Anda di halaman 1dari 80

KONSTITUSI | i | Maret 2014

KONSTITUSI | ii | Maret 2014


No. 85 Maret 2014
Salam Redaksi
S
Dewan Pengarah: ebentar lagi bangsa Indonesia akan menghadapi agenda nasional Pemilu
Hamdan Zoelva Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014. Agenda penting
Arief Hidayat
ini tentu harus dikawal agar tidak melenceng dari tujuan demokrasi yang
Harjono
Maria Farida Indrati menjadi hakikat pemilu. Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki andil besar dalam
Muhammad Alim upaya mengawal demokrasi, mengingat MK adalah lembaga yang memiliki
Ahmad Fadlil Sumadi
kewenangan konstitusional memutus perkara perselisihan hasil Pemilu.
Anwar Usman
Patrialis Akbar
Bagi MK, menjaga independensi adalah keharusan yang tak bisa ditawar.
Prinsip ketidakberpihakan dan independen akan terus dijalankan MK guna
Penanggung Jawab: Janedjri M. Gaffar
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas peradilan. Komitmen untuk
Pemimpin Redaksi: Budi Achmad Djohari
Wakil Pemimpin Redaksi: Poniman mencegah memberantas, terjadinya korupsi di lingkungan MK terus menerus
Redaktur Pelaksana: Ardli Nuryadi diupayakan. Lebih khusus lagi dalam pelaksanaan Pemilu 2014. Prinsip
Sekretaris Redaksi: Fitri Yuliana
transparansi, keadilan dan akuntabilitas, serta independen akan terus dijalankan
Redaktur: Miftakhul Huda
Nur Rosihin Ana MK untuk mewujudkan peradilan yang modern dan terpercaya.
Nano Tresna Arfana
Reporter: Abdullah Yazid Salah satu ikhtiar MK adalah dengan menerapkan sistem peradilan berbasis
Lulu Anjarsari P pada teknologi, informasi, dan komunikasi. MK juga mengandalkan sistem
Yusti Nurul Agustin
Utami Argawati manajemen perkara. Dengan sistem ini, informasi prosedur beracara,
Dedy Rahmadi pendaftaran permohonan, informasi perkembangan perkara, jadwal
Rahmat Hidayat sidang, risalah sidang sampai dengan putusan dapat diakses secara
Hanna Juliet
Ilham Wiryadi online.
Panji Erawan
Lulu Hanifah Selain itu MK mengembangkan dan memperluas jangkauan
fasilitas video conference untuk memudahkan masyarakat di
Fotografer: Gani daerah untuk mengakses peradilan MK, tanpa harus datang
Andhini Sayu Fauzia ke Gedung MK di Jakarta. Fasilitas tersebut dipersiapkan MK
Annisa Lestari untuk pelaksanaan Pemilu 2014. Demikian sekilas persiapan
Kencana Suluh H.
Ifa Dwi Septian MK menghadapi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan
Kontributor: Rita Triana Wakil Presiden 2014.

Di luar semua itu, rubrik-rubrik dalam KONSTITUSI


Desain Visual: Herman To
Rudi
menghadirkan beragam informasi menarik, aktual. Baik
Nur Budiman yang terjadi pada ruang sidang, nonsidang, maupun
Teguh hal-hal lain yang berkaitan dengan dunia konstitusi.
Distribusi:
Utami Argawati
Itulah pengantar singkat dari redaksi. Akhir
Foto Sampul:
Dokumentasi kata, kami mengucapkan Selamat Membaca!
Humas MK

Alamat Redaksi:
Gedung MK
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6
Jakarta Pusat
Telp. (021) 2352 9000
Fax. 3520 177
email: bmkmkri@mahkamahkonstitusi.go.id
www. mahkamahkonstitusi.go.id

KONSTITUSI | 1 | Maret 2014


No. 85 Maret 2014

DAFTAR ISI
8 laporan utama
Tegaskan
Independensi, MK
Batalkan Perpu
Penyelamatan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) No. 1 Tahun 2013 tentang
Mahkamah Konstitusi (MK) dilahirkan dengan
tujuan untuk menyelamatkan kehormatan MK

8 5
sebagai lembaga pengawal konstitusi.
laporan
utama
Konstitusi Maya
www.lembagasurveijakarta.com

14
Anggota AROPI dan WAPOR
Ruang
sidang
14 RUANG SIDANG
“Air Mengalir Sampai Jauh...”

46 AKSI
Persiapkan Diri Hadapi PHPU Legislatif
2014, MK Gelar Workshop Pegawai

5 Konstitusi Maya
6 Opini
8 Laporan utama
14 Ruang Sidang
36 Kilas Perkara
40 Bincang-bincang
42 Catatan Perkara
44 Daftar Perkara
46 Aksi
56 Jejak konstitusi
58 Cakrawala
62 Pustaka Klasik
64 resensi
66 Khazanah

46 58
70 Kamus Hukum
Aksi Cakrawala 72 Konstitusiana
73 Ragam Tokoh
74 Catatan MK
KONSTITUSI | 2 | Maret 2014
Editorial

Bebas dari
Intervensi

D
erasnya opini negatif terhadap KY dalam makna dan batas “menjaga korupsi, tidak bebas dari tanggung jawab
Mahkamah Konstitusi pasca dan menegakkan kehormatan keluhuran hukum, begitu pula apabila melanggar
kasus mantan Ketua MK Akil martabat, serta perilaku hakim.” Tugas hukum administrasi. Hakim konstitusi
Mochtar tidak menyurutkan KY termasuk melakukan upaya-upaya yang melanggar etika juga ada mekanisme
langkah MK membuat putusan yang represif (penegakan) sekaligus preventif etiknya oleh Majelis Kehormatan MK.
hanya berdasarkan UUD 1945. Dengan dengan melakukan pembinaan hakim MK sudah menegaskan keanggotannya
penuh keberanian MK membatalkan (menjaga). Majelis Kehormatannya tidak berasal dari
keseluruhan UU Penetapan Perpu MK, Selain alasan original intent, MK unsur-unsur DPR, MA, dan Pemerintah
Kamis, 13 Februari lalu. juga menimbang bahwa hakim MK dari untuk menjamin kemandirian (Putusan
Argumentasi utama MK, sisi manapun berbeda secara mendasar No.49/PUU-IX/2011). Dewan Etik
pembentukan Perpu yang akhirnya dengan hakim biasa, kecuali kesamaan Hakim Konstitusi yang ada saat ini untuk
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat tugas mengadili. Hakim konstitusi melengkapi mekanisme penegakan kode
(DPR) tidak memenuhi syarat “kegentingan diusulkan dari tiga kekuasaan dalam etik yang ada.
memaksa”. Sesuai putusan MK No. 138/ “trias politica” tanpa kaitan sama sekali Apabila putusan pengadilan dapat
PUU-VII/2009, tanggal 8 Februari 2010 dengan KY dan hakimnya mensyaratkan dibanding, MK ditetapkan sebagai
lalu, kegentingan yang memaksa menjadi kualifikasi tertinggi, yaitu negarawan yang pengadilan pertama dan terakhir yang
kewenangan subjektif Presiden, namun menguasai konstitusi dan ketatanegaraan. putusannya bersifat final. Sehingga
subjektivitas itu harus tetap ada dasar Status dan masa jabatan hakim konstitusi putusan MK tidak dapat dibanding atau
objektivitasnya. MK telah menetapkan lima tahun juga membedakan hakim menggunakan upaya hukum apapun.
tiga syarat adanya kegentingan memaksa di lingkungan MA. Hakim konstitusi Dengan karakter dan sifat putusan MK
yang harus terpenuhi. bukan jabatan karier seperti yang banyak demikian, baik dan buruknya putusan
Perpu MK tidak memenuhi syarat dipahami orang. Pun apabila perilaku hakim harus dianggap benar (res judicata).
akibat sontak segera (prompt immediately) konstitusi menjadi objek pengawasan KY, Putusan MK adalah final dan mengikat
untuk memecahkan permasalahan hukum. apabila ada sengketa kewenangan lembaga sejak dibacakan dalam sidang terbuka
Meskipun Perpu MK telah menjadi negara yang melibatkan KY, MK akan untuk umum. Dengan kedudukan strategis
Undang-Undang, Perpu tersebut belum dihadapkan pada persoalan tidak dapat tersebut, putusan MK laksana idu geni
pernah menghasilkan produk hukum bersikap imparsial mengadili lembaga yang (ludah api), putusannya akan selalu
apapun. Konsiderans (menimbang) Perpu mengawasinya. menjadi kenyataan.
bahkan tidak mencerminkan kesegeraan, KY pun didudukkan pada tempat Tetapi dengan putusan yang tidak
apa yang hanya dapat diatasi secara segera sebenarnya bukan lembaga peradilan baru. dapat dikoreksi lagi , MK harus benar-benar
tersebut. Panel Ahli, perekrutan hakim KY sebatas lembaga penunjang (auxiliary dijamin kemandirian dan kebebasannya
konstitusi untuk menggantikan M. Akil organ/supporting element) yang dibentuk dari pengaruh apapun. Kemandirian
Mochtar, Majelis Kehormatan Hakim dalam rangka menjaga dan menegakkan tersebut harus diikuti dengan mematuhi
Konstitusi belum terbentuk dilakukan. kehormatan, keluhuran martabat, serta prinsip-prinsip lain, misalkan akuntabilitas,
Selain di atas, substansi Perpu MK perilaku hakim. imparsial dan transparan. Masa depan MK
banyak keluar dari konstitusi dan telah Harus diketahui, putusan pengadilan berada di pundak hakimnya yang harus
"mengubah konstitusi". Keterlibatan di negara manapun hanya dapat dikoreksi benar-benar diisi para negarawan dan
Komisi Yudisial (KY) dalam pembentukan oleh pengadilan lebih tinggi melalui terbebas dari dari kepentingan apapun.
Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi mekanisme banding, kasasi, atau Apabila MK mampu menjaga
(MKHK) telah keluar dari rambu-rambu peninjauan kembali. Putusan pengadilan independensinya dan bersikap imparsial
Putusan Nomor 005/PUU-IV/2006, tidak dapat dikoreksi KY karena lembaga sesuai harapan publik, ancaman intervensi
bertanggal 23 Agustus 2006, hakim MK tersebut bukan peradilan banding. dan opini sekeras apapun, MK akan
tidak terkait dengan ketentuan yang diatur Meskipun hakim MK tidak menjadi mampu melewati dengan tenang.
dalam Pasal 24B UUD 1945. objek KY bukan berarti hakim MK tanpa Putusan UU Perpu MK ini seharusnya
Berdasarkan putusan yang lalu pembatasan dan kebal hukum. Masyarakat dijadikan semangat baru untuk bangkit
tersebut, MK melihat pembentuk dan para pihak berperkara sebenarnya dan membuktikan dirinya kepada publik
konstitusi (original intent) menghendaki dapat melaporkan hakim konstitusi bahwa MK independen dan imparsial dan
hakim konstitusi tidak termasuk sebagai apabila melakukan pelanggaran hukum. terbebas dari pengaruh apapun, termasuk
hakim yang “diawasi” KY. Pengawasan Hakim konstitusi apabila melakukan bebas dari korupsi. Semoga.

KONSTITUSI | 3 | Maret 2014


Suara anda

Tentang Pemilukada Barito Timur


Mahkamah Konstitusi yang terhormat,
Mohon pendapatnya tentang perkara Pemilukada Kabupaten Barito Timur yang dianggap bukan masalah hasil suara
tetapi masalah administrasi. Pendaftaran calon bahwa satu parpol mengusung dua calon atau kandidat dan telah digugat
oleh salah satu pasangan calon ke Mahkamah Konstitusi (MK), ternyata ditolak seluruhnya.
Namun salah satu calon tersebut menggugat lagi melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta dan akhirnya
dimenangkan calon tersebut. Pertanyaannya, apakah putusan PTUN tersebut dapat memengaruhi putusan MK yang
terdahulu yang isinya menolak gugatan seluruhnya. Terima kasih.

Pengirim: Hermansyah
(via laman Mahkamah Konstitusi) Jawaban
Yang terhormat Saudara
Dhona Lubis

Pertanyaan ini hanyalah dapat terjawab melalui putusan Mahkamah Konstitusi setelah Mahkamah Konstitusi
menyelenggarakan peradilan, yaitu proses memeriksa, mengadili dan memutus perkara konstitusi yang sesuai dengan
kewenangannya, guna menegakkan hukum dan keadilan.

Demikian jawaban dari kami, Saudara Hermansyah.

Redaksi Majalah Konstitusi (yang diterbitkan Mahkamah Konstitusi RI)


mengundang pakar, intelektual dan warga masyarakat untuk menyumbangkan
tulisan dalam rubrik “Opini”, “Suara Anda” dan “Resensi”.
Rubrik “Opini”, merupakan rubrik yang berisikan pendapat-pendapat berbentuk
opini yang mendalam terhadap kajian Konstitusi dan Hukum Tata Negara.
Panjang tulisan maksimal 6000 karakter.
Rubrik “Suara Anda” merupakan rubrik yang berisikan komentar-komentar
tentang Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Panjang tulisan maksimal 2000
karakter.
Rubrik “Resensi” merupakan rubrik yang berisikan resensi buku-buku baru
hukum dan Konstitusi. Panjang tulisan maksimal 6000 karakter.
Tulisan dapat dikirimkan dengan menyer­takan data diri, alamat yang jelas, dan
foto melalui pos/fax/email ke Redaksi Majalah Konstitusi:

Gedung Mahkamah Konstitusi RI,


Jalan Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta Pusat
Telp. (021) 23529000 ext. 18242; Untuk rubrik "Resensi" harap menyertakan
Fax. (021) 3520177; tampilan cover buku yang diresensi. Tulisan
E-mail : bmkmkri@mahkamahkonstitusi.go.id yang dimuat akan mendapat honorarium.

KONSTITUSI | 4 | Maret 2014


Konstitusi maya

www.lembagasurveijakarta.com
Anggota AROPI dan WAPOR

L
embaga Survei Jakarta (LSJ) adalah lembaga riset
independen yang tidak berafiliasi dengan partai maupun
organisasi politik manapun. LSJ didirikan oleh beberapa
akademisi di Jakarta pada tanggal 22 Juni 2009 berdasarkan
Akte Notaris Suprapto, SH No. 14 Tahun 2009. LSJ telah resmi
terdaftar sebagai badan hukum oleh Kementerian Hukum dan HAM
RI (SK No. AHU-2717.AH.01.04 Tahun 2009).
LSJ adalah anggota Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia
(AROPI), yakni asosiasi dari 34 lembaga survei dan ratusan periset
opini publik yang bernaung di bawah World Association for Public
Opinion Research (WAPOR). LSJ telah puluhan kali melakukan
survei opini publik, terutama menyangkut survei-survei Pilkada
(Pilbup, Pilwalkot, Pilgub) dan beberapa kali melakukan survei
nasional tentang partai politik dan calon presiden.
LSJ juga telah melakukan berbagai survei tentang kebijakan Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
publik untuk lingkup pemerintah daerah dan kementerian negara. wawancara dengan respondwen dengan pedoman kuesioner.
LSJ juga telah beberapa kali melakukan survei tentang corporate, Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen
khususnya mengenai kepuasan pelanggan di beberapa perusahaan perempuan. Penentuan responden dalam setiap KK dilakukan
nasional. dengan bantuan kish grid. Uji kualitas dilakukan melalui
telephone-check dan spot-check sebesar 20 persen dari total
Pada Februari 2013 kemarin, LSJ menerbitkan laporan
sampel. Kesimpulan Umum yang didapat dalam laporan tersebut
survei berjudul “Mendeteksi Indonesia dari Jakarta, Elektabilitas
adalah sanksi sosial dari publik terhadap PKS jauh lebih dahsyat
Partai Politik Pasca Gonjang-Ganjing Demokrat dan PKS, Ekspose
daripada terhadap partai-partai lain yang juga tersandung kasus
Hasil Survei Nasional”. Jumlah sampel sebesar 1225 responden,
korupsi.
diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang.

www.lsn07.com
Penggagas AROPI, Digawangi Umar S Bakry

L
embaga Survei Nasional (LSN) merupakan lembaga
survei nirlaba yang bersifat independen serta
tidak berafiliasi dan memiliki akar historis dengan
organisasi politik apapun. Hubungan LSN dengan
para pengguna jasa, baik dari perorangan maupun
kelembagaan, bersifat professional. Dalam melaksanakan
pekerjaannya, LSN tidak membedakan-bedakan latar
belakang atau orientasi politik calon pengguna jasa.
LSN didirikan pada 17 Juli 2006 atas prakarsa sejumlah
peneliti senior di Jakarta, Bandung, dan Surabaya yang
dimotori oleh Umar S. Bakry. Sejak pendiriannya, LSN telah
melaksanakan ratusan kali survei opini publik di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Selain survei-survei Pilkada,
Pilpres, dan Pileg, LSN juga berkali-kali melaksanakan
hitung-cepat (quick count) hasil Pemilu/Pilkada dengan
akurasi yang tinggi. Hitung-cepat LSN dalam Pemilu 2009
ditayangkan secara langsung (live) oleh tiga stasiun TV LSN didirikan dengan tujuan untuk memperkaya
sekaligus (Global TV, TPI, dan MNC News). demokrasi di Indonesia. Melalui aktivitas survei, LSN
LSN adalah anggota dan penggagas berdirinya turut berperan dalam proses artikulasi opini publik
asosiasi lembaga survei se-Indonesia (AROPI). Direktur atas berbagai isu yang berhubungan dengan masalah
Eksekutif LSN, Umar S. Bakry, adalah Sekjen AROPI selama publik. LSN membantu para putra-putri terbaik bangsa
dua periode (2007-2010 dan 2010-2013). LSN juga dapat memenangkan pemilu (Pilkada, Pemilu Legislatif
merupakan anggota asosiasi survei dunia (WAPOR) yang maupun Pilpres) secara lebih rasional dan efisien.
berpusat di Amerika Serikat. Direktur Eksekutif LSN saat ini adalah Umar S Bakry.

KONSTITUSI | 5 | Maret 2014


Opini
Membumikan Nilai-Nilai Pancasila

P
ada masa negara negara belum mempunyai sistem yang Kembali Pada Pancasila
permanen mengenai cara pergantian penguasanya, maka Perlu diingat bahwa tiga bulan sebelum Bangsa Indonesia
pergantian melalui cara cara pewarisan lazim dilakukan. menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka melalui Proklamasi
Pada era ini, ketika penguasanya zalim, bengis, kejam, pada 17 Agustus 1945, tepatnya pada 1 Juni 1945 landasan
dan rakus, harapan satu satunya untuk memperbaiki nasib rakyat negara yang kemudian diberi nama Pancasila itu dilahirkan. Oleh
adalah agar penguasa yang zalim, bengis,kejam, dan rakus itu sebab itulah, bangsa Indonesia selalu memperingati hari kelahiran
segera digantikan oleh anak turunnya yang bijak dan baik hati. Pancasila itu pada 1 Juni setiap tahunnya. Dan Hari kesaktian
Jika ternyata anaknya pun bersikap zalim, bengis, kejam dan Pancasila setiap 1 Oktober.
rakus, harapan akan munculnya sang ratu adil pun dihembuskan. Akhir-akhir ini sangat sulit ditemukan nilai-nilai yang
Di Indonesia, tata cara pergantian penguasa negaranya terkandung dalam Pancasila itu dalam kehidupan sehari hari di
sudah teratur, melalui apa yang dipercaya dapat memberi hasil masyarakat Indonesia. Padahal ghalibnya, suatu bangsa yang
yang baik, yaitu pemilihan umum yang demokratis. Namun, berideologi, apapun ideologi yang dimilikinya, pastilah perilaku
patut disayangkan momen pergantian penguasa melalui pemilu dalam kehidupan sehari-hari dijiwai oleh spirit ideologi yang
pun tidak memberi harapan juga bagi perubahan ke arah diyakininya itu. Bangsa dan negara Indonesia, sampai hari ini
perbaikan. Harapan itu telah lenyap. Sesaat penguasa baru masih berideologi Pancasila, oleh karena itu menjadi sesuatu
menunjukan jati diri sebagai penguasa yang lebih berorientasi yang merisaukan jika ternyata terdapat kesulitan menemukan
pada kepuasan berkuasa, dan menguasai. nilai-nilai Pancasila itu dalam berkehidupan dan pergaulan
Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter bangsa ini.
memunculkan harapan besar akan nasib rakyat dan bangsa Inilah yang menjadi pertanyaan, di manakah sebenarnya
agar menjadi lebih baik. Namun harapan itu perlahan tapi nilai-nilai Pancasila itu berada ketika dalam kehidupan dan
pasti telah pudar. Elit politik yang menggantikan penguasa berbangsa di tanah air ini terasa kering dari rasa Pancasila?
Orde Baru justru disibukkan untuk memperbaiki nasib diri dan Dalam ajaran Pancasila dikenalkan sila Ketuhanan Yang Maha
golongannya. Pergantian dari Presiden ke Presiden tidak ada Esa. Sila ini mengandung nilai-nilai luhur akan kebebasan
yang memberti jawaban positif akan perbaikan nasib bangsa. beragama bagi warga negara Indonesia. Maksud kebebasan
Bahkan ketika presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, beragama itu adalah kebebasan untuk menentukan pilihan salah
justru melahirkan rezim yang korup. Para menteri, anggota DPR, satu agama yang dianut di antara agama-agama yang diakui
petinggi partai politik yang berkuasa, tidak sibuk memperbaiki oleh negara Indonesia. Kebebasan beragama tidak bisa diartikan
nasib rakyat dan bangsa, namun sibuk membantah tudingan sebagai kebebasan tidak beragama, inilah makna kebebasan
tudingan korupsi dengan berbagai cara. yang berbeda dengan yang dipahami oleh negara negara barat
Kini, menjelang akhir pemerintahan Susilo Bambang yang mengartikan kebebasan beragama termasuk kebebasan
Yudhoyono (SBY), elit politik pun sudah mematut diri untuk untuk tidak beragama. Sayangnya, nilai-nilai luhur kebebasan
tampil menjadi Presiden periode 2014-2019. Orientasi elit politik beragama belum menjadi bagian dalam perilaku bangsa ini.
itu bukan demi kebangsaan, atau demi negara tetapi hanya Seringkali di negara ini dengan sangat mudah ditemui konflik-
satu yaitu kekuasaan. Jika dibandingkan dengan munculnya konflik horizontal yang dilatarbelakangi oleh kepentingan-
calon pemimpin di pada tahun 1999-an, kondisi saat ini kepentingan dalam beragama.
menjadi lebih parah. Jika awalnya kata yang melekat pada calon Demikian halnya dengan nilai-nilai keempat sila lainya,
pemimpin negeri ini adalah reformis, kini menjadi berintegritas, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
berwawasan Pancasila, menerima ke-Bhinnekaan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
dan setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Permusyawaratan/Perwakilan, dan sila kelima Keadilan Sosial
Mantra-mantra untuk menjadi penguasa semakin lengkap. bagi seluruh rakyat Indonesa. Hal yang paling dirasakan

KONSTITUSI | 6 | Maret 2014


Dr. Sulardi, SH MSI,
Dosen Fakultas Hukum dan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

dalam kehidupan sehari-hari adalah diletakannya nilai-nilai setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi
kemanusiaan di level yang paling rendah. Harkat martabat Presiden dan Wakil Presiden.
manusiawi dibiarkan tercerabut dari warga ini. Setiap hari kita Terpenuhinya ketentuan ini tidak memberikan jaminan
dengan mudah menemukan penganiayaan, pembunuhan, problematika kehidupan berbangsa yang telah dipaparkan di
pelecehan, penghinaan terhadap nilai nilai humanisme. Hal atas terselesaikan. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang
tersebut pada gilirannya, meniadakan rasa keadilan hukum paham benar nilai nilai Pancasila, sehingga panduan yang
sekaligus keadilan sosial. Lebih parah lagi ketika demokrasi digunakan dalam menjalankan kepemimpinannya adalah nilai-
model barat diadopsi secara mentah-mentah. Dalam berpraktik nilai Pancasila itu.
demokrasi bangsa ini lebih mengutamakan kepentingan individu Oleh sebab itulah, sebaiknya memahami Prinsip-prinsip yang
dan perlindungan terhadap perseorangan. Padahal di dalam terkandung dalam Pancasila semestinya sudah melekat pada diri
Pancasila, demokrasi yang dimaksudkan adalah demokrasi pemimpin bangsa ini. Secara demikian, Pemimpin nasional ke
dalam bingkai musyawarah mufakat, sebagai perwujudan dari depan memahami berketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip
nilai nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam berbangsa dan bernegara yang beriman dan bertaqwa
dalam Permusyawaratan/Perwakilan. kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memberi ruang kebebasan
Dalam kehidupan jagat berpolitik yang elit politiknya beragama dan saling bertoleransi saling menghormati. Yang
berorientasi untuk mendapatkan kekuasaan dan jabatan, yang kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah prinsip yang
tingkahnya saling menjegal dan saling menyalahkan, serta mengandung nilai sadar akan hak-hak sekaligus kewajiban, jika
korupsi yang merajalela di berbagai lini pemerintahan, maka hal Negara berhak memungut pajak dan mengambili hasil bumi
tersebut membuktikan bangsa ini telah terasing dengan nilai- dan isinya, maka hal tersebut mengandung kewajiban untuk
nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa. Bangsa ini telah tidak memenuhi kebutuhan warganya. Toleransi terhadap nilai nilai
mempunyai kemampuan untuk berperilaku yang berdasar pada kemanusiaan, dan mengembangkan semangat kerjasama, hal ini
nilai luhur yang termuat dalam Pancasila. Sesungguhnyalah, tidak akan melahirkan pemikirian paling hebat di antara warga
Pancasila itu sebenarnya ada di mana? Masih saktikah Pancasila Negara.
itu? Marilah bersama sama kita menemukan kembali nilai- Sedang Prinsip ketiga Persatuan Indonesia, memberi
nilai Pancasila dalam diri kita, yang tercermin dalam perilaku makna bahwa pemimpin bangsa ini mempunyai semangat
kehidupan kita sehari hari. nasionalisme, patriotisme, yang mampu menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa yang berbhinneka ini. Keempat, Kerakyatan
Mencari Pemimpin yang Memahami Pancasila yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan/permusyawaratan
Menjadi pemimpin bangsa di Negara ini tidak mencukupi perwakilan, mengandung nilai bahwa pemimpin bangsa ini
jika sekedar memenuhi persyaratan konstitusi Pasal 6A UUD memahami semangat bermusyawarah dalam pengambilan
Negara RI tahun 1945; keputusan sekaligus bersedia melaksanakan keputusan bahkan
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan mengambil resiko atas putusan. Sedang sila kelima Keadilan
secara langsung oleh rakyat. Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia, mesti dimaknai sebagai
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan tujuan berbangsa yang segera diwujudkan dengan semangat
oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta gotong royong, kekeluargaan, dan secara aman dan damai.
pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Mudah mudaham, bangsa ini segera menemukan
(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang pemimpin yang memahami nilai nilai Pancasila itu, sehingga
mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah tujuan Negara yang sudah dipatrikan oleh para pendiri Negara
suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh ini, yakni meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari kehidupan bangsa, segera ada wujudnya.

KONSTITUSI | 7 | Maret 2014


Laporan Utama

Tegaskan
Independensi,
MK Batalkan
Perpu
Penyelamatan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 Tahun
2013 tentang Mahkamah Konstitusi (MK) dilahirkan dengan tujuan
untuk menyelamatkan kehormatan MK sebagai lembaga pengawal
konstitusi. Alih-alih menjaga independensi dan integritas Hakim
Konstitusi, Perpu yang disahkan menjadi UU No. 4 Tahun 2014 oleh
DPR pada 19 Desember 2013 lalu itu justru berpotensi menggangu
independensi dan wibawa Mahkamah Konstitusi.
Majelis Hakim MK pada saat sidang pengucapan
putusan perkara Pengujian UU Penetapan Perpu
MK.

A
da sedikit hal yang dengan prinsip universal di dalam dunia konstitusi yang sedang menjabat.
berbeda dalam sidang peradilan, yakni nemo judex in causa sua
yang artinya hakim tidak mengadili hal- “Namun demikian dalam mengadili
pengucapan putusan
hal yang terkait dengan dirinya sendiri. permohonan ini tetaplah Mahkamah
perkara No. 1 dan 2/
imparsial dan independen. Mahkamah
PUU-XII/2014 pada Namun, dalam konteks perkara ini memastikan untuk memutus
Kamis (13/2/2014). Mahkamah memiliki tiga alasan untuk permohonan ini berdasarkan salah satu
Perbedaan tampak ketika Hakim dapat mengadili permohonan pengujian kewenangan yang diberikan oleh Pasal
Konstitusi Muhammad Alim membacakan UU ini. Ketiga alasan tersebut, yaitu 24C ayat (1) UUD 1945, yaitu menguji
pertimbangan Mahkamah dalam pertama apabila bukan Mahkamah maka apakah pasal-pasal yang dimohon
memutus perkara yang dimohonkan Andi tidak ada forum lain yang bisa mengadili pengujian bertentangan dengan UUD
Asrun dkk dan para dosen FH Universitas permohonan ini. Kedua, Mahkamah 1945 atau tidak,” tegas Hakim Konstitusi
Jember itu. tidak boleh menolak mengadili Muhammad Alim membacakan
Perbedaan terlihat dari objek yang permohonan yang diajukan kepadanya pertimbangan hukum Mahkamah untuk
diperkarakan, yakni mengenai UU MK dengan alasan tidak ada atau tidak jelas memutus perkara yang dimohonkan para
No. 4 Tahun 2014. Sebenarnya, MK dasar hukumnya. Dan ketiga, kasus ini Pemohon.
memahami benar adanya keterkaitan merupakan kepentingan konstitusional
bangsa dan negara, bukan semata-mata Selain itu, sebelum amar putusan
antara Mahkamah dengan undang-
kepentingan institusi Mahkamah sendiri Mahkamah diucapkan, Hakim Konstitusi
undang yang dimohonkan pengujian
atau kepentingan perseorangan hakim Maria Farida Indrati juga menegaskan
oleh para Pemohon. Hal demikian terkait

KONSTITUSI | 8 | Maret 2014


bahwa putusan Mahkamah ini hanya kehakiman juga wajib untuk menegakkan calon Hakim Konstitusi melalui
berdasarkan UUD 1945 sesuai dengan independensi tersebut dengan tidak mekanisme seleksi Panel Ahli yang
alat bukti dan keyakinan hakim. Oleh mencampuri proses peradilan termasuk dibentuk oleh Komisi Yudisial (KY). Meski
karena itu, adanya tekanan opini publik di dalamnya pengambilan putusan. dalam ketentuan dimaksud tiga dari
dalam mengambil putusan dihindari Apabila ada pihak yang melakukan tujuh orang anggota Panel Ahli memang
oleh hakim, termasuk Hakim Konstitusi. tekanan kepada Mahkamah dengan masing-masing ditunjuk oleh MA, DPR,
Betapapun kuatnya tekanan tersebut baik membentuk opini-opini publik, apalagi dan Presiden namun ketentuan tersebut
yang berasal dari anggota masyarakat, pihak tersebut merepresentasikan tetap saja telah mereduksi kewenangan
pejabat eksekutif, maupun anggota cabang kekuasaan yang lain, hal ketiga lembaga pengusung calon Hakim
badan perwakilan, seorang hakim harus demikian telah melanggar prinsip Konstitusi itu.
tetap independen agar kekuasaan kebebasan kekuasaan kehakiman yang
Mahkamah memberikan analogi
kehakiman tetap menjadi kekuasaan secara universal dapat dikategorikan
melalui proses pengajuan Rancangan
yang merdeka dan hakim tidak tunduk telah melakukan tindakan contempt
UU, termasuk RAPBN oleh Presiden
pada kekuasaan. of court,” tegas Maria mengawali
bila harus melalui mekanisme seleksi
pembacaan pendapat Mahkamah.
“Oleh karena itu, hakim berkewajiban oleh panel Ahli yang dibentuk oleh
untuk menegakkan independensi pada Reduksi Kewenangan lembaga negara yang lain pastilah
dirinya, sebaliknya masyarakat maupun Undang-Undang MK No. 4 Tahun 2014 juga mereduksi kewenangan Presiden.
kekuasaan lain di luar kekuasaan salah satu isinya mengatur pengajuan Reduksi kewenangan juga terjadi pada

KONSTITUSI | 9 | Maret 2014


Laporan Utama

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bila saat standarnya termasuk juga kesamaan bakal calon Hakim Konstitusi yang akan
mengajukan Rancangan UU kepada DPR latar belakangnya sebagaimana yang diseleksi oleh Panel Ahli sebagaimana
harus melalui Panel Ahli yang dibentuk diinginkan oleh Panel Ahli. Dalam diatur dalam Undang-Undang a quo
oleh lembaga negara yang lain. pemilihan Hakim Konstitusi, adanya berasal dari Mahkamah Agung, DPR, dan
unsur favoritisme dan popularisme Presiden masing-masing satu orang, dan
Menurut Mahkamah, kewenangan harus dihindarkan. Oleh karenanya, tes empat orang dipilih oleh Komisi Yudisial,
lembaga pengusung calon Hakim pemilihan hakim bukanlah tes litmus bagi namun adanya satu Panel Ahli yang
Konstitusi tidak akan direduksi bila calon hakim dari kacamata pemilihnya, dibentuk oleh Komisi Yudisial menjadi
lembaga negara yang bersangkutan yaitu, Panel Ahli, padahal subjektivitas sangat menentukan dalam penyeleksian
membentuk panitia yang akan Panel Ahli tidak dapat dihindari. calon hakim konstitusi, sehingga hal
menyeleksi secara intern untuk demikian jelas mereduksi, bahkan
melaksanakan kewenangan Dengan dasar pemikiran tersebut,
mengambil alih kewenangan Mahkamah
konstitusionalnya dalam mengajukan Mahkamah beranggapan tim seleksi
Agung, DPR, dan Presiden.
calon Hakim Konstitusi. “Hal demikian yang dibentuk oleh masing-masing
(membentuk tim seleksi internal, lembaga negara pengusung calon Hakim “Oleh karena itu, adanya satu Panel
red) tidaklah bertentangan dengan Konstitusi lebih dapat menghindarkan Ahli untuk memilih Hakim Konstitusi
konstitusi karena tidak ada kewenangan dominasi subjektivitas Panel Ahli dalam sebagaimana diatur dalam UU 4/2014 di
konstitusional lembaga negara yang samping bertentangan dengan Pasal 24C
direduksi,” ujar Maria. ayat (3) UUD 1945 juga bertentangan
dengan filosofi yang mendasari perlunya
Mahkamah juga menyatakan penggunaan Hakim Konstitusi dipilih oleh lembaga
kata “ahli” pada “panel” menimbulkan Mahkamah beranggapan tim negara yang berbeda,” jelas Maria lagi.
pertanyaan tentang keahlian dalam seleksi yang dibentuk oleh
bidang apa sebenarnya yang diperlukan. Pasal 24C UUD 1945 memberikan
masing-masing lembaga negara kewenangan atributif yang bersifat mutlak
Sebab, syarat keahlian pada Panel Ahli
haruslah terukur secara rasional. Dengan pengusung calon Hakim Konstitusi kepada masing-masing lembaga negara.
demikian, untuk menjadi anggota Panel lebih dapat menghindarkan Oleh karenanya, menurut Mahkamah,
Ahli sewajarnya juga dilakukan tes dalil para Pemohon sepanjang mengenai
dominasi subjektivitas Panel
untuk menentukan syarat keahlian yang tatacara pemilihan Hakim Konstitusi
Ahli dalam pemilihan Hakim sebagaimana diatur dalam UU 4/2014
diperlukan untuk memilih Panel Ahli yang
akan melakukan tes pada pemilihan Hakim Konstitusi dan dapat menghindari beralasan menurut hukum.
Konstitusi telah terpenuhi. terpilihnya Hakim Konstitusi yang Stigma Anggota Parpol
Terpenuhinya syarat keahlian bagi Panel memiliki latar belakang yang sama Sementara itu terkait isi UU No. 4 Tahun
2014 yang mengubah ketentuan tentang
Ahli diperlukan untuk menyeleksi Hakim (homogen).
Konstitusi yang memiliki karakteristik syarat Hakim Konstitusi harus sudah
tersendiri. Dalam UUD 1945, karakteristik tidak menjadi anggota partai politik
khusus Hakim Konstitusi disebutkan minimal selama tujuh tahun sebelum
sebagai seorang negarawan. Meskipun pemilihan Hakim Konstitusi dan dapat diajukan sebagai calon Hakim Konstitusi,
syarat “negarawan” sulit untuk ditentukan menghindari terpilihnya Hakim Konstitusi Mahkamah menyatakan ketentuan
kriterianya secara pasti, namun hal yang memiliki latar belakang yang tersebut juga bertentangan dengan
demikian haruslah dipahami betapa sama (homogen). Sebab, keragaman Konstitusi. Mahkamah menyatakan
pembentuk UUD 1945 secara sadar latar belakang itulah yang diperlukan demikian karena melihat ketentuan
mengidealkan bahwa dalam diri seorang di antara kesembilan Hakim Konstitusi, tersebut dicantumkan setelah peristiwa
Hakim Konstitusi sekurang-kurangnya bukan homogenitas kesembilan Hakim tertangkap tangannya M. Akil Mochtar
layak untuk diharapkan memiliki Konstitusi. selaku ketua MK kala itu. Adanya
kepribadian dimaksud. latarbelakang pencantuman ketentuan
Menurut Mahkamah, makna bahwa
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf i tersebut
Terlebih, dari seorang Hakim Konstitusi Hakim Konstitusi dipilih oleh lembaga
menurut Mahkamah erat kaitannya
yang diharapkan adalah pendapat negara yang berbeda tidak hanya
dengan fakta Akil Mochtar yang berasal
hukumnya dalam membuat putusan. sekedar bagi-bagi porsi kewenangan
dari politisi (anggota DPR) sebelum
Mahkamah berpendapat, dengan namun mempunyai substansi tujuan
menjadi Hakim Konstitusi. Dengan kata
hanya satu Panel Ahli dalam memilih yang lebih mendasar, yaitu adanya tiga
lain, Pasal 15 ayat (2) huruf i UU No. 4
Hakim Konstitusi yang berasal dari tiga kelompok Hakim Konstitusi yang masing-
Tahun 2014 dicantumkan berdasarkan
lembaga negara maka secara pasti akan masing memiliki latar belakang yang
stigma yang timbul di tengah masyarakat.
terpilih Hakim Konstitusi yang sama berbeda karena berasal dari pilihan tiga
Menyikapi hal tersebut, Mahkamah
cabang kekuasaan negara. Walaupun

KONSTITUSI | 10 | Maret 2014


cara membuat undang-undang secara
prosedur biasa karena akan memerlukan
waktu yang cukup lama sedangkan
keadaan yang mendesak tersebut perlu
kepastian untuk diselesaikan.

Mahkamah pun menegaskan,


pembentukan Perpu harus mempunya
akibat prompt immediately atau sontak
segera. Maksudnya, Perpu tersebut
harus langsung dapat dipakai untuk
memecahkan permasalahan hukum.

presidenri.go.id/cahyo
Menurut Mahkamah, Perpu No. 1 Tahun
2013 tidak ada akibat hukum yang
“sontak segera”. Hal tersebut terbukti
bahwa meskipun Perpu telah menjadi
undang-undang, Perpu tersebut belum
Presiden Pimpin Rapat Konsultasi dengan Pimpinan Lembaga Negara bahas situasi di MK
Istana Negara 5 /10/ 2013. pernah menghasilkan produk hukum
apapun. Konsiderans (menimbang) Perpu
berpendapat stigmatisasi semacam itu dan berada pada titik nadir. Presiden tidak mencerminkan adanya kesegeraan
telah menciderai hak-hak konstitusional langsung bereaksi mengundang tersebut, yaitu apa yang hanya dapat
seorang warga negara yang dijamin oleh seluruh pimpinan lembaga negara, diatasi secara segera.
UUD 1945, termasuk hak untuk menjadi kecuali MK tentunya, untuk membahas
Panel Ahli sampai sekarang belum
Hakim Konstitusi. Seharusnya, masih peristiwa tersebut. Kemudian, Presiden
kunjung terbentuk, perekrutan Hakim
dalam pendapat hukum Mahkamah, mengeluarkan Perpu yang dikenal
Konstitusi untuk menggantikan M. Akil
pembatasan hak konstitusional dengan Perpu Penyelamatan MK.
Mochtar (juga) belum dapat dilakukan,
seseorang harus memiliki landasan Mahkamah lewat Putusan No. 1/ justru semakin tertunda karena adanya
hukum yang kokoh dan valid. PUU-XII/2014 dan 2/PUU-XII/2014 ini ketentuan yang terdapat dalam Perpu.
Meski benar sekali bahwa korupsi menyatakan Perpu Penyelamatan MK Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi
adalah perbuatan sangat tercela dan yang kemudian disahkan menjadi UU belum terbentuk dan kalaupun terbentuk
merugikan sehingga harus diberantas, No. 4 Tahun 2014 tidak memenuhi pun tidak ada masalah mendesak
tetapi memberikan stigma dengan syarat kegentingan memaksa. yang harus diselesaikan,” tandas
menyamakan semua anggota partai Presiden memang berwenang untuk Fadlil mengenai tidak terpenuhinya
politik sebagai calon koruptor yang mengeluarkan Perpu namun hal itu syarat kegentingan memaksa dalam
dipastikan memiliki kepribadian tercela hanya bisa dilakukan dalam keadaan pembentukan Perpu No. 1 Tahun 2013.
dan tidak dapat berlaku adil adalah kegentingan yang memaksa. Syarat
Melalui putusan ini, Mahkamah
penalaran yang sama sekali tidak mengenai sifat kegentingan memaksa
Konstitusi menegaskan bahwa
benar. “Perilaku tercela dan tidak adil tersebut pun dinyatakan dalam Konstitusi
dirinya telah memposisikan diri tetap
merupakan tabiat individual yang harus sehingga syarat tersebut mutlak
independen dengan tidak terpengaruh
dilihat secara individual juga. Di samping mengikat kepada presiden.
oleh opini publik dan media dalam
melanggar UUD 1945, persyaratan yang Syarat kegentingan memaksa membuat putusan. Selain itu, MK juga
terdapat dalam Pasal 15 ayat (2) huruf i tersebut yakni harus adanya keadaan menunjukkan bahwa peristiwa yang
UU No. 4 Tahun 2014 tersebut sangatlah berupa kebutuhan mendesak untuk menimpa M. Akil Mochtar adalah
rentan untuk diselundupi, “ ucap Hakim menyelesaikan masalah hukum secara tanggung jawab personal yang tidak
Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi yang cepat berdasarkan undang-undang. berkait sama sekali dengan MK secara
juga membacakan pendapat hukum Selain itu, undang-undang yang kelembagaan. Hal ini terbukti dengan
Mahkamah. dibutuhkan tersebut belum tersedia tetap berjalannya MK dalam menunaikan
Bukan Kegentingan Memaksa sehingga terjadi kekosongan hukum. kewenangan konstitusionalnya secara
Tertangkapnya M. Akil Mochtar menjadi Atau, jika pun ada undang-undang yang penuh hingga saat ini. Dengan demikian,
faktor dominan sebab kemunculan Perpu mengatur, tetapi tidak memadai untuk MK menyiratkan bahwa muruah lembaga
Penyelamatan MK yang dikeluarkan memecahkan permasalahan. Keadaan peradilan haruslah dijaga oleh lembaga
oleh Presiden. Pascaperistiwa tersebut, lain yang menjadi syarat kegentingan, peradilan itu sendiri.
berbagai pihak menganggap MK telah yaitu adanya kondisi kekosongan Yusti Nurul Agustin
kehilangan kepercayaan dari masyarakat hukum yang tidak dapat diatasi dengan

KONSTITUSI | 11 | Maret 2014


Laporan Utama

Mereka yang Berupaya mekanisme proses seleksi pengajuan


Hakim Konstitusi dan perbaikan sistem

Menyelamatkan MK
penguasaan konstitusi. Asrun dan rekan-
rekannya juga tidak setuju dengan syarat
untuk menjadi Hakim Konstitusi harus
Usai tertangkapnya Ketua MK, M. Akil Mochtar oleh KPK banyak pihak berupaya sudah tidak lagi menjadi anggota partai
untuk menyelamatkan MK selaku lembaga pengawal Konstitusi. Presiden pun bergegas politik minimal tujuh tahun.
“Saya kira angka 7 ini menjadi angka
mengeluarkan Perpu Penyelamatan MK yang kemudian ditetapkan oleh DPR menjadi
yang aneh karena di dalam kehidupan
undang-undang. Namun, sebagian masyarakat khususnya dari kalangan praktisi
ketatanegaraan kita masa jabatan selalu
hukum justru merasa Perpu tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sehingga harus diukur dengan angka 5 tahun, kenapa
dibatalkan. muncul angka 7? Kalau di Paris, kita tahu
bahwa Presiden Perancis itu dipilih dalam
masa jabatan 7 tahun atau di Amerika
(AS) 4 tahun. Jadi tidak ada akar historis
maupun akar sejarah di ketatanegaraan
Indonesia tentang angka (tujuh, red) ini.
Jadi kami kira ini juga persoalan yang
tidak jelas dan pembatasan-pembatasan
terhadap anggota partai politik untuk
menjadi Hakim Konstitusi atau pejabat
publik merupakan tindakan diskriminasi
yang menimbulkan ketidakpastian dan
ketidakadilan sebagaimana dijamin dalam
konstitusi kita,” urai Asrun kala itu.
sembari menyampaikan argumentasi-
argumentasi permohonan lainnya dan
meminta Mahkamah untuk menyatakan
penetapan UU No. 4 Tahun 2014 tentang
Para Pemohon Pengujian Undang-Undang Mahkamah Konstitusi bertentangan
Penetapan Perpu MK luapkan kegembiraan usai dengan UUD 1945 sekaligus menetapkan
permohonannya dikabulkan seluruhnya.
seluruh isi UU tersebut bertentangan

K
Tahun 2014. Asrun mengatakan Perpu No. dengan UUD 1945.
amis, 13 Februari 2014 lalu,
1 yang sudah disahkan menjadi UU No. 4 Sedikit berbeda dengan Para Pemohon
MK menyatakan mengabulkan
Tahun 2014 oleh DPR pada 19 Desember Perkara No. 1/PUU-XII/2014, Para Pemohon
seluruh permohonan Perkara
2013 lalu sesungguhnya tidak memenuhi Perkara No. 2/PUU-XII/2014 menggugat
Pengujian Undang-Undang No. 4
syarat kegentingan untuk dikeluarkan. ketentuan tentang pembentukan panel ahli
Tahun 2014 tentang Penetapan Perpu No.
“Prosedur pembentukannya dilanggar dan syarat uji kelayakan bagi calon Hakim
1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua
ini yang menurut kami bermasalah. Jadi Konstitusi. Diwakili salah satu Prinsipal
Atas UU No. 24 Tahun 2003 tentang
pertama, tidak ada unsur kebutuhan Pemohon yakni Nurul Ghufron, Para Dosen
MK Menjadi UU. Setelah permohonan
yang memaksa. Sebagaimana dimaknai FH Universitas Jember itu berkeberatan
Pengujian Perpu MK No. 1 Tahun 2013
dalam Putusan Mahkamah Konstitusi dengan mekanisme uji kelayakan dan
ditolak oleh MK karena dinilai telah
Nomor 138/PUU-VIII/2009 tanggal 8 kepatutan calon Hakim Konstitusi oleh Panel
kehilangan objek ketika Perpu tersebut
Februari (2009, red) yang menentukan Ahli. Pemohon merasa hal tersebut janggal.
dijadikan UU, sejumlah pengacara yang
tiga syarat agar sesuatu keadaan memaksa Sebabnya, seorang calon Hakim Konstitusi
tergabung dalam Forum Pengacara
terjadi, yaitu kebutuhan mendesak untuk disyaratkan memiliki jenjang pendidikan
Konstitusi, antara lain Andi M. Asrun
menyelesaikan masalah hukum secara minimal doktoral dan berstatus negarawan.
dan Daniel Tonapa Masiku mengajukan
cepat berdasarkan undang-undang. Kami Namun, Panel Ahli yang menguji calon
permohonan Pengujian UU No. 4 Tahun
lihat Perpu ini tidak memenuhi unsur Hakim Konstitusi justru memiliki pendidikan
2014. Tidak ketinggalan, para dosen
tersebut,” ujar Asrun beralasan. minimal magister yang tingkatannya berada
Fakultas Hukum Universitas Jember,
Selain itu, Asrun menyampaikan di bawah gelar doktor.
antara lain Gautama Budi Arundhati dan
keberatan pihaknya yang menganggap UU Dalam pandangan para dosen
Nurul Ghufron mengajukan permohonan
a quo telah melanggar konstitusi dengan tersebut, ketentuan uji kelayakan oleh
yang sama.
melakukan beberapa perubahan. Ada tiga pihak yang memiliki jenjang pendidikan
Andi Asrun pada sidang
hal yang dipermasalahkan oleh Asrun dkk, lebih rendah terhadap pihak yang lebih
pemeriksaan pendahuluan, Kamis
yaitu adanya penambahan persyaratan tinggi jenjang pendidikannya, jelas
(23/1/2014) menyampaikan argumentasi
untuk menjadi Hakim Konstitusi, adanya sangat tidak logis, merusak tatanan
mengenai inkonstitusionalnya UU No. 4
jenjang pendidikan. Karena hal itu akan

KONSTITUSI | 12 | Maret 2014


lembaga negara pemangku kewenangan tidak dimaksudkan untuk mengurangi
pokok dalam sistem ketatanegaraan kewenangan Presiden, DPR, dan MA
Indonesia pascaamandemen. Pemohon sebagai lembaga pengusul calon Hakim
pun beraggapan KY hanya memiliki Konstitusi. Sebab, unsur keanggotaan
tugas khusus untuk mengusulkan Hakim panel ahli tetap melibatkan perwakilan
Agung dan menjaga serta menegakkan dari lembaga pengusung tersebut. Hal ini
kehormatan maupun keluhuran martabat semata-mata untuk menjamin kesamaan
Hakim Agung. dan standardisasi Hakim Konstitusi. “Panel
ahli hanya melakukan fit and proper test
Jaga Independensi terhadap calon Hakim Konstitusi yang
Sementara itu, sebagai pihak diusulkan tiga lembaga tersebut. Nantinya,
yang berinisiatif mengeluarkan Perpu, hasil kerja panel ahli dikembalikan kepada
Presiden yang diwakili oleh Kepala lembaga pengusung yang akan memilih
Badan Penelitian dan Pengembangan dan mengajukan kepada Presiden untuk
Hak Asasi Manusia, Mualimin Abdi disahkan. Oleh sebab itu menurut
menyampaikan alasan filosofis penetapan Pemerintah kewenangan KY untuk
Perpu MK menjadi UU MK. Mualimin membentuk Panel Ahli tidak bertentangan
menegaskan alasan filosofis penetapan dengan Konstitusi,” urai Mualimim
Perpu MK menjadi UU MK semata-mata membacakan keterangan Pemerintah yang
hanya untuk menjaga independensi dan dibubuhi tanda tangan Menteri Hukum
presidenri.goid/abror

integritas Hakim Konstitusi. “Penetapan dan HAM, Amir Syamsuddin.


Perpu MK menjadi UU No. 4 Tahun 2014 Sedangkan, menjawab dugaan
tentang MK tidak lain untuk menjaga para Pemohon mengenai ketentuan
independensi dan integritas Hakim syarat pendidikan minimal bagi anggota
Konstitusi sekaligus menjaga kelembagaan panel ahli yang hanya bertitel magister,
Presiden menyampaikan keterangan
pers terkait tertangkapnya Ketua MK, MK sendiri,” jelas Mualimin mewakili Mualimin memang membenarkan bahwa
Kamis, 3 Oktober 2013. presiden/pemerintah pada sidang yang syarat pendidikan minimal bagi panel ahli
digelar Selasa (4/2/2014). lebih rendah dibanding syarat pendidikan
mengancam sistem pendidikan nasional Selain itu, Mualimin juga menjelaskan minimal bagi Hakim Konstitusi. Namun,
yang telah kita tata selama ini. Mengingat, alasan Pemerintah terkait ketentuan syarat untuk menjadi panel ahli tidak
dalam sistem pendidikan nasional mengenai syarat untuk menjadi Hakim hanya itu melainkan juga harus memenuhi
ditegaskan bahwa pendidik, yaitu melalui Konstitusi harus sudah tidak lagi menjadi syarat lainnya. Anggota panel ahli harus
proses pembelajaran, evaluasi, bahkan anggota partai politik minimal selama memiliki reputasi dan rekam jejak yang
penentuan kelayakan kelulusannya harus tujuh tahun. Ia mengatakan waktu selama tidak tercela, memiliki kredibilitas dan
memiliki tingkat atau jenjang pendidikan tujuh tahun dirasa sudah cukup guna integritas, menguasai ilmu hukum dan
lebih tinggi atau minimal setara dengan memberikan jaminan independensi dan memahami UUD 1945, berusia paling
peserta didik yang akan diuji atau imparsialitas bagi calon Hakim Konstitusi rendah 50 tahun, dan tidak menjadi
ditentukan kelulusannya. Sehingga dalam untuk memutus perkara-perkara di anggota Parpol paling lama 5 tahun
hal ini, ada jaminan dihargainya jenjang MK, terutama untuk memutus perkara sebelum panel ahli dibentuk.
pendidikan dengan menempatkan level Pemilukada yang sangat erat kaitannya “Magister maksudnya minimal
kemampuan seseorang berdasarkan dengan eksistenti partai politik. Sementara saja, tidak menutup kemungkinan
jenjang pendidikannya adalah bagian dari itu terkait ketentuan mengenai mekanisme bergelar doktor juga. Panel ahli bertugas
kepastian hukum bagi warga negara di dan proses seleksi dan pengajuan Hakim menguji dan yang diuji (dari calon Hakim
bidang pendidikan. Konstitusi yang harus lewat Panel Ahli, Konstitusi, red) tidak hanya kemampuan
“Oleh karena itu, dalam pandangan Mualimin mengatakan ketentuan tersebut akademiknya saja melainkan menguji
kami, ketentuan tersebut sangatlah hanya untuk memastikan proses seleksi integritas, kemampuan manajerial,
bertentangan dengan hak konstitusional Hakim Konstitusi lebih transparan, rekam jejak dan sebagainya. Sehingga
untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, akuntabel, dan partisipatif sesuai dengan Pemerintah menyatakan ketentuan ini
perlindungan, dan kepastian hukum keinginan masyarakat. “Kewenangan sudah sejalan dengan amanat Konstitusi,”
yang adil serta hak konstitusional untuk Komisi Yudisial hanya untuk membentuk tukas Mualimin yang pada sidang Kamis
mendapatkan perlakuan yang sama di Panel Ahli berdasar usulan masyarakat (20/2/2014) meminta Mahkamah menolak
hadapan hukum,” papar Ghufron. yang terdiri dari mantan Hakim Konstitusi, permohonan pengjian Para Pemohon
Selain itu, Ghufron dkk juga praktisi hukum, akademisi di bidang untuk seluruhnya dan menyatakan UU
menggugat kewenangan Komisi hukum, dan tokoh masyarakat,” papar Penetapan Perpu MK tidak bertentangan
Yudisial (KY) dalam keterlibatannya Mualimin lagi. dengan UUD 1945.
mengangkat Hakim Konstitusi. Pemohon Pemerintah beranggapan penunjukan Yusti Nurul Agustin
berpendapat KY adalah lembaga negara panel ahli untuk melakukan fit and proper
yang bersifat penunjang dan bukan test terhadap calon Hakim Konstitusi

KONSTITUSI | 13 | Maret 2014


ruang Sidang Ekonomi

“Air Mengalir
Sampai Jauh...”
Pelibatan dunia usaha dalam pengelolaan sumber daya air (SDA) tidak
dimaksudkan untuk privatisasi atau komersialisasi akses atas SDA.
Tiada pengalihan akses air kepada dunia usaha atau swasta. Negara
melalui Pemerintah dan Pemda tetap berperan dalam penguasaan air
sebagaimana amanah Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Demikian pendapat
DPR.

A
nggota Komisi III DPR RI dalam persidangan Perkara Nomor 85/
M. Nurdin menyatakan, PUU-XI/2013 di MK, Rabu (12/02/2014).
substansi Pasal 6 ayat Bahkan MK telah mengeluarkan
(2) dan ayat (3) Undang- beberapa putusan mengenai ketentuan
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) UU SDA.
Sumber Daya Air (UU SDA) mengatur Yaitu Putusan Nomor 058/PUU-II/2004,
penguasaan SDA oleh Pemerintah dan 059/PUU-II/2004, 060/PUU-II/2004,
pemerintah daerah (Pemda) dengan tetap 063/PUU-II/2004 dan Putusan Nomor
memperhatikan hak-hak masyarakat adat. 008/PUU-III/2005. Mahkamah dalam
Hal ini merupakan wujud dari pelaksanaan pertimbangan hukum menyatakan bahwa
penguasaan negara terhadap bumi, air, Pasal 6 ayat (2) UU SDA justru untuk
dan kekayaan alam yang terkandung melindungi hak masyarakat hukum adat
di dalamnya yang dipergunakan untuk atas SDA. “Eksistensi masyarakat hukum
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat adat yang mempunyai hak atas sumber
sebagaimana diamanatkan Pasal 33 ayat daya air harus menjadi materi muatan dalam
(3) UUD 1945. penyusunan pola pengelolaan sumber daya
Ketentuan Pasal 6 ayat (3) UU air, baik oleh pemerintah kabupaten/kota,
SDA juga dirumuskan sebagai bentuk pemerintah provinsi, maupun pemerintah
pengakuan dan penghormatan negara pusat,” lanjut Nurdin.
terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat
hidup orang banyak, dimaknai sebagai
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya Tiada Komersialisasi
mandat yang harus dilaksanakan oleh
sepanjang masih hidup, sebagaimana Para Pemohon mendalilkan
negara untuk mengadakan kebijakan,
dijamin dalam Pasal 18B ayat (2) UUD ketentuan Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal
pengurusan, pengaturan, pengelolaan,
1945. “Hak-hak masyarakat adat tersebut 10, Pasal 11, Pasal 40, dan Pasal 49 UU
dan pengawasan untuk tujuan sebesar-
dikukuhkan dengan peraturan daerah. SDA mengandung muatan air sebagai
besarnya kemakmuran rakyat. Perumusan
Pengukuhan hak-hak masyarakat adat komoditi komersial sehingga bertentangan
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11,
dengan peraturan daerah adalah untuk dengan konstitusi. Menanggapi hal ini,
Pasal 40, dan Pasal 49 UU SDA mengatur
memberikan perlindungan dan jaminan DPR berpendapat konsep penguasaan
mengenai hak guna air dan kepada siapa
kepastian hukum terhadap keberadaan negara terhadap sumber daya alam
saja hak guna air dapat diberikan melalui
hak-hak masyarakat adat,” kata M. Nurdin dan cabang-cabang produksi yang
instrumen perizinan oleh Pemerintah
saat menyampaikan keterangan DPR penting bagi negara dan menguasai hajat

KONSTITUSI | 14 | Maret 2014


Naghata
Situ Gintung yang berlokasi di Kel. Cirendeu, Ciputat Timur, Tangsel, berfungsi
sebagai konservasi sumber daya air baku

atau Pemda. Melalui instrumen perizinan, masyarakat dan dunia usaha tersebut “Tidak dialihkan kepada dunia usaha atau
Pemerintah dan Pemda berwenang pun dilakukan melalui konsultasi publik, swasta,” bantah Nurdin.
mengontrol dan mengawasi, serta sebagaimana ditentukan dalam Bahkan ketentuan yang mengatur
mengevaluasi pemberian hak guna air. Ketentuan Pasal 8 UU SDA dan perlibatan dunia usaha dalam pengelolaan
Menurut DPR, pelibatan penjelasannya, sama sekali tidak memiliki SDA juga menjadi pertimbangan MK dalam
masyarakat dan dunia usaha dalam maksud untuk terjadinya privatisasi dan/ putusan-putusan tersebut di atas. Dalam
pengelolaan SDA dimaksudkan untuk atau komersialisasi akses atas sumber pertimbangan hukumnya Mahkamah
memberikan masukan atas rencana daya air. Negara tetap menjalankan peran berpendapat bahwa ketentuan Pasal
penyusunan pengelolaan SDA dan menguasai air sebagaimana perintah 11 ayat (3) UU SDA yang menyatakan
tanggapan atas pola yang akan digunakan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang bahwa penyusunan pola pengelolaan
dalam pengelolaan SDA. Pelibatan dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemda. SDA dilakukan dengan melibatkan peran

KONSTITUSI | 15 | Maret 2014


ruang Sidang Ekonomi

bagi kehidupan dan penghidupan umat


Dengan pengelolaan manusia sepanjang masa. Kedudukan
air hingga kini belum dapat tergantikan
sumber daya air fungsinya oleh zat dan unsur lain. Dengan
yang baik, akan demikian tidak ada yang meragukan
dan membantah bahwa air merupakan
dapat memberikan kebutuhan dasar bagi manusia. Begitu
pentingnya air bagi manusia, sehingga
manfaat untuk hak atas air merupakan hak asasi manusia
mewujudkan yang fundamental. “Dengan pengelolaan
sumber daya air yang baik, akan dapat
kesejahteraan bagi memberikan manfaat untuk mewujudkan

seluruh rakyat kesejahteraan bagi seluruh rakyat


Indonesia dalam segala bidang,” kata
Indonesia dalam Djoko Kirmanto.
Untuk itu, diperlukan konsep
segala bidang. yang integratif dalam mengelola SDA.
Djoko Kirmanto. Pengelolaan SDA harus terpadu secara
menyeluruh dan berwawasan lingkungan
dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan
masyarakat dan dunia usaha seluas-luasnya, Hak masyarakat untuk mengajukan SDA yang berkelanjutan untuk
cukup mencerminkan keterbukaan gugatan telah dijamin seluas-luasnya tanpa kemakmuran rakyat dengan berdasar
dalam penyusunan pola pengelolaan diskriminasi. “Oleh karenanya, tidak benar kepada asas kelestarian, keseimbangan,
SDA. Kalimat “seluas-luasnya” tidaklah adanya derogasi dan limitasi hak setiap kemanfaatan umum, keterpaduan dan
ditafsirkan hanya memberikan peran orang untuk mempertahankan hidup dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta
yang besar kepada dunia usaha saja, kehidupannya,” bantah Nurdin. transparansi dan akuntabilitas. Hal ini
tetapi juga kepada masyarakat. “DPR Demikian halnya dengan gugatan sejalan dengan amanah UU SDA.
berpendapat ketentuan pasal-pasal a quo yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Fungsi air sebagai sumber pokok
sudah mencerminkan konsep penguasaan Diperlukan pengaturan mengenai kriteria kehidupan masyarakat secara alami
negara sesuai amanat Pasal 33 ayat (3) organisasi yang dapat mengajukan gugatan. keberadaannya bersifat dinamis, mengalir
Undang-Undang Dasar Negara Republik Dengan kata lain, organisasi dimaksud ke tempat yang lebih rendah tanpa
Indonesia Tahun 1945, oleh karenanya harus mempunyai legal standing untuk mengenal batas wilayah administrasi.
tidak bertentangan dengan Pasal 33 ayat mengajukan gugatan. “Organisasi yang Keberadaan air yang mengikuti siklus
(3) dan ayat (4) Undang-UndangDasar memiliki legal standing untuk mengajukan hidrologis sangat erat hubungannya dengan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” gugatan harus mengetahui mengenai kondisi cuaca pada suatu daerah. Hal
dalil Nurdin. hak-hak yang berkaitan dengan sumber ini menyebabkan ketersediaan air tidak
daya air agar gugatan yang diajukan akan merata dalam setiap waktu dan setiap
Hak Gugat merupakan gugatan yang relevan dengan wilayah. “Pada suatu waktu, air sangat
Para Pemohon juga berdalil Pasal 91, permasalahan sumber daya air dan belimpah, khususnya di musim hujan.
dan Pasal 92 UU SDA sangat diskriminatif. organisasi tersebut memang concern di Namun sebaliknya, di musim kemarau
Menanggapi hal ini DPR menjelaskan Pasal 91 bidangnya,” tegas Nurdin. yang berkepanjangan, masyarakat sangat
dan Pasal 92 merupakan rangkaian dari Pasal sulit mendapatkan air bersih,” terang
90. Pasal-pasal tersebut memberi ruang Lintas Sektor Djoko.
bagi masyarakat untuk melakukan gugatan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Di samping itu, sejalan dengan
jika merasa dirugikan dengan pengelolaan Kirmanto selaku Ketua Harian Dewan perkembangan jumlah penduduk, dan
SDA. Misalnya Pasal 90 UU SDA tegas Sumber Daya Air Nasional dalam meningkatnya kegiatan masyarakat,
menyatakan, “Masyarakat yang dirugikan keterangannya di persidangan MK mengakibatkan perubahan fungsi
akibat berbagai masalah pengelolaan menyatakan air sebagai karunia Tuhan YME lingkungan yang berdampak negatif
sumber daya air berhak mengajukan gugatan merupakan salah satu sumber daya alam terhadap kelestarian SDA dan
perwakilan ke pengadilan.” yang sangat vital dan mutlak dibutuhkan meningkatnya daya rusak air serta

KONSTITUSI | 16 | Maret 2014


penurunan kualitas air. “Dengan demikian,
sumber daya air yang bersifat lintas
sektor, lintas wilayah, dan lintas generasi,
menuntut keterpaduan tindak yang utuh
dari hulu sampai ke hilir dengan basis
wilayah sungai, tanpa dipengaruhi oleh
batas-batas wilayah administrasi yang
dilaluinya,” lanjut Djoko.
Terbentuknya Dewan SDA Nasional
merupakan merupakan jawaban atas
kebutuhan akan wadah koordinasi yang
diperlukan untuk mengintegrasikan
kepentingan berbagai sektor wilayah
dan para pemilik kepentingan serta
mewujudkan keterpaduan tindak untuk

Humas MK/GANIE
menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat
SDA. Salah satu tugas utama Dewan SDA
Nasional adalah menyusun dan merumuskan
kebijakan nasional serta strategi pengelolaan Djoko Kirmanto

SDA melalui proses yang transparan dan


demokratis, sejalan dengan paradigma jawab pemerintah pusat, telah disusun 63 Rinciannya, sejumlah delapan pola telah
bermasyarakat dan bernegara saat ini. wilayah sungai. Sejumlah 23 pola telah ditetapkan oleh gubernur, 32 pola dalam
“Kebijakan nasional ini merupakan arahan ditetapkan oleh Menteri PU, 39 pola proses penetapan, dan 13 rancangan pola
strategis dalam pengelolaan sumber daya air dalam proses penetapan, dan satu pola belum disusun. “Sedangkan untuk pola
secara nasional untuk periode 2011-2030,” dalam proses penyusunan. pengelolaan sumber daya air, kewenangan
ungkap Djoko. Sementara, untuk pola pengelolaan kabupaten/kota, sampai saat ini belum
Pola pengelolaan SDA yang SDA yang menjadi kewenangan provinsi, tersusun,” jelas Djoko.
merupakan wewenang dan tanggung telah disusun pada 53 wilayah sungai. Nur Rosihin Ana

Humas MK/GANIE

Pengunjung sidang mengikuti jalannya pemeriksaan Perkara Pengujian UU SDA, Rabu (12/2/2014).

KONSTITUSI | 17 | Maret 2014


ruang Sidang Ekonomi

U
ji materi Undang-Undang Nomor Soekarnoputri; dan Fahmi Idris. Kepaniteraan yakni I Gede Panca Astawa dan Imam
7 Tahun 2004 tentang Sumber MK meregistrasi permohonan dengan Nomor Anshori. Sebelumnya pada persidangan
Daya Air (UU SDA), terhadap UUD 85/PUU-XI/2013. Adapun materi UU SDA kali kelima, Rabu (15/1/2013) Para
1945 ini diajukan oleh Pimpinan yang diujikan yaitu Pasal 6 ayat (2), ayat (3), Pemohon menghadirkan seorang ahli yakni
Pusat Muhammadiyah; AL Jami’yatul Pasal 7, Pasal 8 ayat (1), ayat (2), Pasal 9 ayat Aidul Fitriciada Azhary. Persidangan kali
Washliyah; Solidaritas Juru Parkir, Pedagang (1), Pasal 11 ayat (3), Pasal 29 ayat (3), Pasal keenam, Rabu (29/1/2013) Para Pemohon
Kaki Lima, Pengusaha, dan Karyawan 40 ayat (4), dan Pasal 49). menghadirkan tiga ahli yakni Andi Irmanputra
(SOJUPEK); Perkumpulan Vanaprastha; H. Sidin, Hamid Chalid, dan Salamuddin
Amidhan; Marwan Batubara; Adhyaksa Dault; Pada perpersidangan kali ketujuh ini Daeng.
Laode Ida; M. Hatta Taliwang; Rachmawati Pemerintah menghadirkan dua orang ahli

Humas MK/GANIE
I Gede Panca Astawa, Imam Anshori, Djangkung Hadimulyono, usai pengambilan sumpah dalam persidangan MK, Rabu (12/02/2014)

I Gede Panca Astawa


Peran Strategis Instrumen Perizinan
Tinjauan dari perspektif hukum tata negara dalam hal ini kelembagaan dan kewenangan terkait dengan ketentuan Pasal 33 UUD1945,
hak menguasai negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak serta terhadap sumber
daya alam, tidak menafikan kemungkinan peran perseorangan atau swasta. “Sepanjang pemerintah dan pemerintah daerah memang
tidak atau belum mampu melaksanakannya,” kata I Gede Panca Astawa dalam persidangan MK, Rabu (12/02/2014).

Dari perspektif hukum administrasi negara khususnya perizinan (vergunning), Perizinan merupakan salah satu instrumen yuridis pemerintah.
Masih banyak lagi instrumen yuridis yang bisa digunakan oleh pemerintah, misalnya peraturan perundang-undangan, beschikking.
Instrumen yuridis perizinan ini menjadi penting karena tujuan akhir perizinan adalah sebagai instrument pengendali. “Jadi, kekhawatiran
Para Pemohon bahwa peran negara itu menjadi hilang atau habis, tidak perlu terjadi kalau dipahami bahwa instrumen izin itu menjadi
sedemikian strategis dan penting dimana negara masih tetap berperan,” lanjutnya.

Penerbitan izin harus dibarengi dengan pengawasan yang memadai. Ada mindset yang keliru di dalam praktik, yaitu adanya kecenderungan
mempermudah perizinan. Sistem perizinan terpadu dalam satu institusi terkesan dipermudah. Perizinan tidak boleh dipermudah atau
dipersulit. “Yang tepat itu adalah izin itu diperketat karena izin itu esensinya adalah pembolehan dari satu larangan,” jelasnya.

KONSTITUSI | 18 | Maret 2014


Imam Anshori
Ruang Perlindungan dan Pertahanan Hak
Pakar manajemen SDA, Imam Anshori menyatakan ketentuan pasal-pasal dalam UU SDA yang berhubungan dengan prioritas
penggunaan air dan hak guna air semestinya diposisikan sebagai acuan hukum untuk meluruskan penyimpangan terhadap ketentuan
yang berhubungan dengan penyediaan, penggunaan, pengalokasian, dan penguasaan SDA. Ketentuan tersebut juga sekaligus menjadi
acuan dalam penyelesaian sengketa permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan dan penggunaan air, baik secara horizontal
maupun vertikal.

UU SDA menjamin kepastian hukum dalam penyelesaian konflik yang berkaitan dengan permasalahan SDA, khususnya permasalahan
penggunaan air. Selain itu, memberikan perlindungan yang signifikan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari akan air, terutama pada
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta untuk kepentingan masyarakat petani kecil. “Undang-undang ini juga menyediakan
ruang kepada masyarakat untuk melindungi dan mempertahankan haknya dalam berbagai hal terkait dengan pengelolaan sumber daya
air,” kata Imam Anshori di persidangan MK, Rabu (12/02/2014).

Praktik penyimpangan yang terjadi seharusnya diluruskan dan ditindak berdasarkan ketentuan UU SDA. Penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi semestinya tidak dijadikan dalil untuk mengatakan bahwa UU ini keliru, kemudian disikapi dengan keinginan untuk mengganti
atau menolaknya. “Lebih celaka lagi kalau konsep undang-undang pengganti yang lebih baik pun belum dipersiapkan,” dalil Imam.

Jiwa dan semangat UU SDA sebagaimana terdapat dalam konsideran pasal dan penjelasannya, terbukti telah sejalan dengan UUD 1945.
“Tidak ada satu pasal dan ayat dalam UU SDA yang diajukan pengujian oleh Pemohon, bertentangan dengan Pasal 18 (UUD 1945) dan
seterusnya...” tandas Imam.

Aidul Fitriciada Azhari


Orientasi Ekonomi
Semangat privatisasi dalam pengelolaan air minum seperti dalam Pasal 37 ayat (3), Pasal 64 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
UU SDA sangat bertolak belakang dengan ketentuan Pasal 37 ayat (1) PP Nomor 16 Tahun 2005. UU SDA mengandung muatan
penguasaan dan monopoli sumber-sumber daya air yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dikuasai negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu, mengandung muatan yang memposisikan bahwa penggunaan air cenderung
untuk kepentingan komersial. “Paradigma mengenai sumber daya air semata-mata sebagai komoditas ekonomi yang dapat dialihkan
pengelolaannya kepada pihak swasta yang lebih berorientasi pada keuntungan ekonomi,” kata Aidul Fitriciada Azhary dalam persidangan
di MK, Rabu (15/1/2013).

Norma yang melibatkan korporasi atau lembaga selain BUMN dan/atau BUMD, mengindikasikan paradigma sumber daya
air semata-mata sebagai komoditas ekonomi yang dapat dialihkan pengelolaannya kepada pihak swasta yang lebih
berorientasi pada keuntungan ekonomi. Padahal, air minum merupakan kebutuhan paling mandasar, bagian
dari hak atas air yang harus dijamin oleh negara. Penyediaan atas air minum bukan semata-mata berkenaan dengan
tujuan kemakmuran dalam pengertian ekonomi, tetapi berkenaan dengan kondisi mendasar yang
menentukan martabat kemanusiaan, hak hidup, dan kualitas kesehatan.

Aidul mensinyalir, privatisasi terhadap hak atas air akan membuka


peluang ke arah terjadinya diskriminasi dalam mengakses
kebutuhan atas air. “Privatisasi akan mendorong
sebagian orang dapat memperoleh air minum yang
berkualitas, sementara sebagian besar lainnya
kesulitan untuk mengakses dan menjangkaunya
secara layak. “Dengan memberikan peran pada
pihak swasta dalam pengelolaan sumber daya
air, khususnya penyediaan air minum, seperti
memutar jam sejarah, mengembalikan sistem
ekonomi nasional kepada sistem kolonial yang
berwatak liberal,” tandas Fitriciada Azhary di akhir
paparannya.

KONSTITUSI | 19 | Maret 2014


ruang Sidang Ekonomi

Hamid Chalid
Tekanan Bank Dunia
­ akar hukum tata negara dari Fakultas
P
akses terhadapnya merupakan hak asasi Secara ekonomi, terang Hamid, air tidak
Hukum UI, Hamid Chalid menyatakan, MK
manusia. dapat dikategorikan sebagai public good
dalam putusan sebelumnya mengategorikan
atau pure public good. Akan tetapi, air lebih
air sebagai public good. Air merupakan Menurutnya, original intent lahirnya UU SDA dikenal dengan sebutan common pool
benda khas yang menjadi sumber adalah atas tekanan Bank Dunia melalui resources karena alas an, pertama, sifat
kehidupan, s e h i n g g a skema Water Resources Sector Adjustment nonexcludable, yaitu penggunaan air oleh
Loan (Watsal). Untuk mendapatkan pinjaman seseorang tidak dapat menghalangi orang
dari Bank Dunia, Pemerintah Indonesia lain untuk menggunakannya. Kedua, sifat
diharuskan menerapkan Watsal. “Undang- river rules, yang artinya bahwa air bukan
Undang Sumber Daya Air dimaksudkan benda yang tak terbatas. Penggunaan
untuk menjalankan program dan reformasi air oleh seseorang akan mengurangi
air Bank Dunia. Original intent tersebut ketersediaan air bagi orang lain. Ada sifat
tertuang dalam kebijakan nasional persaingan atau rivalitas di antara para
sumber daya air tahun 2001,” pengguna terhadap air.
kata Hamid Chalid, saat
menjadi ahli Para Pemohon
dalam persidangan di MK,
Rabu (29/1/2014).

Salamuddin Daeng
Paradigma Neoliberal
Penandatanganan kesepakatan antara dan privatisasi. LoI yang ditandatangani Bahkan Asian Development Bank (ADB) yang
Pemerintah dengan lembaga keuangan pada 31 Oktober 1997 itu menyepakati merupakan kawan sekutu IMF dan World
internasional (International Monetary Fund, poin penting yang berkaitan dengan air. Bank, bergerak lebih jauh lagi. Sedikitnya
IMF) melalu Letter of Intent (LoI) tahun terdapat 21 proyek air di Indonesia yang
1997, merupakan pintu awal dari reformasi Selanjutnya, IMF menugaskan World dibiayai oleh ADB dalam rangka privatisasi
secara mendasar dalam sistem pengelolaan Bank untuk bergerak lebih jauh melalui dan komersialisasi. “Yang paling berdampak
air sejalan dengan reformasi ekonomi secara proyek manajemen sumber daya air untuk luas adalah proyek bantuan teknis senilai
keseluruhan menuju ke arah mendorong komersialisasi dan privatisasi air US$600.000 pada Februari 2001, ADB juga
liberalisasi, di Indonesia. Hal ini dituangkan secara jelas menjalankan berbagai macam program
deregulasi, di dalam UU SDA yang merupakan bagian lainnya yang berkaitan dengan sektor air
dari pelaksanaan pinjaman US$150 juta dari dan infrastruktur yang berkaitan dengan air
Bank Dunia sebagai persyaratan dari total di Indonesia,” lanjutnya.
pinjaman secara keseluruhan US$300 juta
untuk program restrukturisasi air. “Jadi jelas Lahirnya UU SDA merupakan pelaksanaan
bahwa lahirnya Undang-Undang Nomor dari keinginan lembaga keuangan
7 Tahun 2004 itu adalah internasional tersebut, khususnya
merupakan bagian dari menjadikan air sebagai komoditas di bawah
project Bank Dunia kendali sektor swasta. “Komersialisasi air ini
untuk restrukturisasi sekaligus didorong untuk menjadi strategi
air di Indonesia,” kata pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
Salamuddin Daeng air dalam negeri sejalan dengan paradigma
dalam persidangan di ekonomi neoliberal,” tandasnya.
MK, Rabu (29/1/2014).

KONSTITUSI | 20 | Maret 2014


Humas MK/Prana Patrayoga
Sejumlah Ormas Islam melakukan aksi damai di depan Gedung MK menolak aliran sesat.

ruang Sidang Sosial

Meretas Konstitusionalitas
UU Ormas
Definisi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) sebagai organisasi yang yang bersifat nirlaba, merupakan
definisi yang absurd. Sebab, dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan (UU Ormas) justru memperbolehkan pendirian badan usaha Ormas. Ketentuan yang
bertentangan satu sama lain ini tidak memberikan kepastian hukum dan merugikan kepentingan
kontitusional sejumlah Ormas, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. Demikian
dalil permohonan uji materi UU Ormas yang diajukan oleh PP Muhammadiyah.

R
ancangan UU Ormas disahkan untuk berserikat dan berkumpul. Merasa
menjadi UU dalam Rapat Permohonan Yayasan FITRA Sumatera
dirugikan, PP Muhammadiyah mengadu
Paripurna DPR, Selasa 2 Juli Utara dkk diregistrasi dengan Nomor 3/
ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk
2013 lalu. Belum seumur jagung, PUU-XII/2014.
mengujikan sejumlah ketentuan pasal
UU Ormas menuai kritik dari Pimpinan dalam UU Ormas.
Pusat Persyarikatan Muhammadiyah (PP Definisi Absurd
Selain PP Muhammadiyah,
Muhammadiyah). Ormas Islam tertua Definisi Ormas dalam Pasal 1 angka
permohonan uji materi UU Ormas juga
di Indonesia ini berdalil, lahirnya UU 1 UU Ormas menyebutkan bahwa Ormas
diajukan Yayasan FITRA Sumatera Utara,
Ormas justru mengekang kebebasan adalah organisasi yang didirikan dan
Indonesia Corruption Watch (ICW), dkk.
dibentuk oleh masyarakat secara sukarela

KONSTITUSI | 21 | Maret 2014


ruang Sidang Sosial

berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, 28Eayat (3) UUD 1945. Sangat tidak relevan undangan, sebagaimana ketentuan Pasal
kebutuhan, kepentingan, kegiatan, apabila UU menentukan bahwa Ormas yang 59 ayat (3) huruf a UU Ormas. Ketentuan
dan tujuan untuk berpartisipasi dalam mengelola keuangan iuran anggota diwajibkan ini multitafsir dan sesungguhnya telah
pembangunan demi tercapainya tujuan membuat laporan pertanggungjawaban diatur dalam UU No. 8 Tahun 2010
NKRI yang berdasarkan Pancasila. Pasal keuangan sesuai dengan standar akuntansi. tentang Pencegahan dan Pemberantasan
4 UU Ormas juga menerangkan bahwa Hal ini tidak perlu diatur dalam UU. Tindak Pidana Pencucian Uang khususnya
Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, “Dikarenakan proses pertanggungjawaban pada Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5. Multitafsir
nirlaba, dan demokratis. Selain itu, Pasal 5 dalam hal apa pun yang dilakukan oleh dikarenakan di satu sisi perbuatan yang
UU Ormas secara tegas memaksa Ormas ormas merupakan hak prerogatif ormas itu demikian itu merupakan tindak pidana
untuk secara kumulatif bertujuan antara sendiri,” lanjut Iwan Satriawan. dan di sisi lain hanya bersifat pelarangan
lain yaitu untuk menjaga nilai agama dan yang justru akan membingungkan.
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Bangkitkan Ormas “Plat Merah”
Esa. Kemudian mengenai pemberdayaan Tidak Komersial
Menurut PP Muhammadiyah, terhadap Ormas oleh Pemerintah dan/atau Segala argumentasi dan dalil
definisi Ormas sebagai organisasi yang pemerintah daerah (Pemda), sebagaimana yang disampaikan PP Muhammaddiyah
yang bersifat nirlaba, merupakan definisi ketentuan Pasal 40 UU Ormas, tersebut dibantah oleh para penyusun UU
yang absurd. Sebab, dalam Pasal 39 berpotensi menimbulkan tindakan korup Ormas.
UU Ormas justru memperbolehkan yang dilakukan atas nama pemberdayaan Ketentuan Pasal 1 angka 1, Pasal
pendirian badan usaha Ormas. Hal ini Ormas. Pembinaan Ormas juga potensial 4 dan Pasal 5 UU Ormas yang diujikan
jelas ketentuan yang bertentangan satu membawa kepentingan terselubung oleh PP Muhammadiyah, tidaklah saling
sama lain yang pada akhirnya tidak bagi Pemerintah dan/atau Pemda untuk bertentangan dan bukan merupakan
memberikan kepastian hukum dan membangkitkan kembali “ormas plat pembatasan perkembangan Ormas.
merugikan kepentingan kontitusional PP merah” sebagaimana yang dulu besar Sebaliknya, rumusan tersebut bertujuan
Muhammadiyah sebagaimana ditentukan pada masa Orde Baru melalui ketentuan- agar Ormas mandiri dalam hal menghidupi
dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. ketentuan yang serupa. organisasinya. Selain itu, mendorong agar
“Pasal-pasal a quo jelas menggunakan Ihwal larangan menerima atau Ormas menjadi badan hukum. “Karena
definisi yang absurd,” kata Kuasa Hukum memberikan sumbangan yang bertentangan yang dapat mendirikan badan usaha
PP Muhammadiyah, Iwan Satriawan, dengan ketentuan peraturan perundang- adalah ormas yang berbadan hukum,
dalam sidang pendahuluan di MK, Kamis
(10/20/2013) lalu.
PP Muhammadiyah mensinyalir
adanya upaya pembentuk UU untuk “ikut
campur” yang terlalu berlebihan terhadap
kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
Hal ini tercermin dalam ketentuan Pasal
33 ayat (1) dan (2) UU Ormas yang
menyatakan, “(1) Setiap warga negara
Indonesia berhak menjadi anggota Ormas.
(2) Keanggotaan Ormas bersifat sukarela
dan terbuka.” Kemudian Pasal 34 ayat (2)
UU Ormas menyatakan, “Setiap anggota
Ormas memiliki hak dan kewajiban yang
sama.”
PP Muhammadiyah juga berdalil
bahwa kewajiban membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan bagi Ormas
yang menghimpun dan mengelola dana dari
Humas MK/GANIE

iuran anggota, sebagaimana ketentuan Pasal


38 UU Ormas, merupakan ketentuan yang
mengada-ngada dan mereduksi makna Pasal Para Pemohon didampingi tim kuasa hukum dalam sidang uji materi UU Ormas Selasa, 28012014

KONSTITUSI | 22 | Maret 2014


perkumpulan, atau yayasan,” kata Menanggapi absurditas definisi Muhammadiyah, dan ormas-ormas yang
Anggota Komisi III DPR Ruhut Poltak Ormas sebagaimana didalilkan PP lain yang lahir dan didirikan sebelum NKRI
Sitompul dalam persidangan di MK, Kamis Muhammadiyah, DPR menyatakan UU berdiri. “Ormas telah menorehkan suatu
(7/11/2013) lalu. Ormas telah memberikan solusi untuk upaya warga negara Indonesia yang punya
Menurut DPR, Ormas tidak dapat mengenali berbagai terminologi tersebut nilai tinggi serta merupakan aset bangsa
digunakan sebagai wadah usaha dan tidak dengan Ormas yang dapat menaungi yang penting bagi perjalanan bangsa dan
dapat melakukan kegiatan usaha secara keseluruhan terminologi dengan yayasan negara Republik Indonesia,” kata Kepala
langsung, tapi harus melalui badan usaha dan perkumpulan sesuai bentuk badan Badan Penelitian dan Pengembangan Hak
yang didirikannya atau melalui badan usaha hukumnya, serta memberikan perlindungan Asasi Manusia Kementerian Hukum dan
lain di mana Ormas dapat menyertakan hukum dan pengaturan. Masyarakat bebas Hak Asasi Manusia, Mualimin Abdi, saat
kekayaannya. Hal ini berbeda dengan untuk berserikat dengan berdasarkan menyampaikan keterangan Pemerintah
tujuan pendirian dari Perseroan Terbatas. enam pilar dasar yaitu kesamaan aspirasi, dalam persidangan di MK, Kamis
Tujuan filosofis pendirian Ormas adalah kehendak, kebutuhan, kepentingan, (7/11/2013) lalu.
tidak bersifat komersial. Sedangkan kegiatan, dan tujuan sesuai Pasal 1 angka Saat ini, terang Mualimin, jumlah
untuk menjaga keberlangsungan dan 1 Undang-Undang Ormas. “Jadi, apa pun Ormas yang terdaftar pada Pemerintah
kemandirian Ormas, maka Ormas organisasi yang didirikan, advokat, notaris, dan Pemda sebanyak 139.957 ormas.
dapat mendirikan badan usaha. “Hasil wartawan, hobi, keagamaan, dan lain- Rinciannya adalah, terdaftar di
keuntungan yang diperoleh dari badan lain, pada dasarnya didirikan berdasarkan Kemenkumham sebagai Ormas yang
usaha, Ormas tersebut dapat digunakan lingkup enam pilar dasar tersebut,” terang berbadan hukum berjumlah 48.000
untuk membayar operasional Ormas Ruhut. ormas. Terdaftar sebagai organisasi sosial
secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan Dalam perspektif hukum dikenal pada Kemensos sejumlah 25.4 06 ormas.
agar ormas tidak hanya menanti uluran dua jenis peraturan organisasi, yaitu Kemudian yang terdaftar di Kemenlu 108
bantuan dari Pemerintah atau pihak lain, nonmembership organization (organisasi Ormas. Dan yang terdaftar di Kemendagri
baik dalam maupun luar negeri untuk tanpa anggota), dan membership based berjumlah 65.577. “Dengan jumlah Ormas
membiayai operasional Ormas. organization (organisasi berdasarkan yang terdaftar sedemikian besar, maka
Badan usaha yang didirikan oleh keanggotaan). Sedangkan untuk badan menurut Pemerintah perlu pengaturan,
Ormas pun harus sesuai peraturan hukumnya, Indonesia mengenal dua jenis perlu penataan, dan perlu pemberdayaan
perundang-undangan. Misalnya, ormas badan hukum yang khusus untuk bidang agar ormas-ormas tersebut bersama-
berbadan hukum yayasan mendirikan kegiatan sosial yaitu yayasan (stichting) sama pemerintah dapat mewujudkan
badan usaha pendidikan sekolah atau dan perkumpulan (vergadering). Adapun cita-cita dan tujuan negara sebagaimana
perguruan tinggi, harus mematuhi aturan perbedaan yayasan dan perkumpulan diamanatkan di dalam konstitusi kita,”
bidang pendidikan. Begitu pula Ormas yaitu, yayasan adalah sekumpulan dalil Mualimin.
berbadan hukum kerumahsakitan, harus kekayaan yang disisihkan untuk tujuan Menurut pemerintah, UU Ormas
sesuai aturan bidang kesehatan. sosial, sedangkan perkumpulan adalah diperlukan untuk melindungi hak asasi
Ormas yang memiliki sumber sekumpulan orang yang berkumpul warga negara, baik secara individu
pendanaan tetap secara mandiri, akan untuk tujuan sosial. “Untuk badan maupun secara kolektif, termasuk dalam
meningkatkan independensi dan mencegah hukum yayasan, diatur melalui Undang- hal berserikat dan berkumpul. Pemerintah
ketergantungan Ormas pada sumber Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang menegaskan bahwa UU Ormas tidak
pendanaan dari pihak lain, baik dari Yayasan. Sedangkan perkumpulan, dulu dalam rangka membelenggu, menggangu,
dalam negeri maupun luar negeri. Ormas diatur dalam Staatsblad 1870-64 tentang atau membatasi hak warga negara untuk
tidak tergoda untuk melakukan kegiatan Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan berserikat dan berkumpul. UU Ormas juga
yang bertentangan dengan hukum untuk Hukum, dan saat ini sudah diatur di dalam tidak bersifat represif karena Pemerintah
sekadar mencari biaya guna membiayai undang-undang a quo,” ungkap Ruhut. dan Pemda tidak mempunyai kewenangan
operasional organisasinya, atau sebagai yang subjektif untuk membubarkan ormas
upaya ormas untuk bertahan hidup. “Oleh Rumpun Ormas yang telah berdiri. Sebab keputusan
karena itu, DPR berpendapat bahwa Pasal Sejarah mencatat keberadaan membubarkan Ormas, terutama Ormas
1 angka 1, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 39 Ormas adalah sebagai salah satu wadah yang telah berbadan hukum, harus
UU Ormas, tidaklah saling bertentangan dalam upaya pergerakan kemerdekaan melalui putusan lembaga yudikatif,
dan tidak bertentangan dengan Pasal 28D Indonesia. Ormas-ormas tersebut antara sebagaimana diatur di dalam Pasal 68
ayat (1) UUD 1945,” bantah Ruhut. lain adalah Budi Utomo, Nahdlatul Ulama, ayat (2) dan Pasal 71 ayat (1) UU Ormas.

KONSTITUSI | 23 | Maret 2014


ruang Sidang Sosial

“Kewenangan subjektif Pemerintah tidak kemasyarakatan. Meskipun jenis-jenis mempertanggungjawabkan iuran anggota
dapat digunakan secara sewenang-wenang organisasi tersebut memiliki sifat-sifat sesuai dengan standar akuntansi umum,
karena harus dikonfirmasi oleh lembaga yang khas, tetapi memiliki unsur, ciri, sifat, tetap dalam koridor sesuai dengan AD/
yudikatif,” jelas Mualimin. wujud dan bentuk yang termasuk dalam ART masing-masing Ormas dalam rangka
Mualimin kemudian menjelaskan kategori organisasi kemasyarakatan. mendorong akuntabilitas tata kelola
ihwal pendirian Ormas berdasarkan aspek Selanjutnya mengenai kategori keuangan secara internal, guna mencegah
keagamaan, yang tidak menjadi dasar Ormas sebagai organisasi yang bersifat terjadinya maladministrasi maupun
kesamaan dalam definisi, sebagaimana nirlaba, sebagaimana tercantum di dalam unprofessional.
diatur di dalam Pasal 1 angka 1 UU Ormas. Pasal 5 UU Ormas, bukanlah dimaksudkan Mengenai lingkup UU Ormas yang
Menurut pemerintah, hal demikian bukan untuk membatasi ruang gerak aspirasi, dianggap membatasi ruang gerak Ormas,
berarti masyarakat tidak dapat mendirikan kebutuhan, kepentingan, dan partisipasi menurut Pemerintah, pengaturan tentang
Ormas yang memiliki bidang kegiatan Ormas dalam memajukan organisasinya. ruang lingkup Ormas, yang terdiri dari
keagamaan. Sebab, aspek kesamaan “Akan tetapi lebih kepada bentuk kontrol lingkup kabupaten, lingkup provinsi,
aspirasi, kesamaan kehendak, kesamaan dan apresiasi Pemerintah terhadap dan lingkup nasional adalah terkait erat
kebutuhan, kesamaan kepentingan, dinamika perkembangan Ormas yang dengan teritori keberadaan Ormas itu
kesamaan kegiatan, dan kesamaan tujuan, semakin kompleks,” lanjut Mualimin. sendiri. Justru UU Ormas memberikan
secara eksplisit bermakna mengakomodasi Ketentuan Pasal 38 ayat (1) UU kemudahan seluas-luasnya kepada Ormas
organisasi-organisasi yang berlatar belakang Ormas, sama sekali tidak mengurangi hak untuk dapat melakukan kegiatan di
agama. Lembaga swadaya masyarakat, Ormas untuk mempertanggungjawabkan seluruh wilayah Indonesia. Bahkan Ormas
NGO, OMS, Orsos, NPO, OKP, dan iuran anggota berdasarkan AD/ART dapat membentuk cabang di luar negeri
lain-lain, termasuk rumpun organisasi masing-masing Ormas. Adapun kewajiban sebagaimana ditentukan di dalam Pasal
26 dan Pasal 27 UU Ormas. “Dengan
perkataan lain, kategorisasi ruang lingkup
Ormas di dalam rangka untuk membatasi
aktivitas, pengembangan, dan keberadaan
Ormas itu sendiri,” bebernya.
Pemerintah menegaskan pengaturan
dalam UU Ormas disarikan dan
diharmonisasikan dengan peraturan lain
sehingga tidak terjadi benturan. UU
Ormas telah harmonis dan sejalan dengan
amanat konstitusi maupun peraturan
perundang-undangan lain misalnya KUHP,
KUHAP, KUH Perdata, UU Yayasan, UU
Keterbukaan Informasi Publik, UU TPPU,
UU Anti Terorisme, UU Haki, UU Polri.
UU Ormas pada intinya memberikan
pilihan kepada masyarakat yang akan
mendirikan Ormas, baik ormas yang
berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.
Pemerintah berketetapan bahwa
UU Ormas telah sejalan dengan amanat
konstitusi. Oleh karena itu, menurut
Pemerintah, materi pasal dalam UU Ormas
yang diajukan oleh PP Muhammadiyah,
Humas MK/GANIE

tidak bertentangan dengan UUD 1945.


Nur Rosihin Ana

Ruhut Poltak Sitompul dan Mualimin Abdi (kedua dari kiri)

KONSTITUSI | 24 | Maret 2014


Eryanto Nugroho
Pembentukan UU Ormas Tidak Taat Asas
Proses pembentukan UU Ormas tidak memenuhi asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik karena banyaknya
penolakan dari pemangku kepentingan. Berbagai organisasi dari organisasi keagamaan, perwakilan buruh, organisasi masyarakat sipil,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan sikap penolakan terhadap
pengesahan RUU Ormas. “Saya memandang bahwa pembentukan Undang-Undang Ormas menjadi tidak memenuhi asas pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baik,” kata Eryanto Nugroho, ahli yang dihadirkan oleh PP Muhammadiyah, dalam persidangan di
MK, Rabu (20/11/2013) lalu.

Muhammadiyah, perkumpulan yang berdiri sejak 1912 dengan pengikut kurang lebih 15.000.000, tegas menolak lahirnya UU Ormas.
Sedangkan Nahdlatul Ulama, perkumpulan yang memiliki kurang lebih 40 juta pengikut, menyatakan tidak menolak,
tapi memberikan catatan kritis. Ada enam poin resmi dari PBNU yang disampaikan. Pada pokoknya PBNU
menghargai rumusan baru, tapi mengkritisi soal definisi Ormas yang dianggap menggeneralisasi dan tidak
membedakan antara yayasan, perkumpulan, dan organisasi kemasyarakatan. PBNU meminta DPR untuk
menunda pengesahan RUU Ormas untuk menghidari berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya.

Pasal 10 dan Pasal 11 UU Ormas terkesan mencampuradukan pengertian Ormas yang dapat berbadan
hukum dan dapat berbentuk perkumpulan atau yayasan. Masuknya yayasan dalam pengertian Ormas
dapat menimbulkan kerancuan di tingkat praktik yang berdampak besar.
Padahal, badan hukum yayasan digunakan oleh rumah sakit, kampus,
dan berbagai jenis lembaga sosial lain. “Undang-Undang Ormas justru
akan menimbulkan kerancuan terhadap ini. Apakah kemudian rumah
sakit itu jadi Ormas? Apakah kemudian panti asuhan itu ormas yang
berbentuk yayasan? Apakah kampus yang juga berbentuk yayasan
itu ormas? Undang-Undang Ormas tidak bilang begitu, tapi juga tidak
bilang tidak, dan ini akan menimbulkan kerancuan,” ungkap Eryanto.

Margarito Kamis
Konstitusi Benarkan Pengaturan
Kebebasan Berserikat
Apakah secara konstitusional pengaturan terhadap kebebasan berserikat, berkumpul itu tidak
dibenarkan dalam konstitusi? “Menurut saya dibenarkan,” kata Margarito Kamis selaku ahli yang
dihadirkan Pemerintah dalam persidangan di MK, Selasa (28/1/2014).

Kebebasan tidak akan dapat ditunaikan secara beradab bila tidak diatur. Namun, jika
pengaturan dimaksudkan sebagai bentuk intervensi, maka pengaturannya dikatakan
salah secara konstitusional.

Ormas yang memungut iuran dari anggota, menerima bantuan hibah atau apa pun
dari individu-individu nonanggota, maka wajib membuat pertanggungjawaban.
Kewajiban membuat laporan pertanggungjawaban adalah senafas dengan spirit
konstitusi pertanggungjawaban. “Pada titik itu saya berpendapat bahwa kewajiban
untuk mempertanggungjawaban penggunaan dana dan lain-lain, tidak ada yang
salah. Secara konstitusi tidak ada pertentangan sama sekali,” tegas Margarito.

KONSTITUSI | 25 | Maret 2014


ruang Sidang Sosial

Meutiha Ganie Rochman


OMS Berbeda dengan Ormas
Organisasi masyarakat sipil (OMS) tidak sama dengan ormas. OMS mencakup pengertian organisasi yang sangat luas dan memiliki peran
yang sangat penting bagi demokrasi. “Sementara Ormas memiliki pengertian sempit secara sejarah dan politis dengan supervisi dari
Direktorat Jenderal Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri,” kata Meutiha Ganie Rochman saat dihadirkan sebagai ahli oleh Yayasan FITRA
Sumatera Utara dkk, dalam persidangan di MK, Selasa (11/2/2014).

Berlakunya UU Ormas berpotensi mempersempi pengertian organisasi masyarakat sipil (OMS) ke dalam Ormas. Kemajuan suatu bangsa
sangat ditentukan oleh kapasitas dan orientasi negara dalam memimpin, mengatur, dan mengembangkan sumber daya publik dengan
baik. Negara dalam berinteraksi dengan Ormas, setidaknya empat macam hubungan dan peran yang mampu ia jalankan. Yaitu hubungan
pengaturan untuk mengatur supaya tidak terjadi hal-hal negatif, hubungan fasilitasi, kemitraan, dan promosi atau endorsi.

Surya Tjandra
Definisi yang Rancu dan Politis
Sejak awal kelahirannya hingga kini, Ormas dipandang bukanlah melulu sebagai suatu badan hukum, melainkan lebih bersifat politis. Sebab
bentuk ormas dinilai lahir dengan pertimbangan politis, bukan pertimbangan hukum. “Dalam UU Ormas, yang menjadi subjek di dalam
permohonan uji materi ini, bahkan pengertian Ormas menjadi semakin rancu dan politis. Bentuk ormas ditempatkan secara superior di
dalam posisi di atas yang meliputi organisasi berbadan hukum dan organisasi tidak berbadan hukum,” kata Surya Tjandra saat dihadirkan
sebagai ahli oleh Yayasan FITRA Sumatera Utara dkk, dalam persidangan di MK, Selasa (11/2/2014).

UU Ormas melihat bahwa seluruh dan semua jenis organisasi yang bergerak di bidang sosial adalah Ormas. Secara praktik, hal ini punya
dampak politik karena dengan diartikan sebagai Ormas, maka negara perlu melakukan pembinaan yang dilaksanakan oleh Dirjen Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol). “Melalui Undang-Undang Ormas, pendekatan politik menjadi lebih dikedepankan daripada pendekatan
hukum dan ini jelas berbahaya bagi demokrasi yang menjamin partisipasi masyarakat di dalam kehidupan bernegara,” jelasnya.

Sri Budi Eko Wardani


Logika Orba
Geliat forum-forum warga yang bertujuan merespons kebijakan kepala desa atau lurah, merupakan fora baru OMS yang perlu diapresiasi
sebagai bentuk nyata kebebasan berkumpul dan berpendapat. Pengorganisasian masyarakat hingga tingkat desa dalam upaya
menghadirkan kepentingan mereka adalah bukti perluasan partisipasi politik pada era demokratisasi dewasa ini.

OMS tidak selalu terlembaga, dalam arti memiliki struktur organisasi formal, berjenjang, dan memiliki AD/ART. “Pembuat kebijakan tampaknya
kurang memahami kemajemukan dan keunikan OMS yang berbasis pada kebutuhan yang disesuaikan dengan konteksnya,” kata Sri Budi
Eko Wardani saat dihadirkan sebagai ahli Pemohon dalam persidangan di MK, Selasa (27/2/2014).

Selain soal kemajemukan, hal lain yang terlupakan dan perlu digarisbawahi bahwa OMS sebetulnya juga memiliki otonomi untuk mengatur
dirinya sendiri yang harus dihargai dan tidak boleh diintervensi oleh Pemerintah. Dalam relasi kuasa dengan negara yang sudah pasti
timpang, OMS perlu ruang otonomi untuk untuk bisa hidup dan kemudian bisa memberikan kontribusinya. “Menurut pendapat saya, UU
Ormas ini sangat beralasan untuk dicabut sepenuhnya. Pembuat kebijakan masih menggunakan logika atau cara pandang ormas dari masa
Orde Baru dan sangat tidak tepat digunakan lagi pada era demokratisasi saat ini,” tandasnya.

KONSTITUSI | 26 | Maret 2014


Wawan Purwanto
Kalau Bersih, Kenapa Harus Risih?
Keberadaan UU Ormas sangat diperlukan guna menata dan memperkuat, serta mengelola wilayah kedaulatan hukum NKRI.
Sebagai pembanding, di negara lain juga ada pengaturan tentang Ormas. Misalnya di Australia dengan Extension of Charitable
Purpose Act tahun 2004, kemudian di Inggris ada Charities Act tahun 2011, di Amerika dengan Internal Revenue Code, kemudian
di India dengan The Societies Registration Act tahun 1860. Oleh sebab itu, perlu pengawasan yang baik, sebagaimana juga
Ormas mengawasi pemerintah. “Kalau bersih, mengapa harus risih?” kata Wawan Purwanto selaku ahli yang dihadirkan
Pemerintah dalam persidangan di MK, Kamis (9/1/2014).

Dalam era reformasi, Ormas menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh penyelenggara
negara. Demikian halnya negara pun menghendaki adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap Ormas, termasuk
sumber-sumber keuangannya dan penggunaannya.

Kejadian Arab Spring merupakan akibat dari infiltrasi Ormas asing yang berkolaborasi
dengan Ormas dalam negeri di negara-negara Timur Tengah yang tanpa control,
yang akhirnya meruntuhkan sistem ketatanegaraan. Demikian juga kejadian
di Uni Soviet, sekitar 230 Ormas asing masuk melakukan gerakan infiltrasi
bersama-sama dengan Ormas di dalam negeri, dan akhirnya Uni Soviet
roboh. “NKRI harus tetap berdiri dan tidak roboh. Sebab, sudah ada upaya-
upaya Balkanisasi di Indonesia. Demokrasi tetap harus berpegang pada aturan,
meskipun kita boleh memiliki kebebasan, dan kesetaraan. Jadi, aturan tetap
menjadi satu pegangan bersama,” kata Wawan mengingatkan.

Zudan Arif Fakrullah


Ormas Anarkis Perlu Diatur
Setiap UU dibentuk untuk menyelesaikan masalah tertentu dan menjawab kebutuhan pengaturan pada masa yang akan datang. “Saat ini
banyak sekali Ormas yang bertindak secara anarkis, ikut serta di dalam penegakan hukum, dan banyak merugikan kepentingan umum.
Hal-hal yang bersifat sanksi tegas seperti untuk mengantisipasi hal-hal itu, belum ada di dalam UU Ormas yang lama, maka kebutuhan
mengatur menjadi sangat penting di dalam undang-undang ini,” kata Zudan Arif Fakrullah selaku ahli yang dihadirkan Pemerintah dalam
persidangan di MK, Kamis (9/1/2014).

UU Ormas dibentuk sebagai sarana untuk mewujudkan pilihan kebijakan yang sudah dipilih dengan mengacu pada keseimbangan hukum.
Yaitu keseimbangan antara nilai kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan sosial, serta sesuai dengan konstitusi negara. UU Ormas
secara sengaja didesain agar mampu menjamin keseimbangan antara Ormas dengan seluruh lingkungan yang terkait,
sehingga nilai-nilai kepastian hukum, nilai-nilai keadilan, dan nilai-nilai kemanfaatan sosial dapat dirasakan oleh
seluruh warga negara. “Tidak hanya oleh Ormas belaka,” lanjutnya.

Pasal-pasal dalam UU Ormas yang diujikan, tidak bertentangan dengan konstitusi. Sebab, pembentuk UU tidak
melampaui kewenangannya, atau tidak melakukan ultra vires. Kemudian, pilihan-pilihan kebijakan yang diambil
tidak bersifat semena-mena dan sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan atau tidak ada penyalahgunaan
diskresi (non abuse of discretionary powers). Sebab lainnya yaitu tidak ada kekeliruan
faktual. “Terakhir, pembatasan-pembatasan yang didesain dalam Undang-Undang
a quo oleh pemerintah, dilakukan seoptimal mungkin dengan tidak bertentangan
dengan Pasal 28J ayat (2),” pungkas Zudan.

KONSTITUSI | 27 | Maret 2014


ruang Sidang Politik

Sengketa Pemilukada di
Mahkamah Konstitusi
Sudah Tepat
Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu, pada Pasal 1
angka 4, telah dengan tegas mendefinisikan pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai pemilihan
umum kepala daerah. Artinya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 ini, maka pemilihan
kepala daerah secara langsung dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilihan umum, bukan seperti
sebelumnya yang menjadi bagian dari rezim pemerintahan daerah.

Penghitungan surat suara sengketa Pemilukada dalam persidangan MK, Senin (15/07/13).

KONSTITUSI | 28 | Maret 2014


D
alam sidang dengan perkara [Pasal 29 ayat (1) huruf e] terhadap memang tidak dibantah bahwa pemilihan
nomor 97/PUU-XI/2013 yang Undang-Undang Dasar Negara Republik kepala daerah atau biasa dikenal dengan
beragendakan mendengarkan Indonesia Tahun 1945, Reydonnyzar pilkada masuk sebagai bagian rezim
keterangan pemerintah Moenek, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri penyelenggaraan pemerintahan daerah.
dan Dewan Perwakilan Rakyat di ruang Bidang Hukum, Politik, dan Hubungan Namun dengan Undang-Undang Nomor
sidang pleno Mahkamah Konstitusi, Antarlembaga Kementerian Dalam Negeri 22 Tahun 2007 berubahlah latar belakang
Jakarta pada Senin 24 Februari 2014 lalu, menjelaskan latar belakang penyelesaikan dan pemikirannya.
pemerintah menjelaskan bahwa sengketa perselisihan hasil pemilihan umum kepala Pemilihan kepala daerah secara
hasil pemilihan umum kepala daerah daerah atau sengketa hasil pemilukada di langsung masuk dalam rezim pemilu,
memang sudah seharusnya diselesaikan di Mahkamah Konstitusi. sehingga secara substansial berdasarkan
Mahkamah Konstitusi. Pasal 236 huruf c UU Nomor 12 prinsip-prinsip yang ditentukan dalam
Menanggapi permohonan pengujian Tahun 2008 berbunyi: Pasal 22E Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 “Penanganan sengketa hasil yang menyatakan, ‘Pemilihan umum
tentang Perubahan Kedua Atas Undang- penghitungan suara pemilihan kepala dilaksanakan secara langsung, umum,
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang daerah dan wakil kepala daerah oleh bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima
Pemerintahan Daerah [Pasal 236 huruf Mahkamah Agung dialihkan kepada tahun sekali’. Hal tersebut kemudian
c]; dan Undang-Undang Nomor 48 tahun Mahkamah Konstitusi paling lama 18 dipertegas dengan terbitnya Undang-
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (delapan belas) bulan sejak Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Undang ini diundangkan.” Perubahan Undang-Undang Nomor 32
Sedangkan Pasal 29 ayat (1) huruf e Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
UU Kekuasaan Kehakiman berbunyi: khususnya Pasal 236C yang dengan tegas
“Mahkamah Konstitusi berwenang mengatur bahwa kewenangan mengadili
mengadili pada tingkat pertama dan sengketa hasil penghitungan suara
terakhir yang putusannya bersifat final pemilihan kepala daerah dialihkan dari
untuk kewenangan lain yang diberikan Mahkamah Agung menjadi kewenangan
oleh undang-undang.” Mahkamah Konstitusi.
Dalam penjelasan Pasal 29 ayat (1) Perubahan kewenangan lembaga
huruf e UU 48/2009 disebutkan: yuridis yang menangani penyelesaian
“dalam ketentuan ini termasuk sengketa pemilukada dari Mahkamah
kewenangan memeriksa, dan memutus Agung kepada Mahkamah Konstitusi
sengketa hasil pemilihan kepala daerah lantaran putusan sengketa pemilihan
sesuai dengan ketentuan peraturan kepada daerah oleh Mahkamah Agung
perundang-undangan.” di beberapa daerah menuai kontroversi.
Saat membacakan keterangan “Sebagai contoh Putusan Sengketa Pilkada
pemerintah, Donny, panggilan akrab Sulawesi Selatan, Pilkada Maluku Utara,
Reydonnyzar, memaparkan setelah dan Pilkada Depok. Padahal putusan
lahirnya Undang-Undang Nomor 22 tersebut seharusnya mencerminkan
Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan penyelesaian terakhir sengketa pilkada.
Pemilu, pada Pasal 1 angka 4, telah Harapan adanya putusan hukum yang
dengan tegas mendefinisikan pemilihan mengikat dan bisa dihormati semua
kepala daerah secara langsung sebagai pihak yang bersengketa nampaknya sulit
pemilihan umum kepala daerah. Artinya dicapai,” ujar Donny.
dengan terbitnya Undang-Undang Putusan Mahkamah Agung yang
Nomor 22 Tahun 2007 tersebut, maka memerintahkan dilakukannya pilkada
pemilihan kepala daerah secara langsung ulang atau perhitungan ulang hasilnya
Humas MK/Annisa Lestari

sudah dengan tegas dimasukkan sebagai dapat digugat lagi. Hal tersebut lantaran
bagian dari rezim pemilihan umum, bukan prosedur beracara di Mahkamah Agung
seperti sebelumnya yang menjadi bagian berjenjang dan putusan yang diambil masih
dari rezim pemerintahan daerah. Pada memungkinkan dilakukan upaya hukum
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang lain. Hal inilah yang melatarbelakangi

KONSTITUSI | 29 | Maret 2014


ruang Sidang Politik

agar penyelesaian sengketa pilkada


dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi,
sebagaimana sengketa hasil pemilihan
umum lainnya. Perubahan tersebut
ditujukan agar putusan penyelesaian
perkara pemilihan umum kepala daerah
tersebut cepat terselesaikan dengan
putusan yang bersifat final dan mengikat.
Sifat Putusan Mahkamah Konstitusi yang
final diartikan bahwa tidak ada upaya
hukum lagi. Oleh karena putusan tersebut
telah memiliki kekuatan mengikat secara
umum di mana semua pihak harus tunduk
dan taat melaksanakan putusan tersebut.

Humas MK/GANIE
Amandemen UUD 1945 dan
Pemilukada
Menengok ke belakang, pada Perwakilan Pemerintah
awalnya sistem kelembagaan negara
menurut Undang-Undang Dasar Tahun
Sampai sekarang, imbuhnya, Pemerintah merupakan perwujudan
1945 terbagi dalam dua jenis lembaga
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 negara yang berdasarakan atas hukum
negara, yaitu Majelis Permusyawaratan
telah mengalami empat kali perubahan. dan kerangka Negara Kesatuan Republik
Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi
Perubahan atau amandemen terhadap Indonesia. Karena itu, pemilihan kepala
negara dan ada lima lembaga tinggi
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 daerah dan wakil kepala daerah juga
negara, yaitu presiden, Dewan Perwakilan
tersebut, terutama perubahan ketiga dilaksanakan secara langsung oleh rakyat,
Rakyat (DPR), Mahkamah Agung (MA),
dan keempat ternyata telah membawa atau setidak-tidaknya ada pemahamanan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
dampak yang sangat penting dalam haruslah setidak-tidaknya analog apa yang
dewan pertimbangan agung (DPA).
sistem kelembagaan negara, yaitu tidak dikerjakan pada negara juga dikerjakan
Kekuasaan kehakiman hanya dilakukan
lagi mengenal adanya lembaga tertinggi pula pada tingkat pemerintah daerah.
oleh satu lembaga negara yaitu MA yang
negara dan lembaga tinggi negara seperti Terkait pemilihan kepala daerah
membawahi empat lingkungan peradilan
sebagaimana dalam Undang-Undang dan wakil kepala daerah secara langsung
yaitu peradilan umum, peradilan agama,
Dasar Tahun 1945 pra amandemen. oleh rakyat, hal tersebut merupakan suatu
peradilan militer, dan peradilan tata usaha
Selanjutnya, Donny menjelaskan proses politik bangsa Indonesia menuju
negara.
perubahan Undang-Undang Dasar Negara kehidupan politik yang lebih demokratis,
“Namun, setelah orde baru berganti
Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya lebih transparan, dan bertanggung jawab.
dengan orde reformasi, dirasakan bahwa
dalam Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa Untuk menjamin pelaksanaan pemilihan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945, perlu
kedaulatan berada di tangan rakyat dan kepala daerah dan wakil kepala daerah
dilakukan perubahan atau biasa dikenal
dilaksanakan menurut Undang-Undang yang berkualitas, dan memenuhi derajat
dengan amandemen, yang tentunya
Dasar, Pasal tersebut memiliki makna kompetisi yang sehat, maka persyaratan
disesuaikan dengan kebutuhan dan
bahwa kedaulatan tidak lagi dilaksanakan dan tata cara pemilihan kepala daerah
perkembangan zaman terutama karena
sepenuhnya oleh MPR, tetapi dilaksanakan ditetapkan dalam peraturan perundang-
adanya rumusan dalam Undang-Undang
menurut ketentuan Undang-Undang undangan.
Dasar Tahun 1945 yang perlu disesuaikan
Dasar. Wujud nyata kedaulatan dimaksud Secara yuridis, jelas Donny, dasar
dengan perkembangan ketatanegaraan
diantaranya adalah pemilihan umum, baik pelaksanaan pemilihan kepala daerah
yang lebih demokratis untuk lebih
untuk memilih anggota DPR, DPD, dan dan wakil kepala daerah secara langsung
menjamin keadilan dan menegakkan
DPRD, maupun untuk memilih presiden dapat ditemukan dalam Pasal 18 ayat (4)
prinsip negara hukum,” papar Donny
dan wakil presiden secara langsung Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
dalam persidangan yang dipimpin oleh
oleh rakyat yang dilaksanakan menurut menyatakan bahwa, Gubernur, Bupati,
Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan
undang-undang. Hal tersebut menurut dan Walikota masing-masing sebagai
Zoelva.

KONSTITUSI | 30 | Maret 2014


kepala pemerintah provinsi, kabupaten umum kepala daerah yang lebih efektif Daerah, pada tanggal 9 Oktober 2008,
dan kota dipilih secara demokratis. dan efisien, dan mempunyai kekuatan Ketua Mahkamah Agung dengan Ketua
Bahwa berdasarkan amandemen keempat hukum tetap dan mengikat. Mahkamah Konstitusi telah secara resmi
Undang-Undang Dasar dimaksud, Bak gayung bersambut, harapan menandatangani Berita Acara tentang
rumusan yang dipilih adalah dipilih akan sengketa pemilihan umum kepala alihan kewenangan mengadili perkara
secara demokratis, berarti ada frasa daerah yang lebih efektif dan efisien sengketa hasil pemilu kepala daerah atau
yang menyebut sebagai dipilih secara akhirnya menjadi kenyataan setelah wakil kepala daerah dari Mahkamah
demokratis. “Maksudnya adalah memberi dikuatkan dengan Undang-Undang Nomor Agung kepada Mahkamah Konstitusi.
kewenangan kepada pembuat undang- 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sebagai tindak lanjut dari ketentuan
undang, untuk mempertimbangkan Pemilu. Pasal Pasal 1 angka 4 telah Pasal 236C Undang-Undang Nomor 12
cara yang cepat dalam pemilihan kepala dengan tegas mendefinisikan pemilihan Tahun 2008 dan Berita Acara pengalihan
daerah,” katanya. kepala daerah secara langsung sebagai kewenangan mengadili perkara sengketa
Mahkamah Konstitusi pun dalam pemilihan umum kepala daerah. “Artinya hasil pemilu kepala daerah dari Mahkamah
putusan Nomor 72-73/PUU-II/2004 dengan terbitnya Undang-Undang Nomor Agung kepada Mahkamah Konstitusi,
menyatakan, ‘Mahkamah berpendapat 22 Tahun 2007 ini, pemilihan kepala Mahkamah Konstitusi menerbitkan
bahwa untuk melaksanakan ketentuan daerah secara langsung sudah dengan peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor
tersebut adalah kewenangan pembuat tegas dimasukan sebagai bagian dari rezim 15 Tahun 2008 tentang Pedoman beracara
undang-undang untuk memilih cara pemilu. Hal tersebut kemudian dipertegas dalam perselisihan hasil pemilihan umum
pemilihan langsung atau cara-cara lagi dengan terbitnya Undang-Undang kepala daerah.
demokratis lainnya. Karena Undang- Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Di dalam peraturan tersebut,
Undang Dasar Tahun 1945 telah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Mahkamah Konstitusi dengan tegas
menetapkan pilkada secara demokratis, tentang Pemerintahan Daerah, khususnya menentukan bahwa objek perkara yang
maka baik pemilihan langsung maupun Pasal 236C yang dengan tegas mengatur menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi
cara lain tersebut harus berpedoman pada bahwa kewenangan mengadili sengketa untuk mengadili adalah sengketa atau
asas-asas pemilu yang berlaku secara hasil penghitungan suara pemilihan perselisihan hasil pemilihan umum kepala
umum’. kepala daerah dialihkan dari Mahkamah daerah antara yang ditetapkan komisi
Agung menjadi kewenangan Mahkamah pemilihan provinsi dan/atau kabupaten kota
Kewenangan Mahkamah Konstitusi,” tandas Donny. dengan salah satu pasangan calon. Dengan
Selain itu, Donny pun menjelaskan Dengan demikian, sambungnya, demikian, kewenangan untuk mengadili
kewenangan Mahkamah Konstitusi walaupun Mahkamah Konstitusi baru sengketa hasil pemilu kepala daerah sudah
dalam menangani sengketa pemilukada. dibentuk pada era reformasi, lembaga jelas merupakan kewenangan Mahkamah
Dijelaskan dalam amandemen kedua dan negara yang berdiri pada 2003 tersebut Konstitusi dengan objek perkara adalah
ketiga Undang-Undang Dasar 1945, lahir mempunyai kedudukan yang sederajat sengketa atau perselisihan hasil pemilihan
satu lembaga negara yang baru yaitu yang atau sama dengan lembaga negara yang umum kepala daerah.
dikenal sebagai Mahkamah Konstitusi. lain yang telah ada sebelumnya seperti “Berdasarkan penjelasan tersebut,
Sebagai salah satu pelaksana kekuatan Presiden, DPR dan MPR, serta Mahkamah menurut pemerintah jelaslah mengenai
dan kekuasaan kehakiman di Indonesia, Agung. Dengan kedudukan Mahkamah mekanisme pemilihan kepala daerah dan
Mahkamah Konstitusi memiliki empat Konstitusi yang sederajat atau sama wakil kepala daerah merupakan pilihan
kewenangan yang diatur dalam Undang- dengan lembaga negara lain dan adanya kebijakan pembuat undang-undang atau
Undang Dasar Negara Republik Indonesia kesederajatan atau kesamaan kedudukan dikenal dengan open legal policy. Dalam
1945. antar lembaga negara, pelaksanaan tugas melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (4)
Dengan lahirnya Undang- konstitusional Mahkamah Konstitusi Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang menjadi jauh lebih mudah dan lancar dalam menyatakan bahwa ‘Gubernur, Bupati, dan
Pemerintahan Daerah, kewenangan memperkuat sistem check and balances Walikota masing-masing sebagai kepala
tersebut ditambah dengan satu antar cabang kekuasaan negara. pemerintah daerah provinsi kabupaten
kewenangan baru yaitu memutus Puncaknya, untuk melaksanakan dan kota dipilih secara demokratis’,”
sengketa mengenai hasil pemilihan ketentuan Pasal 236C Undang- ungkap Donny.
umum kepala daerah (pemilukada). Hal Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ketentuan tersebut, sambungnya
tersebut merupakan upaya penyelesaian Perubahan Undang-Undang Nomor mengandung arti mengharuskan kepala
permasalahan perselisihan hasil pemilihan 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah harus dipilih secara demokratis

KONSTITUSI | 31 | Maret 2014


ruang Sidang Politik

yang harus memiliki ukuran-ukuran Acara Pengujian Undang-Undang pada Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
tertentu. Misalnya adanya pengakuan dan halaman 7 dan 8 Tahun 2006, Pemohon Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat
perlindungan HAM, adanya kepercayaan memaparkan alat pengukur atau penilai Daerah, dan dalam Pasal 24C ayat (1)
masyarakat terhadap pilkada langsung yang konstitusional sebuah undang-undang ada Undang-Undang Dasar Negara Republik
bisa menghasilkan pemerintahan daerah tiga. Pertama, naskah Undang-Undang Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen
yang legitimate, yang capable, yang dapat Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang
dipercaya, yang dapat mengemban aspirasi yang resmi tertulis. Kemudian dokumen- mengadili pada tingkat pertama dan
dan amanat rakyat. dokumen tertulis yang terkait dengan terakhir yang putusannya bersifat final
Dalam keterangannya, pemerintah naskah Undang-Undang Dasar tersebut, untuk menguji undang-undang terhadap
juga memohon kepada Hakim Mahkamah dan nilai-nilai konstitusi yang hidup dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
Konstitusi yang memeriksa, mengadili, praktik ketatanegaraan. Selanjutnya yang memutus sengketa kewenangan lembaga
dan memutus permohonan pengujian keempat adalah nilai-nilai yang hidup negara yang kewenangannya diberikan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dalam kesadaran kognitif rakyat serta oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
tentang Perubahan kedua atas Undang- kenyataan perilaku politik dan hukum memutus pembubaran partai politik,
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang kewarganegaraan yang dianggap sebagai dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemerintahan daerah, dan Undang- kebiasaan serta keharusan yang ideal dalam pemilu,” papar Pemohon yang diwakili
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kehidupan berbangsa dan bernegara. oleh Joko Widiarto.
Kekuasaan kehakiman terhadap Undang- “Yang Mulia, dalam Pasal 22E ayat Sehingga, menurut Pemohon,
Undang Dasar Tahun 1945 untuk dapat (2) disebutkan bahwa pemilihan umum berkaitan dengan pemilihan kepala daerah
memberikan putusan yang bijaksana dan diselenggarakan untuk memilih anggota ini tidak termasuk dalam rezim pemilu.
seadil-adilnya (ex aequo et bono). Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Lulu Hanifah

Latar Belakang Permohonan


Sementara, dalam sidang perdana
pengujian undang-undang tersebut pada
2 Desember 2013 lalu, Pemohon yang
terdiri atas Forum Kajian Hukum dan
Konstitusi (FKHK), Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Esa Unggul, Dosen Universitas Esa
Unggul Joko Widiarto, dan Achmad
Saifudin Firdaus dari Gerakan Mahasiswa
Hukum Jakarta memaparkan bahwa
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 sebagai perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan daerah, tepatnya pada
Pasal 236C memerintahkan peralihan
penanganan sengketa pemilukada dari
Mahkamah Agung ke Mahkamah
Konstitusi yang diperkuat oleh Undang-
Undang Kekuasaan Kehakiman, yaitu
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
sebagai perubahan dari Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003 dan Nomor 8
Tahun 2011 dalam Pasal 29 ayat (1) huruf
Humas MK/GANIE

e itu disebutkan kewenangan lain yang


diberikan oleh undang-undang.
Mengutip tulisan Prof. Jimly Para Pemohon uji materi UU Pemda dan UU Kekuasaan Kehakiman
Asshiddiqie yang berjudul Hukum

KONSTITUSI | 32 | Maret 2014


Humas MK/Dedy
Kuasa hukum Pemohon Wakil Kamal, di wawancara usai sidang pengucapan putusan perkara
Pemilukada Kota Sabulussalam, Senin (16/12/2013).

ruang Sidang PHPU

MK Tetapkan Hasil Akhir


PHPU Subulussalam
Mahkamah Konstitusi menilai terdapat pelanggaran yang struktural, sistematis, dan masif pada sejumlah
daerah dalam pemilihan umum kepala daerah Kota Subulussalam, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

P
utusan akhir perkara perselisihan Affan Alfian dan Pianti Malla, serta Walikota/ Wakil Walikota di Tingkat Kota
hasil pemilihan umum (PHPU) perkara nomor 185/PHPU.D-XII/2013 Subulussalam Oleh Komisi Independen
Kota Subulussalam diucapkan yang dimohonkan oleh calon walikota Pemilihan Kota Subulussalam, bertanggal
MK di ruang sidang pleno MK dan calon wakil walikota Asmauddin dan empat bulan November tahun dua ribu
pada 16 Desember 2013. Putusan tersebut Salihin A. tiga belas, sepanjang perolehan suara di 8
berlaku untuk dua perkara, yakni nomor “Mahkamah Konstitusi (delapan) TPS, yaitu i) TPS 2 Kampong
184/PHPU.D-XII/2013 yang dimohonkan membatalkan Berita Acara Rekapitulasi Pasir Panjang; ii) TPS 11 Kampong
calon walikota dan calon wakil walikota Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Subulussalam; iii) TPS 2 Kampong

KONSTITUSI | 33 | Maret 2014


ruang Sidang PHPU

Subulussalam Utara; iv) TPS 7 Kampong berikut: Pasangan Calon Nomor Urut Terakhir, menetapkan perolehan
Subulussalam Utara; v) TPS 1 Kampong 1 memperoleh 66 suara; Pasangan suara yang benar peserta Pemilukada
Suka Makmur; vi) TPS 2 Kampong Suka Calon Nomor Urut 2 memperoleh 8 Kota Subulussalam Tahun 2013 di TPS 1
Makmur; vii) TPS 1 Kampong Namo suara; Pasangan Calon Nomor Urut 3 Kampong Namo Buaya, Kecamatan Sultan
Buaya; dan viii) TPS 2 Kampong Namo memperoleh 62 suara; Pasangan Calon Daulat, adalah sebagai berikut: Pasangan
Buaya;” ujar Hamdan saat membacakan Nomor Urut 4 memperoleh 50 suara. Calon Nomor Urut 1 memperoleh 97
amar putusan akhir dari permohonan yang Selanjutnya, MK menetapkan suara; Pasangan Calon Nomor Urut
diajukan oleh Asmauddin-Salihin A. perolehan suara yang benar peserta 2 memperoleh 0 suara; Pasangan
Dalam putusan tersebut, Ketua Pemilukada Kota Subulussalam Tahun Calon Nomor Urut 3 memperoleh 201
MK Hamdan Zulva menjelaskan 2013 di TPS 1 Kampong Suka Makmur, suara; Pasangan Calon Nomor Urut 4
perolehan suara yang benar sesuai fakta di Kecamatan Simpang Kiri, adalah sebagai memperoleh 1 suara.
persidangan. MK menetapkan perolehan berikut: Pasangan Calon Nomor Urut “Dan menetapkan perolehan
suara yang benar peserta Pemilukada 1 memperoleh 96 suara; Pasangan suara yang benar peserta Pemilukada
Kota Subulussalam Tahun 2013 di delapan Calon Nomor Urut 2 memperoleh 25 Kota Subulussalam Tahun 2013 di TPS 2
TPS tersebut. Di TPS 2 Kampong Pasir suara; Pasangan Calon Nomor Urut 3 Kampong Namo Buaya, Kecamatan Sultan
Panjang, Kecamatan Simpang Kiri, adalah memperoleh 55 suara; Pasangan Calon Daulat, adalah sebagai berikut: Pasangan
sebagai berikut: Pasangan Calon Nomor Nomor Urut 4 memperoleh 175 suara. Calon Nomor Urut 1 memperoleh
Urut 1 memperoleh 82 suara; Pasangan MK pun menetapkan perolehan 125 suara; Pasangan Calon Nomor
Calon Nomor Urut 2 memperoleh 17 suara yang benar peserta Pemilukada Urut 2 memperoleh 1 suara; Pasangan
suara; Pasangan Calon Nomor Urut 3 Kota Subulussalam Tahun 2013 di TPS Calon Nomor Urut 3 memperoleh 155
memperoleh 48 suara; Pasangan Calon 2 Kampong Suka Makmur, Kecamatan suara; Pasangan Calon Nomor Urut 4
Nomor Urut 4 memperoleh 55 suara. Simpang Kiri, adalah sebagai berikut: memperoleh 1 suara,” tandasnya.
MK juga menetapkan perolehan Pasangan Calon Nomor Urut 1 memperoleh Dalam pendapat Mahkamah yang
suara yang benar peserta Pemilukada 161 suara; Pasangan Calon Nomor Urut dibacakan oleh Wakil Ketua MK Arief
Kota Subulussalam Tahun 2013 di TPS 2 memperoleh 21 suara; Pasangan Hidayat, Mahkamah menilai Termohon
11 Kampong Subulussalam, Kecamatan Calon Nomor Urut 3 memperoleh 53 telah melaksanakan dengan baik
Simpang Kiri, adalah sebagai berikut suara; Pasangan Calon Nomor Urut 4 penghitungan suara ulang di 6 (enam)
Pasangan Calon Nomor Urut 1 memperoleh memperoleh 119 suara. TPS dan pemungutan suara ulang di 2
60 suara; Pasangan Calon Nomor
Urut 2 memperoleh 0 suara; Pasangan
Calon Nomor Urut 3 memperoleh 20
suara; Pasangan Calon Nomor Urut 4
memperoleh 26 suara.
Kemudian, MK menetapkan
perolehan suara yang benar peserta
Pemilukada Kota Subulussalam Tahun
2013 di TPS 2 Kampong Subulussalam
Utara, Kecamatan Simpang Kiri, adalah
sebagai berikut: Pasangan Calon Nomor
Urut 1 memperoleh 35 suara; Pasangan
Calon Nomor Urut 2 memperoleh 3
suara; Pasangan Calon Nomor Urut 3
memperoleh 64 suara; Pasangan Calon
Nomor Urut 4 memperoleh 47 suara.
Menetapkan perolehan suara
yang benar peserta Pemilukada Kota
Subulussalam Tahun 2013 di TPS
7 Kampong Subulussalam Utara,
Kecamatan Simpang Kiri, adalah sebagai Pianti Mala calon Wakil Walikota No. urut 1 yang merupakan Pemohon perkara No.184/PHPU.D-XI/2013
memberikan keterangan di persidangan.

KONSTITUSI | 34 | Maret 2014


(dua) TPS sebagaimana diperintahkan
oleh Putusan MK No. 184/PHPU.D-
XI/2013 dan putusan MK No.185/
PHPU.D-XI/2013, keduanya bertanggal
16 Desember 2013.

Pemungutan dan Penghitungan Suara


Ulang
Dalam perkara No. 184/PHPU.D-
XI/2013, Mahkamah menilai salah satu
dalil terbukti menurut hukum yakni
dalil Pemohon yang menyatakan telah
terjadi pelanggaran administrasi di
TPS 2 Kampong Buluh Dori; TPS 2
Kampong Kuta Cepu; TPS 1 Kampong

Humas MK/IFA
Mukti Makmur; TPS 1, TPS 2, TPS 11
Kampong Pasir Panjang; TPS 2 dan TPS
7 Kampong Subulussalam Utara; TPS
Calon Walikota No. urut 1 yang merupakan Pemohon perkara No.184/PHPU.D-XI/2013 Affan Alfian
1 dan TPS 2 Kampong Suka Makmur; didampingi Kuasa Hukumnya, Arteria Dahlan.
serta kurangnya Bimtek oleh KIP Kota
Subulussalam kepada KPPS. Terhadap
pelanggaran tersebut, Panwaslu Kota
Subulussalam telah merekomendasikan tidak didalilkan oleh Pemohon telah
ditindaklanjutinya rekomendasi Panwaslu
kepada KIP Kota Subulussalam untuk ditindaklanjuti oleh Panwaslu, yang
Kota Subulussalam.
melaksanakan penghitungan suara ulang terhadapnya telah dikeluarkan berbagai
Berdasarkan pertimbangan
di TPS 2 Kampong Pasir Panjang; TPS 11 rekomendasi baik yang ditujukan kepada
tersebut di atas, Mahkamah berpendapat
Kampong Subulussalam; TPS 2 dan TPS KIP Kota Subulussalam, kepada Dewan
bahwa dalil Pemohon terbukti menurut
7 Kampong Subulussalam Utara; TPS Kehormatan Penyelenggara Pemilu
hukum, dan karenanya dalam perkara
1 dan TPS 2 Kampong Suka Makmur, (DKPP), maupun kepada Gakkumdu
a quo Termohon harus menindaklanjuti
dan pemungutan suara ulang di TPS (Polres Aceh Singkil). Setelah mencermati
rekomendasi yang disampaikan Panwaslu
1 Kampong Namo Buaya, dan TPS 2 data yang tercantum dalam alat bukti
Kota Subulussalam, yaitu melaksanakan
Kampong Namo Buaya namun Termohon yang diajukan para pihak serta data dalam
penghitungan suara ulang dan pemungutan
tidakmenindaklanjutinya. keterangan Panwaslu Kota Subulussalam,
suara ulang di beberapa TPS di wilayah
“Setelah Mahkamah mencermati meskipun angka-angka yang bermasalah
Kota Subulussalam. Penghitungan suara
dengan saksama alat bukti yang diajukan tersebut tidak langsung menunjukkan
ulang harus dilakukan di 6 (enam) TPS,
para pihak serta keterangan tertulis jumlah yang signifikan melampaui selisih
yaitu i) TPS 2 Kampong Pasir Panjang;
yang disampaikan oleh Panwaslu Kota perolehan suara antara Pihak Terkait
ii) TPS 11 Kampong Subulussalam; iii)
Subulussalam, Mahkamah menemukan dengan Pemohon.
TPS 2 Kampong Subulussalam Utara; iv)
fakta bahwa terdapat berbagai laporan Namun Mahkamah berpendapat
TPS 7 Kampong Subulussalam Utara; v)
mengenai adanya dugaan pelanggaran- bahwa tentang signifikansi yang
TPS 1 Kampong Suka Makmur; dan vi)
pelanggaran baik administrasi maupun mempengaruhi peringkat masing-masing
TPS 2 Kampong Suka Makmur. Adapun
pidana di berbagai TPS yang didalilkan pasangan calon dalam Pemilukada Tahun
pemungutan suara ulang harus dilakukan
oleh Pemohon,” ujar hakim konstitusi 2013 baru akan diketahui setelah KIP Kota
di 2 (dua) TPS, yaitu i) TPS 1 Kampong
Ahmad Fadlil Sumadi. Subulussalam melaksanakan rekomendasi
Namo Buaya; dan ii) TPS 2 Kampong
Berdasarkan keterangan Pemohon yang disampaikan oleh Panwaslu Kota
Namo Buaya.
dan keterangan Panwaslu Kota Subulussalam. Selain itu, dalam persidangan Lulu Hanifah
Subulussalam, dugaan pelanggaran- KIP Kota Subulussalam tidak memberikan
pelanggaran dimaksud dan dugaan penjelasan atau argumentasi yang dapat
pelanggaran-pelanggaran lainnya yang diterima oleh Mahkamah perihal tidak

KONSTITUSI | 35 | Maret 2014


KILAS PERKARA

Karyawan PT DI Uji UU Dana MK Tolak Uji UU Narkotika


Pensiun
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun, sudah diatur bahwa perubahan atas peraturan Dana
Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat pensiun yang menjadi
hak peserta. Namun, tidak ada aturan tegas mengenai hukuman
bagi penyelenggara pensiun yang melanggar UU itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Harris Simanjuntak sebagai
pemohon atas gugatan UU Dana Pensiun. Pada sidang pendahuluan
pengujian UU tersebut, Harris mengajukan uji materi untuk
sejumlah pasal, yakni Pasal 9, Pasal 21 ayat (1), Pasal 27 ayat (1),

Humas MK/GANIE
Pasal 28, Pasal 31 ayat (1), Pasal 51 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal
55 UU Dana Pensiun ke Mahkamah Konstitusi.
Pasal 9 UU Dana Pensiun menyebutkan “Perubahan atas
peraturan Dana Pensiun tidak boleh mengurangi manfaat pensiun
Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan
yang menjadi hak peserta yang diperoleh selama kepesertaannya
pengujian Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009
sampai pada saat pengesahan Menteri”.
tentang Narkotika. Permohonan ini diajukan oleh Firman
Sebagai karyawan PT Dirgantara Indonesia, Bandung,
Ramang Putra, seorang pemilik usaha bengkel motor yang
Harris yang akan pensiun pada Agustus 2014 ini mengaku hak
dijatuhi hukuman pidana karena terjerat kasus kepemilikan
konstitusionalnya dirugikan lantaran tidak adanya aturan tegas
ganja.
mengenai hukuman bagi penyelenggara yang melanggar UU
Dalam sidang pengucapan putusan, Rabu, (12/02/2014),
Dana Pensiun. Padahal, menurutnya PT DI membayarkan hak
MK menilai perlakuan yang sama kepada setiap orang di hadapan
pensiun bukan berdasarkan aturan UU, tapi berdasarkan aturan
hukum. UU Narkotika, khususnya pasal yang dimohonkan
sendiri. Hal tersebut, imbuhnya, telah dialami oleh rekan-
pengujian konstitusional di MK, merupakan pasal yang berlaku
rekannya yang telah pensiun. (Lulu Hanifah/NRA)
untuk semua warga negara Indonesia. Sehingga setiap orang yang
tanpa hak atau melawan hukum menyimpan, menggunakan,
ataupun menyalurkan narkotika khususnya narkotika golongan I
akan terkena sanksi pidana. Selain itu itu, menurut Mahkamah
bahwa ketentuan yang dimohonkan pengujian konstitusional oleh
Pemohon bukanlah diskriminasi.
Sebelumnya, Firman Raman Putra melalui kuasa
hukumnya Mohammad Yusuf Hasibuan menggugat pasal dalam
UU Narkotika. Ancaman hukuman yang sama bagi orang yang
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan I bukan tanaman adalah diskriminatif. Menurut
Humas MK/GANIE

Pemohon, seharusnya ancaman hukuman antara orang yang


menyimpan dengan pengedar narkotika Golongan I bukan
tanaman, dibedakan. (Ilham/mh)

Pengusaha Tambang Gugat dan batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan


dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara.
Larangan Ekspor Mineral Refly mengatakan dalam tingkat implementasi kedua pasal
Mentah tersebut diartikan oleh Pemerintah sebagai larangan ekspor biji
(raw material) secara langsung. Larangan tersebut telah berlaku
sejak 12 Januari 2014. “Para Pemohon telah mengalami kerugian
Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) dan faktual, antara lain dengan melakukan Pemutusan Hubungan
delapan perusahaan pertambangan mengajukan pengujian Kerja (PHK) dan menyusutkan kegiatan produksi. Yang menjadi
ketentuan mengenai kewajiban pengolahan dan pemurnian persoalan bagi kami dari sisi konstitusional adalah tafsir
hasil penambangan di dalam negeri. Ketentuan yang tercantum pemerintah yang melarang adanya ekspor biji atau raw material.
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Bagi kami, hal tersebut bertentangan dengan beberapa pasal
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) dianggap dalam UUD 1945,” jelas Refly.
telah merugikan Para Pemohon. Sidang perdana perkara ini Lebih lanjut, Refly menegaskan bahwa pemerintah tidak
digelar di MK, Selasa (11/2). memiliki mandat untuk melakukan pelarangan ekspor biji. Bila
Para Pemohon melalui kuasa hukum Refly Harun itu terus dilakukan, maka pemerintah telah melanggar prinsip
menyatakan keberatan dengan bunyi Pasal 102 dan Pasal 103 negara hukum. Terlebih, dalam kedua pasal yang digugat oleh
UU Minerba. Kedua pasal tersebut mewajibkan Pemegang Para Pemohon yang harus dilakukan oleh pemegang IUP dan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan IUPK adalah meningkatkan nilai tambah dan pemurnian bahan
Khusus (IUPK) meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral tambang, bukan larangan ekspor biji. (Yusti Nurul Agustin/NRA)

KONSTITUSI | 36 | Maret 2014


Menggugat Batasan Formasi terlanggar dengan berlakunya Pasal 15 ayat (2) huruf f, Pasal
21 juncto Pasal 22 ayat (2) UU Jabatan Notaris. Pasal 15 ayat (2)
Notaris huruf f UU Jabatan Notaris menyatakan “Notaris berwenang pula:
f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan”. Sedangkan
Pasal 21 UU Jabatan Notaris menyebutkan “Menteri berwenang
menentukan Formasi Jabatan Notaris pada daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dengan mempertimbangkan
usul dari Organisasi Notaris.Sementara Pasal 22 menyatakan
“Ketentuan lebih lanjut mengenai Formasi Jabatan Notaris
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Menteri”.
Thoha menjelaskan dirinya telah dinyatakan lulus ujian
seleksi pengangkatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Tahun
2012 berdasarkan Keputusan Badan Pertanahan Nasional
Nomor 912/KEP-17.3/XI/2013 tanggal 20 November 2013.
Akan tetapi ketika pengajuan permohonan pengangkatan

Humas MK/GANIE
pejabat umum notaris yang diajukannya justru ditolak secara
langsung oleh Customer Service Officer Dirjen Administrasi
Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dengan alasan formasi terbatas. Padahal, menurut Pemohon,
Permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 30 Tahun
dalam Pasal 3 UU tersebut tidak menyebutkan bahwa formasi
2004 tentang Jabatan Notaris (UU Jabatan Notaris) disidangkan
jabatan notaris merupakan persyaratan mutlak dan utama
di MK, Selasa (4/2). Perkara yang diregistrasi Kepaniteraan
untuk dapat atau tidaknya seseorang diangkat sebagai notaris.
MK dengan Nomor 5/PUU-XIII/2014 ini dimohonkan oleh
“Atas keputusan ini, ketika saya akan meminta, tapi alasannya
Muhammad Thoha.
formasi terbatas. Kenapa permohonan notaris ditolak karena
Dalam pokok permohonannya, Muhammad Thoha yang
alasan terbatasnya formasi? Padahal notaris adalah jabatan yang
hadir tanpa kuasa hukum menjelaskan hak konstitusionalnya
tidak terbatas jumlahnya,” ujarnya. (Lulu Anjarsari/NRA)

Petitum PUU Ketenangakerjaan (8), dan Pasal 66 ayat (4) UU a quo berbeda dengan pengujian
Diperbaiki UU Ketenagakerjaan yang sebelumnya juga pernah diuji ke
MK. “Saran hakim itu kan kekhawatiran ne bis in idem karena
pernah diajukan. Tetapi ini berbeda. Yang sebelumnya lebih
Federasi Ikatan Serikat Buruh Indonesia (FISBI) Federasi Serikat kepada perbudakan modern, kalau kita lebih kepada adanya
Pekerja Singa Berbangsa, Pimpinan Cabang Karawang pada kekosongan hukum ketika pemerintah setempat atau pejabat
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia, Anwarudin selaku terkait yang ditunjuk oleh menteri langsung sudah menetapkan
pekerja PT Bangunperkasa Adhitamasentra, dan Tina Martina (status pekerja kontrak ke tetap) tetapi tidak ada tahapan
Fajri selaku pekerja PT Bintang Abadi Angkasa memperbaiki selanjutnya, sehingga kita tidak bisa berbuat apa-apa, itu kita
permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 13 masukkan di petitum,” jelas Pemohon seusai persidangan. (Lulu
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap Undang- Hanifah)
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam sidang
kedua yang digelar di ruang sidang pleno Gedung Mahkamah
Konstitusi, Jakarta, Selasa (25/2), pemohon menguraikan lebih
lanjut kerugian konstitusional yang dialami.
Dalam sidang perkara nomor 7/PUU-XII/2014 tersebut,
Pemohon memperbaiki petitum permohonannya. Pemohon
meminta MK menyatakan frasa ‘demi hukum’ tidak memiliki
kekuatan hukum yang mengikat dan bertentangan dengan
UUD 1945 sepanjang dimaknai ‘meniadakan hak pekerja atau
buruh untuk meminta pelaksanaan terhadap nota pegawai
pengawas ketenagakerjaan pada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan ke pengadilan negeri melalui
pengadilan hubungan industrial setempat, apabila pemberi
kerja telah nyata-nyata tidak mengubah perjanjian kerja waktu
tertentu menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu’.
Humas MK/GANIE

Pemohon juga memastikan permohonannya tidak ne


bis in idem lantaran pengujian Pasal 59 ayat (7), Pasal 65 ayat

KONSTITUSI | 37 | Maret 2014


KILAS PERKARA

MK Tolak Permohonan Uji UU Permohonan Uji KUHAP Dirut


Pembentukan Kab. Tambrauw WALHI Susel Ditolak
MK menggelar sidang pengucapan putusan pengujian
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang
dimohonkan oleh Anwar Sadat (Direktur Eksekutif
WALHI Sumatera Selatan) dan Perkumpulan Masyarakat
Pembaharuan Peradilan Pidana. Ketua MK, Hamdan
Zoelva menyatakan bahwa permohonan Para Pemohon
ditolak seluruhnya karena tidak beralasan menurut hukum.
“Menyatakan menolak permohonan para Pemohon untuk
seluruhnya,” tegas Hamdan membacakan amar Putusan
Nomor 78/PUU-XI/2013, Kamis (20/2).
Pengujian konstitusionalitas Pasal 82 ayat (1) huruf

Humas MK/GANIE
b, huruf c, dan huruf d KUHAP yang dimohon oleh Para
Pemohon merupakan norma yang mengatur lebih lanjut
mengenai pengajuan permohonan praperadilan oleh
para pencari keadilan, termasuk Para Pemohon. Ketentuan
Mahkamah Konstitusi (MK) memutus menolak yang mengatur tentang jangka waktu pemeriksaan pra
permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 14 Tahun peradilan tersebut menurut Mahkamah justru memberikan
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang (UU) kepastian hukum kepada masyarakat atau para pencari
Nomor 56 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten keadilan, terutama kepada Anwar Sadat yang merasa
Tambrauw di Provinsi Papua Barat. Permohonan dalam bahwa penangkapan terhadap dirinya tidak sesuai dengan
perkara 105/PUU-XI/2013 diajukan oleh masyarakat adat prosedur dan mekanisme sebagaimana telah ditentukan
dan Bupati Kabupaten Sorong dan perkara 4/PUU-XII/2014 dalam KUHAP.
diajukan oleh masyarakat adat dan Bupati Kabupaten Terkait dengan ketentuan mengenai batas waktu
Manokwari. pemeriksaan praperadilan yang harus dilakukan secara
Dalam pertimbangannya yang dibacakan pada cepat dan selambat-lambatnya tujuh hari hakim harus
sidang pengucapan putusan dua perkara tersebut, Rabu sudah menjatuhkan putusan, Mahkamah berpendapat
(26/02/), Mahkamah menilai maksud permohonan Para hal tersebut dapat dilakukan dalam hal-hal tertentu
Pemohon 4/PUU-XII/2014 adalah supaya Distrik Moraid, ketika penuntut umum juga harus segera mengajukan
yang semula dalam wilayah Kabupaten Sorong, yang pokok perkara ke pengadilan apabila terkait dengan masa
kemudian atas permohonan Maurits Major dan kawan- penahanan tersangka sudah akan berakhir. Lagipula,
kawan yang dikabulkan oleh Mahkamah dalam putusan bagi tersangka masih mempunyai hak untuk membela
Nomor 127/PUU-VII/2009 tersebut, sehingga Distrik diri dan menyampaikan keberatannya terhadap hal
Moraid dimasukkan dalam cakupan wilayah Kabupaten yang dipermasalahkan dalam praperadilan pada waktu
Tambrauw. Sekarang atas permohonan Para Pemohon kali pemeriksaan pokok perkaranya. Mahkamah melihat
ini memohon agar Distrik Moraid tersebut dikembalikan permohonan para Pemohon sebenarnya bukanlah
menjadi cakupan wilayah Kabupaten Sorong, Provinsi persoalan konstitusionalitas norma, tetapi merupakan
Papua Barat persoalan implementasi norma dalam praktik peradilan.
Menurut Mahkamah, masuknya Distrik Moraid Meski begitu, Mahkamah mengingatkan ketentuan tentang
Kabupaten Sorong ke dalam daerah pemekaran Kabupaten jangka waktu pemeriksaan pra peradilan sebaiknya tidak
Tambrauw sebagaimana diatur dalam UU tersebut dijadikan celah oleh penyidik maupun penuntut umum
sangat tergantung pada efektivitas dan efisiensi secara untuk menggugurkan praperadilan dengan cara segera
objektif dalam menjalankan fungsi pemerintahan untuk melimpahkan berkas perkara ke pengadilan negeri. (Yusti
pembangunan daerah dan pelayanan yang sebaik-baiknya Nurul Agustin)
kepada masyarakat. Hal tersebut telah dipertimbangkan
oleh Mahkamah dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 127/PUU-VII/2009, tanggal 25 Januari 2010.
Sementara terhadap Para Pemohon 105/PUU-
XI/2013 dalam permohonannya meminta agar Distrik
Amberbaken, Distrik Kebar, Distrik Senopi, dan Distrik
Mubrani yang berasal dari Kabupaten Manokwari
dikeluarkan dari Kabupaten Tambrauw dan membentuk
kabupaten baru, yakni Kabupaten Manokwari Barat,
Mahkamah berpendapat hal itu tidak menjadi kewenangan
Humas MK/GANIE

Mahkamah karena berdasarkan Pasal 18 ayat (1) UUD


1945, pembentukan daerah baru merupakan kewenangan
pembentuk undang-undang. (Ilham/NRA)

KONSTITUSI | 38 | Maret 2014


hukum yang dibacakan Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati,
Mahkamah menilai permohonan Salim kabur dan tidak jelas.
Terlebih, permohonan Salim dianggap tidak memenuhi syarat
formal permohonan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30 dan
Pasal 31 ayat (1) UU MK.
Selain itu, Mahkamah tidak dapat memastikan apa tujuan
dari permohonan Salim. Salim juga dianggap tidak menjelaskan
pertentangan pasal-pasal yang diujikan dengan pasal dalam
UUD 1945 yang menjadi dasar pengujian. Hal serupa juga
terlihat pada petitum permohonan Salim yang dianggap oleh

Humas MK/GANIE
Mahkamah tidak jelas apa yang dimohonkan untuk diputus.
“Amar Putusan. Mengadili, menyatakan permohonan Pemohon
tidak dapat diterima,” tegas Hamdan mengucapkan amar putusan
Mahkamah.
Uji UU Kawasan Ekonomi Khusus Sebelumnya, Salim menganggap pemerintah berlaku
Tidak Penuhi Syarat Formal diskriminatif terhadap provinsi miskin seperti Provinsi Maluku. Ia
memaparkan, Provinsi Maluku adalah provinsi termiskin nomor
satu di Indonesia dikarenakan adanya pembagian anggaran yang
MK menyatakan tidak dapat menerima permohonan Salim diskriminatif. Menurutnya, pemerintah pusat telah berlaku tidak
Alkatiri, warga Pulau Buru, Provinsi Maluku. Pernyataan adil. Salim menganggap tindakan pemerintah bertentangan
tersebut disampaikan Ketua MK, Hamdan Zoelva saat sidang dengan UUD 1945 khususnya Pasal 28I ayat (2), Pasal 33 ayat
pengucapan putusan perkara Pengujian Undang-Undang (1), ayat (3), dan ayat (4) UUD 1945. (Yusti Nurul Agustin/NRA)
Kawasan Ekonomi Khusus, Selasa, (12/2). Dalam pertimbangan

Asas “Stelsel Aktif” dalam UU


Adminduk Konstitusional
MK menolak seluruh Permohonan pengujian pengujian
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (UU Adminduk) yang dimohonkan Komisi
Perlindungan Anak (KPAI), Yayasan Kampus Diakonia
Modern, dan Yayasan Elsafan, dan beberapa lembaga
independen lainnya, Rabu (5/6). Mahkamah berpendapat
permohonan Para Pemohon tidak beralasan menurut
hukum.
Sebelumnya, permohonan yang diregistrasi

Humas MK/GANIE
Kepaniteraan MK dengan Nomor 54/PUU-XI/2013 ini
memasalahkan adanya frasa dalam Penjelasan Umum UU
Adminduk yang terdapat pada alinea kesepuluh, kalimat
ketiga. Norma ini mengatur bahwa asas pencatatan
Mahkamah menyatakan pendaftaran kelahiran
sipil membebankan kewajiban pada penduduk untuk
merupakan hak anak. Di samping itu, negara pun memiliki
mendaftarkan setiap peristiwa penting, termasuk kelahiran
kewajiban yang sama. Namun demikian, negara memiliki
anak. Menurut para Pemohon, proses pembuatan
aparat yang sangat terbatas, dengan cakupan wilayah yang
akta kelahiran seharusnya negara bertanggung jawab
sangat luas, dan dengan jumlah penduduk yang sangat
penuh, tidak hanya sampai pada proses pembuatan
banyak tidak mungkin mampu untuk mengetahui satu persatu
kebijakan (beleid) semata. Karena itulah Para Pemohon
peristiwa kelahiran yang terjadi di wilayahnya. “Oleh kerena
berpendapat Pemerintah telah salah dan mengabaikan hak
itu, setiap warga negara berkewajiban melaporkan setiap
konstitusional dan hak asasi atas akta kelahiran karena justru
peristiwa kelahiran. (Yusti Nurul Agustin/mh)
membebankan tanggung jawab pembuatan akta kelahiran
di tangan warga negaranya.

KONSTITUSI | 39 | Maret 2014


BINCANG-BINCANG

B
incang-bincang pada kesempatan kali ini ini menghadirkan dua tokoh yang banyak berkiprah di kancah nasional. Mereka
adalah Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Muhammad dan cendikiawan muda, Yudi Latif yang menanggapi
berbagai hal terkait pemilu, termasuk menyongsong Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Apa saja yang mereka
sampaikan? Berikut, liputan reporter KONSTITUSI, Panji Erawan dan Lulu Hanifah.

Muhammad
Tanggung Jawab Sukses Pemilu Bukan Hanya Pada
Bawaslu
Bagaimana persiapan Bawaslu Kita berharap, dengan kesiapan tinggi, sehingga pemilu harus menjadi
menghadapi Pemilu Legislatif dan struktur ini, Insya Allah kami siap kepedulian bersama untuk sukses Pemilu
Pemilu Presiden 2014? dan penuh percaya diri, pemilu bisa 2014.
Pertama, kami akan berjalan baik. Selain itu kami berharap,
memberdayakan sumber daya para stake holder ikut bersama-sama Pendapat Anda soal peran MK dalam
pengawasan yang ada di seluruh menyukseskan pemilu. Bawaslu selalu Pemilu 2014?
Indonesia. Kami sudah memiliki ingin mengkampanyekan bahwa Dari evaluasi Bawaslu, instrumen
struktur, sudah terbentuk dan sudah tanggung jawab sukses pemilu bukan hukum yang masih dipercaya publik
mulai melakukan fungsi pengawasan kepada Bawaslu atau Panwaslu, tetapi adalah Mahkamah Konstitusi. Kita
dari tingkat pusat sampai tingkat desa seyogyanya menjadi tanggung jawab berharap, Mahkamah Konstitusi tetap
atau kelurahan. Di tingkat pusat, kami bersama, komitmen bersama. senantiasa berkomitmen pada prinsip
melakukan supervisi atau penguatan Karena kita mengetahui dinamika putusan yang objektif, netral, dengan
terhadap jajaran Bawaslu dan pemilu sangat besar, tantangannya harapan bahwa keadilan masyarakat ada
Panwaslu di daerah. sangat besar, potensi konfliknya sangat di Mahkamah Konstitusi.
Kami senantiasa mendukung
Mahkamah Konstitusi sebagai
penyelenggara, dalam bentuk bekerja
optimal, supaya tidak semua persoalan
menumpuk di Mahkamah Konstitusi.

Anda optimis Pemilu 2014 akan berjalan


lancar dan sukses?
Insya Allah, kita yakin Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 akan
berjalan lebih baik dari pemilu-pemilu
sebelumnya.

Lalu bagaimana komentar Anda soal


putusan pemilu serentak oleh MK
beberapa waktu lalu?
Saya kira, putusan MK bersifat
final dan mengikat, tidak ada diskusi
lagi. Putusan itu kita terima saja, karena
Humas MK/GANIE

institusi hukum kita seperti itu. Tentu ada


evaluasi plus minusnya, untuk perbaikan
pelaksanaan Pemilu 2019 nanti.

KONSTITUSI | 40 | Maret 2014


Humas MK/ifa
Yudi Latif
Pemilu Proporsional Terbuka dan Tertutup Bukan
Pilihan Konstitusional
Berbagai pendapat mengatakan putusan dengan proporsional terbuka. Seolah- pemilu dengan proporsional terbuka
MK mengenai pemilu serentak perlu olah pemilu yang proporsional tertutup adalah konstitusional, pilihan-pilihan
dikaji ulang. Komentar Anda? tidak konstitusional. institusi demokrasi untuk mengoreksi
Desain demokrasi konstitusional kelemahan sistem pemilu proporsional
selalu mengandaikan tidak ada institusi Bagaimana perbandingan sistem pemilu terbuka menjadi tertutup.
yang bebas dari salah. Oleh sebab itu di negara lain?
harus saling mengontrol. Putusan MK Sistem pemilu terdiri atas sistem Lantas apa komentar Anda terhadap
pun bisa terjadi kesalahan. Kalau terjadi proporsional terbuka dan proporsional MK menjelang Pemilu Legislatif dan
kesalahan, mekanismenya apa? Karena tertutup. Di Belanda sampai hari ini Pemilu Presiden 2014, saat kepercayaan
mekanisme itu tidak tersedia. Tidak ada pun menerapkan pemilu proporsional masyarakat terhadap MK tidak seperti
lembaga yang mengatasi posisi MK ini, tertutup. Pilihan pemilu proporsional dulu ?
karena lembaga negara posisinya setara. terbuka dan tertutup bukan pilihan Semoga sidang perselisihan
Menurut saya, kalau dalam kasus dimana konstitusional, tetapi soal pilihan-pilihan pemilu di MK berjalan lancar. Semoga
putusan MK bertentangan dengan UUD yang sesuai dengan perkembangan juga menjelang Pemilu Legislatif dan
1945, itu bisa. masyarakat. Sedangkan di Jerman Pemilu Presiden 2014, sembilan hakim
menerapkan sistem campuran antara konstitusi sudah terpilih semua. Menurut
Contohnya, putusan yang mana? proporsional terbuka dengan saya, mereka yang tidak mampu, jangan
Misalnya MK sekarang ini dipaksa proporsional tertutup. bertahan pada kapal yang sedang oleng.
untuk mengambil putusan-putusan Menurut saya, dalam pilihan- Artinya, orang-orang yang dinyatakan
politik yang jangka pendek, yang pilihan in design seperti itu MK tidak tidak legitimate sebaiknya mundur.
seolah-olah itulah yang proporsional. dalam posisi untuk mengambil Dengan begitu, putusan MK bisa
Contohnya, MK memutuskan bahwa keputusan yang final dan mengikat. dipercaya.
pemilu yang demokratis adalah pemilu Sekarang kalau MK memutuskan bahwa

KONSTITUSI | 41 | Maret 2014


CATATAN PERKARA

POLA REKRUTMEN KOMISIONER KY DAN KPK


Oleh: Nur Rosihin Ana

K
ewenangan sentral Dewan Indonesia Nomor 5250), serta Pasal 30 secara eksplisit menegaskan, “Anggota
Perwakilan Rakyat (DPR) ayat (1), ayat (10), dan ayat (11) Undang- Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan
dalam rekrutmen calon Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
anggota Komisi Yudisial (KY) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Perwakilan Rakyat.
dan calon anggota Komisi Pemberantasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Menurut Para Pemohon, kata
Korupsi (KPK) mendapat kritik dari Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan “persetujuan” dalam Pasal 24B ayat
kalangan akademisi. Pola rekrutmen calon Lembaran Negara Republik Indonesia (3) UUD 1945 harus dimaknai bahwa
anggota KY dan calon anggota KPK yang Nomor 4520) terhadap Pasal 24B ayat (3) DPR hanya diberi kewenangan untuk
harus melalui fit and profer test di DPR dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945. memberikan persetujuan atas calon yag
sangat bertentangan dengan eksistensi KY Permohonan diajukan oleh Rektor diajukan oleh Presiden, bukan kewenangan
dan KPK yang dibentuk sebagai lembaga Universitas Islam Indonesia (UII) untuk “memilih”. Namun, ketentuan Pasal
negara yang independen dalam rangka Yogyakarta, Prof. Dr. H. Edy Suandi 24B ayat (3) UUD 1945 justru disimpangi
menegakkan kekuasaan kehakiman dan Hamid, M.Ec, dan Dosen FH UII yang juga oleh ketentuan dalam Pasal 28 ayat (6)
penegakan hukum yang bersih dan bebas Direktur Pusat Studi Hukum Konstitusi UU KY yang menyatakan, “DPR wajib
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pola Fakultas Hukum Universitas Islam memilih dan menetapkan 7 (tujuh) calon
rekrutmen calon anggota KY dan calon Indonesia (PSHK FH UII), Sri Hastuti anggota dalam waktu paling lambat 30
anggota KPK yang sudah melalui seleksi Puspitasari, SH, MH. Rektor dan dosen (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima
yang sangat ketat di tingkat Panitia yang sangat concern dan aktif melakukan usul dari Presiden”. Frasa “memilih dan
Seleksi (Pansel), ternyata hasilnya dapat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan menetapkan” sebagaimana dimaksud
“dimentahkan” pada saat mengikuti fit penerapan nilai-nilai konstitusionalisme ini pada Pasal 28 ayat (6) UU KY secara
and profer test di DPR. merasa keberatan dengan pola rekrutmen nyata bertentangan dengan Pasal 24B
Keterlibatan DPR dalam tersebut. ayat (3) UUD 1945 dan menyimpang dari
menentukan calon anggota KY dan Melalui kuasa hukumnya Zairin maksud dan tujuan pembentukan KY,
calon anggota KPK sangat bertentangan Harahap dkk, Para Pemohon mengirimkan yakni terwujudnya kelembagaan KY yang
dengan tujuan pembentukan KY dan KPK surat permohonan ke Mahkamah mandiri dan bebas dari intervensi lembaga
sebagai lembaga negara yang independen. Konstitusi bertanggal 5 Februari 2014. manapun.
Independensi atau kemerdekaan sebuah Selanjutnya, Kepaniteraan MK meregistrasi Padahal jika merujuk pada Undang-
lembaga negara bukan hanya ditentukan permohonan ini dengan Nomor 16/PUU- undang Nomor 27 tahun 2009 tentang
oleh kedudukan lembaganya tetapi juga XII/2014. Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
oleh pola rekrutmen calon anggotanya. Rekrutmen Komisoner KY Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Oleh karena itu, keterlibatan DPR dalam KY berdasarkan Pasal 24B UUD Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
penentuan calon anggota KY dan calon 1945 memiliki wewenang mengusulkan Daerah (UU MD3), khususnya ketentuan
anggota KPK justru akan mengganggu pengangkatan hakim agung dan yang mengatur mengenai tugas dan
independensi atau kemerdekaan lembaga mempunyai wewenang lain dalam rangka wewenang DPR sebagaimana diatur dalam
negara. menjaga dan menegakkan kehormatan, Pasal 71, nampak jelas bahwa DPR sama
Demikian inti dari permohonan keluhuran martabat, serta perilaku hakim. sekali tidak memiliki tugas dan wewenang
pengujian materiil Pasal 28 ayat (6), Pasal Mengingat peran penting dari KY ini, maka untuk memilih calon anggota KY yang
28 ayat (3) huruf c, dan Pasal 37 ayat (1) independensi kelembagaan KY harus diajukan oleh Presiden.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 ditempatkan pada posisi yang penting Karena Pasal 24B ayat (3) UUD
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang pula. Hal tersebut dimaksudkan untuk 1945 secara eksplisit telah menegaskan
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi menjaga potensi adanya intervensi dari agar pengangkatan anggota KY dilakukan
Yudisial (Lembaran Negara Republik lembaga manapun. Oleh karena itu maka dengan pola “persetujuan” DPR, maka
Indonesia Tahun 2011 Nomor 106, ketentuan Pasal 24B ayat (3) UUD 1945 seharusnya tidak menentukan jumlah
Tambahan Lembaran Negara Republik

KONSTITUSI | 42 | Maret 2014


atau kuota calon yang diajukan kepada hukum bagi calon anggota KPK karena menetapkan di antara calon sebagaimana
DPR, sebagaimana telah dilakukan dalam ada campur tangan lembaga lain yakni dimaksud pada ayat (10), seorang Ketua
pengangkatan Panglima TNI (Pasal 13 DPR untuk memilih calon yang sudah sedangkan 4 (empat) calon anggota lainnya
UU No. 34 Tahun 2004), Kapolri (Pasal terseleksi dengan ketat di Pansel. Hal dengan sendirinya menjadi Wakil Ketua.”
11 UU No. 2 Tahun 2002), dan Gubernur ini terjadi dalam proses seleksi calon Seleksi yang dilakukan oleh
Bank Indonesia (Pasal 41 UU No. 23 anggota KPK periode tahun 2011-2015. Pansel sudah cukup ketat, profesional
Tahun 1999 jo. UU No. 3 Tahun 2004 jo. Saat itu Pansel mencantumkan ranking dan akuntabel. Apabila kemudian DPR
UU No. 6 Tahun 2009). calon anggota KPK sebelum disampaikan melakukan pemilihan lagi, maka akan tidak
Pengangkatan anggota KY dengan kepada Presiden. Perankingan yang sejalan dengan semangat pembentukan
pola “memilih” menimbulkan konsekuensi telah dilakukan oleh Pansel berdasarkan KPK sebagai lembaga independen,
kepada Presiden untuk mengajukan pertimbangan dan penelitian ilmiah. mengingat lembaga DPR adalah lembaga
calon anggota KY melebihi formasi yang Namun sayangnya perankingan ini tidak politik yang tidak bisa terlepas dari
dibutuhkan. Hal tersebut terbukti dengan bisa diterima oleh DPR. Bahkan Pansel berbagai kepentingan politik.
dibuatnya ketentuan Pasal 37 ayat (1) dianggap ingin menggiring anggota DPR Keterlibatan DPR dalam rekrutmen
UU KY yang mengharuskan Presiden RI untuk fokus pada calon pimpinan di calon anggota KPK haruslah bersifat
mengajukan calon anggota pengganti urutan atas. “persetujuan” bukan “pemilihan”. Karena
sebanyak 3 (tiga) kali dari jumlah apabila kewenangan DPR adalah memilih
keanggotaan yang kosong kepada DPR. maka dapat mempengaruhi independensi
Hal ini menyulitkan Presiden/Pansel untuk KPK, apalagi senyatanya pola rekruitmen
memenuhi jumlah yang dibutuhkan, selain Apabila pemilihan yang dilakukan oleh DPR tidak
pemborosan uang negara juga mengganggu kewenangan terukur dan sangat subyektif. Oleh karena
proses perekrutan dan independensi DPR adalah itu, menurut Para Pemohon, ketentuan
Komisi Yudisial. memilih Pasal 30 ayat (1), ayat (10) dan ayat (11) UU
Oleh karena itu, selayaknya jika KPK bertentangan dengan dengan Pasal
maka dapat
mekanisme pengangkatan calon anggota 28D ayat (1) U Menurut Para Pemohon,
KY dikembalikan sebagaimana ketentuan
mempengaruhi pasal-pasal tersebut bertentangan dengan
konstitusi. Keharusan mengajukan independensi Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 karena
calon anggota pengganti sebanyak 3 KPK menimbulkan ketidakpastian hukum bagi
(tiga) kali dari jumlah keanggotaan yang calon anggota KPK.
kosong tersebut, haruslah dinyatakan Berdasarkan hal-hal tersebut,
bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang Para Pemohon dalam petitum meminta
tidak dimaknai sebanyak 1 (satu) kali dari Pasal 30 ayat (1) UU KPK kepada Mahkamah agar menyatakan
jumlah keanggotaan yang kosong. menyatakan, “Pimpinan Komisi kata “memilih” dalam Pasal 28 ayat (6)
Pemberantasan Korupsi sebagaimana UU KY bertentangan dengan UUD 1945
Rekrutmen Komisioner KPK dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf dan tidak berkekuatan hukum mengikat
KPK dibentuk sebagai lembaga a dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang tidak dimaknai “persetujuan”.
negara yang independen, bebas dari Republik Indonesia berdasarkan calon Frasa “sebanyak 21 (dua puluh satu)
campur tangan kekuasaan lainnya. Untuk anggota yang diusulkan oleh Presiden calon” dalam Pasal 28 ayat (3) huruf c
menjaga KPK sebagai lembaga negara Republik Indonesia.” UU KY bertentangan dengan UUD 1945
yang independen, maka dalam Pasal Pasal 30 ayat (10) UU KPK dan tidak berkekuatan hukum mengikat
30 UU KPK diatur tentang pola seleksi menyatakan, “Dewan Perwakilan sepanjang tidak dimaknai sebanyak 7
anggota KPK. Seleksi calon anggota Rakyat Republik Indonesia wajib memilih (tujuh) calon. Frasa ”sebanyak 3 (tiga)
KPK dilakukan secara ketat, profesional, dan menetapkan 5 (lima) calon yang kali” dalam Pasal 37 ayat (1) UU KY
dan akuntabel. Hal itu dilakukan untuk dibutuhkan sebagaimana dimaksud pada bertentangan dengan UUD 1945 dan
mendapatkan calon anggota KPK yang ayat (9), dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tidak berkekuatan hukum mengikat
independen dan bebas dari kepentingan bulan terhitung sejak tanggal diterimanya sepanjang tidak dimaknai “sebanyak 1
politik. usul dari Presiden Republik Indonesia.” (satu) kali”. Kemudian, menyatakan Pasal
Namun, adanya ketentuan Pasal Pasal 30 ayat (11) UU KPK 30 ayat (1), ayat (10), dan ayat (11) UU
30 ayat (1), ayat (10), dan ayat (11) UU menyatakan, “Dewan Perwakilan Rakyat KPK bertentangan dengan UUD 1945
KPK justru menimbulkan ketidakpastian Republik Indonesia wajib memilih dan dan tidak berkekuatan hukum mengikat.

KONSTITUSI | 43 | Maret 2014


CATATAN PERKARA

Putusan Pengujian Undang-Undang


Sepanjang Februari 2014

Nomor Tanggal
No Pokok Perkara Pemohon Putusan
Registrasi Putusan

1 79/PUU-XI/2013 Pengujian Undang- Salim Alkatiri 12 Februari 2014 Tidak dapat


Undang Nomor 39 diterima
Tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi
Khusus terhadap UUD
1945

2 81/PUU-XI/2013 Pengujian Undang- Rr. Kamarijah 12 Februari 2014 Tidak dapat


Undang Nomor 86 diterima
Tahun 1958 tentang
Nasionalisasi
Perusahaan-Perusahaan
Milik Belanda terhadap
UUD 1945

3 89/PUU-XI/2013 Pengujian Undang- Firman Ramang Putra 12 Februari 2014 Ditolak


Undang Nomor 35 seluruhnya
Tahun 2009 tentang
Narkotika terhadap UUD
1945

4 1-2/PUU-XII/2014 Pengujian Undang- 1. A. Muhammad Asrun 13 Februari 2014 Dikabulkan


Undang Nomor 4 dkk seluruhnya
Tahun 2014 tentang 2. Gautama Budi Arundhati
Penetapan Peraturan dkk
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi
Menjadi Undang-
Undang, terhadap UUD
1945

5 78/PUU-XI/2013 Pengujian Undang- 1. Anwar Sadat, ST., alias 20 Februari 2014 Ditolak
Undang Nomor 8 Tahun Sadat bin Satim seluruhnya
1981 tentang Hukum 2. Perkumpulan
Acara Pidana terhadap Masyarakat Untuk
UUD 1945 Pembaharuan Peradilan
Pidana

6 102/PUU-XI/2013 Pengujian Undang- Sanusi Wiradinata 20 Februari 2014 Tidak dapat


Undang Nomor 8 Tahun diterima
1981 tentang Hukum
Acara Pidana terhadap
UUD 1945

KONSTITUSI | 44 | Maret 2014


Nomor Tanggal
No Pokok Perkara Pemohon Putusan
Registrasi Putusan

7 9/PUU-XII/2014 Permohonan Pengujian Yudha Indrapraja, dkk 26 Februari 2014 Ketetapan


Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan
terhadap UUD 1945

8 54/PUU-XI/2013 Pengujian Undang-Undang Komisi Perlindungan Anak 26 Februari 2014 Ditolak


Nomor 23 Tahun 2006 Indonesia (KPAI) dkk seluruhnya
tentang Administrasi
Kependudukan terhadap
UUD 1945

9 105/PUU-XI/2013 Pengujian Undang-Undang Keliopas Meidogda dkk 26 Februari 2014 Ditolak


Nomor 14 Tahun 2013 seluruhnya
tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor
56 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten
Tambrauw di Provinsi
Papua Barat terhadap UUD
1945

10 4/PUU-XII/2014 Pengujian Undang-Undang Silas Malak dkk 26 Februari 2014 Ditolak


Nomor 14 Tahun 2003 seluruhnya
tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor
56 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten
Tambrauw Di Provinsi
Papua Barat terhadap UUD
1945

Putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah


Sepanjang Februari 2014

Nomor Tanggal
No Pokok Perkara Pemohon Putusan
Registrasi Putusan

Perselisihan Hasil Pemilihan H. Affan Alfian


Umum Kepala Daerah dan dan Pianti Mala
1 184/PHPU.D-XI/2013 12 Februari 2014 Putusan Akhir
Wakil Kepala Daerah Kota (Pasangan Calon
Subulussalam Tahun 2013 Nomor Urut 1)

Perselisihan Hasil Pemilihan Asmauddin H dan


Umum Kepala Daerah dan Salihin A. Pthn
2 185/PHPU.D-XI/2013 12 Februari 2014 Putusan Akhir
Wakil Kepala Daerah Kota (Pasangan Calon
Subulussalam Tahun 2013 Nomor Urut 4)

KONSTITUSI | 45 | Maret 2014


AKSI Workshop

Humas MK/hendy
Sekjen MK Janedjri M. Gaffar (tengah) didampingi Panitera MK Kasianur Sidauruk (kanan) menjadi narasumber Workshop Penyelesaian
Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) Legislatif 2014, pada Jumat (7/2) sore di Gedung Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, Cisarua, Bogor.

Persiapkan Diri Hadapi PHPU Legislatif


2014, MK Gelar Workshop Pegawai
Menghadapi Pemilu 2014 yang akan berlangsung sebulan lagi, Mahkamah Konstitusi (MK) terus melakukan beberapa
persiapan termasuk mengadakan workshop bagi para pegawai. Dalam workshop tersebut, para pegawai disosialisasikan
Pedoman Beracara dalam Perselisihan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPRD dan DPD yang telah disempurnakan.

S
ekretaris Jenderal Mahkamah kata Janedjri di hadapan para pejabat dalamnya, ada perseorangan calon
Konstitusi (MK) Janedjri M. maupun pegawai MK. anggota DPR dan DPRD. Berikutnya,
Gaffar membuka secara resmi Penyempurnaan itulah yang ada Pedoman Penyusunan Keterangan
acara Workshop Penyelesaian disampaikan dalam workshop, terutama Pihak Terkait Partai Politik, juga Pedoman
Perselisihan Hasil Pemilu bagi mereka yang berada di garis Penyusunan Keterangan Pihak Terkait
(PHPU) Legislatif 2014 bagi Pegawai terdepan pelayanan persidangan. Perseorangan Calon Anggota DPR
Mahkamah Konstitusi, pada Jumat (7/2) Penyempurnaan Peraturan MK itu, kata dan DPRD. Bahkan MK juga sudah
sore di Gedung Pusat Pendidikan Pancasila Janedjri, tidak hanya terkait dengan menyusun Pedoman Jawaban Termohon.
dan Konstitusi, Cisarua, Bogor. norma yang terdapat dalam pengaturan “Di samping materi Pedoman
“Hasil Rapat Permusyawaratan perselisihan hasil Pemilu. Lebih jauh Penyusunan Permohonan, dalam
Hakim beberapa waktu yang lalu dari itu, dalam Peraturan MK yang workshop ini juga akan diberikan materi
telah disepakati Peraturan Mahkamah baru, sudah dicantumkan 11 pedoman. tentang Teknik Draft Putusan. Dalam
Konstitusi tentang Pedoman Beracara “Pedoman yang berjumlah 11 itulah Rapat Permusyawaratan Hakim telah
dalam Perselisihan Hasil Pemilu Anggota yang harus kita ketahui bersama,” ucap disepakati, dengan adanya perubahan
DPR, DPRD dan DPD. Dalam Peraturan Janedjri kepada para peserta workshop. Peraturan MK tentang Pedoman Beracara
Mahkamah Konstitusi yang baru, yang Di antaranya, MK telah menyusun dalam PHPU Anggota DPR, DPRD, DPD
Insya Allah akan ditandatangani Ketua dan menyepakati Pedoman Penyusunan Tahun 2014, membawa konsekuensi logis
MK, ada beberapa penyempurnaan,” Permohonan untuk Partai Politik. Di pada perlu disempurnakannya struktur

KONSTITUSI | 46 | Maret 2014


sistematika format dari putusan MK,”
ungkap Janedjri.
Dalam peraturan MK tentang
Pedoman Penyelesaian PHPU yang baru,
terdapat pengaturan terhadap peluang
perselisihan antar calon anggota legislatif
dalam satu partai pada dapil yang sama,
Untuk itu, perseorangan calon anggota
DPR dan DPRD diberi legal standing.
Begitu juga untuk perseorangan calon
anggota DPRA dan DPRK, diberi legal
standing untuk mengajukan permohonan
kepada Mahkamah, bersengketa sesama
calon dalam satu parpol di dapil yang
sama. Namun ada persyaratan, dalam

Humas MK/hendy
Peraturan MK diatur bahwa perseorangan
calon anggota DPR, DPRD serta
DPRA dan DPRK dapat mengajukan
Peserta Workshop saat melakukan simulasi Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) Legislatif 2014.
permohonan perselisihan hasil Pemilu
apabila telah memperoleh persetujuan
secara tertulis dari DPP parpol. “Begitu kita masuk kepada bagi menjadi tiga kelompok, mulai
Berikutnya, untuk Pihak Terkait teknik-teknik penyusunan permohonan, dari penerimaan permohonan sampai
yang berkepentingan dengan permohonan jawaban Termohon, keterangan Pihak persidangan, agar mereka semua
Pemohon. Apabila ada perseorangan Terkait, diserahkan kepada para peserta siap menghadapi Pemilu 2014,” ucap
calon anggota DPR dan DPRD provinsi, itu sendiri. Supaya mereka memberikan Kasianur.
kabupaten/kota, serta DPRA dan masukan-masukan, sehingga permohonan “Kita semua di sini mempersiapkan
DPRK akan menjadi Pihak Terkait, yang sesuai dengan yang diharapkan MK simulasinya, tidak boleh hanya satu atau
bersangkutan harus mendapat persetujuan dengan berpedoman kepada Peraturan dua kali. Apalagi terdapat hal yang baru
secara tertulis dari DPP parpolnya dan MK tentang PHPU Legislatif 2014,” urai dari Peraturan MK, sehingga kita perlu
harus diajukan DPP parpolnya. Selanjutnya, Panitera MK Kasianur Sidauruk. ada penguasaan terhadap Peraturan MK
ungkap Janedjri, ada pihak baru dalam Selain itu, lanjut Kasianur, untuk tersebut sebagai bekal melaksanakan
Peraturan MK yakni pemberi keterangan, membantu petugas kepaniteraan dan tugas dan tanggung jawab menghadapi
dalam hal ini Bawaslu. Mahkamah panitera pengganti MK dalam membuat Pemilu 2014,” jelas Kasianur.
Konstitusi dapat memanggil Bawaslu untuk sistematika putusan, MK juga membuat Mengenai tahap-tahap simulasi
diminta keterangan terkait penyelenggaraan draft putusan sebagai pedoman, petunjuk penyusunan permohonan, draft putusan,
Pemilu. Kemudian yang perlu dipahami kepada para panitera pengganti yang ikut tabulasi data, dimulai dari penguasaan
bersama, ada sedikit perubahan dari menangani persidangan tentang perkara- manajemen perkara dan manajemen
Pedoman Beracara yang lama. Pertama, perkara yang diserahkan kepada para persidangan. Setelah itu berlanjut kepada
untuk tata cara pengajuan permohonan. panitera pengganti MK tersebut.“Jadi peserta dilatih untuk membuat teknik-
Permohonan ini diajukan oleh peserta ini sebenarnya hanya untuk persiapan- teknik penyusunan permohonan.
Pemilu setelah pengumuman penetapan persiapan MK dalam hal menunjang “Para peserta harus tahu teknik-
perolehan suara hasil pemilu secara nasional keberhasilan Pemilu Legislatif 2014,” kata teknik penyusunan permohonan.
oleh KPU. Kasianur. Bagaimana mereka dihadapkan nanti
Simulasi Penyusunan Permohonan Selain melakukan praktik ketika menerima permohonan? Mereka
Selain memahami pengawas penyusunan permohonan, draft Putusan mau mengolah apa dari permohonan,
perkara secara konseptual, para pegawai dan tabulasi data, para peserta juga kalau tidak dibekali dengan semacam
MK juga dilatih untuk mengetahui hal-hal dilatih untuk membuat model dari workshop seperti ini,” tandas Kasianur
teknis terkait PHPU 2014. Hal-hal teknis manajemen perkara dan manajemen yang juga menjelaskan bahwa usai praktik
tersebut di antaranya praktik penyusunan persidangan, maupun membuat gugus ini akan dilanjutkan presentasi dari para
permohonan, draft putusan dan tabulasi tugas baru untuk menunjang pelaksanaan peserta.
data. kegiatan tersebut. “Para peserta kita Nano Tresna Arfana

KONSTITUSI | 47 | Maret 2014


AKSI Kunjungan

Harjono: Harus Ada Finalitas dalam


Penyelesaian Sengketa
Dalam suatu negara pasti ada aturan tertulis dan tidak tertulis. Aturan tertulis tertuang dalam undang-undang yang di
dalamnya terdapat pasal yang merupakan pencerminan dari apa yang akan dibangun dalam suau negara. Konflik setiap
harinya terjadi. Oleh karena itu, kekuasaan kehakiman merupakan suatu kekuasan yang harus dimiliki oleh setiap negara.

H
al ini disampaikan hakim finalitasnya. Kalau tidak, integrasi dari Padahal, satu-satunya senjata kekuasaan
KOnstitusi Harjono ketika masyarakat akan pecah,” kata Harjono. kehakiman adalah bunyi putusan.
menerima kunjungan Sehingga, selain mesti adanya “Kekuasaan kehakiman tidak punya
Mahasiswa Universitas mekanisme dispute settlement dalam uang, tidak punya senjata, dia hanya
Andalas Padang, Sumatera Barat, pada suatu negara, perlu juga hal tersebut punya bunyi putusan. Tidak ada pilihan
Senin (10/2) di Gedung MK. Menurut bersifat final. Apabila tidak begitu, imbuh lain, kalo kita masih ingin negara berlanjut
Harjono, suatu negara bahkan dapat Harjono, konflik akan terus berlanjut. harus dihargai,” ujarnya.
berjalan tanpa Dewan Perwakilan Rakyat “Putusan pengadilan apapun harus Putusan pengadilan, tak terkecuali
(DPR), namun belum tentu berjalan diterima apa adanya seperti itu. Kalau MK, harus diterima apa adanya. Adil atau
tanpa kekuasaan kehakiman. Pasal, kata tidak begitu, finalitasnya terganggu. Kita tidaknya suatu putusan pengadilan harus
Harjono adalah pencerminan dari apa bicara tentang integrasi dan kelanjutan diterima. Adilnya pun bukan versi pencari
yang akan dibangun dalam suatu negara. dari society itu sendiri,” jelasnya. keadilan tapi adil versi Mahkamah yang
Sementara capital rule-nya ada pada Namun demikian, ketika memutus. Itulah dispute settlement, kata
kekuasaan kehakiman. masyarakat sudah tumbuh menjadi Harjono. Apabila diputar terus maka
Lebih lanjut, menurut Harjono, negara, semua harus sesuai kesepakatan. tidak akan ada akhirnya.
bentuk masyarakat sesederhana apapun Termasuk adanya kekuasaan kehakiman, Apalagi negara Indonesia
juga di dalamnya pasti mengenal konflik. independensi kekuasaan kehakiman, dan merupakan negara demokrasi yang
Setiap adanya konflik atau sengketa putusannya yang bersifat final. berdasarkan hukum. Kedaulatan di
tentu harus diselesaikan melalui conflict Harjono pun menyayangkan sikap Indonesia dilaksanakan menurut Undang-
resolution (resolusi konflik) atau dispute masyarakat Indonesia yang jauh panggang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
settlement (penyelesaian sengketa). dari api. Bahkan, seorang profesor ikut Tahun 1945 yang dibatasi oleh hukum.
“Dalam dispute settlement harus ada mengganggu kekuasaan kehakiman itu. Lulu Hanifah

Humas MK/GANIE

Hakim Konstitusi Harjono menerima kunjungan mahasiswa Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Senin (10/2) di Gedung MK.

KONSTITUSI | 48 | Maret 2014


Humas MK/Agung Sumarna
Hamdan Zoelva: Tak Mudah Batalkan
Hasil Pemilu
Mahkamah Konstitusi (MK) tidak bisa serta merta membatalkan hasil Pemilu meski ditemukan adanya bukti yang nyata bahwa
telah terjadi praktik politik uang. MK telah membuat suatu aturan yang tegas, bahwa hanya pelanggaran politik uang yang
dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif, yang memengaruhi jumlah perolehan suara masing-masing pasangan calon
yang didapat membatalkan hasil Pemilu.

K
etua MK Hamdan Zoelva hasil pilkadanya oleh MK. Kenapa? bukan karena ini tidak akan menang,”
menyampaikan hal ini saat Hampir sebagian besar sengketa di MK kata Hamdan melanjutkan.
menghadiri reuni akbar terbukti money politic-nya. Tapi kalau
HMI, yang diselenggarakan yang terbukti money politic itu kita Pemulihan MK
di Makasar, Sulawesi Selatan, Minggu batalkan, dari mana uang negara untuk Dalam ksesempatan ini, ia juga
(9/2). Hamdan mengakui, hampir seluruh membiayai Pemilukada ulang,” urai turut menyampaikan keprihatinan atas
dalil politik uang dalam sengketa di MK Hamdan. peristiwa yang terjadi pada mantan
telah disertai cukup bukti yang valid, Karena itu, MK membuat batasan Ketua MK Akil Mochtar. Bagi Hamdan,
namun jika hal itu tidak dilakukan secara yang sangat rigid mengenai pelanggaran- dirinya sebagai Ketua MK yang baru,
terstruktur, sistematis dan masif, maka pelanggaran di luar hasil perhitungan ia merasa turut bertanggung jawab
MK tidak dapat membatalkan hasil suara. Harus pelanggaran yang bersifat untuk memulihkan citra dan nama baik
Pemilu. terstruktur, melibatkan birokrasi, atau MK di hadapan seluruh masyarakat.
MK juga harus turut buat organisasi untuk buat pelanggaran Ia menyakinkan seluruh pihak bahwa
mempertimbangkan ketersediaan transaksional. Kemudian masif, meluas, kasus yang terjadi pada Akil Mochtar
anggaran dana jika seandainya Pemilu kemudian sistematis, dan diniatkan. “Dan merupakan kejahatan individu yang
diulang. “Jangan harap karena satu satu lagi, memengaruhi hasil. Memang tidak melibatkan institusi MK secara
dua money politic, itu bisa dibatalkan ada indikasi, dia menang karena ini. Kalau keseluruhan.
Agung Sumarna

KONSTITUSI | 49 | Maret 2014


AKSI Kerja Sama

Humas MK/ifa
Ketua MK Hamdan Zoelva dan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar menerima Sejumlah komisioner Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Selasa (11/2) di Lt.15 Gedung MK.

Turut Mengawal Pemilu, Komnas


HAM Kunjungi MK
Terkait penyelenggaraan Pemilu 2014, Komnas HAM yang juga memiliki peran dalam mengawal pemilihan umum 2014
mengunjungi MK. Kedatangan komisioner Komnas HAM tersebut ditujukan untuk mempererat hubungan MK dan Komnas
HAM sebagai sahabat pengadilan.

K
unjungan ini diterima langsung di lapangan jelang dan saat Pemilu bagian atau mitra peradilan di Mahkamah
oleh Ketua MK Hamdan berlangsung, mediasi untuk mencegah Konstitusi apabila ada yang melapor pada
Zoelva dan Hakim Konstitusi terjadi kekerasan dan pelanggaran HAM, kami,” jelas Ketua Komnas HAM Siti
Patrialis Akbar di lantai 15 serta ikut dalam amicus curiae apabila Noor Laila.
Gedung MK pada Selasa (11/2). Dalam ada pihak yang melapor pada Komnas Sistem Noken Tak Berlaku
kesempatan tersebut, Komnas HAM HAM. Dalam pertemuan tersebut,
menjelaskan pihaknya akan ikut terlibat Amicus curiae adalah sahabat Komnas HAM pun menyampaikan
dalam pengawalan pemilihan umum 2014 pengadilan, merupakan konsep hukum kekhawatirannya atas sistem noken
agar terwujud pemilu yang ‘luber’ dan yang memungkinkan pihak ketiga, yaitu di Papua dan Bali yang ‘dilegalkan’
‘jurdil’ yakni langsung, umum, bebas dan mereka yang merasa berkepentingan MK melalui putusannya. Menurutnya,
rahasia serta jujur dan adil. Mekanisme terhadap suatu perkara, memberikan putusan MK yang melegalkan sistem
pengawalan Pemilu yang akan dilakukan pendapat hukumnya kepada pengadilan. noken atau memilih calon kepala daerah
Komnas HAM antara lain pemantauan “Artinya Komnas HAM menjadi yang diwakilkan oleh kepala suku telah

KONSTITUSI | 50 | Maret 2014


melanggar asas Pemilu yang luber dan tidak dijelaskan, Pemilu akan sarat jurdil yang juga tertuang dalam UU
jurdil. Lebih lanjut, sistem noken telah pelanggaran HAM dan kekerasan. Pemilu.
melanggar HAM. “Ada pemahaman yang tidak Menurutnya sistem noken Bali dan
Sistem noken di Papua dan Bali, utuh dari putusan MK. Hal tersebut diperbolehkan MK merupakan kasuistis
telah menjadi bahan diskusi Komnas berkembang di beberapa daerah dan tidak melahirkan norma yang bersifat
HAM. Pihaknya menilai, memilih dalam yang punya kelompok masyarakat umum. Sehingga dalam pesta demokrasi
Pemilu merupakan hak sipil dan politik yang adatnya kuat, salah satunya di terbesar di Indonesia yang akan digelar
yang bersifat individual dan tidak bisa Kalimantan. Ini yang diwaspadai oleh 9 April mendatang, sistem noken tidak
dimandatkan pada siapapun mengingat Komnas HAM. Penting bagi MK untuk berlaku.
asas Pemilu yang telah diatur dalam memberi pemahaman pada masyarakat, “Memang tidak boleh pemilihan
undang-undang. Komnas HAM, dan penyelenggara Pemilu dengan perwakilan. MK memutus hal
“Kami khawatir putusan MK yang bahwa itu (sistem noken) tidak boleh,” ini berdasarkan fakta-fakta konkret
menyatakan sistem noken sah di Papua tegas Siti. dalam suatu perkara. Di Papua pun
dan Bali akan berpotensi konflik, ini yang Menanggapi hal tersebut, sistem noken tidak seluruhnya, hanya
tidak kami kehendaki. Analisa komnas Hamdan menyatakan MK berterima di daerah pegunungan saja. Ada faktor-
HAM ada kemungkinan akan terjadi kasih atas pengawalan Komnas HAM faktor khusus mengapa noken dilegalkan
kondisi darurat,” jelas Siti. dalam menegakkan sistem demokrasi. di daerah tersebut. Jadi MK tidak
Sehingga Komnas HAM berharap Ia pun menegaskan MK tidak pernah melanggar pasal, ini kasus kasuistis,” jelas
MK bisa memberi penjelasan ke publik mengabaikan asas Pemilu yang diatur Hamdan.
soal Pemilu 2014 yang sama sekali tidak dalam Undang-Undang Dasar Republik Lulu Hanifah
menggunakan sistem noken. Apabila Indonesia Tahun 1945 yakni luber dan

KONSTITUSI | 51 | Maret 2014


AKSI Raker

Humas MK/GANIE
Ketua MK Hamdan Zoelva membuka kegiatan Rapat Kerja Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK Tahun 2014,Jumat (14/2) di Pusat Pendidikan
Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua Bogor.

Raker MK, Konsolidasi Persiapan


Penyelesaian Sengketa Pemilu
Menjelang Pemilu 2014, Mahkamah Konstitusi sebagai bagian dari pesta demokrasi tersebut terus berbenah diri. Salah satu
langkah yang dilakukan dengan menguatkan sistem internal melalui rapat kerja Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK.

S
ebagai lembaga peradilan, dalam demokrasi sering dipengaruhi besar yang harus dihadapi MK.
Mahkamah Konstitusi (MK) pendapat publik. Lebih lanjut, pendapat Menurutnya apa yang terjadi pada saat
tidak perlu mengutamakan publik sering kali dipengaruhi pendapat itu memang luar biasa, karena hal itu
citra. MK hanya harus konsisten media, dan pendapat media sering terjadi di luar kontrol hakim dan pegawai,
untuk menegakkan kebenaran dan dipengaruhi oleh suara kelompok yang karena langsung menimpa pada pucuk
keadilan. Demikian disampaikan Ketua berada dibalik media. Media memiliki pimpinan. Menurutnya hal itu merupakan
MK Hamdan Zoelva dalam sambutannya misi sendiri, pujian-pujian belum tentu peristiwa pertama dalam sejarah MK di
saat membuka kegiatan Rapat Kerja bagus, mungkin hanya bagus untuk Indonesia dan dunia.
Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal sesaat. Oleh karena itu, Hamdan Ditegaskan olehnya, peristiwa
MK Tahun 2014, di Gedung Pusat mengingatkan kepada para peserta untuk Itu harus menjadi cambuk bagi para
Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, bekerja atas kebenaran. hakim dan seluruh pegawai, “Harus
Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/2). “Hanya satu persoalan peristiwa di kita ingat terus, bahwa itu meruntuhkan
Terkait persoalan citra, Hamdan bulan Oktober yang menjadi perhatian apa yang sudah kita lakukan,” ingat
mengatakan bahwa demokrasi itu sering atau kalau saya boleh sebut Prahara mantan Anggota Panitia Ad Hoc I Majelis
menipu, karena pengambilan keputusan Oktober,” ujar Hamdan mengenai Permusyawaratan (MPR) itu.
masalah yang menjadi awal permasalahan Namun Hamdan kembali

KONSTITUSI | 52 | Maret 2014


mengingatkan agar seluruh pegawai
yang hadir dalam rapat kerja itu
harus tetap fokus pada visi dan misi
MK sebagai peradilan yang modern.
“Sebagai peradilan yang tanggap dan bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan masyarakat, termasuk bekerja
secara profesional berdasar program
dan perencanaan, program tidak dibuat
berdasar kira-kira,” ujarnya.
Lebih lanjut pria kelahiran Bima,
Nusa Tenggara Barat itu mengatakan,
salah satu unsur penting dalam demokrasi
adalah adanya lembaga peradilan yang
imparsial dan terpercaya. “Kesalahan
peserta Pemilu mungkin dapat ditolerir,
kesalahan penyelenggara dapat ditolerir,
kesalahan pengawas Pemilu ditolerir,
namun tidak bisa ditolerir jika ada
kesalahan pada MK sebagai palang
pintu terakhir penjaga demokrasi,” tegas
Hamdan. Oleh karena itu, menurutnya

Humas MK/ifa
kehadiran seluruh pegawai dalam rapat
kerja ini menjadi penting agar dapat saling
mengetahui apa yang harus dilakukan, Sekjen MK Janedjri M. Gaffar.
karena ini tanggung jawab kita bersama.
Hamdan menyampaikan, setelah
sistem penyelesaian perkara yang bagus, Sementara Komisi II membahas
rapat kerja pegawai Kepaniteraan dan
sehingga membuat banyak pihak marah manajemen penerimaan perkara dan
Sekretariat Jenderal MK ini dilakukan,
karena terlambatnya pengucapan putusan persidangan, dalam laporan yang
para hakim konstitusi akan melakukan
uji Undang-Undang Pemilihan Presiden. disampaikan oleh Panitera Muda I
rapat kerja untuk membahas hasil dari
Triyono Edy Budhiarto, menjelaskan
rapat kerja yang dilakukan oleh pegawai.
Raker Sebagai Sarana Evaluasi telah melakukan perencanaan persiapan
Menurutnya hal ini merupakan wujud
Selama kegiatan berlangsung, sejak pelaksanaan Pemilu 2014, antara lain
dari kerjasama dan keberasamaan dari
14 - 16 Februari 2014, para pegawai mempersiapkan sistem penerimaan
para hakim konstitusi dan pegawai
MK membahas evaluasi kinerja dan pendaftaran permohonan, verifikasi data
Kepaniteraan dan Kesekjenan MK.
anggaran 2013 serta menyusun proyeksi dan berkas permohonan, mempersiapkan
Disampaikan kembali oleh Hamdan
kinerja dan anggaran 2014, khususnya Gugus Tugas PHPU 2014,
bahwa tanpa adanya kerjasama dan
menghadapi pelaksanaan Pemilu 2014. mempersiapkan organisasi manajemen
kebersamaan jangan harap organisasi
Pembahasan mengenai hal ini dilakukan persidangan. Selain itu, komisi ini juga
dapat besar. Oleh karena itu dirinya
oleh tiga komisi yang membahas lebih menyusun rencana jumlah personel yang
berharap agar para peserta dapat
spesifik evaluasi dan rencana kerja dan akan bertugas dalam PHPU 2014.
mengikuti kegiatan ini dengan baik,
anggaran MK. Selanjutnya Komisi III fokus
sepenuh hati, dan semangat karena akan
Komisi I melakukan pembahasan membahas Peraturan Mahkamah
berguna bagi lembaga. Hamdan juga
Evaluasi Kegiatan dan Anggaran Tahun Konstitusi (PMK), khususnya yang
berharap kegiatan ini dapat menghasilkan
Anggaran (TA) 2013, Rencana Aksi TA terkait dengan pelaksanaan pemilu 2014.
program dan rencana yang baik.
2014, Rencana Penyerapan TA 2014, Dalam laporannya yang diwakili oleh
Menurutnya, MK intinya adalah
Rencana Pengadaan TA 2014, Evaluasi Kepala Pusat Penelitian dan Pengkajian
hakim konstitusi, kepaniteraan dan
Rencana-Strategi (Renstra) 2010-2014, Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi
kesekjenan. Hakim konstitusi tidak akan
Renstra 2015-2019, Penetapan Kinerja dan Komunikasi M. Guntur Hamzah,
adanya apa-apanya tanpa Kepaniteraan
TA 2014, Pengawasan Administrasi menjelaskan membuat perencanaan untuk
dan Kesekjenan MK. Dalam kesempatan
Yustisial dan Administrasi Umum, serta menyesuaikan draf Peraturan MK (PMK)
tersebut, Hamdan juga mengingatkan
menuyusun Pakta Integritas pegawai MK sesuai dengan perkembangan yang ada.
kelemahan MK yang belum memiliki
2014. Ilham

KONSTITUSI | 53 | Maret 2014


AKSI Keamanan

Simulasi Pengamanan Sengketa Pemilu:


Massa Ricuh Gugatan Ditolak

S
ebagai bagian dari pengamanan hakim, pihak pemohon, termohon, dan \\”Kita mengantisipasi supaya kalau
Pemilu 2014, Mahkamah pihak terkait, serta sebagai pengunjung ada kejadian seperti ini kita bisa lakukan
Konstitusi (MK) dan Polri sidang. dengan gesit, cerdik dan kita belajar
mengadakan simulasi Selain di dalam ruang sidang, pengalaman apa yang pernah terjadi
menghadapi kemungkinan terjadi simulasi pun berjalan di luar Gedung di MK kita simulasikan. Kalau terjadi
MK. Sejumlah anggota polisi terlihat kejadian seperti itu, SOP kita cocokan
kerusuhan di ruang sidang MK. Simulasi
berjaga di depan gedung, sebagian dengan SOP di MK,” jelasnya.
ini berlangsung pada Jumat (14/2) di
mengatur jalannya lalu lintas agar tetap Sudjarno juga mengakui, peristiwa
Ruang Sidang Pleno Mk.
lancar. Bahkan, tim penjinak bom ikut rusuh yang terjadi di MK saat pembacaan
Pihak pemohon dan pendukungnya diturunkan karena adanya ancaman bom putusan PHPU Provinsi Maluku beberapa
spontan berteriak-teriak sambil di lantai basement MK. waktu silam menjadi pelajaran bagi
menunjuk-nunjuk pihak terkait dan Usai simulasi, Wakil Kepala pihak kepolisian agar lebih siaga dalam
termohon di ruang sidang Mahkamah Kepolisian Daerah (Wakapolda) pengamanan sidang sengketa Pemilu
Konstitusi pasca gugatannya terkait Metro Jaya Brigadir Jenderal Sudjarno legislatif dan presiden/wakil presiden
perselisihan hasil pemilihan umum mengatakan simulasi bertujuan agar mendatang.
presiden dan wakil presiden ditolak pihaknya siap menghadapi potensi-potensi Lulu Hanifah
oleh MK. Beberapa dari mereka yang kerusuhan yang terjadi di MK saat sidang
tidak terima putusan tersebut bahkan sengketa pemilu.
menendang-nendang kursi dan naik
ke atas meja ruang sidang sambil
melontarkan protesnya.
Ketika kerusuhan tengah
berlangsung, pihak kepolisian yang
berpakaian preman langsung melakukan
tindakan pengamanan terhadap sembilan
hakim konstitusi. Polisi yang berjaga di
depan ruang sidang kemudian menerobos
masuk dan mengamankan para pelaku
kerusuhan.
Situasi pun dengan cepat dapat
kembali kondusif dengan sigapnya aparat
kepolisian. Sayangnya satu orang pingsan
saat proses pengamanan terjadi. Korban
pingsan langsung dilarikan ke rumah sakit
terdekat, sementara pelaku kerusuhan
diamankan ke Polres Jakarta Pusat.
Itulah pemandangan yang terlihat
Humas MK/GANIE

saat pihak Kepolisian Daerah Metro


Jaya mengadakan simulasi pengamanan
sengketa pemilu di Gedung MK, Jakarta,
Jumat (14/2). Dalam simulasi tersebut,
sebanyak seratus anggota kepolisian Sejumlah petugas kepolisian melakukan simulasi pengamanan persidangan perselisihan hasil pemilu di
Gedung MK, (14/2).
diterjunkan untuk berperan baik sebagai

KONSTITUSI | 54 | Maret 2014


Simulasi AKSI

KONSTITUSI | 55 | Maret 2014


J ejak KONSTITUSI

Ichibangase Yoshio
Bayang-Bayang Kemerdekaan
Indonesia

S
aat ini sulit untuk mengetahui (pengganti Harada) bertepatan dengan pada 28 Mei-1 Juni 1945 dan 10-17 Juli
keberadaan Ichibangase hari ulang tahun Kaisar Jepang. BPUPK 1945 yang menghasilkan kesepakatan
Yoshio, padahal pada masa beranggotakan 62 orang dengan dasar konstitusional berupa dasar
sebelum kemerdekaan Ketua dr. Kanjeng Raden Tumenggung negara, bentuk negara, wilayah negara,
Indonesia, dia adalah orang Radjiman Wedyodiningrat, serta Wakil kewarganegaraan, ekonomi/keuangan,
yang memiliki jabatan yang penting. Ketua Raden Pandji Soeroso dan pembelaan, pendidikan, dan pengajaran,
Ichibangase Yoshio (namanya dengan Ichibangase Yoshio (anggota istimewa) serta rancangan Undang-Undang Dasar,
menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan terdapat terdapat tujuh orang yang penting bagi pembentukan dasar-
[EYD] adalah Itibangase Yosio) anggota istimewa berkebangsaan Jepang dasar konstitusi Indonesia nantinya.
berkebangsaan Jepang dan menjadi lainnya yang tidak memiliki hak suara Sidang-sidangnya kerap dilaksanakan di
Ketua Muda (Hoekoe Kaityoo) atau karena merupakan anggota istimewa Gedung Tyuuooo Sangi-in yang sekarang
Wakil Ketua Dokuritu Zyunbi Tyosa Kai atau luar biasa. Kedudukan Ichibangase disebut dengan Gedung Pancasila,
atau Badan Penjelidik Oesaha Persiapan Yoshio sebagaimana disebutkan oleh RM. Kementerian Luar Negeri, di daerah
Kemerdekaan (BPUPK). A.B. Kusuma (2004) adalah anggota Pejambon, Jakarta. Selain itu, terdapat
BPUPK adalah sebuah lembaga istimewa/luar biasa (Tokubetu Iin) yang pula sidang tidak resmi yang hanya
yang diumumkan mula keberadaannya memimpin tujuh anggota istimewa/luar dihadiri oleh 38 orang anggota BPUPK
pada tanggal 1 Maret 1945 oleh biasa berkebangsaan Jepang lainnya. yang berlangsung dalam masa reses
Panglima Tentara Jepang, Kumaciki Selanjutnya terdapat tujuh anggota antara sidang pertama dan sidang kedua
Harada yang pengangkatan pengurus tambahan BPUPK. untuk membahas rancangan pembukaan
dan anggota diumumkan (dilantik) pada BPUPK pernah melaksanakan dua UUD 1945 (Mukadimmah) yang dipimpin
29 April 1945 oleh Yuichiro Nagano kali pertemuan pleno yang resmi, yaitu oleh Ir. Soekarno.

KONSTITUSI | 56 | Maret 2014


Keberadaan Ichibangase Yoshio Kenyataannya, BPUPK secara itu. PPKI itu sendiri baru bisa bersidang
pada saat itu memang dianggap sebagai otomatis kemudian bubar setelah Panitia setelah 17 Agustus 1945, proklamasi
“bayang-bayang” dan representasi Persiapan Kemerdekaan Indonesia Indonesia, yaitu pada tanggal 18-22
pemerintahan Jepang yang berkuasa, (PPKI) didirikan pemerintahan Jepang Agustus 1945.
karenanya Yoshio berkomentar agar pada 7 Agustus 1945. Pendirian PPKI Sayang sekali tidak ada sumber
pendapat-pendapat yang muncul tetap tersebut bisa dianggap sebagai salah yang dapat ditemukan mengenai siapa
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah satu peran dari Ichibangase Yoshio sebenarnya Ichibangase Yoshio. Bahkan
Jepang atas kemerdekaan Indonesia sebagai Wakil Ketua BPUPK yang dalam Risalah Sidang Badan Penyelidik
nantinya. Yudi Latif dalam buku Negara memimpin tujuh anggota istimewa/ Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, luar biasa berkebangsaan Jepang Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan
dan Aktualitas Pancasila (2011: 78) lainnya. Ichibangase Yoshio mungkin Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (1995)
mengungkapkan anggapan Ichibangase sekali memberi laporan yang membuat Edisi III yang diterbitkan Sekretariat
Yoshio yang memandang kegiatan- penguasa Jepang paling tidak mengambil Negara pada tahun 1995 dan memuat
kegiatan Ir. Soekarno merupakan kebijakan agar PPKI dapat dibentuk biodata ringkas dan pas foto Anggota
pembangkangan. sesuai rencana Jepang atas kemerdekaan BPUPK/PPKI tidaklah ditemukan
Kutipan dari Yudi Latif tersebut Indonesia. Keberadaan PPKI dapat biodata maupun foto Ichibangase Yoshio,
didasarkan pada buku R.M.A.B. dikatakan sebagai dorongan tersendiri termasuk tujuh anggota istimewa/luar
Kusuma berjudul Lahirnya Undang- bagi kemerdekaan Indonesia pada masa biasa berkebangsaan Jepang lainnya.
Undang Dasar 1945 (2004) yang Luthfi Widagdo Eddyono
menyebutkan kegiatan untuk menyusun
“Mukadimmah” yang kemudian dikenal
dengan Piagam Jakarta yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno dilakukan di luar
prosedur yang ditetapkan oleh Jepang,
sehingga Ichibangase Yoshio menyatakan
bahwa kegiatan tersebut adalah suatu
pelanggaran. Menurut R.M.A.B. Kusuma,
Ir. Soekarno memang menyadari bahwa
kegiatan itu melanggar formalitet,
karenanya pada sidang BPUPK tanggal
10 Juli 1945 beliau meminta maaf atas
“pelanggaran” yang dilakukannya.
Pada saat itu, rancangan Jepang adalah
kemerdekaan Indonesia akan diberikan
melalui dua tahap, pertama, BPUPK
didirikan dan kedua, PPKI dibentuk.
Menurut Ir. Soekarno, kedua tahap
itu hanyalah akal-akalan Jepang untuk
memperlambat kemerdekaan Indonesia. Sumber Bacaan:
(Kusuma, 2004:20). 1. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (Yudi
Terlepas dari pernyataan Latif).
Ichibangase Yoshio yang menganggap 2. 2008. Sejarah Indonesia Modern, 1200-2008 (M.C. Rickles).
sidang tidak resmi yang dipimpin Ir. 3. 2010. Konflik di balik proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan kemerdekaan (St Sularto,
Soekarno sesuatu pelanggaran terhadap Dorothea Rini Yunarti).
rancangan Jepang atas kemerdekaan 4. 2004. Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 (RMAB. Kusuma).
Indonesia, menurut RMAB. Kusuma, 5. 2003. BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI (D. Rini Yunarti).
yang didasarkan pada Statement 13 6. 2002. Memoir (Mohammad Hatta).
November 1946, Jepang tidak dapat 7. 1995. 1998 Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
berbuat apa-apa karena Amerika telah Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menduduki Okinawa yang sangat dekat (PPKI) (Penyunting: Saafroedin Bahar, Ananda B. Kusuma, Nannie Hudawati).
dengan Tokyo. (Kusuma, 2004:20). 8. 1952. Nationalism and Revolution in Indonesia (George McTurnan Kahin).

KONSTITUSI | 57 | Maret 2014


akrawala

Syariah Court Singapore

Menyelamatkan Pernikahan,
atau Cerai Secara Damai

Singapura (nama resminya Republik “Indeks Kualitas Hidup” menempatkan rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah
Singapura), adalah sebuah negara pulau Singapura pada peringkat satu kualitas diselenggarakan sampai saat ini. Cabang
di lepas ujung selatan Semenanjung hidup terbaik di Asia dan kesebelas di legislatif pemerintah dipegang oleh
Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara dunia. Singapura memiliki cadangan parlemen.
khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini devisa terbesar kesembilan di dunia. Pemilihan parlemen di Singapura
terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di Negara ini juga memiliki angkatan memiliki dasar pluralitas untuk
utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia bersenjata yang maju. konstituensi perwakilan kelompok sejak
oleh Selat Singapura di selatan. Singapura Undang-Undang Pemilihan Parlemen
Pemerintahan dan Politik diubah tahun 1991.
adalah pusat keuangan terdepan
keempat di dunia dan sebuah kota dunia Singapura adalah sebuah republik Anggota parlemen (MP) terdiri dari
kosmopolitan yang memainkan peran parlementer dengan sistem pemerintahan anggota terpilih, non-konstituensi dan
penting dalam perdagangan dan keuangan parlementer unikameral Westminster dicalonkan. Mayoritas MP terpilih melalui
internasional. Pelabuhan Singapura adalah yang mewakili berbagai konstituensi. pemilihan umum dengan sistem pertama-
satu dari lima pelabuhan tersibuk di Konstitusi Singapura menetapkan melewati-pos dan mewakili Anggota
dunia. demokrasi perwakilan sebagai sistem Tunggal atau Konsituensi Perwakilan
Singapura memiliki sejarah politik negara ini. Partai Aksi Rakyat Kelompok (GRC).
imigrasi yang panjang. Penduduknya (PAP) mendominasi proses politik dan Singapura beberapa kali masuk
yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, telah memenangkan kekuasaan atas sebagai salah satu negara dengan
terdiri dari Cina, Melayu, India, berbagai Parlemen di setiap pemilihan sejak tingkat korupsi terendah di dunia oleh
keturunan Asia, dan Kaukasoid. Sekitar menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959. Transparency International.
42% penduduk Singapura adalah orang Freedom House menyebut Singapura Meski hukum di Singapura
asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sebagai “sebagian bebas” dalam diwariskan dari hukum Inggris dan India
sana. Pekerja asing membentuk 50% dari “laporan Freedom in the World” dan The Britania, dan meliputi banyak elemen
sektor jasa. Economist menempatkan Singapura pada hukum umum Inggris, dalam beberapa
Sebelum merdeka tahun 1965, tingkat “rezim hibrida”, ketiga dari empat kasus hukum ini keluar dari warisan
Singapura adalah pelabuhan dagang yang peringkat dalam “Indeks Demokrasi”. tersebut sejak kemerdekaan. Contohnya
beragam dengan PDB per kapita $511, Tampuk kekuasaan eksekutif adalah pengadilan oleh juri dihapuskan.
tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh Singapura memiliki hukum dan
itu. Setelah merdeka, investasi asing perdana menteri. Presiden Singapura, penalti yang meliputi hukuman korporal
langsung dan usaha pemerintah untuk secara historis merupakan jabatan yudisial dalam bentuk pencambukan
industrialisasi berdasarkan rencana bekas seremonial, diberikan hak veto tahun untuk pelanggaran seperti pemerkosaan,
Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng 1991 untuk beberapa keputusan kunci kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-
Swee membentuk ekonomi Singapura seperti pemakaian cadangan nasional obatan terlarang, vandalisme properti,
saat ini. dan penunjukan jabatan yudisial. dan sejumlah pelanggaran imigrasi.
Economist Intelligence Unit dalam Meski jabatan ini dipilih melalui pemilu Singapura juga memiliki hukuman

KONSTITUSI | 58 | Maret 2014


Gedung Family Link

mati wajib untuk pembunuhan tingkat 28 orang disebabkan oleh pelanggaran 1968. Undang-undang mendefinisikan
pertama, penyelundupan obat-obatan obat-obatan terlarang. Amnesty fungsi dan kekuatan dari tiga lembaga
terlarang, dan pelanggaran senjata api. menyebutkan 408 eksekusi antara 1991 Muslim kunci, yaitu Dewan Agama
Amnesty International mengatakan dan 2003 dari pemerintah dan sumber Islam Singapura, Registry of Muslim
bahwa “serangkaian klausa dalam lain dari jumlah penduduk sebanyak Pernikahan dan Pengadilan Syariah.
Undang-Undang Penyalahgunaan Obat- empat juta jiwa. Perbaikan dilakukan untuk UU pada
Obatan Terlarang dan Undang-Undang tahun 1999 dan 2009. Pada tahun
Pelanggaran Senjata Api berisi dugaan Syariah Court 1999, UU itu diubah untuk memperkuat
bersalah yang bertentangan dengan hak Ordonansi Muslim 1957 yang kekuasaan Pengadilan Syariah dan lebih
dianggap tidak bersalah hingga terbukti didirikan Pengadilan Syariah mulai banyak sumber daya yang disalurkan bagi
bersalah dan mengikis hak pengadilan beroperasi pada tanggal 25 November Mahkamah untuk mengelola backlog
yang adil”, dan memperkirakan bahwa 1958. Mahkamah Syariah awalnya kasus. Pada tahun 2009, KLSLM lagi-lagi
Singapura memiliki “kemungkinan ditempatkan di sebuah bungalow di Fort diubah untuk membuatnya lebih mudah
tingkat eksekusi tertinggi di dunia Canning Park bersama dengan Registry bagi umat Islam untuk menegakkan
bila dibandingkan dengan jumlah of Marriages Muslim. Pesanan dibuat oleh Pengadilan Syariah.
penduduknya”. Pada tanggal 1 Januari 1978, Perintah Mahkamah Syariah akan perlu
Pemerintah menyatakan bahwa Mahkamah Syariah dipindahkan ke Pearl lagi untuk didaftarkan di Pengadilan
Singapura memiliki hak berdaulat untuk Hill dan pada tahun 1988 pindah ke Negeri sebelum dilaksanakan. Individu
menentukan sistem yudisialnya dan Departemen Pengembangan Masyarakat, dapat mengajukan pengaduan Hakim itu
memaksakan sesuatu yang dianggap Pemuda dan Olahraga di Thomson di Pengadilan Negeri atas pelanggaran
sebagai hukuman yang pantas. Road. Pada tanggal 21 Desember 2009, perintah Mahkamah Syariah.
Pemerintah memiliki sengketa dalam Mahkamah Syariah pindah ke lokasi saat
beberapa poin laporan Amnesty. Mereka ini di Family Link @ Lengkok Bahru. Visi
berkata bahwa dalam lima tahun sampai Ordonansi Muslim 1957 dicabut Dalam visi yang tertulis di situsnya,
2004, 101 warga Singapura dan 37 warga oleh Administrasi Hukum Undang- Syariah Court Singapura berkomitmen
asing telah dieksekusi, semuanya kecuali Undang Muslim (KLSLM) pada bulan Juli akan terus meningkatkan proses

KONSTITUSI | 59 | Maret 2014


akrawala

Struktur Mahkamah Syariah

operasional untuk memenuhi, dan jika Ayat 135: Wahai orang-orang yang (2) Mahkamah memiliki yurisdiksi untuk
mungkin, melampaui harapan masyarakat. beriman! Jadilah kamu penegak memeriksa dan memutuskan semua
Kebijakan mutu menyediakan kerangka keadilan, menjadi saksi karena tindakan dan proses di mana semua
kerja untuk menetapkan dan meninjau Allah walaupun terhadap dirimu pihak adalah Muslim atau di mana
sasaran mutu dan ditinjau pada interval sendiri atau terhadap ibu bapak dan pihak menikah di bawah ketentuan
yang relevan untuk kesinambungan dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang hukum Islam dan yang melibatkan
kesesuaian. terdakwa) kaya ataupun miskin, sengketa yang berkaitan dengan -
maka Allah lebih tahu kemaslahatan (a) pernikahan;
Misi (kebaikannya). Maka janganlah kamu (b) perceraian dikenal dalam hukum
1. Untuk menyelamatkan pernikahan (to mengikuti hawa nafsu karena ingin Islam sebagai fasakh, cerai taklik,
save/salvage marriages) menyimpang dari kebenaran. Dan jika khuluk dan talak;
2. Untuk menyelesaikan perceraian kamu memutar balikkan (kata-kata) (c) pertunangan, pembatalan
secara damai (to settle divorces atau enggan menjadi saksi, maka pernikahan atau pemisahan
amicably) ketahuilah Allah Maha teliti terhadap peradilan;
3. Untuk memberikan hasil (to deliver segala apa yang kamu kerjakan. (d) disposisi atau pembagian harta
just outcomes). Ayat 136. Wahai orang-orang yang dalam perceraian atau pembatalan
beriman! Tetaplah beriman kepada Allah perkawinan, atau
Filosofi dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada (e) pembayaran Emas kawin, biaya
Pengadilan Syariah telah menjadi kitab (Al Qur’an) yang Allah turunkan pernikahan, pemeliharaan
institusi dalam menyelesaikan sengketa kepada Rasul-Nya, serta kitab yang dan hadiah yg menghibur atau
antara para pihak yang bercerai. diturunkan sebelumnya. Barang siapa mutaah.
Sehubungan dengan ini, telah menjadi ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Proses
filosofi dari Pengadilan Syariah untuk
berjuang untuk keadilan dan untuk dan hari Kemudian, maka sungguh orang Setelah menghadiri sesi konseling,
mengelola secara adil dan efektif kasus itu telah tersesat sangat jauh. pemberitahuan pengangkatan akan
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan ayat- Yurisdiksi dikirim ke pihak yang menunjukkan
ayat berikut dari Quran: - (1) Mahkamah harus memiliki yurisdiksi bahwa seseorang ingin melanjutkan
Perintah-perintah Allah dalam Al-Qur’an di seluruh Singapura. dengan perceraian. Dia harus mengajukan
Surat An Nisa’:

KONSTITUSI | 60 | |Januari
Maret 2014
surat panggilan yang berasal dari tanggal
yang ditetapkan dalam pemberitahuan
tersebut. Orang tersebut dikenal sebagai
Penggugat. Pada pertemuan tersebut,
penggugat diwajibkan untuk menyerahkan
semua dokumen yang relevan (kasus
pernyataan yaitu selesai dan semua
dokumen pendukung sebagaimana
tercantum dalam daftar di bawah) ke staf
Pengadilan. Jika dokumen dalam urutan,
Penggugat akan:
a. membayar biaya yang ditentukan dari
$ 58 ( jika Tergugat hadir) atau $ 87
( jika Tergugat tidak hadir)
b. menegaskan pernyataan kasus
c. diberikan salinan surat panggilan yang
berasal bersama-sama dengan surat
pengangkatan (penunjukan berikutnya
untuk mediasi atau konferensi pra-
sidang akan diperbaiki dalam waktu
12 minggu dari tanggal pengajuan
yang berasal panggilan)
d. Jika pernikahan tersebut terdaftar
di Singapura, pertemuan berikutnya
biasanya akan menjadi sesi mediasi.
Namun, jika alamat Tergugat tidak
diketahui atau Terdakwa memiliki
alamat di luar negeri atau pernikahan
tersebut terdaftar di luar negeri,
pertemuan berikutnya akan menjadi
konferensi pra-sidang
e. Waktu yang dialokasikan untuk
pengajuan surat panggilan hanya 20
menit. Penggugat mengisi formulir
laporan kasus sebelum tanggal
pengajuan. Pernyataan kasus akan
ditolak jika tidak lengkap. Penggugat
harus menyatakan “NA” pada Website Mahkamah Syariah
item pada laporan kasus yang
tidak berlaku untuk dirinya. Jika
pernyataan kasus tidak lengkap atau
jika Penggugat tidak menyediakan a. KTP / paspor yang masih berlaku f. Pinjaman hipotek perumahan
semua dokumen pendukung yang b. Dokumen asli dan fotokopi Surat g. Pernyataan properti (berlaku untuk
diperlukan, tanggal pemanggilan Nikah atau Pencabutan Sertifikat pemilik properti pribadi saja)
berikutnya yang diberikan akan Perceraian dikeluarkan oleh Registry h. Pernyataan kasus (dalam form 7/8)
tergantung pada slot yang tersedia. of Muslim Pernikahan i. Biaya pengajuan (Nets atau CashCard)
f. Penggugat telah hadir dan tepat c. Akta asli Kelahiran Anak
waktu pada hari pengajuan, yang d. Pernyataan CPF terakhir yang Referensi:
tidak hadir kasusnya akan ditutup menunjukkan rincian Skema https://app.syariahcourt.gov.sg
Perumahan http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura
Dokumen yang harus dibawa saat
e. Pernyataan CPF terbaru tentang
mengajukan cerai:
investasi rekening dan pensiun anda

KONSTITUSI | 61 | Maret 2014


P ustaka KLASIK

Pelopor Terjemahan
KUHP Berbahasa
Belanda
Miftakhul Huda
Redaktur Majalah Konstitusi
keberadaannya ditempatkan pada tiap-tiap

T
Prof. Moeljatno dan R. Sugandhi. Adapun
idak banyak yang tahu Wetboek pengadilan negeri.
buku Tresna Azas-azas hukum pidana:
van Strafrecht voor Indonesie disertai pembahasan beberapa perbuatan
Pelopor Terjemahan
yang dinyatakan berlaku bagi pidana jang penting yang terbit pada
semua warga negara Indonesia Buku ini diterbitkan Fadjar Surakarta 1950-an hanya memberi komentar pasal-
berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun pada 1951 saat berlaku Undang-Undang pasal penting. Buku-buku teks hukum
1946 berbahasa Belanda. Berdasarkan UU Dasar Sementara 1950. Masa tersebut pidana yang membahas hukum pidana
ini, namanya diubah menjadi Kitab Undang- memiliki rentang waktu tidak jauh dari secara sistematis banyak dilakukan oleh
Undang Hukum Pidana atau disingkat kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. ahli hukum awal pelopor misalkan Karni,
dengan KUHP dengan perubahan dan Sehingga terjemahan Indonesia Wetboek Moeljatno, M.H. Tirtaamidjaja, Wirjono
perbaikan. van Strafrecht voor Indonesie tergolong Prododjodikoro dan lainnya.
Semula Wetboek van Strafrecht pionir membantu penegak hukum sesudah
voor Indonesie berasal dari Wetboek van kemerdekaan yang banyak tidak mengerti Masalah Tafsir
Strafrecht voor Nederlansch Indie yang bahasa Belanda. Terjemahan Dali Mutiara membantu
bersemangatkan KUHP Belanda yaitu Berdasarkan penelusuran penulis, penegak hukum memahami KUHP
Nederlandsch Wetboek van Strafrecht pada 1950-an terdapat buku Kitab undang- berbahasa Belanda. Tetapi tidak segera
yang berlaku pada 1886 setelah Belanda undang hukum pidana (bagi Indonesia) dilakukan ada penerjemahan resmi dan
merdeka dari Perancis. KUHP Belanda juga dengan penjelasan tentang pengetahuan upaya kodifikasi hukum pidana nasional,
asasnya sama dengan Code Penal yang mengenai fatsal-fatsal jang berguna bagi terjemahan perorangan ini menimbulkan
disusun masa Napoleon Bonaparte pada para pegawai kehakiman, kedjaksaan, masalah tersendiri. Penegak hukum akan
abad 19. kepolisian, pamong pradja karya W.F.L. menggunakan tafsir mana yang disukainya.
UU 1/1946 tidak menerjemahkan Buschkens. Dengan judul sama, penulisnya Tercatat tidak hanya penerjemahan Dali
isi Wetboek van Strafrecht voor Indonesie, juga tercatat atas nama W.F.L. Buschkens Mutiara, tetapi banyak terjemahan oleh
tetapi hanya menyatakan beberapa kata dan R. Soesilo. polisi, jaksa dan para ahli hukum pidana.
tidak berlaku disesuaikan dan berbagai KUHP terjemahan R. Soesilo, Misalkan saja Pasal 160 KUHP,
perubahan materi terkait beberapa hal yang sang polisi ini praktiknya banyak dipakai Dali Mutiara menyatakan, “Barangsiapa
bertentangan dengan kedudukan Indonesia di kalangan praktisi hukum dengan judul yang dengan lisan atau dengan tulisan
sebagai negara merdeka. Hal yang tidak Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menghasut dimuka umum, supaya orang
bisa diingkari, meskipun UU ini menjanjikan (KUHP): Serta Komentar-Komentarnya melakukan sesuatu perbuatan yang dapat
pemerintah akan menyusun KUHP Lengkap Pasal Demi Pasal. Buku Soesilo dihukum atau melawan kuasa umum dengan
nasional, kenyataannya 79 tahun merdeka ini jika dibandingkan Dali Mutiara, memiliki kekerasan, supaya jangan menurut sesuatu
kita memakai KUHP berbahasa Belanda keunggulan dengan komentar tiap kata peraturan undang2 atau perintah jabatan,
dengan terjemahan berbeda-beda. dan kalimat berdasarkan perkembangan yang diberikan menurut peraturan undang2,
Buku berjudul K.U.H.P. Kitab ilmu pengetahuan hukum pidana dan dihukum dengan hukuman penjara selama-
Undang-Undang Hukum Pidana Republik yurisprudensi. Terjemahan Soesilo banyak lamanya enam tahun atau denda sebanyak-
Indonesia merupakan terjemahan Dali memiliki kesamaan dengan Dali Mutiara. banyaknya tiga ratus rupiah. CP. 102, 202 v,
Mutiara atas kitab hukum tersebut. Dali Selain dua buku diatas, penerjemahan 217, 285, 289, 293).”
Mutiara adalah Jaksa Kepala Pengadilan dan komentar KUHP setelah tahun 1950-an Apabila dibandingkan dengan
Negeri, sebagaimana kedudukan jaksa saat banyak dilakukan. Sebut saja buku paling R. Soesilo, meskipun sama-sama
tersebut bukan sebagai “hakim”, tetapi banyak digunakan dari ahli hukum pidana menggunakan istilah “menghasut”,

KONSTITUSI | 62 | Maret 2014


Judul : K.U .H.P. Kitab Undang2
Hukum Pidana Republik
Indonesia.
Pengarang : Dali Mutiara
Penerbit : Fadjar, Surakarta
Tahun : 1951
Jumlah : 287 halaman

pemerintahan atau perwakilan Politik dan Bahasa Hukum Nasional


rakyat yang dibentuk oleh
atau atas nama pemerintah, Dengan perubahan politik hukum
seterusnya pula sekalian pasca kemerdekaan, Indonesia memiliki
anggota dari dewan-dewan dasar negara Pancasila dan hukum tertinggi
daerah dan setempat dan UUD 1945 dan seharusnya hukum nasional
sekalian kepala bangsa menyesuaikan cita hukum Pancasila, bukan
Indonesia dan Timur Asing, berdasarkan cita hukum kolonial, meskipun
yang melakukan kekuasaan beberapa pasal Wetboek van Strafrecht voor
yang sah”. Ayat (2), “Yang Indonesie beberapa hal disempurnakan.
masuk sebuatan amtenar Muh Yamin saat didakwa dengan
dan hakim, termasuk pula tuduhan makar di Mahkamah Tentara
keduanya memiliki perbedaan penggunaan ahli memutus perselisihan; Agung, dalam pledoinya yang dibukukan
kata. Dali Mutiara menyebut “supaya yang termasuk sebutan hakim, yaitu berjudul Sapta Dharma (Patriotisme
jangan menurut sesuatu peraturan undang2 mereka yang menjalankan kekuasaan Indonesia), ia sempat memprotes dakwaan
atau perintah jabatan, yang diberikan hukum administratif, demikian juga ketua menggunakan KUHP berbahasa Belanda.
menurut peraturan undang2”, sementara dan anggota dewan agama”. Ayat (3) Dalam negara hukum seperti Republik
R. Soesilo: “supaya jangan mau menurut menyatakan, “Sekalian orang yang masuk Indonesia sebagai negara merdeka,
peraturan undang-undang atau perintah bala-tentara dipandang juga sebagai seseorang hanya boleh dibatasi menurut
yang sah yang diberikan menurut peraturan amtenar”. aturan yang sah dan tertulis pula. Tidak
undang2”. Dari ketentuan Pasal 92 ayat (1) cukup hanya kitab pedoman dan kodifikasi
Pasal 92 KUHP versi Dali Mutiara diatas, ada perbedaan rumusan Soesilo yang tidak sempurna.
juga mengartikan “pegawai negeri”. Dalam disamping sudah menggunakan kata Hal menohok dikatakan Yamin bahwa
pasal 92 ayat (1) menerjemahkan, “Dalam berbeda juga ada tambahan kalimat, “..... pasal yang didakwakan kepadanya belum
sebutan pegawai negeri termasuk sekalian seterusnya pula sekalian anggota dari mempunyai salinan dalam bahasa Indonesia
orang yang dipilih dalam pemilihan yang dewan-dewan daerah dan setempat dan yang sah dengan istilah-istilah hukum
diadakan menurut undang2 umum, dan sekalian kepala bangsa Indonesia dan yang jelas. KUHP yang diberlakukan
juga sekalian orang yang bukan karena Timur Asing, yang melakukan kekuasaan pasca kemerdekaan itu berasal dari zaman
pilihan menjadi anggota sesuatu dewan yang sah”. ancien-regim, waktu penjajahan Belanda.
pembuat undang2, pemerintahan atau Harkristuti dalam artikel “Konsultasi Bahkan, Yamin harus meraba-raba maksud
perwakilan, yang dibentuk oleh atau atas Publik RUU KUHP, Hingga Kini, Belum pasal yang dituduhkan. “Sebagai tragedi
nama Pemerintah”. Ayat (2) menentukan, Ada Terjemahan Resmi KUHP”, Rabu, 04 dalam proses ini maka saya sebagai
“Dalam sebutan pegawai negeri dan Juli 2007, hukumonline.com, menyatakan tertuduh terpaksa menetapkan pasal-pasal
hakim termasuk segala hakim wasit; dalam Pasal 134 KUHP yang mengatur belediging yang dituduhkan. Pekerjaan sebenarnya
sebuatan hakim termasuk mereka yang terhadap presiden dan/atau wakil presiden, ialah seolah-olah ikut menuduh diri sendiri,”
menjalankan kekuasaan mengadili tata ada yang mengartikan “penghinaan”, tegas Yamin.
usaha pemerintahan, demikian juga ketua ada pula memakai “penistaan”. Padahal Van Vollenhoven, ahli hukum adat
dan anggota pengadilan agama”. Adapun penistaan (smaad) memiliki pengertian ini sudah jauh hari menyatakan bahasa
Ayat (3) menyatakan, “Sekalian orang berbeda. Pasal 281 KUHP juga sering hukum harus memenuhi syarat yaitu: istilah
yang masuk balatentara dianggap sebagai digunakan kesusilaan, asusila, atau yang yang sama untuk pengertian yang
pegawai negeri”. kesopanan. sama dan istilah berbeda untuk pengertian
Adapun Pasal 92 terjemahan R. Dali Mutiara terhadap Pasal 134 yang berbeda. Dengan demikian, KUHP
Soesilo menyebutkan, “Yang dimaksud memakai istilah “penghinaan” dan Pasal menggunakan bahasa Belanda jelas tak
sebutan amtenar (pegawai), yaitu sekalian 281 menggunakan “kesusilaan”. R. Soesilo memenuhi bahasa hukum dengan bahasa
orang yang dipilih menurut pilihan yang sendiri menggunakan istilah “penghinaan” Indonesia.
sudah diadakan menurut undang-undang dan “kesopanan”. Artinya dengan
umum, demikian pula sekalian orang istilah dan perbedaan rumusan dalam
yang bukan karena pemilihan menjadi hukum pidana akan berakibat fatal dalam
anggota dewan pembuat undang-undang penerapan hukum.

KONSTITUSI | 63 | Maret 2014


R esensi
Progresivitas melegalisasi penggunakan sistem noken
di Papua dalam pelaksanaan pemungutan

Hukum Pemilu suara.


Kedua, karekter hukum progresif

Mahkamah Konstitusi yang menolak mempertahankan status


quo dalam berhukum. Hal ini terlihat dari
putusan MK yang memberikan kembali
Oleh: Arfan Faiz Muhlizi, S.H., M.H. hak politik kepada bekas anggota PKI
Pemimpin Redaksi Jurnal Rechts Vinding BPHN Kemenkumham atau orang yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam G30S/

H
ukum tentang Pemilihan the making) sehingga harus serta peka PKI; memberikan kesempatan kepada
Umum (Pemilu) di Indonesia terhadap perubahan yang terjadi di mantan terpidana untuk menjadi calon bagi
telah berkembang dengan masyarakat, baik lokal, nasional maupun jabatan-jabatan yang dipilih; memberikan
sangat cepat. Perkembangan global. Karakter ini terlihat dari putusan kesempatan kepada calon perseorangan
ini tidak saja akibat makin agresifnya MK mengembalikan hak pilih sebagai dalam Pemilukada; mendiskualifikasi
lembaga legislasi tetapi juga karena sangat salah satu hak asasi manusia para bekas calon yang tidak jujur terkait jati dirinya
progresifnya Mahkamah Konstitusi (MK) anggota organisasi terlarang PKI atau pernah dipidana dalam perkara Pemilukada
dalam melahirkan putusan terkait Pemilu. yang terlibat, baik secara langsung Kabupaten Bengkulu Selatan; serta
Langkah Janedjri M. Gaffar, menerbitkan maupun tidak langsung dalam G30S/ memberikan sanksi diskualifikasi karena
buku ini merupakan upaya untuk PKI. Putusan MK tersebut mengakhiri pelanggaran yang selain bersifat sistematis,
mensistematisasi hukum Pemilu yang diskriminasi yang ada sejak masa awal terstruktur, dan masif, juga dilakukan
terserak di banyak putusan MK sehingga Orde Baru. Sebagai putusan hukum, dengan cara teror dan intimidasi yang
menjadi lebih mudah dipahami. Putusan- Putusan MK telah diorientasikan untuk melanggar hak rasa aman warga Negara di
putusan MK tersebut secara garis besar kepentingan pemenuhan hak asasi Kabupaten Kotawaringin Barat.
terdiri dari putusan tentang perselisihan manusia yang tidak boleh didiskriminasi Ketiga, karakter hukum progresif
hasil Pemilu (PHPU) dan putusan tentang tanpa ada putusan pengadilan. yang memberikan perhatian besar
pengujian undang-undang (PUU). Dari Begitu juga dengan putusan MK yang pada peranan perilaku manusia dalam
rangkaian putusan yang disistematisasi menyatakan bahwa hak memilih dan hak hukum. Hal ini terlihat dari putusan MK
tersebut terlihat bahwa telah lahir dipilih adalah hak yang dilindungi oleh mengenai hubungan antara KPUD dan
beberapa prinsip hukum baru yang terkait konstitusi, dan tidak dapat ditiadakan DPRD, sehingga untuk penyelenggaraan
Pemilu sebagai mekanisme penting karena alasan administratif, yaitu tidak Pemilukada yang Jurdil, KPUD tidak
negara demokrasi konstitusional. Prinsip terdaftar di DPT. Putusan ini dibuat boleh bertanggungjawab kepada DPRD
baru ini lahir dari berbagai terobosan untuk kepentingan pemenuhan hak yang merupakan lembaga politik.
hukum, baik menyangkut hukum memiilih dan hak dipilih yang terancam Kemudian terlihat juga dari putusan
materiil maupun hukum formil dalam karena persoalan administratif. Contoh MK yang menegaskan
penyelesaian sengketa Pemilu. lain yang menunjukkan karakter kewenangan
Prinsip baru tersebut menunjukkan bahwa hukum adalah untuk manusia Bawaslu
bahwa putusan MK terkait Pemilu adalah putusan MK yang menyatakan
sangat diwarnai oleh beberapa karakter bahwa aturan hukum tidak boleh
yang menjadi penyangga utama hukum merenggut hak seseorang
progresif, yaitu: pertama, hukum selamanya karena tindak
adalah untuk manusia dan bertujuan pidana yang pernah dilakukan
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang tersebut. Putusan ini
manusia sehingga memandang hukum dilandasi oleh argumentasi
selalu dalam proses menjadi (law in bahwa larangan seseorang
yang pernah dipidana karena
tindak pidana yang diancam
Judul buku : hukuman penjara lima tahun
atau lebih, bertentangan dengan
Hukum Pemilu Dalam
Yurisprudensi prinsip persamaan di hadapan
Mahkamahkonstitusi hukum (equality before the law).
Karakter ini juga semakin kuat
Penulis : Janedjri M. Gaffar
Penerbit : Konstitusi Press
diperlihatkan melalui putusan MK
Terbitan : 2013 yang menyatakan bahwa pelaksanaan
Tebal  : xvi + 236 Hlm Pilkada dapat menyesuaikan
dengan kondisi masyarakat, dengan

KONSTITUSI | 64 | Maret 2014


untuk mengangkat anggota Panwaslu. noken bisa digunakan jika memenuhi kekuatan. Sehingga, Satjipto Rahardjo
Kewenangan tersebut tidak diberikan syarat sesuai Juknis KPU Nomor 1 yakin bahwa kepastian hukum adalah
kepada KPU, karena sangat berpotensi tahun 2013 tentang teknis penggunaan suatu usaha.
melemahkan tugas Panwaslu itu sendiri. noken. Ada beberapa syarat sesuai Hal ini mendorong pemikiran
Putusan MK lainnya yang menguatkan Juknis yakni, saat pemungutan suara bahwa tugas peradilan konstitusi tidak
karakter ini adalah putusan yang noken harus di tancapkan, diikat pada sekadar menyelenggarakan aktivitas
menegaskan bahwa asas jujur dan adil sebatang kayu atau sesuai kebiasaan interpretasi, tetapi juga memikul
dalam Pemilu hanya dapat terwujud masyarakat setempat. Tetapi noken harus tanggungjawab besar agar ketentuan-
jika penyelenggara Pemilu tidak dapat ditancapkan di area Tempat Pemungutan ketentuan konstitusi implementatif.
diintervensi atau dipengaruhi oleh Suara (TPS) dan pemilih yang suaranya Implementasi adalah fungsi yang
masuk ke noken harus datang ke memerlukan tindakan kolaboratif
pihak manapun sehingga penyelenggara
TPS, serta tidak bisa diwakilkan guna dan koordinatif sehingga proses
Pemilu tidak dapat diserahkan kepada
memenuhi asas langsung. Regulasi teknis pengejewantahan kaidah-kaidah
pemerintah atau partai politik, sebab
yang dibuat KPU ini dapat dianggap konstitusi dalam kehidupan nyata tidak
berpotensi dan rawan dipengaruhi atau
sebagai salah contoh tidak ditaatinya bisa diwujudkan tanpa ada tindakan dan
dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan. putusan MK. kesepakatan kolektif dari institusi-institusi
Dari karakter progresif ini kemudian Hal ini menunjukkan bahwa dan aktor negara. Richard H. Fallon
lahir prinsip baru dari putusan MK seperti: keberadaan regulasi yang mengatur dalam Implementation the Constitution
Prinsip Kebenaran Materiil Mengatasi kewenangan dan akibat hukum putusan mengatakan: If we the Court central role
Kebenaran Formil; Prinsip Keputusan final Mahkamah Konstitusi, belum as implementing the Constitution, we
dalam Proses Demokrasi Dapat Dibatalkan tentu memiliki implikasi riil terhadap can better understand why the Justice
Pengadilan; Prinsip Perlindungan Hak implementasi putusannya. Persoalan sometimes must compromise their own
Konstitusional Warga Negara; Prinsip ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, view about what would be best in order to
Memerhatikan Perkembangan Masyarakat, Mahkamah Konstitusi tidak memiliki achieve coherent, workable constitutional
serta prinsip non diskriminasi. unit eksekutor yang bertugas menjamin doctrine (Richard H. Fallon, 2001: 37).
Buku ini sarat dengan optimisme implementasi putusan final (special Dengan demikian, implementasi
bahwa putusan MK tersebut -beserta enforcement agencies). Kedua, putusan kaidah-kaidah utama UUD NRI 1945
prinsip-prinsip hukum yang lahir di final sangat bergantung pada kesediaan bukan semata-mata tugas Mahkamah
dalamnya- merupakan yurispridensi yang otoritas publik di luar Mahkamah Konstitusi, tetapi kewajiban yang harus
harus diikuti dalam kehidupan bernegara. Konstitusi untuk menindaklanjuti putusan diemban secara kolektif oleh lembaga-
Hal ini karena putusan MK tidak hanya final (Ahmad Syahrizal, 2007: 116). lembaga negara lain seperti MPR, DPR,
mengikat pihak-pihak yang berperkara, Implementasi putusan Mahkamah DPD dan Presiden maupun aktor negara
tetapi juga mengikat semua orang Konstitusi adalah tahap paling penting lainnya seperti KPU. Di samping itu
(erga omnes). Optimisme semacam ini dalam upaya mengkonkritkan konstitusi semua harus pula ada partisipasi aktif
sayangnya masih menghadapi beberapa di tengah masyarakat. Putusan yang dari aktor-aktor non-negara sehingga
tantangan pada level implementasi. dibuat oleh Mahkamah Konstitusi implementasi putusan final Mahkamah
Sebagai contoh, untuk putusan MK yang perlu pula disertai dengan perangkat
melegalisasi penggunakan sistem noken Konstitusi memerlukan tindakan
“pengaman” yang diarahkan kepada kolaboratif dan kesadaran kolektif yang
di Papua dalam pelaksanaan pemungutan perorangan ataupun institusi-institusi
suara ternyata tidak diikuti oleh melibatkan seluruh lembaga negara,
negara agar benar-benar dapat
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam aktor negara dan aktor non-negara. Ini
diimplementasikan. Hal ini dilakukan
membuat regulasi teknisnya. KPU masih harus ditopang oleh keyakinan kuat
untuk memastikan bahwa implementasi
menganggap bahwa noken papua dalam untuk melahirkan negara demokrasi
putusan Mahkamah Konstitusi tidak
konsepnya yang asli –yang telah diakui dihadang oleh “kekuatan” lain dengan konstitusional di bawah UUD NRI 1945.
oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya alasan yang seolah-olah konstitusional. Terlepas dari dari beberapa
Dunia- belum memenuhi syarat teknis Kondisi semacam ini perlu diantisipasi permasalahan yang terkait implementasi
pelaksanaan demokrasi. Putusan MK oleh MK dan tidak lagi menganggap putusan MK tersebut, buku ini telah
ini oleh KPU hanya dianggap mengikat bahwa putusan MK dengan “aman” berhasil membuat pemetaan hukum
para pihak saja dalam perkara tersebut. berlaku dengan sendirinya (self-executing) pemilu di Indonesia sehingga lebih
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua tanpa memerlukan upaya paksa. mudah dipahami oleh masyarakat. Buku
mengaku telah mengeluarkan petunjuk Sebagaimana dikatakan Satjipto Rahardjo semacam ini perlu terus diproduksi oleh
teknis (Juknis) Nomor 1 tahun 2013 kepastian hukum tidak jatuh dari langit MK agar peta-peta di bidang hukum
tentang Juknis pemungutan suara sistem (Satjipto Rahardjo, 2006). Oleh sebab itu, yang lain dapat lebih jelas tergambar
Noken yang sering dilakukan masyarakat kepastian hukum tidak jatuh bersamaan dalam bangunan sistem hukum nasional.
di daerah Pegunungan Papua sebagai lahirnya undang-undang beserta pasal-
suatu kearifan lokal dalam Pemilihan pasal dan prosedurnya. Kepastian hukum
Gubernur (Pilgub). Menurut KPU, membutuhkan pengerahan tenaga dan

KONSTITUSI | 65 | Maret 2014


K hazanah

Peran Advokat Pembela


Kepentingan Publik
di Mahkamah Konstitusi
pendampingan dan pelayanan hukum internasional untuk mempelajari
Judul Penelitian :
dengan berorientasi pada kepentingan hukum dan politik di Indonesia.
‘Enabling’ Constitutional publik. Misalnya, sejauhmana keberadaan
Review in Indonesia: The Factors Menurut Dibley, peran PIL di MK dapat dimanfaatkan oleh publik
that Motivate Public Interest
Litigants to Advance Freedom Indonesia penting untuk dikaji karena untuk melindungi hak dan kebebasan
of Expression Cases mereka memiliki kesempatan untuk berekspresi yang lebih baik. Akan
Penulis : Arjuna Dibley meminta pengadilan memeriksa dan tetapi, faktor-faktor yang memengaruhi
Sumber : Honours Thesis, ANU memutuskan berbagai hal yang menjadi PIL dalam mengajukan permohonan
College of Law, The
Australian National keluhan atau keberatan publik secara pengujian undang-undang ke hadapan
University luas. Terlebih lagi di negara demokrasi, MK belum pernah dikaji sama sekali.
Tahun : 2011 perundang-undangan yang dibuat Dalam konteks inilah, Dibley mencoba
pada rezim sebelumnya, umumnya untuk mengisi kekosongan kajian tersebut

S
masih tetap diberlakukan. Sementara melalui penelitiannya.
tudi dan penelitian tentang itu, para legislator atau birokrat yang Oleh karena lingkup dan peran
Mahkamah Konstitusi (MK) ada masih belum terbiasa untuk PIL cukup luas dalam ranah kepentingan
terkait pengujian undang- menjunjung dan memperhatikan hak-hak publik, maka Dibley memfokuskan
undang seringkali menjadikan konstitusional warga negaranya. Dengan penelitiannya hanya pada isu kebebasan
aktor atau obyek internal adanya permohonan dari PIL maka berekspresi. Dirinya menganalisa empat
sebagai fokus di dalam kajiannya, setidaknya forum di MK dapat meminta perkara yang menarik perhatian publik
misalnya tentang kewenangan atau pertanggungjawaban pemerintah dan luas di Indonesia, yaitu pencemaran
putusan-putusan MK. Padahal, menurut DPR terhadap produk legislasi yang nama baik dalam KUHP dan UU ITE,
para sarjana sosiologi hukum, untuk dihasilkannya. pengujian UU Pornografi, dan pengujian
mengetahui apakah proses pengujian Peran PIL juga tidak terlepas dari UU Kejaksaan terkait pelarangan
undang-undang telah berjalan secara sejarah perkembangan pengujian undang- buku. Metode yang digunakan dalam
efektif di tengah-tengah masyarakat, undang di Indonesia. Pada tahap awal penelitiannya berupa kajian empiris dan
perlu juga dikaji mengenai faktor periode reformasi, berbagai lembaga kepustakaan. Wawancara terbuka dan
eksternalnya, yaitu para individu dan swadaya masyarakat dan pengacara tertutup dilakukan kepada para advokat
organisasi yang sering berinteraksi publik saat itu ikut memengaruhi pro-bono yang terlibat langsung dalam
dengan MK dalam proses berperkara di pemerintah untuk membentuk sistem keempat kasus tersebut. Untuk menjaga
persidangan. pengujian undang-undang terhadap UUD obyektivitas, wawancara juga dilakukan
Atas dasar itulah, Arjuna Dibley 1945. Mereka juga melakukan lobbying terhadap para profesional hukum yang
kemudian melakukan penelitian mengenai kepada DPR agar badan hukum publik dinilai mampu mengobservasi peran PIL
pengujian undang-undang di MK dengan diberikan kedudukan hukum dalam dalam proses berperkara di MK.
titik analisa pada peran suatu kelompok berperkara di MK. Oleh karena itu, sejak
masyarakat yang cukup penting dan aktif MK didirikan pada 2003, PIL telah dan Perkembangan PIL di Indonesia
dalam berperkara di MK, yaitu public terus mengadvokasi berbagai perkara Konsep untuk menggunakan
interest litigants (PIL). Di Indonesia, PIL publik, termasuk atas dasar kebebasan pengadilan untuk mengadvokasi
seringkali juga disebut sebagai public berekspresi. kepentingan publik pertama kali
interest lawyer atau pengacara pembela Perkara-perkara yang terkait berkembang di Amerika Serikat pada
kepentingan publik. Mereka umumnya dengan kebebasan berekspresi seringkali periode Civil Rights movement. Sejak
adalah para advokat yang memberikan dirujuk oleh para peneliti dan organisasi saat itu, keberadaan PIL meluas ke

KONSTITUSI | 66 | Maret 2014


berbagai penjuru dunia, khususnya di internasional yang bergerak di bidang Selain itu, penelitian Dibley
negara-negara demokrasi yang baru kebebasan berekspresi juga pernah memperlihatkan bahwa pemeriksaan
terwujud. Faktor pesatnya perkembangan memberikan dukungannya dengan perkara di MK juga dapat berperan
ini tidak terlepas dari arus globalisasi, di membiayai para ahli dari Kanada sebagai upaya pendidikan
mana para advokat semakin terhubung dan Australia untuk menyampaikan kewarganegaraan dan meningkatkan
antara negara satu dengan negara lain. keahliannya terkait dengan perkara diskursus tentang HAM agar publik dan
Dengan terhubungnya para advokat pengujian undang-undang di MK. pembentuk undang-undang juga tergerak
tersebut maka persemaian gagasan, untuk mempelajari perkembangan HAM.
bantuan finansial, dan dukungan terhadap Akses dan Keterbatasan PIL di MK Menurut PIL, forum MK biasanya
PIL semakin mudah berkembang. Kewenangan yang dimiliki oleh digunakan sebagai langkah terakhir
Sama halnya dengan yang terjadi MK tidak saja sebatas membatalkan untuk mengampanyekan kebijakan publik
di Indonesia. Pada masa pemerintahan suatu ketentuan dalam UU, namun yang lebih luas. Sebagai contoh, AJI dan
orde baru, hak sipil dan politik seringkali juga menyatakan konstitusional atau berbagai organisasi lainnya aktif dalam
dibatasi. Hadirnya reformasi konstitusi inkonstitusional bersyarat (conditionally melakukan pendekatan kepada DPR
telah membawa perubahan dengan constitutional or unconstitutional) suatu untuk mengubah atau tidak mengesahkan
dibentuknya MK dan dimasukannya UU. Hal inilah yang kemudian menjadi pasal pencemaran nama baik dalam UU
perlindungan hak asasi manusia (HAM) motivasi bagi PIL untuk berperkara di ITE pada saat perumusannya. Namun
ke dalam UUD 1945, khususnya hak MK. Berdasarkan hasil penelitiannya, ketika upaya tersebut gagal maka PIL
dan kebebasan berekspresi. Angin Dibley mengungkapkan bahwa walaupun mengajukan gugatannya ke hadapan MK.
segar ini kemudian telah membawa permohonan pengujian undang-undang Kemudahaan PIL dalam berperkara
lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait dengan kebebasan berekspresi di MK juga dikarenakan adanya ketentuan
dan para advokat, termasuk yang telah tidak banyak yang dikabulkan oleh di dalam UU MK yang memberikan
ada sejak masa Orde Baru, untuk MK, sebagaimana terlihat dalam kedudukan hukum (legal standing)
dapat memanfaatkan pengadilan dan diagram, namun PIL masih tetap akan kepada perseorangan WNI atau badan
MK sebagai forum untuk melindungi menggunakan jalur konstitusional hukum publik. MK juga telah memperluas
kebebasan berekspresi. di MK untuk menggugat ketentuan syarat tentang kerugian konstitusional
Beberapa LSM yang aktif UU. Alasannya, MK dianggap dapat yang tidak hanya terbatas diderita
melakukan advokasi di ranah kebebasan menyediakan forum terbuka untuk langsung oleh pemohon, namun juga
berekspresi dan menjadi kajian di dalam menyuarakan keluhan dan keberatan bagi mereka yang terkena dampak tidak
penelitian yang dilakukan oleh Dibley ini, publik agar dapat didengar dan langsung dari ketentuan UU yang digugat.
di antaranya, yaitu ELSAM, AJI, LBH dipertimbangkan oleh negara. Sebagai contoh, MK telah memberikan
Pers, LBH Masyarakat, Imparsial, Koalisi
Bantuan Hukum dan HAM, LBH Jakarta,
dan Institut Sejarah Sosial Indonesia.
Terjadinya reformasi juga
mengakibatkan perubahan terhadap
melunak aturan mengenai dukungan dan
bantuan dana asing yang dapat diberikan
kepada LSM, khususnya terkait agenda
untuk mempromosikan HAM. Dengan
demikian, PIL banyak memperoleh
kemudahan dengan adanya hubungan
yang kuat terhadap sumber pendanaan
dan jaringan internasional. Hasil penelitian
Dibley menunjukan bahwa kehadiran
para pengacara publik Indonesia dalam
konferensi internasional juga tidak
terlepas dari dukungan finansial dari
berbagai organisasi internasional. IFEX
(International Federation and Journalists)
dan Article 19 sebagai organisasi HAM

KONSTITUSI | 67 | Maret 2014


K hazanah
usahanya kandas dan sia-sia apabila
tidak mempersiapkan argumentasi
permohonan yang layak dan mencukupi.
Sebagai contoh, untuk permohonan
pengujian UU Kejaksaan terkait
pelarangan buku dibutuhkan waktu
sekitar tiga bulan, sedangkan untuk
pengujian UU Pornografi diperlukan
waktu sekitar enam bulan.
Menurut Dibley, sebagian besar
PIL menerapkan pandangan realis dalam
melihat proses pembuatan putusan di
MK, di mana mereka berasumsi bahwa
Hakim MK akan mempertimbangkan
respons sosial dan politik ketika membuat
putusannya. Bahkan dalam wawancaranya,
kedudukan hukum kepada LSM dalam dalam peraturan perundang-undangan di salah satu advokat dari Imparsial
pengujian UU ITE dan UU Pornografi bawah UU, khususnya di dalam Peraturan berspekulasi bahwa kadangkala Hakim
dengan menyatakan bahwa UU yang Daerah (Perda). MK sebenarnya telah memiliki gagasan
sedang digugat dapat memberikan Kedua, ketentuan di dalam UU MK bagaimana dirinya akan memutus suatu
dampak kepada para anggotanya yang yang menyatakan putusan MK memiliki perkara. Ketika Hakim MK diberikan
mereka wakili akibat hukum yang bersifat prospektif, berbagai fakta hukum, mereka cukup
Walaupun UU MK tidak terkadang tidak dapat mengembalikan mencocokan fakta-fakta yang sesuai dengan
memperbolehkan diajukannya kerugian konstitusional yang telah diderita gagasannya tersebut, mesikpun seringkali
permohonan pengujian UU yang oleh para pemohon. Dalam konteks tidak didukung dengan argumentasi yang
sama untuk kedua kalinya, namun perkara kebebasan berekspresi, misalnya, jelas. Pandangan serupa juga disampaikan
Peraturan MK justru membuka ruang meskipun ketentuan pelarangan buku telah oleh seorang advokat dari LBHM yang
untuk diperiksanya kembali ketentuan dinyatakan inkonstitusional di tahun 2010, mengasumsikan bahwa dalam beberapa
UU yang pernah diuji sebelumnya. namun secara hukum pelarangan buku perkara, MK membuat putusannya
Dengan catatan, permohonan yang yang dikeluarkan terhadap buku-buku pada yang cenderung mempertimbangkan
baru harus menggunakan batu uji dan tahun sebelumnya masih dianggap tetap implikasi politik, ketimbang fokus dalam
alasan konstitusional yang berbeda. berlaku. memberikan argumentasi hukum yang
Berdasarkan hasil wawancara Dibley, Ketiga, berdasarkan putusan- jelas.
PIL juga telah mempersiapkan rencana putusan MK, gerak advokasi PIL juga Oleh karenanya, PIL di Indonesia
untuk menguji kembali beberapa UU terbatas karena MK hanya memeriksa juga menerapkan strategi berbeda
yang sebelumnya pernah ditolak oleh perkara yang memiliki unsur keluhan ketika mengajukan perkara, yaitu selain
MK dengan menggunakan argumentasi umum (generalised grievance), dan mempersiapkan argumentasi hukum yang
konstitusional yang lain. bukan keluhan spesifik (specific kuat dalam pemeriksaan di persidangan,
Terlepas dari mudahnya grievance). Artinya, PIL tidak dapat mereka juga mempertimbangkan
aksesibilitas PIL dalam berperkara di menggunakan MK secara optimal bahwa kondisi di luar persidangan dapat
MK, Dibley menyimpulkan adanya sebagai tempat untuk mencari keadilan mendukung permohonan yang sedang
beberapa keterbatasan PIL dalam bagi kasus-kasus pelanggaran hak diajukan. Mereka tidak akan mengajukan
melakukan upaya advokasinya di MK. konstitusional yang diderita secara permohonan pengujian undang-undang
Pertama, yuridiksi MK yang hanya perorangan. jika ketentuan yang akan diuji tidak
terbatas pada pengujian undang-undang menimbulkan kritik dan perhatian besar
tidak membuka ruang yang optimal Persepsi PIL terhadap MK dari publik. Sebagai contoh, advokat
bagi PIL dalam melakukan pembelaan Sebelum mengajukan pengujian dari LBH Pers sedikit menyesal karena
terhadap kepentingan publik. Padahal undang-undang, biasanya PIL saat menguji UU ITE tidak menunggu
berdasarkan pengalaman PIL selama ini, menghabiskan waktu yang cukup lama berkembangnya kontroversi publik yang
ketentuan yang membatasi kebebasan untuk mempersiapkan permohonannya. terjadi terhadap kasus Prita Mulyani, di
berekspresi seringkali juga tertuang di Alasannya, mereka tidak ingin mana setelah putusan MK dijatuhkan,

KONSTITUSI | 68 | Maret 2014


kasus pemidanaan Prita Mulyani berekspresi oleh PIL di hadapan MK. Temuan yang diperoleh oleh Dibley
mendapatkan perhatian besar dan kritik Pertama, terjadinya reformasi konstitusi dalam penelitiannya juga memperlihatkan
sangat tajam dari masyarakat. yang cukup dramatis memberikan beberapa hal yang dapat memengaruhi
Dibley juga menggambarkan adanya kesempatan kepada para advokat eksistensi PIL dalam berperkara di MK.
kekhawatiran dari seorang advokat di Indonesia untuk memanfaatkan Kemudahan aksesibilitas yang diterima
ELSAM yang memerhatikan posisi politik pengadilan guna menguji konsistensi oleh PIL dalam berperkara di MK perlu
dan kepentingan personal dari Hakim undang-undang terhadap hak kebebasan lebih dijamin, tidak saja berdasarkan
Konstitusi yang akan menguji undang- berekspresi yang dijamin oleh UUD putusan yang tidak mengikat, namun
undang yang bersifat kontroversial. 1945. Terbukanya alam demokrasi pasca juga dapat dipertimbangkan untuk
Spekulasi yang disampaikan yakni apabila reformasi juga membawa perubahan, dimasukkan ke dalam UU MK atau
permohonannya dikabulkan maka besar di mana telah lahir berbagai LSM di bahkan UUD 1945.
kemungkinan akan dapat memengaruhi berbagai bidang dan pergerakan PIL Dibley juga menggarisbawahi, agar
kepentingan dari Ketua MK pasca menjadi lebih mudah dalam menarik tidak terdapat persepsi dan asumsi dari
berakhirnya masa jabatan. Sebab itu, dukungan dan bantuan dana dari luar PIL yang memandang putusan MK
advokat yang bersangkutan lebih memilih negeri guna menjalankan pendampingan bernuansa politis, maka pertimbangan-
untuk mempertimbangkan waktu yang ataupun pembelaannya. pertimbangan hukum dalam pengambilan
tepat dalam mengajukan permohonannya. Kedua, secara institusional MK putusan perlu lebih diperjelas dan
Dalam berperkara di MK, hasil memberikan peluang dan akses yang diperkuat lagi ke depannya. Dalam
penelitian Dibley menunjukan bahwa cukup mudah bagi PIL, khususnya terkait konteks pembuatan putusan MK,
PIL juga membatasi dirinya dengan kedudukan hukum untuk mengajukan Dibley menemukan adanya peningkatan
cara menelaah yurisprudensi yang perkara pengujian undang-undang. Akan kecenderungan untuk menggunakan
pernah dikeluarkan oleh MK melalui tetapi, kewenangan MK yang terbatas pertimbangan hukum dalam perkara
putusan-putusannya. Mereka umumnya dalam menguji konstitusionalitas UU serupa yang pernah diputuskan
mengasumsikan bahwa putusan yang dan putusan yang bersifat prospektif, sebelumnya. Akan tetapi, tidak ada
akan dijatuhkan akan mengikuti pola-pola mengakibatkan timbulnya keterbatasan ketentuan ataupun jaminan bahwa MK
putusan dalam perkara sejenis yang pernah bagi PIL dalam melakukan advokasinya. akan menggunakan putusan sebelumnya
dikeluarkan. Permasalahannya, menurut Ketiga, PIL juga mengatur dan dalam memutuskan perkara yang sedang
Dibley, MK tidak memiliki kewajiban atau membatasi dirinya sendiri dalam diperiksa pada saat ini atau di masa
terikat untuk mengikuti putusan-putusan mengajukan permohonan pengujian mendatang.
sebelumnya. Kecenderungan untuk undang-undang ke MK berdasarkan Untuk itu, Dibley menyarankan
mengikuti putusan sebelumnya memang persepsi mereka mengenai bagaimana agar terdapat konsistensi terhadap
terlihat. Namun dalam beberapa perkara, MK menjalankan fungsi dan kewenangan putusan yang akan dikeluarkan di masa
MK sama sekali tidak mengikuti putusan pengujian konstitusionalitasnya. Sebagai mendatang, perlu dibuat ‘Jurisprudence
sebelumnya. Alasan ini menjadi salah konsekuensi dari perspektif realis yang Series’ yang dapat diakses langsung
satu pertimbangan yang menyebabkan digunakan ini maka PIL membuat oleh para Hakim dan publik, baik
PIL beberapa kali mengurungkan niatnya pilihan tentang kapan dan bagaimana untuk menyusun permohonan maupun
untuk mengajukan permohonan, walaupun strategi dalam mengajukan permohonan. pembuatan putusan dalam pengujian
sebenarnya telah memiliki basis hukum. PIL akan menggunakan basis hukum undang-undang. Apabila ketidakjelasan
sekaligus mempertimbangkan faktor- dan ketiadaan terhadap hal-hal di atas
Kesimpulan faktor politik yang dapat memengaruhi terus berlanjut, Dibley melihat akan
Berdasarkan hasil kajiannya permohonannya. Persepsi ini menurut terjadi turunnya tingkat kepercayaan
tersebut, Arjuna Dibley sampai pada Dibley merupakan praktik yang umum publik tehadap MK sebagai forum
kesimpulan mengenai adanya tiga faktor dijumpai di berbagai belahan negara terbuka yang berfungsi untuk melindungi
utama di balik advokasi kebebasan dunia. hak konstitusional yang terlanggar.

Kolom “Khazanah” merupakan rubrik yang menguraikan hasil penelitian ataupun kajian ilmiah yang dilakukan oleh para
peneliti di luar Indonesia terkait dengan tema konstitusi. Rubrik ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai pandangan dan perspektif
akademis yang berkembang di luar Indonesia terhadap keberadaan Mahkamah Konstitusi ataupun pelaksanaan sistem Konstitusi di
Indonesia. Tulisan ini juga ditujukan sebagai materi literature review yang dapat digunakan oleh para mahasiswa, peneliti, ataupun
para praktisi hukum konstitusi sebagai bahan referensi akademis ataupun studi lanjutan. Rubrik ini diasuh oleh Pan Mohamad Faiz,
Peneliti di Mahkamah Konstitusi yang kini tengah menempuh program PhD di bidang Hukum Tata Negara dan menjadi Peneliti pada
Center for International, Public and Comparative Law (CPICL) di School of Law, University of Queensland, Australia.

KONSTITUSI | 69 | Maret 2014


kamus hukum

Yurisprudensi (5)

H
ukum acara Mahkamah Pilkada langsung itu merupakan penghitungan suara yang ditetapkan
Konstitusi dalam menangani perluasan pengertian Pemilu sebagaimana oleh Termohon yang mempengaruhi: a.
perkara Perselisihan Hasil dimaksud Pasal 22E UUD 1945, penentuan Pasangan Calon yang dapat
Pemilihan Umum (PHPU) perselisihan mengenai hasilnya menjadi mengikuti putaran kedua Pemilukada;
mengalami perkembangan pesat. bagian dari kewenangan MK dengan atau b. terpilihnya Pasangan Calon
Perkembangan tersebut berasal dari ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD sebagai kepala daerah dan wakil
hukum yang terbentuk dari putusan- 1945. Kedua, Pilkada langsung itu bukan kepala daerah”. Mengenai apakah MK
putusan MK dalam fungsi pengujian Pemilu dalam arti formal yang disebut memeriksa semua pelanggaran dalam
undang-undang (PUU) dan mengadili dalam Pasal 22E UUD 1945 sehingga tahapan Pemilu dan dapat memeriksa
perkara PHPU, baik PHPU Anggota perselisihan hasilnya ditentukan sebagai dan mengadilinya merupakan pokok
DPR, DPD, dan DPRD, PHPU Presiden tambahan kewenangan Mahkamah persoalan yang disengketakan atau
dan Wakil Presiden, dan PHPU Kepala Agung sebagaimana dimungkinkan Pasal fundamentum petendi.
Daerah sejak 2008. 24A ayat (1) UUD 1945. Oleh karena itu, Dalam hal mengenai luas pokok
Janedjri M. Gaffar dalam bukunya Pasal 106 ayat (1) sampai dengan ayat (7) disengketakan di MK, lembaga ini dalam
Hukum Pemilu dalam Yurisprudensi UU 32/2004 yang mengatur sengketa yurisprudensinya menentukan bahwa
Mahkamah Konstitusi (2013) membahas Pilkada yang menjadi kewenangan MA kewenangan MK memutus perkara
secara sistematis perkembangan tidak bertentangan dengan konstitusi. PHPU Kepala Daerah tidak hanya dari
putusan-putusan yang berimpilkasi Selanjutnya berdasarkan isi buku Pasal 106 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun
besar dan mendorong perkembangan Janedjri tersebut dimasukkan putusan 2004 tetapi juga dari Pasal 24C UUD
penting dalam hukum Pemilu. Misalkan yang tergolong yurisprudensi mengenai 1945. Dalam pertimbangan putusan
saja dalam perkara Nomor 072-073/ hukum acara PHPU (termasuk materi ini, pengertian memutus perselisihan
PUU-II/2004, mengenai pengujian UU hukum tata negara) yaitu putusan terkait “hasil Pemilu” mempunyai pengertian
32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan MK memutus perkara yang lebih luas dibandingkan dengan
MK dalam pertimbangannya menegaskan PHPU Kepala Daerah, khususnya dalam pengertian memutus perselisihan “hasil
bahwa Pilkada langsung menurut memberikan sanksi atas pelanggaran penghitungan suara” sebagaimana
MK tidak termasuk dalam kategori Pemilu. Dalam putusan PUU yang dimaksud dalam UU 12/2008. Pemilu
Pemilu sebagaimana dimaksudkan diajukan oleh pasangan calon kepala mencakup proses mulai dari tahap
Pasal 22E UUD 1945. Namun Pilkada daerah Kotawaringin Barat, tertuang persiapan, pelaksanaan, dan tahap
langsung adalah Pemilu secara materiil dalam Putusan MK Nomor 75/PUU- akhir hasil Pemilu. Penghitungan suara
untuk mengimplementasikan Pasal VIII/2010, tanggal 30 Maret 2011, MK hanya salah satu bagian dari tahap akhir
18 UUD 1945. Oleh karena itu dalam memberikan batasan perkara PHPU Pemilu. Semua proses tersebut saling
penyelenggaraan Pilkada dapat berbeda Kepala Daerah. Putusan ini menurut memengaruhi yang berujung pada
dengan Pemilu sebagaimana dimaksud penulis, sebenarnya terkait dasar dalam hasil Pemilu. Dengan demikian, apabila
dalam Pasal 22E UUD 1945. menentukan fundamentum petendi, semua proses dijalankan sesuai dengan
Sebagai pilihan kebijakan hukum bukan terkait objektum litis (objek asas Luber dan Jurdil, hasilnya pun
terbuka, Mahkamah berpendapat sengketa) perkara PHPU Kepala Daerah, akan mencerminkan kebenaran yang
bahwa pembuat undang-undang dapat karena objek perkara PHPU sudah sesungguhnya. Sebaliknya, jika Pemilu
menentukan, sebagai berikut: pertama, ditetapkan dengan jelas mengenai “hasil diselenggarakan tanpa memenuhi asas

KONSTITUSI | 70 | Maret 2014


Luber dan Jurdil, hasilnya tidak akan pertama, pelanggaran dalam proses yang yang terjadi harus dirunut mulai dari
dapat dipercaya kebenarannya. tidak berpengaruh atau tidak dapat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum
Dalam praktik, banyak pelanggaran, ditaksir pengaruhnya terhadap hasil pencoblosan. Pelanggaran sistematis,
baik administrasi maupun pidana suara Pemilu atau Pemilukada. Misalnya, terstruktur, dan masif menjadi dasar
yang terjadi dalam proses Pemilu pembuatan baliho, kertas simulasi perintah pemungutan suara ulang dalam
sebelum penetapan hasil penghitungan berlambang, dan alat peraga yang tak perkara berikutnya. Hal penting lagi
perolehan suara oleh penyelenggara sesuai dengan tata cara yang telah diatur adalah mengenai pertimbangan mengenai
Pemilukada yang tidak dapat dalam peraturan perundang-undangan. larangan bagi MK untuk menangani kasus
diselesaikan secara hukum sehingga Pelanggaran jenis ini merupakan ranah pelanggaran administrasi dan pelanggaran
dibawa ke MK. MK dalam posisi ini peradilan umum maupun PTUN. Karena pidana dalam Pemilukada yang harus
tidak hanya menghitung kembali hasil itu, MK tidak dapat menjadikannya diartikan bahwa MK tidak boleh
penghitungan suara tetapi juga harus sebagai dasar pembatalan hasil melakukan fungsi peradilan administrasi
menggali keadilan dengan memeriksa penghitungan suara yang ditetapkan atau peradilan pidana, namun tetap boleh
dan menilai proses Pemilukada yang KPU. Kedua, pelanggaran dalam mempermasalahkan, memeriksa dan
dapat memengaruhi hasil penghitungan proses Pemilu atau Pemilukada yang menilai setiap pelanggaran yang berakibat
suara yang diperselisihkan. Karena itu, berpengaruh terhadap hasil Pemilu pada hasil penghitungan suara.
semua pelanggaran yang menyebabkan atau Pemilukada seperti politik uang, Penulis melihat putusan PHPU
terjadinya hasil penghitungan suara yang keterlibatan oknum pejabat atau PNS, Kepala Daerah Jawa Timur adalah
dipersengketakan harus dinilai untuk dugaan pidana Pemilu, dan sebagainya. mendasarkan pada putusan sebelumnya,
menegakkan keadilan. Sepanjang berpengaruh secara signifikan, yaitu putusan PHPU Presiden dan Wakil
Putusan tersebut diatas karena terjadi secara terstruktur, Presiden yang diajukan oleh pasangan
akhirnya menjadi dasar MK dalam sistematis, dan masif, pelanggaran jenis calon Wiranto-Salahudin Wahid dalam
mempertimbangkan kewenangannya ini dapat membatalkan hasil Pemilu atau putusan Nomor 062/PHPU.B-II/2004.
dalam mengadili dalam putusan-putusan Pemilukada. Ketiga, pelanggaran tentang Pasangan calon presiden dan wakil
perkara-perkara mengenai PHPU Kepala persyaratan menjadi calon yang bersifat presiden saat tersebut sudah mendalilkan
Daerah. Pada dasarnya putusan ini prinsip dan dapat diukur. Misalnya, hal-hal yang bersifat kualitatif. MK
hanya merumuskan praktik yang sudah syarat tidak pernah dijatuhi pidana menyatakan bahwa sebagai pengawal
dilakukan peradilan MK sebelumnya penjara dan syarat keabsahan dukungan konstitusi, MK berkewajiban menjaga
dalam mengadili perkara-perkara bagi calon independen. Pelanggaran agar secara kualitatif Pemilu berlangsung
PHPU Kepala Daerah sejak 2008. jenis ini dapat dijadikan sebagai dasar sesuai dengan prinsip-prinsip yang
Mengenai apakah semua pelanggaran untuk membatalkan hasil Pemilu atau telah digariskan oleh Pasal 22E ayat (1)
dalam tahapan-tahapan Pemilu dapat Pemilukada karena ada peserta yang dan (5) UUD 1945 yang menentukan
membatalkan hasil Pemilu, MK pernah tidak memenuhi syarat sejak awal. Tiga bahwa Pemilu harus dilaksanakan secara
merumuskan hal tersebut yang tergolong kategori pelanggaran ini ditetapkan dalam langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
yurisprudensi dalam putusan sela perkara putusan ini. dan adil, serta diselenggarakan oleh
Nomor 31/PHPU.D-IX/2011 mengenai Menurut penulis, tiga kategori suatu komisi pemilihan umum yang
PHPU Kepala Daerah Kabupaten pelanggaran diatas mendasarkan diri bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Tapanuli Tengah, Senin, 11 April 2011 pada yurisprudensi yang ditetapkan pada Terhadap pelanggaran yang bersifat
yang menjadi tolok ukur dalam mengadili putusan perkara PHPU Kepala Daerah kualitatif tersebut akan menjadi perhatian
dalam perkara-perkara berikutnya. Jawa Timur, 2 Desember 2008. Putusan (concern) MK apabila prinsip-prinsip
Dalam permohonan Albiner Sitompul- Jawa Timur merupakan putusan pertama Pemilu yang ditentukan oleh UUD 1945
Steven P.B. Simanungkalit, dengan yang memerintahkan pemungutan dilanggar.
Pihak Terkait Raja Bonaran Situmeang- suara ulang dan penghitungan suara Hal-hal diatas hanya beberapa
Sukran Jamilan Tanjung, MK dalam amar ulang. Perintah pemungutan suara ulang contoh perkembangan yurisprudensi
putusan memerintahkan KPU melakukan didasari argumentasi bahwa telah terjadi MK terkait penyelesaian perselisihan
verifikasi dan klarifikasi terhadap pelanggaran yang sistematis, terstruktur hasil Pemilu, disamping terobosan lain
keempat bakal pasangan calon. dan masif, yang menciderai demokrasi. mengenai kepemiluan yang dapat diteliti
Pertimbangan putusan ini Pelanggaran sistematis, terstruktur, dan dari putusan-putusan MK selama ini.
merumuskan tiga kategori pelanggaran masif adalah pelanggaran-pelanggaran Miftakhul Huda
yang dapat atau tidak dapat yang tidak hanya terjadi selama
membatalkan hasil Pemilu, yaitu: pencoblosan, sehingga permasalahan

KONSTITUSI | 71 | Maret 2014


“File” Tak Sengaja
Terhapus

D
i balik keseriusan Rapat Kerja Kepaniteraan
dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi
(MK) 2014, Jum’at 14 Februari 2014 hingga
Minggu 16 Februari 2014, di Pusat Pendidikan
Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor, Jawa Barat,
menyisakan cerita unik dan lucu. Pada sesi 1 Raker MK
2014 yang membahas persiapan MK dalam menghadapi
pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2014, staf Biro
Perencanaan dan Pengawasan, Rinaldi, yang baru pertama
kali mengikuti Raker MK sempat panik dan gugup dalam
menyampaikan materi sehingga tidak sengaja menghapus
data yang ada dalam flashdisknya.
“File saya ada yang hilang,” ujar Rinaldi. Sekertaris
Jenderal (Sekjen) MK, Janedjri M Gaffar, yang duduk di
samping Rinaldi jeli terhadap apa yang terjadi. Sekjen MK
pun berseloroh, “Mungkin yang menghapus Panitera MK,”

Nostalgia Gelar Doktor canda Janedjri. Para pegawai lain yang tersadar kejadian
itu pun tersenyum setelah sempat ikut serius terhadap

A
peristiwa itu .
da kejadian menarik ketika pembukaan
Ilham WM
Bimbingan Teknis Legislatif 2014 untuk Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang
berlangsung pada Selasa (11/2) di Gedung
Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua
MK. Dalam acara yang dibuka oleh Wakil Ketua MK Arief
Hidayat tersebut, ia mengenang pernah terlibat dalam
tim yang menggodok gelar Honoris Causa di bidang ilmu
ekonomi dari Universitas Diponegoro pada 2007 lalu
tersebut.
”Saya ikut menggodok gelar doktor Pak Sutiyoso di
UNDIP. Beliau juga berprestasi karena juga mendapat gelar
dari Busan University, Korea,” imbuh Arief.
Gelar doktor honoris causa di bidang ekonomi
diberikan kepada Sutiyoso karena dianggap berhasil
mengembangkan perekonomian Jakarta. Sutiyoso dinilai
sukses menjalankan konsep megapolitan Jabodetabekjur
atau Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur.

Lulu Anjarsari

KONSTITUSI | 72 | Maret 2014


ragam tokoh

Reydonizar Moenek
Harus MK Yang Selesaikan Sengketa Pemilukada

R
eydonizar Moenek kembali menegaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam menyelesaikan
sengketa Pemilukada. UUD 1945 pasal 24C memang hanya menyebutkan bahwa MK
berwenang memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum, dan tidak menjelaskan
tentang kewenangan MK menangani sengketa Pemilukada. Namun pasca dikeluarkannya
Pemilukada dari rezim Pemerintahan Daerah, maka otomatis Mahkamah Agung tidak lagi
berwenang mengadili gugatan Pemilukada dan Mahkamah Konstitusi menjadi pihak yang
berkewajiban memutus sengketa Pemilukada.
Selain itu, pria yang akrab disapa Doni ini mengatakan, diserahkannya tugas memutus
sengketa Pemilukada ke MK karena putusan MK yang bersifat final dan mengikat, dapat mencegah
terjadinya gugatan berkepanjangan yang kerap menimbulkan masalah dan kontroversi di tengah
masyarakat.
Pihaknya berharap Putusan MK yang tidak memberikan ruang bagi penggugat
untuk mengajukan banding maupun kasasi, dapat memberikan jaminan dan kepastian
hukum serta menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat
guna menyelenggarakan Pemerintahan Daerah
yang berdaulat.
Julie

Khaidir Rizal Jamal


Optimis MK Mampu Selesaikan Sengketa Pemilu

S
ekjen Partai Damai Aceh, Khaidir Rizal Jamal optimis Mahkamah Konstitusi dapat menjalankan tugasnya menyelesaikan
sengketa hasil Pemilu 2014 dengan tepat waktu dan profesional. Keyakinan ini disampaikannya saat menghadiri
Bimbingan Teknis Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu 2014 yang digelar MK di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi
MK di Cisarua, Bogor 11 Maret 2014. “Di bawah Kepemimpinan Hamdan Zoelva, saya yakin MK
bisa kembali pulih kredibilitasnya. Mudah-mudahan bisa kembali seperti dulu.” ucapnya saat
ditemua Media MK.  
Khaidir menyebut Pemilu 2014 ini menjadi ajang pembuktian bagi MK untuk kembali
bangkit merebut kepercayaan masyarakat. Salah satu hal yang harus menjadi fokus utama
MK menurutnya adalah menjaga objektivitas dalam memutus perkara-perkara hasil pemilu.
Khaidir berharap, MK dapat menjaga kredibilitasnya sebagai benteng terakhir pencari
keadilan dengan menutup celah terjadi praktik-praktik kecurangan. Selain itu, ia juga
meminta agar MK dapat lebih membuka akses bagi para pencari keadilan yang berada di
pelosok dan desa-desa terpencil yang terkendala jarak dan dana untuk berperkara. “Ketika
terjadi sengketa Pemilu, ada pihak yang dirugikan padahal mereka berada dipihak yang benar,
namun mereka tidak bisa berperkara ke MK karena lokasi mereka yang jauh. Saya harap, MK punya
solusi untuk mengatasi kendala seperti ini,” ujarnya penuh harap.
Julie

KONSTITUSI | 73 | Maret 2014


Catatan MK

Sekretaris Jenderal MK Janedjri M. Gaffar

Menjaga Pengawal
Konstitusi

P
ADA 13 Februari 2014 yang publik terbelah antara pro dan UU Nomor 4 Tahun 2014 tentang
lalu, Mahkamah Konstitusi kontra, bahkan sudah ada pihak yang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun
(MK) telah menjatuhkan mengajukan permohonan pengujian ke 2013 bertentangan dengan UUD 1945
putusan penting, yaitu putusan MK. DPR menyetujui perppu menjadi dan tidak memiliki kekuatan hukum
pembatalan UU Nomor 4 Tahun 2014 UU melalui voting, dan akhirnya MK mengikat.
tentang Penetapan Perppu Nomor 1 memutus membatalkan perppu itu. Putusan ini dilandasi pertimbangan
Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua hukum, baik secara materiil maupun
atas UU Nomor 24 Tahun 2003. Pertimbangan Hukum Putusan secara formil. Dari sisi materiil, terdapat
Putusan itu penting karena terkait Perppu Nomor 1 Tahun 2013 mengatur tiga argumentasi pokok yang dimuat
dengan isu utama kehidupan bernegara, tiga substansi utama. Pertama, perubahan dalam pertimbangan hukum. Pertama,
yaitu tatanan kelembagaan negara. Wajar pengaturan seleksi calon hakim konstitusi mekanisme seleksi hakim konstitusi
saja jika putusan itu mendapat perhatian dengan menambahkan mekanisme melalui Panel Ahli yang dibentuk KY
publik dan melahirkan opini pro dan seleksi oleh Panel Ahli yang dibentuk telah mengambil alih wewenang DPR,
kontra. Putusan pembatalan UU Nomor oleh Komisi Yudisial (KY). Kedua, Presiden, dan MA yang ditentukan
4 Tahun 2014, yang pada pokoknya penambahan persyaratan calon hakim konstitusi sebagai lembaga yang
membatalkan Perppu Nomor 1 Tahun konstitusi, tidak menjadi anggota partai berwenang mengajukan calon hakim
2013, adalah babak akhir rangkaian politik sekurang-kurangnya tujuh tahun konstitusi. Kedua, keterlibatan KY dalam
peristiwa hukum dan politik yang dialami terakhir. pembentukan MKHK akan mengganggu
oleh MK setelah mantan Ketua MK Ketiga, pengaturan pembentukan independensi MK sebagai lembaga
(AM) ditangkap KPK. Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi peradilan.
Presiden mengeluarkan (MKHK) dengan melibatkan peran MK menegaskan kembali
perppu dengan alasan utama untuk KY. Amar Putusan MK Nomor 1-2/ kedudukan KY yang telah dimuat dalam
mengembalikan marwah MK. Opini PUU-XII/2014 menyatakan keseluruhan putusan sebelumnya, yaitu lingkup

KONSTITUSI | 74 | Maret 2014


kewenangan KY adalah terkait dengan pro dan kontra tidak diwarnai oleh memiliki delapan hakim konstitusi
hakim di lingkungan MA serta sifat pendapat pengamat tertentu yang sejak pascapemberhentian AM, serta
kewenangannya adalah untuk menjaga awal telah berpihak pada satu posisi. dalam waktu dekat ini akan ada satu
martabat dan kehormatan hakim, bukan Pendapat kontra juga tidak pada hakim konstitusi yang akan memasuki
sebagai pengawas lembaga peradilan. tempatnya disampaikan oleh suatu masa purnabakti. Padahal, MK akan
Ketiga, persyaratan calon hakim lembaga negara ataupun pejabat lembaga dihadapkan pada tugas konstitusional
konstitusi selama tujuh tahun tidak negara. Seorang pejabat lembaga memutus perkara perselisihan hasil
menjadi anggota partai politik dinyatakan negara tidak mungkin melepaskan Pemilu legislatif awal Mei mendatang.
bersifat diskriminatif dan hanya status jabatannya. Ini adalah persoalan Seleksi calon hakim konstitusi
berlandaskan stigma yang bertentangan etika bernegara, apalagi terkait dengan dapat lebih cepat dilakukan karena
dengan hukum dan keadilan. putusan pelaku kekuasaan kehakiman menjadi urusan internal lembaga yang
Dari sisi formal, putusan ini yang dijamin kemerdekaannya oleh berwenang mengajukan calon hakim
adalah tonggak hukum baru (land konstitusi. Kekuasaan kehakiman yang konstitusi tanpa harus membentuk panel
mark decision) karena memberikan merdeka berarti bebas dari intervensi ahli yang melibatkan empat lembaga
penilaian atas terpenuhinya kondisi cabang kekuasaan lain. negara, tentunya dengan tetap melibatkan
”hal ihwal kegentingan memaksa” Seluas dan sepanjang apapun partisipasi masyarakat secara transparan.
sebagai syarat pembentukan Perppu. prokontra yang mengiringi putusan Seleksi juga akan semakin mudah
Penilaian kegentingan yang memaksa lembaga peradilan, harus dikembalikan menyaring banyak calon hakim konstitusi
memang merupakan kewenangan pada kepatuhan terhadap putusan dengan tidak adanya persyaratan
subjektif presiden, namun harus ada itu sendiri. Meminjam istilah Niklas tujuh tahun tidak menjadi anggota
dasar objektifnya dan tidak boleh Luhmann-sosiolog terkemuka dari partai politik. Tentu saja yang harus
disalahgunakan. Karena itu, selain Jerman, inilah sikap dasar berhukum dikedepankan dalam proses seleksi calon
harus disetujui oleh DPR dalam masa yang menjadi ciri masyarakat yang hakim konstitusi adalah menemukan
persidangan selanjutnya, juga dapat dinilai terdiferensiasi secara fungsional sosok hakim konstitusi yang memiliki
oleh MK. (functionally differentiated societies). integritas dan kepribadian yang tidak
Ketentuan UUD 1945 sebagai hukum tercela, adil, negarawan yang memahami
Pro-kontra tertinggi telah menegaskan bahwa konstitusi dan ketatanegaraan, serta
Tidak ada putusan yang dapat putusan MK bersifat final dan mengikat. tidak merangkap jabatan sebagai pejabat
memuaskan semua pihak. Apalagi Pada akhirnya prokontra harus disudahi negara.
terhadap putusan yang memengaruhi dan mengalihkan energi pada upaya Pembatalan UU Nomor 4 Tahun
sistem hukum dan ketatanegaraan terkait menjalankan putusan MK. 2014 juga membawa akibat hukum
dengan lembaga-lembaga negara utama berlakunya kembali ketentuan tentang
Menjalankan Putusan MK MKHK sebagaimana diatur dalam UU
di republik ini. Karena itu, putusan-
putusan penting pasti melahirkan pro dan Dengan pembatalan UU Nomor 4 Nomor 24 Tahun 2003 yang telah diubah
kontra seperti halnya putusan Marbury vs Tahun 2014, ketentuan tentang seleksi dengan UU Nomor 8 Tahun 2011 dan
Madison (1803) yang menandai lahirnya calon hakim konstitusi, persyaratan calon telah berubah dengan beberapa putusan
kewenangan judicial review. Pro-kontra hakim konstitusi, dan pembentukan MK.
tidak hanya wajar, bahkan diperlukan MKHK kembali merujuk kepada UU Dengan demikian, MKHK
demi pengembangan khazanah pemikiran Nomor 24 tahun 2003 sebagaimana telah sebagaimana diatur dengan Peraturan
hukum dan kenegaraan. diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2011 MK (PMK) Nomor 1 Tahun 2013 yang
Setiap putusan yang dijatuhkan dan telah berubah dengan beberapa merupakan pelaksanaan dari putusan MK
lembaga peradilan adalah milik publik putusan MK. Pelaksana putusan ini Nomor 49/PUU-IX/2011, dan kemudian
yang terbuka untuk dikaji dan dikritisi. adalah semua lembaga negara, terutama dilengkapi dengan keberadaan Dewan
Namun, pengkajian hendaknya didorong yang memiliki kewenangan mengajukan Etik Hakim Konstitusi sebagaimana diatur
untuk dilakukan secara akademis melalui hakim konstitusi, yaitu DPR, Presiden, dengan PMK Nomor 2 Tahun 2013 tetap
eksaminasi oleh perguruan tinggi sehingga dan MA, serta MK sendiri terkait dengan berlaku. Karena itu, Dewan Etik Hakim
bermanfaat bagi perkembangan keilmuan pembentukan MKHK. Konstitusi dapat segera menjalankan
dan berguna bagi semua lembaga dan Putusan ini harus segera tugas menjaga kehormatan, keluhuran
penyelenggara negara. Dengan demikian, dijalankan, mengingat saat ini MK hanya martabat, dan perilaku hakim konstitusi.
Tulisan ini pernah dimuat di Koran Sindo.

KONSTITUSI | 75 | Maret 2014


MELALUI
VIDEO CONFERENCE
MAHKAMAH KONSTITUSI
MEMBUKA AKSES PADA PERADILAN

Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum


1 Universitas Syiah Kuala 11 Universitas Indonesia 21 Universitas Udayana 31 Universitas Sam Ratulangi
Banda Aceh Depok Denpasar Manado

Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum


2 Universitas Malikussaleh 12 Universitas Padjadjaran 22 Universitas Mataram 32 Universitas Pattimura
Lhokseumawe Bandung Mataram Ambon

Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum


3 Universitas Sumatera Utara 13 Universitas Diponegoro 23 Universitas Nusa Cendana 33 Universitas Khairun
Medan Semarang Kupang Ternate

Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum


4 Universitas Andalas Universitas 24 Universitas Tanjungpura 34 Universitas Cendrawasih
14
Padang Jenderal Soedirman Pontianak Jayapura
Purwokerto
Fakultas Hukum Fakultas Hukum Fakultas Hukum
5 Universitas Jambi Fakultas Hukum 25 Universitas Palangkaraya dan Ilmu Sosial
35
Jambi 15 Universitas Sebelas Maret Palangkaraya Universitas Bangka Belitung
Surakarta Bangka
Fakultas Hukum Fakultas Hukum
6 Universitas Riau Fakultas Hukum 26 Universitas Mulawarman 36 Politeknik Batam
Pekanbaru 16 Universitas Gajah Mada Samarinda
Yogyakarta Fakultas Hukum
Fakultas Hukum Fakultas Hukum 37 Universitas Negeri Gorontalo
7 Universitas Sriwijaya Fakultas Hukum Universitas Gorontalo
27
Palembang 17 Universitas Airlangga Lambung Mangkurat
Surabaya Banjarmasin Universitas Al Asyariah
Fakultas Hukum 38 Mandar
8 Universitas Bengkulu Fakultas Hukum Fakultas Hukum Polewali
Bengkulu 18 Universitas Brawijaya 28 Universitas Hasanuddin
Malang Makassar Universitas Negeri Papua
39
Fakultas Hukum Manokwari
9 Universitas Lampung Fakultas Hukum Fakultas Hukum
Bandar Lampung 19 Universitas Jember 29 Universitas Tadulako
Jember Palu
Fakultas Hukum
Universitas Fakultas Hukum Fakultas Hukum
10
Sultan Ageng Tirtayasa 20 Universitas Trunojoyo 30 Universitas Haluoleo
Serang Bangkalan Kendari

Informasi Penggunaan Video Conference dapat menghubungi Bidang Teknologi Informasi MK


Gedung Mahkamah Konstitusi Lantai 5 - Jl.KONSTITUSI
Medan Merdeka Barat No.6 Telp. 021-23529000 ext. 18112
| 76 | Maret 2014
KONSTITUSI | 77 | Maret 2014
KONSTITUSI | 78 | Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai