Anda di halaman 1dari 16

Judul Naskah : Kasih Tak Sampai

Sutradara : St. Naina Ahmad Yani Putri


Penulis Cerita : Arby Syam

Pemain :
Amiruddin Ahmad Maulana sebagai Raju
Hesti Wahdania sebagai Mira
Wahyu sebagai Kama' Raju
Parida sebagai Amma' Raju
Fahra Inal Falilah sebagai Ibu Mira
Rahmat sebagai Kombeng
Dimas sebagai Mamu'

Penata Kostum :
Elmitha
Fahriyanti
Fajriana
Jerni Hatta

Penata Rias :
Anisa
Rani Kumala

Penata Musik :
Diang
Nur Andita

Penata Artistik :
Ahmad Nisyat
Alfa Eiska
Jerni A
Mamat
Muhammad Asyraf
Mustajab Arif
Nasrulla
Nasrullah
Saddan
Sulkifli
Vikri
Tim Konsumsi :
Citra
Emial
Indri Rahmika
Nur Intan
Nuri Zilvani
Rina
Riska

Pembacaan Sinopsis

Tersebutlah sebuah kisah cinta Raju dan Mira di desa Rattematama, kisah cinta yang
mereka mulai sejak masa putih abu hingga saat ini, kisah cinta yang telah 10 tahun lamanya
mereka rajut namun apakah takdir akan menyatukan antara si Raju sang pengangguran sejati usai
wisuda dengan Mira yang menanti cinta yang pasti... (Inilah dia persembahan teater dari kelas XI
MIA 4 dengan judul Kasih Tak Sampai... Salamaq menjari sa’bi)

Scene 1 (Rumah)
Di subuh hari saat suara ayam berkokok Raju masih dalam keadaan tertidur pulas dikasurnya
sedang si Amma' memasak di dapur.

LAMPU NYALA

Amma' : Rajuuu... Oo... Rajuuu... Pimbue'o passambayang subuh (sambil teriak). Mimbue' bandi
mo re sanaeke e (dalam hati).

Amma'-pun ke kamar Raju menghampiri dan membangunkan Raju.

Amma' : Lailahaillallah, matindo ruapa re nanaeke e... E Raju (sambil memukul paha Raju)
pimbue'o na alloango massambayang subuh
Raju : Hmmm...
Amma' : Andango na membue' de (sambil memukul paha Raju agak keras)
Raju' : Hmmm... Hmmm... (sembari bangun dan duduk dengan wajah mengantuknya)
Amma' : Bale lao mo panje'ne
Raju' : Hmmm...

Amma' meninggalkan kamar Raju dan saat itu pula Raju kembali tertidur.

Amma' : Mimbue' bandi mo re nanaeke (sambil mengulek cabai)

Amma'-pun kembali ke kamar Raju.


Amma: Astaghfirullah... Nanaeke da ri'e angga'ta mappabue' to mate, E Raju' sambil memukul
paha Raju lebih keras.
Raju : Aree iyo amma' e...

Raju pun segera ke kamar mandi mengambil wudhu dan kembali ke kamarnya sholat subuh.
Lalu Ibu kembali ke dapur. Usai Raju sholat ia langsung ke kamar mandi dan usai mandi
kembali ke kamarnya mengenakan pakaian yang sementara itu Kama' keluar dari kamar sambil
memperbaiki sarungnya.

Kama' : (suara Kama' menghirup aroma sedap) uwwih... Sarombong apa re masarrie (sambil
menengok ke arah Ibu)... Eh diang palaka bidadari miapi di lapurannu anna naratammo lewa'
masarrinna.
Amma' : Uwwih... (dengan wajah tersenyum menyindir) Sarombong apa re maissang matawa-
tawas e, eh diang palaka bidadangdut mane mimbue missung di kamar.
Kama' : I Amma' da'a sarrinna pigomballu tibali rapang masinna bolu di siai
Amma' : Mauweng mo anna magassing duapa manggombal
Kama' : Masannang toi tia nyawa mua' romantis rumah tangga
Amma' : iyapa Papa' e (sambil tersenyum manis)

Tiba-tiba Raju keluar dari kamar

Raju : Uwwih... Pirangapa topa iyau mala likka anna mala toa sigombal
Kama' : Erere... Jama-jamangang mo tia dolo itai kambe' apa ia sanga kaweng ana'na tu' tau na
dijappanni, tania sangga' alawemu. (Sembari Papa' dan Raju duduk bersiap sarapan)
Amma' : Kambe', tania tu anu manyamang ia disanga likka.
Raju : Iyye amma'
Kama' : Raju muingarang bandi sa'apa mi umur di'e
Raju' : 28 mi Papa'
Kama' : Umur to na likka' mo itingo yaa apa iting anna andango maitai jama-jamangang
Amma' : I'o tomo iting Raju masae mo lulus makkuliah tapi nandiang pa mu jama.
Raju : Taniapa dalle' Amma'
Amma' : Dalle' tia andangi ditarai nasang apa diang to'o iyapa pole mua' diteke'i, battuanna pau
iyapa pole mua' di jempu' i kambe'
Raju : Iyyo Amma' (dengan wajah agak jengkel)
Amma' : Eh apa iting na diang colo' mimbura ditalingammuo
Raju' : (memeriksa telinganya) bura passassa amma'
Kama' : Mandoe' beke ao tu'u
Amma' : Tenna andangi uwita iting bura ditalingammu andangi uwissang mua' mandoe o
Raju : I amma' da'a sola i Kama' miroasting,
Papa : (tertawa mendengar ucapan Raju) Amma' kopimmu dolo e
Amma' : Naondongngi ao iting diolomu o
Papa' : E'eh peka sanna' bomo sayang (papa' menyeruput kopinya dengan begitu kerasnya) mapa-
mapai' pai tapi tatta bai mammis mua' mita mating boa' (sambil tersenyum)

Raju meninggalkan meja makan lalu Papa'-nya mengingatkan

Papa' : Kambe', ingarangi mauwemma' tu'u a

LAMPU PADAM

Scene 2 (Tongkrongan)

Ditempat tongkrongan Raju ada Kombeng yang masih sementara tertidur diatas "barung-barung"
dengan sarungnya

LAMPU NYALA

Raju : Kombeng... pimbue' o e, muluppei ai tu' mimbue' de


Kombeng : Apari Raju (terbangun dengan wajah yang masih ingin melanjutkan tidurnya)
Raju : PNS da di'e... Pengangguran Nomor Satu
Kombeng : (dengan tatapan menyempit dan suara mengejek) erere damo diting angga'na le'ba
mo iting andango nauwa
Raju : Bersyanda tappa' tau (dengan sedikit tertawa)... Eh Ombeng apare malolo dijama a?
Kombeng : Mua' uwirranni re pertanyaan nee pasti pura bomo nata'gor tomauweng mu dee apa
sangga' muissang tappa' mangorro'i tallo'mu dikamar.
Raju : Matanggal ma ma'irranni mo pau-pau nauwa mo
Kombeng : I'o matanggal yau ka'bal ma, tapi memang parallu tu tau de maitai e apa nandiang
dipake kaweng mua' nandiang dijama
Raju : Masae ma sikotta i Mira anna pasti nana lambi inna wattu merau minnassai lo'mai Mira
anna tomauwenna
Kombeng : Iyatomo tu iting bassao dirikkinni ita tommuane apa pasti nanalambi' inna wattu
parallu missawe (dengan nada bercanda lalu tertawa) apa harga dirinna tommuane jama-
jamangang tonganna
Kombeng : Masae mo sikotta i Mira de
Raju : Di SMA u mmng siola ma, simata upa'elongani lagu Mandar "Tenna' diang mating iri'
marroyong boyammu, damo pittule salili u mo tu'u" (sambil bernyanyi)
Kombeng : Dee andammi sangga' marasa iting lagu o, makarra' toi, kammaing marroyong
boyang. Tapi masae tongammo iting sikotta o, tenna' cicilan oto masae lunas mi (sambil tertawa)
Raju : (Dengan gestur berpikir) Eh... Tapi jama-jamangang apa re santai tapi mai'di pipoleanna
a?
Kombeng : Paccaleg mo o, tindo tappa' di tia napogau yaa salolonna bandi mo doi' lao dikattong
Raju : Masessa begai mua' caleg. Dota kapala desa atau kepala sekolah cuma yaa apa tomo ita
ndangi tau sarjana berdasi
Kombeng : Etah tah bahaya tah (sambil tertawa)

Tampak dari kejauhan datang Mira si pacar Raju dengan Mamu' yang merupakan teman Mira
sekaligus Raju' dari sudut kanan belakang panggung.

Kombeng : Raju' pole towaine bulawangmu o


Raju : (menengok ke belakang) MasyaAllah my ana uhibbuka fillah
Mamu' : (merasa dirinya yang digombal) Awh... baler-baler bopa matinga (sambil menyentil
bahu Raju) eh baper maksudku (sambil senyum manis dan bibir digigit)
Kombeng : Eee ulu peko' tania i'o namassu'
Mamu' : Apari mangemburuo a (dengan nada laki')
Raju : Missung dami aslinna (sambil tertawa), Mamu' i Mira upa'uwanni apa ia malolo
mimbulawang tania i'o malolo matawa-tawas.
Mamu' : Bukan mamu' tapi machmuch
Mira : Sudah... sudah... Raju' (dengan wajah gelisah) ada mau ku cerita ke kita
Raju' : Apa gerangan adindaku yang selalu bersemayam dalam mimpi-mimpiku
Kombeng : Mara-marasa pai pigombal na a
Mamu' : Gombal toa' e (Mamu' gigit bibir dan kombeng melirik ke Mamu' dengan memasang
wajah risih)
Mira : Raju... Serius ka ini
Raju : Mua' i'o bandi cinta andanga rua andang serius...
Mira : Raju... (dengan wajah gelisah)
Raju : Ayo pade ke sudut sana biar ndk na dengar pembahasan ta Kombeng sama (sambil melirik
ke Munu') i Asudahlah

Mira & Raju ke sudut kiri panggung dan mulai berdialog


Raju : Kenapa ki Mira gelisah sekali ku lihat
Mira : (dengan wajah kebingungan ingin mulai bercerita darimana)
Raju : Barusan ta lagi ku lihat gelisah begini, rindu ki? atau cintamu berkurang sama saya?
Mira : (menggelengkan kepala pertanda "tidak" lalu menatap wajah Raju dengan begitu gelisah
dan mulai serius) Raju bukan itu dan yang mau ku bilang lebih serius daripada itu dan ndk tau ka
mau mulai darimana karena pasti akan kepikiran ki jg
Raju : Apa memang Mira? Mau ki putus?
Mira : (terdiam)
Raju : Iyya mau putus setelah semua perjuangan kita selama ini seperti perjuangan ku yang dulu
kehujanan bawa tahu isi ke rumah mu dan itu semua demi kamu
Mira : Ih bukan mau putus tapi Ibuku...
Raju : Kenapa Ibumu
Mira : Ibuku mau agar aku... (Ibu Mira tiba-tiba datang dan memanggil Mira untuk segera
pulang)
Ayah Mira : Mira... Mira... Pulang!

Mira pun pulang dan tak sempat menyampaikan kegelisahannya pada Raju.

Kombeng : Raju, mangapai ro i Mira o


Raju : Andattoi re uwissange apa ndappai cappu' nacarita pa. Eh Mamu' muissangi apa melo na
palambi mai i Mira a
Mamu' : Yaa andattoi tu ri'e uwissang sayange
Raju : Da dolo simata pa bencong-bencong apa bencong tongang ao a (seolah mengancam)...
Tongang boma tu di'e
Mamu' : Too ngana' (nada laki')
Kombeng : (tertawa terbahak-bahak) laki' banget
Mamu' : (merendahkan suaranya) Meloa lamba ma alli passassa yaa miccoe'ma lao
Raju : Cih... Yaa apa amo re melo nauwa mai a
Mamu' : Sekali naung mo marondong malimang di wai pesitai i apa allo-allo naung massassa
Raju : Yaa malai ma palaka dolo (Raju pergi meninggalkan Mamu' dan Kombeng)
Mamu' : Ombeng solangana palaka lamba ma alli passassae
Kombeng : Moka... (sembari baring kembali)
Mamu' : Uwalliang pao sambatang rokok
Kombeng : Gas (dengan sigap cepat terbangun)

LAMPU PADAM

Scene 3 #1 (Ruang keluarga rumah Mira)

Diruang tamu saat ayah Mira sedang membaca buku Mira lewat

LAMPU NYALA

Ibu : Mira, coba kesini


Mira : Iya Ibu
Ibu : Bagaimana tanggapan mu tentang perjodohan yang Ibu bahas denganmu tempo hari
Mira : Mira belum siap Ibu
Ibu : Kenapa, umur mu sudah 26 nak dan tak lama lagi sudah 27
Mira : Aku tidak mau Ibu
Ibu : Kelima kakakmu sudah menikah dan kamu yang belum, Ibu juga sudah bicara dengan Pak
Ustadz dan Pak Ustadz sementara mencarikan laki-laki yang sesuai denganmu
Mira : Tapi Ibu...
Ibu : Saat kelima kakakmu menikah ayahmu masih ada dan kini ayah telah tiada dan Ibu takut
Ibu tidak ada saat kamu menikah nak
Mira : Ibu... Jangan berkata begitu, Mira ingin Ibu ada saat Mira menikah, tapi Mira tidak ingin
dijodohkan Bu
Ibu : Tidak usah banyak mengeluh, serahkan semuanya pada Ibu krn kalaupun kamu belum
berjodoh pasti Ibu tidak akan menemukan satupun laki-laki untukmu
Mira : Bagaimana jika Ibu menemukan seseorang dan ternyata tidak cocok denganku padahal
aku sudah menikah dengannya
Ibu : Mira... Ibu tidak akan langsung menikahkan mu begitu saja tapi kalian akan saling
mengenal lebih dulu
Mira : Kalaupun kami saling berkenalan tapi Aku belum mengetahui sifat aslinya Maa
Ibu : Mira... Dengar kata Ibu, jodoh tak selamanya adalah orang yang kita kenal lama, dan kenal
dekat karena jodoh itu ketetapan dari Allah, dan yang kamu khawatirkan adalah perasaaanmu
sedangkan perasaan itu sesuatu yang akan terbangun dengan sendirinya saat kamu mengenalnya.
Banyak diluar sana yang menikah dengan orang yang dia kenal lama namun berujung perceraian
dan ada juga yang baru kenal dijodohkan dan hidup bersama sampai usia renta.
Mira : Ibu... (dengan wajah memelas masih menolak perjodohan tersebut)
Ibu : Nak... Ibu mencarikan laki-laki untukmu tidak hanya sekedar mencari, namun Ibu
mencarikan laki-laki yang tidak hanya mampu menerima mu apa adanya tapi mampu
menghargai ikrar pernikahan denganmu dan mampu memuliakan mu sebagai istrinya.
Mira : Tapi Ibu... aku ragu-ragu
Ibu : Begini saja... Mira kalau kamu sedang menyukai laki-laki saat ini coba bawa ke rumah dan
perkenalkan pada kami namun dibalik itu semua perjodohan yang direncanakan Ibumu akan
tetap berjalan
Mira : (dengan wajah murung) baik Bu...
Ibu : Nak... Jangan murung begitu... Ibu seperti ini demi kebaikan mu, usia Ibu hampir 60 tahun
dan Ibu berharap bisa melihatmu menikah dan Ibu juga ingin menggendong anak darimu
sebelum kami tiada
Mira : Ibu... Jangan bilang begitu (dengan wajah yang sedih mendengar harapan Ibunya)

LAMPU PADAM

Scene 3 #2 (Dapur Amma' Raju')

Saat sedang makan malam

LAMPU NYALA

Amma' : Tiapai digena cokla' di uma?


Papa' : Alhamdulillah kayyangani bua na anna pura toi u sempro' pupuk
Amma' : Alhamdulillah mala ai lao panen de bulan e
Papa' : Andassawa puang Amma'na

Raju datang dan langsung duduk hendak menyantap dan bercerita dengan orang tuanya
kemudian saat itu juga Amma' ke belakang

Raju : Papa' manguma toma de Papa' bassa i'o anna i kanne'


Papa' : Raju... Ia anna dipapakkuliah o kambe' supaya ndango rapang iyau, meloa ri'o mua'
kayyangi sangamu, mai'di pipolemmu anna mala muakke sangana keluarga ta
Raju : Masussa sanna'i maitai te'e jama-jamangang Papa'
Papa' : Da pesimis ndappa topa mucoba, lamba mo dolo perantau, lao di kota maitai jama-
jamangang halal anna da muluppei sambayang mu anna ndassawa puang diang tia iting mu piala.
Ia kambe' anna masse'o berkembang apa simata dini tappa'o di kappung, andango melo missung
maitai pengalaman
Raju : Ndangi wulle lamba karambo
Papa' : Andango passaliliang, tommuane to'o yaa apa iting anna rikkingang tendo lamba o, coba
pikki-pikkirri macoai dolo

Raju kemudian keluar meninggalkan ruang makan.

LAMPU PADAM

Scene 3 #3 (Teras rumah Raju')

Raju baring dengan sarungnya diteras rumah

LAMPU NYALA

Raju : Sungguh indah bulan malam ini tali bali-balisa pa ri'e a, apa amo melo na pau dipirang i
Mira, andambandi nana jodohkan... Mua' nana jodohkan i yaa apa mo na u pogau e...

(Musik berputar)

Raju kemudian mengangkat kedua tangannya seraya berdo'a

Raju :
Ooo puang... Mua' i Mira jodoh u, bale pasiolama tori Puang...
Mua' nariandi jodoh na selain iyau, pasisara'i Puang anna pasiola ma tori i Mira
Ooo Puang... Mua' andanga na mu pa jodoh, da mu lorangi tori diang tau laeng selaeng iyau
Puang
Mua' tania tongandi jodoh u palaka Puang, pertimbangkan i tori membali Puang
Ooo Puang, pasiolama tori, pasiolama, atau ia siola iyau Puang
LAMPU PADAM

Scene 4 (Sungai)

Mira yang tengah mencuci dan tampak pula masyarakat setempat tengah melakukan aktivitas di
sungai dan dari kejauhan Darwis yang sedang jongkok mengenakan sarung memandangi Mira
dari seberang sungai, lalu Raju melihat pemuda tersebut dan menghampirinya

Raju : Darwis, apa mu pogau ita-ita immatingo (kemudian menghampiri Darwis dan duduk di
sebelahnya)
Kombeng : Yaa andang
Raju : (melihat kearah yang dilihat Darwis lalu melihat Mira dalam arah tersebut) Matammura' i
Mira muita-itai a
Kombeng : Tania
Raju : Damo ditinge minnassa tipolo lao pe'itammu, muolo'i di
Kombeng : Andattoi tia cuma kebetulan meita lao a
Raju : Diattoi tia disanga iting bassao
Kombeng : Ceh... Pangemburuang tendo'o, uwala ai kotta'mu
Raju : Da tia iting basaao (Raju mulai mencium aroma tidak sedap) Diang mu uru' bosi a?
Kombeng : Da pittule apa digena duapa tu' di'e
Raju : Mutara toi i'o
Kombeng : ("mingnge'deng")
Raju : Apa tittai o a
Kombeng : Apa tittai da
Raju : (dengan sigap berdiri agak menjauh) apa na ndango minnaung di wai
Kombeng : Masiri missung mua' tiemei bui'
Raju : Paik... (meninggalkan Darwis dan ke seberang menemui Mira)

(Selama dialog diatas akan ditampilkan aktivitas masyarakat di sungai)

Raju : (saat masih ditengah sungai) Ada buaya makan terasi, sungguh kamu Mira cantik sekali
Terdengar dari belakang panggung : Woe... Da parrappei kanene' di wai pemali i, melo ao tu'u na
ala re
Raju : E'eh... (dengan ekspresi tampak bersalah menghadap ke penonton dan segera
menghampiri Mira)
Mira : Ih... Apa to kau itu bilang begitu di sungai, mu tau ji klo pemali i
Raju : Maaf spontan ka, Mira... Apa itu mau mu bilang itu hari krn ndk habis pi ceritamu
Mira : (seketika ekspresinya berubah) Raju... mau dijodohkan ayahku
Raju : Hah... Serius Mira mau ki dijodohkan?
Mira : Serius ka Raju
Raju : Ada mi orangnya?
Mira : Belum krn masih cari jg ayahku
Raju : Kenapa bisa dijodohkan, ndk mu tolak i?
Mira : Sudah ku tolak, bilang ma ndk mau tapi na bilang ayahku mau i cepat-cepat nikahkan ka
krn menikah semua mi kakak ku
Raju : Kan kakakmu ketemu mi dia jodohnya
Mira : Ndk tau ma harus bilang apa krn na bilang ayahku mau i lihat ka menikah dan gendong
cucu dari saya apalagi mau 70 tahun mi umurnya ayahku (wajah Mira semakin murung)
Raju : Astaghfirullah... Bagaimana mi itu
Mira : Lamar ma cepat, InsyaAllah mau ji itu orang tuaku terima ki
Raju : Tapi ndk ada pi ini apa-apaku
Mira : Serius jiki sama saya toh
Raju : Serius ka, ndk ada ka ini main-main sama kita
Mira : Kalo betul ki serius sama saya, ke rumah ki lamar ka (mengumpulkan cuciannya dan
segera pulang)
Raju : Tapi Mira... Mira...

LAMPU PADAM

Scene 5 (Rumah Mira)

Ke esokan harinya usai Mira dan Raju bertemu di sungai, Raju tanpa berpikir lama tanpa
memberitahukan orang tuanya lebih dulu langsung ke rumah Mira hendak menemui orang tua
Mira

Raju : Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (sambil mengetuk pintu),


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mira : (pintu dibuka) Raju, ndk ku sangka datang ki
Raju : Serius ka sama kita dan ndk ada niatku main-main
Mira : Masuk miki dulu (Raju masuk kedalam rumah), duduk ki, ku panggil dulu ayahku (Mira
masuk kedalam dan memanggil Ibunya) Ibu... Ibu
Ibu : Iyya Mira
Mira : Ada laki-laki yang mau menemuimu Ibu
Ibu : Siapa?
Mira : Kedepanlah dulu Ibu
Ibu : Iya iya
Ayah Mira keluar dan menyapa Raju

Ibu : Wah ternyata Raju (sambil duduk), Mira buatkan air


Raju : gelisah salah tingkah menggosok pahanya
Mira : Iya ayah (sambil tersenyum bahagia)
Ayah : Nak Raju, apa tujuan kedatangan mu kesini
Raju : (masih salah tingkah)
Ayah : Mau pinjam uang
Raju : Andanga puang
Ayah : Trus kenapa gerak gerikmu seperti orang yang ingin pinjam uang
Raju : (Sedikit tertawa) Begini puang, saya ingin melamar Mira
Ayah : MasyaAllah... Sungguh mulia niatmu nak tapi apa orang tuamu sudah tau hal ini
Raju : Belum
Ayah : Tidak seperti itu nak, sekiranya ingin menyampaikan niatan baik seperti ini haruslah atas
restu dan ridho orang tua mu dulu
Raju : Maaf puang, aku terlalu semangat dan terburu-buru

Mira hendak keluar membawakan air dan kembali ke belakang membiarkan ayahnya dan Raju
berbincang

Ayah : Apa Mira memberitahu mu klo dia mau dijodohkan


Raju : Iyye Puang
Ayah : Kamu pacaran dengan anak saya? (diucap dengan tegas)
Raju : Iyye puang
Ayah : Sejak kapan kamu pacaran dengan anak saya
Raju : Sejak SMA puang
Ayah : Ternyata sudah lama kamu pacaran dengan anak saya, apa yang kamu punya untuk
melamar anak saya
Raju : Saya sayang dengan Mira dan bersedia bersanding hidup dalam suka maupun duka
dengannya
Ayah : Kamu sudah kerja?
Raju : Tidak puang
Ayah : Bagaimana bisa kamu berniat menikahi anakku sedang kamu tidak punya pekerjaan,
bagaimana kamu akan memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak untuk anak saya
Raju : Saya akan bekerja usai menikah dengan Mira
Ayah : Tidak segampang itu kau bisa ucapkan nak, berumah tangga tak cukup hanya dengan
cinta karena cinta juga butuh sejahtera. Setidaknya sadarlah sedikit sebagai lelaki.
Raju : Tapi saya serius dengan Mira Puang
Ayah : Ingat ini nak, sebelum kamu ingin menikahi perempuan setidaknya pahami 3 hal ini,
Pertama, andappao maka likka mua' ndappao tamma' mangayi anna ndappao rua membawa
khotbah di masigi, battuanna pau to macoa agama na,
Kedua, andappao maka likka mua' ndappai mulle mattupa' pa'barrasang, battunna pau to macoa
jama-jamanganna macoa pipoleanna
Ketiga, andappao maka likka mua' ndangi muissang matteke'i ponna anjoro, battunna pau to
naulle miuya' karras.
Nak, sekiranya penuhi 3 hal itu sebelum kamu ingin melamar anak saya
Raju : (menundukkan kepalanya dengan rasa putus asa)
Ayah : Kembalilah nanti kalo sudah memenuhi tiga hal itu

Ayah Mira berdiri dan kembali ke dalam lalu Mira keluar

Mira : Raju...
Raju : Sepertinya sudah tidak ada lagi harapan untukku
Mira : Kamu putus asa? Kamu menyerah padaku?
Raju : Tapi aku tidak punya apa-apa
Mira : Apa sampai disini saja kisah kita Raju?
Raju : (Raju termenung dan mulai memikirkan sesuatu)
Mira : Raju... Jangan diam saja
Raju : Mira... Kalo kau betul cinta denganku apa kamu mau pergi denganku
Mira : Maksudmu

Ayah Mira hendak keluar dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka

Raju : Kita kawin lari saja


Mira : Apa maksudmu itu, serendah itukah aku dimatamu sampai ingin kau ajak seperti itu
Raju : Aku pikir kau cinta padaku
Ayah : (seketika keluar) Raju keluar kau dari rumahku, sungguh hina kau sebagai laki-laki
berani-beraninya mengajak anak ku kejalan zina, keluar... Ku kira kau adalah lelaki yang baik
dan camkan ini Tak sekalipun selama hidupku akan ku restui kau dengan anakku.
Raju : (mundur dari tempatnya dan keluar dari rumah)
Mira : (menangis karena kaget dengan perbuatan Raju)

LAMPU PADAM

Scene 6 : Depan Rumah Raju

Saat itu Amma' sedang mattappi' beras didepan rumah, lalu Raju datang dengan kebingungan
Amma' : Raju... Apari kambe...
Raju : Maa meloa lamba
Amma' : Lamba? Na lamba innao
Raju : Usa'ding sanna' mi di'e Amma' e, harus a ma'jama
Amma' : Apa sawa' di'e mane poleo tappa' ia mu pau
Raju : Melo na jodohkan i Mira, anna iyau ri'e Amma' nandiang pa apa-apa u
Amma' : Sae allo mo simata dipaingarang kambe, simata napappaui tomo Kama' mu
Raju : Harus a lamba te'e di'e Amma' e, harus a
Amma' : Na tipolo innao
Raju : Na lao a di A'ba Wawang kandi'na i Papa' sambaling di Kalimantan
Amma' : Yakino itinga apa simata mokao missung dikappung maitai jamangang
Raju : Yakina Amma', na lamba tongana
Amma' : Pirappao melo lamba
Raju : Te'e amma', nandiang mo allo macoa mua' tania te'e
Amma' : Da te'e andangi macoa mua' mutialalei begai
Raju : Poko' na te'e mo Amma' tikkalau mappogau anu salah digena, harus a lamba te'e
Amma' : Anu salah? Anu salah apa mu pogau... (Raju bergegas ke dalam rumah membenahi
barang-barangnya)... Raju... Raju... Mangapare nanaeke e

Ibu melanjutkan mattappi' beras dan raju keluar dari rumah

Raju : Amma' lamba a dolo


Amma' : Pi'oroangi dolo lamba'mu, da mutialalei begai
Raju : Harus memangi te'e Amma' tikkalana kayyang nyawau
Amma' : Mua' nanauari tia iting kambe' lao diuma pesitai kama'mu palambi'i lao mua' na lambao
Raju : Iyye Amma' (mencium tangan Ibunya)

Sutradara : 3 Tahun kemudian

Raju pulang dari rantauannya

Raju : Assalamu'alaikum Kama', Amma'

Secara kebetulan Mamu' lewat dan menyapa Raju

Mamu' : Raju...
Raju : Eh Mamu'
Mamu' : Masae sanna' mo andang rua uwita luluare
Raju : Iyamoria
Mamu' : Diang mo duattahung masaemu lamba de
Raju : Talluttahung na disaliwang
Mamu' : Masae tongani
Raju : Berubah sanna' mo uwita mo
Mamu' : Andattiapai tia tau na berubah sawa' diang mo ana'
Raju : Ana'? Pa purao palaka likka mo, andalle'ba re uwirranni e
Mamu' : Namuissang tiapai apa masussa tori dini jaringan di kappung
Raju : Iyamoria, mai'di sanna' perubahan... Oia anu palaka, muitai kama'u a? Apanna nandiang
tau rini di boyang
Mamu' : Tamai diuma massari manyang kama'mu apa uwita digena massoppo' sue' landur diolo
boyang, tapi mua' amma'mu yaa tama ari di pasar kapang
Raju : Mua' na utattangai re malainnae namasaei, sekali lao ma dolo palaka pesitai Mira
Mamu' : Mira? Siolo'i ruao sanga Mira
Raju : Pa apari musanga, ia sawa' piakke'u mappelei kappung maitai atuongang dikappunna tau
Mamu' : Andango rua sikabari selama re maie?
Raju : Rua banda tia cuma yaa pitumbulandi suka'u disaliwang yaa purana di'o ndammi, ganti
nomor ai tu'u anna i'o mie yaa to andattori diang hp mu ro wattu dipake ma hubungi o
Mamu' : Yaa namupesiatai re Mira e
Raju : Iyya tu'u, sae allo utambu' salili'u tarrae diallo tammatindo diwongi nanna cinna u lao
Mamu' : Masayang sanna' duao palaka lao
Raju : Pa apari musanga, nandiang mo towaine useriussi mua' tania ia
Mamu' : Luluare... diang tu ri'e anu andang muissang melo upalambi mating cuma uwitare
matinge, i kombeng malolo mappalambi' mating
Raju : Apa amo itingo, salili toa tu ri'e lao di luluare mesae... Upesitai topai ma'pura
Mamu' : Eh Raju mindoloa palaka a apa diang duare na uwola e
Raju : Nalao towanda mo tu diboyanna i Mira

Raju meletakkan barang bawaannya dan bergegas menemui Mira

LAMPU PADAM

Scene 7 (Rumah Mira)

Raju sampai dirumah Mira dan mengetuk pintu

Raju : Assalamu'alaikum, Assalamu'alaikum...


Mira : (menyahut dari belakang) Waalaikumsalam, tunggu
Raju : MasyaAllah tatta' toi tia masannang nyawa mairranni suara na i Mira

Mira keluar dan membukakan pintu dengan terkejut saat melihat Raju

Mira : Raju
Raju : Mira, aku pulang
Mira : Duduk dulu (sambil mempersilahkan Raju duduk didepan rumah)
Raju : Iya Mira
Mira : Aku buatkan air dulu
Raju : Tidak usah, bukan itu niat kedatangan ku kemari
Mira : Lalu ada apa?
Raju : Ada apa? Aku kemari dengan niat yang sama seperti 3 tahun lalu... Mana Ibumuu
Mira : Ibuku telah tiada, Ibu meninggal setahun yang lalu
Raju : Innalillahi wainnailaihi rojiun, maaf Mira aku tak ada saat kau sedang berduka (dengan
wajah sedih)
Mira : Tidak apa-apa, sudah takdirnya
Raju : Jadi aku harus bagaimana sekarang?
Mira : Bagaimana apanya?
Raju : Tentu saja melamar mu
Mira : Maaf Raju, aku... (Tiba-tiba terdengar suara bayi menangis) aku masuk dulu (Mira
kedalam dan keluar sambil menggendong bayinya)
Raju : Kakakmu disini?
Mira : Kakak ku tidak disini
Raju : Hmm... Keponakan mu lucu (sambil melihat bayi yang digendong Mira dan tersenyum)
Mira : Ini bukan keponakan ku
Raju : Lalu siapa?
Mira : Ini anakku
Raju : (Tertawa ringan) Kau bisa saja Mira, sekian lama tak jumpa kau bercanda seperti itu
Mira : (Menggelengkan kepala)
Raju : (Seketika raut wajah tawa tersenyumnya berubah) Kamu serius?
Mira : Iyya, ini anakku
Raju : Kapan kamu menikah?
Mira : Saat kita sudah tidak saling berkabar dan Ibuku terus meminta ku menikah, Ibuku saat itu
sakit keras dan ku iyakan permintaannya
Raju : Lantas kau menikah dengan orang yang tidak kamu cinta?
Mira : Itu tidak sepenuhnya benar karena saat kau pergi tanpa memberiku kepastian yang jelas
dia selalu ada untukku mendengarkan ceritaku
Raju : Dia? Siapa?
Mira : Kombeng
Raju : Maksudnya? Kau menikah dengan Kombeng?
Mira : Iyya Raju
Raju : Penghianat sekali dia, mengambilmu dariku saat aku tak ada, Kombeng Asu...
Mira : Raju... (Dengan tatapan dingin)
Raju : Apa?
Mira : (Langsung menampar Raju dengan begitu kerasnya) Apa maksudmu menghina suami ku
didepanku
Raju : (Dengan emosi) Kenapa menampar ku, dia yang salah mengambilmu saat aku tak...
Mira : (langsung memotong ucapan Kombeng) Berhenti menghina suamiku
Raju : Mira...
Mira : Apa? Kamu mau bilang apa? Dulu kamu pergi begitu saja tanpa memberitahuku dan
membiarkan ku menunggu ketidakpastian mu.
Raju : Aku begini karena Ibumu yang tidak merestui mu
Mira : Tadi kau menghina Suamiku sekarang kau menyalahkan Ibuku? Apa maksudmu itu
Raju : Aku mencintaimu Mira
Mira : Cinta saja tak cukup Raju, kamu hanya cinta tapi tidak berusaha. Kau terlalu berleha-leha
selama ini tanpa memikirkan masa depan kita dan beginilah jadinya
Raju : Tapi Mira...
Mira : Sudahlah... Tak ada lagi perasaan ku yang tersisa untukmu, aku sudah lama merelakanmu
dan jangan kesini lagi untuk meminta kepastian dariku
Raju : Mira... Aku minta maaf karena sejak kita bersama aku terlalu santai dan menganggur
begitu lama hingga tak bisa memberikan mu kepastian
Mira : Sudahlah Raju, pulanglah, aku juga tak enak dengan tetangga melihat kita berdua saja
sekarang
Raju : (melihat Mira dengan sedih)

Kombeng-pun datang sehabis berkebun

Kombeng : Raju... Kapan kau datang


Raju : (tersenyum dan berdiri menghampiri kombeng, lalu memegang pundak Kombeng dengan
tangan kanannya agak keras) Kombeng, Terimakasih karena menjadi pengganti ku dan tolong
jaga dia baik-baik...

Kombeng-pun pulang dengan bersedih hati...

LAMPU PADAM (TAMAT)

Anda mungkin juga menyukai