Anda di halaman 1dari 3

Nama : Matius Chanri Simanullang

NIM : 210510053
Kelas : III A

Hari Minggu Biasa XXIX (I-A)

Berdoa Bersama Bunda Maria

Sebelum menjelaskannya, penting terlebih dahulu memahami posisi Maria dalam


Gereja Katolik. Ajaran Gereja tentang kedudukan dan peran Santa Maria dalam iman Gereja
terdapat dalam Lumen Gentium Bab VIII, No. 52-69. Gereja berbicara mengenai Santa
Maria, Bunda Yesus, Bunda Allah, dan Bunda Gereja serta kedudukan dan peranannya dalam
tata keselamatan Kristus bagi dunia. Maria tidak hanya melahirkan raga Yesus tetapi juga
menghadirkan sisi keilahianNya. Dengan melahirkan Yesus, Maria berpartisipasi dalam
karya keselamatan Allah. Dengan demikian Maria memiliki kedudukan yang istimewa.
Keistimewaan tersebut diperoleh dalam hubungannya dengan Yesus. Maria akan kehilangan
arti jika dipisakan dari misteri Yesus.

1. Kedudukan dan Peranan Maria


Inti permenungan Gereja tentangnya, sesungguhnya hanya dikaji dari dua titik yakni:
pertama, kedudukan dan fungsi Maria dalam tata keselamatan Putranya, Yesus Kristus.
Kedua, kedudukan dan fungsi Maria di dalam misteri Gereja.
a. Kedudukan dan Peranan Maria dalam Tata Keselamatan Yesus Kristus
Maria sangat penting dalam gereja karena dia bersatu dan tidak terpisahkan dari
Yesus, putranya. Walapaun demikian kedudukan Maria tidak sama dengan kedudukan dan
peranan Yesus Kristus. Serta tidak disamakan dengan kedudukan dan peran umat beriman.
Hanya Yesus Kristus yang memiliki kedudukan dan fungsi sebagai “Pengantara Tunggal dan
Universal” antara Alah dan manusia. Hubungan antara Allah dan manusia, manusia dengan
Allah hanya dibangun melalui Yesus Kristus. Peran Bunda Maria bagi seluruh umat manusia
tidak dapat menyurutkan kedudukan dan peranan Yesus Kristus sebagai pengantara tunggal
antara Allah dan manusia, tetapi justru menyingkapkan dan meneguhkannya (Lumen
Gentium 60). Peranan Maria bagi manusia terkandung di dalam jasa Yesus Putranya,
melampaui peran malaikat dan umat beriman.
b. Kedudukan dan Peranan Santa Maria dalam Gereja
Maria menjadi pola atau teladan unggul-istimewa Gereja dalam persekutuan mesra
dengan Kristus, terutama dalam iman, cinta kasih dan harapan. Keunggulan Bunda Maria
terletak pada imannya. Dengan kekuatan imannya, Bunda Maria mengajarkan seluruh umat
manusia bagaimana seharusnya berziarah menuju Allah. Bunda Maria menghadapi semua
peristiwa hidupnya yang penuh misteri dengan iman dan harapan yang kokoh kepada
ALLAH. Pikiran dan hatinya hanya terarah kepada Allah dan dia taat setuhnya kepada
kehendak Allah. Model iman Maria dalam perjalanan menuju Allah inilah yang dibutuhkan
oleh semua manusia beriman.

2. Prinsip-Prinsip Fundamental Mariologi


Untuk memahami Maria dan pernannya dalam karya keselamatan dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Diantara semua itu ada dua unsur yang paling menonjol
2.1 Unsur Obyektif
Maria senantiasa dikaitkan dengan misteri Kristus. Maria memperoleh privilege
karena hubungan dengan Yesus Kristus. Gelar Maria sebagai Bunda Allah pertama-tama
adalah untuk mendukung Kealahan Yesus. Yesus adalah manusia, tetapi Ia bukan manusia
biasa. Yesus dikandung dan dilahirkan dari Roh Kudus. Tanpa hubungan dengan Yesus,
Maria akan kehilangan makna. Artinya gelar dan keistimewaan Maria diperoleh berkat
hubungannya dengan Yesus. Berdasarkan unsur objektif ini ditetapkan dokma Maria Bunda
Allah dan Maria Perawan. Sesungguhnya dokma Maria adalah Perawan adalah konsekuensi
logis dari Gelar Maria sebagai Bunda Allah. Gelar Maria yang lain bersumber dari Maria
Bunda Allah.
2.2 Unsur Subjektif
Prinsip yang paling hakiki adalah iman Maria, terutama dalam derap hidup dan
perjalanan, personalnya dalam mengikuti Yesus Kristus dan posisi internalnya dalam
komunitas keselamatan, yaitu Gereja dan martabatnya dalam iman Gereja universal (sensus
fidelium). Prinsip-prinsip subyektif ini berakar pada pewahyuan obyektif dalam Kitab Suci.
Berdasarkan unsur subjektif ini, Gereja menetapkan Dogma “Maria Dikandung tanpa Noda”
dan “Maria Diangkat ke Surga”.

3. Penutup dan Kesimpulan


Menurut Dokumen Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, Maria adalah salah satu
anggota Gereja. Artinya, dalam arti tertentu posisi Maria dalam Gereja sama seperti kita.
Maria adalah salah satu dari antara kita. Namun Maria bukanlah anggota gereja yang biasa. Ia
adalah bunda sekaligus murid yang paling kudus dan setia. Maria adalah satu-satunya
manusia yang ada bersama Yesus sejak awal sampai akhir hidupnNya. Khususnya ketika
mengalami penderitaan, sengsara, dan wafat di Yerusalem, hanya Marilah murid yang setia
ada bersama Yesus. Maria adalah anggota Gereja yang paling kudus. Berkat kekudusan dan
kesetiaan hidupnya, Maria diangkat menjadi model bagi Gereja. Artinya iman dan hidup
Maria dijadikan sebagai teladan untuk mengasihi dan menginami Kristus.
Maka dalam berdoa, sikap kita terhadap bunda Maria seharusnya, “berdoa bersama
Bunda Maria”. Bukan berdoa kepada atau melalui perantaraan Bunda Maria. Patut kita ingat
bahwa dalam berdoa Rosario, tujuan kita yang utama bukanlah Maria tetapi Yesus. Yesuslah
yang kita hadirkan dalam doa itu. Namun dalam rangka berdoa itu, kita mengajak Bunda
Maria sebagai Ibu dan Murid yang sangat dikasihi oleh Yesus. Dengannya kita berharap doa-
doa yang kita mohonkan kepada Allah lebih berkenan kepadaNya. Kita tidak berdoa kepada
Bunda Maria, karena Allah adalah satu-satunya tujuan doa setiap orang kristen. Sedangkan
Maria adalah manusia biasa dan salah satu anggota gereja seperti kita. Yesuslah yang menjadi
satu-satunya perantara doa kita.

Mappu, 22 Oktober 2023


Mengetahui,
Ketua Dewan Stasi Frater

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai