Anda di halaman 1dari 18

BAHAN KULIAH

HUKUM INFORMASI DAN


TRANSAKSI ELEKTRONIK

Oleh :
NEDIYANTO RAMADHAN, S.H., M.H.
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H

BENGKULU 2021
7

BENTUK ATAU MODEL KEJAHATAN


TEKNOLOGI INFORMASI
Menurut MOTIFNYA Bentuk atau model
kejahatan teknologi informasi dibagi
menjadi dua, yaitu :
• MOTIF INTELEKTUAL : yaitu kejahatan
yang dilakukan hanya untuk kepuasan
diri pribadi dan menunjukkan bahwa
dirinya telah mampu untuk
merekayasa dan
mengimplementasikan bidang
teknologi informasi
• MOTIF EKONOMI, POLITIK,
KRIMINAL : yaitu kejahatan
yang dilakukan untuk
keuntungan pribadi atau
golongan tertentu yang
berdampak pada kerugian
secara ekonomi dan politik
pada pihak lain
Menurut ruang lingkupnya kejahatan komputer
juga dapat ditinjau dalam sebagai berikut ;
• PERTAMA, komputer sebagai instrumen untuk
melakukan kejahatan tradisional
• KEDUA, komputer dan perangkatnya sebagai
objek penyalah-gunaan, dimana data-data
didalam komputer yang menjadi objek
kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi,
dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.
• KETIGA, penyalahgunaan yang
berkaitan dengan komputer atau data
• KEEMPAT, adalah unauthorized
acquisition, disclosure or use of
information and data, yang berkaitan
dengan masalah penyalahgunaan hak
akses dengan cara-cara yang ilegal.
• Perbuatan yang dilakukan secara ilegal,
tanpa hak atau tidak etis tersebut terjadi
di ruang/wilayah maya (cyberspace),
sehingga tidak dapat dipastikan yurisdiksi
hukum negara mana yang berlaku
terhadapnya;
• Perbuatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan peralatan apapun yang
bisa terhubung dengan jaringan
telekomunikasi dan/atau internet;
• Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian
materil maupun immateril (waktu, nilai, jasa,
uang, barang, harga diri, martabat, kerahasiaan
informasi) yang cenderung lebih besar
dibandingkan kejahatan konvensional;
• Pelakunya adalah orang yang menguasai
penggunaan internet beserta aplikasinya; dan
• Perbuatan tersebut seringkali dilakukan secara
transnasional/melintasi batas negara.
Cyber Law
Ruang Lingkup Cyber Law

Secara garis besar ruang lingkup ”cyber


law” ini berkaitan dengan persoalan-
persoalan atau aspek hukum dari:
• E-Commerce,
• Trademark/Domain Names,
• Privacy and Security on the Internet,
• Copyright,
• Defamation /pencemaran nama
baik
• Content Regulation,
• Dispelt Settlement /Penyelesaian
Perselisihan, dan sebagainya.
Cyber Law di Indonesia

• Pemerintah Indonesia baru saja mengatur


masalah HAKI ( Hak Atas Kekayaan Intelektual )
No. 10 tahun 2002. Namun undang-undang
tersebut berfokus pada persoalan perlindungan
kekayaan intelektual saja. Ini terkait dengan
persoalan tingginya kasus pembajakan piranti
lunak di negeri ini. Kehadiran UU tersebut tentu
tidak lepas dari desakan negara-negara
produsen piranti lunak itu berasal.
• Begitu juga dengan dikeluarkannya UU Hak
Paten yang diatur dalam UU No. 14 tahun
2001, yang mengatur hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakannya.
Sebenarnya kehadiran cyberlaw akan
langsung memfasilitasi eCommerce,
eGovernment dan Cybercrime.
Pengaturan pemanfaatan teknologi
informasi harus dilaksanakan dengan
tujuan untuk :
• Mendukung persatuan dan kesatuan
bangsa serta mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunia
• Mendukung perkembangan
perdagangan dan
perekonomian nasional
dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
dan pertumbuhan ekonomi
nasional.
• Mendukung efektivitas
komunikasi dengan
memanfaatkan secara optimal
teknologi informasi untuk
tercapainya keadilan dan
kepastian hukum
• Memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada setiap orang untuk
mengembangkan pemikiran dan
kemampuannya di bidang teknologi
informasi secara bertanggung jawab
dalam rangka menghadapi
perkembangan teknologi informasi
dunia.

Anda mungkin juga menyukai