Anda di halaman 1dari 143

Jurnal “Etika & Pemilu” diterbitkan terbatas oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Republik Indonesia,

dan oleh pihak-pihak yang secara sukarela memiliki kesamaan visi dan misi DKPP.
VISI:
1) Diseminasi kebijakan, program dan gagasan DKPP selaku lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode
etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu (Pasal 1 ayat (22) UU
15/2011).
2) Expose hasil kajian dan penelitian terkait urgensi penegakan kode etik bagi penyelenggara negara dan upaya
menata kembali sistem kepemiluan di Indonesia menuju negara demokrasi modern.
MISI:
Volume 1, Nomor 4, Desember 2015 Terbitnya Jurnal Ilmiah (Nasional + Internasional) tentang Etika dan Pemilu sebagai University of Industry Democracy.

SUSUNAN REDAKSI/ DAFTAR ISI


BOARD OF EDITOR
EDITORIAL _________ 2
PIMPINAN UMUM/General Chief
Jimly Asshiddiqie TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)
Pimpinan Redaksi/Chief Editors PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN
Nur Hidayat Sardini PADA CALON PEREMPUAN PESERTA PILKADA
SERENTAK 2015 _________ 7
Dewan Redaksi/Editorial Board Any Sundari
Anna Erliyana
Valina Singka Subekti REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KONTESTASI PILKADA:
Saut Hamonangan Sirait TINJAUAN PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER _________ 19
Endang Wihdatiningtyas Rohmawati Novita Dewi
Ida Budhiati
RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG
Mitra Bestari/Peer Review
Komaruddin Hidayat DALAM PEMILU GUBERNUR JAMBI 2015 (Studi Pada Majelis
Yudi Latief Ta’lim Miftahul Jannah Rawasari Kotabaru Jambi) ________ 27
Irman Putrasidin Ulya Fuhaidah
August Mellaz
MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN
Penanggungjawab/ KONSTRUKSI ATAS REALITA _________ 41
Officially Incharge Jerry Indrawan
Gunawan Suswantoro
Ahmad Khumaidi TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA________ 56
Redaktur Pelaksana/
Managing Editor Eka Oktaviani
Mohammad Saihu
PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM
Redaktur/Editors YANG DITIMBULKANNYA, STUDI KASUS: PEMILU CALON
Firdaus PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN DI INDONESIA
Rahman Yasin TAHUN 2014 _________ 65
Fery Faturrahan Ardli Johan Kusuma
Syopiansyah Jaya Putra
IKHTIAR PILKADA BERSIH, JURNALISME WARGA
Management Redaksi MELAWAN POLITIK UANG _________ 77
Yusuf HDS
Dini Yamashita Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada
Osbin Samosir

Data & Naskah TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)


Arif Ma’ruf Suha JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA ________ 91
Titis Aditya Nugroho Sugeng Winarno
Ferry YM.
Diah Widyawati
Umi Nadzifah SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM
Arif Syarwani KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015 _________ 108
Happy Hayati Helmi
Tata Bahasa
Irmawanti MIMBAR
Satu Tulisan dalam tiga Edisi (Vol 2 – 4) - Edisi Ketiga
Penerjemah/Translator
Arwani Suratman KULIAH ETIKA _________ 127
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S. H.
Dokumentasi & Arsip Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP RI)
Sandhi Setiawan
Astuti GAGASAN PENGUATAN SISTEM ETIKA PROFESI DAN
Sirkulasi JABATAN DI SEKTOR PUBLIK (PUBLIC OFFICES AND SECTORS)
Rahmat Hidayat
PUBLIKASI
Tata Letak/Layout & Sampul: - RESENSI:
SoeDESAIN LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI DUNIA _________ 133
Arif Syarwani
Redaski mengundang para akademisi, penye- - BIODATA PENULIS _________ 138
lenggara pemilu, pengamat/penggiat pemilu - PEDOMAN PENULISAN _________ 140
atau aktivis pro demokrasi, dan mereka - CALL FOR PAPERS _________ 141
yang berminat untuk berpartisipasi dengan
mengirimkan karya tulis, hasil penelitian,
disertasi, tesis, skrpsi.
Naskah ditulis sesuai ketentuan pedoman Opini yang dimuat dalam Jurnal “Etika & Pemilu”
penulisan, dan dikirim melalui email dengan
tidak mewakili pendapat resmi DKPP
menyertakan foto diri ke alamat Redaksi.
EDITORIAL

M
ukadimah DEKLARASI UNIVER- “Pembebasan Perempuan (2007)”. Ia
SAL HAK-HAK ASASI MANUSIA menyampaikan suatu pandangan tentang
yang diterima dan diumumkan perempuan dalam Islam. Menurutnya,
oleh Majelis Umum Perserikatan ayat-ayat Al Qur’an yang membicarakan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 hak-hak perempuan dan laki-laki tidak
Desember 1948 melalui resolusi 217 A membeda-bedakan jenis kelamin atau
(III) menyatakan, bahwa bangsa-bangsa kodrat yang dibawa sejak lahir. Ia juga
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di melihat, adanya kontradiksi di dalam Al
dalam Piagam Perserikatan Bangsa- Qur’an merefleksikan kontradiksi dalam
Bangsa telah menegaskan kembali situasi yang kompleks pada waktu
kepercayaan mereka pada hak-hak diturunkannya Al Qur’an (Engineer,
dasar dari manusia, akan martabat dan 1999: 238).
nilai seseorang manusia dan akan hak- Namun, dalam praktik dan penerapan
hak yang sama dari laki-laki maupun ajaran Islam, menurut Asghar tidak
perempuan, dan telah memutuskan sedikit umat Islam justru menunjukkan
akan mendorong kemajuan sosial dan kenyataan yang berbeda dengan apa
tingkat hidup yang lebih baik dalam yang sudah digariskan Al-Qur’an. Kese-
kemerdekaan yang lebih luas. taraan yang dijunjung tinggi oleh Al
Jauh sebelum itu, pada pertengahan Qur’an tidak dapat direalisasikan dalam
abad ke-19, gerakan perempuan sudah kehidupan nyata. Apa yang ditafsirkan
mulai muncul di Amerika. Tuntutannya Asghar seirama dengan catatan
adalah emansipasi persamaan hak serta sejarah perempuan di dunia. Faktanya,
penghapusan diskriminasi terhadap perempuan terus mengalami kenyatan
kaum perempuan. Tuntutan itulah yang pahit dari zaman ke zaman (dahulu
menjadi embrio dari gerakan perempuan hingga zaman sekarang). Perempuan
yang dikenal dengan feminisme. terus dinisbatkan sebagai kaum yang
Pada 19 – 20 Juli 1848, Lucretia Mott tidak berdaya, lemah dan selalu menjadi
dan Elizabeth Cady Stanton menggelar yang “ke-2" atau dalam istilah jawa
Konvensi yang membahas tentang hak “konco wingking (teman di belakang)”.
sosial, sipil dan agama kaum perempuan. Berbagai bentuk diskriminasi dan
Konvensi menghasilkan “The Declaration perlakuan yang tidak adil diterima oleh
of Sentiment”. Upaya terus berlanjut kaum perempuan.
dengan membentuk National Women Pada rentang waktu 32 tahun di
Suffrage Association (NWSA) dengan bawah rezim Orde Baru membuat para
mengajukan amandemen konstitusi perempuan menjadi amat apolitis dan
untuk hak suara bagi kaum perem- takut untuk terjun kembali ke ranah
puan. Dalam waktu bersamaan, politik. Ranah politik dan kepemimpinan
organisasi serupa dideklarasikan, seolah hanya menjadi ruang bagi para
bernama; American Women Suffrage laki-laki. Ruang politik dianggap banal,
Association (AWSA). Tujuannya sama keras, saling sikut dan kotor bagi
memperjuangkan hak suara bagi kaum perempuan. Maka menjadi wajar bila
perempuan untuk ikut memilih. para perempuan akan berpikir ratusan
Asghar Ali Engineer, seorang pemikir kali untuk bekerja dan berjuang di arena
feminis Muslim dari India, menulis politik. Hal ini kemudian berimbas pada
buku “ The Qur’an Women and Modern jumlah kepemimpinan dan partisipasi
Society” yang kemudian diterjemahkan perempuan dalam ruang politik formal,
dan diterbitkan LKiS dengan judul seperti di parlemen atau dalam tatanan

2 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


EDITORIAL

birokrasi. Tercatat dari tahun 1990 Banyak pula kelompok-kelompok


hanya terdapat 11 persen perempuan perempuan yang berafiliasi dengan
di parlemen, tahun 2004 sebanyak sayap partai atau menjadi organisasi
8 persen, tahun 2009 sebanyak 18 otonom yang memperjuangan posisi
persen (Perempuan dan Politisi, Jurnal perempuan dalam berbagai ranah. Pada
Perempuan Edisi 81). masa awal kemerdekaan hingga 1965
Konferensi PBB tahun 2000 mengenai para aktivis perempuan terlibat aktif
“The Millenium Development Goals” dalam memberikan pendidikan dan
(MDGs), menyatakan bahwa kesetaraan penyadaran politik tentang hak-hak
gender dan pemberdayaan perempuan perempuan maupun haknya sebagai
merupakan cara yang efektif umtuk warga negara kepada para perempuan
memerangi kemiskinan, kelaparan, Pada masa pemerintahan Presiden
dan penyakit serta menstimulasi Abdurrahman Wahid, negara mulai ikut
pembangunan yang sungguh-sungguh arus dalam tuntutan gerakan perempuan.
dan berkelanjutan. Meski demikian, Hal ini ditandai dengan keluarnya
ketidakadilan terhadap perempuan instrumen untuk mendorong perempuan
terus terendus, masalah subordinasi masuk ke dalam ranah publik termasuk
(menganggap rendah), stereotip di dalamnya medan politik. Di sektor
(negative thinking), marginalisasi eksektutif muncul Instruksi Presiden
(peminggiran), double burden (beban Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
ganda), ataupun violence (tindak 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
kekerasan). Ketidakadilan tersebut dalam Pembangunan Nasional. Disusul
merata di berbagai bidang, seperti dalam keputusan DPR yang mengesahkan
pembangunan masyarakat, ekonomi, Undang-Undang No. 8 Tahun 2012
politik dll. (Rohmawati, hal 19) tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,
Dikutip dari tulisan Any Sundari DPD, dan DPRD. UU ini mengatur pasal
(hal 7), di Indonesia sendiri dorongan tentang affirmative action dengan kuota
bagi perempuan untuk masuk dalam 30 persen kepada perempuan dalam
wilayah publik mengalami berbagai daftar tetap calon legeslatif.
tantangan. Pada masa perjuangan Secara historis, kuota 30 persen
kemerdekaan, peran serta perempuan di di parlemen untuk perempuan mulai
dalam meraih kemerdekaan amat besar. diperbincangkan dalam Kongres
Sejak kongres perempuan di Yogyakarta Asosiasi Uni Parlemen (APU) tahun
pada tahun 1928, perempuan telah tahun 1995. Kemudian ditegaskan
menginisiasi dirinya sebagai bagian dalam Kongres Perempuan di Beijing
yang tidak terpisahkan pada proses- Tahun 1996. Endingnya, keputusan dan
proses politik atau pengambilan kesepakatan Kongres APU dan Konres
kebijakan publik bangsa. Pun demikian Beijing menjadi landasan perjuangan
pasca kemerdekaan, para perempuan perempuan tentang kuota 30 persen.
memiliki berbagai riwayat panjang Indonesia menjadi bagian dari
dalam melakukan kerja-kerja politik negara-negara yang menyepakati
dan pengorganisasiaan kelompok affirmative action itu. Hasilnya, pada
perempuan. Misalnya pasca kongres Pemilu Tahun 2004, 2009 dan 2014,
muncul berbagai perkumpulan perempuan menjadi turut mewarnai
berdiri atas inisiatif peserta Kongres “panggung politik” di parlemen nasional,
yang dimaksudkan untuk membela meskipun target untuk mencapai kuota
dan melindungi hak perempuan, di 30% itu tidak tercapai. Pada pemilu
antaranya Perkumpulan Pemberantasan. 1999, hanya 45 (9%) perempuan yang
Perdagangan Perempuan dan Anak- terpilih menjadi anggota DPR. Pemilu
anak (P4A) yang didirikan tahun 1929. 2004, sedikit merangkak sebanyak 62
Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 3
EDITORIAL

(1,3%) jumlah perempuan yang terpilih merupakan lingkaran yang dekat dengan
menjadi anggota DPR. Berlanjut pada kekuasaan. Sebanyak 28 di antaranya
Pemilu 2009, 102 perempuan (18%) juga memiliki hubungan darah, ikatan
perempuan terpilih sebagai anggota perkawinan dan hubungan kekerabatan
DPR. (Any Sundari).
Jika dibandingkan dengan negara Memang ada argumentasi yang
lain di dunia, Indonesia memang hanya menyatakan bahwa, tidak dicantum-
menempati peringkat 75. Jauh di bawah kannya kuota 30 persen bagi perempuan
Rwanda (56.3 persen), Andorra (50 dalam Pilkada bukan karena membatasi
persen), dan Kuba (45,2 persen). Namun, kesempatan perempuan dalam Pilkada.
jika dibandingkan dengan negara- Tapi ketiadaan pengaturan kuota tersebut
negara Arab, Indonesia lebih maju, di seakan menjadi modus pembebasan
negara-negara tersebut perempuan baru kembali bagi laki-laki (mayoritas di
memperoleh hak pilih dalam belasan DPR) untuk membonsai keikutsertaan
tahun belakangan. perempuan melalui UU. Kenapa
Dalam perkembangan pemenuhan affirmative action mesti ditegaskan
kuota 30% bagi perempuan yang dalam UU? Sekurang-kurangnya ada
cenderung meningkat pada tiga Pemilu 3 alasan: 1) ketersediaan kuota akan
sebelumnya, Kondisi sekarang justru menegaskan penghargaan atas posisi
sangat disayangkan, karena dalam dan pentingnya peran perempuan,
kontestasi Pilkada serentak, 9 Desember 2) realitas bahwa laki-laki dalam
2015, tidak ada kebijakan affirmative kehidupan sosial, budaya, dan politik
action. Undang-Undang Nomor 8 Tahun telah lebih dominan. Jika kenyataan itu
2015 tentang Perubahan Atas Undang- ditambah dengan tidak mematok kuota
Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang bagi keterlibatan perempuan, maka
Penetapan Peraturan Pemerintah perempuan akan kembali dikebiri. 3)
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Harus pula diakui bahwa laki-laki telah
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, mengawali peran dalam segala bidang,
Bupati, Dan Walikota, tidak mengatur tapi laki-laki pula yang mengawali
secara khusus tentang kuota 30 persen kesalahan yang menyebabkan hilangnya
kepada perempuan untuk maju dalam hak bagi perempuan. Jika kuota
gelaran Pilkada yang untuk pertama kali perempuan ditiadakan (meski tidak
secara serentak di Negeri ini. Akibatnya, ada larangan). Maka dapat dipastikan
berdasarkan data yang dikeluarkan KPU, perempuan akan disepelekan, jika
jumlah perempuan yang mencalonkan pun terpaksa punya peran – itu hanya
diri sangat minim. keterlanjuran. Kenyataan itu nampak
Berdasarkan data yang dirilis KPU. dari data perempuan dalam Pilkada
Jumlah perempuan yang menjadi Serentak 2015 sebagaimana diuraikan
kontestan pilkada serentak sebesar 7,4% di atas, “Mereka didominasi oleh sosok
atau sebanyak 123 calon perempuan elite yang berlatar belakang legislatif,
dari 1644 calon. Yang menarik, meski petahana dan pengusaha, dan 28 di
prosentasenya amat minim, akan tetapi antaranya juga memiliki hubungan
visi misi dan program yang ditawarkan darah, ikatan perkawinan dan hubungan
oleh para perempuan calon banyak kekerabatan”. Semoga Pilkada Serentak
menyasar pada isu-isu pro perempuan. berikutnya akan lebih baik.
Sayangnya, mereka didominasi oleh
sosok elite yang berlatar belakang
legislatif baik di tingkat lokal maupun
nasional, petahana dan pengusaha yang

4 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


TULISAN UTAMA
(MAIN ARTICLES)
Berisi Topik Utama yang ditetapkan Tim Redaksi; dihasilkan dari program Call
for Papers; dalam rangka membangun keselarasan dinamika politik, hukum
dan demokrasi yang berkembang di masyarakat (bottom up). Pola bottom up
dimaksudkan agar nilai-nilai demokrasi benar-benar bersifat mendasar, struktural
dan tidak terpolarisasi oleh hasrat membangun Negara atau pemerintahan yang
lebih mengarah pada kepentingan politik. Pola bottom up menjadi penting karena
pendekatan top down seperti yang dipraktikkan pada masa orde baru hanya akan
mendistorsi aspirasi masyarakat.

This main article contains the main topic selected by Editorial Team; resulting from
Call for Papers program in order to develop a harmony of political dinamics, law
and democracy emerged in community. Bottom up pattern is intended that values of
democracy are literally fundamental, structural and not polarized by desire to build
a state or government that lead to political interest. Bottom up pattern becomes
important because of top down approach as practiced in the new order era, would
only distort aspirations of the people.
6 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU
PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU
PEREMPUAN CALON PEREMPUAN PESERTA
PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK 20151

DISTRIBUTION MAP AND PERSPECTIVE ISSUES


TOWARDS WOMEN PARTICIPATION TO BE
CANDIDATES FOR THE LOCAL ELECTION IN 2015
Any Sundari

ABSTRAKSI/ABSTRACT
Kontestasi perempuan di ranah politik terus berkembang di Indonesia.
Selama kurang lebih tiga kali pemilu yakni tahun 2004, 2009 dan 2014,
perempuan telah mewarnai panggung politik di parlemen nasional dan
menghasilkan berbagai kebijakan yang pro perempuan. Hal ini disebabkan
oleh instrument afirmasi melalui Undang-Undang No 8 Tahun 2012 di
mana partai politik wajib melaksanakan kuota 30 persen perempuan di
dalam daftar tetap calon legislatif. Kondisi ini berbanding terbalik dengan
kontestasi Pilkada serentak, 9 Desember 2015. Tidak ada kebijakan
afirmasi yang memberi dorongan lebih luas pada perempuan untuk maju
pada Pilkada. Tentu ini kemudian berdampak pada minimnya keterwakilan
calon perempuan mengikuti proses pemilihan. Jumlah perempuan yang
mengikuti pilkada serentak hanya sebesar 7,4% atau sebanyak 123 calon
perempuan dari 1644 calon (data terakhir di website KPU per 15 Oktober
2015). Yang menarik, meski prosentasenya amat minim, akan tetapi visi
misi dan program yang ditawarkan oleh para perempuan calon banyak
menyasar pada isu-isu pro perempuan. Sayangnya, mereka didominasi
oleh sosok elite yang berlatar belakang legeslatif baik di tingkat lokal
maupun nasional, petahana dan pengusaha yang merupakan lingkaran
yang dekat dengan kekuasaan. Sebanyak 28 di antaranya juga memiliki
hubungan darah, ikatan perkawinan dan hubungan kekerabatan.

Women contestation in the political sphere continues to rise in Indonesia.


For approximately three times of general election during the year of 2004,
2009 and 2014, women have been coloring the political scene in the national
parliament and produce a variety of pro-women policies. This is caused by
the affirmative instrument through Constitution Act No. 8 of 2012 in which
the political parties are required to implement a quota of 30 percent women
1 Riset ini merupakan bagian dari temuan riset yang sudah didesiminasikan di KPU Provinsi Yogyakarta dengan
Yayasan SATUNAMA, tanggal 25 November 2015 denagn judul “Perempuan di Pilkada Serentak 2015: Perspektif dan
Lingkar Kekuasaan di Sekitaran Calon Perempuan Peserta Pilkada”, Desk Perempuan dan Politik, Departemen Politik
Demokrasi dan Desa,

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 7


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

in the list of permanent candidates. This condition is inversely condition


to local elections on December 9th, 2015. There is no affirmative policies
that encourage further on women to be proposed in thelocal elections. This
certainly have an impact on the lack of representation of women candidates
to take part the election process. The number of women who take part the
local elections is only 7.4%, or as many as 123 women candidates out of 1644
candidates (the latest data on the website of General Election Commission
by October 15th 2015). Interestingly, although the percentage is minimal,
but the vision, mission and programs offered by the many women candidates
targeting the pro women’s issues. Unfortunately, they are dominated by
the figure of elite whose backgrounds coming from legeslatif both at local
or national levels, incumbent and business women that are close to circle of
power. A total of 28 of the women also have a blood relationship, marital
relationship and kinship ties.

Kata kunci: Calon perempuan, keterwakilan, pilkada 2015


Keyword : Women candidate, representation, local election of 2015

A. PENDAHULUAN perdamaian dan bisa mendorong


Politik adalah praktik dan kebijakan yang baik dan nir kekerasan
studi tentang kekuasaan untuk pada perempuan.
memerintah, praktik di sini harus Di Indonesia sendiri dorongan
dimaknai mencakup penggunaan, bagi perempuan untuk masuk dalam
pengaturan, pengaruh atau tekanan wilayah publik selalu mengalami
terhadap peremerintah dan tentu berbagai tantangan. Pada masa
saja kekuasaannya. 2 Akan tetapi bagi perjuangan kemerdekaan, peran
para feminis, politik bukan hanya serta perempuan didalam meraih
itu, politik juga merupakan arena kemerdekaan amat besar. Sejak kongres
memerintah dengan mekanisme selain perempuan di Yogyakarta pada tahun
kekerasan.3 Cara untuk memerintah 1928, perempuan telah menginisiasi
tanpa kekerasan dilakukan melalui dirinya sebagai bagian yang tidak
pelbagai lembaga dan pengaturan bisa terpisahkan pada proses-proses
yang bersifat publik dan mengacu politik atau pengambilan kebijakan
pada orang-orang yang diperintah.4 publik bangsa. Pun demikian pasca
Maka kemudian terjunnya perempuan kemerdekaan, para perempuan
dalam ranah politik bagi para feminis memiliki berbagai riwayat panjang
haruslah mampu membawa misi dalam melakukan kerja-kerja politik
dan pengorganisasiaan kelompok
2
Miller, David, 1987, Politic, dalam David Miller dkk perempuan. Misalnya pasca kongres
(ed,). The Blackwell Encyclopedia of Political Thought,
(Oxford: Blackwell) muncul berbagai perkumpulan
3
Heller, Agnes, 1991, The Concept of the Political berdiri atas inisiatif peserta Kongres
Revisited, dalam David Held (ed) Political Theory Today,
(Oxford : Polity)
yang dimaksudkan untuk membela
4
Crick, Bernard, (1962) 1992, In Defence Politics, dan melindungi hak perempuan, di
ed. 2, (Harmondsworth: Penguin)

8 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Any Sundari - PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN PADA CALON PEREMPUAN

antaranya Perkumpulan Pemberan- pada kerja-kerja domestik seperti


tasan. Perdagangan Perempuan dan memasak, merawat anak dan suami.
Anak-anak (P4A) yang didirikan Keikutsertaan perempuan dalam
tahun 19295. Banyak pula kelompok- organisasi selain organisasi bentukan
kelompok perempuan yang berafili- orde baru seperti Dharma Wanita atau
asi dengan sayap partai atau PKK dianggap tak sejalan dengan garis
menjadi organisasi otonom yang perintah dari orde baru.
memperjuangan posisi perempuan Tentu rentang waktu 32 tahun
dalam berbagai ranah. Pada masa dibawah rezim otoriter orde baru
awal kemerdekaan hingga 1965 akhirnya membuat para perempuan
para aktivis perempuan terlibat aktif ini menjadi amat apolitis dan takut
dalam memberikan pendidikan dan untuk terjun kembali ke ranah politik.
penyadaran politik tentang hak-hak Ranah politik dan kepemimpinan
perempuan maupun haknya sebagai seolah hanya menjadi ruang bagi para
warga negara kepada para perempuan laki-laki. Ruang politik dianggap banal,
Akan tetapi era dimana perempuan keras, saling sikut dan kotor bagi
aktif di ranah publik dan mengambil perempuan maka menjadi wajar bila
keputusan-keputusan politis terhenti para perempuan akan berpikir ratusan
tatkala rezim orde baru dibawah kali untuk bekerja dan berjuang di arena
Soeharto memimpin Indonesia. Para politik. Hal ini kemudian berimbas
perempuan kemudian ditarik ke pada jumlah kepemimpinan dan
ranah domestik. Para perempuan partisipasi perempuan dalam ruang
ini mengalami perumahtanggaan politik formal seperti di parlemen
perempuan atau ibusime. Perumah- atau dalam tatanan birokrasi. Tercatat
tanggaan perempuan atau rezim dari tahun 1990 hanya terdapat 11
ibuisme adalah upaya rezim persen perempuan di parlemen, tahun
dibawah kekuasaan orde baru untuk 2004 sebanyak 8 persen, tahun 2009
membawa pengaruh negara untuk sebanyak 18 persen. 7
merasuk ke semua sector kehidupan Kondisi ini membuat negara
masyarakat, memberikan struktur membuat instrumen untuk mendo-
yang memungkinkan perkembangan rong perempuan masuk pada ranah
ideologi gender tertentu yang publik termasuk di dalamnya ranah
memberikan “definisi resmi” tentang politik. Di ranah eksektutif muncul
bagaimana seharusnya kaum Instruksi Presiden Republik Indonesia
perempuan di Indonesia6. Kondisi Nomor 9 Tahun 2000 tentang
ini membuat kaum perempuan Pengarusutamaan Gender Dalam
akhirnya memiliki nilai-nilai standart Pembangunan Nasional. Inpres ini
keperempuanan yang diidentikan keluar pada masa pemerintahan
Abdurahman Wahid atau Gusdur. Di-
5
Diunduh http://wartafeminis.com/2008/03/04/
kongres-perempuan-indonesia-sebuah-gerakan-
susul dengan affirmative action kuota
perempuan-1928-1941-2/ pada tanggal 26 November 30 persen dengan Undang-Undang
2015 No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
6
Suryakusuma, Julia. 2011. Ibuisme Negara :
Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru. Jakarta : 7
Perempuan dan Politisi, Jurnal Perempuan Edisi
Komunitas Bambu 81

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 9


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. B. METODELOGI PENELITIAN


Affirmative action ini memberikan Penelitian ini menggunakan
kewajiban bagi partai politik untukn metode kuantitatif dan kualitatif.
memberikan kuota 30 persen kepada Pendekatan kuantitatif dilakukan
perempuan dalam daftar tetap calon dengan mengumpulkan data-data
legeslatif. pasangan calon perempuan dan laki-
Di sisi lain Indonesia juga merom- laki untuk membuat perbandingan
bak struktur pemilihan umum di- antara perempuan dan laki-laki. Selain
mana pada pemerintahan orde baru itu penelitian juga mencari data-data
terpusat pada pemerintah pusat terkait pasangan calon perempuan,
dengan mengadakan pemilihan kepala seperti data latar belakang pekerjaan,
daerah secara langsung yang sudah kedekatan kekuasaan, posisi calon
dimulai sejak adanya UU No 32 Tahun perempuan dan sebaran perempuan
2004 tentang Otonomi Daerah. UU ini calon diberbagai provinsi. Dari data-
memberikan kekuasaan kepada daerah data kuantitatif ini kemudian diberikan
tingkat kabupaten atau kota untuk analisis yang mendalam dengan
melaksanakan pemerintahannya se- menggunakan metode kualitatif.
cara otonom. Harapannya dengan Metode kualitatif ini akan menjadi cara
adanya otonomi daerah dapat untuk melakukan pembacaan yang
memperdekat jarak kekuasaan dan lebih mendalam terkait dengan makna-
memudahkan masyarakat untuk dapat makna dalam temuan kuantitatif.
melakukan proses partisipasi didalam Makna ini kemudian ditafsirkan,
pembangunan. dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Adanya pilkada ini mendorong Data terkait pasangan calon di peroleh
banyak perempuan berpartisipasi, melalui pemantauan di website www.
khsusus dalam pilkada serentak kpu.go.id maupun website pasangan
2015, keikutsertaan perempuan calon selama rentan waktu awal
dalam proses pilkada tentu memberi september hingga 15 oktober 2015.
warna tersendiri. Dalam proses politik Penghentian pencarian ditanggal 15
yang amat maskulin dan keras kita oktober 2015 dilakukan mengingat
menemukan beberapa perempuan data KPU sering berubah dari hari ke
yang tetap berani berkontestasi untuk hari sehingga diputuskan penelitian
menjadi kepala daerah maupun wakil tidak akan mengambil data di website
kepala daerah. Maka pertanyaan yang KPU pasca 15 Oktober 2015. Selain itu
perlu dijawab adalah siapakah para peneliti juga melakukan pencarian data
perempuan ini, apa latar belakang melalui pemberitaan-pemberitaan di
mereka dan bagaimana peta sebaran media internet maupun media masa
mereka pada pilkada ini? Lalu sebagai terkait rekam jejak dari pasangan calon,
perempuan apakah ia juga membawa utamanya para perempuan calon.
visi, misi dan program yang pro dengan
kebutuhan konstituen perempuan? B.1. Analisis Kontestasi Calon
Perempuan Dalam Pilkada
Serentak 2015

10 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Any Sundari - PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN PADA CALON PEREMPUAN

Pilkada serentak yang dilaksanakan yang memberikan kuota 30 persen


pada tanggal 9 Desember 2015 kepada daftar calon perempuan. Ini
akan diikuti oleh 9 provinsi dan 258 berbeda dengan pemilihan nasional
kabupaten/kota merupakan pemilu pada level legislatif. Dalam UU 8
terbesar dalam sepanjang sejarah Tahun 2012, ada kewajiban bagi partai
demokrasi di Indonesia dan di politik untuk dapat memberikan kuota
dunia. Pertarungan antar kontestan 30 persen pada daftar calon legislatif
berlangsung dengan sengit karena bagi para perempuan yang ingin
level kompetisi berada di ranah mengajukan diri sebagai calon anggota
politik tingkat lokal. Para politisi legeslatif.
lokal berlomba untuk bergerak
mendapatkan kursi kekuasaan
tertinggi, memperebutkan pengaruh
untuk meraih kekuasaan

Tabel 2.
Posisi Yang Diperebutkan
Perempuan Calon.

Tabel 1. Dari sebanyak 123 perempuan


Jumlah Perbandingan Perempuan calon yang berkontestasi dalam pilkada
dan Laki-Laki serentak, mereka menyasar berbagai
ragam jabatan. Sebanyak 52 orang
Pada pilkada serentak ini tercatat atau sekitar 42 persen menyasar kursi
terdapat 1644 calon yang akan wakil bupati. Tertinggi kedua adalah
berkontestasi. Berdasarkan jumlah jabatan bupati dengan jumlah 48 orang
1644 calon, terdapat 1521 calon laki- atau sebanyak 39 persen. Setelahnya
laki atau sekitar 93,6 persen dan 123 diduduki jabatan wakil walikota
perempuan atau sekitar 7,4 persen dengan jumlah sebanyak 14 orang
yang berkontestasi dalam pilkada atau sekitar 11 persen. Sementara
serentak kali ini. ada sekitar 8 orang atau 7 persen
Jumlah 7,4 persen merupakan memperebutkan kursi walikota dan
jumlah yang amat minimal diban- 1 orang atau 1 persen berkontestasi
dingkan dengan jumlah representasi dalam pemilihan gubernur. Dari grafik
perempuan di parlemen tingkat ini terjadi sebuah fenomena menarik
nasional dimana jumlah dari tahun ke bahwa jabatan yang banyak disasar
tahun selalu berada diatas 10 persen. justru wakil bupati. Ini memberikan
Kondisi ini memang disebabkan karena gambaran awal bahwa ada peluang
didalam pemilihan kepala daerah besar perempuan yang mencalonkan
serentak tidak ada kebijakan afirmasi diri dijadikan lumbung suara bagi

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 11


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

pemilih perempuan. Secara struktur Sebanyak 123 calon perempuan


jabatan wakil bupati memang tidak yang ikut dalam kontestasi pilkada
terlalu signifikan dalam proses-proses serentak ternyata tidak semua calon,
pemerintahan daerah. Posisi strategis meskipun ia adalah perempuan yang
justru banyak berada ditangan bupati. memiliki perspektif keberpihakan
pada isu-isu perempuan. Tercatat
dari 123 perempuan hanya ada 65
perempuan atau sekitar 53 persen
yang memiliki perspektif keberpihakan
isu perempuan pada visi, misi dan
program yang ia tawarkan sebagai
calon kepala daerah maupun wakil
kepala daerah. Terdapat 42 orang atau
sekitar 34 persen yang tidak memiliki
Tabel. 3 perspektif keberpihakan pada isu-
Sebaran Provinsi Perempuan Calon isu perempuan pada visi, misi dan
program yang ia tawarkan dalam masa
Hal lain yang menarik untuk dilihat kampanye. Sementara 16 orang atau
adalah sebaran provinsi perempuan sekitar 13 persen diantaranya tidak
calon. Dari 258 kota/kabupaten dan tahu apakah mereka memiliki visi,
9 provinsi yang mengikuti pilkada misi dan program. Sebagai catatan,
serentak, provinsi yang paling banyak tidak diketahuinya jumlah 16 orang
memiliki perempuan calon ada di ini dikarenakan minimnya akses data
provinsi Jawa Tengah yakni sebanyak yang bisa didapatkan peneliti dalam
15 perempuan calon. Posisi kedua proses pengumpulan data. Website
ditempati oleh Jawa Timur dengan KPU tidak semuanya memberikan
jumlah perempuan sebanyak 11 informasi secara lengkap terkait visi
orang. Provinsi ketiga yang memiliki misi dan program perempuan calon.
sebaran calon perempuan terbanyak Pun peneliti tidak bisa menemukan
adalah Sulawesi Utara sebanyak 11 rekam jejak berdasarkan penelusuran
perempuan calon dan yang terakhir pemberitaan yang memuat posisi
adalah Sulawesi Tengah sebanyak 8 perempuan calon terhadap isu-isu
perempuan calon. perempuan
Tabel. 4
Perspektif Perempuan Pada
Perempuan Calon
Jumlah
Jumlah Calon
No Nama Provinsi Seluruh
Perempuan
Kontestan
1 Jawa Tengah 15 112
2 Jawa Timur 13 92
3 Sulawesi Utara 11 66
Sulawesi 56
Tabel 5.
4 8
Tengah Posisi Perempuan Calon Yang
Memiliki Perspektif Perempuan

12 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Any Sundari - PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN PADA CALON PEREMPUAN

Dari data sudah diketahui ada 65 perempuan atas kepemimpinan


orang perempuan atau sekitar 53 perempuan dibidang politik dan
persen perempuan yang mencalonkan jabatan-jabatan publik. Isu kesehatan
diri dalam pilkada serentak ternyata terkait aspek kesehatan bagi pe-
memiliki perspektif perempuan. rempuan, seperti angka kematian
Pertanyaanya kemudian, jabatan ibu, akses kesehatan reproduksi
apa yang paling banyak mereka bagi perempuan dan peningkatan
perebutkan? Ternyata posisi yang gizi anak serta layanan kesehatan
paling banyak diperebutkan oleh lain yang terkait dengan perempuan.
perempuan calon yang memiliki Isu pendidikan berisi tentang
perspektif perempuan adalah bupati aspek kesetaraan dalam mengakses
sebanyak 29 calon atau sekitar 44 pendidikan tanpa diskriminasi bagi
persen. Selanjutnya adalah posisi anak-anak perempuan maupun
wakil bupati sebanyak 27 orang atau perempuan dewasa. Isu sosial di-
sekitar 41 persen. Di posisi selanjutnya dalamnya mengangkat isu tentang
adalah posisi wakil walikota sebanyak kekerasan terhadap perempuan dan
7 orang atau 12 persen dan terakhir anak dan keikutsertaan perempuan
adalah jabatan walikota sebanyak dalam pembagunan sosial. Terakhir,
2 orang atau 3 persen. Kondisi ini isu ekonomi adalah keberpihakan
memberikan trend positif bahwa perempuan calon terkait pem-
perempuan yang memiliki perspektif berdayaan ekonomi perempuan
ternyata memperebutkan jabatan seperti pemberiaan kredit mikro dan
bupati. Jabatan yang strategis guna peningkatan pendapatan perempuan.
mempengaruhi kebijakan yang pro Untuk kategori perspektif, sebanyak
pada kepentingan perempuan dan 65 orang perempuan calon, sebanyak
anak. 19 orang perempuan calon membawa
kategori isu politik didalam visi,
misi dan program. Di posisi kedua
ada kategori kesehatan sebanyak 10
orang calon perempuan. Isu ekomomi
terdapat 7 orang, isu sosial sebanyak
6 orang, dan pendidikan ada 4 orang.
Disisi lain ada banyak calon yang
menggabungkan berbagai kategorisasi
ini dalam visi misi dan programnya.
Tabel 6. Masing-masing terdapat 4 orang yang
Kategori Perspektif Perempuan memiliki perspektif isu sosial politik,
Calon ekonomi sosial, dan ekonomi politik.
Sebanyak 3 orang dalam isu kesehatan
Dalam penelitian ini dilakukan dan sosial, 2 orang dalam isu kesehatan
lima pengkategorisasian isu yakni dan politik, serta masing-masing 1
isu politik, kesehatan, pendidikan, orang untuk kategori kesehatan dan
sosial dan ekonomi. Didalam isu pendidikan juga dalam isu ekonomi,
politik menyangkut keberpihakan sosial dan politik.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 13


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Terkait dengan latar hubungan


kekuasaan calon perempuan terdapat
temuan yang menarik. Ditemukan data
bahwa 42 orang dari 65 perempuan
yang memiliki perspektif perempuan
merupakan orang yang tidak dalam
lingkar hubungan kekuasaan. Lingkar
Tabel 7 hubungan kekuasaan di sini merujuk
Latar Belakang Perempuan Yang pada hubungan calon dengan kepala
Memiliki Perspektif daerah yang pada saat pilkada serentak
masih aktif atau pernah menjabat
Hal lain yang cukup menarik dari 65 sebagai pejabat kepala daerah maupun
perempuan yang memiliki perspektif wakil kepala daerah.
perempuan mereka memiliki latar Sementara 28 orang yang lain
belakang yang cukup dekat dengan memiliki kaitan dengan lingkar
kekuasaan. Sebanyak 16 orang atau kekuasaan. Ada 17 perempuan calon
sekitar 24 persen dari perempuan perempuan yang terikat hubungan
calon merupakan petahana, yakni perkawinan atau suami istri, 10
sosok yang sebelumnya pernah perempuan terikat dalam pertalian
menjabat sebagai kepala daerah atau darah seperti hubungan bapak
wakil kepala daerah yang kemudian dengan anak atau kakak dengan adik.
maju menjadi kepala daerah. Di posisi Sementara ada 1 perempuan yang
kedua ada pengusaha sebanyak 14 memiliki hubungan kekerabatan
orang atau sekitar 21,5 persen dan dengan lingkaran kekuasaan. Hubu-
sebanyak 13 perempuan calon atau 20 ngan kekerabatan di sini misalkan
persen merupakan anggota legeslatif hubungan kakek dengan cucu, sepupu,
baik ditingkat nasional maupun paman, bibi, keponakan atau ipar.
ditingkat provinsi. Sementara itu
terdapat 6 birokrat, masing-masing B.2. Analisis Temuan : Perempuan
terdapat 5 orang yang berlatar Yang Berprespektif Dalam
belakang ibu rumah tangga dan swasta. Ruang Demokrasi
Terakhir ada masing-masing 3 orang
yang berlatar belakang pendidik yakni Partisipasi perempuan dalam
guru atau dosen dan professional. ruang-ruang demokrasi merupakan
sebuah hal yang penting jika sebuah
negara menginginkan demokrasi yang
substansial. Pengambilan kebijakan
yang juga sensitif terhadap isu-isu
perempuan, tentunya berdampak
besar pada perempuan yang men-
dapatkan manfaat atas kebijakan yang
diambil. Ditengah carut marut politik
Tabel 8
di Indonesia, bentuk kepemimpinan
Hubungan Lingkar Kekuasaan
para perempuan yang feminim
Perempuan Calon

14 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Any Sundari - PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN PADA CALON PEREMPUAN

akan memberikan warna yang baik yang ditawarkan oleh perempuan


dalam pembelajaran demokrasi. calon dalam visi, misi dan program.
Berbeda dengan kepemimpinan Dalam berbagai kajian ada
maskulin yang cenderung kaku dan beberapa alasan mengapa penting
arogan, kepemimpinan feminim bagi perempuan untuk masuk dalam
merupakan salah satu alternatif proses keterwakilan politik. Seorang
karena menonjolkan anti kekerasan, cendekiawan Sue Thomas melihat
mengandalkan dialog dan toleran. ada lima alasan kenapa perempuan
Kepemimpinan feminim tidak hanya harus terlibat dalam jabatan-jabatan
sensitif pada isu-isu besar tapi juga publik.8 Pertama, soal klaim legitimasi.
menonjolkan sisi keberpihakan kepada Keterlibatan perempuan maupun laki-
kelompok-kelompok marginal, seperti laki dalam jabatan-jabatan publik
perempuan dan anak yang kadang akan semakin memperkuat demokrasi
suaranya tidak didengarkan dalam karena perwakilan dalam jabatan
proses-proses pengambilan kebijakan. publik memiliki porsi imbang dari kedua
Data yang menunjukan bahwa ha- jenis kelamin. Kedua, keterwakilan
nya ada 7,4 persen atau 123 perempuan perempuan dalam jabatan publik
dari 1644 calon yang berkontestasi akan mendorong pemerintahan
pada pilkada serentak secara kuantitas yang stabil karena semua warga
tentu jumlahnya masih amat minim. negar memiliki kesempatan yang
Dibandingkan dengan pemilu legeslatif sama dalam mengambil keputusan
yang memberikan kuota 30 persen politik. Ketiga, pada hakikatnya
pada perempuan dalam pencalonan perempuan merupakan sosok yang
legeslatif baik ditingkat kabupaten, memiliki potensi besar karenanya
kota, provinsi dan nasional. Namun jika kepemimpinan dan kemampuan
dilihat secara lebih mendalam, lebih mereka dapat menguntungkan ma-
dari jumlah 123 orang ini yakni sebesar syarakat secara lebih luas. Keempat,
65 orang atau 53 persen diantaranya pemerintahan yang memiliki porsi
membawa isu-isu perempuan dalam keterwakilan politik perempuan yang
visi, misi dan program dalam berbagai bagi akan memberikan pesan positif
kategori isu. Isu yang paling banyak pada warga negara bahwa semua
diusung adalah isu politik yang golongan memiliki ruang terbuka
terkait dengan kepemimpinan politik dalam politik dan domain politik
perempuan. Ini merupakan kabar yang tidak semata sebagai domain laki-
baik, ditengah carut marutnya kondisi laki. Kelima, perempuan merupakan
politik di Indonesia ternyata dorongan sosok yang politis, pengalaman
untuk terlibat percaturan politik hidup perempuan tentu berbeda
masih diminati oleh perempuan. Isu dengan pengalaman hidup laki-laki.
politik yang dominan menandakan Perbedaan ini akan menjadi pintu
sebuah gairah bahwa kepemimpinan untuk saling bertukar pikiran dalam
politik perempuan yang sensitif dan politik, saling memperbaiki dan
memliki keberpihakan kebijakan pro 8
Bennion, Elizabeth Anne, 2001, Gender
perempuan bisa menjadi alternatif Perception, and Policy Priorities in Three Midwestern
State Legislatures, Dissertation, University of Wisconsin–
Madison.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 15


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

menyempurnakan ide-ide politik untuk mereka masih didominasi oleh sosok-


kemajuan masyarakat. Pada akhirnya sosok yang memiliki kekuatan modal
kepemimpinan politik perempuan akan kekuasaan dan ekonomi yang besar.
memberikan perubahan mendasar Empat latar belakang yang paling
pada struktur masyarakat yang dominan adalah petahana, anggota
meminggirkan perempuan sehingga legeslatif, pengusaha dan birokrat.
berdampak besar pada perspektif dan Semuanya merupakan latar belakang
kepemimpinan yang dibangun oleh yang memiliki ruang kekuasaan
pemerintah menjadi pro perempuan dan akses kontrol politik yang kuat
dan secara cepat dapat mengubah terhadap pemerintahan. Ini tidak
nasib para perempuan yang selama ini mengherankan mengingat strurktur
terpinggirkan. politik di Indonesia memang masih
Dalam pilkada serentak dapat bersifat feodalistik. Ruang-ruang politik
dilihat bahwa ruang-ruang politik hanya bisa diakses oleh mereka yang
tengah direbut oleh perempuan. memiliki kedekatan dengan kekuasaan
Harapannya tentu agar ada peru- dan juga uang. Sementara aktor-aktor
bahan struktur masyarakat. Hal perempuan yang sebenarnya memiliki
ini dapat dilihat dari adanya trend ideologi dan idealisme yang kuat untuk
bahwa jabatan yang disasar untuk mengubah masih terbentur dan belum
memperjuangkan program-program mendapatkan ruang karena minimnya
yang pro perempuan adalah jabatan akses kekuasaan dan ekonomi.
strategis yakni sebagai kepala daerah Kondisi politik yang masih
atau bupati sebanyak 29 orang. Posisi feodalistik ini juga dapat dilihat
ini merupakan jabatan yang strategis pada trend kedekatan kekuasaan
untuk mengambil kebijakan di level perempuan yang memiliki perspektif
daerah dibandingkan dengan jabatan perempuan. Sekitar 28 perempuan
wakil kepala daerah. Trend ini juga dari 65 perempuan yang memiliki
menandakan bahwa upaya perempuan perspektif perempuan memiliki hubu-
untuk menyasar jabatan-jabatan ngan kedekatan kekuasaan dengan
startegis sesuai dengan semangat kaum petahana, baik petahana yang sedang
feminis. Kaum feminis berpendapat menjabat ataupun sudah selesai
bahwa ruang-ruang politik dan jabatan menjabat. Dimana 17 diantaranya
harus dibuka dan direbut kaum memiliki hubungan perkawinan, 10
perempuan agar demokrasi menemui memiliki hubungan pertalian darah
maknanya. Sehingga demokrasi bisa dan 1 orang memiliki hubungan
menjadi representasi bagi kepentingan kekerabatan.
para perempuan. Trend bahwa perempuan meng-
Namun demikian, trend perspektif gunakan jalur kedekatan kekuasaan
isu perempuan yang tercantum dalam dengan petahana juga merupakan hal
visi, misi dan program perempuan yang perlu dicermati.Meskipun jalur-
maupun jabatan yang disasar juga jalur secara formal sudah dibuka namun
masih mengalami berbagai hambatan. demorkasi bagi perempuan masih
Jika dilihat dari latar belakang, merupakan persoalan. Kedekatan ini
perempuan yang memiliki perspektif, juga member ruang hubungan patron

16 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Any Sundari - PETA SEBARAN DAN PERSPEKTIF ISU PEREMPUAN PADA CALON PEREMPUAN

klien pada relasi politik perempuan pilkada serentak.


calon dengan lingkungan politik yang Hal yang menarik adalah isu politik
ada disekitarnya. Ini juga membuka merupakan isu yang paling banyak
ruang bagi munculnya oligarki politik diusung perempuan dalam visi, misi
yang melibatkan perempuan sebagai dan program dalam berkontestasi
pemegang kekuasaan lokal seperti dengan calon-calon yang lain. Isu
yang terjadi pada provinsi Banten, politik yang mereka usung adalah
dimana jabatan-jabatan politik keberpihakan dan dorongan mereka
dipegang oleh klan keluarga yang kepemimpinan politik kepada
memiliki kekuasaan. perempuan didalam demorkasi. Ini
Sehingga penting kiranya untuk bisa pertanda bahwa perempuan mulai
mengawal secara terus menerus para bergeliat memanfaatkan ruang-ruang
perempuan calon atau perempuan yang politik dalam berkontestasi meski
nantinya terpilih dalam proses pilkada jumlahnya hanya 19 orang diantara
serentak. Pengawalan ini dilakukan 65 orang perempuan yang memiliki
untuk memastikan bahwa visi, misi perspektif.
dan program yang mereka bawa Namun demikian ternyata calon
pada masa kampanye benar-benar perempuan yang mengajukan diri
diimplementasikan dan perempuan sebagai dalam pilkada masih meru-
sebagai konstituen yang menjadi pakan sosok perempuan berada
mereka mendapatkan manfaat dari diruang sekitar kekuasaan dimana
kebijakan-kebijakan pro perempuan sebagain besar berlatar belakang
yang diambil oleh perempuan yang anggota legeslatif, petahana dan
menjadi kepala daerah pengusaha yang memiliki akses
kekuasaan dan ekonomi yang
C. KESIMPULAN cukup. Selain itu terdapat pula calon
Jumlah perempuan yang ikut perempuan yang juga memiliki ikatan
berkontestasi dalam pilkada serentak darah, hubungan perkawinan dan
tahun 2015 memang tidak besar, kekerabatan yakni ikatan perkawinan
hanya 7,4 persen atau 123 calon 17 perempuan calon, pertalian daerah
dari 1644 yang mengikuti pilkada 10 perempuan calon dan 1 orang
serentak Angka ini jauh dari prasyarat perempuan calon yang memiliki
30 persen kuota bagi perempuan hubungan kekerabatan.
dalam kebijakan affirmative actions
seperti dalam pencalonan perempuan C.1. Saran
dalam pemilu legeslatif. Namun meski Dibukanya ruang kontestasi
jumlahnya hanya 7,4 persen, lebih politik bagi perempuan dalam pilkada
dari setengahnya yakni 65 orang memang trend yang positif. Namun,
perempuan atau sekitar 53 persen jumlah demikian dibukanya ruang saja
memiliki perspektif keberpihakan tidak cukup. Belajar pada keterwakilan
dalam isu-isu perempuan dibidang perempuan 30 persen di parlemen yang
politik, sosial, ekonomi, kesehatan membutuhkan kebijakan affirmatif,
dan pendidikan dalam visi, misi dan maka ada baiknya jika kedepan
program yang mereka usung dalam muncul kebijakan yang memberikan

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 17


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

affirmasi pada perempuan-perempuan DAFTAR PUSTAKA


yang mengikuti pilkada. Agar angka Bennion, Elizabeth Anne, 2001,
partisipasi dan keterwakilan mereka Gender Perception, and Policy
dalam pilkada bisa makin bertambah. Priorities in Three Midwestern
Bentuk afirmasi yang dimaksud State Legislatures, Dissertation,
adalah dorongan kepada partai University of Wisconsin– Madison,
politik untuk melakukan kaderisasi,
Crick, Bernard, (1962) 1992, In Defence
pendidikan politik yang baik dan
Politics, ed. 2, (Harmondsworth:
memberi ruang pencalonan pada
Penguin)
calon perempuan hingga 30 persen
untuk dapat berkontesatasi. Seperti Heller, Agnes, 1991, The Concept of
affirmative action kuota 30 persen the Political Revisited, dalam David
lewat Undang-Undang No. 8 Tahun Held (ed) Political Theory Today,
2012 tentang Pemilihan Umum (Oxford : Polity)
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, yang Miller, David, 1987, Politic, dalam David
mewajibkan partai politik memasukkan Miller dkk (ed,). The Blackwell
30 persen perempuan dalam daftar Encyclopedia of Political Thought,
tetap calon legislative. Selain itu partai (Oxford: Blackwell)
wajib menjalankan perannya dalam Perempuan dan Politisi, Jurnal
melakukan pendidikan politik secara Perempuan Edisi 81
keseluruhan utamanya perempuan, Perempuan di Pilkada Serentak 2015:
jangan sampai parpol hanya mengambil Perspektif dan Lingkar Kekuasaan di
calon perempuan yang memiliki akses Sekitaran Calon Perempuan Peserta
modal yang kuat bukan ari mereka Pilkada” oleh Tim Desk Perempuan
yang memiliki kapasitas memadai. dan Politik, Departemen Politik,
KPU sebagai lembaga penyelenggara Demokrasi dan Desa, Yayasan
pemilu bisa memperkuat, memperinci, SATUNAMA.
sekaligus mempermudah pecarian
Suryakusuma, Julia. 2011. Ibuisme
data base atau track record dari
Negara : Konstruksi Sosial Kepe-
pasangan calon di website KPU. Hal
rempuanan Orde Baru. Jakarta:
ini dapat membantu masyarakat dapat
Komunitas Bambu
mengetahui benar rekam jejak calon.
Akses yang sulit dan data yang tidak
Website
lengkap di website KPU mempersulit
masyarakat yang ingin mengetahui www.kpu.go.id
benar rekam jejak calon.
www.kawalpikada.id
Kedepan perlu ada kajian lebih
mendalam nantinya tentang kandidat http://wartafeminis.
perempuan yang terpilih sebagai com/2008/03/04/kongres-
kepala daerah. Sehingga bisa dilihat perempuan-indonesia-sebuah-
apa saja hal yang membuat mereka gerakan-perempuan-1928-1941-
dapat terpilih dalam proses pilkada 2/ pada tanggal 26 November
serentak. 2015

18 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


REPRESENTASI PEREMPUAN
DALAM KONTESTASI PILKADA:
TINJAUAN PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER
REPRESENTATION OF WOMAN IN LOCAL
ELECTION CONTESTATION:
REVIEW OF GENDER EQUALITY PERSPECTIVE
Rohmawati Novita Dewi

ABSTRAK/ABSTRACT

Di dalam bidang politik, khususnya pilkada, pemerintah sudah banyak


berupaya mewujudkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.
Di dalam aturan penyelenggaraan pilkada sudah banyak membuka
kesempatan bagi perempuan untuk berkiprah di dalam dunia politik.
Bukan sekedar jabatan legislatif saja, jabatan eksekutif juga dimungkinkan
diduduki oleh perempuan. Momentum pilkada tentunya menjadi
kesempatan emas bagi perempuan untuk meningkatkan perannya. Akan
tetapi, sampai saat ini keterwakilan perempuan masih sangat rendah.
Hasil kajian pada obyek tersebut menunjukkan bahwa kesetaraan gender
masih belum benar-benar terwujud dalam bidang politik. Partai politik
masih banyak melakukan diskriminasi pada perempuan. Partai politik
masih belum dinamis dalam melakukan reformasi internal. Dalam hal
perekrutan calon kepala daerah, pola kedekatan dan pragmatisme masih
sangat kental. Keadaan seperti itu akan menghambat perempuan yang
tidak memiliki akses ke partai, birokrasi, dan sumber-sumber ekonomi.
Dalam artian, perempuan akan mengalami banyak kesulitan ketika tidak
memiliki kedekatan dengan elite partai maupun elite kekuasaan.

In the field of politics, especially the local elections, the government has been
working a lot to achieve gender equality between men and women. Within the
rules of the local election organization has been many opportunities opened
for women to take part in the politics. Not just a legislative position, but also
possibly opened for executive positions held by women. The momentum of
local election certainly can be a golden opportunity for women to increase
its role. However, until now the representation of women is still very low.
The results of the study shows that the object of gender equality still not
really happen in politics. Political parties still often discriminate to women.
Political parties are still not dynamic in conducting the internal reforms.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 19


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

In the case of recruitment of candidates for regional heads, the pattern of


proximity and pragmatism still very strong. Such conditions would prevent
women who do not have access to the party, the bureaucracy, and economic
resources . In that sense, women will still experience many difficulties when
they dont have any proximity to the party elite or the elite power.

Kata kunci: Pilkada, Kesetaraan Gender, Partai Politik.


Keyword : Local election, Gender equality, Political Party

A. PENDAHULUAN rumah bagi semua pihak. Sayangnya,


A.1. Latar Belakang Masalah definisi gender sendiri masih banyak
Isu mengenai gender sudah disalah artikan oleh masyarakat. Ada
banyak menyebar di kalangan yang menganggap bahwa gender
publik. Sudah sejak sepuluh tahun adalah jenis kelamin, ada pula yang
terakhir kata gender telah memasuki lebih ekstrim menganggap bahwa
perbendaharaan di setiap diskursus gender adalah perempuan. Hal ini
dan tulisan sekitar perubahan sosial terjadi karena dalam realitasnya
dan pembangunan di Dunia Ketiga.1 ketidakadilan gender lebih banyak
Banyakdiantaramasyarakatyangsudah terjadi pada perempuan daripada laki-
mulai mempelajarinya atau sekedar laki. Sehingga ketika mengungkapkan
mendengar pemaparan-pemaparan gender maka yang terbayang dalam
singkat tentang isu tersebut. Sudah benak masyarakat adalah perempuan.
ada pula yang menyadari pentingnya Gender merupakan suatu sifat
isu gender tersebut dalam kehidupan yang melekat pada diri laki-laki dan
bermasyarakat, sehingga muncullah perempuan yang merupakan hasil
aksi-aksi atau tindakan yang dilakukan kostruksi secara sosial maupun kultural.
untuk mencapai kesetaraan gender. Ciri dari sifat-sifat yang melekat pada
Dalam konferensi PBB tahun 2000 laki-laki maupun perempuan tersebut
mengenai “The Millenium Development bisa dipertukarkan.3 Oleh karenanya
Goals” (MDGs), disebutkan bahwa ketika kita menyoal kesetaraan
kesetaraan gender dan pemberdayaan gender, kita bukan hanya berbicara
perempuan merupakan cara yang tentang perempuan, ketidakadilan-
efektif umtuk memerangi kemiskinan, ketidakadilan yang dialami perempuan,
kelaparan, dan penyakit serta dan bagaimana cara memperjuangkan
menstimulasi pembangunan yang hak-hak perempuan yang selama ini
sungguh-sungguh dan berkelanjutan.2 telah terabaikan. Kesetaraan gender
Gender merupakan pekerjaan menyoal bagaimana kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan itu
1
DR. Mansour Fakih. “Analisis Gender dan bisa terwujud. Agar keduanya bisa
Transformasi Sosial”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013.
hlm. 7.
mendapatkan hak-haknya secara
2
P. Mahura. “Perempuan dan Pilkada dalam utuh tanpa ada yang mengalami
Perspektif Kesetaraan” dalam http://portal.malutpost. ketidakadilan-ketidakadilan.
co.id/en/opini/item/4177-perempuan-dan-pilkada-
dalam-perspektif-kesetaraan. Diakses pada 19 Hingga saat ini masih banyak
November 2015. 15:06. 3
Dr. Mansour Fakih. hlm. 8.

20 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Rohmawati Novita Dewi - REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KONTESTASI PILKADA

ketidakadilan terhadap perempuan terhadap perempuan yang dilakukan


yang terjadi di masyarakat. Entah itu oleh partai politik atau masyarakat.
ketidakadilan berupa subordinasi Akibatnya, representasi perempuan
(menilai peran jenis kelamin lain dalam politik, khusunya pilkada masih
lebih rendah), stereotipi (pelabelan cukup rendah sampai detik ini.
negatif terhadap jenis kelamin lain),
marginalisasi (proses peminggiran B. RUMUSAN MASALAH & METODE
yang terjadi akibat jenis kelamin yang PENELITIAN
mengakibatkan kemiskinan), double Rumusan masalah dalam peneli-
burden (beban ganda pada salah tian ini adalah untuk mengetahui
satu jenis kelamin), ataupun violence bagaimana potret kesetaraan gender
(tindak kekerasan).4 Ketidakadilan dalam bidang politik, dan bagaimana
tersebut merata diberbagai bidang, peluang keterlibatan perempuan dalam
seperti dalam pembangunan masya- pilkada dan apa saja kendalanya.
rakat, ekonomi, politik dll. Metode Penelitian yang digunakan
Pemilihan kepala daerah (pilkada) adalah metode penelitian kualitatif
telah menjelma menjadi simbol dengan teknik pengumpulan data
demokratisasi Indonesia pasca dengan cara mencari sejumlah
Orde Baru. Hak untuk dipilih dan literature-literatur yang berhubungan
memilih berdasarkan persamaan dengan judul penelitian dan mencari
hak merupakan perintah UU yang data yang bersumber dari internet.
harus dipatuhi. Artinya peraturan
perundang-undangan yang terkait D. HASIL ANALISA
dengan Pemilu, termasuk didalamnya
D.1. Potret Kesetaraan Gender
adalah pilkada wajib memberikan
Dalam Bidang Politik
hak yang sama antara laki-laki dan
perempuan untuk menikmati hak sipil Kebebasan menggiring umat ma-
dan politik. nusia untuk bisa maju dan berjejak
Aturan penyelenggaraan pilkada pada kebahagiaan. Kebebasan
sudah banyak membuka kesempatan merupakan suatu hak manusia
bagi perempuan untuk berkiprah yang paling berharga. Kebebasan
didalam dunia politik. Bukan sekedar memiliki makna sebuah independensi
jabatan legislatif saja, jabatan ekse- pemikiran, kehendak, dan tingkah
kutif juga dimungkinkan diduduki laku asalkan tidak melebihi batas
oleh perempuan. Momentum pilkada keabsahan dan tidak melanggar
tentunya menjadi kesempatan emas norma maupun etika yang berlaku
bagi perempuan untuk meningkatkan didalam masyarakat.5 Kebebasan
perannya. Meskipun kesempatan itu ini berlaku bagi semua manusia tak
dibuka lebar-lebar untuk perempuan, terkecuali. Tidak memandang dari
tingkat representasi perempuan dalam jenis kelamin, pekerjaan, usia, kasta,
pilkada terbilang cukup rendah. Di atau yang lainnya. Semua manusia
dalam bidang politik dan pengambilan memiliki kebebasan yang sama. Akan
keputusan, masih banyak ketidakadilan 5
Qasim Amin. “Sejarah Penindasan Perempuan”.
4
Ibid. hlm. 12-21. Yogyakarta: IRCiSoD. 2003. hlm. 49.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 21


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

tetapi, perempuan masih belum politik adalah dunia laki-laki. Politik


mendapatkan kebebasannya secara tidak cocok dengan perempuan yang
utuh. Masih banyak diskriminasi- berkepribadian halus, suka menangis,
diskriminasi yang terjadi pada tidak tegaan, pelindung, dan lain-
perempuan sehingga hak-haknya lain. Perempuan tidak akan kuat
menjadi tidak terpenuhi secara utuh terjun ke dalam dunia politik karena
atau bahkan hampir tidak terpenuhi. banyak melibatkan perasaan. Sejarah
Penindasan, eksploitasi dan tekanan politik adalah sejarah tentang laki-
sosial masih kerap menggelayut dalam laki berikut kuasanya dan sejarah
kehidupan perempuan. Keadaan dan tentang perempuan yang teralienasi
persoalan-persoalan tersebut lahir (terasingkan).
dari perkembangan dalam sejarah uang Di Indonesia, upaya untuk mem-
yang membuat suatu kelas menguasai berdayakan perempuan dan mewu-
kelas lain dan laki-laki menguasai judkan kesetaraan gender dimulai pada
perempuan.6 Menurut pandangan tahun 1978. Pata tahun tersebut untuk
perspektif feminisme sosialis, pe- pertama kalinya Garis-Garis Besar
nindasan terhadap perempuan di- Hukum Negara (GBHN) dan Pelita III
karenakan 2 ideologi besar yaitu secara ekspilisit memuat butir-butir
patriarki yang memberi keistimewaan tentang peranan perempuan dalam
sosial pada kaum laki-laki sebagai tuan pembangunan dan pembinaan bangsa.
bagi kaum perempuan dan kapitalisme Didalam Kabinet Pembangunan III
yang memberi keistimewaan pada juga dibentuk suatu lembaga, yaitu
pemilik modal (biasanya pria) sebagai Kantor Menteri Muda Urusan Peranan
tuan kaum perempuan dalam perannya Wanita. Kemudian semenjak tahun
sebagai pekerja. Dibelakang ideologi 1984, Pemerintah Indonesia juga
patriarki itu sendiri bersembunyi turut serta meratifikasi Konvensi
adanya pemikiran membenci kaum tentang Penghapusan Segala Bentuk
wanita (misogini).7 Diskriminasi terhadap Perempuan
Patriarki tumbuh dengan subur (Konvensi Wanita).8 Kenyataan ter-
karena ideologi dan sistem yang sebut menunjukkan bahwa bangsa
abstrak dan konkret yang terwujud Indonesia sudah mulai menyadari
dalam kultur dan struktur masyarakat bahwa kesetaraan antara laki-laki
yang dimapankan oleh produksi nilai- dan perempuan perlu diwujudkan,
nilai. Hal ini juga terjadi dalam wacana sekaligus mengakui pentingnya pe-
dan budaya politik di masyarakat. ranan perempuan sebagai mitra sejajar
Politik selalu diasosiasikan dengan laki-laki dalam pembangunan.
hal-hal yang maskulin seperti: keras, Salah satu usaha untuk mem-
hitam, kotor, penuh rintangan, rasional, berdayakan peran perempuan Indo-
kejam, politik adalah persoalan perang, nesia di bidang politik adalah dengan
dan kekuasaan. Pencitraan tersebut meminta pemerintah melakukan
bertujuan untuk menunjukkan bahwa rekayasa politis dengan membuat
6
Nawal El Saadawi. “Perempuan Dalam Budaya
Patriarki”. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. 2011. hlm. v. 8
Sulistyowati Irianto & Achie Sudiarti Luluhima
7
Sunarto. Televisi, Kekerasan, dan Perempuan. (Ed.). “Konvensi Wanita di Indonesia”. Jakarta: Yayasan
2009. Jakarta: Kompas. hlm.38. Obor Indonesia .2004. hlm. 2.

22 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Rohmawati Novita Dewi - REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KONTESTASI PILKADA

peraturan perundang-undangan, yang Catherine MacKinnon mengatakan


memaksa agar kaum perempuan diberi bahwa ketika hak politik terenggut
kuota sesuai target dan mengubah maka hak-hak lainnya akan mengikuti
sikap mental masyarakat yang (terenggut pula). Politik adalah
menomorduakan kaum perempuan, ranah yang sangat fundamental bagi
dengan membuang mitos-mitos lama pemenuhan hak-hak lainnya. Hal
yang kontraproduktif, dan diganti ini mengingatkan akan pendapat
dengan etos kerja yang positif.9 Hal ini Muhammad Syahrour ketika menga-
terwujud dalam UU Nomor 2 Tahun takan bahwa kekejaman politik
2008 dan UU Nomor 10 Tahun 2008 adalah kekejaman yang paling
yang mengatur penyelenggaraan menyengsarakan perempuan karena
pemilihan legislatif. Dalam undang- implikasi yang disebabkannya amat
undang tersebut pemerintah mene- besar, yaitu dapat menggilas hak-hak
tapkan regulasi dalam penye- perempuan di bidang lain seperti
lenggaraan pemilihan legislatif berupa pendidikan, kesehatan, dan aktivitas
kuota 30% yang diberikan kepada sosial lainnya. Dengan demikian, keter-
perempuan. wakilan perempuan dalam peme-
Berbeda dengan pemilihan legis- rintahan baik di eksekutif ataupun
latif, pemilihan eksekutif tidak me- legislatif sangat penting.10
miliki regulasi tersebut. Dalam Peluang keterlibatan perempuan
pemilihan eksekutif, cenderung dalam pilkada tidak berbeda dengan
lebih bebas karena siapapun boleh peluang yang dimiliki oleh laki-laki.
mendaftar tanpa dibatasi kuota. Akan Berbeda dengan pemilihan legislatif
tetapi kebijakan seperti itu justru (pileg) yang memiliki zipper system
menjadikan posisi perempuan semakin yaitu diantara tiga nomor urut calon
sulit karena realitasnya partai politik anggota legislatif harus ada satu nama
masih sangat diskriminatif terhadap perempuan, dalam pilkada tidak ada
perempuan. Yang terjadi selama ini regulasi serupa. Dikatakan oleh Anggo-
adalah perempuan mencari-cari ta Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat
tunggungan partai politik yang bisa (DPR) dari Fraksi Partai Persatuan
mendukungnya, bukan partai politik Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi
merekrutnya berdasarkan kualitas bahwa aturan-aturan semacam itu
yang perempuan tersebut miliki. justru akan mempersulit teknis di
lapangan. Perempuan memiliki hak
D.2. Peluang dan Hambatan Keter- yang sama untuk mencalonkan diri
libatan Perempuan dalam dalam pilkada, baik menggunakan
Pilkada jalur politik atau perseorangan.11
Pentingnya partisipasi politik Peluang perempuan dalam pilkada
10
Rahima. “Perempuan di Panggung Politik” dalam
bagi perempuan disebabkan masalah http://www.rahima.or.id/index.php?option=com_
partisipasi sangat berkaitan langsung content&view=article&id=467:suplemen-4-
dengan masalah-masalah lain. lanjutan&catid=49:suplemen&Itemid=319. Diakses 24
November 2015. 14:38.
9
Budi Sulistyo dkk (Ed.). “MDGs Sebentar Lagi 11
Muhammad Fasabeni. “Peluang Perempuan
Sanggupkah Kita Menghapus Kemiskinan Dunia?”. Bertempur di Pilkada” dalam www.gresnews.com.
Jakarta: Penerbit Kompas. 2010. hlm. 284. Diakses 23 November 2015. 12:01.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 23


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

bisa dikatakan cukup besar. Akan pola kedekatan dan pragmatisme masih
tetapi keterwakilan perempuan masih sangat kental. Keadaan seperti itu akan
sangat rendah. Didalam Undang- menghambat perempuan yang tidak
undang No. 8 Tahun 2015 tentang memiliki akses ke partai, birokrasi,
Pemilihan Gubernur, Bupati dan dan sumber-sumber ekonomi. Dalam
Walikota belum memberikan ruang artian, perempuan akan mengalami
satu ayat pun yang menyinggung banyak kesulitan ketika tidak memiliki
afirmasi kepada perempuan dalam kedekatan dengan elite partai maupun
pencalonan kepala daerah. Sampai elite kekuasaan.
saat ini di lembaga eksekutif sama Menurut Musdah Mulia, seorang
sekali tidak ada gubernur perempuan. Tokoh Perempuan Nasional, rendahnya
Sementara itu, wakil gubernur baru partisipasi politik perempuan, terma-
diisi oleh satu perempuan di Papua suk didalamnya pilkada diakibatkan
barat. Sedangkan, 620 jabatan bupati, oleh faktor internal dan eksternal.
walikota dan wakilnya, hanya 36 posisi Faktor eksternal yang menghambat di
yang diisi oleh perempuan.12 Dalam antaranya:
pencalonan perempuan untuk maju 1. Partai politik masih memiliki
dalam pilkada yang akan dilakukan pandangan yang rendah terhadap
serentak 9 Desember mandatang, juga perempuan dan masalah perem-
masih terbilang rendah. Dari 1.604 puan (unsensitive gender).
calon yang sudah ditetapkan oleh KPU 2. Partai politik belum intensif
pada 3 Agustus lalu, hanya ada 119 memberikan pendidikan politik
perempuan yang terlibat didalamnya, kepada masyarakat, khususnya
atau setara dengan 7,4 persen.13 perempuan.
Rendahnya representasi 3. Partai politik memiliki mekanisme
perempuan dalam pilkada ini tidak pengkaderan yang lebih memihak
terlepas dari sifat maskulin ranah politik laki-laki.
selama ini. Politik masih menjadi dunia 4. Partai politik masih didominasi
belantara bagi perempuan, didukung oleh pemikiran laki-laki (male
tidak adanya kebijakan afirmasi domain).
perempuan dalam pilkada. Selain itu, 5. Partai politik memperlakukan
partai politik juga berpengaruh besar perempuan tidak lebih sebagai
terhadap representasi perempuan obyek dan sebatas alat mobilisasi
dalam pilkada. Hingga saat ini, partai (pengerahan) rakyat saja.
politik masih belum dinamis dalam 6. Aturan yang melarang anggota
melakukan reformasi internal. Dalam dan pengurus parpol direkrut
hal perekrutan calon kepala daerah, dari PNS, sementara kebanyakan
12
Politik Indonesia. “Pilkada Serentak, Momentum perempuan yang pandai biasanya
Peningkatan Peran Perempuan” dalam http://www. sudah menjadi PNS.
politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=67905-
Pilkada-Serentak,-Momentum-Peningkatan-Peran-
7. Diskriminasi terhadap perempuan
Perempuan--. Diakses 23 November 2015. 13: 13. yang terjadi selama ini membuat
13
Otonomi Daerah. “Pencalonan Perempuan di garis start (mulai) yang berbeda
Pilkada” dalam http://otda.kemendagri.go.id/index.
php/berita-210/2301-pencalonan-perempuan-di-pilkada. antara laki-laki dan perempuan.
Diakses 23 November 2015. 15:45. Sementara faktor internal yang

24 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Rohmawati Novita Dewi - REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KONTESTASI PILKADA

menghambat keterwakilan perempuan ikut serta dalam pemilihan legislatif


dalam bidang politik, meliputi: dengan kebijakan pemberian kuota
1. Perempuan kurang percaya diri keterwakilan perempuan sebesar
(unself confidence) karena merasa 30%. Sayangnya regulasi tersebut
kemampuan mereka terbatas. hanya ada dalam pemilihan legislatif
2. Perempuan kurang berusaha saja, sedangkan didalam pemilihan
merebut peluang. eksekutif regulasi semacam itu tidak
3. Perempuan kurang mendapat berlaku. Di dalam Undang-undang
dukungan, baik dari keluarga No. 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan
maupun masyarakat. Gubernur, Bupati dan Walikota
4. Perempuan masih terbelenggu oleh belum memberikan ruang satu
stereotype (pelabelan-pelabelan) ayatpun yang menyinggung tentang
sebagai penjaga rumah. afirmasi kepada perempuan dalam
5. Kurangnya bargaining position pencalonan kepala daerah. Aturan-
perempuan. aturan seperti pemberian kuota dalam
6. Perempuan masih terkungkung pilkada dianggap mempersulit teknis
tradisi-tradisi misoginis (kebencian dilapangan. Tapi disisi lain, perempuan
terhadap perempuan). justru semakin mendapatkan kesulitan
7. Perempuan masih dihadang oleh untuk mencalonkan diri dalam
pemahaman dan penafsiran agama pilkada. Hal ini disebabkan karena
yang bias nilai-nilai patriarkhi dan partai politik masih belum sungguh-
bias gender.14 sungguh menjalankan amanah
pemerintah, partai politik masih
E. PENUTUP belum dinamis dalam melakukan
E.1. Kesimpulan reformasi internal. Dalam hal
perekrutan calon kepala daerah, pola
Kesenjangan yang terjadi pada
kedekatan dan pragmatisme masih
perempuan masih belum menemui
sangat kental. Sehingga perempuan
ujung. Budaya patriarki yang dianggap
yang tidak memiliki kedekatan dengan
sebagai penyebab penindasan terhadap
elite kekuasaan atau elite partai
kaum perempuan masih kental dalam
akan sulit untuk mencalonkan diri
budaya masyarakat, termasuk didalam
apalagi sampai berhasil merebut kursi
wacana dan budaya politik masyarakat
kedudukan meskipun ia berkualitas.
Indonesia. Meskipun sudah banyak
tindakan yang diambil oleh pemerintah
E.2. Saran
dalam mengupayakan kesetaraan
gender dalam bidang politik, misalnya Menghadapi realitas keterlibatan
melalui UU Nomor 2 Tahun 2008 perempuan dalam pilkada yang masih
dan UU Nomor 10 Tahun 2008 yang rendah, penulis menyarankan:
mengatur penyelenggaraan pemilihan 1. Diadakannya Affirmative Action di
legislatif. UU tersebut memberi dalam pemilihan kepala daerah baik
kelonggaran pada perempuan untuk melakukan perundang-undangan,
14
Ulpiah H. Saat. “Membaca Peluang Perempuan peraturan yang memberikan ke-
dalam Pemilihan Langsung” dalam http://babelpos. sempatan bagi perempuan untuk
co.id/?p=23486. Diakses 21 November 2015. 14:25.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 25


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

menaikkan perannya. Otonomi Daerah. “Pencalonan


2. Menyelenggarakan pendidikan po- Perempuan di Pilkada” dalam
litik bagi perempuan agar kapasitas http://otda.kemendagri.go.id/
politik perempuan bisa kuat. index.php/berita-210/2301-
3. Partai politik harus lebih bisa pencalonan-perempuan-di-
mengembangkan sistem rekrutmen pilkada. Diakses 23 November
yang inklusif bagi perempuan. 2015. 15:45.
4. Perempuan harus mempunyai ke-
P. Mahura. “Perempuan dan Pilkada
sadaran untuk maju sekaligus rasa
dalam Perspektif Kesetaraan”
percaya diri sehingga kesetaraan
dalam http://portal.malutpost.
gender dalam bidang politik bisa
co.id/en/opini/item/4177-
tercapai.
perempuan-dan-pilkada-dalam-
perspektif-kesetaraan. Diakses
DAFTAR PUSTAKA
pada 19 November 2015. 15:06.
Amin, Qasim. 2003. “Sejarah Penin-
dasan Perempuan”. Yogyakarta: Politik Indonesia. “Pilkada Serentak,
IRCiSoD. Momentum Peningkatan Peran
Perempuan” dalam http://
El Saadawi, Nawal. 2011. “Perempuan www.politikindonesia.com/
Dalam Budaya Patriarki”. Yogya- index.php?k=politik&i=67905-
karta : Pusataka Pelajar. Pilkada-Serentak,-Momentum-
Fakih, Mansour. 2013. “Analisis Gender Peningkatan-Peran-Perempuan--.
dan Transformasi Sosial”. Yogya- Diakses 23 November 2015. 13:
karta: Pustaka Pelajar. 13.

Irianto, Sulistyowati & Achie Sudiarti Rahima. “Perempuan di Panggung


Luluhima (Ed.). 2004. “Konvensi Politik” dalam http://www.rahima.
Wanita di Indonesia”. Jakarta: Yaya- or.id/index.php?option=com_c
san Obor Indonesia. ontent&view=article&id=467:
suplemen-4-lanjutan&catid=49:
Soehada, Moh. 2010. “Metode Pene- suplemen&Itemid=319. Diakses 24
litian Sosiologi Agama”. Yogya- November 2015. 14:38.
karta: Teras.
Ulpiah H. Saat. “Membaca Peluang
Sulistyo, Budi dkk (Ed.). 2010. “MDGs Perempuan dalam Pemilihan
Sebentar Lagi Sanggupkah Kita Langsung” dalam http://babelpos.
Menghapus Kemiskinan Dunia?”. co.id/?p=23486. Diakses 21
Jakarta: Penerbit Kompas. November 2015. 14:25.
Sunarto. 2009. “Televisi, Kekerasan,
dan Perempuan”. Jakarta: Kompas.
Muhammad Fasabeni. “Peluang Perem-
puan Bertempur di Pilkada” dalam
www.gresnews.com. Diakses 23
November 2015. 12:01.

26 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


RESPONS PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP
POLITIK UANG DALAM PEMILU
GUBERNUR JAMBI 2015
THE RESPONSE OF WOMEN VOTERS AGAINST
MONEY POLITICS IN JAMBI GOVERNOR
ELECTION 2015
Ulya Fuhaidah

ABSTRAK/ABSTRACT
Majelis taklim sering kali dijadikan sebagai sarana sosialisasi visi misi
maupun ajakan untuk memilih calon tertentu pada masa kampanye para
kontestan Pemilu baik Pemilu legislatif maupun Pemilu eksekutif. Padahal
sudah jelas termaktub dalam regulasi Pemilu tentang larangan kampanye
bagi para kontestan pada pasal 69 UU No 8 Tahun 2015 untuk tidak
menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan. Meski larangan itu
ada, namun realitasnya majelis taklim tidak luput dari ajang sosialisasi
dan kampanye pada Pemilu Gubernur Provinsi Jambi Tahun 2015. Salah
satu calon gubernur Jambi bahkan memberikan barang tertentu kepada
anggota majelis taklim sebagai imbalan agar pada saat Pemilu memilih sang
calon tersebut. Berdasarkan observasi di lapangan tidak ada satu orang
pun yang melaporkan praktik ini kepada pengawas Pemilu sebagai sebuah
pelanggaran. Riset ini ingin mengeksplorasi tentang bagaimana respons
pemilih perempuan terhadap politik uang dalam Pemilu Gubernur Jambi
Tahun 2015.
Majelis Ta’lim or Islamic study groups are often used as a means to socialize
vision and mission as well as an invitation to choose certain candidates during
the election campaign of the contestants either legislative or executive election.
Yet it is clear embodied in the regulations of election towards the prohibition
of campaign for the contestants referred to article 69 of Law constitution No.
8 of 2015 not to use worship places and educational facilities. Despite the
prohibition is there, but the reality of Islamic study groups could not be free
from any of socialization and campaign on Governor election of Jambi in 2015.
One of candidate for governor of Jambi even provide certain goods to maje;is
taklim members in exchange to vote the candidates for the election. Based on
observations in the field not a single person who reported this infringement to
the election supervisor committe. This research wants to explore on how women
voters response to money politics during Jambi Governor Election 2015.
Kata kunci : Majelis ta’lim, Pemilu gubernur, larangan Pemilu, politik
uang
Keyword :Islamic study groups, Governor Election, Election ban, money
politics

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 27


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

A. PENDAHULUAN adalah:
Pemilihan Gubernur Gubernur dan “A communication campaigns is
Wakil Gubernur Jambi tahun 2015 ha- an organized communication activity,
nya diikuti oleh dua pasangan calon directed at a particular audience,
(paslon) yakni pasangan incumbent for a particular period of time, to
Hasan Basri Agus-Edi Purwanto dan achieve a particular goal” (Kampanye
pasangan calon Zumi Zola-Fahrori komunikasi adalah tindakan komu-
Umar. Keduanya sama-sama memi- nikasi yang terorganisasi yang di-
liki kesempatan luas untuk menjadi arahkan pada khalayak tertentu, pada
gubernur Jambi. Saat ini keduanya periode waktu tertentu guna mencapai
sedang bersaing untuk mendapatkan tujuan tertentu).3
hati masyarakat Jambi. Jika meru- Merujuk pada definisi-definisi di
juk agenda penyelenggaraan Pemilu, atas, maka kita dapat melihat bahwa
maka saat ini masuk dalam tahapan dalam setiap aktivitas kampanye
pelaksanaan Pemilu di mana kedua setidaknya mengandung empat hal,
calon diperkenankan menyampaikan yaitu tindakan kampanye yang ditu-
visi misi maupun program masing- jukan untuk menciptakan efek atau
masing melalui serangkaian kegiatan dampak tertentu, jumlah khalayak
kampanye. sasaran yang besar, dipusatkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kurun waktu tertentu, dan melalui
mendefinisikan kampanye dalam dua serangkaian tindakan komunikasi
arti yakni gerakan (tindakan) serentak yang terorganisir.
(untuk melawan, mengadakan aksi, Kategori kampanye menurut
dsb); dan kegiatan yang dilaksanakan Charles U Larson, terbagi menjadi tiga
oleh organisasi politik atau calon yang sebagaimana penjelasan berikut:
bersaing memperebutkan kedudukan 1. Product oriented campaign atau
di parlemen untuk mendapat dukun- kampanye yang berorientasi pada
gan massa pemilih di suatu pemungu- produk yang umumnya terjadi di
tan suara.1 lingkungan bisnis.
Sementara definisi menurut Pefau 2. Candidate oriented campaign atau
dan Parrot (1993), kampanye adalah kampanye yang berorientasi pada
suatu proses yang dirancang secara sa- kandidat dan dimotivasi untuk
dar, bertahap, berkelanjutan, yang di- memperoleh kekuasaan
laksanakan pada waktu tertentu den- 3. Ideologically or caused oriented
gan tujuan mempengaruhi khalayak campaign adalah jenis kampanye
atau sasaran yang telah ditetapkan.2 yang berorientasi pada tujuan yang
Definisi lain kampanye sebagai- bersifat khusus dan seringkali
mana pendapat Leslie B. Snyder dalam berdimensi perubahan social.4
karangan Gudykunst & Mody, 2002 Kampanye bukan dilakukan secara
1
Kbbi.web.id diakses desember 2014 serampangan dan tanpa tujuan. Apa
2
Toni Andrianus Pito, Efriza, Kemal Fasya. Menge-
nal Teori-Teori Politik: Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. 3
All-about-theory.com diakses Desember 2014
(Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), hl. 187. 4
Ibid.,

28 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

pun bentuk kampanyenya, akan (pemilihan).5 Pemunculan dimaknai


selalu bertujuan untuk menciptakan sebagai langkah awal untuk meru-
perubahan pada tataran pengetahuan muskan landasan tahapan berikutnya,
atau kognitif. Pada tahap berikutnya seperti memetakan daerah kampanye,
bertujuan melakukan perubahan si- menjalin relasi dengan tokoh-tokoh di
kap. Sementara pada tahap terakhir daerah kampanye, mengorganisasikan
kegiatan kampanye ditujukan untuk bentuk kampanye, dan lain sebagainya.
mengubah perilaku khalayak secara Tahapan primary, lebih memfokuskan
konkret dan terukur. perhatian masyarakat kepada kandidat
Selain memiliki tujuan tertentu, terkait dengan banyaknya kompetitor
kampanye juga mengikuti model yang ada di bursa pemilihan gubernur.
tertentu yang menurut Larson terbagi Terakhir adalah tahap pemilihan yang
menjadi lima tahap yang dikenal biasanya sudah berakhirnya masa
dengan the five stage development kampanye.
model. Tahapan kegiatan tersebut Beberapa model kampanye di
meliputi: identifikasi, legitimasi, par- atas diaplikasikan juga oleh tim
tisipasi, penetrasi, dan distribusi. sukses calon gubernur Jambi. Dengan
Tahap identifikasi merupakan memanfaatkan waktu serta strategi
tahap penciptaan identitas kampanye kampanye yang beragam, berbagai
yang dapat dengan mudah dikenali cara dilakukan untuk mendongkrak
oleh masyarakat. Tahap selanjutnya perolehan suara meskipun terkadang
legitimasi, yakni tahapan ketika calon tidak sesuai dengan aturan kampanye
gubernur sudah mendapat pengakuan yang dipersyaratkan oleh undang-
dan dukungan dari masyarakat ber- undang. Adapun jenis kampanye yang
basis polling independen misalnya. dipersyaratkan oleh undang-undang
Tahapan berikut adalah partisipasi, yaitu Keputusan Komisi Pemilihan
artinya keterlibatan banyak pihak yang Umum (KPU) N0. 35 Tahun 2004
membantu menyebarkan pamflet, Tentang Kampanye Pemilihan Umum
brosur, maupun poster baik secara Presiden dan Wakil Presiden sebagai
riil maupun simbolik. Tahap ke empat berikut:
adalah penetrasi yakni keberhasilan 1. Pertemuan terbatas
juru kampanye meyakinkan pemilih 2. Tatap muka dan dialog
bahwa kandidatnya adalah calon 3. Penyebaran melalui media cetak
terbaik dari seluruh Daftar Calon Tetap dan media elektronik
(DCT). Sementara tahap kelima adalah 4. Penyebaran melalui radio atau
distribusi atau tahapan pembuktian. televisi
Berbeda dengan pendapat Larson 5. Penyebaran bahan kampanye
di atas, Judith Trent dan Robert kepada umum
Frienderberg menjelaskan model 6. Pemasangan alat peraga di depan
kampanye sebagai berikut: surfacing umum
(pemunculan), primary (terpenting), 7. Rapat umum
nomination (pemilihan), dan election 5
Ibid., hl. 190

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 29


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

8. Debat publik secara hukum. Praktik ini juga terjadi


9. Kegiatan lain yang tidak melanggar dalam pemilihan anggota legislatif di
hukum Kota Jambi 2014 yang tidak dilaporkan
Kegiatan yang dikategorikan me- oleh masyarakat maupun menjadi
langgar hukum dalam kampanye temuan Panitia Pengawas Pemilihan
menurut undang-undang Pemilu salah Umum (Panwaslu).
satunya adalah politik uang di mana Praktik politik uang dalam
seorang paslon ataupun tim sukses pemilihan anggota legislatif Kota
memberikan uang maupun barang Jambi 2014 berdasarkan data
ataupun menjanjikan memberikan Panwaslu tidak ada yang naik ke meja
sesuatu kepada pemilih sebagai kom- hijau dan terselesaikan secara hukum.
pensasi agar memberikan hak pilihnya Banyak faktor yang melatarbelakangi
kepada paslon tersebut. kegagalan terungkapnya kasus suap di
Dalam Pemilu Gubernur Jambi, ranah politik ini. Salah satunya adalah
berdasarkan observasi partisipatoris tidak terpenuhinya syarat dugaan
penulis di Kelurahan Rawasari pelanggaran pemilihan umum baik
Kecamatan Kotabaru Jambi ditemukan dari segi pelapor maupun terlapor
kasus politik uang yang dilakukan oleh sesuai dengan peraturan perundangan.
paslon dari peserta Pemilu Gubernur Panwaslu juga merasa bahwa mereka
Jambi 2015 yang dilaksanakan pada tidak memiliki kekuatan memaksa
saat acara pengajian rutin yang kepada seseorang yang dianggap
diselenggarakan oleh Majelis Taklim terlibat dalam praktek politik uang
Miftahul Jannah. untuk menyerahkan maupun mengakui
Berdasarkan catatan ICW, tren bahwa orang tersebut bersalah.
politik uang dari Pemilu pascarefor- Berdasarkan latar belakang di atas,
masi terus meningkat. Pemilu 1999 maka peneliti tertarik melakukan riset
ditemukan 62 kasus, Pemilu 2004 mendalam tentang “Respons Pemilih
ditemukan 113 kasus, Pemilu 2009 Perempuan Terhadap Politik uang
sebanyak 150 kasus, dan Pemilu dalam Pemilihan Gubernur Jambi
2014 meningkat hampir dua kali lipat 2015”.
menjadi 313 kasus. Praktek politik
uang tersebut seringkali tidak banyak B. KERANGKA TEORI
terungkap karena masyarakat sendiri B.1. Politik Uang dalam Perspektif
juga berharap mendapat imbalan atas Sosiologi
suara yang akan diberikan pada saat Dalam karyanya The Philoshopy
pemungutan suara. Konsekuensinya of Money, George Simmel, sosiolog
pemilihan umum menghabiskan biaya dari Jerman menjelaskan bahwa
tinggi yang rentan terhadap praktik uang memiliki kekuatan dalam relasi
korupsi. Di lain pihak, pengawasan dari sosial. Simmel tertarik meneliti
panitia pemilihan umum pun dinilai hubungan antara uang dengan nilai.
masih lemah sehingga hanya sedikit Menurut Simmel, orang menciptakan
kasus politik uang yang diselesaikan nilai dengan menciptakan objek,

30 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

memisahkan dirinya dari objek-objek pada sikap sinis bahwa segala hal
tersebut dan selanjutnya berusaha memiliki harga, bahwa apapun dapat
mengatasi jarak, kendala, dan kesulitan. dijual atau dibeli di pasar. Ekonomi
Prinsip umumnya adalah bahwa nilai uang juga mengakibatkan sikap acuh.7
benda berasal dari kemampuan orang Menurut Simmel, uang juga
untuk menjarakkan dirinya secara berdampak pada gaya hidup seseorang.
tepat dari objek.6 Masyarakat yang didominasi oleh
Uang memiliki fungsi yang unik, ekonomi uang akan cenderung
menciptakan jarak antara orang mereduksi segala hal menjadi tali
dengan objek, kemudian menjadi penghubung kausal yang dapat
sarana untuk mengatasi jarak dipahami secara intelektual, bukan
tersebut. Dalam proses menciptakan secara emosional. Bentuk spesifik
nilai, uang juga menyediakan dasar intelektualitas yang cocok yaitu cara
bagi berkembangnya pasar, ekonomi pikir matematis. Cara pikir matematis
modern, dan akhirnya masyarakat ini terkait dengan kecenderungan
(kapitalistis) modern. untuk menekankan faktor kuantitatif
Terkait dengan interaksi, uang juga ketimbang kualitatif dalam dunia
memungkinkan orang untuk mengatasi sosial.
dan memenuhi kebutuhannya dalam Uang juga dapat menyebabkan
transaksi ekonomi yang pada akhirnya perubahan pola interaksi. Misalnya,
hal tersebut juga akan memicu pada zaman dahulu, ketika belum
seseorang untuk terlibat interaksi terdapat uang maka orang akan
dengan orang lain dalam usahanya melakukan kegiatan ekonomi (jual
memenuhi kebutuhannya yang beli) dengan cara barter, tetapi
dilakukan dengan cara bertransaksi setelah kemunculan uang sebagai
dengan menggunakan uang. alat tukar, masyarakat merasa lebih
Orientasi terhadap uang ternyata mudah melakukan kegiatan ekonomi
memiliki sejumlah efek negatif pada dan transaksi perdagangan, karena
individu (Beilharz, 1996). Dua di membawa uang jauh lebih mudah dan
antaranya yang paling menarik adalah praktis dibandingkan dengan cara
meningkatnya sinisme dan sikap lama yaitu barter yang dianggap lebih
acuh. Sinisme terjadi ketika aspek rumit dan standarnya yang tidak jelas.
tertinggi dan terendah kehidupan Pertukaran ekonomi menurut Simmel
sosial diperjualbelikan, direduksi juga merupakan suatu interaksi
menjadi alat tukar umum yaitu uang. sosial. Ketika transaksi moneter
Jadi seseorang dapat “membeli” menggantikan barter, maka terjadi
kecantikan atau kebenaran atau perubahan penting dalam bentuk
kecerdasan semudah membeli interaksi atau pelaku sosial dalam
makanan. Meningkatnya segala hal kehidupan masyarakat.
menjadi alat tukar umum mengarah Pentingnya uang bagi manusia
bisa dilihat dalam kasus kampanye
6
http://coretanpenasyadza.blogspot.
com/2012/05/analisis-teori-philosophy-of-money.html 7
ibid

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 31


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

calon pemimpin legislatif/eksekutif. Simmel disebut Sosiabilita.8 Sosiabi-


Banyak sekali ditemukan calon lita merupakan interaksi yang terjadi
pemimpin yang menggunakan uang demi interaksi itu sendiri dan bukan
sebagai alat untuk berinteraksi untuk tujuan lain. Dalam interaksi ini
dengan masyarakat. Pertama, dilihat terkadang muncul perbincangan yang
dari fungsi uang menurut Simmel sebenarnya tidak penting bagi sang
yaitu untuk mempertinggi kebebasan calon anggota legislatif.
individu. Disini dapat kita lihat pada Proses kampanye juga memung-
saat kampanye calon pemimpin kinkan terjadinya ‘masyarakat’ yang
yang menggunakan beragam kegi- disebut sosiasi. Sosiasi merupakan
atan seperti acara hiburan rakyat, proses di mana masyarakat itu terjadi
pemberian santunan kepada masya- yang meliputi interaksi timbal balik
rakat miskin, acara makan-makan dimana individu saling berhubungan
bersama, dan lain-lain. Dalam hal ini, dan saling mempengaruhi sehingga
seorang calon pemimpin yang memiliki masyarakat itu muncul. Namun
uang banyak tentunya dapat dengan demikian, proses sosiasi bermacam-
sesukanya mengadakan acara untuk macam, mulai dari pertemuan se-
menarik perhatian masyarakat. Uang pintas lalu antara orang-orang asing
digunakan untuk mendekatkan sang di tempat-tempat umum sampai ke
calon pemimpin dengan masyarakat. ikatan persahabatan yang lama dan
Melalui aksi seperti pembagian uang intim. Masyarakat ada (pada tingkatan
untuk rakyat dan acara hiburan rakyat tertentu) dimana dan apabila sejumlah
dapat terlihat bahwa interaksi yang individu terjalin melalui interaksi dan
tercipta antara calon pemimpin dengan saling mempengaruhi. Sebagai contoh
masyarakat adalah karena adanya adalah kunjungan istri gubernur in-
uang sebagai perekat diantara mereka. cumbent yang hadir dalam acara dhar-
Seandainya sang calon pemimpin tidak ma wanita di sebuah perguruan tinggi,
memiliki cukup uang sehingga tidak padahal sebelumnya tidak pernah
dapat menawarkan acara-acara seperti hadir. Kedatangannya terkait dengan
di atas, maka besar kemungkinan permohonan dukungan politik secara
calon tersebut tidak cukup dipilih atau terselubung.
diminati oleh masyarakat (kecuali Seorang calon pemimpin legisla-
jika orang tersebut adalah tokoh yang tif/eksekutif biasanya didukung oleh
karismatik). partai-partai koalisi yang mengusung
Ketika proses kampanye, para mereka. Semakin besar dan kuat par-
calon biasanya mendatangi daerah- tainya, maka dukungan terhadap ca-
daerah strategis dan melakukan lon tersebut kemungkinan akan lebih
proses interaksi dengan masyarakat. besar daripada partai lain yang ber-
Tak jarang terjadi suatu proses jumlah sedikit. Seorang kandidat pe-
interaksi yang hanya berupa basa-basi mimpin biasanya diusung oleh lebih
dengan masyarakat yang dalam teori dari 1 partai politik untuk lebih mem-
8
Ibid.

32 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

perkuat dukungan, misalnya 2 atau 3 yang menerima suap serta orang yang
partai yang akhirnya berkoalisi untuk menjadi perantara antara penyuap
berjuang memenangkan pemilihan. dan penerima suap.” (Hadits Riwayat
Kesimpulan dari analisis kasus Ahmad).
kampanye politik ini yaitu uang da- Kata arrisywah berasal dari rasya
pat menjadi alat interaksi penting un- yarsyu yang dalam bahasa Arab me-
tuk mendekatkan jarak antara calon miliki beberapa makna sebagaimana
dengan masyarakat. Sang calon yang dikompilasi oleh Abu al-Fadlal Jama-
umumnya memiliki banyak dana me- luddin Muhammad bin Mukrim
miliki kebebasan untuk membuat aca- dalam kamus monumentalnya, Lisan
ra-acara menarik yang akan mewarnai al-Arab (IV:322- 323). Pendapat lain
kampanyenya. Namun upaya ini akan mengatakan bahwa arrisywah berasal
menimbulkan sinisme pada diri calon dari kata ar-risyaau yang bermakna al-
bahwa ia dapat dengan mudah mem- hablu, tali. Ar-risywah juga dimaknai
beli suara masyarakat. Dalam proses sebagai alju’lu artinya hadiah. Ada juga
kampanye itu pula, terjadi hubungan- yang memaknai ar-risywah sebagai al-
hubungan yang oleh Simmel disebut wushlah ila haajah bilmushaana’ah,
sosiabilita, sosiasi, dan triad (pem- cara sampai pada satu keperluan
bentukan koalisi). Jadi, kasus kampa- dengan berbagai rekayasa.10
nye politik ini selain dapat dikaitkan Beberapa ulama menyamakan
dengan teori filosofi uang, juga dapat politik uang dengan riswah karena
dikaitkan dengan teori Simmel lainnya unsur-unsur yang terdapat dalam ar-
mengenai interaksi sosial.9 risywah ditemukan dalam tindakan
politik uang. Unsur-unsur dimaksud
B.2. Politik Uang dalam Perspektif mencakup adanya orang yang mem-
Islam berikan, sesuatu (ar-raasyii), adanya
Dalam Islam, politik uang sangat orang yang menerima sesuatu
dilarang oleh beberapa ulama. Bahkan (almurtasyii), ada target yang di-
ada yang menyamakan politik uang inginkan dari pemberian itu. Dengan
dengan risywah. Hal ini didasarkan demikian sebagaimana halnya ar-
kepada hadis Nabi berikut risywah praktik politik uang pun dapat
dikategorikan sebagai perbuatan yang
dilaknat Allah dan Rasul-Nya.
Persoalan money politics harus
dilihat dari segi unsur-unsur yang
melingkupi. Dalam hal ini money politics
mengandung dua unsur. Pertama
sebab, yakni ada maksud dan tujuan
Artinya:”Rasulullah saw melaknat
untuk memengaruhi aspirasi dan
orang yang melakukan suap dan orang
pandangan politik seseorang. Unsur
9
George Ritzer dan Douglas J.Goodman. 10
Wawan Gunawan Abdul Hamid. “Politik uang itu
Teori Sosiologi Modern. terj. Ali Mandan (Jakarta:
Riswah” dalam muhammadiyah.or.id diakses desember
PrenadaMedia, 2004), hlm.265
2014

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 33


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

kedua adalah akibat, yakni akibat penerima suap, sekaligus broker suap
dari tindakan pemberian uang atau yang menjadi penghubung antara
barang tertentu. Jika demikian adanya keduanya. Pelaku money politics/
maka memengaruhi massa pada saat penyuap dianggap berdosa karena
Pemilu sama dengan Rishwah, karena telah membantu perbuatan haram dan
money politics secara umum sering ia pun harus dikenai hukum sesuai
dinilai dengan uang bujuk atau uang dengan kebijakan hakim.
suap atau sogok. Dengan mengaitkan Kedua : Boleh jika memang dalam
penelusuran money politics dan me- keadaan darurat pendapat ini mengacu
ngidentifikasikanya dengan Rishwah, pada kaidah syara’ yang mengatakan :
maka pengertian Rishwah menurut
tinjauan fiqih seperti kata ulama
adalah :11 Artinya: Keadaan darurat memper-
bolehkan hal-hal yang terlarang Me-
nurut mereka jika memang sesorang
memiliki hak yang terbengkalai atau
kemaslahatan yang tertunda, dan
Yang artinya Rishwah adalah : tidak akan dapat memperolehnya
Sesuatu yang diberikan guna memba- ataupun merealisasikan kemaslahatan
talkan yang benar atau membenarkan tersebut kecuali dengan melakukan
yang salah. Rishwah/Money Politics, maka dalam
Sedangkan definisi Rishwah seperti situasi demikian si penyuap tidak
yang dikatan oleh Al-Fayyumi adalah: berdosa namun dosanya dibebankan
sepenuhnya kepada si penerima suap.
Allah SWT dalam Al-Quran me-
nyinggung praktik Rishwah pada
Artinya: Rishwah adalah sesuatu sejumlah ayat di antaranya:
yang diberikan kepada seseorang
kepada hakim atau yang lainya agar
memberi hukum menurut kehendak
orang yang memberikan sesuatu itu.
Para ahli fiqih telah membahas
masalah ini dan muncul beragam Qaul Artinya : Wahai orang-orang yang
(pendapat) Pertama: Mengatakan beriman janganlah kamu sekalian
Haram dalam kondisi apapun. memakan harta sebagian diantara
Landasan yang dipakai oleh kelompok kamu dengan bathil, kecuali itu adalah
ini adalah keumuman makna dan tijarah yang telah disepakati bersama,
dalalah hadis yang menyebutkan dan janganlah kamu membunuh
bahwa Rasulullah SAW melaknat dirimu sendiri sesungguhnya Allah
orang orang yang memberi suap, sangat menyayangimu.
11
H Muhammad Saifullah. “Politik uang Dalam Berdasarkan hadis maupun Al-
Kacamata Islam” dalam onniesandi wordpress.com Quran, maka Majelis Ulama Indonesia
diakses desember 2014

34 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

mengeluarkan fatwa haram atas dengan massa pemilih. Bentuknya pun


hu-kum politik uang dan politik juga beragam mulai dari pemberian
transaksional seperti diungkapkan uang, sembako, ongkos transportasi
oleh ketua MUI, Din Syamsuddin kampanye, dan serangan fajar.13
dalam konferensi pers di gedung MUI
Pusat pada 19 Maret 2014. “Yang B.4. Sanksi Hukum Politik Uang
namanya politik uang, serangan fajar, Tindakan politik uang adalah tindak
serangan Dhuha, serangan tengah pidana yang melanggar undang-undang
malam, serta politik transasksional yang telah disusun oleh KPU. Tindak
“Wani Piro” yang terjadi selama ini pidananya merupakan delik aduan.
jelas melanggar ketentuan agama” Dengan demikian kasusnya dapat
ujar ketua MUI tersebut.12 Lebih ditindaklanjuti apabila ada pihak yang
lanjut, ia menambahkan agar tidak dirugikan. Berdasarkan azas hokum
memilih pemimpin yang tidak bersih. masuk dalam kategori Lex Specialis de
“Calon-calon legislatif yang melakukan Raget Lex Generalis, artinya peraturan
tindakan suap-menyuap itu, termasuk khusus dapat mengesampingkan
money politic dan politik transaksional, peraturan umum dan juga atas
janganlah dipilih lagi oleh rakyat,” pertimbangan tujuan lahirnya undang-
undang yang baru. Maka terhadap
B.3. Bentuk-bentuk Politik Uang tindak pidana Pemilu yang diterapkan
Politik uang dalam Pemilu legislative adalah undang-undang Pemilu bukan
dapat dibedakan berdasarkan tiga KUHP.14 Dalam hal ini merujuk kepada
lapisan wilayah operasi. Pertama, Undang-undang Pemilu no 8 tahun
lapisan atas yakni politik uang yang 2012 dimana saksi bagi pelaku politik
menyasar elit partai politik yakni uang adalah pembatalan sebagai
antara pemilik uang dan pimpinan calon anggota legislative. Namun jika
partai politik yang akan menjadi merujuk pada UU No 8 Tahun 2015
pengambil kebijakan pasca Pemilu. pasal tentang politik uang justru tidak
Bentuknya beranekaragam. Mulai dari diatur secara rinci khususnya pada
penggalangan dana dari pihak swasta, pasal larangan kampanye.
pengerahan dana BUMN maupun
BUMD. Lapisan kedua adalah lapisan C. METODE
tengah yakni transaksi fungsionaris Jenis penelitian ini adalah
partai dalam menentukan calon eksploratif deskriptif, yakni penelitian
legislative atau eksekutif dan nomor lapangan yang berusaha untuk
urut. Bentuknya berupa uang tanda menggali ilmu dan pengetahuan baru,
jadi caleg, uang harga nomor, dan uang untuk menjawab pokok-pokok masalah
pindah daerah pemilihan. Namun dengan menggabungkan penelitian
sayangnya persoalan ini dianggap pustaka (library research) dan
persoalan internal partai. Laoisan 13
Didik Supriyanto. Koordinator Pengawas Pemilu.
http//www. Panwas.com
ketiga adalah transaksi antara caleg 14
Sintang Silaban. Tindak Pidana Pemilu (Jakarta:
12
www.republika.co.id diakses desember 2014 Pustaka Harapan, 1992), hlm. 57.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 35


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

penelitian lapangan (field research). baik secara langsung maupun tidak


Penelitian pustaka adalah penelitian langsung untuk memperoleh sejumlah
yang mengkaji dan menelusuri data. Observasi terbagi menjadi tiga
dari pustaka-pustaka yang ada dan yakni observasi partisipasi, observasi
berkaitan dengan permasalahan yang tidak berstruktur, dan observasi
dikaji untuk memperkaya kerangka kelompok tidak terstruktur.16 Metode
teoritik, sementara penelitian lapangan ini penulis gunakan untuk melihat
berguna untuk mengumpulkan dan secara langsung lokasi penelitian serta
menganalisis data-data yang diberikan mencatat hal-hal yang berkenaan
oleh informan. dengan masalah penelitian yaitu
Penelitian ini mempunyai sifat respon pemilih perempuan terhadap
deskriptif analisis dalam pengertian politik uang pada pemilihan gubernur
tidak sekedar menyimpulkan dan Jambi 2015.
menyusun data, tetapi juga meliputi Dalam observasi, peneliti berperan
analisis dan interpretasi data ter- sebagai observasi partisipan yang
sebut. Dalam penelitian ini penulis berarti mengamati secara langsung
menggunakan pendekatan behavioral kampanye calon gubernur maupun tim
karena respon politik berkaitan erat sukses yang hadir pada majelis taklim
dengan perilaku seseorang dalam dan membagikan sebuah barang,
mengaplikasikan hak politiknya. uang, maupun sembako sebagai
Pendekatan perilaku politik dapat konsekuensi logis untuk memilih
dikategorikan menjadi dua aliran pada saat memberikan suara di TPS.
yakni mazhab Colombia dan mazhab Berdasarkan observasi pada saat itu,
Michigan. Menurut mazhab Colombia, tidak ada satu orangpun yang menolak
perilaku politik seseorang ditentukan pemberian calon gubernur tersebut.
oleh faktor sosiologis seperti agama, Mereka bahkan saling berebut untuk
budaya, maupun etnis. Sementara mendapatkan hadiah dari sang calon.
menurut mazhab Michigan perilaku
politik seseorang berdasarkan faktor C.2. Dokumentasi
psikologis seperti tingkat pendidikan, Dokumentasi adalah mencari data
kecerdasan, jenis kelamin, dan umur mengenai hal-hal atau variable yang
yang secara langsung mempengaruhi merupakan catatan manuskrip, buku,
perilaku maupun respon politik jurnal, surat kabar, notulen surat,
seseorang.15 dan lain-lain yang berkaitan dengan
Penelitian ini menggunakan be- penelitian ini. Eksplorasi buku-buku
berapa cara dalam pengumpulan data lebih diutamakan untuk menggali
seperti berikut ini: tentang teori politik uang menurut
para ahli untuk menambah khazanah
C.1. Observasi kerangka teori.
Observasi adalah pengamatan
16
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi,
terhadap suatu objek yang diteliti Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011),
15
Irtanto, Dinamika politik hl 140

36 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

C.3. Wawancara rutnya masyarakat enggan melapor


Cara pengumpulan data berda- karena masalah politik adalah urusan
sarkan sejumlah pertanyaan kepada pemerintah.
narasumber atau biasa dikenal dengan Pelanggaran politik uang tidak
wawancara penulis pergunakan untuk banyak ditemukan oleh Panwaslu
menggali data tambahan terkait Kota Jambi. Bahkan tidak ada satupun
dengan respon pemilih perempuan kasus politik uang yang terselesaikan
terhadap politik uang. Wawancara secara hukum pada Pemilu Legislatif
yang dipergunakan wawancara ti- 2014 lalu. Berdasarkan wawancara
dak terstruktur dimana peneliti yang dilakukan peneliti kepada Adi
bebas mengajukan pertanyaan tanpa Susanto, S.Pd.I, anggota Panwaslu Kota
menggunakan pedoman wawancara Jambi Divisi Penanganan Pelanggaran
secara sistematis17. Wawancara di- hal ini terjadi karena beberapa
lakukan khusus kepada Ketua Majelis faktor. Ia memaparkan bahwa kasus
Taklim Miftahul Jannah Rawasari politik uang sangat sulit dibuktikan.
Kotabaru Jambi dan Panitia Pengawas Pertama; tidak terpenuhinya syarat
Pemilu Kota Jambi. pidana politik baik berupa barang
bukti, si pemberi suap, maupun
D. HASIL ANALISIS penerima suap. Kedua; kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang
Melihat realitas di lapangan, tim
jangka waktu pengaduan kasus
sukses calon gubernur Jambi dari
politik uang. Masyarakat seringkali
nomor urut 2 menggunakan majelis
sudah kadaluarsa melaporkan duga-
ta’lim pada masa kampanye untuk
an politik uang kepada Panwas
mendulang suara pada masa Pemilu
Kota Jambi. Padahal dalam undang-
nanti. Namun demikian, tidak ada
undang, kasus politik uang hanya
satu pun anggota majelis ta’lim yang
dapat diproses kurang dari 7 hari. Jika
melaporkan kegiatan ini sebagai
melebihi waktu tersebut dianggap
pelanggaran Pemilu. Ketua majelis
tidak ada kasus. Ketiga; pelapor politik
Ta’lim, Hj. Hamidah, menuturkan
uang bukan individu atau konstituen
kepada penulis bahwa pemberian
tetapi Lembaga Swadaya Masyarakat
kerudung kepada anggota majelis
(LSM) yang menurut undang-undang
ta’lim adalah hal lumrah yang biasa
tidak diperbolehkan.18
dilakukan oleh pasangan calon yang
Bersumber dari penjelasan Panwas
akan berkontestasi baik pada Pemilu
Kota Jambi di atas, maka terjawab
Legislatif maupun Pemilu eksekutif.
pertanyaan mengapa kasus politik
Ia dan anggotanya sepakat menerima
uang tidak ada yang terungkap dan
pemberian tim sukses, tetapi enggan
dikenai sanksi pidana. Padahal kasus
apabila melaporkan kegiatan ini
tersebut dilakukan secara terang-
sebagai pelanggaran Pemilu. Menu-
terangan baik pada saat kampanye,
17
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, R&D).(Bandung: Alfabeta, 2013), 18
Wawancara dengan Adi Susanto, S.Pd.I, anggota
hlm. 197 Panwas Kota Jambi

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 37


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

acara pengajian, maupun serangan tindak pidana Pemilu tersebut di


fajar. Menurut kesimpulan Adi Susanto, ekspos (gelar perkara) di dalam
perlu adanya perubahan regulasi tiem sentra Penegakan hukum
terkait dengan politik uang. Ia bahkan terpadu (Gakkumdu), sehingga
berharap Panwas Kota Jambi diberikan anggota Panwaslu yang kurang
kewenangan dan kekuatan memaksa berpengalaman menangani tindak
agar dapat menangkap pelaku politik pidana Pemilu menjadi penghambat
uang.19 Lebih lanjut ia menjelaskan jalannya proses pemeriksaan
bahwa berdasarkan data dari Panwas selanjutnya.
Kota Jambi, dugaan pelanggaran Pengesahan UU No 8 Tahun 2015
Pemilu hanya terkait dengan kasus ternyata mengubah pasal tentang
pelanggaran administrasi. larangan kampanye dalam Pemilu pada
Terdapat beberapa hambatan pasal 69 bagian j yang saat ini bunyinya
yang menyebabkan Panwas kesulitan menjadi larangan bagi peserta Pemilu
menangkap kasus politik uang seba- untuk melakukan pawai. Sehingga
gaimana penjelasan Adi Susanto praktek politik uang semakin abu-abu
di atas. Lebih lanjut, hambatan itu dalam undang-undang Pemilu.
ternyata juga dialami oleh Panwas
di wilayah lain terutama pada pasal- E. KESIMPULAN
pasal berikut ini: Berdasarkan analisis data
a. Adanya keterbatasan waktu yang maka dapat disimpulkan bahwa
sangat singkat, yaitu paling lambat penyelenggaraan pemilihan calon
3 hari sejak tindak pidana Pemilu gubernur Jambi sudah diupayakan
dilakukan laporan harus sudah secara maksimal oleh KPU Kota Jambi.
diterima oleh Panwaslu Kabupaten/ Seluruh tahapan berjalan lancar dan
Kota), hal ini menjadikan Panwaslu sesuai dengan jadwal pelaksanaan
Kabupaten/Kota kesulitan untuk penyelenggaraan Pemilu. Namun
mencari alat-alat bukti. demikian, perilaku politik uang masih
b. Masyarakat yang mengetahui mewarnai pencalonan gubernur
tindak pidana Pemilu ada yang Jambi untuk masa jabatan 2015-2020.
tidak bersedia menjadi saksi, Berdasarkan observasi dan wawancara
sementara saksi sebagai alat bukti kepada informan tertentu, ditemukan
minimal 2 (dua) orang. adanya penggiringan suara dan
c. Keterbatasan personil yang hanya pemberian kerudung untuk pemilih
berjumlah 3 (tiga) orang setiap perempuan di majelis Ta’lim Miftahul
Kabupaten/Kota mengakibatkan Jannah Kotabaru Jambi.
sulitnya untuk menjangkau wilayah Pemberian barang tersebut dila-
Kabupaten/Kota. kukan pada saat kampanye namun
d. Sebelum tindak pidana Pemilu menggunakan tempat ibadah dan
di limpahkan kepada Penyidik majelis ta’lim. Tim sukses maupun
Kepolisian, terlebih dahulu caleg ada pula yang mendatangi
19 Ibid. langsung ke rumah konstituen dan

38 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ulya Fuhaidah - RESPON PEMILIH PEREMPUAN TERHADAP POLITIK UANG

ada pula yang mengumpulkan massa mewujudkan pemilihan umum yang


melalui acara perayaan kemerdekaan benar-benar demokratis untuk men-
dan bantuan sosial lainnya. ciptakan pemerintahan yang bersih
Umumnya pengetahuan tentang dan berwibawa serta tidak korup.
politik uang dipahami cukup baik oleh Dengan demikian calon kepala daerah
masyarakat. Dengan demikian respon berorientasi sebagai pemimpin
pemilih perempuan Jambi secara yang amanah, bukan menjadi
umum menolak perilaku politik uang. ajang profesi baru untuk mencari
Lebih lanjut, mereka juga tidak setuju uang mengembalikan modal yang
untuk memilih caleg yang terlibat dihamburkan sebelum menjadi orang
politik uang. Walaupun demikian, nomor satu di sebuah daerah.
respon untuk melaporkan perilaku Perlu kemauan kuat dan niat yang
politik uang kepada Panwas Kota bersih dari calon kepala daerah untuk
Jambi rendah. Masih ada masyarakat tidak melakukan politik uang pada
yang tidak setuju melaporkan perilaku setiap tahapan pemilihan umum baik
politik uang kepada pihak terkait. di tingkat pusat, wilayah, maupun
Dengan demikian, politik uang tidak daerah agar masyarakat terbiasa
terselesaikan secara tuntas karena memilih calon yang berkualitas tidak
masyarakat sendiri mendukung berdasarkan politik uang. Dengan
perilaku caleg pelaku politik uang. demikian budaya politik di Indonesia
lebih santun dan demokratis.
F. SARAN-SARAN
Perilaku politik uang marak dan DAFTAR PUSTAKA
biasa dilakukan menjelang pemilihan Buku
umum calon anggota legislatif George Ritzer dan Douglas J.Goodman.
maupun kepala daerah di seluruh Teori Sosiologi Modern. terj. Ali
Indonesia. Tim sukses berlomba- Mandan. Jakarta: PrenadaMedia,
lomba merebut simpati konstituen 2004.
dengan cara apapun walaupun
H Muhammad Saifullah. “Politik uang
dilakukan bertentangan dengan
Dalam Kacamata Islam” dalam
undang-undang Pemilu. Namun jika
onniesandi wordpress.com diakses
dicermati, ternyata undang-undang
desember 2014
Pemilu tidak secara spesifik mengatur
tentang politik uang. Sehingga Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian
perilaku ini selalu tidak terjerat dalam Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Il-
pasal pelanggaran Pemilu. Untuk itu miah. Jakarta: Kencana, 2011.
perlu regulasi baru tentang larangan Sintang Silaban. Tindak Pidana Pemilu.
politik uang dalam Pemilu yang dapat Jakarta: Pustaka Harapan, 1992
menjerat konstituen, tim sukses, Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis.
maupun calon anggota legislatif dan Bandung: Alfabeta, 2006.
eksekutif. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis
Regulasi baru diperlukan untuk

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 39


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

(Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Undang-Undang


R&D).Bandung: Alfabeta, 2013.
UU No 8 Tahun 2012
Suharsimi Arikunto. Prosedur Peneli-
UU Nomor 22 Tahun 1999
tian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
UU Nomor 12 Tahun 2012
Toni Andrianus Pito, Efriza, Kemal
Fasya. Mengenal Teori-Teori Politik: UU Nomor 8 Tahun 2015
Dari Sistem Politik Sampai Korupsi.
Bandung: Nuansa Cendekia, 2013.
Website
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba, All-about-theory.com diakses Desem-
2006 ber 2014

Wawan Gunawan Abdul Hamid. http://coretanpenasyadza.blogspot.


“Politik uang itu Riswah” dalam com/2012/05/analisis-teori-
muhammadiyah.or.id philosophy-of-money.html

BPPS Kota Jambi http://kpu-jambikota.go.id/node/87

Jambi dalam Angka Indonesiachichago.info/Pemilu

KPU Kota Jambi. Laporan Penyeleng- Kbbi.web.id


garaan Pemilu DPR, DPD, DPRD www.Nasionalkompas.com
Tahun 2014
www.antikorupsi.org
www.Hokumonline.com
www.republika.co.id

40 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


MEDIA DAN PILKADA:
ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI
ATAS REALITA
MEDIA AND ELECTION:
BETWEEN INDEPENDENCE AND
CONSTRUCTION OVER THE REALITY
Jerry Indrawan

ABSTRAK/ABSTRACT
Media mengalami perubahan karakter mengikuti perubahan politik yang
terjadi di negara ini. sebagai salah satu kekuatan sosial, media tidak lagi
menyampaikan realitas, namun bekerja berdasarkan kecenderungan,
kepentingan, dan keberpihakan yang dianggapnya penting. Media secara
sadar atau tidak sadar turut mempopulerkan mereka sebagai pendefinisi
sekunder atas realitas atau secondary definers. Media hanya menjadi sebuah
alat bagi pengusaha dan politikus dalam menyampaikan kepentingan
mereka sambil mendapatkan keuntungan dari bisnis. Media dipandang
sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Media
merupakan wahana pergulatan antarideologi yang saling berkompetisi.
Media adalah ruang di mana berbagai ideologi direpresentasikan.
Representasi ideologi dapat dilihat melalui berita pada media. Sebab,
proses pemaknaan terhadap realitas selalu melibatkan nilai-nilai yang
dimiliki media tersebut. Untuk itu, agak sulit rasanya media bersikap
solutif atau memposisikan dirinya netral dalam konstelasi politik saat
ini. Penulis akan melihat peran media dalam pilkada. Apakah hipotesis
yang mengatakan bahwa media berperan sebagai konstruksi atas realita
terbukti benar? Ataukah, media memang terperangkap pada kondisi yang
sulit untuk menjaga independensinya? Selain itu, apakah media sekarang
lebih bersifat provokatif atau solutif?

The media changes its character following the political changes that occurred
in the country. As one of a social power, media is no longer convey the reality,
but the work is based on trends, interests and alignments that considered as
important. The media consciously or unconsciously involved to popularize
them as secondary definer over reality or secondary definers. Media only
becomes a tool for bussinesman and politicians in conveying their interests
while earning a profit from the business. The media is seen as an agent of
social construction that defines reality. The media is a tool for struggle
between ideologies competed. The media is a space where various ideologies

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 41


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

represented. The representation of ideology can be seen through the news they
serve. Therefore, the meaning of reality always involves values owned by the
media. To that end, it seems rather difficult to say that media can be solutive-
or position itself neutral in the current political constellation. The author will
see the role of the media in local elections?. Whether the hypothesis that the
media serve as the construction of reality proved to be true? Or is it, the media
is trapped in difficult conditions to maintain its independence? In addition, if
the media is now more provocative or solutive?

Kata Kunci: Pilkada, Konstruksi Atas Realita, Media dan Politik,


Independensi, dan Provokasi
Keyword : Local election, Construction over reality, media and politic,
Independency and Provocation

A. PENDAHULUAN Berita apapun tentang pilkada,


Media adalah elemen penting selalu menjadi santapan empuk
dalam proses komunikasi politik, bagi media. Setiap berita tentang
karena tanpa media pesan politik pilkada, pasti akan selalu ada media
tidak mampu menjangkau khalayak yang meliput, karena isu ini memang
luas dalam waktu cepat dan massif. seksi bagi insan pers kita. Dalam
Melalui media, aktor politik dapat arena publik, berbagai isu maupun
menyampaikan pesan-pesan politik permasalahan politik, seperti pemi-
yang ditransmisikan oleh media pada lihan kepala daerah contohnya,
khalayak luas. Bahkan, media tidak selalu menjadi konsumsi publik yang
hanya memiliki peran itu, tetapi juga disajikan dengan berbagai perspektif
berperan sebagai aktor politik dalam oleh media-media yang meliput.
proses politik sebagaimana aktor- Media menjadi bukan hanya
aktor politik lainnya.1 Karena itulah, semata deretan huruf maupun
media juga sangat berperan dalam gambar tanpa makna, lebih dari itu,
kontestasi pilkada serentak tahun ini. ia pun bertindak sebagai pembawa
Pilkada 2015 ini merupakan kali pesan. Tidak hanya sebagai medium,
pertama digelar secara serentak di media juga dapat menempatkan diri
Indonesia. Ini yang membuat pilkada sebagai pelaku dalam mendefinisikan
kali ini berbeda dengan sebelumnya, realitas sosial dan memilih isu apa
yang tidak serentak. Pilkada serentak yang dianggap penting dan relevan.
akan digelar pada tahun 2015, 2017, Fenomena ini dapat kita lihat secara
dan 2018. Pada 2019 nanti kita akan kasat mata dengan makin beragam
memilih kepala daerah, anggota dan canggihnya industri media
legislatif tingkat nasional dan daerah, komunikasi dengan sajian berbagai
serta presiden secara bersamaan. macam informasi yang melimpah
1
Fajar Junaedi. 2013. Komunikasi Politik: Teori, ruah. Media mengalami perubahan
Aplikasi dan Strategi di Indonesia. Yogyakarta: Buku karakter mengikuti perubahan politik
Litera. Hlm. 37.

42 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

yang terjadi di negara ini. sebagai kepentingan-kepentingan tertentu


salah satu kekuatan sosial, media tidak (terkadang bisnis atau bahkan politik)
lagi menyampaikan realitas, namun sehingga muatannya cenderung tidak
bekerja berdasarkan kecenderungan, netral, dan berpotensi menimbulkan
kepentingan, dan keberpihakan yang multitafsir di masyarakat.3
dianggapnya penting. Dalam tulisan ini, penulis akan
Di era reformasi, media menyajikan melihat peran media dalam pilkada.
produk-produk jurnalistiknya dengan Apakah hipotesis yang mengatakan
cara yang lebih lugas dan terang- bahwa media berperan sebagai
terangan. Media semakin berani konstruksi atas realita terbukti benar?
menulis dan membangun sebuah Ataukah, media memang terperangkap
realitas sosial di luar sumber-sumber pada kondisi yang sulit untuk menjaga
formal kekuasaan. Kondisi ini juga independensinya? Selain itu, apakah
mengakibatkan media mampu media sekarang lebih bersifat pro-
mempengaruhi opini publik dengan vokatif atau solutif?
melakukan analisis framing terhadap
sebuah pemberitaan. Analisis framing B. METODE PENELITIAN
adalah pendekatan untuk mengetahui
Dalam metode penelitian dibahas
bagaimana perspektif yang digunakan
metode yang merupakan pendekatan
wartawan ketika menseleksi isu
praktis dalam setiap penelitian
dan menulis berita. Perspektif itu
ilmiah. Hal ini dimaksudkan untuk
akhirnya menentukan fakta apa yang
memudahkan bagi setiap peneliti
diambil, bagian mana yang ditonjolkan
mengetahui suatu peristiwa atau
dan dihilangkan, dan hendak dibawa
keadaan yang diinginkan. Untuk
kemana berita itu.2 Kemampuan media
menerapkan teori terhadap perma-
untuk melakukan analisis framing
salahan, diperlukan metode khusus
menjadi asumsi dasar bahwa media
yang dianggap relevan dan dapat
kurang mampu berperan sebagai
membantu memecahkan perma-
sarana edukasi masyarakat.
salahan.
Tidak ada lagi syarat ketat dalam
Penelitian ini bersifat kualitatif,
mengelola dan menerbitkan media
yaitu prosedur penelitian yang me-
massa seperti yang terjadi di masa
nghasilkan data deskriptif berupa kata-
lalu. Dengan kata lain, siapa yang
kata tertulis atau lisan dari orang-yang
memiliki modal dan kemampuan
diamati Metode deskriptif dipilih untuk
berhak mengelola penerbitan media
menjelaskan masalah pada penelitian
massa sebanyak yang diizinkan.
ini karena metode ini adalah sebuah
Pemberitaan oleh media menjadi
metode penelitian yang membuat
subjektif, karena isi media ditentukan
gambaran mengenai kejadian untuk
oleh pemodal, bukan fakta-fakta di
menggambarkan secara sistematis,
lapangan. Media menjadi corong
faktual dan akurat mengenai fakta-
2
Bima Nugroho, dkk. 1999. Politik Media Mengemas
Berita. Yogyakarta: Institut Studi Arus Informasi. Hlm. 3
Firman Yursak. 2007. Eddie Widiono: Di bawah
21. Pusaran Media. Jakarta: Next Reign Media. Hlm. xix-xxi.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 43


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar kesinambungan masyarakat.6


fenomena yang diteliti.4 Konstruksi atas realita meru-
Desain penelitian yang bersifat pakan upaya memberikan gambaran
deskriptif juga dapat diartikan sebagai atau menceritakan sebuah peris-
prosedur pemecahan masalah yang tiwa, keadaan, atau benda. Pada
diselidiki dengan menggambarkan dasarnya pekerjaan media adalah
atau melukiskan keadaan subjek atau mengkonstruksikan realitas, sebab
objek penelitian (individu, komunitas, media massa menceritakan peris-
lembaga masyarakat dll) pada saat tiwa-peristiwa menjadi berita.
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang Pekerjaan media pada hakikatnya
tampak atau sebagaimana adanya.5 adalah mengkonstruksikan realitas.
Fakta-fakta yang didapatkan di Isi media adalah hasil para pekerja
lapangan diharapkan dapat memberi mengkonstruksikan berbagai realitas
gambaran tentang peran media dalam yang dipilihnya, di antaranya realitas
memberitakan sebuah peristiwa politik.7 Sedangkan menurut Hamad,
politik. Penulis melakukan proses studi “… setiap upaya menceritakan
pustaka dengan mengunjungi berbagai (konseptualisasi) sebuah peristiwa,
perpustakaan (library research) dan keadaan, atau benda tak terkecuali
mengumpulkan data-data primer mengenai hal-hal yang berkaitan
melalui bahan-bahan tulisan dalam dengan politik adalah usaha
berbagai bentuk, yang diharapkan mengkonstruksi realitas.” 8

dapat memudahkan penulis dalam Kondisi ini melahirkan apa yang


melakukan penelitian ini. dinamakan opini publik. Bicara
opini publik sebenarnya kita hanya
C. KONSTRUKSI ATAS REALITA akan melihat muara dari sebuah
Secara umum media massa memi- penyampaian pendapat. Hulunya
liki berbagai fungsi bagi khalayaknya bermula dari yang namanya opini
yaitu pertama, sebagai pemberi pribadi, dalam hal ini opini wartawan
informasi; kedua, pemberian komentar atau media di mana opini itu dilepas
atau interpretasi yang membantu ke publik. Agar opini publik dapat
pema-haman makna informasi; ketiga, tersusun, opini pribadi harus dimiliki
pembentukan kesepakatan; keempat, bersama secara luas melalui kegiatan
korelasi bagian-bagian masyarakat kolektif dengan lebih banyak orang
dalam pemberian respon terhadap ketimbang yang menjadi pihak
lingkungan; kelima, transmisi warisan pencetus perselisihan atau masalah
budaya; dan keenam, ekspresi nilai-nilai 6
Yenni Yuniati. “Pengaruh Berita di Surat Kabar
terhadap Persepsi Mahasiswa tentang Politik”,
dan simbol budaya yang diperlukan Mediator: Jurnal Komunikasi Vol. 3 Nomor 1 Tahun 2002.
untuk melestarikan identitas dan Bandung: Fikom Unisba. Hlm. 85
7
Alex Sobur. 2009. Analisis Teks Media: Suatu
4
Lexy J. Moelong. 2001. Metode Penelitian Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm. 3 Analisis Framing. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Hlm.
5
Hadari Nawawi. 1997. Metode Penelitian Bidang 88.
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hlm. 8
Ibnu Hamad. 2004. Konstruksi Realitas Politik
63. dalam Media Massa. Jakarta: Granit. Hlm. 11.

44 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

yang menyebabkan munculnya isu. semata-mata dengan mengatakan


Jadi, jika seseorang mempersep- kepada rakyat apa yang harus
sikan bahwa pandangannya sejalan dipikirkan (fungsi agenda setting).
dengan iklim dan atau kecenderungan Akan tetapi juga ada arti lain, yaitu
opini, orang itu cenderung bertindak bahwa media memang mengatakan
dengan suatu cara di depan umum apa yang harus dipikirkan. Sejauh
untuk mengungkapkan opini pri- orang masih mengandalkan media
badinya. Ini membantu penyusunan yang mana pun, bagi sampling personal
opini publik secara kolektif. Singkatnya, mereka tentang apa yang dipikirkan
orang yang mengikuti arus opini yang oleh orang lain, media menyajikan
dipersepsi dapat mengungkapkan gambaran tentang konsensus sosial.
pandangannya dengan perasaan Media telah memainkan peran
aman bahwa ia tidak memulai sebagai second hand reality, realitas
perjalanan yang membangkitkan kedua yang biasanya memang bersifat
kecemasan. Sebaliknya, melalui sangat tendensius. Media juga telah
melalui pengungkapan opini itu ia menjadi guru dan menuntun kita
menurunkan jenis jaminan, presisi untuk untuk mendefinisikan situasi
yang menurut teori Sullivan adalah sesuai dengan sajiannya. Dan anehnya
kebutuhan esensial manusia.9 pun kita berlaku seperti murid yang
Dalam membentuk opini publik, baik, dalam mengambil keputusan
pengemasan berita oleh sebuah media kita tidak lagi mendasarkan pada
dapat dilakukan dengan beberapa realitas sesungguhnya, tapi pada
cara. Beberapa contoh diantaranya, makna yang diberikan oleh media
seperti meletakkannya di judul berita tersebut. Di sini terlihat jelas bahwa
(heading), di anak judul (subheading), media sesungguhnya adalah sebuah
pada foto, keterangan foto, atau pada konstruksi atas realita.
kalimat-kalimat pembuka berita Media di era reformasi ini memiliki
(leads). Cara-cara ini dilakukan agar kebebasan untuk mengembangkan
pembaca bisa dengan cepat menge- model, bentuk, muatan pemberitaan
tahui tujuan yang dikehendaki media sesuai dengan keinginan individu
dalam pemberitaannya, seka-ligus maupun kelompok pemiliknya. Hal
mengkonstruksikan opini pem- ini melahirkan sebuah hipotesis
bacanya. 10
baru, yaitu bangkit kembalinya watak
Ada beberapa implikasi sosial yang maupun orientasi politik, ekonomi,
inheren dalam pandangan opini publik sosial, budaya, maupun hukum media
yang dibahas di sini. Satu diantaranya massa. Kondisi demikian mem-
menunjuk pada peran yang dimainkan buat media terseret pada praktek
oleh media masa dalam proses opini. jurnalisme politik maupun bisnis yang
Artinya, bahwa media membantu partisan dan memihak.
menciptakan opini publik yang tidak Realitas ini menyadarkan pu-
9
Dan Nimmo. 2005. Komunikasi Politik: Khalayak blik bahwa media tidak hanya
dan Efek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 24.
10
Ibid. hlm. 25 menghimpun, memproduksi, maupun

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 45


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

menyuguhkan produk jurnalistik atau kontestasi pilkada yang sudah berjalan


realitas berita kepada pembacanya. sepuluh tahun ini. Terdapat persaingan
Di balik produk-produk jurnalistik di antara pasangan calon untuk
yang tersaji di setiap halaman koran, memanfaatkan framing media untuk
majalah, maupun setiap narasi dan memobilisasi dukungan elektabilitas.
visualisasinya, media juga memiliki Hal ini sesuai pandangan Jalaluddin
potensi dan peluang yang besar untuk Rahmat, bahwa “… media seringkali
mengikutsertakan sejumlah penilaian, dipandang sebagai alat kekuasaan
evaluasi, atau redefinisi terhadap yang efektif karena kemampuannya
fakta berita yang dibangun dalam membujuk pendapat dan anggapan
suatu kemasan sikap politik maupun serta mendefinisikan dan membentuk
ekonomi tertentu. Pola dan perilaku persepsi realitas.”14
pemberitaan seperti ini dikhawatirkan Perspektif demikian lebih karena
dapat menjebak media dalam suatu masih terdapat sebagian masyarakat
kondisi yang penuh subjektivitas, yang berasumsi media memiliki
memiliki kecenderungan tertentu, dan kekuatan pengaruh atau efek yang
bias dalam pemberitaan.11 sangat kuat. Apalagi pada pilpres
Kebebasan media dalam mengem- 2014 begitu eksplisit potensi media
bangkan wacana, pandangan, mau- menjadi instrumen komunikasi politik
pun cara berpikir mereka sendiri yang parsial dan partisan terhadap
memungkinkan media menggunakan kandidat yang berkompetisi saat
struktur bahasa retoris, dengan itu. Kondisi ini pasti akan berlanjut
konotasi tertentu pada produk- menjelang pilkada serentak 2015 kali
produk pemberitaannya. Menurut ini. Terdapat kompetisi bagi para calon
Michel Foucault, wacana adalah untuk memanfaatkan kemudahan
sesuatu yang memproduksi yang lain media bertendensi mengarahkan isi
(sebuah gagasan, konsep, atau efek). pemberitaan pada kandidat tertentu.
Wacana dapat dideteksi karena secara Praktik demikian sudah ditengarai
sistematis suatu ide, opini, konsep, Agus Sudibyo, yang mengatakan bahwa
dan pandangan hidup dibentuk dalam media bukanlah ranah yang netral.15
suatu konteks tertentu sehingga Oleh karena peran strategisnya,
mempengaruhi cara berpikir dan media perlu terus diingatkan karena
bertindak.12 Media secara sadar atau sering memain-mainkan makna
tidak sadar turut mempopulerkan imparsialisme dalam jurnalistik terkait
mereka sebagai pendefinisi sekunder pilkada. Netralitas dan keberpihakan
atas realitas atau secondary definers.13 (partisan) akan makin terlihat melalui
Hal ini sejalan dengan banyaknya framing dengan berbagai aksentuasi.
pemanfaatan potensi media dalam Beberapa contohnya adalah, kandidat
akan memanfaatkan penonjolan atau
11
Junaedi. Op cit. Hlm. 38.
12
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar 14
Jalaluddin Rahmat. 1996. Teori-Teori Komunikasi.
Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LKiS. Hlm. 65. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
13
Stuart Hall, dkk. 1978. Policing the Crisis. London: 15
Agus Sudibyo. 2001. Politik Media dan Pertarungan
Macmillan. Hlm. 74. Wacana. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

46 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

kecenderungan ekspose media dari untuk mempertahankan dan bahkan


pilihan headline, huruf, letak berita mempromosikan norma-norma dan
dan diksi yang tidak proporsional.16 ideologi yang diyakininya. Contohnya
Potensi media dalam pilkada koran-koran “nasionalis” yang terbit
serentak sesungguhnya dapat mengacu harian di Indonesia, seperti Kompas,
pada peran strategis sebagaimana Media Indonesia, Suara Pembaruan,
pandangan Mc Quail berikut. Pertama, dll umumnya lebih menyasar pembaca
media ibarat jendela pengalaman umum dan bukan segmented seperti
yang mengingatkan dan memperluas halnya Republika misalnya, yang
pengalaman tertentu tanpa intervensi jelas sasaran pembacanya adalah
pihak lain. Memberi edukasi tentang dari kalangan Muslim. Penulis tidak
rekam jejak pasangan calon secara mengatakan bahwa Republika tidak
objektif dan realistis. Kedua, media nasionalis, pastinya mereka sangat
sebagai sarana jaringan interaktif nasionalis, tetapi mereka memiliki
yang ditunjukkan melalui komunikasi segmen pembaca loyal yang ideologis.
resiprokal antara kandidat dan Selain itu, perselingkuhan antara
pemilih. Ketiga, media sebagai agen politik dan media mengarah pada
mobilisasi pilihan politik melalui adanya oligopoli yang menciptakan
penonjolan framing demi kepentingan monopoli media. Opini publik akan
kandidat tertentu.17 dikonstruksikan sedemikan rupa sesuai
kepentingan mereka. Hal ini karena
D. MEDIA DAN POLITIK perusahaan media dikendalikan para
Bagaimana media massa menge- pemilik modal dan digunakan untuk
mas berita tentang sebuah pilkada akan mengeruk keuntungan. Tentunya
sangat mempengaruhi pemaparan media menjadi lahan bisnis yang
tentang peristiwa-peristiwa politik dan sangat menguntungkan bagi mereka
pada gilirannya dapat membentuk opini yang mencari kekuasaan. Contohnya
para pembacanya. Pengemasan berita, seperti, Aburizal Bakrie (pemilik
atau yang lebih dikenal dengan istilah Visi Media Asia dan Ketua Umum
media framing, sering disebut sebagai Partai Golkar), Surya Paloh (pemilik
cara wartawan untuk menafsirkan dan Media Group dan Ketua Umum Partai
menuliskan peristiwa-peristiwa politk, NasDem), Harry Tanoesoedibjo
yang tidak hanya dapat mempengaruhi (pemilik MNC Group dan Ketua Umum
pemaknaan situasi politik, tetapi juga Partai Perindo), dan Dahlan Iskan (bos
ikut memelihara kepentingan pembaca Jawa Pos Group dan Menteri BUMN di
itu sendiri. Media dan masyarakat era SBY).
memiliki kepentingan yang sama Kepentingan para pemilik media
membuat informasi yang jujur dan
16
Suara Merdeka, 22 September 2015. Peran Media netral sulit terjadi karena para pengu-
Pada Pilkada Serentak. Diunduh pada 24 November 2015,
dari http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/peran- saha media menggunakan medianya
media-pada-pilkada-serentak/. masing-masing sebagai alat kampanye
17
Denis Mc Quail. 2000. Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: Erlangga. Hlm. 53. politiknya. Media hanya menjadi sebuah

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 47


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

alat bagi pengusaha dan politikus dalam dalam pemberitaan. Bagaimana media
menyampaikan kepentingan mereka yang sudah mendukung kandidat atau
sambil mendapatkan keuntungan dari partai tertentu bisa objektif dalam
bisnis. Dengan demikian, akan terjadi pemberitaan pemilu?18
kompetisi bisnis sekaligus kompetisi Seperti yang penulis kemukakan di
politik, sebab para pengusaha media awal, pemberian slot-slot berita akan
tersebut juga merangkap sebagai sangat tidak berimbang jika media
politikus, yang berkeinginan kuat mendukung salah satu kandidat. Belum
menjadi pejabat negara di berbagai lagi jika masing-masing kandidat
lembaga eksekutif, maupun legislatif, memiliki medianya sendiri. Kontestasi
bahkan ingin jadi presiden. politiknya akan pindah dari atmosfer
Akibatnya secara mengerucut demokrasi ke layar kaca atau dunia
adalah di pilkada. Taipan-taipan media maya. Persis seperti kejadian pilpres
itu tentu ingin meluaskan sayap bisnis 2014 lalu, ketika masing-masing
medianya hingga ke daerah-daerah. kandidat memiliki medianya sendiri.
Kecenderungan mereka mendukung Publik akan disuguhkan perang antar
salah satu calon, bahkan mengusung media dengan menggunakan “baju”
calon pilihannya sendiri sangat politik. Walaupun sebenarnya ini
terbuka. Pemberian porsi pemberitaan adalah kompetisi politik, tapi secara
dan kampanye bagi calon-calon implisit kita melihat ada kepentingan
tersebut yang berkontestasi dalam bisnis media yang besar disana.
pilkada menjadi ajang bargaining Selain itu, di luar kita bicara ada
position dengan sang calon ketika kepentingan pemodal besar berskala
sudah menjabat kepala daerah nasional dalam kontestasi pilkada,
nantinya. Relasi uang dan kekuasaan kita juga harus melihat aspek lokalnya.
tentu bermain di sini. Biasanya media lokal cenderung
Atas dasar itulah dukungan media menyajikan informasi semua kandidat,
terhadap kandidat atau partai tertentu dengan anggapan masyarakat belum
dalam pemilu selalu menyisakan tahu siapa sosok kandidat pemimpin
perdebatan etis. Ada yang mengatakan yang akan mereka pilih. Setelah mulai
bahwa dukungan media terhadap terlihat kandidat mana yang lebih
salah satu kandidat atau partai penting berpeluang menang dan mendapatkan
untuk menggerakkan diskusi publik, dukungan publik yang luas, barulah
yang terkadang apatis jelang pilkada. media lokal mulai terlihat memberikan
Padahal, pemilu lokal sangat krusial porsi pemberitaan yang lebih terhadap
untuk menentukan nasib bangsa ke kandidat tersebut.
depan, terutama pembangunan dan Ada dua alasan menurut penulis,
kesejahteraan daerah yang selama pertama ini adalah kesempatan media
ini terabaikan. Sementara pendapat 18
Suara Pembaruan, 11 Juli 2014. Ke Mana
lain beranggapan, dukungan media Objektivitas Media dalam Pilpres 2014?. Diunduh pada
terhadap kandidat atau partai 25 November 2015, dari http://www.suarapembaruan.
com/pemilu-2014/ke-mana-objektivitas-media-dalam-
tertentu akan menimbulkan bias pilpres-2014/59572.

48 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

untuk mendekati kandidat tersebut pilkada.


dan melakukan barter kepentingan.
Peliputan yang massif ditukar E. INDEPENDENSI MEDIA DI TE-
dengan konsesi bisnis atau politik NGAH PUSARAN POLITIK
ketika sang kandidat sudah terpilih.
Media sebenarnya dapat berperan
Alasan kedua lebih bersifat praktis
lebih objektif dan bisa berdampak
karena bagaimanapun, pilkada ini
positif. Banyak media yang senantiasa
momentum 5 tahun sekali dengan
mengedepankan unsur objektifitas
atensi publik yang sangat luar biasa.
dengan meliput dari beberapa sudut
Jadi, sangat wajar saja jika media
pandang yang berbeda, proporsional,
mengambil kesempatan menambang
berimbang, serta mematuhi kode
iklan maupun meningkatkan oplah
etik pers. Media-media seperti ini
pembaca dalam kegiatan pilkada ini.
tentunya banyak membantu edukasi
Kita pun harus mengakui bahwa
masyarakat, mengubah kesalahan
media di Indonesia memiliki kelemahan
persepsi, dan memperbesar saking
ketika memberitakan liputannya.
pengertian tentang sebab dan akibat
Ada yang suka memelintir berita
politik.
karena memiliki konflik kepentingan,
Berbicara kontribusi pers dalam
bersikap partisan (tentunya tidak
demokrasi di tingkat lokal, muncul
semua media seperti ini), atau
kekhawatiran tentang indepen-densi
memang tidak memiliki kemampuan
jurnalis. Independensi dan keti-
cukup dalam melakukan pemberitaan,
dakberpihakan diakui sulit dilakukan
sehingga terlihat subjektif dan lebih
oleh media. Dalam hal ini jurnalis patuh
mengedepankan talking news.19
pada Kode Etik Wartawan Indonesia
Selain itu, para jurnalis juga
(KEWI). Sejauh KEWI dipenuhi,
memiliki ideologi dan keberpihakan
pemberitaan yang diberitakan pers
pada salah seorang kandidat kepala
dapat dianggap objektif. KEWI
daerah. Sebab jurnalis adalah manusia
merupakan rambu-rambu, penuntun,
biasa. Jadi sangatlah wajar jika mereka
dan pemberi arah bagi jurnalis tentang
menyatakan dukungannya kepada
apa yang seharusnya dilakukan dan
salah satu calon kandidat, walalupun
tidak dilakukan dalam menjalankan
idealnya tidak dibenarkan. Dalam kode
kerja jurnalistik.21
etik jurnalistik, seorang jurnalis tidak
Salah satu ketentuan KEWI
boleh memihak dan harus bersikap
adalah jurnalis menghormati hak
netral. Namun, kedua unsur tersebut
masyarakat untuk memperoleh
sulit untuk direalisasikan, karena akan
informasi yang benar. Ketentuan ini
berbenturan dengan kepentingan
menghendaki jurnalis untuk me-
ekonomi perusahaan dan keinginan
nyampaikan informasi secara benar.
pasar.20 Inilah dilema media dalam
Kalau misalnya ada calon kepala
19
Hasundungan Sirait. 2007. Jurnalisme Sadar daerah yang didukung oleh bandar
Konflik: Meliput Konflik dengan Perspektif Damai.
Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen. Hlm. 220. 21
Lukas Luwarso, dkk (peny). 2005. Pers dan
20
Suara Pembaruan. Op cit. Pilkada 2005. Jakarta: Dewan Pers. Hlm. 66-67.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 49


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

judi, maka jurnalis tersebut harus seharusnya menjadi komitmen setiap


menyampaikan itu kepada publik. pengelola media, baik di tingkat lokal
KEWI juga menyatakan bahwa jurnalis maupun nasional. Hubungan media
Indonesia menghormati azas praduga dengan khalayak semata berdasarkan
tak bersalah, tidak mencampurkan ikatan kepercayaan. Jika suatu media
fakta dan opini, berimbang dan selalu sudah tidak dipercaya, khalayak
meneliti kebenaran informasi, serta akan meninggalkan media tersebut.
tidak melakukan plagiat. Artinya, Sebaliknya, khalayak akan tetap loyal
dalam menyoroti para kandidat terhadap suatu media massa selama
kepala daerah pers juga diminta untuk mereka masih memercayainya.
tidak bersikap berlebihan yang dapat Independensi juga terkait persoalan
merugikan kandidat tanpa didukung menjaga kepercayaan pembaca.24
data yang akurat. Pemberitaan yang Kembali soal netralitas dalam
objektif, netral, dan tidak memanas- pilkada, ada yang berpendapat bahwa
manasi akan mendorong pilkada yang media cetak boleh beriskap partisan.
damai dan demokratis.22 Namun, sikap ini tidak sesuai tuntutan
Pemisahan antara fakta dan opini profesionalisme. Berbeda dengan
harus dilakukan terhadap berita yang media elektronik, seperti televisi
bersifat straight news. Opini yang dan radio, yang diharuskan oleh
dimaksud berasal dari si pembuat UU Pers untuk netral. Semua media
berita. Tujuannya agar informasi yang menggunakan ruang publik sehingga
disajikan tidak terkontaminasi dengan harus dijaga agar berdiri di atas
subjektifitas penulisnya. Prinsip yang semua golongan. Jika ada pers yang
melarang jurnalis untuk menerima bersifat partisan, masyarakat jangan
imbalan atau memeras narasumber membelinya sehingga media tersebut
perlu juga ditekankan. Prinsip ini terkait tidak akan bertahan lama. Media yang
larangan penyalahgunaan profesi yang maju adalah media yang dipercaya
dapat merusak integritas pers. Bagi oleh publik. Media yang memiliki
jurnalis yang menjadi kandidat kepala kredibiltas akan dicari pembaca dan
daerah atau terlibat dalam tim sukses pengiklan. Bisnis informasi media
disarankan untuk mengambil cuti dari adalah bisnis kepercayaan publik,
profesinya. Sikap ini ditempuh untuk karena itu mereka harus berimbang,
menjaga independensi redaksi dari proporsional, dan independen. Di
campur tangan para kandidat. Sebab era pasar bebas, modal kuat memang
kebebasan pers akan terancam kalau mempengaruhi keberlangsungan
independensi redaksi tidak ada lagi.23 sebuah perusahaan media. Namun,
Media memang seharusnya men- modal kuat bukan segalanya. Modal
jauhkan diri dari keberpihakan kuat hanya akan survive jika medianya
terhadap salah satu kandidat bisa meraih kepercayaan publik.25
dalam pilkada. Menjaga kredibilitas Media dapat berpihak apabila
22
Ibid. Hlm. 67. 24
Suara Pembaruan. Op cit.
23
Ibid. Hlm. 67-68. 25
Luwarso. Op cit. Hlm. 68.

50 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

keberpihakan itu ditujukan pada Kandidat yang kalah memberi selamat


sistem dan kriteria, bukan pada orang. kepada yang kandidat yang menang.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Tidak ada protes atau pengrusakan.28
Jawa Tengah misalnya, membuat
peraturan yang mengharuskan F. PROVOKASI ATAU SOLUSI
media elektronik di daerah tersebut
Politik menjadi sajian utama
memberi kesempatan yang sama pada
media umum di seluruh dunia
semua kandidat kepala daerah untuk
karena isu ini memang menarik dan
berkampanye. Disebutkan untuk masa
mengundang banyak viewer untuk
prime time ada tiga kali kesempatan
memperhatikannya. Isi media massa
bagi para kandidat untuk kampanye,
tak lepas dari berita-berita tentang
sedangkan untuk regular time ada
politik, terutama terkait masalah-
lima kali.26
masalah pemilihan umum (termasuk
Pelaksanaan pilkada di Bali
pilkada). Apalagi jika ada kasus atau
bulan Juni 2005 menjadi salah satu
kejadian tak sedap menimpa para elit
contoh pilkada yang sukses. Dari lima
dan pelaku politik itu sendiri. Kita
kabupaten yang menyelenggarakan
ambil contoh saja seperti kasus korupsi
pilkada, semua tanpa kekerasan.
yang menimpa banyak elit politik kita
Pilkada di Bali tidak diwarnai
di Senayan, maupun pemerintahan.
dengan kekerasan atau pengrusakan.
Adagium bad news is a good news
Kandidat yang kalah juga mengakui
tampaknya memang sudah melekat
kekalahannya. Kesuksesan ini,
dalam pekerjaan setiap wartawan.
menurut Ketua KPUD Bali, tidak
Karena peristiwa-peristiwa, seperti
terlepas dari dukungan media di Bali.
korupsi atau skandal di parlemen,
Hubungan personal antara anggota
adalah termasuk salah satu berita
KPUD dengan media lokal dijalin sejak
buruk juga yang kerap terjadi di
lama. Hubungan personal, emosional,
hampir seluruh penjuru dunia, maka
dan kultural, menjadi prakondisi yang
berita-berita seperti inilah yang sering
baik untuk menjaga pers sebagai
menjadi headline. Prinsip bad news
institusi yang kritis dan independen
is a good news tadi menjadi patokan
dalam memberitakan pilkada di Bali.27
utama, yang cenderung provokatif
Bali adalah satu-satunya yang
daripada solutif.
menggelar pilkada tanpa pengerahan
Agar sajian liputannya menarik,
massa. Keputusan untuk tidak
berbagai cara pun dilakukan, termasuk
menggelar kampanye pengerahan
dengan memperindah-indah kemasan
massa sesuai dengan kesepakatan
berita. Perkembangan menarik muncul
masing-masing kandidat, tanpa
sejak beberapa tahun terakhir, di
desakan KPUD. Dalam penetapan
mana pengedepanan sisi dramatisasi
suara hasil pemilihan, semua kandidat
dibandingkan unsur edukasi, telah
bupati/walikota bersedia datang.
menjadi sajian khas dalam liputan
26
Loc cit. politik. Dengan begitu, secara
27
Ibid. Hlm. 68-69. 28
Ibid. Hlm. 69.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 51


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

langsung ataupun tidak langsung, secara hukum tentunya sah-sah saja


media memicu konflik politik, bahkan dilakukan karena tidak ada aturan
menjadi provokator terhadap konflik- jelas yang mengatakan bahwa media
konflik politik yang sudah ada. Media harus bersikap independen. Yang ada
selama ini cenderung mengemas hanyalah kaidah-kaidah etika, seperti
konflik sebagai komoditi karena menjalankan prinsip keberimbangan,
berprinsip bad news is good news imparsialitas, jujur, memperhatikan
tadi, sehingga sensasi pun tak jarang sisi-sisi kemanusian, menghindari
mengemuka, misintepretatif, selain provokasi dengan memperhitungkan
bias, dan tentunya juga provokatif. dampak pemberitaan, dan lain
Pekerjaan media pada dasarnya sebagainya yang mirip-mirip seperti
adalah mengkonstruksi realitas. Media itu (Sirait, 2007, hal. 218). Tidak ada
bukan saluran yang bebas, media juga aturan dengan konsekuensi hukum
subjek yang mengkonstruksi realitas, yang jelas tentang bagaimana media
lengkap dengan pandangan, bias harus melakukan sebuah liputan dan
dan pemihakannya. Hal ini sejalan akhirnya menyajikannya, sekalipun
dengan paradigma konstruktivisme ada KEWI yang sudah dibahas
di mana fakta dipandang sebagai sebelumnya.
hasil konstruksi realitas. Media yang Pemberitaan soal dramatisasi
dipandang sebagai agen konstruksi politik itulah yang akhirnya menjadi
berusaha memilih realitas. Mereka propaganda, kendati media mengklaim
memilih fakta apa yang ingin dimuat menggunakan objektivitas dengan
di dalam berita dan membuang fakta bersandar kepada standar jurnalisme
yang tidak dibutuhkan di dalam tertentu. Secara ideologi, dalam sistem
berita. kapitalisme, media tidak lain adalah
Media dipandang sebagai agen superstruktur. Sebagai korporasi yang
konstruksi sosial yang mendefinisikan dimiliki dan dikontrol kaum kapitalis,
realitas. Media merupakan wahana bergantung kepada iklan sebagai
pergulatan antarideologi yang sumber utama pembiayaan, dan
saling berkompetisi. Media adalah merupakan bagian tidak terpisahkan
ruang di mana berbagai ideologi dari sistem korporasi secara kese-
direpresentasikan. Representasi ideo- luruhan.29
logi dapat dilihat melalui berita pada Oleh karena itu media menjadi ajang
media. Sebab, proses pemaknaan perebutan oleh kelompok-kelompok
terhadap realitas selalu melibatkan tertentu yang berkepentingan. Seti-
nilai-nilai yang dimiliki media tersebut. daknya ada dua alasan mengapa
Untuk itu, agak sulit rasanya media media sering menjadi ajang
bersikap solutif atau memposisikan perebutan. Pertama, media memiliki
dirinya netral dalam konstelasi politik konsekuensi dan nilai ekonomi, serta
saat ini. Banyaknya kepentingan- merupakan objek persaingan untuk
kepentingan yang bermain dan memperebutkan kontrol dan akses.
penggunaan logika bisnis, yang 29
Suara Pembaruan. Op cit.

52 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

Kedua, media sering dipandang sebagai informasi mana yang kredibel dan
alat kekuasaan yang efektif karena mana yang tidak, sehingga tidak lagi
mampu untuk mempengaruhi opini mudah terprovokasi.
publik. Maka tidak sedikit media yang Terlepas dari perbedaan cara
menyuarakan pemberitaan kelompok pandang ini, penulis berpendapat
yang dominan di dalam masyarakat bahwa peran media yang seperti ini
dengan menonjolkan basis penafsiran dalam konteks pemberitaan isu politik
sepihak.30 ini sebenarnya justru dibutuhkan
Ketika pemberitaan media sangat dalam iklim demokrasi seperti
bergantung kepada pemesannya, sekarang. Secara tidak langsung, media
tidak salah jika muncul anggapan memberikan gambaran dari berbagai
bahwa fungsi media hampir mustahil macam perspektif tentang sebuah
dipisahkan relasinya dari kehidupan objek pemberitaan, yang mana akan
politik. Dalam praktiknya fungsi dan memperkaya perspektif pembacanya
peran media banyak terjebak dalam pula. Pada akhirnya memang semua
pragmatisme di mana pers sering kembali kepada para pembaca untuk
menjadi alat kekuasaan. Ini yang memilih berita seperti apa yang
membuat penulis cenderung kembali mereka inginkan, dan berdasarkan
menganggap bahwa media lebih beragam perspektif tadi mereka pun
provokatif dibanding solutif.31 menjadi cerdas karena bisa memilih
Faktor pembaca pun penting di mana berita yang mengandung fakta,
sini karena tidak semua pembaca mana berita yang hanya sekedar
media di Indonesia memiliki tingkat mencari sensasi, huburan, atau oplah
intelegensia dan kesadaran moral tinggi medianya saja. Jika masyarakat
yang tinggi untuk memahami kita memiliki kesadaran dan tingkat
secara komprehensif sebuah berita. kecerdasan seperti ini, maka seperti
Prinsip “telan bulat-bulat” lebih apapun konstruksi atas realita yang
banyak dikedepankan, daripada dibuat media, konflik politik niscaya
mencoba untuk cover all sides. Mudah tidak akan terjadi.
terprovokasi, terhasut, close minded,
dan masih banyak sikap immature G. KESIMPULAN DAN SARAN
lainnya yang harus dirubah oleh para Bicara soal hubungan antara media
pembaca di indonesia agar tidak ada dan pilkada tentunya kita harus liat
gesekan, walaupun sudah dipicu oleh dari sisi umumnya yaitu hubungan
pemberitaan media yang dekonstruktif media dengan politik. Media bisa
dan parsial. Walaupun begitu, dengan berperan secara positif, dan juga
perkembangan teknologi informasi tentunya negatif. Alhasil, media
yang sedemikian pesat pada era ini, seperti pisau bermata dua, di satu sisi
pembaca di Indonesia sudah cukup media dapat berperan penting dalam
dewasa untuk bisa memilah-milah edukasi publik, tetapi di sisi lain juga
30
Log cit.
bisa menimbulkan konfik politik
31
Log cit. dengan beragamnya opini publik yang

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 53


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

muncul. Media dapat menjadi senjata demokratis juga membuat pembaca


yang mengerikan bila menyiarkan semakin paham bahwa media tidak
pesan-pesan yang bersifat provokatif 100% reliable, untuk itu butuh
disinformasi yang memanipulasi informasi pembanding (second opinion)
sentimen masyarakat. Akan tetapi, dari media-media yang lain. Dengan
di lain pihak ia juga memiliki aspek semakin tercerdaskannya pembaca,
lain yang dapat menjadi instrumen maka diharapkan ke depannya tidak
pembelajaran politik dengan mem- ada lagi peningkatan eskalasi konflik
berikan sudut pandang yang beragam hanya karena terprovokasi berita di
kepada masyarakat sehingga masya- media.
rakat itu sendiri dapat belajar Untuk itu, penulis menyarankan
berdemokrasi dengan baik. agar dalam perkembangan perannya
Media dapat menyulut berkem- di masa depan, media mampu
bangnya sebuah konflik politik baru mengedepankan prinsip-prinsip dan
atau konflik yang sudah ada. Hal kaidah-kaidah jurnalisme yang penuh
ini membuat media terperangkap dengan etika. Pemberitaan yang
pada kondisi yang sulit untuk subjektif tidak lagi menjadi dasar bagi
menjaga kenetralitasannya. Mereka peningkatan oplah, tetapi konten dari
dihadapkan pada kepentingan pemo- berita politik harus dikabarkan secara
dal sehingga akhirnya berpihak, atau proporsional. Meskipun hal itu adalah
sulit menjaga independensi sendiri. sebuah keniscayaan untuk terjadi
Jika media dihadapkan pada situasi di dalam dunia teknologi informasi
demikian, kecenderungan bersikap seperti ini, akan tetapi seiring
tendensius dan pragmatislah yang berkembangnya demokrasi Indonesia
muncul. Penulis berpendapat bahwa ke arah yang lebih substansial pers di
umumnya media akan lebih condong Indonesia harus bisa menempatkan
untuk memilih mengikuti kepentingan dirinya sebagai pilar keempat
pragmatis konsumeristik daripada demokrasi, yang menjunjung tinggi
menjaga independensi dan kaidah- prinsip-prinsip netralitas. Masyarakat
kaidah jurnalisme tadi. Hal ini sebagai konsumen berita juga
berpotensi sebagai sumber konflik harus mampu menempatkan diri
karena efek dari konstruksi atas secara proporsional dan bersikap
realita yang ditimbulkan media tadi kritis terhadap pemberitaan yang
membuat misinterpretasi oleh para disuguhkan, sehingga terhindar dari
pembacanya. distorsi pemberitaan media yang
Akan tetapi, seiring dengan ber- manipulatif.
kembangnya peran media secara Selain itu, penulis juga menya-
kualitas, maupun kuantitas medianya, rankan agar regulasi yang ditetapkan
informasi yang disajikan kepada oleh aparat negara, seperti Komisi
pembaca pun meningkat karena tiap Penyiaran Indonesia, dan tentunya
media biasanya memberikan versinya Kementerian Komunikasi dan Infor-
sendiri atas sebuah berita. Iklim masi dapat lebih tegas dan jelas lagi

54 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Jerry Indrawan - MEDIA DAN PILKADA: ANTARA INDEPENDENSI DAN KONSTRUKSI ATAS REALITA

mengatur apa-apa saja yang boleh Nugroho, Bimo, Eriyanto, dan Frans
dan tidak boleh dilakukan oleh media, Surdiarsis. 1999. Politik Media
terutama dalam kontestasi pilkada. Mengemas Berita. Yogyakarta:
Asosiasi wartawan, seperti Aliansi Institut Studi Arus Informasi.
Jurnalis Indonesia dan Ikatan Jurnalis Rahmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori
Televisi Indonesia, sampai Dewan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Pers, juga penulis sarankan untuk Rosdakarya.
lebih melibatkan dirinya mengawasi Sirait, Hasundungan. 2007. Jurnalisme
pelaksanaan pilkada di Indonesia, Sadar Konflik: Meliput Konflik
agar kaidah dan etika jurnalistik tetap dengan Perspektif Damai. Jakarta:
terjaga. Aliansi Jurnalis Independen.
Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media:
DAFTAR PUSTAKA Suatu Pengantar untuk Analisis
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Wacana, Analisis Semiotik, dan
Pengantar Analisis Teks Media. Analisis Framing. Jakarta: PT
Yogyakarta: PT. LKiS. Remaja Rosdakarya.
Hall, Stuart, Chas Cricher, Tony Suara Pembaruan, 11 Juli 2014. Ke
Jefferson, John N. Clarke, dan Brian Mana Objektivitas Media dalam
Roberts 1978. Policing the Crisis. Pilpres 2014?. Diunduh pada 25
London: Macmillan. November 2015, dari http://www.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas suarapembaruan.com/pemilu-
Politik dalam Media Massa. Jakarta: 2014/ke-mana-objektivitas-
Granit. media-dalam-pilpres-2014/59572.
Junaedi, Fajar. 2013. Komunikasi Suara Merdeka, 22 September 2015.
Politik: Teori, Aplikasi dan Strategi Peran Media Pada Pilkada Serentak.
di Indonesia. Yogyakarta: Buku Diunduh pada 24 November 2015,
Litera. dari http://berita.suaramerdeka.
com/smcetak/peran-media-pada-
Luwarso, Lukas, Samsuri, dan Kusmadi
pilkada-serentak/.
(peny). 2005. Pers dan Pilkada
2005. Jakarta: Dewan Pers. Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan
Pertarungan Wacana. Yogyakarta:
Moelong, Lexy J. 2001. Metode
LKiS Pelangi Aksara.
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Yuniati, Yenni. “Pengaruh Berita di
Surat Kabar terhadap Persepsi
Mc Quail, Denis. 2000. Teori Komunikasi
Mahasiswa tentang Politik”,
Massa. Jakarta: Erlangga.
Mediator: Jurnal Komunikasi Vol.
Nawawi, Hadari. 1997. Metode 3 Nomor 1 Tahun 2002. Bandung:
Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Fikom Unisba.
Gadjah Mada University Press.
Yursak, Firman. 2007. Eddie Widiono:
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi politik: Di Bawah Pusaran Media. Jakarta:
Khalayak dan efek. Bandung: PT Next Reign Media.
Remaja Rosdakarya.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 55


TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA
PEMILU KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA
THE REVIEW OF THE PAST RULES OF LOCAL
ELECTION IN MASS MEDIA
Eka Oktaviani

ABSTRAK/ABSTRACT

Media massa atau pers memiliki nilai-nilai yang harus menjadi dasar
dalam menjalankan peran sebagai sarana tercipta komunikasi massa yang
baik, salah satunya dalam menyediakan informasi yang berhubungan
dengan penyelenggaraan proses demokrasi di Indonesia, khususnya pada
pemiluhan umum (Pemilu). Akan tetapi, nilai-nilai yang salah satunya
tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik tersebut bersinggungan dengan
peran media dalam mendukung proses Pemilu di Indonesia, seperti dapat
dilihat pada Pemilu 2014 lalu. Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada pembaca tentang peran media massa atau pers dalam
hubungannya dengan proses pilkada di Indonesia, yang sesuai dengan
norma dan aturan pendirian perusahaan pers. Karya tulis ini ditulis
dengan menggunakan metode studi pustaka. Dua kaidah yang harus diacu
dalam pelaksanaan peran media massa di pilkada adalah Undang-Undang
No 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik. Kedua dasar beraktivitas pers
ini harus diimplementasikan agar tercipta kehidupan berdemokrasi yang
adil dan sesuai dengan dasar negara Indonesia.
Mass media or the press has the values that should be the basis in the role as
a means of mass communication to create a good mass communication, one of
them in providing information related to the implementation of the democratic
process in Indonesia, especially in general election. However, the values that
contained in the Code of Journalistic Ethics is tangent to the media’s role in
supporting the electoral process in Indonesia, as can be seen in the 2014 election.
This paper aims to provide information to the reader about the role of the mass
media or the press in relation to the local electoral process in Indonesia, in
accordance with the norms and rules of the press company’s establishment .
This paper was written by using the method of literature. Two principles that
must be referred to the implementation of the role of mass media in the elections
is Act No. 40 of 1999 and the Code of Ethics of Journalism. These both basis of
press activities should be implemented in order to create a fair and democratic
life in accordance with the basis of the Indonesian’s way of life.
Kata kunci : media massa, pilkada, kode etik, adil
Keyword : Mass media, local election, ethic code, fair

56 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Eka Oktaviani - TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA

A. PENDAHULUAN Pemilu Kepala Daerah mem-


A.1 Latar Belakang Penulisan Karya butuhkan peran media massa sebagai
Tulis sarana penyebaran informasi antara
calon pimpinan kepala daerah dan
Pemillihan umum di Indonesia
rakyat sebagai calon pemilih. Media
sebagai proses demokrasi untuk
massa, dalam proses Pemilu berperan
memilih pejabat legislatif, eksekutif
sebagai panggung tempat para calon
dan yudikatif telah berhasil diseleng-
pimpinan rakyat berkampanye
garakan pada tahun 2014. Sebagai
(Levitsky & Way, 2010), forum
negara demokrasi, Indonesia juga
terbuka untuk debat dan diskusi/
menyelenggarakan proses Pemilu
suara publik (Stremlau & Price,
di tingkat daerah yang biasa disebut
2009), sebagai penyedia transparansi
Pilkada. Pilkada memiliki sejarah
bagi para pejabat publik dan calon
panjang perdebatan dari sejak
pimpinan rakyat (McFaul, 2005)
zaman penjajahan kolonial Belanda
sehingga merupakan sarana untuk
hingga saat ini. Media online Sinar
mencerdaskan publik sebagai dasar
Harapan melalui situs sinarharapan.
pemilihan publik pada proses Pemilu
co menuliskan bahwa sejarah panjang
melalui peran dalam menyediakan
tersebut berpangkal dari persoalan
transparansi, penyedia forum terbuka
hubungan antara pusat dan daerah,
untuk diskusi publik dan panggung
pengelolaan keuangan dan alokasi
kampanye. Peran media massa dalam
sumber daya ekonomi. Meskipun
Pemilu kepala daerah juga tidak jauh
melalui berbagai perdebatan dan
berbeda dengan peran media massa
kontroversi, sejarah panjang pilkada
dalam Pemilu nasional.
di Indonesia tersebut menjadi bagian
Namun demikian, media massa
dari perjalanan sistem demokrasi
dengan identitas dan nilai yang harus
Indonesia. Perjalanan pilkada di
dianutnya, memiliki beberapa sisi yang
Indonesia sampai pada Peraturan
berseberangan dalam melaksanakan
Pemerintah Pengganti Undang-
peran mendukung proses demokrasi itu
Undang (Perppu) yang diterbitkan oleh
sendiri, khususnya saat Pemilu. Sesuai
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dengan definisi yang dikemukakan
pada awal Oktober 2014 tentang
oleh Turow (2009), media massa
pemilihan kepala daerah langsung
merupakan instrumen teknologi dari
oleh rakyat. Harun Syah (2015)
komunikasi massa. Sebagai suatu
menuliskan bahwa pelaksanaan
instrumen teknologi komunikassi
pilkada akan serentak diselenggarakan
massa, media massa harus menjamin
pada tanggal 9 Desember 2015 yang
transfer informasi melalui proses
akan datang untuk pemilihan 269
komunikasi tersebut berjalan dengan
kepala dan wakil kepala daerah, yang
baik. Salah satu instrumen penjamin
meliputi 9 pemilihan gubernur dan
proses komunikasi massa agar
wakil gubernur, 224 pemilihan bupati
berjalan dengan baik adalah jurnalis,
dan wakil bupati, serta 36 pemilihan
yang menjembatani informasi antara
walikota dan wakil walikota.
individu yang berkepentingan dengan

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 57


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

publik atau masyarakat luas. Jurnalis A.2 Rumusan Masalah


sebagai bagian dari media massa, Media massa atau pers memiliki
menurut Gerke (2000) berperan nilai-nilai yang harus menjadi dasar
sebagai pemberi simbol yang baik dalam menjalankan peran sebagai
dalam modernitas. Sebagai pemberi sarana tercipta komunikasi massa yang
simbol yang baik dalam modernitas, baik, salah satunya dalam menyediakan
Harymurti (2014) menegaskan bahwa informasi yang berhubungan dengan
jurnalis harus memiliki prinsip beretika penyelenggaraan proses demokrasi
yang dihimpun dalam Kode Etik di Indonesia, khususnya pada Pemilu
Jurnalistik, sehingga dapat mendukung untuk memilih wakil rakyat baik di
terwujudnya konsep pers yang tingkat pusat maupun daerah. Akan
profesional. Di sisi lain, media massa tetapi, nilai-nilai yang salah satunya
atau pers boleh dimanfaatkan untuk tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik
mendukung kepentingan individu tersebut bersinggungan dengan peran
maupun golongan dalam proses Pemilu media dalam mendukung proses
kepala daerah melalui kampanye di Pemilu di Indonesia, seperti dapat
media cetak maupun media elektronik dilihat pada Pemilu 2014 lalu. Masalah
berdasarkan Peraturan Komisi Pemilu yang akan dibahas pada karya tulis ini
(PKPU) No. 7 tahun 2015. Beberapa adalah bagaimanakah peran media
prinsip Kode Etik Jurnalistik seperti massa yang sesuai dan sejalan dengan
obyektif, independen, berimbang, nilai yang dianut oleh jurnalis dalam
dan keberpihakan pada kepentingan Kode Etik Jurnalistik maupun Undang-
umum, bersinggungan dengan PKPU Undang Pers. Peran yang dimaksud
dalam hal proses kampanye untuk adalah peran yang khusus berkaitan
kepentingan individu atau golongan dengan pelaksanaan pilkada yang
tertentu. dilakukan secara serentak di Indonesia
Analisis tentang peran Kode Etik pada tahun 2015 ini.
Jurnalistik dalam media massa dengan
proses pilkada di Indonesia masih A.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis
perlu dikaji ulang. Hal ini merupakan Karya tulis ini bertujuan untuk
kajian yang penting karena terdapat memberikan informasi kepada pem-
keberpihakan dan kecenderungan baca tentang peran media massa atau
terhadap kepentingan individu atau pers dalam hubungannya dengan
golongan tertentu dalam media massa proses pilkada di Indonesia. Selain
atau pers pada Pemilu nasional tahun itu, karya tulis ini juga dapat menjadi
2014 yang lalu. Bahkan, masyarakat rujukan beberapa pihak terkait, agar
umum atau publik juga ikut diombang- peran dan fungsi masing-masing pihak
ambingkan berkaitan dengan infor- (masyarakat umum, media massa dan
masi hasil Pemilu 2014 lalu, sehingga pihak yang berkepentingan dalam
mengakibatkan masyarakat dilanda pilkada) dapat kembali sesuai dengan
kebingungan dalam mengikuti arus pedoman dan ketentuan, sehingga
informasi. tercipta suatu arus komunikasi massa
yang baik, sesuai dengan nilai-nilai

58 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Eka Oktaviani - TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA

Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar bisa beraneka ragam. Penyampaian
bersikap di Indonesia sebagai salah pesan tersebut merupakan salah satu
satu negara demokrasi. peran media massa dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara. Media
A.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis massa terdiri dari media cetak dan
Karya tulis ini dapat bermanfaat elektronik, yang masing-masing
jangka panjang dalam mendukung berperan dalam penyebaran informasi
perwujudan tatanan masyarakat tertentu dalam masyarakat.
yang adil sesuai yang diamanahkan Media massa atau pers memegang
oleh para pendiri negeri ini dalam peran penting dalam demokrasi.
Pembukaan UUD 1945. Perwujudan Salah satu proses yang menjamin
tatanan masyarakat adil melalui keberlangsungan sistem demokrasi
proses demokrasi yang jujur dalam di suatu negara adalah Pemilu untuk
pilkada melalui pengembalian peran menentukan posisi wakil rakyat yang
berbagai pihak sesuai dengan fungsi menentukan nasib rakyat dalam
dan kewajiban yang tercantum kurun waktu tertentu. Pemilu dalam
dalam etika dan prinsip yang harus demokrasi adalah suatu hal yang tidak
dianut oleh media massa dan pihak mungkin tanpa keterlibatan media1.
tertentu yang berkepentingan. Pers, menurut UU No. 40 tahun 1999
didefinisikan sebagai,
B. METODE PENULISAN KARYA “Pers adalah lembaga sosial dan
TULIS wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan Jurnalistik
Karya tulis ini ditulis dengan
meliputi mencari, memperoleh,
menggunakan studi pustaka. Pustaka
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
yang dijadikan rujukan terdiri dari
menyampaikan informasi baik dalam
artikel surat kabar online, artikel
bentuk tulisan, suara, gambar, suara
penelitian dan sumber tertulis lain
dan gambar, serta data dan grafik
yang relevan, dan mendukung penu-
maupun dalam bentuk lainnya dengan
lisan karya tulis sesuai dengan tujuan
menggunakan media cetak, media
penulisan yang telah dijelaskan
elektronik, dan segala jenis saluran
di bab sebelumnya. Pustaka yang
yang tersedia.”
diperoleh kemudian dianalisis dengan
Turow (2009) mendefiniskan me-
membandingkan dan menelusuri se-
dia massa atau pers sebagai instrumen
cara mendalam terhadap informasi
teknologi komunikasi massa. Komu-
lain yang diperoleh. Hasil analisis
nikasi massa yang baik harus didukung
kemudian dituangkan dalam bentuk
dengan peraturan-peraturan tertentu
tulisan.
agar tidak terjadi ketimpangan
komunikasi antar beberapa pihak yang
C. HASIL ANALISIS
berkepentingan. Beberapa pedoman
Pengertian media, menurut Soraya 1
Media and Parliamentary Elections in Egypt:
(2008) adalah sarana transformasi Evaluation of Media Performance in the Parliamentary
Elections” Human Rights Movement Issues 26, (Cairo,
pesan kepada khalayak. Pesan yang Egypt: Cairo Institute for Human Rights Studies, 2011):
dapat disampaikan melalui media 27

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 59


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

agar keberlangsungan komunikasi jujur, akurat, obyektif, berpihak pada


massa berjalan baik dalam suatu kepentingan umum, akuntabel, dan
negara, yang telah ada adalah Undang- meminimalkan kerusakan. Kode etik
Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik tersebut harus dilaksanakan dan
yang sudah disepakati oleh pihak- ditaati dengan sebenar-benarnya
pihak tertentu. Undang-Undang Pers karena merupakan harga diri seorang
yang dimaksud adalah UU No. 40 tahun wartawan di hadapan publik.
1999 (Dhanurseto, 2009; Harymurti, Sementara itu, apabila dilihat dari
2014), sedangkan Kode Etik Jurnalistik proses demokrasi melalui Pemilu
merupakan prinsip etika jurnalis yang nasional yang telah berlangsung
menjadi dasar para jurnalis dalam tahun 2014 lalu, ada beberapa
menjalankan profesionalitasnya dalam catatan yang direkap oleh beberapa
dunia Jurnalistik (Harymurti, 2014). pihak terkait pelaksanaan pemilu.
Dhanurseto (2009) menuliskan Catatan-catatan tersebut merupakan
bahwa konsep UU No.40 tahun 1999 catatan yang berhubungan dengan
tentang Pers mengubah komunikasi kebersinggungan peran media mas-
massa melalui komunikasi politik. sa dan beberapa pihak tertentu
Komunikasi politik sebelum pem- yang berkompetisi dalam Pemilu.
berlakuan UU Pers ini masih Kebersinggungan peran antara media
terpengaruh dengan rezim orde baru. massa dan kepentingan golongan atau
Setelah UU Pers ini dikumandangkan, individu ini tentu mengurai rapor
sistem komunikasi politik diharapkan hitam keberlangsungan pemilu 2014.
akan dapat berlangsung lebih seim- Ardipandanto (2014), seorang
bang antara pemerintah dengan peneliti bidang politik dalam negeri
pers, pemerintah dengan kelompok Pusat Pengkajian, Pengolahan Data
dalam masyarakat, dan antar berbagai dan Informasi Setjen DPR RI mela-
komponen masyarakat dengan media kukan analisis tentang konglomerasi
sebagai jembatannya. Sementara itu, media massa oleh kandidat peserta
Kode Etik Jurnalistik yang merupakan Pemilu yang menjadi penguasa
prinsip etika profesi jurnalis perusahaan penyiaran besar di
(Harymurti, 2014) mengedepankan Indonesia. Hal ini ditakutkan,
profesionalitas jurnalis dengan perusahaan penyiaran tersebut
berbagai etika yang harus ditaati. menjadi kendaraan bagi kandidat
Sesuai dengan prinsip etika pemilu sehingga perusahaan pers itu
seorang jurnalis, seorang pelaku sendiri menjadi tidak independen dan
kegiatan jurnalistik yang biasa disebut tidak mendasarkan isi dan aktivitas
sebagai wartawan harus memiliki penyiarannya pada kepentingan
dan menaati Kode Etik Jurnalistik umum. Kondisi ini berpotensi men-
seperti yang tersurat dalam UU Pers jadikan proses demokrasi melalui
No. 40 tahun 1999. Lebih jauh lagi Pemilu menjadi tidak berimbang dan
Harymurti (2014) menjelaskan bahwa tidak adil. Obyektivitas, independensi,
beberapa prinsip etika yang dimaksud keberimbangan, keberpihakan pada
dalam Kode Etik Jurnalistik adalah kepentingan umum sebagai bagian

60 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Eka Oktaviani - TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA

dari Kode Etik Jurnalistik berpotensi pers memiliki tanggung jawab besar
tidak ditaati jika media massa tersebut dalam menentukan jenis masyarakat
memang digunakan sebagai kendaraan apa yang timbul akibat kegiatan pers
politik seorang atau beberapa kandidat yang diselenggarakannya.
Pemilu. Apabila berkaca dari pelaksanaan
Selain itu, Prasetya (2014) me- Pemilu nasional tahun 2014 tersebut di
nuliskan bahwa pemilik media massa atas, peran media massa dalam Pemilu
memiliki kemampuan untuk bisa kepala daerah tahun 2015 tidak jauh
bersaing di kancah perpolitikan di berbeda dibandingkan dengan peran
Indonesia. Hal ini disebabkan karena media massa dalam Pemilu nasional.
perusahaan media massa yang Media massa berperan sebagai
dimilikinya dapat dijadikan sebagai pendukung proses transparansi infor-
kendaraan politik. Perusahaan media masi tentang segala hal yang berkaitan
yang dimilikinya dapat dijadikan dengan kandidat yang maju dalam
sebagai tempat untuk melakukan pilkada. Selain itu, media massa juga
promosi besar-besaran terhadap berperan sebagai panggung kam-
kandidat tertentu yang akan maju panye dan sebagai penyedia forum
di panggung politik. Promosi yang terbuka untuk debat publik. Ketiga
dimaksud adalah promosi yang tersurat peran tersebut mendukung peran
maupun promosi yang tersirat, yang media massa dalam mencerdaskan
mendeskripsikan kandidat tertentu. publik, karena melalui ketiga peran di
Pengalaman dalam Pemilu nasional atas, publik dapat menentukan pilihan
tahun 2014 lalu memberikan pelajaran tentang kandidat yang akan dijadikan
bahwa peran media massa harus idola.
dikembalikan sesuai dengan Undang- Sementara itu, lingkup pemilihan
Undang yang mengaturnya. Media yang lebih sempit di pilkada menye-
massa dalam bentuk perusahaan babkan hanya kandidat yang bermodal
media massa atau perusahaan pers besar yang mampu menjadikan me-
bertanggung jawab terhadap opini dia massa nasional sebagai tempat
yang berkembang di masyarakat. berkampanye melalui iklan-iklan
Sebagai komponen dari perusahaan yang ditayangkan. Peraturan Komisi
pers, jurnalis memegang peranan Pemilu No 7 tahun 2015 memang
penting dalam pengembalian peran memperbolehkan kegiatan kampanye
tersebut. Meskipun demikian, pe- melalui beberapa jenis media massa.
milik perusahaan pers juga harus Dalam hal ini, media massa harus
mendasarkan seluruh aktivitas pers bisa bersikap merdeka terhadap iklan
pada Undang-Undang yang berlaku, yang masuk ke media tersebut, karena
karena mengandung sistem nilai tetap harus mempertimbangkan
dan etika sebagai pedoman demi asas independen dalam Kode Etik
tewujudnya masyarakat yang adil dan Jurnalistik yang mereka anut dan taati.
cerdas. Sebagai manusia yang memiliki Media massa, baik nasional maupun
akal dan rasa, serta berbudaya, sudah lokal harus bersikap adil dan bijaksana
selayaknya seorang pemilik perusahaan menyikapi permintaan salah satu

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 61


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

kandidat untuk berkampanye melalui untuk debat antar kandidat. Media


media massa. Untuk menghindari massa harus bersikap tidak memihak
kecenderungan dan ketidakmerdekaan salah satu pihak yang sedang berlaga
media massa berkaitan dengan fungsi karena itulah yang dianut sesuai Kode
kampanye (Levitsky & Way, 2010) Etik Jurnalistik dan UU No 40 tahun
dalam pilkada ini, media massa 1999 tentang Pers. Semua proses
dapat memberikan ruang dengan debat terbuka harus berjalan sealami
porsi yang sama terhadap kandidat- mungkin, tanpa konspirasi di belakang
kandidat yang sedang berkompetisi layar, tanpa suap, tanpa nepotisme,
sehingga tidak ada pihak yang merasa dan tanpa dependensi terhadap salah
diperlakukan secara tidak adil. Media satu pihak.
massa sebaiknya memberikan batasan Peran lain media massa yang
kepada kandidat-kandidat tertentu disoroti adalah peran sebagai wadah
terhadap besaran biaya yang akan transparansi kandidat-kandidat
digunakan untuk iklan kandidat (McFaul, 2005) yang sedang maju
tertentu sehingga semua kandidat dalam pilkada . Media massa, terutama
mendapatkan porsi yang sama. Lebih media massa lokal harus menjadi
jauh lagi, jika batasan biaya untuk jembatan antara publik dan kandidat
periklanan kandidat tersebut, terdapat agar segala hal tentang kandidat
kandidat yang masih berkeberatan dapat diketahui oleh masyarakat
karena kepemilikan biaya yang masih luas. Transparansi yang dimaksud
kurang, maka sebaiknya media massa adalah keterbukaan tentang segala
mengambil jalan tengah dengan tidak hal terkait kandidat pilkada. Seluruh
menerima periklanan bagi semua prestasi kandidat dan hal-hal yang
kandidat yang sedang berlaga di berhubungan dengan kandidat diin-
pilkada untuk mengiklankan diri formasikan kepada masyarakat luas
sehingga kepentingan semua pihak agar publik bisa melakukan penilaian.
dapat diatasi dan tercapai keadilan Setelah proses pemungutan suara
bagi seluruh kandidat. berlangsung, media dapat hadir
Selain peran promosi atau dalam perhitungan suara untuk
kampanye kandidat oleh media massa, mencegah penipuan dalam pemilihan
peran lain yang dapat diselenggarakan dan memberikan pemahaman bahwa
oleh media massa, terutama media kebebasan berbicara secara penuh
massa lokal adalah peran sebagai dijamin. Media bebas untuk beraksi
panggung untuk debat terbuka secara independen dengan sikap yang
(Stremlau & Price, 2009). Debat tidak memihak.
terbuka merupakan cara yang dapat Seluruh bahasa yang digunakan
digunakan oleh publik untuk menilai oleh media massa, yang berhubungan
sejauh mana kandidat yang sedang dengan peran dalam pilkada harus
berlaga mengetahui dan memahami santun, tidak provokatif, tidak kasar,
peran sebagai pemimpin daerah. dan selalu berpegang teguh pada
Media massa dapat menjadi jembatan norma-norma dan nilai-nilai yang
dengan menyediakan acara khusus dianut oleh masyarakat Indonesia,

62 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Eka Oktaviani - TINJAUAN TENTANG ATURAN MAIN LAMA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI MEDIA MASSA

terutama masyarakat setempat. Bahasa lokal memiliki peran penting dalam


sebagai alat penyampai informasi Pemilu kepala daerah sebagai
antara kandidat dengan publik dan penyedia informasi yang berkaitan
alat komunikasi, harus digunakan dengan kandidat pilkada (media
secara tepat dan berimbang, dan sebisa berkampanye), penyedia tempat
mungkin tanpa tendensi, karena salah untuk diskusi dan debat publik, dan
satu prinsip etika yang dianut dalam pendukung transparansi proses
profesi jurnalis adalah meminimalisir pilkada itu sendiri. Peran-peran media
kerusakan. Bahasa yang beretika massa ini harus berdasarkan pada
dapat dijadikan sebagai sarana untuk segala ketentuan yang tercantum
meminimalisir kerusakan besar yang dalam Undang-Undang Pers dan Kode
mungkin terjadi dalam pilkada itu Etik Jurnalistik. Kedua instrumen
sendiri. ini merupakan pedoman dalam
Seluruh peran media massa, beraktivitas bagi jurnalis maupun
yang dihubungkan dengan norma- perusahaan media massa itu sendiri.
norma dan etika melakukan kegiatan Hal ini bertujuan agar tercapai tatanan
Jurnalistik ini dapat mengembalikan masyarakat yang adil sesuai dengan
peran media mahssa yang sesuai amanah tujuan didirikan bangsa ini
dengan konsep awal pendiriannya. yang tercantum dalam Pembukaan
Bagaimanapun, media massa meme- UUD 1945.
gang peranan penting dalam kegiatan
berbudaya masyarakat. Masyarakat D.2 Saran
yang adil adalah tujuan didirikan Penelitian detail dengan instrumen
bangsa ini, sesuai dengan yang tertera penelitian yang tepat perlu dilakukan
dalam pokok pikiran Pembukaan UUD agar data-data dan variabel-variabel
1945. Masyarakat yang adil dalam yang berhubungan dengan peran
negara demokrasi dapat diwujudkan media massa dalam pilkada menjadi
melalui sistem Pemilu yang adil. lebih valid dan dapat menghasilkan
Sebuah Pemilu yang bebas dan adil rekomendasi yang tepat bagi para pihak
tidak hanya tentang kebebasan untuk terkait seperti pemerintah (baik lokal
memilih dan pengetahuan tentang maupun daerah), perusahaan pers
bagaimana penghitungan suara dan segala komponennya, golongan
berlangsung, tetapi juga tentang tertentu yang berkepentingan, dan
proses partisipasi para pemilih yang masyarakat luas.
diikutsertakan dalam debat publik
dan kepemilikan informasi yang cukup DAFTAR PUSTAKA
tentang partai, kebijakan-kebijakan,
Anonim. 2014. Lika-Liku Sejarah
kandidat-kan-didat dan proses Pemilu
Pilkada. Sinarharapan.co. Diakses
itu sendiri.
pada tanggal 27 November 2015
D. PENUTUP Ardipandanto, A. 2014. Kajian Singkat
terhadap Isu-Isu Terkini : Kampanye
D.1 Simpulan Pemilu 2014 dan Konglomerasi
Media massa, terutama media Media Massa. Info Singkat Pusat

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 63


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Pengkajian, Pengolahan Data dan Media and Parliamentary Elections


Informasi (P3DI) Setjen DPR RI Vol. in Egypt: Evaluation of Media
VI, No. 06/II/P3DI/Maret/2014. Performance in the Parliamentary
DPR RI Jakarta. Elections” Human Rights Movement
Dhanurseto, HP. 2009. Pemberitaan Issues 26, (Cairo, Egypt: Cairo
Media Cetak dalam Kampanye Institute for Human Rights Studies,
Pemilu Presiden tahun 2009 (Studi 2011): 27
Analisis Isi Pemberitaan Pemilu Michael McFaul, “Transitions from
Presiden Pada Masa Kampanye Di Postcommunism” Journal of
Media Cetak Harian Jogja, Radar Democracy 16 (July 2005): 11-12
Jogja Dan Kedaulatan Rakyat Peraturan Komisi Pemilu No 7 tahun
Jogja Edisi Juni- Juli 2009). http:// 2015
repository.unib.ac.id/394/1/
Prasetya, A.B. 2014. Kepemilikan
Jurnal%20Dhanurseto.pdf, Diakses
Media Massa sebagai Kendaraan
tanggal 27 November 2015
Politik menuju Pemilu 2014.
Gerke, S. 2000. Global Lifestyles http://arifbudi.lecture.ub.ac.
under Local Conditions: the New id/2014/03/kepemilikan-media-
Indonesian Middle Class, dalam massa-sebagai-kendaraan-politik-
Chua Beng-Huat, (Ed), Consumption menuju-pemilu-2014/. Diakses
in Asia: Lifestiles and Identities, tanggal 30 November 2015
pg.135 – 158. Routledge. London &
Soraya, HN. 2008. Penggunaan
New York
Media Massa oleh Wakil Rakyat
Harun Syah, M. 2015. Ketua KPU: (studi Relasi DPRD Kabupaten
Pilkada Serentak Sejarah Sekaligus Temanggung dan Media Massa).
Tantangan. http://news.liputan6. Skripsi. Jurusan Komunikasi
com/read/2244960/ketua-kpu- Penyiaran Islam Fakultas Dakwah
pilkada-serentak-sejarah-sekaligus- UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
tantangan. Diakses tanggal 29
Streamlau, N., Price, M.E. 2009. Media,
November 2015
Elections and Political Violence
Harymurti, B. 2014. Konsep Pers in Eastern Africa : Towards a
Profesonal menurut Kode Etik Comparative Framework, An
Jurnalistik dan UU Pers pada Annenberg-Oxford Occasional
Media Workshop on Corporate Paper in Communications Policy
Governance. http://www.mediake- Research. Annenberg-Oxford. 28.
mayoran.info/wp-content/
Turow, J. 2009. Media Today: an Intro-
uploads/2015/09/KodeEtikJurn
duction to Mass Cammunication.
alistikWartawanIndonesia-1.pdf.
Routledge. London & New York
Diakses tanggal 27 November
2015 Undang-Undang No. 40 tahun 1999
tentang Pers
Levitsky, S., Way, L.A. 2010. Why
Democracy Needs a Level Playing
Field. Journal of Democracy 21 : 57

64 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU
PELANGGARAN HAM YANG DITIMBUL-
KANNYA, STUDI KASUS: PEMILU CALON
PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN
DI INDONESIA TAHUN 2014
ROLE OF MEDIA IN ELECTION AND HUMAN
RIGHTS VIOLATIONS ISSUES, CASE STUDY:
PRESIDENTIAL ELECTION FOR PRESIDENT AND
VICE PRESIDENT CANDIDATE IN INDONESIA 2014

Ardli Johan Kusuma

ABSTRAK/ABSTRACT
Tulisan ini membahas tentang peran pers, dalam hal ini media televisi,
dalam mengawal Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, 9 Juli 2014 (Pilpres
2014) di Indonesia serta muculnya isu pelanggaran HAM. Tulisan ini
bersifat diskriptif analitis, dengan menggunakan metode kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data, menggunakan teknik “librarian
research”. Hasil dari pembahasan menunjukkan adanya fakta bahwa telah
terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh media terkait manipulasi
hasil perhitungan sementara Pilpres 2014 sehingga menimbulkan opini
publik yang tidak benar. Hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang akurat telah dilanggar oleh pers Indonesia ketika mereka melakukan
manipulasi data perhitungan cepat pada Pilpres 2014. Pers Indonesia
telah melakukan banyak penyimpangan terhadap kode Etik Jurnalistik,
terutama pasal 1, 2, 3, 4, 8, 10, dan 11 yang mengatur tentang tugas-tugas
yang harus dijalankan oleh pelaku jurnalistik di Indonesia.

This paper discusses the role of the media, in this case is television media,
to guard the President and Vice President election of July 9th, 2014 (the
2014 presidential election) in Indonesia as well as the emergence of the
issue of human rights violations. This paper is a descriptive analytical,
using qualitative methods, with data collection techniques using “librarian
research”. The results of the study shows the fact that there have been
human rights violations committed by media related the manipulation
of the result of tentative quickcount as the 2014 presidential election so
that the public opinion rised was not true. The right of people to obtain
accurate information have been violated by some Indonesian media by the

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 65


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

manipulated quick count data. Some of Indonesian TV media has done a lot
of infringement towards the Ethics code of Journalism, especially chapters 1,
2, 3, 4, 8, 10, and 11 which regulates the tasks that has to be performed by
journalists in Indonesia.

Kata Kunci: Pemilu, Pers, Media, Pelanggaran HAM.


Keyword : Election, Media, Human Right violation

A. PENDAHULUAN dan calon wakil presiden 2014 itu


Pemilihan calon presiden dan merupakan pemilu yang mendapatkan
calon wakil Republik Indonesia untuk apresiasi dan partisipasi langsung dari
masa bakti periode tahun 2014-2019, masyarakat Indonesia. Karena itulah
telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juli pemilu tahun 2014 yang lalu sangat
2014 yang lalu. Pemilihan umum ini menyita perhatian banyak kalangan.
diikuti oleh dua pasang calon Presiden Diawal-awal kampanye yang
dan Wakil Presiden yaitu Prabowo dilakukan oleh kedua calon pasangan
Subianto, mantan Panglima Kostrad presiden dan wakil presiden yang
yang berpasangan dengan Hatta maju pada pemilu 9 Juli 2014,
Rajasa, mantan Menteri Koordinator menimbulkan potensi konflik yang
Bidang Perekonomian 2009-2014, terjadi di masyarakat, mengingat
serta Joko Widodo, Gubernur DKI Ja- partisipasi langsung dari masyarakat
karta yang berpasangan dengan Jusuf yang mengidentifikasikan diri
Kalla, mantan Wakil Presiden Republik mereka ke dalam salah satu kubu
Indonesia periode 2004-2009. Pada yang bersaing dalam pemilu kali ini
tanggal 31 Mei 2014, Komisi Pemilihan sangat tinggi. Bahkan sebelum pemilu
Umum (KPU) menetapkan dua pasang dilaksanakan, Indonesia Police Watch
calon Presiden dan Wakil Presiden. (IPW) sudah memprediksi potensi
Pemilu kali ini sangat menarik konflik dalam Pemilu 2014 cukup
perhatian bukan hanya seluruh besar. Sebab, kontestasi Pemilu
rakyat Indonesia, tetapi juga menarik 2014 persaingan antar partai politik
perhatian dunia internasional. peserta pemilu cukup sengit.1 Namun
Mengingat posisi Indonesia yang demikian, Pilpres 2014 akhirnya dapat
cukup strategis di percaturan politik terlaksana dan berhasil menetapkan
dunia. Para pemimpin negara-negara presiden dan wakil presiden yang sah
sahabat Indonesia sangat menantikan untuk menduduki jabatan periode
dengan rasa penuh penasaran tentang tahun 2014-2019.
siapakah yang akan memimpin Berdasarkan penghitungan suara
Indonesia selama periode 2014-2019. yang dikumpulkan di 33 provinsi,
Karena itu akan sangat menentukan Jokowi-Kalla mendapatkan 53,15%
arah politik negara Indonesia dikancah atau 70.633.576 suara. Pesaing
politik internasional. Ditambah lagi 1
Lihat lebih jauh dalam “Potensi Konflik Pemilu
2014 Cukup Besar”, dalam http://www.pemilu.com/,
pemilu pemilihan calon presiden diakses pada 25 November 2015.

66 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ardli Johan Kusuma - PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM YANG DITIMBULKANNYA

mereka, pasangan Prabowo Subianto- yang menggunakan media televisi.


Hatta Rajasa meraih 46,85% atau Mengingat media TV merupakan
62.262.844 suara, yang membuat media yang paling populer di
Jokowi unggul 8.370.732 suara atas Indonesia yang bisa diakses mayoritas
Prabowo. KPU menyatakan jumlah masyarakat Indonesia. Dalam per-
suara sah sebanyak 132.896.438 gelaran pemilihan presiden dan
suara.2 wakil presiden 2014, beberapa pers
Dengan demikian, akhirnya ter- media televisi di Indonesia dianggap
jawablah sudah siapa pemenang berdiri pada posisi yang tidak netral
Pilpres 2014, dengan ditetapkannya sebagaimana seharusnya. Karena
pasangan capres dan cawapres, yaitu dianggap pers media televisi di
Jokowi sebagai presiden dan Jusuf Indonesia telah memberikan informasi
Kalla sebagai wakil presiden yang yang tidak objektif mengenai proses
akan mengemban amanat selama pemilu 2014. Beberapa pers media
periode 2014-2019. Kemenangan televisi di Indonesia telah dipengaruhi
pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, oleh kepentingan politik. Dimana
ditetapkan dalam Keputusan Komisi mereka telah memiliki tujuan untuk
Pemilihan Umum (KPU) Nomor : memenangkan salah satu calon
536/Kpts/KPU/Tahun 2014 tentang pasangan presiden dan wakil presiden
Penetapan Pasangan Calon Presiden yang mereka dukung.
dan Wakil Presiden Terpilih dalam Ketidaknetralan pers dalam hal ini
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil media televisi ketika mengawal jalannya
Presiden Tahun 2014.3 Sehingga pemilu 2014 semakin diperjelas
sejak penetapan itu presiden dan ketika salah satu media televisi
wakil presiden terpilih menduduki Indonesia melakukan manipulasi
jabatannya hingga saat ini dan akan hasil perhitungan cepat sementara,
berakhir pada tahun 2019 nanti. atau sering deikenal dengan istilah
Namun dibalik berlangsungnya “quick count” dengan menampilkan
pemilu 2014 tersebut ada fakta yang hasil-hasil survei dari lembaga-
tidak bisa dilupakan begitu saja, lembaga research yang dipertanyakan
terkait peran pers di Indonesia dalam legalitasnya. Kemunculan data yang
mengawal pemilu 2014 tahun lalu. tidak benar tersebut dalam hal ini
Mengingat pers merupakan salah satu hasil quick count, berarti media telah
pilar demokrasi dalam suatu negara, memberikan informasi yang tidak
tidak terkecuali pers di Indonesia. benar yang dilakukan dengan sengaja,
Namun ada yang menarik dengan sehingga memunculkan opini publik
pers di Indonesia, terutama pers yang sesat. Sehingga dalam hal ini
2
berita online BBC Indonesia edisi 22 Juli 2014, “KPU media telah melakukan pelanggaran
tetapkan Jokowi menang di pilpres”, dalam http://www. secara kode etik pers.
bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140722_
kpu_hasil_pilpres, diakses pada 25 November 2015. Selain itu manipulasi hasil peng-
3
Lihat lebih jauh dalam website resmi KPU Tanggal hitungan cepat pada Pilpres 2014 yang
: 22 Jul 2014 , “HASIL RESMI PILPRES 2014”, dalam http://
www.kpu.go.id/, diakses pada 25 November 2015. dilakukan oleh media televisi tersebut

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 67


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

termasuk dalam katagori pelanggaran Umum, disebutkan Harris G. Warren


HAM. Komisi Nasional Hak Asasi menyatakan bahwa pemilu adalah
Manusia (Komnas HAM) menyatakan, sebuah kesempatan ketika warga
segala bentuk manipulasi pungut memilih pejabatnya dan memutuskan
hitung dan rekapitulasi suara Pemilu apa yang mereka ingin pemerintah
Presiden 9 Juli 2014 dikategorikan lakukan untuk mereka.5 Pemilihan
pelanggaran HAM dan para pelakunya umum mempunyai tiga fungsi utama,
merupakan pelanggar HAM. manipulasi yaitu sebagai:
data yang telah dilakukan tersebut 1. Sarana memilih pejabat publik
termasuk tindakan pelanggaran HAM, (pembentukan pemerintahan),
berdasarkan Undang-undang Nomor 2. Sarana pertanggungjawaban peja-
39 tahun 1999 tentang HAM. dan bat publik, dan
para pelakunya dapat dikategorikan 3. Sarana pendidikan politik rakyat.
sebagai pelanggar HAM.4 Sementara Menurut Austin Ran-
ney, pemilu dikatakan demokratis
A.1 Kajian Pustaka apabila memenuhi kriteria sebagai
A.1.1. Pemilu berikut:
1. Penyelenggaraan secara perio-dik
Pemilihan umum (Pemilu)
(regular election),
adalah salah satu cara dalam sistem
2. Pilihan yang bermakna (meaningful
demokrasi untuk memilih wakil-wakil
choices),
rakyat yang akan duduk di lembaga
3. Kebebasan untuk mengusulkan
perwakilan rakyat, serta salah satu
calon (freedom to put forth
bentuk pemenuhan hak asasi warga
candidate),
negara di bidang politik. Pemilu
4. Hak pilih umum bagi kaum de-
dilaksanakan untuk mewujudkan
wasa (universal adult suffrage),
kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat
5. Kesetaraan bobot suara (equal
tidak mungkin memerintah secara
weighting votes),
langsung. Karena itu, diperlukan
6. Kebebasan untuk memilih (free
cara untuk memilih wakil rakyat
registration oh choice),
dalam memerintah suatu negara
7. Kejujuran dalam perhitungan suara
selama jangka waktu tertentu. Pemilu
dan pelaporan hasil (accurate
dilaksanakan dengan menganut asas
counting of choices and reporting of
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
results)6
dan adil. Secara sederhana, pemilihan
Dari penjelasan konseptual
umum didefinisikan sebagai suatu cara
tersebut dapat kita pahami bahwa
atau sarana untuk menentukan orang-
orang yang akan mewakili rakyat 5
Harris G. Warren. dkk, “Parpol Suatu Tinjauan
Umum”, dalam Definisi pemilihan umum, dalam http://
dalam menjalankan pemerintahan. sospol.pendidikanriau.com/, diakses pada 25 November
Dalam buku Parpol Suatu Tinjauan 2015.
4
Lihat lebih jauh dalam Raja Monang Silalahi, 6
Pengertian Pemilihan Umum (Pemilu), dalam
“Komnas HAM : Manipulasi Pungut Hitung Pilpres http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-
Pelanggaran HAM”, dalam http://bawaslu.go.id/, diakses pemilihan-umum-pemilu.html, diakses 25 November
pada 25 November 2015. 2015.

68 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ardli Johan Kusuma - PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM YANG DITIMBULKANNYA

pemilu merupakan sebuah proses tertulis.8 Sedangkan pers dalam


pemilihan terhadap wakil-wakil dari arti luas memasukkan di dalamnya
rakyat untuk menjalankan peme- semua media massa komunikasi yang
rintahan dan membuat kebijakan memancarkan fikiran dan perasaan
sesuai dengan kepentingan rakyat. seseorang, baik secara tertulis
Pemilu merupakan bentuk aplikatif maupun lisan. Pers dalam arti sempit
dari demokrasi yang menitikberatkan merupakan manifestasi dari freedom
pada kekuasaan dari rakyat, yang of press, sedangkan dalam arti luas
dilaksanakan sesuai dengan undang- merupakan manifestasi dari freedom
undang yang berlaku. of speech, keduanya merupakan
freedom of expression. Selain itu, Amir
A.1.2. Pers Hamzah juga memberikan definisi
Sejumlah pakar mempunyai pan- tentang pers dalam bukunya berjudul
dangan yang cukup berbeda terhadap Delik-Delik Pers Di Indonesia, yaitu :
pengertian pers. I Taufik dalam Pers adalah semua alat komunikasi
bukunya Hukum dan Kebebasan yang bersifat umum dan terbit secara
Pers memberikan pengertian umum teratur berupa majalah-majalah,
tentang pers adalah usaha-usaha dari surat kabar, buku-buku, dan lain
alat-alat komunikasi massa untuk sebagainya yang berfungsi sebagai
memenuhi kebutuhan anggota- penyebarluasan informasi dan sarana
anggota masyarakat akan penerangan, perjuangan untuk mencapai cita-cita
hiburan atau keinginan mengetahui pembangunan nasional.9
peristiwa-peristiwa atau berita-berita
yang telah atau akan terjadi di sekitar A.2. Metode Penulisan
mereka khususnya dan di dunia pada Dalam penelitian ini, penulis
umumnya. Adapun I Taufik menyatakan memfokuskan pembahasan untuk
bahwa pers tersebut sebagai suatu mencari jawaban atas pertanyaan
kegiatan penyebarluasan informasi- sebagai berikut: 1). Bagaimanakah
informasi kepada masyarakat luas, peran pers dalam proses pemilu
biasanya berupa berita atas kejadian presiden dan wakil presiden di
sehari-hari.7 Indonesia tahun 2014?, 2). Apakah
Sementara Oemar Seno Adjie pers di Indoneisa melakukan pe-
memberikan definisi tentang pers langgaran HAM dalam memberikan
dalam sudut pandang atau perspektif informasi mengenai pemilu presiden
dalam arti sempit dan arti luas. dan wakil presien di Indonesia tahun
Pengertian pers dalam arti sempit 2014 kepada masyarakat?. Jawaban
adalah mengandung penyiaran- dari kedua pertanyaan tersebut akan
penyiaran fikiran gagasan, ataupun menjadi fokus pada penelitian ini.
berita-berita dengan jalan kata
7
Deni Achmad, Analisis Pertanggungjawaban 8
Oemar Seno Adji (a), Mass Media dan Hukum,
Pidana Dalam Tindak Pidana Penghinaan Oleh Pers, Tesis (Jakarta : Erlangga, 1973), hal. 13.
Magister Hukum Universitas Indonesia, (Jakarta : 2006), 9
A. Hamzah, Delik-Delik Pers Di Indonesia, (Jakarta
hal. 33. : Media Sarana Press, 1987), hal. 3.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 69


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Tulisan ini bersifat kualitatif. sebagai media informasi.


Dimana dalam tulisan ini data- Pers sebagai media kontrol
data akan menunjukkan fenomena berfungsi untuk melakukan kontrol
tentang (keadaan, proses, kejadian oleh rakyat terhadap pemerintah.
dan lain-lain) yang akan dinyatakan Kontrol yang dimaksud adalah kontrol
dalam bentuk perkataan atau kalimat sosial , kontrol tanggung jawab ,
sehingga akan bisa dipahami dengan kontrol suport , dan kontrol partisipasi.
baik. sementara jenis tulisan ini adalah Adanya fungsi kontrol tersebut tidak
deskriptif analitis, deskriptif yang bisa dipisahkan dari fungsi pers yang
dimaksud disini, adalah tulisan ini akan lain yaitu sebagai media informasi,
mendeskripsikan secara detil tentang dimana Fungi Pers sebagai media
fenomena yang terkait objek penelitian informasi berfungsi untuk memenuhi
yaitu peran pers dalam pemilu hak masyarakat untuk mengetahui
presiden dan wakil presiden 2014. informasi yang ada. Setiap informasi
Sementara analitis dalam penelitian ini yang diterbitkan pers harus bersifat
adalah proses analisa menggunakan asli , obyektif , dan harus dikelola
beberapa konsep terhadap fenomena sesuai peraturan perundangan Pers.
yang terjadi (pemberian informasi Kontrol dari masyarakat terhadap
yang tidak benar kepada masyarakat pemerintah akan bisa tercapai jika
terkait hasil penghitungan sementara tersedianya informasi yang yang netral
pemilu presien dan wakil presiden dan tidak berpihak “informasi jujur”
2014 oleh pers kepada masyarakat yang bisa diterima masyarakat, yang
merupakan pelanggaran HAM), kemudian muncul tanggapan dari
mengenai pengumpulan data, penulis masyarakat yang juga harus dikemas
mengumpulkan data-data untuk oleh pers sebagai informasi yang jujur
mendukung argumen dengan cara untuk kemudian dapat diterima oleh
mengumpulkan data tersebut dari pemerintah.
berbagai sumber seperti buku-buku Fungsi seperti itulah yang
atau literatur, jurnal, surat kabar, seharunya dapat diperankan oleh pers
majalah, maupun data-data yang di Indonesia. Tidak terkecuali peran
bersumber dari internet. pers dalam mengawal proses pemilu
presien dan wakil presiden tahun
B. HASIL DAN PEMBAHASAN 2014. Namun pada kenyataannya
B.1. Peran Pers Dalam Pemilu Presi- peran pers dalam hal ini yang dimuat
den dan Wakil Presiden 2014 dalam beberapa media televisi swasta
Peran pers dalam sebuah negara di Indonesia telah menunjukkan
yang demokratis seperti Indo- ketidaknetralan dalam memberikan
nesia, tidak bisa dipungkiri lagi informasi kepada masyarakat.
keberadaannya serta perannannya. Ketidaknetralan tersebut tercermin
Pers memiliki beberapa fungsi, dian- dari manipulasi data hasil perhitungan
taranya adalah fungsi pers sebagai sementara pemilihan presiden dan
media kontrol dan juga fungsi pers wakil presiden 2014.

70 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ardli Johan Kusuma - PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM YANG DITIMBULKANNYA

Pemilu presiden dan wakil pre- media televisi tersebut menunjukkan


siden dilakukan pada tanggal 9 Juli bahwa pers dalam hal ini yang
2014, beberapa jam setelah proses menggunakan media televisi tiak
pemungutan suara dimualai, kemudian dapat menjaga netralitasnya dan
Sekitar pukul 11.00 WIB, benih justru malah berpihak pada salah satu
kekisruhan dimulai. Beberapa stasiun kubu dalam Pilpres 2014.
televisi, seperti Metro TV, TVOne, Media televisi yang menyajikan
dan Kompas TV, mulai menayangkan informasi yang menyesatkan mungkin
quick count dari Indonesia timur. dapat berdalih bahwa media hanya
Awalnya, persentase perolehan suara menyampaikan informasi yang dida-
kedua kandidat saling berkejaran, patkan. Karena data quick count
sebelum akhirnya hasil penghitungan memang bukan bersumber dari
cepat itu terbelah menjadi dua kubu. media televisi itu sendiri, melainkan
Kubu pertama adalah Metro TV yang diperoleh dari lembaga survei. Per-
selama ini memang terasa berpihak ke bedaan hasil survei oleh lembaga-
pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. lembaga survei tersebut yang menye-
Sementara kubu kedua adalah TV One babkan sampainya informasi yang
dan ANTV serta MNC Grup (RCTI,Global sesat kepada masyarakat melalui pers
TV, dan MNC TV) yang berpihak kepada media televisi.
pasangan Prabowo-Hatta Rajasa. Pada Tujuh dari 11 lembaga survei yang
layar kaca Metro TV menunjukkan melakukan hitung cepat atau quick
angka yang menempatkan Jokowi count dalam Pemilu Presiden 2014
dan JK unggul, sementara TV One dan menyebut pasangan Joko Widodo
ANTV serta MNC Grup (RCTI, Global TV, dan Jusuf Kalla sebagai pemenang
dan MNC TV) menempatkan Prabowo pemungutan suara. Sebaliknya, empat
dan Hatta sebagai pemenang. Setelah lembaga survei lain mendapatkan
pemungutan di wilayah Indonesia pasangan Prabowo Subianto dan
barat berakhir pukul 13.00 WIB, Hatta Rajasa sebagai pemenang.
beberapa stasiun televisi pun mulai Tujuh lembaga survei menyatakan
menyiarkan hasil Pilpres. Metro TV kemenangan pasangan Jokowi dan
ternyata tak sendirian. Sebab, semua Jusuf Kalla pada quick count adalah
stasiun televisi di kecuali TV One Litbang Kompas, Lingkaran Survei
dan ANTV serta MNC Grup (RCTI, Indonesia, Indikator Politik Indonesia,
Global TV, dan MNC TV) itu ternyata Populi Center, CSIS, Radio Republik
menempatkan Joko Widodo-Jusuf Indonesia, dan Saiful Mujani Research
Kalla sebagai pemenang.10 Itu artinya Center. Sementara itu, empat lembaga
ada perbedaan informasi yang telah survei yang mendapatkan hasil
diberikan oleh pers melalui media kemenangan bagi Prabowo-Hatta
telivisi kepada masyarakat. Perbedaan adalah Puskaptis, Indonesia Research
informasi yang ditampilkan pada Center, Lembaga Survei Nasional, dan
10
Berita online Kompas 10 Juli 2014, “Ada Lembaga Jaringan Suara Indonesia.11
Survei yang Berbohong”, dalam http://nasional.kompas.
com/, diakses pada 25 November 2015. 11
Berita online kompas 9 Juli 2014 “Quick Count”,

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 71


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Beriku 11 lembaga survei besrta hal ini terutama yang menggunakan


perbedaan hasil perhitungannya: media televisi, seharusnya dapat
Prabowo- Jokowi- memfilter sumber informasi yang
Lembaga
No
Survei
Hatta Jusuf Sumber didapatkannya. Karena salah satu
Rajasa Kalla
Populi tugas dari pers adalah memberikan
1 49,05 50,95 Suara.com
Center informasi yang sebenarnya. Ditambah
2 CSIS 48,1 51,9 Liputan6.com
lagi media televisi adalah media yang
Litbang
3
Kompas
47,66 52,33 Kompas.com paling populer di Indonesia terutama
Indikator
Metrotvnews.
untuk masyarakat menengah kebawah.
4 Politik 47,05 52,95
Indonesia
com Karena salahnya informasi yang
Lingkaran
Konferensi
disampaikan bisa mengakibatkan
5 Survei 46,43 53,37
Indonesia
pers berkembangnya opini yang liar dan
Radio memicu konflik.
6 Republik 47,32 52,68 Detik.com
Indonesia
Saiful B.2. Pelanggaran Ham Oleh Pers
7
Mujani
47,09 52,91 Detik.com Indonesia Dalam Mengawal
Research
Center Pemilu 2014
8 Puskaptis 52,05 47,95 Viva.co.id
Mengingat peran pers yang
Indonesia
9 Research 51,11 48,89 okezone.com bergitu penting, pemerintah telah
Center menjamin kemerdekaan berserikat
Lembaga
10 Survei 50,56 49,94 Viva.co.id dan berkumpul mengeluarkan pikiran
Nasional atau pcndapat baik secara lisan
Jaringan
11 Suara 50,13 49,87 Viva.co.id ataupun tulisan. Hal ini merupakan
Indonesia bukti perwujudan dari pasal 28
UUD1945. Terutama Pasal 28 F yang
Melihat fakta yang berbeda dari berbunyi “Setiap orang berhak untuk
hasil yang disajikan lembaga-lembaga berkomunikasi dan memperoleh in-
survei tersebut, Koordinator Komite formasi untuk mengembangkan pri-
Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow badi dan lingkungan sosialnya serta
mengatakan, “Melihat hasil seperti berhak untuk mencari, memperoleh,
itu, sudah pasti ada lembaga survei memiliki, menyimpan, mengolah dan
berbohong.12 menyampaikan informasi dengan
Perbedaan penyajian informasi menggunakan segala jenis saluran
tersebut memang tidak terlepas dari yang tersedia”. Namun demikian pers
lembaga survei yang memberikan bukan berarti bebas begitu saja dalam
data perhitungan sementara atau menjalankan aktifitas jurnalistik. Dan
quick count pada pemilu 2014. Namun ada batasan-batasan yang juga diatur
demikian seharusnya pers dalam dalam undang-undang. Artinya, agar
Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei”, dalam www.
fungsi dari hak tersebut tidak berben-
compas.com, diakses pada 25 November 2015 turan dengan berbagai institusi lain
12
Berita online Kompas 10 Juli 2014, “Ada Lembaga
Survei yang Berbohong”, dalam http://nasional.kompas.
khususnya kepentingan masyarakat
comm, diakses pada 25 November 2015.

72 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ardli Johan Kusuma - PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM YANG DITIMBULKANNYA

sebagai konsumen utama pers.13 benar dari pers yang mengunakan me-
Kebebasan pers bukan berarti be- dia masa.
bas untuk memberikan informasi yang Komisi Nasional Hak Asasi Manu-
tidak benar. Karena pers juga memiliki sia (Komnas HAM) menyatakan, segala
tugas pokok yang harus dijalankan bentuk manipulasi pungut hitung dan
oleh para pelaku pers atau jurnalis- rekapitulasi suara Pemilu Presiden 9
tik. Mengutip penjelasan Bambang Juli 2014 dikategorikan pelanggaran
Harymurti (Wakil Ketua Dewan Pers), HAM dan para pelakunya merupakan
dalam Media Workshop on Corporate pelanggar HAM. berdasarkan Undang-
Governance Tugas Pers menurut UU undang Nomor 39 tahun 1999 tentang
Pers adalah Memenuhi hak masyara- HAM. Bahkan ketika itu rapat paripur-
kat untuk mengetahui, Menegakkan na Komnas HAM tanggal 14 Juli 2014
nilai-nilai dasar demokrasi, mendo- memutuskan siapapun yang melaku-
rong terwujudnya supremasi hukum kan manipulasi suara adalah pelang-
dan hak asasi manusia, serta men- gar HAM.15
ghormati kebhinekaan, Mengembang- Lebih jauh lagi, sebenarnya keten-
kan pendapat umum berdasarkan tuan-ketentuan mengenai pers telah
informasi yang tepat, akurat dan be- diatur di dalam UU no 40 tahun 1999
nar, Melakukan pengawasan, kritik, tentang Pers. Selain itu para jurna-
koreksi, dan saran terhadap hal-hal lis atau pers juga terikat dalam kode
yang berkaitan dengan kepentingan etik yang dimilikioleh pers di Indo-
umum,serta Memperjuangkan keadi- nesia. Dan para pelaku jurnalistik di-
lan dan kebenaran.14 wajibkan untuk mematuhi kode etik
Memberikan informasi yang tidak tersebut. Sehingga para pelaku pers
benar terkait penyajian data hasil tidak bisa berlaku seenaknnya ketika
quick count pada Pilpres 2014 meru- menjalankan fungsinya sebagai seo-
pakan satu bentuk pelanggaran dari rang jurnalis. Ketentuan tersebut telah
fungsi dan tugas pers itu sendiri, di- tertuang secara jelas dalam UU no 40
mana seharusnya salah satu tugas pers tahun 1999 tentang pers Pasal 7 ayat
adalah memberikan informasi yang 2 yang berbunyi: “wartawan memiliki
tepat, akurat dan benar. Dan membe- dan mentaati Kode Etik Jurnalistik”.
rikan informasi yang tidak benar yang Adapun kode etik jurnalistik yang
dilakukan dengan sengaja, maka hal berlaku dan mengikat seluruh jurna-
tersebut termasuk tindakan pelangga- listik atau pers di Indonesia terdiri
ran HAM. karena masyarakat berhak dari 11 pasal yang harus ditaati. Dari
untuk mendapatkan informasi yang kesebelas pasal tersebut adalah seba-
gai berikut:
13
Hamdan Daulay, “KODE ETIK JURNALISTIK
DAN KEBEBASAN PERS DI INDONESIA DITINJAU DARI
PERSPEKSTIF ISLAM”, JURNAL PENELITIAN AGAMA, Pasal 1
VOL. XVII, NO. 2 MB-AGUSTUS 2008, hal 298. 15
Lihat lebih jauh dalam Raja Monang Silalahi,
14
Bambang Harymurti “Konsep Pers Profesonal
“Komnas HAM : Manipulasi Pungut Hitung Pilpres
menurut Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers”, dalam
Pelanggaran HAM”, dalam http://bawaslu.go.id/, diakses
Media Workshop on Corporate Governance, 6 Oktober
pada 25 November 2015.
2014.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 73


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Wartawan Indonesia bersikap in- seseorang atas dasar perbedaan suku,


dependen, menghasilkan berita yang ras, warna kulit, agama, jenis kelamin,
akurat, berimbang, dan tidak beritikad dan bahasa serta tidak merendahkan
buruk. martabat orang lemah, miskin, sakit,
Pasal 2 cacat jiwa atau cacat jasmani.
Wartawan Indonesia menempuh Pasal 9
cara-cara yang profesional dalam me- Wartawan Indonesia menghormati
laksanakan tugas jurnalistik. hak narasumber tentang kehidupan
Pasal 3 pribadinya, kecuali untuk kepentingan
Wartawan Indonesia selalu mengu- publik.
ji informasi, memberitakan secara Pasal 10
berimbang, tidak mencampurkan Wartawan Indonesia segera men-
fakta dan opini yang menghakimi, cabut, meralat, dan memperbaiki
serta menerapkan asas praduga tak berita yang keliru dan tidak akurat
bersalah. disertai dengan permintaan maaf
Pasal 4 kepada pembaca, pendengar, dan atau
Wartawan Indonesia tidak mem- pemirsa
buat berita bohong, fitnah, sadis, dan Pasal 11
cabul. Wartawan Indonesia melayani hak
Pasal 5 jawab dan hak koreksi secara pro-
Wartawan Indonesia tidak menye- porsional.
butkan identitas korban kejahatan Penilaian akhir atas pelanggaran
susila dan tidak menyebutkan identitas kode etik jurnalistik dilakukan
anak yang menjadi pelaku kejahatan. dewan pers. Sanksi atas pelanggaran
Pasal 6 kode etik jurnalistik dilakukan oleh
Wartawan Indonesia tidak menya- organisasi wartawan dan atu perusa-
lahgunakan profesi dan tidak mene- haan pers. (kode etik jurnalistik ini
rima suap. ditandatangani oleh 29 organisasi
pers di Jakarta, 14 Maret 2006. Dewan
Pasal 7
pers menetapkannya melalui surat
Wartawan Indonesia memiliki hak
keputusan nomor 03/SK-DP/III/2006
tolak untuk melindungi narasumber
yang kemudian disahkan sebagai
yang tidak bersedia diketahui identitas
peraturan dewan pers Nomor 6/
maupun keberadaannya, menghargai
peraturan-DP/V/2008).16
ketentuan embargo, informasi latar
Dengan merujuk pada kesebelas
belakang, dan ”off the record” sesuai
pasal Kode Etik Jurnalistik tersebut
dengan kesepakatan.
seharusnya pers di Indonesia dapat
Pasal 8 memberikan informasi yang tepat
Wartawan Indonesia tidak menulis
16
Lihat lebih jauh dalam “Kode Etik Jurnalistik”,
atau menyiarkan berita berdasarkan dalam Lembaga Pers Dr. Soetomo, Pusat Pengembangan
prasangka atau diskriminasi terhadap Jurnalisme Profesional, dalam http://lpds.or.id/, diakses
pada 25 November 2015.

74 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Ardli Johan Kusuma - PERAN PERS DALAM PEMILU DAN ISU PELANGGARAN HAM YANG DITIMBULKANNYA

sejara dan disajikan secara netral telah melanggar HAM warga negara
dan jujur kepada masyarakat, Indonesia ketika memanipulasi data
terutama ketika mengawal proses hasil perhitungan cepat Pilpres 2014.
pemilihan umum. Karena hal tersebut Saran yang dapat dirumuskan
menyangkut kepentingan semua dalam tulisan ini adalah: sebaiknya
warga negara Indonesia. Namun pada badan penyelenggara pemilu baik
kenyataannya jika kita merujuk pada DKKP, KPU, dan juga BAWASLU,
kasus manipulasi data perhitungan memperhatikan isu penting terkait
sementara atau quick count pada peran pers dalam pemilu tersebut.
Pilpres 2014, maka pers Indinesia Hendaknya lembaga penyelenggara
telah melakukan pelanggaran terhadap pemilu bekerja sama dengan pihak lain
Kode Etik Jurnalistik tertama pasal 1, guna mengawal segala proses, demi
2, 3, 4, 8, 10, dan 11. Dengan demikian terciptanya pemilu yang bermartabat
pers Indonesia juga telah merampas dan tanpa menimbulkan kerugian bagi
hak rakyat untuk memperoleh masyarakat.
informasi yang bersifat netral, akurat
dan berimbang. Itu artinya pers DAFTAR PUSTAKA
Indonesia telah melanggar HAM Sumber Buku
terhadap seluruh konsumen pers
Achmad Deni, “Analisis Pertanggung-
terkait informasi pemilu tahun 2014.
jawaban Pidana Dalam Tindak
Pidana Penghinaan Oleh Pers”,
C. KESIMPULAN DAN SARAN
Tesis Magister Hukum Universitas
Dalam menjalankan fungsinya, Indonesia, Jakarta : 2006, hal. 33.
pers di Indonesia masih belum dapat
Adji Oemar Seno, “Mass Media dan
menjalankan tugas sebagaimana
Hukum”, Jakarta : Erlangga, 1973,
mestinya ketika mengawal proses
hal. 13.
Pilpres 2014. Bahka pers di Indonesia
terutama yang menggunakan media Hamzah A, Delik-Delik Pers Di Indonesia,
televisi tidak dapat menunjukkan Jakarta : Media Sarana Press, 1987,
netralistasnya sebagai jurnalistik. hal. 3.
Tugas-tugas serta aturan Kode Etik Daulay Hamdan, “KODE ETIK
Jurnalistik telah dilanggar, ketika JURNALISTIK DAN KEBEBASAN
terbukti pers Indonesia melakukan PERS DI INDONESIA DITINJAU DARI
manipulasi dengan menyampaikan PERSPEKSTIF ISLAM”, JURNAL
data yang tidak benar mengenai hasil PENELITIAN AGAMA, VOL. XVII,
perhitungan cepat atau quick count NO. 2 MB-AGUSTUS 2008, hal 298.
pada pemilu 2014. Dengan demikian Harymurti Bambang “Konsep Pers
pers di Indonesia telah merampas Profesonal menurut Kode Etik
hak masyarakat untuk mendapatkan Jurnalistik dan UU Pers”, dalam
informasi yang tepat, akurat dan Media Workshop on Corporate
jujur dari pers. Hal tersebut dapat Governance, 6 Oktober 2014.
diartikan bahwa pers di Indoensia

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 75


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

Sumber Internet dan Berita Harris G. Warren. dkk, “Parpol Suatu


Tinjauan Umum”, dalam Definisi
Berita online BBC Indonesia edisi 22
pemilihan umum, dalam http://
Juli 2014, “KPU tetapkan Jokowi
sospol.pendidikanriau.com/,
menang di pilpres”, dalam http://
diakses pada 25 November 2015.
www.bbc.com/indonesia/berita_
indonesia/2014/07/140722_ “Kode Etik Jurnalistik”, dalam
kpu_hasil_pilpres, diakses pada 25 Lembaga Pers Dr. Soetomo,
November 2015 Pusat Pengembangan Jurnalisme
Profesional, dalam http://lpds.
Berita online Kompas 10 Juli 2014, “Ada
or.id/, diakses pada 25 November
Lembaga Survei yang Berbohong”,
2015.
dalam http://nasional.kompas.
com/, diakses pada 25 November Pengertian Pemilihan Umum (Pemilu),
2015. dalam http://www.pengertianahli.
com/2013/12/pengertian-
Berita online kompas 9 Juli 2014
pemilihan-umum-pemilu.html,
“Quick Count”, Ini Hasil Lengkap
diakses 25 November 2015.
11 Lembaga Survei”, dalam www.
compas.com, diakses pada 25 “Potensi Konflik Pemilu 2014 Cukup
November 2015 Besar”, dalam http://www.pemilu.
coml, diakses pada 25 November
Berita online Kompas 10 Juli 2014, “Ada
2015.
Lembaga Survei yang Berbohong”,
dalam http://nasional.kompas. Silalahi Raja Monang, “Komnas HAM :
com/, diakses pada 25 November Manipulasi Pungut Hitung Pilpres
2015. Pelanggaran HAM”, dalam http://
bawaslu.go.id/, diakses pada 25
“HASIL RESMI PILPRES 2014”, dalam
November 2015.
http://www.kpu.go.id/, diakses
pada 25 November 2015.

76 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


IKHTIAR PILKADA BERSIH, JURNALISME
WARGA MELAWAN POLITIK UANG

CLEAN ELECTION ENDEVOUR, CITIZEN


JOURNALISM AGAINST MONEY POLITICS
Hifni Septina Carolina dan
Dr. Bambang Suhada

ABSTRAK/ABSTRACT

Politik uang adalah satu persoalan besar yang dihadapi dalam pemilihan
kepala daerah (Pilkada) di berbagai tempat, tak terkecuali di Kota
Metro, Lampung. Hasil survei menyebutkan 58,25% persen responden
pemilih di Kota Metro mengatakan wajar adanya politik uang. Hanya
34,75% responden yang mengatakan tidak wajar. Sayangnya di tingkat
lokal, belum banyak media massa konvensional yang membicarakan
persoalan ini. Kehadiran laman jurnalisme warga pojoksamber.com di
Kota Metro ternyata mampu membangun diskursus publik. Tulisan ini
mendayagunakan pemikiran Piere Bourdieau tentang gerakan intelektual
kolektif yang menggabungkan beragam bakat intelektual di berbagai
bidang untuk saling bekerja sama dan menyediakan wadah interaksi
dan komunikasi. Pendekatan etnografi digunakan untuk melihat kiprah
pojoksamber.com dalam usahanya mengampanyekan perlawanan
terhadap politik uang. Kesimpulannya, gerakan melawan politik uang yang
diinisiasi laman jurnalisme warga dapat membangun diskursus sekaligus
memberikan informasi pemantauan proses Pilkada dan berperan dalam
membangun kolaborasi berbagai kalangan untuk mendorong proses
Pilkada yang berkualitas.

Money Politic is a major problem faced in the elections in many places,


including in Metro City, Lampung. The survey mentioned 58.25% of
respondents in Metro City voters say that it isreasonable to accept money
politics. Only 34.75% of respondents who say unreasonable. Unfortunately
at the local level, yet many conventional mass media are discussing this
issue. The presence of citizen journalism at pojoksamber.com at Metro City
in fact it enables to create public discourse. This paper utilize Bourdieau
Piere thought about collective intellectual movement that combines a
variety of intellectual talent in various fields to cooperate and provide a
model of interaction and communication. Ethnographic approach used
to seeing progress of pojoksamber.com in its efforts to campaign againts

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 77


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

to money politics. In conclusion, the movement against money politics


initiated by citizen journalism can create the discourse as well as providing
information about the process of local election monitoring and playing
role in establishing the collaboration of various backgrounds to promote a
qualified local election process.

Kata Kunci : Politik Uang, Jurnalisme Warga, Intelektual Kolektif


Keyword : Money Politic, Citizen Journalism, Intelectual Collective

A. PENDAHULUAN pengalamannya di tiga Pilkada. “Saya


pernah menang dan memulai dengan
Sebuah lembaga survei lokal Rakata
0, lalu 2 hingga yang terakhir 15,”
Institute di Lampung baru saja merilis
jelasnya tanpa menyebut berapa
hasil surveinya yang menyebutkan
jumlah pasti dari simbol-simbol angka
58,25% persen responden pemilih di
tersebut.
Kota Metro mengatakan wajar adanya
Hal yang pasti, penulis sependapat
politik uang. Hanya 34,75% responden
dengan pendapat Djadjat Sudrajat,
yang mengatakan hal tersebut tidak
yang mengatakan bahwa politik uang
wajar. Beberapa bulan sebelumnya,
itu sesungguhnya adalah politik jalan
survei Sai Wawai Institute yang
pintas sebagai wujud ketidakmampuan
dilakukan oleh beberapa akademisi
(mungkin juga ketidakmauan) sang
dan mahasiswa menyebutkan bahwa
politisi berkomunikasi untuk menjual
90 persen responden mengaku pernah
program-programnya, baik program
menerima politik uang.
partai maupun programnya sendiri.2
Dua survei ini sesungguhnya
Tentu saja ada banyak perspektif,
memberikan gambaran betapa politik
baik yang mengatakan politik uang
uang telah menjadi fenomena yang
adalah gosip, ilusi hingga penyakit
seakan “wajar” sekaligus menunjukkan
demokrasi. Semua orang tentu saja
ironi di kota yang notabene pen-
berhak menyatakan pendapatnya
duduknya memiliki indeks pem-
secara bebas. Artikel ini hendak
bangunan manusianya tertinggi di
mengajukan refleksi tentang kesadaran
Lampung. Bagai gurita raksasa, politik
warga sekaligus peran kelompok
uang menebarkan racun ke hampir
intelektual dalam situasi dewasa ini.
semua sendi demokrasi. Ia memasung
Semakin maraknya politik uang
para kandidat akibat utang politik dan
membuat sebagian rakyat melihat
membutakan nurani rakyat dengan
Pilkada bukan sebagai momentum
serangan fajar.
untuk memilih pemimpin yang dapat
Pada sebuah kesempatan diskusi,
memperjuangkan kepentingan mereka,
seorang mantan walikota Lukman
namun merupakan saat di mana suara
Hakim1 berseloroh Metro ini memang
rakyat dapat diperlakukan layaknya
kecil, tapi buayanya banyak. Sang
komoditas yang dapat diperjualbelikan.
mantan walikota juga bercerita lugas
1
Pengakuan Lukman Hakim Mantan Walikota Pada situasi demikian, pemilih dan
Metro dua periode saat nonton film Nomor Piro Wani
Piro. Di Bejoss Milk tgl 27 Agustus 2015 2
Djadjat Sudajrat, Lampung Post, 10 Maret 2014

78 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada - IKHTIAR PILKADA BERSIH ...

yang dipilih sama-sama mengabaikan bisa menjadi jurnalis.4


persoalan moralitas dan hukum. Selain melalui laman pojoksamber.
Kesadaran perlawanan terhadap com juga menyebarkan informasi
politik uang meski dalam skala yang tersebut melalui jejaring sosial,
kecil sesungguhnya telah mulai termasuk Twitter dan Facebook.
muncul pada segelintir orang di Kota Mengacu pada perkembangan tek-
Metro. Inisiatif baru dimulai dengan nologi yang pesat secara nasional
menggelar serangkaian diskusi, maupun global, maka pojoksamber.
memproduksi film dokumenter yang com mengajak setiap warga untuk
diputar keliling bersama KPU Kota berpartisipasi aktif dalam mem-
Metro, memproduksi t-shirt, lagu dan produksi informasi di Kota Metro.
tulisan-tulisan yang menyampaikan Jurnalisme warga memberikan
pesan perlawanan terhadap politik kesempatan bagi setiap warga untuk
uang. Gerakan ini melibatkan inte- mengekspresikan pendapatnya, baik
lektual, jurnalis, musisi, videografer, untuk mengkritik kebijakan peme-
fotografer, dan berbagai elemen warga rintah (watchdog) ataupun seka-
lainnya sesuai dengan kompetensinya dar mengekspresikan kehidupan
masing-masing. Kelompok-kelompok pribadinya. Dengan kata lain, jur-
ini secara sadar dan sukarela men- nalisme warga dapat berfungsi
dedikasikan waktu, pikiran, tenaga, sebagai jembatan pemajuan hak asasi
bahkan uangnya untuk terlibat dalam manusia.5 Diharapkan kehadiran
ikhtiar ini. pojoksamber.com dapat menjadi
Kehadiran portal jurnalisme pemicu gerakan warga.
warga pojoksamber.com3 di Kota Jelang Pilkada di Kota Metro,
Metro memberikan ruang publik pojoksamber.com cukup intens mem-
untuk menyuarakan apa yang ter- beritakan inisiasi kampanye melawan
jadi di sekitar Kota Metro. Melalui politik uang, yang terus mendapatkan
Pojoksamber.com, warga bukan hanya dukungan dari berbagai kalangan
sebagai objek berita namun juga mulai dari akademisi, organisasi
sebagai subjek berita. masyarakat, jurnalis dan juga berbagai
Jurnalisme warga adalah keterli- komunitas yang tak hanya berasal dari
batan warga dalam memberitakan Kota Metro.
sesuatu. Seseorang tanpa memandang Artikel ini mengajukan dua
latar belakang pendidikan, keahlian pertanyaan utama yakni:
dapat merencanakan, menggali, men- 1. Mengapa pojoksamber.com sebagai
cari, mengolah, melaporkan informasi portal jurnalisme warga memilih
(tulisan, gambar, foto, tuturan), video bersikap untuk mengawasi Pilkada
kepada orang lain. Jadi setiap orang Kota Metro?
2. Bagaimanakah peran pojoksamber.
3
Laman pojoksamber.com secara resmi didirikan
pada 28 Oktober 2014. Pendirian pojoksamber.com
com dalam mendorong Pilkada
merupakan ide dan kreasi 25 orang inisiator. Masing 4
Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta:
masing inisiatior swadaya mengumpulkan uang masing- Raja Grafindo Perkasa. Hlm.215
masing satu juta rupiah. Dari uang yang terkumpul 5
Wibowo, Agung Setyo. 2010. Pengaruh Citizen
tersebut menjadi modal awal untuk membuat portal Journalism terhadap Demokratisasi Indonesia. Jakarta:
jurnalisme warga pertama di kota Metro. Universitas Paramadina, Hlm 1

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 79


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

yang berkualitas di Kota Metro?. banyak buku setiap tahunnya dan


juga banyak perguruan tinggi yang
B. METODE berkualitas di sana. Sehingga perlu
Tulisan ini menggunakan pende- untuk membangun budaya literasi di
katan etnografi yang bertujuan untuk Kota Metro sebagai kota pendidikan.
memberikan gambaran pengalaman Hadirnya portal jurnalisme warga
para pegiat jurnalisme warga yang di Kota Metro, tak lain adalah untuk
berupaya membangun kesadaran menyediakan ruang bagi semua warga
politik publik. Data yang digunakan untuk perlahan membangun budaya
dalam penelitian ini berasal dari menulis dan literasi tersebut.
data primer hasil wawancara dengan Sebagai kota pendidikan seharusnya
informan dan observasi lapangan, seluruh warga berupaya mewujudkan
sementara data sekunder diperoleh dari visi dan misi kotanya. Setidaknya
data-data yang ada sebelumnya berupa menurut Rahmatul Ummah6, ada dua
catatan-catatan, koran, dokumen, indikator yang menjelaskan bahwa
laporan dan sumber-sumber lain yang Kota Metro semakin jauh dari visi
berhubungan dengan tema penelitian. sebagai kota pendidikan walaupun
Informan penelitian ini adalah para memiliki IPM tertinggi di Lampung.
jurnalis warga dan juga Komisioner Pertama,Politik uang. Hampir seluruh
KPU. Data selanjutnya dianalisis secara pelosok Lampung mengetahui, pa-
induksi –konseptualisasi yang bertolak sar Pemilu yang tingkat transaksi
dari fakta/informasi empiris (data). politik uang paling tinggi ada di Kota
Metro. Kedua, krisis kepemimpinan.
C. ANALISIS Beberapa aktivis menunjukkan sikap
apriori terhadap beberapa calon yang
C.1. Paradoks Kota Pendidikan
muncul. Karena, masing-masing calon
Indeks Pembangunan Manusia nirgagasan dan kebaruan. Diperparah
(IPM) Kota Metro adalah yang lagi, munculnya beberapa calon
tertinggi di Provinsi Lampung adalah kepala daerah “impor”. Seolah ingin
Kota Metro dan Bandar Lampung menegaskan kepada setiap warga kota,
dengan IPM 77,30 dan 76,83. IPM kota Metro memang sedang mengalami
merefleksikan tiga pencapaian krisis kepemimpinan akut. 7
sekaligus, yaitu indeks harapan hidup Tentu masih ada indikator lain
(life expectancy index), pendidikan yang juga semakin menegaskan
(educational index), dan indeks daya bahwa paradoks kota Metro sebagai
beli (purchasing index). kota pendidikan bagai jauh panggang
Namun tingginya nilai IPM di dari api ketika para pelaku proses
Kota Metro tidak menjamin bahwa demokrasi semakin menunjukkan
warganya sudah terdidik. Hal tersebut laku tidak terdidiknya. Politik uang
terlihat dari kualitas pendidikan dan yang tinggi, budaya literasi yang
budaya literasi yang masih rendah 6
Wawancara dengan Rahmatul Ummah, Pegiat
jika dibandingkan dengan kota pojoksamber.com, 14 Oktober 2015
7 Diambil darihttp://www.pojoksamber.com/
lain. Yogyakarta misalnya, sebagai Pilkada-dan-paradoks-wajah-kota-pendidikan/ tanggal
kota pelajar sudah menerbitkan 20 November 2015

80 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada - IKHTIAR PILKADA BERSIH ...

masih kurang membuat warga seakan Ada banyak praktik politik uang di
permisif terhadap berbagai bentuk kota Metro. Sebagai contoh, apa yang
praktek politik uang. terjadi pada Sumiati, Warga Kampung
Banten, Kota Metro, Lampung itu
C.2. Partisipasi Politik Semu senang mendapat bingkisan dari calon
Partisipasi politik di Kota Metro walikota. “Dapat minyak goreng dan
pada Pilpres 2014 lalu mencapai 76,11 gula, dua kilogram.” kata wanita berusia
persen naik dari angka partisipasi 60 tahun tersebut. Dia mengaku, bukan
Pileg 2009 sebesar 70 persen. Pemilih kali pertama mendapat bingkisan dari
sebanyak 111.015 orang. Di Kota si calon itu. “Sudah empat kali, dan
Metro tersebar di 238 TPS. Kenaikan pernah dikasih uang Rp50 ribu.9
angka partisipasi pemilih tersebut Mungkin masih banyak contoh-
mengundang banyak pertanyaan. contoh lain di Kota Metro yang
Apakah hal tersebut muncul dari menerima bingkisan atau sekedar
kesadaran politik warga yang ingin uang transportasi bahkan amplop
mewujudkan cita-cita mulia dari yang sering dikenal dengan “serangan
demokrasi? Atau apakah ada faktor fajar” sebagai senjata terakhir yang
lain yang menyebabkan kenaikan dimiliki oleh para calon pada hari H
angka pemilih tersebut? Mengingat, Pilkada berlangsung. Kemasan aliran
hasil survei yang telah dikemukakan di uang daripara elite politik di kota
atas, diindikasikan bahwa politik uang Metro menjelang Pilkada bermacam-
juga berperan dalam meningkatkan macam rupanya. Mulai dari bagi-
partisipasi pemilih. bagi bingkisan gratis, uang sampai
Penelitian Sai Wawai Institute mengadakan acara dengan berbagai
menyebutkan bahwa angka partisipasi hadiah yang fantastis. Bak cendawan
politik yang tinggi di Kota Metro yang merebak di musim hujan,
saat Pemilu dan Pilpres disebabkan begitupun para dermawan dadakan
oleh dua hal. Pertama, disebabkan menampakkan batang hidungnya
oleh intensifnya sosialisasi yang jelang Pilkada.
dilakukan oleh penyelenggara Pemilu Menurut Fathoni10, salah kaprah
dan intensitas para politisi dalam istilah “money politic” dimaknai
“menggerakan” pemilih ke TPS. sebagai barter suara antara pemilih
Pada konteks Pilkada, rendahnya dan orang yang minta dipilih, padahal
kesadaran politik masyarakat dan yang dimaksud adalah “membeli
masih banyaknya rakyat miskin pemilih (voter buying). Hak suara yang
yang menjadi sasaran politik uang. dimiliki pemilih dibarter dengan nasi
Ditambah dengan kecilnya luas Kota bungkus, uang, kaos, beasiswa, sepeda
Metro menyebabkan persaingan motor, atau bahkan proyek-proyek
antar calon kepala daerah semakin besar, tergantung kuantitas suaranya.
sengit berebut suara rakyat. Sehingga Dan memang, demokrasi macam ini
penawaran suara hingga menembus tidak berorientasi pada kualitas, tetapi
9
M. Yamin Panca Setia. 2015. Gotong Royong
angka 250-300 ribu per kepala8. Melawan Politik Uang. Metro: Sai Wawai Publishing.Hlm
8
Wawancara dengan Dharma Setyawan, peneliti 43.
Sai Wawai Institute tanggal 15 Oktober 2015 10
Fathoni, 2015.Ibid, Hlm 33.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 81


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

pada “suara terbanyak”. baik lokal maupun nasional, tapi


Ignas Kleden dalam artikelnya proses pemilihan juga harus (2) bisa
di Kompas (31/10/2014) “Keluar menyingkirkan “para bajingan politik”
dariJebakan Involusi” bahwa “politik keluar dari arena kontestasi. Noris
uang berawal dari para elite politik menyebutnya dengan istilah yang agak
karena merekalah yang mempunyai “brutal”, yakni ”to kick the rascals out”
dana dan kemudian percaya bahwa alias untuk menendang para bajingan
kehendak rakyat dapat dibeli dengan keluar. Kegagalan Pilkada dalam
uang. Ketika sudah menjadi jual beli, menjalankan dua fungsi utama ini
sesuai dengan mekanisme pasar sudah berbuah bukti yang menyakitkan,
permintaan yang meningkat akan bukti yang merusak indahnya cita-
menaikkan harga suara pemilih.” cita dibalik diberlakukannya sistem
Sehingga, harga pembelian suara pemilihan langsung. Menurut data
rakyat akan naik seiring dengan Kemendagri, sampai Januari 2014,
banyaknya permintaan dari para calon. sebanyak 318 dari 524 kepala daerah
Ironi sekali, secaraimplisit terdengar dan wakil kepala daerah tersangkut
dengan ungkapan “Nomer Piro Wani kasus korupsi. 11
Piro”, dalam artian pasangan calon Banyaknya jumlah kepala daerah
nomor berapa yang berani menawar dan wakil kepala daerah yang
harga suara dengan harga lebih tinggi. tersangkut kasus korupsi tersebut
setidaknya dapat memberikan sedikit
C.3. Bukan Sekadar Prosedural Tapi gambaran bagi rakyat, bahwa orang-
Substansial orang yang dipilih mampu menjadi
Kunci membangun demokrasi yang kepala daerah atau wakil kepala
berintegritas ialah penyelenggaraan daerah, ternyata belum tentu mampu
pemilihan jabatan politik yang ber- menjadi pemimpin yang baik bagi
kualitas. Bukan sekadar pemilihan yang rakyatnya.
bersifat formalistik dan prosedural Hal tersebut menegaskan bahwa
formal belaka. Sehingga semua pihak proses Pilkada selama ini masih
baik penyelenggara Pemilu, kontestan, sebatas euforia belaka, belum
partai politik, serta pendukung harus substansial. Keberhasilan kita dalam
bersama-sama mengawal jalannya menerapkan demokrasi baru sebatas
Pilkada agar tidak terjadi kecurangan prosedural melalui apa yang sering
serta penyalahgunaan hak yang dapat disebut sebagai (demokrasi melalui
11
Pippa Noris sebagaimana dikutip Sasmita, Ronny.
merusak jalannya Pilkada. P 2015. Menggagas Pilkada yang mencerdaskan, Padang:
Merujuk pada dua fungsi utama Haluan tgl 8April 2015. Secara detail, setidaknya yang
pemilihan versi pakar pemilihan terlibat korupsi tak kurang dari 291 kepala daerah, baik
provinsi maupun kabupaten kota. Jumlah itu terdiri dari
umum, Pippa Noris dari Kenedy gubernur sebanyak 21 orang, wakil gubernur 7 orang,
School Of Government menyatakan bupati 156 orang, wakil bupati 46 orang, walikota 41
orang, dan wakil wali kota 20 orang. Selain itu, sebanyak
pemilihan, sebagaimana juga Pilkada, 1.221 nama pegawai pemerintah juga terlibat dalam
bukan hanya sebagai ajang untuk kasus korupsi. Dari jumlah itu, 877 orang diantaranya
(1) menempatkan figur-figur terbaik sudah menjadi terpidana. Sementara 185 orang lainya
sudah berstatus tersangka, 112 lainya sudah menjadi
ke kursi kepemimpinan strategis, terdakwa, dan 44 nama yang tersisa masih dimintai
keterangan sebagai saksi.

82 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada - IKHTIAR PILKADA BERSIH ...

pemilihan umum. Sepanjang yang kita ikut berpartisipasi sesuai dengan


cermati melalui tiga kali pemilihan kompetensinya masing-masing, mulai
langsung presiden dan wakil presiden dari intelektual, jurnalis, seniman,
yang telah kita lalui, Pemilu legislative, videografer, fotografer dan berbagai
dan Pemilu kepala daerah, sistem ini elemen warga lainnya. Inisiatif
belum mampu menghasilkan sebuah baru dimulai dengan menggelar
kualitas demokrasi yang menjamin serangkaian diskusi, memproduksi
terciptanya keadilan sosial dan film dokumenter yang diputar
kesejahteraan bagi semua pihak tanpa keliling bersama KPU Kota Metro,
kecuali.12 memproduksi t-shirt, lagu dan tulisan-
tulisan yang menyampaikan pesan
C.4. Ikhtiar untuk Pilkada Bersih perlawanan terhadap politik uang.
Norman H. Nie dan Sidney Verba13 Laman pojoksamber.com pun turut
menyatakan bahwa partisipasi po- mengambil peran sebagai media online
litik merupakan kegiatan pribadi yang anti mainstream, melejitkan saraf
warga negara yang legal yang sedikit kritis warga dan memberitakan apa
banyaknya langsung bertujuan untuk yang diperlukan publik (public’s right
mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat to know). Tak terkecuali juga berita
negara dan atau tindakan-tindakan dan informasi jelang proses Pilkada
yang diambil oleh pejabat itu. Definisi dari beberapa bulan terakhir. Melalui
ini memberikan pemahaman bahwa pojoksamber.com diharapkan warga
warga negara memiliki hak penuh dapat well informed tentang proses
untuk menentukan pejabat negara pikada di Kota Metro.
yang akan duduk di pemerintahan.
Usaha untuk meningkatkan kua- C.5. Jurnalisme Warga di Pusaran
litas penyelenggara Pilkada terus Pilkada
dilakukan oleh berbagai pihak. Komunitas pojoksamber.com me-
Tak hanya penyelenggara Pilkada mahami bahwa dalam dinamika politik
seperti KPU dan Bawaslu tapi juga di Indonesia pascareformasi, tidak
oleh segenap elemen warga. Di ada alat yang mampu menjangkau
Metro misalnya, pojoksamber.com kemudian menumbuhkan afeksi me-
dan berbagai komunitas ikut secara milih konstituen pada partai atau
aktif mengkampayekan penolakan seorang tokoh melebihi apa yang
terhadap politik uang.Meski dalam bisa dilakukan oleh media massa. 14
skala yang kecil, telah mulai muncul Peran media dalam panggung politik
kesadaran untuk bergotong royong kontemporer semakin tak tergantikan.
melakukan perlawanan terhadap Perannya melampaui apa yang bisa
politik uang. Gerakan ini melibatkan dikerjakan oleh partai politik melalui
berbagai kalangan masyarakat untuk cara-cara konvensional.
Disisi lain era digital, media
12
Syafi’i Ma’arif, 2015,Ibid hal vi
13
Nie, Norman and Sidney Verba. 1975. Political
Participation, in Fred Greenstein and Nelson Polsby 14
Mujani, Saiful. William Liddle, Kuskridho Ambardi.
(Eds). Handbook of Political Science. (Reading, Mass, 2012. Kuasa Rakyat: Analisis tentang Perilaku Pemilih
Addison, Wesly). Vol III dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-
Orde Baru. Mizan: Bandung. Hlm 15

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 83


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

tumbuh dengan pesat.15 Banyaknya informasi dari, untuk dan oleh warga.
media yang terbit, menyisakan Keterlibatan warga di Kota Metro
berbagai persoalan konten. Media selain sebagai penerima informasi,
sering mengabaikan tanggung jawab juga sebagai jurnalis. 17.
menyuguhkan informasi mendidik Guna mencapai langkah tujuan
dan menjalankan fungsi kontrol tersebut pojoksamber.com secara
sosial. Mutu media dikorbankan. Di aktif bekerjasama dengan berbagai
Indonesia, tingkat penetrasi media pihak melakukan berbagai kegiatan.
sebagai sumber berita politik yang Kampanye Metro Menulis dan Metro
tinggi menimbulkan kekhawatiran Melek Media, pelatihan jurnalisme
tersendiri terhadap asupan informasi warga, lomba penulisan, hingga dis-
politik yang diterima oleh publik. kusi maupun seminar, menjadi ke-
Terlebih, dalam masa-masa kampanye, giatan rutin yang direalisasikan portal
informasi politik menjadi salah jurnalisme warga Pojoksamber.com.
satu hal yang sangat krusial dalam Beberapa bulan terakhir ini,
menentukan kualitas demokrasi. pojoksamber.com juga intens menga-
Brian Mc Nair16 mencatat ada lima wasi proses jelang Pilkada di kota
peran media dalam mewujudkan Metro. Berbagai berita, informasi, foto
kehidupan demokratis. Pertama, untuk dikirim warga ke admin pojoksamber.
menginformasikan apa yang terjadi di com untuk diberitakan terkait
lapangan (surveillance). Kedua, media kampanye calon kepala daerah dan
mengedukasi masyarakat ihwal fakta lain-lain. Adapun pojoksamber.com
yang ditemukan di lapangan. Ketiga, bersifat netral terhadap semua calon
media menjadi wadah diskursus yang yang ada di Metro.
kemudian dapat mempengaruhi opini Shoemaker dan Reese mengung-
publik. Keempat, media juga berperan kapkan bahwa peran media dapat
sebagai pemantau pemerintah (watch dilakukan melalui pendekatan pasif.
dog). Kelima, media juga memiliki Media sebagai kanal yang hanya
peran untuk mengadvokasi beberapa melaporkan realitas sosial. Konsep
pandangan politik (persuasion). null effect model dimana media
Terlepas dari keadaan ideal tersebut, mempresentasikan realitas tanpa
liputan-liputan politik di media adanya distorsi.18
cenderung bisa subyektif dan partisan, pojoksamber.com berupaya menye-
alih-alih obyektif atau tidak berpihak. diakan panggung dan saluran untuk
Para pegiat pojoksamber.com warga berekspresi dan menjaga
tidak hanya mengajak warga untuk kotanya. Mengingat tingginya indikasi
menulis tapi juga menyediakan tempat 17
Beberapa kontributor memanfaatkan jaringan
bagi warga untuk memproduksi warga Indonesia yang bekerja atau sedang menempuh
pendidikan di luar negeri seperti kontributor dari negara
15
Catatan Dewan Pers pada 2014 jumlah media di Hongkong, Belanda, Jepang, Malaysia, Inggris, Perancis
Indonesia mencapai 2130 media. Rinciannya: 567 media dan lainnya. Untuk memenuhi kualitas berita, informasi
cetak harian, mingguan dan bulanan, 1166 stasiun yang disampaikan warga tetap disunting oleh tim editor
radio, 194 TV bersiaran lokal dan nasional dan 211 media pojoksamber.com secara profesional.
online.
18
Shoemaker, Pamela J. and Stephen D. Reese.
16
Brian McNair. 2011. An Introduction 1996. Mediating tje Message : Theories of Influences
Communication. Newyork: Roudledge. Hlm 21 on Mass Media Content. Second Edition. New York :
Longman, hal 23

84 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada - IKHTIAR PILKADA BERSIH ...

politik uang di Kota Metro pojoksamber. Rinaldi21 salah seorang pegiat


com berperan menginformasikan apa komunitas menjelaskan bahwa untuk
yang terjadi di sekitar warga. Ada membiayai gerakan ini, pihaknya juga
yang memperoleh bingkisan sembako memproduksi t-shirt secara swadaya
dengan gambar kandidat, biskuit bertema melawan politik uang,
gratis untuk anak sekolah, gelas dan t-shirt dijual seharga Rp. 75.000 dan
kaos gratis dan lain-lain. hasilnya digunakan untuk melakukan
pemutaran film dan diskusi. Menu-
C.6. T-shirt dan Pemutaran Film dan rutnya kaos digunakan sebagai me-
Pendidikan Politik dium ekspresi gerakan anak muda,
Pojoksamber.com bekerja sama kaos sebagai medium ekspresi tak lagi
dengan Komunitas Bincang Pikir sekedar menjadi lifestyle tapi berusaha
(CangKir) dan KPU Kota Metro melampaui itu. Kaos menjadi identitas
memproduksi Film Dokumenter ber- perjuangan
judul Nomor Piro Wani Piro.19 Tak
sekedar membuat film mereka juga C.7. Lomba Foto Selfie Anti Politik
memutar keliling dan mendiskusikan- Uang
nya bersama komunitas-komunitas. Geliat gerakan anak muda juga
Diskusi dilakukan berpindah-pindah, terlihat dalam menolak praktik politik
mulai dari kafe, sekretariat komunitas, uang. Diantaranya yaitu menginisiasi
hingga halaman rumah. lomba foto selfie di antara mahasiswa
Agus Riyanto, komisioner KPU dan pemuda di Kota Metro. Selama
Kota Metro, mengatakan bahwa serial 25 hari pelaksanaan lomba, ada 104
putar film dan diskusi ini terus berjalan orang peserta yang mengikuti lomba
setiap minggu. Beberapa akademisi tersebut.
yang tergabung dalam pojoksamber. Persyaratan mengikuti lomba foto
com dan Komunitas Cangkir juga telah selfie juga mudah sekali, yaitu dengan
memulai memutar film di kelas-kelas mengirimkan foto anti politik uang ke
kuliah mereka.20 admin pojoksamber.com, kemudian
Nova Hadiyanto yang juga foto-foto tersebut ditayangkan di
Komi-sioner KPU Kota Metro juga pojoksamber.com. Setelah foto tayang,
berencana memutar film ini di 22 peserta diminta menyebarkan tautan
kelurahan dengan menggerakan para foto tersebut.
petugas Panitia Pemungutan Suara Menurut Lukman22, salah seorang
(PPS) di masing-masing Kelurahan. pegiat pojoksamber.com, dari total
Menurutnya, ini contoh bagaimana jumlah peserta tersebut ada sekitar
warga tidak hanya sekadar tahu tapi 43.910 orang yang melihat foto para
juga bisa tergerak untuk berdaya, ada peserta lomba. Sehingga rata-rata
lagi yang membuat lagu, membuat setiap foto peserta dilihat 422 kali.
t-shirt, dan lain-lain. Antusiasme peserta terlihat dengan
19
Peluncuran film ini dihadiri oleh Ketua KPU RI 21
Wawancara bersama Reinaldi, penggiat CangKir
Husni Kamil Manik dan Ketua DKPP Jimly Ashidiqie pada Kamisan tanggal 20 Oktober 2015
17 Oktober 2015 22
Wawancara bersama Lukman Hakim, Panitia
20
Wawancara bersama Agus Riyanto, anggota KPU Lomba Foto Selfie Anti Politik Uang tanggal 24 Oktober
Metro tanggal 17 Oktober 2015 2015

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 85


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

upaya mereka menyebarkan tautan bukan hanya penyelenggara Pemilu


foto mereka. Itu merupakan bentuk semata. Sekaligus mengajak anak
usaha menyebarkan pesan antipolitik muda untuk peduli, kritis dan menjadi
uang. pribadi yang kreatif.
Ternyata gelaran ini mampu
C.8. Penerbitan Buku dan Kampa- menyedot perhatian warga Kota
nye Anak Muda Melawan Politik Metro, khususnya anak-anak muda
Uang setempat. Berbagai rangkaian ke-
giatan dalam acara ini yaitu, dimulai
Kampanye melawan politik uang
dari aksi menanam pohon, kuliah
terus digulirkan oleh Komunitas
ekonomi kreatif, donor darah,
CangKir Kamisan Metro dan pojok-
pameran ekonomi kreatif, bedah buku,
samber.com. Selain terlibat dalam
pertunjukan parkour, hunting foto,
pembuatan film dokumenter laman
BMX dan skateboard, akustik hingga
pojoksamber.com juga bekerjasama
putar film. Hadir juga dalam acara
dengan Komunitas Cangkir beker-
tersebut Penjabat Wali Kota Metro,
jasama dengan penerbit lokal Sai
Chrisna Putra, Anang Prihantoro
Wawai menerbitkan buku Gotong-
Angggota DPD RI, akademisi, jurnalis,
Royong Melawan Politik Uang.
pegiat komunitas, musisi lokal, stand
Sejumlah akademisi kampus baik
up comedy, pegiat ekonomi kreatif,
di Lampung hingga luar negeri juga
pecinta olahraga ekstrem, dan
terlibat dalam penyusunan buku
fotografer.
kumpulan artikel ini. Selain akademisi,
Gelaran warga ini hendak me-
budayawan, jurnalis, mahasiswa,
nyampaikan pesan bahwasanya
komisioner KPU dan Bawaslu Provinsi
menolak politik uang bukan hanya
ikut terlibat.23 Buku ini selanjutnya
semata tugas penyelenggara Pe-
menjadi media pendidikan politik
milu, tapi menjadi tanggung jawab
warga yang disebar dan didiskusikan
seluruh warga. Gelaran yang dipo-
di kampus-kampus, dan berbagai
pulerkan oleh para pegiat media
forum lainnya.
sosial dan jurnalisme warga dengan
Tak hanya menulis, dalam rangka
tagar #Metrorevival ini juga sempat
memperingati Hari Sumpah Pemuda,
bertengger di trending topics
pojoksamber.com bersama 25 Komu-
Indonesia, Rabu (28/10) pada pukul
nitas di Kota Metro mengadakan
15.00 WIB.
“Metro Revival, Youth Against Money
Politics”, pada Rabu, 28 oktober 2015
C.9. Intelektual Kolektif, Kolaborasi
di halaman Rusunawa Kota Metro.
Melawan Politik Uang
Menurut Suwendy24, Kegiatan ini
berupaya mengajak semua kalangan Seperti juga yang telah ditunjukkan
untuk melawan praktik politik uang sejarah, tidak ada kekuatan yang
yang menjadi tugas semua orang, dapat menandingi kekuatan rakyat.
Karena itu, politik uang bisa takluk
23
Wawancara dengan Dharma Setyawan, Penggiat
Cangkir Kamisan tanggal 19 oktober 2015 jika rakyat juga berpartisipasi nyata
24
Wawancara dengan Suwendi, Ketua Panitia dengan sumbangan dana. Gerakan
Acara Metro Revival tanggal 28 oktober 2015

86 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Hifni Septina Carolina dan Bambang Suhada - IKHTIAR PILKADA BERSIH ...

kolektif yang digagas oleh laman dilakukan secara bersama-sama


pojoksamber.com pada prinsipnya jikalau kita menghendaki perubahan.
bertujuan untuk menyelaraskan dan Kolaborasi gerakan intelektual
mensinergiskan pemikiran, sehingga kolektif tersebut dilakukan dengan
melahirkan kemanunggalan berpikir menggandeng berbagai komunitas
yang menjadi landasan dalam gerakan mulai komunitas musik, hip hop,
kolektif intelektual. fotografi, videografi, bank sampah,
Para jurnalis warga yang tergabung pegiat jurnalisme warga, pegiat media
dalam pojoksamber.com merangkul sosial dalam gerakan ini. Masing-
berbagai inidividu dari akademisi, masing komunitas dapat berpartisipasi
jurnalis, pegiat komunitas, musisi berdasarkan peran dan kapasitasnya
lokal, stand up comedy, pegiat ekonomi masing-masing.
kreatif, pencinta olahraga ekstrem, Lewat gerakan bersama ini hara-
videografer dan fotografer untuk pannya politik uang bisa ditekan.
bersama-sama membangun gerakan Rahmat mencontohkan, ketika ada
warga. salah seorang kandidat membagi-
Hal ini seakan hendak mener- bagikan biskuit kepada warga yang
jemahkan pandangan Pierre notabene peruntukan biskuit tersebut
Bourdieu tentang intelektual kolektif adalah untuk anak-anak, maka
yang masing-masing anggotanya beramai-ramai para pegiat gerakan
mempunyai kompetensi dan kemam- ini mempostingnya ke media sosial,
puan spesifik yang bermanfaat bagi menuliskan beritanya hinga akhirnya
masyarakat, baik melalui transfer distribusi biskuit tersebut berhenti.
pengetahuan maupun upaya advokasi Ada banyak cara dari kandidat
atas ketidakadilan. Pelaku gerakan untuk membidik suara warga dengan
sosial diharapkan berada pada kesa- iming-iming bingkisan atau yang lain.
daran intelektual. Menurut Bordieu, Namun, ada beribu cara juga untuk
model gerakan intelektual kolektif melawan praktik banalitas politik
terdiri dari lintas budaya, bangsa, tersebut. Salah satunya dengan sama-
negara dan multidisipliner. Memiliki sama secara kolektif bergotong royong
struktur bebas, jaringan informal, dalam kampanye melawan politik
dan tanpa penokohan. Penekanan uang.
gerakannya berada pada kemandirian
intelektual serta keterlibatan.25 D. PENUTUP
Lewat inisiasi yang dilakukan D.1. Simpulan
oleh pojoksamber.com, warga di Kota
Metro, tak hanya bicara soal bisa Pertama, Gerakan melawan politik
atau tidak melainkan mau atau tidak uang yang diinisiasi oleh Pojoksamber.
mau melawan politik uang tersebut. com adalah sebuah usaha warga untuk
Langkah gotong royong menjadi berdaya agar mampu membangun
pilihan paling rasional yang harus keadaban publik. Berangkat dari
25
Mutahir,Arizal , 2011, Intelektual Kolektif Pierre kesadaran politik warga Metro yang
Bourdieu : Sebuah Gerakan untuk Melawan Dominasi, merindukan proses demokrasi
Yogya, Kreasi Wacana, Hlm 23
lebih bermakna, dengan diinisiasi

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 87


TULISAN UTAMA (MAIN ARTICLES)

oleh segelintir orang yang gelisah


dengan proses demokrasi yang masih DAFTAR PUSTAKA
sebatas prosedural maka laman Agus Riyanto dkk , 2015, Gotong
jurnalisme warga pojoksamber.com Royong Melawan Politik Uang.
menggandeng berbagai kalangan dan Metro: Sai Wawai Publishing.
berbagai komunitas untuk bergotong
McNair, Brian. 2011. An Introduction
royong mendorong Pilkada yang
Communication. Newyork: Roud-
berkualitas. Laman pojoksamber.com
ledge.
menempatkan diri sebagai media
yang menjadi wadah diskursus untuk Mujani, Saiful. William Liddle,
memberikan informasi sekaligus Kuskridho Ambardi. 2012. Kuasa
pemantau proses Pilkada di Kota Rakyat: Analisis tentang Perilaku
Metro. Pemilih dalam Pemilihan Legislatif
Kedua, kolaborasi ini didukung dan Presiden Indonesia Pasca-Orde
oleh para akademisi, jurnalis, penggiat Baru. Mizan: Bandung.
ekonomi kreatif, fotografer, musisi, Mutahir, Arizal, 2011, Intelektual
dan sejumlah komunitas lain yang Kolektif Pierre Bourdieu : Sebuah
meleburkan diri dalam satu asa yaitu Gerakan untuk Melawan Dominasi,
proses Pilkada yang lebih jujur dan Yogya, Kreasi Wacana
lebih baik. Gerakan warga ini masif Nie, Norman and Sidney Verba.
terus berjalan dan dilakukan untuk 1975. Political Participation, in
mengawasi pikada Metro 09 desember FredGreenstein and Nelson Polsby
2015. Kesadaran melawan ini juga (Eds). Handbook of Political
mampu melahirkan berbagai karya Science, Reading, Mass, Addison,
dan media. Wesly, Vol III
Sasmita, Ronny.P 2015. Menggagas
D.2. Saran Pilkada yang mencerdaskan.
Adapun saran yang dapat penulis Padang, SKH Haluan tanggal 8
sampaikan adalah : April 2015
1. Penyelenggara Pemilu atau Pilkada Shoemaker, Pamela J. and Stephen D.
dan warga masyarakat dari berbagai Reese. 1996. Mediating the Message
kalangan kedepan juga hendaknya : Theoriesof Influences on Mass
dapat memberikan perhatian pada Media Content, Second Edition. New
isu-isu substansial Pilkada sehingga York : Longman
tak hanya disibukan dengan aspek-
Sudrajat, Djadjat, Lampung Post, 10
aspek teknis prosedural.
Maret 2014
2. Gerakan warga melawan politik
uang pada hakikatnya adalah Wibowo, Agung Sety, 2010. Pengaruh
gerakan yang dapat dilakukan oleh Citizen Journalism terhadap Demo-
semua kalangan untuk mendorong kratisasi Indonesia. Jakarta: Univer-
Pilkada yang berkualitas sekaligus sitas Paramadina.
harapannya melahirkan pemimpin
yang baik

88 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


TULISAN UMUM
(GENERAL ARTICLES)
Topik Bebas; expose hasil kajian dan penelitian terkait pemikiran hukum, politik
dan demokrasi, khususnya dalam upaya menata kembali sistem kepemiluan di
Indonesia menuju negara demokrasi modern. Naskah dapat berupa disertasi,
tesis atau skripsi, juga hasil penelitian mandiri (Karya Ilmiah).

Free Topics: Exposing the result of study and research related to legal thought,
politic and democracy, particularly in an attempt to reorganize electoral system
in Indonesia towards modern democratic state. A manuscript can be a dissertation,
thesis, or essay, and also independent research (scientific work)

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 89


90 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU
JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE
PILKADA
CITIZEN JOURNALISM AND ELECTION
CAMPAIGN
Sugeng Winarno, MA

ABSTRAK/ABSTRACT

Salah satu bentuk dalam kegiatan jurnalistik adalah munculnya citizen


journalism (jurnalisme warga). Secara umum, praktik citizen journalism
bisa dilakukan di banyak media seperti koran, majalah, radio, dan televisi.
Kehadiran internet telah membuka peluang banyak warga membuat blog
sebagai media praktik citizen journalism. Pelaksanaan Pilkada Serentak
2015 menjadi sangat menarik bagi warga untuk terlibat secara langsung
melalui praktik jurnalisme warga. Dalam hubungan dengan praktik
citizen journalism di Indonesia, warga menjadi lebih mudah dan murah
untuk berpartisipasi dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi
tentang berbagai persoalan terkait demokrasi dalam Pilkada Serentak
2015, yaitu dengan cara membuat blog pribadi. Hal ini didukung oleh
banyaknya media online yang menyediakan ruang diskusi publik untuk
mengakomodasi kepentingan publik. Munculnya banyak public blog gratis
tentu sangat mendukung praktik jurnalisme warga untuk turut serta pada
suksesnya Pilkada Serentak 2015 yang demokratis.

One form of the journalistic activity is the emergence of citizen journalism.


In general, the practice of citizen journalism can be done in many media such
as newspapers, magazines, radio and television. The presence of the Internet
has opened up many opportunities to create a blog as a media practice of
citizen journalism. The simoultaneous local Election 2015 becomes very
interesting for citizens to be directly involved throug citizen journalism. In
connection with citizen journalism in Indonesia, citizens become easier and
cheaper to participate in expressing their opinion and discussing on various
issues related to democracy in the local elections of 2015, by making a
personal blog. This is supported by number of online media that provides the
public discussion space to accommodate the public interest. The emergence
of many free public blog would strongly support the citizen journalism to
participate in successing the democratic local election of 2015.

Kata kunci: Jurnalisme warga, pilkada, demokrasi


Keyword: Citizen Journalism, Local election, Democracy

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 91


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

A. PENDAHULUAN dasarnya pekerjaan seorang wartawan


Praktik jurnalistik di dunia adalah mengumpulkan informasi dan
telah berkembang seirama dengan berita, meramunya dalam sebuah sajian
penemuan teknologi baru1. Jurnalistik paket berita dan menyebarkannya.
sejak awal kemunculannya dipahami Dulu kegiatan jurnalistik tersebut
sebagai kegiatan penyebaran berita hanya dilakukan oleh seorang yang
melalui media cetak. Sejak ditemukan namanya wartawan. Namun dengan
media radio, televisi, telepon genggam, perkembangan teknologi, semua orang
dan internet telah memberi sumbangsih mempunyai kebebasan akses pada
terhadap munculnya diversifikasi ben- beragam bentuk informasi dan orang
tuk praktik jurnalistik. Salah satu ben- dapat berlatih secara mandiri agar
tuk dalam kegiatan jurnalistik adalah bisa melaporkan berita seperti yang
munculnya citizen journalism atau telah biasa dilakukan oleh seorang
di Indonesia diistilahkan jurnalisme jurnalis.
warga. Praktik jurnalisme warga ini Penemuan internet memang
membuka peluang kepada masyarakat membawa dampak yang penting
untuk tidak hanya sekedar menjadi pada jurnalistik. Sebagai bentuk
konsumen, tetapi masyarakat juga bisa media mengirim pesan, internet telah
aktif melaporkan berita. mendorong jurnalis secara terus
Pada kajian ini istilah jurnalisme menerus melibatkan masyarakat
warga merujuk pada kegiatan agar berpartisipasi. Dengan koneksi
masyarakat biasa yang berperan internet, kamera digital, atau telepon
aktif dalam proses mengumpulkan, genggam, warga masyarakat dapat
melaporkan, menganalisis dan me- memproduksi dan menyebarkan
nyebarkan berita dan informasi2. Pada berita dan informasi secara luas hanya
1
Gillmor, D. (2004), We the media: grassroot
dengan meng-klik mouse. Dalam
journalism by the people, for the people. California: konteks ini, Stovall3 menyatakan
O’Reilley. Bruns, A. (2005). Gatewatching: collaborative
bahwa internet menawarkan banyak
online news production. New York: Peter Lang. Heinrich,
A. (2008), Network journalism: moving towards a global potensi untuk mempublikasikan
journalism culture, PhD Thesis. University of Otago, banyak berita dan informasi melalui
New Zealand. http://www.uta.fi/jour/ripe/papers/
Heinrich.pdf banyak cara dibandingkan surat kabar
2
Bowman, S. & Willis, C. (2003). We media: how cetak, radio atau televisi.
audiences are shaping the future of news and information.
The Media Centre, American Press Institute. Dibandingkan dengan bentuk lain
Bentley, C., Littau, J., Hamman, B., Watson, B., dari media penyampai berita, konsep
& Welsh, B. (2006). Citizen journalism: a case study in
Tremayne (eds), Blogging, citizenship and the future of
utama berita lewat internet adalah
media. New York: Routledge. sifat interaktifnya. Antara pembaca
Littau, J. (2007). Citizen journalism and community
dan media dapat berinteraksi yang
building: predictive measure of social capital generation.
Master Thesis. University of Missouri, Columbia. http:// memungkinkan partisipasi masyarakat
edt.missouri.edu/Winter2007/Thesis/LittauJ-050307- terhadap berita yang ditampilkan.
T6908/short.pd f. Schaffer, J. (2007). Citizen media: fad
or the future of news?, Knight Citizen News Network. Melalui internet juga memungkinkan
http://www.j-lab.org/citizen_media.pdf Bruns,A. 3
Stovall, J.G. (2004). Practice and promise
(2008c). News blogs and citizen journalism: New web journalism of a new medium. Boston: Pearson
Directions for e-Journalism Education.

92 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

orang bisa memublikasikan berbagi interactions dan interconnections.


beritanya secara luas. Banyak fasilitas Dalam hubungan dengan mains-
di internet yang memungkinkan banyak tream media, citizen journalism
orang memublikasikan informasinya bukan merupakan kompetitor dari
secara mudah dan gratis. mainstream media, tetapi citizen
Heinrich4 berpendapat bahwa journalism hadir sebagai media
saat ini manusia hidup pada “global alternatif. Citizen journalism membe-
journalism culture” di mana ini rikan perspektif yang berbeda
merupakan bentuk baru dari praktik kepada pembaca dari pemberitaan
jurnalistik. Satu di antara bentuk baru yang disampaikan oleh mainstream
itu dinamakan citizen journalism. media. Pada kenyataanya beberapa
Warga masyarakat bisa memberikan mainstream media merujuk pada
kontribusinya berupa berita pada aktivitas citizen journalism untuk
mainstream media melalui tulisan, mengukur opini publik.
foto, dan video. Steve Outing dalam Bruns dan Jacobs7 menyebutkan
kertas kerjanya yang berjudul “The secara reguler beberapa media besar
eleven layers of citizen journalism” semacam CNN, BBC, surat kabar
menyatakan bahwa citizen journalism dan beberapa media lain memberi
adalah “one of the hottest buzzword perhatian pada aktivitas citizen
in journalism”. Lebih dari itu Outing journalism melalui banyak blog untuk
berpendapat bahwa spirit dari mengetahui isu yang kontroversial
citizen journalism datang dari public dan opini publik. Beberapa media
journalism atau civic journalism5. besar merujuk pada “apa yang blogger
Konsep mendasar dari citizen sedang katakan” dan media besar mulai
journalism adalah keterlibatan audien. mengubah cara mereka melaporkan
Masyarakat bisa menjadi produser, beritanya kepada masyarakat.
tidak hanya konsumer berita seperti Secara umum, praktik citizen
layaknya pada media tradisional journalism bisa dilakukan di banyak
Pemilahan antara audien dan produser media seperti koran, majalah, radio
tidaklah kaku, warga masyarakat bisa dan televisi. Kehadiran internet telah
menjadi konsumer atas sebuah berita membuka peluang banyak orang
tetapi dalam kondisi lain masyarakat membuat blog sebagai media praktik
bisa menjadi produser. Setiap orang citizen journalism. Website, weblog
juga dapat berperan sebagai produser atau blog adalah alat jurnatistik
dan konsumer pada kesempatan yang yang sangat ampuh. Sebagai media,
bersamaan. Sehubungan dengan hal ini, saat ini blog sangat populer dan
Gillmor6 menyatakan bahwa satu hal telah memfasilitasi orang dalam
penting pada citizen journalism adalah mengumpulkan, melaporkan dan
membagi informasinya. Dengan
4
Heinrich (2008), op.cit. p.2
5
Outing, S. (2005). The eleven layers of citizen menggunakan blog, orang kebanyakan
journalism. Poynter Online.http://www.poynter.org/
content/content_view.asp?id=83126 7
Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). (2006). Uses of blogs.
6
Gillmor (2004), op.cit. pp.xii-vv New York: Peter Lang.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 93


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

bisa melaporkan berita layaknya A.1. Jurnalisme Warga


seorang wartawan. Blog telah menjadi Kata kunci dari definisi jurnalisme
instrumen penting dalam praktik warga atau citizen journalism adalah
citizen journalism. tindakan yang dilakukan oleh ma-
Seorang blogger dan jurnalis syarakat biasa dalam berpartisipasi
senior Dan Gillmor seperti dikutip melaporkan dan mempublikasikan
Bruns8 berpendapat bahwa blog berita dan informasi. Schaffer
adalah tentang desentralisasi berita. menyatakan bahwa citizen journalism
Blog telah membuat berita makin adalah media masyarakat, muncul
mudah dijangkau dan interaktif. sebagai salah satu bentuk media, atau
Berita yang dipublikasikan lewat blog media menghubungkan antara media
memungkinkan lebih mengundang tradisional dengan bentuk partisipasi
perhatian masyarakat daripada melalui masyarakat biasa11.
mainstream media. Dalam konteks Partisipasi masyarakat adalah
ini, blog telah memainkan peran yang kata kunci dari praktik jurnalistik
signifikan dalam mendukung proses warga. Menurut Bentley et al12 citizen
demokratisasi misalnya dalam proses journalism adalah salah satu bentuk
Pemilu Presiden. Seperti dikemukakan media di mana audien mempunyai
oleh Bruns dan Jacobs9, blog telah kontribusi yang cukup besar. Pendapat
mempunyai pengaruh yang sangat senada juga disampaikan oleh Littau13
signifikan pada pemilihan presiden bahwa citizen journalism adalah tipe
di Amerika. Selain itu blog juga telah media di mana masyarakat banyak
berperan ampuh dalam mengungkap terlibat di dalamnya.
berita penting dan melaporkan Sementara menurut Bowman
peristiwa dunia seperti perang Irak, dan Willis14 istilah citizen journalism
tsunami di Aceh dan Phuket Thailand diartikan sebagai participatory jour-
beberapa waktu lampau. nalism. Partisipatory Journalism
Internet telah menjadi masa depan adalah tindakan dari penduduk
berita dan informasi di Indonesia yang berperan aktif dalam proses
seperti bukti populernya banyak mengumpulkan, melaporkan, menga-
website yang menyajikan berita online nalisis dan menyebarkan berita dan
sebagai sumber berita alternatif guna informasi. Partisipasi masyarakat
pengembangan kehidupan politik di dalam hal ini harus mandiri, dapat
Indonesia. Internet juga telah berperan dipercaya, akurat dan relevan dimana
sebagai bentuk baru diskusi politik, kesemuanya untuk mewujudkan
interaksi dan sebagai alat mobilisasi Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
11
Schaffer, J. (2007). op.cit.
politik10. 12
Bentley, C., Littau, J., Hamman, B., Watson, B.,
8
Burn, (2006). The practice of news blogging. In & Welsh, B. (2006). Citizen journalism: a case study in
Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). Uses of blogs. New York: Tremayne (eds), Blogging, citizenship and the future of
Peter Lang. media. New York: Routledge.
9
Bruns dan Jacobs (2006), op.cit. p. 1 13
Littau, J. (2007).op.cit
10
Kitley, P. (2001). After the bans: modelling 14
Bowman, S. & Willis, C. (2003). We media: how
Indonesian communications for the future, in Lloyd, G. audiences are shaping the future of news and information.
& Smith, S. (eds), Indonesia Today. Challenges of History, The Media Centre,American Press Institute.

94 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

demokratisasi. Bruns15 berpendapat menambahkan beberapa informasi


bahwa citizen journalism berperan dari jurnalis profesional 2). Tambahan
penting sebagai public service. Mereka opini masyarakat sebagai bagian dari
bisa merefleksikan kekuatan keempat berita yang sedang dipublikasikan. 3).
guna memonitor penampilan para Kolaborasi antara jurnalis dan non-
politisi. Di samping itu mereka juga jurnalis untuk memproduksi sebuah
berperan memberi jawaban atas berita yang terbaik. 4). Blog yang
pertanyaan tentang siapa yang harus dimiliki masyarakat luas sebagai alat
mengawasi masyarakat itu sendiri. untuk mengakomodasi kebutuhan
Lasica16 pada Online Journalism masyarakat untuk berbagi cerita
Review 2003 menyebutkan 6 bentuk dengan orang lain. 5). Newsroom
praktik citizen journalism; 1) transparency blog adalah sebuah blog
Partisipasi masyarakat pada mains- yang dikelola oleh sebuah mainstream
tream media (surat kabar, radio, media sebagai wujud tranparansi dan
televisi, media online) dalam bentuk mengakomodasi respons dari pembaca.
forum diskusi, foto, video, laporan dan 6). Citizen journalism website yang bisa
artikel yang dikirim oleh audien. 2). diedit. 7). Citizen journalism website
Independen website misalnya laporan tanpa diedit, artinya semua cerita dari
konsumen. 3). Website khusus yang audien ditampilkan apa adanya. 8).
memuat berita misalnya “OhmyNews” Kombinasi antara citizen journalism
di Korea Selatan, and “JanJan” di Japan. website dengan media cetak. 9). Hybrid
4). Kolaborasi antara beberapa online pro plus citizen journalism, merupakan
media misalnya Slashdot, Kuro5shin, kombinasi antara profesional jurnalis
dan Metafilter. 5). Bentuk lain dari dan citizen journalism, contohnya
“thin media” misalnya mailing list, “OhmyNews”. Pada “OhmyNews” semua
newsletter, and email. 6). Personal berita dari audien tidak otomatis
broadcasting sites misalnya video dipublikasikan, tetapi perlu diedit
broadcast site dan audio site seperti terlebih dahulu. 10). Kombinasi antara
“KenRadio.com”17. profesional journalism dan citizen
Sementara itu Steve Outing18 journalism yang berada dalam satu
seorang editor senior pada the website. 11). The Wiki journalism,
Poynster Institute for Media Studies ketika pembaca adalah editor. Setiap
mengelompokkan citizen journa- orang dapat menambahkan informasi
lism dalam 11 kategori. 1). Citizen dan memberikan komentar atas
journalism dengan membuka berita dan informasi yang sedang
peluang kepada publik untuk dipublikasikan.
memberi komentar, mengkritik, dan Dalam konteks hubungan an-
tara citizen journalism dan media
15
Bruns, A. (2008c). op.cit
16
Lasica. (2003a). What is participatory journalism?. mainstream, Heikkila dan Kunelius
Online Journalism Review, http://www.ojr.org/ojr/ (2002) berpendapat bahwa citizen
workplace/1060217106.php
17
Lasica. (2003a).ibid journalism menyediakan berita se-
18
Outing, S. (2005). op.cit bagai sebuah proses, sementara media

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 95


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

mainstream menawarkan berita


sebagai produk. Citizen journalism
menyajikan beberapa topik dan
mengundang pembaca berpartisipasi.
Citizen journalism berperan sebagai Traditional news process
“deliberative journalism” yang mene-
kankan pada variasi dalam melakukan Sementara itu proses produksi
pembingkaian terhadap sebuah isu19. berita pada citizen journalism fokus
Praktik citizen journalism memang pada proses gate watching. Gate
bukan layaknya praktik jurnalistik watching adalah kemampuan dari
profesional, tetapi keduanya bisa masyarakat untuk menentukan apa
saling mengisi dan melengkapi guna yang menarik menurut mereka. Pada
memenuhi kebutuhan masyarakat proses ini, gate watching dari sumber
akan informasi. Tugas dari jurnalis berita terbuka bagi siapa saja. Bruns
profesional adalah “to cover”, mendeskripsikan bahwa “many of
sementara peran citizen journalism the processes of the citizen journalism
adalah “to share” berita dan informasi. beyond the initial story submission by
Lasica20 menyatakan terdapat per- gate watchers are fundamentally based
bedaan praktik antara mainstream in discussion, debate, and deliberation
media dengan citizen journalism. Pada in the community”22.
mainstream media, berita harus diedit
sebelum dipublikasikan, sementara
dalam blog berita dipublikasikan
dahulu baru proses editing dilakukan
oleh pembaca.
Proses produksi berita antara The citizen journalism news
tradisional media dan citizen produsage process
journalism memang berbeda. Pada
umumnya pada proses pengumpulan A.2. Weblog, Blog, and the Blogo-
berita dapat diselesaikan hanya oleh sphere
seorang wartawan, tidak melibatkan Weblog atau blog pertama kali
pembaca. Setelah itu proses menuju diperkenalkan oleh John Bargers pada
pada editorial yang akhirnya editor 17 Desember 1997. Menurut Bargers,
akan memilih berita yang layak weblog merujuk pada kumpulan dari
dipublikasikan. Seperti yang diilus- website pribadi yang di update secara
trasikan Bruns21 dalam chart berikut: kontinyu dan berisi website lain yang
menyediakan ruang untuk komentar
dari orang yang membaca23. Banyak
19
Bruns, A. (2008c). op.cit
ahli yang berpendapat bahwa weblog
20
Lasica. (2003b), Blog and journalism need each 22
Bruns, A. (2005). op.cit p.74-75
other. Nieman Reports, vol. 57 no. 3. http://www. 23
Lestari, D. (2009). “Journalism ngeblok, masih
jdlasica.com/articles/nieman.html terlalu jauh”. Antara news. http://www.antara.co.id/
21
Bruns, A. (2005). op.cit arc/2009/2/7/jurnalisme-ngeblog- masih-terlalu-jauh/

96 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

atau blog memiliki arti yang sama. sphere) yang merupakan sebuah
Kata “Weblog” menjadi “Blog” pertama arena dimana warga masyarakat
kali diperkenalkan oleh Peter Merholz dapat memberi kontribusi, diskusi
ketika dia mencoba menerjemahkan dan membuat keputusan berkait
singkatan kata blog pada blog pri- dengan isu-isu publik. Blogosphere
badinya di Peterme dot com. Weblog hadir untuk mendeskripsikan jumlah
atau blog diartikan sebagai online diari besar hubungan timbal balik melalui
di mana informasi secara elekronik blog roll lists, hot links to private posts,
dipublikasikan, di update berkala dan trackbacks dan syndications services.
ditampilkan secara kronologis24. Andrew dalam Lasica27 berpen-
Orang yang secara aktif menulis dapat bahwa banyak bentuk online
dan mengoperasikan blog dinamakan journalism termasuk didalamnya
blogger. Kegiatan meng-update sebuah blog sedang tumbuh pesat, hal ini
blog dengan menambahkan informasi dimungkinkan karena turunnya kre-
dinamakan blogging. Sementara dibilitas media mainstream. Andrew
ekspresi umum untuk melukiskan percaya bahwa blog akan menjadi
komunitas blog dan blogger dinamakan media yang lebih kredibel ketika
blogosphere, dimana antar mereka beberapa media lain sudah mulai
berhubungan satu sama lain. Jadi kehilangan kredibilitasnya. Baker dan
blogosphere merujuk pada semua blog Green (2005) mencatat bahwa blog
dan koneksi diantara mereka. adalah alat warga masyarakat untuk
Bruns dan Jacobs25 menyatakan memublikasikan berita dan informasi.
bahwa blogosphere adalah semua blog Melalui blog orang dapat berbuat guna
dan komunikasi interaktif diantara menetraliskan dominasi informasi
blogger melalui link, komentar dan dari media mainstream.
trackbacks. Ini adalah perangkat yang Blog memang telah tumbuh pesat
unik dalam struktur dan distribusi dari waktu ke waktu. Menurut search
informasi. Lebih dari itu blogosphere engine di internet Technorati (2004)
menopang beberapa bentuk blog melaporkan bahwa tahun 2004
seperti political blogging, entertainment jumlah blog lebih dari 4.298.000 sites.
blogging, hobby blogging, mommy Pada Juli 2005 ada lebih dari 900
blogging, dan technology blogging. ribu tulisan yang dibuat setiap hari28.
Seperti didiskusikan oleh Ward Sementara itu Technorati pada 2007
dan Cahill26 bahwa blogosphere adalah melaporkan bahwa search engine
inspirasi dari ruang publik (public untuk weblog lebih dari 112 juta blog
di seluruh dunia. Masih menurut
24
Blood, R. (2005).Weblogs: a history and
perspective. In E. P. Bucy (Ed.), Living in the information Technorati bahwa setiap hari ada
age. Belmont, CA: Wadsworth. sekitar 120 ribu blog baru dibuat orang
Keren, M. (2004). Blogging and the politics of
melancholy. Canadian Journal of Communication. 27
Lasica, J.D. (2002). Blogging as a form of
25
Bruns dan Jacobs (2006), op.cit. p.5 journalism. Online Journalism Review, http://www.ojr.
26
Ward, I. & Cahill, J. (2007). Old and new media: org/ojr/workplace/1017958873.php
blogs in the third age of political communication. http:// 28
Quiggin J. (2006a). Economic blog and blog
www.arts.monash.edu.au/psi/news-and-events/apsa/ economics. In Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). Uses of blogs.
refereed-papers/media-and-culture/ward_cahill.pdf New York: Peter Lang.
Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 97
TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

di seluruh dunia, atau sebanyak 1, 4 blogger tidak perlu memahami dengan


blog pada setiap detik dalam sehari. sempurna FTP dan HTML. Untuk
Gil de Zuniga et al (2009) dikutip dari bisa nge-blog, hanya perlu sedikit
Technorati website bahwa pada akhir keterampilan penguasaan internet.
2008 Technorati menemukan 133 juta Apalagi dengan perkembangan apli-
blog seluruh dunia dengan total 900 kasi Web 2.0 telah memungkinkan
juta posting setiap harinya29. orang memublikasikan beragam jenis
Sementara weblog pertama informasi dengan sangat mudah32.
kali yang sangat sukses adalah
“OhmyNews” di Korea Selatan. Pada A.3. Blog dan Kampanye Politik
2000 blog ini telah dikunjungi lebih Graff (2007) berpendapat bahwa
dari 700 ribu orang setiap hari. Blog pada beberapa waktu terakhir ini,
ini telah memiliki kontributor tetap antara warga negara dan politisi
tulisan dari warga biasa sebanyak dalam melakukan komunikasi politik
41 ribu orang30. Kahney31 menyebut telah berpindah dari model tradisional
“OhMyNews” sebagai portal berita beralih melalui blogosphere33. Blog
paling mempunyai kekuatan dan juga telah menjadi komponen pen-
pengaruh besar di dunia. ting dalam komunikasi politik
Pada awal 2007, lembaga survei sebagai media kampanye para politisi
yakni Nielsen/net rating melaporkan berinteraksi dengan suporternya
sebanyak 330 juta orang menggunakan dengan cara yang baru34. Bruns
media digital. Setiap orang sekitar satu (2005) berpendapat bahwa warga
jam mengakses internet setiap hari. CIA masyarakat telah mengembangkan
World Fact book (2007) melaporkan medianya sendiri, berupa website,
pada tahun 2005 lebih dari 1 milyar blog, dan beragam bentuk media.
orang seluruh dunia mengakses Khususnya telah mempunyai dampak
internet, angka ini diprediksi akan pada media mainstream, politik dan
bertambah pada 2010 sebanyak 1,8 kebudayaan. Bruns (2008b) percaya
miliar pengguna internet. bahwa pada era industri jurnalistik ini
Secara umum blog adalah media membuka peluang untuk mereformasi
yang berdasar pada teks seperti online dan menguatkan kembali bentuk
diari, tetapi blog memungkinkan partisipasi dan kolaborasi media
dilengkapi dengan audio dan video. informasi. Political blogging dan citizen
Blog membutuhkan koneksi internet journalism memainkan peran penting
servis seperti FTP dan HTML. Tetapi
seperti dikemukakan Hiler (2002) 32
Ward, I. & Cahill, J. (2007).
29
Technorati (2007). The state of the live web. 33
Carpenter, C.A. (2009). “The Obamachine:
http://www.sifry.com/alerts/archives/000493.html techno-politiks 2.0”. Knowledge Politics Quarterly, vol.2
30
Wijanarko, T., & Putra, B. (2006). “Blog: issue 1. http://www.knowledgepolitics.org.uk/kpq_
melebarnya jendela informasi”. Tempo magazine, volume_2_cap.pdf
August 6. http://fatihsyuhud.googlepages.com/tempo1. 34
Williams, Andrew Paul, Trammell, Kaye D.,
pdf Postelnicu, Monica, Landreville, Kristen D. and Martin,
31
Kahney, L. (2003). “Citizen reporters make the Justin D.(2005)”Blogging and hyperlinking: use of the
news”. Wired News, May 17. http://www.wired.com/ Web to enhance viability during the 2004 US campaign”.
news/culture/0,1284,58856,00.html. Journalism Studies, Vol.6 No.2, pp. 177-186

98 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

dalam proses ini35. Bloggers di Amerika memang telah


Menurut Quiggin36, blog mempu- mendukung suksesnya partisipasi
nyai implikasi yang sangat kuat masyarakat dalam kampanye pre-
sebagai ruang diskusi politik. Melalui siden. Sejak tahun 1996 kampanye
blog orang bisa melakukan kritik Pemilu Amerika menjadikan website
pada kebijakan publik, mendukung sebagai media kampanye yang vital
diskusi politik, dan sebagai media dan sebagai media yang terintegrasi
kampanye politik. Lebih jauh Bahnisch dengan media lain39. Beberapa bukti
mencontohkan bahwa blog politik menunjukkan ketika kampanye Ho-
telah menjadi media penting di ward Dean pada Pemilu di Amerika
Amerika terutama semenjak Pemilu tahun 2004. Melalui blog-nya, Dean
presiden Amerika tahun 2004. telah dinobatkan sebagai blog paling
Smith, et al (2008) seperti dikutip populer. Dean adalah kandidat pertama
Carpenter37 menyatakan bahwa kon- yang membuat blog yang dinamakan
sumsi internet oleh warga Amerika “Blog for Amerika” dimana waktu itu
untuk mendapatkan informasi politik blog ini dikunjungi oleh lebih dari
telah meningkat menjadi 46% sejak 30.000 pengunjung setiap hari40.
Pemilu presiden Amerika 2004. Warga Kondisi yang berlawanan dengan
negara melalui blog, forum online dan Amerika adalah Australia. Di Australia
twitter telah mendukung komunikasi hanya sedikit blog terutama blog
langsung antara pemilih dengan para politik. Di Australia blogging bukan
kandidatnya. merupakan forum diskusi yang
Beberapa literatur menyatakan popular. Quiqqin41 mencatat bahwa
bahwa media mainstream tidak ber- hanya sedikit blogger di Australia yang
perang melawan kehadiran blog tetapi mengelola blog-nya secara kontinu.
keduanya justru bersinergi. Pada Blog politik di Australia kurang
satu sisi, blogger dapat mendapatkan berkembang baik daripada di Amerika.
beberapa tambahan informasi melalui Sebuah studi yang melihat tentang
link pada beberapa media mainstream. lokasi geografik blog yang dilakukan
Rainie et al (2008) seperti dikutip pada tahun 2003 menunjukkan bahwa
Carpenter38 menyatakan bahwa lokasi dari 272.523 blog (total sekitar
organisasi media politik sekarang 26%), 191. 294 berlokasi di Amerika
“blogging up” oleh keterlibatan para dan hanya 6.173 yang bertempat di
blogger dalam laporan-laporan politik Australia42.
mereka. Selain itu para pembaca blog 39
Davis, R. (1999). The web of politics: the Internet’s
lebih berpartisipasi secara politik dan impact on the American political system, New York:
Oxford University Press.
tertarik pada proses-proses politik 40
Gill, K. (2004). How can we measure the influence
melalui media online. of the blogosphere?. WWW2004,May 17-22. New
35
Bruns, A. (2005). op.cit York, USA. http://faculty.washington.edu/kegill/pub/
36
Bahnisch, M., (2006). The political use of blogs. www2004_blogosphere_gill.pdf
In Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). Uses of blogs. New York: 41
Quiqqin (2006b) “Blogs, wikis and creative
Peter Lang. innovation”. International Journal of Cultural Studies,
37
Carpenter, C.A. (2009). op.cit. Vol. 9(4):pp. 481–496.
38
Carpenter, C.A. (2009). op.cit. 42
Lin, J. & Halavais, A. (2006). “Geographical

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 99


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

Para ahli berpendapat bahwa ala- Priyambodo44 berpendapat bahwa


san blog tidak begitu popular di media media di Indonesia sekarang menjadi
Ausralia khususnya dalam debat politik semakin dekat dengan publiknya.
sebab mainstream media di Australia Banyak media juga menyediakan
masih unggul dalam menyajikan berita. ruang gratis untuk memfasilitasi
Di samping itu orang Australia lebih publik dalam memublikasikan berita
tertarik program News and Currents dan informasinya serta memberikan
Affairs baik itu di televisi, radio dan komentar atas berita yang disampaikan.
surat kabar. Stafford43, mengutip the Kondisi ini sangat mendukung praktik
Queensland Senator Andrew Bartlett, citizen jurnalism di Indonesia.
yang berpendapat bahwa blog politik Istilah citizen journalism di
tidak “caught on” di Australia sebab Indonesia lebih terkenal dengan
sistem partai politik di Australia sangat istilah “Jurnalisme Warga” atau
berbeda macamnya. Partai di Australia “Jurnalisme Partisipatori”. Tentang
lebih erat dan keberadaan partai tidak sejarah kemunculan citizen journalism
mendukung parlementarian menjadi di Indonesia mempunyai beberapa
individual. Sementara itu pada sistem versi. Menurut beberapa literatur,
partai di Amerika lebih pada individual sejarah jurnalisme warga di Indonesia
kandidat. berawal dari radio talk show pada
awal 1990. Adalah radio Mara 106,
A.4. Praktik Jurnalisme Warga di 7 FM di Bandung yang menjadi
Indonesia pionir praktik jurnalisme warga di
Indonesia. Radio ini telah menyiarkan
Perkembangan teknologi infor-
program talk show dan mengundang
masi yang didukung oleh kebera-
pendengarnya untuk berpartisipasi
daan internet telah mendukung
dengan menelepon dan bertukar
keberagaman bentuk media di
informasi secara on air.
Indonesia. Banyak pengelola media
Setelah UU Penyiaran No. 32
mengubah tampilan mereka dengan
Tahun 2002 diberlakukan, media
wajah yang baru. Banyak media
yang berbasis pada komunitas
tradisional merubah bentuk menjadi
telah berkembang sangat pesat. Hal
media online. Melalui media online ini
ini didukung penetrasi teknologi
disajikan berita dan informasi tidak
baru internet dan telepon genggam
hanya berupa berita tulis dan gambar,
telah mengubah bentuk orang
tetapi juga dilengkapi berita audio dan
mengonsumsi media di Indonesia.
video.
Banyak orang mengakses internet
untuk memuaskan kebutuhannya,
khususnya untuk mendapatkan
distribution of blogs in the united States”. Webology, informasi dan relasi. Banyak pengguna
Vol. 3 (4). http://www.webology.ir/2006/v3n4/a30.html
43
Stafford, A. (2007). Our MPS fall through internet menggunakan media untuk
information net. The Age, 24 February. http://www. 44
Priyambodo. (2008). Tatkala multimedia massa
theage.com.au/news/opinion/mps-fall-through- kian dekat ke publiknya. http://cyberjournalism.files.
information-net/2007/02/23/1171734021755.html wordpress.com/2008/08/wajah_cybermedia.pdf

100 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

mencari informasi dan berbagi dan informasinya.


informasi yang dimilikinya. Kondisi ini Beberapa stasiun televisi membuat
akhirnya menggeser partisipasi orang program untuk menampung berita
dalam praktik jurnalisme warga yang kiriman masyarakat. Metro tv mem-
semula banyak melalui radio, televisi, punyai program video kiriman
dan surat kabar kini lebih dominan di pemirsa yang ditayangkan dan dibuka
internet. peluang komentar dari penonton atas
Sekarang untuk mendapatkan video yang ditayangkan. NET TV juga
akses internet semakin mudah dan menyediakan ruang untuk penayangan
murah. Kondisi ini juga didukung video kiriman warga dalam program
menjamurnya internet kafe dan Citizen Journalism. SCTV melalui
fasilitas free hotspot di banyak tempat Liputan 6 pada versi online-nya juga
publik yang dapat memfasilitasi orang menyediakan ruang bagi audien untuk
mengakses internet. Kemudahan akses melaporkan beritanya. Banyak stasiun
internet ini juga didukung banyaknya radio juga mempunyai program
operator dan jenis telepon genggam acara yang intinya membuka ruang
yang dilengkapi akses internet. Dari dialog interaktif yang melibatkan
sisi harganya pun juga semakin murah pendegarnya. Radio seperti Suara
dan terjangkau oleh banyak kalangan. Surabaya FM di Surabaya dan Elshinta
Menurut Asosiasi Perusahaan FM di Jakarta serta banyak radio lainnya
Jaringan Internet Indonesia (APJII) telah mendorong terwujudnya praktik
di antara banyak pengguna internet citizen journalism di Indonesia.
adalah blogger yakni orang yang Praktik citizen journalism di Indo-
secara aktif menulis dan membaca nesia juga merupakan perwujudan
blog (APJII, 2007). Pada akhir 2008, publik sphere. Blog merupakan
jumlah blogger telah menjadi 600 ruang publik bagi setiap orang yang
ribu orang, dan angka ini diprediksi mempunyai akses internet. Citizen
terus bertambah pada tahun-tahun journalism berperan sebagai alternatif
berikutnya45. media dan membuka peluang kepada
Sementara menurut Media publik untuk berpartisipasi dalam
Directory (2007) seperti dikutip penyebaran informasi. Kini berita
Dahlan dan Naina46 telah ada sekitar memang bukan hanya dominasi para
12 stasiun televisi yang siaran wartawan profesional saja tetapi
secara nasional, dan sekitar 350 semua orang dapat melaporkan berita.
televisi lokal, media cetak sekitar Disisi lain kegiatan pelaporan berita
889 termasuk surat kabar, majalah, oleh warga ini bisa digunakan sebagai
buletin, dan tabloid. Hampir semua penyeimbang atas pemberitaan yang
media yang ada tersebut menyediakan terbit pada media mainstream. Di
ruang untuk audien guna turut aktif samping itu karena media mainstream
berpartisipasi menyampaikan berita mempunyai keterbatasan ruang dan
45
Lestari, D. (2009). op.cit waktu maka citizen journalism muncul
46
Dahlan, A., & Naina, A. (2007). Manusia
komunikasi, komunikasi manusia. Jakarta: Kompas. karena memang media ini lebih

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 101


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

longgar dan tidak terbatas. blog melalui beberapa provider


A.5. Blog dan Kampanye Pilkada yang memfasilitasi pemakaian blog
Fenomena lima tahunan yakni secara gratis. Ada banyak website
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digunakan masyarakat dalam
memang selalu menarik dicermati. membuat blog-nya. Beberapa fasilitas
Dalam hubungan dengan praktik blog gratis yang digunakan adalah
citizen journalism di Indonesia, pada www. worldpress.com, www.blogger.
kampanye Pilkada 2015 banyak ma- com, www.blogdrive.com, www.blog-
syarakat yang berpartisipasi sharing city.com, www.tblog.com, www.mblog.
informasi melalui blog pribadinya atau com, www.blog.boleh.com, www.
aktif dalam forum-forum diskusi yang goblogmedia.com dan www.technorati.
diprakarsai oleh para tim sukses dari com.
masing-masing kandidat. Selama waktu menjelang masa
Blog telah berperan cukup kuat kampanye Pilkada serentak di
menjadi media komunikasi antara beberapa daerah, tercatat pemilik
warga masyarakat dengan para blog yang aktif terdiri dari warga
politisi. Dalam Pilkada serentak masyarakat umum, para simpatisan
tahun ini memang sudah banyak partai, pengurus partai, tim sukses
media yang menampilkan isu-isu dari masing-masing kandidat serta
seputar Pilkada dengan porsi yang blog dan website resmi yang dibuat
lebih besar dari biasanya. Namun oleh para kandidat yang turut berlaga
diantara banyak media tersebut yang memperebutkan kursi kepala daerah
sangat menarik adalah digunakannya di beberapa tempat.
blog oleh warga masyarakat sebagai Tentang tema-tema yang diangkat
media diskusi terkait dengan banyak dalam berita dan informasi serta forum
hal pada pelaksanaan persiapan dan diskusi yang muncul di banyak blog
pelaksanaan Pilkada Serentak 2015. adalah seputar profil kandidat kepala
Beberapa media di Indonesia daerah dan wakilnya. Disamping itu
termasuk surat kabar dan majalah juga muncul tema-tema seputar money
telah menyediakan ruang untuk politic, sumber dana kampanye, black
mengakomodasi kepentingan masya- campaign, debat kandidat di televisi,
rakat pada momentum Pilkada ini. Di survey/polling, iklan kampanye,
antara media tersebut adalah Kompas Alat Peraga Kampanye (APK), dan
online melalui blog “Kompasiana”, fenomena Golput.
Harian Surya lewat kolom “Warteg”, Dari sisi teknis penyajian tampilan
Surabaya Post melalui rubrik berita dan informasi yang disajikan
“Citizen Journalist”, Tempo Interaktif, dalam blog memang beraneka ragam.
Republika, Detik dot com, dan banyak Ada bentuk-bentuk informasi yang
lagi yang lain. memang asli ditulis oleh pemilik
Selain melalui beberapa public blog, ada yang melengkapinya dengan
blog dari media mainstream, banyak menampilkan link-link dengan media
masyarakat yang membuka akun online. Beberapa link yang sering

102 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

digunakan para blogger misalnya sarana grassroots journalism dan


website, portal berita online, majalah guna memfasilitasi desentralisasi
online, blog pribadi milik orang lain, informasi.
bahkan ada juga yang melengkapi Melalui praktik jurnalisme warga
beritanya dengan video melalui link ke lewat blog yang difasilitasi beberapa
Youtube. media di Indonesia telah memainkan
Tulisan yang banyak muncul di peran yang sangat penting terutama
blog kebanyakan ditulis dari sudut lain sebagai media kampanye politik.
di luar yang sudah dimunculkan oleh Banyak media online di Indonesia
kebanyakan media. Ide tulisan bisa menyediakan ruang diskusi publik
datang dari pribadi penulis, kolaborasi untuk mengakomodasi kepentingan
dengan blog lain dan media online, publik. Munculnya banyak public blog
respon dari surat kabar dan majalah. yang gratis merupakan media untuk
Dari beberapa cara penyajian tersebut mendukung praktik jurnalisme warga.
bisa memunculkan informasi yang Melalui beragam blog warga
benar-benar baru baik dari segi isinya masyarakat dapat membagi berita
maupun angle menuliskan beritanya. dan informasi termasuk didalamnya
Di samping itu informasi yang muncul informasi berhubungan dengan
juga berfungsi sebagai pelengkap yang kampanye Pilkada serentak. Blog
sudah diberitakan media mainstream. telah memainkan peran penting
sebagai suara dari masyarakat dan
B. SIMPULAN politikus. Sehubungan dengan tingkat
Dengan berkembangnya praktik akses masyarakat pada internet
jurnalisme warga di Indonesia telah sudah cukup tinggi yang didukung
membawa banyak kemanfaatan. juga dengan terbukanya ruang publik
Menjamurnya blog di Indonesia dapat yang disediakan oleh banyak media
digunakan sebagai penyeimbang atas komunikasi yang ada, maka menjadi
informasi yang terkadang dominan penting dipertimbangkan untuk terus
dari satu kekuatan tertentu saja. memasyarakatkan praktik jurnalisme
Melalui praktik jurnalisme warga warga terutama dalam kegiatan
mampu menjadikan desentralisasi komunikasi politik. Menjadikan blog
informasi. Informasi tidak lagi terpusat sebagai salah satu media alternatif
dan hanya didominasi oleh kelompok- dalam kampanye politik memang
kelompok tertentu saja. sudah selayaknya dipertimbangkan.
Melalui blog dapat digunakan bagi
semua orang untuk mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
akses pada media. Dengan kondisi Bahnisch, M., (2006). The political use
tingkat akses pada media yang of blogs. In Bruns, A. & Jacobs J.
tinggi akan membuka peluang pada (Ed.). Uses of blogs. New York: Peter
semua orang untuk saling berbagi Lang.
berita dan informasi dengan mudah. Barlow, A. (2007). The rise of the
Melalui blog bisa digunakan sebagai

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 103


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

blogosphere. London: Praeger. Studies, Vol. 8 No.2, pp. 264 – 279.


Bentley, C., Littau, J., Hamman, B., Carpenter, C.A. (2009). “The
Watson, B., & Welsh, B. (2006). Obamachine: techno-politiks 2.0”.
Citizen journalism: a case study Knowledge Politics Quarterly, vol.2
in Tremayne (eds), Blogging, issue 1. http://www.knowled-
citizenship and the future of media. gepolitics.org.uk/kpq_volume_2_
New York: Routledge. cap.pdf
Blood, R. (2005). Weblogs: a history Dahlan, A., & Naina, A. (2007). Manusia
and perspective. In E. P. Bucy (Ed.), komunikasi, komunikasi manusia.
Living in the information age. Jakarta: Kompas.
Belmont, CA: Wadsworth. Davis, R. (1999). The web of politics: the
Bowman, S. & Willis, C. (2003). We Internet’s impact on the American
media: how audiences are shaping political system, New York: Oxford
the future of news and information. University Press.
The Media Centre, American Press Dirgahayu, D. (2007). “Citizen jour-
Institute. nalism sebagai ruang publik (studi
Bruns, A. (2005). Gatewatching: colla- literatur untuk menempatkan
borative online news production. citizen journalism berdasarkan
New York:Peter Lang. teori jurnatistik dan mainstream
_____ (2006). The practice of news media)”. Jurnal Observasi, Vol. 5, No.
blogging. In Bruns, A. & Jacobs J. 1, BP2i, Bandung, Indonesia.
(Ed.). Uses of blogs. New York: Peter Dyson, L. E., Sixsmith, A., Than, T. K.
Lang. (2008). “Australian newspaper
_____ (2008a). Blogs, Wikipedia, second blogs”.Communication of the IBIMA,
life, and beyond from production to Vol.2. http://www.ibima.org/pub/
Produsage. New York: Peter Lang. journals/CIBIMA/volume2/v2n4.
pdf
_____ (2008b). “Life beyond the Public
Sphere: Towards a Networked Gil de Zuniga, H., D.,Puig-I-Abril,
Model for Political Deliberation”. E., Rojas, H. (2009). “Weblogs,
Information Polity, 13(1-2): pp. 65- traditional sources online and
79. political participation: an assess-
ment of how the internet is changing
_____ (2008c). News blogs and citizen
the political environment”. New
journalism: New Directions for e-
media & society. Vol 11(4): pp.
Journalism http://snurb.info/files/
553–574.
News%20Blogs%20and%20Citize
n%20Journalism.pdf Gill, K. (2004). How can we measure
the influence of the blogosphere?.
Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). (2006). Uses
WWW2004, May 17-22. New York,
of blogs. New York: Peter Lang.
USA. ttp://faculty.washington.
Carlson, M. (2007). “Blog and edu/kegill/pub/www2004_
journalistic authority”. Journalism

104 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

blogosphere_gill.pdf
Gillmor, D. (2004), We the media: Kahney, L. (2003). “Citizen reporters
grassroot journalism by the people, make the news”. Wired News, May
for the people. California: O’Reilley. 17. http://www.wired.com/news/
Haas, T. (2005). “From ‘public journalism’ culture/0,1284,58856,00.html.
to the ‘public’s journalism’? Rhetoric Keren, M. (2004). Blogging and the
and reality in the discourse on politics of melancholy. Canadian
weblogs”. Journalism Studies. Vol. 6, Journal Of Communication.
No. 3. pp.387-396. Kitley, P. (1994). “Fine turning control:
Haenens, L. Verelst, C. & Gazali, E. commercial television in Indonesia”.
(2000). “In serach of quality mea- Continuum: The Australian Journals
sures For Indonesian television of Media and Culture.Vol. 8 pp.102-
news”, in David French & Michael 123.
Richards (eds), Television in _____ (2001). After the bans: modelling
Contemporary Asia. New Delhi: Indonesian communications for
Sage Publications. the future, in Lloyd, G. & Smith, S.
Heinrich, A. (2008), Network journa- (eds), Indonesia Today. Challenges
lism: moving towards a global of History, Singapore: Institute of
journalism culture, PhD Thesis. Southeast Asian Studies.
University of Otago, New Zealand. Kolodzy, J. (2006). Convergence journa-
http://www.uta.fi/jour/ripe/ lism: writing and reporting across
papers/Heinrich.pdf the news media. Maryland: Rowman
Heryanto, A. & Adi, S.Y. (2002). & Littlefield Publishers.
“Industrialised media in democra- Kurniawan, N. (2007). “Journalism
tising Indonesia”. In Changing warga di Indonesia, prospek dan
Times: ASEAN States in Transition, tantangannya”. Journal Makara,
ed.Russell Hiang Khng Heng Sosial Humaniora, Vol. 11, No. 2.
(Singapore: Institute of Southeast pp.71-78.
Asian Studies) pp.47-82.
Lasica, J.D. (2002). Blogging as a form
Heryanto, A. & Hadiz, V.R. (2005). of journalism. Online Journalism
“Post-authoritarian Indonesia: Review, http://www.ojr.org/ojr/
a Comparative Southeast Asian workplace/1017958873.php
Perspective”. Critical Asian Studies.
_____ (2003a). What is participatory
Vol.37, No. 2, June, pp. 251-275.
journalism?. Online Journalism
Hill, D. & Sen, K. (2005). The Internet Review, http://www.ojr.org/ojr/
in Indonesia’s new democracy. workplace/1060217106.php
London:Routledge.
_____ (2003b), Blog and journalism
Johnston, C. B., (1998) Global new access need each other. Nieman Reports,
the impact of new communications vol. 57, no. 3. http://www.jdlasica.
technologies, Westport: Praeger. com/articles/nieman.html

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 105


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

merazd83567.pdf;jsessionid=6E8
Lestari, D. (2009). “Journalism 4248C34A4B4D94DFE4DDC5980
ngeblok, masih terlalu jauh”. 051E?sequence=2
Antara news. http://www.antara. Outing, S. 2005. The eleven layers of
co.id/arc/2009/2/7/jurnalisme- citizen journalism. Poynter Online.
ngeblog-masih-terlalu-jauh/ http://www.poynter.org/content/
Lim, M. (2002).”Cyber-civic space content_view.asp?id=83126
in Indonesia from panopticon to Perlmutter, D.D. & McDaniel, M.
pandemonium?” Journal IDPR, Vol (2005). The ascent of blogging.
24, No.4. http://www.public.asu. Nieman Reports. http://www.
edu/~mlim4/files/Lim_IDPR_ nieman.harvard.edu/reportsitem.
final.pdf aspx?id=100641
Lin, J. & Halavais, A. (2006). Priyambodo. (2008). Tatkala
“Geographical distribution of blogs multimedia massa kian dekat ke
in the United States”. Webology, publiknya. http://cyberjournalism.
Vol. 3 (4). http://www.webology. files.wordpress.com/2008/08/
ir/2006/v3n4/a30.html wajah_cybermedia.pdf
Littau, J. (2007). Citizen journalism Quiggin J. (2006a). Economic blog
and community building: predictive and blog economics. In Bruns, A. &
measure of social capital generation. Jacobs J. (Ed.).Uses of blogs. New
Master Thesis. University of York: Peter Lang.
Missouri, Columbia. http://edt. _____ (2006b) “Blogs, wikis and creative
missouri.edu/Winter2007/ innovation”. International Journal
Thesis/LittauJ-050307-T6908/ of Cultural Studies, Vol. 9(4): pp.
short.pdf. 481–496.
Low, P.,C. (2003). The media in society Reich, Z. (2008). “How citizen create
in transition, a case study of news stories. The ‘news access’
Indonesia. Master Thesis. TUFTS problem reversed”. Journalism
University. http://fletcher.tufts. Studies, Vol.9 No.5, pp. 739-758.
edu/research/2003/PitChenLow.
Rife, D., Lacy, S., & Fico, F.G. (2005).
pdf
Analysing media messages. London:
Meraz, S. M., (2007). The networked Lawrence Erlbaum Association.
political blogosphere and mass
Sen, K. & Hill, D.T. (2000). Media, culture
media: understanding how agen-
and politic in Indonesia. New York:
das are formed, framed, and
Oxford University Press.
transferred in the emerging new
media environment. PhD Thesis. Schaffer, J. (2007). Citizen media: fad or
The University of Texas, Austin. the future of news?, Knight Citizen
http://repositories.lib.utexas.edu/ NewsNetwork. http://www.j-lab.
bitstream/handle/2152/3637/ org/citizen_media.pdf
Shoemaker, Pamela J., Eichholz, Martin,

106 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Sugeng Winarno - JURNALISME WARGA DAN KAMPANYE PILKADA

Kim, Eunyi and Wrigley, Brenda, www.arts.monash.edu.au/psi/


2001).‘‘Individual and Routine news-and-events/apsa/refereed-
Forces in Gatekeeping’’, Journalism papers/media- and-culture/ward_
& Mass Communication Quarterly, cahill.pdf
Vol. 78 No. 2, pp. 233_47. Wijanarko, T., & Putra, B. (2006). “Blog:
Singer, J. B. (2006). Journalists and melebarnya jendela informasi”.
news bloggers: complements, Tempo magazine, August 6. http://
contradictions, and challenges. In fatihsyuhud.googlepages.com/
Bruns, A. & Jacobs J. (Ed.). Uses of tempo1.pdf
blogs. New York: Peter Lang. Williams, Andrew Paul, Trammell,
Stafford, A. (2007). Our MPS fall Kaye D., Postelnicu, Monica,
through information net. The Age, Landreville, Kristen D. and Martin,
24 February. http://www.theage. Justin D.(2005)”Blogging and
com.au/news/opinion/mps-fall- hyperlinking: use of the Web to
through-information-net/2007/02 enhance viability during the 2004
/23/1171734021755.html US campaign”. Journalism Studies,
Stovall, J.G. (2004). Practice and promise Vol.6 No. 2, pp. 177-186 World
web journalism of a new medium. Association of Newspaper (2008).
Boston: Pearson Education. Media Market Description. www.
warc.com/LandingPages/Data/
Technorati (2007). The state of the live
NewspaperTrends/.../Indonesia.
web. http://www.sifry.com/alerts/
pdf
archives/000493.html
Yudhapramesti, P. (2007). “Citizen
Ward, I. & Cahill, J. (2007). Old and
journalism (CJ) sebagai
new media: blogs in the third age
pemberdayaan warga”. Jurnal
of Political communication. http://
Observasi, Vol. 5, No. 1, BP2i,
Bandung, Indonesia. P.36

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 107


SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015
“NOKEN” SYSTEM AND LOCAL ELECTION
OF 2015

Happy Hayati Helmi

ABSTRAK/ABSTRACT

Dari sudut pandang asas pemilihan yang demokratis, sistem noken yang
digunakan oleh masyarakat Papua merupakan praktik pelanggaran
terhadap hukum yang masuk kategori pelanggaran sistematis, terstruktur,
dan masif dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu). Meskipun
Mahkamah Konstitusi (MK) mengakui dan mempertimbangkan proses
dan sistem pemungutan suara dengan sistem noken dengan penafsiran
“noken suatu budaya kearifan lokal, namun putusan MK memerintahkan
kepada penyelenggara Pemilu untuk melakukan pemungutan suara ulang
dan penghitugan suara ulang”. Berdasarkan penelitian yuridis normatif,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerbitkan Keputusan Nomor 01/Kpts/
KPU Prov.030/2013 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pemungutan Suara
Dengan Menggunakan Noken Sebagai Pengganti Kotak Suara, sebagai
tindak lanjut Putusan MK No. 47-48/PHPU.A-VI/2009, dan diperkuat oleh
Mahkamah pada Putusan Nomor 14/PHPU.D-XI/2013 dan Nomor 06-32/
PHPU-DPD/XII/2014. Putusan tersebut menggambarkan pertimbangan
hukum tidak serta merta dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan sengketa hasil pemilihan di Provinsi Papua. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pemungutan suara pada pemilihan dengan
sistem noken di Provinsi Papua diakui oleh MK dan dibenarkan secara
hukum.

The polemic of noken system used by the people of Papua, this is a violation of
the law that systematic, structured and massive during the last presidential
election. Eventhough, The Constitution Court admitted and considered the
process and the voting system used noken with the interpretation that “noken
is an indiginous local wisdom”. However, The Constitution Court command
to re-voting and re-counting the votes” to the election organizers. Based
on the research of normative General Election Commission published the
verdict No. 01/Kpts /KPU Prov.030/2013 explaining on How the Technical
Guidelines on Voting Procedures Using Noken System as substitute of
ballot box, as a follow-up over the verdict of the Constitutional Court No.
47-48/PHPU.A-VI /2009, and confirmed by the Court in the verdict No.

108 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

14/ PHPU.D-XI/2013 and No.06-32/PHPU-DPD/XII /2014. The verdicts


illustrates on legal considerations are not necessarily serve as a basis for
decision dispute over the election results in Papua Province. Therefore, It
can be concluded that the voting in the election with noken system in Papua
province recognized by the Court and legally justified.

Kata Kunci: Noken, Putusan Mahkamah, Kewenangan Mahkamah.


Keywords: Noken, Verdict of conctitution court, the Court’s authority.

A. PENDAHULUAN budaya lokal. Pelaksanaan Pilkada


A.1. Latar Belakang serentak pada 2015 dilaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara berdasarkan Ketentuan Pasal 18
Republik Indonesia mengamanatkan ayat (4) UUD 1945 dan UU Nomor 8
pada Pasal 1 ayat (3) bahwa Negara tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Indonesia adalah Negara hukum. Salah UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang
satu ciri negara hukum adalah adanya Penetapan Peraturan Pemerintah
pelaksanaan pemilihan umum yang Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014
demokratis. Bagi sejumlah negara tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
yang menerapkan atau mengklaim dan Walikota menjadi Undang-Undang.
diri sebagai negara demokrasi (ber- Permasalahan penggunaan sistem
kedaulatan rakyat), Pemilu dianggap noken pada umumnya muncul pada
sebagai lambang sekaligus tolok ukur saat penetapan calon terpilih setelah
utama dan pertama dari demokrasi, dilaksanakan pemilihan, dengan kata
dengan kata lain pelaksanaan hasil lain pada saat sengketa hasil pemilihan
Pemilu merupakan refleksi dari di Mahkamah Konstitusi.
suasana keterbukaan dan aplikasi Mengenai penyelesaian sengketa
dari nilai dasar demokrasi, di samping hasil pemilihan, pada Pasal 157 ayat
perlu adanya kebebasan berpendapat (3) pada UU Nomor 8 Tahun 2015
dan berserikat yang dianggap tentang Perubahan Atas UU Nomor
cerminan pendapat warga negara 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
karena Pemilu memang dianggap Peraturan Pemerintah Pengganti
sebagai respresentasi aspirasi rakyat, UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang
penyaluran suara sebagai bentuk Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
partisipasi publik secara luas tentu saja Walikota menjadi UU menyebutkan
berhubungan erat dengan legitimasi perselisihan penetapan perolehan
bagi pemerintah. suara hasil pemilihan Gubernur,
Dinamika politik dalam penyusu- Bupati dan Wali Kota diperiksa dan
nan peraturan Pilkada serentak yang diadili oleh Mahkamah Konstitusi
demokratis pada Desember 2015 tidak sampai dibentuknya peradilan khusus.
menganulir pemilihan secara noken Mahkamah dalam hal menidaklanjuti
di wilayah Papua meskipun dalam amanat undang-undang, menerbitkan
putusan Mahkamah, sistem pemilihan Peraturan Mahkamah Konstitusi No-
dengan noken diakui sebagai kearifan mor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 109


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

Beracara dalam Perkara Perselisihan ikat menurut hukum adat merupakan


hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan akomodasi dalam bermusyarawah
Walikota. Beberapa catatan mengenai dan mufakat, yang berdasarkan
penyelesaian sengketa atau perkara pada nilai-nilai adat dan kearifan
perselisihan hasil Pilkada, berdasarkan lokal dalam budaya masyarakat
putusan Mahkamah Nomor 97/PUU- adat di wilayah pegunungan Papua.
XI/2013, perkara perselisihan hasil Proses musyawarah mufakat ini
Pilkada bukan lagi menjadi ranah yang ditafsirkan sebagai demokrasi
kewenangan MK melainkan oleh badan masyarakat adat Papua di wilayah
peradilan khusus yang dituangkan pegunungan Papua.
pada pasal 157 ayat (1), diperiksa Sistem tersebut apabila ditelaah
dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi dengan asas penyelenggaraan Pemilu
sampai dibentuknya peradilan berdasarkan ketentuan perundang-
khusus. undangan jelas bertentangan dengan
Berangkat dari kewenangan asas-asas Pemilu yaitu asas langsung,
Mahkamah Konstitusi dalam penye- umum, bebas dan rahasia (LUBER).
lesaian sengketa hasil Pilkada ter- Sistem big man yang bertentangan
sebut, penulis mencoba untuk dengan asas-asas Pemilu yaitu asas
menganalisa penerapan sistem no- langsung dan rahasia. Asas langsung
ken pada pemilihan kepala daerah dalam sistem big man yang dimaksud
serentak 2015 berdasarkan Putusan adalah bahwa sistem big man tidak
Mahkamah Konstitusi, karena ada- memberikan kebebasan kepada
nya terobosan hukum sebagai alat setiap masyarakat untuk melakukan
untuk membangun masyarakat pemilihan secara langsung melainkan
dengan membuat penggolongan atas memberikan kepercayaan sepenuhnya
kepentingan yang harus dilindungi, kepada seorang kepala suku untuk
yakni kepentingan umum (Public mewakili suaranya dalam mencoblos
Interest), kepentingan sosial (Social surat suara di TPS atas kesepakatan
Interest), dan kepentingan pribadi bersama, sedangkan asas rahasia
(Privat Interst) oleh Mahkamah, adalah siapapun yang dipilih oleh
dengan kata lain hukum harus dapat pemilih adalah rahasia pemilih yang
melindungi kepentingan masyarakat hanya pemilih yang mengetahuinya,
secara umum, dapat melindungi tetapi dalam sistem big man tidak
kepentingan negara, dan dapat mengenal asas rahasia karena
melindungi kepentingan pribadi masyarakat adat dalam memilih
sebagai warga Negara. pemimpin harus secara terbuka dan
Sistem noken dalam sistem big transparan, tidak ada kerahasiaan
man1 dan sistem gantung atau sistem dalam memilih pemimpin karena
1
Dalam sistem noken dan/atau sistem ikat ini untuk kepentingan bersama.
dalam tradisi masyarakat orang asli Papua pada dua
wilayah kebudayaan tersebut di atas, untuk mengambil ada padanya untuk mewakili seluruh masyarakatnya.
keputusan biasanya dilakukan dalam rapat musyawarah Sebagaimana diketahui dalam sistem politik tradisional
dengan melibatkan warga masyarakat secara orang asli Papua dikenal adanya kepemimpinan “Pria
keseluruhan atau orang-orang tertentu saja sebagai Berwibawa” atau “The Big Man” yang memang berada
perwakilan. Dalam hal-hal tertentu keputusan dapat dalam dua wilayah kebudayaan tersebut. Putusan
diambil oleh kepala suku berdasarkan otoritas yang Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-XII/2014. Hlm. 30.

110 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

Menurut Majelis Rakyat Papua Tahun 1945 menentukan putusan MK


hasil Pemilihan Umum Gubernur dan bersifat final3 sehingga wajib diaati
Wakil Gubernur Provinsi Papua Tahun dan ditindaklanjuti oleh pembentuk
2013, yang dilakukan masyarakat UU melalui proses legislasi4.
dengan memasukkan surat suaranya
dalam noken-noken, tertentu dan/atau B. PEMBAHASAN
mengikat surat suaranya untuk ditusuk B.1. Tinjauan Teoretik
atau dicontreng setelah sebelumnya
B.1.1. Noken dalam Putusan Mahka-
dilakukan musyawarah bersama atau
mah Konstitusi
berdasarkan keputusan otoritas kepala
suku adalah sah adanya. Hal ini sesuai Sistem pemilihan yang diwakilkan
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi kepada ketua adat di pedalaman
Nomor 81/PUU-VIII/2010 bahwa Papua atau dikenal dengan noken
pemilihan yang demokratis itu dapat adalah salah satu polemik dalam
secara langsung atau tidak secara pelaksanaan Pemilu, terutama pada
langsung berdasarkan perwakilan, Penerapan Pemilihan kepala daerah
dan kedua-duanya sesuai dengan secara serentak pertama di Indonesia
UUDasar 1945 dan Pancasila. Sila pada 9 Desember 2015. Mahkamah
keempat Pancasila tersimpul bahwa Konstitusi pada Putusan 47-81/PHPU.
dalam sistem demokrasi di Indonesia A-VII/2009, Nomor 3/PHPU.D-X/2011
harus berdasarkan “kerakyatan yang terdapat makna membenarkan
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan sistem pemungutan suara dengan
dalam permusyawaratan/perwakilan”. sistem noken dan/atau perwakilan
Merujuk pada nilai dasar konstitusional di wilayah pedalaman papua dengan
dan falsafah dasar Negara Kesatuan pertimbangan Pemerintah memahami
Republik Indonesia yaitu Pancasila bahwa keabsahan sistem “kesepakatan
maka sesungguhnya hasil Pemilihan warga” atau “aklamasi” atau “Noken”
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi di Papua sebagaimana telah diputus
Papua yang menganut sistem noken 3
Putusan MK bersifat final dan mengikat (final
and binding). Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyatakan
adalah sah2. bahwa putusan MK bersifat final. Artinya, tidak ada
Asumsi yang digunakan dalam peluang menempuh upaya hukum berikutnya pasca
putusan itu sebagaimana putusan pengadilan biasa
penulisan ini adalah pertama putusan yang masih memungkinkan kasasi dan Peninjauan
Mahkamah yang lahir dari pelaksanaan Kembali (PK). Selain itu juga ditentukan putusan MK
fungsi “menjaga Konstitusi” dan memiliki kekuatan hukum tetap sejak dibacakan dalam
persidangan Putusan pengadilan yang telah memiliki
“menafsirkan Konstitusi” dipahami kekuatan hukum tetap memiliki kekuatan hukum
sebagai cerminan dari nilai dan norma mengikat untuk dilaksanakan. Semua pihak termasuk
penyelenggara negara yang terkait dengan ketentuan
UUD 1945, kedua sebagai cerminan
yang diputus oleh MK harus patuh dan tunduk terhadap
nilai dan norma UUD 1945, putusan putusan MK.
MK merupakan acuan bagi legislasi 4
Fajar Laksono Soeroso. Linieritas Legislasi dan
Adjudikasi Konstitusional Dalam Menegakan Undang-
yang berfungsi untuk memperjelas Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
norma konstitusi sekaligus mengatur 1945 (Analisis Terhadap Undang-Undang Pemilihan
implementasinya, ketiga UUDNRI Gubernur, Bupati, dan Walikota). Jurnal Legislasi
Indonesia. Vol. 12 No.2-Juni 2014. Direktorat Jenderal
2
Paragraf [3.24.4.3] Putusan Mahkamah Nomor Peraturan Perundang-Undangan Kemeterian Hukum
14/PHPU.D-XI/2013. dan Hak Asasi Manusia RI.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 111


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

oleh Majelis Hakim Mahkmah Kons- Pemilu tersebut, misal faktor geografis,
titusi pada perkara Perselisihan sosiologis, dan adaptasi kultur yang
Hasil Pemilihan Umum Papua Nomor terjadi di masyarakat, namun demikian
47-48/PHPU.A-VII/2009 hanyalah pemerintah menilai bahwa seiring
bersifat kasuistis5, Mahkamah pada berjalannya waktu dan perkembangan
Putusan Nomor 14.PHPU.D-XI/2013 dinamika masyarakat disegala as-
dan Putusan Nomor 06-32/PHPU- pek kehidupan dan upaya-upaya
DPD/XII/2014 pada pertimbangan yang dilakukan pemerintah tentu
Mahkamah menyatakan bahwa saja akan membangun pemahaman
menurut Majelis Rakyat Papua hasil masyarakat dalam memperbaiki
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil pelaksanaan pemilihan umum yang
Gubernur Provinsi Papua Tahun 2013, bercorak kedaerahan hendaknya
yang dilakukan masyarakat dengan segera diseragamkan sesuai dengan
memasukkan surat suaranya dalam sistem yang berlaku secara nasional.
noken-noken, tertentu dan/atau me- Pemahaman Mahkamah dalam
ngikat surat suaranya untuk ditusuk hal pengakuan sistem noken yang
atau dicontreng setelah sebelumnya merupakan suatu terobosan hukum
dilakukan musyawarah bersama atau dapat dikatakan berdasarkan unsur
berdasarkan keputusan otoritas kepala sosiologi. Beberapa ahli hukum mem-
suku adalah sah adanya. Hal ini sesuai berikan definisi mengenai unsur so-
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi siologis, satu diantaranya adalah Selo
Nomor 81/PUU-VIII/2010 bahwa Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
pemilihan yang demokratis itu dapat menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
secara langsung atau tidak secara masyarakat ialah ilmu yang mempela-
langsung berdasarkan perwakilan, dan jari struktur sosial dan proses-proses
kedua-duanya sesuai dengan UUDasar sosial. Struktur sosial adalah keseluru-
1945 dan Pancasila. Oleh karena di han jalinan antara unsur-unsur sosial
dalam sila keempat tersimpul bahwa yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial
dalam sistem demokrasi di Indonesia (norma-norma sosial), lembaga-lem-
harus berdasarkan “kerakyatan yang baga sosial, kelompok-kelompok serta
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan lapisan-lapisan sosial.
dalam permusyawaratan/perwakilan”. Proses sosial adalah pengaruh
Merujuk pada nilai dasar kons- timbal balik antara berbagai segi ke-
titusional dan falsafah dasar Negara hidupan bersama, misalnya pengaruh
Kesatuan Republik Indonesia yaitu timbal balik antara segi kehidupan
Pancasila. Pertimbangan Mahkamah ekonomi dengan segi kehidupan po-
tidak terlepas dari beberapa faktor litik, antara segi kehidupan hukum
yang mempengaruhi pelaksanaan dan segi kehidupan agama, antara segi
kehidupan agama dan segi kehidupan
5
Suatu teori hukum dipandang menurut ajaran
modern berdasarkan tujuan Ajaran Prioritas Kusuistis,
ekonomi dan lain sebagainya. Salah
dalam ajaran ini tujuan hukum tidak disamaratakan dari satu proses sosial yang bersifat ter-
ketiga nilai tadi, tapi dilihat secara kasuistis, artinya bisa sendiri ialah dalam hal terjadinya pe-
saja dalam suatu kasus yang dihadapi keadilan yang
diutamakan, demikian kasus lainnya yaitu kemanfaatan rubahan-perubahan di dalam struktur
dan yang lainnya diprioritaskan kepastian.

112 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

sosial6. Roscoe Pound berpendapat namun Mahkamah juga mengatakan


bahwa hukum sebagai alat perubahan bahwa dalam kasus a quo KPU
sosial dalam membangun masyarakat, Kabupaten Yahukimo telah melakukan
dengan kata lain hukum harus dapat pelanggaran hukum secara terstruktur
melindungi kepentingan masyarakat dan masif7, oleh sebab itu meskipun
secara umum, dapat melindungi Mahkamah mengakui sistem pemi-
kepentingan negara, dan dapat lihan berdasarkan aklamasi pada
melindungi kepentingan pribadi distrik-distrik tertentu, demi keadilan
setiap warga negara contoh hakim Mahkamah menafikan agar KPU tetap
merekayasa sosial, terjadi di negara melaksanakan kewajiban hukumnya
common law sedang di negara civil law dengan melaksanakan pemungutan
hukum dibentuk oleh para pembentuk suara ulang dan penghitungan suara
hukum. ulang di beberapa wilayah/distrik.
Putusan Mahkamah nomor Mekanisme pemungutan suara
47-81/PHPU.A-VII/2009, terkait dengan cara kesepakatan masyarakat
sengketa hasil di Kabupaten Yahukimo tersebut belum diatur secara ekplisit
menerima sistem pemungutan dalam UUPemilu dan UUPemerintahan
suara menggunakan sistem Daerah. KPU Provinsi Papua dalam hal
noken. Pertimbangan Mahkamah menindaklanjuti Putusan Mahkamah,
menyebutkan menghargai nilai untuk Keputusan Nomor 01/Kpts/
budaya yang hidup dalam kalangan KPU Prov.030/2013 tentang Petunjuk
masyarakat Papua yang khas dalam Teknis Tata Cara Pemungutan Suara
menyelenggarakan pemilihan umum, Dengan Menggunakan Noken Sebagai
hal tersebut dikarenakan pemilihan Pengganti Kotak Suara. Indonesia
secara “aklamasi” yang telah diterima dalam konteks konstitusi mengakui
oleh masyarakat Kabuapten Yahukimo, keberagaman sepertihalnya gagasan
apabila dipaksakan pemilihan umum Bhineka Tunggal Ika. Keberagaman di
sesuai dengan ketentuan perundang- Indonesia dapat dilihat pada berbagai
undangan yang berlaku dikhawatirkan 7
Tafsir Konstitusional Pelanggaran Pemilukada
akan timbul konflik diantara kelompok- yang Bersifat Sistematis, Terstruktur dan Masif. Pusat
kelompok masyarakat. Mahkamah Penelitian dan Pengkajian Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia. Hlm. 24 menyebutkan dalam
dalam pertimbangan berpendapat, Putusan Makamah sebagaimana diuraikan di atas, dapat
agar sebaiknya masyarakat Kabupaten ditarik sebuah benang merah bahwa pada dasarnya
Yahukimo tidak dilibatkan/dibawa pelanggaran Pemilukada yang bersifat sistematis,
tersrtuktur, dan masif adalah pelanggaran Pemilu biasa,
ke sistem persaingan/perpecahan tetapi karena memiliki unsur sistematis, terstruktur dan
di dalam dan antar kelompok yang masif, sehingga pelanggaran ini dapat membatalkan
hasil Pemilukada. Istilah sistematis, terstruktur, dan
dapat mengganggu harmoni yang
masif adalah sebagai berikut.
telah mereka hayati. Penerimaan 1. Pelanggaran itu bersifat sistematis, artinya
atas cara dan realitas ini tentunya pelanggaran ini benar-benar direncanakan secara
matang;
harus dilaksanakan dengan baik 2. Pelanggaran itu bersifat terstruktur, artinya
oleh penyelenggara atau panitia pelanggaran ini dilakukan oleh aparat struktural, baik
pemilihan umum dalam hal ini KPU, aparat pemerintah maupun aparat penyelenggara
Pemilukada secara kolektif bukan aksi individual;
6
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 3. Pelanggaran itu bersifat masif, artinya dampak
Hlm 20. pelanggaran ini sangat luas dan bukan sporadis.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 113


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

segi seperti agama, etnis, budaya budayanya, (2) Negara menghormati


dengan kata lain adanya pengakuan dan memelihara bahasa daerah
keberagaman dan keberadaan hak- sebagai kekayaan budaya nasional”12.
hak masyarakat adat8. Secara normatif Pandangan dari perspektif Hak
UUD Negara Republik Indonesia Asasi Manusia sebagaimana dalam
1945 Pasal 18 B ayat (2), menyatakan Pasal 28I ayat (3) UUD 1945, hampir
“Negara mengakui dan menghormati sama dengan Pasal 6 ayat (2) UU No.
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum 39 Tahun 2009 tentang Hak Asasi
adat9 serta hak-hak tradisonalnya Manusia (UU HAM) yang merupakan
sepanjang masih hidup dan sesuai pengadopsian dari Pasal 42 Ketetapan
dengan perkembangan masyarakat MPR No. XVII/MPR/1998 tentang
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Hak Asasi Manusia. Pendekatan HAM
Indonesia, yang diatur dalam undang- terhadap keberadaan dan hak-hak
undang”10. Pasal 28 I ayat (3), masyarakat adat berkembang lebih
“identitas budaya dan hak masyarakat maju pada level internasional setelah
tradisional dihormati selaras de- ditetapkannya Deklarasi PBB tentang
ngan perkembangan zaman dan Hak-Hak Masyarakat Adat pada tahun
peradaban”11. Pasal 32 ayat (1) dan (2),“ 200713. Pendekatan ini memberikan
(1) Negara memajukan kebudayaan 12
Amandemen ke-4
nasional Indonesia di tengah pera- 13
Deklarasi PBB tahun 2007 tentang Hak-Hak
daban dunia dengan menjamin Masyarakat Adat yaitu dalam preambule dan Pasal 27.
Preambule deklarasi PBB mengatakan, ” Recognizing
kebebasan masyarakat dalam meme- also that the situation of indigenous peoples varies
lihara dan mengembangkan nilai-nilai from region to region and from country to country and
that the significance 13 Lihat makalah Prof. H. Ahmad
8
DR. Zainul Daulay, SH., MH. Pengetahuan Syarifudin Natabaya S.H., LL.M, Masyarakat Hukum
Tradisional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Adat dalam Perspektif Konstitusi, Diskusi Akademik
Hlm. 40...Pengertian Masyarakat Asli: Beberapa “Mendefinisikan Masyakat Hukum Adat”, Laboratorium
Pendekatan. “Indigenous Peoples” adalah istilah Konstitusi Sekolah Pascasarjana USU dan Hanns
yang disepakati dalam hukum Internasional untuk Seidak Foundation Indonesia, Medan, 12 Juli 2008, 2.
menyebut suatu entitas masyarakat yang mempunyai Pengakuan Negara terhadap Hak-Hak Politik (Right To
karakteristik tersendiri karena latar belakang sejarah, Vote) Masyarakat Adat dalam Pelaksanaan Pemilihan
ekonomi, sosial dan budayanya. Secara harfiah istilah Umum (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi No.47-81/
tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia Phpu.A-Vii/2009) Jurnal Konstitusi, Volume 9, Nomor 1,
menjadi “masyarakat asli”. Sebagian penulis ada yang Maret 2012 145 of national and regional particularities
menggunakan istilah “masyarakat asli”, dan sebagian and various historical and cultural backgrounds should
lainnya menggunakan istilah “masyarakat adat”, “bumi be taken into consideration” (“menyadari bahwa situasi
putra”. Dalam peraturan perundag-undangan Indonesia masyarakat adat bervariasi dari wilayah ke wilayah, dari
ditemukan istilah “masyarakat hukum adat”. Namun negara ke negara dan pentingnya kekhasan nasional
penulis akan menggunakan istilah sesuai peraturan dan regional dan latar belakang sejarah dan budaya”).
perundang-undangan yaitu “masyarakat Hukum adat”. Pasal 27 dinyatakan bahwa, ” States shall establish
9
UU RI Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan and implement, in conjunction with indigenous
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang peoples concerned, a fair, independent, impartial,
Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang- open and transparent process, giving due recognition
Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus to indigenous peoples’ laws, traditions, customs and
Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang. BAB I land tenure systems, to recognize and adjudicate the
Ketentuan Umum Pasal 1 huruf r “ Masyarakat Hukum rights of indigenous peoples pertaining to their lands,
Adat adalah warga masyarakat asli Papua yang sejak territories and resources, including those which were
kelahirannya hidup dalam wilayah tertentu dan terikat traditionally owned or otherwise occupied or used.
serta tunduk kepada hukum adat tertentu dengan rasa Indigenous peoples shall have the right to participate in
solidaritas yang tinggi di antara para anggotanya” this process” (“negara patut mendirikan, menerapkan
10
Amandemen ke-2 dalam kaitannya dengan masyarakat adat terkait sebuah
11
Amandemen ke-2 proses yang jujur, independen, tidak memihak, terbuka

114 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

implikasi bahwa pemerintah ha- mekanisme yang berkembang di dalam


rus memajukan, melindungi dan komunitasnya, namun di Mahkamah
memenuhi hak masyarakat adat atas Konstitusi mengenai legal standing15
identitas budayanya14. Pendekatan masyarakat adat dalam proses
ketiga adalah pendekatan kebudayaan pengajuan permohonan dinyatakan
sebagaimana diatur di dalam Pasal 32 belum memiliki kompetensi untuk
ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945. menjadi pemohon oleh Mahkamah
Pendekatan kebudayaan dalam konstitusi16. Salah satu faktor yang
pelaksanaan pemerintahan lebih menyebabkan adalah belum adanya
banyak diperankan oleh Departemen ketentuan perundang-undangan
Kebudayaan dan Pariwisata yang yang mendefenisikan siapa yang
memosisikan kebudayaan masyarakat disebut dengan masyarakat adat.
adat sebagai bagian dari kebudayaan Mahkamah berpendapat bahwa suatu
nasional. Keberagaman budaya kesatuan masyarakat hukum adat
masyarakat Indonesia merupakan beserta hak-hak tradisionalnya sesuai
karakter utama dari kebudayaan dengan prinsip Negara Kesatuan
nasional Indonesia. Berkaitan dengan 15
Agar Pemohon in casu Kesatuan Masyarakat
tiga pendekatan tersebut, maka Hukum Adat dalam pengujian undang-undang memiliki
kedudukan hukum (legal standing), maka harus
putusan MK yang secara implisit dan
memenuhi kedua ukuran yang telah ditetapkan oleh
eksplisit mengakui pemilihan model Mahkamah, baik ukuran yang didasarkan pada Pasal
noken adalah pendekatan baru dalam 51 ayat 1 huruf (b) UU MK maupun ukuran kerugian
konstitusional yang ditetapkan oleh Mahkamah dalam
pengakuan hak-hak masyarakat adat. putusan Nomor 06/PUUIII/2005 dan Putusan Nomor 11/
Hal ini adalah pendekatan politik PUU-V/2007 serta putusan-putusan berikutnya. Namun,
kepada masyarakat adat untuk pada kenyataannya banyak sekali komunitas masyarakat
hukum adat yang mengaku sebagai masyarakat hukum
terlibat dalam Pemilu menggunakan adat tetapi tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dan transparan, memberikan pengakuan yang pantas telah diatur di dalam pasal 51 ayat (1) huruf b Undang-
terhadap hukum, tradisi, adat dan sistem pemanfataan Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
tanah masyarakat adat, untuk mengakui dan bertindak Konstitusi (UU MK) dan putusan Nomor 06/PUU-III/2005
sebagai hakim untuk memutuskan hak-hak masyarakat dan Putusan Nomor 11/PUU-V/2007 sehingga seringkali
adat terkait dengan tanah, wilayah dan sumber daya, putusannya adalah “tidak dapat diterima” (Niet
termasuk yang mereka miliki atau kalau tidak menduduki onvankellijk verklaard). Mahkamah Konstitusi Republik
dan menggunakan secara tradisional”). Indonesia. Dasar Pertimbangan Yuridis Kedudukan
14
Dalam kaitannya dengan perlindungan Hukum (Legal Standing) Kesatuan Masyarakat Hukum
konstitusional terhadap hak-hak pemilih, Ahmad Zazili Adat Dalam Proses Pengujian Undang-Undang Di
mengetengahkan Hak Konstitusional yang merupakan Mahkamah Konstitusi. Pusat Penelitian dan Pengkajian
hak dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia, tidak Kepaniteraan dan Sekretaris Jenderal Mahkamah
terkecuali bagi masyarakat adat yang masih menjunjung Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta. 2011. Hlm. 24.
tinggi nilai- nilai hukum adatnya. Masyarakat adat di 16
Dari lima kasus gugatan masyarakat hukum adat
Yahukimo adalah salah satu contoh bentuk masyarakat (MHA) nyaris tidak satupun yang dikabulkan. Terkecuali
adat yang masih menggunakan hukum adatnya ada kasus di Papua yang dikabulkan, tetapi hal itu lebih
dalam berbagai pola kehidupan, oleh karena itu pada dikarenakan adanya penggantian leggal stansing sdari
pelaksanaan Pemilu sekalipun mereka menggunakan MHA menjadi perseorangan...bentuk pengakuan yang
hukum adatnya sendiri dan tidak berpedoman pada UU diberikan Pemerintah Pusat secara kongkrit terkait
Pemilu. Noken adalah cara mereka dalam melaksanakan dengan konsistensi dan komitmen untuk menindaklanjuti
pemungutan suara. Konstitusional Noken dapat teks yuridis ke dalam upaya mengakomodir kepentingan
diterima oleh Mahkamah Konstitusi sebagai suatu nilai atau manfaat negara terhadap masyarakat hukum adat
budaya. Ulasan tersebut terangkum dalam tulisan yang sesungguhnya basis lahirnya negara-negara bangsa
bertajuk “Pengakuan Negara terhadap Hak-Hak Politik indonesia. Sehingga bentuk penghormatan terhadap
(right to vote) Masyarakat Adat dalam Pelaksanaan masyarakat hukum adat, wajib memperlakukan tidak
Pemilihan Umum”. Jurnal Konstitusi, Volume 9 Nomor diskriminatif. Penelitian Masyarakat Hukum Adat.
1 Maret 2012. Hlm. V Mahkamah Kontitusi. Hlm. 10.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 115


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

Republik Indonesia apabila kesatuan tersebut didasarkan pada hukum adat


masyarakat hukum adat tersebut yang berlaku di daerah setempat dan
tidak mengganggu eksistensi Negara tidak diatur dalam UUin casu UUPemilu
Kesatuan Republik Indonesia sebagai dan UUPemerintahan Daerah. Mah-
sebuah kesatuan politik dan kesatuan kamah dalam proses penerbitan Surat
hukum, yaitu: a. Keberadaannya tidak Keputusan KPU Nomor 01/Kpts/KPU
mengancam kedaulatan dan integritas Prov.030/2013 tentang Petunjuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia; Teknis Tata Cara Pemungutan Suara
b. Substansi norma hukum adatnya dengan Menggunakan Noken Sebagai
sesuai dan tidak bertentangan dengan Pengganti Kotak Suara berpendapat
peraturan perundang-undangan”. telah tepat dan benar secara hukum.
Menindaklanjuti putusan Mahka- Petunjuk Teknis Tata Cara Pe-
mah, KPU Provinsi membentuk mungutan Suara Dengan Menggu-
Keputusan KPU Provinsi Papua Nomor nakan Noken Sebagai Pengganti
01/Kpts/KPU Prov.030/2013 tentang Kotak Suara terdapat pada lampiran
Petunjuk Teknis Tata Cara Pemungutan Keputusan KPU Provinsi Papua Nomor
Suara Dengan Menggunakan Noken 01/Kpts/KPUProv.030/2013. Pasal 1
Sebagai Pengganti Kotak Suara. Sistem ayat 13 menyebutkan Noken adalah
noken yang berlaku dan sah adalah sejenis kantong/tas yang dibuat dari
yang diatur oleh KPU pada Keputusan anyaman kulit anggrek atau pintalan
tersebut. Mengenai legitimasi kulit kayu maupun pintalan benang
keputusan, Mahkamah menegaskan yang digunakan sebagian anggota
kembali pada Putusan Mahkamah masyarakat di Papua dan digunakan
nomor 19/PHPU.D-IX/2011 dalam sebagai:
perkara perselisihan hasil Pemilihan a. Tempat untuk membawa hasil
umum Kepala Daerah dan Wakil pertanian/perkebunan;
Kepala Daerah Kabupaten Yahukimo b. Tempat ayunan dan/atau gendo-
Tahun 2011, Putusan Mahkamah ngan untuk Balita pada sebagian
Nomor 14/PHPU.D-XI/2013 dan dalam Etnis anggota masyarakat di
Putusan Mahkamah Nomor 06-32/ pedalaman Papua;
PHPU-DPD/XII/2014 menyebutkan c. Tempat untuk mengisi surat-surat
bahwa menurut Mahkamah proses penting;
penerbitan Surat Keputusan KPU d. Tempat untuk keperluan lain
Provinsi Papua Nomor 01/Kpts/ sesuai dengan kebiasaan anggota
KPUProv.030/2013 tentang Petunjuk masyarakat tertentu di sebagian
Teknis Tata Cara Pemungutan Suara masyarakat pedalaman yang dapat
Dengan Menggunakan Noken Sebagai dijadikan sebagian berupa tali asih,
Pengganti Kotak Suara telah sejalan kenang- kenangan dan lambang
dengan pertimbangan Mahkamah persaudaraan/kekerabatan;
dalam Putusan Nomor 47-81/PHPU. e. Pada Pemilu Legislatif, Pemilu Pre-
A-VII/2009 tanggal 9 Juni 2009, siden dan Pemilu Kepala Daerah,
karena mekanisme pemungutan suara noken juga digunakan sebagai
berdasarkan kesepakatan masyarakat pengganti kotak suara untuk

116 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

memilih calon Kepala Daerah, tetap berada pad tiang atau pada leher
Presiden dan Wakil Presiden serta orang tertentu dengan tidak berpindah
wakil-wakil rakyat dalam pemilihan tempat sesuai petunjuk Ketua KPPS.
anggota legislatif di tingkat daerah Pasal 4 menyatakan bahwa Pe-
maupun pusat. Pemilihan dilakukan nghitungan Suara dimulai dengan
atas dasar kesepakatan bersama menghitung jumlah surat suara yang
sekelompok orang yang dipimpin ada dalam noken, setelah dihitung
oleh tokoh masyarakat/Kepala jumlah surat suara untuk Pasangan
Suku dari masyarakat setempat Calon yang dikehendaki, maka Petugas
dengan meminta surat suara sesuai KPPS yang ditunjuk harus mencoblos
dengan jumlah orang yang ada satu persatu surat suara yang sudah
untuk dimasukkan di dalam noken dihitung dalam noken tersebut
kepada pasangan calon/partai/ sesuai pilihan masyarakat kepada
calon siapa suara diberikan. pasangan calon siapa suara mereka
Tata Cara Penggunaan Noken pada diberikan dan disaksikan oleh saksi
Pasal 3 menyebutkan kelompok dan/ pasangan calon, Panwas Lapangan,
atau anggota masyarakat pemilih dan Tokoh Masyarakat/Kepala Suku
yang menggunakan noken dapat yang mewakili kelompok tertentu.
menyediakan sebatang kayu yang Surat suara yang ada dalam noken
ditancapkan/ditanam dalam area ditambahkan dengan hasil pilihan
TPS dengan petunjuk Ketua KPPS masyarakat/pemilih yang ada dalam
yang berfungsi untuk mengikatkan kotak suara untuk pasangan calon
noken pada tiang tersebut selama tertentu dan ditetapkan didalam
berlangsungnya pemungutan suara berita acara model C, model C1-KWK
atau dengan cara lain menurut KPU, Lamp. Model C1-KWK KPU dan
kebiasaan masyarakat Papua setempat Model C2-KWK KPU ukuran besar.
seperti menggantung noken pada Noken yang telah berisi surat suara
leher. Pemilih yang berkehendak tidak dibenarkan dibawa oleh Tokoh
menggunakan noken dapat mema- Masyarakat/Kepala Suku sampai di
sukkan surat suara ke dalam noken PPS, PPD bahkan sampai di KPU Kab/
untuk pasangan calon yang dike- Kota, setelah surat suara dalam noken
hendaki atau dapat diwakilkan yang telah dihitung dan dicoblos oleh
dan/atau kepada Kepala Suku petugas KPPS untuk pasangan calon
sesuai kebiasaan yang berkembang tertentu sesuai pilihan masyarakat/
dalam masyarat selama ini, selama pemilih digabungkan dengan surat
berlangsung pemungutan suara, noken suara lainnya dalam kotak suara
yang telah berisi Surat Suara tidak setelah selesai penghitungan suara.
dibenarkan untuk dibuka, dihitung Keputusan Komisi Pemilihan Umum
dan dibawa oleh tokoh masyarakat/ Provinsi Papua Nomor: 01/Kpts/KPU
kepala suku yang mewakilinya. Prov.030/2013 tentang Petunjuk
Isi noken hanya dapat dibuka dan Teknis Tata Cara Pemungutan Suara
dihitung oleh petugas KPPS. Selama Dengan Menggunakan Noken Sebagai
berlangsung pemungutan suara, noken Pengganti Kota Suara Pasal 4 ayat (2)

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 117


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

BAB V tentang Penghitungan Suara B.1.2. Kewenangan MK Mengadili


menyebutkan bahwa “setelah dihitung Perselisihan Hasil Pilkada
jumlah surat suara untuk Pasangan Kewenangan Mahkamah Konstitusi
Calon yang dikehendaki, maka petugas untuk memutus perselisihan hasil
KPPS yang ditunjuk harus mencoblos pemilihan umum sebagaimana
satu persatu surat suara yang sudah dimaksud dalam Pasal 24C ayat (1)
dihitung dalam Noken tersebut sesuai UUD 1945, harus dikaitkan dengan
pilihan masyarakat kepada pasangan makna pemilihan umum dalam Pasal
calon siapa suara mereka diberikan 22E UUD 1945 yang secara khusus
dengan disaksikan oleh saksi pa- mengatur mengenai pemilihan umum.
sangan calon, panwas lapangan dan Paling tidak terdapat empat prinsip
tokoh masyarakat/kepala suku yang mengenai pemilihan umum dalam
mewakili kelompok tertentu”. Frasa Pasal 22E UUD 1945, yaitu: i) Pemilihan
“petugas KPPS yang ditunjuk harus umum dilaksanakan secara langsung,
mencoblos satu persatu surat suara umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
yang sudah dihitung dalam noken” setiap lima tahun sekali, ii) Pemilihan
dan Pasal 3 Ayat (2) “pemilih yang umum diselenggarakan untuk memilih
berkehendak menggunakan noken anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dapat memasukan surat suara kedalam (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
noken untuk pasangan calon yang (DPD), Presiden dan Wakil Presiden,
dikehendaki atau dapat diwakilkan serta Dewan Perwakilan Rakyat
dan/atau kepada kepala suku sesuai Daerah (DPRD), iii) Peserta pemilihan
kebiasaan yang berkembang dalam umum untuk memilih anggota DPR
masyarakat selama ini”, menurut dan DPRD adalah partai politik dan
hemat penulis lebih mengarah pada pemilihan umum untuk memilih
pemahaman proses pengambilan anggota DPD adalah perseorangan, dan
suara yang dapat dilakukan melalui iv) Pemilihan umum diselenggarakan
mekanisme perwakilan atau aklmasi, oleh suatu Komisi Pemilihan Umum
dan pada pasal 2 ayat (3) mengatakan yang bersifat nasional, tetap dan
bahwa “bila ada kelompok masyarakat mandiri.
pemilih yang menggunakan noken Berdasarkan ketentuan Pasal
sebagai pengganti kotak suara, maka 22E UUD 1945 tersebut, dengan
penyelenggara memperbolehkan menggunakan penafsiran sistematis
kelompok masyarakat membawa dan original intent, yang dimaksud
dan/atau menyediakan noken sebgai pemilihan umum menurut UUD 1945
pengganti kotak suara sejalan dengan adalah pemilihan yang dilaksanakan
kebiasaan yang masih hidup dan sekali dalam setiap lima tahun untuk
berkembang di daerah tersebut”, memilih anggota DPR, DPD, Presiden
adalah noken sebagai pengganti kotak dan Wakil Presiden, serta DPRD.
suara pada proses pemungutan suara. Sesuai dengan ketentuan Pasal 74 ayat
(2) UU MK yang menegaskan bahwa
perselisihan hasil pemilihan umum
yang menjadi kewenangan Mahkamah

118 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

yaitu perselisihan hasil pemilihan lembaga negara yang ditetapkan oleh


umum anggota DPR, DPRD, DPD, serta UUD 1945. Kewenangan Mahkamah
Presiden dan Wakil Presiden. Pasal 74 Konstitusi merupakan hal yang
ayat (2) tersebut menentukan bahwa sangat fundamental ditentukan dalam
permohonan penyelesaian hasil UUDasar. Mahkamah, berpendapat
pemilihan umum hanya dapat diajukan apabila penambahan kewenangan
terhadap penetapan hasil pemilihan Mahkamah Konstitusi untuk mengadili
umum yang dilakukan secara nasional perkara perselisihan hasil pemilihan
oleh Komisi Pemilihan Umum yang kepala daerah dengan memperluas
mempengaruhi: a. Terpilihnya calon makna pemilihan umum yang
anggota Dewan Perwakilan Daerah; diatur Pasal 22E UUD 1945 adalah
b. Penentuan pasangan calon yang inkonstitusional, karena Pasal 24C ayat
masuk pada putaran kedua pemilihan (1) UUD 1945 dengan jelas mengatakan
Presiden dan Wakil Presiden serta kewenangan Mahkamah adalah, i)
terpilihnya pasangan calon Presiden Memutus sengketa kewenangan lem-
dan Wakil Presiden; c. Perolehan kursi baga negara yang kewenangannya
partai politik peserta pemilihan umum diberikan oleh konstitusi, karena sifat
di suatu daerah pemilihan. sengketa demikian adalah perselisihan
Pemilihan kepala daerah tidak konstitusional yaitu menyangkut pe-
diatur dalam Pasal 22E UUD 1945 nafsiran atas konstitusi; ii) Memutus
akan tetapi diatur secara khusus pembubaran partai politik, karena
dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 pembubaran partai politik adalah
yang menyatakan, “Gubernur, Bupati, terkait dengan hak asasi manusia
dan walikota masing-masing sebagai di bidang politik dan tegaknya
kepala pemerintah daerah provinsi, negara demokrasi konstitusional
kabupaten, dan kota dipilih secara yang dikehendaki oleh UUD 1945.
demokratis.” Menurut Mahkamah, Partai politik adalah conditio sine
makna frasa “dipilih secara demokratis”, qua non dalam negara demokrasi,
baik menurut original intent maupun dan iii) Memutus perselisihan hasil
dalam berbagai putusan Mahkamah pemilihan umum, karena pemilihan
sebelumnya dapat dilakukan baik umum yang dimaksud adalah
pemilihan secara langsung oleh rakyat pemilihan umum nasional sebagai
maupun oleh DPRD. agenda ketatanegaraan rutin yang
Mahkamah dalam hal ini, me- dilaksanakan sekali setiap lima
lakukan penafsiran atas ketentuan tahun, meskipun dalam putusan a
yang mengatur sebuah lembaga quo, Mahkamah tidak berwenang
negara maka Mahkamah menerapkan mengadili dan memutus perselisihan
penafsiran original intent, tekstual, hasil pemilihan kepala daerah, namun
dan gramatikal yang komprehensif tidaklah berarti bahwa segala putusan
dimana tidak boleh menyimpang Mahkamah mengenai perselisihan
dari apa yang telah secara jelas hasil pemilihan umum kepala daerah
tersurat dalam UUD 1945 termasuk sejak tahun 2008 yang dilakukan
juga ketentuan tentang kewenangan berdasarkan kewenangan yang diatur

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 119


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

dalam UU 12/2008 serta UU 48/2009, yang berlaku di Indonesia adalah


menjadi batal demi hukum dan tidak hukum positif. Berdasarkan hukum
berkekuatan hukum mengikat, karena positif, landasan yuridis menge-
berdasarkan Pasal 47 UU MK yang nai kewenangan Mahkamah dalam
menyatakan, “Putusan Mahkamah mengadili perselisihan hasil Pilkada
Konstitusi memperoleh kekuatan adalah Pasal 24 C ayat (1) UUD 1945
hukum tetap sejak selesai diucapkan dan Pasal 157 ayat (3) UU Nomor 8
dalam sidang pleno terbuka untuk tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
umum”, sehingga semua putusan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Mahkamah mengenai sengketa Penetapan Peraturan Pemerintah
pemilihan umum kepala daerah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014
adalah tetap sah. Selain itu, UUyang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
diundangkan secara sah, berdasarkan dan Walikota Menjadi Undang-
prinsip “presumptio iustitia causa”, Undang, meskipun apabila ditelaah
harus dinyatakan benar, valid dan proses regulasi penyusunan peraturan
berlaku sah sepanjang tidak dicabut tersebut bertentangan dengan
oleh pembentuknya atau dinyatakan Putusan Mahkamah itu sendiri yaitu
tidak mempunyai kekuatan hukum Putusan Nomor 97/PUU-XI/2013
mengikat oleh Mahkamah17. yang menyatakan bahwa Mahkamah
Mahkamah dalam pertimbang- tidak berwenang untuk menyelesaikan
annya juga menyebutkan, untuk perselisihan hasil Pilkada.
menghindari keragu-raguan, keti-
dakpastian hukum serta kevaku- B.1.3. Pembuktian Sengketa di
man lembaga yang berwenang Mahkamah dalam Regulasi
menyelesaikan perselisihan hasil Hukum
pemilihan umum kepala daerah Mahkamah dalam putusannya
karena belum adanya UUyang pada beberapa kasus tertentu
mengatur mengenai hal tersebut menolak gugatan yang diajukan oleh
maka penyelesaian perselisihan hasil pemohon karena pemohon tidak
pemilihan umum kepala daerah tetap mampu membuktikan dalil gugatan
menjadi kewenangan Mahkamah. mengenai pengalihan suara oleh
Penulis berkesimpulan, bahwa pihak-pihak tertentu, meskipun
berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD dilapangan kecurangan-kecurangan
194518 menyatakan negara Indonesia tersebut terjadi. Oleh karena itu, KPU
adalah negara hukum19, dan hukum memberikan pandangan perlunya
17
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/ Regulasi berupa Pengakuan Negara
PUU-XI/2013. Mahkamah selama ini, menjalankan
kewenangannya untuk mengadili dan memutus perkara terhadap Penggunaan noken, pem-
perselisihan hasil pemilihan kepala daerah karena buat UU dan penyelenggara Pemilu
mengikuti ketentuan Undang-Undang yang berlaku,
dan belum ada permohonan pengujian yang pokok
di tingkat pusat untuk menetapkan
permohonannya mengenai kewenangan Mahkamah dalamnya pemerintahan dan lembaga-lembaga negara
untuk mengadili perselisihan hasil pemilihan kepala yang lain dalam melaksanakan tindakan-tindakan
daerah yang telah diputus oleh Mahkamah, kecuali apapun, harus dilandasi oleh hukum atau harus dapat
permohonan a quo. dipertanggungjawabkan secara hukum, C.S.T. Kansil,
18
Amandemen ke-3, undang-undang dasar 1945 Hukum Tata Pemerintahan Indonesia, Ghalia Indonesia,
19
Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di Jakarta Timur, 1983, Hlm 147

120 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

sebuah ketentuan khusus terkait a. Keputusan termohon tentang


dengan pemungutan suara dengan penetapan pasangan calon
menggunakan Sistem Noken/ peserta pemilihan beserta lam-
Sistem Ikat, mulai dari tata cara pirannya;
pemungutan suara, perhitungan b. Keputusan termohon tentang
suara dan pembuatan berita acara penetapan nomor urut pasang-
karena ketentuan ini hanya berlaku an calon peserta pemilihan
di Provinsi Papua khususnya di beserta lampirannya;
daerah pegunungan sehingga tidak c. Berita acara dan salinan pe-
perlu diatur secara nasional, cukup ngumuman hasil pemungutan
ditetapkan dalam sebuah Peraturan dan penghitungan suara dari
Daerah Khusus (Perdasus) terkait TPS;
dengan UUNo 21 tahun 2001 tentang d. Berita acara penyampaian hasil
Otonomi Khusus untuk Provinsi penghitungan perolehan suara
Papua, dengan demikan tidak muncul dari KPPS kepada PPS;
lagi masalah penggunaan Noken e. Berita acara penyampaian hasil
dalam sengketa PHPU Pemilu yang penghitungan suara dari PPS
akan datang, dengan kata lain tertib kepada PPK;
administrasi sangat diharuskan pada f. Berita acara dan salinan reka-
setiap proses dan dimasukkan dalam pitulasi hasil penghitungan
berita acara form C dengan lam- suara tingkat kecamatan dari
pirannya di TPS oleh KPPS. PPK;
Berdasarkan Peraturan Mahkamah g. Berrita acara penyampaian re-
Konstitusi Nomor 1 Tahun 2015 kapitulasi hasil penghitungan
tentang Pedoman Beracara Dalam suara tingkat kecamatan kepada
Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan KPU/KIP Kabupaten/kota;
Gubernur, Bupati, dan Walikota, h. Berita acara salinan rekapitulasi
menyebutkan dalam pengajuan hasil penghitungan suara ting-
sengekata hasil pemilihan, pemohon kat kabupaten/kota dari KPU/
harus memenuhi: KIP Kabupaten/Kota;
Pasal 30, alat bukti dalam perkara i. Berita acara salinan rekapitulasi
perselisihan hasil pemilihan berupa: hasil penghitungan suara ting-
a. Surat atau tulisan; kat kabupaten/kota dari KPU/
b. Keterangan para pihak; KIP Kabupaten/Kota kepada
c. Keterangan saksi; KPU/KIP Provinsi;
d. Keterangan ahli; j. Berita acara salinan rekapitulasi
e. Alat bukti lain; dan/atau hasil penghitungan suara dari
f. Petunjuk KPU/KIP Provinsi;
k. Berita acara salinan rekapitulasi
Pasal 31 hasil penghitungan suara dari
1. Alat bukti berupa surat atau tulisan KPU/KIP Provinsi atau KPU/
sebagaimana dimaksud dalam KIP kabupaten/Kota;
pasal 30 huruf a terdiri dari: l. Salinan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekua-

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 121


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

tan hukum tetap; dan/atau keterangannya.


m. Dokumen tertulis lainnya. 3. Mahkamah dapat memanggil Ahli,
2. Alat bukti surat atau tulisan se- selain sebagaimana dimaksud
bagaimana dimaksud pada ayat (1) pada ayat (1) untuk didengar
adalah alat bukti surat yang terkait keterangannya
langsung dengan objek perkara Pasal 35, Alat bukti lain
perselisihan hasil pemilihan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dimohonkan kepada Mahkamah. 30 huruf e berupa informasi yang
3. Alat bukti surat atau tulisan diucapkan, dikirimkan, diterima, atau
sebagaimana dimaksud ayat (1), disimpan secara elektronik dengan
keabsahan perolehannya harus da- alat optik atau yang serupa dengan
pat dipertanggungjawabkan secara itu.
hukum Pasal 36, Alat bukti berupa petunjuk
Pasal 32, alat bukti berupa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
keterangan para pihak sebagaimana huruf f merupakan hasil pengamatan
dimaksud dalam pasal 30 huruf b Hakim terhadap 2 (2) atau lebih alat
disampaikan dalam persidangan; bukti yang memiliki persesuaian satu
sama lain objek perkara perselisihan
Pasal 33
hasil Pemilu.
1. Alat bukti berupa keterangan saksi
Dasar dalam pembuktian pada
sebagaimana dimaksud dalam
prinsipnya adalah sama, namun dalam
Pasal 30 huruf c adalah:
hal pemilihan menggunakan sistem
a. Keterangan dari saksi yang
noken, harus memiliki administrasi
ditugaskan secara resmi oleh
yang lebih lengkap, misal dalam
Pemohon dari Pihak terjait;
hal masyarakat menyerahkan
dan
hak pilihnya pada calon tertentu
b. Keterangan dari saksi yang
harus ada berita acara atau bukti/
berasal dari pemantau pemili-
dokumen yang menunjukan bahwa
han yang bersertifikat,
suara diberikan pada calon tersebut
2. Mahkamah dapat memanggil saksi
sehingga Ketua adat sebagai hulu dari
lain, selain sebagaimana dimaksud
penerapan sistem noken tidak dapat
pada ayat (1) huruf a dan huruf b,
menggunakan kewenangannya untuk
untuk didengar keterangannya.
mengalihkan suara masyarakat, atau
Pasal 34 bahkan Penyelenggara atau pihak lain.
1. Alat bukti berupa keterangan Ahli
sebagaimana dimaksud dalam C. PENUTUP
Pasal 30 huruf d disampaikan Berdasarkan analisis di atas, pe-
oleh Ahli sesuai dengan bidang nulis menyimpulkan bahwa:
keahliannya yang dihadirkan oleh 1. Harus ada pemetaan jelas ter-
para Pihak dalam persidangan. hadap wilayah hukum adatnya
2. Ahli sebagaimana dimaksud masih menggunakan noken dan
pada ayat (1) terlebih dahulu administrasi penyerahan suara
mendapatkan persetujuan dari masyarakat kepada calon, agar
Mahkamah sebelum memberikan

122 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Happy Hayati Helmi - SISTEM NOKEN DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

penggunakan sistem hukum adat DAFTAR PUSTAKA


terhadap agenda nasional untuk Buku
mewujudkan electoral justice tanpa
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu
menghilangkan hak masyarakat
Pengantar. PT. Renika Cipta. Jakarta.
tidak dimanfaatkan oleh pihak-
2000.
pihak tertentu;
2. Regulasi dalam pemungutan Daulay, DR. Zainul, SH., MH. Penge-
suara menggunakan sistem noken tahuan Tradisional. PT. Raja
meskipun UUtidak mengatur, Grafindo Persada. Jakarta. 2011.
namun Putusan Mahkamah dan Kansil, C.S.T. Hukum Tata Pemerintahan
Keputusan KPU Provinsi Papua Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta
dapat dijadikan sebagai dasar Timur, 1983.
hukum. Di dalam sistem norma
hukum tata negara Indonesia Jurnal
putusan seperti ini berkedudukan Soeroso, Fajar Laksono. Linieritas
sebagai salah satu sumber hukum Legislasi dan Adjudikasi Konsti-
formil yang disebut Jurisprudensi tusional Dalam Menegakan UUD
Ketatanegaraan. Secara materil, 1945 (Analisis Terhadap UU
putusan tersebut adalah Judicial Pemilihan Gubernur, Bupati,
interpretation yang merupakan dan Walikota). Jurnal Legislasi
salah satu cara Perubahan UUD Indonesia. Vol. 12 No.2-Juni 2014.
1945 (secara materiil), karenanya Direktorat Jenderal Peraturan
berkedudukan setara dengan UUD Perundang-Undangan Kemeterian
1945/Perubahan UUD Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Republik Indonesia Tahun 1945 Tafsir Konstitusional Pelanggaran
dan dapat dikategorikan sebagai Pemilukada yang Bersifat
Konstitusi dalam arti luas, dan Sistematis, Terstruktur dan Masif.
hukum dalam arti materiil. Pada Pusat Penelitian dan Pengkajian
sengketa hasil pemilihan di Mahkamah Konstitusi Republik
Mahkamah sebelumnya adalah Indonesia.
karena penggunaan sistem noken
Pengakuan Negara terhadap Hak-Hak
yang tidak sesuai dengan konsep
Politik (Right To Vote) Masyarakat
demokrasi dan asas pemilihan
Adat dalam Pelaksanaan Pemilihan
yang luber dan jurdil, namun saat
Umum (Studi Putusan Mahkamah
ini yang perlu menjadi perhatian
Konstitusi No.47-81/PHPU.
menurut penulis adalah bagaimana
A-VII/2009) Jurnal Konstitusi,
pembuktian suara yang dialihkan
Volume 9, Nomor 1, Maret 2012.
oleh pihak yang berkepentingan
dengan memanfaatkan sistem Prof. H. Ahmad Syarifudin Natabaya
noken yang sudah menjadi tradisi S.H., LL.M, Masyarakat Hukum
di Papua dan legitimasi noken itu Adat dalam Perspektif Konstitusi,
sendiri sebagai instrumen atau Diskusi Akademik “Mendefinisikan
mekanisme pemilihan. Masyakat Hukum Adat”, Labo-
ratorium Konstitusi Sekolah

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 123


TULISAN UMUM (GENERAL ARTICLES)

Pascasarjana USU dan Hanns Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2008


Seindel Foundation Indonesia, tentang Perubahan Atas UU Nomor
Medan, 12 Juli 2008, 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Ahmad Zazili mengetengahkan Hak Khusus Bagi Provinsi Papua
Konstitusional yang merupakan Menjadi Undang-Undang.
hak dasar bagi seluruh masyarakat Deklarasi PBB tahun 2007 tentang
“Pengakuan Negara terhadap Hak-Hak Masyarakat Adat
Hak-Hak Politik (right to Keputusan Nomor 01/Kpts/KPU
vote) Masyarakat Adat dalam Prov.030/2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Umum”. Teknis Tata Cara Pemungutan
Jurnal Konstitusi, Volume 9 Nomor Suara Dengan Menggunakan Noken
1 Maret 2012. Sebagai Pengganti Kotak Suara
Dasar Pertimbangan Yuridis Kedu-
dukan Hukum (Legal Standing)
Putusan Pengadilan:
Kesatuan Masyarakat Hukum
Adat Dalam Proses Pengujian Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
UUDi Mahkamah Konstitusi. 06/PUU-III/2005
Pusat Penelitian dan Pengkajian Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Kepaniteraan dan Sekretaris 11/PUU-V/2007
Jenderal Mahkamah Konstitusi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Republik Indonesia. Jakarta. 2011. 47-48/PHPU.A-VI/2009
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Perundang-Undangan 81/PUU-VIII/2010.
UUDasar Negara Republik Indoneia Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
1945. 3/PHPU.D-X/2011.
UU Nomor 8 tahun 2015 Tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Perubahan Atas UU Nomor 1 Tahun 19/PHPU.D-IX/2011.
2015 tentang Penetapan Peraturan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Pemerintah Pengganti UU Nomor 97/PUU-XI/2013.
1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Gubernur, Bupati, dan Walikota 14/PHPU.D-XI/2013.
menjadi Undang-Undang
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
UURepublik Indonesia Nomor 9 Tahun 06-32/PHPU-DPD/XII/2014.
2015 tentang Perubahan Kedua
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Atas UU Nomor 23 Tahun 2014
31/PUU-XII/2014.
tentang Pemerintahan Daerah.
UU RI Nomor 35 Tahun 2008 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah

124 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


MIMBAR
Mimbar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah panggung kecil tempat
berkhotbah (berpidato); juga berarti tempat melahirkan pikiran dan menyatakan
pendapat (seperti surat kabar). Rubrik Mimbar ini akan berupa 2 (dua) sambutan,
pendapat/gagasan/ide yang disajikan dalam Catatan Tertulis atau hasil wawancara
langsung (verbatim). Narasumber: 1 komisioner DKPP, dan 1 Pakar.

Mimbar in Great Dictionary of the Indonesian Language is a small platform to


preach (speech); it also means as a place to think out and express an opinion (like a
newspaper). This Mimbar’s Rubric will contain two (2) acknowledgements, opinion/
notion/idea presented in written notation or direct interviews (verbatim). Resource
persons: 1 commissioner of DKPP and 1 expert.
126 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU
KULIAHETIKA
Satu (1) Tulisan dalam tiga (3) Edisi
Edisi Ketiga

GAGASAN PENGUATAN
SISTEM ETIKA PROFESI
DAN JABATAN
DI SEKTOR PUBLIK
(PUBLIC OFFICES AND
Jimly Assiddiqie SECTORS)
Ketua Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP)
Republik Indonesia

S
tandar sistem etik profesi dan masyarakat luas pada umumnya.
perilaku dalam berorganisasi Pada mulanya, pada sekitar abad
di era modern sekarang ini pertengahan sampai abad pra modern,
memerlukan penguatan secara teknis hanya dikenal adanya tiga jenis
maupun substansial guna mewujudkan pekerjaan yang disebut sebagai “the
suasana kerja yang produktif dan so-called learned professions”, yaitu
profesional. Subjek yang dituntut para profesional di bidang agama,
kepatuhannya akan kode etika dan pengobatan (kesehatan), dan di bidang
standar-standar perilaku ideal adalah hukum (“divinity, medicine, and law”).
(i) para profesional, dan (ii) anggota Beberapa perkembangan yang
organisasi agar mampu menjaga menimbulkan loncatan dalam sejarah
standar perilaku yang diidealkan menyebabkan pelbagai jenis pekerja-
dalam kehidupan bersama dalam an ikut diidentifikasikan sebagai
profesi atau dalam organisasi. Yang profesi, misalnya adalah: (i) mulainya
dimaksud dengan profesi disini tidak muncul kebutuhan akan pekerjaan
lain merupakan suatu pekerjaan yang yang bersifat purna-waktu (full-time
dibangun atas dasar pendidikan yang occupation); (ii) munculnya kebutuhan
berkeahlian khusus, dengan maksud sekolah dan universitas untuk men-
untuk memberikan nasihat objektif didikkan dan melatihkan keahlian;
dan pelayanan untuk kepentingan (iii) berkembangnya kesadaran ber-
orang lain yang menjadi klien dan organisasi dan membentuk asosiasi di
Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 127
KULIAHETIKA

bidang pekerjaan yang spesifik, baik autonomy);


pada tingkat lokal maupun nasional (vi) tersedianya mekanisme pengen-
untuk kepentingan bersama bagi dalian oleh sejawat (colleague
para anggota; (iv) makin dikenalnya control), dan
dan berkembang-luasnya sistem (vii) Berlakunya kode etika dan
kode etika profesional di pelbagai standar perilaku (code of ethics
bidang pekerjaan, dan (v) munculnya and code of conduct).
pelbagai peraturan perundang- Dengan demikian, dapat dikatakan,
undangan yang melakukan fungsi tidak semua jenis pekerjaan dapat
perizinan dan sertifikasi oleh disebut profesi, melainkan jenis-jenis
Pemerintah terhadap pekerjaan pekerjaan yang memenuhi ke-7 unsur
tertentu. Suatu profesi muncul ma- tersebut saja yang dapat disebut
nakala kegiatan perdagangan dan profesi. Di lingkungan jabatan pegawai
pekerjaan berkembang diikuti oleh negeri juga dikenal adanya jabatan
(a) berkembangnya kebutuhan akan struktur dan fungsional. Jabatan
persyaratan-persyaratan formal ber- fungsional itu dapat juga dikaitkan
basis pendidikan, pelatihan, magang, dengan pengertian profesi tersebut,
ujian, dan munculnya fungsi-fungsi jika para pejabat fungsionalnya itu
pengaturan oleh badan-badan mengorganisasikan diri dan me-
resmi dengan kekuasaan memaksa menuhi ke-7 unsur kriteria profesi
dapat memberikan pengakuan dan seperti tersebut di atas. Misalnya, guru,
mendisiplinkan anggota. Apalagi peneliti, polisi, pustakawan, arsiparis,
jikalau kekuasaan dimaksud bersifat dokter, perawat, bidan, dan sebagainya
monopoli, yaitu bahwa pengakuan itu adalah juga berstatus sebagai pegawai
hanya dapat diberikan oleh organisasi negeri sipil dengan jabatan fungsional,
yang bersangkutan. tetapi dapat berkembang menjadi
Karena itu, dapat dikatakan, ciri- profesi secara sendiri-sendiri, asalkan
ciri suatu profesi itu meliputi unsur- memenuhi ke-7 unsur tersebut di
unsur berikut: atas.
(i) Adanya organisasi atau asosiasi Selain itu, etika profesional dan
profesi (professional association); standar perilaku ideal juga dapat
(ii) Berbasis pengetahuan, keahlian, dikaitkan dengan perilaku beror-
dan keterampilan tertentu (cogni- ganisasi. Baik di dunia bisnis maupun
tive base); di dunia politik dan pemerintahan,
(iii) Didukung oleh sistem pelati-han praktik sistem kode etika dan kode
yang terlembagakan (institutio- perilaku ini dipraktikkan secara luas
nalized training); di seluruh dunia. Karena itu, semua
(iv) Adanya unsur lisensi resmi perusahaan-perusahaan besar di
dari lembaga pemerintahan dunia selalu mempunyai kode etik
(licensing); dan standar perilaku bagi karyawan
(v) Memiliki unsur kemandirian atau masing-masing. Perusahaan-peru-
otonomi dalam bekerja (work sahaan besar di Indonesia juga
Jimly Assiddiqie - GAGASAN PENGUATAN SISTEM ETIKA PROFESI DAN JABATAN DI SEKTOR PUBLIK

mempunyai kode etik dan standar banyak organisasi kemasyarakatan


perilakunya masing-masing. Organisasi di Indonesia yang memiliki kode etik.
multi-nasional seperti General Motor, Demikian pula partai-partai politik
Nesttle, Toyota, Honda, Mitsubishi, juga mengembangkan kode etik
Blackberry, Yahoo, Googgle, dan tersendiri bagi para anggotanya.
banyak lagi di seluruh dunia, semakin Sementara itu, seperti diuraikan
banyak yang mengembangkan sistem dalam buku ini, infra-struktur etik
kode etika dan kode perilaku ini dalam jabatan publik di lingkungan
bagi karyawannya yang tersebar di organisasi pemerintahan juga terus
dunia. Perusahaan di Indonesia juga berkembang di dunia. Karena itu,
mengembangkan sistem kode etik dapat dikatakan di semua ranah,
dan standar perilaku masing-masing yaitu negara (state), masyarakat (civil
untuk kepentingan peningkatan society), dan dunia usaha (market),
kinerja perusahaan dan meningkatkan terdapat sistem etika positif dan
citra perusahaan di mata konsumen infra-struktur penegakan kode etik
dan para pemangku kepentingan yang terus berkembang menjadi
perusahaan pada umumnya. sistem etika dan peradilan etika
Demikian pula organisasi dalam modern. Misalnya, Kode Etik Hakim di
ranah ‘civil society’ atau organisasi lingkungan Mahkamah Agung berlaku
kemasyarakatan dan lembaga bagi semua hakim dalam lingkungan
swadya masyarakat, banyak yang Mahkamah Agung dan seluruh jajaran
sudah memiliki kode etik organisasi, di bawahnya. Kode Etik Pegawai Negeri
meskipun bukan organisasi yang Sipil berlaku bagi semua pegawai
tergolong organisasi profesi. Kode Etik negeri sipil yang bekerja di lingkungan
organisasi pemuda dan mahasiswa, birokrasi pemerintahan. Pendek kata,
seperti Gerakan Mahasiswa Nasional standar perilaku yang diterapkan di
Indonesia (GMNI), Pegerakan Maha- lingkungan organisasi-organisasi, baik
siswa Muslim Indonesia (PMII), di dunia usaha, masyarakat, maupun
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di lingkungan jabatan-jabatan publik
Kode Etik organisasi cendekiawan, itu, berlaku bagi anggota organisasi
seperti Ikatan Cendekiawan Muslim masing-masing, atau berlaku bagi
Se-Indonesia (ICMI), semuanya mereka yang menduduki jabatan-
berlaku bagi anggota, meskipun jabatan dalam lingkungan organisasi-
bukan sebagai anggota profesi organisasi itu masing-masing. Karena
tertentu. Organisasi keagamaan, itu, kode etik berlaku bukan saja dalam
organisasi perempuan, dan organisasi konteks profesionalisme profesi tetapi
kedaerahan juga banyak yang sudah juga etika dalam berorganisasi untuk
memiliki kode etik organisasi. Pendek kepentingan bersama dan untuk
kata, dewasa ini, sudah semakin kepentingan umum yang lebih luas.

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 129


130 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU
PUBLIKASI
- RESENSI
- BIODATA PENULIS
- PEDOMAN PENULISAN
- CALL FOR PAPERS

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 131


132 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU
RESENSI

Mengenal
Penyelenggara
Pemilu di Dunia

Judul Buku : Penyelenggara Pemilu di Dunia


(Sejarah, Kelembagaan, dan Praktik Pemilu di Negara
Penganut Sistem Pemerintahan Presidensial,
Semipresidensial, dan Parlementer)
Penulis : Tim (staf) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(DKPP)
Penerbit : DKPP
Jumlah : 240 Halaman
Peresensi : Arif Syarwani

P
emilihan Umum (Pemilu) telah parlementer. Bahkan, negara-negara yang
menjadi bagian tak terpisahkan bagi sistem pemerintahannya sama pun, model
negara-negara penganut demokrasi. Pemilu atau untuk memilih siapa Pemilu
Pemilu digunakan sebagai mekanisme juga dapat berbeda.
dalam proses pergantian jabatan, Unsur lain yang tidak dapat diabaikan
khususnya di dua cabang kekuasaan, dalam penyelenggaraan Pemilu adalah
yakni di lembaga legislatif dan lembaga keberadaan penyelenggara Pemilu. Di
eksekutif. Seiring perkembangan zaman, setiap negara, siapa yang menjadi penye-
Pemilu telah berubah menjadi sistem lenggara Pemilu bisa saja berbeda. Ada
tersendiri yang selanjutnya melahirkan yang dilaksanakan oleh pemerintah, ada
pelbagai corak, model, dan cara yang yang dilaksanakan oleh sebuah komisi,
disesuaikan dengan sistem pemerintahan dan ada juga yang dipercayakan kepada
negara masing-masing. Di negara penganut pengadilan. Buku “Penyelenggara Pemilu
sistem pemerintahan presidensial, Di Dunia” yang diterbitkan oleh Dewan
model Pemilu akan berbeda dengan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
negara penganut sistem pemerintahan akan mengurai secara spesifik tentang

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 133


RES E N S I

penyelenggara-penyelenggara Pemilu yang tidak lagi dipandang sebagai perpanjangan


ada di dunia. Pengklasifikasiannya dida- dari wakil Tuhan (teokrasi) atau menjadi
sarkan pada sistem pemerintahan. Ada hak orang-orang tertentu karena garis
tiga klasifikasi besar yang diketengahkan keturunannya (monarki). Paradigma
buku ini yaitu penyelenggara Pemilu di antroposentris telah membuka jalan
pemerintahan presidensiil, pemerintahan kesadaran bahwa setiap orang memiliki
semipresidensiil, dan pemerintahan hak untuk berkuasa. Kekuasaan dipahami
parlementer. sebagai hak publik di mana setiap
Sejak kapan manusia mengenal Pemilu individu yang memiliki kualifikasi dapat
mungkin tidak akan ditemukan jawaban mendudukinya. Hal itulah yang kemudian
yang pasti. Pemilu adalah hasil kebudayaan menjadi prinsip-prinsip dasar bagi Pemilu,
manusia yang lahir dari perkembangan akal yakni setiap individu memiliki hak untuk
dan budi. Orang biasanya akan menyebut dipilih dan memilih.
praktik-praktik pemilihan pemimpin yang Pemilu identik dengan kedaulatan
terjadi di masa Yunani Kuno sebagai contoh rakyat, karena dengan Pemilu lah
penerapan Pemilu. Meskipun masih jauh kedaulatan tersebut diakomodasi. Pada
dari pengertian Pemilu yang dikenal saat abad ke XIX mulai terbentuk partai-partai
ini, namun proses pemilihan pemimpin politik dengan badan-badan perwakilan
di Yunani saat itu diakui telah memenuhi yang mencerminkan kemauan rakyat yang
prasyarat Pemilu karena terlaksananya sesungguhnya, atau representasi dari
kedaulatan rakyat melalui pemilihan rakyat. Kondisi tersebut terus berkembang
langsung. dan menjadi ciri dari demokrasi modern,
Sejarah Pemilu tidak lepas dari sejarah hingga saat ini. Hampir seluruh negara
perkembangan pemikiran dan kebudayaan di dunia, saat ini, di dalam konstitusinya
manusia. Yang paling berpengaruh adalah tertulis bahwa kedaulatan berada di
pemikiran modern yang ditandai munculnya tangan rakyat. Ini berarti negara tersebut
aliran rasionalisme dan empirisme. Zaman telah menganut asas kedaulatan rakyat
ini biasa disebut dengan zaman Renaisans dan kekuasaan pemerintah bersumber
(bahasa Inggris: Renaissance). Awalnya pada kehendak rakyat. Prinsip dasar inilah
adalah sebuah gerakan budaya, dimulai yang kemudian dikenal sebagai prinsip
di Italia dan kemudian menyebar ke demokrasi.
seluruh Eropa. Penemuan dan pemakaian Dengan penjelasan tersebut, maka
kertas, serta penemuan barang metal semakin terang bahwa pemilihan umum
mempercepat penyebaran ide-idenya. merupakan salah satu unsur terpen-
Sesudah mengalami masa kebudayaan ting dalam suatu negara demokrasi.
tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh Pelaksanaan kedaulatan rakyat dilakukan
ajaran Kristiani, orang-orang kini mencari dengan menjalankan pemilihan umum.
orientasi dan inspirasi baru sebagai Rakyat dapat memberikan suara politiknya
alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi dengan ikut serta dalam pemilihan umum
sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang untuk memilih wakil-wakilnya yang
mereka kenal dengan baik. Kebudayaan akan memimpin negaranya dan juga
klasik ini dipuja dan dijadikan model serta menyuarakan kepentingannya. Pemilihan
dasar bagi seluruh peradaban manusia. umum yang dilakukan oleh beberapa
Ciri khas dari renaisans adalah adanya negara saat ini, partai politik merupakan
cara pandang (mindset) antroposentrisme, wadah Organisasi (Kelembagaan) yang
di mana manusia dengan akalnya memiliki penting untuk menyalurkan aspirasi
hak dan kebebasan. Cara pandang tersebut politik seorang warga negara. Partai politik
pada gilirannya berimplikasi pada cara merupakan suatu wadah yang secara
pandang terhadap kekuasaan. Kekuasaan konstitusional diakui di banyak negara

134 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Arif Syarwani - LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI DUNIA

saat ini sebagai Organisasi (Kelembagaan) Keterlibatan masyarakat dapat dimulai


yang me-wakili dan menjadi penghubung sejak memastikan dirinya ter-daftar sebagai
antara pemerintah dan rakyatnya. Fungsi pemilih, meneliti dan mempelajari para
utama partai politik adalah mencari pasangan calon, mengikuti dan mengawasi
dan mempertahankan kekuasaan guna pelaksanaan kampanye, melaporkan
mewujudkan program-program yang pelanggaran penyelenggara dan peserta,
disusun berdasarkan ideologi tertentu mencari tahu tentang calon pemimpin,
dengan cara ikut pemilihan umum. memberikan suara pada hari pemungutan
Partai politik juga melakukan kegiatan suara, serta menjaga suara yang telah
meliputi seleksi calon-calon, kampanye, diberikannya murni berdasarkan hasil
dan melaksanakan fungsi pemerintahan suara di TPS. Sebanyak mungkin informasi
(legislatif dan eksekutif) dalam sebuah tentang peraturan dan pelaksanaan dalam
Pemilu. Pemilu dapat menjadi pengetahuan yang
Contohnya di Indonesia. Di sini, Pemilu dimiliki oleh pemilih dan menjadi modal
secara normatif dimaknai sebagai sarana utama Pemilu akan berjalan dengan tertib,
pelaksanaan kedau-latan rakyat guna lancar, dan damai untuk kepentingan nasib
menghasilkan pemerintahan negara yang bangsa ke depan.
demokratis berdasarkan Pancasila dan Semangat filosofis dari Pemilu adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik memberikan kesempatan yang sama ke-
Indonesia Tahun 1945. Pemilu dilaksanakan pada individu-individu untuk menduduki
secara efektif dan efisien berdasarkan asas jabatan-jabatan yang dikehendaki sela-
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, ma memenuhi kuali-fikasi yang telah
dan adil. Melalui Pemilu, pemerintahan ditentukan. Pemilu juga menjamin hak-hak
sebelumnya yang tidak memihak rakyat warga negara untuk menentukan pemim-
dapat diganti. Jika pemimpin yang dipilih pin yang menjadi pilihannya. Melalui
oleh rakyat pada Pemilu sebelumnya Pemilu pula, pergantian kekuasaan yang
ternyata kebijakannya tidak memihak pada zaman dulu sering kali dilalui dengan
rakyat maka rakyat dapat bertanggung cara kekerasan atau kudeta berdarah, kini
jawab dengan tidak memilihnya lagi di dilalui dengan cara kompetisi yang sportif.
Pemilu berikutnya. Oleh karena itu, aturan main (rule of law)
Sebagai salah satu alat demokrasi, atau regulasi dibuat sebagai standar acuan
Pemilu mengubah konsep kedaulatan pelaksanaan Pemilu.
rakyat yang abstrak menjadi lebih jelas. Dengan kata lain, Pemilu merupakan
Hasil Pemilu adalah orang-orang terpilih sarana untuk melakukan penggantian
yang mewakili rakyat dan bekerja untuk pemimpin secara konstitusional. Lebih
dan atas nama rakyat. Dengan demikian, lanjut, Pemilu menjadi alat kontrol bagi
Pemilu adalah gerbang perubahan untuk kualitas kepemimpinan politik suatu
mengantar rakyat melahirkan pemimpin pemerintahan. Rakyat dapat memberikan
yang memiliki kemampuan untuk apresiasi dan penghukuman pemimpin
menyusun kebijakan yang tepat, untuk yang berkuasa untuk dapat berlanjut
perbaikan nasib rakyat secara bersama- atau tergantikan sesuai kinerjanya ke-
sama. Keterlibatan aktif masyarakat tika berkuasa. Pemilu menjadi sarana
dalam seluruh tahapan Pemilu sangat menghukum pemimpin yang lalai terhadap
dibutuhkan. Masyarakat perlu lebih rakyat dengan cara tidak dipilih lagi dalam
kritis dan mengetahui secara sadar nasib Pemilu. Bagi pemimpin yang berkuasa,
suara yang akan diberikannya. Suara Pemilu adalah sarana untuk memperoleh
masyarakat memiliki nilai penting bagi legitimasi.
kualitas demokrasi demi perbaikan nasib Bagi rakyat pemilih, Pemilu merupa-kan
masyarakat sendiri. sarana untuk berpartisipasi dalam proses

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 135


RES E N S I

politik sebagai perwujudan kedaulatan Manusia dan dokumen hukum lain yang
rakyat. Pemilu yang baik akan mampu terkait, yaitu Deklarasi Universal tentang
mencerminkan arus harapan yang muncul Hak Asasi Manusia tahun 1948; Perjanjian
dalam masyarakat tentang apa yang Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
mereka inginkan dari pemerintahannya. Politik tahun 1960; Konvensi Eropa
Dari aspek jangkauan partisipasi, Pemilu tahun 1950 (bersama Protokolnya) untuk
juga menyediakan ruang partisipasi yang Perlindungan Hak Asasi Manusia dan
memadai bagi dihimpunnya aspirasi Kebebasan Asasi; Dokumen Pertemuan
publik. Dengan Pemilu yang jujur dan Copenhagen tahun 1990 dari Konferensi
terbuka rakyat mendapatkan informasi Dimensi Manusia pada Konferensi untuk
mengenai calon kepala daerah sebelum Keamanan dan Kerja Sama Eropa (CSCE);
publik menentukan pilihannya secara Deklarasi Amerika tahun 1948 tentang
rasional. Hak dan Kewajiban Manusia; Konvensi
Pemilu dan demokrasi adalah ba- Amerika tahun 1969 tentang Hak Asasi
gian tak terpisahkan dalam sistem Manusia; dan Piagam Afrika tahun 1981
pemerintahan. Sebuah negara atau tentang Hak Manusia dan Masyarakat.
pemerintahan yang mengadopsi nilai-nilai Ada 15 aspek yang bisa dijadikan
demokrasi akan melaksanakan Pemilu ukuran untuk melihat Pemilu yang
dalam proses pergantian ke-kuasaan. demokratis.
Meskipun dalam praktik dan sistem 1. Penyusunan Kerangka Hukum. Ke-
Pemilu di setiap negara berbeda-beda. rangka hukum Pemilu harus disusun
Namun, secara teoretis demokrasi hendak sedemikian rupa sehingga tidak
menjawab dua pertanyaan penting: untuk bermakna ganda, mudah dipahami, dan
kepentingan siapa kekuasaan dijalankan harus dapat menyoroti semua unsur
(demokrasi substansial); dan bagaimana sistem Pemilu yang diperlukan untuk
kekuasaan itu dikelola (demokrasi memastikan Pemilu yang demokratis.
prosedural). Dua pertanyaan kunci ini 2. Pemilihan Sistem Pemilu. Standar
juga dapat dikemukakan dalam konteks internasional menyebutkan, di dalam
Pemilu: untuk kepentingan siapa Pemilu sistem Pemilu harus terdapat badan-
dilaksanakan; dan bagaimana menjamin badan yang dipilih, frekuensi Pemilu,
Pemilu agar kepentingan rakyat betul- dan lembaga penyelenggara Pemilu.
betul diakomodasi. 3. Penetapan Daerah Pemilihan. Ke-
Tentang Pemilu yang ideal, setidaknya rangka hukum Pemilu harus me-
dapat dirujuk dari Serial Buku Panduan mastikan bahwa daerah pemilihan
“Standar-standar Internasional untuk dibuat sedemikian rupa sehingga
Pemilihan Umum Pedoman Peninjauan setiap suara setara untuk mencapai
Kembali Kerangka Hukum Pemilu”, yang derajat keterwakilan yang efektif.
diterbitkan oleh International Institute 4. Hak untuk Memilih dan Dipilih. Ke-
for Democracy and Electoral Assistance rangka hukum harus memastikan
(International IDEA) Tahun 2002. IDEA semua warga negara yang memenuhi
menerangkan tentang standar yang syarat dijamin bisa ikut dalam
diakui secara internasional dan menjadi pemilihan tanpa diskriminasi.
rujukan untuk melihat apakah sebuah 5. Badan Penyelenggara Pemilu. Badan
Pemilu sudah demokratis. Sumber-sumber penyelenggara Pemilu harus dijamin
utama dari standar internasional yang bisa bekerja secara independen.
dijadikan rujukan International IDEA 6. Pendaftaran Pemilih dan Daftar Pe-
adalah berbagai deklarasi dan konvensi milih. Kerangka hukum harus me-
internasional, regional, serta Deklarasi wajibkan penyimpanan daftar pe-
dan Konvensi PBB tentang Hak Asasi milih secara transparan dan akurat,

136 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


Arif Syarwani - LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DI DUNIA

melindungi hak warga negara yang mekanisme dan penyelesaian hukum


memenuhi syarat untuk mendaftar, dan yang efektif untuk menjaga kepatuhan
mencegah pendaftaran orang secara terhadap undangundang Pemilu.
tidak sah atau curang. Hal lain, dalam kegiatan Pemilu,
7. Akses Kertas Suara bagi Partai Politik lembaga penyelenggara Pemilu dituntut
dan Kandidat. Semua partai politik dan agar dapat menjamin Pemilu benar-
kandidat dijamin dapat bersaing dalam benar berlangsung secara bebas dan
Pemilu atas dasar perlakuan yang adil. adil (free and fair election). Beberapa
8. Kampanye Pemilu yang Demokratis. unsur atau asas yang ditekankan untuk
Kerangka hukum harus menjamin dipatuhi bagi lembaga penyelenggara
setiap partai politik dan kandidat Pemilu demi mencapai Pemilu yang
menikmati kebebasan mengeluarkan bebas dan adil adalah; Independensi
pendapat dan kebebasan berkumpul, dan Ketidakperpihakan, Efisiensi dan
serta memiliki akses terhadap para Efektivitas, Profesionalisme, Keputusan
pemilih dan semua pihak yang terkait Tidak Berpihak dan Cepat, Transparan.
(stakeholder) dalam proses pemilihan. Buku ini menyajikan kelembagaan
9. Akses Media dan Kebebasan Ber- penyelenggara Pemilu di Negara-negara
ekspresi. Semua partai politik dan penganut sistem pemerintahan presi-
kandidat memiliki akses ke media. densial, semi-presidensial dan parle-
10. Pembiayaan dan Pengeluaran. Ke- menter, sekaligus untuk menjawab
rangka hukum harus memastikan apakah kelembagaan penyelenggara
semua partai politik dan kandidat Pemilu di Negara-negara tersebut telah
diperlakukan secara adil oleh ketentuan menggunakan standar-standar inter-
hukum yang mengatur pembiayaan nasianal sebagaimana yang dirilis
dan pengeluaran kam-panye. International IDEA tahun 2002.
11. Pemungutan Suara. Kerangka hu-kum Untuk melengkapi buku ini dan sebagai
harus memastikan tempat pemungutan upaya untuk lebih menyosialisasikan
suara dapat diakses semua pemilih. kiprah DKPP dalam kurun tahun 2012
12. Penghitungan dan Rekapitulasi Sua-ra. sampai akhir tahun 2015, bagian akhir
Penghitungan suara yang adil, jujur, diuraikan subbab khusus yang membahas
dan terbuka merupakan dasar dari tentang efektivitas DKPP. DKPP adalah
Pemilu yang demokratis. lembaga baru yang menjadi satu kesatuan
13. Peranan Wakil Partai dan Kandidat. fungsi dalam penyelenggaraan Pemilu di
Guna melindungi integritas dan ke- Indonesia. DKPP memiliki fungsi untuk
terbukaan Pemilu, perwakilan partai menegakkan kode etik para penyelenggara
dan kandidat harus dapat mengamati Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu. Jika
semua proses pemungutan suara. harus menilai, isi buku ini memang masih
14. Pemantau Pemilu. Untuk menjamin ada kekurangan. Akan tetapi, di sisi lain
transparansi dan meningkatkan niat besarnya harus di apresiasi. Kalau
kredibilitas, kerangka hukum harus boleh mengatakan, inilah buku pertama
menetapkan bahwa pemantau Pemilu yang secara khusus mengetengahkan
dapat memantau semua tahapan bahasannya tentang penyelenggara Pemilu
Pemilu. di dunia. Bagi khazanah keilmuan, buku ini
15. Kepatuhan terhadap Hukum dan tentu menjadi sumber rujukan yang sangat
Penegakan Peraturan Pemilu. Kerangka berarti untuk mengembangkan kajian lebih
hukum Pemilu harus mengatur jauh dan mendalam. Selamat membaca.***

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 137


BIODATA PENULIS

ANY SUNDARI Pesantren Nurul Furqon Asempapan


Trangkil Pati; Pondok Pesantren
Lahir di Sukoharjo, 19 Januari
Darul Ulum Sambilawang Trangkil
1990; adaah Peneliti Gender,
Pati. Pengalaman Organisasi: Anggota
Staf Desk Perempuan dan Politik
IPPNU (2010-2013); Anggota LPM
Yayasan SATUNAMA. Pendidikan
Humaniush Fakultas Ushuluddin UIN
terakhir Sarjana Jurusan Sosiologi,
Sunan Kalijaga Yk (2014-sekarang)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas gadjah mada Yogjakarta.
ULYA FUHAIDAH
Riwayat Pekerjaan: Juni 2011-Oktober
2011, Relawan Humas dan Media Dosen Fakultas Syariah IAIN STS Jam-
Rifka Annisa Women Cricis Center; bi. Pangkat: Asisten Ahli
November 2011-April 2012, Public * Korespondensi:
Relation Rifka Annisa Women Cricis ulya0882@gmail.com
Center; April 2012-Mei 2014, Manager
Humas dan Media Rifka Annisa Women JERRY INDRAWAN
Cricis Center; Oktober 2014- Maret
Lahir di Jakarta 26 Agustus 1984.
2015, Team Leader Project SUM-
Menyelesaikan program sarjana di
USAID; dan April 2015 –Sekarang,
Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Staf Desk Perempuan dan Politik,
Jakarta tahun 2010 dan program
Departemen Politik, Demokrasi dan
magister di Universitas Pertahanan
Desa, Yayasan SATUNAMA.
Indonesia tahun 2014. Saat ini
* Korespondensi:
aktif mengajar mata kuliah Sistem
neysundari2010@gmail.com atau
Politik Indonesia dan Pengantar
anysundari@satunama.orb
Ilmu Politik di Program Studi ilmu
Hubungan Internasional di Universitas
ROHMAWATI NOVITA DEWI
Paramadina. Juga mengajar Ilmu
Lahir di Pati, 04 November 1995; Hubungan Internasional di Universitas
adalah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 17 Agustus 1945, Jakarta. Sudah
Yogyakarta. Riwayat Pendidikan menerbitkan dua buku berjudul,
Formal: TK Pertiwi Wedarijaksa Pati Penjajahan Gaya Baru: Konstroversi
tahun 2000; SDN 02 Wedarijaksa Seputar Intervensi Kemanusiaan NATO
Pati tahun 2001 – 2007; MTs tahun di Libya (Mei 2015) dan Studi Strategis
2007 – 2010; MA Raudlatul Ulum dan Keamanan (September 2015).
Guyangan Trangkil Pati tahun 2010 Fokus kajiannya adalah demokrasi,
– 2013; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta militer, pertahanan, keamanan, dan
tahun 2013- sekarang; Riwayat studi perdamaian.
Pendidikan non Formal: Pondok

138 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU


BIODATA PENULIS

* Korespondensi: BAMBANG SUHADA


jerry.indrawan@paramadina.ac.id.
Pengajar di Universitas Muham-
madiyah Metro
EKA OKTAVIANI
Emai: basucpc@yahoo.com
Lahir di Boyolali, 1 Oktober 1989;
adalah Mahasiswa Sekolah Pasca- SUGENG WINARNO
sarjana Universitas Gadjah Mada
Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP
Yogjakarta.
Universitas Muhammadiyah Malang,
* Korespondensi:
Alumni Curtin University of Techno-
oktaviani.eka07@gmail.com
logy, Australia
* Korespondensi:
ARDLI JOHAN KUSUMA
sugengwinarno@umm.ac.id
Lahir di Pati, 14-Desember-1990;
adalah Dosen Program Studi Ilmu HAPPY HAYATI HELMI
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu
Lahir di Kamang, 23 April 1989;
Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pendidikan Fakultas Hukum Univer-
17 Agustus 1945 Jakarta. Riwayat
sitas Sriwijaya, Palembang 2007 dan
pendidikan: Tahun 1997 - 2003 , SD N
Pendidikan Khusus Profesi Advokat
02 Keboromo; tahun 2003 – 2006, SMP
2013. Mengiikuti sejumlah pelatihan,
N 1 Tayu; tahun 2006 - 2009 , SMA N 1
antara lain: Workshop Penguatan
Tayu; tahun 2009 – 2013, (S1) Fakultas
Kemampuan Peneliti Perempuan
Ilmu Sosial dan politik, jurusan Ilmu
Dalam IPTEK (Kementerian Negara
Hubungan Internasional, Universitas
RISTEK) 2009; dan Workshop
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY);
Peneliti Muda Se Indonesia (Pusat
tahun 2013 -2014, (S2) Magister Ilmu
Pengembangan dan Penelitian Maha-
Hubungan Internasional, Universitas
siswa Universitas Negeri Padang)
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY);
2010.
dan tahun 2015 – Sekarang : (S3)
* Korespondensi:
Politik Islam, Universitas Muham-
hhayatihelmi@gmail.com
madiyah Yogyakarta (UMY).
* Korespondensi:
ARIF SYARWANI
ardli.johan@yahoo.com
* Korespondensi:
HIFNI SEPTINA CAROLINA arifsyarw11@gmail.com

Mahasiswa Paska Sarjana Universitas


Muhammadiyah Metro
Email : hifniseptinacarolina@yahoo.
co.id atau hifniseptinacarolina@
yahoo.co.id

Jurnal ETIKA & PEMILU Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 139


PEDOMAN PENULISAN
JURNAL “ETIKA & PEMILU”
Jurnal “ETIKA & PEMILU” adalah Jurnal Ilmiah (scientific journal) yang akan menjadi jurnal internasional,
diterbitkan terbatas oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Republik Indonesia melalui APBN, dan
untuk kepentingan yang lebih luas dalam upaya turut mendorong demokratisasi di Indonesia, dapat diterbitkan
oleh pihak-pihak yang secara sukarela memiliki kesamaan visi dan misi DKPP.
VISI; 1) diseminasi kebijakan, program dan gagasan DKPP selaku lembaga yang bertugas menangani pelanggaran
kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu (Pasal 1 ayat (22)
UU 15/2011); 2) expose hasil kajian dan penelitian terkait urgensi penegakan kode etik bagi penyelenggara negara
dan upaya menata kembali sistem kepemiluan di Indonesia menuju negara demokrasi modern.
MISI: 1) terbitnya Jurnal Ilmiah (Nasional + Internasional) tentang Etika dan Pemilu sebagai University of
Industry Democracy; 2) menggagas Lembaga Pemilu sebagai Quadro Political State dalam sistem ketatanegaraan
di Indonesia, yakni menjadikan Pemilu sebagai electoral branch atau democratic election.
Jurnal “ETIKA & PEMILU” ditujukan bagi penyelenggara pemilu, pakar dan para akademisi, praktisi,
penyelenggara Negara, kalangan LSM, serta pemerhati dan penggiat Pemilu.
Jurnal ETIKA & PEMILU hadir dalam upaya memenuhi persyaratan akreditasi jurnal ilmiah (scientific journal),
yang diklasifikasikan dalam 2 (dua) rubrik, yaitu: 1. TULISAN UTAMA berisi 80 % karya ilmiah yang ditelaah oleh
Mitra Bestari, dan 2. TULISAN BEBAS berisi 20 % naskah yang terbagi dalam rubrik; MIMBAR, WAWANCARA
KHUSUS, OPINI KOMISIONER, RESENSI, DAN KULIAH ETIKA.
Untuk memudahkan koreksi naskah, berikut ini panduan dan contoh penulisan yang perlu diperhatikan:
1. TULISAN UTAMA, berisi karya ilmiah atau hasil kajian dan penelitian. Ditulis dengan jumlah 15 halaman, font:
Bookman Old Style, spasi 1,5 spasi, huruf 12, kertas A4).
2. TULISAN BEBAS, ditulis redaksi, berisi materi pendukung yang dibagi dengan beberapa rubrik pilihan, yakni:
MIMBAR, WAWANCARA, OPINI KOMISIONER, RESENSI, KULIAH ETIKA. Masing-masing ditulis dengan jumlah
antara 3 - 4 halaman, font: Bookman Old Style, spasi 2, huruf 12)

FORMAT TULISAN UTAMA


Untuk kesamaan penyajian, format tulisan utama JURNAL “ETIKA & PEMILU” adalah sebagai berikut:
1. judul,
2. pengarang dan afiliasi institusi,
3. abstrak,
4. pendahuluan,
5. metode,
6. hasil analisis,
7. penutup (kesimpulan dan saran),
8. rujukan/reference (catatan kaki/footnote, daftar pustaka),
9. biodata penulis
10. foto penulis

CONTOH Catatan Kaki (footnote)


1. Nur Hidayat Sardini, Peradilan Etik dan Etika Konstitusi: Perspektif Baru tentang Rule of Law and Rule of Ethics’
dan ‘Constitutional Law and Constitutional Ethics. Sinar Grafika, Jakarta, 2014. hal 132.
2. Nenu Tabuni, Demokrasi Tanpa Bercak Darah: Pesan Damai Pilkada Perdana Intan Jaya, Kandil Semesta, Bekasi,
2014, hlm. 216.
3. Neil J. Salkind, Teori-Teori Perkembangan Manusia: Pengantar Menuju Pemahaman Holistik, Nusa Media,
Bandung, 2014, hal. 678.
4. Werner Menski, Perbandingan Hukum dalam Konteks Global: Sistem Eropa, Asia dan Afrika, Nusa Media,
Bandung, 2012, hal. 35.

CONTOH Daftar Pustaka


3. Asshiddiqie, Jimly. 2014. Peradilan Etik dan Etika Konstitusi: Perspektif Baru tentang ‘Rule of Law and Rule of
Ethics’ dan ‘Constitutional Law and Constitutional Ethics’. Jakarta: Sinar Grafika.
4. Asshiddiqie, Jimly. 2015. Gagasan Konstitusi Sosial: Institusionalisasi dan Konstitusionalisasi Kehidupan Sosial
Masyarakat Madani. Yogjakarta: LP3ES.
5. Hidayat Sardini, Nur. 2012. Restorasi penyelenggara Pemilu di Indonesia. Jakarta: Fajar Media Press.
6. Hidayat Sardini, Nur. 2015. Mekanisme Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Jakarta:
LP2AB.
7. Mustansyir, Rizal. dan Misnal Munir. 2008. Filsafat Ilmu Cet. VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8. Verba, Sidney. and Norman H. Nie. 1972. Participation in America. New York: Harper and Row
9. Verba, Sidney. Kay Lehman Schlazman, and Henry A. Brady. 1995. Voice and Equality: Civic Voluntarism in
America Politics. Cambridge, Mass/London, England: Harvard University Press.

140 Vol. 1, Nomor 4, Desember 2015 Jurnal ETIKA & PEMILU

Anda mungkin juga menyukai