Anda di halaman 1dari 9

FITUR BACK TO BACK LOAN PADA PRODUK TABUNGAN EMAS

A. Latar Belakang dan Permasalahan

Produk Tabungan Emas PT. Pegadaian (Persero) semakin dikenal luas oleh masyarakat
berkat promosi dan sosialisasi yang dilakukan secara gencar dan terus menerus. Dengan semakin
dikenalnya produk Tabungan Emas, maka semakin banyak pula tantangan yang akan dihadapi,
namun di balik itu juga tersedia potensi yang masih bisa digali. Tantangan sangat bisa menjadi
peluang, sebaliknya potensi juga bisa berbalik menjadi hambatan bila tidak disikapi dengan benar.
Untuk itu tantangan dan potensi harus dikelola secara tepat agar memberikan added value yang
optimal bagi perusahaan.

Tantangan yang dimiliki PT. Pegadaian (Persero) atas produk Tabungan Emas yaitu selama
ini hanya PT. Pegadaian (Persero) lah yang berani secara kontinyu, terbuka, dan masive
melakukan sosialisasi investasi dengan cara menabung emas, sekaligus menghadirkan lini
produknya yaitu Tabungan Emas. Dengan menjadi yang terdepan dan pionir dalam
mensosialisasikan tabungan emas, maka akan tercipta sebuah persepsi yang sangat kuat bahwa
Tabungan Emas akan selalu identik dengan PT. Pegadaian (Persero), meskipun produk Pegadaian
bukan hanya Tabungan Emas saja. Persepsi semacam itu akan memberikan konsekuensi yang
boleh dibilang serius. Apabila investasi dengan cara menabung emas berhasil dan dianggap
berdampak positif pada masyarakat, maka nama PT. Pegadaian (Persero) akan semakin harum.
Dan sebaliknya, apabila gagal dan masyarakat merasa dirugikan, maka akan berdampak buruk
bagi nama besar PT. Pegadaian (Persero) ke depan. Pertaruhan nama baik perusahaan yang akan
menjadi tantangan produk Tabungan Emas.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa dalam jangka pendek harga emas
mengalami fluktuasi yang susah diprediksi, kadang naik dan kadang turun. Investasi emas
berdasarkan historinya, akan sangat dirasakan ketika telah berjalan 3 tahun atau lebih, investor
akan merasakan keuntungan atas investasinya. Bila dikaitkan dengan Tabungan Emas, idealnya
nasabah bisa melakukan penjualan atau buyback ketika melewati kurun 3 tahun atau lebih agar
merasakan dampak keuntungan menabung emas. Pada dasarnya Tabungan Emas itu sendiri
adalah instrumen investasi yang menyasar golongan menengah ke bawah agar dapat memiliki
emas meskipun pendapatan yang dimilikinya rendah. Karena sifatnya investasi, maka menabung
emas seyogyanya harus dalam periode jangka panjang.

Dalam setiap sosialisasi Tabungan Emas, para marketting selalu menghimbau kepada
calon nasabah agar investasi yang dilakukan memiliki periode jangka panjang. Namun dalam
kenyataannya, ada kondisi-kondisi tertentu yang bersifat mendesak, yang tidak dapat dihindari
nasabah untuk melakukan transaksi penjualan atau buyback Tabungan Emasnya, meskipun
periode menabungnya masih pendek. Atas hal tersebut, nasabah akan berpotensi merasa
dirugikan karena dana yang ditempatkan tidak menghasilkan keuntungan seperti yang
diharapkan. Permasalahan seperti ini apabila tidak disikapi dengan baik maka akan menimbulkan
kekecewaan bagi nasabah, dan bisa menjadi bom waktu karena tidak sedikit nasabah yang
memiliki kebutuhan mendesak. Jika berlangsung terus menerus, maka nasabah akan kehilangan
kepercayaan terhadap Tabungan Emas dan perlahan akan meninggalkannya. Hal yang lebih buruk
lagi apabila menimbulkan distrust pada PT. Pegadaian (Persero).

Untuk itu diperlukan adanya solusi secara tersistem untuk mengatasi permasalahan
tersebut, dimana nasabah tidak perlu terburu-buru melakukan transaksi penjualan atau buyback
Tabungan Emas, namun nasabah tetap bisa mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan

1
mendesaknya. Mungkin salah satu solusi yang dapat ditawarkan kepada nasabah adalah dengan
melakukukan order cetak pada Tabungan Emas untuk kemudian digadaikan kembali. Namun opsi
tersebut memakan waktu dan biaya cetak, akan kurang tepat jika ditawarkan kepada nasabah
yang benar-benar memiliki kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.

Di sinilah sebenarnya tersimpan potensi produk Tabungan Emas yang masih bisa
dieksplorasi, yaitu menghadirkan fitur back to back loan pada Tabungan Emas. Fitur back to back
loan adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. Pegadaian (Persero) kepada nasabah Tabungan
Emas dengan agunan saldo emas dari Tabungan Emas yang dimiliki nasabah tersebut. Fasilitas
kredit tersebut dapat menutupi kebutuhan dana mendesak yang diperlukan nasabah. Dengan
adanya fitur back to back loan, nasabah tetap bisa meneruskan tabungan emas dalam periode
jangka panjang meskipun memiliki kebutuhan mendesak, sehingga tujuan Tabungan Emas
sebagai instrumen investasi untuk memberikan keuntungan yang optimal bagi nasabah dapat
terealisasi. Dengan begitu nasabah akan semakin percaya dengan manfaat Tabungan Emas dan
akan semakin mengibarkan nama PT. Pegadaian (Persero). Selain itu, fitur ini juga dapat
membuka pangsa pasar baru dan memberikan sumber pendapatan alternatif.

Makalah ini disusun untuk memberikan usul dan masukan terkait penyempurnaan produk
Tabungan Emas yaitu dengan penambahan fitur back to back loan sebagai solusi bagi nasabah
yang membutuhkan dana cepat namun secara bersamaan masih ingin meneruskan investasinya.
Produk Tabungan Emas harus dapat menjawab berbagai tantangan dan dinamika yang
berkembang di masyarakat serta harus mampu menjadi solusi keuangan terpadu atas berbagai
kebutuhan masyarakat.

2
B. Pembahasan

1. Kondisi Saat Ini Dan Permasalahan Yang Ditemukan

Berdasarkan karakteristik harga emas yang merupakan instrumen investasi, sebaiknya


dana yang ditempatkan pada Tabungan Emas merupakan dana yang berlebih, di luar dana yang
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tabungan emas juga tidak cocok dijadikan penempatan
dana untuk kebutuhan mendesak, dana untuk kebutuhan tak terduga tersebut sebaiknya
disimpan di bank. Dengan sisa pendapatan yang disisihkan, di luar biaya hidup sehari-hari dan
biaya tak terduga, maka akan sangat ideal bagi masyarakat untuk menempatkan dana tersebut
untuk menabung emas. Kelangsungan menabung akan terjaga sampai pada akhirnya memperoleh
keuntungan yang optimal. Namun tentunya, hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi. Mereka masih memiliki space atau range untuk membagi pendapatan
sesuai dengan prioritas dan kebutuhannya.

Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah maka akan sangat sulit dan tidak cukup
space untuk membagi-bagi pendapatan mereka seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi. Kebanyakan mereka baru bisa menabung dari hasil menyisihkan dana dari
kebutuhan mereka sehari-hari yang tidak habis terpakai. Tipikal menabung golongan ini
perputarannya sangat cepat dimana sering menabung tetapi juga sering menariknya kembali
seiring dengan adanya kebutuhan di luar kebutuhan sehari-hari mereka.

Produk Tabungan Emas dari PT. Pegadaian (Persero) merupakan instrumen investasi yang
memiliki konsep jual, beli, dan titip emas pada Pegadaian. Dengan adanya produk tersebut,
masyarakat akan dengan sangat mudah menabung emas sedikit demi sedikit. Target pasar
Pegadaian Tabungan Emas adalah seluruh lapisan masyarakat. Tabungan Emas memiliki berbagai
kemudahan diantaranya yaitu hanya dengan 5.000 an saja masyarakat sudah bisa menabung
emas. Dengan kemudahan tersebut maka yang diuntungkan adalah masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah, dimana mereka selama ini sangat kesulitan untuk membeli emas secara
tunai karena keterbatasan pendapatan, dan juga mengalami kesulitan ketika membeli secara
kredit karena akan terikat perjanjian kredit yang mengharuskan mereka memiliki dana setiap
bulannya untuk membayar angsuran. Tabungan Emas bersifat fleksibel dan tidak mengikat
sehingga masyarakat dapat menabung manasuka sesuai dengan kemampuan mereka.

Dengan kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh produk Pegadaian Tabungan
Emas maka akan sangat wajar apabila pangsa pasar dan pengguna produk ini adalah masyarakat
ekonomi menengah ke bawah. Segmen masyarakat ekonomi menengah ke bawah saat ini
merupakan segmen terbesar yang ada di Indonesia. Dalam mengelola segmen ini, PT. Pegadaian
(Persero) harus cermat dan berhati-hati, mengingat karakteristik harga emas dan tipikal
menabung masyarakat di segmen tersebut tidak saling mendukung, dimana harga emas
cenderung masih berfluktuasi dalam jangka pendek dan tipikal segmen menengah ke bawah
adalah sering menarik tabungannya dalam jangka pendek apabila ada kebutuhan di luar
kebutuhan sehari-hari yang sifatnya mendesak.

Fitur-fitur yang dimiliki Pegadaian Tabungan Emas saat ini adalah: penjualan emas
batangan, pembelian kembali tabungan emas (buyback), order cetak emas, dan transfer saldo
emas. Masyarakat yang memiliki Tabungan Emas dapat menggunakan fitur-fitur tersebut sesuai
dengan kebutuhan mereka. Masyarakat yang ingin menabung emas dapat menggunakan fitur
penjuaan emas batangan. Bagi masyarakat yang memerlukan dana tunai karena keperluan
mendesak atau keperluan yang lain maka dapat menggunakan fitur pembelian kembali Tabungan
Emas (buyback). Untuk masyarakat yang menginginkan wujud emas batangannya dengan berat

3
tertentu dapat melakukan order cetak emas. Dan masyarakat yang ingin mengirim saldo emas
batangannya dapat menggunakan fitur transfer emas.

Fitur-fitur Tabungan emas yang ada saat ini sudah sangat baik, namun masih perlu
beberapa penyempurnaan fitur terutama ketika berhadapan dengan kondisi-kondisi tertentu
yang berpotensi mengecewakan nasabah, misalnya akibat fluktuasi harga emas dan adanya
kebutuhan nasabah akan dana mendesak. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus
mendapatkan solusi agar tercipta hubungan saling menguntungkan antara nasabah dan pihak
Pegadaian. Tantangan-tantangan tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Kondisi dimana harga emas turun dan nasabah memiliki kebutuhan mendesak yang harus
segera dipenuhi. Tidak ada pilihan lain bagi nasabah kecuali melakukan penjualan kembali
Tabungan Emasnya (buyback). Karena harga emas turun maka dana yang didapat dari
hasil buyback emas lebih kecil daripada akumulasi dana yang sudah dikeluarkan untuk
menabung selama ini. Meskipun itu sudah merupakan resiko dalam berinvestasi emas,
namun tentunya kondisi tersebut akan membuat kecewa nasabah.
b) Situasi ketika harga emas naik dan nasabah tetap ingin melanjutkan Tabungan Emasnya
karena prospek emas akan terus naik. Namun di waktu yang sama, nasabah tersebut
dihadapkan pada kebutuhan mendesak yang harus segera dipehuhi, maka tidak ada jalan
lain bagi nasabah kecuali juga melakukan penjualan kembali Tabungan Emasnya
(buyback). Hal tersebut memang tidak merugikan nasabah dari sisi finansial karena harga
emas sedang naik, namun nasabah tidak mendapatkan solusi terpadu untuk dapat
melanjutkan investasi menabung emas.
c) Tidak adanya fasilitas pada Tabungan Emas yang bisa mengakomodir nasabah yang
memiliki kebutuhan mendadak kecuali menjual kembali Tabungan Emasnya (buyback)
dan itu berarti nasabah harus kehilangan saldo emasnya.
d) Fitur cetak order emas untuk kemudian digadaikan membutuhkan ongkos cetak dan
waktu tunggu oder sehingga kurang efektif dan efisien untuk solusi memenuhi kebutuhan
nasabah akan dana yang mendesak. Selain itu perusahaan tidak dapat mengontrol
nasabah akan menggadaikan emasnya kemana setelah melakukan order cetak emas,

2. Kajian Kalkulasi Biaya Yang Timbul Dampak Dari Permasalahan Yang Ada

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa Pegadaian Tabungan Emas memiliki sifat yang
fleksibel dan mudah sehingga akan menjaring banyak nasabah dari kalangan menengah ke bawah
yang merupakan segmen terbesar di Indonesia. Namun permasalahan yang muncul pada segmen
ini adalah ketika mereka dihadapkan pada kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.
Ketika hal tersebut terjadi maka akan membawa dampak negatif baik bagi perusahaan maupun
bagi nasabah sendiri.

Dampak yang negatif yang muncul bagi perusahaan lebih berdampak non materiil, yaitu:
a) Perusahaan akan berpotensi kehilangan loyalitas dari nasabah apabila nasabah
melakukan buyback dalam kondisi harga emas turun ataupun nasabah yang merasa
dikecewakan karena tidak dapat meneruskan kelangsungan investasinya.
b) Perusahaan berpotensi kehilangan omset gadai sebab tidak bisa mengontrol nasabah
akan menggadaikan emasnya kemana setelah nasabah tersebut melakukan order cetak
emas.
c) Kelangsungan produk Tabungan Emas akan terancam sebab tidak ada solusi bagi nasabah
yang memiliki kebutuhan mendadak namun tetap ingin menneruskan investasinya.

Kerugian yang dialami nasabah, ketika dihadapkan pada kebutuhan mendadak dan hanya
memiliki Tabungan Emas sebagai simpanannya, yaitu:

4
a) Tidak ada pilihan lain kecuali melakukan transaksi buyback sehingga apabila harga emas
turun maka nasabah akan merugi.
b) Nasabah yang tetap ingin mempertahankan emasnya harus melakukan order cetak emas
yang memakan waktu dan biaya.
c) Nasabah menjadi tidak bisa mengandalkan Tabungan Emasnya sebagai solusi terpadu
atas kebutuhannya.

3. Alternatif Solusi Yang Ditawarkan Untuk Mengatasi Permasalahan

Untuk mengatasi atau paling tidak meminimalisir dampak negatif akibat kebutuhan
nasabah akan dana mendesak adalah dengan cara mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan
yang masih bisa dimanfaatkan dari produk Tabungan Emas. Inovasi yang sangat bisa dilakukan
yaitu dengan menghadirkan fitur back to back loan. Konsep back to back loan pada prinsipnya
adalah nasabah dapat menjaminkan saldo emasnya pada Tabungan Emas untuk memperoleh
pinjaman dalam rangka memenuhi dana akan kebutuhan mendesaknya. Dengan fitur ini, nasabah
tidak kehilangan saldo emasnya sehingga dapat melanjutkan investasinya setelah kredit back to
back nya lunas.

Back to back loan sebenarnya dikenal dalam dunia perbankan, yaitu fasilitas kredit
multiguna yang diberikan kepada nasabah dengan agunan kas, dapat berupa deposito, tabungan,
maupun giro. Untuk deposito, tabungan, dan giro adalah termasuk dalam kategori benda
bergerak yang tidak berwujud, sehingga atasnya dapat dibebani dengan hak gadai. Pengaplikasian
back to back loan dalam perbankan yaitu pertama-tama pihak bank dan nasabah melakukan
pengikatan kredit dengan menyebutkan deposito sebagai jaminan kredit, setelah itu diikuti
pengikatan jaminan deposito melalui perjanjian gadai antara pihak bank dan nasabah untuk
menjamin perjanjian pokoknya yaitu perjanjian kredit, langkah selanjutnya sertifikat deposito
diserahkan kepada pihak bank untuk kemudian diblokir sesuai jangka waktu perjanjian kreditnya.
Apabila nasabah mengalami wanprestasi, maka pihak bank memiliki kuasa melakukan eksekusi
terhadap depositonya untuk melunasi kewajiban kreditnya.

Back to back loan sangat menguntungkan kedua belah pihak, baik dari pihak bank
maupun bagi nasabah. Bank diuntungkan karena tingkat resiko kreditnya rendah dan tidak akan
kehilangan dana pihak ketiganya. Sedangkan bagi nasabah sendiri keuntungannya yaitu
mendapatkan kemudahan dalam proses kredit dan tetap memperoleh dana pinjaman tanpa
kehilangan depositonya.

Mengadaptasi dari praktek back to back loan di perbankan yang menguntungkan


tersebut, maka Pegadaian dapat mengaplikasikannya pada produk Tabungan Emas. Hal tersebut
sangat memungkinkan dan dianggap sangat tepat karena banyak sekali manfaatnya, diantaranya
yaitu nasabah Tabungan Emas dapat dengan cepat memperoleh dana pinjaman tanpa harus cetak
emas terlebih dahulu yang memakan waktu dan biaya, selain itu Pegadaian juga mendapatkan
pangsa pasar kredit baru dan keuntungan melalui sewa modalnya, serta berbagai manfaat lainnya
yang bersifat tangible maupun intangible.

Pegadaian Tabungan Emas adalah emas batangan yang dimiliki nasabah berdasarkan
perjanjian jual beli emas dan penitipan emas yang disetujui oleh Pegadaian dan nasabah, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Saldo emas adalah
logam mulia emas milik nasabah yang dititipkan di rekening Pegadaian Tabungan Emas, dimana
logam mulia tersebut merupakan barang bergerak dan bertubuh. Konsep tabungan emas adalah
jual, beli, dan titipan emas kepada perusahaan Pegadaian, dan sebagai bukti kepemilikan atas

5
emas yang dititipkan oleh nasabah maka Pegadaian menerbitkan Buku Tabungan Emas. Nasabah
dapat melakukan penjualan kembali saldo emasnya melalui mekanisme buyback tanpa
melakukan cetak emas, dan langsung menerima dana tunai. Jadi Buku Pegadaian Tabungan Emas
adalah bukti kepemilikan atas emas yang dititipkan oleh nasabah kepada perusahaan yang
sifatnya liquid, sehingga sama halnya dengan deposito yang merupakan benda bergerak yang tak
berwujud, maka atasnya dapat dibebani dengan hak gadai.

Mengadopsi back to back loan pada perbankan, maka pengaplikasian back to back loan
pada Tabungan Emas dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: yaitu pertama-tama
Pegadaian melakukan perjanjian kredit pokok dengan nasabah, baik melalui produk KCA maupun
Krasida, dengan menyebutkan Tabungan Emas sebagai agunan kreditnya. Setelah itu dilakukan
pengikatan Tabungan Emas sebagai agunan melalui perjanjian kuasa melakukan buyback antara
Pegadaian dan Nasabah. Langkah berikutnya yaitu Buku Tabungan Emas diserahkan kepada pihak
Pegadaian untuk kemudian diblokir selama jangka waktu perjanjian kreditnya. Apabila di
kemudian hari nasabah tidak memiliki kemampuan membayar kreditnya, maka pihak Pegadaian
memiliki kuasa melakukan buyback atas Tabungan Emas untuk menutup jumlah kewajiban
kreditnya.

4. Perhitungan Manfaat Atau Efisiensi Atas Solusi

Dengan adanya penambahan fitur back to back loan pada Tabungan Emas, maka
keuntungan yang akan didapat, baik oleh perusahaan maupun nasabah adalah sebagai berikut:
a) Nasabah akan semakin loyal kepada perusahaan karena memberikan solusi yang sama-
sama menguntungkan.
b) Perusahaan berpotensi mendapatkan omset dari fitur back to back loan tanpa khawatir
nasabah akan akan menggadai ke tempat lain, karena nasabah tidak mencetak emasnya.
c) Akan membuka pangsa pasar baru dari nasabah Tabungan Emas yang belum pernah
menggadai.
d) Kelangsungan investasi nasabah akan terus berjalan sehingga pendapatan perusahaan
dari biaya simpan Tabungan Emas dapat terus mengalir.
e) Nasabah semakin all out dalam menabung emas tanpa takut sewaktu-waktu memiliki
kebutuhan mendadak karena dapat memnfaatkan fitur back to back loan, hal tersebut
dapat mendongkrak omset Tabungan Emas.

Dengan berbagai manfaat tersebut, tentunya PT. Pegadaian (Persero) akan mendapatkan
sambutan yang positif dari masyarakat. Produk Tabungan Emas juga akan terjaga
kelangsungannya sepanjang masa. Dengan adanya kepuasan nasabah, maka akan tersebar
keuntungan menabung emas hingga ke pelosok negeri, dan bukan tidak mungkin Tabungan Emas
akan menjadi produk yang masiv, dan di masa mendatang menabung emas dapat menjadi
kebutuhan bagi setiap masyarakat Indonesia.

5. Tahapan Implementasi

Dalam mengimplementasikan fitur back to back loan ini, tentunya melibatkan dua produk
yang sudah jadi, yaitu produk Tabungan Emas dan produk KCA/Krasida, sehingga SOP dari fitur
back to back loan masih mengacu pada SOP kedua produk tersebut. Penambahan SOP dari fitur
ini yaitu adanya Surat Perjanjian Kuasa Melakukan Buyback yang dilakukan antara pihak
Pegadaian dan nasabah, dimana perjanjian ini akan berakhir saat nasabah telah melunasi
kreditnya. Untuk itu dalam sistem PASSION perlu dilakukan penyesuain untuk mendukung fitur
ini. Penyesuaian tersebut diantaranya menambahkan menu pemblokiran Tabungan Emas yang
dijadikan agunan emas, serta menambahkan rubrik Tabungan Emas sebagai agunan pada menu

6
pengajuan KCA/Krasida. Penyesuain lain dalam sistem PASSION adalah adanya menu untuk
mencetak Surat Perjanjian Kuasa Melakukan Buyback.

Dari sisi operasional, Perjanjian Kredit induk dari back to back loan adalah mengacu pada
KCA/Krasida, sehingga tata cara back to back loan melekat pada KCA/Krasida. Yang membedakan
adalah ketika terjadi wanprestasi cara penyelesaiannya yaitu dengan cara buyback yang telah
diatur dalam Surat Perjanjian Kuasa Melakukan Buyback. Untuk nilai taksiran emas mengacu pada
STL yang berlaku pada KCA/Krasida dengan menggunakan STL Emas Lantakan non sertifikat sebab
saldo emas bukanlah emas lantakan yang bersertifikat.

Langkah – langkah atau prosedur yang harus dilakukan ketika nasabah mengajukan back
to back loan adalah sebagai berikut:
a) Petugas/Kasir menginformasikan ketentuan back to back loan pada nasabah. Apabila
nasabah menyetujui ketentuan tersebut, nasabah mengisi dan menyerahkan dokumen
pendukung terkait kepada petugas, mengisi FPK, dan menyerahkan buku Tabungan
Emasnya.
b) Petugas melakukan verifikasi dan validasi atas berkas yang diserahkan nasabah untuk
kemudian disampaikan ke penaksir.
c) Penaksir melakukan proses pengajuan pinjaman KCA/Krasida dengan rubrik barang
jaminan berupa Tabungan Emas.
d) Penaksir melakukan konfirmasi kepada nasabah atas kredit yang diajukan. Apabila
nasabah setuju maka akan dilakukan pemblokiran Tabungan Emas diikuti dengan
pengikatan kredit (KCA/Krasida) serta Surat Perjanjian Kuasa Melakukan Buyback.
e) Pemimpin Cabang atau atasan melakukan verifikasi. Apabila telah memenuhi persyaratan
maka Pemimpin Cabang memberikan persetujuan atau approval
f) Buku Tabungan disampaikan kepada Pengelola Agunan untuk disimpan
g) Kasir menyerahkan uang dan bukti transaksi
h) Kasir mengarsipkan dokumen – dokumen dalam transaksi

7
C. Kesimpulan

1. Rencana Kerja

Dalam pelaksanaannya, fitur back to back loan pada Tabungan Emas memerlukan
kerjasama antar divisi, antara lain: divisi Teknologi dan Informasi, divisi Bisnis Gadai, divisi Bisnis
Emas, divisi Market Intelegence dan Pemasaran, divisi Strategi Penjualan dan Operasional, serta
peran serta para pemasar di masing-masing outlet. Masing – masing divisi berperan dalam
kesuksesan untuk mewujudkan fitur back to back loan pada produk Tabungan Emas.

Langkah awal untuk mewujudkan inovasi ini diawali oleh divisi Bisnis Gadai dan Divisi
Emas. Karena fitur back to back loan adalah bagian dari produk Tabungan Emas, maka Divisi Emas
menyusun formulasi dan mekanisme saat pemblokiran Buku Tabungan, juga pembatasan-
pembatasan yang mungkin dierlukan. Selain itu juga membuat konsep Surat Perjanjian Kuasa
Melakukan Buyback. Sedangkan divisi Bisnis Gadai menentukan formulasi ketika Buku Tabungan
dijadikan rubrik barang jaminan, termasuk menyesuaikan taksirannya menggunakan STL Emas
Lantakan non sertifikat. Dalam mengaplikasikan fitur back to back loan, harus ada keterkaitan
antara produk Tabungan Emas dan produk KCA/Krasida. Estimasi pengerjaan untuk tahap ini
adalah 1 minggu dengan pertimbangan Tabungan Emas dan KCA/Krasida merupakan produk yang
sudah jadi dan tinggal dimodifikasi sesuai kebutuhan.`

Setelah fitur back to back loan telah dimatangkan sebagai sebuah konsep, hal selanjutnya
adalah mensinkronkannya dengan sistem PASSION yang merupakan tugas dari divisi Teknologi
informasi. Aplikasi fitur back to back loan pada PASSION harus mampu menterjemahkan
konsepnya secara utuh sekaligus mudah dipahami serta praktis dalam pengoperasiannya dalam
sistem PASSION. Sistem harus mampu menjembatani antara produk Tabungan Emas dan produk
KCA/Krasida dalam pengaplikasian back to back loan. Untuk tahap ini waktu pengerjaan
diperkirakan memakan waktu 2 minggu mengingat harus mensinkronkan 2 produk dalam sistem
PASSION.

Selanjutnya setelah konsep dan sistem PASSION fitur back to back loan telah siap, maka
perlu disusun Standard Operating Procedure nya yang merupakan bagian dari divisi Strategi
Penjualan dan Operasional. SOP yang dibuat harus mengacu pada produk induknya yaitu SOP
produk Tabungan Emas dan produk KCA/Krasida dengan sedikit modifikasi untuk mendukung fitur
back to back loan. Waktu pengerjaan untuk tahap ini selama 1 minggu dengan pertimbangan SOP
Tabungan Emas dan KCA/Krasida sudah jadi dan tinggal disesuaikan.

Jika tahap – tahap tersebut telah selesai dilaksanakan dengan estimasi pengerjaan selama
1 bulan, maka fitur ini sudah siap untuk diimplementasikan. Agar fitur ini semakin dikenal oleh
masyarakat, maka perlu dilakukan promosi dan sosialisasi oleh semua pemasar yang ada di
masing – masing outlet. Di sini juga diperlukan peran dari divisi Market Intelegence dan
Pemasaran untuk merumuskan strategi pemasarannya agar cepat dikenal masyarakat. Dengan
adanya kerjasama yang baik antar divisi dan peran pemasar di masing – masing outlet maka fitur
back to back loan akan menjadi kekuatan dari produk Tabungan Emas, terutama dalam rangka
mempertahankan loyalitas nasabah.

8
2. Saran dan Kesimpulan

a. Saran

Fitur back to back loan merupakan fitur yang potensial sebagai nilai tambah dari produk
Tabungan Emas dan dibutuhkan untuk memikat daya tarik masyarakat. Selain itu fitur ini juga
dapat digunakan sebagai sumber pendapatan alternatif dan pangsa pasar baru bagi produk yang
mapan sebelumnya yaitu KCA dan Krasida. Untuk itu keberadaannya sangat krusial untuk segera
diwujudkan. Saran-saran yang perlu dilakukan untuk mengembangkan fitur back to back loan
pada Tabungan emas yaitu:
a) Perlunya riset untuk mengetahui sejauh mana fitur back to back loan ini dibutuhkan oleh
nasabah Tabungan Emas
b) Inovasi fitur ini diadopsi dari fitur back to back loan yang ada di perbankan dimana
agunannya adalah deposito yang menurut penyusun hampir sama dengan Tabungan
emas yang merupakan bukti kepemilikan, yang secara hukum merupakan benda bergerak
tak berwujud yang atasnya berhak dibebani hak gadai. Untuk itu perlu ada kajian hukum
yang lebih jelas sebelum menerapkan fitur ini.
c) Untuk kemudahan dalam pelaksanaanya, penyusun memasukkan back to back loan
sebagai fitur Tabungan Emas yang perjanjian kreditnya menginduk pada produk KCA atau
Krasida. Untuk ke depannya mugkin dapat dikaji ulang untuk back to back loan ini sebagai
sebuah produk tersendiri, bukan hanya fitur dari sebuah produk.

b. Kesimpulan

Produk Tabungan Emas merupakan produk yang dipersembahkan PT. Pegadaian


(Persero) kepada masyarakat yang ingin berinvestasi emas dengan cara menabung sedikit demi
sedikit. Karena sifatnya yang mudah (menabung mulai Rp. 5.000,- an) dan fleksibel (manasuka)
maka akan menjaring banyak nasabah utamanya dari gologan ekonomi menengah ke bawah yang
belum mampu berinvestasi secara tunai maupun kredit. Tantangan muncul ketika dalam jangka
pendek, nasabah Tabungan Emas membutuhkan dana tunai yang mendesak, sementara harga
emas turun dan mereka masih ingin meneruskan untuk menabung emas.

Salah satu solusi terbaik yang bisa dieksplorasi yaitu menghadirkan fitur back to back loan
pada Tabungan Emas. Back to back loan dengan agunan Tabungan Emas mengadopsi back to back
loan pada perbankan yang menggunakan sertifkat deposito sebagai agunannya. Dengan fitur ini
nasabah dapat menjaminkan saldo Tabungan Emasnya untuk mendapatkan dana tunai secara
cepat. Fitur back to back loan memungkinkan nasabah mendapatkan danai tunai secara cepat
tanpa harus kehilangan investasinya. Selain itu juga mendatangkan manfaat bagi perusahaan PT.
Pegadaian (Persero) yaitu membuka sumber alternatif pendapatan baru dan membuka pangsa
pasar baru bagi produk lainnya yang telah mapan (KCA dan Krasida).

Keberhasilan fitur ini memerlukan kerjasama yang baik antar divisi yang ada pada PT.
Pegadaian (Persero). Diharapkan dengan adanya fitur back to back loan ini dapat menjadi daya
tarik bagi produk Tabungan Emas sehingga akan mendongkrak pencapaian omset dan
pendapatan dari produk ini. Hal terpenting lain yaitu semakin memantapkan posisi Pegadaian
sebagai lembaga keuangan yang serba bisa dengan memberikan berbagai solusi bisnis atas
permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai