DISUSUN OLEH:
DWI FERNANDA DOA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Yesus Guru Agung”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah pendidikan Kristen.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempunaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian guru secara umum menurut Wikipedia Indonesia, “Guru adalah pendidik dan
pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal.
Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga
dianggap seorang guru”. Selain itu, guru sendiri memiliki peranan penting didalam dunia
pendidikan karena posisinya yang penting dan vital dalam pendidikan. Pengertian kata agung
secara umum jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, sesuatu hal yang dianggap
besar, mulia, serta luhur dan itu semua terdapat didalam diri pribadi Yesus Kristus.
Dari semua penjelasan di atas jika disimpulkan, maka pengertian dari Guru Agung adalah
seorang pengajar dan pendidik yang mememiliki karakter yang dapat menjadi teladan bagi
peserta didiknya dan pengajar itu memiliki nilai yang mulia dan luhur dalam dirinya sehingga
kewibawaannya dapat terpancar dari perilakunya dan pembawaannya. Dari pengertian-
pengertian tersebut, semua hal itu terdapat dan ada didalam pribadi Yesus Kristus, sehingga, Ia
sangat tepat untuk menyandang gelar seorang Guru Agung.
BAB II
PEMBAHASAN
Yesus adalah guru yang Agung. Sebagai orang percaya, kita mengakuinya. Bagi banyak
orang pada masa sekarang, guru merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Informasi ilmu
pengetahuan yang disampaikan guru dapat membantu seseorang dalam menjalankan profesi yang
ditekuninya. Namun, guru tidak memiliki otoritas dalam kehidupan. Perkembangan teknologi
memampukan kita untuk mendapatkan informasi dari perspektif yang berbeda dari yang
disampaikan oleh seorang guru. Sehingga, pada akhirnya keputusan ada pada diri kita, apa
kebenaran yang kita mau terima, termasuk dalam keputusan dalam kehidupan keseharian kita.
Kita menjadi penentu terhadap apa yang kita pikir benar dalam hidup dan bagaimana
melakukannya. Dalam konteks yang seperti ini, kita merenungkan arti Yesus sebagai guru yang
Agung. Injil Yohanes menuliskan Yesus sebagai rabi, yang artinya guru (Yoh. 1:38). sebagai
guru Yesus mengajarkan mengenai kehidupan dan jalan keselamatan, kebenaran yang paling
utama dan paling penting dalam kehidupan manusia. Kita merasa tahu bagaimana seharusnya
kita hidup. Namun, sebagai manusia berdosa, kita pada dasarnya punya pemahaman yang tidak
tepat mengenai bagaimanakah seharusnya kita hidup. Kita perlu diajarkan kebenaran.
Guru Yesus tidaklah seperti guru kebanyakan. Kesaksian yang diberikan oleh keempat
Injil menunjukkan bahwa Guru Yesus mengajarkan kebenaran yang membuat orang yang
mendengarkannya takjub pada pengajaran-Nya (Mat. 7:28-29, Mark. 11:18, Luk. 4:31-32; Yoh.
7:14-15). Dia adalah Guru yang memiliki otoritas. Yohanes dalam kata pengantar Injilnya
menuliskan kebenaran bahwa Yesus adalah Allah (Yoh. 1:1-18). Allah yang menciptakan
manusia, yang berarti Dia juga yang tahu bagaimanakah seharusnya manusia hidup. Oleh karena
itu ajaran-Nya adalah benar. Sehingga, ketika Dia mengajar, Dia dapat mengatakan kepada
manusia bahwa yang Dia sampaikan adalah benar. Dalam Injil Yohanes, kita berulangkali
membaca ketika Tuhan Yesus mengajar, Dia mengatakan “Amin, amin, Aku berkata kepadamu”
(seperti yang tertulis dalam Yoh. 13:16, 20, yang diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia
“Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya …”). Kata “amin” berarti apa yang diucapkannya adalah
sesuatu yang benar dan tidak ada keraguan terhadap apa yang disampaikan.
Selain itu, Guru Yesus bukan hanya mengajarkan kebenaran, tetapi Dia juga menghidupi
kebenaran. Kebenaran Allah bukanlah kebenaran yang tidak dapat dilakukan dalam kehidupan
manusia. Yesus yang adalah Allah, menjadi manusia dan hidup bersama dengan manusia. Dia
bukan hanya mengajarkan kebenaran, tetapi Dia juga mempraktikkan kebenaran dan menyatakan
kepada manusia bahwa kebenaran yang Dia ajarkan itu dapat berlaku dalam kehidupan manusia.
Ada banyak contoh yang Dia sampaikan, salah satunya adalah dalam peristiwa pencucian kaki
pada perjamuan makan malam terakhir yang kita baca dalam Yoh. 13. Guru Yesus mengajarkan
kepada murid-muridnya yang bertengkar mengenai siapakah yang terbesar di antara mereka
(Luk. 22:24) arti relasi yang seharunya terjadi di antara murid-muridnya, yaitu saling melayani.
Guru Yesus mengajarkan dengan melakukan tindakan yang tidak pernah disangka para murid-
Nya, yaitu mencuci kaki mereka yang kotor dan berdebu, pekerjaan yang hanya dilakukan oleh
seorang budak. Yesus mengajarkan arti dari saling merendahkan diri dan melayani.
BAB III
KESIMPULAN
Dari semua pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik atau seorang
guru pada era masa kini harus memiliki sebuah pegangan atau pedoman dalam ia
mengajar. Semua pegangan dan pedoman itu hanya bisa didapatkan dalam pribadi Yesus
Kristus, yaitu dalam karakternya yang maha sempurna dan merupakan sebuah standard dan
patokan yang mutlak bagi setiap guru di era modern ini.