Suasana di pedesaan begitu kental dengan nuansa alami dan tenang. Langit
biru cerah menyoroti keindahan panorama sawah yang menghampar di depan
mata. Di kejauhan, suara gemericik air sungai yang mengalir membawa suasana
damai dan menenangkan. Pohon-pohon rindang dan hijau yang tumbuh di tepi
jalan memperlihatkan keindahan alam yang masih alami dan murni. Burung-
burung berkicau riang dan merdu menambahkan suasana riang di sekeliling.
Terdengar pula suara binatang di tengah hutan, mulai dari kicauan burung hingga
suara kodok yang bersahutan.
Namaku Nadia Kamila, nama yang indah diberikan ibuku saat aku lahir
dulu. Aku adalah remaja kecil yang lahir dan tumbuh di sebuah desa pelosok.
Desa Kaliwungu, desa yang asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Aku sangat
menyukai desaku ini karena disinilah aku belajar banyak hal.
Sesampainya di kelas, tiba-tiba ada suara yang tak asing dari belakang dan
membuat ku kaget.
“Milaaa… Kok kamu ngga nungguin aku sih Mil” teriak Sari
“Oh iya Sar, aku lupa. Soalnya tadi aku disuruh ibu nganterin pesenan Wak
Nunik di warungnya. Jadi aku ngga lewat depan rumah kamu deh” Jawabku
“Oh gitu, kirain kamu marah sama aku. Hehe” Ucap Sari sambil tertawa
“Enggak dong” Jawabku sambil tersenyum
“Oh iya, nanti di balai desa ada kumpulan untuk perencanaan lomba tahunan
desa, Ikut yuk” Ajak Sari
“Ayuk, nanti kita ketemu disana ya Sar” Jawabku
“Oke” Teriak Sari sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah pulang sekolah, aku menepati anjiku untuk ke balai desa dengan
alin. Sesapainya disana, aku kaget melihat orang-orang berkumpul sebanyak ini.
Padahal, biasanya untuk rapat lomba desa hanyalah anak-anak dan remaja saja
yang lbih banyak hadir.
"Selamat siang, semua. Hari ini kita berkumpul untuk membahas rencana
pembangunan pabrik di wilayah kita. Ada yang ingin mengemukakan
pendapat?" Tanya Kepala Desa
"Saya sangat menolak pembangunan pabrik ini. Saya khawatir akan
mempengaruhi kualitas udara dan air di wilayah kita. Selain itu, juga akan
mengganggu ketenangan hidup warga sekitar." Jawab Pak Andi
"Saya setuju dengan Pak Andi Seharusnya kita memikirkan dampak jangka
panjang dari pembangunan pabrik ini, bukan hanya manfaat yang singkat."
Kata Pak Eko
"Terima kasih atas pendapat kalian. Ada yang ingin menambahkan?" Jawab
Pak Kades
"Saya juga khawatir tentang dampak lingkungan dari pembangunan pabrik ini.
Namun, kita juga harus memikirkan tentang dampak ekonomi dari
pembangunan pabrik ini. Apakah tidak ada cara lain untuk mengurangi dampak
negatifnya?" Ucap Bu Ani
"Saya setuju, Bu Ani. Namun, saya pikir kita harus mencari alternatif lain
untuk mengembangkan ekonomi wilayah kita, bukan hanya bergantung pada
industri yang merusak lingkungan. Jadi ada nya pabrik mungkin akan membuat
kita lebih sejahtera" Jawab Pak Agung dengan menaikkan bahunya
"Terima kasih atas masukan kalian. Saya pikir kita harus mencari solusi yang
terbaik untuk kepentingan bersama. Saya akan berbicara dengan pihak
pengembang dan mencari informasi lebih lanjut tentang proyek ini. Apakah
ada yang ingin menambahkan sesuatu?" Jawab Pak Kades
"Saya berharap keputusan akhirnya dapat mempertimbangkan kepentingan
warga dan lingkungan kita, bukan hanya kepentingan ekonomi semata." Ucap
Bu Ani
"Sangat setuju, Bu. Saya akan memastikan keputusan akhirnya memperhatikan
kepentingan semua pihak. Terima kasih atas partisipasinya dalam diskusi ini."
Ucap Pak Kades
Setelah banyak diskusi, akhirnya mereka memutuskan untuk menentang
rencana pembangunan pabrik tersebut. Namun, mereka tidak tahu harus mulai dari
mana. Saat itu aku, mengangkat tangan dan meminta izin untuk berbicara.
Namun, Aku tidak menyerah begitu saja. Aku akan mencoba mencari
dukungan dari organisasi lingkungan dan media. Awalnya, Aku mulai
mengumpulkan dukungan dari masyarakat dan organisasi lingkungan lainnya.
Aku mengajak teman-temanku untuk membentuk sebuah kelompok untuk
menentang rencana pembangunan pabrik tersebut. Kelompok kami diberi nama
"Masyarakat Peduli Lingkungan Desa" atau MPLD.
Kami mulai melakukan pertemuan dengan warga desa dan mengajak kami
untuk bergabung dengan gerakan kami. Kami memaparkan dampak buruk yang
mungkin terjadi jika pabrik dibangun, seperti polusi udara, pencemaran air dan
tanah, serta kerusakan lingkungan lainnya. Kami juga menawarkan alternatif
untuk membangun pabrik yang lebih ramah lingkungan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat.
Namun, kami tidak mendapat dukungan yang cukup dari warga desa.
Beberapa warga desa masih menganggap pabrik sebagai peluang untuk
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Mereka merasa bahwa
MPLD hanya mengganggu perkembangan desa kami.
Namun, Aku dan anggota MPLD tidak menyerah. Kami memutuskan untuk
mencari dukungan dari organisasi lingkungan lainnya. Kami melakukan aksi
protes dan kampanye di media sosial untuk menarik perhatian publik tentang
bahaya pembangunan pabrik tersebut. Kami juga menghubungi organisasi
lingkungan nasional dan internasional untuk meminta dukungan. Gerakan kami
mendapatkan dukungan yang cukup besar. Beberapa organisasi lingkungan dan
aktivis di seluruh negeri bergabung dengan gerakan kami. Dukungan tersebut
memberikan momentum yang cukup besar bagi gerakan kami.
Sampai suatu hari, seluruh warga desa berkumpul di balai desa. Mereka
semua menantikan hasil rapat antara kepala desa dan pihak perusahaan yang
berencana membangun pabrik di desa kami. Tiba-tiba, pintu balai desa terbuka
dan kepala desa bersama dengan beberapa pejabat dari perusahaan itu masuk.
Mereka semua terlihat serius dan tegang. Kepala desa memberikan pengumuman
yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh warga desa.
Seluruh warga desa merasa sangat bersyukur dan bahagia bahwa mereka
masih bisa hidup di desa yang indah dan damai. Mereka bertekad untuk menjaga
keindahan desa mereka dan saling bekerja sama dalam melindungi alam mereka.
Penduduk desa merasa sangat bersyukur dan berterima kasih atas dukungan yang
mereka terima. Mereka merasa bahwa mereka telah memenangkan pertarungan
untuk melindungi lingkungan mereka dan kehidupan mereka sendiri.