Anda di halaman 1dari 26

HUKUM PIDANA TELEMATIKA

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN


KEJAHATAN

Dampak (positif Pengalaman


Proses negatif) (psikologis, penggunaan
kriminal) teknolohi
pada perkembangamya, dengan ditemukannya komputer sebagai bagian
dari kemampuan produk ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadilah
k o n v e r g e n s i a n t a r a t e k n o l o g i t e l e k o m u n i k a s i , m e d i a d a n k o m p u t e r.
konvergensi antara teknologi komunikasi, media dan komputer
menghasilkan sarana baru yang disebut dengan internet. internet telah
memberikan sesuatu yang sama sekali baru pada umat manusia.
Di antara layanan yang diberikan internet yang dikenal dan umum dilakukan antara lain :
1. E-Commerce, contoh paling umum dari kegiatan ini adalah aktivitas transaksi perdangangan umum melalui
internet. Dengan memanfaatkan E- Commerce, para penjual (merchant) dapat menjajakan produknya secara
lintas negara, ha1 ini karena sufat inertnet sendiri yang melintasi batas negara. Transaksi dapat terjadi secara
real time dimana saja, asal terhubung dengan internet. Umumnya transaksi melalui sarana E-Commerce
dilakukan melalui sarana suatu situs web yang dalam ha1 ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk
yang dijajakan. Dari situs ini pembeli dapat melihat barang yang ingin dibeli, lalu bila tertarik dapat melakukan
transaksi dan seterusnya.
2. E-Banking, ha1 ini diartikan sebagai aktivitas perbankan di dunia maya (virtual) melalui sarana internet.
Layanan ini memungkinkan pihak bank dan nasabah bank dapat melakukan berbagai jenis transaksi perbankan
melalui saranan internet, khususnya via web. Lewat sarana internet sseorang dapat melakukan pengecekan
saldo tabungan, transfer dana antar rekening hingga melakukan pembayaran tagihan dan lain sebagainya.
3. E-Government, ini bukan merupakan pemerintahan model baru yang berbasis dunia internet, tapi
merupakan pemanfaatan teknologi internet untuk bidang pemerintahan. Pemerintah dalam memberikan
layanan publik dapat menggunakan sarana ini. Dengan membuat suatu situs tertentu pemerintah dapat
memberikan informasi tentang kebijakan pemerintah mulai regulasi sampai program-program sehingga dapat
diketahui publik yang mengaksesnya. Dalam kerangka demokrasi dan untuk mewujudkan clean government
dan good governance ini tentu sangat menarik sekali.
4. E-Learning, istilah ini didefinisikan sebagai sekolah di dunia maya (virtual). Definisi e-learning sendiri
sesungguhnya sangat luas, bahkan sebuah portal informasi tentang suatu topik juga dapat tercakup dalam e-
learning ini. Namun pada prinsipnya istilah ini ditujuhkan pada usaha untuk membuat tranformasi proses
belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
DEFINISI
Secara sederahana, yang dimaksud dengan cyber crime adalah setiap tindakan
atau perilaku yang melanggar atau melawan hukum, etika atau tanpa
kewenangan yang menyangkut pemerosesan data danlatau
pengiriman data. Umumnya perbuatan tersebut dilakukan dengan melalui
perangkat digital dalam suatu dunia maya (cyber) .
Definisi cyber crime diatas dapat diartikan sebagai berikut: "cyber crime"
adalah kejahatan di dunia cyber atau dunia virtual dengan menggunakan
teknologi tinggi. Kejahatan ini juga dapat didefinisikan sebagai kejahatan di
mana teknologi informasi merupakan target dari kejahatan atau di mana
teknologi informasi dipergunakan sebagai sarana atau alat untuk melakukan
kejahatan.
UNSUR DARI CYBER CRIME:
TINDAK KEJAHATAN :

Komputer sebagai sasaran


Komputer sebagai ketidaksengajaan atas suatu kejahatan
Komputer sebagai sarana untuk melakukan tindak kejahatan
JENIS KEJAHATAN SIBER

• Unauthorized access to computer system and service


• Illegal Contents
• Data Forgery
• Cyber Espionage
• Cyber Sabotage and Extortion
UNAUTHORIZED ACCESS TO COMPUTER
SYSTEM AND SERVICE
Pasal UU ITE
Pasal 30
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 46 UU ITE
1.Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
2.Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
3.Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Pasal 34 UU ITE, yang selengkapnya berbunyi:


1.Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk
digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki;
1. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk
memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33;
2. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik
menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai
dengan Pasal 33.
2.Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan tindak pidana jika ditujukan untuk melakukan kegiatan penelitian,
pengujian Sistem Elektronik, untuk perlindungan Sistem Elektronik itu sendiri secara sah dan tidak melawan hukum.
ILLEGAL CONTENTS
Pasal 27
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
Pasal 28
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).
Pasal 29
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.
ILLEGAL CONTENT - ASUSILA
Kasus Nazriel Irham aka Ariel Pterpan/noah
1401/Pid. B/2010 memberikan vonis sanksi pidana Pasal 29' jo. Pasal 4 ayàt (1)
Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2008 jo. Pasal 56 ke-2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Ariel bukan penyebar atau hanya sebagai pembuat, namun tetap dipidana.
Pertimbangan hakim:
bahwa terhadap elemen unsur membuat dalam penjelasan Pasal 4 Ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2008 dinyatakan, yang dimaksud
membuat adalah tidak termasuk untuk dirinya sendiri atau kepentingan sendiri. Membaca penjelasan pasal in harus dikaitkan dengan
Pasal 14, bahwa pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan produk pornografi yang diperbolehkan hanya untuk tujuan dan
kepentingan pendidikan dan pelayanan kesehatan"
Saksi ahli Neng Djubaedah menerangkan, dalam memaknai kata tidak termasuk untuk dirinya sendiri atau kepentingan sendiri pada
penjelasan Pasal 4 ayat (1) tersebut, bahwa video tersebut haruslah dirinya sendiri. Bila bersama dengan orang lain seperti Cut Tari
Aminah Anasya dan Luna Maya maka itu bukan yang dimaksudkan pada penjelasan tersebut"
majelis berpendapat bahwa hak privasi itu memang. merupakan hak dasar setiap manusia yang harus dilindungi, akan tetapi tentunya
ada koridor-koridornya, ada Batasan-batasannya, baik berupa nilai-nilai moral yang ada, yakni etika, agama maupun norma hukum,
sehingga kepentingan privasi terlindungi begitu juga Kepentingan masyarakat tidak terganggu, selain dari pada itu mereka juga
dihadapkan pada elemen kewajiban-kewajiban (beban/duty)dan elemen tanggung jawab (kesadaran/responsibility), jadi selain memiliki
hak, mereka juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab,

Nazriel irham divonis telah melakukan kesengajaan dalam pembantuan atas penyebaran konten video porno
Menimbang, bahwa dari hasil konstatir pada angka 1 yaitu, Terdakwa henyuruh
saksi Reza untuk melakukan editing terhadap eksternal hard disknya pada
computer di studio capung. Ternyata dalam eksternal hard disk milik Terdakwa
terdapat gambar bergerak (video) persenggaman antara Terdakwa dengan saksi
Cut Tari Aminah Anasya dan Luna Maya. Saksi Reza telah memberitahukan kepada
Terdakwa bahwa video porno tersebut jangan diletakan pada hard disk kerja,
namun Terdakwa dengan ringan mengatakan *lu copy ya, hapus dong" bahkan
Terdakwa berkata "ngapain orang buka-buka hard disk gue”
ILLEGAL CONTENT - ASUSILA

Dhea only fans dijerat Pasal 27 Ayat (1) jo Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan atau Pasal 4
Ayat (1) jo Pasal 29, dan atau Pasal 4 Ayat (2) jo Pasal 30, dan atau Pasal 8 jo
Pasal 34 dan atau Pasal 9 jo Pasal 35, dan atau Pasal 10 jo Pasal 36 Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
ILLEGAL CONTENT - PERJUDIAN

• Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yaitu:
• “… tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat
untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih
terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka
yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.”

• Kasus selebgram endorse konten perjudian


• Binary option pada trading
ILLEGAL CONTENT – BERITA HOAX

Hoax merupakan informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti atau yang
benar-benar bukan merupakan fakta yang terjadi. Hoax dalam kamus Oxford (2017)
diartikan sebagai suatu bentuk penipuan yang tujuannya untuk membuat kelucuan atau
membawa bahaya. Hoax dalam Bahasa Indonesia berarti berita bohong, informasi
palsu, atau kabar dusta. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris, hoax artinya olok-
olok, cerita bohong, dan memperdayakan alias menipu. Pengaturan hukum mengenai
tindak pidana penyebaran berita bohong (hoax) di Indonesia, diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang
Peraturan Hukum Pidana, dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektonik (selanjutnya disingkat menjadi UU ITE).
ILLEGAL CONTENT – PENGHINAAN DAN
PENCEMARAN NAMA B AIK

Penghinaan adalah menurut pengertian umum “mengina” adalah menyerang kehormatan dan nama baik

seseorang. Akibat daripada serangan ini, biasanya penderita akan merasa malu. Kehormatan yang
diserang disini bukan kehormatan dalam bidang seksual, tetapi kehormatan yang mencakup nama baik.

Tindak pidana penghinaan sering disebut sebagai tindak pidana kehormatan. Hadirnya delik penghinaan
dalam KUHP tidak lain dimaksudkan untuk melindungi kehormatan seseorang. Dalam perbuatan yang

dianggap sebagai penghinaan, bukan hanya kehormatan yang harus di lindungi tetapi juga nama baik.

Makanya ada beberapa ketentuan dalam delik penghinaan salah satu unsur deliknya harus dibuktikan
adalah terserangnya kehormatan dan nama baik (geod naam).
ILLEGAL CONTENT – MUATAN PEMERASAN

Memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan


suatu barang milik orang itu atau milik orang lain baik sebagian atau seluruhnya, atau
supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang.
ILLEGAL CONTENT – MUATAN SARA

Hate speech secara literal bahasa berarti “ungkapan kebencian”. Dalam kamus
disebutkan: Speech that attacks a person or group on the basis of race,
religion, gender, or sexual orientation (ungkapan yang menyerang seseorang
atau kelompok berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual). Dalam
sosiologi masyarakat Indonesia, sebagaimana istilah yang digunakan
bersamaan dengan keluarmya Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015
tentang Penanganan Ujaran Kebencian. Ujaran kebencian (hate speech)
diartikan sebagai ungkapan dan siar kebencian yang dialamatkan kepada orang
perorangan, kelompok, atau lembaga berdasarkan agama, kepercayaan, aliran,
etnis, ras, golongan, gender, orientasi seksual, dan hal-hal lain yang dapat
memancing kemarahan publik.
Yang dimaksud makna antar golongan?
DATA FORGERY
Pasal 35 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-
olah data yang otentik.
CYBER ESPIONAGE
Pasal 31
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau
penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer
dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas
transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan
di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak
menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang
ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan
dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak
hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
CYBER SABOTAGE AND EXTORTION

Pasal 33
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat
terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan
Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana
mestinya.
TUGAS

Carilah putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap terkait


kasus :
• illegal content-berita bohong (Pasal 28 (1)
• muatan SARA Pasal 28 (2),
• data forgery (pasal 35 UU ITE) ,
• cyber sabotage (Pasal 33 UU ITE),
carilah masih masing satu putusan
YURISDIKSI CYBERSPACE

pidana
PENANGAN CYBERCRIME DI
INDONESIA
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
CYBERCRIME

Anda mungkin juga menyukai