Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan St.

Maria Mediatrix – Kinibalu


Gereja Katholik Mater Dei
Lampersari, Semarang

No. : 002/MEDIATRIX/I/2022
Perihal : Spiritualitas St. Maria Mediatrix

REFLEKSI LINGKUNGAN KINIBALU


TENTANG MARIA MEDIATRIX

Dalam kalender liturgi, Bunda Maria Pengantara Segala Rahmat atau Mediatrix diperingati setiap
tanggal 08 Mei. Di tanggal itulah lingkungan kita akan selalu mengusahakan turut merayakannya
dalam Ekaristi kudus di lingkungan. Dan semenjak kita berlindung di bawah St. Maria Mediatrix,
kita pernah merayakannya di tahun 2019. Sayangnya baru satu kali kita merayakannya karena
memasuki tahun 2020 sampai sekarang dunia diliputi pandemi Covid-19 sehingga harus diakui
pendalaman iman akan Bunda Pengantara Segala Rahmat sempat terhenti.
Untuk mengingat kembali siapa dan apa itu Mediatrix bagi kita, marilah kita merenungkan makna
tersebut. Maria sebagai Mediatrix memiliki 3 makna :
1. Sebagai bunda penebus, Maria adalah perantara melalui mana Putra Allah masuk ke dalam
dunia ini demi menyelamatkan kita dari dosa (bdk. LG 61).
2. Dengan kesaksian imannya sendiri dan dengan menghadirkan Kristus kepada yang lain, Maria
membantu mendamaikan para pendosa dengan Putranya. Bunda Maria, tanpa dosa, namun
demikian memahami sengsara yang diakibatkan dosa, terus-menerus memanggil para pendosa
kepada Putranya. Melalui teladannya, ia mendorong kita semua kepada iman, harapan dan
kasih yang Tuhan kehendaki kita miliki (bdk. Redemptoris Mater No. 22).
3. Karena ia diangkat ke surga dan karena perannya sebagai bunda bagi kita semua, Bunda Maria
berdoa bagi kita, bertindak sebagai perantara atas nama kita seperti yang dulu dilakukannya di
Kana, mohon pada Kristus untuk melimpahkan rahmat atas kita seturut kehendak-Nya (bdk
Yoh 2:1-12; Redemptoris Mater 21).
Namun perlu diingat, gelar dan peran Mediatrix ini, sedikit pun tidak menyuramkan atau
mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu (bdk. LG 60). Pengantaraan Kristus itu yang
terutama, mencukupi Diri-Nya Sendiri, dan mutlak diperlukan bagi keselamatan kita, sementara
perantaraan Bunda Maria sifatnya sekunder dan sepenuhnya tergantung pada Kristus.
Konsili Vatikan menyatakan, pengantara kita hanya ada satu, menurut sabda Rasul: ‘Karena Allah
itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia’ (1 Tim 2:5-
6).
Dalam sejarah, pada awal abad ke-4, Bapa-bapa Gereja dan para santo telah mengenal Maria
Mediatrix, Maria Perantara. Pada abad ke-4, Antipater dari Bostra, salah satu dari Bapak Konsili
Efesus (AD 431), menulis: “Salam engkau yang menjadi perantara manusia.”
Pada abad ke-8, St. Germanus mengatakan: “Tidak seorang memberikan anugerah, tanpa melalui
dia, yaitu yang tersuci; tidak ada rahmat belas kasih diperlihatkan kepada siapa pun juga kecuali
oleh dia, yang sangat dihormati.”
Pada abad ke-15, St Bernardine dari Siena menulis: “Ada proses mengenai rahmat ilahi, yaitu: dari
Allah rahmat itu mengalir kepada Kristus, dari Kristus mengalir kepada Bunda Maria, dan dari
Bunda Maria mengalir kepada Gereja.”
Menurut Santo Thomas Aquinas, hanya Kristuslah pengantara yang sempurna antara Allah dan
umat manusia. Tetapi juga tidak disangkal suatu fakta bahwa pribadi lain disebut juga sebagai
Lingkungan St. Maria Mediatrix – Kinibalu
Gereja Katholik Mater Dei
Lampersari, Semarang

perantara karena mereka membantu dan menyiapkan kesatuan hubungan antara Allah dan
manusia, yaitu partisipasi Santa Perawan Maria dalam keperantaraan dengan Putera-nya.
Pada abad ke-19 kata “Mediatrix” sudah dipakai pada surat apostolic “Ineffabilis Deus” dari Paus
Pius XI, pada ensiklik “Rosario” dari Paus Leo XIII, pada ensiklik “Ad Diem Illium” dari Paus
Benediktus XV.
Untuk itu, marilah kita mohon dengan sangat bantuan doa Bunda Maria. Semoga teladannya
mendorong kita untuk senantiasa berjuang agar penuh rahmat, mohon pengampunan atas dosa
serta menghadirkan Kristus kepada sesama melalui perkataan dan perbuatan kita. Dengan
demikian, kita pun juga boleh menjadi serupa perantara, membawa orang-orang kepada Kristus
melalui kesaksian hidup kita sendiri.
Disarikan dari : “Straight Answers: Mary as Mediatrix” by Fr. William P. Saunders; Arlington
Catholic Herald, Inc; Copyright ©2001 Arlington Catholic Herald. All rights reserved;

Wujud konkret spiritualitas Maria Mediatrix :


1. Semangat pertobatan
Bunda Maria tiada henti membantu mendamaikan para pendosa dengan Putranya. Maka,
minimal kita juga senantiasa rutin menerima sakramen tobat.
2. Semangat perantara berkat
Dengan penuh suka cita menjadi perantara berkat/rahmat bagi orang-orang di sekeliling
kita. Secara konkret Lingkungan mendukung dan ikut “nambahi” bantuan sosial yang
dibagikan oleh Kelompok Berkat.
3. Siap sedia sebagai utusan
Seperti sang Bunda yang bersedia diutus sebagai perantara keselamatan manusia, kita pun
siap sedia menerima perutusan : sebagai prodiakon, petugas tatib, ikut koor, ikut
pertemuan & pendalaman iman di lingkungan, dsb.
4. Kreatif dan tiada henti mencari cara dan bentuk baru
Perjamuan di Kana menunjukkan Bunda Maria tidak “kehilangan akal” untuk mendapatkan
kemurahan hati Puteranya. Kita pun berusaha tidak mudah menyerah dan selalu mencai
cara dan bentuk baru dalam pelayanan.
Pengumpulan barang-barang rongsok sebagai salah satu sumber dana pelayanan, kita
giatkan kembali. “Sampah di mata kita menjadi Berkat bagi sesama.”

Kinibalu, 26 Januari 2022


Hormat kami,

Stephanus Rokhadi Ariawan Romanus Rubiyanto Hadi Ratmono


Ketua Lingkungan Sekretaris Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai