Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

POLITIK GENDER

MEMBUAT OPINI TENTANG PEREMPUAN DALAM POLITIK

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD ICHBAL ALI

C1E1 19 049

KELAS A

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
MEMBUAT OPINI TENTANG PEREMPUAN DALAM POLITIK

Pendapat atau opini (bahasa Inggris: opinion) adalah sebuah gagasan atau pikiran
untuk menerangkan preferensi atau kecenderungan tertentu terhadap ideologi dan
perspektif yang memiliki sifat tidak objektif. Pendapat merupakan tanggapan terhadap
rangsangan yang disusun melalui interpretasi personal. Maka dari itu, pandangan atau
penilaian dalam pendapat tidak didukung oleh fakta atau pengetahuan positif.
Pendapat berbentuk pernyataan tidak meyakinkan dan sering digunakan dalam
berbagai hal subjektif yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Hal itu terjadi karena
pendapat dipengaruhi oleh pemikiran, perspektif, perasaan, sikap, pengalaman,
keinginan, keyakinan, nilai, dan pemahaman seseorang tanpa bukti konkret..

Politik merupakan sarana yang paling elegan dalam meraih atau mendapatkan
suatu kekuasaan. Kebijakan kebijakan yang ada dalam suatu negara merupakan produk
politik yang digunakan oleh sekelompok orang, dalam hal ini adalah pemerintah, untuk
mempengaruhi atau merubah suatu tatanan kehidupan masyarakat. Misalnya kebijakan
untuk menaikkan harga bahan bakar miyak, menaikkan harga bahan pokok makanan,
menaikkan tarif dasar listrik, menaikkan pajak kendaran bermotor, merubah kurikulum
pendidikan, dan lain sebagainya.(Rahman,2018).

Kesadaran politik perempuan di Indonesia sejak Kongres Perempuan Pertama


yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1928. Dalam bentuk partisipasi yang
nyata terhadap kesadaran politik dan penggunaan hak politik perempuan terlihat
dalam Pemilu tahun 1995, di mana mereka mempunyai hak memilih dan dipilih. Hak
antara laki-laki dengan hak perempuan punya pengakuan yang sama dalam kehidupan
berbangsa di Indonesia dan diakui secara tegas. Pengakuan tersebut telah dibuat
landasan hukum dan perjanjian berbagai konvensi yang menjamin hak berpolitik
mereka (Mukarom, 2008:257). Pancasila sebagai ideologi terbuka memberikan
kesempatan untuk semua warga negara untuk terus menerus mengembangkannya
melalui konsesus-konsesus nasional (Sudharmono, 1995).

Partisipasi perempuan dalam lembaga legislatif sangatlah rendah, jika dilihat dari
populasi, wanita cenderung lebih banyak dari pada penduduk laki-laki, rendahnya
partisipasiini disebabkan oleh psikologis, ekonomi, politik, sosial, dan budaya, juga
yang terpilih ini tidak memiliki kompeten untuk memperjuangkan kesetaraan gender
dalam kebijakan (Oktaviani Adhi Suciptaningsih, 2011:69). Partisipasi perempuan dalam
politik sangat terbatas, itu karena budaya patriarki dalam pemerintahan maupun
swasta. Kriminalisasi politik, korupsi dan pelecehan seksual yang meluas dan
memperkuat patriarki. Bahkan masyarakat patriarki menganggap bahwa perempuan
sebagai objek pelecehan seksual (Saputra,dkk., 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, A. 2018. Konsep Dasar Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 44-51.

Saputra, H. A., Mutiarin, D., & Nurmandi, A. 2020. Analisis Wacana: Partisipasi
Perempuan dalam Politik di Indonesia Tahun 2018-2019. MUWAZAH: Jurnal Kajian
Gender, 12(1), 89-110.

Anda mungkin juga menyukai