Disusun oleh:
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya. Kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan karya tulis ini. Dengan
judul Maria Sebagai Perantara Karya Allah. Tidak lupa, kami mengucapkan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyusunan karya tulis
ini. Karena bantuan dari semua pihak kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan
karya tulis ini. ini. Semoga rahmat dan berkat Tuhan selalu menyertai kita semua.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Agama pada
semester empat tahun ajaran 2019/2020. Judul yang diajukan dalam pembuatan karya tulis ini
adalah “Maria Sebagai Perantara Karya Allah”.
Kami menyadari bahwa selama penulisan dan penyusunan ini berlangsung. Tidak
terlepas dari bantuan dari para pembimbing, narasumber, dan rekan-rekan. Maka pada
kesempatan yang baik ini kami ingin mengucapkan rasa terimakasih dan hormat kami
kepada:
I. Dr. Ir. Yuni Mogot, M.si, CPR selaku dosen pengajar mata kuliah Agama yang telah
memberi bimbingan dan menyampaikan materi terkait “Bunda Maria dan Karya
Allah” kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Karena hal tersebut,
selama pembuataan karya tulis ini kami selalu menerima kritik dan saran dari para
pembimbing kami. Demi hasil karya tulis yang baik. Kami berharap karya tulis ini dapat
berguna sebagai contoh untuk pembuatan karya tulis selanjutnya. Kami juga berharap karya
tulis ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan bertanggungjawab bagi mahasiswa –
mahasiswi maupun masyarakat. Sekian.
Bandung,2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam agama Katolik terdapat dua sosok yang sering disebutkan yaitu Yesus Kristus
dan Bunda Maria. Bunda Maria dikenal sebagai ibu dari Yesus Kristus, Sang Jurus Selamat.
Selain itu, Bunda Maria juga bisa disebut sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja. Bunda
Maria dikatakan salah satu orang kudus yang di pilih Bapa sebagai perantara melahirkan
Yesus Kristus ke dunia. Selanjutnya, Bunda Maria pun disebut sebagai ibu dari segala
kehidupan.
Allah memilih Bunda Maria untuk menjadi ibu Tuhan (Theotokos); karenanya, ia
dipersiapkan secara khusus, sehingga sejak dari dalam kandungan ia tidak berbuat dosa. Ia
tetap perawan (Dogma 1854). Oleh rahmat dan perlindungan Allah, ia terlindung dari segala
noda dosa, ia hidup tanpa cela. Keterpilihannya menjadi Ibu Tuhan membuka kembali pintu
surga yang telah ditutup karena dosa Hawa. Ia adalah Hawa baru, ibu dari semua yang hidup,
sebagaimana Kristus adalah Adam baru. Kepasrahannya yang total kepada rencana dan
kehendak Allah menjadikan dia sangat berkenan di hadapan Allah. Ia adalah makhluk yang
paling sempurna dari semua ciptaan.
Bunda Maria menjadi sosok yang begitu di hormati dalam ajaran agama Katolik.
Karena peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda
pengantara kita. Melalui dan dalam Maria kita memperoleh keselamatan dari Allah dalam diri
Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari Perawan Maria. Bunda
Maria dapat dikatakan sebagai salah satu contoh nyata dan ideal dari sabda Tuhan,
“Terjadilah kepadaku menurut kehendak-Mu" (Luk. 1:38).
PEMBAHASAN
Adapun peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan
atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan
kekuatannya. Sebab segala pengaruh Santa Perawan yang menyelamatkan manusia tidak
berasal dari suatu keharusan obyektif, melainkan dari kebaikan ilahi, pun dari kelimpahan
pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung dari
padanya, dan menimba segala kekuatannya dari padanya. Pengaruh itu sama sekali tidak
merintangi persatuan langsung kaum beriman dengan Kristus, melainkan justru
mendukungnya.
Marilah kita mempunyai perantara khusus dan luar biasa, berdasarkan ”penuh
rahmat”nya, yang dinyatakan dalam kesediaan sempurna ”hamba Tuhan”. Sebagai tanggapan
atas kesediaan batin Bunda-Nya, Yesus Kristus menyiapkannya menjadi ”ibu dalam tata
rahmat” bagi semua bangsa. Hal ini dinyatakan, paling tidak secara tidak langsung, oleh
kutipan tertentu para Sinoptik (bdk. Luk 11: 28; 8: 20 – 21; Mrk. 3: 32 – 35; Mat. 12: 47 –
50) dan lebih lagi Injil Yohanes (bdk. 2: 1 – 12; 19: 25 – 27) .
Seperti kita ketahui bersama, setelah kebangkitan dan kenaikan ke Sorga, Bunda Maria
bersama para rasul memasuki kembali Ruang Perjamuan Malam Terakhir untuk menantikan
Pentekosta. ”Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan
beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Kis 1: 14).
Dalam peristiwa tersebut Bunda Maria sebagai hamba Tuhan yang merasa seperti para murid
yang lain, ditinggalkan oleh Putranya sebagai ibu di tengah Gereja yang baru tumbuh.
Dengan itu mulailah terjalin ikatan khusus antara Bunda Maria dengan Gereja. Bunda Maria
menterjemahkan dengan sikap dan perbuatan, kata-kata Yesus kepada Yohanes sebagai wakil
orang-orang yang dicintai Yesus, ”Inilah ibumu”. Gereja perdana merupakan buah Salib dan
Kebangkitan Yesus, Putranya. Bunda Maria yang sejak awal telah memberikan diri seluruh
hidupnya kepada karya Yesus, maka ketika dia ditinggalkan oleh Yesus dengan wafat dan
kenaikan-Nya ke sorga, Bunda Maria mencurahkan kepada Gereja sebagai ibu. ”Setelah
kepergian Putranya, keibuan Maria tetap tinggal dalam Gereja sebagai pengantara: menjadi
penengah bagi semua anaknya, Bunda membantu dalam karya penyelamatan Sang Putra,
Penebus dunia”..kepengantaraan Bunda Maria dalam Konstitusi Dogmatis yang antara lain
disebutkan sebagai berikut: ”Sesudah diangkat ke surga ia tidak meninggalkan peran yang
membawa keselataman itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus menerus
memperoleh bagi kita kurnia-kurnia yang menghantar kepada keselamatan kekal. Dengan
cinta kasih keibuannya ia memperhatikan saudara-saudara Putranya, yang masih dalam
pejiarahan dan menghadapi bahaya-bahaya serta kesukaran-kesukaran, sampai mereka
mencapai tanah air yang penuh kebahagiaan. Oleh karena itu dalam Gereja Santa Perawan
disapa dengan gelar Pembela, Pembantu, Penolong, Pengantara. Akan tetapi itu diartikan
sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi pun menambah martabat serta daya guna
Kristus satu-satunya Pengantara”.
Ketaatan (iman) Maria tampak dalam persetujuannya akan kabar gembira yang
dibawa oleh Malaikat Gabriel. Ketaatannya itu menggambarkan bahwa karya penyelamatan
akan terlaksana. Hal ini sangat bertentangan dengan ketidaktaatan Hawa yang mendatangkan
kematian, sedangkan ketaatan Maria memberikan kehidupan yang terlaksana dalam karya
penyelamatan umat manusia melalui Yesus Kristus.
Hubungan Bunda Maria dengan Gereja bertitiktolak pada peristiwa dalam Kisah para
Rasul dimana Maria berdoa bersama para Rasul sehingga, pada masa sekarang peranan
Bunda Maria sebagai pengantara doa semakin tampak jelas dan menjadi sesuatu yang amat
penting. Maria akhirnya dianggap sebagai contoh teladan Gereja karena keperawanan, iman,
ketaatan dan kesuciannya. Gereja juga menilai bahwa peristiwa Roh Kudus turun atas para
Rasul diyakini karena peran serta Bunda Maria yang memohonkan rahmat Roh Kudus itu
terlaksana dalam diri para Rasul, sebagai penerusan karya penggembalaan Yesus Kristus.
Ialah menghormati Maria sebagai Bunda Allah secara pantas, peran serta dan bantuan
Santa Perawan Maria dalam tata keselamatan dan karya penebus Allah bagi dunia yang
dilaksanakan oleh Yesus. Peran santa perawan Maria bagi Gereja adalah bahwa Maria
sebagai pembela dan penolong dan pengantara kita, penghormatan kita kepada Maria karena
Maria adalah model Gereja, contoh dan teladan bagi umat Allah.
Menuju Yesus melalui bunda Maria adalah istilah yang sering kita dengar. Namun
sudahkah kita menghayati pepatah ini dan menjadikannya sebagai semboyan hidup sendiri ?
Barangkali proses pemahaman tentang hal ini akan memakan waktu sepanjang hidup kita,dan
semoga hai demi hari Tuhan menambahkan kita pemahaman yang semakin mendalam.
Pemahaman tentang ajaran Gereja Katholik tentang Bunda Maria tidak terlepas
dari apa yang di paparkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,yang juga diteruskan
dalam Tradisi Suci, yang dapat diterangkan sebagai berikut :
tiga dasar dari devosi Maria, yaitu: Keterlibatan aktif Maria dalam misteri Kristus;
Kesucian dan keluhuran tertinggi Maria; dan Maria dimuliakan. Devosi Maria dapat diartikan
sebagai sebuah bentuk penghormatan secara khusus kepada Maria Bunda Yesus dalam
bentuk doa-doa, sikap dan prilaku serta ekspresi tertentu sebagai penyerahan diri dan
kepercayaan kepada Tuhan. Perlu kita ketahui bersama bahwa devosi kepada Bunda Maria
dan ibadat sekitar Ibunda Yesus merupakan perkembangan dan kelanjutan, dari devosi
kepada para martir. Setelah agama Kristen maenjadi agama resmi melalui Edict Konstantinus
di tahun 333, zaman para martir sudah tidak lagi. Sebab itu, gagasan para martir mulai
dirohanikan, bukan hanya mereka yang sudah mati demi membela Kristus yang serupa
dengan-Nya, tetapi mereka yang hidup demi Kristus dan menjadi serupa dengan-Nya akan
menjadi sahabat-Nya dan menjadi orang kudus. Maka sejak abad ke-4, orang kudus dan
bukan lagi martir mulai dihormati. Ibu/Bunda Yesus pun dipandang sebagai orang kudus,
martir secara ‘rohani’. Umat mulai menghormati Maria dan berdoa kepadanya. Doa pertama
yang ditujukan kepada Maria adalah Santa Maria Bunda Allah.
Pada tahun 431 Konsili Efesus memberikan gelar resmi Bunda Allah kepada
Maria, sehingga semangat umat berdevosi kepada Maria semakin berkobar.Sejak abad ke-
17 dan sepanjang abad pertengahan, devosi kepada Maria semakin pesat
perkembangannya dan tak terkendali. Devosi rakyat/umat ini mempengaruhi ibadat secara
resmi dan pesta-pesta Maria pun bertambah terus-menerus.
BAB III
ANALISIS :
Peran bunda maria di dalam karya keselamatan manusia begitu besar, maria adalah
sosok yang sangat terkenal dalam kehidupan spiritual umat Kristiani. Maria dikenal sebagai
Bunda dari Tuhan Yesus. Injil Sinoptik juga menyebutkan Maria dalam kisah kehidupan
Yesus Kristus. Dan, dalam perkembangannya, sosok Maria mendapat tempat yang istimewa
dalam kehidupan beriman umat Katolik. Banyak orang menggali inspirasi-inspirasi dengan
merenungkan kehidupan Maria yang ada dalam Kitab Suci.
Tidak semua Gereja memandang peran Maria. Ada berbagai pandangan mirip.
Namun, untuk melihat itu lebih jauh, pembahasan tentang Maria tidak bisa dilepaskan dari
hubungan Maria dengan Sang Putra, Yesus Kristus. Kedudukan Yesus Kristus memberikan
dampak besar kepada Maria dan pandangan Gereja terhadap Maria sendiri.
Maria tentunya mempunyai keterkaitan yang erat dengan Allah itu sendiri sehingga ia
layak untuk disebut “Maria Bunda Allah” yang pada dasarnya sendiri telah tertulis dalam
alkitab ( Luk 1:35 ) yang berbunyi “jawab malaikat itu kepadanya: roh kudus akan turun
atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang kau
lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” .
Santa perawan maria dikandung tanpa noda yang memberi sumbangsih kepada
doktrin perantaraan bunda maria. Memang benar bahwa karya penebusan kita bergantung
langsung kepada pribadi kedua dari Allah, Yesus Kristus. Dengan darah-Nya Dia
mendamaikan kita dengan Bapa, yang dengannya Dia melunasi dosa Adam dan
mengaruniakan kita rahmat pengudusan, berbagai rahmat pembantu dan hak untuk masuk
surga, namun Pribadi Ketiga dari Tritunggal Mahakudus juga berpartisipasi dalam karya ini
karena Dia mengubah jiwa-jiwa manusia menjadi bait Allah lewat kuasa penebusan yang
diraih Kristus, dan Dia membuat kita menjadi anak-anak angkat Allah dan pewaris dari
Kerajaan Surga, sesuai dengan kata-kata St. Paulus, sama seperti Yesus menjadi Allah-
Manusia untuk mengungkapkan kasih-Nya yang besar kepada kita, demikian juga Pribadi
Ilahi Ketiga, Allah-Kasih, berkeinginan untuk menunjukkan mediasi-Nya bersama Bapa dan
Putera dalam citra yang terlihat. Bahwa gambar ini adalah Hati Tak Bernoda Perawan Maria
jelas dari ucapan para kudus, terutama orang-orang yang menjunjung Bunda Maria sebagai
Mempelai Roh Kudus.
Roh Kudus tidak menghasilkan buah dalam Tuhan, yaitu, tidak ada pribadi ilahi yang berasal
darinya. Tapi Dia menjadi berbuah melalui Bunda Maria yang telah diambil-Nya menjadi
mempelai-Nya. Dengan Bunda Maria dan didalam diri Bunda Maria dan melalui Bunda
Maria Dia menghasilkan karya teragungnya, penjelmaan Sabda: "Roh Kudus akan turun
atasmu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaungimu" (Luk 1:35). Namun, ini tidak boleh
dipahami bahwa Perawan Terberkati telah membawa keberhasilan kepada Roh Kudus.
Sebagai Allah, Dia pasti sudah memiliki buah ini sama seperti yang dimiliki Bapa dan Putera,
meskipun Dia tidak mengungkapkannya dengan tindakan karena tidak ada Pribadi Ilahi yang
datang darinya. Melainkan hal itu harus dipahami dalam pengertian bahwa Roh Kudus telah
memilih untuk mewujudkan keberhasilannya dengan perantara Bunda Maria, yang tentu
sesungguhnya tidak secara mutlak dibutuhkan-Nya, dengan menghasilkan sifat manusiawi
Kristus melalui Bunda Maria dan bersama Bunda Maria.
Bahkan setelah kematian Kristus, Roh Kudus menyelesaikan segala sesuatu yang ada dalam
diri kita melalui Bunda Maria. Karena sabda Sang Pencipta diucapkan kepada ular berkenaan
dengan Immaculata: "Dia akan menghancurkan kepalamu" (Kej 3:15), sesuai dengan ajaran
para teolog, untuk dipahami tanpa batasan waktu.
Pekerjaan untuk membentuk anggota baru yang ditakdirkan bagi Tubuh Mistik Kristus adalah
milik Roh Kudus. Tapi seperti Beato Louis Grignion tunjukkan, pekerjaan ini dilakukan
bersama Bunda Maria, dalam Bunda Maria dan melalui Bunda Maria.
Roh Kudus dan Bunda Maria memungkinkan kita mengenal Kristus kita sampai pada
kesimpulan ini, yaitu bahwa Roh Kudus bertindak melalui Bunda Maria, oleh teks-teks kitab
Suci dan kata-kata para kudus, yang menjadi penerjemah terbaik dari Kitab Suci: "Dan Aku
akan minta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Roh kebenaran (Yoh 14:16-17). Sang Penolong,
Roh Kudus, bagaimanapun, yang akan diutus Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajari kamu segala hal dan membawa kedalam pikiranmu semua yang telah Aku katakan
kepadamu (Yoh 14:26), namun Ketika Roh Kebenaran akandatang, dia akan mengajari kamu
semua kebenaran... Dia akan memuliakan Aku (Yoh 6:13-14).
Meskipun Gereja telah memberikan penghormatan yang sedemikian besar kepada St.
Perawan Maria atas peran-perannya selama hidup di dunia, namun ada sebagian orang yang
masih mempertanyakan posisi dan perannya dalam karya keselamatan Allah. Memang patut
diakui, nama St. Maria muncul lebih sedikit dibandingkan Yesus atau murid-murid lainnya,
namun hal tersebut tak bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan perannya dalam karya
pengajaran Sang Anak.
Seperti yang pernah ditulis sebelumnya dalam artikel-artikel sebelumnya, sejarah hidup
Bunda Maria tidak tertulis secara lengkap di dalam Kitab Suci, apalagi mengenai
kelahirannya. Hal-hal yang diketahui tentang kelahiran Bunda Maria ditemukan dalam kitab
Proto-Injil Yakobus, sebuah kitab apokrif yang telah ada antara tahun 100 hingga 200 M.
Kitab ini memberikan informasi detil mengenai kelahiran Bunda Maria, ditulis mulai dari bab
ke-5 kitab tersebut. Namun sebenarnya, kita tak perlu repot-repot untuk mencari sejarah
Bunda Maria hingga harus membaca kitab aprokif.
Kelahiran dan karya Bunda Maria di atas bumi ini sejatinya sudah bisa ditemukan di dalam
Alkitab. Bahkan kehadirannya sudah tertulis di dalam kitab Kejadian, saat Allah mengutuk si
ular. "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan
meremukkan tumitnya," sabda Allah seperti tertulis di ( Kejadian 3:15 ).
Secara singkat, sabda tersebut digenapi oleh Yesus, dimana Ia mengorbankan diri-Nya di
kayu salib untuk menebus dosa manusia, tetapi di saat yang bersamaan kematian-Nya juga
meremukkan hati Bunda Maria yang melihat Anaknya mati dengan cara yang teramat kejam.
Namun bila dilihat secara lebih mendalam lagi, kehadiran St. Perawan Maria merupakan
salah satu cetak biru Allah untuk menyelamatkan umat manusia setelah jatuh ke dalam dosa.
Oleh karena itu, Gereja memberikan tempat yang spesial bagi seorang Bunda Maria, salah
satunya adalah dengan merayakan hari kelahirannya.
Rincian Tugas Masing-Masing Anggota Kelompok :
Dari hasil kegiatan yang kami kelompok I lakukan dalam rangkah membuat karya
tulis mengenai “Maria Sebagai Perantara Karya Allah”. Disini kami semua saling bekerja
sama satu sama lain dalam menyusun karya tulis atau tugas yang diberikan oleh Ibu dosen
sebagai tugas mata kuliah agama katolik, yang dimana didalamnya kita juga belajar untuk
memahami isi atau materi yang kita cari dari berbagai sumber baik dari buku-buku atau
google, serta saling bertukar pendapat atau pikiran mengenai tugas yang diberikan. Juga
dalam kerja sama ini lebih menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa terkhusunya
sebagai umat katolik dalam hal iman, sehingga kedepannya kita tidak lagi keliru ataupun
ketika ditanya mengenai ajaran agama kita sendiri oleh teman yang beragama lain kita dapat
menjawab dengan baik dan benar. Sekian laporan kami, terima kasih.
BAB IV
KESIMPULAN
Meskipun Gereja telah memberikan penghormatan yang sedemikian besar kepada St.
Perawan Maria atas peran-perannya selama hidup di dunia, namun ada sebagian orang yang
masih mempertanyakan posisi dan perannya dalam karya keselamatan Allah. Memang patut
diakui, nama St. Maria muncul lebih sedikit dibandingkan Yesus atau murid-murid lainnya,
namun hal tersebut tak bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan perannya dalam karya
pengajaran Sang Anak.
Bunda Maria dipilih dan dirahmati secara khusus oleh Allah, untuk melahirkan Putera-Nya.
Rahmat yang diperoleh Maria semata-mata karena jasa Yesus Kristus. Maria mengambil
bagian secara penuh dalam karya keselamatan Allah bagi manusia, karena melalui dialah,
Juruselamat dilahirkan. Karenanya ia menjadi Bunda Allah sekaligus sebagai Bunda Gereja,
sebagai ibu yang mempunyai rasa cinta yang besar terhadap Gereja. Kelembutan hati dan
kedekatannya kepada Allah, membuat dia menjadi tempat bagi kita anak-anaknya untuk
datang memohon bantuan melalui doa-doanya.
Bunda Maria menjadi sosok yang begitu di hormati dalam ajaran agama Katolik. Karena
peranannya begitu besar dalam sejarah keselamatan, itujuga menjadi alasan Maria sebagai
bunda pengantara kita. Karena ketaatannya yang sempurna kepada kehendak Allah
menjadikan Maria sangat berkenan di hadapan Allah, sebagai ciptaan yang paling luhur dan
sempurna. Imannya yang penuh penyerahan membuat dia sebagai tokoh terbesar dalam
Gereja yang patut diteladani. Namun bagaimana pun tingginya derajat Maria, ia tidak dapat
disamakan dengan Allah Tritunggal sebagai Pencipta.
Keistimewaan Bunda Maria yang menjadi sorotan Gereja Katolik untuk lebih mengenalkan
sosok wanita yang tahan uji dalam segala persoalan hidup. Maria menjadi inspirasi Gereja
untuk membantu umat dalam penghayatan iman terutama dalam hidup sehari-hari.
Perjuangan Gereja ini telah diusahakan sejak Gereja mulai menempatkan Bunda Maria
sebagai Bunda Gereja, yang dilatarbelakangi oleh Kitab Suci dan tradisi umat perdana..
Ketaatan (iman) Maria tampak dalam persetujuannya akan kabar gembira yang dibawa oleh
Malaikat Gabriel. Ketaatannya itu menggambarkan bahwa karya penyelamatan akan
terlaksana. Hal ini sangat bertentangan dengan ketidaktaatan Hawa yang mendatangkan
kematian, sedangkan ketaatan Maria memberikan kehidupan yang terlaksana dalam karya
penyelamatan umat manusia melalui Yesus Kristus.
Pemahaman tentang ajaran Gereja Katholik tentang Bunda Maria tidak terlepas dari apa yang
di paparkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,yang juga diteruskan dalam Tradisi
Suci, yang dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Peran Bunda Maria telah digambarkan secara samar-samar dalam kitab perjanjian
lama.
2. Peran Bunda Maria di sampaikan secara eksplisit dalam kitab suci terutama dalam
injil.
3. Peran Bunda Maria kemudian banyak disampaikan oleh tradisi suci ,yaitu dari ajaran
yang disampaikan oleh para Bapa Gereja dan yang di lestarikan juga dengan liturgy suci.
Lebih jauh lagi karena Bunda Maria merupakan salah satu cetak biru Allah untuk
menyelamatkan umat manusia setelah jatuh ke dalam dosa. Gereja memberikan tempat yang
spesial bagi seorang Bunda Maria, salah satunya adalah dengan merayakan hari
kelahirannya..
SARAN
Bunda Maria mempunyai peranan penting bagi kita umat katolik, karena Maria di utus Yesus
untuk menjadi Bunda kita umatnya. Penulis mengajak agar, dalam satu hari kita bisa
meluangkan waktu sedikit untuk Tuhan dengan berdoa lewat perantaraan Maria sehingga
dalam menjalani kehidupan kita selalu di lindungi di berkati, di jauhi dari berbagai macam
masalah, dan tantangan.
Sebagai umat Katolik, kita harus mengimani bahwa Bunda Maria adalah Perantara doa kita
kepada Putera-Nya. Juga penulis berharap kita bisa meneladani hidup dan karya Bunda Maria
dalam kehidupan nyata.