Nazriel irham divonis telah melakukan kesengajaan dalam pembantuan atas penyebaran konten video porno
Menimbang, bahwa dari hasil konstatir pada angka 1 yaitu, Terdakwa henyuruh
saksi Reza untuk melakukan editing terhadap eksternal hard disknya pada
computer di studio capung. Ternyata dalam eksternal hard disk milik Terdakwa
terdapat gambar bergerak (video) persenggaman antara Terdakwa dengan saksi
Cut Tari Aminah Anasya dan Luna Maya. Saksi Reza telah memberitahukan kepada
Terdakwa bahwa video porno tersebut jangan diletakan pada hard disk kerja,
namun Terdakwa dengan ringan mengatakan *lu copy ya, hapus dong" bahkan
Terdakwa berkata "ngapain orang buka-buka hard disk gue”
ILLEGAL CONTENT - ASUSILA
Dhea only fans dijerat Pasal 27 Ayat (1) jo Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan atau Pasal 4
Ayat (1) jo Pasal 29, dan atau Pasal 4 Ayat (2) jo Pasal 30, dan atau Pasal 8 jo
Pasal 34 dan atau Pasal 9 jo Pasal 35, dan atau Pasal 10 jo Pasal 36 Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
ILLEGAL CONTENT - PERJUDIAN
• Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yaitu:
• “… tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat
untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih
terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka
yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.”
Hoax merupakan informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti atau yang
benar-benar bukan merupakan fakta yang terjadi. Hoax dalam kamus Oxford (2017)
diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang tujuannya untuk membuat kelucuan atau
membawa bahaya. Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong, informasi
palsu, atau kabar dusta. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris, hoax artinya olok-
olok, cerita bohong, dan memperdayakan alias menipu. Pengaturan hukum mengenai
tindak pidana penyebaran berita bohong (hoax) di Indonesia, diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang
Peraturan Hukum Pidana, dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektonik (selanjutnya disingkat menjadi UU ITE).
ILLEGAL CONTENT – PENGHINAAN DAN
PENCEMARAN NAMA B AIK
Penghinaan adalah menurut pengertian umum “mengina” adalah menyerang kehormatan dan nama baik
seseorang. Akibat daripada serangan ini, biasanya penderita akan merasa malu. Kehormatan yang
diserang disini bukan kehormatan dalam bidang seksual, tetapi kehormatan yang mencakup nama baik.
Tindak pidana penghinaan sering disebut sebagai tindak pidana kehormatan. Hadirnya delik penghinaan
dalam KUHP tidak lain dimaksudkan untuk melindungi kehormatan seseorang. Dalam perbuatan yang
dianggap sebagai penghinaan, bukan hanya kehormatan yang harus di lindungi tetapi juga nama baik.
Makanya ada beberapa ketentuan dalam delik penghinaan salah satu unsur deliknya harus dibuktikan
adalah terserangnya kehormatan dan nama baik (geod naam).
ILLEGAL CONTENT – MUATAN PEMERASAN
Hate speech secara literal bahasa berarti “ungkapan kebencian”. Dalam kamus
disebutkan: Speech that attacks a person or group on the basis of race,
religion, gender, or sexual orientation (ungkapan yang menyerang seseorang
atau kelompok berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual). Dalam
sosiologi masyarakat Indonesia, sebagaimana istilah yang digunakan
bersamaan dengan keluarmya Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015
tentang Penanganan Ujaran Kebencian. Ujaran kebencian (hate speech)
diartikan sebagai ungkapan dan siar kebencian yang dialamatkan kepada orang
perorangan, kelompok, atau lembaga berdasarkan agama, kepercayaan, aliran,
etnis, ras, golongan, gender, orientasi seksual, dan hal-hal lain yang dapat
memancing kemarahan publik.
Yang dimaksud makna antar golongan?
DATA FORGERY
Pasal 35 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-
olah data yang otentik.
CYBER ESPIONAGE
Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau
penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer
dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas
transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan
di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak
menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang
ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan
dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak
hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
CYBER SABOTAGE AND EXTORTION
Pasal 33
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat
terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan
Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana
mestinya.
TUGAS
pidana
PENANGAN CYBERCRIME DI
INDONESIA
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
CYBERCRIME