Anda di halaman 1dari 1

Membangun Budaya Risiko

Prinsip ketujuh ISO 31000:2018 menyatakan bahwa perilaku manusia dan budaya
memengaruhi secara signifikan semua aspek manajemen risiko pada setiap
tingkatan organisasi. Untuk mempertajam pengertian budaya perusahaan secara
khusus terhadap bagaimana kemampuannya secara bersama dalam mengelola
risiko. Perlu dijelaskan pengertian beberapa istilah berikut:

 Risk attitude adalah sikap yang dipilih oleh seseorang atau kelompok
terhadap risiko sebagai akibat dari pesepsi terhadap risiko atau sikap
awal yang dimiliki.
 Risk behaviour adalah perilaku yang tampak terkait risiko, misalnya
pengambilan keputusan berbasis risiko, komunikasi tentang risiko, dan
melaksanakan proses manajemen risiko.
 Risk culture adalah nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan dan
pemahaman tentang risiko yang dianut oleh sekelompok orang yang
mempunyai tujuan sama, khususnya pemimpin dan karyawan sebuah
organisasi atau perusahaan.

Dari uraian diatas maka penting sekali untuk menetapkan risk attitude bagaimana
yang diinginkan organisasi dan mengetahui apa saja yang dapat membentuk risk
attitude tersebut sehingga akan diperoleh budaya risiko yang positif.

Risk attitude yang diinginkan untuk membentuk budaya risiko adalah sikap yang
memandang bahwa manajemen risiko menjadi kewajiban semua orang untuk
menerapkannya maka akan memberikan kepastian yang wajar dalam pencapaian
sasaran kerja. Attitude semacam ini akan mendorong perilaku untuk sadar risiko dan
siap menangani potensi risiko yang mengancam pencapaian sasaran, atau
sebaliknya siap mengambil peluang yang mempercepat pencapaian sasaran.
Secara kumulatif, perilaku ini akan menimbulkan budaya risiko yang positif bagi
perusahaan.

Dari uraian beberapa literatur, dapat dirumuskan beberapa faktor yang dapat
memengaruhi pembentukan sikap terhadap risiko, antara lain:

 Keyakinan dan kesadaran terhadap manajemen risiko, keyakinan ini


diperoleh dari pemahaman dan kompetensi yang memadai mengenai
manajemen risiko dan manfaatnya dalam lingkup pekerjaan.
 Adanya kepemimpinan risiko dari pimpinan perusahaan yang siap
memberikan support untuk penerapan manajemen risiko dan menjadikan
dirinya sebagai panutan penerapan manajemen risiko dalam perilakunya
sehari-hari.
 Lingkungan penerapan manajemen risiko yang inklusif dan melibatkan
semua pihak yang terkait secara baik dan kooperatif. Ini dapat dicapai
melalui praktik kepemimpinan risiko yang efektif.
 Pengalaman penerapan manajemen risiko sebelumnya perlu
mendapat perhatian khusus sehingga tidak mengulang pengalaman
buruk dimasa lalu.

Anda mungkin juga menyukai