Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

ISU-ISU SOSIAL POLITIK KONTEMPORER

“ISU GENDER PELUANG DAN TANTANGAN”

Oleh Kelompok 5:

Ita Irmala 3506200204


Kholidin Nuryasir 3506200187
Nisa Nur Hakikiah 3506200205
Yosep Gunawan 3506200115

KELAS JK SEMESTER 7

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GALUH

TAHUN 2023
Isu Gender Sebagai Peluang
Gender merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan secara sosial, mengacu pada unsur
emosional, kejiwaan dan sosialnya.
Isu gender merupakan permasalahan yang terjadi karena adanya kesenjangan atau ketimpangan
gender yang berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu pihak (perempuan atau laki-
laki). Ketimpangan gender merupakan suatu keadaan dimana adanya perlakuan / tindakan tidak
adil pada jenis kelamin tertentu. Faktor Penyebab ketimpangan gender:
1. Pelabelan sifat-sifat tertentu
2. Pemiskinan ekonomi terhadap perempuan
3. Subordinasi pada salah satu jenis kelamin yaitu perlakuan menomorduakan perempuan
4. Tindak kekerasan terhadap perempuan
5. Budaya patriarkhi yang berkembang di masyarakat (distribusi kekuasaan yang
mengutamakan laki-laki)
Contoh ketimpangan gender dalam bidang politik, adanya pandangan bahwa politik itu keras,
penuh debat, serta memerlukan pemikiran yang cerdas yang mengasumsikan bahwa perempuan
kurang dalam kemampuan tersebut sehingga munculah ketimpangan gender pada perempuan.
Permasalahan ketimpangan gender tersebut dapat diselesaikan dengan kesetaraan gender dan
keadilan gender.
Adapun strategi untuk mencapai suatu kesetaraan gender dan keadilan gender termuat dalam
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan
Nasional:
1. Keadilan Gender
Keadilan gender merupakan suatu perlakuan yang adil bagi perempuan dan laki-laki
melalui proses pemberhentian hambatan-hambatan aktualisasi bagi semua pihak yang
disebabkan oleh jenis kelamin .
2. Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender merupakan persamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan dalam
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar dapat berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial,budaya, pertahanan dan keamanan.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi manusia. Hak untuk hidup secara
terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup. Tidak hanya
diperuntukkan bagi para laki-laki, pada hakikatnya perempuan pun mempunyai hak yang
sama.
Contoh kesetaraan gender dalam bidang politik yaitu dengan tuntutan harus adanya
keterlibatan perempuan dalam setiap partai politik.
Landasan hukum tentang kesetaraan gender dan keadilan gender diatur dalam :
• Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
• Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958 Tentang Persetujuan Konvensi Hak-hak Politik
Perempuan
• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi PBB Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 Tentang Hak AsasiManusia
Dengan adanya keadilan gender dan kesetaraan gender dapat digunakan sebagai peluang agar
politik lebih maju lagi dengan melibatkan gender dengan semestinya tanpa adanya ketimpangan
gender yang justru dapat memperlambat kemajuan politik.
Isu Gender Sebagai Tantangan
Isu gender yang menjadikan terjadinya ketimpangan gender merupakan suatu tantangan yang
harus dihadapi. Cara menyikapi isu gender dengan upaya merespon isu kesetaraan gender dengan
cara :
• Memperjuangkan keseimbangan gender (menghapus ketimpangan gender)
• Menguntungkan kedua gender
• Memberikan kesempatan yang sama pada kedua gender
• Menegakkan keadilan bagi kedua gender
Tantangan dalam isu gender dapat dihadapi dengan upaya Mewujudkan Kesetaraaan Dan Keadilan
Gender Di Bidang Politik dengan cara :
1. Peningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
Partai Politik harus melakukan pendidikan politik dan juga Rekrutmen politik dalam proses
pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan
dan keadilan gender.
2. Peningkatkan keterwakilan dalam posisi strategis pada kekuasaan.
Keterwakilan perempuan yang masih kurang dalam bidang politik yang harus ditingkatkan.
3. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
Partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan di Legislatif sangat penting.
Pasal 69 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, menyatakan bahwa fungsi DPR ada 3
(tiga) yaitu: legislasi, anggaran dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka
representasi rakyat. Karena partisipasi dan keterwakilan perempuan masih minim, masih
banyak produk legislasi, anggaran dan pengawasan belum berperspektif Gender. Adanya
partisipasi dan keterwakilan perempuan baik secara kuantitatif (minimum 30%) dan
kualitas yang baik tentu akan menghasilkan parlemen yang memperlihatkan kesetaraan dan
keadilan gender.

Anda mungkin juga menyukai