Anda di halaman 1dari 18

MARIA SEBAGAI PERANTARA KARYA ALLAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama

Dosen : Dr. Ir. Yuni Mogot, M.si, CPR

Disusun oleh:

Marius M.L Rahayaan 10219018

Maria Lasmaria 21119139

Michelle Kezia 41818041

Paskalis Daniel Tonalou 51917126

Vooza Hastuti 10419001

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya. Kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan karya tulis ini. Dengan
judul Maria Sebagai Perantara Karya Allah. Tidak lupa, kami mengucapkan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyusunan karya tulis
ini. Karena bantuan dari semua pihak kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan
karya tulis ini. ini. Semoga rahmat dan berkat Tuhan selalu menyertai kita semua.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Agama pada
semester empat tahun ajaran 2019/2020. Judul yang diajukan dalam pembuatan karya tulis ini
adalah “Maria Sebagai Perantara Karya Allah”.

Kami menyadari bahwa selama penulisan dan penyusunan ini berlangsung. Tidak
terlepas dari bantuan dari para pembimbing, narasumber, dan rekan-rekan. Maka pada
kesempatan yang baik ini kami ingin mengucapkan rasa terimakasih dan hormat kami
kepada:

I. Dr. Ir. Yuni Mogot, M.si, CPR selaku dosen pengajar mata kuliah Agama yang telah
memberi bimbingan dan menyampaikan materi terkait “Bunda Maria dan Karya
Allah” kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Karena hal tersebut,
selama pembuataan karya tulis ini kami selalu menerima kritik dan saran dari para
pembimbing kami. Demi hasil karya tulis yang baik. Kami berharap karya tulis ini dapat
berguna sebagai contoh untuk pembuatan karya tulis selanjutnya. Kami juga berharap karya
tulis ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan bertanggungjawab bagi mahasiswa –
mahasiswi maupun masyarakat. Sekian.

Bandung,2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam agama Katolik terdapat dua sosok yang sering disebutkan yaitu Yesus Kristus
dan Bunda Maria. Bunda Maria dikenal sebagai ibu dari Yesus Kristus, Sang Jurus Selamat.
Selain itu, Bunda Maria juga bisa disebut sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja. Bunda
Maria dikatakan salah satu orang kudus yang di pilih Bapa sebagai perantara melahirkan
Yesus Kristus ke dunia. Selanjutnya, Bunda Maria pun disebut sebagai ibu dari segala
kehidupan.

Allah memilih Bunda Maria untuk menjadi ibu Tuhan (Theotokos); karenanya, ia
dipersiapkan secara khusus, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Ia
tetap perawan (Dogma 1854). Oleh rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala
noda dosa, ia hidup tanpa cela. Keterpilihannya menjadi Ibu Tuhan membuka kembali pintu
surga yang telah ditutup karena dosa Hawa. Ia adalah Hawa baru, ibu dari semua yang hidup,
sebagaimana Kristus adalah Adam baru. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan
kehendak Allah menjadikan dia sangat berkenan di hadapan Allah. Ia adalah makhluk yang
paling sempurna dari semua ciptaan.

Bunda Maria menjadi sosok yang begitu di hormati dalam ajaran agama Katolik.
Karena peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda
pengantara kita. Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri
Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari Perawan Maria. Bunda
Maria dapat dikatakan sebagai salah satu contoh nyata dan ideal dari sabda Tuhan,
“Terjadilah kepadaku menurut kehendak-Mu" (Luk. 1:38).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran Bunda Maria dalam Karya Keselamatan Allah?
2. Apa peran Bunda Maria dalam Gereja Katolik dan Umat Katolik?
3. Bagaimana pandangan terhadap devosi Maria dalam Gereja Katolik?
1.3 Tujuan Pembuataan Karya Tulis
1. Memahami sosok Bunda Maria lebih baik.
2. Memahami peran Bunda Maria dalam Karya Keselamatan Allah dan Gereja
Katolik.
3. Memahami devosi Maria dan manfaatnya.
4. Memenuhi tugas di mata kuliah Agama Katolik.

1.4 Manfaat Pembuataan Karya Tulis


Mampu memahami ajaran Agama Katolik dengan baik dan meluruskan
pandangan-pandangan yang rancu. Harapannya pemahaman yang sudah ada dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari diantara ragam agama yang ada di
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

Kepengantaraan Bunda Maria

Adapun peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan
atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan
kekuatannya. Sebab segala pengaruh Santa Perawan yang menyelamatkan manusia tidak
berasal dari suatu keharusan obyektif, melainkan dari kebaikan ilahi, pun dari kelimpahan
pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung dari
padanya, dan menimba segala kekuatannya dari padanya. Pengaruh itu sama sekali tidak
merintangi persatuan langsung kaum beriman dengan Kristus, melainkan justru
mendukungnya.

Marilah kita mempunyai perantara khusus dan luar biasa, berdasarkan ”penuh
rahmat”nya, yang dinyatakan dalam kesediaan sempurna ”hamba Tuhan”. Sebagai tanggapan
atas kesediaan batin Bunda-Nya, Yesus Kristus menyiapkannya menjadi ”ibu dalam tata
rahmat” bagi semua bangsa. Hal ini dinyatakan, paling tidak secara tidak langsung, oleh
kutipan tertentu para Sinoptik (bdk. Luk 11: 28; 8: 20 – 21; Mrk. 3: 32 – 35; Mat. 12: 47 –
50) dan lebih lagi Injil Yohanes (bdk. 2: 1 – 12; 19: 25 – 27) .

Seperti kita ketahui bersama, setelah kebangkitan dan kenaikan ke Sorga, Bunda Maria
bersama para rasul memasuki kembali Ruang Perjamuan Malam Terakhir untuk menantikan
Pentekosta. ”Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan
beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Kis 1: 14).
Dalam peristiwa tersebut Bunda Maria sebagai hamba Tuhan yang merasa seperti para murid
yang lain, ditinggalkan oleh Putranya sebagai ibu di tengah Gereja yang baru tumbuh.
Dengan itu mulailah terjalin ikatan khusus antara Bunda Maria dengan Gereja. Bunda Maria
menterjemahkan dengan sikap dan perbuatan, kata-kata Yesus kepada Yohanes sebagai wakil
orang-orang yang dicintai Yesus, ”Inilah ibumu”. Gereja perdana merupakan buah Salib dan
Kebangkitan Yesus, Putranya. Bunda Maria yang sejak awal telah memberikan diri seluruh
hidupnya kepada karya Yesus, maka ketika dia ditinggalkan oleh Yesus dengan wafat dan
kenaikan-Nya ke sorga, Bunda Maria mencurahkan kepada Gereja sebagai ibu. ”Setelah
kepergian Putranya, keibuan Maria tetap tinggal dalam Gereja sebagai pengantara: menjadi
penengah bagi semua anaknya, Bunda membantu dalam karya penyelamatan Sang Putra,
Penebus dunia”..kepengantaraan Bunda Maria dalam Konstitusi Dogmatis yang antara lain
disebutkan sebagai berikut: ”Sesudah diangkat ke surga ia tidak meninggalkan peran yang
membawa keselataman itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus menerus
memperoleh bagi kita kurnia-kurnia yang menghantar kepada keselamatan kekal. Dengan
cinta kasih keibuannya ia memperhatikan saudara-saudara Putranya, yang masih dalam
pejiarahan dan menghadapi bahaya-bahaya serta kesukaran-kesukaran, sampai mereka
mencapai tanah air yang penuh kebahagiaan. Oleh karena itu dalam Gereja Santa Perawan
disapa dengan gelar Pembela, Pembantu, Penolong, Pengantara. Akan tetapi itu diartikan
sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi pun menambah martabat serta daya guna
Kristus satu-satunya Pengantara”.

Peran Bunda Maria di dalam Karya Keselamatan Manusia

Kehadiran Bunda Maria dalam hidup keberimanan umat manusia, memposisikan


peranannya sama dengan Yesus Kristus sebagai orang kudus yang agung. Bunda Maria
disejajarkan dengan Yesus Karena keistimewaannya dalam karya penyelamatan dunia.
Jasanya sangat diperhitungkan oleh Gereja karena melalui dia, Yesus Kristus lahir ke dunia
sebagai pembaharu dan penggenapan janji Allah. Sebagi Bunda Allah, Maria juga diangkat
oleh Gereja sebagai Bunda Gereja, Bunda semua bangsa, Bunda penolong sejati, dan Bunda
yang paling memahami setiap persoalan hidup.

Keistimewaan Bunda Maria menjadi sorotan Gereja Katolik untuk lebih


mengenalkan sosok wanita yang tahan uji dalam segala persoalan hidup. Maria menjadi
inspirasi Gereja untuk membantu umat dalam penghayatan iman terutama dalam hidup
sehari-hari. Perjuangan Gereja ini telah diusahakan sejak Gereja mulai menempatkan Bunda
Maria sebagai Bunda Gereja, yang dilatarbelakangi oleh Kitab Suci dan tradisi umat
perdana..
 Keibuan Maria nyata terungkap dalam Injil terutama dalam Injil Lukas 2:6-7. Hal ini
untuk menangkis serangan aliran Gnosticisme dan Docetisme yang mengatakan bahwa
kelahiran Yesus Kristus hanyalah penampilan luar saja dan bukan sesuatu yang nyata. Tetapi
para Bapa Gereja mempertahankan bahwa keibuan Maria adalah sesuatu yang nyata dan
kelahiran Yesus Kristus adalah kelahiran yang benar sehingga Maria adalah benar-benar ibu
Yesus.

Ketaatan (iman) Maria tampak dalam persetujuannya akan kabar gembira yang
dibawa oleh Malaikat Gabriel. Ketaatannya itu menggambarkan bahwa karya penyelamatan
akan terlaksana. Hal ini sangat bertentangan dengan ketidaktaatan Hawa yang mendatangkan
kematian, sedangkan ketaatan Maria memberikan kehidupan yang terlaksana dalam karya
penyelamatan umat manusia melalui Yesus Kristus.

Keperawanan Bunda Maria menjadi semakin membingungkan karena walaupun


telah melahirkan Sang Penyelamat namun tetap perawan. Hal ini membuat para Bapa Gereja
merumuskan atau meluruskan kebingungan itu. Keperawanan Bunda Maria ini dititik
beratkan pada peranan Roh Kudus pada saat Maria mengandung. (Bdk Luk 1:26-38),
Antitesis Maria – Hawa menampilkan kesejajaran antara Maria dengan Hawa. Maria
menampilkan ketaatan yang mendatangkan kehidupan hingga sekarang sedangkan Hawa
mengakibatkan kematian dan dosa manusia. Dimana Hawalah yang pertama memakan buah
dari pohon terlarang di taman Eden akibat rayuan iblis dalam rupa ular. Namun itu
dipatahkan oleh Maria dengan dilambangkan Maria menginjak seekor ular sebagai ungkapan
kalahnya dosa oleh kebaikan dan ketulusan Maria.

Hubungan Bunda Maria dengan Gereja bertitiktolak pada peristiwa dalam Kisah para
Rasul dimana Maria berdoa bersama para Rasul sehingga, pada masa sekarang peranan
Bunda Maria sebagai pengantara doa semakin tampak jelas dan menjadi sesuatu yang amat
penting. Maria akhirnya dianggap sebagai contoh teladan Gereja karena keperawanan, iman,
ketaatan dan kesuciannya. Gereja juga menilai bahwa peristiwa Roh Kudus turun atas para
Rasul diyakini karena peran serta Bunda Maria yang memohonkan rahmat Roh Kudus itu
terlaksana dalam diri para Rasul, sebagai penerusan karya penggembalaan Yesus Kristus.
Ialah menghormati Maria sebagai Bunda Allah secara pantas, peran serta dan bantuan
Santa Perawan Maria dalam tata keselamatan dan karya penebus Allah bagi dunia yang
dilaksanakan oleh Yesus. Peran santa perawan Maria bagi Gereja adalah bahwa Maria
sebagai pembela dan penolong dan pengantara kita, penghormatan kita kepada Maria karena
Maria adalah model Gereja, contoh dan teladan bagi umat Allah.

Menuju Yesus melalu Bunda Maria

Menuju Yesus melalui bunda Maria adalah istilah yang sering kita dengar. Namun
sudahkah kita menghayati pepatah ini dan menjadikannya sebagai semboyan hidup sendiri ?
Barangkali proses pemahaman tentang hal ini akan memakan waktu sepanjang hidup kita,dan
semoga hai demi hari Tuhan menambahkan kita pemahaman yang semakin mendalam.

Pemahaman tentang ajaran Gereja Katholik tentang Bunda Maria tidak terlepas
dari apa yang di paparkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,yang juga diteruskan
dalam Tradisi Suci, yang dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Peran Bunda Maria telah digambarkan secara samar-samar


dalam kitab perjanjian lama.
2. Peran Bunda Maria di sampaikan secara eksplisit dalam kitab
suci terutama dalam injil.
3. Peran Bunda Maria kemudian banyak disampaikan oleh tradisi
suci ,yaitu dari ajaran yang disampaikan oleh para Bapa Gereja
dan yang di lestarikan juga dengan liturgy suci.
Pandangan terhadap devosi Maria dalam Gereja Katolik

tiga dasar dari devosi Maria, yaitu: Keterlibatan aktif Maria dalam misteri Kristus;
Kesucian dan keluhuran tertinggi Maria; dan Maria dimuliakan. Devosi Maria dapat diartikan
sebagai sebuah bentuk penghormatan secara khusus kepada Maria Bunda Yesus dalam
bentuk doa-doa, sikap dan prilaku serta ekspresi tertentu sebagai penyerahan diri dan
kepercayaan kepada Tuhan. Perlu kita ketahui bersama bahwa devosi kepada Bunda Maria
dan ibadat sekitar Ibunda Yesus merupakan perkembangan dan kelanjutan, dari devosi
kepada para martir. Setelah agama Kristen maenjadi agama resmi melalui Edict Konstantinus
di tahun 333, zaman para martir sudah tidak lagi. Sebab itu, gagasan para martir mulai
dirohanikan, bukan hanya mereka yang sudah mati demi membela Kristus yang serupa
dengan-Nya, tetapi mereka yang hidup demi Kristus dan menjadi serupa dengan-Nya akan
menjadi sahabat-Nya dan menjadi orang kudus. Maka sejak abad ke-4, orang kudus dan
bukan lagi martir mulai dihormati. Ibu/Bunda Yesus pun dipandang sebagai orang kudus,
martir secara ‘rohani’. Umat mulai menghormati Maria dan berdoa kepadanya. Doa pertama
yang ditujukan kepada Maria adalah Santa Maria Bunda Allah.

Pada tahun 431 Konsili Efesus memberikan gelar resmi Bunda Allah kepada
Maria, sehingga semangat umat berdevosi kepada Maria semakin berkobar.Sejak abad ke-
17 dan sepanjang abad pertengahan, devosi kepada Maria semakin pesat
perkembangannya dan tak terkendali. Devosi rakyat/umat ini mempengaruhi ibadat secara
resmi dan pesta-pesta Maria pun bertambah terus-menerus.
BAB III

ANALISIS :

Peran bunda maria di dalam karya keselamatan manusia begitu besar, maria adalah
sosok yang sangat terkenal dalam kehidupan spiritual umat Kristiani. Maria dikenal sebagai
Bunda dari Tuhan Yesus. Injil Sinoptik juga menyebutkan Maria dalam kisah kehidupan
Yesus Kristus. Dan, dalam perkembangannya, sosok Maria mendapat tempat yang istimewa
dalam kehidupan beriman umat Katolik. Banyak orang menggali inspirasi-inspirasi dengan
merenungkan kehidupan Maria yang ada dalam Kitab Suci.

Tidak semua Gereja memandang peran Maria. Ada berbagai pandangan mirip.
Namun, untuk melihat itu lebih jauh, pembahasan tentang Maria tidak bisa dilepaskan dari
hubungan Maria dengan Sang Putra, Yesus Kristus. Kedudukan Yesus Kristus memberikan
dampak besar kepada Maria dan pandangan Gereja terhadap Maria sendiri.

Maria tentunya mempunyai keterkaitan yang erat dengan Allah itu sendiri sehingga ia
layak untuk disebut “Maria Bunda Allah” yang pada dasarnya sendiri telah tertulis dalam
alkitab ( Luk 1:35 ) yang berbunyi “jawab malaikat itu kepadanya: roh kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang kau
lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” .

Santa perawan maria dikandung tanpa noda yang memberi sumbangsih kepada
doktrin perantaraan bunda maria. Memang benar bahwa karya penebusan kita bergantung
langsung kepada pribadi kedua dari Allah, Yesus Kristus. Dengan darah-Nya Dia
mendamaikan kita dengan Bapa, yang dengannya Dia melunasi dosa Adam dan
mengaruniakan kita rahmat pengudusan, berbagai rahmat pembantu dan hak untuk masuk
surga, namun Pribadi Ketiga dari Tritunggal Mahakudus juga berpartisipasi dalam karya ini
karena Dia mengubah jiwa-jiwa manusia menjadi bait Allah lewat kuasa penebusan yang
diraih Kristus, dan Dia membuat kita menjadi anak-anak angkat Allah dan pewaris dari
Kerajaan Surga, sesuai dengan kata-kata St. Paulus, sama seperti Yesus menjadi Allah-
Manusia untuk mengungkapkan kasih-Nya yang besar kepada kita, demikian juga Pribadi
Ilahi Ketiga, Allah-Kasih, berkeinginan untuk menunjukkan mediasi-Nya bersama Bapa dan
Putera dalam citra yang terlihat. Bahwa gambar ini adalah Hati Tak Bernoda Perawan Maria
jelas dari ucapan para kudus, terutama orang-orang yang menjunjung Bunda Maria sebagai
Mempelai Roh Kudus.

Roh Kudus tidak menghasilkan buah dalam Tuhan, yaitu, tidak ada pribadi ilahi yang berasal
darinya. Tapi Dia menjadi berbuah melalui Bunda Maria yang telah diambil-Nya menjadi
mempelai-Nya. Dengan Bunda Maria dan didalam diri Bunda Maria dan melalui Bunda
Maria Dia menghasilkan karya teragungnya, penjelmaan Sabda: "Roh Kudus akan turun
atasmu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaungimu" (Luk 1:35). Namun, ini tidak boleh
dipahami bahwa Perawan Terberkati telah membawa keberhasilan kepada Roh Kudus.
Sebagai Allah, Dia pasti sudah memiliki buah ini sama seperti yang dimiliki Bapa dan Putera,
meskipun Dia tidak mengungkapkannya dengan tindakan karena tidak ada Pribadi Ilahi yang
datang darinya. Melainkan hal itu harus dipahami dalam pengertian bahwa Roh Kudus telah
memilih untuk mewujudkan keberhasilannya dengan perantara Bunda Maria, yang tentu
sesungguhnya tidak secara mutlak dibutuhkan-Nya, dengan menghasilkan sifat manusiawi
Kristus melalui Bunda Maria dan bersama Bunda Maria.

Bahkan setelah kematian Kristus, Roh Kudus menyelesaikan segala sesuatu yang ada dalam
diri kita melalui Bunda Maria. Karena sabda Sang Pencipta diucapkan kepada ular berkenaan
dengan Immaculata: "Dia akan menghancurkan kepalamu" (Kej 3:15), sesuai dengan ajaran
para teolog, untuk dipahami tanpa batasan waktu.

Pekerjaan untuk membentuk anggota baru yang ditakdirkan bagi Tubuh Mistik Kristus adalah
milik Roh Kudus. Tapi seperti Beato Louis Grignion tunjukkan, pekerjaan ini dilakukan
bersama Bunda Maria, dalam Bunda Maria dan melalui Bunda Maria.

Roh Kudus dan Bunda Maria memungkinkan kita mengenal Kristus kita sampai pada
kesimpulan ini, yaitu bahwa Roh Kudus bertindak melalui Bunda Maria, oleh teks-teks kitab
Suci dan kata-kata para kudus, yang menjadi penerjemah terbaik dari Kitab Suci: "Dan Aku
akan minta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Roh kebenaran (Yoh 14:16-17). Sang Penolong,
Roh Kudus, bagaimanapun, yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajari kamu segala hal dan membawa kedalam pikiranmu semua yang telah Aku katakan
kepadamu (Yoh 14:26), namun Ketika Roh Kebenaran akandatang, dia akan mengajari kamu
semua kebenaran... Dia akan memuliakan Aku (Yoh 6:13-14).
Meskipun Gereja telah memberikan penghormatan yang sedemikian besar kepada St.
Perawan Maria atas peran-perannya selama hidup di dunia, namun ada sebagian orang yang
masih mempertanyakan posisi dan perannya dalam karya keselamatan Allah. Memang patut
diakui, nama St. Maria muncul lebih sedikit dibandingkan Yesus atau murid-murid lainnya,
namun hal tersebut tak bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan perannya dalam karya
pengajaran Sang Anak.

Seperti yang pernah ditulis sebelumnya dalam artikel-artikel sebelumnya, sejarah hidup
Bunda Maria tidak tertulis secara lengkap di dalam Kitab Suci, apalagi mengenai
kelahirannya. Hal-hal yang diketahui tentang kelahiran Bunda Maria ditemukan dalam kitab
Proto-Injil Yakobus, sebuah kitab apokrif yang telah ada antara tahun 100 hingga 200 M.
Kitab ini memberikan informasi detil mengenai kelahiran Bunda Maria, ditulis mulai dari bab
ke-5 kitab tersebut. Namun sebenarnya, kita tak perlu repot-repot untuk mencari sejarah
Bunda Maria hingga harus membaca kitab aprokif.

Kelahiran dan karya Bunda Maria di atas bumi ini sejatinya sudah bisa ditemukan di dalam
Alkitab. Bahkan kehadirannya sudah tertulis di dalam kitab Kejadian, saat Allah mengutuk si
ular. "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan
meremukkan tumitnya," sabda Allah seperti tertulis di ( Kejadian 3:15 ).

Secara singkat, sabda tersebut digenapi oleh Yesus, dimana Ia mengorbankan diri-Nya di
kayu salib untuk menebus dosa manusia, tetapi di saat yang bersamaan kematian-Nya juga
meremukkan hati Bunda Maria yang melihat Anaknya mati dengan cara yang teramat kejam.
Namun bila dilihat secara lebih mendalam lagi, kehadiran St. Perawan Maria merupakan
salah satu cetak biru Allah untuk menyelamatkan umat manusia setelah jatuh ke dalam dosa.
Oleh karena itu, Gereja memberikan tempat yang spesial bagi seorang Bunda Maria, salah
satunya adalah dengan merayakan hari kelahirannya.
Rincian Tugas Masing-Masing Anggota Kelompok :

Bab I : Michelle Kezia 41818041

Bab II : Maria Lasmaria 21119139

Bab II : Marius M.L Rahayaan 10219018

Bab IV : Vooza Hastuti 10419001

Powerpoint : Paskalis Daniel Tonalou 51917126

Laporan Akhir Kegiatan :

Dari hasil kegiatan yang kami kelompok I lakukan dalam rangkah membuat karya
tulis mengenai “Maria Sebagai Perantara Karya Allah”. Disini kami semua saling bekerja
sama satu sama lain dalam menyusun karya tulis atau tugas yang diberikan oleh Ibu dosen
sebagai tugas mata kuliah agama katolik, yang dimana didalamnya kita juga belajar untuk
memahami isi atau materi yang kita cari dari berbagai sumber baik dari buku-buku atau
google, serta saling bertukar pendapat atau pikiran mengenai tugas yang diberikan. Juga
dalam kerja sama ini lebih menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa terkhusunya
sebagai umat katolik dalam hal iman, sehingga kedepannya kita tidak lagi keliru ataupun
ketika ditanya mengenai ajaran agama kita sendiri oleh teman yang beragama lain kita dapat
menjawab dengan baik dan benar. Sekian laporan kami, terima kasih.
BAB IV

KESIMPULAN

Meskipun Gereja telah memberikan penghormatan yang sedemikian besar kepada St.
Perawan Maria atas peran-perannya selama hidup di dunia, namun ada sebagian orang yang
masih mempertanyakan posisi dan perannya dalam karya keselamatan Allah. Memang patut
diakui, nama St. Maria muncul lebih sedikit dibandingkan Yesus atau murid-murid lainnya,
namun hal tersebut tak bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan perannya dalam karya
pengajaran Sang Anak.

Bunda Maria dipilih dan dirahmati secara khusus oleh Allah, untuk melahirkan Putera-Nya.
Rahmat yang diperoleh Maria semata-mata karena jasa Yesus Kristus. Maria mengambil
bagian secara penuh dalam karya keselamatan Allah bagi manusia, karena melalui dialah,
Juruselamat dilahirkan. Karenanya ia menjadi Bunda Allah sekaligus sebagai Bunda Gereja,
sebagai ibu yang mempunyai rasa cinta yang besar terhadap Gereja. Kelembutan hati dan
kedekatannya kepada Allah, membuat dia menjadi tempat bagi kita anak-anaknya untuk
datang memohon bantuan melalui doa-doanya.

Bunda Maria menjadi sosok yang begitu di hormati dalam ajaran agama Katolik. Karena
peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, itujuga menjadi alasan Maria sebagai
bunda pengantara kita. Karena ketaatannya yang sempurna kepada kehendak Allah
menjadikan Maria sangat berkenan di hadapan Allah, sebagai ciptaan yang paling luhur dan
sempurna. Imannya yang penuh penyerahan membuat dia sebagai tokoh terbesar dalam
Gereja yang patut diteladani. Namun bagaimana pun tingginya derajat Maria, ia tidak dapat
disamakan dengan Allah Tritunggal sebagai Pencipta.

Keistimewaan Bunda Maria yang menjadi sorotan Gereja Katolik untuk lebih mengenalkan
sosok wanita yang tahan uji dalam segala persoalan hidup. Maria menjadi inspirasi Gereja
untuk membantu umat dalam penghayatan iman terutama dalam hidup sehari-hari.
Perjuangan Gereja ini telah diusahakan sejak Gereja mulai menempatkan Bunda Maria
sebagai Bunda Gereja, yang dilatarbelakangi oleh Kitab Suci dan tradisi umat perdana..
Ketaatan (iman) Maria tampak dalam persetujuannya akan kabar gembira yang dibawa oleh
Malaikat Gabriel. Ketaatannya itu menggambarkan bahwa karya penyelamatan akan
terlaksana. Hal ini sangat bertentangan dengan ketidaktaatan Hawa yang mendatangkan
kematian, sedangkan ketaatan Maria memberikan kehidupan yang terlaksana dalam karya
penyelamatan umat manusia melalui Yesus Kristus.

Pemahaman tentang ajaran Gereja Katholik tentang Bunda Maria tidak terlepas dari apa yang
di paparkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,yang juga diteruskan dalam Tradisi
Suci, yang dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Peran Bunda Maria telah digambarkan secara samar-samar dalam kitab perjanjian
lama.

2. Peran Bunda Maria di sampaikan secara eksplisit dalam kitab suci terutama dalam
injil.

3. Peran Bunda Maria kemudian banyak disampaikan oleh tradisi suci ,yaitu dari ajaran
yang disampaikan oleh para Bapa Gereja dan yang di lestarikan juga dengan liturgy suci.

Lebih jauh lagi karena Bunda Maria merupakan salah satu cetak biru Allah untuk
menyelamatkan umat manusia setelah jatuh ke dalam dosa. Gereja memberikan tempat yang
spesial bagi seorang Bunda Maria, salah satunya adalah dengan merayakan hari
kelahirannya..
SARAN

Bunda Maria mempunyai peranan penting bagi kita umat katolik, karena Maria di utus Yesus
untuk menjadi Bunda kita umatnya. Penulis mengajak agar, dalam satu hari kita bisa
meluangkan waktu sedikit untuk Tuhan dengan berdoa lewat perantaraan Maria sehingga
dalam menjalani kehidupan kita selalu di lindungi di berkati, di jauhi dari berbagai macam
masalah, dan tantangan. 

Tetapi dengan keyakinan dan pemahaman sebagai berikut:

1. Devosi hendaknya dilakukan berdasarkan iman Gereja yang benar


Umat kristiani sangat mengagungkan devosi kepada Bunda Maria sampai-sampai
menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, maka tentu ini bukan
praktik devosi yang sehat. Doa kepada Maria seperti contoh ini tentu kurang tepat,
misalnya: “Ya Bunda Maria, engkaulah sumber segala rahmat, kabulkanlah doa kami.
Engkaulah yang kudus dari yang terkudus, engkau tanpa doa, maka ampunilah dosa
kami dan kasihanilah kami, para putera-puterimu ini.” Doa semacam ini
menempatkan bunda Maria sudah setara dengan Tuhan, karena ia disebut sumber
segala rahmat, yang kudus dari yang terkudus, berkuasa untuk mengampuni dosa, dst.
Penghormatan kepada para kudus, termasuk kepada Bunda Maria, harus dalam jalur
iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para rasul seperti tampak dalam
Kitab Suci dan ajaran Gereja. Untuk itu dalam berdevosi sehat kepada bunda Maria
hanya sebagai pengantara doa kepada Putra-Nya dan meneladan hidup dan karya
Bunda Maria dalam kehidupan nyata, baik dalam keluarga, lingkungan dan
masyarakat.

2. Devosi hendaknya juga harus ditempatkan dalam liturgi Gereja


Kebanyakan umat tidak serius dalam mengikuti liturgi Ekaristi. Ketika melakukan
Ekaristi mereka sibuk dengan doa rosario. Mereka tidak ambil bagian dalam perayaan
Ekaristi secara penuh dan utuh. Praktek devosi seperti ini tidak sehat karena
menghilangkan makna dari liturgi itu sendiri dan devosi bukan liturgi resmi. Devosi
tidak setara tingkatnya dengan liturgi, maka umat dianjurkan untuk mengikuti
perayaan Ekaristi tanpa melakukan kegiatan yang lain seperti berdevosi ketika
mengikuti Perayaan Ekaristi.

Sebagai umat Katolik, kita harus mengimani bahwa Bunda Maria adalah Perantara doa kita
kepada Putera-Nya. Juga penulis berharap kita bisa meneladani hidup dan karya Bunda Maria
dalam kehidupan nyata.

Anda mungkin juga menyukai