1. alasan perubahan sistem pemerintahan dari presidensil menjadi parlementer Pada
Masa Awal Kemerdekaan disebabkan oleh kekhawatiran BP-KNIP atas otoritas mutlak presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi 2. kabinet pada demokrasi liberal a. kabinet natshir (1950-1951) ; indonesia menjadi anggota pbb, gerakan benteng b. kabinet sukiman (1951-1952) ; menasionalisasi dejavache bank c. kabinet ali ( 1953-1955) ; pelaksanaan KTT Asia-Afrika di bandung, program ali-baba d. kabinet baharudin harahap (1955-1956) ; melaksanakan pemilu pertama e. Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 5 Juli 1959). 3. Kebijakn ekonomi a. Mengubah dejavache bank menjadi Bank central/bni (wilopo) b. Menasionalisasi dejavache bank (sukiman) c. Gerakan banteng ; mengganti sistem ekonomi kolonial menjadi nasional (natsir) d. Ali-baba ; membantu pengusaha indo agar mampu bekerjasama dengan pedagang cina (ali) 4. Gerakan benteng ; usul dari sumitro djoyohadikusumo a. tujuan : mengganti sistem ekonomi kolonial menjadi nasional, membantu pengusaha pribumi agar mampu bersaing dengan non-pribumi dengan cara memberikan bantuan modal b. gagal karna pengusaha memiliki sifat konsumtif atau hedon 5. karna parpol cenderung mementingkan kepentingan kelompok dan sering terjadi mosi tidak percaya terhadap suatu kabinet jika sudah tidak sejalan 6. Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 1959 tentang Kembali kepada Undang- Undang Dasar 1945, karna kegagalan sistem demokrasi liberal 7. kekuasaan politik terpusat pada satu pemimpin atau kelompok kecil yang disebut “Dwi Tunggal” yang terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden. Pemimpin atau kelompok tersebut dianggap sebagai orang yang paling memahami kebutuhan dan aspirasi rakyat, dan mereka bertindak sebagai mediator atau penengah antara rakyat dan pemerintah. 8. Kebijakan demokrasi terpimpin : a. indonesia menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962. b. Indonesia menjadi tuan rumah Ganefo c. Indonesia mempelopori terbentuknya Gerakan Non Blok (GNB) 9. Nasakom (nasionalis,agama,komunis) merupakan konsep politik yang dicetuskan oleh soekarno 10. demokrasi terpimpin mengalami kegagalan karena sering berganti kabinet, akibatnya banyak program kerja kabinet yang tidak dapat direalisasikan dengan baik. Hal itu menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan. Disisi lain, sering terjadinya persaingan partai politik menimbulkan ketidakstabilan politik dan perpecahan bangsa.