut sebagai Super Hub di Indonesia Timur;
2. Pengembangan kawasan perbatasan dan kepulauan;
3. Penurunan kemiskinan dan pengangguran;
4. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan;
5. Peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja;
6. Peningkatan daya saing dan kemudahan berinvestasi;
7. Perwujudan kedaulatan pangan;
8. Optimalisasi sumberdaya perikanan dan kemaritiman serta
pemanfaatan yang berkelanjutan;
9. Optimalisasi pendapatan daerah;
10. Pemerataan infrastruktur, sanitasi dan air minum layak;
11. Peningkatan moda transportasi dari pusat-pusat produksi;
12. Penguatan kepariwisataan terutama Manado – Likupang yang
menjadi bagian dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan
penetapan KEK Pariwisata Likupang;
13. Peningkatan industri dan daya saing Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) serta koperasi;
14. Perencanaan pembangunan berdasarkan kondisi daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup;
15. Optimalisasi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim;
16. Transformasi energi terpadu dan berkelanjutan;
BAB IV Hal. 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

17. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya;


18. Perencanaan pembangunan rendah karbon/ Low Carbon
Development Indonesia (LCDI);
19. Transformasi Digital;
20. Peningkatan pemajuan kebudayaan dan pelestarian nilai budaya
4.2.5 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara 2021
– 2026
1. Peningkatan kualitas Pendidikan Sekolah dasar dan menengah
melalui sistem Pendidikan yang berstandar nasional
2. Peningkatan kualitas Pendidikan ASN dalam rangka membudayakan
integritas dalam mencapai kinerja berbasis hasil dari Aparatur Sipil
Negara (ASN)
3. Mewujudkan perencanaan pembangunan dan keuangan serta hasil
pengawasan yang berorientasi hasil
4. Peningkatan Kualitas Kesehatan
5. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
6. Peningkatan peran serta setiap elemen masyarakat disekitar
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang
7. Peningkatan pendampingan sektor ekonomi dan UMKM
8. Peningkatan penyediaan akses infrastruktur dasar dan penanganan
kawasan pemukiman kumuh serta pengendalian kualitas
Lingkungan Hidup
9. Peningkatan koordinasi dengan instansi terdekat terkait dengan
RTRW
10. Pengendalian stabilitas keamanan, ketertiban dan mitigasi bencana
11. Peningkatan pelayanan publik.
12. Memperkuat digitalisasi dan transparansi serta akuntabilitas dalam
sinkronisasi tata Kelola pemerintahan

4.2.6 Hasil Telaahan KLHS Kabupaten Minahasa Utara


Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
BAB IV Hal. 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,


rencana dan/atau program. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), lebih mengutamakan pendekatan
strategis, sehingga bukan KRP dalam RPJMD yang dinilai dampaknya,
tetapi lebih memastikan strategi pembangunan berkelanjutan sesuai
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(TPB/SDG’s), yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun
2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, telah diintegrasikan ke dalam Rancangan RPJMD.
Dari pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun
2021-2026, maka dapat diidentifikasi substansi terpenting KLHS
meliputi:
Berdasarkan uraian di atas, hubungan isu strategis Kabupaten
Minahasa Utara dengan isu Isu Internasional, Isu Nasional, Isu Provinsi
Sulawesi Utara, Isu Strategis KLHS dapat dijelaskan dalam Tabel 4.1
berikut :

BAB IV Hal. 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 4.1
Keterkaitan Isu Strategis Kabupaten Minahasa Utara, Isu Internasional, Isu Nasional,
Isu Provinsi Sulawesi Utara dan Isu Strategis KLHS

Isu International Isu Provinsi Isu Strategis


No. Isu Strategis Masalah Daerah Isu Nasional
(SGDs) Sulawesi Utara KLHS
1. Peningkatan Penyelenggaraan Menjamin kualitas Pendidikan Peningkatan Kualitas
kualitas Pendidikan pendidikan di sekolah pendidikan yang kualitas Pendidikan
Sekolah dasar dan perlu ditingkatkan inklusif dan merata pendidikan dan
menengah melalui untuk memenuhi serta meningkatkan kesehatan
sistem Pendidikan standar layanan kesempatan belajar
yang berstandar pendidikan sebagai sepanjang hayat untuk
nasional mana Standar Pelayanan semua
Minimal bidang
pendidikan
2. Peningkatan Perlunya peningkatan Menguatkan -Institusi Pengelolaan Kualitas ASN
kualitas Pendidikan pelayanan publik dan masyarakat yang pemerintahan
ASN dalam rangka penyelenggaraan inklusif dan damai yang bersih,
membudayakan pemerintahan daerah untuk pembangunan efektif dan
integritas dalam dalam mendukung berkelanjutan, terpercaya
mencapai kinerja perwujudan tata menyediakan akses
berbasis hasil dari pemerintahan yang keadilan untuk semua,
Aparatur Sipil profesional dan membangun
Negara (ASN) kelembagaan yang
efektif, akuntabel dan
inklusif di semua
tingkatan;
3. Mewujudkan Perlunya revitalisasi Menguatkan -Institusi Pengelolaan Revitalisasi
perencanaan dalam perencanaan, masyarakat yang -Kewilayahan pemerintahan Perencanaa,
pembangunan dan pengelolaan, inklusif dan damai yang bersih, pengelolaan
keuangan serta pengendalian untuk pembangunan efektif dan dan
hasil pengawasan pembangunan dan berkelanjutan, terpercaya pengendalian

BAB IV Hal. 16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Isu International Isu Provinsi Isu Strategis


No. Isu Strategis Masalah Daerah Isu Nasional
(SGDs) Sulawesi Utara KLHS
yang berorientasi keuangan menyediakan akses
hasil keadilan untuk semua,
dan membangun
kelembagaan yang
efektif, akuntabel dan
inklusif di semua
tingkatan;
4. Peningkatan Sarana dan prasarana Menjamin kehidupan Kesehatan Peningkatan Kualitas
Kualitas Kesehatan kesehatan masih yang sehat dan kualitas Kesehatan
terbatas untuk meningkatkan pendidikan dan
memenuhi standar kesejahteraan seluruh kesehatan
pelayanan untuk dapat penduduk semua usia;
diakreditasi
5. Kesetaraan gender Masih rendahnya Mencapai kesetaraan Karakter bangsa Peningkatan Kesetaraan
dan pemberdayaan kualitas hidup dan gender dan kualitas gender dan
perempuan perlindungan terhadap memberdayakan pendidikan dan pemberdayaa
perempuan dan anak, kaum perempuan; kesehatan n perempuan
serta belum optimalnya
strategi
pengarusutamaan
gender dan
pengarusutamaan hak
anak
6. Peningkatan peran Belum optimalnya Meningkatkan Peningkatan Penguatan Ekonomi
serta setiap elemen pengembangan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan kepariwisataan Potensial
masyarakat pariwisata, terutama yang inklusif dan ekonomi terutama Penunjang
disekitar Kawasan terkait pengembangan berkelanjutan, Manado – KEK
Ekonomi Khusus daya saing obyek wisata kesempatan kerja yang Likupang yang
Likupang daerah, kelembagaan, produktif dan menjadi bagian
SDM dan industri menyeluruh, serta dari lima
pendukung pariwisata pekerjaan yang layak Destinasi

BAB IV Hal. 17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Isu International Isu Provinsi Isu Strategis


No. Isu Strategis Masalah Daerah Isu Nasional
(SGDs) Sulawesi Utara KLHS
untuk semua; Pariwisata
Super Prioritas
dan penetapan
KEK Pariwisata
Likupang
7. Peningkatan -Belum optimalnya daya Meningkatkan -Peningkatan -Peningkatan Pemulihan
pendampingan saing ekonomi lokal pertumbuhan pertumbuhan industri dan Ekonomi
sektor ekonomi dan sektor UKM dan IKM ekonomi yang ekonomi, daya saing
UMKM unggulan inklusif dan -Investasi, Usaha Mikro
-Belum optimalnya berkelanjutan, Kecil dan
-Perdagangan
realisasi nilai investasi kesempatan kerja Menengah
PMA/PMD yang produktif dan (UMKM) serta
menyeluruh, serta koperasi
pekerjaan yang layak
untuk semua;

8. Peningkatan -Belum optimalnya -Menjamin Infrastruktur, -Pemerataan Infrastruktur


penyediaan akses pengelolaan sumberdaya ketersediaan serta Lingkungan infrastruktur, Dasar,
infrastruktur dasar alam dan lingkungan pengelolaan air Hidup dan sanitasi dan air penanganan
dan penanganan yang aman serta bersih dan sanitasi Bencana minum layak kawasan
kawasan menjamin keberlanjutan yang berkelanjutan - Perencanaan pemukiman
pemukiman kumuh -Pengelolaan sampah, air untuk semua; pembangunan kumuh serta
serta pengendalian limbah dan drainase -Membangun berdasarkan pengendalian
kualitas Lingkungan masih buruk infrastruktur yang kondisi daya kualitas
Hidup tangguh, dukung dan Lingkungan
meningkatkan daya tampung Hidup
industri inklusif dan lingkungan
berkelanjutan, serta hidup
mendorong inovasi;
-Menjadikan

BAB IV Hal. 18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Isu International Isu Provinsi Isu Strategis


No. Isu Strategis Masalah Daerah Isu Nasional
(SGDs) Sulawesi Utara KLHS
permukiman
inklusif, aman,
tangguh, dan
berkelanjutan;

9. Peningkatan Peninjauan kembali / koordinasi


koordinasi dengan perubahan Perda RTRW dengan
instansi terdekat belum dilaksanakan; instansi
terkait dengan terdekat
RTRW terkait
dengan
RTRW
10. Pengendalian -Masih perlunya Menguatkan Institusi -Optimalisasi Mitigasi
stabilitas peningkatan peran masyarakat yang -Kewilayahan mitigasi Bencana
keamanan, pemerintah bersama inklusif dan damai -Politik, bencana dan
ketertiban dan masyarakat untuk untuk pembangunan - Hukum, adaptasi
mitigasi bencana meningkatkan berkelanjutan, Pertahanan dan perubahan
keamanan dan menyediakan akses Keamanan iklim
ketertiban masyarakat keadilan untuk semua, -Lingkungan
dalam rangka dan membangun Hidup dan
mewujudkan kelembagaan yang Bencana
kondusivitas daerah efektif, akuntabel dan
-Penanganan bencana inklusif di semua
dan pasca bencana tingkatan;
belum bersifat
komprehensif;
11. Peningkatan Perlunya peningkatan Menguatkan -Institusi Pengelolaan Peningkatan
pelayanan publik pelayanan publik dan masyarakat yang -Kewilayahan pemerintahan Pelayanan
penyelenggaraan inklusif dan damai yang bersih, Publik
pemerintahan daerah untuk pembangunan efektif dan
dalam mendukung berkelanjutan, terpercaya

BAB IV Hal. 19
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Isu International Isu Provinsi Isu Strategis


No. Isu Strategis Masalah Daerah Isu Nasional
(SGDs) Sulawesi Utara KLHS
perwujudan tata menyediakan akses
pemerintahan yang keadilan untuk semua,
profesional dan membangun
kelembagaan yang
efektif, akuntabel dan
inklusif di semua
tingkatan;
12. Memperkuat Perlunya peningkatan Menguatkan -Institusi -Pengelolaan Tata Kelola
digitalisasi dan pelayanan publik dan masyarakat yang -Kewilayahan pemerintahan Pemerintaha
transparansi serta penyelenggaraan inklusif dan damai yang bersih, n yang baik
akuntabilitas dalam pemerintahan daerah untuk pembangunan efektif dan
sinkronisasi tata dalam mendukung berkelanjutan, terpercaya
Kelola pemerintahan perwujudan tata menyediakan akses -Transformasi
pemerintahan yang keadilan untuk semua, Digital
profesional dan membangun
kelembagaan yang
efektif, akuntabel dan
inklusif di semua
tingkatan;

BAB IV Hal. 20
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Penyusunan RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026,


mengacu pada rumusan visi dari Bupati dan Wakil Bupati yang telah
disampaikan kepada masyarakat saat tahapan kampanye pemilihan
pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara langsung.
Selanjutnya penyusunan disesuaikan dengan dokumen perencanaan
nasional RPJMN dan dokumen perencanaan Provinsi Sulawesi Utara
(RPJMD Provinsi), data dan informasi yang tersedia, KLHS, RTRW, dan
beberapa kajian pendukung lainnya yang penting dimasukkan ke dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2022 - 2026.
Selanjutnya penyusunan RPJMD Kabupaten Minahasa Utara mengikuti
rangkaian tahapan penyusunan RPJMD untuk menjamin sinergitas dan
sinkronisasi program baik itu program yang diusulkan dari atas ke
bawah, maupun bawah keatas, partisipatif, dan secara politis dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan, sehingga dalam dokumen ini
menjadi acuan pembangunan dengan pemahaman perencanaan secara
thematik, holistic, integratif, dan spasial.

5.1. Visi
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD menjadi landasan
penyusunan dokumen RPJMD yang dapat dioperasionalisasikan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 (atau selama 5 (lima)
tahun kedepan), sehingga pemahaman terhadap perencanaan haruslah
rasional, bukan berdasarkan emosi dan perkiraan-perkiraan yang tidak
berdasar. Perencanaan harus melihat dan memperhitungan bukti
terhadap tujuan yang relevan bagi peningkatan kesejahteraan, pemilihan
dan desain kegiatan/program yang tepat, penjadwalan implementasi
yang tepat, identifikasi masalah-masalah yang dihadapi, sumber daya
yang akan digunakan serta alokasinya, serta kelembagaan karena
perencanaan dimulai dari fakta dan berbasiskan hasil yaitu capaian
program nasional dan international, seperti NSPK, SPM dan SDGs.

BAB V Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 5.1
Visi RPJPD, RPJMN dan RPJMD Provinsi Sulawesi Utara

Visi RPJMD
Visi RPJPD VISI RPJMN
Provinsi Sulawesi Utara
Kabupaten Minahasa Tahun
Tahun
Utara (2020 – 2024)
(2021 – 2026)
Terwujudnya Terwujudnya Indonesia Menjadikan Sulawesi
Kabupaten Minahasa Maju yang Berdaulat, Utara Maju dan Sejahtera
Utara yang Harmonis Mandiri, sebagai Pintu Gerbang
berbasis agribisnis, Berkepribadian Indonesia Ke Asia Pasifik
industry, pariwisata Berlandaskan Gotong
yang berwawasan Royong
lingkungan, berdaya
saing untuk
kesejahteraan dan
kemandirian
masyarakat

Berdasarkan acuan visi RPJPD Kabupaten Minahasa Utara, Visi


RPJMN Tahun 2020 -2024 serta RPJMD Provinsi Sulawesi Utara dan
janji politik dari Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2021-2026 pada saat kampanye pemilihan kepada daerah, maka
Visi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 adalah:

“TERWUJUDNYA MINAHASA UTARA HEBAT MELALUI PERUBAHAN


UNTUK KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN BERLANDASKAN IMAN
DAN GOTONG ROYONG”

Selanjutnya untuk visi di atas mengandung arti yang secara filosofis


sebagai berikut:
1. Hebat.
Salah satunya hal yang mendasari ini adalah kerja bersih, kerja
keras, dan kerjasama untuk kepentingan bangsa dengan
kemampuan mensinkronkan tiga komponen pokok yang dimiliki
baik potensi SDA dan SDM, peluang, eksekusi dari Kabupeten
Mianahasa Utara, yang begitu kaya dengan peluang dengan
ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus, dengan kebijakan yang
pro rakyat maka dikerahkan seluruh potensi dan peluang dengan
semangat, optimisme, kerja keras rakyat Minahasa utara dengan
kepemimpinan yang berintegritas, konsisten dan progresif.

BAB V Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Perubahan
Berarti peralihan atau pertukaran, diharapkan dapat membawa
perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten Minahasa Utara.
Perubahan ini tentunya dimaknai dengan perubahan bentuk,
waktu, manfaat dari pembagunan di Kabupaten Minahasa Utara
melalui program kegiatan yang dilaksanakan setiap perangkat
daerah sesuai dengan dasar hukum yang berlaku.
3. Kemajuan.
Artinya tentang kepandaian, pengetahuan dan tanggung jawab
atas kemajuan bangsa dan negara. Di kabupaten Minahasa Utara
yang difokuskan pada kemajuan pada pembangunan masyarakat
dalam pemulihan ekonomi akibad pandemic covid 19, maka
pemahaman terhadap program kegiatan dari setiap instansi di
fokuskan pada pemulihan dan penanganan. Namun demikian
tetapi mengutamakan pemulihan pada infratruktur digital,
pembangunan dan pengembangan pariwisata, industry pengolahan
pasca panen, pengembangan industry kelautan dan kemaritiman,
serta produktivitas dan daya saing UMKM.
4. Kesejahteraan.
Suatu tata kehidupan dan pengjidupan social baik material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan
dan ketentramana lahir batin yangmemungkinkan bagi setiap
warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani,
rohani dan social yang sebaik-baiknya bagi diri keluarga, serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi
manusia sesuai dengan Pancasila.
5. Iman.
Sila Pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya
dalam pemahaman iman di sini adalah bagaimana arah
pembangunan Kabupaten Minahasa Utara dilakukan sebagai
ibadah karena sesuai dengan iman yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari hari yang tercermin dalam kepercayaan berarti
beragama, keyakinan dan kepercayaan yang tidak akan
bertentangan dengan ilmu pengetahuan, ketetapan hati, keteguhan
batin dan keseimbangan batin, semua ini yang akan memperkuat
BAB V Hal. 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

pembangunan Kabupaten Minahasa Utara dari sisi karakter


sehingga terwujud revolusi mental sebagai fondasi Sumber Daya
Manusia yang mendorong terwujudnya Minahasa Utara Hebat.
6. Gotong Royong.
Terkait dengan tolong-menolong lebih bertujuan social, bukan
bertujuan bisnis, gotong royong dibagi dalam dua macam yaitu
gotong royong “tolong menolong” dan gotong royong “kerja bakti”.
Gotong Royong dianggap sebagai kepribadian bangsa, karena
mengakar pada nilai-nilai budaya sebagian besar masyarakat
Indonesia karena gotong royong juga diyakini sebagai potensi social
dalam pemecahan berbagai masalah dimasyarakat yang penting
namun anggarannya kurang atau bahkan tanpa anggaran dengan
solidaritas dalam melaksanakan kepentingan masyarakat.

5.2. Misi
Upaya mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, maka
dirumuskan pernyataan misi yang merupakan langkah atau cara yang
harus dikerjakan dalam usaha menyatakan Visi tersebut. Misi diartikan
sebagai tujuan dan sasaran sekaligus penunjuk arah yang memberikan
batasan dalam proses pencapaian Visi. Jadi misi tidak lain merupakan
langkah atau cara untuk mencapai tujuan.
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam
pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau
langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.
Berdasarkan visi diatas, misi dan isu-isu strategis yang ada,
maka dapat dijelaskan masing masing misi sebagai berikut:
Misi 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
beriman, berkeribadian dan berbudaya melalui gotong
royong bertujuan:
1.1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan
menerapkan nilai gotong royong, dengan sasaran :
1.1.1 Meningkatnya kualitas SDM pada pendidikan

BAB V Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

dasar dan menengah yang menghasilkan


peserta didik yang berkepribadian dan
berbudaya
1.1.2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1.1.3 Meningkatnya kualitas SDM di lingkungan
ASN yang berkepribadian dan berbudaya
Misi 2. : Mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan
local untuk kesejahteraan masyarakat, bertujuan:
2.1 Meningkatkan manfaat ekonomi dengan adanya
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang dengan sasaran:
2.1.1. Meningkatnya potensi ekonomi daerah di
Kawasan Ekonomi Khusus Likupang
2.2 Meningkatkan ekonomi kreatif dengan sasaran :
2.2.1. Mempercepat pemulihan UMKM ekonomi
kreatif dan penyerapan tenaga kerja
2.3 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan
sasaran :
2.3.1 Meningkatkan pertumbuhan PDRB dari
Sektor unggulan dan potensial
Misi 3 : Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan
infrastruktur yang berwawasan lingkungan, bertujuan :
3.1 Peningkatan kelancaran konektivitas wilayah,
dengan sasaran :
3.1.1 Meningkatkan infrastruktur yang berkualitas
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
3.1.2 Meningkatkan ketaatan terhadap pemanfaat
ruang dan pemukiman dan kualitas
Lingkungan Hidup serta Migitasi Bencana.
Misi 4 : Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan data
untuk pelayanan publik dengan tata kelola pemerintah
yang baik , bertujuan:
4.1 Percepatan pemanfaatan digital informasi dan data
pelayanan publik, dengan sasaran :
4.2

BAB V Hal. 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

4.1.1 Meningkatnya reliabilitas dan validasi data di


setiap Perangkat Daerah
4.3 Meningkatkan kecepatan dan ketetapan pelayanan
publik, dengan sasaran :
4.3.1 Meningkatnya pemahaman reformasi birokrasi
dan inovasi daerah dalam kecepatan dan
ketetapan pelayanan publik

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam


jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan
mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu
analisis strategis. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu
tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang miliki kritikal poin
dalam penyusunan RPJMD. Secara skematik keterkaitan antara visi,
misi dengan perumusan tujuan dan sasaran, program dan kegiatan
yang secara totalitas menjadi arsitektur kinerja pembangunan daerah,
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1
Arsitektur Kinerja Pembangunan Daerah

BAB V Hal. 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Dari gambar 5.1 di atas, jelas bahwa tujuan dan sasaran pembangunan
daerah mempunyai peran yang paling penting sebagai rujukan utama
dalam perencanaan pembangunan daerah secara keseluruhan.
Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis
kinerja, maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan
prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih
ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun
keluaran dari suatu kegiatan, program dan sasaran.
Perumusan tujuan dan sasaran dari visi dan misi bupati dan wakil
bupati menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran
Renstra Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Kuatnya
hubungan kedua lembaga antara Kepala Daerah dan Perangkat Daerah
dalam perumusan tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi,
dapat di jelaskan dalam Gambar 5.2 berikut ini :

Gambar 5.2
Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah

Perangkat Daerah

Visi/misi Perangkat Daerah


dibuat untuk secara langsung
maupun tidak langsung untuk
mendukung atau mewujudkan
visi dan misi Kepala Daerah

RENSTRA PD

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu


dilakukan untuk mencapai visi; melaksanakan misi dengan menjawab
isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan

BAB V Hal. 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat


dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun
pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi
pilihan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka Tujuan dan Sasaran
dalam RPJMD Kabupaten Minahsa Utara, sebagai berikut :
1. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis
yang menunjukan tingkat prioritas tertinggi dalam RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 yang selanjutnya
akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan
daerah secara keseluruhan.
2. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan
mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada
isu-isi analisis strategis.
3. Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dari
tujuan tertentu dengan target yang telah ditentukan. Sasaran akan
tercapai apabila tujuan juga tercapai.
Berdasarkan hasil perumusan, maka penjabaran visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Minahasa Utara
terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 10 (sepuluh) sasaran. Tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah Kabupaten Minahasa Utara
dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang terukur. Indikator
kinerja tersebut merupakan tolok ukur keberhasilan Bupati dan Wakil
Bupati Minahasa Utara . Pencapaian indikator kinerja Kepala Daerah
selanjutnya menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah yang
didukung oleh Indikator Kinerja Utama (IKU) perangkat daerah. Dengan
demikian, target pencapaian pembangunan 5 (lima) tahun ke depan
jelas dan terukur.

BAB V Hal. 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 5.2
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Jangka Menengah Kabupaten Minahasa Utara

Visi : “TERWUJUDNYA MINAHASA UTARA HEBAT MELALUI PERUBAHAN UNTUK KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN
BERLANDASKAN IMAN DAN GOTONG ROYONG”

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Meningkatnya
kualitas SDM
Meningkatk Indeks
pada
an Kualitas Pembangun
Pendidikan Indeks 73,90 73,90 74,30 74,30 74,50 75,00 76,00 76,00
Sumber an Manusia
Peningkatan dasar dan
Daya (IPM)
Kualitas menengah
Manusia
Sumber Daya yang
yang
Manusia menghasilkan
1 beriman,
dengan peserta didik
Berkepribad
menerapkan yang
ian dan Indeks
nilai gotong berkepribadia
Berbudaya Pembangun
royong n dan Indeks 96,42 96,42 96,52 96,62 96,72 96,82 96,92 96,92
melalui an Gender
berbudaya
gotong (IPG)
royong
Meningkatnya
Derajat Prevalensi
% 4,80 7,20 7,20 6,50 5,90 5,00 3,75 3,75
Kesehatan Stunting
Masyarakat

BAB V Hal. 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Nilai
evaluasi
SAKIP Kategori B B B B BB BB A A
Pemerintah
Daerah

Indeks
Meningkatnya Reformasi Indeks 47,08 47,08 47,08 47,08 47,08 50 60 60
kualitas SDM Birokrasi
di lingkungan
ASN yang
berkepribadia Opini BPK
n dan terhadap
berbudaya laporan Tidak
Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
keuangan Wajar
Pemerintah
Daerah

Tingkat
maturitas
implementas
i Sistem Level 0 1 1 2 2 3 4 4
Pengendalia
n Intern
Pemerintah

BAB V Hal. 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Kontribusi
sektor
pariwisata % 8,97% 8,97% 9,27% 11,19% 13,74% 14,87% 16,72% 16,72%
terhadap
PAD
Meningkat-
Meningkatnya
kan manfaat
potensi
ekonomi
ekonomi Nilai tukar
dengan
daerah di nelayan Nilai 107 107 107 109 111 115 115 115
adanya
Kawasan (NTN)
Kawasan
Ekonomi
Mengem- Ekonomi
Khusus
bangkan Khusus Produktivitas pertanian perhektar per tahun
Likupang
ekonomi Likupang
kreatif yang 51 51 51.51 52.03 52.55 53.07 53.6 53.6
berbasis Padi Sawah
2
kearifan Padi
lokal untuk 30 30 30.3 30.6 30.91 31.22 31.53 31.53
Ladang
kesejahtera Ton
an Jagung 45 45 45.45 45.9 46.36 46.83 47.3 47.3
masyarakat
Presentase
Pertumbuh % 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,06
an Industri
Gini Ratio Angka 0,366 0,366 0,375 0,380 0,385 0,390 0,395 0,395
Mempercepat
pemulihan Tingkat
Meningkat- UMKM Penganggur % 5,01 7,5 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 5,00
kan ekonomi ekonomi an Terbuka
kreatif kreatif dan Tingkat
penyerapan Partisipasi
% 62,44 62,00 62,50 63,00 63,50 64,00 65,00 65,00
tenaga kerja Angkatan
Kerja

BAB V Hal. 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir
Meningkatkan
Meningkat- Pertumbuhan
kan PDRB dari Pertumbuh
% -2,2 6,1-7 6,2-7 6,3-7 6,5-7 6,8-7 7 7
pertumbu- Sektor an Ekonomi
han ekonomi unggulan dan
potensial
Indeks
Kinerja
% 61,15 61,15 63,15 65,15 67,15 69,15 71,15 71,15
Jaringan
Jalan
Meningkatkan
Panjang
infastruktur
jalan
yang
kabupaten
berkualitas Km 244,6 244,6 252,6 260,6 268,6 276,6 284,6 284,6
dalam
Meningkatk dengan prinsip
kondisi
an daya pembangunan
baik
saing berkelanjutan
daerah Rasio
Peningkatan Konektivita
melalui % 0,92 0,92 0,92 0,92 1,02 1,02 1,22 1,22
kelancaran s
3 pembangun
konektivitas Kabupaten
an
wilayah
infrastruktu
r yang Meningkatkan
Rasio
berwawasan ketaatan
rumah Rasio 0,257 0,257 0,257 0,255 0,253 0,251 0,249 0,249
lingkungan terhadap
layak huni
pemanfaat
ruang dan
pemukiman Indeks
dan kualitas Kualitas
Lingkungan Lingkungan Indeks 73 73 75 75 77 77 79 79
Hidup serta Hidup
Migitasi (IKLH)
Bencana

BAB V Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Indeks
Resiko Indeks 119,84 120,50 110,50 110,40 110,10 90,80 90 90
Bencana

Cakupan
Percepatan
Data dan % 100 100 100 100 100 100 100 100
pemanfaatan Meningkatnya
Informasi
digital Reliabilitas
Meningkat- informasi dan validasi
kan dan data data disetiap
pemanfaat- pelayanan OPD Cakupan
an teknologi publik jangkauan % 60 60 60 62 65 68 95 95
informasi TIK
dan data
4 untuk
pelayanan
publik Meningkatnya
dengan tata pemahaman Indeks
Meningkat- Inovasi Indeks 3 10 20 30 40 50 60 60
Kelola reformasi
kan Daerah
pemerintah birokrasi dan
kecepatan
yang baik inovasi daerah
dan
dalam
ketepatan
kecepatan dan
pelayanan Persentase
ketepatan
public Tingkat
pelayanan
publik Waktu
% 80% 80% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
Tanggap
Kebakaran
± 15 menit

BAB V Hal. 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Rasio
penduduk
berKTP per Rasio 0,91 0,91 0,93 0,95 0,97 0,98 0,99 0,99
satuan
penduduk

BAB V Hal. 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dijadikan sebagai salah satu rujukan penting dalam


perencanaan pembanguan daerah (strategy focussed management);
karena strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan
dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang
komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi.
Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan
baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas
birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.

6.1. Strategi
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Rumusan strategi
berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran
akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah
kebijakan.
Analisis yang digunakan dalam perumusan strategi RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara tahun 2021- 2026 adalah Metode Analisis
Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT). Pemilihan
metode ini didasarkan kepada relevansi dari pendekatan yang dilakukan
melalui metode tersebut, yang akan menghasilkan analisis dan pilihan
strategis (Strategic Analysis and Choices) yang merupakan asumsi-
asumsi hasil analisis dan kemudian dapat digunakan untuk
menentukan Faktor Penentu Keberhasilan dan Faktor Ancaman
Kegagalan. Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Kabupaten Minahasa Utara dapat disajikan pada Tabel 6.1. sebagai
berikut:

BAB VI Hal. 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 6.1
IDENTIFIKASI SWOT

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Adanya komitmen eksekutif dan 1. Integritas ASN dalam


legislatif dalam upaya pelaksanaan tugas belum
meningkatkan kualitas sumber membudaya.
daya manusia 2. Kurangnya kualifikasi pendidikan
2. Kebijakan pemberian Beasiswa (S2,S3) ASN
Tugas Belajar dan Ijin Belajar 3. Rendahnya kualitas perencanaan
bagi ASN untuk peningkatan 4. Kurangnya akses infrastruktur
kualifikasi dan kompetensi. 5. Rendahnya koordinasi dengan
3. Kebijakan pemberian Ijin Belajar instansi terkait
bagi ASN yang ingin 6. Belum sepenuhnya jaminan
meningkatkan kualifikasi dan pelayanan publik yang
kompetensi terjangkau dan berkelanjutan
4. KEK super prioritas Likupang bagi masyarakat miskin.
5. Adanya industri kreatif dan
UMKM
6. Kebijakan pemerintah daerah
peningkatan infrastruktur

PELUANG (O) ANCAMAN (T)

1. Kebijakan pemerintah dibidang 1. Ketatnya persaingan SDM


pendidikan dan kesehatan. menghadapi MEA dan era digital
2. Olimpiade sains tingkat nasional. 4.0.
3. Managemen kepegawaian yang 2. Persaingan tata kelola
menghendaki kualifikasi dan pemerintahan antar daerah yang
kompetensi ASN. sangat ketat.
4. Masuknya Investasi di kawasan 3. Persaingan industri kreatif dan
KEK super prioritas Likupang UMKM semakin kompetitif

Sumber: Diolah Tim Penyusun RPJMD Kabupaten Minahasa Utara, 2021

BAB VI Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 6.2
MATRIKS SWOT

PELUANG (O) ANCAMAN (T)


1. Kebijakan pemerintah 1. Ketatnya persaingan
dibidang pendidikan SDM menghadapi MEA
FAKTOR dan kesehatan dan era digital 4.0.
EKSTERNAL 2. Olimpiade sains tingkat 2. Persaingan tata kelola
nasional. pemerintahan antar
3. Managemen daerah yang sangat
kepegawaian yang ketat.
menghendaki 3. Persaingan industri
kualifikasi dan kreatif dan UMKM
FAKTOR kompetensi ASN. semakin kompetitif
INTERNAL 4. Masuknya Investasi di
kawasan KEK super
prioritas Likupang
KEKUATAN (S) STRATEGI (SO) STRATEGI (ST)
1. Adanya komitmen 1. Menigkatkan kualitas 1. Meningkatkan prestasi
eksekutif dan legislatif pendidikan sekolah peserta didik dengan
dalam upaya dasar dan menengah mengikuti lomba-lomba
meningkatkan kualitas melalui sistem ditingkat nasional.
sumber daya manusia pendidikan yang 2. Memperkuat digitalisasi
2. Kebijakan pemberian berstandar nasional. dan transparansi serta
Beasiswa Tugas Belajar 2. Pemberian beasiswa akuntabilitas dalam
dan Ijin Belajar bagi tugas belajar dan ijin sinkronisasi tata kelola
ASN untuk peningkatan belajar untuk pemerintahan.
kualifikasi dan mewujudkan 3. Meningkatkan potensi
kompetensi. profesionalitas ASN ekonomi kreatif untuk
3. KEK super prioritas 3. Meningkatkan peran industri kreatif pada
Likupang serta setiap elemen UMKM
4. Adanya industri kreatif masyarakat disekitar 4. Meningkatkan Kinerja
dan UMKM Kawasan Ekonomi investasi daerah
5. Kebijakan pemerintah Khusus Likupang
daerah peningkatan 4. Meningkatkan pelatihan
infrastruktur dan pendampingan
untuk industri kreatif
pada
UMKM.
5. Meningkatkan
penyediaan akses
infrastruktur.
KELEMAHAN (W) STRATEGI (WO) STRATEGI (WT)
1. Integritas ASN dalam 1. Membudayakan 1. Mewujudkan
pelaksanaan tugas integritas dalam perencanaan
belum membudaya. mencapai kinerja pembangunan dan
2. Kurangnya kualifikasi berbasis hasil dari keuangan serta hasil
pendidikan (S2,S3) ASN Aparatur Sipil Negara pengawasan yang
3. Rendahnya kualitas (ASN). berorientasi pada hasil.
perencanaan 2. Meningkatkan kualitas 2. Memperbaiki
4. Kurangnya akses pendidikan ASN pemahaman tentang
infrastruktur 3. Meningkatkan SOP dan dasar hukum
5. Rendahnya koordinasi koordinasi dengan pelayanan sehingga
dengan instansi terkait instansi terdekat terkait tercapai kecepatan dan
6. Belum sepenuhnya dengan RTRW. ketepatan pelayanan
jaminan pelayanan 4. Kebijakan pelayanan publik.
publik yang terjangkau mobile untuk 3. Meningkatkan
dan berkelanjutan bagi masyarakat miskin. pendampingan sektor
masyarakat miskin. ekonomi potensial.

BAB VI Hal. 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 6.3
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI
KABUPATEN MINAHASA UTARA 2021-2026

Visi : TERWUJUDNYA MINAHASA UTARA MELALUI PERUBAHAN


UNTUK KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN BERLANDASKAN
IMAN DAN GOTONG ROYONG

Tujuan Sasaran Strategi


Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman,
Berkepribadian dan Berbudaya melalui gotong royong
Peningkatan Meningkatnya Meningkatkan kualitas
Kualitas Sumber kualitas SDM pada Pendidikan Sekolah dasar
Daya Manusia Pendidikan dasar dan menengah melalui
dengan dan menengah yang sistem Pendidikan yang
menerapkan nilai menghasilkan berstandar nasional
gotong royong peserta didik yang Meningkatkan prestasi
berkepribadian dan peserta didik dengan
berbudaya mengikuti lomba-lomba
ditingkat nasional
Meningkatnya Meningkatkan pelayanan
Derajat Kesehatan dan upaya kesehatan
Masyarakat masyarakat
Meningkatnya Membudayakan integritas
kualitas SDM di dalam mencapai kinerja
lingkungan berbasis hasil dari Aparatur
Aparatur Sipil Sipil Negara (ASN)
Negara ASN yang Meningkatkan kualitas
berkepribadian dan Pendidikan ASN
berbudaya Mewujudkan perencanaan
pembangunan dan
keuangan serta hasil
pengawasan yang
berorientasi hasil
MISI 2 : Mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal
untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan peran serta
manfaat ekonomi potensi ekonomi setiap elemen masyarakat
dengan adanya daerah di Kawasan disekitar Kawasan Ekonomi
Kawasan Ekonomi Ekonomi Khusus Khusus Likupang
Khusus Likupang Likupang
Meningkatkan Mempercepat Meningkatkan potensi
ekonomi kreatif pemulihan UMKM ekonomi kreatif untuk
ekonomi kreatif dan industry kreatif pada UMKM
penyerapan tenaga Meningkatkan pelatihan dan
kerja pendampingan untuk
industry kreatif pada UMKM
Meningkatkan Meningkatkan Per- Meningkatkan
pertumbuhan tumbuhan PDRB pendampingan sektor
ekonomi dari Sektor ekonomi potensial
unggulan dan
potensial

BAB VI Hal. 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Visi : TERWUJUDNYA MINAHASA UTARA MELALUI PERUBAHAN


UNTUK KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN BERLANDASKAN
IMAN DAN GOTONG ROYONG

Tujuan Sasaran Strategi


MISI 3 : Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan
infrastruktur yang berwawasan lingkungan
Peningkatan Meningkatkan Meningkatkan penyediaan
kelancaran infastruktur yang akses infrastruktur
konektivitas berkualitas dengan
wilayah prinsip
pembangunan
berkelanjutan
Meningkatkan Meningkatkan koordinasi
ketaatan terhadap dengan instansi terdekat
pemanfaat ruang terkait dengan RTRW
dan pemukiman
serta kualitas
lingkungan hidup
serta migitasi
Bencana
MISI 4 : Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan data untuk
pelayanan publik dengan tata Kelola pemerintah yang baik
Percepatan Meningkatnya Memperkuat digitalisasi dan
pemanfaatan Reliabilitas dan transparansi serta
digital informasi validasi data akuntabilitas dalam
dan data disetiap OPD sinkronisasi tata Kelola
pelayanan publik pemerintahan

Meningkatkan Meningkatnya Memperbaiki pemahaman


kecepatan dan pemahaman tentang SOP dan dasar
ketepatan reformasi birokrasi hukum pelayanan sehingga
pelayanan public dan inovasi daerah tercapai kecepatan dan
dalam kecepatan ketepatan pelayanan publik
dan ketepatan
pelayanan publik

6.2. Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan Daerah


Konsistensi dalam perencanaan pembangunan Daerah sebagai
satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
menjadi suatu keharusan yang perlu diwujudkan melalui Arah
kebijakan pembangunan terpadu dan berkelanjutan. Oleh karena itu
dibawah ini akan diuraikan pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan, pengarusutamaan kesetaraan gender, pengarus utamaan
modal sosial dan pengarusutamaan transformasi digital Kabupaten
Minahasa Utara sebagai berikut :

BAB VI Hal. 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

a. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan


Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten
Minahasa Utara nampak dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs
disusun dan berisi aksi-aksi atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah dan non pemerintah secara bersama-sama. Dalam
pelaksanaannya berpegang atau mendasarkan pada prinsip-prinsip
TPB/SDGs, yaitu integrasi dan no one left behind (tidak ada satupun
yang tertinggal). Aksi-aksi tersebut berkontribusi untuk pencapaian
target setiap indikator TPB/SDGs Indonesia. Prinsip integrasi dalam
TPB/SDGs menekankan bahwa pencapaian target setiap indikator
berkaitan atau tidak akan terlepas dari upaya dan pencapaian dari
target yang lain. Dengan demikian, pencapaian suatu Tujuan/Goal
tertentu juga menentukan keberhasilan dari Tujuan/Goal yang lainnya.
Keterkaitan antar tujuan tersebut menjadi salah satu penentu dalam
pencapaian TPB/SDGs.
Berdasarkan pada prinsip dan semangat inklusif dari TPB/SDGs
yang diterapkan pada setiap proses dan tahapan penyusunan RAD,
maka pelaksanaan untuk setiap aksi agar dipastikan tidak
meninggalkan pihak manapun yang akan menjadi target dari setiap
indikator. Untuk itu, mekanisme pemantauan yang inklusif juga
diterapkan baik untuk kegiatan atau aksi yang dilakukan oleh
pemerintah maupun non pemerintah.
Dalam melaksanakan RAD TPB/SDGs juga diperlukan penguatan
sarana pelaksanaan yang meliputi :
1. perluasan penggunaan teknologi;
2. penguatan kerja sama multipihak;
3. penguatan koordinasi;
4. peningkatan kapasitas;
5. pemberian penghargaan kepada para pihak; serta
6. penguatan pelaksanaan strategi komunikasi.
7. Perluasan Penggunaan Teknologi.
Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan memerlukan penggunaan teknologi informasi yang
mendukung pengelolaan data dan informasi atas target dan indikator
BAB VI Hal. 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

TPB/SDGs dari 17 Tujuan yang saling terkait satu sama lainnya. Selain
itu, teknologi informasi ini juga berfungsi untuk mendukung
sinkronisasi berbagai capaian pelaksanaan TPB/SDGs di tingkat pusat
dan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
organisasi non pemerintah. Pemanfaatan teknologi juga menjadi dasar
untuk mendukung pengembangan data dasar, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs.
 Kemitraan Multi pihak. Penerapan prinsip kemitraan yang telah
menjadi komitmen di tingkat global, juga telah diterapkan
Indonesia prinsip di tingkat nasional dan daerah. Kemitraan
pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs di tingkat nasional dan
daerah dibangun berdasarkan hubungan saling percaya antar
Pemerintah, Filantropi dan Pelaku Usaha, Akademisi, serta
Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini diwujudkan dengan
ditempatkannya wakil-wakil dari setiap pihak dalam keanggotaan
Tim Koordinasi Nasional dan Daerah TPB/SDGs. Kemitraan ini
memberikan ruang bagi para pihak untuk terlibat secara aktif
dalam penentuan arah dan pelaksanaan TPB/SDGs secara
bersama, termasuk pelaksanaan konsultasi publik yang
dilakukan secara daring (online) dan luring (offline).
 Penguatan Koordinasi. Pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs
mencakup berbagai macam aspek, yaitu kerangka hukum,
kelembagaan, serta substansi program dan pendanaan. Keempat
aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang koheren dan
saling melengkapi untuk pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs di
tingkat nasional dan daerah. Kementerian PPN/BAPPENAS di
tingkat pusat dan BAPPEDA di tingkat daerah mengkoordinasikan
para pihak dalam berbagai proses perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
TPB/SDGs.
 Untuk aspek Kerangka Hukum, koordinasi koheren ini diatur
dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan) di tingkat nasional dan Peraturan Gubernur atau
Bupati/Walikota di tingkat daerah untuk pelaksanaan pencapaian
BAB VI Hal. 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

TPB/SDGs. Kerangka hukum ini mengatur tentang kelembagaan,


strategi implementasi target dan indikator, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan, pendanaan TPB/SDGs serta hubungan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan organisasi non
pemerintah. Untuk aspek kelembagaan, telah ditetapkan
organisasi Tim Koordinasi TPB/SDGs di tingkat daerah
berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 240A Tahun 2018
tentang Pembentukan Tim Koordinasi Daerah dan Kelompok Kerja
Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2018 – 2021 yang melibatkan peran dan
posisi, baik wakil pemerintah maupun wakil organisasi non
pemerintah, serta tata cara kerjanya. Sementara itu, tata cara
koordinasi, perencanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
TPB/SDGs ditetapkan melalui Peraturan Menteri PPN/Kepala
BAPPENAS Nomor 7 Tahun 2018.
 Dalam aspek Substansi Program, telah disusun berbagai program
dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan
organisasi nonpemerintah untuk mencapai target pelaksanaan
TPB/SDGs. Dalam aspek Pendanaan perlu dilakukan
pengembangan mekanisme pembiayaan alternatif untuk
pelaksanaan TPB/SDGs di tingkat daerah, sehingga pembiayaan
tidak hanya mengandalkan dari dana pemerintah (APBD) dan
bantuan mitra pembangunan. Dalam hal ini, pembiayaan
alternatif dapat berupa kerja sama dengan pihak swasta,
filantropi, dan mitra pembangunan.
 Peningkatan Kapasitas. Untuk melaksanakan Rencana Aksi
TPB/SDGs di tingkat pusat dan daerah diperlukan peningkatan
kapasitas perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan, baik pada lingkup Kementerian/Lembaga/Organisasi
Pemerintah Daerah (OPD) maupun organisasi nonpemerintah.
Peningkatan kapasitas dilakukan dengan cara memperkuat
kesamaan pemahaman tentang TPB/SDGs, pelatihan tenaga
perencana, fasilitasi, bimbingan teknis, konsultasi, studi banding,
seminar, workshop serta pertemuan tahunan di tingkat nasional
dan daerah.
BAB VI Hal. 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

 Pemberian Penghargaan Kepada Para Pihak. Penghargaan


diberikan kepada pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan,
filantropi dan pelaku usaha, serta akademisi yangmenunjukkan
prestasi dalam melaksanakan TPB/SDGs. Kriteria penilaian dan
Tim Penilai akan dibentuk oleh Tim Koordinasi TPB/SDGs.
 Strategi Komunikasi. Agar TPB/SDGs menjadi gerakan bersama
seluruh masyarakat diperlukan strategi komunikasi yang kuat
mencakup: isi pesan, cara penyampaian dan target yang akan
disasar,media yang digunakan, serta pemantauan dan evaluasi
untuk menilai efektivitas pelaksanaan komunikasi.
 Pemutakhiran Dokumen. Dokumen RAD TPB/SDGs ini
merupakan dokumen yang secara terus menerus dapat dikaji
ulang secara bersama antara pihak pemerintah dan non
pemerintah. Metode yang diterapkan adalah dengan konsultasi
dan partisipasi publik. Pemutakhiran dokumen setiap enam bulan
sejalan dengan jadwal pelaksanaan pemantauan.
b. Pengarusutamaan Kesetaraan Gender
Gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaaan peran
dan fungsi perempuan dan laki-laki yang terjadi akibat keadaan sosial
budaya masyarakat, dan dapat berubah. Selain itu gender diartikan
sebagai pandangan masyarakat perbedaan peran dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil konstruksi sosial
budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
dukungan masyarakat itu sendiri.
Strategi yang bersifat mandatory Pengarusutamaan gender (PUG)
untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam
pembangunan daerah Kabupaten Minahasa Utara menjadi strategi yang
jitu dalam rangka menekan dominasi peran laki-laki terhadap wanita
dalam segala aspek kehidupan. Strategi ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan perspektif gender dalam proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Lambat laun
pembangunan gender terus diupayakan dalam rangka mengejar proporsi
keterwakilan perempuan dalam segala bentuk kegiatan termasuk
kegiatan pengambilan keputusan politik. Pencapaian kesetaraan dan
BAB VI Hal. 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

keadilan gender di Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat dari Indeks


Pembangunan Gender (IPG) dan Indikator Pemberdayaan Gender (IDG).
IPG Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019 menunjukan lebih rendah
96,42 dibandingkan dengan kondisi ideal 100, namun demikian jika
dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi Utara IPG
Kabupaten Minahasa Utara berada pada kategori tinggi.
Selain IPG indikator yang harus dicapai adalah Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks ini adalah indeks komposit yang
mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan
politik. Peran aktif perempuan dalam aspek ekonomi dan politik
mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan
keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.
Capaian IDG Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2019 bila
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Sulawesi Utara
berada di kategori tinggi 67,40 namun berada dibawah kondisi ideal 100.
Arah kebijakan yang dilakukan kedepan meliputi :
- Pendampingan imlementasi penyusunan penganggaran responsif
gender (PPRG);
- Peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan fokus
pada penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender;
- Peningkatan peran perrempuan dalam berbagai tahapan dan
proses pembangunan;
- Internalisasi pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuan dalam lini setiap organisasi;
- Memperkuat Keluarga sebagai basis utama pengarusutamaan
gender.
c. Pengarusutamaan modal sosial
Modal sosial merupakan seperangkat nilai, norma, institusi dan
jejaring sosial dan sumber daya kebudayaan lainnya yang tumbuh dan
berkembang ditengah masyarakat. Modal sosial tersebut jika dikelola
dan dikembangkan dengan baik dapat memperkuat kohesi sosial.
Kerukunan, toleransi, gotong royong dan kerjasama antar warga.
Pengarusutamaan modal sosial budaya dimaksudkan sebagai
strategi untuk meningkatkan peran nilai dan kekayaan budaya sebagai
kekuatan penggerak dan modal dasar pembangunan. Strategi ini
BAB VI Hal. 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

menempatkan kebudayaan sebagai ruh dalam pembangunan dan nafas


bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengarusutamaan modal
sosial dilakukan dengan menginternalisasi nilai-nilai luhur budaya
warisan Tou Minahasa diantaranya Mapaluse, Mupalose warisan sosial
sub etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud yang terintegrasi dalam kehidupan
nyata masyarakat Minahasa Utara, diarahkan untuk dipertahankan dan
dilestarikan.
d. Pengarusutamaan Transformasi Digital
Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia yang menuntut
kecepatan, ketepatan, kemudahan dalam semua jenis pelayanan maka
transformasi digital bukan lagi kebutuhan sekunder tetapi bergerak
mendekati kebutuhan primer di era kompetitif ini. Penggunaan teknologi
untuk mentransformasi proses analog menjadi digital menjadi sesuatu
keharusan dan sangat dirasakan manfaatnya. Transformasi digital di
arahkan untuk mendukung kemudahan pelayanan publik dan
infrastruktur, pengembangan perekonomian termasuk didalamnya
agribisnis, perikanan, peternakan, perdagangan industri dan UMKM,
transportasi, wisata dan budaya.

6.2.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH


Agar pelaksanaan pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
untuk lima tahun kedepan Tahun 2021-2026, sesuai dengan visi dan
misi Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara yang dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran maka seyogyanya disertai dengan arah kebijakan
pembangunan yang di kongkritkan melalui program prioritas
pembangunan daerah yang akan menjadi panduan bagi pemerintah
daerah dalam menetapkan tema pelaksanaan pembangunan tahunan.
Adapun arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Minahasa
Utara untuk lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:

BAB VI Hal. 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 6.4
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2022-2026

Arah Kebijakan Pembangunan

Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
Pemulihan Peningkatan Pemerataan Mengoptimalkan Memantapkan
sektor kapasitas pembangun konektifitas pembangunan
ekonomi sumber daya dalam menjamin transportasi antar disegala bidang
potensial manusia dan keseimbangan wilayah dalam menuju Sulut
melalui pembangunan melalui upaya mendukung Sulut sebagai pintu
penguatan infrastruktur penetrasi sebagai Super gerbang
kapasitas yang ramah pembangunan Hub di Kawaasan Indonesia di
kelembagaan lingkungan sampai pada Timur Indonesia kawasan Asia
berbasis melalui masyarakat serta Rekonsiliasi Pasifik.
digitalisasi kegiatan padat level minimum pasca Pemilu.
dan karya. dan mengurangi
rehabilitasi kesenjangan
sosial antar wilayah
kesehatan serta
masyarakat mensukseskan
dan para pelaksanaan
pelaku usaha. pemilu.

a. Arah Kebijakan Tahun 2022


Tahun 2022 adalah tahun awal pelaksanaan pembangunan dalam
kepemimpinan Bupati Bapak JOUNE JAMES ESAU GANDA SE dan
Wakil Bupati Minahasa Utara Bapak KEVIN WILLIAM LOTULUNG, SH,
MH menjadi tonggak dasar dan sekaligus penentu pencapaian tujuan
dan sasaran pada tahun-tahun selanjutnya.
Dalam kondisi optimis pasca pandemi covid 19, maka arah
kebijakan ditujukan untuk Pemulihan sektor ekonomi potensial melalui
penguatan kapasitas kelembagaan berbasis digitalisasi dan rehabilitasi
sosial para pelaku usaha. Dengan prioritas pembangunan sebagai
berikut :
1. Peningkatan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan;
2. Penurunan Angka Kemiskinan dan Pengangguran;
3. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur;
4. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Produksi Pertanian Berbasis
Agribisnis;
5. Pengembangan Industri Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan;

BAB VI Hal. 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

6. Kemudahan Berusaha Dan Berinvestasi;


7. Pembangunan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata serta
Kebudayaan;
8. Pembangunan Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana;
9. Memperkuat Stabilitas Trantibmas dan Transformasi Pelayanan
Publik.
b. Arah Kebijakan Tahun 2023
Tahun 2023 adalah tahun kedua kepemimpinan Bupati dan Wakil
Bupati Minahasa Utara dan tahun kedua pelaksanaan pembangunan
dalam kurun waktu perencanaan Tahun 2021-2026, maka arah
kebijakan pembangunan diarahkan untuk Peningkatan kapasitas
sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur dasar yang
ramah lingkungan melalui kegiatan padat karya. Dengan prioritas
pembangunan sebagai berikut :
1. Percepatan Penaggulangan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan
Kerja;
2. Peningkatan Mutu Pelayanan Dasar Kesehatan Masyarakat;
3. Perbaikan Mutu dan Sarana Prasarana Pendidikan Minimal;
4. Pembangunan Kepemudaan dan Olahraga;
5. Peningkatan Daya Saing Produk Unggulan Daerah;
6. Pembangunan Kepariwisataan;
7. Penguatan UMKM dan Industri Pengolahan;
8. Penanggulangan Bencana dan Mitigasi Perubahan Iklim;
9. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan dan
10. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
c. Arah Kebijakan Tahun 2024
Tahun 2024 adalah tahun ketiga dalam pelaksanaan
pembangunan dalam kurun waktu perencanaan Tahun 2021-2026 dan
merupakan tahun politik karena pada tahun ini akan dilaksankan
perhelatan politik berupa pemilihan Presiden, Legislatif dan pemilihan
Kepala Daerah secara serentak, dengan demikian sangat strastegis
dalam pencapaian tujuan dan sasaran pada tahun dan periode
selanjutnya, maka arah kebijakan ditujukan untuk Pemerataan
pembangun dalam menjamin keseimbangan melalui upaya penetrasi
pembangunan sampai pada masyarakat level minimum dan mengurangi
BAB VI Hal. 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kesenjangan antar wilayah serta mensukseskan pelaksanaan pemilu


dengan prioritas pembangunan sebagai berikut :
1. Pembangunan Infrastruktur secara Adil dan Seimbang utamanya
bagi Kaum Termarginal dan Wilayah Desa Kumuh;
2. Penanggulangan Kemiskinan;
3. Pembangunan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif;
4. Optimalisasi Daya Saing Perekonomian Daerah;
5. Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah;
6. Peningkatan Daya Saing Investasi Daerah;
7. Bumi Revolusi Mental;
8. Mengsukseskan Pesta Demokrasi Pemilihan Presiden, Legislatif
dan Kepala Daerah.
9. Peningkatan Kesejahteraan Rohaniawan.
10. Jaminan keamanan dan ketertiban aman dan terkendali
d. Arah Kebijakan Tahun 2025
Tahun 2025 adalah tahun keempat dalam kurun waktu
perencanaan pembangunan Tahun 2021-2026 dan merupakan tahun
awal dalam kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan
Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara, dengan
demikian Tahun 2025 juga tak kala pentingnya jika dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya dalam pencapaian tujuan dan sasaran
pada level kepemimpinan Nasional dan Daerah, maka arah kebijakan
ditujukan untuk Mengoptimalkan konektifitas transportasi antar wilayah
dalam mendukung Sulut sebagai Super Hub di Kawaasan Timur
Indonesia serta Rekonsiliasi pasca pemilu dengan prioritas
pembangunan sebagai berikut :
1. Pembangunan Infrastruktur Dan Konektifitas Yang Berkualitas;
2. Pembangunan Desa Digitalisasi;
3. Pembangunan Kepemudaan Dan Olahraga;
4. Peningkatan Produksi Agribisnis;
5. Peningkatan Produk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
6. Peningkatan UMKM;
7. Teknologi, Komunikasi dan Informasi;

BAB VI Hal. 14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

8. Konsolidasi Demokrasi melalui Pendalaman Pendidikan


Kewarganegaraan;
9. Bumi Revolusi Mental.
e. Arah Kebijakan Tahun 2026
Tahun 2026 adalah tahun terakhir dalam kurun waktu
perencanaan pembangunan Tahun 2021-2026 dan merupakan tahun
kedua dalam kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara,
dengan demikian Tahun 2026 juga memiliki posisi strategis dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, maka arah kebijakan
ditujukan untuk Memantapkan pembangunan disegala bidang menuju
Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik. dengan
prioritas pembangunan sebagai berikut :
1. Peningkatan Pendidikan dan sumber daya manusia
2. Peningkatan Produk Agribisnis
3. Peningkatan Produksi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
4. Pemantapan Pembangunan Desa digitalisasi
5. Infrastruktur Pembangunan Daerah
6. Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
7. Teknologi, Komunikasi dan Informasi
8. Kepemudaan dan Olahraga
9. Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
10. Energi dan Lingkungan Hidup
11. Peningkatan Produk UMKM
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka
menengah yang telah ditetapkan diatas, maka dapat disimpulkan
tema atau fokus pembangunan. Tema atau fokus pembangunan akan
memberi arah yang jelas bagi pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
dalam rangka pencapaian target sasaran pembangunan di RPJMD
setiap tahun. Tema pembangunan Tahun 2021-2026 disajikan pada
Tabel berikut ini.

BAB VI Hal. 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 6.5
Tema pembangunan Tahun 2021-2026

Tema

Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026

Digitalisasi Pelayanan Kesejahteraan Perubahan Peningkatan


Data dan Publik pada Masyarakat Iklim Daya Saing
Informasi pendidikan untuk Investasi Industri
untuk dan Pemulihan melalui Pariwisata
pemulihan kesehatan Ekonomi peningkatan
ekonomi Pasca PMDN & PMA
Pandemi

6.2.2 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Strategi dan Arah Kebijakan menjadi acuan dalam penetapan
program pembangunan daerah. Program pembangunan Daerah
merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusu
berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Program
pembangunan daerah merupakan instrumen pelaksanaan Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah yang telah dijabarkan
kedalam strategi dan arah kebijakan Pembangunan daerah.
Program Pembangunan Daerah menempati posisi strategis dalam
pelakasaan pembangunan daerah, pemenuhan target sasaran serta
indikator kinerja utama akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
sesuai kewenangannya. Oleh karena itu maka tidak semua program
yang ada dimasukan dalam program pembangunan daerah, tapi hanya
program prioritas yang memiliki keterkaitan langsung dengan
pencapaian target kinerja yang berkenan dengan Visi, Misi Tujuan dan
Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2021-2026, maka program Perangkat Daerah dijabarkan
pada setiap misi sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 6.6 berikut:

BAB VI Hal. 16
Tabel 6. 6
Program Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026
Dalam Rangka Pencapaian Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara

CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

MISI 1 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman, Berkepribadian dan Berbudaya melalui gotong royong
TUJUAN : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan menerapkan nilai gotong royong
SASARAN :

Meningkatnya kualitas SDM


pada Pendidikan dasar dan
menengah yang Indeks Pembangunan Manusia
76,00 73,90 74,00 74,30 74,50 75,00 76,00 76,00
menghasilkan peserta didik (IPM)
yang berkepribadian dan
berbudaya

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
1 01 01 pemerintahan 100% 100% 100% 170,406,832,873 100% 175,827,467,783 100% 177,054,607,028 100.0% 181,272,517,388 100% 186,962,975,960 100% 891,524,401,032 Dinas Pendidikan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
Tingkat Partisipasi Warga Negara
program pengelolaan Usia 7-12 Tahun yang berpartisipasi
1 01 02 99,96% 97,98% 98,48% 14,000,000,000 98,85% 15,840,000,000 99,22% 15,939,000,000 99,59% 17,525,000,000 99,96% 17,325,000,000 99,96% 80,629,000,000 Dinas Pendidikan
pendidikan dalam Pendidikan jenjang Sekolah
Dasar
Fasilitas Pendidikan : Sekolah
93,75% 62,50% 72,92% 5,676,000,000 78,13% 5,724,163,923 83,33% 5,800,000,000 88,54% 6,500,000,000 93,75% 6,000,000,000 93,75% 29,700,163,923 Dinas Pendidikan
Pendidikan SD Kondisi Baik
Presentase siswa SD dengan nilai
kompetensi literasi yang memenuhi 70,27% 47,24% 47,39% 14,000,000 50,71% 50,000,000 57,14% 75,000,000 64,29% 175,000,000 70,27% 175,000,000 70,27% 489,000,000 Dinas Pendidikan
kompetensi minimum
Presentase siswa SD dengan nilai
kompetensi numerasi yang 57,14% 25,56% 35,71% 10,000,000 42,86% 50,000,000 47,14% 75,000,000 51,43% 175,000,000 57,14% 175,000,000 57,14% 485,000,000 Dinas Pendidikan
memenuhi kompetensi minimum

Angka Kelulusan SD 100% 100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 125,000,000 100% 125,000,000 100% 325,000,000 Dinas Pendidikan

Proporsi Murid Kelas 1 yang berhasil


99,35% 97,50% 97,87% 30,000,000 98,24% 30,000,000 98,61% 30,000,000 98,98% 135,000,000 99,35% 130,000,000 99,35% 355,000,000 Dinas Pendidikan
menamatkan Sekolah Dasar

Angka Pendidikan yang ditamatkan


100% 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% 300,000,000 Dinas Pendidikan
SD

Angka Putus Sekolah (APS) SD 0,08% 0,13% 0,12% 25,000,000 0,11% 25,000,000 0,10% 20,000,000 0,09% 20,000,000 0,08% 20,000,000 0,08% 110,000,000 Dinas Pendidikan

Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia Sekolah 100% 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% 300,000,000 Dinas Pendidikan
Pendidikan Dasar
Tingkat Partisipasi Warga Negara
Usia 13-15 Tahun yang
79,48% 77,63% 78,00% 8,144,965,500 78,37% 8,148,550,714 78,74% 8,152,073,646 79,11% 8,555,684,650 79,48% 8,100,489,703 79,48% 41,101,764,213 Dinas Pendidikan
berpartisipasi dalam Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama
Fasilitas Pendidikan : Sekolah
85,42% 62,86% 71% 6,412,714,000 79% 6,481,995,841 86% 6,549,978,895 92,85% 6,919,661,525 98,57% 6,213,945,051 85,42% 32,578,295,312 Dinas Pendidikan
Pendidikan SMP Kondisi Baik
Presentase siswa SMP dengan nilai
kompetensi literasi yang memenuhi 70,27% 47,24% 47,39% 20,000,000 50,71% 50,000,000 57,14% 50,000,000 64,29% 150,000,000 70,27% 100,000,000 70,27% 370,000,000 Dinas Pendidikan
kompetensi minimum
Presentase siswa SMP dengan nilai
kompetensi numerasi yang 57,14% 25,56% 35,71% 20,000,000 42,86% 50,000,000 47,14% 50,000,000 51,43% 150,000,000 57,14% 100,000,000 57,14% 370,000,000 Dinas Pendidikan
memenuhi kompetensi minimum
Angka Pendidikan yang ditamatkan
100% 100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 125,000,000 Dinas Pendidikan
SMP

Angka Kelulusan SMP 100% 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Dinas Pendidikan

Angka Putus Sekolah (APS) SMP 0,25% 0,35% 0,33% 25,000,000 0,31% 25,000,000 0,29% 25,000,000 0,29% 25,000,000 0,25% 25,000,000 0,25% 125,000,000 Dinas Pendidikan

Angka Melanjutkan (AM) dari SD ke


100% 100% 100% 20,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% 720,000,000 Dinas Pendidikan
SMP
Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia Sekolah 100% 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 100% 180,000,000 Dinas Pendidikan
Pendidikan Dasar
Tingkat Partisipasi Warga Negara
Usia 5-6 Tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar 89,28% 82,43% 83,80% 2,891,000,000 85,17% 2,904,274,982 86,54% 2,917,319,350 87,91% 2,930,689,826 89,28% 2,853,613,506 89,28% 14,496,897,664 Dinas Pendidikan
yang berpartisipasi dalam
Pendidikan Kesetaraan

Tingkat Partisipasi Warga Negara


Usia 7-15 Tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar dan 0,08% 0,13% 0,12% 2,067,100,000 0,11% 1,800,000,000 0,10% 1,600,000,000 0,09% 1,500,000,000 0,08% 1,000,000,000 0,08% 7,967,100,000 Dinas Pendidikan
menengah yang berpartisipasi dalam
Pendidikan Kesetaraan

Penduduk yang berusia >15 Tahun


100% 98,38% 98,75% 20,000,000 99,12% 20,000,000 99,49% 20,000,000 99,86% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Dinas Pendidikan
Melek Huruf (Tidak Buta Aksara)

Angka Melek Huruf Penduduk Usia


98,98% 97,13% 97,50% 15,000,000 97,87% 15,000,000 98,24% 15,000,000 98,61% 15,000,000 98,98% 25,000,000 98,98% 85,000,000 Dinas Pendidikan
15-24 Tahun Laki-laki
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Angka Melek Huruf Penduduk Usia


99,75% 99,63% 99,65% 15,000,000 99,67% 15,000,000 99,70% 15,000,000 99,73% 15,000,000 99,75% 25,000,000 99,75% 85,000,000 Dinas Pendidikan
15-24 Tahun Perempuan
Presentase Sekolah yang
program pengembangan
1 01 03 menyelenggarakan pembelajaran 100% 100% 100% 80,000,000 100% 80,000,000 100% 80,000,000 100% 180,000,000 100% 150,000,000 100% 570,000,000 Dinas Pendidikan
kurikulum
muatan lokal
program pendidik dan tenaga Rasio Guru/Murid Sekolah
1 01 04 70,60% 65,30% 65,67% 25,000,000 66,04% 25,000,000 66,41% 25,000,000 66,78% 100,000,000 67,15% 75,000,000 70,60% 250,000,000 Dinas Pendidikan
kependidikan Pendidikan Dasar
Rasio Guru/Murid per Kelas Rata-
66% 66% 66% 25,000,000 66% 25,000,000 66% 25,000,000 67% 100,000,000 67% 75,000,000 66% 250,000,000 Dinas Pendidikan
Rata Pendidikan Dasar
Guru yang memenuhi kualifikasi
84,66% 82,81% 83,18% 25,000,000 83,55% 25,000,000 83,92% 25,000,000 84,29% 100,000,000 84,66% 100,000,000 84,66% 275,000,000 Dinas Pendidikan
S.1/D4
program pengendalian Cakupan Pengendalian perizinan
1 01 05 100% 0% 0% - 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 200,000,000 Dinas Pendidikan
perizinan pendidikan pendidikan

Indeks Pembangunan Gender (IPG) 96.86 96.42 96.55 96.57 96.68 96.72 96.86 96.86

Dinas
program penunjang urusan Pemberdayaan
Persentase Kinerja penunjang
2 08 01 pemerintahan daerah 100 20 20 2,333,713,114 20 2,423,680,942 20 2,427,018,965 20 2,534,065,540 20 2,534,490,972 100 12,252,969,533 Perempuan dan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota Perlindungan
Anak
Dinas
program pengarusutamaan Pemberdayaan
Persentase ARG pada Belanja
2 08 02 gender dan pemberdayaan 15 5 10 115,000,000 10 60,000,000 15 50,003,000 15 215,002,000 15 225,002,000 15 665,007,000 Perempuan dan
Langsung APBD
perempuan Perlindungan
Anak
Dinas
Rasio kekerasan terhadap Pemberdayaan
program perlindungan
2 08 03 perempuan, termasuk TPPO (per 0 0 0 - 0 - 0 30,000,000.00 0 30,001,000.00 0 30,001,000.00 0 90,002,000 Perempuan dan
perempuan
100.000 penduduk perempuan) Perlindungan
Anak
Dinas
Pemberdayaan
program peningkatan kualitas
2 08 04 Skor IPG 96.86 96.42 96.55 50,000,000 96.57 50,000,000.00 96.68 120,001,000.00 96.72 200,001,000.00 96.86 238,001,000.00 96.86 658,003,000 Perempuan dan
keluarga
Perlindungan
Anak
Dinas
Pemberdayaan
program pengelolaan sistem
2 08 05 Dokumen data gender dan anak 10 1 2 30,000,000 2 40,000,000.00 2 40,000,000.00 2 50,000,000.00 2 50,000,000.00 10 210,000,000 Perempuan dan
data gender dan anak
Perlindungan
Anak
Dinas
Pemberdayaan
program pemenuhan hak Skor penilaian Kabupaten Layak
2 08 06 800 0 700 40,000,000 800 60,000,000.00 800 60,000,000.00 800 120,001,000.00 800 120,001,000.00 800 400,002,000 Perempuan dan
anak Anak
Perlindungan
Anak
Dinas
Presentase lembaga/Forum penyedia
Pemberdayaan
program perlindungan khusus layanan perlindungan kepada anak
2 08 07 100 100 100 130,000,000 100 155,000,000 100 155,000,000 100 205,003,000 100 205,003,000 100 850,006,000 Perempuan dan
anak yang mampu memberikan layanan
Perlindungan
komprehensif sesuai dgn standar
Anak
Meningkatnya Derajat
Prevalensi Stunting 3,75 4,80 7,20 7,20 6,50 5,90 5,00 3,75
Kesehatan Masyarakat
program penunjang urusan
Terselenggaranya penunjang urusan
1 02 01 pemerintahan daerah 60 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 54,357,471,718 12 Bulan 47,724,670,266 12 Bulan 45,201,367,669 12 Bulan 47,307,400,052 12 Bulan 51,088,567,846 60 Bulan 245,679,477,551 Dinas Kesehatan
pemerintahan daerah kabupaten
kabupaten/kota
Persentase Capaian SPM Bidang
program pemenuhan upaya
Kesehatan (12 Indikator)
1 02 02 kesehatan perorangan dan 100% 100% 100% 107,683,481,488 100% 121,269,312,508 100% 65,504,633,172 100% 80,518,058,560 100% 77,926,693,899 100% 452,902,179,627 Dinas Kesehatan
upaya kesehatan masyarakat

program peningkatan
Jumlah Tenaga Kesehatan Sesuai
1 02 03 kapasitas sumberdaya 100% 100% 100% 214,400,000 100% 425,000,000 100% 150,910,000 100% 445,000,000 100% 314,000,000 100% 1,549,310,000 Dinas Kesehatan
Standar
manusia kesehatan
program sediaan farmasi, alat
Saryanfar, PIRT, PAK & Toko PKRT
1 02 04 kesehatan dan makanan 100% 100% 100% 321,500,000 100% 565,000,000 100% 135,000,000 100% 300,000,000 100% 215,000,000 100% 1,536,500,000 Dinas Kesehatan
Kelas I yang memenuhi standar
minuman

program pemberdayaan
1 02 05 Rasio Posyandu 5,68% 5,68% 5,68% 650,000,000 5,68% 300,000,000 5,68% 150,000,000 5,68% 275,000,000 5,68% 328,780,000 5,68% 1,703,780,000 Dinas Kesehatan
masyarakat bidang kesehatan

Dinas
Pengendalian
program penunjang urusan Persentase Kinerja penunjang
2 14 01 100.00% 100% 100% 3,844,415,831 100.00% 3,061,753,429 100.00% 3,250,076,428 100.00% 3,833,232,763 100.00% 3,773,952,159 100.00% 17,763,430,610 Penduduk dan
pemerintahan daerah Urusan Perangkat Daerah
Keluarga
Berencana
Dinas
Pengendalian
program pengendalian
2 14 02 Total Fertility Rate (TFR) 2,03% 2,07% 2,07% 140,000,000 2,06% 863,660,000 2,05% 907,440,000 2,04% 935,000,000 2,03% 1,040,000,000 2,03% 3,886,100,000 Penduduk dan
penduduk
Keluarga
Berencana
Dinas
Pengendalian
program pembinaan keluarga persentase penggunaan Kontrasepsi
2 14 03 85% 70% 72% 1,445,864,100 75% 2,791,537,000 78% 2,857,337,000 80% 2,857,337,000 85% 2,857,337,000 85% 12,809,412,100 Penduduk dan
berencana (kb) jangka Panjang (MKJP)
Keluarga
Berencana
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Dinas
program pemberdayaan dan Angka kelahiran remaja (perempuan Pengendalian
2 14 04 peningkatan keluarga usia 15-19) per 1000 perempuan usia 31% 42% 36% 2,674,950,000 34% 1,741,800,000 33% 1,813,800,000 32% 1,823,800,000 31% 1,833,800,000 31% 9,888,150,000 Penduduk dan
sejahtera (ks) 15-19 tahun (ASFR 15-19) Keluarga
Berencana

Meningkatnya pemahaman
reformasi birokrasi dan
Nilai evaluasi SAKIP Pemerintah
inovasi daerah dalam A B B B BB BB A A
Daerah
kecepatan dan ketepatan
pelayanan publik

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
4 01 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 47,536,733,609 100% 49,493,939,687 100% 51,570,621,364 100% 56,747,683,501 100% 57,101,217,053 100% 262,450,195,214 Setda Umum
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota

Presentase Rekomendasi
program pemerintahan dan SetdaPemerintah
4 01 02 Pelaksanaan Program Kesejahteraan 100% 100% 100% 450,000,000 100% 465,000,000 100.00% 478,250,000 100.00% 609,550,000 100.00% 615,693,250 100% 2,618,493,250
kesejahteraan rakyat an
Rakyat yang ditindaklanjuti

Presentase Rekomendasi
program pemerintahan dan
4 01 02 Pelaksanaan Program Kesejahteraan 100% 100% 100% 765,500,000 100.00% 811,430,000 100.00% 852,001,500 100.00% 1,192,802,100 100.00% 1,210,694,132 100% 4,832,427,732 Sekda Kesra
kesejahteraan rakyat
Rakyat yang ditindaklanjuti

program perekonomian dan Cakupan Rasio Peningkatan dan


4 01 03 100% 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 409,550,000.00 100.00% 415,693,250.00 100% 1,618,493,250 Sekda EKO&SDA
pembangunan Pembangunan
Presentase ketepatan waktu
program perekonomian dan Setda
4 01 03 penyusunan program penguatan 100% 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 409,550,000 100.00% 415,693,250 100% 1,618,493,250
pembangunan Pembangunan
pembangunan infrastruktur
Jumlah Unit Kerja yang
program perekonomian dan melaksanakan pengadaan barang Setda Barang &
4 01 03 100% 100% 100% 300,000,000 100.00% 318,000,000 100.00% 333,900,000 100.00% 450,765,000.00 100.00% 457,526,475.00 100% 1,860,191,475
pembangunan dan jasa untuk peningkatan Jasa
perekonomian dan pembangunan
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
4 01 03 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 244,500,000 100.00% 260,136,889.00 100.00% 273,143,733 100.00% 402,401,226.83 100.00% 408,437,245.23 100% 1,588,619,095 Setda Keuangan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program pemerintahan dan Presentase produk hukum yang
4 01 1 100% 100% 100% 500,000,000 100.00% 530,000,000 100.00% 556,500,000 100.00% 859,204,912 100.00% 872,092,986 100% 3,317,797,898 Setda Hukum
kesejahteraan rakyat dihasilkan
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
4 01 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 465,200,000 100.00% 472,178,000 100% 1,730,628,000 Setda Prokom
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program penunjang urusan
pemerintahan daerah Persentase Kinerja keuangan 100% 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 410,145,274 100.00% 416,297,453 100% 1,619,692,727 Setda Organisasi
kabupaten/kota
program penunjang urusan
Terlaksananya Program Penunjang Sekretariat
4 02 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 12,837,251,608.00 100% 13,222,369,156.24 100% 13,619,040,231 100% 17,027,611,437.86 100% 17,221,170,928 100% 73,927,443,361
Urusan Pemerintahan Daerah DPRD
kabupaten/kota
program dukungan
Persentase pelaksanaan tugas dan Sekretariat
4 02 02 pelaksanaan tugas dan fungsi 100% 100% 100% 15,409,000,000.00 100% 15,931,150,498.00 100% 16,474,484,758.00 100% 16,818,251,676.00 100% 17,168,569,910 100% 81,801,456,842.29
fungsi DPRD DPRD
dprd

Indeks Reformasi Birokrasi 60 47.08 47.08 47.08 47.08 50 60 60

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
5 03 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 14,037,643,467 100% 14,492,185,592.00 100% 14,886,295,232.00 100% 15,276,902,612.00 100% 15,611,900,178.00 100% 74,304,927,081.00 BKPP
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten / kota
Prosentasi Penerapan. Pelayanan
5 03 02 program kepegawaian daerah 100% 100% 100% 1,059,449,778 100% 936,554,885.00 100% 981,354,885.00 100% 1,173,554,885.00 100% 1,213,554,885.00 100% 5,364,469,318.00 BKPP
Kepegawain berbasis Elektronik
program pengembangan Persentase Pengembangan Sumber
5 04 02 100% 100% 100% 1,118,892,698.00 100% 1,297,645,115.00 100% 1,387,145,115.00 100% 1,635,707,615.00 100% 1,584,207,615.00 100% 7,023,598,158.00 BKPP
sumber daya manusia Daya Manusia

Opini BPK terhadap laporan


WTP TW WTP WTP WTP WTP WTP WTP
keuangan Pemerintah Daerah

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
5 02 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 17,169,370,894 100% 17,186,540,265 100% 17,203,726,805 100% 17,220,930,532 100% 17,238,151,462 100% 86,018,719,958 Badan Keuangan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten / kota
program pengelolaan Opini BPK terhadap Laporan
5 02 02 WTP Disclaimer WTP 175,777,063,040 WTP 178,344,493,230 WTP 187,822,070,920 WTP 175,219,393,746 WTP 175,556,381,084 WTP 892,719,402,020 Badan Keuangan
keuangan daerah Keuangan
program pengelolaan barang
5 02 03 Jumlah Dokumen Manajemen Aset 100% 4 Dok 100% 192,160,000 100% 192,352,160 100% 192,544,512 100% 192,737,057 100% 192,929,794 100% 962,723,523 Badan Keuangan
milik daerah
program pengelolaan
5 02 04 Rasio PAD 100% 16,7% 100% 958,767,520 100% 959,726,288 100% 960,686,014 100% 961,646,700 100% 962,608,347 100% 4,803,434,868 Badan Keuangan
pendapatan daerah

Tingkat maturitas implementasi


Sistem Pengendalian Intern 4 Tingkatan 1 2 2 3 4 4
Pemerintah

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
6 01 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 7,717,377,866 100% 7,925,975,171.73 100% 8,139,895,709 100% 8,430,740,972 100% 8,588,000,819 100% 40,801,990,538 Inspektorat
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program penyelenggaraan Prosentase Penyelenggaraan
6 01 02 100% 100% 100% 3,357,006,153 100% 3,536,103,583.11 100% 3,725,280,597.18 100% 4,117,231,802 100% 4,147,171,642 100% 18,882,793,777 Inspektorat
pengawasan Pengawasan
program perumusan
prosentase tindaklanjut temuan BPK-
6 01 03 kebijakan, pendampingan dan 100% 100% 100% 156,562,417 100% 162,141,342.16 100% 167,774,294.01 100% 185,801,590.59 100% 179,814,232 100% 852,093,875 Inspektorat
RI dan Inspektorat
asistensi
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

program penunjang urusan Persentase Kinerja penunjang


8 01 01 100% 100% 100% 3,050,326,190 100% 3,197,684,345 100% 3,162,626,453 100% 3,269,192,115 100% 3,297,421,918 100% 15,977,251,021 Kesbang
pemerintahan daerah Urusan Perangkat Daerah
Rasio masyarakat yang mendapat
program penguatan ideologi
pembinaan penguatan ideologi
8 01 02 pancasila dan karakter 100% 100% 100% 1,043,000,000 100% 845,000,000 100% 953,500,000 100% 1,370,000,000 100% 1,284,000,000 100% 5,495,500,000 Kesbang
pancasila dan karakter kebangsaan
kebangsaan
per 100 penduduk.
program peningkatan peran
partai politik dan lembaga Rasio masyarakat yang mendapat
pendidikan melalui pendidikan politik dan
8 01 03 100% 100% 100% 693,000,000 100% 862,500,000 100% 60,991,875,000 100% 900,000,000 100% 1,059,605,874 100% 64,506,980,874 Kesbang
pendidikan politik dan Pengembangan, Etika serta budaya
pengembangan,etika serta politik per 100 penduduk.
budaya politik
program pemberdayaan dan
Persentase pembinaan terhadap LSM
8 01 04 pengawasan organisasi 100% 100% 100% 23,000,000 100% 345,000,000 100% 396,750,000 100% 636,371,050 100% 524,701,875 100% 1,925,822,925 Kesbang
dan Ormas
kemasyarakatan
Rasio masyarakat yang mendapat
program pembinaan dan pembinaan peningkatan
8 01 05 pengembangan ketahanan pengembangan Ketahanan Sosial 100% 100% 100% 1,020,000,000 100% 2,489,854,000 100% 2,462,582,100 100% 2,561,175,000 100% 349,801,250.00 100% 8,883,412,350 Kesbang
ekonomi, sosial, dan budaya Budaya dan Ekonomi per 100
penduduk.
program peningkatan
kewaspadaan nasional dan Persentase pembinaan terhadap
8 01 06
peningkatan kualitas dan Aparatur dan masyarakat dalam 100% 100% 100% 2,505,000,000 100% 947,646,000 100% 1,089,792,900 100% 1,253,261,835 100% 3,634,469,083.00 100% 9,430,169,818 Kesbang
fasilitas penanganan konflik mengantisipasi potensi konflik.
sosial
MISI 2 : Mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat
TUJUAN : Meningkatkan manfaat ekonomi dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus Likupang
SASARAN :
Meningkatnya potensi
Kontribusi sektor pariwisata
ekonomi daerah di Kawasan 10.79% 5.45% 5.45% 5.53% 5.61% 7.68% 10.79% 10.79%
terhadap PDRB harga berlaku
Ekonomi Khusus Likupang
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
3 26 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 3,158,013,793 100% 3,565,214,138 100% 3,634,294,491 100% 3,251,925,853 100% 3,794,284,400 100% 17,403,732,675 Dinas Pariwisata
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program peningkatan daya
3 26 02 tingkat hunian akomodasi 9 lokasi 39.19% 45.14% 1,170,033,000 47.87% 1,090,150,200 51.46% 764,000,600 54.93% 1,960,650,651 58.52% 1,403,300,450 9 lokasi 6,388,134,901 Dinas Pariwisata
tarik destinasi pariwisata

Persentase pertumbuhan Jumlah 19871 / 20762 / 22531 / 27236 / 31671 / 31671 /


31671 / 159.73% 12194
Kunjungan Wisatawan Mancanegara 95,91% 70.26% 84.77% 123.36% 159.73% 159.73%
program pemasaran
3 26 03 300,000,000 417,210,800 623,300,400 1,245,890,700 1,309,317,443 3,895,719,343 Dinas Pariwisata
pariwisata Persentase peningkatan perjalanan
30129 / 34238 / 37469 / 62764 / 78329 / 78329 /
wisatawan nusantara yang datang 78329 / 409.32% 15379
95.91% 122.63% 143.64% 308.11% 409.32% 409.32%
ke kabupaten/kota
program pengembangan
ekonomi kreatif melalui Jumlah kemitraan bidang
3 26 4 pemanfaatan dan pariwisata 1 1 0 - 1 139,200,900 1 162,820,700 1 408,935,200 1 459,251,800 1 1,170,208,600 Dinas Pariwisata
perlindungan kekayaan
intelektual
program pengembangan
Kontribusi Sektor Pariwisata
3 26 05 sumber daya pariwisata dan 16.72 8.97 9.27 692,545,000 11.19 308,145,000 13.74 402,270,545 14.87 574,200,500 16.72 459,108,258 16.72 2,436,269,303 Dinas Pariwisata
Terhadap PAD
ekonomi kreatif
Persentase Penyelenggaraan
5 3 3 4 4 4 5 5
Festival Seni dan Budaya
program pengembangan Jumlah penyelenggaraan festival
2 22 02 2000% 1 3 210,000,000 4 125,000,000 4 253,000,000 4 338,600,000 5 357,900,300 20 1,284,500,300 Dinas Pariwisata
kebudayaan seni dan budaya
program pengembangan Jumlah group yang aktif menyajikan
2 22 03 110 grup 89 grup 70 Grup 0 80 grup 80,000,000 90 grup 107,000,000 100 grup 216,300,000 110 grup 237,200,600 110 grup 640,500,600 Dinas Pariwisata
keseniaan tradisional budaya lokal
program pelestarian dan benda, situs dan jawasan cagar
2 22 5 100% 1312 buah 1312 buah 100,000,000 1312 buah 112,000,000 1350 buah 105,000,000 1400 buah 206,476,000 14000 buah 263,598,200 1 787,074,200 Dinas Pariwisata
pengelolaan cagar budaya budaya yang dilestarikan
Nilai Tukar Nelayan 115 107 107 109 111 115 115 115
program penunjang usuran
Persentase Kinerja penunjang Dinas Kelautan
3 25 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 2,260,642,661 100.00% 2,806,446,228 100.00% 2,915,470,908 100.00% 3,389,557,681 100.00% 3,268,172,624 100.00% 14,640,290,102
Urusan Perangkat Daerah dan Perikanan
kabupaten/kota
program pengelolaan Jumlah produksi perikanan tangkap Dinas Kelautan
3 25 03 27.102,85 Ton 100/26045.31 26,045.31 1,151,000,000 26.305,76 Ton 1,281,400,000 26.568,82 Ton 1,312,235,000 26.834,51 Ton 1,343,840,875 27.102,85 Ton 1,449,324,650 27.102,85 Ton 6,537,800,525
perikanan tangkap (Ton) dan Perikanan
program pengelolaan Jumlah produksi budidaya Dinas Kelautan
3 25 04 361.813,98 Ton 100/334260.2 334,260.20 2,469,500,000 340,945.40 1,235,600,000 347,764.31 1,339,890,000 354,719.60 1,373,387,250 361,813.98 1,407,721,931 361.813,98 Ton 7,826,099,181
perikanan budidaya perikanan dan Perikanan
program pengolahan dan Jumlah produksi hasil olahan Dinas Kelautan
3 25 06 362 Ton 350 Ton 350 Ton 433,500,000 353 Ton 1,259,000,000 356 Ton 1,294,845,850 359 Ton 1,327,216,996 362 Ton 1,360,397,421 362 Ton 5,674,960,267
pemasaran hasil perikanan perikanan dan Perikanan
Produktivitas pertanian per hektar 151.280,00 160.492,96 165.307,73 175.374,98 175.374,98
175.374,98 Ton 155.818,4 Ton 170.266,98
per tahun Ton Ton Ton Ton Ton
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
3 27 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 8,279,150,236 100% 8,607,069,806.00 100% 9,205,751,230.00 100% 10,012,065,916.00 100% 10,005,424,381.00 100% 46,109,461,569 Dinas Pertanian
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program penyediaan dan
Kontribusi Sektor Pertanian
3 27 02 pengembangan sarana 25,33% 22,25% 23,31% 1,949,924,000 23,77% 1,950,188,000.00 24,25% 1,882,480,000.00 24,73% 1809640820 25,23% 1864121380 25,33% 9,456,354,200 Dinas Pertanian
Terhadap PDRB
pertanian
program penyediaan dan Persentase Peningkatan
3 27 03 pengembangan prasarana Produktivitas Pertanian Per Hektar 100% 100% 100% 2,487,572,652 100% 2,634,813,670.41 100% 2,695,000,000.00 100% 2,735,180,161.00 100% 2,944,668,487.00 100% 13,497,234,970 Dinas Pertanian
pertanian Per Tahun
program pengendalian
Persentase Penurunan kejadian dan
kesehatan hewan dan
3 27 04 jumlah kasus penyakit hewan 500% 84 5 281,076,599 5 286,336,025.00 5 368,037,680.00 5 363,745,744.00 5 333,420,327.00 5 1,632,616,375 Dinas Pertanian
kesehatan masyarakat
menular
veteriner
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

program pengendalian dan


Rasio Pengendalian dan
3 27 05 penanggulangan bencana 95% 75% 75% 117,637,800 80% 117,948,600.00 85% 107,226,000.00 90% 79,953,300.00 95% 77,179,410.00 95% 499,945,110 Dinas Pertanian
Penanggulangan Bencana Pertanian
pertanian
program penyuluhan Kemampuan manajerial petani di 10
3 27 07 66 keg 2 Keg 12 keg 661,281,812 12 keg 683,100,000.00 13 keg 544,267,593.00 13 keg 572,245,625.00 14 keg 548,333,469.00 66 keg 3,009,228,499 Dinas Pertanian
pertanian Kecamatan

Persentase Pertumbuhan Industri 0,06 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,06

program penunjang urusan


Nilai AKP hasil pemeriksaan Dinas
3 31 01
pemerintahan daerah 12 bulan 0 12 Bulan 2,130,797,848 12 bulan 2,352,862,175 12 bulan 2,586,922,990 12 bulan 3,059,371,064 12 bulan 3,081,477,216 12 bulan 13,211,431,293
Inspektorat Perindustrian
kabupaten/kota
program perencanaan dan Kontribusi Sektor Industri Terhadap Dinas
3 31 02 1 dokumen 0 1 dokumen 430,000,000 0 300,000,000 0 430,000,000 0 450,000,000 0 460,000,000 1 dokumen 2,070,000,000
pembangunan industri PDRB Perindustrian
program pengendalian izin Presentasi Pengendalian Izin Usaha Dinas
10 Kecamatan 0 10 Kecamatan 40,000,000 10 Kecamatan 140,000,000 10 Kecamatan 100,000,000 10 Kecamatan 100,000,000 10 Kecamatan 100,000,000 10 Kecamatan 480,000,000
3 31 03 usaha industri Industri Perindustrian
program pengelolaan sistem Kontribusi sektor perdagangan Dinas
1 keg 7.75% 1 keg 1,167,600,000 1 keg 1,119,745,620 1 keg 946,000,000 1 keg 955,125,000 1 keg 970,628,125 1 keg 5,159,098,745
3 31 04 informasi industri terhadap PDRB Perindustrian
TUJUAN : Meningkatkan Ekonomi Kreatif
SASARAN : Mempercepat pemulihan UMKM ekonomi kreatif dan penyerapan tenaga kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 5,00
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Dinas Tenaga
2 07 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 3,169,565,584 100% 3,257,794,723 100% 3,480,469,592 100% 3,249,523,831 100% 3,819,494,011 100% 16,976,847,741
Urusan Perangkat Daerah Kerja
kabupaten/kota
program perencanaan tenaga Prosentase kegiatan perencanaan Dinas Tenaga
2 07 02 100% 40% 60% 40,000,000 70% 40,000,000 80% 40,000,000 90% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 200,000,000
kerja tenaga kerja yang dilaksanakan Kerja

program pelatihan kerja dan Jumlah pelatihan dan produktivitas Dinas Tenaga
2 07 03 100% 100% 100% 15,000,000 100% 170,000,000 100% 170,000,000 100% 570,000,000 100% 170,000,000 100% 1,095,000,000
produktivitas tenaga kerja tenaga kerja yang dilaksanakan Kerja

program penempatan tenaga Jumlah tenaga kerja yang Dinas Tenaga


2 07 04 100% 100% 100% 1,194,000,000 100% 1,404,000,000 100% 1,554,000,000 100% 1,704,000,000 100% 1,704,000,000 100% 7,560,000,000
kerja ditempatkan Kerja

Prosentase perusahan dan tenaga Dinas Tenaga


2 07 05 program hubungan industrial 85% 38% 45% 695,600,000 55% 1,126,000,000 65% 1,126,000,000 75% 1,126,000,000 85% 1,126,000,000 85% 5,199,600,000
kerja yang mendapatkan pembinaan Kerja

presentase koperasi yang diawasi


Program pengawasan dan Dinas Tenaga
2 17 03 dan melaksanakan kebutuhan 100% 100% 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 60,000,000
pemeriksaan koperasi Kerja
perundang - undangan

Program Penilaian kesehatan Jumlah KSP/USP yang dinilai sehat Dinas Tenaga
2 17 04 75 Koperasi 15 Koperasi 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 75 Koperasi 285,000,000
KSP/USP koperasi dan mendapatkan penghargaan Kerja

Jumlah koperasi yang mendapatkan


program pendidikan dan Dinas Tenaga
2 17 05 pendidikan dan pelatihan 20 Koperasi 0 - 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 - 20 Koperasi 120,000,000
latihan perkoperasian Kerja
perkoperasian

Program Pemberdayaan dan Jumlah koperasi yang diberdayakan Dinas Tenaga


30 Koperasi 0 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 30 Koperasi 180,000,000
perlindungan koperasi melalui perlindungan Kerja

program pemberdayaan usaha


Dinas Tenaga
2 17 07 menengah, usaha kecil, dan Jumlah UMKM yang diberdayakan 5000 UMKM 1000 UMKM 1000 UMKM 60,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 5000 UMKM 1,356,000,000
Kerja
usaha mikro (umkm)

program pengembangan Jumlah UMKM yang mendapatkan Dinas Tenaga


2 17 08 5000 UMKM 1000 UMKM 1000 UMKM 2,796,500,000 1000 UMKM 2,000,025,000 1000 UMKM 1,994,716,250 1000 UMKM 2,296,116,657 1000 UMKM 2,184,114,573 5000 UMKM 11,271,472,480
umkm pelatihan pengembangan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 65,00 62,00 62,50 63,00 63,50 64,00 65,00 65,00

TUJUAN : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi


SASARAN :

Meningkatkan Pertumbuhan
PDRB dari Sektor unggulan Pertumbuhan Ekonomi 6.8 -2,2 4.5 5.2 5.5 5.8 6.2 6.8
dan potensial

Persentase perusahaan pemanfaatan


program pengelolaan energi Dinas
3 29 05 panas bumi yang memiliki ijin di 1.00% 1% 1% 79,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 399,000,000
baru terbarukan Perdagangan
kab/Kabupaten
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Dinas
3 30 01 pemerintahan daerah 100.00% 0% 100% 2,213,716,086 100.00% 2,276,236,488 100.00% 2,326,786,150 100.00% 2,770,847,054 100.00% 2,790,183,072 100.00% 12,377,768,850
Urusan Perangkat Daerah Perdagangan
kabupaten/kota
Jumlah
program perizinan dan Dinas
3 30 02
pendaftaran perusahaan
Rekomendasi/Perizinan yang 156 136 140 45,500,000 144 45,500,000 148 45,500,000 152 45,500,000 156 45,500,000 156 227,500,000
Perdagangan
Dikeluarkan
Jumlah Sarana Distribusi
program peningkatan sarana Dinas
3 30 03 Perdagangan yang di 100% 0% 1 83,000,000 100.00% 90,000,000 100.00% 100,000,000 100.00% 110,000,000 100.00% 120,000,000 100.00% 503,000,000
distribusi perdagangan Perdagangan
Revitalisasi/Dibangun
program stabilisasi harga Terwujudnya Stabilisasi Harga
Dinas
3 30 04 barang kebutuhan pokok dan Barang Kebutuhan Pokok dan 100% 0% 100% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 283,000,000
Perdagangan
barang penting Barang Penting
program pengembangan Dinas
3 30 05 Jumlah Ekspor Bersih (USD) 22.721.413 19.050.000 19.050.000 23,500,000 19.627.353 39,150,000 20,608,911 68,050,000 21.639.411 82,050,000 22.721.413 97,050,000 22.721.413 309,800,000
ekspor Perdagangan
Jumlah alat – alat ukur, takar,
program standarisasi dan timbang dan perlengkapannya Dinas
3 30 06 149,549 123,036 123,036 44,000,000 129,187 44,000,000 135,646 44,000,000 142,428 44,000,000 149,549 44,000,000.00 149,549 220,000,000
perlindungan konsumen (UTTP) bertanda tera sah yang Perdagangan
berlaku
program penggunaan dan
Cakupan Bina Kelompok Dinas
3 30 07 pemasaran produk dalam 1,94% - - 1,500,000 1,1% 1,500,000 1,38% 1,500,000 1,67% 1,500,000 1,94% 1,500,000 1,94% 7,500,000
Pedagang/Usaha Informal Perdagangan
negeri
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

pprogram penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
1 06 01 pemerintahan daerah 95% 99% 95% 3,451,051,162 95.00% 4,235,708,052 95% 3,896,754,675 95% 5,404,364,964 95% 3,386,051,162 95% 20,373,930,015 Dinsos PMD
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota

Persentase Potensi Sumber


1 06 02 program pemberdayaan sosial Kesejahteraan Sosial yang terlatih 90% 80% 90% 130,000,000 90.00% 474,656,890 90% 425,000,000 90% 425,000,000 90% 3,126,957,160 90% 4,581,614,050 Dinsos PMD
dan produktif

Persentase penyandang disabilitas


terlantar, anak terlantar, lanjut usia
1 06 04 program rehabilitasi sosial terlantar dan gelandangan pengemis 150% 0 10% 25,000,000 15.00% 275,000,000 15% 325,000,000 15% 300,000,000 15% 25,000,000 150% 950,000,000 Dinsos PMD
yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
di luar panti

program perlindungan dan Persentase Peningkatan


1 06 05 90% 70% 90% 170,000,000 90.00% 170,000,000 90% 420,000,000 90.00% 450,000,000 90% 170,000,000 90% 1,380,000,000 Dinsos PMD
jaminan sosial Perlindungan dan Jaminan Sosial
Persentase korban bencana alam dan
sosial yang terpenuhi kebutuhan
1 06 06 program penanganan bencana dasarnya pada saat dan setelah 80,50% 70% 76% 25,000,000 80,50% 214,500,000 80,50% 334,500,000 80,50% 3,000,000 80,50% 34,500,000 80,50% 611,500,000 Dinsos PMD
tanggap darurat bencana daerah
Kabupaten
Program Pengelolaan Taman Persentase Pengelolaan Taman
1 06 07 100% 50 % 95% 34,500,000 100% 79,500,000 100% 109,500,000 100% 100,000,000 100% 34,500,000 100% 358,000,000 Dinsos PMD
Makam Pahlawan Makam Pahlawan

Jumlah terfasilitasinya masyarakat


2 13 02 program penataan desa 95% 30 % 95% 1,450,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 3,450,000,000 Dinsos PMD
hukum adat dan desa

program peningkatan
2 13 03 Persentase kerjasama antar desa 95% 40 % 95% - 95% 315,493,000 95% 349,656,890 95% 219,656,890 95% 149,656,890 95% 1,034,463,670 Dinsos PMD
kerjasama desa
Jumlah Desa yang di fasilitasi pada
program administrasi
2 13 04 pembinaan dan pengelolaan 95% 125 Desa 95% 1,782,000,000 95% 850,000,000 95% 1,050,000,000 95% 850,000,000 95% 900,000,000 95% 5,432,000,000 Dinsos PMD
pemerintahan desa
keuangan desa
program pemberdayaan
Jumlah Persentase Pemberdayaan
lembaga kemasyarakatan,
2 13 05 Lembaga kemasyarakatan, lembaga 95% 50% 95% 305,000,000 95% 557,007,000 95% 574,000,000 95% 332,000,000 95% 332,000,000 95% 2,100,007,000 Dinsos PMD
lembaga adat dan masyarakat
adat dan masyarakat hukum adat
hukum adat
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
2 09 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 1,696,849,991 100% 1,721,245,109.20 100% 1,711,963,738 100% 2,064,012,828 100% 1,973,298,854 100% 9,167,370,520 Dinas Pangan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
Program pengelolaan sumber
Terlaksananya pengelolaan sumber
daya ekonomi untuk
2 09 02 daya ekonomi untuk kedaulatan dan 100% 0% 60% 180,000,000 70% 198,000,000 80% 217,800,000 90% 239,580,000 100% 263,538,000 100% 1,098,918,000 Dinas Pangan
kedaulatan dan kemandirian
kemandirian pangan
pangan
program peningkatan
Pencapaian Skor Pola Pangan
2 09 03 diversifikasi dan ketahanan 90,02% 90,02% 90,02% 847,535,481 90,02% 802,000,000 90,02% 892,200,000 90,02% 991,420,000 90,02% 1,100,562,000 90,02% 4,633,717,481 Dinas Pangan
Harapan
pangan masyarakat
Tersedianya pemberdayaan
program penanganan
2 09 04 masyarakat dalam 132 Ton 132 Ton - - 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 400,000,000 Dinas Pangan
kerawanan pangan
penganekaragaman pangan
MISI 3 : Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan
TUJUAN : Peningkatan kelancaran konektivitas wilayah
SASARAN :
Meningkatkan infastruktur
yang berkualitas dengan
Indeks kinerja jaringan jalan 71.15 61.15 63.15 65.15 67.15 69.15 71.15 71.15
prinsip pembangunan
berkelanjutan
program penunjang urusan
Cakupan Pelayanan Administrasi
1 03 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,348 100% 33,834,011,736 Dinas PUPR
Perkantoran
kabupaten/kota
Persentase Jaringan Irigasi, Rawa
program pengelolaan sumber
1 03 02 Dan Jaringan Pengairan Lainya 88% 60,23% 66% 7,811,437,053 71 % 7,811,437,053 77% 7,811,437,053 83% 7,811,437,053 88% 7,811,437,053 88% 39,057,185,265 Dinas PUPR
daya air (sda)
Dalam Kondisi Baik
program pengelolaan dan
Persentase Rumah Tangga (RT)
1 03 03 pengembangan sistem 80 % 12,50% 60 % 7,305,013,300 65.00% 7,305,013,300 70 % 7,305,013,300 75.00% 7,305,013,300 80 % 7,305,013,300 80 % 36,525,066,500 Dinas PUPR
berakses air minum
penyediaan air minum
program pengelolaan dan Persentase Rumah Tangga (RT)
1 03 05 pengembangan sistem air berakses Sistem Air Limbah Skala 85% 2,5 % 65% 2,375,114,600 70 % 2,375,114,600 75% 2,375,114,600 80 % 2,375,114,600 85% 2,375,114,600 85% 11,875,573,000 Dinas PUPR
limbah Komunal
program pengelolaan dan Drainase dalam kondisi
1 03 06 pengembangan sistem baik/pembuangan aliran air tidak 75 % 60 % 63 % 1,771,607,218 66 % 1,771,607,218 69 % 1,771,607,218 72 % 1,771,607,218 75 % 1,771,607,218 75 % 8,858,036,090 Dinas PUPR
drainase tersumbat
Panjang jalan kabupaten dalam
284.6 244.6 252.6 260.6 268.6 276.6 284.6 284.6
kondisi baik

program pengembangan Persentase Masyarakat Miskin Yang


1 03 07 65 % 40 % 45 % 3,000,000,000 50 % 3,000,000,000 55 % 3,000,000,000 60 % 13,304,879,726 65 % 13,398,110,534 65 % 35,702,990,260 Dinas PUPR
pemukiman Terlayani Infrastruktur Dasar
program penyelenggaraan Rasio panjang jalan per jumlah
1 03 10 74 % 64 % 66 % 30,946,086,758 68 % 32,975,890,748 70 % 29,548,382,933 72 % 40,946,086,758 74 % 40,946,086,758 74 % 175,362,533,955 Dinas PUPR
jalan kendaraan
Persentase Stakeholder Sektor Jasa
program pengembangan jasa
1 03 11 Konstruksi Yang Memperoleh 75 % 60 % 63 % 302,500,000 66 % 740,000,000 69 % 740,000,000 72 % 740,000,000 75 % 740,000,000 75 % 3,262,500,000 Dinas PUPR
konstruksi
Pembinaan

program penyelenggaraan Terlayaninya Masyarakat Dalam


1 03 12 45 % 20% 25 % 555,000,000 30 % 1,042,800,000 35 % 1,042,800,000 40 % 1,042,800,000 45 % 1,042,800,000 45 % 4,726,200,000 Dinas PUPR
penataan ruang Pengurusan Isin Pemanfaatan Ruang
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Rasio Panjang Jalan per Jumlah


12% 12% 12% 12% 12% 12% 12% 12%
kendaraan

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang Dinas
2 15 01 pemerintahan daerah 100% 99% 100% 5,117,597,144 100% 5,221,602,875 100% 5,534,293,288 100% 6,077,025,620 100% 6,092,311,174 100% 28,042,830,101
Urusan Perangkat Daerah Perhubungan
kabupaten/kota
program penyelenggaraan lalu
Persentase angkutan umum dalam Dinas
2 15 02 lintas dan angkutan jalan
kondisi layak
75% 40% 40% 135,000,000 40% 235,000,000 50% 135,000,000 60% 135,000,000 75% 185,000,000 75% 825,000,000
Perhubungan
(llaj)
program pengelolaan Dinas
2 15 03 Presentase pengelolaan pelayaran 100% 100% 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 200,000,000
pelayaran Perhubungan
Meningkatkan ketaatan
terhadap pemanfaat ruang,
pemukiman, dan kualitas Rasio Rumah Layak 0,251 0,257 0,257 0,256 0,254 0,253 0,251 0,251
lingkungan hidup serta
mitigasi bencana
Dinas
program penunjang usuran Perumahan
Persentase Kinerja penunjang
1 04 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 4,098,962,194 100% 4,562,432,223 100% 4,604,821,362 100% 5,116,050,245 100% 5,218,301,894 100% 23,600,567,918 Rakyat dan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota Kawasan
Permukiman
Dinas
Fasilitasi Penyediaan Rumah Layak
Perumahan
program pengembangan Huni bagi masyarakat terdampak
1 04 02 100% 20% 20% 5,404,000 40% 16,656,500 60% 221,243,210 80% 223,367,431 100% 245,704,074 100% 712,375,215 Rakyat dan
perumahan relokasi program pemerintah
Kawasan
kabupaten
Permukiman
Dinas
Perumahan
program kawasan Presentase Kawasan Permukiman
1 04 03 50% 10% 10% 455,450,000 20% 502,886,000 30% 553,174,600 40% 608,491,850 50% 669,341,035 50% 2,789,343,485 Rakyat dan
permukiman Kumuh dibawah 10 Ha di Kabupaten
Kawasan
Permukiman
Berkurangnya jumlah unit RTLH
50% 10% 10% 1,020,700,000 20% 766,750,000 30% 727,425,000 40% 748,167,500 50% 648,984,250 50% 3,912,026,750
(Rumah Tidak Layak Huni)
Dinas
program peningkatan Perumahan
Jumlah Pemukim an yang
1 04 05 prasarana, sarana dan utilitas 100% 100% 100% 1,480,400,000 100% 1,482,500,000 100% 1,508,250,000 100% 1,509,075,000 100% 1,509,982,500 100% 7,490,207,500 Rakyat dan
terfasilitasi PSU
umum (psu) Kawasan
Permukiman
1 04 05
program peningkatan Dinas
Jumlah Pengem bang yang tersertifi
pelayanan & sertifikasi, Perumahan
kasi, teregistr asi, Jumlah Pengem
kualifikasi, klasifikasi, & 100% 100% 100% 1,000 100% 1,800,000 100% 1,800,000 100% 1,980,000 100% 1,980,000 100% 7,561,000 Rakyat dan
bang yang mendapa t penyulu han
registarsi bidang perumahan Kawasan
atau pelatihan
& kawasan permukiman Permukiman

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup


> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
(IKLH)
program penunjang usuran Dinas
Persentase Kinerja penunjang
2 11 01 pemerintahan daerah 100% 98% 100% 3,198,599,929 100% 3,408,599,930 100% 3,373,599,929 100% 3,728,599,929 100% 3,737,599,929 100% 17,446,999,646 Lingkungan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota Hidup
Dinas
program perencanaan
2 11 02 Tersusunya RPPLH dan KLHS 10 Dok - 2 Dok 205,000,000 2 Dok 255,000,000 2 Dok 305,000,000 2 Dok 320,000,000 2 Dok 330,000,000 10 Dok 1,415,000,000 Lingkungan
lingkungan hidup
Hidup
Nilai Pengendalian Pencemaran dan Dinas
program pengendalian
2 11 03 / kerusakan 76.00% 73.5% 74% 105,000,000 74.50% 155,000,000 75.00% 205,000,000 75.50% 220,000,000 76.00% 225,000,000 76.00% 910,000,000 Lingkungan
pencemaran
lingkungan Hidup
program pengelolaan Dinas
Jumlah Pengelolaan
2 11 04 keanekaragaman 5 KEHATI 0 1 KEHATI 30,000,000 1 KEHATI 35,000,000 1 KEHATI 50,000,000 1 KEHATI 55,000,000 1 KEHATI 60,000,000 5 KEHATI 230,000,000 Lingkungan
Keanekaragaman Hayati (KEHATI )
hayati (kehati) Hidup
program pengendalian bahan Jumlah Monitorin g dan Pengawa
berbahaya san Pengend alian Bahan berbahay a Dinas
2 11 05 dan beracun (b3) dan limbah Dan Beracun (B3) Dan Limbah 107 KALI 107 KALI 15 KALI 10,000,000 20 KALI 15,000,000 22 KALI 30,000,000 24 KALI 40,000,000 26 KALI 45,000,000 107 KALI 140,000,000 Lingkungan
bahan berbahaya dan Bahan Berbaha ya Dan Beracun Hidup
beracun (limbah b3) (Limbah B3)

program pembinaan dan


Jumlah Pembina an dan Pengawa
pengawasan terhadap izin Dinas
san terhadap izin lingkung an dan 215 PELAKU 175 PELAKU 200 PELAKU 205 PELAKU 210 PELAKU 212 PELAKU 215 PELAKU 215 PELAKU
2 11 06 lingkungan dan izin 20,000,000 30,000,000 45,000,000 70,000,000 73,000,000 238,000,000 Lingkungan
izin perlindun gan dan pengelol aan USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA
perlindungan dan pengelolaan Hidup
lingkung an hidup (PPLH)
lingkungan hidup (pplh)

program pengakuan
keberadaan masyarakat Dinas
Jumlah Pengakuan Keberadaan
2 11 07 hukum adat (mha), kearifan 5 MHA 0 1 MHA 5,000,000 1 MHA 15,000,000 1 MHA 35,000,000 1 MHA 55,000,000 1 MHA 56,000,000 5 MHA 166,000,000 Lingkungan
Masyarakat Hukum Adat
lokal dan hak mha yang Hidup
terkait dengan pplh
program peningkatan
pendidikan, Jumlah pendidikan, pelatihan dan Dinas
2 11 08 pelatihan dan penyuluhan penyuluh an lingkungan hidup 42 KALI 0 6 Kali 50,000,000 6 KALI 50,000,000 8 KALI 300,000,000 10 KALI 435,000,000 12 KALI 440,000,000 42 KALI 1,275,000,000 Lingkungan
lingkungan untuk masyarakat Hidup
hidup untuk masyarakat
program penghargaan Dinas
4
2 11 09 lingkungan hidup Jumlah Penghargaan yang di dapat 17 Penghargaan 0 2 Penghargaan 5,000,000 3 Penghargaan 15,000,000 4 Penghargaan 35,000,000 4 Penghaergaan 45,000,000 48,000,000 17 Penghargaan 148,000,000 Lingkungan
Penghaergaan
untuk masyarakat Hidup
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Dinas
program penanganan Persentase penganduan LH yang
2 11 10 100% 20% 20% 10,000,000 20% 30,000,000 20% 50,000,000 20% 60,000,000 20% 62,000,000 100% 212,000,000 Lingkungan
pengaduan lingkungan hidup ditangani
Hidup
Dinas
program pengelolaan Persentase Jumlah Sampah yang
2 11 11 317550M3 41610M3 48910M3 10,925,500,000 56210M3 11,233,939,998 63510M3 11,525,057,871 70810M3 11,723,899,316 78110M3 11,729,490,777 317550M3 57,137,887,962 Lingkungan
persampahan ditangani
Hidup

Indeks Resiko Bencana 90 119.84 120.5 110.5 110.4 90.8 90 90

program penunjang urusan Badan


Persentase Kinerja penunjang
1 05 01 pemerintahan daerah 95% 95% 98% 2,068,065,198 98% 2,177,169,828 98% 2,361,879,349 100% 2,450,210,513 95% 2,627,982,450 95% 11,685,307,338 Penanggulangan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota Bencana Daerah

Badan
program penanggulangan
1 05 03 Presentasi Penanggulangan Bencana 98% 25% 98% 1,000,000,000 98% 1,146,347,000 98% 1,228,662,900 98% 1,705,095,291 98% 1,578,962,016 98% 6,659,067,207 Penanggulangan
bencana
Bencana Daerah

MISI 4 : Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan data untuk pelayanan publik dengan tata Kelola pemerintah yang baik
TUJUAN : Percepatan pemanfaatan digital informasi dan data pelayanan publik
SASARAN :

Meningkatnya Reliabilitas
dan validasi data disetiap Cakupan Data dan Informasi 100 100 100 100 100 100 100
OPD

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
2 23 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 2,115,251,390 100% 2,228,147,675 100% 2,297,698,867 100% 2,548,756,338 100% 2,590,881,575 100% 11,780,735,845 Dinas Kearsipan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program pembinaan Nilai Tingkat Kegemaran Membaca
2 23 02 100% 61,99% 61,99% 300,000,000 71,29% 269,600,000 81,99% 277,600,000 91,99% 386,200,000 100% 388,500,000 100% 1,621,900,000 Dinas Kearsipan
perpustakaan Masyarakat
Presentase Dokumen dan Arsip
2 24 02 program pengelolaan arsip 100% 100% 100% 207,600,000 100% 208,800,000 100% 218,000,000 100% 277,600,000 100% 283,500,000 100% 1,195,500,000 Dinas Kearsipan
Daerah dan Jumlah Jenis Arsip
Presentase Dokumen dan Arsip
program perlindungan dan
2 24 03 Daerah Yang Diselamatkan dan 100% 75% 75% 15,000,000 80% 16,000,000 85% 17,000,000 90% 68,000,000 100% 68,500,000 100% 184,500,000 Dinas Kearsipan
penyelamatan arsip
Dilestarikan
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Dinas Pemuda
2 19 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 2,430,778,086 100% 2,856,557,038 100% 3,221,108,061 100% 3,027,190,763 100% 3,093,959,527 100% 14,629,593,475
Urusan Perangkat Daerah dan Olahraga
kabupaten/kota
program pengembangan
Tingkat partisipasi pemuda dalam Dinas Pemuda
2 19 02 kapasitas daya saing 10% 10% 10% 547,000,000 10% 1,752,000,000 10% 1,345,000,000 10% 1,650,000,000 10% 1,520,000,000 10% 6,814,000,000
kegiatan ekonomi mandiri dan Olahraga
kepemudaan
program pengembangan
Dinas Pemuda
2 19 03 kapasitas daya saing Peningkatan prestasi olahraga 20 medali 183 medali 10 medali 20,851,780,000 50 medali 20,074,990,000 15 medali 14,739,200,000 55 medali 15,520,000,000 20 medali 13,720,000,000 20 medali 84,905,970,000
dan Olahraga
keolahragaan
Tingkat partisipasi pemuda dalam
program pengembangan Dinas Pemuda
2 19 04 organisasi kepemudaan dan 20 orang 20 orang 20 orang 30,000,000 20 orang 320,000,000 20 orang 370,000,000 20 orang 370,000,000 20 orang 300,000,000 20 orang 1,390,000,000
kapasitas kepramukaan dan Olahraga
organisasi social kemasyarakatan

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
7 01 01 pemerintahan daerah 100.00% 100% 100% 23,600,727,963 100.00% 24,659,648,415 100.00% 25,244,747,524 100.00% 26,844,513,794 100.00% 27,121,498,521 100.00% 127,471,136,217 Kecamatan
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten / kota
program penyelenggaraan
Cakupan Penyelenggaraan
7 01 02 pemerintahan dan pelayanan 100% 100% 100% 289,500,000 100% 354,691,400 100% 382,391,050 100% 397,371,050 100% 411,171,675 100% 1,835,125,175 Kecamatan
Pemerintahan dan Pelayanan Publik
publik
program pemberdayaan Persentase Pelaksanaan
7 01 03 masyarakat desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan 100% 100% 100% 944,263,900 100% 661,494,500 100% 927,244,500 100% 992,312,960 100% 1,137,396,218 100% 4,662,712,078 Kecamatan
kelurahan Kelurahan
program koordinasi
Persentase Pelaksanaan Koordinasi
7 01 04 ketentraman dan ketertiban 100% 100% 100% 246,360,000 100% 272,360,000 100% 273,360,000 100% 276,360,000 100% 278,360,000 100% 1,346,800,000 Kecamatan
Ketentraman dan Ketertiban Umum
umum
program pembinaan dan
Persentase Pelaksanaan Pembinaan
7 01 06 pengawasan pemerintahan 100% 100% 100% 207,246,050 100% 195,846,050 100% 204,846,050 100% 197,846,050 100% 199,846,050 100% 1,005,630,250 Kecamatan
dan Pengawasan Pemerintah Desa
desa
Cakupan Jangkauan TIK 95 60 62 65 68 95 95

Dinas
program penunjang urusan
Terselenggaranya urusan Komunikasi,
2 16 01 pemerintahan daerah 100% 70% 100% 4,176,750,000 100% 4266750000 100% 4402562500 100% 4,891,126,562 100% 4,854,585,586 100% 22,591,774,648
pemerintahan daerah kabupaten Informatika dan
kabupaten/kota
Persandian
Persentase konten informasi terkait
Dinas
program pengelolaan program dan kebijakan pemerintah
Komunikasi,
2 16 02 informasi dan komunikasi dan pemerintah kabupaten sesuai 100% 100% 100% 283,250,000 100% 283,250,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 1,466,500,000
Informatika dan
publik dengan strategi komunikasi
Persandian
(STRAKOM)
Persentase perangkat daerah yang Dinas
program pengelolaan aplikasi terkoneksi di jaringan intra Komunikasi,
2 16 03 100% 0% 35% 2,850,000,000 45.00% 3,050,000,000 72% 3,200,000,000 85% 3,310,000,000 100% 3,430,000,000 100% 15,840,000,000
informatika pemerintah atau menggunakan Informatika dan
akses internet yang Persandian
Dinas
program penyelenggaraan Komunikasi,
2 20 02 Tersedianya Buku Profil Daerah 100% 0% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000
statistik sektoral Informatika dan
Persandian
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
KONDISI PERANGKAT
MISI, TUJUAN, SASARAN,
TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR DAERAH
KODE PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA 2022 2023 2024 2025 2026
KINERJA AWAL RPJMD PERIODE RPJMD PENANGGUNG
DAERAH
(2021) JAWAB
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Persentase sistem elektronik yang


telah menerapkan prinsip sistem
manajemen yang telah menerapkan Dinas
program penyelenggaraan
prinsip2 manajemen keamanan Komunikasi,
2 21 02 persandian untuk 100% 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000
informasi (SMKI) dan atau aplikasi Informatika dan
pengamanan informasi
persandian dibanding jumlah sistem Persandian
elektronik yang ada pada pemerintah
daerah

TUJUAN : Meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan public


SASARAN : Meningkatnya pemahaman reformasi birokrasi dan inovasi daerah dalam kecepatan dan ketepatan pelayanan publik

Indeks Inovasi Daerah 600 100 200 300 400 500 600 600

program penunjang urusan


Persentase Kinerja penunjang
5 01 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 6,671,923,720 100% 6,363,261,880.00 100% 7,291,679,904.00 100% 7,987,647,563.00 100% 7,569,297,052.00 100% 35,883,810,119.00 Bapelitbang
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program perencanaan, Persentase Konsistensi dan sinergi
5 01 02 pengendalian dan evaluasi antar dokumen perencanaan 100% 100% 100% 850,000,000 100% 1,912,000,000.00 100% 1,690,918,095.00 100% 1,360,440,386.00 100% 1,927,296,270.00 100% 7,740,654,751.00 Bapelitbang
pembangunan daerah pembangunan
program koordinasi dan Persentase Koordinasi dan
5 01 03 sinkronisasi perencanaan Sinkronisasi Perencanaan 100% 100% 100% 1,650,000,000 100% 1,587,000,000.00 100% 1,287,000,000.00 100% 1,562,000,000.00 100% 1,522,000,000.00 100% 7,608,000,000.00 Bapelitbang
pembangunan daerah Pembangunan Daerah

5 05 02
program penelitian dan Persentase pemanfaatan hasil 600,000,000 300,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 300,000,000.00 1,800,000,000.00
70% 60% 30% 40% 50% 60% 70% 70% Bapelitbang
pengembangan daerah kelitbangan
5 05 02
PROGRAM PENGELOLAAN Kegiatan yang dilkasnakan 50,000,000 50,000,000.00 50,000,000.00 75,000,000.00 75,000,000.00 300,000,000.00
100% 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bapelitbang
PERBATASAN dan laporan yang terpenuhi
Persentase Tingkat Waktu
100% 90% 90% 93% 95% 97% 98% 100%
Tanggap Kebakaran ± 15 menit
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Satpol PP &
1 05 01 pemerintahan daerah 100% 96% 97% 2,878,581,116 98% 3,109,183,144 99% 3,261,032,722 99% 3,740,836,791 100% 3,848,335,210 100% 16,837,968,983
Urusan Perangkat Daerah Damkar
kabupaten/kota
program peningkatan Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
Satpol PP &
1 05 02 ketenteraman dan ketertiban (Ketertiban, ketentraman, 60% 10% 20% 3,516,500,000 30% 3,535,000,000 40% 3,645,000,000 50% 3,724,600,000 60% 3,719,600,000 60% 18,140,700,000
Damkar
umum keindahan)

program pencegahan,
penanggulangan, Persentase tingkat waktu tanggap Satpol PP &
1 5 04
penyelamatan kebakaran dan kebakaran ±15 menit
100% 80% 80% 1,739,000,000 85% 1,834,500,000 90% 1,932,930,000 95% 1,994,500,000 100% 1,958,878,672 100% 9,459,808,672
Damkar
penyelamatan non kebakaran

Rasio penduduk berKTP per satuan


0,99 0,93 0,93 0,95 0,97 0,98 0,99 0,99
penduduk
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Dinas Kesehatan
1 02 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 44,065,554,056 100% 45,739,017,450 100% 42,753,412,942 100% 43,401,214,911 100% 39,531,906,377 100% 215,491,105,736
Urusan Perangkat Daerah (RSUD)
kabupaten/kota

program pemenuhan upaya


Dinas Kesehatan
1 02 02 kesehatan perorangan dan Presentase RS terakreditasi 100% 75% 100% 8,660,470,042 100% 9,413,523,556 100% 8,413,523,556 100% 9,444,895,000 100% 13,540,118,277 100% 49,472,530,431
(RSUD)
upaya kesehatan masyarakat

Dinas
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang Kependudukan
2 12 01 pemerintahan daerah 100% 90% 100% 4,168,913,799 100% 4,369,867,094 100% 4,378,824,983 100% 4,930,410,832 100% 5,018,417,397 100% 22,866,434,105
Urusan Perangkat Daerah dan Pencatatan
kabupaten/kota
Sipil
Dinas
program pendaftaran Rasio penduduk berKTP per satuan Kependudukan
2 12 02 0,99% 0.91 0.93 1,234,609,000 0,95% 1,234,609,000 0,97% 1,234,609,000 0,98% 1,234,609,000 0,99% 1,234,609,000 0,99% 6,173,045,000
penduduk penduduk dan Pencatatan
Sipil
Dinas
Persentase anak usia 0 -18 tahun Kependudukan
2 12 03 Program Pencatatan sipil 0,9% 0,66% 0,75% 200,000,000 0,85% 200,000,000 0,86% 200,000,000 0,87% 200,000,000 0,9% 200,000,000 0,9% 1,000,000,000
yang sudah memiliki akta lahir dan Pencatatan
Sipil
Dinas
program pengelolaan
Jumlah desa yang memiliki database Kependudukan
2 12 04 informasi adminstrasi 100% 100% 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 250,000,000
kependudukan lengkap dan Pencatatan
kependudukan
Sipil
Dinas
program pengelolaan profil Jumlah OPD yang mengakses Data Kependudukan
2 12 05 500% 4% 100% - 200% - 300% 200,000,000 400% 200,000,000 500% 200,000,000 500% 600,000,000
kependudukan Kependudukan dan Pencatatan
Sipil
program penunjang urusan
Persentase Kinerja penunjang
2 18 01 pemerintahan daerah 100% 100% 100% 3,300,066,800 100% 3,681,515,970 100% 3,794,021,369 100% 3,964,624,404 100% 4,035,967,514 100% 18,776,196,057 DPMPTSP
Urusan Perangkat Daerah
kabupaten/kota
program promosi penanaman Persentase peningkatan investasi di
2 18 03 5% 5% 5% 314,000,000 5% 370,000,000 5% 394,000,000 5% 507,000,000 5% 507,000,000 5% 2,092,000,000 DPMPTSP
modal kabupaten
Persentase Izin Usaha yang
program pelayanan
2 18 04 diterbitkan sesuai standar dan tepat 97% 95% 95% 371,750,000 95% 375,500,000 96% 385,000,000 96% 495,000,000 97% 495,000,000 97% 2,122,250,000 DPMPTSP
penanaman modal
waktu
program pengendalian
Persentase Pengendalian Pelaku
2 18 05 pelaksanaan penanaman 100% 100% 100% 636,722,768 100% 360,401,406 100% 385,861,477 100% 516,230,513 100% 516,230,513 100% 2,415,446,677 DPMPTSP
Usaha yang ditindaklanjuti
modal
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH

7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan


Dalam rangka mendukung pelaksanaan program perangkat daerah
guna mencapai sasaran pembangunan dan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, maka dialokasikan anggaran untuk belanja
sebagaimana telah dihitung dan dianalisis pada Bab III RPJMD ini.
Peningkatan kebutuhan belanja ditujukan untuk memperkuat
perekonomian daerah dengan berorientasi pada pemulihan dampak
pandemi COVID-19, pemerataan, pertumbuhan yang berkualitas,
ekonomi yang inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan. Perhatian
terhadap penanganan kemiskinan menjadi inti dari Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals
(SDGs) menjadi bagian penting dalam kebijakan belanja daerah bersama-
sama dengan usaha menurunkan angka pengangguran daerah. Juga
tetap menyediakan infrastruktur dasar yang memadai. Belanja daerah
Tahun 2021-2026 disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran
dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja, memperhatikan prioritas
pembangunan (Money follow programme priority) Belanja daerah
diprioritaskan untuk penyelenggaraan urusan wajib yang terkait dengan
pelayanan dasar dan urusan wajib tidak terkait pelayanan dasar serta
urusan pilihan sesuai dengan potensi daerah. Belanja daerah yang terdiri
dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Transfer, Belanja Tidak
Terduga, yang tepat dan proporsional harus diwujudkan dalam rangka
menjaga kualitas fiskal daerah. Rencana pendanaan dan belanja
pembangunan daerah Tahun 2021-2026 tertuang dalam Tabel 7.1.

Tabel 7.1.
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2022 – 2026
Kabupaten Minahasa Utara

NO. URAIAN 2022 2023 2024 2025 2026

2 BELANJA 974,196 1,008,204 1,018,037 1,023,749 1,030,093


2.1 BELANJA OPERASI 701,627 729,627 739,460 747,902 754,246

BAB VII Hal. 1


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

NO. URAIAN 2022 2023 2024 2025 2026

2.1.1 Belanja Pegawai 380,523 409,523 419,355 429,797 436,141


Belanja Barang dan
2.1.2 314,110 313,110 253,110 311,110 311,110
Jasa
2.1.5 Belanja Hibah 6,994 6,994 66,994 6,994 6,994

2.1.6 Belanja Bantuan Sosial


2,2 BELANJA MODAL 104,087 107,095 107,095 104,366 104,366

2.2.1 Belanja Tanah 20,000


Belanja Peralatan dan
2.2.2 20,789 31,789 31,789 30,589 30,589
Mesin
Belanja Bangunan dan
2.2.3 25,438 26,438 26,438 25,438 25,438
Gedung
Belanja Jalan, Irigasi,
2.2.4 37,690 48,690 47,690 47,611 47,611
dan Jaringan
Belanja Aset Tetap
2.2.5 170 178 178 170 170
Lainnya
BELANJA TAK
2,3 4,115 4,115 4,115 4,115 4,115
TERDUGA
2.3.1 Belanja Tak Terduga 4,115 4,115 4,115 4,115 4,115
2,4 TRANSFER 164,365 167,365 167,365 167,365 167,365
Transfer Bagi Hasil
2.4.1 6,825 6,825 6,825 6,825 6,825
Pendapatan
Transfer Bantuan
2.4.2 157,539 160,539 160,539 157,539 157,539
Keuangan

Kerangka Pendanaan pembangunan daerah dapat dijelaskan


menurut struktur belanja daerah meliputi:
1. Belanja Operasi
Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka
pendek. Belanja Operasi dirinci atas jenis:
a. Belanja Pegawai
Digunakan untuk menganggarkan kompensasi yang
diberikan kepada Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah,
Pimpinan dan Anggota DPRD, serta Pegawai ASN dan Non
ASN dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Belanja Barang dan Jasa.
Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan
pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12
(dua belas) bulan, termasuk barang/jasa yang akan
diserahkan atau dijual kepada masyarakat/pihak
ketiga/pihak lain dalam rangka melaksanakan program dan
BAB VII Hal. 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

kegiatan Pemerintahan Daerah guna pencapaian sasaran


prioritas daerah yang tercantum dalam RPJMD pada SKPD
terkait serta diuraikan menurut objek, rincian objek, dan
sub rincian objek.
c. Belanja Bunga
Belanja bunga digunakan Pemerintah Daerah untuk
menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung
ataskewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Belanja Subsidi
Pemerintah Daerah dapat menganggarkan belanja subsidi
dalam APBD Tahun Anggaran 2021 agar harga jual produksi
atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara,
BUMD dan/atau badan usaha milik swasta, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
menghasilkan produk atau jasapelayanan dasar masyarakat.
e. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
 Belanja Hibah
Belanja hibah berupa uang, barang, atau jasa dapat
dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan sosial berupa uang dan/atau barang
dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan
urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII Hal. 3


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengeluaran
yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset
lainnya.
3. Belanja Tidak terduga
Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran untuk keadaan
darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya serta pengembalian atas kelebihan pembayaran atas
penerimaandaerah tahun-tahun sebelumnya.
4. Belanja Transfer
Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah
Daerah kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari
Pemerintah Daerah kepada pemerintah desa.
Memperhatikan kerangka pendanaan yang diuraikan diatas,
maka dijabarkanlah dalam rencana program prioritas daerah
seluruh perangkat daerah yang kemudian dituangkan dalam
Rencana Strategi Perangkat Daerah (RENSTRA-PD). Pada Tabel
7.2 memuat seluruh program yang dirumuskan dalam RENSTRA-
PD beserta indikator kinerja, target perangkat daerah, pagu
indikatif, berdasarkan bidang urusan.
Rencana program prioritas pembangunan daerah yang akan
dilaksanakan selama tahun 2021-2026 dijabarkan dalam 6 (enam)
urusan wajib berkenaan dengan pelayanan dasar, 16 (enam belas)
urusan wajib bukan pelayanan dasar, 5 (lima) urusan pilihan 2
(dua) fungsi Pendukung Pemerintahan, 5 (lima) fungsi penunjang
urusan pemerintahan,1 (satu) unsur Pengawasan, Unsur
Kewilayahan 10 Kecamatan dan 1 (satu) Unsur Pemerintahan
Umum.
A. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
1. Pendidikan
 Program Pengelolaan pendidikan;
 Program Pengembangan Kurikulum;
 Program Pendidik Dan Tenaga Kependidikan;
 Progaram Pengendalian Perizinan Pendidikan.

BAB VII Hal. 4


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Kesehatan
 Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat;
 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
 Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA);
 Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum;
 Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air
Limbah;
 Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase;
 Program Pengembangan Permukiman;
 Program Penyelenggaraan Jalan;
 Program Pengembangan Jasa Konstruksi;
 Program Penyelenggaraan Penataan Ruang.
4. Perumahan dan Kawasan Permukiman
 Program Pengembangan Perumahan;
 Program Kawasan Permukiman;
 Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum (PSU).
5. Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat
 Program Penanggulangan Bencana;
 Program Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum;
 Program Pencegahan, penanggulangan, Penyelamatan,
Kebakaran dan Penyelematan Non Kebakaran.
6. Pemerintahan Bidang Sosial
 Program Pemberdayaan Sosial;
 Program Rehabilitasi Sosial;
 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial.

BAB VII Hal. 5


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

B. Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan


pelayanan dasar
1. Tenaga Kerja
 Program Perencanaan Tenaga Kerja;
 Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja;
 Program Penempatan Tenaga Kerja;
 Program Hubungan Industrial.
2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
 Program Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan;
 Program Perlindungan Perempuan;
 Program Peningkatan Kualitas Keluarga;
 Program Pengelolaan Sistem Data Gender dan Anak;
 Program Pemenuhan Hak anak (PHA);
 Program Perlindungan Khusus Anak.
3. Pangan
 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat;
 Program Penanganan Kerawanan Pangan.
4. Lingkungan Hidup
 Program Perencanaan Lingkungan Hidup;
 Program Pengendalian Pencemaran dan / kerusakan
lingkungan;
 Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (KEHATI);
 Program Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3);
 Program Pembinaan dan Pengawasan terhadap izin
lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (PPLH);
 Program Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat
(MHA), Kearifan Lokal dan Hak MHA yang Terkait dengan
PPLH;
 Program peningkatan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan lingkungan hidup untuk masyarakat;

BAB VII Hal. 6


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

 Program Penghargaan Lingkungan Hidup untuk


Masyarakat;
 Program Pengelolaan Persampahan.
5. Kependudukan dan Pencatatan Sipil
 Program Pendaftaran Penduduk;
 Program Pencatatan Sipil;
 Program Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan;
 Program Pengelolaan Profil Kependudukan.
6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
 Program Penataan Desa;
 Program Peningkatan Kerjasama Desa;
 Program Administrasi Pemerintahan Desa;
 Program Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan,
Lembaga Adat dan Masyarakat Hukum Adat.
7. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
 Program Pengendalian Penduduk;
 Program Pembinaan Keluarga Berencana (KB);
 Program Pemberdayaan dan Peningkatan Keluarga
Sejahtera (KS).
8. Perhubungan
 Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(LLAJ);
 Program Pengelolaan Pelayaran.
9. Komunikasi dan Informatika
 Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik
 Program Pengelolaan Aplikasi Informatika
10. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
 Program Pendidikan dan Latihan Perkoperasian;
 Program Pemberdayaan Usaha Menengah. Usaha Kecil,
dan Usaha Mikro (UMKM);
 Program Pengembangan UMKM.

BAB VII Hal. 7


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

11. Penanaman modal


 Program Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
 Program Promosi Penanaman Modal;
 Program Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.
12. Kepemudaan dan Olahraga
 Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing
Kepemudaan;
 Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing
Keolahragaan;
 Program Pengembangan Kapasitas Kepramukaan.
13. Statistik
 Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral.
14. Persandian
 Program Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan
Informasi.
15. Kebudayaan
 Program Pengembangan Kebudayaan;
 Program Pengembangan Kesenian Tradisional.
16. Perpustakaan
 Program Pembinaan Perpustakaan.
17. Kearsipan
 Program Pengelolaan Arsip;
 Program Perlindungan dan Penyelamatan Arsip.

C. Urusan Pilihan
1. Kelautan dan Perikanan
 Program Pengelolaan Perikanan Tangkap;
 Program Pengelolaan Perikanan Budidaya;
 Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
2. Pariwisata
 Program Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata
Kabupaten/Kota;
 Program Pemasaran Pariwisata;

BAB VII Hal. 8


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

 Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan


Ekonomi Kreatif.
3. Pertanian
 Program Penyediaan Pengembangan Sarana Pertanian;
 Program Penyediaan Pengembangan Prasarana Pertanian;
 Program Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner;
 Program Pengendalian dan Penanggulangan Bencana
Pertanian;
 Program Penyuluhan Pertanian.
4. Perdagangan
 Program Perizinan dan Pendaftaran perusahan;
 Program Stabilitasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting;
 Program Pengembangan Ekspor;
 Program Standarisasi dan Perlindungan Konsumen.
5. Perindustrian
 Program Perencanaan dan Pembangunan Industri

D. Unsur Fungsi Pendukung Pemerintahan


1. Sekretariat Daerah
 Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota;
 Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;
 Program Perekonomian dan Pembangunan.
2. Sekretariat DPRD
 Program Dukungan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPRD.

E. Unsur Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan


1. Perencanaan
 Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah;
 Program Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan
Pembangunan Daerah.

BAB VII Hal. 9


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Keuangan
 Program Pengelolaan Keuangan Daerah;
 Program Pengelolaan Barang Milik Daerah;
 Program Pengelolaan Pendapatan Daerah.
3. Kepegawaian
 Program Kepegawaian Daerah.
4. Pendidikan dan Pelatihan
 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia.
5. Penelitian dan Pengembangan
 Program Penelitian dan Pengembangan Daerah.

F. Unsur Fungsi Pengawasan Urusan Pemerintahan


1. Inspektorat Daerah
 Program Penyelenggaraan Pengawasan;
 Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan dan
Asistensi.

G. Unsur Kewilayahan
1. Kecamatan
 Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota;
 Program Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelayanan
Publik;
 Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kelurahan;
 Program Koordinasi Ketentraman Dan Ketertiban Umum;
 Program Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Desa.

H. Unsur Pemerintahan Umum


1. Kesatuan Bangsa dan Politik
 Program Penguatan Ideologi Pancasila dan Karakter
Kebangsaan;
 Program Peningkatan Peran Partai Politik dan Lembaga
Pendidikan Melalui Pendidikan Politik dan Pengembangan
Etika Serta Budaya Politik;

BAB VII Hal. 10


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

 Program Pemberdayaan dan Pengawasan Organisasi


Kemasyarakatan;
 Program Pembinaan dan Pengembangan Ketahanan
Ekonomi, Sosial dan Budaya;
 Program Peningkatan Kewaspadaan Nasional dan
Peningkatan Kualitas dan Fasilitasi Penanganan Konflik
Sosial.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program prioritas


perangkat daerah, direncanakan program yang bersifat pendukung
operasional Perangkat Daerah yaitu Program Penunjang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara, dengan kegiatannya
diarahkan sebagai berikut:
1. Perencanaan, Penganggaran, dan evaluasi kinerja perangkat
daerah;
2. Administrasi Keuangan Perangkat Daerah;
3. Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah;
4. Administrasi Pendapatan Daerah Kewenangan Perangkat Daerah;
5. Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah;
6. Administrasi Umum Perangkat Daerah;
7. Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah;
8. Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah;
9. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah;
10. Peningkatan Pelayanan BLUD;
11. Kegiatan khusus untuk Sekretariat Daerah mencakup
Administrasi Keuangan dan Operasional Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah, Fasilitasi Kerumahtanggaan Sekretariat Daerah,
Fasilitasi Materi dan Komunikasi Pimpinan, serta Fasilitasi
Keprotokolan;
12. Kegiatan khusus untuk Sekretariat DPRD mencakup Layanan
Keuangan dan Kesejahteraan DPRD, serta Layanan Adminstrasi
DPRD.h dan Wakil Kepala Sekretariah,

BAB VII Hal. 11


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Secara lengkap penjabaran Program Prioritas seluruh Perangkat


Daerah Kabupaten Minahasa Utara, tersaji dalam Tabel 7.2.

7.2. Program Perangkat Daerah


Indikasi rencana program dalam RPJMD Kabupaten Minahasa
Utara Tahun 2021-2026 merupakan rencana program pembangunan
daerah yang menunjang pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
Program Perangkat Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana
Strategis Perangkat Daerah.

BAB VII Hal. 12


Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Minahasa Utara

Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
1 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
1 01 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
Persentase Kinerja
program penunjang urusan
1 01 01 penunjang Urusan 100% 100% 170,406,832,873 100% 175,827,467,783 100% 177,054,607,028 100.0% 181,272,517,388 100% 186,962,975,960 100% 891,524,401,032 Dinas Pendidikan
pemerintahan kabupaten/kota
Perangkat Daerah
Tingkat Partisipasi Warga
Negara Usia 7-12 Tahun
1 01 02 program pengelolaan pendidikan yang berpartisipasi dalam 97,98% 98,48% 14,000,000,000 98,85% 15,840,000,000 99,22% 15,939,000,000 99,59% 17,525,000,000 99,96% 17,325,000,000 99,96% 80,629,000,000 Dinas Pendidikan
Pendidikan jenjang Sekolah
Dasar
Fasilitas Pendidikan :
Sekolah Pendidikan SD 62,50% 72,92% 5,676,000,000 78,13% 5,724,163,923 83,33% 5,800,000,000 88,54% 6,500,000,000 93,75% 6,000,000,000 93,75% 29,700,163,923 Dinas Pendidikan
Kondisi Baik
Presentase siswa SD dengan
nilai kompetensi literasi
47,24% 47,39% 14,000,000 50,71% 50,000,000 57,14% 75,000,000 64,29% 175,000,000 70,27% 175,000,000 70,27% 489,000,000 Dinas Pendidikan
yang memenuhi kompetensi
minimum

Presentase siswa SD dengan


nilai kompetensi numerasi
25,56% 35,71% 10,000,000 42,86% 50,000,000 47,14% 75,000,000 51,43% 175,000,000 57,14% 175,000,000 57,14% 485,000,000 Dinas Pendidikan
yang memenuhi kompetensi
minimum

Angka Kelulusan SD 100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 125,000,000 100% 125,000,000 100% 325,000,000 Dinas Pendidikan

Proporsi Murid Kelas 1 yang


berhasil menamatkan 97,50% 97,87% 30,000,000 98,24% 30,000,000 98,61% 30,000,000 98,98% 135,000,000 99,35% 130,000,000 99,35% 355,000,000 Dinas Pendidikan
Sekolah Dasar

Angka Pendidikan yang


100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% 300,000,000 Dinas Pendidikan
ditamatkan SD
Angka Putus Sekolah (APS)
0,13% 0,12% 25,000,000 0,11% 25,000,000 0,10% 20,000,000 0,09% 20,000,000 0,08% 20,000,000 0,08% 110,000,000 Dinas Pendidikan
SD

Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 120,000,000 100% 120,000,000 100% 300,000,000 Dinas Pendidikan
Sekolah Pendidikan Dasar

Tingkat Partisipasi Warga


Negara Usia 13-15 Tahun
yang berpartisipasi dalam 77,63% 78,00% 8,144,965,500 78,37% 8,148,550,714 78,74% 8,152,073,646 79,11% 8,555,684,650 79,48% 8,100,489,703 79,48% 41,101,764,213 Dinas Pendidikan
Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama
Fasilitas Pendidikan :
Sekolah Pendidikan SMP 62,86% 71% 6,412,714,000 79% 6,481,995,841 86% 6,549,978,895 92,85% 6,919,661,525 98,57% 6,213,945,051 85,42% 32,578,295,312 Dinas Pendidikan
Kondisi Baik
Presentase siswa SMP
dengan nilai kompetensi
47,24% 47,39% 20,000,000 50,71% 50,000,000 57,14% 50,000,000 64,29% 150,000,000 70,27% 100,000,000 70,27% 370,000,000 Dinas Pendidikan
literasi yang memenuhi
kompetensi minimum

Presentase siswa SMP


dengan nilai kompetensi
25,56% 35,71% 20,000,000 42,86% 50,000,000 47,14% 50,000,000 51,43% 150,000,000 57,14% 100,000,000 57,14% 370,000,000 Dinas Pendidikan
numerasi yang memenuhi
kompetensi minimum

Angka Pendidikan yang


100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 25,000,000 100% 125,000,000 Dinas Pendidikan
ditamatkan SMP
Angka Kelulusan SMP 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Dinas Pendidikan
Angka Putus Sekolah (APS)
0,35% 0,33% 25,000,000 0,31% 25,000,000 0,29% 25,000,000 0,29% 25,000,000 0,25% 25,000,000 0,25% 125,000,000 Dinas Pendidikan
SMP
Angka Melanjutkan (AM)
100% 100% 20,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% 720,000,000 Dinas Pendidikan
dari SD ke SMP

Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 100% 180,000,000 Dinas Pendidikan
Sekolah Pendidikan Dasar

Tingkat Partisipasi Warga


Negara Usia 5-6 Tahun
yang belum menyelesaikan
82,43% 83,80% 2,891,000,000 85,17% 2,904,274,982 86,54% 2,917,319,350 87,91% 2,930,689,826 89,28% 2,853,613,506 89,28% 14,496,897,664 Dinas Pendidikan
pendidikan dasar yang
berpartisipasi dalam
Pendidikan Kesetaraan
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17

Tingkat Partisipasi Warga


Negara Usia 7-15 Tahun
yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar dan 0,13% 0,12% 2,067,100,000 0,11% 1,800,000,000 0,10% 1,600,000,000 0,09% 1,500,000,000 0,08% 1,000,000,000 0,08% 7,967,100,000 Dinas Pendidikan
menengah yang
berpartisipasi dalam
Pendidikan Kesetaraan

Penduduk yang berusia >15


Tahun Melek Huruf (Tidak 98,38% 98,75% 20,000,000 99,12% 20,000,000 99,49% 20,000,000 99,86% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Dinas Pendidikan
Buta Aksara)
Angka Melek Huruf
Penduduk Usia 15-24 97,13% 97,50% 15,000,000 97,87% 15,000,000 98,24% 15,000,000 98,61% 15,000,000 98,98% 25,000,000 98,98% 85,000,000 Dinas Pendidikan
Tahun Laki-laki
Angka Melek Huruf
Penduduk Usia 15-24 99,63% 99,65% 15,000,000 99,67% 15,000,000 99,70% 15,000,000 99,73% 15,000,000 99,75% 25,000,000 99,75% 85,000,000 Dinas Pendidikan
Tahun Perempuan

Presentase Sekolah yang


program pengembangan
1 01 03 menyelenggarakan 100% 100% 80,000,000 100% 80,000,000 100% 80,000,000 100% 180,000,000 100% 150,000,000 100% 570,000,000 Dinas Pendidikan
kurikulum
pembelajaran muatan lokal

program pendidik dan tenaga Rasio Guru/Murid Sekolah


1 01 04 65,30% 65,67% 25,000,000 66,04% 25,000,000 66,41% 25,000,000 66,78% 100,000,000 67,15% 75,000,000 70,60% 250,000,000 Dinas Pendidikan
kependidikan Pendidikan Dasar

Rasio Guru/Murid per


Kelas Rata-Rata Pendidikan 66% 66% 25,000,000 66% 25,000,000 66% 25,000,000 67% 100,000,000 67% 75,000,000 66% 250,000,000 Dinas Pendidikan
Dasar
Guru yang memenuhi
82,81% 83,18% 25,000,000 83,55% 25,000,000 83,92% 25,000,000 84,29% 100,000,000 84,66% 100,000,000 84,66% 275,000,000 Dinas Pendidikan
kualifikasi S.1/D4
program pengendalian perizinan Cakupan Pengendalian
1 01 05 0% 0% - 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 200,000,000 Dinas Pendidikan
pendidikan perizinan pendidikan
210,097,612,373 217,491,453,244 218,822,978,918 227,293,553,390 230,461,024,220 1,104,166,622,145
1 02 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN

program penunjang urusan Terselenggaranya penunjang


1 02 01 pemerintahan daerah urusan pemerintahan 12 Bulan 12 Bulan 58,391,988,823 12 Bulan 47,724,670,266 12 Bulan 45,201,367,669 12 Bulan 47,307,400,052 12 Bulan 51,088,567,846 60 Bulan 249,713,994,656 Dinas Kesehatan
kabupaten/kota daerah kabupaten

program pemenuhan upaya Persentase Capaian SPM


1 02 02 kesehatan perorangan dan upaya Bidang Kesehatan (12 100% 100% 102,462,159,394 100% 121,269,312,508 100% 65,504,633,172 100% 80,518,058,560 100% 77,926,693,899 100% 447,680,857,533 Dinas Kesehatan
kesehatan masyarakat Indikator)

program peningkatan kapasitas Jumlah Tenaga Kesehatan


1 02 03 100% 100% 213,686,500 100% 425,000,000 100% 150,910,000 100% 445,000,000 100% 314,000,000 100% 1,548,596,500 Dinas Kesehatan
sumberdaya manusia kesehatan Sesuai Standar

Saryanfar, PIRT, PAK &


program sediaan farmasi, alat
1 02 04 Toko PKRT Kelas I yang 100% 100% 122,382,305 100% 565,000,000 100% 135,000,000 100% 300,000,000 100% 215,000,000 100% 1,337,382,305 Dinas Kesehatan
kesehatan dan makanan minuman
memenuhi standar
program pemberdayaan
1 02 05 Rasio Posyandu 5,68% 5,68% 622,252,733 5,68% 300,000,000 5,68% 150,000,000 5,68% 275,000,000 5,68% 328,780,000 5,68% 1,676,032,733 Dinas Kesehatan
masyarakat bidang kesehatan
161,812,469,755 170,283,982,774 111,141,910,841 128,845,458,612 129,873,041,745 701,956,863,727
1 02 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Dinas Kesehatan
1 02 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 46,665,781,928 100% 45,739,017,450 100% 42,753,412,942 100% 43,401,214,911 100% 39,531,906,377 100% 218,091,333,608
(RSUD)
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program pemenuhan upaya
Dinas Kesehatan
1 02 02 kesehatan perorangan dan upaya Presentase RS terakreditasi 75% 100% 7,474,625,657 100% 9,413,523,556 100% 8,413,523,556 100% 9,444,895,000 100% 13,540,118,277 100% 48,286,686,046
(RSUD)
kesehatan masyarakat
54,140,407,585 55,152,541,006 51,166,936,498 52,846,109,911 53,072,024,654 266,378,019,654
1 03 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
program penunjang urusan
Cakupan Pelayanan
1 03 01 pemerintahan daerah 100% 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,347 100% 6,766,802,348 100% 33,834,011,736 Dinas PUPR
Administrasi Perkantoran
kabupaten/kota

Persentase Jaringan Irigasi,


program pengelolaan sumber daya Rawa Dan Jaringan
1 03 02 60,23% 66% 7,811,437,053 71 % 7,811,437,053 77% 7,811,437,053 83% 7,811,437,053 88% 7,811,437,053 88% 39,057,185,265 Dinas PUPR
air (sda) Pengairan Lainya Dalam
Kondisi Baik

program pengelolaan dan


Persentase Rumah Tangga
1 03 03 pengembangan sistem penyediaan 12,50% 60 % 7,305,013,300 65.00% 7,305,013,300 70 % 7,305,013,300 75.00% 7,305,013,300 80 % 7,305,013,300 80 % 36,525,066,500 Dinas PUPR
(RT) berakses air minum
air minum

Persentase Rumah Tangga


program pengelolaan dan
1 03 05 (RT) berakses Sistem Air 2,5 % 65% 2,375,114,600 70 % 2,375,114,600 75% 2,375,114,600 80 % 2,375,114,600 85% 2,375,114,600 85% 11,875,573,000 Dinas PUPR
pengembangan sistem air limbah
Limbah Skala Komunal

Drainase dalam kondisi


program pengelolaan dan
1 03 06 baik/pembuangan aliran air 60 % 63 % 1,771,607,218 66 % 1,771,607,218 69 % 1,771,607,218 72 % 1,771,607,218 75 % 1,771,607,218 75 % 8,858,036,090 Dinas PUPR
pengembangan sistem drainase
tidak tersumbat
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
Persentase Masyarakat
program pengembangan
1 03 07 Miskin Yang Terlayani 40 % 45 % 3,000,000,000 50 % 3,000,000,000 55 % 3,000,000,000 60 % 13,304,879,726 65 % 13,398,110,534 65 % 35,702,990,260 Dinas PUPR
pemukiman
Infrastruktur Dasar
Rasio panjang jalan per
1 03 10 program penyelenggaraan jalan 64 % 66 % 30,946,086,758 68 % 32,975,890,748 70 % 29,548,382,933 72 % 40,946,086,758 74 % 40,946,086,758 74 % 175,362,533,955 Dinas PUPR
jumlah kendaraan
Persentase Stakeholder
program pengembangan jasa Sektor Jasa Konstruksi
1 03 11 60 % 63 % 302,500,000 66 % 740,000,000 69 % 740,000,000 72 % 740,000,000 75 % 740,000,000 75 % 3,262,500,000 Dinas PUPR
konstruksi Yang Memperoleh
Pembinaan
Terlayaninya Masyarakat
program penyelenggaraan
1 03 12 Dalam Pengurusan Isin 20% 25 % 555,000,000 30 % 1,042,800,000 35 % 1,042,800,000 40 % 1,042,800,000 45 % 1,042,800,000 45 % 4,726,200,000 Dinas PUPR
penataan ruang
Pemanfaatan Ruang
60,833,561,276 63,788,665,266 60,361,157,451 82,063,741,002 82,156,971,811 349,204,096,806
1 04 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

program penunjang usuran Persentase Kinerja Dinas Perumahan


1 04 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 4,098,962,194 100% 4,562,432,223 100% 4,604,821,362 100% 5,116,050,245 100% 5,218,301,894 100% 23,600,567,918 Rakyat dan Kawasan
kabupaten/kota Perangkat Daerah Permukiman

Fasilitasi Penyediaan
Rumah Layak Huni bagi Dinas Perumahan
program pengembangan
1 04 02 masyarakat terdampak 20% 20% 5,404,000 40% 16,656,500 60% 221,243,210 80% 223,367,431 100% 245,704,074 100% 712,375,215 Rakyat dan Kawasan
perumahan
relokasi program Permukiman
pemerintah kabupaten
Presentase Kawasan
Dinas Perumahan
Permukiman Kumuh
1 04 03 program kawasan permukiman 10% 10% 455,450,000 20% 502,886,000 30% 553,174,600 40% 608,491,850 50% 669,341,035 50% 2,789,343,485 Rakyat dan Kawasan
dibawah 10 Ha di
Permukiman
Kabupaten
Berkurangnya jumlah unit
RTLH (Rumah Tidak Layak 10% 10% 1,020,700,000 20% 766,750,000 30% 727,425,000 40% 748,167,500 50% 648,984,250 50% 3,912,026,750
Huni)

Dinas Perumahan
program peningkatan prasarana, Jumlah Pemukim an yang
1 04 05 100% 100% 1,480,400,000 100% 1,482,500,000 100% 1,508,250,000 100% 1,509,075,000 100% 1,509,982,500 100% 7,490,207,500 Rakyat dan Kawasan
sarana dan utilitas umum (psu) terfasilitasi PSU
Permukiman

1 04 05
Jumlah Pengem bang yang
program peningkatan pelayanan &
tersertifi kasi, teregistr asi, Dinas Perumahan
sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi,
Jumlah Pengem bang yang 100% 100% 1,000 100% 1,800,000 100% 1,800,000 100% 1,980,000 100% 1,980,000 100% 7,561,000 Rakyat dan Kawasan
& registarsi bidang perumahan &
mendapa t penyulu han Permukiman
kawasan permukiman
atau pelatihan

7,060,917,194 7,333,024,723 7,616,714,172 8,207,132,026 8,294,293,753 38,512,081,869


1 05 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
program penunjang urusan Persentase Kinerja Badan
1 05 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 95% 98% 2,068,065,198 98% 2,177,169,828 98% 2,361,879,349 100% 2,450,210,513 95% 2,627,982,450 95% 11,685,307,338 Penanggulangan
kabupaten/kota Perangkat Daerah Bencana Daerah
Badan
Presentasi Penanggulangan
1 05 03 program penanggulangan bencana 25% 98% 1,000,000,000 98% 1,146,347,000 98% 1,228,662,900 98% 1,705,095,291 98% 1,578,962,016 98% 6,659,067,207 Penanggulangan
Bencana
Bencana Daerah
3,068,065,198 3,323,516,828 3,590,542,249 4,155,305,804 4,206,944,466 18,344,374,545
1 05 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
program penunjang urusan Persentase Kinerja
1 05 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 96% 97% 2,878,581,116 98% 3,109,183,144 99% 3,261,032,722 99% 3,740,836,791 100% 3,848,335,210 100% 16,837,968,983 Satpol PP & Damkar
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program peningkatan Tingkat penyelesaian


1 05 02 ketenteraman dan ketertiban pelanggaran K3 (Ketertiban, 10% 20% 3,516,500,000 30% 3,535,000,000 40% 3,645,000,000 50% 3,724,600,000 60% 3,719,600,000 60% 18,140,700,000 Satpol PP & Damkar
umum ketentraman, keindahan)

program pencegahan,
Persentase tingkat waktu
penanggulangan, penyelamatan
1 5 04
kebakaran dan penyelamatan non
tanggap kebakaran ±15 80% 80% 1,739,000,000 85% 1,834,500,000 90% 1,932,930,000 95% 1,994,500,000 100% 1,958,878,672 100% 9,459,808,672 Satpol PP & Damkar
menit
kebakaran
8,134,081,116 8,478,683,144 8,838,962,722 9,459,936,791 9,526,813,882 44,438,477,655
1 06 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SOSIAL
pprogram penunjang urusan Persentase Kinerja
1 06 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 99% 95% 3,451,051,162 95.00% 4,235,708,052 95% 3,896,754,675 95% 5,404,364,964 95% 3,386,051,162 95% 20,373,930,015 Dinsos PMD
kabupaten/kota Perangkat Daerah

Persentase Potensi Sumber


1 06 02 program pemberdayaan sosial Kesejahteraan Sosial yang 80% 90% 130,000,000 90.00% 474,656,890 90% 425,000,000 90% 425,000,000 90% 3,126,957,160 90% 4,581,614,050 Dinsos PMD
terlatih dan produktif

Persentase penyandang
disabilitas terlantar, anak
terlantar, lanjut usia
1 06 04 program rehabilitasi sosial terlantar dan gelandangan 0 10% 25,000,000 15.00% 275,000,000 15% 325,000,000 15% 300,000,000 15% 25,000,000 150% 950,000,000 Dinsos PMD
pengemis yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya di luar
panti
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
Persentase Peningkatan
program perlindungan dan
1 06 05 Perlindungan dan Jaminan 70% 90% 170,000,000 90.00% 170,000,000 90% 420,000,000 90.00% 450,000,000 90% 170,000,000 90% 1,380,000,000 Dinsos PMD
jaminan sosial
Sosial

Persentase korban bencana


alam dan sosial yang
terpenuhi kebutuhan
1 06 06 program penanganan bencana 70% 76% 25,000,000 80,50% 214,500,000 80,50% 334,500,000 80,50% 3,000,000 80,50% 34,500,000 80,50% 611,500,000 Dinsos PMD
dasarnya pada saat dan
setelah tanggap darurat
bencana daerah Kabupaten

Program Pengelolaan Taman Persentase Pengelolaan


1 06 07 50 % 95% 34,500,000 100% 79,500,000 100% 109,500,000 100% 100,000,000 100% 34,500,000 100% 358,000,000 Dinsos PMD
Makam Pahlawan Taman Makam Pahlawan
3,835,551,162 5,449,364,941 5,510,754,675 6,682,364,964 6,777,008,322 28,255,044,064
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 13 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Jumlah terfasilitasinya
2 13 02 program penataan desa masyarakat hukum adat 30 % 95% 1,450,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 500,000,000 95% 3,450,000,000 Dinsos PMD
dan desa
program peningkatan kerjasama Persentase kerjasama antar
2 13 03 40 % 95% - 95% 315,493,000 95% 349,656,890 95% 219,656,890 95% 149,656,890 95% 1,034,463,670 Dinsos PMD
desa desa
Jumlah Desa yang di
program administrasi fasilitasi pada pembinaan
2 13 04 125 Desa 95% 1,782,000,000 95% 850,000,000 95% 1,050,000,000 95% 850,000,000 95% 900,000,000 95% 5,432,000,000 Dinsos PMD
pemerintahan desa dan pengelolaan keuangan
desa
Jumlah Persentase
program pemberdayaan lembaga Pemberdayaan Lembaga
2 13 05 kemasyarakatan, lembaga adat dan kemasyarakatan, lembaga 50% 95% 305,000,000 95% 557,007,000 95% 574,000,000 95% 332,000,000 95% 332,000,000 95% 2,100,007,000 Dinsos PMD
masyarakat hukum adat adat dan masyarakat
hukum adat
7,372,551,162 7,671,864,941 7,984,411,565 8,584,021,854 8,658,665,212 40,271,514,734
2 07 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG TENAGA KERJA
program penunjang urusan Persentase Kinerja
2 07 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 3,169,565,584 100% 3,257,794,723 100% 3,480,469,592 100% 3,249,523,831 100% 3,819,494,011 100% 16,976,847,741 Dinas Tenaga Kerja
kabupaten/kota Perangkat Daerah
Prosentase kegiatan
2 07 02 program perencanaan tenaga kerja perencanaan tenaga kerja 40% 60% 40,000,000 70% 40,000,000 80% 40,000,000 90% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 200,000,000 Dinas Tenaga Kerja
yang dilaksanakan
Jumlah pelatihan dan
program pelatihan kerja dan
2 07 03 produktivitas tenaga kerja 100% 100% 15,000,000 100% 170,000,000 100% 170,000,000 100% 570,000,000 100% 170,000,000 100% 1,095,000,000 Dinas Tenaga Kerja
produktivitas tenaga kerja
yang dilaksanakan
Jumlah tenaga kerja yang
2 07 04 program penempatan tenaga kerja 100% 100% 1,194,000,000 100% 1,404,000,000 100% 1,554,000,000 100% 1,704,000,000 100% 1,704,000,000 100% 7,560,000,000 Dinas Tenaga Kerja
ditempatkan
Prosentase perusahan dan
2 07 05 program hubungan industrial tenaga kerja yang 38% 45% 695,600,000 55% 1,126,000,000 65% 1,126,000,000 75% 1,126,000,000 85% 1,126,000,000 85% 5,199,600,000 Dinas Tenaga Kerja
mendapatkan pembinaan

presentase koperasi yang


Program pengawasan dan diawasi dan melaksanakan
2 17 03 100% 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 60,000,000 Dinas Tenaga Kerja
pemeriksaan koperasi kebutuhan perundang -
undangan

Jumlah KSP/USP yang


Program Penilaian kesehatan
2 17 04 dinilai sehat dan 15 Koperasi 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 15 Koperasi 57,000,000 75 Koperasi 285,000,000 Dinas Tenaga Kerja
KSP/USP koperasi
mendapatkan penghargaan

Jumlah koperasi yang


program pendidikan dan latihan
2 17 05 mendapatkan pendidikan 0 - 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 - 20 Koperasi 120,000,000 Dinas Tenaga Kerja
perkoperasian
dan pelatihan perkoperasian

Jumlah koperasi yang


Program Pemberdayaan dan
diberdayakan melalui 0 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 - 10 Koperasi 60,000,000 30 Koperasi 180,000,000 Dinas Tenaga Kerja
perlindungan koperasi
perlindungan
program pemberdayaan usaha
Jumlah UMKM yang 5000
2 17 07 menengah, usaha kecil, dan usaha 1000 UMKM 1000 UMKM 60,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1000 UMKM 324,000,000 1,356,000,000 Dinas Tenaga Kerja
diberdayakan UMKM
mikro (umkm)
Jumlah UMKM yang
5000
2 17 08 program pengembangan umkm mendapatkan pelatihan 1000 UMKM 1000 UMKM 2,796,500,000 1000 UMKM 2,000,025,000 1000 UMKM 1,994,716,250 1000 UMKM 2,296,116,657 1000 UMKM 2,184,114,573 11,271,472,480 Dinas Tenaga Kerja
UMKM
pengembangan
8,099,665,584 8,450,819,723 8,818,185,842 9,438,640,488 9,496,608,584 44,303,920,221
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 08 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

program penunjang urusan Persentase Kinerja Dinas Pemberdayaan


2 08 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 20 20 2,333,713,114 20 2,423,680,942 20 2,427,018,965 20 2,534,065,540 20 2,534,490,972 100 12,252,969,533 Perempuan dan
kabupaten/kota Perangkat Daerah Perlindungan Anak

Dinas Pemberdayaan
program pengarusutamaan gender Persentase ARG pada
2 08 02 5 10 115,000,000 10 60,000,000 15 50,003,000 15 215,002,000 15 225,002,000 15 665,007,000 Perempuan dan
dan pemberdayaan perempuan Belanja Langsung APBD
Perlindungan Anak
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17

Rasio kekerasan terhadap


Dinas Pemberdayaan
perempuan, termasuk TPPO
2 08 03 program perlindungan perempuan 0 0 - 0 - 0 30,000,000.00 0 30,001,000.00 0 30,001,000.00 0 90,002,000 Perempuan dan
(per 100.000 penduduk
Perlindungan Anak
perempuan)

Dinas Pemberdayaan
program peningkatan kualitas
2 08 04 Skor IPG 96.42 96.55 50,000,000 96.57 50,000,000.00 96.68 120,001,000.00 96.72 200,001,000.00 96.86 238,001,000.00 96.86 658,003,000 Perempuan dan
keluarga
Perlindungan Anak

Dinas Pemberdayaan
program pengelolaan sistem data Dokumen data gender dan
2 08 05 1 2 30,000,000 2 40,000,000.00 2 40,000,000.00 2 50,000,000.00 2 50,000,000.00 10 210,000,000 Perempuan dan
gender dan anak anak
Perlindungan Anak

Dinas Pemberdayaan
Skor penilaian Kabupaten
2 08 06 program pemenuhan hak anak 0 700 40,000,000 800 60,000,000.00 800 60,000,000.00 800 120,001,000.00 800 120,001,000.00 800 400,002,000 Perempuan dan
Layak Anak
Perlindungan Anak

Presentase lembaga/Forum
penyedia layanan
Dinas Pemberdayaan
program perlindungan khusus perlindungan kepada anak
2 08 07 100 100 130,000,000 100 155,000,000 100 155,000,000 100 205,003,000 100 205,003,000 100 850,006,000 Perempuan dan
anak yang mampu memberikan
Perlindungan Anak
layanan komprehensif
sesuai dgn standar

2,698,713,114 2,788,680,942 2,882,022,965 3,354,073,540 3,402,498,972 15,125,989,533


2 09 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
2 09 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 1,696,849,991 100% 1,721,245,109.20 100% 1,711,963,738 100% 2,064,012,828 100% 1,973,298,854 100% 9,167,370,520 Dinas Pangan
kabupaten/kota Perangkat Daerah

Terlaksananya pengelolaan
Program pengelolaan sumber daya
sumber daya ekonomi
2 09 02 ekonomi untuk kedaulatan dan 0% 60% 180,000,000 70% 198,000,000 80% 217,800,000 90% 239,580,000 100% 263,538,000 100% 1,098,918,000 Dinas Pangan
untuk kedaulatan dan
kemandirian pangan
kemandirian pangan

program peningkatan diversifikasi Pencapaian Skor Pola


2 09 03 90,02% 90,02% 847,535,481 90,02% 802,000,000 90,02% 892,200,000 90,02% 991,420,000 90,02% 1,100,562,000 90,02% 4,633,717,481 Dinas Pangan
dan ketahanan pangan masyarakat Pangan Harapan

Tersedianya pemberdayaan
program penanganan kerawanan
2 09 04 masyarakat dalam 132 Ton - - 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 100,000,000 132 Ton 400,000,000 Dinas Pangan
pangan
penganekaragaman pangan

2,724,385,472 2,821,245,109 2,921,963,738 3,395,012,828 3,437,398,854 15,300,006,001


2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 11 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
program penunjang usuran Persentase Kinerja
Dinas Lingkungan
2 11 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 98% 100% 3,198,599,929 100% 3,408,599,930 100% 3,373,599,929 100% 3,728,599,929 100% 3,737,599,929 100% 17,446,999,646
Hidup
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program perencanaan lingkungan Tersusunya RPPLH dan Dinas Lingkungan
2 11 02 - 2 Dok 205,000,000 2 Dok 255,000,000 2 Dok 305,000,000 2 Dok 320,000,000 2 Dok 330,000,000 10 Dok 1,415,000,000
hidup KLHS Hidup
Nilai Pengendalian
Pencemaran dan / Dinas Lingkungan
2 11 03 program pengendalian pencemaran 73.5% 74% 105,000,000 74.50% 155,000,000 75.00% 205,000,000 75.50% 220,000,000 76.00% 225,000,000 76.00% 910,000,000
kerusakan Hidup
lingkungan
program pengelolaan Jumlah Pengelolaan
Dinas Lingkungan
2 11 04 keanekaragaman Keanekaragaman Hayati 0 1 KEHATI 30,000,000 1 KEHATI 35,000,000 1 KEHATI 50,000,000 1 KEHATI 55,000,000 1 KEHATI 60,000,000 5 KEHATI 230,000,000
Hidup
hayati (kehati) (KEHATI )

Jumlah Monitorin g dan


program pengendalian bahan
Pengawa san Pengend alian
berbahaya
Bahan berbahay a Dan Dinas Lingkungan
2 11 05 dan beracun (b3) dan limbah 107 KALI 15 KALI 10,000,000 20 KALI 15,000,000 22 KALI 30,000,000 24 KALI 40,000,000 26 KALI 45,000,000 107 KALI 140,000,000
Beracun (B3) Dan Limbah Hidup
bahan berbahaya dan beracun
Bahan Berbaha ya Dan
(limbah b3)
Beracun (Limbah B3)

Jumlah Pembina an dan


program pembinaan dan
Pengawa san terhadap izin
pengawasan terhadap izin 212 215
lingkung an dan izin 175 PELAKU 200 PELAKU 205 PELAKU 210 PELAKU 215 PELAKU Dinas Lingkungan
2 11 06 lingkungan dan izin 20,000,000 30,000,000 45,000,000 PELAKU 70,000,000 73,000,000 PELAKU 238,000,000
perlindun gan dan pengelol USAHA USAHA USAHA USAHA USAHA Hidup
perlindungan dan pengelolaan USAHA USAHA
aan lingkung an hidup
lingkungan hidup (pplh)
(PPLH)
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
program pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat (mha), Jumlah Pengakuan
Dinas Lingkungan
2 11 07 kearifan Keberadaan Masyarakat 0 1 MHA 5,000,000 1 MHA 15,000,000 1 MHA 35,000,000 1 MHA 55,000,000 1 MHA 56,000,000 5 MHA 166,000,000
Hidup
lokal dan hak mha yang terkait Hukum Adat
dengan pplh

program peningkatan pendidikan, Jumlah pendidikan,


pelatihan dan penyuluhan pelatihan dan penyuluh an Dinas Lingkungan
2 11 08 0 6 Kali 50,000,000 6 KALI 50,000,000 8 KALI 300,000,000 10 KALI 435,000,000 12 KALI 440,000,000 42 KALI 1,275,000,000
lingkungan lingkungan hidup untuk Hidup
hidup untuk masyarakat masyarakat

program penghargaan lingkungan 4 17


Jumlah Penghargaan yang 2 3 4 4 Dinas Lingkungan
2 11 09 hidup 0 5,000,000 15,000,000 35,000,000 Penghaergaa 45,000,000 48,000,000 Penghargaa 148,000,000
di dapat Penghargaan Penghargaan Penghargaan Penghaergaan Hidup
untuk masyarakat n n
program penanganan pengaduan Persentase penganduan LH Dinas Lingkungan
2 11 10 20% 20% 10,000,000 20% 30,000,000 20% 50,000,000 20% 60,000,000 20% 62,000,000 100% 212,000,000
lingkungan hidup yang ditangani Hidup
Persentase Jumlah Sampah Dinas Lingkungan
2 11 11 program pengelolaan persampahan 41610M3 48910M3 10,925,500,000 56210M3 11,233,939,998 63510M3 11,525,057,871 70810M3 11,723,899,316 78110M3 11,729,490,777 317550M3 57,137,887,962
yang ditangani Hidup
14,564,099,929 15,242,539,928 15,953,657,800 16,752,499,245 16,806,090,706 79,318,887,608
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 12 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

program penunjang urusan Persentase Kinerja Dinas


2 12 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 90% 100% 4,168,913,799 100% 4,369,867,094 100% 4,378,824,983 100% 4,930,410,832 100% 5,018,417,397 100% 22,866,434,105 Kependudukan dan
kabupaten/kota Perangkat Daerah Pencatatan Sipil

Dinas
Rasio penduduk berKTP per
2 12 02 program pendaftaran penduduk 0.91 0.93 1,234,609,000 0,95% 1,234,609,000 0,97% 1,234,609,000 0,98% 1,234,609,000 0,99% 1,234,609,000 0,99% 6,173,045,000 Kependudukan dan
satuan penduduk
Pencatatan Sipil

Persentase anak usia 0 -18 Dinas


2 12 03 Program Pencatatan sipil tahun yang sudah memiliki 0,66% 0,75% 200,000,000 0,85% 200,000,000 0,86% 200,000,000 0,87% 200,000,000 0,9% 200,000,000 0,9% 1,000,000,000 Kependudukan dan
akta lahir Pencatatan Sipil

Jumlah desa yang memiliki Dinas


program pengelolaan informasi
2 12 04 database kependudukan 100% 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 250,000,000 Kependudukan dan
adminstrasi kependudukan
lengkap Pencatatan Sipil

Jumlah OPD yang Dinas


program pengelolaan profil
2 12 05 mengakses Data 4% 100% - 200% - 300% 200,000,000 400% 200,000,000 500% 200,000,000 500% 600,000,000 Kependudukan dan
kependudukan
Kependudukan Pencatatan Sipil
5,653,522,799 5,854,476,094 6,063,433,983 6,615,019,832 6,703,026,397 30,889,479,105
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 14 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Persentase Kinerja Dinas Pengendalian


program penunjang urusan
2 14 01 penunjang Urusan 100% 100% 3,844,415,831 100.00% 3,061,753,429 100.00% 3,250,076,428 100.00% 3,833,232,763 100.00% 3,773,952,159 100.00% 17,763,430,610 Penduduk dan
pemerintahan daerah
Perangkat Daerah Keluarga Berencana

Dinas Pengendalian
2 14 02 program pengendalian penduduk Total Fertility Rate (TFR) 2,07% 2,07% 140,000,000 2,06% 863,660,000 2,05% 907,440,000 2,04% 935,000,000 2,03% 1,040,000,000 2,03% 3,886,100,000 Penduduk dan
Keluarga Berencana

persentase penggunaan Dinas Pengendalian


program pembinaan keluarga
2 14 03 Kontrasepsi jangka Panjang 70% 72% 1,445,864,100 75% 2,791,537,000 78% 2,857,337,000 80% 2,857,337,000 85% 2,857,337,000 85% 12,809,412,100 Penduduk dan
berencana (kb)
(MKJP) Keluarga Berencana

Angka kelahiran remaja


program pemberdayaan dan Dinas Pengendalian
(perempuan usia 15-19) per
2 14 04 peningkatan keluarga sejahtera 42% 36% 2,674,950,000 34% 1,741,800,000 33% 1,813,800,000 32% 1,823,800,000 31% 1,833,800,000 31% 9,888,150,000 Penduduk dan
1000 perempuan usia 15-19
(ks) Keluarga Berencana
tahun (ASFR 15-19)

8,105,229,931 8,458,750,429 8,828,653,428 9,449,369,763 9,505,089,159 44,347,092,710


2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 15 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
2 15 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 99% 100% 5,117,597,144 100% 5,221,602,875 100% 5,534,293,288 100% 6,077,025,620 100% 6,092,311,174 100% 28,042,830,101 Dinas Perhubungan
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan lalu Persentase angkutan umum


2 15 02
lintas dan angkutan jalan (llaj) dalam kondisi layak
40% 40% 135,000,000 40% 235,000,000 50% 135,000,000 60% 135,000,000 75% 185,000,000 75% 825,000,000 Dinas Perhubungan

Presentase pengelolaan
2 15 03 program pengelolaan pelayaran 100% 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 40,000,000 100% 200,000,000 Dinas Perhubungan
pelayaran
5,292,597,144 5,496,602,875 5,709,293,288 6,252,025,620 6,317,311,174 29,067,830,101
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 16 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
program penunjang urusan Terselenggaranya urusan Dinas Komunikasi,
2 16 01 pemerintahan daerah pemerintahan daerah 70% 100% 4,176,750,000 100% 4266750000 100% 4402562500 100% 4,891,126,562 100% 4,854,585,586 100% 22,591,774,648 Informatika dan
kabupaten/kota kabupaten Persandian

Persentase konten informasi


terkait program dan
Dinas Komunikasi,
program pengelolaan informasi dan kebijakan pemerintah dan
2 16 02 100% 100% 283,250,000 100% 283,250,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 1,466,500,000 Informatika dan
komunikasi publik pemerintah kabupaten
Persandian
sesuai dengan strategi
komunikasi (STRAKOM)

Persentase perangkat
daerah yang terkoneksi di Dinas Komunikasi,
program pengelolaan aplikasi
2 16 03 jaringan intra pemerintah 0% 35% 2,850,000,000 45.00% 3,050,000,000 72% 3,200,000,000 85% 3,310,000,000 100% 3,430,000,000 100% 15,840,000,000 Informatika dan
informatika
atau menggunakan akses Persandian
internet yang

2 20 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG STATISTIK


Dinas Komunikasi,
program penyelenggaraan statistik Tersedianya Buku Profil
2 20 02 0% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Informatika dan
sektoral Daerah
Persandian
2 21 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERSANDIAN

Persentase sistem
elektronik yang telah
menerapkan prinsip sistem
manajemen yang telah
program penyelenggaraan menerapkan prinsip2 Dinas Komunikasi,
2 21 02 persandian untuk pengamanan manajemen keamanan 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Informatika dan
informasi informasi (SMKI) dan atau Persandian
aplikasi persandian
dibanding jumlah sistem
elektronik yang ada pada
pemerintah daerah

7,350,000,000 7,640,000,000 7,942,562,500 8,541,126,562 8,624,585,586 40,098,274,648


2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 18 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL
program penunjang urusan Persentase Kinerja
2 18 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 3,300,066,800 100% 3,681,515,970 100% 3,794,021,369 100% 3,964,624,404 100% 4,035,967,514 100% 18,776,196,057 DPMPTSP
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program promosi penanaman Persentase peningkatan
2 18 03 5% 5% 314,000,000 5% 370,000,000 5% 394,000,000 5% 507,000,000 5% 507,000,000 5% 2,092,000,000 DPMPTSP
modal investasi di kabupaten
Persentase Izin Usaha yang
program pelayanan penanaman
2 18 04 diterbitkan sesuai standar 95% 95% 371,750,000 95% 375,500,000 96% 385,000,000 96% 495,000,000 97% 495,000,000 97% 2,122,250,000 DPMPTSP
modal
dan tepat waktu
Persentase Pengendalian
program pengendalian
2 18 05 Pelaku Usaha yang 100% 100% 636,722,768 100% 360,401,406 100% 385,861,477 100% 516,230,513 100% 516,230,513 100% 2,415,446,677 DPMPTSP
pelaksanaan penanaman modal
ditindaklanjuti
4,622,539,568 4,787,417,376 4,958,882,846 5,482,854,917 5,554,198,027 25,405,892,734
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 19 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Dinas Pemuda dan
2 19 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 2,430,778,086 100% 2,856,557,038 100% 3,221,108,061 100% 3,027,190,763 100% 3,093,959,527 100% 14,629,593,475
Olahraga
kabupaten/kota Perangkat Daerah
Tingkat partisipasi pemuda
program pengembangan kapasitas Dinas Pemuda dan
2 19 02 dalam kegiatan ekonomi 10% 10% 547,000,000 10% 1,752,000,000 10% 1,345,000,000 10% 1,650,000,000 10% 1,520,000,000 10% 6,814,000,000
daya saing kepemudaan Olahraga
mandiri

program pengembangan kapasitas Peningkatan prestasi Dinas Pemuda dan


2 19 03 183 medali 10 medali 20,851,780,000 50 medali 20,074,990,000 15 medali 14,739,200,000 55 medali 15,520,000,000 20 medali 13,720,000,000 20 medali 84,905,970,000
daya saing keolahragaan olahraga Olahraga

Tingkat partisipasi pemuda


program pengembangan kapasitas dalam organisasi Dinas Pemuda dan
2 19 04 20 orang 20 orang 30,000,000 20 orang 320,000,000 20 orang 370,000,000 20 orang 370,000,000 20 orang 300,000,000 20 orang 1,390,000,000
kepramukaan kepemudaan dan organisasi Olahraga
social kemasyarakatan

23,859,558,086 25,003,547,038 19,675,308,061 20,567,190,763 18,633,959,527 107,739,563,475


Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
2 22 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN
program pengembangan Jumlah penyelenggaraan
2 22 02 1 3 210,000,000 4 125,000,000 4 253,000,000 4 338,600,000 5 357,900,300 20 1,284,500,300 Dinas Pariwisata
kebudayaan festival seni dan budaya
program pengembangan keseniaan
Jumlah group yang aktif
2 22 03 89 grup 70 Grup 0 80 grup 80,000,000 90 grup 107,000,000 100 grup 216,300,000 110 grup 237,200,600 110 grup 640,500,600 Dinas Pariwisata
tradisional menyajikan budaya lokal
benda, situs dan jawasan
program pelestarian dan
2 22 5 cagar budaya yang 1312 buah 1312 buah 100,000,000 1312 buah 112,000,000 1350 buah 105,000,000 1400 buah 206,476,000 14000 buah 263,598,200 1 787,074,200 Dinas Pariwisata
pengelolaan cagar budaya
dilestarikan
3 26 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PARIWISATA
program penunjang urusan Persentase Kinerja
3 26 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 3,158,013,793 100% 3,565,214,138 100% 3,634,294,491 100% 3,251,925,853 100% 3,794,284,400 100% 17,403,732,675 Dinas Pariwisata
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program peningkatan daya tarik
3 26 02 tingkat hunian akomodasi 39.19% 45.14% 1,170,033,000 47.87% 1,090,150,200 51.46% 764,000,600 54.93% 1,960,650,651 58.52% 1,403,300,450 9 lokasi 6,388,134,901 Dinas Pariwisata
destinasi pariwisata
Persentase pertumbuhan
19871 / 20762 / 22531 / 27236 / 31671 / 31671 /
Jumlah Kunjungan 12194
95,91% 70.26% 84.77% 123.36% 159.73% 159.73%
Wisatawan Mancanegara
3 26 03 program pemasaran pariwisata Persentase peningkatan 300,000,000 417,210,800 623,300,400 1,245,890,700 1,309,317,443 3,895,719,343 Dinas Pariwisata
perjalanan wisatawan 30129 / 34238 / 37469 / 62764 / 78329 / 78329 /
15379
nusantara yang datang ke 95.91% 122.63% 143.64% 308.11% 409.32% 409.32%
kabupaten/kota

program pengembangan ekonomi Jumlah kemitraan bidang


3 26 4 kreatif melalui pemanfaatan dan pariwisata 1 0 - 1 139,200,900 1 162,820,700 1 408,935,200 1 459,251,800 1 1,170,208,600 Dinas Pariwisata
perlindungan kekayaan intelektual

program pengembangan sumber


Kontribusi Sektor
3 26 05 daya pariwisata dan ekonomi 8.97 9.27 692,545,000 11.19 308,145,000 13.74 402,270,545 14.87 574,200,500 16.72 459,108,258 16.72 2,436,269,303 Dinas Pariwisata
Pariwisata Terhadap PAD
kreatif
5,630,591,793 5,836,921,038 6,051,686,736 8,202,978,904 8,283,961,451 34,006,139,922
2 23 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERPUSTAKAAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
2 23 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 2,115,251,390 100% 2,228,147,675 100% 2,297,698,867 100% 2,548,756,338 100% 2,590,881,575 100% 11,780,735,845 Dinas Kearsipan
kabupaten/kota Perangkat Daerah
Nilai Tingkat Kegemaran
2 23 02 program pembinaan perpustakaan 61,99% 61,99% 300,000,000 71,29% 269,600,000 81,99% 277,600,000 91,99% 386,200,000 100% 388,500,000 100% 1,621,900,000 Dinas Kearsipan
Membaca Masyarakat
2 24 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEARSIPAN
Presentase Dokumen dan
2 24 02 program pengelolaan arsip Arsip Daerah dan Jumlah 100% 100% 207,600,000 100% 208,800,000 100% 218,000,000 100% 277,600,000 100% 283,500,000 100% 1,195,500,000 Dinas Kearsipan
Jenis Arsip
Presentase Dokumen dan
program perlindungan dan Arsip Daerah Yang
2 24 03 75% 75% 15,000,000 80% 16,000,000 85% 17,000,000 90% 68,000,000 100% 68,500,000 100% 184,500,000 Dinas Kearsipan
penyelamatan arsip Diselamatkan dan
Dilestarikan
2,637,851,390 2,722,547,675 2,810,298,867 3,280,556,338 3,331,381,575 14,782,635,845
3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
3 25 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
program penunjang usuran Persentase Kinerja
Dinas Kelautan dan
3 25 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 2,260,642,661 100.00% 2,806,446,228 100.00% 2,915,470,908 100.00% 3,389,557,681 100.00% 3,268,172,624 100.00% 14,640,290,102
Perikanan
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program pengelolaan perikanan Jumlah produksi perikanan 26.305,76 26.834,51 27.102,85 27.102,85 Dinas Kelautan dan
3 25 03 100/26045.31 26,045.31 1,151,000,000 1,281,400,000 26.568,82 Ton 1,312,235,000 1,343,840,875 1,449,324,650 6,537,800,525
tangkap tangkap (Ton) Ton Ton Ton Ton Perikanan

program pengelolaan perikanan Jumlah produksi budidaya 361.813,98 Dinas Kelautan dan
3 25 04 100/334260.2 334,260.20 2,469,500,000 340,945.40 1,235,600,000 347,764.31 1,339,890,000 354,719.60 1,373,387,250 361,813.98 1,407,721,931 7,826,099,181
budidaya perikanan Ton Perikanan

program pengolahan dan Jumlah produksi hasil Dinas Kelautan dan


3 25 06 350 Ton 350 Ton 433,500,000 353 Ton 1,259,000,000 356 Ton 1,294,845,850 359 Ton 1,327,216,996 362 Ton 1,360,397,421 362 Ton 5,674,960,267
pemasaran hasil perikanan olahan perikanan Perikanan
6,314,642,661 6,582,446,228 6,862,441,758 7,434,002,802 7,485,616,626 34,679,150,075
3 27 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANIAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
3 27 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 8,279,150,236 100% 8,607,069,806.00 100% 9,205,751,230.00 100% 10,012,065,916.00 100% 10,005,424,381.00 100% 46,109,461,569 Dinas Pertanian
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program penyediaan dan Kontribusi Sektor Pertanian


3 27 02 22,25% 23,31% 1,949,924,000 23,77% 1,950,188,000.00 24,25% 1,882,480,000.00 24,73% 1809640820 25,23% 1864121380 25,33% 9,456,354,200 Dinas Pertanian
pengembangan sarana pertanian Terhadap PDRB

program penyediaan dan Persentase Peningkatan


3 27 03 pengembangan prasarana Produktivitas Pertanian Per 100% 100% 2,487,572,652 100% 2,634,813,670.41 100% 2,695,000,000.00 100% 2,735,180,161.00 100% 2,944,668,487.00 100% 13,497,234,970 Dinas Pertanian
pertanian Hektar Per Tahun

program pengendalian kesehatan Persentase Penurunan


3 27 04 hewan dan kesehatan masyarakat kejadian dan jumlah kasus 84 5 281,076,599 5 286,336,025.00 5 368,037,680.00 5 363,745,744.00 5 333,420,327.00 5 1,632,616,375 Dinas Pertanian
veteriner penyakit hewan menular

program pengendalian dan Rasio Pengendalian dan


3 27 05 penanggulangan bencana Penanggulangan Bencana 75% 75% 117,637,800 80% 117,948,600.00 85% 107,226,000.00 90% 79,953,300.00 95% 77,179,410.00 95% 499,945,110 Dinas Pertanian
pertanian Pertanian
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
Kemampuan manajerial
3 27 07 program penyuluhan pertanian 2 Keg 12 keg 661,281,812 12 keg 683,100,000.00 13 keg 544,267,593.00 13 keg 572,245,625.00 14 keg 548,333,469.00 66 keg 3,009,228,499 Dinas Pertanian
petani di 10 Kecamatan
13,776,643,098.59 14,279,456,101.41 14,802,762,503.00 15,572,831,566.00 15,773,147,454.00 74,204,840,723.00
3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
3 29 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Persentase perusahaan
program pengelolaan energi baru pemanfaatan panas bumi
3 29 05 1% 1% 79,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 80,000,000 1.00% 399,000,000 Dinas Perdagangan
terbarukan yang memiliki ijin di
kab/Kabupaten
3 30 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
3 30 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 0% 100% 2,213,716,086 100.00% 2,276,236,488 100.00% 2,326,786,150 100.00% 2,770,847,054 100.00% 2,790,183,072 100.00% 12,377,768,850 Dinas Perdagangan
kabupaten/kota Perangkat Daerah
Jumlah
program perizinan dan pendaftaran
3 30 02
perusahaan
Rekomendasi/Perizina 136 140 45,500,000 144 45,500,000 148 45,500,000 152 45,500,000 156 45,500,000 156 227,500,000 Dinas Perdagangan
n yang Dikeluarkan
Jumlah Sarana Distribusi
program peningkatan sarana
3 30 03 Perdagangan yang di 0% 1 83,000,000 100.00% 90,000,000 100.00% 100,000,000 100.00% 110,000,000 100.00% 120,000,000 100.00% 503,000,000 Dinas Perdagangan
distribusi perdagangan
Revitalisasi/Dibangun

program stabilisasi harga barang Terwujudnya Stabilisasi


3 30 04 kebutuhan pokok dan barang Harga Barang Kebutuhan 0% 100% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 56,600,000 100.00% 283,000,000 Dinas Perdagangan
penting Pokok dan Barang Penting

Jumlah Ekspor Bersih


3 30 05 program pengembangan ekspor 19.050.000 19.050.000 23,500,000 19.627.353 39,150,000 20,608,911 68,050,000 21.639.411 82,050,000 22.721.413 97,050,000 22.721.413 309,800,000 Dinas Perdagangan
(USD)
Jumlah alat – alat ukur,
takar, timbang dan
program standarisasi dan
3 30 06 perlengkapannya (UTTP) 123,036 123,036 44,000,000 129,187 44,000,000 135,646 44,000,000 142,428 44,000,000 149,549 44,000,000.00 149,549 220,000,000 Dinas Perdagangan
perlindungan konsumen
bertanda tera sah yang
berlaku

program penggunaan dan Cakupan Bina Kelompok


3 30 07 - - 1,500,000 1,1% 1,500,000 1,38% 1,500,000 1,67% 1,500,000 1,94% 1,500,000 1,94% 7,500,000 Dinas Perdagangan
pemasaran produk dalam negeri Pedagang/Usaha Informal
2,546,816,086 2,632,986,488 2,722,436,150 3,190,497,054 3,234,833,072 14,327,568,850
3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
3 31 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN
program penunjang urusan
Nilai AKP hasil pemeriksaan
3 31 01 pemerintahan daerah 0 12 Bulan 2,130,797,848 12 bulan 2,352,862,175 12 bulan 2,586,922,990 12 bulan 3,059,371,064 12 bulan 3,081,477,216 12 bulan 13,211,431,293 Dinas Perindustrian
Inspektorat
kabupaten/kota
program perencanaan dan Kontribusi Sektor Industri
3 31 02 0 1 dokumen 430,000,000 0 300,000,000 0 430,000,000 0 450,000,000 0 460,000,000 1 dokumen 2,070,000,000 Dinas Perindustrian
pembangunan industri Terhadap PDRB

10 10 10 10
program pengendalian izin usaha Presentasi Pengendalian 0 10 Kecamatan 40,000,000 140,000,000 10 Kecamatan 100,000,000 100,000,000 100,000,000 480,000,000 Dinas Perindustrian
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
3 31 03 industri Izin Usaha Industri
Kontribusi sektor
program pengelolaan sistem perdagangan terhadap 7.75% 1 keg 1,167,600,000 1 keg 1,119,745,620 1 keg 946,000,000 1 keg 955,125,000 1 keg 970,628,125 1 keg 5,159,098,745 Dinas Perindustrian
3 31 04 informasi industri PDRB
3,768,397,848 3,912,607,795 4,062,922,990 4,564,496,064 4,612,105,341 20,920,530,038
4 UNSUR PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN
4 01 SEKRETARIAT DAERAH
program penunjang urusan Persentase Kinerja
4 01 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 47,536,733,609 100% 49,493,939,687 100% 51,570,621,364 100% 56,747,683,501 100% 57,101,217,053 100% 262,450,195,214 Setda Umum
kabupaten/kota Perangkat Daerah
Presentase Rekomendasi
program pemerintahan dan Pelaksanaan Program
4 01 02 100% 100% 450,000,000 100% 465,000,000 100.00% 478,250,000 100.00% 609,550,000 100.00% 615,693,250 100.00% 2,618,493,250 SetdaPemerintahan
kesejahteraan rakyat Kesejahteraan Rakyat yang
ditindaklanjuti
Presentase Rekomendasi
program pemerintahan dan Pelaksanaan Program
4 01 02 100% 100% 765,500,000 100.00% 811,430,000 100.00% 852,001,500 100.00% 1,192,802,100 100.00% 1,210,694,132 100.00% 4,832,427,732 Sekda Kesra
kesejahteraan rakyat Kesejahteraan Rakyat yang
ditindaklanjuti

program perekonomian dan Cakupan Rasio Peningkatan


4 01 03 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 409,550,000.00 100.00% 415,693,250.00 100.00% 1,618,493,250 Sekda EKO&SDA
pembangunan dan Pembangunan

Presentase ketepatan waktu


program perekonomian dan penyusunan program
4 01 03 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 409,550,000 100.00% 415,693,250 100.00% 1,618,493,250 Setda Pembangunan
pembangunan penguatan pembangunan
infrastruktur

Jumlah Unit Kerja yang


melaksanakan pengadaan
program perekonomian dan
4 01 03 barang dan jasa untuk 100% 100% 300,000,000 100.00% 318,000,000 100.00% 333,900,000 100.00% 450,765,000.00 100.00% 457,526,475.00 100.00% 1,860,191,475 Setda Barang & Jasa
pembangunan
peningkatan perekonomian
dan pembangunan
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
program penunjang urusan Persentase Kinerja
4 01 03 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 244,500,000 100.00% 260,136,889.00 100.00% 273,143,733 100.00% 402,401,226.83 100.00% 408,437,245.23 100.00% 1,588,619,095 Setda Keuangan
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program pemerintahan dan Presentase produk hukum
4 01 1 100% 100% 500,000,000 100.00% 530,000,000 100.00% 556,500,000 100.00% 859,204,912 100.00% 872,092,986 100.00% 3,317,797,898 Setda Hukum
kesejahteraan rakyat yang dihasilkan
program penunjang urusan Persentase Kinerja
4 01 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 465,200,000 100.00% 472,178,000 100.00% 1,730,628,000 Setda Prokom
kabupaten/kota Perangkat Daerah
program penunjang urusan
Persentase Kinerja
pemerintahan daerah 100% 100% 250,000,000 100.00% 265,000,000 100.00% 278,250,000 100.00% 410,145,274 100.00% 416,297,453 100.00% 1,619,692,727 Setda Organisasi
keuangan
kabupaten/kota
50,796,733,609 52,938,506,576 55,177,416,598 61,956,852,013 62,385,523,094 283,255,031,890
4 02 SEKRETARIAT DPRD
program penunjang urusan Terlaksananya Program
4 02 01 pemerintahan daerah Penunjang Urusan 100% 100% 12,837,251,608.00 100% 13,222,369,156.24 100% 13,619,040,231 100% 17,027,611,437.86 100% 17,221,170,928 100% 73,927,443,361 Sekretariat DPRD
kabupaten/kota Pemerintahan Daerah

program dukungan pelaksanaan Persentase pelaksanaan


4 02 02 100% 100% 15,409,000,000.00 100% 15,931,150,498.00 100% 16,474,484,758.00 100% 16,818,251,676.00 100% 17,168,569,910 100% 81,801,456,842.29 Sekretariat DPRD
tugas dan fungsi dprd tugas dan fungsi DPRD
28,246,251,608 29,153,519,654 30,093,524,989 33,845,863,114 34,389,740,838 155,728,900,203
5 UNSUR PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
5 01 PERENCANAAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
5 01 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 6,671,923,720 100% 6,363,261,880.00 100% 7,291,679,904.00 100% 7,987,647,563.00 100% 7,569,297,052.00 100% 35,883,810,119.00 Bapelitbang
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program perencanaan, Persentase Konsistensi dan


5 01 02 pengendalian dan evaluasi sinergi antar dokumen 100% 100% 850,000,000 100% 1,912,000,000.00 100% 1,690,918,095.00 100% 1,360,440,386.00 100% 1,927,296,270.00 100% 7,740,654,751.00 Bapelitbang
pembangunan daerah perencanaan pembangunan

program koordinasi dan Persentase Koordinasi dan


5 01 03 sinkronisasi perencanaan Sinkronisasi Perencanaan 100% 100% 1,650,000,000 100% 1,587,000,000.00 100% 1,287,000,000.00 100% 1,562,000,000.00 100% 1,522,000,000.00 100% 7,608,000,000.00 Bapelitbang
pembangunan daerah Pembangunan Daerah
5 05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Persentase
program penelitian dan
5 05 02
pengembangan daerah
pemanfaatan hasil 60% 30% 600,000,000 40% 300,000,000.00 50% 300,000,000.00 60% 300,000,000.00 70% 300,000,000.00 70% 1,800,000,000.00 Bapelitbang
kelitbangan
Kegiatan yang
PROGRAM PENGELOLAAN
5 05 02
PERBATASAN
dilkasnakan dan 60% 100% 50,000,000 100% 50,000,000.00 100% 50,000,000.00 100% 75,000,000.00 100% 75,000,000.00 100% 300,000,000.00 Bapelitbang
laporan yang terpenuhi
9,821,923,720 10,212,261,880.00 10,619,597,999.00 11,285,087,949.00 11,393,593,322.00 53,332,464,870.00
5 02 KEUANGAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
5 02 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 17,169,370,894 100% 17,186,540,265 100% 17,203,726,805 100% 17,220,930,532 100% 17,238,151,462 100% 86,018,719,958 Badan Keuangan
kota Perangkat Daerah
program pengelolaan keuangan Opini BPK terhadap
5 02 02 TW WTP 175,777,063,040 WTP 178,344,493,230 WTP 187,822,070,920 WTP 175,219,393,746 WTP 175,556,381,084 WTP 892,719,402,020 Badan Keuangan
daerah Laporan Keuangan
program pengelolaan barang milik Jumlah Dokumen
5 02 03 4 Dok 100% 192,160,000 100% 192,352,160 100% 192,544,512 100% 192,737,057 100% 192,929,794 100% 962,723,523 Badan Keuangan
daerah Manajemen Aset
program pengelolaan pendapatan
5 02 04 Rasio PAD 16,7% 100% 958,767,520 100% 959,726,288 100% 960,686,014 100% 961,646,700 100% 962,608,347 100% 4,803,434,868 Badan Keuangan
daerah
194,097,361,454 196,683,111,942 206,179,028,251 193,594,708,034 193,950,070,686 984,504,280,368
5 03 KEPEGAWAIAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
5 03 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 14,037,643,467 100% 14,492,185,592.00 100% 14,886,295,232.00 100% 15,276,902,612.00 100% 15,611,900,178.00 100% 74,304,927,081.00 BKPP
kota Perangkat Daerah
Prosentasi Penerapan.
5 03 02 program kepegawaian daerah Pelayanan Kepegawain 100% 100% 1,059,449,778 100% 936,554,885.00 100% 981,354,885.00 100% 1,173,554,885.00 100% 1,213,554,885.00 100% 5,364,469,318.00 BKPP
berbasis Elektronik
5 04 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

program pengembangan sumber Persentase Pengembangan


5 04 02 100% 100% 1,118,892,698.00 100% 1,297,645,115.00 100% 1,387,145,115.00 100% 1,635,707,615.00 100% 1,584,207,615.00 100% 7,023,598,158.00 BKPP
daya manusia Sumber Daya Manusia
16,215,985,943 16,726,385,592.00 17,254,795,232.00 18,086,165,112.00 18,409,662,678.00 86,692,994,557.00
6 UNSUR PENGAWASAN URUSAN PEMERINTAHAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
6 01 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 7,717,377,866 100% 7,925,975,171.73 100% 8,139,895,709 100% 8,430,740,972 100% 8,588,000,819 100% 40,801,990,538 Inspektorat
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Prosentase Penyelenggaraan


6 01 02 100% 100% 3,357,006,153 100% 3,536,103,583.11 100% 3,725,280,597.18 100% 4,117,231,802 100% 4,147,171,642 100% 18,882,793,777 Inspektorat
pengawasan Pengawasan

prosentase tindaklanjut
program perumusan kebijakan,
6 01 03 temuan BPK-RI dan 100% 100% 156,562,417 100% 162,141,342.16 100% 167,774,294.01 100% 185,801,590.59 100% 179,814,232 100% 852,093,875 Inspektorat
pendampingan dan asistensi
Inspektorat
11,230,946,436 11,624,220,097 12,032,950,600 12,733,774,365 12,914,986,693 60,536,878,191
7 UNSUR KEWILAYAHAN
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 1,831,215,224 100% 1,876,620,606 100% 1,928,848,621 100% 2,076,819,838 100% 2,117,639,786 100% 9,831,144,075 Kecamatan Kema
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 15,000,000 100% 15,000,000 100% 15,000,000 100% 15,000,000 100% 15,000,000 100% 75,000,000 Kecamatan Kema
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% - 100% 5,000,000 100% 5,000,000 100% 7,500,000 100% 7,500,000 100% 25,000,000 Kecamatan Kema
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 23,000,000 100% 23,000,000 100% 106,000,000 Kecamatan Kema
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 0% - 100% 5,000,000 100% 10,000,000 100% 6,000,000 100% 6,000,000 100% 27,000,000 Kecamatan Kema
pengawasan pemerintahan desa
Pemerintah Desa
1,866,215,224 1,921,620,606 1,978,848,621 2,128,319,838 2,169,139,786 10,064,144,075
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 1,538,048,516 100% 1,588,124,729.00 100% 1,634,995,347.00 100% 1,776,466,356.00 100% 1,807,239,811.88 100% 8,344,874,759.88 Kecamatan Kauditan
kota Perangkat Daerah

Cakupan Penyelenggaraan
program penyelenggaraan
7 01 02 Pemerintahan dan 100% 100% 25,000,000 100% 25,000,000.00 100% 31,045,000.00 100% 32,000,000.00 100% 32,000,000.00 100% 145,045,000.00 Kecamatan Kauditan
pemerintahan pelayanan publik
Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 12,000,000 100% 13,000,000 100% 13,000,000 100% 13,000,000 100% 13,000,000 100% 64,000,000.00 Kecamatan Kauditan
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 18,000,000 100% 18,000,000 100% 18,000,000 100% 18,000,000 100% 18,000,000 100% 90,000,000.00 Kecamatan Kauditan
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum
1,593,048,516 1,644,124,729 1,697,040,347 1,839,466,356 1,870,239,812 8,643,919,760
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Kecamatan
7 01 01 pemerintahan daerah penunjang Urusan 100% 100% 7,894,347,885 100% 8,495,242,450 100% 8,588,841,929 100% 8,864,781,684 100% 8,819,036,378 100% 42,662,250,326
Airmadidi
kabupaten/kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


Kecamatan
7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 39,000,000 100% 61,846,050 100% 61,846,050 100% 61,846,050 100% 61,846,050 100% 286,384,200
Airmadidi
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan Kecamatan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 748,468,650 100% 471,044,600 100% 738,794,600 100% 799,363,060 100% 943,446,318 100% 3,701,117,228
masyarakat desa dan kelurahan Airmadidi
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman Kecamatan
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 48,000,000 100% 48,000,000 100% 48,000,000 100% 48,000,000 100% 48,000,000 100% 240,000,000
dan ketertiban umum Airmadidi
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan Kecamatan
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 100% 22,846,050 100% 22,846,050 100% 22,846,050 100% 22,846,050 100% 22,846,050 100% 114,230,250
pengawasan pemerintahan desa Airmadidi
Pemerintah Desa

8,752,662,585 9,098,979,150 9,460,328,629 9,796,836,844 9,895,174,796 47,003,982,004


7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 2,124,289,770 100% 2,191,984,514 100% 2,264,746,627 100% 2,420,265,293 100% 2,459,858,411 100% 11,461,144,615 Kecamatan Kalawat
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 19,500,000 100% 22,000,000 100% 22,000,000 100% 24,000,000 100% 25,000,000 100% 112,500,000 Kecamatan Kalawat
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 60,000,000 Kecamatan Kalawat
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 5,000,000 Kecamatan Kalawat
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 1,000,000 100% 5,000,000 Kecamatan Kalawat
pengawasan pemerintahan desa
Pemerintah Desa

2,157,789,770 2,227,984,514 2,300,746,627 2,458,265,293 2,498,858,411 11,643,644,615


7 01 KECAMATAN
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 2,075,898,933 100% 2,127,796,407 100% 2,180,991,317 100% 2,335,516,100 100% 2,380,103,376 100% 11,100,306,133 Kecamatan Dimembe
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 100,000,000 100% 120,000,000 100% 141,000,000 100% 152,025,000 100% 163,325,625 100% 676,350,625 Kecamatan Dimembe
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 500,000,000 Kecamatan Dimembe
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 500,000,000 Kecamatan Dimembe
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan
7 01 05 Pembinaan dan Pengawasan 0% 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000 100% 500,000,000 Kecamatan Dimembe
pengawasan pemerintah desa
Pemerintah Desa
2,475,898,933 2,547,796,407 2,621,991,317 2,787,541,100 2,843,429,001 13,276,656,758
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 1,957,129,153 100% 2,030,238,879 100% 2,092,966,349 100% 2,246,762,005 100% 2,289,101,928 100% 10,616,198,314 Kecamatan Talawaan
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 19,500,000 100% 19,500,000 100% 19,500,000 100% 19,500,000 100% 21,000,000 100% 99,000,000 Kecamatan Talawaan
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 9,999,900 100% 9,999,900 100% 9,999,900 100% 9,999,900 100% 9,999,900 100% 49,999,500 Kecamatan Talawaan
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 29,360,000 100% 29,360,000 100% 29,360,000 100% 29,360,000 100% 29,360,000 100% 146,800,000 Kecamatan Talawaan
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 100% 12,400,000 100% - 100% - 0.00% - 0.00% - 100% 12,400,000 Kecamatan Talawaan
pengawasan pemerintahan desa
Pemerintah Desa
2,028,389,053 2,089,098,779 2,151,826,249 2,305,621,905 2,349,461,828 10,924,397,814
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 1,571,500,000 100% 1,625,250,000 100% 1,680,843,750 100% 1,827,327,344 100% 1,863,672,402 100% 8,568,593,496 Kecamatan Wori
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 100% 100% 63,500,000 100% 63,500,000 100% 63,500,000 100% 63,500,000 100% 63,500,000 100% 317,500,000 Kecamatan Wori
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 100% 100,000,000 Kecamatan Wori
masyarakat desa dan kelurahan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 100% 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 150,000,000 Kecamatan Wori
dan ketertiban umum
dan Ketertiban Umum

Prensentasi Pelaksanaan
program pembinaan dan
7 01 05 Pembinaan dan Pengawasan 100% 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 65,000,000 100% 325,000,000 Kecamatan Wori
pengawasan pemerintahan desa
Pemerintahan Desa
1,750,000,000 1,803,750,000 1,859,343,750 2,005,827,344 2,042,172,402 9,461,093,496
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Kecamatan Likupang
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 100% 100% 1,353,151,945 100% 1,395,580,744 100% 1,441,620,262 100% 1,575,310,769 100% 1,596,617,913 100% 7,362,281,633
Barat
kota Perangkat Daerah
program penyelenggaraan Cakupan penunjang Urusan
Kecamatan Likupang
7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan Pelayanan 100% 100% 8,000,000 100% 8,000,000 100% 8,000,000 100% 9,000,000 100% 9,000,000 100% 42,000,000
Barat
publik Publik

Presentasi pelaksanaan
program pemberdayaan Kecamatan Likupang
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 100% 100% 14,000,000 100% 14,000,000.00 100% 12,000,000.00 100% 14,000,000.00 100% 15,000,000.00 100% 69,000,000
masyarakat desa dan kelurahan Barat
Desa dan Kelurahan

Presentasi pelaksanaan
program koordinasi ketentraman Kecamatan Likupang
7 01 04 koordinasi Ketentraman 100% 100% 0 100% 2,000,000 100% 3,000,000 100% 3,000,000 100% 5,000,000 100% 13,000,000
dan ketertiban umum Barat
dan Ketertiban umum

Prensentasi Pelaksanaan
program pembinaan dan Kecamatan Likupang
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 100% 2,000,000 100% 2,000,000 100% 3,000,000 100% 3,000,000 100% 5,000,000 100% 15,000,000
pengawasan pemerintahan desa Barat
Pemerintahan Desa

1,377,151,945 1,421,580,744 1,467,620,262 1,604,310,769 1,630,617,913 7,501,281,633


Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Kecamatan Likupang
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 2,057,744,727 100% 1,765,682,586 100.00% 1,797,274,652 100.00% 1,854,819,018 100.00% 2,001,989,494 100.00% 2,037,626,028 100.00% 9,457,391,778
Timur
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


Kecamatan Likupang
7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 0 100% - 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 48,000,000
Timur
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan Kecamatan Likupang
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 8,599,725 100% 8,000,000 100.00% 8,000,000 100.00% 8,000,000 100.00% 8,000,000 100.00% 8,000,000 100.00% 40,000,000
masyarakat desa dan kelurahan Timur
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman Kecamatan Likupang
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 0 100% 0 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 12,000,000 100.00% 48,000,000
dan ketertiban umum Timur
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan Kecamatan Likupang
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
pengawasan pemerintahan desa Timur
Pemerintah Desa
1,773,682,586 1,829,274,652 1,886,819,018 2,033,989,494 2,069,626,028 9,593,391,778
7 01 KECAMATAN
program penunjang urusan Persentase Kinerja
Kecamatan Likupang
7 01 01 pemerintahan daerah kabupaten / penunjang Urusan 1,393,504,677 100% 1,485,159,301 100% 1,531,545,434 100% 1,576,074,304 100% 1,719,274,911 100% 1,750,592,487 100% 8,062,646,437
Selatan
kota Perangkat Daerah

program penyelenggaraan Cakupan Penyelenggaraan


Kecamatan Likupang
7 01 02 pemerintahan dan pelayanan Pemerintahan dan 0 - - 100% 7,845,350 100% 8,500,000 100% 8,500,000 100% 8,500,000 100% 33,345,350
Selatan
publik Pelayanan Publik

Persentase Pelaksanaan
program pemberdayaan Kecamatan Likupang
7 01 03 Pemberdayaan Masyarakat 4130000 100% 13,300,000 100% 8,450,000.00 100% 8,450,000.00 100% 8,450,000.00 100% 8,450,000.00 100% 47,100,000
masyarakat desa dan kelurahan Selatan
Desa dan Kelurahan

Persentase Pelaksanaan
program koordinasi ketentraman Kecamatan Likupang
7 01 04 Koordinasi Ketentraman 0 - 10,300,000 100% 12,000,000.00 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 12,000,000 100% 58,300,000
dan ketertiban umum Selatan
dan Ketertiban Umum

Persentase Pelaksanaan
program pembinaan dan Kecamatan Likupang
7 01 06 Pembinaan dan Pengawasan 100% 4,500,000 0% - 100% 3,000,000 0% - 0% - 0% 7,500,000
pengawasan pemerintahan desa Selatan
Pemerintah Desa
1,513,259,301 1,559,840,784 1,608,024,304 1,748,224,911 1,779,542,487 8,208,891,787
Bidang Urusan Pemerintahan Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Kode dan Program Prioritas Kinerja Awal Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada akhir periode
(Outcome) Penanggung jawab
Pembangunan RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 17
8 UNSUR PEMERINTAHAN UMUM

8 01 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


Persentase Kinerja
program penunjang urusan
8 01 01 penunjang Urusan 100% 100% 3,050,326,190 100% 3,197,684,345 100% 3,162,626,453 100% 3,269,192,115 100% 3,297,421,918 100% 15,977,251,021 Kesbang
pemerintahan daerah
Perangkat Daerah
Rasio masyarakat yang
mendapat pembinaan
program penguatan ideologi penguatan ideologi
8 01 02 100% 100% 1,043,000,000 100% 845,000,000 100% 953,500,000 100% 1,370,000,000 100% 1,284,000,000 100% 5,495,500,000 Kesbang
pancasila dan karakter kebangsaan pancasila dan karakter
kebangsaan per 100
penduduk.

program peningkatan peran partai Rasio masyarakat yang


politik dan lembaga pendidikan mendapat pendidikan
8 01 03 melalui pendidikan politik dan politik dan Pengembangan, 100% 100% 693,000,000 100% 862,500,000 100% 60,991,875,000 100% 900,000,000 100% 1,059,605,874 100% 64,506,980,874 Kesbang
pengembangan,etika serta budaya Etika serta budaya politik
politik per 100 penduduk.

program pemberdayaan dan


Persentase pembinaan
8 01 04 pengawasan organisasi 100% 100% 23,000,000 100% 345,000,000 100% 396,750,000 100% 636,371,050 100% 524,701,875 100% 1,925,822,925 Kesbang
terhadap LSM dan Ormas
kemasyarakatan

Rasio masyarakat yang


mendapat pembinaan
program pembinaan dan
peningkatan pengembangan
8 01 05 pengembangan ketahanan 100% 100% 1,020,000,000 100% 2,489,854,000 100% 2,462,582,100 100% 2,561,175,000 100% 349,801,250.00 100% 8,883,412,350 Kesbang
Ketahanan Sosial Budaya
ekonomi, sosial, dan budaya
dan Ekonomi per 100
penduduk.

Persentase pembinaan
program peningkatan
terhadap Aparatur dan
kewaspadaan nasional dan
8 01 06 masyarakat dalam 100% 100% 2,505,000,000 100% 947,646,000 100% 1,089,792,900 100% 1,253,261,835 100% 3,634,469,083.00 100% 9,430,169,818 Kesbang
peningkatan kualitas dan fasilitas
mengantisipasi potensi
penanganan konflik sosial
konflik.

8,334,326,190 8,687,684,345 69,057,126,453 9,990,000,000 10,150,000,000 106,219,136,988


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

Bab ini menyajikan indikator kinerja daerah disusun untuk


memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Indikator Kinerja Utama (IKU)
merupakan indikator kinerja sasaran Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati
Minahasa Utara. Indikator ini menjadi alat ukur untuk mengetahui
ketercapaian visi dan misi RPJMD Tahun 2021-2026.
Selanjutnya indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah dari setiap aspek, fokus menurut bidang urusan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangan.
lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan
dengan mengambil indikator dari Program Perangkat Daerah yang telah
ditetapkan (outcome) atau kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja
daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu
atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan
kegiatan prioritas ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Jangka Panjang Daerah, Rencana Jangka Menengah Daerah
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Penetapan indikator kinerja
daerah dalam RPJMD diformulasikan menjadi 2 kategori yaitu :
1. Indikator kinerja yang bertujuan untuk memberi gambaran
keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil
kepala daerah. Indikator tersebut selanjutnya ditetapkan menjadi
indicator Kinerja Utama (IKU) daerah.

BAB VIII Hal. 1


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

2. Indikator Kinerja yang bertujuan untuk memberi gambaran


keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan urusan dan kewenangan daerah. Indikator tersebut
selanjutnya ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK)
daerah.

Indikator Kinerja Utama Kabupaten Minahasa Utara disajikan


pada Tabel 8.1, sedangkan Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
disajikan pada Tabel 8.2.

8.1 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA


Penetapan Indikator Kinerja Utama Daerah Kabupaten Minahasa Utara
yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut :

BAB VIII Hal. 2


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026
Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Meningkatnya
kualitas SDM
Meningkatk Indeks
pada
an Kualitas Pembangun
Pendidikan Indeks 73,90 73,90 74,30 74,30 74,50 75,00 76,00 76,00
Sumber an Manusia
Peningkatan dasar dan
Daya (IPM)
Kualitas menengah
Manusia
Sumber Daya yang
yang
Manusia menghasilkan
1 beriman,
dengan peserta didik
Berkepribad
menerapkan yang
ian dan Indeks
nilai gotong berkepribadia
Berbudaya Pembangun
royong n dan Indeks 96,42 96,42 96,52 96,62 96,72 96,82 96,92 96,92
melalui an Gender
berbudaya
gotong (IPG)
royong
Meningkatnya
Derajat Prevalensi
% 4,80 7,20 7,20 6,50 5,90 5,00 3,75 3,75
Kesehatan Stunting
Masyarakat
Meningkatnya
kualitas SDM Nilai
di lingkungan evaluasi
ASN yang SAKIP Kategori B B B B BB BB A A
berkepribadia Pemerintah
n dan Daerah
berbudaya

BAB VIII Hal. 3


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Indeks
Reformasi Indeks 47,08 47,08 47,08 47,08 47,08 50 60 60
Birokrasi

Opini BPK
terhadap
laporan Tidak
Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
keuangan Wajar
Pemerintah
Daerah

Tingkat
maturitas
implementas
i Sistem Level 0 1 1 2 2 3 4 4
Pengendalia
n Intern
Pemerintah

Meningkat- Meningkatnya
Mengem- kan manfaat potensi Kontribusi
bangkan ekonomi ekonomi sektor
ekonomi dengan daerah di pariwisata % 8,97% 8,97% 9,27% 11,19% 13,74% 14,87% 16,72% 16,72%
kreatif yang adanya Kawasan terhadap
berbasis Kawasan Ekonomi PAD
2
kearifan Ekonomi Khusus
lokal untuk Khusus Likupang
kesejahtera Likupang Nilai tukar
an nelayan Nilai 107 107 107 109 111 115 115 115
masyarakat (NTN)

BAB VIII Hal. 4


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Produktivitas pertanian perhektar per tahun

51 51 51.51 52.03 52.55 53.07 53.6 53.6


Padi Sawah
Padi
30 30 30.3 30.6 30.91 31.22 31.53 31.53
Ladang
Ton
Jagung 45 45 45.45 45.9 46.36 46.83 47.3 47.3

Presentase
Pertumbuh % 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,06
an Industri
Gini Ratio Angka 0,366 0,366 0,375 0,380 0,385 0,390 0,395 0,395
Mempercepat
pemulihan Tingkat
Meningkat- UMKM Penganggur % 5,01 7,5 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 5,00
kan ekonomi ekonomi an Terbuka
kreatif kreatif dan Tingkat
penyerapan Partisipasi
% 62,44 62,00 62,50 63,00 63,50 64,00 65,00 65,00
tenaga kerja Angkatan
Kerja
Meningkatkan
Meningkat- Pertumbuhan
kan PDRB dari Pertumbuh
% -2,2 6,1-7 6,2-7 6,3-7 6,5-7 6,8-7 7 7
pertumbu- Sektor an Ekonomi
han ekonomi unggulan dan
potensial
Meningkatk Peningkatan Meningkatkan Indeks
an daya kelancaran infastruktur Kinerja
3 % 61,15 61,15 63,15 65,15 67,15 69,15 71,15 71,15
saing konektivitas yang Jaringan
daerah wilayah berkualitas Jalan

BAB VIII Hal. 5


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir
melalui dengan prinsip Panjang
pembangun pembangunan jalan
an berkelanjutan kabupaten
Km 244,6 244,6 252,6 260,6 268,6 276,6 284,6 284,6
infrastruktu dalam
r yang kondisi
berwawasan baik
lingkungan
Rasio
Konektivita
% 0,92 0,92 0,92 0,92 1,02 1,02 1,22 1,22
s
Kabupaten

Meningkatkan
Rasio
ketaatan
rumah Rasio 0,257 0,257 0,257 0,255 0,253 0,251 0,249 0,249
terhadap layak huni
pemanfaat
ruang dan
pemukiman Indeks
dan kualitas Kualitas
Lingkungan Lingkungan Indeks 73 73 75 75 77 77 79 79
Hidup serta Hidup
Migitasi (IKLH)
Bencana

Indeks
Resiko Indeks 119,84 120,50 110,50 110,40 110,10 90,80 90 90
Bencana

BAB VIII Hal. 6


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

Indikator Kondisi Awal Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Sasaran Satuan
Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Akhir

Cakupan
Percepatan
Data dan % 100 100 100 100 100 100 100 100
pemanfaatan Meningkatnya
Informasi
digital Reliabilitas
informasi dan validasi
dan data data disetiap
pelayanan OPD Cakupan
Meningkat- publik jangkauan % 60 60 60 62 65 68 95 95
kan TIK
pemanfaat-
an teknologi
informasi
dan data
4 untuk Indeks
pelayanan Inovasi Indeks 3 10 20 30 40 50 60 60
publik Meningkatnya Daerah
dengan tata pemahaman
Meningkat-
Kelola reformasi
kan
pemerintah birokrasi dan
kecepatan Persentase
yang baik inovasi daerah
dan Tingkat
dalam
ketepatan Waktu
kecepatan dan % 80% 80% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
pelayanan Tanggap
ketepatan
public Kebakaran
pelayanan
± 15 menit
publik

Rasio
penduduk
berKTP per Rasio 0,91 0,91 0,93 0,95 0,97 0,98 0,99 0,99
satuan
penduduk

BAB VIII Hal. 7


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB VIII Hal. 8


Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Minahasa Utara

Kondisi Kinerja
Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/ TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN Kondisi Kinerja
Pada Awal
No. Indikator Kinerja Pembangunan Pada Akhir
Periode RPJMD
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 Periode RPJMD
(Tahun 2021)
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
1 PENDIDIKAN
Tingkat Partisipasi Warga Negara Usia 5-6
Tahun yang berpartisipasi dalam 82,43% 83,80% 85,17% 86,54% 87,91% 89,28% 89,28%
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tingkat Partisipasi Warga Negara Usia 7-
12 Tahun yang berpartisipasi dalam 97,98% 98,48% 98,85% 99,22% 99,59% 99,96% 99,96%
Pendidikan Dasar
Tingkat Partisipasi Warga Negara Usia 13-
15 Tahun yang berpartisipasi dalam 77,63% 78,00% 78,37% 78,74% 79,11% 79,48% 79,48%
Pendidikan Menengah Pertama
Tingkat Partisipasi Warga Negara usia 7-
18 tahun yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah yang 0,13% 0,12% 0,11% 0,10% 0,09% 0,08% 0,08%
berpartisipasi dalam Pendidikan
Kesetaraan
Angka Pendidikan yang ditamatkan SD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/Paket
98,11% 98,48% 98,85% 99,22% 99,59% 99,96% 99,96%
A
Angka Partisipasi Murni (APM)
79,48% 79,85% 80,22% 80,59% 80,96% 81,33% 81,33%
SMP/Paket B
Angka Partisipasi Murni (APM) Paket C 64,20% 64,57% 64,94% 65,31% 65,68% 66,05% 66,05%
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
SD/Paket A
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
SMP/Paket B
Angka Putus Sekolah (APS) SD 0,13% 0,12% 0,11% 0,10% 0,09% 0,08% 0,08%
Angka Putus Sekolah (APS) SMP 0,35% 0,33% 0,31% 0,29% 0,29% 0,25% 0,25%
Angka Kelulusan (AL) SD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka Kelulusan (AL) SMP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka Melanjutkan (AM) dari SD ke SMP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Fasilitas Pendidikan: Sekolah Pendidikan
62,50% 72,92% 78,13% 83,33% 88,54% 93,75% 93,75%
SD Kondisi Bangunan Baik
Fasilitas Pendidikan: Sekolah Pendidikan
62.86% 71,42% 78,57% 85,71% 92,85% 98,57% 98,57%
SMP Kondisi Bangunan Baik
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Usia Sekolah Pendidikan Dasar
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk
68,75% 69,12% 69,49% 69,86% 70,23% 70,60% 100%
Usia Sekolah Pendidikan Menengah
Rasio Guru/Murid Sekolah Pendidikan
65.30% 65,67% 66,04% 66,41% 66,78% 67,15% 70,60%
Dasar
Rasio Guru Terhadap Murid Pendidikan
87.07% 87,44% 87,81% 88,18% 88,55% 88,92% 88,92%
Menengah
Proporsi Murid Kelas 1 yang berhasil
97,50% 97,87% 98,24% 98,61% 98,98% 99,35% 99,35%
menamatkan Sekolah Dasar
Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24
99,63% 99,65% 99,67% 99,70% 99,73% 99,75% 99,75%
Tahun, Perempuan
Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15-24
97,13% 97,50% 97,87% 98,24% 98,61% 98,98% 98,98%
Tahun, Laki-laki
Penduduk yang berusia >15 Tahun Melek
98,38% 98,75% 99,12% 99,49% 99,86% 100% 100%
Huruf (Tidak Buta Aksara)
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 82,81% 83,18% 83,55% 83,92% 84,29% 84,66% 84,66%
Presentase siswa dengan nilai kompetensi
literasi yang memenuhi kompetensi 47,24% 47,39% 50,71% 57,14% 64,29% 70,27% 70,27%
minimum
Presentase siswa dengan nilai kompetensi
numerasi yang memenuhi kompetensi 25,56% 35,71% 42,86% 47,14% 51,43% 57,14% 57,14%
minimum
2 KESEHATAN
Persentase ibu hamil mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu hamil 100 100 100 100 100 100 100
Persentase ibu bersalin mendapatkan
87.3 100 100 100 100 100 100
pelayanan persalinan
Presentase Bayi baru Lahir mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan bayi baru lahir
Cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai
100 100 100 100 100 100 100
standar
Presentase anak usia pendidikan dasar yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai 16.2 100 100 100 100 100 100
standar
Presentase orang uisa 15 - 29 tahun
mendapatkan skrining kesehatan sesuai 91.8 100 100 100 100 100 100
standar
Presentase warga negara usia 60 tahun
keatas mendapatkan skrining kesehatan 36.8 100 100 100 100 100 100
sesuai standar
presentase penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai 98.9 100 100 100 100 100 100
standar
Presentase penderita DM yang mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan sesuai standar
Presentase ODGJ berat yang mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
Presentase orang terduga TBC mendapatkan
56.4 100 100 100 100 100 100
pelayanan TBC sesuai standar
Presentase orang dengan resiko terinfeksi
HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV 53.6 100 100 100 100 100 100
sesuai standar
Persentase RS Rujukan Tingkat
75 100 100 100 100 100 100
Kabupaten/Kota yang terakreditas
Angka usia harapan hidup 71.38 71. 40 71.42 71.45 71. 50 71.53 71.53
Persentase balita gizi buruk 7.8 7.5 7.3 7 6.8 6.5 6.5
Pravelensi balita gizi kurang 7.8 7.5 7.3 7 6.8 6.5 6.5
Angka Kematian Bayi per 1000
2.3 1.7 1.18 0.89 0.59 0.29 0.29
Kelahiran Hidup
Angka kematian neonatal per1000
2.3 1.7 1.18 0.89 0.59 0.29 0.29
kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu per 100.000
108.19 81.44 54.09 27.04 0 0 0
Kelahiran Hidup
Cakupan desa siaga aktif 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan komplikasi kebidanan yang
92 100 100 100 100 100 100
ditangani
Cakupan desa/kelurahan universal child
80 80 80 80 80 80 80
immunization (UCI)
Cakupan Gizi buruk yang mendapat
84 100 100 100 100 100 100
perawatan
Cakupan neonatuz dengan komplikasi
90 100 100 100 100 100 100
yang ditangani
Cakupan komplikasi kebidanan yang
92 100 100 100 100 100 100
ditangani
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 85 90 100 100 100 100 100
bulan keluarga miskin
Persentase ibu hamil yang mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan balita 100 100 100 100 100 100 100

Persentase anak usia pendidikan dasar


yang mendapat pelayanan kesehatan 16.2 100 100 100 100 100 100
sesuai standar
Persentase orang usia 15-59 tahun
mendapatkan skrinning kesehatan sesuai 91.8 100 100 100 100 100 100
standar
Persentase penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan 98.9 100 100 100 100 100 100
sesuai standar

Rasio posyandu balita persatuan balita 5.68 5.68 5.68 5.68 5.68 5.68 5.68

Rasio Puskesmas, poliklinik, Pustu 2.24 2.24 2.24 2.24 2.24 2.24 2.24

Rasio rumah sakit persatuan penduduk 1.96 1.96 2.45 2.45 2.45 2.45 2.45

Rasio dokter per satuan penduduk 1.5 1.5 1.5 1.6 1.6 1.7 1.7

Rasio tenaga medis persatuan penduduk 1.5 1.5 1.5 1.6 1.6 1.7 1.7

Cakupan Puskesmas 110 110 110 110 110 110 110

Persentase Rumah Sakit rujukan tingkat


75 100 100 100 100 100 100
kabupaten yang terakreditasi

Cakupan Pembantu Puskesmas 20.6 20.6 20.6 20.6 20.6 20.6 20.6

Cakupan desa STBM 65 65 70 75 80 85 85

Persentase Puskesmas Terakreditasi 63,6 63,6 72,7 81,8 90,9 100 100

3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Presentase jumlah rumah tangga yang
mendapatkan akses terhadap air minum
melalui SPAM jaringan perpipaan dan
40% 42% 43% 45% 46% 48% 48%
bukan jaringan perpipaan terlindungi
terhadap rumah tangga diseluruh
kabupaten/kota
Persentase jumlah rumah tangga yang
memperoleh layanan pengolahan air 41% 43% 44% 46% 47% 49% 49%
limbah domestik
Rasio luas daerah irigasi kewenangan
kabupaten/kota yang dilayani oleh 76% 78% 79% 81% 82% 85% 85%
jaringan irigasi
Rasio luas kawasan permukiman rawan
banjir yang terlindungi oleh infrastruktur
20% 22% 23% 25% 26% 28% 28%
pengendalian banjir di WS kewenangan
kabupaten/kota
Rasio luas kawasan permukiman
sepanjang pantai rawan abrasi, erosi, dan
akresi yang terlindungi oleh infrastruktur 62% 64% 65% 67% 68% 70% 70%
pengamanan pantai di WS kewenangan
kabupaten/kota
Tingkat kemantapan Jalan
66% 67% 69% 70% 72% 73% 73%
Kabupaten/Kota
Rasio Kepatuhan IMB Kabupaten/kota 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Rasio tenaga operator /teknisi/analisis
0% 5% 6% 7% 8% 9% 9%
yang memiliki sertifikat kompetensi
Rasio proyek yang menjadi kewenangan
pengawasannya tanpa kecelakaan 0% 5% 6% 7% 8% 9% 9%
konstruksi
Persentase Jaringan Irigasi, Rawa Dan
Jaringan Pengairan Lainya Dalam Kondisi 60.23 % 66 % 71 % 77 % 83 % 88 % 88 %
Baik
Persentase Rumah Tangga (RT) berakses
12,50 % 60 % 65 % 70 % 75 % 80 % 80 %
air minum
Persentase Rumah Tangga (RT) berakses
2,5 % 65 % 70 % 75 % 80 % 85 % 85 %
Sistem Air Limbah Skala Komunal

Drainase Dalam Kondisi Baik/


60 % 63 % 66 % 69 % 72 % 75 % 75 %
Pembuangan Aliran Air Tidak Tersumbat
Persentase Masyarakat Miskin Yang
40 % 45 % 50 % 55 % 60 % 65 % 65 %
Terlayani Infrastruktur Dasar
Rasio panjang jalan per jumlah
64 % 66 % 68 % 70 % 72 % 74 % 74 %
kendaraan
Persentase Stakeholder Sektor Jasa
60 % 63 % 66 % 69 % 72 % 75 % 75 %
Konstruksi Yang Memperoleh Pembinaan
Terlayaninya Masyarakat Dalam
20 % 25 % 30 % 35 % 40 % 45 % 45 %
Pengurusan Isin Pemanfaatan Ruang
4 PERUMAHAN RAKYAT
Jumlah Rumah yang berada pada
kawasan rawan bencana dan rencana 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
penanganannya
Jumlah Rumah yang terkena bencana
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
alam
Jumlah RT, KK, dan Jiwa Korban yang
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
rumahnya terkena bencana alam
Jumlah unit Rumah Korban bencana
yang direhabilitasi sesuai dengan rencana 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
aksi
Jumlah Unit Rumah Korban bencana
yang dibangun kembali sesuai dengan 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
rencana aksi
Jumlah unit Rumah Korban bencana
yang dibangun baru/relokasi sesuai 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
dengan rencana aksi
Jumlah unit dan lokasi rumah sewa yang
akan menjadi tempat tinggal sementara 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
korban bencana
Jumlah RT, KK, dan Jiwa Korban
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
bencana yang terfasilitasi
Jumlah luasan dan lokasi pencadangan
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
lahan
Jumlah Rumah Tangga Penerima layanan
yang telah mendapatkan fasilitasi ganti
kerugian aset properti berdasarakan 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
rencana pemenuhan SPM

Jumlah Rumah Tangga penerima


kegiatan layanan yang belum
mendapatkan fasilitasi penggantian hak 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
atas tanah dan atau bangunan
berdasarkan rencana pemenuhan SPM
Jumlah Rumah Tangga penerima
kegiatan layanan yang telah
mendapatkan penyediaan rumah layak
Jumlah Rumah Tangga penerima
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
kegiatan layanan yang telah
mendapatkan penyediaan rumah layak
huni berdasarkan rencana pemenuhan
SPM
Jumlah Rumah Tangga penerima layanan
yang belum mendapatkan penyediaan
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
Rumah layak huni berdasarkan rencana
pemenuhan SPM
Jumlah Luasan (Ha) Kawasan
10% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
Pemukiman Kumuh > 10 - 15 Ha
Jumlah Unit Peningkatan Kualitas RTLH
10% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
Jumlah Luasan (Ha) Penanganan
10% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
Infrastruktur Kawasan Kumuh
Jumlah Pemukiman yang terfasilitasi PSU
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Pengembang yang tersertifikasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Pengembang yang teregistrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Pengembang yang mendapat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penyuluhan atau pelatihan
Rasio Rumah Layak Huni 0.257 0.257 0.255 0.253 0.251 0.249 0.249
Rasio Permukiman Layak Huni 0.10 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.50
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak
97.51 97.51 97.46 97.41 97.35 97.34 97.34
Huni
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak
20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
Huni
Cakupan layanan rumah layak huni yang
10% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
terjangkau
Persentase Permukiman yang tertata 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14
Persentase lingkungan permukiman
0.10 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.50
kumuh
Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan
7.32 7.32 6.49 5.66 4.84 4.02 4.02
Cakupan lingkungan sehat dan aman
33.33 33.33 41.96 50.44 58.77 66.96 6.96
yang didukung dengan PSU
5 KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Persentase gangguan Trantibum yang dapat
10% 20% 30% 40% 50% 60% 60%
diselesaikan
Persentase Perda dan Perkada yang
10% 20% 30% 40% 50% 60% 60%
ditegakkan
Waktu tanggap (response time) penanganan
80% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
kebakaran
Jumlah warga negara yang memperoleh
133,193 133193 133,193 155,392 177,590 199,789 221,988
layanan informasi rawan bencana
Jumlah warga negara yang memperoleh
layanan pencegahan dan kesiapsiagaan 110,994 110,994 110,994 133,193 155,392 177,590 210,889
terhadap bencana
Jumlah warga negara yang memperoleh
layanan penyelamatan dan evakuasi korban 221,988 221,988 221,988 222,188 222,388 222,588 222,788
bencana
Persentase penegakan Perda /jumlah
10% 20% 30% 40% 50% 60% 60%
penegakan Perda
Persentase tingkat penyelesaian
10% 20% 30% 40% 50% 60% 60%
pelanggaran K3
Rasio jumlah polisi pamong praja per
10.63 10.63 10.65 10.68 10.7 10.73 10.73
10.000 penduduk
Cakupan patroli petugas satuan polisi
93% 93% 95% 97% 98% 100% 100%
pamong praja
Rasio jumlah linmas per 10.000
47.2 47.2 47.25 47.3 47.5 47.7 47.7
penduduk
Rasio pos siskamling per jumlah
1 1 2 3 3 3 3
desa/kelurahan
Persentase Tingkat Waktu Tanggap
80% 80% 85% 90% 95% 100% 100%
Kebakaran ± 15 menit
Persentase penyelasaian dokumen Kajian
Risiko Bencana (KRB) sampai dengan - - 100% - - - 100%
dinyatakan sah/legal,
Persentase jumlah penduduk dikawasan
rawan bencana yang memperoleh
60% 60% 60% 70% 80% 90% 100%
informasi rawan bencana sesuai jenis
bencana,
Persentase penyelesaian dokumen
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) - - - 100% - - 100%
sampai dinyatakan sah/legal,
Persentase jumlah warga negara yang
50% 50% 60% 70% 80% 95% 95%
ikut pelatihan
Persentase jumlah aparatur dan warga
50% 50% 60% 70% 80% 95% 95%
Negara yang ikut pelatihan
Persentase penyelesaian Rencana
- - - - 100% - 100%
Kontijensi sampai dinyatakan sah/legal,
Persentase warga Negara yang mendapat
layanan PUSDALOPS penanggulangan
bencana dan sarana prasarana 50% 50% 60% 70% 80% 95% 95%
penanggulangan
bencana,
Persentase warga Negara yang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapatkan peralatan perlindungan diri
Persentase kecepatan respon kurang dari
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
24 jam untuk setiap status KLB
Persentase kecepatan respon kurang dari
24 jam untuk setiap status darurat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
bencana,
Persentase jumlah petugas yang aktif
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dalam penanganan darurat bencana,
Persentase jumlah korban berhasil dicari,
ditolong dan dievakuasi terhadap 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kejadian bencana.
6 SOSIAL
Persentase (%) penyandang disabilitas
terlantar, anak terlantar, lanjut usia
terlantar dangelandangan pengemis yang 10% 10% 15% 15% 15% 15% 15%
terpenuhi kebutuhan dasarnya diluar
panti (Indikator SPM)
Persentase korban bencana alam dan
sosial yang terpenuhi kebutuhan
70% 71% 80.50% 80.50% 80.50% 80.50% 80.50%
dasarnya pada saat dan setelah tanggap
darurat bencana daerah kabupaten/kota
Persentase penyandang disabilitas
terlantar, anak terlantar, lanjut usia
terlantar dan gelandangan pengemis yang 15% 15% 20% 20% 20% 20% 20%
terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar
panti
Jumlah BumDes dan Kube FM yang di
50% 60% 60% 60% 60% 60% 60%
latih dan mendapat bantuan
Jumlah Kader Pembangunan Manusia
(KPM) yang di bina melalui Rakor utk 10 Kecamatan 10 Kecamatan 10 Kecamatan 10 Kecamatan 10 Kecamatan 10 Kecamatan 10 Kecamatan
penanganan Stunting
Sinkronisasi keakuratan data identifikasi
60% 70% 70% 70% 70% 70% 70%
kependudukan penerima manfaat
Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50%
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
7 TENAGA KERJA
Persentase kegiatan yang dilaksanakan yang
40% 60% 70% 80% 90% 100% 100%
mengacu ke rencana tenaga kerja
Persentase tenaga kerja bersertifikat
20% 50% 60% 70% 80% 90% 90%
kompetensi
Tingkat Produktivitas Tenaga kerja 50% 60% 65% 69% 70% 74% 75%
Persentase Perusahaan yang menerapkan
tata kelola kerja yang layak (PP/PKB,LKS
60% 65% 75% 80% 85% 90% 90%
Bipartit, Struktur skala upah, dan terdaftar
peserta BPJS Ketenagakerjaan).
Persentase Tenaga kerja yang ditempatkan
(dalam dan luar negeri) melalui mekanisme
38% 45% 55% 65% 75% 85% 85%
layanan antar kerja dalam wilayah
kabupaten/kota
Jumlah Tenaga Kerja yang mendapat
40 Org 80 Org 100 Org 120 Org 140 Org 160 Org 160 Org
Pelatihan Berbasis Kompetensi
8 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Persentase ARG pada belanja langsung APBD
5 10 10 15 15 15 15
Persentase anak korban kekerasan yang
ditangani instansi terkait kabupaten 100 100 100 100 100 100 100
Rasio kekerasan terhadap perempuan,
termasuk TPPO (per 100,000) penduduk
perempuan) 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah lembaga pemerintah yang dilatih
0 0 25 30 50 70 70
PUG
Persentase partisipasi perempuan di
67 70 70 70 70 70 70
lembaga pemerintah
Proporsi kursi yang diduduki perempuan
10.13 10.13 10.13 10.13 20 20 20
di DPR

Partisipasi perempuan di lembaga swasta 48 48 50 52 52 52 52


Rasio KDRT 0 0 0 0 0 0 0
Persentase korban kekerasan anak yang
100 100 100 100 100 100 100
terlayani
9 PANGAN
Persentase ketersiadaan pangan (tersedianya
85% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
cadangan beras/jagung sesuai kebutuhan)
Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan 90.02% 90.02% 90.02% 90.02% 90.02% 90.02% 90.02%
Penguatan Cadangan Pangan 132 ton 132 ton 132 ton 132 ton 132 ton 132 ton 132 ton
Persentase daerah rentan rawan pangan 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
10 PERTANAHAN

11 LINGKUNGAN HIDUP
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
73 75 75 77 77 79 79
Kabupaten / Kota
Terlaksananya pengelolaan sampah diwilayah
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
kabupaten/kota
Ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap izin lingkungan, izin PPLH
75% 80% 90% 100% 100% 100% 100%
dan PUU LH yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota
Tersusunnya RPPLH Kabupaten Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Terintegrasi RPPLH dalam rencana
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
pembangunan kabupaten
Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
tingkat Daerah
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Air 80 80 80 80 80 80 80
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Udara 87 87 87.5 88 88,5 89 89
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas
39 39 39.2 39.5 39.7 40 40
Tutupan Lahan
Pembinaan dan Pengawasan terkait
ketaatan penanggung jawab usaha dan
atau
75% 80% 90% 100% 100% 100% 100%
kegiatan yang diawasi ketaatannya
terhadap izin
lingkungan dan/atau
Pengaduan masyarakat terkait izin
lingkungan
dan/atau persetujuan lingkungan serta
izin
pengelolaan lingkungan, izin PPLH dan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PUU LH
yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten, Lokasi usaha dan
dampaknya di daerah kabupaten
Timbulan sampah yang ditangani 73% 72% 71% 70% 70% 70% 70%
Persentase Cakupan area Pelayanan 23% 45% 60% 90% 100% 100% 100%
Persentase jumlah sampah yang
55% 57% 60% 65% 70% 75% 75%
tertangani
Nilai TPA Nilai TPA Nilai TPA Nilai TPA Nilai TPA Nilai TPA Nilai TPA
Opersional TPA/TPST/SPA di Kabupaten
> 71 > 71 > 71 > 71 > 71 > 71 > 71
12 ADMINISTRASI KEPENDUDUDKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Perekaman KTP Elektronik 90% 91% 92% 93% 95% 100% 100%
Persentase anak usia 01-7 tahun kurang
50% 0% 70% 80% 90% 99% 99%
1(satu) hari yang memiliki KIA
Kepemilikan akta kelahiran 98% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah OPD yang telah memanfaatkan data
kependudukan berdasarkan perjanjian 0 1 2 3 4 5 5
kerjasama
Rasio penduduk berKTP per satuan
0.91 0.93 0.95 0.97 0.98 0.99 0.99
penduduk
Rasio bayi berakte kelahiran 0.66 0.75 0.85 0.86 0.87 0.9 0.9
Rasio pasangan berakte nikah 0.33 0.55 0.65 0.75 0.85 0.9 0.9
Ketersediaan database kependudukan
ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
skala provinsi
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH SUDAH
Cakupan penerbitan Kartu Tanda
22,233 23,000 23,100 23,500 23,600 23,800 23,800
Penduduk (KTP)
Cakupan penerbitan akta kelahiran 9,892 10,100 10,110 10,121 10,325 10,376 10,376
13 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Persentase pengentasan desa tertinggal 20% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
persentase peningkatan status desa
20% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
mandiri
Terpantaunya, Termonitoring dan
70% 75% 75% 80% 80% 80% 80%
terevaluasinya dana Desa, ADD,TAD
Tersedianya Profil Desa 50% 70% 70% 70% 70% 80% 80%
Terbentuknya Bumdes di setiap desa 50% 75% 85% 90% 90% 90% 90%
14 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Laju pertumbuhanpenduduk (LPP) 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.01 2.01
Total Fertility Rate (TFR) 2.07 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.03
Rata –rata jumlah anak per keluarga 2.07 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.03
Angka kelahiran remaja (perempuan usia
15-19) per 1000 perempuan usia 15-19 42 36 34 33 32 31 31
tahun (ASFR 15-19)
Angka Pemakian kontrasepsi (CPR) bagi 63.63% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00% 85.00%
Cakupan PUS yang inginber – KB
4.39% 4.30% 4.20% 4.00% 3.80% 3.50% 3.50%
tidakterpenuhi(Unmet need )
persentasepenggunaanKontrasepsi
70% 72% 75% 78% 80% 85% 85%
jangka Panjang (MKJP)
Cakupan anggota kelompok kegiatan
60% 65% 70.00% 75% 80% 85% 85%
yang ber KB
Cakupan PUS Peserta KB anggota Usaha 60% 65% 70.00% 75% 80% 85% 85%
Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber KB
60% 65% 70.00% 75% 80% 85% 85%
Mandiri
15 PERHUBUNGAN
Persentase angkutan umum dalam
40% 40% 40% 50% 60% 75% 75%
kondisi layak
Persentase Terminal angkutan dalam
70% 70% 70% 70% 73% 75% 75%
kondisi layak
Rasio ijin trayek 0,14 % 0,14 % 0,14 % 0,14 % 0,14 % 0,14 % 0,14 %
Rasio Konektivitas Kabupaten/Kota 0,92% 0,92% 0,92% 1,02% 1,02% 1,22% 1,22%
Kinerja Lalu Lintas Kabupaten/Kota 65% 65% 68% 68% 72% 72% 72%
16 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Persentase Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang terhubung dengan akses internet 10 100 100 100 100 100 100
yang disediakan oleh dinas Kominfo
Persentase Layanan publik yang
diselenggarakan secara online dan 10 75 100 100 100 100 100
terintegrasi
Persentase masyarakat yang menjadi sasaran
penyebaran informasi publik, mengetahui
80 100 100 100 100 100 100
kebijakan dan program prioritas pemerintah
dan pemerintah daerah Kabupaten/kota
Cakupan jangkauan TIK 60 75 85 100 100 100 100
Perangkat Daerah dan Unit Kerja yang
50 80 100 100 100 100 100
mengimplementasikan IT
Data informasi dan statistik daerah yang
100 100 100 100 100 100 100
terpublikasikan dengan baik
17 KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
Meningkatnya koperasi yang berkualitas 50% 55% 60% 65% 70% 75% 75%
Meningkatnya Usaha Mikro yang menjadi
35% 45% 55% 65% 75% 85% 85%
wirausaha
Jumlah koperasi yang memperoleh
10 Koperasi 10 Koperasi 20 Koperasi 30 Koperasi 40 Koperasi 50 Koperasi 50 Koperasi
penguatan Modal
Tersedianya data UMKM yang akurat
40 UMKM 80 UMKM 100 UMKM 140 UMKM 160 UMKM 180 UMKM 180 UMKM
untuk di berdayakan
18 PENANAMAN MODAL
Persentase peningkatan investasi di
kabupaten/kota 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Nilai realisasi investasi berskala nasional
1250M 1312M 1378M 1447M 1519M 1595M 1595M
PMA dan PMDN
Jumlah Investor beskala nasional PMA
23 23 24 25 26 27 27
dan PMDN
Persentase Izin Usaha yang diterbitkan
95% 95% 95% 96% 96% 97% 97%
sesuai standar dan tepat waktu
Persentase Pengendalian Pelaku Usaha
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang ditindaklanjuti
Persentase Data dan Sistem Informasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penanaman Modal yang dikelola
19 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan
10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
ekonomi mandiri
Tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi
kepemudaan dan organisasi sosial 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
kemasyarakatan
Peningkatan prestasi olahraga 10 10 50 15 55 20 20
Jumlah club olahraga 5 5 5 5 5 5 5
Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 1 1
Cakupan pembinaan olahraga 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Cakupan pelatih yang bersertifikat 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Gelanggang/balai remaja (selain milik
- - 1 buah - - 1 buah 1 buah
swasta)
Cakupan pembinaan atlet muda 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah atlet berprestasi 20 orang 20 orang 70 orang 20 orang 70 orang 30 orang 30 orang
20 STATISTIK
Persentase Organisasi perangkat daerah
(OPD) yang menggunakan data statistik
60 100 100 100 100 100 100
dalam menyusun perencanaan pembangunan
daerah
Persentase OPD yang menggunakan data
statistik dalam melakukan evaluasi 60 100 100 100 100 100 100
pembangunan daerah
21 PERSANDIAN
Pengamanan Informasi Daerah 100 100 100 100 100 100 100
Tingkat keamanan informasi pemerintah 100 100 100 100 100 100 100
22 KEBUDAYAAN
Terlestarikannya cagar budaya 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1312 Buah 1312 Buah 1312 Buah 1350 Buah 1400 Buah 1400 Buah 1400 Buah
Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan
Jumlah Grup Yang Aktif Menyajikan
89 group 70 group 80 group 90 group 100group 110 group 110 group
Budaya Lokal
23 PERPUSTAKAAN
Nilai tingkat kegemaran membaca
61.99% 61.99% 71.99% 81.99% 91.99% 100% 100%
masyarakat
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat 75% 75% 80% 85% 90% 100% 100%
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per
1500 Pengunjung 1500 Pengunjung 1800 Pengunjung 2300 Pengunjung 3000 Pengunjung 3800 Pengunjung 3800 Pengunjung
Tahun
Koleksi Buku yang Tersedia di
700 Buku 700 Buku 800 Buku 900 Buku 1000 Buku 1100 Buku 1100 Buku
Perpustakaan Daerah
Rasio Perpustakaan Penduduk 0 0 0.67 0.63 0.59
Jumlah Rata-rata Pengunjung
900 Orang 900 Orang 1100 Orang 1400 Orang 1800 Orang 2400 Orang 2400 Orang
Perpustakaan/tahun
Jumlah Koleksi Judul Buku
900 Buku 900 Buku 1000 Buku 1100 Buku 1200 Buku 1700 Buku 1700 Buku
Perpustakaan
Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis, dan
1 1 2 3 4 5 5
Penilai yang Memiliki Sertifikat
24 KEARSIPAN

Tingkat ketersediaan arsip sebagai bahan


akuntabilitas kinerja alat bukti yang sah
75% 75% 80% 85% 90% 100% 100%
dan pertanggungjawaban nasional pasal
40 dan pasal 59 undang-undang nomor
43 tahun 2009 tentang kearsipan

Tingkat keberadaan dan keutuhan arsip


sebagai bahan pertanggungjawaban
setiap aspek kehidupan berbangsa dan
75% 75% 80% 85% 90% 100% 100%
bernegara untuk kepentingan negara,
pemerintahan , pelayanan public dan
kesejahteraan rakyat
Persentase Perangkat Daerah yang
75% 75% 80% 85% 90% 100% 100%
Megelola Arsip Secara Baku
75% 75% 80% 85% 90% 100% 100%
Peningkatan SDM Pengelolah Kearsipan
URUSAN PILIHAN
25 KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jumlah Total Produksi Perikanan 100 100 100 100 100 100 100
(Tangkap dan Budidaya) (sumber data (334.260,20) (334.260,20) (340.945,40) (347.764,31) (354.719,60) (361.813,98) (361.813,98)
KKP)
Persentase pencapaian produksi
100 (26.045,3 1) 100 (26.045,3 1) 100 (26.305,7 6) 100 (26.568,8 2) 100 (26.834,5 1) 100 (27.102,8 5) 100 (27.102,8 5)
perikanan tangkap (Ton)
Persentase pencapaian produksi
100 (334.260, 20) 100 (334.260, 20) 100 (340.945, 40) 100 (347.764, 31) 100 (354.719, 60) 100 (361.813, 98) 100 (361.813, 98)
perikanan budidaya (Ton)
Jumlah produksi benih ikan (juta ekor) 26 26 26,5 27 27,5 28 28
Nilai tukar nelayan (NTN) 107 107 109 111 115 115 115
Nilai tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 112 112 115 117 119 119 119
Persentase pencapaian produksi hasil
100 (350) 100 (350) 100 (353) 100 (356) 100 (359) 100 (362) 100 (362)
olahan perikanan (ton)
Persentase capaian konsumsi ikan
100 (66,48) 100 (66,48) 100 (66,87) 100 (67,27) 100 (67,68) 100 (68,08) 100 (68,08)
perkapita (kg)
26 PARIWISATA
Persentase pertumbuhan jumlah
12194 orang 62.96% 70.26% 84.77% 123.36% 159.73% 159.73%
wisatawan mancanegara perkebangsaan
Persentase peningkatan perjalanan
wisatawan nusantara yang datang ke 15379 orang 95.91% 122.63% 143.64% 308.11% 409.32% 409.32%
kabupaten/kota
Tingkat hunian akomodasi 39.19% 45.14% 47.87% 51.46% 54.93% 58.52% 9 lokasi
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
8.97 9.27 11.19 13.74 14.87 16.72 16.72
PAD
Persentase Pertumbuhan Jumlah
12194 62.96% 70.26% 84.77% 123.36% 159.73% 159.73%
Wisatawan Mancanegara
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara
27,573 50,000 55,000 60,000 90,000 110,000 110,000
dan Mancanegara
27 PERTANIAN
Produktivitas pertanian per hektar per tahun:
Padi Sawah 51 51.51 52.03 52.55 53.07 53.6 53.6
Padi Ladang 30 30.3 30.6 30.91 31.22 31.53 31.53
Jagung 45 45.45 45.9 46.36 46.83 47.3 47.3
Persentase Penurunan kejadian dan
84 5 5 5 5 5 59
jumlah kasus penyakit hewan menular
Meningkatnya Kontribusi sektor
Pertanian terhadap PDRB 22.85 23.31 23.77 24.25 24.73 25.23 25.23
Cakupan bina kelompok tani 6.75 7.09 7.44 7.81 8.20 8.61 8.61
Sarana pertanian yang diberikan 2,500 2,625 2,756 2,894 3,039 3,191 3,191
Prasarana pertanian yang diberikan dan digunakan:
Panjang Jalan Produksi Pertanian Yang
0.9 1.1 1.3 1.6 1.9 2.2 2.24
Terbangun (Km)
Jaringan Irigasi Pertanian Yang
0 1 2 3 4 5 5
Terbangun (Unit)
Pembangunan Sumber-sumber air (unit) 1 2 3 4 5 6 6
Pengembangan Balai Perbenihan /
- - 1 - 1 - -
Perbibitan (Unit)
Pengembangan Unit Pengolahan Jasa
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Alsintan (UPJA) (Unit)
Penerbitan izin usaha/Rekomen dasi
2 2 3 3 4 4 4
pertanian
Presentase prasarana yang digunakan 80 80 80 80 80 80 80
Meningkatnya Presentase jumlah usulan
izin usaha/Rekomen dasi pertanian di 50 50 50 50 50 50 50
Kabupaten Minahasa Utara
Meningkatnya Presentase fasilitasi
75 75 80 85 90 95 95
penanggulangan bencana
28 KEHUTANAN

29 ENERGI SUMBER DAYA MINERAL


Presentasi perusahaan pemanfaatan
panas bumi yang memiliki izin di - 1% 1% 1% 1% 1% 1%
kabupaten/kota
30 PERDAGANGAN
Jumlah rekomendasi/perizinan yang
dikeluarkan 136 140 144 148 152 156 156
Persentase kinerja realisasi pupuk 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase alat – alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya (UTTP) 123036 123036 129187 135646 142428 149549 149549
bertanda tera sah yang berlaku
Nilai Ekspor bersih (USD) 19.050.000 19.050.000 19.627.353 20,608.91 21.639.411 22.721.413 22.721.413
Cakupan bina kelompok pedagang
- - 1,1% 1,38% 1,67% 1,94% 1,94%
/usaha informal
31 PERINDUSTRIAN
pertambahan jumlah industri kecil dan
menengah di provinsi 0.06 0.08 0.09 0.10 0.11 0.12 0.12
Persentase pencapaian sasaran
pembangunan insdustri termasuk indikator
pembangunan industri dalam RIPIN yang
ditetapkan dalam RPIP 0 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.06
Persentase jumlah hasil pemantauandan
pengawasan dengan jumlah izin usaha
industri (IUI) kecil dan Industri menengah
yang dikeluarkan oleh instansi terkait 1% 1.5% 1.5% 1.5% 1.5% 1.5% 1.5%
Persentase jumlah hasil pemantuan dan
pengawasan dengan jumlah izin perluasan
industri (IPUI) kecil dan industri menengah
yang dikeluarkan oleh instansi terkait 0.1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Persentase jumlah hasil pemantuan dan
pengawasan dengan jumlah izin usaha
kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan
kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di
daerah kabupaten/kota 0.1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Tersedianya informasi industri secara lengkap
dan terkini 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.05 0.05
Presentase Kontribusi Sektor Industri 0,33 0,33 0,43 0,53 0,63 0,73 0,73
Presentase Pertumbuhan Industri 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,06
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin 0,08 0,08 0,09 0,10 0,12 0,14 0,14
32 TRANSMINGRASI
FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
33 PERENCANAAN DAN KEUANGAN
Rasio belanja pegawai diluar guru dan
16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7%
guru tenaga kesehatan
Rasio PAD 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7%
Rasio Belanja Urusan Pemerintahan
16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7%
Umum (dikurangi transfer expenditures)
Opini Laporan Keuangan WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Persentase Konsistensi dan sinergi antar
dokumen perencanaan pembangunan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
34 PENGAWASAN
Tingkat Maturitas Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) Pemerintah
Kabupaten Perangkat Daerah yang
meningkat Level 1 Level 1 Level 2 Level 2 Level 3 Level 4 Level 4
peningkatan Kapabilitas APIP yang
meningkat Level 2 Level 2 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3
35 PENGADAAN
Persentase jumlah total proyek
konstruksi yang di bawah ke tahun
0 3.03% 4.54% 6.06% 7.57% 7.57% 7.57%
berikutnya yang ditandatangani pada
kuartal pertama
Persentase jumlah pengadaan yang
11.11% 13.03% 14.55% 16.75% 17.81% 18.25% 18.25%
dilakukan dengan metode kompetitif
Rasio nilai belanja yang dilakukan
42.93% 43.57% 45.75% 47.07% 48.51% 50.23% 50.23%
melalui pengadaan
36 KEPEGAWAIAN
Rasio pegawai pendidikan tinggi dan
menengah/dasar (% ) (ASN tidak termasuk 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
guru dan tenaga kesehatan)
Rasio pegawai fungsional (% ) (ASN tidak
4.23% 12.48% 16.33% 24% 32% 39.43% 39.43%
termasuk guru dan tenaga kesehatan)
Rasio Jabatan Fungsional bersertifikat
kompetensi (% ) (PNS tidak termasuk guru 43.60% 61.81% 100% 100% 100% 100% 100%
dan tenaga kesehatan)
Jumlah Aparatur yang mendapatkan
40 40 50 65 65 50 50
Piagam Satyalancana Karya Satya
Presentasi Administrasi Kepegawaian
85 85 85 90 90 90 90
yang diselesaikan tepat waktu
Persentase kepuasan pegawai terhadap
85 85 90 90 90 90 90
kualitas layanan BKPP
Prosentasi Penerapan. Pelayanan
100 100 100 100 100 100 100
Kepegawain berbasis Elektronik
37 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Jumlah ASN yang mengikuti Tugas
4 4 4 4 4 4 4
Belajar
Jumlah ASN yang mengikuti Diklat
44 44 44 42 42 42 42
Struktural
Jumlah ASN yang mengikuti Diklat
20 20 20 20 20 20 20
Fungsional
Jumlah Calon ASN yang mengikuti Diklat
443 443 400 400 450 450 450
Prajabatan
38 MANAJEMEN KEUANGAN
Defiasi realisasi belanja terhadap belanja
25% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
total dalam APBD
Deviasi realisasi PAD terhadap anggaran
25% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
PAD dalam APBD
Jumlah Dokumen Manajemen Aset 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok
Rasio anggaran sisa terhadap total belaja
25% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
dalam APBD tahun sebelumnya
39 TRASPARANSI DAN PARTISIPASI PUBLIK
Persentase pelaksanaan tugas dan fungsi
DPRD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Nilai LPPD Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Persentase pemanfaatan hasil
kelitbangan 20% 30% 40% 50% 50% 60% 60%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021 - 2026

BAB IX
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


memiliki peran strategis dalam pembangunan sebuah daerah. RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program
perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Dokumen RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara menjadi pedoman bagi penyusunan
dokumen perencanaan lainnya dan dilaksanakan secara konsisten.
9.1. Kaidah Pelaksanaan
Dokumen RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026
merupakan panduan bagi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara serta
pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pembangunan 5 (lima)
tahun ke depan. Oleh karena itu, konsistensi, kerjasama, transparansi
dan inovasi, serta rasa tanggung jawab tinggi diperlukan guna
pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMD dengan
kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Utara berkewajiban untuk
melaksanakan program-program yang terdapat dalam RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 dengan
berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta
masyarakat termasuk dunia usaha.
2. Bupati dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan
daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-2026 dengan
mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah.
3. Dalam rangka menjamin tercapainya target indikator kinerja
daerah dalam RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2021-
2026 diperlukan langkah-langkah optimalisasi pelaksanaan
BAB IX Hal. 1

Anda mungkin juga menyukai