Anda di halaman 1dari 3

MASALAH INEQUALITY

A. Pendahulan

Dalam demokrasi, konsep inequality (ketidaksamaan) merupakan masalah tersendiri.


Inquality muncul dari penerapan konsep demokrasi yang didasarkan pada prinsip kebebasan
individu (individual liberalism) dan persamaan (equality) bagi setiap individu untuk
mendapatkan hak-hak politik dan ekonomi yang dilindungi oleh negara (state). Inequality
muncul dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai dampak dari diterapkannya kedua prinsip
tersebut. Masalah inequality semakin mengemukakan dalam negara demokrasi disebabkan
oleh persamaan kesempatan (equality of opportunity) bagi setiap warga negara untuk
berkompetisi (competition) dalam memperoleh hak-hak politik dan ekonomi dalam kehidupan
sosial. Kompetisi ini kemudian menjadi hukum alam (natural law) yang menghasilkan
pemenang (winner) diantara yang kalah (losers). Prinsip ini dalam demokrasi dikenal dengan
the survival of the fittest , manusia bebas menentukan tindakannya demi keuntungan
individu.

B. Masalah Inequality

Masalah inequality yang disebabkan oleh prinsip equality dalam demokrasi berpusat pada
masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya. Masalah yang ditimbulkan dari praktik
demokrasi liberal, baik di negara maju maupun negara berkembang merupakan permasalahan
sosial, seperti ketidakadilan (injustice), kemiskinan (poverty), keterbelakangan
(undevelopment), kebodohan (uneducated), dan pengangguran (unemployment). Prinsip
demokrasi yang didasarkan pada kebebasan, individualisme, dan persamaan secara konsep
mudah untuk dipahami. Sekalipun demikian,dalam praktiknya, prinsip-prinsip demokrasi ini
telah menimbulkan ketidaksamaaan ekonomi, politik dan sosial.

1. Inequality dalam Penguasaan Media Massa dan kebebasan Pers

Dalam praktiknya, demokrasi liberal yang banyak dianut oleh negara di dunia menimbulkan
masalah inequality dalam masyarakat yang egalitarian. Michael Parenti menjelaskan konsep
inequality dominasi media massa. Dalam negara demokratis, baik media elektronik maupun
cetak bertujuan memberikan kesempaatan yang sama bagi setiap individu dalam memperoleh
akses informasi. Sekalipun demikian, media massa telah menjadi bias kepentingan yang
mengarah pada inequality. Menurut Parenti, konsep inequality dalam media massa, merujuk
pada penguasaan media massa demi kepentingan kelas tertentu. Media massa menjadi arena
perebutan kekuasaan antara pemilik, produser, para top eksekutif, editor, dan perusahaan
pemasang iklan. Pengaruh media dalam memberitakan isi pemberitahuan merupakan titik
permasalahan dalam

C. Masalah Gender dalam Demokrasi

Anne Philips mengkritisi masalah gender dalam demokrasi liberal. Menurut Anne, masalah
inequality dalam gender adalah perempuan yang memiliki mayoritas suara (majority vote)
yang tidak sesuai dengan apa seharusnya mereka wakilkan dalam parlemeen. Konsep gender
dalam pandangan Anne adalah perempuan harus memiliki keterwakilan politik dalam setiap
proses pembuatan kebijakan Negara. Artinya, keterwakilan perempuan dalam parlemen dan
lembaga-lembaga Negara lain sangat menentukan nasib perempuan dalam mengartikulasikan
kepentingan. Anne berpendapat bahwa masalah inequality perempuan merupakan isu-isu yang
menyangkut hak-hak politik dan ekonomi perempuan yang sama dengan laki-laki.

Phillips membuktikan bahwa politik tersebut tidak hanya ada dalam pemerintahan, tetapi
juga ada di setiap segmen kehidupan masyarakat, mengingat bahwa pemerintah ( dengan politinya)
melakukan segala pengaturan dalam kehidupan masyarakat. Dengan mendemokratisasikan segala
aspek dalam kehidupan, sebuah demokrasi yang tergenderisasi dapat diperoleh.

Dalam konsep genderisasi demokrasi mengandung arti bahwa sudah saatnya perempuan
dan laki-laki duduk bersama dengan kedudukan yang sama. Perempuan merupakan mitra laki-laki
sehingga mindset bahwa perempuan subordinasi laki-laki harus dihilangkan. Dengan prinsip one
person one vote, perempuan dapat disejajarkan dengan laki-laki tanpa menghilangkan sifat alami
perempuan.

Dengan permasalahan ini, politik gender menegaskan kasus yang seringkelasterjadi dalam
hubungannya dengan kelas, yaitu kesetaraan yang dapat dengan mudah dikombinasikan dengan
hak-hak sistematis dan tidak dapat cukup untuk berdiri sendiri. Dalam feminisme, ada perluasan
sehingga mencapai lingkar rumah tangga dan keluarga. Pemisahan buruh domestik
berkonsekuensi langsung dengan sifat dan tingkat keterlibatan politik. Oleh karena itu, seharusnya
dianggap sebagai perhatian politik dan bukan hanya perhatian sosial.

Pendekatan tergenderisasi terhadap demokrasi menekankan keseteraan domestic sebagai


bagian dari upaya untuk menyeimbangkan beban politik seseorang. Hal ini menjadi tolok ukur
terhadap apa yang telah dicapai oleh demokrasi. Akan tetapi, hal ini tidak menjadi satu-satunya
tolok ukur. Contohnya, sebuah masyarakat yang telah mengikis pemisahan seksual dalam buruh,
tetapi tidak seorang pun mendapatkan hak untuk memilih. Sangat eksentrik untuk melihat hal ini
sebagai sesuatu yang demokratis daripada sebuah masyarakat yang menjadikan pemilu sebagai
norma. Akan tetapi, sepanjang pemisahan buruh antara perempuan dan laki-laki masih menjadi
konsenkuensi politik, pemisahan ini harus menjadi bagian dari perdebatan politik. Salah satu
kontribusi paling dasar yang diberikan feminism terhadap pemikiran kita tentang demokrasi adalah
mengangkat tirai yang ada di lingkar-lingkar swasta atau pribadi.

Anda mungkin juga menyukai