SOSIAL DAN
KEMANUSIAAN
NAMA PENELITI
2022
1
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA
FORM ABSTRAK KE-54 TAHUN 2022
Sinrilik merupakan kesenian khas masyarakat suku Makassar. Suku 4. Metode Penelitian
Makassar merupakan nama melayu kepada sebuat etnis yang mendiami o Wawancara
o Observasi
pesisir selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya “Mangkasara” o Studi literature
yang berarti “Mereka yang Bersifat Terbuka”.Sinrilik atau sinriliq adalah
sebuah kisah atau narasi tertentu yang di sampaikan atau di ceritakan dalam bentuk Catatan:
Hapus yang tidak perlu
lanturan irama (dilagukan). Sinrilik atau sajak dalam bahasa Makassar adalah
pertunjukan seni bertutur masyarakat suku Makassar yang telah dilakukan
sejak dahulu yang diiringi musik dan dilagukan sehingga terdengar seperti
orang bernyanyi. Dalam penampilan sinrilik, pasinrilik biasanya
menggunakan alat musik yang biasanya disebut pa kesok-kesok atau kerek-
kerek gallang, alat music tradisional ini dimainkan dengan cara digesek. Dari
zaman ke zaman, fungsi sinrilik amatlah beragam. Dahulu sinrilik menjadi
sarana pengajaran budi pekerti dan patriotisme. Sinrilik juga sering menjadi
media penghubung antara raja dan rakyatnya. Ketika raja ingin
menginformasikan sesuatu kepada rakyatnya, maka pasinrilik akan keluar
dari istana dan menginformasikan kepada seluruh rakyat melalui sinrilik.
Begitupun ketika raja ingin mengetahui keadaan rakyatnya, maka pasinrilik
akan keluar dari istana untuk mengamati keadaan rakyat, lalu menyampaikan
kepada raja tentang keadaan rakyatnya melalui sinrilik, tapi seiring
perkembangan zaman, sinrilik menjadi lebih sering digunakan untuk mengisi
acara-acara seperti pernikahan, khitanan, khataman dan dapat juga berfungsi
sebagai media da'wah. Meskipun fungsi sinrlik sangat beragam, tapi sinrilik sangat
jarang dibahas di masa sekarang. Hampir tidak ada buku atau literatur yang
membahas secara khusus mengenai sinrilik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejarah perkembangan sinrilik, mengetahui peranan kesenian sinrilik
pada masyarakat suku Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskrptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara statistik dengan jumlah
narasumber.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinrilik atau sinriliq merupakan bentuk seni tutur puitis berirama yang dikenal oleh penutur Bahasa
Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada suku Bugis, bentuk kesenian ini dinamakan
Kacaping atau Akkacaping. Pada dasarnya, sinrilik adalah sebuah kisah atau narasi tertentu yang
disampaikan atau diceritakan dalam bentuk lantunan irama (dilagukan).
Dari zaman ke zaman, fungsi sinrilik amatlah beragam. Dahulu sinrilik menjadi sarana pengajaran
budi pekerti dan patriotisme. Sinrilik juga sering menjadi media penghubung antara raja dan
rakyatnya. Ketika raja ingin menginformasikan sesuatu kepada rakyatnya, maka pasinrilik akan
keluar dari istana dan menginformasikan kepada seluruh rakyat melalui sinrilik. Begitupun ketika
raja ingin mengetahui keadaan rakyatnya, maka pasinrilik akan keluar dari istana untuk mengamati
keadaan rakyat, lalu menyampaikan kepada raja tentang keadaan rakyatnya melalui sinrilik.
Seiring perkembangan zaman, sinrilik menjadi lebih sering digunakan untuk mengisi acara-acara
seperti pernikahan, khitanan, dan khataman. Sinrilik juga dapat berfungsi sebagai media da'wah.
Sinrilik merupakan kesenian asli khas Sulawesi Selatan. Meskipun begitu, sinrilik sangat jarang
dibahas di masa sekarang. Hampir tidak ada buku atau literatur yang membahas secara khusus
mengenai sinrilik. Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk membahas mengenai sinrilik dalam
sebuah karya tulis guna melestarikan kesenian ini sehingga masih dapat dinikmati di zaman yang
akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam
karya ilmiah ini, yaitu:
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sinrilik
Sinrilik berasal dari bahasa Makassar yang berarti prosa lirik atau lagu, sinrilik adalah salah satu
kesenian khas asli Sulawesi Selatan. Kesenian sinrilik tergolong dalam seni tutur. Pada dasarnya
sinrilik atau sajak dalam bahasa Makassar adalah pertunjukan seni bertutur masyarakat suku
Makassar yang telah dilakukan sejak dahulu yang diiringi musik dan dilagukan sehingga
terdengar seperti orang bernyanyi. Cerita yang dibawakan dalam sinrilik biasanya berasal dari
sebuah peristiwa atau kejadian besar. Bentuk narasi sinrilik menyerupai puisi atau syair dengan
pemilihan dan perpaduan kata-kata yang tepat dan terdapat berulang kali pengulangan-
pengulangan lirik atau repetisi. Pada umumnya sinrilik lebih sering dilantunkan oleh seorang
pria
Sinrilik terbagi dalam dua kategori, yaitu; sinrilik bosi timurung dan sinrilik pakesok-kesok.
Sinrilik bosi timurung yang dalam bahasa Makassar berarti hujan turun, adalah sinrilik yang
dilantunkan pada saat keadaan sepi dan orang-orang sedang tertidur lelap, sinrilik ini tidak
diiringi oleh alat musik apapun, dengan narasi yang pendek-pendek dan berisi kesedihan atau
curahan hati dari penggubahnya, seperti kecintaan pada seorang gadis, kerinduan pada kekasih,
dan rasa kecewa akan jerih payah yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Sedangkan sinrilik pakesok-kesok adalah pertunjukan sinrilik yang diiringi alunan alat musik
berupa kesok-kesok. Narasi sinrilik jenis ini adalah cukup panjang dengan tema cerita yang lebih
bermuatan positif dan menggugah semangat seperti kisah kehidupan seorang tokoh, sejarah
perjuangan, budaya, maupun masalah agama
B. Pasinrilik
Orang yang membawakan sinrilik disebut pasinrilik. Dahulu pasinrilik memakai kostum mulai
dari kaos polos hingga kemeja, lipa’ (sarung) dan patonro’ (atribut di kepala). Terkadang pula
pasinrilik pada umumnya memakai pakaian adat dengan warna sesuai dengan keinginan
pasinrilik.
Pasinrilik tidak hanya fokus pada naskah yang mereka bawakan, namun mereka harus pandai
membangun suasana tuturan spontan seolah mengalihkan perhatian pendengar, juga ketika
pasinrilik tiba-tiba lupa dengan materi yang mereka bawakan.
Pasinrilik tidak hanya harus menguasai materi seputar naskah standar di dalam sinrilik, namun
mereka juga harus siap ketika dipersilahkan untuk mengomentari naskah-naskah standar
tersebut ataupun ketika diberikan sebuah tema untuk ber-sinrilik.
Pasinrilik tidak boleh menyembunyikan kebenaran hanya karena ingin mendapat simpati dari
pendengar. Pasinrilik dituntut untuk selalu menyampaikan kebenaran walaupun pahit.
Pasinrilik pada zaman dahulu hanya menggunakan bahasa Makassar ketika membawakan sinrilik,
namun pada saat sekarang ini sinrilik dapat dibawakan dengan bantuan bahasa Indonesia sebagai
terjemahan dari kalimat-kalimat yang berbahasa Makassar, agar semua pendengar dapat mengerti
pesan yang disampaikan oleh pasinrilik. Pasinrilik dapat membawakan sinrilik dengan atau tanpa
alat musik.
C. Alat musik
Alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukkan sinrilik adalah kesok-kesok
atau kerek-kerek gallang, alat music tradisional ini dimainkan dengan cara digesek.
Kesok-kesok atau gesong kesong dulunya dikenal juga dengan nama kerek-kerek gallang, adalah
alat musik gesek tradisional yang terbuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, serta kayu, dan
hanya memiliki dua buah senar. Untuk menggeseknya biasanya digunakan alat gesek biola, namun
bisa juga dengan menggunakan kawat biasa. Penggunaan alat musik ini hampir sama dengan biola,
hanya saja tidak ditaruh pada pundak pemain namun ditempatkan pada lantai pertunjukan dengan
posisi berdiri. Saat dimainkan alat ini akan mengeluarkan bunyi seperti song song. Irama kesok-
kesok yang dimainkan pada pertunjukan sinrilik haruslah disesuaikan dengan tinggi rendahnya
nada suara dari passinrilik serta isi narasi yang sedang ditampilkan, misalnya passinrilik sedang
menceritakan sebuah kisah perjuangan melawan penjajah tentunya gesekan nadanya akan
terdengar cepat dan keras sehingga dapat menggugah emosi dan imajinasi dari pendengar,
sedangkan jika sedang menceritakan kisah-kisah bernuansa keagamaan, gesekan dan temponya
cenderung lebih lambat. Jadi, keberadaan iringan musik kesok-kesok itu sendiri dapat kita
samakan dengan irama backsound yang menjadi latar dari sebuah film. Sebuah gesekan awal yang
dimainkan dijadikan sebagai penanda dimulainya cerita.
D. Suku Makassar
Suku Makassar merupakan nama melayu kepada sebuat etnis yang mendiami pesisir selatan
pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya “Mangkasara” yang berarti “Mereka yang
Bersifat Terbuka”. Orang yang bersuku Makassar terbagi diberbagai Kabupaten Sulawesi
Selatan yaitu meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten
Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Suku
Makassar juga mendiami sebagian wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dan sebagian
besar wilayah Kabupaten Bulukumba. Suku Makassar adalah salah satu suku terbesar di
Sulawesi.
6
BAB III
METODOLIGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena
realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas
itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,
situasi, ataupun fenomena tertentu.
Penelitian ini kami lakukan di kecamatan Rappocini, tepatnya disekola Bahasa bolasugi dan
waktu pelaksanaan penelitian sesuai table dibawah
1. Wawancara
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan suatu studi yang digunakan dalam mengumpulkan informasi
dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada seperti buku, internet, DLL
3. Dokumentasi
7
E. Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan di penelitian ini adalah data kualitatif berupa kumpulan
kata dan tidak menggunakan angka. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
wawancara. Data ini dikumpulkan dengan cara wawancara dan biasanya diproses terlebih dahulu
sebelum siap digunakan, tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya
disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau
statistika sebagai alat bantu analisis.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Sitti "Pola Interaksi Antara Suku Bugis dan Suku Makassar Di Pulau Karanrang
Kabupaten Pangkep" , https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/13004-Full_Text.pdf , diakses
pada 5 Mei 2022 pukul 14.07
Serenata. 2019. "Mau Membuat Karya Ilmiah? Simak Dulu Nih Pengertian dan Contoh
Latar Belakang!" https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/contoh-
latarbelakang/#1_Contoh_Latar_Belakang_Ilmiah , diakses pada 20 Maret 2021 pukul 13.25
Prabandari, Ayu Istri. 2020. "Perbedaan Data Primer dan Sekunder dalam Penelitian,
Ketahui Karakteristiknya" , https://www.merdeka.com/jateng/perbedaan-data-primer-dan-
sekunder-daslampenelitian-ketahui-
karakteristiknyakln.html#:~:text=Pengertian%20Data%20Primer%20dan%20Sekunder&text=Ka
r ena%20hal%20inilah%20data%20primer,untuk%20melengkapi%20kebutuhan%2
0data%20penelitian. , diakses pada 22 Maret 2021 pukul 14.15.
iii
Awlia, Tasya. 2020. "Metode Pengumpulan Data: Kuantitatif dan Kualiatif" ,
https://news.detik.com/berita/d-4850130/metode-pengumpulan-datakuantitatif-dan-kualitatif ,
diakses pada 22 Maret 2021 pukul 15.30.
iv
BIODATA PESERTA
Ketua Tim
Nama : Aisyah Asy Syifa
Sekolah : MTsN 1 Kota Makassar
Alamat Sekolah : Jl. AP. Pettarani No.1A Makassar
Alamat Rumah : Jl. Sukaria 2B. No 16
Tempat Lahir : Makassar FOTO
Tanggal Lahir : 14-Mei-2008
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : VIII.SAINS
Nomor HP : 085342039621
Email : aisyahasysyifa2008@gmail.com
Anggota Tim
Nama : Andi Nur Isma Istambul
Sekolah : MTsN 1 Kota Makassar
Alamat Sekolah : Jl. AP. Pettarani No. 1A Makassar
Alamat Rumah : Komp YPPKG blok K/10 No.28
Tempat Lahir : Makassar FOTO
Tanggal Lahir : 11-December-2008
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : VIII.SAINS
Nomor HP : 085241232960
Email : andinurisma123@gmail.com