Anda di halaman 1dari 168

DEMOKRASI

DI TENGAH
OLIGARKI &
PANDEMI
Catatan Akhir Tahun LBH Jakarta Tahun 2020
DEMOKRASI DI TENGAH OLIGARKI DAN PANDEMI

Penulis :
Arif Maulana M. Charlie Meidino Albajili Irma Apri Yuliyanti
Nelson Nikodemus Simamora Muhammad Rasyid Ridha S Uni Illian Marcianty
Ayu Eza Tiara Tunggul Sri Haryanti Sukadi
Andi Komara Citra Referandum Santi Sudarwati
Yenny Silvia Sari Sirait Angga Miga Pramono Ponco Septiana
Khaerul Anwar Sandy Dwi Arini Abdul Rosid
Shaleh Al Ghifar Jojor Juni Arta Amry Al Mursalaat

Editor :
Arif Maulana Layouter:
Tunggul Sri Haryanti Aditya Megantara
Angga Miga Pramono
Data Statistik:
Wulan Purnama Sari Infografis:
Sukadi Aditya Megantara
Irma Apri Yuliyanti Amry Al Mursalaat

Data Keuangan: Ilustrator:


Uni Illian Marcianty Aditya Megantara
Santi Sudarwati
Ponco Septiana

Diterbitkan oleh:
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta
Jalan Diponegoro No. 74 Jakarta 10320
Telp : (021) 3145518 (hunting)| Fax : (021) 3912377
Email: lbhjakarta@bantuanhukum.or.id
Website: www.bantuanhukum.or.id
KATA
PENGANTAR
L
embaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Bidang Riset dan Pusat Dokumentasi
Jakarta) kembali menerbitkan Catatan Bantuan Hukum (RPDBH), maupun Bidang
Akhir Tahun (Catahu) 2020. Catahu Kampanye dan Penggalangan Dukungan
disusun sebagai bentuk transparansi dan Publik. Termasuk laporan keuangan terkait
akuntabilitas LBH Jakarta sebagai lembaga sumber, peruntukan, dan audit keuangan
publik khususnya kepada klien, paralegal, LBH Jakarta oleh Kantor Akuntan Publik.
jaringan kerja, Solidaritas Masyarakat Laporan tersebut merupakan refleksi kami
Peduli Keadilan (SIMPUL), volunteer dan terhadap situasi internal maupun eksternal
para donatur LBH Jakarta yang selama ini kelembagaan terkait situasi HAM, rule of
mendukung LBH Jakarta untuk konsisten law, dan demokrasi dalam konteks wilayah
memberikan layanan bantuan hukum kerja LBH Jakarta.
struktural kepada masyarakat miskin buta
Selain itu, Catahu adalah ruang evaluasi
hukum dan tertindas.
dan refleksi bagi internal LBH Jakarta terkait
Catahu menyajikan rekapitulasi data perjalanan lembaga dan mengukur capaian
selama setahun terkait pengaduan serta menghitung ulang tantangan yang
kasus dari masyarakat pencari keadilan, dihadapi dalam gerakan bantuan hukum
laporan pelayanan bantuan hukum struktural ke depan. Kami menyadari bahwa
Bidang Advokasi di empat fokus isu yaitu terdapat banyak kekurangan dan harus terus
Perburuhan, Perkotaan Masyarakat Urban, berbenah untuk memperbaiki diri. Masih
Fair Trial dan Minoritas Kelompok Rentan, banyak kasus yang belum tertangani secara

i
ideal, pencari keadilan belum mendapat memperburuk situasi. Tidak ada pilihan
pelayanan terbaik atau bahkan mungkin bagi kita, civil society untuk terus bergerak
tidak tertangani. Masih banyak kebijakan bersama rakyat mengambil langkah
dan peraturan perundang-undangan tidak strategis dan tidak lelah mencari alternatif
adil yang belum mampu kami advokasi, dalam melindungi kehidupan demokrasi di
belum maksimalnya peran kami dalam tengah melemahnya instrumen-instrumen
penguatan masyarakat (civil society), riset demokrasi dan ancaman terhadap
advokasi dan berbagai permasalahan lain. kebebasan sipil. Terus bersuara lantang dan
Terlebih dalam segala keterbatasan akibat berlawan untuk menuntut negara kembali
situasi Pandemi Covid-19 yang tidak pernah pada khitahnya, yang seharusnya ada
kita bayangkan sebelumnya akan kita alami untuk melindungi kepentingan rakyat yang
ditahun ini dan belum dapat dipastikan berdaulat. Untuk bisa mewujudkan itu
kapan akan berakhir. konsolidasi gagasan dan gerakan kolektif
masyarakat sipil dari berbagai elemen
“Demokrasi di Tengah Oligarki dan
harus terus dilakukan untuk semakin
Pandemi” dijadikan tema Catahu untuk
memperkuat gelombang perlawanan
memotret situasi hukum dan hak asasi
rakyat terhadap oligarki dan ancaman
manusia sepanjang tahun 2020 ini.
nyata kembalinya rezim otoritarian.
Terus memburuknya situasi demokrasi
kita tak lepas dari kepemimpinan politik Akhir kata, Terima kasih kepada seluruh
pemerintahan Jokowi yang justru Pengabdi Bantuan Hukum yang telah
mengancam kehidupan demokrasi dengan bekerja keras menyelesaikan Catahu
pilihan-pilihan kebijakan yang bertolak tahun ini. Kami berharap, semoga Catahu
belakang dengan prinsip demokrasi, ini bermanfaat dan dapat menjadi
konstitusi dan hak asasi manusia. Rakyat pembelajaran bersama untuk terus
terus mengalami penindasan, sementara menghidupkan semangat demokrasi, rule
oligarki mendapat keistimewaan. of law dan hak asasi manusia.
Kondisi ini menempatkan Indonesia
pada  post-democracy yang mengarah
pada otoritarianisme. Belum lagi kondisi Direktur LBH Jakarta
kehidupan sosial politik dan ekonomi Arif Maulana
yang semakin melemah akibat pandemi
Covid-19, ditambah situasi resesi ekonomi
serta potensi konflik sosial yang dapat

ii
STRUKTUR
ORGANISASI
Direktur Resepsionis
ARIF MAULANA, S.H., M.H. IRMA APRI YULIYANTI
Kepala Bidang Internal Pengemudi
UNI ILLIAN MARCIANTY, S.H. JULI HARTANTO
Perpustakaan & Dokumentasi Bagian Umum
T. SRI HARYANTI AGUS IRAWAN
WULAN PURNAMA SARI Kampanye
SUKADI ADITYA MEGANTARA, S.Sos.
Keuangan ANGGA MIGA PRAMONO, S.Sos.
SANTI SUDARWATI Penggalangan Dana Publik
PONCO SEPTIANA, S.E. KHAERUL ANWAR
Kerumahtanggaan AMRY AL MURSALAAT, S.Pd.
ABDUL ROSID SANDY DWI ARINI, S.I.Kom.
Staf Kaderisasi
JOJOR JUNI ARTA, S.H.

Pengacara Publik Asisten Bantuan Hukum 2019 – 2020


NELSON NIKODEMUS SIMAMORA, S.H. ANASTASIA RESTI ERMALASARI, S.H.
OKY WIRATAMA SIAGIAN, S.H. ANNISA NUR FADHILAH, S.H.
CITRA REFERANDUM, S.H. CHIKITA EDRINI M, S.H.
AYU EZA TIARA, S.H., S.Sy. AUDITYA FIRZA SAPUTRA, S.H.
SHALEH AL GHIFARI, S.H. RIZKY ARJUNA T GIRSANG, S.H.
M. CHARLIE MEIDINO ALBAJILI, S.H. SUSTIRA DIRGA, S.H.
APRILLIA LISA TENGKER, S.H. TEO REFFELSEN, S.H.
ANDI KOMARA, S.H. THOMAS PETRUS GEKENG TUKAN, S.H.
YENNY SILVIA SARI SIRAIT, S.H., M.H. TIARA ROBIATUL ADAWIYAH, S.H.
MUHAMMAD RASYID RIDHA S., S.H.
DARMAWAN SUBAKTI, S.H., M.H.

iii
TENTANG
LBH JAKARTA

L
embaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta didirikan atas gagasan yang disampaikan pada
Kongres Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) ke III tahun 1969 oleh Alm. Adnan
Buyung Nasution. Gagasan tersebut mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan
Pusat Peradin melalui Surat Keputusan Nomor 001/Kep/10/1970 tanggal 26 Oktober
1970, yang berisi penetapan pendirian Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan Lembaga
Pembela Umum yang mulai berlaku tanggal 28 Oktober 1970.

Pendirian LBH Jakarta yang didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta,
Alm. Ali Sadikin ini, pada awalnya dimaksudkan untuk memberikan bantuan hukum bagi
orang-orang yang tidak mampu dalam memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat
miskin yang digusur, dipinggirkan, di PHK, dan pelanggaran atas hak-hak asasi manusia
pada umumnya. Di samping itu dukungan yang diberikan oleh mantan Guberbur DKI
Jakarta terhadap LBH Jakarta melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. Ib.3/31/70 tentang
Pembentukan Lembaga Bantuan Hukum/Lembaga Pembela Umum (Legal Aid/ Public
Defender) dalam wilayah DKI Jakarta tertanggal 14 November 1971 ini dimaksudkan agar
LBH Jakarta sekaligus berfungsi sebagai lembaga kritik Pemerintah DKI Jakarta.

Lambat laun, LBH Jakarta menjadi organisasi penting bagi gerakan pro-demokrasi. Hal ini
disebabkan upaya LBH Jakarta membangun dan menjadikan nilai-nilai hukum, hak asasi
manusia dan demokrasi sebagai pilar gerakan bantuan hukum di Indonesia. Cita-cita ini
ditandai dengan semangat perlawanan terhadap rezim orde baru yang dipimpin Soeharto
dan berakhir dengan adanya pergeseran kepemimpinan pada tahun 1998. Bukan hanya
itu, semangat melawan ketidakadilan terhadap penguasa menjadi bentuk advokasi yang
dilakukan sampai saat ini. Hal tersebut merupakan wujud kritik terhadap pengemban
tugas perlindungan, pemenuhan dan penghormatan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Dan
sampai kini, 49 tahun sudah LBH Jakarta berdiri dan tetap memperjuangkan nilai-nilai
yang serupa yang terus menerus direfleksikan sesuai konteks zamannya. []

iv
Visi
1. Terwujudnya suatu suatu sistem masyarakat hukum yang terbina di atas tatanan hubungan
sosial yang adil dan beradab/berperikemanusiaan secara demokratis (A just, humane and
democratic socio-legal system);

2. Terwujudnya suatu sistem hukum dan administrasi yang mampu menyediakan tata-cara
(prosedur-prosedur) dan lembaga-lembaga lain, melalui mana setiap pihak dapat memperoleh
dan menikmati keadilan hukum (A fair and transparent institutionalized legal-administrative
system);

3. Terwujudnya suatu sistem ekonomi, politik dan budaya yang membuka akses bagi setiap pihak
untuk turut menentukan setiap keputusan yang berkenaan dengan kepentingan mereka dan
memastikan bahwa keseluruhan sistem itu tetap menghormati dan menjunjung tinggi HAM
(An open political-economic system with a culture that fully respects human rights).

Misi
1. Menanamkan, menumbuhkan dan menyebarluaskan nilai-nilai Negara hukum yang berkeadilan
sosial, demokratis serta menjunjung tinggi HAM kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia
tanpa kecuali, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. Menanamkan dan menumbuhkan sikap kemandirian serta memberdayakan potensi


lapisan masyarakat miskin, sehingga mereka sendiri mampu merumuskan, menyatakan,
memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak dan kepentingan mereka baik secara
individual maupun secara kolektif;

3. Mengembangkan sistem, lembaga-lembaga serta instrumen-instrumen pendukung untuk


meningkatkan efektifitas upaya-upaya pemenuhan hak-hak lapisan masyarakat yang lemah
dan miskin;

4. Memelopori, mendorong, mendampingi dan mendukung program pembentukan hukum,


penegakan keadilan hukum dan pembaharuan hukum nasional sesuai dengan Konstitusi dan
Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang tanggap
terhadap kebutuhan dan kepentingan golongan masyarakat miskin;

5. Memajukan dan mengembangkan program-program yang berdimensi keadilan dalam bidang


politik, sosial-ekonomi, budaya dan jender, utamanya bagi golongan masyarakat miskin.

v
DAFTAR
ISI

1 TAJUK UTAMA
73 REFORMASI KEPOLISIAN
MANDEK, POLISI JADI
ALAT KEKUASAAN
11 AKSES PUBLIK DAN
LAYANAN BANTUAN
HUKUM ONLINE 79 SAYONARA
PERLINDUNGAN BURUH
DI TENGAH PANDEMI
COVID-19
83 WAJAH MURAM
PEMENUHAN HAK
15 DATA DAN ANGKA
PENGADUAN
MASYARAKAT URBAN

37 REPOSISI ARAH 89 PENGORGANISASIAN


RAKYAT DI MASA
PEMBENTUKAN DESK PANDEMI COVID-19
PIDANA PERBURUHAN

49 PERAMPASAN DAN 93 PEMBANGKANGAN


HUKUM PEMBENTUK
PEMISKINAN RUANG UNDANG-UNDANG
HIDUP RAKYAT MELALUI
OMNIBUS LAW UU CIPTA
KERJA 99 KELOMPOK RENTAN
TERUS MENJADI KORBAN,
PERLINDUNGAN TAK
61 BANTUAN HUKUM
STRUKTURAL DI MASA
KUNJUNG DIBERIKAN
PANDEMI COVID-19
109 BANGKITNYA
MILITERISME DI ERA
67 PEMBUNGKAMAN SUARA
BERSKALA BESAR (PSBB)
PEMERINTAHAN SIPIL

vi
TAJUK
UTAMA

S
ituasi demokrasi, penegakan
hukum dan hak asasi manusia di
Indonesia terus memburuk di rezim
pemerintahan Jokowi. Situasi buruk
tersebut mengalami akselerasi di periode
kedua kepemimpinannya. Hal ini nampak
dari kebijakan pemerintah yang semakin
menjauh dari prinsip konstitusi, demokrasi
dan hak asasi manusia. Mandat Konstitusi
acapkali di abaikan. Partisipasi masyarakat
di sisihkan dalam berbagai pengambilan
kebijakan publik. Kritik dibungkam dan
oposisi direpresi. Termasuk semakin sering
kita dengar tindakan pemerintahan yang
melanggar hukum, etika dan hak asasi
manusia. Peristiwa demi peristiwa hukum
sepanjang tahun memberikan bukti,
terlebih setelah pandemi Covid 19 hadir
dibulan maret 2020.

1
Krisis COVID-19 adalah momen yang berujung pada dua kemungkinan yakni
sangat penting dalam sejarah dunia terjebak pada situasi paska demokrasi
modern. Konsekuensi ekonomi dan (Post-Democracy)3 atau kembali ke
kesehatannya begitu besar, selain itu juga indeks demokrasi Indonesia di angka 7,03 dan
pada 2016 di angka 6,97. Dalam dua tahun terakhir
membuka kemungkinan pergeseran politik ini, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada
di peringkat 3, di bawah Malaysia dan Filipina,
di dunia yang berpotensi mendukung dengan kategori sebagai “flawed democracy”
otoritarianisme (Maçães, 2020).1 Dalam (demokrasi yang cacat). Sementara menurut
Freedom House, Indonesia sudah masuk negara
setiap krisis ada tendensi penguatan peran dalam kategori partly free, dan status ini sudah
berlangsung cukup lama. Secara umum beberapa
penguasa, dengan berbagai alasan baik yang kajian terkini juga menyebutkan Indonesia sebagai
terkait kebencanaan, peperangan, ataupun negara yang tidak murni demokrasi atau demokrasi
sebatas prosedur saja. Survei terbaru dari Indikator
krisis lainnya. Atas nama pemulihan krisis, Politik Indonesia 2020 menunjukkan persepsi
publik terhadap tingkat demokratisasi di Indonesia
pemerintah dapat melakukan segala hal semakin menurun. Publik menilai demokrasi di era
yang dianggap penting dengan diskresinya. Jokowi menurun. Orang semakin takut berpendapat
dan aparat semakin sewenang-wenang, Lihat
Tesis tersebut benar terjadi, selama selengkapnya dalam https://tirto.id/rontoknya-
kualitas-demokrasi-di-era-jokowi-f6nL;http://
pandemi Covid-19 Pemerintahan Jokowi www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-
semakin menunjukkan kecenderungannya nasional/1394-demokrasi-indonesia-dan-arah-
perkembangannya-di-masa-pandemi-covid-19,
untuk otoriter dengan alasan darurat diakses 15 Desember 2020.

3
Istilah paska demokrasi (Post-Democracy)
kesehatan. dipopulerkan oleh Colin Crouch seorang sosiolog
Inggris yang juga pengamat demokrasi. Beberapa
Disadari bahwa situasi memburuknya kondisi ini yang menandai kecenderungan
kondisi post-democracy, antara lain: Pertama,
demokrasi bukan hanya terjadi di keterlibatan masyarakat dalam dunia politik
bersifat terbatas atau artifisial saja. Hampir semua
Indonesia karena secara global demokrasi aspek kehidupan politik ditentukan oleh elite.
memang tengah diuji. Namun, kondisi Kedua, partai bukan lagi sebagai sarana penyalur
kepentingan rakyat. Partai tidak lagi menjadi alat
kemunduran demokrasi Indonesia mesti sebuah basis politik, namun alat kepentingan
pemilik partai yang mengakibatkan pendiri/
menjadi peringatan keras untuk kita penyandang utama dana partai menjadi pusat
bersama.2 Konsolidasi demokrasi akan segalanya. Visi dan gerak partai lebih ditentukan
oleh kepentingan elite dan oligarki, ketimbang

1
Lihat dalam Ilan Alon, Matthew Farrell, and kepentingan riil masyarakat akar rumput.
Shaomin Li.2020. Regime Type and COVID-19 Ketiga, terdapat kecenderungan menggunakan cara-
Response. https://journals.sagepub.com/doi/ cara populisme dan artifisial (post-truth) dalam
full/10.1177/2319714520928884, diakses 10 berpolitik. kondisi post-democracy pertarungan
Desember 2020. ide tidak diperlukan, yang terpenting adalah

2
Dari hasil studi Economist Intelligence Unit (EIU), bagaimana membangun pencitraan dan
Indonesia menempati peringkat 64 dari 167 memenangkan emosi pemilih dengan janji-janji
negara di dunia. skor indeks demokrasi Indonesia politik yang menggiurkan. Berkembang kontestasi
adalah 6,48 dalam skala 0-10. Meskipun, Indeks meningkatkan citra diri dan menjatuhkan kelompok
demokrasi Indonesia pada 2019 terbilang naik lawan, yang akhirnya berujung pada pembodohan
ketimbang tahun sebelumnya. Pada 2017 dan dan penurunan kualitas demokrasi.  Keempat,
2018, Indonesia mendapatkan angka 6,39. Catatan hal ini beriringan dengan kecenderungan people
selama tiga tahun terakhir ini terbilang buruk ignorance. Dalam banyak momen politik,
ketimbang periode 2015 dan 2016. Pada 2015, antusiasme berpolitik masyarakat menurun karena

2
rezim otoritarian. Post-demokrasi dapat Democracies Die mengingatkan kita bahwa
dimaknai sebagai sebuah kondisi dimana penting untuk mengukur apakah pemimpin
terjadi pelemahan sendi-sendi demokrasi politik negara berpotensi menjadi
di  berbagai dimensi yang menunjukkan pembunuh demokrasi, diantaranya adalah
kecenderungan-kecenderungan lemahnya (i). Keengganan untuk berkomitmen
partisipasi publik dan pemerintahan yang mengikuti aturan main dalam demokrasi
menuju otoritarianisme. Melihat situasi (2). Menyangkal legitimasi lawan politik
diatas yang faktanya telah terjadi di Negeri Apakah mereka tanpa dasar menuding
ini tentu kita harus khawatir. jika hal ini lawan politiknya sebagai criminal atau
tidak disikapi segera oleh masyarakat penjahat, yang kemudian secara hukum
sipil, kembalinya rezim otoriter baru bisa (berpotensi secara hukum) didiskualifikasi
jadi hanya tinggal menunggu waktu dan untuk berpartisipasi dalam arena politik?,
kita akan semakin menjauh dari cita-cita (3). Memberikan Toleransi dan mendorong
reformasi untuk mewujudkan negara adil penggunaan kekerasan.(4).Membatasi
sejahtera berdasarkan prinsip demokrasi kebebasan sipil termasuk media.
konstitusional. Pernahkah mereka mendukung undang-
undang atau kebijakan yang membatasi
Terlebih selama ini, melalui kinerja
kebebasan sipil, seperti memperluas
pemerintahannya, Presiden Jokowi
diberlakukannya undang-undang tentang
menunjukkan sosoknya sebagai
pencemaran nama baik atau fitnah,
pemimpin pemerintahan otoriter yang
atau undang-undang yang membatasi
didukung oligarki. Meski dilahirkan
aksi protes, mengritik pemerintah, atau
dari proses demokrasi, pendekatan
organisasi sipil dan politik tertentu?. Tak
kebijakannya berkarakter ortodoks
bisa dielakkan, ketika dikontekskan dengan
otoriter. Kepemimpinannya diperiode
situasi pemerintahan di Indonesia, tanda-
kedua berpotensi besar melumpuhkan dan
tanda kepemimpinan yang mengancam
membunuh demokrasi. Steven Levitsky
umur panjang demokrasi itu nyata dalam
and Daniel Ziblatte dalam bukunya How
jejak langkah pemerintahan Jokowi-Ma’ruf
terlalu banyaknya tipu daya.  Kelima, sebagai Amin.
dampak dari itu semua, hilangnya penghormatan
terhadap institusi, proses dan nilai demokrasi.
Inilah yang menyebabkan pengelolaan partai
Lumpuhnya Demokrasi
menjadi jauh dari hakikat demokrasi. Begitu pula
lembaga-lembaga negara telah menjadi “pelayan Berbagai peristiwa menunjukkan
oligarki”.Lihat dalam http://www.politik.lipi.go.id/
kolom/kolom-2/politik-nasional/1394-demokrasi- Keengganan pemerintah untuk
indonesia-dan-arah-perkembangannya-di-masa-
pandemi-covid-19, diakses 8 Desember 2020
berkomitmen mengikuti aturan main dalam

3
demokrasi. Demokrasi adalah sistem yang penghargaan yang menggerus integritas
bertujuan menciptakan keseimbangan dan independesi. Padahal, mereka sedang
(check and balances) antara kekuasaan dan akan menjadi pengadil bagi sengketa
eksekutif, legislative dan yudikatif sehingga yang melibatkan Presiden menghadapi
kekuasaan tidak terkonsentrasi pada permohonan Judicial Review rakyat dalam
eksekutif. Oleh karena itu, Pemerintahan Pengujian Undang-Undang bermasalah.
demokratis selalu membutuhkan lembaga Selain itu, Presiden membiarkan kepolisian
negara lain juga kritik rakyat untuk bertindak tidak netral dalam penanganan
memberikan pengawasan terhadap brutal berbagai aksi demonstrasi
jalannya pemerintahan. Namun, paska menentang Omnibus Law. Tak heran jika
6

kemenangannya sebagai Presiden untuk rakyat berfikir penegakan hukum hari ini
periode kedua, Jokowi sebagai presiden hanya mengikuti selera penguasa karena
yang didukung mayoritas partai justru tak aparat penegak hukum tak lebih dari
ragu menarik lawan politiknya dengan sekedar menjadi alat kekuasaan.
dalih demokrasi gotong royong4. Akibatnya
Konstitusi dan peraturan perundang-
kursi parlemen sesak dengan para suporter
undangan sebagai aturan demokrasi
pemerintahan dan hanya tersisa segelintir
juga tak jarang disimpangi. Bisa dihitung
partai oposisi.5 Eksesnya fatal, DPR tak
pembentukan peraturan perundang-
berfungsi. Berbagai kebijakan dan legislasi
undangan yang disahkan diperiode
bisa diketok tanpa interupsi, meski secara
kedua pemerintahannya dibuat dengan
formil dan substansi inkonstitusional.
menyimpangi ketentuan UU No. 12 Tahun
Tak berhenti disana, Independensi
2011 tentang pembentukan peraturan
kekuasaan Kehakiman juga dipengaruhi.
perundang-undangan sebagai derivasi
UU Mahkamah Konstitusi direvisi untuk
kewenangan pemerintah maupun DPR
memberi keistimewaan posisi hakim MK
dalam pembentukan Peraturan Perundang-
yang sedang menjabat. Selain itu, Hakim
Undangan. Mulai dari Revisi UU KPK yang
ditempatkan pada konflik kepentingan
melemahkan gerakan pemberantasan
dengan permintaan langsung Presiden
Korupsi, Lahirnya UU Mineral Batubara,
kepada Hakim-Hakim MK untuk mendukung
Terbitnya Perpu tentang Corona yang
gagasan regulasi sapu jagat Omnibus Cipta
Kerjanya yang disusul dengan pemberian tirto.id/di-bawah-jokowi-oligarki-kian-
mencengkeram-demokrasi-makin-semu-f7XT?utm_

4
https://news.detik.com/berita/d-4758805/jokowi- source=Tirtoid&utm_medium=Popular, diakses 14
di-indonesia-tak-ada-oposisi-demokrasi-kita- Desember 2020.
gotong-royong, diakses 14 Desember 2020.
6
https://www.merdeka.com/peristiwa/kapolri-

5
Presentasi pendukung presiden di parlemen santai-telegram-covid-19-soal-penghinaan-
74,2%, 427 dari 575 Kursi diparlemen. https:// presiden-dikritik.html, diakses 14 Desember 2020.

4
membentengi kekuasaan dari kontrol dan pinjaman online tidak diberikan oleh
pertanggungjawaban hukum atas tindakan Otoritas Jasa Keuangan, privatisasi air
yang dilakukan Revisi UU Mahkamah Jakarta, reklamasi yang terus berlanjut,
Konstitusi yang mengganggu independensi pengendalian pencemaran udara tak cukup
kekuasaan kehakiman, dan yang paling mendapat perhatian. Disaat yang sama
menguras perhatian kita setahun praktik perlindungan anak berhadapan
terakhir adalah disahkannya Undang- dengan hukum yang semakin memburuk
Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang tidak mendapat sentuhan perbaikan.
mendegradasi perlindungan hak-hak rakyat Selama pandemi, masukan masyarakat
dan lingkungan cepat dikebut dan disahkan dan para ahli untuk penanganan Covid 19
meski ditengah gelombang penolakan dianggap angin lalu. Pandemi Covid 19
rakyat. Seluruh produk Undang-Undang sebagai masalah kesehatan justru dikelola
tersebut dibuat secara kilat, sembunyi- dengan pendekatan keamanan. Hukum UU
sembunyi dan menutup partisipasi publik. Kekarantinaan Kesehatan tidak dijalankan.
Penolakan meluas masyarakat sebagai
Pemerintah hari ini tak ragu menuding para
pemilik kedaulatan terhadap produk
pengkritiknya dengan stigma penyebar
legislasi tersebut tidak digubris Presiden
hoaks, perusuh, pembuat gaduh, anarkis,
maupun DPR dan justru berujung pada
kriminal dan tudingan busuk lainnya.
represi. Termasuk diabaikannya kritik dari
Termasuk memperlakukan demonstran
lembaga negara pengawas seperti Komnas
seperti kriminal yang harus diburu dan
HAM RI dan Ombudsman RI.
di rampas kemerdekaannya oleh aparat.
Sementara, Kebutuhan rakyat akan Melakukan penangkapan lawan-lawan
perlindungan negara tidak diberikan dan politik dengan pasal makar atau penyebaran
bukan menjadi prioritas pemerintah. berita bohong/menghasut, membubarkan
Buruh, perempuan, pekerja rumah tangga pertemuan, melakukan pembatasan akses
dan kelompok minoritas kini semakin minus internet secara melawan hukum7 dan
perlindungan. RUU Penghapusan Kekerasan adanya serangan digital terhadap aktifis dan
Seksual dikeluarkan dari prolegnas, media terjadi, seperti halnya yang terjadi di
RUU Pekerja Rumah Tangga mandek dan Kasus Ravio.8. Termasuk memenuhi ruang
berbagai kasus masyarakat yang diadvokasi
7
https://www.cnnindonesia.com/
nasional/20200603125648-12-509408/ptun-
masyarakat khususnya di wilayah kerja LBH vonis-jokowi-melanggar-hukum-di-kasus-internet-
Jakarta urung mendapatkan penyelesaian. papua, diakses 15 Desember 2020.

8
https://www.voaindonesia.com/a/polisi-tangkap-
Perlindungan warga negara dari resiko ravio-patra-peneliti-yang-kritis-terhadap-
pemerintah/5389064.html, diakses 15 Desember
2020

5
publik dengan buzzer yang mengakibatkan tenaga medis. Masalah tersebut terjadi
disinformasi dan polarisasi di masyarakat.9 merata diseluruh wilayah di Indonesia.
Tindakan brutal dan sewenang-wenang
Pemerintah nampak mentoleransi
aparat sistematik dan mirisnya dilakukan
dan mendorong kekerasan. Sejak
pembiaran oleh negara.12
berpidato untuk pencalonan Presiden
periode kedua Jokowi sudah sesumbar Militerisme semakin menguat dengan
akan menggebuk siapapun yang lahirnya kebijakan dan peraturan
menghalangi visi investasinya.10 Dalam perundang-undangan yang justru
aksi #ReformasiDikorupsi maupun mundur dari semangat reformasi Polisi
#MosiTidakPercaya, ribuan orang dan TNI. Kita bisa melihat bagaimana
demonstran yang berusia dewasa praktik dwifungsi kepolisian hari ini
maupun anak ditangkap secara tidak sah yang menandai mandeknya Reformasi
dan mengalami serangkaian tindakan Kepolisian. Bagaimana penegakan hukum
upaya paksa sewenang-wenang bahkan yang tebang pilih oleh Kepolisian yang
penyiksaan oleh aparat kepolisian. Hal menunjukkan bahwa kepolisian tidak lain
serupa juga dialami oleh awak media11 dan menjadi alat kekuasaan. Tak hanya itu,

9
Riset berjudul The Global Disinformation Order: pengaduan-pengaduan yang disampaikan
2019 Global Information of Organized Social Media
Manipulation itu menguak 70 negara termasuk
masyarakat terhadap pelanggaran
Indonesia, terbukti menggunakan buzzer untuk hukum yang dilakukan oleh kepolisian
menekan kelompok oposisi dan memecah belah
rakyat.Lihat dalam https://www.law-justice. kepada Divisi Profesi dan Pengamanan
co/artikel/89284/saat-buzzer-penguasa-kebal-
hukum-dan-dibiayai-negara/, diakses 15 Desember
Polri (Propam) dan Komisi Kepolisian
2020. Nasional (Kompolnas) juga mengalami
10
Lihat dalam https://www.cnbcindonesia.com/
news/20190715143727-4-85018/ini-3-kata-sakti- kebuntuan. Pada Kasus Penyiraman Air
jokowi-saat-geram-tabok-gebuk-hajar, diakses 9
Desember 2020.
Keras terhadap Novel Baswedan, anggota
11
AJI juga mencatat kasus kekerasan terhadap polisi yang divonis bersalah sebagai pelaku
jurnalis yang masih tinggi, mulai dari perampasan
alat hingga pemidanaan. Dalam periode satu tahun penyerangan tidak dipecat dan masih
ini (2019- Mei 2020), setidaknya ada 53 kasus
kekerasan. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan
menjadi anggota polisi aktif. Pada kasus
kasus kekerasan pada periode yang sama tahun penangkapan dan penahanan, sewenang-
lalu sebanyak 42 kasus. Jenis kekerasan terbanyak
kekerasan fisik (18 kasus), perusakan alat atau data wenang terhadap Ravio Patra, pelajar
hasil liputan (14), ancaman kekerasan atau teror
(8). Dari sisi pelaku kekerasan, ironisnya justru
dan mahasiswa yang dituduh anarko, dan
polisi --aparat penegak hukum-- yang menjadi ribuan peserta aksi #ReformasiDikorupsi
pelaku terbanyak, 32 kasus. Lihat dalam https://aji.
or.id/read/press-release/1060/catatan-aji-di-hari-
https://tirto.id/komnas-ham-aparat-diduga-
12
kebebasan-pers-dunia-2020-dibayangi-kekerasan-
langgar-ham-saat-aksi-reformasi-dikorupsi-erz4, ,
dan-dampak-pandemi.html, diakses 15 Desember
diakses 15 Desember 2020
2020.

6
dan #MosiTidakPercaya juga tidak Terbitnya aturan internal Polri yang
ada evaluasi apalagi penindakan dan mengancam kemerdekaan berpendapat
akuntabilitas penegakan hukum maupun dan menyampaikan pendapat dimuka
disiplin dan etik. Padahal korbannya begitu umum. Kita bisa menunjuk pada telegram
banyak. Kompolnas yang semestinya mengenai ancaman pidana bagi setiap
menjadi pengawas eksternal Kepolisian orang yang memberikan kritik terhadap
juga tidak berfungsi. Impunitas dan penanganan Pandemi yang menghidupkan
diskriminasi penegakan hukum terang- pasal mati penghinaan presiden yang telah
terangan dipertontonkan Kepolisian. di batalkan MK13 maupun telegram Kapolri
Tak hanya itu, kini kita melihat semakin yang secara sistematis mengerahkan polisi
dalamnya penetrasi Tentara Nasional untuk menghalangi hak berekspresi rakyat
Indonesia (TNI) ke wilayah sipil dengan dalam penolakan Omnibus Law.14 Pasal
MoU yang tidak sesuai dengan semangat karet UU ITE semakin massif digunakan,
demokrasi. Dampaknya kini, dengan alasan terutama oleh politikus. Penggunaan UU
perbantuan kepada Kepolisian, TNI hari ITE untuk menjerat masyarakat sipil sering
ini aktif ikut terlibat dalam pengamanan kali tidak berimbang. Para aktivis di era
aksi, bahkan untuk sekedar menertibkan Jokowi dibungkam karena melakukan
spanduk. Pendekatan keamanan dalam kritik lewat media sosial, sementara para
berbagai lini kehidupan semakin mengakar. pendukung Jokowi nampak kebal hukum.15
Jurnalis dan aktivis HAM Dandhy Laksono
Di zaman Jokowi, semakin hari ruang
yang ditetapkan tersangka oleh Polda
kebebasan sipil terus menyempit. Suara
Metro Jaya atas dugaan ujaran kebencian.
kritis terhadap pemerintah “dibungkam”
Cover majalah tempo edisi September
baik secara offline maupun online.
2019 yang menggambarkan Jokowi dan
Semakin meningkatnya ancaman terhadap
kemerdekaan berkumpul dan berpendapat. 13
Surat telegram Kapolri bernomor ST/1100/IV/
HUK.7.1/2020 tertanggal 4 April 2020 tentang
Masih lekang diingatan kita bagaimana tindak pidana pada ranah siber yang di dalamnya
tercantum juga soal penghinaan kepada presiden
Pembubaran HTI dilakukan. UU Ormas atau pejabat pemerintah selama pandemi Covid-19.
direvisi dengan Perpu yang tidak diterbitkan Kebijakan ini berpotensi mengancam kebebasan
pers dan kebebasan berekspresi masyarakat yang
disituasi genting yang mengubah ingin mengkritik pemerintah.
14
https://ylbhi.or.id/informasi/siaran-pers/polri-
tatacara pembubaran ormas. Kini setiap pemerintah-harus-hormati-undang-undang-
saat, Pemerintah dapat dengan mudah dasar-negara-ri-tahun-1945-yang-menjamin-hak-
menyampaikan-pendapat-di-muka-umum/, diakses
membubarkan organisasi masyarakat tanpa 15 Desember 2020.
15
https://www.law-justice.co/artikel/89284/
perlu melalui mekanisme pengadilan. saat-buzzer-penguasa-kebal-hukum-dan-dibiayai-
negara/, diakses 15 Desember 2020.

7
Bayangan pinokio dilaporkan ke Dewan pembelajaran dari adaptasi gerakan
Etik.S Serangan digital menimpa tirto. bantuan hukum struktural LBH
id dan tempo.co yang mewartakan kritik Jakarta dengan situasi pandemi
kepada Badan Intelijen Negara dan Tentara Covid 19 diantaranya: 1). LBH
Nasional Indonesia yang secara “palugada” Jakarta mengembangkan layanan
mengembangkan vaksin Covid-19. Melalui bantuan hukum online selama
pimpinan Kampus, dan sekolah pelajar pandemi dengan memanfaatkan
mahasiswa dibungkam kemerdekaan teknologi informasi untuk tetap
menyampaikan berpendapat agar tidak memberikan akses bantuan hukum
turun ke jalan. kepada masyarakat ditengah situasi
pandemi; 2). Mengembangkan
Selamatkan Demokrasi Kita
metode dan melaksanakan
Selama satu tahun terakhir LBH Jakarta Pelatihan Karya Latihan Bantuan
bersama masyarakat sipil lainnya berupaya Hukum secara online untuk pertama
untuk melakukan berbagai langkah advokasi kalinya; 3). Mengembangkan
litigasi maupun non litigasi terhadap pengorganisiran dan pemberdayaan
berbagai persoalan diatas. Hal tersebut masyarakat melalui daring,
dilakukan untuk mengingatkan negara agar termasuk; 4). memaksimalkan kerja-
tidak keluar dari tatanan negara demokrasi kerja kampanye dan penggalangan
konstitusional yang menempatkan dukungan publik dalam kerja-kerja
hukum sebagai pemandu demokrasi dan bantuan hukum melalui online baik
memastikan negara bertanggungjawab untuk penggalangan dana maupun
terhadap penghormatan, perlindungan keterlibatan masyarakat dalam
dan pemenuhan hak asasi manusia. mendukung advokasi bantuan
hukum struktural LBH Jakarta kepada
• Kepingan narasi proses adaptasi dan masyarakat.
advokasi yang ditempuh LBH Jakarta
selama satu tahun terakhir ditengah Selain hal tersebut, terdapat beberapa
situasi pandemic dan hegemoni kemenangan kecil advokasi LBH Jakarta
oligarki di Pemerintahan Jokowi yang patut dijadikan pembelajaran,
secara mendalam dipaparkan dalam diantaranya: 1) LBH Jakarta bersama
laporan akhir tahun ini. jaringan berhasil menghindarkan MG,
anak berhadapan dengan hukum asal
• Selama perjalanan satu tahun papua dari hukuman mati atas tuduhan
terakhir terdapat beberapa

8
kejahatan pembunuhan yang tidak pernah kita tak lepas dari kepemimpinan politik
ia lakukan dalam kasus pembunuhan di pemerintahan Jokowi yang justru
Nduga, Papua. 2). Melalui advokasi LBH mengancam kehidupan demokrasi dengan
Jakarta bersama jaringan, Pengadilan pilihan-pilihan kebijakan yang bertolak
Tata Usaha Negara (PTUN) memenangkan belakang dengan prinsip demokrasi,
gugatan Ibu Sumarsih dan Ibu Ho Kim konstitusi dan hak asasi manusia. Rakyat
Ngo terhadap terhadap Jaksa Agung terus mengalami penindasan, sementara
Jaksa Agung. PTUN menyatakan bahwa oligarki mendapat keistimewaan.
Jaksa Agung telah melakukan perbuatan Kondisi ini menempatkan Indonesia
melawan hukum. Pernyataan Jaksa Agung pada  post-democracy yang mengarah
terkait kasus Semanggi I dan II dianggap pada otoritarianisme. Belum lagi kondisi
mengandung kebohongan oleh PTUN kehidupan sosial politik dan ekonomi
Jakarta. 3). LBH Jakarta bersama jaringan yang semakin melemah akibat pandemi
Organisasi Masyarakat Sipil tergabung covid 19, ditambah situasi resesi ekonomi
dalam jaringan advokasi kolektif yakni serta potensi konflik sosial yang dapat
Tim Advokasi Untuk Demokrasi (TAuD) di memperburuk situasi. Maka,tidak ada
Jakarta aktif untuk memberikan penguatan pilihan bagi kita, civil society untuk terus
perlawanan masyarakat terhadap UU bergerak bersama rakyat mengambil
bermasalah melalui pendampingan hukum langkah strategis dan tidak lelah mencari
kepada masyarakat dalam menggunakan alternatif dalam melindungi kehidupan
hak kemerdekaan berekspresi. 4). LBH demokrasi ditengah melemahnya
Jakarta berupaya menghadirkan terobosan instrument-instrumen demokrasi dan
hukum dengan melakukan litigasi strategis ancaman terhadap kebebasan sipil. Terus
gugatan Surat Presiden tentang pengajuan bersuara lantang dan berlawan untuk
RUU Cipta Kerja dari pemerintah kepada menuntut negara kembali pada khitahnya,
DPR melalui PTUN Jakarta. Meski belum yang semestinya ada untuk melindungi
diterima, gugatan tersebut adalah yang kepentingan rakyat yang berdaulat. Untuk
pertama dilayangkan kepada PTUN terkait bisa mewujudkan itu konsolidasi gagasan
proses pembentukan UU dengan harapan dan gerakan kolektif masyarakat sipil dari
PTUN dapat menguji tindakan administrasi berbagai elemen harus terus dilakukan
yang terdapat dalam rangkaian proses untuk semakin memperkuat gelombang
pembentukan UU. perlawanan rakyat terhadap oligarki
dan ancaman nyata kembalinya rezim
Terus memburuknya situasi demokrasi
otoritarian. []

9
10
AKSES
PUBLIK DAN
LAYANAN
BANTUAN
HUKUM
ONLINE
DI TENGAH
PANDEMI
COVID-19

D
Akhir tahun 2020 ini, LBH Jakarta i tengah pandemi Covid-19 yang
kembali melaporkan kinerjanya melanda dunia dan tanah air
selama satu tahun kepada hampir satu tahun ini, LBH Jakarta
publik dengan mengeluarkan tetap berupaya konsisten membuka akses
Catatan Akhir Tahun sebagai bantuan hukum terhadap masyarakat luas
bentuk pertanggungjawaban dan dengan melakukan penyesuaian model
transparansi organisasi. layanan konsultasi bantuan hukum yang
diberikan. Meski tidak dapat bertemu dan
bertatap muka secara langsung, namun
masyarakat tetap mendapatkan akses
bantuan hukum online dengan kontak
telepon dan alamat email yang disediakan.
Hal ini merupakan bentuk adaptasi
layanan bantuan hukum LBH Jakarta
ditengah situasi pandemi Covid-19 untuk
memastikan masyarakat tetap sehat dan
aman dari ancaman Covid-19.

11
Dalam kondisi tersebut, tahun ini terdapat tersebut paling banyak dibandingkan
963 pengaduan masuk, tidak hanya dari dengan pernyataan ‘tahu sendiri’
wilayah Jabodetabek tetapi juga beberapa tentang LBH sebesar 159 pemohon, dan
dari luar wilayah kerja LBH Jakarta. Jumlah mendapatkan informasi dari ‘teman’
pengaduan ini menurun sekitar 36% dari sebanyak 152 pemohon. Dengan demikian
tahun lalu, dengan asumsi pengaruh dari dapat dilihat bahwa informasi tentang LBH
pengubahan model konsultasi offline Jakarta dapat efektif diketahui masyarakat
menjadi konsultasi online. LBH Jakarta melalui media.
menyadari bahwa mekanisme via kontak
Apabila disandingkan antara informasi
maupun online belum mampu menjangkau
tentang layanan bantuan hukum LBH
semua kalangan dan merupakan hal baru
Jakarta yang paling banyak diakses
yang memiliki kelebihan dan kekurangan.
masyarakat luas melalui media dan laporan
Disatu sisi mampu menjangkau masyarakat
pengaduan berdasarkan asal wilayah,
yang lebih luas tanpa harus bertemu
maka dengan inovasi model konsultasi
secara langsung dengan memangkas jarak
online yang dilakukan tahun ini, jangkauan
dan waktu. Namun disisi lain, tidak semua
pengaduan yang masuk lebih luas, tidak
masyarakat memiliki fasilitas telepon atau
hanya dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
internet. Peran paralegal dimaksimalkan
Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). []
sebagai alternatif akses bantuan hukum
bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan
fasilitas.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 366


pemohon bantuan hukum menyatakan
mendapatkan informasi tentang LBH
Jakarta dari/melalui ‘media massa’. Jumlah

12
Pengadu mengenal LBH Jakarta dari:

Media/jurnalis 366

Tahu sendiri 159

Teman 152

Tidak diisi 113

Lainnya 59

Saudara 49

Instansi pemerintah 22

NGO Lain 13

Serikat buruh 8

Staf LBH Jakarta 7

Alumni LBH Jakarta 5

Pengacara 3

Dosen/guru 2

Notaris 2

DPR 1

LBH daerah 1

Paralegal 1

13
14
data dan angka
DATA & ANGKA
PENGADUAN
Perbandingan Jumlah Pengaduan

2016 1.444

6.275
2017 1.224

2018 1.148
Pengaduan yang masuk
selama lima tahun terakhir 2019 1.496

2020 963

Perbandingan Jumlah Pencari Keadilan

121.571 2016

19.039
19.552
2017

2018
228.197
Pencari Keadilan yang
masuk selama lima
60.793 2019 tahun terakhir
7.242 2020

Pengaduan Pencari Keadilan

859 Individu 1.482

104 Kelompok 5.760

15
KATAGORI PELANGGARAN HAM

Sipol 273

Ekosob 223

Kelompok Khusus 157

Kategori Lainnya Dari Hak-hak 14

JUMLAH PENGADUAN BERDASARKAN JENIS KASUS


Individu Kelompok
257 Perburuhan 46
Perkotaan & 39
225 Masyarakat Urban

198 Sipil & Politik 24

162 Kasus Keluarga 5

76 Perempuan & Anak 4

348 Non Struktural 31

16
JUMLAH KASUS PERBURUHAN
303 Pengaduan 4.351 Pencarian Keadilan
147 Hubungan Kerja 1.672

131 2.530

5 Kepegawaian (PNS) 5

1 Proses Hukum 1

3 Serikat Pekerja 31

11 Pidana Perburuhan 105

2 Buruh Migran 2

1 Pekerja Rumah Tangga 1

2 Diskriminasi 4

JUMLAH KASUS KELUARGA


167 Pengaduan 172 Pencarian Keadilan
3 Kasus Keluarga 3

11 Pernikahan 11

41 KDRT 43

72 Perceraian 73

40 Waris 42

17
JUMLAH KASUS PMU
264 Pengaduan 3.158 Pencarian Keadilan
1 Perkotaan & Masyarakat 1
Urban

50 Hak Atas Tanah & 724


Tempat Tinggal

3 Hak Atas Usaha/


ekonomi 10

5 Hak Atas Pendidikan 115

6 Hak Atas Kesehatan 6

11 Hak Atas Lingkungan 493


Penanggulangan
3 Bencana 3

4 4

181 Pelayanan Publik 1.802

JUMLAH KASUS PEREMPUAN & ANAK


80 Pengaduan 87 Pencarian Keadilan

6 Perempuan & Anak 6

38 Perlindungan Anak 44

Perlindungan
36 Perempuan 37

18
JUMLAH KASUS SIPIL & POLITIK
222 Pengaduan 307 Pencarian Keadilan

7 A 11

69 B 81

2 C 2

2 D 2

1 E 1

1 F 1

74 G 114

38 H 40

2 I 2

4 J 6

1 K 2

4 L 13

2 M 10

15 N 22

A. Hak Bebas Dari Siksaan Dan Perlakuan Tidak G. Fair Trial


Manusiawi H. Hak Atas Kebebasan Pribadi (Privasi)
B. Hak Atas Kebebasan Dan Keamanan Pribadi I. Hak Atas Kebebasan Untuk Berpikir
C. Hak Tahanan Atas Pelakuan Manusiawi J. Hak Atas Kebebasan Untuk Berpendapat
D. Hak Bebas Dari Penahanan Atas Utang Atau Dan Berekspresi
Kewajiban Kontrak K. Hak Untuk Berkumpul Dan Berserikat
E. Hak Bebas Berpindah Dan Memilih Tempat L. Hak Bagi Kaum Minoritas
Tinggal M. Hak Atas Kewarganegaraan
F. Hak Kebebasan Bagi Warga Negara Asing N. Hak Atas Kepemilikan Yang Tidak Boleh
Diambil Alih Secara Sewenang-wenang
Oleh Siapapun

19
JUMLAH KASUS KHUSUS/NON-STRUKTURAL
379 Pengaduan 2.152 Pencarian Keadilan

3 Kasus Non Struktural 4

131 Pidana Umum 198

27 Pidana Khusus 285

199 Perdata 1630

2 2

17 Bukan Kasus Hukum 33

PENCARI KEADILAN BERDASARKAN WILAYAH TEMPAT TINGGAL


Provinsi/ Negara
DKI Jakarta 534 Kalimantan Barat 2
Jawa Barat 196 Kepulauan Riau 2
Banten 115 Riau 2
Tidak Terdeteksi 47 Nusa Tenggara Barat 2
Jawa Timur 16 Lampung 2
Jawa Tengah 10 Kalimantan timur 2
Bali 5 Bengkulu 1
Sumatera Barat 5 Kalimantan Tengah 1
DI Yogyakarta 4 Maluku 1
Nusa Tenggara Timur 3 Papua 1
Sulawesi Utara 3 Papua Barat 1
Sumatera Selatan 3 Sulawesi Selatan 1
Sumatera Utara 3 German 1

20
Kabupaten/ Kota
Kabupaten Gianyar 1 Kabupaten Sanggau 1 Kabupaten Grobogan 1
Kabupaten Tabanan 1 Kota Singkawang 1 Kabupaten Klaten 1
Kota Denpasar 3 Kabupaten Katingan 1 Kabupaten Magelang 1
Kabupaten Lebak 1 Kota Balikpapan 1 Kabupaten Pekalongan 1
Kabupaten Serang 2 Kota Samarinda 1 Kabupaten Rembang 1
Kabupaten Tangerang 28 Kabupaten Karimun 1 Kabupaten Semarang 2
Kota Tangerang 37 Kota B atam 1 Kabupaten Tegal 1
Kota Tangerang Selatan 47 Kabupaten Tulangbawang 1 Kota Semarang 1
Kota Bengkulu 1 Kota Bandar Lampung 1 Kota Surakarta 1
Kabupaten Bantul 1 Kabupaten Buru 1 Kabupaten Banyuwangi 1
Kabupaten Sleman 2 Kabupaten Bima 1 Kabupaten Blitar 1
Kota Yogyakarta 1 Kabupaten Lombok Barat 1 Bondowoso 1
kota Jakarta Barat 90 Kabupaten Flores Timur 1 Kabupaten Bengkalis 1
Kota Jakarta Pusat 95 Kabupaten Rote Ndao 1 Kota Pekanbaru 1
Kota Jakarta Selatan 138 Kota Kupang 1 Kota Makassar 1
Kota Jakarta Timur 145 Kabupaten Nduga 1 Kabupaten Bolaang
1
Mongondow
Kota Jakarta Utara 66 Kota Sorong 1
Kabupaten Bandung 4 Kabupaten Cirebon 1 Kota Tomohon 2
Kabupaten Bandung Barat 1 Kabupaten Karawang 3 Kabupaten Agam 2
Kabupaten Pasaman Barat 1
Kabupaten Bekasi 40 Kabupaten Kuningan 1
Kabupaten Bogor 58 Kabupaten Purwakarta 1 Kota Padang 2
Kabupaten Cianjur 1 Kabupaten Subang 1 Kabupaten Muara Enim 1
Kabupaten Kediri 1 Kabupaten Sukabumi 2 Kota Palembang 2
Kabupaten Madiun 1 Kota Bandung 3 Kabupaten Deli Serdang 1
Kabupaten Serdang
Kabupaten Magetan 1 Kota Bekasi 30 1
Bedagai
Kabupaten Pamekasan 1 Kota Bogor 7
Kota Medan 1
Kabupaten Pasuruan 3 Kota Cimahi 2
German 1
Kota Surabaya 6 Kota Depok 41

21
KASUS SIPOL BERDASARKAN WILAYAH

202 Pengaduan 307 Pencarian Keadilan


96 DKI Jakarta 140

56 Jawa Barat 62

24 Banten 41

8 Jawa Timur 8

8 Sumatera Barat 8

6 Bali 6

3 DI Yogyakarta 3

4 Sumatera Selatan 4

1 Jawa Tengah 1

2 Nusa Tenggara Timur 2

1 Papua 1

1 Papua Barat 1

1 Riau 1

1 Sulawesi Selatan 1

1 Sumatera Utara 1

9 Tidak Diketahui 27

22
KASUS PMU BERDASARKAN WILAYAH

264 Pengaduan 3.158 Pencarian Keadilan

145 DKI Jakarta 335

43 Jawa Barat 521

31 Banten 259

9 Jawa Timur 12

6 Jawa Tengah 6

2 Bali 2

2 DI Yogyakarta 2

2 Nusa Tenggara Timur 1.501

2 Riau 2

2 Sumatera Selatan 2

2 Sumatera Utara 2

1 Kepulauan Riau 1

1 Sulawesi Selatan 1

1 Sumatera Barat 1

15 Tidak Diketahui 511

23
KASUS NON-STRUKTURAL BERDASARKAN WILAYAH

378 Pengaduan 2.151 Pencarian Keadilan

216 DKI Jakarta 266

70 Jawa Barat 408

45 Banten 46

6 Jawa Timur 37

3 Jawa Tengah 3

2 Bali 2

2 Kalimantan Barat 2

3 Sumatera Barat 3

1 Bengkulu 1

1 Kalimantan Tengah 1

1 Kalimantan Timur 1

1 Kepulauan Riau 40

1 Lampung 1

1 Sulawesi Utara 1

1 Sumatera Selatan 5

2 Sumatera Utara 2

1 DIT Yogyakarta 1

1 Riau 1

1 Sulawesi Selatan 1

19 Tidak Diketahui 1.329

24
KASUS PERBURUHAN BERDASARKAN WILAYAH

303 Pengaduan 4.351 Pencarian Keadilan


159 DKI Jakarta 1.085

79 Jawa Barat 825

53 Banten 2.167

2 DI Yogyakarta 2

1 Jawa Tengah 1

1 Lampung 1

8 Tidak Diketahui 270

KASUS KELUARGA BERDASARKAN WILAYAH

167 Pengaduan 172 Pencarian Keadilan


108 DKI Jakarta 112

37 Jawa Barat 38

12 Banten 12

3 Nusa Tenggara Barat 3

2 Sulawesi Utara 2

1 Kalimantan Timur 1

1 Maluku 1

1 Jawa Timur 1

2 Tidak Diketahui 2

25
KASUS P&A BERDASARKAN WILAYAH

80 Pengaduan 87 Pencarian Keadilan


42 DKI Jakarta 42

21 Jawa Barat 24

11 Banten 13

2 Jawa Timur 4

4 Tidak Diketahui 4

PENCARI KEADILAN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN


Pekerjaan Jumlah Pekerjaan Jumlah
Tidak tersedia 294 Sales and services elementary
7
occupations
Pengangguran 194
Lainnya 64 Tidak diketahui 7
Pelajar 33 Manajer Umum 5
Buruh 31 Buruh harian temporer 4
Ibu Rumah Tangga 26 Dosen/Guru 4
Tidak Bekerja 24 Pekerjaaan administrasi lainnya 4
Wiraswasta 24 Penjual keliling dan semacamnya 4
Pensiun 17 Profesional di bidang pengajaran 4
Lain-lain 16 Wiraniaga, peraga, dan model 4
Pekerja di bidang jasa, pertokoan
Mahasiswa universitas atu seko- 3
11 dan pasar
lah tinggi

26
Pekerjaan Jumlah

Pekerjaan-pekerjaan yang bersfat


3
elementer
Profesional di bidang bisnis 3
Tukang ketik/adminstrasi 3
Pejabat pemerintah 2 Pekerjaan Jumlah
Penjual dari rumah ke rumah dan Pekerja di bidang manufaktur 1
2
melalui telepon
pekerja di bidang pertanian, peri-
Supir atau Operator mesin mobil 2 1
kanan dan semacamnya
Supir ojek motor 2 Pekerja handal dalam pertanian
1
Buruh Migran Indonesia 1 dan perikanan
Buruh subsisten di bidang pertani- Pelaut 1
1
an dan perikanan Pengemudi truk/kendaraan berat. 1
Juru surat, pustakawan, dan Penjual makanan keliling 1
1
semacamnya
Pensiunan PNS/BUMN 1
Manajer departemen lain 1
Profesional di bidang Komputer
Manajer Departemen Produksi seperti operator komputer dan 1
1
dan Operasi helpdesk
Operator mesin dan pemasangan Profesional di bidang pengajaran
1 1
mesin dan yang semacamnya pendidikan dasar dan pra sekolah
Pegawai BUMN/PNS 1 Profesional lainnya 1
Pekerja bidang keuangan dan Profesional pembantu di bidang
1 1
penjualan pengajaran
Pekerja di bidang angkutan 1 Relawan untuk organisasi dengan
1
kepentingan khusus
Supir mobil, taksi, dan van ringan 1
TNI/POLRI 1
Kelompok 104

27
PENCARI KEADILAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN, USIA,
PENGHASILAN SERTA PENDIDIKAN

Kelompok Tidak
104 (11%) Perempuan
Berpenghasilan
434 (45%) 6 Juta 28 (2,9%)
39 (4%)
4 - 6 Juta Tidak
105 (10,9%) Diketahui
266 (27,6%)
Jenis
Kelamin

Penghasilan
N/A
Laki-laki 2 (0%)
Other
422 (44%) Kelompok
1 (0%) 1 - 4 Juta
210 (21,8%) 104 (10,8%)
(10,9%)

SMP
SD 48 (5%) SMA 0 - 1 Juta
36 (3,7%) 339 (35,2%) 211 (21,9%)
Tidak Sekolah
10 (1%) Kelompok
104 (11%)
Kelompok Anak
104 (10,8%) Lansia 28 (3%)
Pendidikan 177 (18%)

Diploma
95 (9,9%)
S2
S1 21 (2,2%) Usia
237 (24,6%)
Perguruan Tinggi
Tidak Diisi 57 (5,9%)
15 (1,6%)

Dewasa
654 (68%)

28
Pencari Keadilan Pada Klasifikasi Kasus di Wilayah
JABODETABEK

KASUS KELUARGA

137 Pengaduan 142 Pencarian Keadilan


21 Jakarta Barat 21
28 Jakarta Pusat 29
13 Jakarta Selatan 14
29 Jakarta Timur 29
17 Jakarta Utara 19
12 Kabupaten Bogor 13
6 Depok 6
2 Tangerang 2
9 Tangerang Selatan 9

KASUS PEREMPUAN DAN ANAK

61 Pengaduan 66 Pencarian Keadilan


12 Jakarta Barat 12
5 Jakarta Pusat 5
12 Jakarta Selatan 12
9 Jakarta Timur 9
4 Jakarta Utara 4
5 Kabupaten Bogor 8
3 Depok 3
6 Tangerang 7
3 Kabupaten Tangerang 4
2 Tangerang Selatan 2

29
KASUS NON-STRUKTURAL BERDASARKAN WILAYAH

297 Pengaduan 349 Pencarian Keadilan


33 Jakarta Barat 35
46 Jakarta Pusat 62
53 Jakarta Selatan 82
64 Jakarta Timur 67
20 Jakarta Utara 20
3 Bogor 3
20 Kabupaten Bogor 21
13 Depok 13
13 Tangerang 14
15 Kabupaten Tangerang 15
17 Tangerang Selatan 17

KASUS PERBURUHAN

253 Pengaduan 2.515 Pencarian Keadilan


21 Jakarta Barat 25
23 Jakarta Pusat 25
53 Jakarta Selatan 946
38 Jakarta Timur 57
24 Jakarta Utara 32
3 Bogor 3
23 Kabupaten Bogor 443
17 Depok 17
25 Tangerang 926
12 Kabupaten Tangerang 18
14 Tangerang Selatan 23

30
KASUS PERKOTAAN DAN MASYARAKAT URBAN

199 Pengaduan 767 Pencarian Keadilan


26 Jakarta Barat 28
21 Jakarta Pusat 44
39 Jakarta Selatan 86
38 Jakarta Timur 147
21 Jakarta Utara 30
2 Bogor 2
12 Kabupaten Bogor 12
10 Depok 164
9 Tangerang 211
6 Kabupaten Tangerang 19
15 Tangerang Selatan 24

KASUS SIPIL DAN POLITIK

155 Pengaduan 219 Pencarian Keadilan


14 Jakarta Barat 15
11 Jakarta Pusat 30
30 Jakarta Selatan 37
28 Jakarta Timur 44
13 Jakarta Utara 14
3 Bogor 3
18 Kabupaten Bogor 20
14 Depok 15
11 Tangerang 27
6 Kabupaten Tangerang 7
7 Tangerang Selatan 7

31
Hak Yang Dilanggar

01. Hak Sipil Dan Politik Bagi Individual 40


01.01. Hak Hidup 3
01.02. Hak Untuk Bebas Dari Hukuman Mati 1
01.03. Hak Atas Persamaan Di Depan Hukum 23
01.04. Hak Untuk Memperoleh Kesetaraan Berdasarkan Jenis Kelamin 5
01.05. Hak Untuk Mendapatkan Perlindungan Dari Kekerasan Pihak Aparat 10
01.06. Hak Sebagai Subjek Hukum 14
01.07. Hak Untuk Memiliki Nama 2
01.08. Hak Atas Kebebasan Pribadi 3
01.09. Hak Atas Keamanan Dan Integritas Pribadi 42
01.11. Hak Untuk Bebas Dari Penyiksaan 7
01.12. Hak Untuk Bebas Dari Perlakukan Atau Hukuman Yang Tidak Manusiawi 4
01.13. Hak Bebas Berkumpul 1
01.15. Kebebasan Berpikir 1
01.16. Hak Bebas Menyampaikan Pendapat 6
01.17. Hak Akses Terhadap Informasi Publik 2
01.18. Hak Akses Terhadap Informasi Pribadi 6
01.19. Hak Untuk Bebas Menerima, Mencari, Dan Menyampaikan Informasi 2
01.20. Hak Jawab 1
01.25. Hak Untuk Tidak Diasingkan Secara Sewenang-wenang 1
01.26. Hak Untuk Mendapatkan Tempat Tinggal 1
01.27. Hak Untuk Dihargai Sesuai Dengan Kehormatan Seseorang 9
01.28. Hak Atas Privasi 60
01.29. Hak Untuk Bebas Dari Pemenjaraan Karena Berhutang 8
01.31. Hak Untuk Bebas Dari Diskriminasi 3
01.32. Hak Untuk Bebas Dari Hasutan Diskriminasi 2
01.33. Hak Atas Kebebasan Dari Hasutan Kebencian 1
01.34. Hak Untuk Bebas Dari Hasutan Melakukan Kekerasan 1

32
01.36. Hak Untuk Mendapatkan Perlindungan Reputasi 3
01.37. Hak Untuk Berpartisipasi Secara Bebas Dan Periodik Dalam Pemilihan Umum 1
01.39. Hak Untuk Memilih 1
01.40. Hak Untuk Memperoleh Kesetaraan Dengan Pasangan 1
01.42. Hak Untuk Membentuk Keluarga 1
01.43. Hak Untuk Dihormati Sebagai Keluarga 3
01.90. Hak Sipil Dan Politik Yang Lain 4
02. Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Secara Umum 77
02.01. Hak Untuk Berpartisipasi Dalam Pembangunan 1
02.02. Hak Atas Pangan Yang Layak 1
02.03. Hak Atas Standar Hidup Yang Layak 5
02.03.03. Hak Atas Sandang Yang Layak 1
02.04. Hak Atas Kesehatan 3
02.04.01. Hak Atas Lingkungan Hidup Yang Sehat 2
02.04.02. Hak Atas Layanan Kesehatan Publik 1
02.05. Hak Atas Bantuan Sosial Dan Medis 3
02.06. Hak Atas Manfaat Jaminan Sosial 5
02.07. Hak Untuk Memilih Tenaga Kerja Secara Bebas 2
02.08. Hak Atas Akses Terhadap Properti Publik 1
02.09. Hak Atas Kepemilikan 54
02.10. Hak Atas Akses Terhadap Layanan Publik 15
02.11. Hak Untuk Bekerja 33
02.11.01. Hak Atas Perlindungan Dari Eksploitasi 3
02.11.02. Hak Untuk Dilindungi Ketentuan Usia Minimum (Bekerja) 1
02.13. Hak Akses Atas Pendidikan 2
02.13.02. Pemenuhan Bertahap Terhadap Hak Untuk Mendapatkan Pendidikan
1
Menengah
02.90. Hak-hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Lainny 12
03. Perlindungan Kelompok Khusus 21
03.01. Hak Anak Dan Remaja 6
03.01.01. Hak Anak Untuk Mendapatkan Keamanan/rasa Aman 8

33
03.01.02. Hak Anak Atas Kecukupan Gizi 2
03.01.03. Hak Anak Atas Kesehatan 2
03.01.04. Hak Anak Untuk Mendapat Perlindungan 11
03.02. Hak Perempuan 18
03.02.01. Hak Atas Perlindungan Bagi Perempuan Pekerja 2
03.04.01. Hak Atas Perlindungan Bagi Para Lansia 1
03.05. Hak-hak Orang Asing 1
03.06. Hak-hak Kaum Minoritas 1
03.10.03. Hak Untuk Mendapatkan Proses Hukum Yang Imparsial 1
03.10.06. Hak Untuk Mendapatkan Pendampingan Secara Setara 1
03.10.08. Hak Untuk Mendapatkan Proses Pengadilan Yang Benar/jujur 1
03.10.09. Hak Atas Bantuan Hukum 1
03.11. Penerapan Hak-hak Bagi Orang Yang Ditangkap, Ditahan, Didakwa, Dan
5
Dipenjarakan
03.11.03. Hak Mendapatkan Perlakuan Yang Bermartabat Dan Manusiawi 1
03.11.07. Hak Untuk Mendapat Informasi Mengenai Peraturan 1
03.11.08. Hak Untuk Membuat Pengaduan 1
03.12.02. Hak Atas Penangkapan Sesuai Dengan Proses Hukum 4
03.12.03. Hak Untuk Dibebaskan Dari Penaangkapan Yang Tidka Sesuai Proses
1
Hukum
03.13.01. Hak Untuk Meminta Keringanan Hukuman 2
03.21. Hak Khusus Bagi Pekerja 6
03.21.01. Hak Untuk Mendapatkan Pemberitahuan Lebih Awal Tentang Phk 11
03.21.03. Hak Untuk Mendapatkan Layanan Bagi Tenaga Kerja Secara Cuma-cuma 2
03.21.04. Hak Untuk Ikut Dalam Tawar Menawar Secara Kolektif 2
03.21.06. Hak Untuk Membentuk Dan Ikut Serta Dalam Serikat Buruh 1
03.21.08. Hak Untuk Mendapatkan Upah Yang Adil 14
03.21.09. Hak Untuk Melakukan Konsultasi Bersam 3
03.21.10. Hak Untuk Mendapatkan Kondisi Kerja Yang Adi 9
03.21.11. Hak Untuk Mendapatkan Kondisi Kerja Yang Aman Dan Sehat 2
03.21.13. Hak Untuk Mendapatkan Upah Lembur 1

34
03.21.15. Hak Untuk Tetap Dibayar Selama Cuti 3
03.21.17. Hak-hak Untuk Mendapatkan Manfaat Bagi Para Pekerja 4
03.21.18. Hak Akibat Adanya Pemutusan Hubungan Kerja-phk (Pesangon, Tunjangan
2
Masa Kerja, Penggantian Hak,dll
03.90. Hak-hak Lain Yang Behubungan Dengan Perlindungan Kelompok Khusus 5
04. Kategori Lainnya Dari Hak-hak 14

DATA WEBSITE
bantuanhukum.or.id
Perempuan
52,3%

527,107
Pengunjung Laki-laki
Jenis
422 (44%)
Kelamin

835,923 Laki-laki
Kunjungan 47,7%

45-54
18-24
8,21%
Lokasi Akses 41,37%
25-34
Jakarta 33,47% 29,64%

Surabaya 12,27% Laki-laki


Umur
422 (44%)
Bandung 5,88%

Makassar 5,50%
55-64
65+
Medan 4,82% 3,86%
35-44 1,51%
15,42%

35
36
REPOSISI ARAH
PEMBENTUKAN
DESK PIDANA
PERBURUHAN
Refleksi perjalanan advokasi pidana
perburuhan LBH Jakarta sampai pada
hipotesis bahwa penegakan hukum pidana

S
perburuhan lemah karena belum didukung
ejak tahun 2009, LBH Jakarta
oleh sistem hukum yang memadai khususnya
bersama serikat pekerja/buruh
dalam hal infrastruktur. Oleh karenanya,
konsisten mendorong negara
inisiatif untuk mendorong dibentuknya
untuk memperkuat perlindungan hak-
desk khusus di institusi penegak hukum
hak buruh melalui penegakan hukum
lahir dan hal tersebut harus dimulai dari
pidana ketenagakerjaan/perburuhan.
hulu penegakan hukum yakni Kepolisian.
Meski diatur tegas dalam berbagai
Meski berhadapan dengan pesimisme arah
peraturan perundang-undangan namun
politik hukum pemerintah hari ini, upaya
dalam praktiknya perlindungan hukum
memperkuat penegakan hukum pidana
pidana belum mampu ditegakkan oleh
perburuhan tetap lantang disuarakan
aparat penegak hukum secara tepat dan
untuk memastikan negara menjalankan
efektif untuk melindungi hak-hak buruh
kewajibannya memberikan perlindungan
yang dilanggar oleh pengusaha maupun
dan pemenuhan hak ekonomi sosial dan
korporasi nakal.
budaya bagi rakyatnya khususnya hak

37
untuk bekerja dan mendapatkan imbalan ini menunjukkan watak pemerintah yang
serta perlakuan yang adil dan layak dalam cenderung mengutamakan kepentingan
hubungan kerja agar sejahtera lahir dan bisnis dan investasi pengusaha, serta
batin.16 berorientasi pada fleksibilitas pasar.
Buruh dibiarkan bertarung sendirian
Selama ini, upaya penyelesaian dengan
ditengah beragam kebijakan ekonomi
pendekatan hukum administrasi melalui
neoliberal yang semakin memperluas
Pengawas Ketenagakerjaan maupun
praktik eksploitasi. Buktinya jelas dengan
perdata lewat mekanisme penyelesaian
DPR dan Pemerintah melegitimasi sistem
hubungan industrial bukan tidak ditempuh
kontrak/outsourcing seumur hidup, politik
oleh buruh dan/atau serikat pekerja.
upah murah, dan eksploitasi buruh melalui
Namun, mekanisme tersebut mengalami
pengesahan Undang-Undang Omnibus Law
kebuntuan dalam memberikan keadilan
Cipta Kerja.
bagi buruh tatkala yang dihadapi adalah
pihak perusahaan yang jelas-jelas telah Kasus pidana perburuhan yang diadukan
melakukan kejahatan dalam hubungan ke LBH Jakarta cenderung mengalami
industrial. Oleh karena itulah, hukum peningkatan. Data Kasus Pidana Perburuhan
pidana sudah semestinya ditegakkan yang ditangani LBH Jakarta tahun 2017-
melalui aparat penegak hukum sebagai 2020 setiap tahunnya mengalami kenaikan
bukti bahwa hukum publik bekerja dan signifikan.
tanggungjawab negara sebagai pelindung
rakyat, pemegang mandat penghormatan, Tahun Jumlah Pengaduan
perlindungan, dan pemenuhan hak asasi 2017 1
manusia ditunaikan. 2018 4
2019 13
Advokasi mendorong dibentuknya desk
2020 19
pidana perburuhan semakin kuat dari
tahun ke tahun. Hal ini tak lepas dari Jika merujuk pada kasus secara nasional
fenomena gunung es pelanggaran hak- berdasarkan data yang dimiliki LBH-YLBHI
hak buruh yang mestinya diselesaikan oleh diseluruh Indonesia, diperoleh gambaran
negara melalui penegakan hukum pidana kasus sebagai berikut: Sepanjang 2018,
namun dalam praktiknya mengalami sebanyak 15 kantor Lembaga Bantuan
kemandekan. Terlebih, perkembangan hari Hukum (LBH) yang berada di bawah
Lihat dalam Undang-Undang Dasar Negara
16 naungan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Republik Indonesia 1945 Pasal 28 D dan H. Indonesia (YLBHI) menangani sekitar

38
3.455 pengaduan, yang mayoritas berasal PT. Siliwangi Knitting Factory yang
dari kalangan buruh berupa pelanggaran memproduksi kaos kaki merek ternama
hak atas pekerjaan yang menimpa seperti Chik, Polo, Oshkos, Pipiniko, Unibay
buruh sebagian besar terkait Pemutusan dan kaos kaki untuk TNI/POLRI. Ironisnya,
Hubungan Kerja (PHK) sepihak (35 kasus); pengusaha bernama Hendry Kumulia
pembayaran pesangon tidak sesuai aturan tersebut masih melenggang bebas setelah 4
PHK (29); hak untuk bekerja dan memilih tahun lebih proses pengadilan berlangsung
pekerjaan (22); hak atas upah layak (22); sejak tahun 2011 dan dijatuhi vonis 1 tahun
hak berserikat (13); kondisi kerja tidak adil penjara pada tahun 2016.19
(12); jaminan sosial (10); kepastian kerja
Dari Fakta diatas dapat diasumsikan
(5); keamanan dan keselamatan kerja (3);
bahwa semakin banyak perusahaan yang
dimutasi sewenang-wenang (3); hak cuti
melakukan kejahatan dibidang perburuhan.
dan istirahat (2); dan kriminalisasi (2). Dan
Disisi lain, mulai tumbuh kesadaran buruh
pelanggaran jam kerja, upah lembur, dan
untuk menuntut pertanggungjawaban
hak buruh perempuan masing-masing 1
negara dengan menggunakan mekanisme
kasus.17 Diantara berbagai pelanggaran
hukum pidana untuk memperjuangkan
tersebut, terdapat 46 kasus pidana
haknya ditengah ketidakpastian hukum.
ketenagakerjaan. Sementara, berdasarkan
Sementara itu, penegakan hukum
temuan tim peneliti LBH Jakarta, pada tahun
pidana ketenagakerjaan yang semestinya
2017 – 2018, terdapat sebanyak 1.704
berfungsi melindungi hak pekerja nampak
korban pelanggaran pidana perburuhan di
tidak bergigi dan justru melanggengkan
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
impunitas bagi pengusaha atau korporasi
Bekasi (Jabodetabek) dan Karawang.18
jahat.
Dari sekian banyak kasus pidana
Selama ini, beragam hambatan
ketenagakerjaan, hanya segelintir saja
dialami kaum buruh di lapangan ketika
pengusaha pelaku pelanggaran yang
hendak mengupayakan laporan pidana
berhasil diseret ke meja hijau. Salah satu
ketenagakerjaan di instansi aparat penegak
contohnya adalah dipidananya pengusaha
hukum seperti Kepolisian, misalnya:
17
“CATAHU YLBHI 2018: Penyebab Pengaduan
Terbanyak Kasus Perburuhan”, Hukum Online, kurang proaktifnya penyelidik dan
(9 Januari 2019), diakses dari https://www.
hukumonline.com/berita/baca/lt5c34e8ef34c58/
penyidik, ketidakpahaman penyelidik dan
catahu-ylbhi-2018--penyebab-pengaduan- “FPBI: Giliran Sama Pengusaha, Kejaksaan Lembek
19

terbanyak-kasus-perburuhan/ Sekali”, Korban Perdjoeangan, (8 April 2016),


18
CATAHU LBH Jakarta 2018, “Penegakan Hukum diakses dari https://www.koranperdjoeangan.com/
Pidana Perburuhan Sebagai Solusi Perlindungan fpbi-giliran-sama-pengusaha-kejaksaan-lembek-
Pekerja”, (Jakarta, LBH Jakarta, 2018). sekali/

39
penyidik terkait pidana ketenagakerjaan, Polda Metro Jaya meresmikan “desk
minimnya akademisi/ahli hukum pidana tenaga kerja”, yang berfungsi menampung
ketenagakerjaan yang dapat memberikan pengaduan kasus pidana ketenagakerjaan.21
keterangannya, lambatnya proses Namun sayangnya, desk tenaga kerja
penyidikan, beban pembuktian yang justru yang dibentuk Kepolisian Daerah Metro
diserahkan kepada pelapor, penyidik Jaya secara cepat atas instruksi Presiden
melakukan pembiaran kasus (undue dan tanpa melibatkan partisipasi publik
delay) dan dihentikannya penyidikan keberadaannya masih jauh dari cita-
dengan alasan tidak cukup alat bukti. cita gerakan buruh yang menginginkan
Namun sebaliknya, laporan pidana oleh dibentuknya Sub Direktorat khusus yang
perusahaan kepada buruh cenderung mampu mengefektifkan penanganan
relatif diproses lebih cepat dan berimbas perkara pidana ketenagakerjaan di Institusi
pada melemahnya gerakan buruh. Kepolisian.

Penegakan Hukum Paska Pembentukan Sepanjang tahun 2020, terdapat 19


Desk Pidana Perburuhan pengaduan yang diterima LBH Jakarta
terkait pidana perburuhan dengan total
1 Mei 2019, gagasan pembentukan desk
1766 pencari keadilan. Dari pengaduan
khusus pidana perburuhan mendapatkan
tersebut 11 diantaranya diadukan secara
momentumnya. Presiden Joko Widodo
kelompok yang mewakili 1758 pencari
menginstruksikan pembentukan desk
keadilan dan 8 pengaduan secara individu.
tenaga kerja di kepolisian, menjawab usulan
Dari total 19 pengaduan tersebut hanya
pimpinan Serikat Buruh ketika memenuhi
5 kasus yang tergabung dalam Serikat
undangan pertemuan di Istana Negara pada
Pekerja, selebihnya tidak bergabung atau
26 April 2019. Meskipun, dibentuknya desk
tidak ada serikat buruh diperusahaannya.
ketenagakerjaan tersebut sarat dengan
Jenis tindak pidana yang diadukan antara
kepentingan politik menjelang pemilu
lain: 5 kasus pidana perburuhan terkait
2019, namun keberadaannya tak lepas dari
pemutusan hubungan kerja, 4 kasus terkait
advokasi kaum buruh dari tahun – tahun
upah yang tidak dibayarkan, 3 kasus upah
sebelumnya.20
yang dibayar dibayar UMK/UMP, 10 Kasus
Bertepatan dengan peringatan hari buruh BPJS Tenaga Kerja dan Kesehatan, 3 kasus
sedunia (May Day) pada tahun 2019, Pemberangusan Serikat, dan masing-
“KPBI Serukan Pengawalan Desk Tenaga Kerja
20
https://megapolitan.kompas.com/
21

Kepolisian”, buruh.co, (2 Mei 2019), diakses dari read/2019/05/01/22054781/polda-metro-


https://buruh.co/kpbi-serukan-pengawalan-desk- jaya-buka-desk-tenaga-kerja-tampung-aduan-
tenaga-kerja-kepolisian/, diakses 7 Desember 2020 ketenagakerjaan, diakses 7 Desember 2020.

40
masing satu kasus terkait pesangon, Sementara jika kita tarik lebih jauh dalam
Upah Proses di PHI, Kontrak Kerja, dan kurun waktu 2017-2020 ini, LBH Jakarta
Hak Pensiun yang tidak sesuai. Dari menerima 31 pengaduan dari buruh
total pelanggaran pidana perburuhan pencari keadilan. Mereka terdiri dari 12
terdapat pelanggaran berlapis dalam satu pengaduan individu dan 19 pengaduan
pengaduan. kelompok yang mewakili 12782 pencari
keadilan. Dari seluruh pengadu terdata
Jenis tindak pidana Jumlah 12 diantaranya tergabung dalam serikat
PHK 5 pekerja. Sisanya tidak diketahui apakah ada
Upah tidak dibayarkan 4 serikat diperusahaannya atau tidak. Lokasi
Upah dibawah UMK/UMP 3 kasus yang diadukan berada di Wilayah
Pesangon 1 DKI Jakarta terdapat 7 kasus, Jawa Barat
BPJS TK & Kesehatan 10 2 kasus dan Tangerang 3 Kasus, sisanya
Pemberangusan Serikat 3 belum diketahui. Dari total 31 pengaduan
Upah proses bipartit/PHI 1 yang diterima oleh LBH Jakarta. 10 kasus
Jam kerja over, Upah 2 ditindaklanjuti dengan pendampingan.
lembur tidak dibayarkan/ Sisanya tidak atau belum dilakukan
tidak sesuai pendampingan dapat dikarenakan
Kontrak kerja 1 ditindaklanjuti oleh Serikat Pekerja atau
Hak pensiun tidak sesuai 1 Pekerja tersebut dan kasus berada diluar
wilayah kerja Lembaga Bantuan Hukum
Tindak lanjut dari Kasus-kasus diatas Jakarta. Sedangkan dugaan tindak pidana
9 diantaranya telah diadukan ke Dinas perburuhan yang diadukan ada berbagai
Tenaga Kerja terkait. Pendampingan jenis seperti 9 mengalami pembayaran
lebih lanjut hingga pendampingan ke upah di bawah UMP, 3 pengaduan atas
pelaporan terdapat 3 kasus. 16 Kasus upah tidak dibayarkan, 10 pengaduan
lainnya belum diketahui. Dalam advokasi tentang BPJS, 7 kali pemberangusan serikat,
pidana perburuhan, situasi pandemic Upah proses 2 pengaduan, tentang upah
Covid 19 tidak dipungkiri berdampak lembur ada 2 pengaduan, dan 1 pengaduan
terhadap kurang maksimalkan instansi tentang tidak sesuainya hak pensiun.
pelayanan publik seperti halnya dinas
ketenagakerjaan maupun kantor kepolisian Jenis tindak pidana Jumlah
dalam merespon pengaduan kasus-kasus Upah dibawah UMP 9
pidana perburuhan. Upah tidak dibayarkan 3

41
BPJS 10 terdapat 22 kasus yang jenis tindak pidana
Pemberangusan Serikat 7 perburuhannya lebih dari satu pelanggaran.
Jika dirinci diantaranya adalah terkait
Upah proses bipartit/PHI 2
pelanggaran upah 48 kasus, BPJS 22 kasus,
Upah lembur tidak 2
Pemberangusan Serikat 19 kasus, PHK 11
dibayarkan/tidak sesuai
kasus, Pelanggaran hak pension 4 kasus,
Hak pensiun tidak sesuai 1
THR, 3 Kasus dan over waktu kerja 3 kasus.
Setiap pengaduan seringkali mengalami
Dari 19 Kasus yang dilaporkan ke Kepolisian,
pelanggaran berlapis dari tindak pidana
5 kasus laporannya ditolak, 6 kasus mandek,
satu ke tindak pidana lainnya. Mayoritas
2 kasus dilakukan Penghentian Penyidikan
mengadukan ke Dinas Tenaga Kerja
(SP3) oleh pihak kepolisian, dan ada 3 kasus
setempat (14 pengaduan), Dinas Tenaga
yang diantaranya kasus yang berujung
Kerja sekaligus Kepolisian sebanyak 4 kasus,
damai, sedang dalam proses disposisi,
dan 13 pengaduan tidak mengadukan ke
dan pemeriksaan saksi. Sedangkan, 3
mana-mana.
kasus lainnya dilaporkan tetapi tidak
Secara nasional, berdasarkan kajian ada penjelasan lebih lanjut. Sebagai
yang dilakukan LBH Jakarta berdasarkan Catatan Laporan Kepolisian yang DITOLAK
pengaduan kasus yang diterima oleh LBH- dikarenaan Kepolisian mengganggap tidak
YLBHI diberbagai kantor daerah22 dan ada/bukan kasus pidana, dan mengarahkan
Organisasi Serikat Pekerja23 pada kurun ke PHI. Demikian juga SP3 dilakukan dengan
waktu 2016-2020 terdapat 81 kasus terkait alasan yang sama, dan buruh sebagai
tindak pidana perburuhan. 27 dari 81 kasus pelapor diarahkan ke PHI. Mandeknya
melaporkan kasusnya ke Pengawas Dinas kasus di Kepolisian merupakan hambatan
Tenaga Kerja Setempat 40 tidak melaporkan terbanyak yang disampaikan, hal ini karena
dan 14 tidak diketahui melaporkan atau kepolisian lambat merespon/menangani
tidak ke Pengawas. Sementara dari total 81 laporan kasus Pidana Perburuhan.
kasus, 19 kasus dilaporkan ke Kepolisian,
Evaluasi dan Rekomendasi
61 kasus tidak dilaporkan dan 1 kasus
tidak diketahui. Adapun dilihat dari jenis Satu tahun lebih paska dibentuknya desk
tindak pidana, dari 81 Kasus yang diterima, pidana perburuhan, Pengalaman advokasi
22
LBH Medan, LBH Palembang, LBH Jakarta, LBH
dan hasil kajian LBH Jakarta sebagaimana
Bandung, LBH Yogyakarta, LBH Semarang, LBH dipaparkan diatas masih menemukan
Surabaya, LBH Makasar.
23
SERBUK, FARKES, FBLP, FBTPI, FSPMI. SGBN, permasalahan yang sama ketika sebelum
KASBI.

42
desk pidana perburuhan dibentuk, memiliki jaminan keberlanjutan
bahkan ditemukan berbagai problematika sebagai sebuah kebijakan;
substansi, struktur dan budaya hukum yang
(4) Dalam pratiknya, proses penyelesaian
bersifat sistematik.24 Hal itu disebabkan
kasus pidana perburuhan yang
oleh berbagai hal, di antaranya:
dilakukan oleh kepolisian justru
(1) Desk Ketenagakerjaan ternyata masih melenceng jauh dari tujuan awal
bersifat formalitas dan baru dibentuk didorongnya desk pidana perburuhan,
di Polda Metro Jaya yang wilayah yaitu memberikan efek jera kepada
kerjanya hanya di Jabodetabek, pengusaha. Desk yang dibentuk
bukan serentak secara nasional justru membuka ruang mediasi dalam
oleh Mabes Polri diberbagai kantor penegakan hukum pidana, sehingga
kepolisian daerah lainnya. Sementara tujuan hukum pidana perburuhan
permasalahan pidana perburuhan untuk memberikan tekanan efek jera
terus terjadi diseluruh wilayah di bagi pengusaha jahat tidak tercapai.
Indonesia; Desk tenaga kerja justru menjadi ruang
mediasi semata, wadah penyaringan
(2) Dalam praktiknya, desk itu hanya
kasus yang berujung pada penolakan
berfungsi sebagai ruang konseling dan
penerimaan laporan kasus akibat
belum berupa sub direktorat khusus
masih kurangnya bukti yang dapat
yang memiliki aparat penyidik khusus
dihadirkan oleh buruh ketika melapor.
pidana ketenagakerjaan tersendiri
Padahal, seharusnya pembuktian
untuk menindak kasus pidana
tidak bisa dibebankan begitu saja
ketenagakerjaan.
kepada pelapor. Ada kewajiban dan
(3) Pembentukan Desk Pidana tanggung jawab hukum bagi aparat
Perburuhan tersebut tidak didasari penegak hukum untuk secara proaktif
dengan aturan khusus mengenai dasar mencari alat bukti terkait.
hukum pendirian dan mekanisme
(5) Dalam praktik terdapat kegamangan
kerja penyelidikan maupun penyidikan
terkait kemutlakan sifat melawan
pidana khusus ketenagakerjaan.
hukum dalam hukum pidana
Keberadaannya selama ini hanya
ketenagakerjaan. Apakah sifat
berdasarkan diskresi yang tidak
melawan hukum akan hilang jika hak-
Lihat selengkapnya dalam Tim LBH Jakarta. 2020.
24

Kertas Posisi: Urgensi Pembentukan Sub Direktorat hak buruh telah dipenuhi kemudian
Khusus Pidana Ketenagakerjaan di Kepolisian RI.
LBH Jakarta.
oleh pengusaha? Kemudian, apakah

43
norma hukumnya menganut asas ketenagakerjaan menggunakan
ultimum remedium ataukah asas dalih asas hukum pidana sebagai
premium remedium? Kegamangan Ultimum Remedium. Akibat
sifat melawan hukum pada norma penafsiran tersebut, perkara pidana
hukum pidana ketenagakerjaan ini ketenagakerjaan dihentikan dan
kerap dijadikan ‘celah’ oleh aparat diselesaikan melalui musyawarah. c)
penegak hukum dengan menjadikan sebagian aparat berpendapat bahwa
asas ultimum remedium sebagai hukum perburuhan merupakan
tameng, dimana penghukuman pidana persoalan perdata an sich, sehingga
ketenagakerjaan dijadikan sebagai penyelesaiannya dialihkan menjadi
opsi terakhir, meskipun semestinya model mediasi semata. d) aparat
tidak karena pidana perburuhan penegak hukum membebankan
bersifat premium remidium. pencarian alat bukti kepada pelapor.
Padahal menurut KUHAP, justru
(6) Ketiadaan hukum formil pidana
penyidik/penyelidik yang memiliki
ketenagakerjaan. Persoalannya
tanggungj awab tersebut.
adalah tidak adanya ketentuan yang
mengatur mengenai batasan jangka (8) Maraknya pelanggaran disiplin dan
waktu pemeriksaan perkara dan etik aparat penegak hukum. Buruh dan
mekanisme pembuktian perkara Serikat Pekerja/ Serikat Buruh sering
tindak pidana ketenagakerjaan. menghadapi penolakan laporan dan
penundaan berlarut (undue delay)
(7) Minimnya pemahaman aparat
perkara pidana ketenagakerjaan.
penegak hukum terkait pidana
ketenagakerjaan yang menimbulkan (9) Pengawasan yang dilakukan oleh
hambatan bagi buruh, seperti Kompolnas masih cenderung pasif
a) mengharuskan pelapor untuk dimana lebih mengandalkan pada ada
melampirkan Nota Pengawasan atau atau tidak adanya aduan yang masuk.
Anjuran Dinas Ketenagakerjaan. Padahal pengawasan tidak melulu
Jika tidak memiliki dokumen harus pasif, namun juga aktif termasuk
tersebut, laporan tidak diterima. membuat sistem laporan monitoring-
Padahal “keharusan” tersebut tidak evaluasi yang bersifat integratif dan
memiliki dasar hukum. b) kepolisian berkala yang mesti dilakukan oleh
berpendapat bahwa Desk Tenaga subdit-subdit di kepolisian.
Kerja dapat menjadi fasilitator

44
(10) Ancaman serangan balik pengusaha Peraturan Presiden dan Peraturan Kapolri
atau perusahaan. Pekerja dan Serikat untuk pembentukan Sub Direktorat
Pekerja/ Serikat Buruh khawatir khusus yang menangani perkara tindak
dimasukkan ke daftar hitam bila pidana ketenagakerjaan di bawah fungsi
melaporkan pengusaha/ perusahaan. reserse kriminal khusus yang mengatur
Kemudian, pekerja juga berpotensi susunan, nomenklatur, dan organisasi
mengalami kriminalisasi atau digugat tata kerjanya. Dasar hukum ini nantinya
balik oleh pengusaha/ perusahaan. digunakan untuk pembentukan subdit
khusus ketenagakerjaan di tingkat Mabes
(11) Masih minimnya pemahaman hukum
Polri sampai dengan unit khusus di tingkat
pidana ketenagakerjaan bagi buruh,
Kepolisian Resort Daerah Provisi maupun
serikat, dan organisasi bantuan
Kota/Kabupaten, yang mana dalam
hukum.
penyusunan dasar hukum ini melibatkan
(12) Minimnya kajian dan ahli hukum partisipasi pemangku kepentingan seperti
pidana ketenagakerjaan. Perkara Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Akademisi/
pidana ketenagakerjaan yang sampai Ahli dari Universitas maupun Lembaga
ke proses persidangan jumlahnya Riset, Organisasi Masyarakat Sipil, dan
sangat kecil. Sementara untuk Organisasi Bantuan Hukum; Kedua,
mengembangkan ide-ide atau Kepolisian RI membentuk Sub Direktorat
pemikiran dalam membangun suatu khusus yang menangani perkara tindak
konsep budaya hukum diperlukan pidana ketenagakerjaan di bawah fungsi
suatu kajian. Hal ini pula disebabkan reserse kriminal khusus di tingkat Mabes
terbatasnya akademisi/ahli yang Polri sampai dengan Kepolisian Resort
menguasai pidana ketenagakerjaan. Daerah Provisi maupun Kota/Kabupaten
dan melibatkan pemangku kepentingan
Adapun rekomendasi LBH Jakarta kepada seperti Serikat Pekerja/Serikat Buruh,
stakeholder untuk mereposisi penguatan Akademisi/Ahli dari Universitas maupun
penegakan hukum pidana perburuhan Lembaga Riset, Organisasi Masyarakat
agar benar-benar dapat memberikan Sipil, dan Organisasi Bantuan Hukum
perlindungan hak-hak buruh, diantaranya untuk memastikan implementasi dasar
adalah sebagai berikut: hukum pembentukannya sesuai dengan
Pertama, Pemerintah RI dan Kepolisian RI apa yang diharapkan; Ketiga, Kepolisian RI
segera menerbitkan dasar hukum memadai meningkatkan jumlah personel penyelidik/
baik melalui Peraturan Pemerintah atau penyidik yang kompeten, dan memiliki

45
spesialisisasi dalam menangani perkara profesionalitas aparat penegak hukum
tindak pidana ketenagakerjaan di Sub dalam melakukan proses penyelidikan/
Direktorat khusus Pidana Ketenagakerjaan, penyidikan tindak pidana ketenagakerjaan;
serta melakukan program-program Ketujuh, Pemerintah RI dan perguruan
pendidikan dan pengembangan tinggi-perguruan tinggi agar menerbitkan
kapasitas pengetahuan hukum pidana kebijakan dan mengalokasikan anggaran
ketenagakerjaan bagi penyidik/penyelidik; untuk mendorong kajian/riset hukum
Keempat, dibentuk peraturan pelaksana pidana perburuhan melalui lembaga studi
mekanisme tata cara penyidikan khusus di perguruan tinggi atau lembaga kajian
untuk penanganan perkara tindak pidana lainnya untuk pengembangan ilmu hukum
ketenagakerjaan yang mengatur lebih pidana ketenagakerjaan dan semakin
jauh petunjuk teknis dan protap (prosedur banyak ahli hukum yang berkonsentrasi
tetap)-nya, dengan melibatkan pemangku dalam permasalahan di bidang hukum
kepentingan seperti serikat pekerja/serikat pidana ketenagakerjaan; Kedelapan,
Buruh, akademisi/ahli dari Universitas memperkuat Serikat Pekerja dan
maupun Lembaga Riset, Organisasi meningkatkan pengawasan aktif oleh dinas
Masyarakat Sipil, dan Organisasi Bantuan ketenagakerjaan dalam menumbuhkan
Hukum; Kelima, Pemerintah RI (khususnya kesadaran perlindungan hukum pidana
Kementerian Ketenagakerjaan RI), ketenagakerjaan. Hal ini dapat dilakukan
Kepolisian RI, Kejaksaan RI, dan Mahkamah melalui kerja-kerja penyadaran hukum
Agung RI membentuk peraturan turunan agar para pihak patuh terhadap ketentuan
di internal masing-masing instansi hukum pidana ketenagakerjaan maupun
sebagai pelengkap ketentuan hukum jaminan hak-hak normatif pekerja yang
pidana materiil ketenagakerjaan untuk ada diberbagai peraturan perundang-
mengantisipasi kekosongan maupun undangan; Kesembilan, Kepolisian RI agar
celah-multitafsir norma pidana materiil memperbaiki kinerja anggota Polri dalam
ketenagakerjaan; Keenam, Pemerintah penegakan hukum penanganan perkara
RI dan DPR RI untuk memperbaiki dan tindak pidana ketenagakerjaan dengan
memperkuat mekanisme, tugas serta menjunjung tinggi disiplin dan kode
kewenangan lembaga pengawasan etik serta nilai-nilai hak asasi manusia
Kepolisian RI baik di internal maupun demi mewujudkan profesionalitas dan
eksternal (Divisi Profesi dan Pengamanan akuntabilitas pelaksanaan tugas Kepolisian
Kepolisian RI dan Komisi Kepolisian Nasional RI sebagai aparat penegak hukum. []
RI) agar dapat menjamin akuntabilitas dan

46
REKAPITULASI DATA KASUS
PIDANA PERBURUHAN

19 Pengaduan 1.766 Pencarian Keadilan

8 8
19 Perburuhan 1.766
11 1.758

Individu Kelompok

JENIS KELAMIN INDIVIDU BERDASAR PENGADUAN

Laki-laki
(7)

Jenis Kelamin

Perempuan
(1)

47
KASUS PIDANA PERBURUHAN
BERDASARKAN PENGADUAN
JENIS TINDAK PIDANA
PHK 5
4
Upah dibawah UMK/UMP 3
Pesangon 1
BPJS TK & Kesehatan 10
Pemberangusan Serikat 3
1
2
Kontrak kerja 1
1

PENDAMPINGAN LEBIH LANJUT


Pengaduan berlanjut hingga pendampingan 3
16

PENANGANAN KASUS
Disnaker 9
Tidak Keduanya 10 KOTA KABUPATEN LOKASI KASUS
DKI Jakarta 1
TERGABUNG SERIKAT Jawa Barat 1
Tergabung Serikat 5 Tangerang 1
Tidak 6 Tidak diketahui 16
Tidak ada penjelasan 8

48
PERAMPASAN DAN
PEMISKINAN RUANG
HIDUP RAKYAT MELALUI
OMNIBUS LAW
UU CIPTA KERJA
“Secara fundamental, penyelenggaraan
negara (pembentukan UU) tidak hanya
didasarkan pada norma-norma konstitusi
dan UU. Melainkan tunduk pula pada

P
nilai-nilai etik atau moral. Adalah tidak
etis tetap bersikukuh melanjutkan olemik Omnibus Law Rancangan
pembahasan RUU yang sarat dengan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja
keberatan masyarakat ditengah situasi berlangsung sepanjang tahun 2020.
pandemi. Padahal didalam ajaran HAM,
Meski protes dari berbagai pihak terus
rakyat mempunyai hak untuk didengar.
The right to be heard, the right to disampaikan, DPR dan pemerintah tetap
complain. Prosedur itu adalah hak asasi, bersikeras membahas RUU Cipta Kerja.
bukan sekedar prosedur.” Dalam tiap pidatonya, Presiden RI Joko
Widodo kerap mengumbar janji manis
Prof. Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M., Ph.D
kalau nantinya RUU Cipta Kerja ini akan
Guru Besar Universitas Padjajaran
memudahkan investasi dan menumbuhkan
lapangan pekerjaan. Pertama kali
Joko Widodo menyampaikan rencana
penyusunan omnibus law tersebut saat
pidato usai pelantikannya bersama Ma’aruf
Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden
RI periode 2019-2020 pada 20 Oktober
2019.

49
Sejak tahap penyusunan25, pemerintah Proses pembentukan yang tertutup
sudah tidak melibatkan rakyat, utamanya semakin mendiskriminasi rakyat miskin
kelompok terdampak. Selain tidak sebab penyusunan, pembahasan, hingga
partisipatif, RUU ini disusun secara pengesahannya dipaksakan ketika
tertutup dan diskriminatif. Satuan Tugas seluruh rakyat Indonesia sedang berjuang
(Satgas) yang dibentuk melalui Keputusan menghadapi Pandemi COVID-19. Pandemi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini jelas menurunkan mobilitas dan tingkat
Nomor 378 Tahun 2019 tentang Satuan penghidupan layak masyarakat sehingga hal
Tugas Bersama Pemerintah dan Kadin ini tentu berdampak terhadap kemampuan
untuk Konsultasi Publik Omnibus Law masyarakat untuk berpartisipasi dalam
ini hanya berisi para birokrat, pimpinan pembahasan RUU. Bukannya fokus
perguruan tinggi dan didominasi oleh mengawasi kinerja pemerintah ihwal
pengusaha. Disamping itu, draft RUU penanganan COVID-19, Dewan Perwakilan
juga disembunyikan. Padahal seharusnya Rakyat (DPR) justru mengambil kesempatan
prinsip keterbukaan dan partisipatif sudah saat situasi darurat dan mengelabuhi rakyat
berlaku dalam proses penyusunan.26 Tidak dengan terus melakukan pembahasan
dipenuhinya dua prinsip ini menimbulkan dengan cepat dan mengesahkannya
gelombang penolakan yang masif. meskipun penolakan dari masyarakat terus
Baik kelompok petani, buruh nelayan, meluas dan tidak berhenti disuarakan.
masyarakat adat, perempuan, difabel,
Awalnya, RUU ini diberi nama RUU
miskin kota, mahasiswa, pelajar, kelompok
Cipta Lapangan Kerja. Kemudian nama
minoritas, organisasi masyarakat sipil,
tersebut diubah menjadi RUU Cipta Kerja
hingga akademisi dari seluruh Indonesia.
lantaran masyarakat sipil yang tergabung
Penolakan tersebut tidak hanya mencakup
dalam Fraksi Rakyat Indonesia (FRI)27
masalah cacat prosedur namun juga
menyebutnya sebagai RUU CILAKA yang
substansi RUU yang ditengarai akan
akan membawa bencana bagi lingkungan
memperparah kerusakan ekologis dan
dan kemanusiaan. FRI merumuskan 12
kemiskinan struktural.
dampak buruk (#Cilaka12) bagi rakyat dan
25
Tahapan pembentukan peraturan perundang-
undangan dimulai dari perencanaan, penyusunan lingkungan hidup bila RUU CILAKA disahkan,
oleh Presiden atau DPR kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan, pengesahan, pengundangan.
Lihat Pasal 1 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 Fraksi Rakyat Indonesia (FRI) adalah gerakan
27

tentang Pembentukan Peraturan Perundang- masyarakat sipil yang terdiri dari puluhan
undangan; organisasi, lembaga, ataupun kelompok masyarakat
26
Lihat Pasal 88 jo. Pasal 96 UU No. 12 Tahun 2011 yang menolak omnibus law. Salah satu anggotanya
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- adalah Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH
undangan. Jakarta).

50
yaitu:28 (1) melegitimasi investasi perusak
lingkungan; (2) cacat prosedur; (3) satgas
bersifat elitis dan tidak melibatkan rakyat;
(4) sentralistik; (5) memberi celah pada Momentum putusan
korupsi; (6) merampas dan menghancurkan yang diambil majelis
ruang hidup rakyat; (7) mempercepat krisis hakim setelah
lingkungan; (8) menerapkan perbudakan
pengesahan RUU
modern lewat sistem fleksibilitas tenaga
kerja; (9) berpotensi memperburuk kondisi
Ciker menjadi UU
kerja dan pemutusan hubungan kerja tentu memunculkan
massal; (10) orientasi sistem pendidikan kecurigaan.
untuk menciptakan tenaga kerja murah;
(11) memiskinkan petani, nelayan,
masyarakat adat, perempuan dan anak, pemerintah dalam pembahasan RUU
difabel, dan kelompok minoritas; (12) Cipta Kerja di DPR RI. Surpres ini menjadi
kriminalisasi, represi dan kekerasan negara dasar hukum yang melegitimasi beralihnya
terhadap rakyat, sementara itu memberi tahapan penyusunan RUU Cipta Kerja
kekebalan dan keistimewaan hukum bagi oleh Pemerintah untuk dilanjutkan ke
pengusaha. pembahasan bersama DPR.

Tanpa mendengar protes, pemerintah Sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat


malah mempercepat proses penyusunan untuk memperjuangkan HAM dan
rancangan. Presiden Joko Widodo bahkan demokrasi, pada 30 April 2020, Asfinawati
sudah berpesan kepada DPR RI agar (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
menyelesaikan RUU tersebut dalam 100 Indonesia/YLBHI), Ilhamsyah (Konfederasi
hari kerja. Kemudian pada 12 Februari Persatuan Buruh Indonesia/KPBI), Dewi
2020, Menteri Koordinator Perekonomian Kartika (Perkumpulan Konsorsium
dan Menteri Tenaga Kerja menyerahkan Pembaruan Agraria/KPA) dan Merah
Surat Presiden (Surpres) yang berisi Johansyah Ismail mengajukan Gugatan
pengajuan Omnibus Law RUU Cipta Kerja Surpres Omnibus Law terhadap Presiden
kepada DPR RI dan penunjukan Menteri RI ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Koordinator Perekonomian sebagai wakil (PTUN) Jakarta. Kuasa hukum dari para
Kertas Posisi Fraksi Rakyat Indonesia, “Omnibus
28 penggugat tersebut adalah Tim Advokasi
Law RUU Cipta Kerja: Aturan Berwatak Kolonial”,
Januari 2020.

51
untuk Demokrasi29. Gugatan strategis ini dalam proses pemeriksaan perkara dapat
diajukan agar: pertama, Surat Presiden diputus melalui putusan sela. Momentum
RI kepada DPR RI tersebut dinyatakan putusan yang diambil majelis hakim
batal atau tidak sah; kedua, pengadilan setelah pengesahan RUU Ciker menjadi
mewajibkan Presiden RI mencabut UU tentu memunculkan kecurigaan. Tim
Surat Presiden tersebut. Harapannya, Advokasi menduga jika RUU disahkan,
pembatalan Surpres ini dapat menjadi maka kewenangan Mahkamah Konstitusi/
justifikasi bahwa proses pembentukan MK dalam menguji proses penerbitan suatu
RUU Cipta Kerja cacat prosedur RUU telah muncul. Sehingga dengan mudah
khususnya dalam tahapan perencanaan PTUN dapat menolak memeriksa gugatan
dan penyusunan yang menabrak prinsip tersebut. Selama proses persidangan
partisipasi dan keterbukaan dalam UU Tim Advokasi untuk Demokrasi juga
No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan menemukan beberapa kejanggalan yaitu:
Peraturan Perundang-undangan sehingga
(1) Saat pendaftaran gugatan, para
pembahasannya harus dihentikan.
penggugat diwajibkan menggunakan
Pada 19 Oktober 2020, Majelis Hakim PTUN sistem administrasi perkara e-court
Jakarta dalam perkara No. 97/G/2020/ tanpa dasar hukum
PTUN-JKT ihwal gugatan pembatalan
Jika mengacu pada Peraturan MA
Surpres Omnibus Law RUU Cipta Kerja
No. 1 Tahun 2019, Surat Edaran MA
memutuskan gugatan tidak dapat diterima
No. 1 Tahun 2020 dan Surat Edaran
(Niet Onvankelijke Verklaard) karena PTUN
Badimiltun No. 187 Tahun 2020, tidak
Jakarta dianggap tidak dapat mengadili
ada ketentuan yang mewajibkan
perkara. Meski telah melalui seluruh
pendaftaran gugatan dengan e-court
tahapan proses persidangan selama
meski dalam situasi COVID-19.
hampir tujuh bulan, putusan sama sekali
Penggunaan sistem e-court
tidak memeriksa pokok perkara dan hanya
bahkan hanya dapat dilakukan
mendasarkan pada persoalan kompetensi
atas persetujuan para pihak. Para
absolut yang mestinya selesai diputuskan di
penggugat sudah mengajukan
tahap dismissal proses ataupun jika diambil
keberatan namun ditolak dengan
Koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Advokat,
29

Pengabdi Bantuan Hukum, dan Paralegal dari


alasan sudah terlanjur terdaftar
belasan organisasi bantuan hukum, organisasi dalam sistem e-court.
masyarakat sipil dan individu untuk mengadvokasi
penegakan hak asasi manusia dan demokrasi. LBH
Jakarta merupakan bagian dari Tim Advokasi untuk (2) Pengerahan aparat berlebihan
Demokrasi yang menginisiasi gugatan ini.

52
selama proses persidangan Untuk mencegah pembahasan yang
ugal-ugalan oleh DPR dan dampak
Saat sidang perdana, sekitar
buruk legislasi RUU Cipta Kerja, para
70 aparat dikerahkan ke PTUN
penggugat memohonkan putusan
Jakarta. Sementara ketika proses
provisi untuk penundaan berlakunya
pembuktian, aparat yang dikerahkan
Surpres.30 Sayangnya, hingga
berkisar 20-25 orang. Perlu dicatat
putusan akhir, penundaan tersebut
bahwa pengerahan aparat tidak
tidak kunjung diberikan.
proporsional ini dilakukan saat
masa Pembatasan Sosial Berskala (5) Ahli pemerintah berpotensi memiliki
Besar (PSBB). Menurut tim advokasi, konflik kepentingan karena terlibat
tindakan ini sangat berlebihan dalam Satgas Omnibus Law
karena justru memberi tekanan atau
Presiden selaku tergugat
intimidasi bagi para penggugat dan
menghadirkan Yos Johan Utama
tim kuasa hukum.
(Rektor Universitas Diponegoro)
(3) Tergugat tidak memberi salinan sebagai ahli administrasi negara.
Surpres kepada Penggugat Padahal terdapat konflik kepentingan
karena Yos termasuk dalam Satgas
Dalam persidangan, tergugat hanya
Omnibus Law. Keberatan para
memperlihatkan Surpres. Para
penggugat atas hal ini ditolak oleh
penggugat tidak diberi salinan dengan
majelis hakim dan tetap mengizinkan
alasan dokumen tersebut merupakan
Yos memberi keterangannya.
dokumen rahasia. Padahal atas
Surpres tersebut, tergugat tidak (6) Majelis Hakim dan Tergugat diduga
dapat menunjukkan hasil uji mengulur waktu persidangan hingga
konsekuensi Pejabat Pengelola pengesahan Omnibus Law RUU Cipta
Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kerja
yang menyatakan Surpres bersifat
Majelis hakim dan tergugat diduga
dikecualikan atau rahasia.
mengulur waktu sebab majelis
(4) Hakim tidak kunjung memberi kerap mengizinkan tergugat
keputusan atas permohonan untuk menunda sidang ataupun
penundaan berlakunya Surpres meminta waktu yang panjang untuk
hingga putusan akhir Lihat Pasal 67 ayat (1) UU No. 51 Tahun 2009
30

tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

53
mempersiapkan dokumen, meski putusan saat tanggal pembacaan
para penggugat telah menyampaikan putusan
keberatannya. Kalender persidangan
Penggugat hanya mengetahui
yang telah disepakati para pihak
amar putusan saja dan tidak dapat
pun dikesampingkan. Majalis Hakim
mengakses salinan putusan meski
juga meminta waktu pengambilan
sudah melaksanakan kewajiban
keputusan yang panjang hingga RUU
administrasi yang disyaratkan.
Cipta Kerja disahkan.31
Tak berhenti mengadvokasi penolakan
(7) Putusan tidak dibacakan dalam
RUU Cilaka melalui gugatan, LBH Jakarta
sidang terbuka untuk umum
bersama FRI, GEBRAK32 dan Gerak
Petikan amar putusan hanya Perempuan33 terlibat dalam proses
dicantumkan pada sistem e-court penyadaran, konsolidasi, maupun
PTUN Jakarta pada 19 Oktober penyusunan strategi advokasi non litigasi
2020 tanpa melampirkan salinan seperti audiensi, aksi unjuk rasa hingga
putusan. Hal ini bertentangan kampanye ihwal sikap penolakan terhadap
dengan Pasal 13 UU No. 48 Tahun omnibus law. Pada 25 April 2020, LBH
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Jakarta mengeluarkan analisis khusus
yang menyatakan putusan sah isu perkotaan (penggusuran paksa) dan
dan berkekuatan hukum tetap jika perburuhan melalui Kertas Kebijakan
diucapkan dalam sidang terbuka “Omnibus Law RUU Cipta Kerja: “Obsesi
untuk umum. Jika tidak, maka Pembangunan yang Merampas Ruang dan
konsukuensinya adalah batal demi Mengorbankan Pekerja”. Kertas kebijakan
hukum. ini digunakan untuk penyadaran publik
sekaligus menjadi medium protes kepada
(8) Penggugat tidak mendapat salinan
Pemerintah dan DPR RI. Penyadaran publik
Sebelumnya terjadi dalam Gugatan LBH-YLBHI
31 yang dimaksud baik yang diselenggarakan
terhadap Kepmenkopolhukam No. 38 Tahun
2019 tentang Pembentukan Tim Asistensi Hukum 32
Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK)
Kemenko Polhukam yang bertugas melakukan merupakan gabungan berbagai organisasi buruh,
kajian dan asistensi hukum terkait ucapan dan petani, perempuan dan organisasi masyarakat sipil
tindakan yang melanggar hukum pasca-pemilihan lainnya yang menyerukan keadilan bagi seluruh
umum serentak tahun 2019 untuk menentukan lapisan masyarakat. LBH Jakarta termasuk dalam
dapat tidaknya dilakukan upaya penegakan koalisi ini.
hukum. Majelis Hakim menolak gugatan LBH-YLBHI 33
Gerak Perempuan merupakan gerakan masyarakat
karena keberlakuan objek TUN telah berakhir. Pola sipil yang terdiri dari puluhan lembaga/ organisasi/
mengulur waktu seperti ini diduga disengaja. Lihat komunitas/ individu yang aktif memperjuangkan
https://nasional.tempo.co/read/1232373/lbh- keadilan gender di Indonesia. LBH Jakarta juga
gugat-tim-asistensi-hukum-wiranto-ke-ptun bagian dari gerakan ini.

54
oleh LBH Jakarta berupa diskusi, konsolidasi Omnibus Law”. Konferensi Pers tersebut
maupun kampanye media sosial atau juga dijadikan sebagai simbol penyerahan
yang diselenggarakan oleh pihak lain petisi kepada Presiden dan DPR RI secara
seperti organisasi mahasiswa dan jaringan terbuka. Harapan saat itu, petisi dapat
masyarakat sipil. menjadi pertimbangan bagi Presiden dan
DPR RI untuk menghentikan pembahasan
Sekitar Februari 2020, LBH Jakarta
dan mencabut omnibus law dari Program
bersama YLBHI berinisiatif untuk
Legislasi Nasional (Prolegnas). Saat
mengkonsolidasikan para akademisi yang
konferensi pers, para akademisi diwakili
menolak omnibus law. Ketika itu, beberapa
oleh Prof. Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M.,
akademisi sudah gencar menyampaikan
Ph.D (Universitas Padjadjaran); Prof. Ir.
penolakannya secara individu. Guna
Yonariza, M.Sc., Ph.D (Universitas Andalas);
mengamplifikasi suara kritis tersebut, LBH
Prof. M. R. Andri Gunawan Wibisana, S.H.,
Jakarta dan YLBHI menilai penting untuk
LL.M. (Universitas Indonesia); Dr. Haris
memfasilitasi secara kolektif analisis para
Retno Susmiyati, S.H., M.H. (Universitas
akademisi tersebut berbasiskan perspektif
Mulawarman); Dr. Devi Rahayu, S.H.,
keilmuannya masing-masing. Kalangan
M.Hum. (Universitas Trunojoyo Madura);
cendikia tentu memiliki legitimasi yang
dan Dian Noeswantari, S.Pi., M.PAA.
kuat untuk menyatakan sikap tegas. Selain
(Universitas Surabaya).35 Hingga saat ini,
itu, omnibus law juga memiliki potensi
sudah tercatat ratusan akademisi dari
untuk mengekang kebebasan intelektual.
67 Perguruan Tinggi se-Indonesia yang
Hingga April 2020, petisi online yang
mengecam omnibus law.36
digunakan untuk menghimpun pendapat
kritis akademisi secara kolektif tersebut Segala upaya protes dari seluruh lapisan
telah ditandatangani oleh 92 akademisi kemudian direspon oleh negara melalui
dari berbagai universitas di Indonesia.34 pengekangan kebebasan bereskpresi
Tercatat diantaranya tiga Profesor, 30 dan berpendapat melalui serangan
Doktor, 57 Magister dan dua Sarjana. digital, penangkapan sewenang-wenang,
kekerasan fisik dan psikis, penyiksaan
Selanjutnya, 92 akademisi tersebut 35
Konferensi Pers: 92 Akademisi Menolak Omnibus
menyatakan sikap melalui Konferensi Pers Law, Youtube LBH Jakarta, https://www.youtube.
com/watch?v=sHse3GENqU4&t=2225s diakses
online bertajuk “92 Akademisi Menolak pada 17 November 2020.
92 Akademisi Teken Petisi Tolak Omnibus Law
34 36
Pengesahan UU Cipta Kerja Kejutkan Ratusan
RUU Cipta Kerja, https://nasional.kompas.com/ Akademisi, https://www.kompas.com/edu/
read/2020/04/22/17222001/92-akademisi-teken- read/2020/10/07/165511671/pengesahan-uu-
petisi-tolak-omnibus-law-ruu-cipta-kerja diakses cipta-kerja-kejutkan-ratusan-akademisi diakses
pada 17 November 2020. pada 17 November 2020.

55
hingga penghalangan akses bantuan Pembelajaran Secara Daring dan Sosialisasi
hukum. Berikut catatan dari Tim Advokasi UU Cipta Kerja.39 Surat edaran ini ditujukan
Nasional37, GEBRAK, FRI, Aliansi Rakyat untuk membungkam penolakan di civitas
Bergerak/ARB (Yogyakarta), Gerakan akademika. Terdapat pula Memorandum
Rakyat Menolak/ GERAM (Makassar), of Understanding (MoU) yang dipaksakan
Gerakan Tolak Omnibus Law/ GETOL (Jawa pihak Rektorat kepada mahasiswa agar
Timur), Gerakan Suara Tuntutan Rakyat/ tidak mengikuti aksi unjuk rasa dengan
GESTUR (Jambi): mengancam akan melakukan drop out
atau mencabut beasiswa. Universitas
Pertama, pengekangan kebebasan
Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri
berekspresi dan berpendapat. Jelang
Yogyakarta (UNY), dan Universitas
pengesahan RUU Cipta Kerja, Kapolri
Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka)
menerbitkan Surat Telegram No. STR/645/X/
dilaporkan melarang seluruh kegiatan
PAM.3.2/2020 tertanggal 2 Oktober 2020
konsolidasi di lingkungan universitas.
berisikan perintah Kapolri untuk melakukan
Serta ancaman dari dari kepolisian yang
patroli siber, kontra narasi dan menindak
akan mencatat pelajar–demonstran dalam
rakyat yang menolak omnibus law.38 Lalu,
Surat Keterangan Catatan Kepolisian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(SKCK).40 Pembungkaman juga dialami
(Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran
oleh kelompok buruh di berbagai wilayah
No. 1035/E/KM/2020 tentang Himbauan
melalui ancaman yang digencarkan oleh
37
Tim Advokasi Nasional adalah tim gabungan
dari beberapa wilayah yaitu Tim Advokasi untuk pihak perusahaan.
Demokrasi (TAUD) Jabodetabek, Tim Hukum
AKBAR Sumatera Utara, Koalisi Bantuan Hukum Kedua, serangan digital. Pada 18 Oktober
Rakyat (KOBAR) Makassar, Tim Hukum Kebebasan
Berpendapat Jawa Timur, Tim Ampera Palembang, 2020, akun Twitter Koalisi Bersihkan
Solo Raya Bergerak, Tim Advokasi Kebebasan
Masyarakat Sipil Pekanbaru, Tim Hukum dan
Indonesia (@bersihkan_indo) dan FRI (@
Advokasi Sulut Bergerak Manado, Aliansi Jember FraksiRakyatID) diambil alih di tengah
Menggugat, Tim Advokasi untuk Kebebasan
Berpendapat Jawa Tengah, Tim Advokasi Jawa Barat 39
Kemendikbud Terbitkan Surat Edaran Imbau
Bersatu, Tim Advokasi Kebebasan Berpendapat Mahasiswa Tak Demo Omnibus Law, https://news.
Lampung, Aliansi Masyarakat Batang Bergerak, detik.com/berita/d-5208323/kemendikbud-
Kebebasan Mengemukakan Pendapat di Muka terbitkan-surat-edaran-imbau-mahasiswa-tak-
Umum Palangka Raya, Tim Advokasi untuk demo-omnibus-law diakses pada 16 November
Demokrasi dan Keadilan Padang, Fraksi Rakyat 2020
Indonesia Kalimantan Selatan, MAHAKAM 40
Pelajar Ikut Demo Omnibus Law Bakal Dicatat
Kalimatan Timur, dan Tim Advokasi Kebebasan dalam SKCK, https://www.cnnindonesia.com/
Berekspresi dan Berpendapat Bali. nasional/20201014151429-12-558366/pelajar-
38
YLBHI: Tugas Kepolisian Bukan Kampanye ikut-demo-omnibus-law-bakal-dicatat-dalam-skck,
Kebijakan Pemerintah, https://nasional.kompas. https://kumparan.com/kumparannews/lbh-
com/read/2020/10/12/22481831/ylbhi-tugas- ancaman-do-dan-persulit-skck-pelajar-bentuk-
kepolisian-bukan-kampanye-kebijakan-pemerintah kesewenangan-aparat-pemerintah-1uOdkKErkis/
diakses pada 16 November 2020. full diakses pada 16 November 2020.

56
pemaparan laporan ‘Kitab Hukum berbagai wilayah terhadap massa aksi.
Oligarki’.41 Beberapa akun Whatsapp Memukul mundur massa, menembakkan
milik aktivis dan organisasi masyarakat gas air mata, sweeping massa aksi,
sipil diretas.42 Selain itu, nomor hotline memukul, menendang, menginjak,
bantuan hukum milik Tim Advokasi untuk merampas ponsel dan kamera, menghapus
Demokrasi juga diambil alih secara paksa. paksa dokumentasi, menabrak massa aksi
Mobilisasi buzzer pun dilakukan untuk dengan motor trail polisi hingga melakukan
mendelegitimasi gerakan rakyat di media penangkapan sewenang-wenang. Tindakan
sosial. brutal tersebut mengakibatkan luka fisik
hingga trauma berat bagi korban.
Ketiga, benturan konflik horizontal. Massa
aksi berbagai daerah diintimidasi oleh Keenam, penghalangan akses bantuan
organisasi masyarakat (ormas). Sayangnya, hukum. Aparat kepolisian berbagai
aparat penegak hukum malah mendiamkan wilayah menghalangi korban penangkapan
tindakan intimidatif tersebut. sewenang-wenang untuk mengakses
bantuan hukum. Tim Advokasi juga
Keempat, serangan terhadap jurnalis
mencatat adanya dugaan penyiksaan
dan paramedis. AJI mencatat setidaknya
oleh aparat, korban dipukuli dan dipaksa
terdapat 28 jurnalis mengalami intimidasi
mengaku melakukan tindak pidana.
dan kekerasan saat meliput aksi unjuk rasa.
Aparat juga tidak memberi akses informasi
Relawan paramedis mengalami pemukulan
terkait jumlah dan identitas para korban
dan penangkapan sewenang-wenang
kepada Tim Advokasi. Setiap harinya, Tim
bahkan mobil ambulans dihambat, diserang
Advokasi berbagi peran dan jadwal (piket
dan dituduh membawa batu. Selain itu,
di kantor polisi) untuk mengupayakan
posko paramedis juga ikut ditembaki gas
korban mendapat bantuan hukum. Meski
air mata.
sudah mengantongi surat kuasa khusus,
Kelima, kekerasan oleh aparat. Aparat kuasa hukum tetap tidak diberi akses
penegak hukum melakukan kekerasan di pendampingan.
41
Akun Fraksi Rakyat Indonesia dan Bersihkan Atas seluruh tindak kekerasan
Indonesia Tumbang Usai Bahas Omnibus Law,
https://nasional.tempo.co/read/1397154/akun- dan penghalangan akses bantuan
fraksi-rakyat-id-dan-bersihkan-indonesia-tumbang-
usai-bahas-omnibus-law/full&view=ok diakses
hukum tersebut, Tim Advokasi telah
pada 17 November 2020. melaporkannya kepada Kapolri. Namun
42
Kasus Peretasan Para Pemrotes Omnibus Law UU
Cipta Kerja, https://tirto.id/kasus-peretasan-para- sayang, Kapolri tidak menganggap serius
pemrotes-omnibus-law-uu-cipta-kerja-f6fE diakses
pada 17 November 2020.
permasalahan ini dan hanya mengutus

57
Divisi Humas Polri untuk menemui Tim Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bahwa
Advokasi. Lagi-lagi, tanggapan yang terdapat penghapusan ketentuan yakni
diterima adalah menyarankan Tim Advokasi Pasal 46 terkait Badan Pengatur Hilir (BPH)
untuk melaporkan serangkaian tindakan Migas dan penambahan bab yakni Bab VII
brutal tersebut ke Propam43 masing-masing A diantara Bab VII dan Bab VIII.44
Polda. Padahal diketahui, upaya pelaporan
Secara substansi, LBH Jakarta menyoroti
tersebut akan sia-sia sebagaimana yang
dua isu dalam UU Cipta Kerja yakni
sering ditemui di kasus lainnya. Hal ini
pertanahan dan perburuhan. Untuk isu
bentuk Undue delay dan sikap pembiaran
pertanahan, UU Cipta Kerja juga sudah
Kapolri. Selain itu, Tim Advokasi juga
mengakomodir pasal kontroversial
telah melapor dan berkoordinasi dengan
dalam RUU Pertanahan. Oleh karenanya,
Ombusdman RI, KOMNAS HAM, KPAI dan
pengusiran paksa atau perampasan tanah
Komnas Perempuan untuk menindaklanjuti
akan jauh lebih masif. Hal ini dilihat dengan
persoalan ini.
adanya: (1) Pemanfaatan ruang hanya
Pada akhirnya RUU Cipta Kerja tetap didasarkan pada peta digital bukan kondisi
disahkan. Pengesahannya dilakukan pada riil. (2) Atas nama kebijakan nasional
5 Oktober 2020 dan diundangkan menjadi bersifat strategis, rencana tata ruang
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dapat dengan mudah diubah langsung
pada 2 November 2020. Cacat formil tidak melalui peninjauan kembali (luar biasa). (3)
kunjung berhenti. Setelah ketok palu, Sentralisasi dalam perizinan –persetujuan
beredar naskah versi 905 halaman. Naskah pemanfaatan ruang, memberi celah
tersebut belum final, berikutnya beredar korupsi kian melebar dan melemahkan
lagi naskah versi 1.035 halaman, lalu versi pengawasan publik. (4) Perubahan rezim
812 halaman, terakhir versi 1.187 halaman. perizinan pemanfaatan tata ruang menjadi
Berdasarkan Pasal 72 UU No. 12 Tahun persetujuan menghilangkan hak gugat
2011 dan penjelasannya, tenggat waktu masyarakat terdampak karena persetujuan
tujuh hari setelah pengesahan hanya bukan obyek TUN. (5) Pengaturan
dapat digunakan untuk urusan teknis ihwal Badan Bank Tanah, entitas ini
penulisan. Namun ternyata, perubahan akan menginventarisir tanah kemudian
naskah tidak sebatas perbaikan typo. Hal membagikannya kepada investor. (6) Hak
ini terkonfirmasi dari pengakuan Ketua
Ketua Baleg DPR Akui Naskah UU Cipta Kerja
44

Divisi atau Bidang Profesi dan Pengamanan


43
Kembali Berubah, https://nasional.okezone.com/
(Propam) adalah pengawas internal kepolisian read/2020/10/23/337/2298169/ketua-baleg-
RI yang ada di tingkat Mabes Polri, Polda hingga dpr-akui-naskah-uu-cipta-kerja-kembali-berubah
Polres. diakses pada 17 November 2020.

58
Pengelolaan menjadi salah satu jenis saja, tentu berimplikasi terhadap tidak
hak atas tanah. Padahal hak pengelolaan adanya solusi yang layak.
muncul karena kesalahan memaknai Hak
Kemudian, UU Cipta Kerja juga kian
Menguasai Negara. Badan Bank Tanah
memiskinkan kelompok buruh/pekerja. Hal
juga diberikan Hak Pengelolaan. (7) Hak
ini cukup beralasan melihat pengaturan
milik atas satuan rumah susun bagi Warga
sebagai berikut: (1) Pemberi kerja yang
Negara Asing dan Badan Hukum Asing.
mempekerjakan Tenaga Kerja Asing/TKA
Negara kian meminggirkan hak warga
tidak perlu memiliki izin tertulis, cukup
mendapatkan perumahan yang layak. (8)
memuat rencana penggunaan. Persaingan
Hak pengelolaan ruang atas tanah dan ruang
semakin terbuka lebar. TKA juga berpotensi
bawah tanah akan mengurangi hak rakyat
mengalami eksploitasi melihat lemahnya
memanfaatkan sumber-sumber agraria.
perlindungan. (2) Sistem kerja kontrak
(9) Penambahan alasan penggusuran
seumur hidup karena batas waktu maksimal
paksa dengan menambah enam kawasan
keberlakuan Perjanjian Kerja Waktu
pengadaaan tanah, yakni Kawasan Industri
Tertentu/PKWT sudah dihapuskan. Tidak
Hulu dan Hilir Minyak Gas, Kawasan
ada kepastian kerja. (3) Waktu kerja lembur
Ekonomi Khusus, Kawasan Industri,
diperpanjang sehingga menurunkan
Kawasan Pariwisata, Kawasan Ketahanan
kesehatan buruh dan meningkatkan
Pangan dan Kawasan Pengembangan
kecelakaan kerja. (4) Istirahat/cuti panjang
Teknologi. Padahal proyek pembangunan
berpotensi dipotong melalui perjanjian
di kawasan-kawasan tersebut hanya
kerja, peraturan perusahaan atau
mengakomodir kepentingan oligarki.
perjanjian kerja bersama. (5) Memperkuat
(10) Masyarakat terdampak yang tidak
politik upah murah. Sentralisasi kebijakan
menghadiri konsultasi publik akan dianggap
pengupahan kepada Pemerintah Pusat.
menyetujui rencana pembangunan. (11)
Penentuan upah didasarkan pada
Pengadaan tanah di bawah lima hektar
pertumbuhan ekonomi/inflasi, bukan
tidak mensyaratkan adanya konsultasi
indikator kebutuhan hidup layak. Upah
publik, pelaku pembangunan dapat
ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan
langsung menggusur paksa. (12) Jika
hasil. Upah Minimum Kabupaten/Kota
masyarakat menolak bentuk dan besaran
tidak wajib. Pun jika ditetapkan, Bupati/
ganti kerugian, pelaku pembangunan dapat
Walikota tidak dilibatkan. Standar upah
langsung menitipkannya ke pengadilan.
nantinya hanya akan didasarkan pada
Harapan adanya musyawarah yang tulus
Upah Minimum Provinsi/UMP padahal
dalam proses pembangunan hilang begitu

59
UMP merupakan upah terendah dalam pengusaha yang tidak membayar hak paska
skema pengupahan yang pernah ada. PHK pekerja yang menghadapi proses
Upah Minimum Sektoral juga dihapus, pidana, lembaga penempatan tenaga kerja
jelas merugikan karena tidak menjawab swasta yang tidak memiliki izin (menjadi
kebutuhan buruh pada sektor tertentu. sanksi administratif), pemberi kerja TKA
Struktur dan skala upah didasarkan pada yang tidak menaati ketentuan jabatan
kemampuan perusahaan dan produktivitas. & standar kompetensi, dan lembaga
Upah minimum bagi Usaha Mikro dan Kecil pelatihan kerja swasta yang tidak memiliki
didasarkan pada kesepakatan. Standar izin (menjadi sanksi administratif).
minimalnya berdasarkan data persentase
UU Cipta Kerja telah melanggar
dari rata-rata konsumsi masyarakat yang
penghormatan terhadap hak asasi
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik.
manusia dan demokrasi sejak proses
Tentu besarannya jauh dari kata layak. (6)
penyusunan. Baik secara formil maupun
Jenis pekerjaan yang dapat dialihdayakan
materiil. Tertutup dan tidak partisipatif.
(outsourcing) meluas sebab syaratnya telah
Politik hukum yang dibentuk juga tidak
dihapus. (7) Mempermudah perusahaan
mencerminkan keberpihakannya pada
untuk melakukan Pemutusan Hubungan
rakyat. Hal ini dimanifestasikan oleh
Kerja/PHK massal tanpa kehadiran
seluruh ketentuan yang merampas dan
negara. Alasan PHK karena efisiensi
memiskinkan ruang hidup. UU yang
juga dipertahankan, mendelegitimasi
disahkan secara tergesa-gesa ini jelas
Putusan MK. Perusahaan diberi
sengaja difungsikan untuk menaklukkan
keleluasaan melakukan PHK hanya dengan
rakyat demi melayani kepentingan
pemberitahuan. Serta mempermudah PHK
oligarki. Kehadirannya telah memukul
terhadap buruh penyandang disabilitas
mundur perjuangan yang selama ini rakyat
akibat kecelakaan kerja. (8) Hak pasca PHK
upayakan. Meski demikian, rakyat tidak
digerogoti, khususnya terhadap beberapa
menyerah dan kalah. Sebab rakyat tetap
jenis alasan PHK. Kewajiban penggantian
berlawan dan berlipat ganda menyuarakan
perumahan, pengobatan dan perawatan
perlawanan ditengah situasi pandemi dan
juga dihapuskan. (9) Menghapus enam
hegemoni wacana pembenaran omnibus
norma tindak pidana perburuhan yaitu
law serta laku represif aparat. []
pengusaha yang tidak memberi hak pekerja
pensiun/program pensiun, pemberi kerja
yang tidak memiliki izin mempekerjakan
TKA (menjadi sanksi administratif),

60
BANTUAN
HUKUM
STRUKTURAL
DI MASA
PANDEMI
S
etidaknya per-19 November 2020,

COVID-19
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia mengkonfirmasi bahwa
Virus Corona telah menyebabkan 15.503
Sejak teridentifikasinya Virus Corona jenis orang meninggal dunia45. Sementara Koalisi
baru (Novel Corona Virus/2019-nCoV/ Warga Lapor COVID-19 yang membentuk
COVID-19) di Tiongkok pada September- laporcovid19.org melaporkan total
Oktober 2019 lalu, virus tersebut telah kematian karena Virus Corona di Indonesia
menyebar dan menyebabkan ratusan
telah mencapai 20.67346 korban meninggal
ribu korban di berbagai belahan dunia,
termasuk di Indonesia. Virus ini dapat dunia.
menyebabkan sindrom gangguan Mengingat angka kematian yang masih
pernafasan akut yang dapat berujung
tinggi dan pertambahan korban yang
kematian.
terinfeksi tiap harinya masih sangat
signifikan, sejak 7 Maret 2020 hingga hari
ini LBH Jakarta masih menerapkan proses
pemberian bantuan hukum secara jarak
jauh lewat media daring. Layanan bantuan
hukum secara jarak jauh ini dilakukan
untuk mencegah potensi penyebaran virus
COVID-19 di lingkungan kantor LBH Jakarta
dan menjaga kesehatan publik, mengingat
dalam setiap harinya pada situasi normal
LBH Jakarta menjadi salah satu gedung
yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.
45
Public Health Emergency Operating Center
(PHEOC) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
46
https://laporcovid19.org/publik/

61
Pelaksanaan bantuan hukum secara jarak
jauh melalui media daring ini bukanlah
tanpa tantangan. LBH Jakarta harus Hasilnya, pada tahun
mempersiapkan segala macam kebutuhan
baik konsep maupun teknis agar akses
2020 LBH Jakarta
terhadap keadilan bagi para pencari mengalami penurunan
keadilan tidak terhambat. Namun, hal persentase jumlah
tersebut pun bukan tanpa hambatan. pengaduan yang cukup
Banyak klien dan calon klien yang masih signifikan yaitu sebesar
kesulitan untuk mengakses layanan
bantuan hukum dari LBH Jakarta secara
36%.
daring.
Terhadap hambatan dan tantangan ini
Jika melihat hambatan tersebut,
sebenarnya LBH Jakarta telah melakukan
permasalahan yang muncul kemudian
beberapa kali evaluasi agar layanan bantuan
bukanlah persoalan ketimpangan
hukum tetap dapat mudah dijangkau
infrastruktur telekomunikasi semata,
oleh para pencari keadilan, mulai dari
karena mayoritas para pencari keadilan
melakukan publikasi yang massif melalui
yang mengadu ke LBH Jakarta berasal dari
sosial media, layanan konsultasi melalui
Jabodetabek dan sudah memiliki perangkat
surel, layanan konsultasi via telepon (LBH
elektronik. Akan tetapi keterbatasan yang
Jakarta yang akan aktif menelepon pencari
ditemui adalah ternyata para pencari
keadilan), hingga jika tidak terhindarkan,
keadilan masih belum terampil untuk
pertemuan langsung secara terbatas pun
melakukan komunikasi secara daring.
akan LBH Jakarta lakukan. Tentunya, dengan
Misalnya saat LBH Jakarta mengirim surel menerapkan protokol kesehatan yang ketat
(surat elektronik) yang berisikan kronologis demi mencegah potensi penularan virus
permasalahan hukum, dimana para pencari COVID-19.
keadilan masih bingung bagaimana cara
Namun, kesenjangan telekomunikasi ini tak
mengisinya meskipun sudah dijelaskan dan
mudah untuk LBH Jakarta kikis. Hasilnya,
memiliki akses internet. Dalam kajian yang
pada tahun 2020 LBH Jakarta mengalami
dilakukan oleh Remotivi fenomena seperti
penurunan persentase jumlah pengaduan
ini adalah fenomena level lanjutan dari
yang cukup signifikan yaitu sebesar 36%.
kesenjangan digital47.
Ini berbeda dengan jumlah pengaduan
https://www.remotivi.or.id/amatan/600/
47

indonesia-40-nafsu-banyak-tenaga-kurang

62
pada tahun 2019 lalu, dimana LBH Jakarta Selain itu, Mahkamah Agung juga
mendapatkan 1.496 pengaduan dengan merespon situasi pandemi COVID-19
total pencari keadilan 60.793, sementara dengan menerbitkan Surat Edaran
di tahun 2020 ini total pengaduan 963 Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2020
dengan total pencari keadilan 7.242. tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Sementara pengaduan yang masuk terkait Selama Masa Pencegahan Penyebaran
kasus terdampak pandemi COVID-19 sejak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
LBH Jakarta mulai menerapkan konsultasi di lingkungan Mahkamah Agung RI dan
daring sebanyak 69 kasus yang didominasi badan peradilan yang berada di bawahnya.
oleh pengaduan terkait kasus perburuhan Dengan adanya surat edaran ini dan
(PHK) dan permasalahan pinjaman online. Peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun
2020 tentang Administrasi dan Persidangan
Persidangan di Masa Pandemi
Perkara Pidana di Pengadilan Secara
Sebagai bagian dari hak asasi manusia dan Elektronik (“PERMA 4/2020”), seluruh
hak kewarganegaraan, akses terhadap proses persidangan dapat dilakukan secara
keadilan merupakan hak dasar yang wajib daring.
dipenuhi oleh negara. Situasi darurat
Keputusan Mahkamah Agung untuk
kesehatan pada masa pandemi COVID-19
menyelenggarakan persidangan secara
ini telah menimbulkan perubahan
daring demi mencegah bertambahnya
kebijakan di ranah sistem peradilan (baik
kasus penyebaran COVID-19 di lingkungan
di ranah penyidikan kepolisian, penuntutan
pengadilan memang perlu diapresiasi.
kejaksaan, pemeriksaan perkara di
Meskipun lembaga peradilan terkesan
kengadilan, maupun pemasyarakatan di
lambat merespon persoalan ini ketika
Lembaga Pemasyarakatan/Lapas).
masa-masa awal situasi pendemi. Di
Misalnya terkait pelaksanaan persidangan sisi lain, persidangan secara daring ini
perkara pidana yang dapat dilakukan bukannya tanpa hambatan dan tantangan.
secara daring/online dengan menggunakan Sejumlah pihak mengkhawatirkan bila
medium video conference, dimana kebijakan persidangan secara daring berpotensi tidak
tersebut didasarkan pada kesepakatan maksimalnya proses pemeriksaan perkara
antara Kejaksaan, Mahkamah Agung dan karena adanya hambatan jarak antar para
Direktorat Jenderal Permasyarakatan48. pihak.

https://republika.co.id/berita/q7sxxu409/
48

kejaksaan-mulai-terapkan-persidangan-
emonlineem

63
Tercatat, selama masa pandemi COVID-19 secara fisik menjadi peradilan secara daring.
LBH Jakarta menangani setidaknya Bahayanya kemudian muncul, aturan ini
enam kasus aktif yang harus melakukan akan berlaku hingga nanti saat penyebaran
pendampingan di pengadilan. Sebagai Virus Corona di Indonesia sudah mampu
gambaran, LBH Jakarta di awal penerapan dikendalikan dan setiap orang yang terlibat
Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dalam proses di pengadilan harus tunduk
dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI dengan Perma ini.
Jakarta pada akhir Maret 2020, masih
Menilik PERMA 4/2020 tersebut LBH
melakukan pendampingan kepada enam
Jakarta sudah memiliki pengalaman soal
tahanan politik aktivis Papua di Pengadilan
persidangan pidana pada masa pandemi.
Negeri Jakarta Pusat.
Dalam persidangan di Pengadilan Negeri
Saat itu, pengadilan memutuskan tetap Jakarta Selatan dengan nomor perkara
menjalankan persidangan dengan 279/Pid.Sus/2020/PN.Jkt.Sel terhadap
alasan masa tahanan yang hampir habis. perkara terdakwa orang dengan disabilitas
Pengadilan seolah mengesampingkan mental49, persidangan secara daring justru
keselamatan para tahanan dan advokat melahirkan kesulitan, terutama dalam
pendampingnya di masa pandemi hal komunikasi antara penasehat hukum
COVID-19. Sebagaimana yang diungkapkan dengan terdakwa.
Marcus Tallius Cicero (106-43 SM), “Salus
Kita semua mafhum bahwa proses
Populi Suprema Lex Esto” (keselamatan
persidangan pidana berupaya untuk
rakyat adalah hukum tertinggi) semestinya
menemukan kebenaran materiil. Untuk itu,
lembaga peradilan yang merupakan
proses komunikasi antara para pihak harus
apparatus negara lebih memprioritaskan
optimal. Khususnya dalam hal pembelaan,
keselamatan dan kesehatan warganya
interaksi penasehat hukum dan terdakwa
termasuk yang berhadapan dengan hukum.
haruslah maksimal. Apalagi dengan
Celah selanjutnya adalah penerbitan terdakwa yang memiliki kondisi disabilitas
Peraturan Mahkamah Agung yang terlihat mental. Belum lagi jika merujuk pada kasus-
tergesa-gesa dan tidak sepenuhnya
Saat ditangani LBH Jakarta, Perkara ini sudah
49

menjawab rasa keadilan bagi terdakwa. masuk ke persidangan pokok perkara di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan tanpa adanya pemeriksaan
Sebagai gambaran, PERMA 4/2020, alih-alih kondisi psikologi terhadap terdakwa baik saat
menjawab tantangan persidangan di masa penyidikan maupun penuntutan sesuai dengan
ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Penyandang
pandemi, PERMA ini justru lahir dengan Disabilitas. Lihat dalam https://metro.tempo.
co/read/1360716/penyandang-disabilitas-
semangat menggantikan peradilan pidana mental-disidangkan-atas-tuduhan-pencabulan/
full&view=ok, diakses 6 Desember 2020.

64
kasus yang harus memperlihatkan alat bukti upaya untuk mencegah penyebaran virus
untuk mengukur sah atau tidaknya alat tersebut dilakukan dengan berbagai
bukti, dalam persidangan daring persoalan macam cara. Mulai dari mencuci
ini tak mudah diatasi. tangan, menggunakan masker hingga
pembatasan fisik yang artinya pembatasan
Belum lagi jika kita melihat situasi
terhadap situasi-situasi yang berpotensi
pemenuhan infrastruktur sambungan
menghadirkan kerumunan.
internet yang belum memadai. Hal tersebut
tentunya akan menghadirkan hambatan Ketika perhatian kepada pencegahan
lain dalam pelaksanaan persidangan penyebaran Virus Corona fokus pada
secara daring. Perkara sambungan pembatasan mobilitas, pemerintah
internet mungkin tidak menjadi masalah terlambat menyadari bahwasannya
jika persidangan ada di Jakarta, namun ada satu tempat yang sulit untuk diatur
bagaimana jika persidangan ada di daerah kepadatannya. Tempat itu adalah
pelosok yang hingga hari ini proses Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga
pemenuhan infrastruktur internetnya Pemasyarakatan (Lapas), dimana tempat
saja belum memadai50. Untuk itu, LBH tersebut kepadatannya sulit untuk
Jakarta telah menyatakan keberatan jika dikontrol.
persidangan dilakukan secara daring di luar
Berdasarkan data dari Direktorat
situasi pandemi, apalagi jika persidangan
Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas),
secara daring diberlakukan dengan alasan
kondisi di dalam Rutan dan Lapas sangat
penghematan biaya serta waktu51.
mengkhawatirkan dikarenakan kelebihan
Mendorong Lahirnya Perlindungan bagi kapasitas. Per 17 Maret 2020 tingkat
Tahanan pada Masa Pandemi kelebihan kapasitas di Rutan dan Lapas
mencapai 98 persen52. Sementara per
Pandemi Virus Corona yang terjadi di dunia
November 2020, Dari 33 Kantor Wilayah
juga di Indonesia tentu menyebabkan
Ditjen Pas, tercatat 27 kantor wilayah masih
terhambatnya berbagai macam aktivitas
mengalami kapasitas yang berlebihan53.
masyarakat. Tentu saja berbagai macam
Hal ini tentunya masih menunjukan bahwa
50
https://tekno.kompas.com/ Rutan dan Lapas menjadi tempat dengan
read/2020/11/10/20020087/melihat-besarnya-
kesenjangan-internet-antara-indonesia-barat-dan-
potensi tinggi penyebaran COVID-19.
timur?page=all, diakses 6 Desember 2020.
51
https://www.hukumonline.com/berita/baca/
52
https://www.bantuanhukum.or.id/COVID-19-
lt5ee39ea112c02/sidang-pidana-online-dinilai- mendesak-perlindungan-terhadap-tahanan/,
sulit-menemukan-kebenaran-materil/, diakses 6 diakses 6 Desember 2020.
Desember 2020.
53
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/
monthly, diakses 6 Desember 2020.

65
Meskipun Kementerian Hukum dan Hak dalam KUHAP.
Asasi Manusia Republik Indonesia telah
Aparat penegak hukum harus
menerbitkan keputusan Menteri Hukum
memperhatikan ketentuan seperti Pasal
dan HAM RI No.M.HH-19 PK.01.04.04
21 ayat 4 KUHAP yang menyebutkan
Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan
penahanan hanya dapat dilakukan kepada
Pembebasan Narapidana dan Anak
pelaku tindak pidana dengan ancaman
melalui Asimilasi dan Integrasi dalam
hukuman penjara 5 tahun atau lebih.
Rangka Pencegahan dan Penanggulangan
Bahkan, penahanan tidak perlu dilakukan
Penyebaran COVID-19, ternyata belum
terhadap pelaku tindak pidana ringan, tanpa
signifikan untuk mengurangi jumlah
korban ataupun yang tidak melibatkan
penumpukan orang di Rutan dan Lapas di
kekerasan. Hal tersebut dimungkinkan jika
seluruh Indonesia.
aparat penegak hukum mau menggunakan
Kebijakan asimilasi dan integrasi ini hanya alternatif mekanisme penahanan yang juga
mengurangi 11 persen penghuni Rutan dan dikenal dalam KUHAP yaitu mekanisme
Lapas. Artinya, masih terdapat 240 ribu jaminan yang memperbolehkan tersangka
lebih penghuni Rutan dan Lapas di seluruh atau terdakwa untuk tidak ditahan.
Indonesia meskipun Kementerian Hukum
Memaksimalkan fungsi jaksa sebagai
dan HAM telah membebaskan sekitar
pengendali perkara (dominus litis) juga
30 ribu lebih tahanan melalui program
merupakan salah satu opsi guna mencegah
tersebut. Idealnya Rutan dan Lapas di
semakin membludaknya tahanan. Selain
Indonesia hanya mampu menampung
itu, pentingnya koordinasi antar lini
sebanyak 130 ribu tahanan.
seperti Mahkamah Agung, kepolisian dam
Untuk itu, LBH Jakarta bersama Koalisi Kejaksaan untuk menghadirkan aturan
Pemantau Peradilan masih terus turunan ataupun aturan pelaksana dari
mendorong pemerintah untuk selalu KUHP untuk mengantisipasi situasi pandemi
melakukan perbaikan-perbaikan kebijakan yang berkaitan dengan penahanan guna
untuk melindungi tahanan di Rutan membantu upaya pemerintah dalam
terutama pada masa pandemi seperti ini mencegah penyebaran Virus Corona. []
agar tidak tertular virus COVID-19. Hal
tersebut dapat dilakukan bukan hanya
dengan satu program asimilasi dan integrasi
saja namun juga dengan menjalankan
ketentuan-ketentuan yang sudah tertera

66
PEMBUNGKAMAN
SUARA BERSKALA
BESAR (PSBB)
S
“Hak untuk mengadakan protes bersama ejak 2017, masyarakat sipil tidak
merupakan salah satu demokrasi asli henti-hentinya menyampaikan
Indonesia. Apabila rakyat merasa kekhawatiran dan kritik tentang
keberatan sekali atas peraturan yang
terus menyempitnya ruang demokrasi.
dikeluarkan pembesar daerah, maka
rakyat datang berbondong-bondong ke Berbagai hal dijadikan sebagai parameter,
alun-alun, di muka rumah pembesar, antara lain adanya pembubaran organisasi
dan duduk di situ beberapa lama tanpa (baca: Hizbut Tahrir Indonesia (HTI))
berbuat apa-apa.” secara sewenang-wenang, penyerangan
serta pemidanaan terhadap orang-orang
Mohammad Hatta, Demokrasi Kita
yang menyampaikan pendapatnya secara
terbuka, terutama yang melakukan
kritik terhadap pemerintah atau orang-
orang yang dekat dengan pemerintah,
pembubaran, penganiayaan, dan
pemenjaraan terhadap unjuk rasa damai,
dan lain sebagainya.

67
Menyempitnya ruang demokrasi tidak beres di masa pandemi. Tidak hanya
mendapatkan bentuknya yang paling di situ, anarko sindikalis selanjutnya
paripurna sejak wabah Covid-19 melanda. acapkali dibawa-bawa sebagai aktor di
Mulai Maret, kedaruratan kesehatan balik berbagai kerusuhan. Represi terhadap
dijadikan alasan sempurna untuk memaksa aksi unjuk rasa kini selalu dikaitkan dengan
setiap orang untuk diam di rumah (tidak anarko sindikalis.
termasuk buruh pabrik dan rakyat kecil
Ravio Patra Asri menjadi korban
lainnya yang tidak punya pilihan lain untuk
selanjutnya. Aktif mengkritik kebijakan
terus bekerja demi sesuap nasi). Setiap
menghadapi Covid-19, akun WhatsApp
pertemuan di ruang publik dilarang dengan
miliknya dibajak oleh orang tak dikenal
ancaman kosong pidana kekarantinaan
dan menyebar pesan yang mirip dengan
kesehatan dan kritik terhadap setiap
anarko sindikalis. Ia ditangkap secara kilat
kebijakan pemerintah terkait Covid-19
dan sewenang-wenang dan hampir masuk
akan dilibas dengan pemenjaraan karena
bui ketika warganet yang budiman ramai-
dianggap menghina presiden dan pejabat
ramai memberikan dukungan melalui
negara atau dituduh menyebar hoaks.54
#BebaskanRavio. Para buzzer dan BOT
Korban pertama dari kebijakan pemerintah melawan dan mengubah tagar tersebut
yang antidemokrasi menghadapi krisis menjadi #BebaskanVario. Melawan
Covid-19 adalah anarko sindikalis yang
“iseng” mencoret-coret berbagai titik di
Tangerang menggunakan piloks bahwa saat
ini sedang krisis. Bukannya diperintahkan
menghapus piloks dan didenda berdasarkan
Perda Ketertiban Umum setempat, mereka
ditangkap dan diburu di berbagai daerah
karena dianggap menyebarkan hoaks dan
dituduh dengan sesuatu yang bombastis:
hendak membakar Pulau Jawa. Pemidanaan
dan perburuan terhadap anarko sindikalis
tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk
pengkambinghitaman negara terhadap
kelompok kritis di kala pengelolaan negara
Lihat Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1100/IV/
54

HUK.7.1./2020 tanggal 4 April 2020.

68
rasisme dengan tuduhan makar yang
absurd, setiap unjuk rasa di Papua kini
dilarang melalui Maklumat Kapolda. Tak
Hal yang sama di alam habis akal, mulailah berbagai solidaritas
digital juga menimpa dalam bentuk diskusi dan kajian ilmiah di
tirto.id dan tempo.co berbagai daerah, terutama diadakan oleh
yang mewartakan kritik mahasiswa tentang penindasan di Papua
sebagai solidaritas terhadap sidang tahanan
kepada Badan Intelijen politik di Jakarta dan Balikpapan. Namun
Negara dan Tentara malang, mahasiswa Universitas Khairun
Nasional Indonesia dikeluarkan dan BEM UI dipanggil oleh
yang secara “palugada” Rektorat yang berbuntut keluarnya pakta
mengembangkan integritas yang bertujuan membungkam
kemerdekaan berpendapat mahasiswa.55
vaksin Covid-19. Penyelenggaraan diskusi Papua juga
mengalami peretasan WhatsApp yang
dialami oleh narasumber, lagi-lagi oleh
lewat praperadilan, terungkap bahwa pihak tak dikenal. Sama dengan kasus
penangkapan dilakukan tidak sesuai Ravio, peretasan tersebut telah dilaporkan
dengan hukum acara, namun ternyata ke Kepolisian tapi hingga kini tak jelas
hakim mengeluarkan putusan yang sangat proses hukumnya. Tak berhenti sampai
aneh, menyatakan bahwa Ravio tidak pemenjaraan tapol, ketika sudah dipenjara
dapat membuktikan telah terjadi upaya dan bebas, Surya Anta bercerita tentang
paksa secara sewenang-wenang. Hal yang kebobrokan sistem penitensier di Rutan
sama di alam digital juga menimpa tirto. Salemba melalui Twitter yang ternyata juga
id dan tempo.co yang mewartakan kritik tiba-tiba hilang tanpa bekas.
kepada Badan Intelijen Negara dan Tentara
Sementara itu, semasa Covid-19 pula
Nasional Indonesia yang secara “palugada”
sederet undang-undang bercorak ortodoks-
mengembangkan vaksin Covid-19.
otoriter tetap dipaksakan disahkan
Di sisi lain, Papua tidak henti-hentinya Pakta tersebut di antaranya memuat aturan
55

ditindas. Setelah tahun lalu pemerintah mahasiswa tidak boleh terlibat dalam politik
praktis yang mengganggu tatanan akademik dan
melakukan pemenjaraan terhadap aktor- bernegara, kegiatan yang dilakukan sekelompok
mahasiswa yang tidak mendapat izin resmi
aktor unjuk rasa damai karena peristiwa pimpinan fakultas atau kampus. Presiden BEM
UI menyatakan bahwa pakta tersebut dapat
mengekang kehidupan berdemokrasi mahasiswa,

69
oleh DPR dengan pemerintah meskipun melakukan “provokasi”.56 Di Jawa Timur
mendapatkan protes keras dan meluas dari misalnya, orang tua mereka dipanggil
masyarakat, diantaranya: Undang-Undang Walikota Surabaya, para pelajar menangis,
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan mencium kaki orang tua dan disebut tidak
atas Undang-Undang Mineral dan akan mendapatkan SKCK untuk melamar
Batubara, Undang-Undang Nomor 7 Tahun kerja. Keluarlah kemudian masing-masing
2020 tentang Perubahan atas Undang- surat edaran dari pemerintah agar lembaga
Undang tentang Mahkamah Konstitusi, pendidikan mencegah mahasiswa untuk
dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tidak melakukan aksi unjuk rasa.57
tentang Cipta Kerja (Omnibus Law). Rakyat
Selanjutnya, sebanyak 5.298 orang
hanya bisa melongo melihat hal tersebut
ditangkap dan tidak mendapatkan akses
terjadi di saat kita semua disuruh duduk
bantuan hukum dengan alasan dari pihak
manis di rumah karena wabah.
kepolisian semua sudah ada penasihat
Ketika aksi unjuk rasa besar terjadi pada 8 hukum. Secara tiba-tiba juga muncul
Oktober di berbagai kota menolak Omnibus tuduhan bahwa ada “demo ditunggangi”
Law, hampir seluruh daerah berakhir persis seperti Orde Baru tahun 1990an
dengan pembubaran paksa tanpa alasan awal dan tiba-tiba halte-halte di pusat kota
yang jelas dan melahirkan kekerasan dan Jakarta dibakar dan diliput besar-besaran
disertai dengan upaya paksa ilegal dengan oleh media massa bahwa unjuk rasa
asal geledah, asal sita, dan asal tangkap rusuh. NarasiTV melakukan investigasi dan
hanya karena dianggap polisi “berpotensi” terungkap kemudian bahwa pembakaran
menimbulkan kerusuhan, bahkan ketika dilakukan oleh tujuh orang misterius
mereka baru sedang dalam perjalanan dengan dresscode khas hitam-hitam dan
menuju lokasi unjuk rasa. Banyak buruh dari sarung tangan sebelah. Tudingan bahwa
berbagai daerah industri dan daerah sekitar aksi unjuk rasa akan memicu ledakan kasus
ibukota tidak dapat datang ke Jakarta karena baru Covid-19 juga tak terbukti. Dengan
dihadang oleh kepolisian. Bagi pelajar, kata lain, unjuk rasa distigma sebagai
grup facebook mereka diteror oleh orang- kejahatan atau merugikan publik, dan oleh
orang yang mengaku polisi dan banyak dari
56
Provokasi adalah bahasa khas yang acapkali
pelajar STM yang ditangkap karena dituduh digunakan Orde Baru untuk stigma terhadap suara-
suara kritis.
salah satunya mahasiswa tidak akan bisa 57
Lihat Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan
mengkritik kebijakan pemerintah atau melakukan Tinggi Nomor 1035/E/KM/2020 Perihal Imbauan
aksi demonstrasi. Lihat https://www.cnnindonesia. Pembelajaran Secara Daring dan Sosialisasi UU
com/nasional/20200912130116-20-545621/bem- Cipta Kerja 9 Oktober 2020 dan Surat Edaran
ui-tolak-pakta-integritas-ini-pengekangan-hak- Kepala SMA Negeri 70 Jakarta Nomor 418/-
mahasiswa, diakses 2 Desember 2020. 1.851.622 tanggal 7 Oktober 2020.

70
segala daya dan upaya untuk mencegah
suara-suara kritis yang berseberangan
dengan dirinya. Tujuannya agar mereka
yang kritis takut dan berhenti bersuara.
Padahal, berdasarkan
Padahal, berdasarkan prinsip hak asasi
prinsip hak asasi manusia, setiap orang berhak untuk
manusia, setiap menyampaikan apapun dalam bentuk
orang berhak untuk apapun secara terbuka. Mohammad
menyampaikan apapun Hatta dalam Demokrasi Kita menyebutkan
bahwa hak untuk mengadakan protes
dalam bentuk apapun
bersama merupakan salah satu demokrasi
secara terbuka. asli Indonesia. Apabila rakyat merasa
keberatan sekali atas peraturan yang
dikeluarkan pembesar daerah, maka rakyat
karenanya harus dicegah dengan berbagai datang berbondong-bondong ke alun-alun,
cara, termasuk mengerahkan organisasi di muka rumah pembesar, dan duduk di situ
masyarakat (paramiliter) untuk menghalau beberapa lama tanpa berbuat apa-apa.59
unjuk rasa Omnibus Law. Kemerdekaan menyampaikan pendapat
Terakhir, setiap orang yang mengungkapkan sejatinya adalah bentuk hak konstitusional
idenya tentang Omnibus Law yang warga negara untuk berpartisipasi dalam
memiskinkan rakyat akan mendapatkan penyelenggaraan negara. Perbedaan
labelling hoaks hingga harus berakhir pendapat, apalagi kritik akan memperkaya
di penjara sehingga tak heran jika ada diskursus, menambah wawasan pengambil
survei yang menyatakan selama rezim kebijakan yang seringkali tuna adab dan
Jokowi berkuasa mayoritas rakyat takut hanya mengabdi pada kepentingan oligark
mengemukakan pendapat.58 yang bertujuan mencari rente. Oleh karena
itu, seperti kata John Stuart Mills, jika
Peristiwa-peristiwa tersebut tidak berdiri kebebasan berekspresi dibungkam, berarti
sendiri-sendiri dan haruslah dilihat sebagai kita mengorbankan seluruh keberanian
perangai rezim hari ini yang melakukan moral pikiran manusia.60 []

Survei Indikator: Mayoritas Responden Takut


58

Nyatakan Pendapat Saat Ini <https://news. Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, (Jakarta:
59

detik.com/berita/d-5228103/survei-indikator- Penerbit Pandji Masyarakat, 1960), hal. 26.


mayoritas-responden-takut-nyatakan-pendapat- John Stuart Mills, On Liberty, (Indianapolis: Hackett
60

saat-ini>. Publishing, 1978), hal. 31.

71
72
REFORMASI
KEPOLISIAN
MANDEK,
B
rutalitas kepolisian tak berhenti
POLISI saat aksi #ReformasiDikorupsi akhir

JADI ALAT tahun 2019 lalu. Tahun ini, di tengah


pandemi Covid 19, pemerintah dan DPR
KEKUASAAN memaksa mengetok UU Omnimbus
Law Cipta Kerja yang penuh masalah,
Polisi masa mendatang seyogyanya masyarakat akhirnya turun ke jalan
merupakan polisi rakyat. (Bukan) Polisi melakukan demonstrasi penolakan besar-
sebagai penjaga status quo sekedar besaran dengan tajuk #MosiTidakPercaya.
menempatkan kedudukannya sebagai Demonstrasi terjadi di 91 titik kota dan
bagian dari birokrasi, yang tugasnya kabupaten di seluruh provinsi di Indonesia.
adalah menjalankan “peraturan”. Polisi
Tak berbeda dengan represi polisi pada
Rakyat adalah yang memiliki komitmen
lebih daripada sekedar terhadap aksi penolakan UU KPK, RUU KUHP dan
peraturan saja melainkan terhadap sejumlah UU bermasalah sebelumnya,
masyarakat. Memang lebih mudah pada aksi penolakan Omnimbus Law ini,
untuk menjadi polisi peraturan daripada sejak Agustus lalu kepolisian melakukan
menjadi polisi rakyat, karena untuk yang penangkapan terhadap 5.298 orang yang
disebut terakhir dibutuhkan komitmen, terdiri dari pelajar, buruh, mahasiswa,
kreativitas, imajinasi dan sedikit banyak
wartawan dan kelompok masyarakat
juga keberanian.
lainnya.61 Jumlah ini meningkat tajam
Satjipto Rahardjo, Membangun Polisi Sipil dari 1489 orang yang ditangkap saat aksi
#ReformasiDikorupsi tahun sebelumnya.

Lihat dalam https://megapolitan.kompas.com/


61

read/2020/10/12/18553771/totalnya-polisi-
tangkap-5918-orang-dalam-demo-tolak-omnibus-
law-di, diakses 6 Desember 2020.

73
Penangkapan dan berbagai bentuk sejumlah pola pelanggaran dan kekerasan
kekerasan yang terjadi merupakan buntut kepolisian saat unjuk rasa Omnimbus
dari tidak netralnya aparat kepolisian Law ini. Pertama, penangkapan massa
terhadap aksi-aksi demonstrasi yang aksi sebelum sampai di titik aksi.
dilakukan masyarakat.62 Kapolri secara Kedua, pembubaran aksi secara brutal
terang-terangan menerbitkan instruksi menggunakan gas air mata, meriam air
khusus melalui telegram nomor STR/645/X/ dan peluru karet yang tidak sesuai dengan
PAM.3.2./2020 tertanggal 2 Oktober 2020 ketentuan. Ketiga, penangkapan peserta
untuk menggagalkan aksi-aksi demonstrasi aksi secara acak tanpa kriteria yang jelas
penolakan Omnimbus Law ini. Selain dan alasan memadai. Keempat, pemukulan
berisi instruksi untuk menggagalkan aksi dan pengeroyokan pada saat penangkapan.
unjuk rasa di lapangan, telegram ini juga Kelima, kekerasan dan penangkapan
melegitimasi tindakan kepolisian yang kepada wartawan yang meliput. Keenam,
menjadi pendengung (buzzer) sekaligus pengumpulan dan penelanjangan ribuan
alat pukul pemerintah terhadap kritik peserta aksi di parkiran Polda Metro Jaya
publik di media sosial. Sebelumnya, yang beresiko penularan Covid 19. Ketujuh,
kepolisian juga mengeluarkan telegram penghalangan akses bantuan hukum bagi
nomor ST/1100/IV/HUK.7.1/2020 yang peserta aksi yang dilakukan pemeriksaan
berisi pemidanaan menggunakan undang- setelah ditangkap. Kedelapan, tidak
undang ITE pada kritik publik di media memberitahukan kepada keluarga peserta
sosial berkaitan dengan Covid 19. Telegram aksi yang ditangkap sehingga banyak
ini bahkan menghidupkan kembali pasal keluarga merasa kehilangan anggota
penghinaan presiden yang telah dinyatakan keluarganya yang ikut aksi dan belum
inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi. kembali.
Polisi telah menetapkan 82 orang warga
menjadi tersangka atas telegram ini.

LBH Jakarta yang tergabung dalam Tim


Advokasi untuk Demokrasi (TAuD) di
Jakarta yang melakukan pendampingan
hukum kepada massa aksi dan membuka
hotline pengaduan cepat, menemukan
Lihat dalam https://www.cnnindonesia.com/
62

nasional/20201007032103-12-555219/polisi-
dinilai-tak-netral-tangani-demo-menolak-omnibus-
law, diakses 6 Desember 2020.

74
berarti, setidaknya sebanyak 5000 orang
telah ditangkap tanpa alasan yang sah.
Dalil kepolisian melakukan pengamanan
tidak dapat dibenarkan karena tidak ada
Justru ini membuktikan landasan hukum untuk itu. Justru ini
kepolisian telah membuktikan kepolisian telah melakukan
melakukan upaya paksa upaya paksa secara sewenang-wenang
(excessive use of force).
secara sewenang-
wenang. Kekerasan dan pelanggaran polisi yang
begitu masif ini, banyak terekam di gawai
peserta aksi dan beredar luas di internet.
Kejadian pemukulan, pengeroyokan,
Kepolisian kemudian menetapkan para penembakan gas air mata dan peluru
peserta aksi sebagai tersangka pelaku karet ke arah massa aksi, pemukulan
kerusuhan sebanyak 167 orang, 96 orang dan perampasan dokumentasi dan alat
diantaranya ditahan. Dari 167 orang kerja wartawan, menjadi bukti yang tak
yang ditahan tersebut kepolisian tidak terbantahkan. Namun, sama saja seperti
menjelaskan secara akuntabel mengenai peristiwa kekerasan aparat pada beberapa
alasan penahanan dan pasal yang aksi massa sebelumnya di peristiwia 21-
diterapkan. Kepolisian hanya menstigma 22 Mei 2019, Aksi #ReformasiDikorupsi
para peserta aksi yang ditangkap 2019, di aksi #MosiTidakPercaya 2020
tersebut sebagai pelaku kerusuhan dan ini, kepolisian tidak melakukan evaluasi
tergabung dalam kelompok anarko tetapi secara institusi dan penindakan terhadap
tidak menjelaskan secara detail fakta- personel, termasuk rantai komando. Polisi
fakta hukum yang mendasari hal itu. kembali menunjukkan sikap tidak netral
Pada investigasi mengenai pembakaran karena hanya menggunakan wewenangnya
halte oleh sekelompok orang saat aksi pada masyarakat, namun tidak pada
tolak Omnimbus Law di Jakarta, jurnalis institusinya.
menemukan bahwa orang yang diklaim Selain brutalitas pada aksi-aksi demonstrasi,
oleh kepolisian sebagai pelaku kerusuhan setelah 22 tahun berjalan reformasi,
pembakaran halte justru berbeda dengan kepolisian yang susah payah dipisahkan
pelaku yang diinvestigasi jurnalis dengan dari militer (ABRI) pasca reformasi justru
bukti-bukti yang cukup kuat. Di sisi lain, ini menjelma menjadi “dwifungsi” gaya baru.

75
Reformasi kepolisian yang ditegaskan
dalam instruksi kedua pada Instruksi
Presiden Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Langkah-Langkah Kebijakan Dalam Rangka
Pemisahan POLRI Dari ABRI yang bertujuan
“pemisahan secara tegas fungsi dan Impunitas dan
wewenang aparatur penegak hukum, diskriminasi penegakan
agar dapat dicapai proporsionalitas,
hukum terang-terangan
profesionalitas, dan integritas yang utuh.”
dipertontonkan
Melenceng dari semangat awal, polisi kini Kepolisian.
justru diberikan ruang masuk di berbagai
lembaga sipil oleh Pemerintah, bahkan
untuk rangkap jabatan. Seperti menjadi
Ketua KPK, Kepala BIN, Direktur Utama
BULOG, Kepala BNN, Kepala BNPT, LPSK,
Salah satu contoh telak betapa
Kepala-kepala inspektorat dan direktorat
bermasalahnya rangkap jabatan polisi
di berbagai kementerian, Lemhanas,
aktif ialah lumpuhnya KPK di bawah
menjadi Ketua Umum PSSI hingga menjadi
kepemimpinan Komjen Firli Bahuri. Selain
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan
problem bahwa sejak awal ia adalah jenderal
masih banyak lainnya.63 Ombusdman
polisi bermasalah yang pernah ditugaskan
juga menemukan 13 orang polisi menjadi
di KPK karena melakukan pelanggaran etik
komisaris BUMN dan 7% dari 167 Komisaris
dan saat menjabat pelanggaran etiknya
di anak perusahaan BUMN.64 Kondisi ini
kembali terulang dengan menjalani gaya
tentu saja tidak tepat mengingat salah
hidup mewah menggunakan helikopter
satu tujuan penghapusan dwifungsi adalah
untuk transportasi pibadi. Dari segi kinerja,
untuk memperkuat pemerintahan yang
tercatat hanya tiga kali operasi tangkap
bersih (good governance) yang bebas dari
tangan (OTT) dengan tiga tersangka pada
conflict kepentingan (conflict of interest).
satu tahun masa kepemimpinannya.
63
Lihat dalam https://nasional.tempo.co/ Periode sebelumnya, tahun 2019, KPK
read/1359771/30-perwira-polisi-disebut- melakukan OTT sebanyak 21 kali dengan
jadi-komisaris-bumn-hingga-pejabat, diakses 6
Desember 2020. 76 tersangka. Pencegahan korupsi yang
64
Lihat https://jatim.idntimes.com/news/indonesia/
lia-hutasoit-1/deretan-perwira-polisi-yang-juga- digadang-gadangnya pun melempem
duduk-di-kursi-bumn-regional-jatim/4, diakses 6 terhambat minimnya koordinasi dan
Desember 2020.

76
supervisi dengan aparat penegak hukum pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
lain. Bahkan, sebanyak 32 pegawai kepolisian kepada Divisi Profesi dan
KPK tercatat memilih mundur di masa Pengamanan Polri (Propam) dan Komisi
kepemimpinannya. Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga
mengalami kebuntuan. Pada Kasus Novel,
Kinerja utama untuk mengungkap
anggota polisi yang divonis bersalah sebagai
kejahatan justru tidak berjalan dengan
pelaku penyerangan tidak dipecat dan masih
maksimal. Sepanjang tahun 2018-2020
menjadi anggota polisi aktif. Pada kasus
LBH Jakarta menerima dan menangani
penangkapan dan penahanan, sewenang-
51 pengaduan kasus terkait pelanggaran
wenang terhadap Ravio Patra, pelajar
hukum dan hak asasi manusia oleh
dan mahasiswa yang dituduh anarko, dan
kepolisian berupa penyiksaan, pelanggaran
ribuan peserta aksi #ReformasiDikorupsi
hak atas peradilan yang adil, pelanggaran
dan #MosiTidakPercaya juga tidak ada
hak anak berhadapan dengan hukum,
penindakan dan akuntabilitas penegakan
penundaan berlarut (undue delay) dan
hukum maupun disiplin dan etik. Padahal,
hak kebebasan menyampaikan pendapat.
korbannya begitu banyak. Kompolnas yang
Pada kasus penyerangan terhadap
semestinya menjadi pengawas eksternal
Penyidik KPK Novel Baswedan misalnya,
kepolisian juga tidak berfungsi. Impunitas
kepolisian melakukan undue delay selama
dan diskriminasi penegakan hukum terang-
hampir tiga tahun. Pengungkapan kasus
terangan dipertontonkan kepolisian.
pun tidak serius hanya berhenti di pelaku
lapangan. Penegakan hukum berjalan Rencana Strategis Polri memproyeksikan
tanpa tranparansi dan akuntabilitas. pada 2016-2025 seharusnya kepolisian
Hampir setahun sejak penangkapan pelaku sudah berada pada strive for excellence
lapangan, tidak ada tanda-tanda polisi akan tapi kenyataanya polisi masih menjadi
mengungkap aktor utama yang berperan lembaga negara yang terbanyak melanggar
dalam penyerangan Novel Baswedan. HAM, melanggengkan penyiksaan dan
LBH Jakarta bersama koalisi masyarakat kekerasan. Ini menunjukkan reformasi
sipil telah menyampaikan kritik ini sejak kepolisian justru mengalami kemandekan.
2018 disertai dengan temuan-temuan Bahkan, polisi saat ini justru menjadi alat
pemantauan koalisi soal pelaku dan kekuasaan. []
jaringan pelaku.

Tak hanya itu, pengaduan-pengaduan


yang disampaikan masyarakat terhadap

77
78
SAYONARA
PERLINDUNGAN
BURUH
A
da sekitar 62 juta orang buruh di
“All wealth is the product of labor”
Indonesia pada Februari 202065
John Locke yang nasibnya kian tak menentu
pada pada akhir tahun ini. Setelah
perlindungan negara terhadap buruh
berkurang pasca Orde Lama kemudian
ditundukkan pada rezim Orde Baru, pasca
krisis ekonomi 1997 kedudukannya makin
terombang-ambing usai diadopsinya pasar
tenaga kerja fleksibel atas saran Dana
Moneter Internasional (IMF). Kini dengan
dengan disahkannya Omnibus Law Cipta
Kerja, buruh akan masuk jurang terdalam
perbudakan modern karena kedudukannya
tak lebih dari variabel produksi, mudah
direkrut dan mudah dipecat (easy hire,
easy fire).

Lihat Badan Pusat Statistik, Keadaan Pekerja di


65

Indonesia Februari 2020.

79
Dari segi norma, Undang-Undang Nomor Profesi dan Pengamanan (Propam) maupun
13 Tahun 2003 sebetulnya mencantumkan pengawasan penyidikan akan menyatakan
ketentuan pidana penjara apabila terjadi tidak ada pelanggaran dalam proses hukum.
pelanggaran hak buruh. Misalnya Pasal 90 Hal yang sama berlaku apabila perkara
jo. 185 bagi pengusaha yang membayar diadukan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil
upah di bawah ketentuan Upah Minimum (PPNS) di Dinas Ketenagakerjaan.
Provinsi (UMP), atau misalnya apabila
Untuk kasus pidana perburuhan tahun ini
terdapat pemberangusan serikat maka
ada 31 pengaduan, terdiri dari 12 individu
pelaku dapat diganjar pidana penjara
dan 19 kelompok dengan total 12.782
dan/atau denda sebagaimana diatur
pencari keadilan. Sedangkan dugaan tindak
dalam Pasal 28 jo. 43. Undang-Undang
pidana perburuhan yang diadukan ada
Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat
berbagai jenis seperti sembilan mengalami
Pekerja/Buruh. Namun, ketika dihadapkan
pembayaran upah di bawah UMP, tiga
dengan proses hukum, buruh dengan
pengaduan atas upah tidak dibayarkan,
segala kekurangannya dipaksa untuk
10 pengaduan tentang BPJS, tujuh kali
masuk ke dalam labirin sistem peradilan
pemberangusan serikat, Upah proses
pidana yang membikin bingung yang
dua pengaduan, tentang upah lembur
menyebabkan laporan ditolak, kasus tidak
ada dua pengaduan, dan satu pengaduan
ada perkembangan (peti es), maupun
tentang tidak sesuainya hak pensiun.
kriminalisasi balik. Memang kepolisian
Setiap pengaduan seringkali mengalami
telah membentuk “desk” tenaga kerja
pelanggaran berlapis dari tindak pidana
pada May Day 2019, namun sesuai dengan
satu ke tindak pidana lainnya. Mayoritas
namanya, “desk” = meja, yang hanyalah
mengadukan ke Dinas Tenaga Kerja
ruangan yang berisi meja tempat buruh
setempat (14 pengaduan), Dinas Tenaga
berkonsultasi tentang masalah pidana
Kerja sekaligus Kepolisian sebanyak
perburuhan. Sedangkan kasus-kasus
empat kasus, dan 13 pengaduan tidak
perburuhan masih ditangani unit Sumber
mengadukan ke mana-mana. Mengenai
Daya Lingkungan yang biasa mengurus
status serikat, sebanyak 12 pengaduan
penyeludupan burung hantu ataupun
berasal dari serikat buruh, dan 19 pihak
satwa yang dilindungi lainnya minus
bukan dari serikat buruh.
perspektif perlindungan buruh, padahal
seharusnya ada sub direktorat khusus. Di saat pengaduan ke LBH Jakarta
Ketika perkara mandek, hampir tidak ada menurun karena berbagai sebab di
yang bisa dilakukan karena pengaduan ke kala pandemi Covid-19, terdapat 154

80
pengaduan yang datang ke LBH Jakarta batasan pekerjaan, tidak ada jaminan sosial
terkait masalahan perburuhan seperti dan banyak lagi. Hal ini karena mereka
pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, tidak diakui sebagai pekerja oleh negara.
pemotongan maupun penundaan gaji, juga Usaha untuk melindungi PRT sudah dimulai
pemberangusan serikat. Dari pengaduan- dengan usaha untuk mendesakkan RUU
pengaduan tersebut, LBH menghubungi PRT di DPR sejak 16 tahun lalu, namun
pihak perusahaan/pengusaha agar hingga kini RUU PRT tak kunjung dibahas.
berhenti melakukan pelanggaran ataupun Bahkan terakhir “dibuang” dari Program
memberikan petunjuk kepada buruh Legislasi Nasional (Prolegnas) karena DPR
bagaimana menghadapi masalah-masalah ngebut membahas Omnibus Law RUU
tersebut. Banyak perusahaan/pengusaha Cipta Kerja yang tidak sampai setahun
melakukan pelanggaran hak buruh dengan sudah diundangkan. Omnibus Law RUU
dalih keadaan kahar (force majeure) di Cipta Kerja dan RUU PRT merupakan hal
tengah pandemi Covid-19. Tentunya LBH yang saling bertolak belakang dan memiliki
Jakarta berpandangan alasan tersebut konflik kepentingan bagi DPR. Diduga
tidak dapat digunakan oleh para pengusaha DPR tidak mau mengesahkan RUU PRT
untuk melanggar hak-hak buruh, khususnya karena akan merugikan mereka apabila
dalam hal PHK, karena apabila kita merujuk menggunakan PRT yang banyak jenisnya
pada UU Ketenagakerjaan, PHK merupakan (misalnya pengasuh bayi, driver, tukang
pilihan terakhir yang dapat dilakukan dalam kebun, dst.) namun untuk RUU Omnibus
suatu hubungan kerja dan baru dapat Law Cipta Kerja sangat cepat dibahas karena
dilakukan berdasarkan putusan lembaga akan menguntungkan mereka dalam hal
perselisihan hubungan industrial, sehingga bisnis batubara, sawit, hutan, dst.66
sepatutnya perusahaan/pengusaha harus
Selain buruh dalam negeri dan PRT yang
mengupayakan bagaimana agar tidak
belum diakui sebagai pekerja, ada juga
melakukan PHK secara sepihak.
buruh migran yang mayoritas adalah
Permasalahan lain yang tak kalah penting PRT pula. Kondisi perlindungan terhadap
adalah para Pekerja Rumah Tangga (PRT) mereka juga tidak jauh lebih baik dari
yang hingga saat ini masih nihil perlindungan kondisi perlindungan hak-hak buruh yang
dari negara. Jala PRT mencatat, terdapat ada dalam negeri. Terakhir ada Asosiasi
setidaknya 4,2 juta PRT di Indonesia yang Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja
berada dalam kondisi mengenaskan. Tidak Peneliti LIPI Beberkan Konflik Kepentingan,
66

ada jam kerja, tidak diupah layak, tidak ada Koalisi Soroti Aktor di Balik Omnibus Law, https://
www.mongabay.co.id/2020/10/11/peneliti-lipi-
beberkan-konflik-kepentingan-koalisi-soroti-aktor-
di-balik-omnibus-law/, diakses 6 Desember 2020.

81
...masalah akan
aturan yang melindungi, pemerintah yang
semakin menggunung saling lempar tanggung jawab, hingga
ke depannya karena instrumen pengawasan dan penegakan
norma perlindungan hukum tidak berjalan. Sama halnya dengan
buruh serta buruh deportasi hampir seribu buruh migran
migran semakin dari Sabah setelah sebelumnya mereka
sempat dicambuk dan diperlakukan tidak
dikacaukan oleh manusiawi di Pusat Tahanan Sementara
Omnibus Law UU Cipta (PTS) setempat. Tidak ada antisipasi
Kerja... dari pemerintah dalam hal ini.67 Padahal
ada hampir 4 juta orang buruh migran
Indonesia di luar negeri yang menyumbang
Indonesia (Aspataki) mengajukan judicial
remitansi hampir 11 miliar dolar AS bagi
review Pasal 54 (1) huruf a dan huruf b, pasal
negara setiap tahun.68
82 huruf a, serta pasal 85 huruf a Undang
Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Ke depan, adalah suatu keniscayaan bahwa
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia kita akan sama-sama menyaksikan masalah
(UUPPMI) yang mengatur tentang uang akan semakin menggunung ke depannya
jaminan perusahaan penempatan buruh karena norma perlindungan buruh
migran dan sanksi pidana penempatan serta buruh migran semakin dikacaukan
buruh migran ke Mahkamah Konstitusi. oleh Omnibus Law UU Cipta Kerja yang
LBH Jakarta berkesempatan menjadi kuasa diusulkan oleh pemerintah sendiri dengan
hukum seorang buruh migran yang pernah bersekutu bersama DPR. Pemerintahan
menjadi korban perdagangan manusia yang dibentuk untuk “melindungi segenap
untuk mempertahankan aturan yang diuji bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
tersebut hingga akhirnya judicial review itu darah Indonesia dan untuk memajukan
ditolak. kesejahteraan umum”.69 []
Kita juga melihat peristiwa memilukan
di anak buah kapal atau ABK (yang juga 67
Koalisi Buruh Migran: Deportan di Sabah
Diperlakukan Seperti Binatang <https://news.detik.
merupakan buruh migran) berkali-kali com/berita/d-5121334/koalisi-buruh-migran-
dilarung di tengah laut di tahun ini. deportan-di-sabah-diperlakukan-seperti-binatang>,
diakses 6 Desember 2020.
Pelarungan tersebut sebetulnya merupakan 68
Bank Indonesia dan BNP2TKI, <https://www.bi.go.
id/seki/tabel/TABEL5_30.pdf> dan <https://www.
ekses dari perbudakan modern terhadap bi.go.id/seki/tabel/TABEL5_31.pdf>, diakses 6
buruh migran yang disebabkan ketiadaan Desember 2020.
69
Lihat alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

82
WAJAH MURAM
PEMENUHAN HAK
MASYARAKAT
URBAN
S
epanjang tahun 2020 LBH Jakarta
menerima 264 pengaduan, 3.158
pencari keadilan dan 42 kasus
ditangani terkait perlindungan hak
masyarakat perkotaan dan urban, tidak
hanya dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang
dan Bekasi (Jabodetabek), namun juga dari
berbagai daerah lain. Hal ini menunjukan
bahwa pemenuhan hak masyarakat di
wilayah perkotaan dan urban masih jauh
dari kata layak karena masih diliputi
berbagai pelanggaran hak asasi manusia.

83
Tercekik Pinjaman Online di Masa Pandemi aplikasi pinjaman online di Indonesia tak
mengeluarkan kebijakan apapun untuk
Permasalahan pinjaman online yang sekian
meringankan beban masyarakat pengguna
lama mencekik masyarakat nampaknya
pinjaman online di masa pandemi.70 Dalam
belum juga mendapatkan jalan keluar.
wawancara di salah satu televisi swasta,
Setelah menerima ribuan pengaduan pada
OJK sebetulnya tahu bahwa pinjaman
tahun-tahun sebelumnya, sepanjang 2020,
online dipergunakan untuk memenuhi
LBH Jakarta menerima 181 pengaduan
kebutuhan sehari-hari warga71 yang
kasus pinjaman online, dimana pengaduan
tentunya akan semakin meningkat di masa
meningkat paling tajam pada masa pandemi
pandemi yang dipenuhi PHK sepihak.
Covid-19. Hal ini dikarenakan kemampuan
Hal tersebut adalah realitas karena tidak
membayar pinjaman menurun drastis
adanya aturan yang jelas dan melindungi
akibat masyarakat kehilangan pekerjaan
masyarakat yang sudah kesusahan dan
dan sumber pendapatan. Ditambah bunga
terpaksa harus meminjam uang ke aplikasi
pinjaman online yang berkisar 0,1 sampai
pinjaman online. Kita lagi-lagi akan kembali
4 persen per hari, tentu saja membuat
menyaksikan korban kekerasan seksual
masyarakat semakin tercekik di tengah
oleh debt collector dan orang-orang yang
pandemi.
bunuh diri karena terjerat utang.
Bentuk dan tren pelanggaran yang
Ketidakjelasan Penanganan Banjir
terjadi juga sama: bunga yang sangat
Jabodetabek
tinggi, pengambilan, pengumpulan dan
penyebaran data pribadi secara melawan Bencana Banjir kembali terjadi di wilayah
hukum, dan berbagai upaya penagihan Jabodetabek pada awal tahun 2020. Banjir
dengan ancaman masih juga kerap dilakukan kali ini dapat dikategorisasikan sebagai
oleh perusahaan penyelenggara aplikasi salah satu banjir terbesar dalam lima
pinjaman online tanpa ampun meskipun tahun terakhir karena telah mengakibatkan
para konsumen terdampak Covid-19. setidaknya 16 orang meninggal dunia, lebih
Setali tiga uang dengan perusahaan 70
Padahal terhadap konsumen pembiayaan
penyelenggara pinjaman online, negara kendaraan bermotor pemerintah memberikan
keringanan berupa moratorium cicilan. Lihat
tetap abai dalam melindungi warganya. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik
Indonesia Nomor 11 /POJK.03/2020 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sebagai Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
lembaga yang memiliki kewenangan penuh Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus
Disease 2019.
terhadap untuk mengatur, mengawasi dan 71
Lunch Talk: Terlena Janji Pinjaman
Online #1, <https://www.youtube.com/
memberikan saksi terhadap perusahaan watch?v=6CIOZUIIFNw>.

84
terdampak banjir begitu hujan deras
terjadi. Oktober lalu misalnya, seorang
ibu hamil meninggal dunia dan 100 orang
mengungsi karena banjir dan longsor
Pemerintah DKI Jakarta di Ciganjur, Jakarta Selatan yang diduga
keras merupakan akibat dari pelanggaran
justru mengurangi hukum dan ketidakadilan ruang. Meskipun
anggaran penanganan begitu, solusi penggusuran paksa untuk
banjirnya. mengatasi banjir tidak boleh terjadi lagi.
Karena Jabodetabek merupakan daerah
strategis nasional, peran pemerintah
pusat mutlak karena merupakan mandat
undang-undang, mulai pra, saat, dan pasca
dari 31 ribu pengungsi dan kerugian material
bencana banjir.
lebih dari 10 miliar rupiah. Meskipun telah
kerap kali mengalami banjir bandang yang Maju-Mundur Pesisir Jakarta
mengakibatkan banyak korban jiwa dan
kerugian material, pemerintah daerah di Reklamasi teluk Jakarta yang merupakan
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok proyek raksasa penghancuran lingkungan
dan Bekasi serta Pemerintah Pusat tak juga hidup dan pesisir belum berhenti. Presiden
memiliki “jurus jitu” untuk menanggulangi Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies
banjir. Baswedan punya peran besar di sini. Janji-
janji yang disampaikan Anies pada saat
Program penataan kota (misalnya, kampanye terkait penghentian reklamasi
naturalisasi) yang diharapkan mampu ternyata tidak dilakukan dengan sungguh-
meningkatkan kemampuan daya tahan sungguh. Setelah hanya mencabut izin
lingkungan tidak berjalan. Pemerintah 13 pulau dari keseluruhan 17 pulau
DKI Jakarta justru mengurangi anggaran reklamasi, surat keputusan pencabutan
penanganan banjirnya. Lebih lanjut, juga ternyata sangat sederhana dan tidak
pada saat banjir terjadi juga tidak ada tepat secara hukum serta dikirimkan
sistem peringatan dini sehingga banyak berbulan-bulan kemudian sehingga ada
masyarakat di titik banjir yang tidak sempat cukup waktu untuk mengajukan gugatan
menyelamatkan diri dan harta benda dan ternyata menuai banyak kemenangan
miliknya saat banjir terjadi. Hal ini sangat dari pihak pengembang. Sedangkan
mendesak karena banyak titik di Jakarta Jokowi, untuk memuluskan reklamasi, juga

85
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor Revisi Undang-undang Minerba dan
60 tahun 2020 tentang Rencana Tata Rancangan Undang-undang Pertanahan,
Ruang Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bukti Ketidakberpihakan Negara Kepada
Bekasi, Puncak dan Cianjur pada Juni 2020 Rakyat
yang mencantumkan 17 pulau lengkap.
Negara kian menampakan keengganannya
LBH Jakarta bersama Koalisi Selamatkan
berpihak kepada masyarakat melalui revisi
Teluk Jakarta berupaya untuk melakukan
peraturan perundang-undangan yang
intervensi terhadap perkara tersebut
bertumpu pada kepentingan investor
namun ditolak oleh pengadilan dengan
dan menggeser kepentingan masyarakat.
alasan bukan pihak terkait langsung. Suatu
Proses yang tidak partisipatif dan substansi
putusan yang sangat jauh dari nilai-nilai
undang-undang yang tidak berpihak kepada
keadilan karena para nelayan jelas-jelas
kepentingan publik sebagaimana yang
akan terdampak proyek reklamasi.
terjadi dalam Revisi UU KPK kembali terjadi
Melirik ke seberang lautan, selain masalah pada Revisi UU Minerba yang disahkan
pesisir masih ada permasalahan pulau- pada bulan Mei 2020 silam. Undang-
pulau kecil. Warga Pulau Pari terus undang ini akan menjadi dasar hukum
mendapatkan intimidasi dari pemodal perampasan ruang hidup masyarakat
yang hendak mengusir mereka dengan adat, pelanggengan praktik korupsi baik di
dasar sertifikat yang telah dinyatakan daerah maupun di pusat terkait perizinan,
maladministrasi oleh Ombudsman. potensi kriminalisasi masyarakat, dan
Meskipun begitu, Ombusman tak kunjung pengerusakan lingkungan hidup.
mengeluarkan rekomendasi dalam kasus
Meskipun LBH Jakarta tidak menangani
Pulau Pari dan malah menyarankan warga
banyak kasus perusakan lingkungan
untuk melakukan mediasi. Padahal sudah
yang disebabkan adanya tambang,
ada banyak warga yang menjadi korban
bagaimanapun juga masalah kerusakan
kriminalisasi dan intimidasi dari PT. Bumi
lingkungan yang berdampak pada
Pari Asri. Masalah di pesisir dan pulau-
masyarakat desa di berbagai daerah akan
pulau kecil Jakarta akan semakin runyam
berpengaruh bagi masyarakat urban
ke depannya pasca Omnibus Law UU
karena desa merupakan daerah penyangga
Cipta Kerja yang memfasilitasi arus modal
kota. Misalnya warga Purwokerto yang
di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
menolak tambang sempat berjalan kaki
demi investasi tanpa memperdulikan nasib
ke Jakarta atau warga Kendeng, akan
rakyat kecil.
menemui masalah yang lebih berat karena

86
hampir tidak ada instrumen perlindungan tinggal, menjadi tempatnya hidup selama
lingkungan hidup yang efektif bagi berpuluh-puluh tahun, telah mengelola
lingkungan. Akan semakin berpengaruh dan memelihara tanah selama puluhan
pula pada kesehatan warga Jakarta tahun, dapat dengan mudah mengalami
nantinya karena sebagai contoh saja, di penggusuran paksa. Penggusuran paksa
sekeliling jakarta ada 8 Pembangkit Listrik akan semakin masif terjadi di tengah
Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan masyarakat urban, dengan alih-alih pasal
batubara yang akan semakin memperburuk kolonial tersebut.
kesehatan warga Jakarta karena PLTU
Cita-cita Udara Bersih
tersebut mengeluarkan PM 2,5 yang sangat
berdampak pada kesehatan manusia. Jakarta merupakan salah satu kota dengan
kualitas udara terburuk di dunia. Penyebab
Belum berakhir disana, nampaknya
polusi udara di Jakarta adalah pembangkit
masyarakat harus kembali berjuang
listrik batu bara, limbah udara yang
menghentikan pengesahan RUU yang
dihasilkan pabrik dan industri serta emisi
menggerus ruang hidup rakyat, Rancangan
yang dihasilkan dari moda transportasi
Undang-undang Pertanahan. Adapun salah
dan PLTU sebagaimana telah disebutkan
satu permasalahan yang berpotensi timbul
di atas. Jakarta bahkan kerap menduduki
akibat RUU Pertanahan adalah konsep
posisi tertinggi predikat kota dengan
keliru soal hak menguasai tanah oleh
kualitas udara paling buruk di dunia. Hal
negara yang seharusnya bersifat publik,
ini pula yang menyebabkan LBH Jakarta
menjadi bersifat privat. Hal ini ditandai
yang tergabung dalam Koalisi Ibukota
dengan munculnya hak pengelolaan
bersama 32 perwakilan warga DKI Jakarta
negara yang menghidupkan kembali
menggugat negara, menuntut pemenuhan
konsep domain verklaring atau pernyataan
kualtas udara yang lebih baik.
tanah menjadi milik negara jika orang atau
sekelompok masyarakat yang menguasai Namun hak warga Jakarta untuk dapat
tanah tersebut tidak dapat membuktikan bernafas tanpa rasa sesak karena polusi
kepemilikan tanah, sekalipun mereka telah menempuh jalan yang sangat panjang
menguasai dan melakukan pemeliharaan dan lamban. Hampir 1,5 tahun paska
terhadap tanah tersebut selama puluhan gugatan dilayangkan, perkara tak kunjung
tahun. Dampaknya, masyarakat yang tidak diputus karena proses persidangan yang
memiliki sertipikat atas tanah yang selama lambat. Pemerintah pusat hingga provinsi
ini menjadi tempatnya mendirikan tempat yang menjadi tergugat dalam gugatan ini

87
kerap tidak hadir di persidangan dan tidak ancaman surat peringatan, skorsing bahkan
menunjukan ketidakseriusannya untuk drop out.
memenuhi hak masyarakat mendapatkan
Sikap antidemokrasi tersebut misalnya
kualitas udara yang lebih baik dan
pada upaya pembungkaman mahasiswa
lingkungan hidup yang lebih sehat. Jika
Universitas Nasional (Unas) yang berunjuk
dikaitkan dengan Covid-19, persoalan
rasa menuntut potongan pembayaran
pencemaran udara akan semakin
uang kuliah selama masa pandemi atau
memperparah dampak Covid-19 dalam
kewajiban menandatangani pakta integritas
tubuh manusia.72
bagi mahasiswa baru Universitas Indonesia
Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka? (UI). Sanksi yang diberikan tak tanggung-
tanggung, bahkan hingga pelaporan kepada
Sepanjang tahun 2020, aksi unjuk rasa
pihak kepolisian. Hal ini menunjukan hari
kerap dilakukan sebagai respon atas
ini kampus yang seharusnya menjadi
kebijakan pemerintah yang tidak berpihak
tempat manusia yang merdeka berpikir
kepada masyarakat. Aksi unjuk rasa ini tidak
dalam rangka belajar dan lingkungan yang
hanya dilakukan oleh buruh dan petani,
seharusnya mendukung nilai-nilai luhur
namun juga dilakukan oleh mahasiswa dan
seperti kebenaran dan keadilan justru
pelajar sebagai bentuk protes mahasiswa
malah menjadi alat pembungkam demi
dan pelajar terhadap aturan-aturan yang
kepentingan elite tertentu.
secara langsung akan menindas mereka
dan orang tua mereka. Sayangnya, instansi Melihat berbagai-bagai permasalahan
pendidikan -terutama kampus- yang yang dialami oleh masyarakat urban di
seharusnya menjadi ruang bebas untuk sepanjang tahun 2020, yang menjadi
membicarakan segala sesuatu ternyata masalah mendasar adalah tidak adanya
turut menjadi alat negara membungkam regulasi atau kebijakan yang berpihak
sikap kritis para mahasiswa dan pelajar. kepada publik. Hal ini ditandai dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kekosongan kebijakan atau kebijakan
mengeluarkan berbagai surat edaran yang lahir dengan cara dan substansi yang
yang membatasi mahasiswa dan pelajar sama sekali melanggar hukum dan tidak
untuk mengikuti aksi demonstrasi dengan sesuai kebutuhan masyarakat, tapi juga
sangat tidak partisipatif dalam proses
Air Pollution Linked with Higher Covid-19 Death
72

Rates, <https://www.hsph.harvard.edu/news/ pembuatannya. Kuasa modal menjadi


hsph-in-the-news/air-pollution-linked-with-
higher-covid-19-death-rates/>. Lihat juga <https:// penyebab terbesarnya. []
projects.iq.harvard.edu/covid-pm>.

88
PENGORGANISASIAN RAKYAT
DI MASA PANDEMI
“Kebanggaan profesi bukan
karena materi, tapi seberapa
banyak bisa mengabdi”
COVID-19
P
andemi Covid-19 mengubah banyak
Najwa Shihab hal tak terkecuali gerakan rakyat,
karenanya berkumpul menjadi
dilarang, bergerak tidak semudah seperti
dulu. Sedangkan masyarakat sipil dipaksa
untuk memutar otak agar aktivitas
berkumpul yang merupakan roh dari
gerakan rakyat bisa terus berjalan. Dalam
situasi inilah, Sub Bidang Pengorganisasian
LBH Jakarta yang membidangi
pengorganisasian gerakan rakyat di LBH
Jakarta mendapatkan tantangan. Tapi
bukan gerakan bila berhenti, kami akhirnya
melakukan berbagai upaya untuk tetap
menjalankan fungsi pengorganisasian.

89
Total kini LBH Jakarta memiliki sekitar 27
paralegal, mereka bukan hanya melakukan
penanganan kasus tapi juga melakukan
Paralegal, melalui kerja-kerja keparalegalan lain seperti
pemberdayaan masyarakat. Hingga
merekalah kini salah november 2020 paralegal LBH Jakarta
satu upaya alternatif tercatat sudah menangani 12 kasus dan
pengorganisasian 18 kegiatan pemberdayaan masyarakat.
rakyat yang dilakukan Bila dibandingkan dengan jumlah paralegal
LBH Jakarta jumlah kasus dan kegiatan yang ditangani
terlihat lebih sedikit, hal ini salah satunya
digantungkan. diakibatkan pandemi Covid 19.

Pandemi Covid 19 sangat mempengaruhi


kerja-kerja paralegal dan komunitasnya.
Paralegal, melalui merekalah kini salah satu Pada komunitas buruh misalnya angka
upaya alternatif pengorganisasian rakyat PHK dan perumahan pekerja meningkat
yang dilakukan LBH Jakarta digantungkan. cukup signifikan sehingga paralegal LBH
Sebagai orang yang berasal dari komunitas Jakarta dari komunitas buruh tersedot
masyarakat mereka relatif tidak begitu perhatiannya pada hal tersebut. Bagi
kesulitan dalam berbaur dan tetap bisa komunitas kampung kota pandemi
melakukan kerja-kerja pemberdayaan. membuat sebagian anggotanya juga
Tentu LBH Jakarta juga memberikan kehilangan pekerjaan dan anak-anak usia
dukungan kepada paralegal melalui sekolah kesulitan dalam belajar daring.
berbagai upaya, diantaranya memberikan Atas kondisi ini LBH Jakarta berinisiatif
bantuan sembako yang berasal dari donasi untuk memberikan bantuan sembako bagi
publik guna membantu masyarakat di anggota komunitas terdampak Pandemi
komunitasnya. Sadar akan pentingnya Covid 19 ini. LBH Jakarta menggandeng
peran paralegal komunitas, tahun ini, kami pihak kitabisa.com sebagai organisasi
pun melantik 12 paralegal baru pada 17 yang berfokus penggalangan dana untuk
september 2020. Kedua belas paralegal ini membantu menghimpun donasi publik
berasal dari berbagai komunitas disekitar untuk kemudian didistribusikan dalam
Jabodetabek dari Komunitas buruh hingga bentuk sembako kepada paralegal dan
komunitas pejalan kaki yang telah menjalani komunitas yang membutuhkan.
tahapan pelatihan dari LBH Jakarta.

90
Dalam situasi pandemi, koordinasi LBH Selain mengkonsolidasikan organisasi
Jakarta dengan Paralegal terbantu dengan bantuan hukum, LBH Jakarta yang sejak
adanya Sistem Informasi Paralegal (SIP) 2018 melalui program Pro Bono Clearing
yang mulai dioperasikan LBH Jakarta House berupaya mengkonsolidasikan
pada Mei 2020. SIP ini bermanfaat untuk advokat-advokat yang memiliki semangat
komunikasi dan koordinasi virtual via pro bono untuk memperluas akses
telepon seluler antara LBH Jakarta dengan bantuan hukum kepada masyarakat miskin
paralegal maupun antar paralegal sehingga buta hukum dan tertindas. Selain rutin
pendampingan dan kegiatan advokasi melakukan pertemuan, pada tanggal 19-
yang dilakukan oleh paralegal tetap dapat 24 Oktober 2020, kami menyelenggarakan
terpantau dan dikoordinasikan dengan Pelatihan Keadilan Sosial dengan tema
Pengacara Publik LBH Jakarta. “Social Justice Week” yang diikuti 19
peserta. Pelatihan ini bertujuan untuk
Selain kerja paralegal yang cukup
menyebarkan pemahaman soal isu keadilan
berdampak akibat pandemi ini, kerja-
sosial dan menggelorakan semangat pro
kerja bantuan hukum juga ikut terdampak.
bono di kalangan advokat.
Saat ini, masih sulit melakukan kegiatan
penyuluhan hukum di rumah tahanan Selain melaksanakan berbagai hal diatas,
walaupun masih ada satu rumah tahanan tahun ini pengorganisiran LBH Jakarta
melakukanan penyuluhan hukum secara banyak memberikan pendampingan hukum
daring. Disamping itu, LBH Jakarta yang
sejak 2017 berinisiatif mengkonsolidasikan
organisasi bantuan hukum se-Jabodetabek
kembali rutin melakukan pertemuan.
Pertemuan tersebut dilakukan secara
daring yang diikuti 20-an organisasi
bantuan hukum. Dengan dilakukan secara
daring terjadi peningkatan jumlah peserta.
Dalam pertemuan rutin tersebut dilakukan
diskusi tematik terkait isu-isu terkini yang
Sistem
salah satunya tentang trend kenaikan Informasi
kasus kekerasan pada perempuan dikala Paralegal
pandemi.

91
bersama Tim Advokasi Untuk Demokrasi
dalam aksi penyampaian pendapat dimuka
umum yang dilakukan oleh Fraksi Rakyat
Indonesia (FRI) dan Gerakan Buruh Bersama
Rakyat (GEBRAK) yang menyuarakan
sikap penolakan terhadap disahkannya
berbagai UU Kontroversial oleh Pemerintah
seperti halnya UU Omnibus Law Cipta
Kerja. Termasuk memberikan pelatihan
advokasi untuk mendorong perlindungan
hak-hak buruh melalui penegakan pidana
perburuhan yang efektif kepada anggota
maupun pengurus serikat pekerja.

Sebagai penutup, LBH Jakarta ditengah


kondisi pandemi ini terus berupaya
mewujudkan masyarakat yang berdaya
secara hukum melalui berbagai kegiatan
pendidikan dan pemberdayaan hukum
masyarakat. Salah satunya adalah melalui
program Kampung Sadar Hukum, sebuah
program yang ditujukan untuk beberapa
kampung yang ditentukan. Di kampung
tersebut kami secara rutin melakukan
berbagai kegiatan guna meningkatkan
kapasitas pemahaman hukum dan hak-hak
warga di kampung tersebut. Akhir kata,
kami hanya ingin menyampaikan bahwa
apa yang kami lakukan adalah seperti riak di
tengah samudera. Tapi, kami yakin bahwa
riak tersebut dapat menghentak untuk
menjadi ombak besar yang mengguncang.
[]

92
PEMBANGKANGAN HUKUM
PEMBENTUK
UNDANG-UNDANG

M
Dalam satu tahun terakhir, akrobat asih segar betul ingatan
pembentuk Undang-Undang publik Indonesia bahwa di
mengakali dan mengabaikan penghujung periode pertama
ketentuan hukum tidak ada pemerintahan Jokowi, jutaan masyarakat
habisnya. Berbagai Undang-Undang
Indonesia di berbagai kota melakukan
kontroversial disahkan secepat kilat
dengan proses yang tidak pernah aksi #ReformasiDikorupsi memprotes
dibayangkan sebelumnya dapat serangkaian produk legislasi bermasalah
terjadi di era reformasi, mulai dari sarat kepentingan oligarki. Salah satu di
UU Minerba hingga terakhir Omnibus antaranya revisi UU KPK yang disahkan
Law RUU Cipta Kerja. Pembangkangan dalam proses transaksional yang tertutup
sesungguhnya tengah dipertontonkan
dan substansinya yang mematikan
penguasa terhadap prinsip dasar
demokrasi dan negara hukum. KPK sebagai simbol perlawanan
Kedaulatan rakyat di ujung tanduk. terhadap oligarki. Di sepanjang tahun
ini yang merupakan awal dari periode
kedua pemerintahan Jokowi, dengan
memanfaatkan dukungan 70% kursi partai
di DPR dan momentum pandemi Covid-19,
apa yang diperlihatkan Presiden dan DPR
dalam kinerja legislasinya menunjukan
upaya lebih gigih untuk menutup ruang
demokrasi dan memperbesar kekuasaan.73
Lihat https://www.beritasatu.com/faisal-maliki-
73

baskoro/politik/572679/koalisi-jokowi-kuasai-
6069-kursi-dpr Diakses pada 9 November 2020

93
Dari sebelas UU yang disahkan, enam
di antaranya terkait perjanjian bilateral
dan urusan APBN. Dua UU merupakan
pengesahan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU (Perppu) yang mendapatkan
penolakan publik yaitu Pilkada (UU No.
6 Tahun 2020) dan Kebijakan Ekonomi
Penanganan Corona (UU No. 2 tahun 2020).
Tiga lainnya yaitu UU Minerba (UU No. 3
tahun 2020), UU Mahkamah Konstitusi (UU
No. 7 tahun 2020) dan UU Cipta Kerja (UU
No. 11 tahun 2020). Hampir seluruh produk
legislasi yang disahkan dibahas dalam
waktu singkat, menutup ruang partisipasi
publik dan mendapat penolakan publik.
UU Minerba yang disahkan pada 12 Mei
Dalam pengesahan dua Perppu menjadi UU 2020, di tengah situasi pembatasan sosial
yang ditentang publik, DPR terlihat tidak dalam penanganan pandemi yang dibahas
menjalankan fungsinya sebagai sarana dengan sangat tertutup meski tidak
penyalur aspirasi masyarakat sekaligus memenuhi syarat pembahasan sebagai
pengawasan (check and balances) kekuatan RUU carry over.75 Pembahasan yang sangat
eksekutif. Dalam Perppu Kebijakan Ekonomi cepat, tertutup dan tidak melibatkan
Penanganan Corona misalnya, pemerintah pemangku kepentingan (bahkan DPD)
menggunakan pandemi covid-19 sebagai kemudian menghasilkan pengaturan yang
dalih urgensi membuat ketentuan sektor memberikan kemudahan perpanjangan
keuangan yang dinilai para ekonom tidak izin usaha tambang batubara besar dan
terkait dengan penanganan dampak sentralisasi kewenangan pengelolaan
covid-19 dan bahkan memberikan imunitas tambang yang syarat konflik kepentingan
hukum pada pemerintah.74 dengan berbagai pejabat pemerintahan.76
Pengaturannya memberikan kekebalan hukum
74
75
Syarat Carry over dalam UU 15/2019 harus
bagi pejabat di sektor keuangan yang tidak dapat sudah pernah dilakukan pembahasan di periode
digugat ataupun dipidana termasuk dengan delik sebelumnya. UU Minerba tidak pernah dibahas
korupsi (Pasal 27 ayat 2 dan 3); menyelundupkan dalam periode 2014-2019;
ketentuan Omnibus law perpajakan dan terlalu 76
Lihat https://www.jatam.org/pasal-pasal-oligarkis-
banyak mendelegasikan pengaturan kepada PP atau yang-penuh-konflik-kepentingan-pebisnis-
Peraturan Menteri. tambang-dan-energi-kotor-di-uu-cipta-kerja/
Diakses pada 11 November 2020

94
Adapun UU MK yang disahkan secara kilat77
pada 1 September 2020, substansinya
sarat itikad buruk untuk mengintervensi
independensi kekuasaan kehakiman MK Dalam proses
dan menghilangkan hambatan uji materi penyusunan di
terhadap berbagai UU bermasalah.78
pemerintah, Naskah
Dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja, Akademik baru dibuat
jauh lebih banyak lagi kejanggalan yang setelah draf dan
ditemukan sejak dicanangkan. Akademisi
dan juris di berbagai negara telah
poin-poin pasal telah
menyatakan Omnibus Law sebagai model disepakati dengan
legislasi yang illiberal dan lebih ditujukan pengusaha;
mengatasi hambatan politik.79 Dalam
77
Pada 24 Agustus 2020 persetujuan pembahasan
bersama pada rapat kerja antara DPR dan
pemerintah. Dilanjutkan pada 26-29 Agustus 2020 proses penyusunan di pemerintah, Naskah
rapat panja tertutup membahas DIM. Pada 31
Agustus 2020 pengesahan RUU MK di pembicaraan Akademik baru dibuat setelah draf dan
tingkat 1. Pada 1 September 2020 Pengesahan RUU poin-poin pasal telah disepakati dengan
MK menjadi UU di rapat paripurna pembicaraan
tingkat II. pengusaha; tidak ada pelibatan publik dan
78
Revisi UU MK memperpanjang masa jabatan Ketua
dan Wakil ketua MK di usia 70 tahun dan masa selain pengusaha; publik dan Lembaga
tugas 15 tahun dibahas hanya dalam waktu satu negara independen tidak dapat mengakses
minggu tanpa diketahui publik. UU MK tidak masuk
Prolegnas 2020-2024, tidak memenuhi syarat carry draf yang kemudian diserahkan ke DPR
over, dan tidak sesuai dengan daftar kumulatif
terbuka substansi hasil putusan MK namun hanya satu bulan sejak disahkan dari
kemudian disepakati bersama oleh presiden dan Prolegnas.80 Pembahasan di DPR terhadap
DPR.
79
Glen. S Kruz. Tactical Maneuvering on Omnibus draf yang akan mengubah 1.239 pasal
Bills in Congress. 2001. dalam American Journal
of Political Science, Vol. 45, No. 1, Januari 2001, dari 79 UU dengan 11 kluster berbeda ini
hal 210-223. Diakses pada 14 Juni 2020 melalui
https://www.jstor.org/stable/2669368?read- bills, and why they’re so popular at the Minnesota
now=1&seq=1#page_scan_tab_contents; Audrey Legislature 31 Maret 2017 diakses melalui
O’Brien & Marc Bosc, eds, House of commons laman https://www.minnpost.com/politics-
procedure and practice, 2nd ed (Cow- ansville, QC: policy/2017/03/everything-you-need-know-
House of Commons & Éditions Yvon Blais, 2009) about-omnibus-bills-and-why-theyre-so-popular-
at p. 724 dan Herb Gray dalam Adam M Dodek, minne/; Barbara Sinclair. Unorthodox Lawmaking:
”Omnibus Bills: Contitutional Constraints and New Legislative Proess in the US Congress. 1997.
Legislative Liberations, ottawa Law Review • 48:1, Washington DC: Congressional Quarterly; Louis
p. 12.; http://www.duhaime.org/LegalDictionary/ Massicotte, Omnibus Bills in Theory and Practice,
Category/ParliamentaryLaw.aspx; Michel Bedard. Canadian Parliamentary Review/Spring 2013, p.15.
Omnibus Bills: Frequently Asked Questions. 2012. 80
Informasi didapatkan dari keterangan saksi fakta
Ottawa: Library of Parliament; Briana Bierschbach. pemerintah dalam gugatan Surat Presiden dalam
Everything you need to know about omnibus perkara No. 97/G/2020/PTUN-JKT

95
Surat Presiden tentang pengajuan RUU
Cipta Kerja dari pemerintah kepada DPR
melalui PTUN Jakarta. Gugatan tersebut
adalah yang pertama dilayangkan kepada
PTUN terkait proses pembentukan UU
dengan harapan PTUN dapat menguji
tindakan administrasi yang terdapat dalam
rangkaian proses pembentukan UU.

Selama ini, menjadi anggapan umum publik


harus menunggu RUU disahkan untuk
dapat mengujinya meskipun prosesnya
sejak awal telah cacat prosedur dan potensi
kerugian publik dan negara telah mampu
dilakukan di tengah kebijakan Pembatasan ditengarai sejak awal. Pengujian formil di
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan secara MK pun hingga kini masih diperdebatkan
tidak sah memanfaatkan waktu reses. konsep dan efektivitasnya. Dalam perkara
Tentu sejarah kemudian mencatat UU ini No. 97/G/2020/PTUN-JKT Majelis Hakim
disahkan tanpa draft final yang kemudian PTUN Jakarta yang dilayangkan pada April
terus berubah versinya bahkan hingga 2020 tersebut, hakim kemudian baru
diundangkan.81 Pengesahannya berujung memberikan putusan pada akhir Oktober
pada aksi protes jutaan warga di berbagai 2020 setelah Omnibus Law disahkan.
kota yang lebih besar lagi pada Oktober Dalam putusannya hakim menolak
2020 dengan tajuk #MosiTidakPercaya.82 menerima gugatan dan beranggapan MK
Menggugat Surat Presiden sebagai forum yang tepat pengujian. LBH
Jakarta beranggapan putusan tersebut
Menyikapi buruk rupanya proses sarat intervensi politik dan akan tetap
pembentukan UU saat ini, LBH Jakarta menempuh upaya hukum agar dapat
berupaya menghadirkan terobosan hukum tercipta preseden dimana terdapat ruang
dengan melakukan litigasi strategis gugatan lebih luas bagi publik untuk mengontrol
81
Lihat https://tirto.id/babak-baru-kejanggalan-uu-
penyusunan suatu RUU.
cipta-kerja-pesanan-revisi-dari-istana-f6go diakses
pada 11 November 2020 Berbagai produk legislasi yang dibuat
82
Lihat https://www.cnnindonesia.com/
nasional/20201008120220-20-555917/mosi- dengan prosedur yang tidak layak tersebut
tidak-percaya-bergemuruh-di-penjuru-negeri
diakses pada 10 November 2020
melahirkan substansi yang mengerikan.

96
itu, dilanggarnya serangkaian Putusan MK
...adanya upaya dalam UU Cipta Kerja84 serta revisi UU
serius yang dilakukan MK yang sarat konflik kepentingan juga
pemerintah Indonesia secara de facto melemahkan kontrol dan
untuk menutup legitimasi MK sebagai Lembaga amanah
ruang demokrasi reformasi untuk menjaga konstitusi.

dan memperkuat Berbagai ekses yang dihasilkan pasca


kekuasaan absolut legislasi buruk di atas sesungguhnya telah
dengan memanfaatkan menghabisi amanat reformasi yang secara
formil terdapat dalam tiga Ketetapan MPR
pandemi. di tahun 1998 yang tidak dapat disimpangi
UU.85 Berbagai analisis akademisi dan
Selain mengurangi perlindungan HAM pengamat demokrasi Indonesia di berbagai
dan Lingkungan Hidup dan memberikan negara pun menunjukan adanya upaya
benefit besar pada pengusaha (khususnya serius yang dilakukan pemerintah Indonesia
dalam UU Minerba dan UU Cipta Kerja), untuk menutup ruang demokrasi dan
hampir seluruh UU yang disahkan memperkuat kekuasaan absolut dengan
menciptakan sentralisasi kewenangan memanfaatkan pandemi.86 []
kepada pemerintah pusat (bahkan imunitas
dalam UU Corona) dan menciptakan peran
Orde Baru. Lihat Naskah Komprehensif Perubahan
pemerintahan daerah hanya sebagai UUD 1945 Buku IV Jilid I yang diterbitkan
Sekretariat jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
pelaksana kebijakan pusat. Pemerintah Konstitusi pada 2010
seolah bertindak sebagai legislator tunggal
84
KODE Inisiatif mencatat, terdapat 31 putusan MK
yang tidak diindahkan oleh pemerintah dalam
dengan kebutuhan akan PP ataupun Perpres menyusun substansi RUU Cipta Kerja. KODE
Inisiatif, Membaca 16 Tahun Mahkamah Konstitusi:
yang besar dalam mengatur substansi Data Uji Materi Undang-Undang terhadap UUD
hukum yang mana tidak sejalan dengan 1945 (2003-2019), Jakarta: Yayasan Konstitusi
Demokrasi Inisiatif, 2019.
amandemen UUD 1945.83 Tidak hanya 85
TAP MPR No. X/MPR/1998 tentang Pokok-
Pokok Reformasi Pembangunan, TAP MPR
Dalam UUD 1945 sebelum reformasi, Pasal 5
83
No. XI/MPR/1998 tentang Pelaksanaan dan
ayat (1) mengatur kewenangan legislasi dimiliki Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dari
presiden dan DPR. Dalam Perubahan, Presiden Unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta TAP.
hanya dapat mengusulkan RUU. Perubahan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Penegakan Hak
ini sangat mendasar untuk mengembalikan Asasi Manusia (HAM).
penegasan pemisahan kekuasaan dalam sistem 86
Lihat https://indonesiaatmelbourne.unimelb.
presidensialisme serta meneguhkan prinsip edu.au/covid-19-crisis-deepens-illiberalism-
kedaulatan rakyat. Dalam naskah Komprehensif in-indonesia/ dan https://www.newmandala.
pembahasan amandemen, perubahan tersebut org/from-stagnation-to-regression-indonesian-
ditujukan untuk menghindari kekuasaan absolut democracy-after-twenty-years/ Diakses pada 10
di tangan presiden yang telah berlangsung selama November 2020

97
98
KELOMPOK RENTAN
TERUS MENJADI KORBAN,
PERLINDUNGAN
TAK KUNJUNG DIBERIKAN
Alih-alih mengesahkan Rancangan
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan
Seksual (RUU PKS), Pemerintah dan
DPR justru memprioritaskan legislasi
yang memangkas hak perempuan dan
kelompok rentan lewat UU Cipta Kerja
dan RUU Ketahan Keluarga. Pada UU
Cipta Kerja yang disahkan September
2020 ini, kontrak kerja dibolehkan
bertahun-tahun tanpa batasan yang
jelas, tetapi cuti haid buruh perempuan
dihilangkan. RUU Ketahanan Keluarga
yang kini sedang digodok, justru

L
berambisi mengatur dan mempersepit
ruang privat warga. RUU PKS dibuang dari BH Jakarta tahun ini menerima
program legislasi nasional 2020 dengan sebanyak 42 pengaduan dan konsultasi
alasan keterbatasan legislasi akibat kasus kekerasan terhadap perempuan.
wabah Covid-19. Penderitaan kelompok Sebanyak 17 kasus ditangani lebih lanjut.
minoritas tidak berhenti disitu, angka Menurunnya angka pengaduan disebabkan
kekerasan terhadap perempuan juga oleh sulitnya akses masyarakat terhadap
semakin meningkat. informasi dan layanan-layanan kebutuhan
korban di tengah pandemi. Pemerintah
lewat program penanganan pandemi tidak
menyasar kebutuhan ini.

99
Gambaran yang sama tentang kekerasan pada proses persidangan.
yang terus meningkat terhadap perempuan
Ditambah, para aparat penegak hukum
juga bisa kita lihat pada catatan Komnas
seringkali masih tidak memiliki persepektif
Perempuan tahun lalu, sebanyak 431.471
korban. Para penegak hukum seringkali
kasus kekerasan terhadap perempuan
dalam menjalankan tugasnya hanya
yang dilaporkan dan ditangani Komnas
berpatokan kepada Undang-undang dan
Perempuan tahun 2019. Angka tersebut
tidak mengadakan kajian terhadap kasus-
besarannya naik sebanyak 6% dari tahun
kasus dan pengalaman masyarakat. Para
sebelumnya. Komnas Perempuan juga
penegak hukum seolah tidak menyadari,
mencatat dalam kurun waktu 12 tahun,
bahwa kerja hukum dalam masyarakat
kekerasan terhadap perempuan meningkat
potensial berbenturan dengan kekuasaan,
sebanyak 792% (hampir 800%). Ini
kepentingan ekonomi, dan budaya.
artinya kekerasan terhadap perempuan
di Indonesia selama 12 tahun meningkat Tidak jarang, kasus perkosaan terhadap
hampir delapan kali lipat. Data tersebut perempuan dan anak perempuan yang sulit
merupakan fenomena gunung es, yang dibuktikan karena kurangnya alat bukti dan
dapat diartikan bahwa dalam situasi yang kasus kekerasan seksual yang dialami oleh
sebenarnya, kondisi perempuan Indonesia perempuan yang terjadi dalam waktu cukup
jauh mengalami kehidupan yang tidak lama baru dilaporkan. Padahal seringkali
nyaman.87 dalam realitas korban kekerasan seksual
membutuhkan waktu untuk meminta
Tingginya angka kekerasan terhadap
pertolongan karena kondisi psikologis
perempuan tersebut masih berakar pada
ataupun masih adanya stigmatisasi dalam
budaya patriarki. Seringkali korban harus
masyarakat yang menempatkan mereka
berjuang mati-matian untuk mendapatkan
dalam posisi sulit. Namun sayangnya, hal
keadilan bagi dirinya. Butuh energi dan
tersebut acapkali tidak menjadi bahan
keadaan psikologis yang kuat untuk
pertimbangan aparat penegak hukum.
membawa pelaku kekerasan terhadap
perempuan ke meja hijau. Tidak mudah Salah satu kasus dampingan LBH Jakarta
bagi korban untuk mengulangi peristiwa adalah TY yang menjadi korban KDRT sejak
traumatis yang terjadi terhadap dirinya tahun lalu. TY mendapatkan kekerasan
dan mengingat kembali selama proses berupa pemukulan, pemaksaan hubungan
penyidikan, penyelidikan bahkan sampai seksual serta kekerasan verbal dari
Catahu Komnas Perempuan 2019
87 suami atau pelaku. Suami TY juga tidak

100
bertanggung jawab terhadap nafkahnya. hingga dua tahun. Ditambah status DAH
TY juga seringkali mendapati suaminya sebagai pengungsi membuat kerentanan
berselingkuh sehingga membuat korban DAH semakin bertambah. DAH telah
depresi dan mencoba bunuh diri. Bukan melaporkan kasusnya ke Polda Metro Jaya
hanya pelaku yang melakukan kekerasan tetapi, pihak kepolisian menolak laporan
terhadap TY, namun juga teman-temannya DAH dengan alasan kasusnya sudah dua
melakukan pengeroyokan kepada TY tahun, dan tidak cukup alat bukti. Pihak
karena mendatangi suami atau pelaku kepolisian menyalahkan korban dengan
untuk meminta nafkah bagi anaknya. TY anggapan mengapa tidak langsung melapor
Bersama LBH Jakarta telah melaporkan dan menganggap korban suka sama suka
kasus ini ke kepolisian dan telah mem- karena tinggal satu tempat pengungsian.
follow up-nya berkali-kali namun pihak
Kekerasan terhadap perempuan bukan
kepolisian tak kunjung memberikan
hanya terjadi pada dunia nyata tetapi juga
kejelasan terhadap penanganan kasusnya.
merambah ke era digital. Penyebaran
TY bukan hanya harus menghabiskan
konten seksual tanpa persetujuan korban
energi dan waktu terhadap KDRT yang
dan doxing makin marak terjadi. Seringkali
menimpanya, namun juga mencari
korban mendapatkan ancaman untuk
nafkah bagi dirinya dan anaknya. Tanpa
disebarkan konten bermuatan seksual
perlindungan hukum terhadapnya, tahun
dari pelaku untuk tidak memutuskan
ini TY kembali mendapat kekerasan yang
hubungannya. Kondisi psikis korban
sama dan harus menempuh proses hukum
yang ketakutan akan ancaman pelaku
yang lagi-lagi serupa.
dan ketakutan stigma oleh masyarakat
Contoh lain dari buruknya perspektif aparat membuat korban tidak ingin melanjutkan
kepolisian terhadap penanganan kasus kasusnya. Masih adanya perspektif
kekerasan terhadap perempuan adalah aparat penegak hukum yang seringkali
DAH yang merupakan seorang pengungsi menyalahkan korban membuat penegakan
asal Somalia. DAH mendapatkan pelecehan hukum penyebaran terkait konten seksual
seksual yang dilakukan oleh sesama tanpa persetujuan korban menempuh jalan
pengungsi. Butuh waktu bagi korban panjang tersendiri bagi korban.
pelecehan seksual untuk melaporkan
RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
kasusnya kepada aparat penegak hukum.
diusulkan oleh masyarakat sipil karena
Kondisi psikologis yang tidak stabil
adanya fenomena kekerasan seksual yang
membuat DAH tidak melaporkan kasusnya
terjadi terus menerus terhadap kelompok

101
minoritas. RUU PKS ini telah bertahun- seksual. RUU Ketahanan Keluarga menjadi
tahun diperjuangkan oleh masyarakat ancaman bagi kelompok LGBTIQ (Lesbian,
sipil, namun awal tahun 2020 RUU PKS Gay, Bisexual, Transgender, Intersex &
ini dikeluarkan begitu saja dari Prolegnas. Queer) untuk hidup damai. Bahwa selama ini
Padahal RUU PKS ini bukan hanya untuk tanpa adanya RUU Ketahanan Keluargapun
memperkuat penegakan hukum bagi sudah banyak sekali represitivitas yang
pelaku kekerasan seksual tetapi juga dialami oleh kelompok LGBTIQ.
pemulihan korban.
Selain itu RUU ini juga membakukan konsep
Beban kelompok minoritas bertambah keluarga, dimana negara hanya mengakui
lagi apabila RUU Ketahanan Keluarga perkawinan yang dilakukan secara sah.
yang diusulkan salah satu fraksi di DPR Sementara, masyarakat di Indonesia
disahkan. Pasal 25 dalam RUU Ketahanan khususnya para penganut penghayat
Keluarga ini mendomestifikasi perempuan kepercayaan, masyarakat adat dan
karena adanya pembakuan peranan istri kelompok masyarakat miskin banyak yang
dan suami. Kelompok masyarakat miskin tidak memiliki akses untuk mencatatkan
yang paling terkena imbas dari pasal ini. pernikahannya. Sejatinya, RUU Ketahanan
Bagaimana tidak? Bayangkan saja apabila Keluarga ini terlalu mengatur ranah privat.
penghasilan suami tidak mencukupi
Negara Abai dalam Perlindungan Anak
kebutuhan keluarga, apakah harus ada UU
yang melarang seorang istri bekerja untuk Kelompok minoritas rentan lain yang
membuat kehidupan keluarganya lebih seringkali terabaikan haknya adalah anak
sejahtera? dan disabilitas. Tahun ini, LBH Jakarta
menerima 38 pengaduan dan menangani
Bukan hanya permasalahan pembakuan
lebih lanjut sembilan kasus pelanggaran
peranan istri dan suami saja yang
terhadap hak-hak anak berhadapan
bermasalah, tetapi juga pendefinisian
dengan hukum. Problem mendasarnya
penyimpangan seksual. RUU Ketahanan
seringkali aparat penegak hukum masih
Keluarga ini menyebutkan homoseksualitas
melanggar ketentuan-ketentuan jaminan
sebagai penyimpangan seksual. Tidak ada
hak anak berhadapan dengan hukum dalam
literatur atau penelitian yang menyebutkan
prosesnya. Hak-hak yang telah dijamin
bahwa homoseksualitas sebagai
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
penyimpangan seksual. Sehingga tidak
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
ada dasar bagi pengusung RUU Ketahanan
(“UU SPPA”) cenderung menjadi ketentuan
Keluarga ini mendefinisikan penyimpangan

102
diatas kertas saja. sangat jauh dari lokasi kejadian (locus
delicti), Nduga Papua yakni di Pengadilan
Kasus anak berhadapan dengan hukum
Negeri Jakarta Pusat sangat menyulitkan
yang didampingi LBH Jakarta atas inisial
MG melakukan pembelaan diri karena
MG contohnya. Sebagai seorang anak,
saksi-saksi dan keluarga berada di Papua.
MG mengalami pelanggaran HAM secara
bertubi-tubi. MG seorang anak petani Jika Kepolisian menegakkan hukum
yang tidak bisa baca-tulis-hitung, bahkan dengan benar sesuai dengan hukum acara
berbicara bahasa Indonesia didakwa khususnya SPPA, Jaksa melakukan fungsi
dengan Pasal 340 KUHP Jo. 338 KUHP Jo. pra penuntutan dengan benar, Kasus tragis
351 KUHP Jo. 328 KUHP Jo. 333 KUHP pelanggaran berlapis hak MG sebagai anak
dengan ancaman hukuman mati karena berkonflik dengan hukum tidak semestinya
dituduh sebagai pelaku pembunuhan terjadi mengingat Setiap Anak dalam proses
berencana terhadap 25 orang pekerja PT peradilan pidana berhak memperoleh
Istaka Karya di Puncak Kabo, Nduga, Papua bantuan hukum dan bantuan lain secara
pada 2018. efektif, tidak dijatuhi pidana seumur hidup,
memperoleh pendampingan dari orang
Saat ditangkap dan ditahan, MG mengalami
tua/wali dan orang yang dipercaya oleh
penyiksaan oleh kepolisian dan kemudian
anak.
diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani
proses persidangan. Mendapatkan Hal serupa juga dialami oleh anak-anak
informasi bahwa MG masih anak, bersama pelajar yang ikut berdemonstrasi menolak
Tim Advokasi Papua, LBH Jakarta kemudian UU Cipta Kerja. Dari 5.918 orang yang
mengajukan proses pemeriksaan gigi88 ditangkap, terdapat 1.548 pelajar yang
dan ternyata terbongkar bahwa MG benar dituduh sebagai pelaku kerusuhan. LBH
masih tergolong anak dan tentu selama Jakarta yang terlibat mendampingi anak-
proses persidangan seluruh hak-haknya anak ini di Polda Metro Jaya, menemukan
sebagai anak berhadapan dengan hukum bahwa terjadi kekerasan dan penyiksaan
terlanggar: pendampingan orang tua dan serta penghalang-halangan hak anak untuk
Balai Pemasyarakatan, tempat penahanan mendapatkan bantuan hukum. Sebagian
khusus anak, penerjemah, hak atas diantaranya, bahkan ditahan hingga
penasihat hukum, dan sederet pelanggaran sekarang, dengan dalih dititipkan melebihi
lainnya. Persidangan MG yang dilakukan jangka waktu 15 hari penahanan yang
Lihat dalam https://www.bantuanhukum.or.id/pn-
88 dibatasi dalam UU SPPA. Tindakan ini tidak
jakarta-pusat-kabulkan-permohonan-pemeriksaan-
usia-mg/, diakses 6 Desember 2020.
hanya kemunduran dalam perlindungan

103
hak anak dalam proses hukum, tetapi juga Indonesia ST Burhanuddin ke Pengadilan
kemunduran perlindungan hak-hak anak Tata Usaha Negeri (TUN) Jakarta karena
untuk bebas menyampaikan pendapat di telah menyatakan kasus tersebut bukan
muka umum. merupakan pelanggaran HAM yang berat.89
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
Kemenangan-Kemenangan Kecil
memenangkan gugatan Ibu Sumarsih dan
Tetapi perjuangan kelompok rentan Ibu Ho Kim Ngo terhadap terhadap Jaksa
tidak selamanya pahit. Dalam Kasus Agung Jaksa Agung. PTUN menyatakan
MG tersebut di atas, diputuskan bahwa bahwa Jaksa Agung telah melakukan
proses peradilan terhadap MG adalah perbuatan melawan hukum. Pernyataan
peradilan sesat. Karena MG masih berusia Jaksa Agung tersebut dianggap mengadung
anak. Oleh karena MG adalah anak yang kebohongan oleh PTUN Jakarta.90
berkonflik dengan hukum dan mestinya di
Kemenangan kecil ini harus dimaknai
proses sesuai SPPA maka proses hukum
bahwa perjuangan kelompok minoritas
terhadapnya dinilai cacat prosedur dan MG
dan rentan yang tetap bersetia dan
dibebaskan dari segala dakwaan. Meskipun
tak mengenal lelah lambat laun
kini MG masih merasakan kesakitan atas
membuahkan hasil. Kemenangan kasus
berbagai penyiksaan, namun MG yang
harus bisa menjadi pintu masuk menuju
masih anak bisa terhindar dari hukuman
kemenangan-kemenangan yang lebih
mati atas tuduhan kejahatan pembunuhan
besar dalam merubah kebijakan yang
yang tidak pernah ia lakukan.
menjadi akar masalah secara struktural
Dalam pendampingan Keluarga korban untuk mengesahkan perlindungan
Semanggi I dan II, Ibu Maria Katarina kelompok minortias dan rentan serta
Sumarsih (Ibu alm. Bernardinus Realino membumikannya dalam pelaksanaan. []
Norma Irmawan) dan Ibu Ho Kim Ngo (Ibu
alm. Yap Yun Hap) korban penembakan
tentara terhadap mahasiswa pada peristiwa
Semanggi I dan Semanggi II pada tahun 89
Lihat dalam https://www.bantuanhukum.or.id/
menguggat-jaksa-agung-ri/, diakses 6 November
1998 dan 1999 saat perjuangan menuntut 2020.
90
Lihat dalam Putusan Nomor: 99/G/2020/PTUN-
reformasi, yang diwakili oleh LBH Jakarta JKT, https://ptun-jakarta.go.id/wp-content/
bersama Koalisi Untuk Keadilan Semanggi I uploads/2020/11/PUTUSAN-99_TF_2020-an.-
Trisakti-Semanggi-I-dan-II.pdf, diakses 6 November
dan II sebagai kuasa hukum, melayangkan 2020.
gugatan terhadap Jaksa Agung Republik

104
REKAPITULASI KASUS
MINORITAS KELOMPOK RENTAN

Total
35
Pengaduan 39
4
35
Pencari Keadialan 72 37
2
Jaringan 4
2

Kelompok Individu

PENGADUAN & PENCARI KEADILAN BERDASAR JENIS KASUS


39 Pengaduan 72 Pencarian Keadilan
2 2
2 Perburuhan 2
0 0
6 6
6 PMU 6
0 0
4 4
84 Sipil & Politik 1
4 37
3 3
3 Keluarga 3
0 0
20 20
20 Perempuan & Anak 20
0 0

Individu Kelompok

105
KASUS PERBURUHAN KASUS PERKOTAAN & MASYARAKAT URBAN
Hubungan Kerja 1 Hak Atas Tanah & Tempat Tinggal 2
Buruh Migran 1 Hak Atas Kesehatan 3
1

KASUS PEREMPUAN & ANAK


Perlindungan Perempuan 19
Perlindungan Anak 1

PENCARI KEADILAN BERDASARKAN


KASUS KELUARGA JENIS PENGHASILAN
1 0 - 2 Juta 12
Pernikahan
2 - 4 Juta 5
KDRT 2
4 - 6 Juta 2
Tidak Diisi 2
Tidak Berpenghasilan 14
Kelompok 4

KASUS SIPIL & POLITIK


Hak Atas Keterbatasan dan Keamanan Pribadi 1
Fair Trail 1
Hak Atas Kewarganegaraan 1
Hak Atas Kebebasan Untuk Berpendapat Dan Berekspresi 4
1

106
PENCARI KEADILAN BERDASARKAN
WILAYAH TEMPAT TINGGAL
Jakarta Timur 4
Jakarta Barat 2
Jakarta Selatan 4 PENCARI KEADILAN BERDASARKAN
Jakarta Utara 8 JENIS PEKERJAAN
Jakarta Pusat 3 Buruh 6
Depok 1 Ibu Rumah Tangga 8
Bogor 2 Mahasiswa/i 1
Bekasi 3 Pelajar 2
Tangerang 3 Seniman 1
DI Yogyakarta 1 Pengangguran 2
Sumatera 1 Pensiun 1
Papua 1 Petani 1
Beijing 1 Tidak Bekerja 8
Tidak Diisi 1 Lainnya 5
Kelompok 4 Kelompok 4

KATAGORI UTAMA PELANGGARAN JUMLAH


01.03. Hak atas persamaan di depan hukum 1
01.05. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan pihak aparat 1
01.06.01. Hak atas Identitas 1
01.08. Hak atas kebebasan pribadi 1
01.09. Hak atas keamanan dan integritas pribadi 16
01.13. Hak bebas berkumpul 1
01.16. Hak bebas menyampaikan pendapat 3
01.17. Hak akses terhadap informasi publik 1
01.22 - Hak Atas Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan 2
01.27. Hak untuk dihargai sesuai dengan kehormatan seseorang 1
01.28. Hak atas privasi 1
02.04. Hak atas Kesehatan 3
02.09. Hak atas kepemilikan 1
02.11. Hak untuk bekerja 1

107
03.01.04. Hak anak untuk mendapat perlindungan 1
03.02. Hak perempuan 8
03.02.01. Hak atas perlindungan bagi perempuan pekerja 2
03.06 - Hak-hak kaum minoritas 1
03.10.08. Hak untuk mendapatkan proses pengadilan yang benar/jujur 1
03.11.06 - Hak untuk mendapatkan layanan medis 3
03.21.10. Hak untuk mendapatkan kondisi kerja yang adi 1
04.03 - Hak untuk menentukan nasib sendiri 1

Kelompok
(4)

Laki-laki
PENCARI KEADILAN BERDASARKAN (3)
PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN USIA Jenis
Kelamin

SMP Perempuan
SMA (2) Tidak Diisi (32)
(18) (1)
Perguruan Tinggi
(12)

Pendidikan
Usia
Anak
(2) Dewasa
(27)
Tidak Sekolah Kelompok Kelompok
(2) (4) (4) Lansia
(6)

108
BANGKITNYA
MILITERISME
DI ERA PEMERINTAHAN SIPIL

22
tahun pasca Reformasi 1998,
Pemerintahan Sipil Indonesia
terus mengalami disorientasi
politik. Kondisi ini dapat dilihat dari adanya
berbagai kebijakan yang mendorong re-
militerisasi kehidupan masyarakat sipil di
era Pemerintahan Joko Widodo. Kebijakan-
kebijakan tersebut menjadikan Indonesia
melangkah mundur dari cita-cita reformasi
yang menolak negara militeristik dan
menghendaki terwujudnya pemerintahan
sipil yang demokratis. Kegagalan
mengkonsolidasikan elemen demokrasi,
membuat pemerintah justru mengambil
langkah-langkah kebijakan represif
menggunakan pendekatan keamanan
dalam menyikapi berbagai persoalan
kebangsaan seperti halnya dengan patroli
cyber, penanganan demonstrasi secara
represif, hingga pendekatan keamanan
dalam penanganan pandemi COVID-19
dengan melibatkan militer.

109
Berbagai langkah Pemerintah dalam Pertahanan Negara (“UU PSDN”). Beleid
‘mengundang kembali’ aparat bersenjata ini menempatkan segala Sumber Daya
di ranah kehidupan masyarakat sipil dapat Nasional yang terdiri dari sumber daya
dilihat secara kasat mata pada kebijakan manusia, sumber daya alam, dan sumber
militerisasi sipil yang terbit akhir-akhir ini, daya buatan sebagai kekuatan Pertahanan
seperti: 1) Kebijakan Komponen Cadangan, Negara yang digunakan untuk kepentingan
Wajib Militer, dan Bela Negara; 2) Pelibatan Pertahanan Negara. Kesemua sumber daya
TNI Dalam Penanganan Terorisme; dan nasional dalam Beleid tersebut dipersiapkan
3) Militerisasi Kampus, 4) Pelibatan untuk menghadapi berbagai ancaman, baik
kementerian pertahanan dan militer dalam itu ancaman militer, ancaman non militer,
pembangunan food estate di Kalimantan. maupun ancaman hibrida.
Tak hanya itu, tercatat , setidaknya terdapat
Beberapa strategi dalam menggalang
41 MoU antara TNI dan kementerian
pengelolaan sumber daya nasional
dan instansi lain telah dibentuk dalam
ini dilakukan dengan langkah seperti
kerangka pelaksanaan tugas perbantuan
Bela Negara, Pembentukan Komponen
TNI (operasi militer selain perang). Di
Cadangan, Mobilisasi, dan lainnya. Dalam
antara MoU tersebut adalah pelibatan
beleid ini juga dinyatakan jika setiap
tentara dalam proyek swasembada beras
warga negara wajib ikut Bela Negara,
hingga menertibkan demo dan mogok
dimana Bela Negara ini dalam bentuk
buruh. Pelibatan tentara untuk ‘mencetak
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan
sawah’ dilakukan dengan dasar perjanjian
dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian
kerja sama antara Menteri Pertanian Andi
sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia
Amran Sulaiman dan Jenderal (Purn.)
secara sukarela atau secara wajib, dan
Gatot Nurmantyo pada Januari 2015.
pengabdian sesuai dengan profesi.
Sementara, pelibatan tentara menertibkan
demo/mogok adalah berdasarkan nota Selebihnya dalam hal kebijakan Komponen
kesepahaman antara Polri dan TNI pada Cadangan, ia terdiri dari Warga Negara,
awal tahun 2018. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan,
dan Sarana dan Prasarana Nasional.
Dalam hal kebijakan komponen cadangan,
Komponen Cadangan ini disiapkan
wajib militer, dan bela negara, kebijakan
untuk dikerahkan melalui Mobilisasi
tersebut digulirkan dengan diundangkannya
guna memperbesar dan memperkuat
Undang-undang No. 23 Tahun 2019 tentang
kekuatan dan kemampuan Komponen
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Utama (TNI/Tentara Nasional Indonesia)

110
dan militer berposisi sebagai agent. Pada
posisi ini, relasi sipil–militer lebih bersifat
UU PSDN merupakan kooperatif. Hal ini disebabkan karena
preseden bagaimana kemampuan dan kerja militer bukanlah
spesifikasi dari kemampuan seorang
sipil berada di bawah sipil, sehingga sipil tidaklah bisa menjadi
otoritas militer dan agent.91 Oleh sebab itu, posisi sipil dalam
bukan sebaliknya. konteks pertahanan lebih berperan sebagai
principal (pemberi tugas) termasuk yang
membuat kebijakan dan pengawasan/
dalam menghadapi Ancaman militer dan
kontrol.
Ancaman hibrida.
Pencampuradukkan domain militer dan sipil
Militerisasi sipil dalam UU PSDN ini telah
ini juga nampak pada kebijakan pelibatan
mengaburkan batas tegas antara wilayah
TNI dalam menangani permasalahan
militer dan wilayah sipil yang meletakkan
terorisme yang ditolak LBH Jakarta
sipil sebagai objek domain kekuasaan dan
bersama Koalisi Masyarakat Sipil untuk
kewenangan militer. UU PSDN merupakan
Reformasi Sektor Keamanan.92 Kebijakan
preseden bagaimana sipil berada di bawah
tersebut tertuang pada Undang-undang
otoritas militer dan bukan sebaliknya.
No. 5 Tahun 2018 jo. Undang-Undang
Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan
Negara Demokrasi dan Supremasi Sipil, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
di mana semestinya institusi militer Undang Nomor No. 1 Tahun 2002 tentang
beserta kebijakannya berada di bawah Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
otoritas sipil dan memberikan ruang yang menjadi Undang-undang yang kemudian
cukup bagi militer untuk menjalankan ditindaklanjuti dengan hendak diterbitkan
profesionalitasnya yang memang menjadi dan disahkannya Rancangan Peraturan
bidang mereka berdasarkan batas-batas Presiden tentang Pelibatan TNI dalam
parameter kebijakan yang ditetapkan oleh Penanganan Terorisme.
sipil. 91
Lihat, Koesnadi Kardi, “Demokratisasi Relasi Sipil-
Militer pada Era Reformasi di Indonesia”, dimuat
Hubungan sipil dengan militer idealnya pada Masyarakat: Jurnal Sosiologi, Vol. 19, No. 2, Juli
2014: 231-256
berbentuk hubungan antara principal 92
https://www.bantuanhukum.or.id/revisi-uu-anti-
terorisme-harus-berada-dalam-koridor-criminal-
(pemberi tugas) dengan agent (yang diberi justice-system-dan-menghormati-ham/, diakses 25
tugas). Sipil berposisi sebagai principal, November 2020.

111
Perubahan undang-undang Terorisme Oleh karena masalah terorisme sendiri
dan Rancangan Perpres tersebut secara adalah masalah keamanan dalam negeri
eksplisit melibatkan TNI dalam penanganan yang penanganannya berdasarkan
terorisme dengan dalih sebagai suatu penegakan hukum , TNI atau militer yang
94

OMSP (Operasi Militer Selain Perang). bukan merupakan bagian dari aparat
Selain itu, dalam rancangan draft Perpres penegak hukum tidak dapat melakukan
yang beredar memberikan mandat yang fungsi penindakan secara langsung dan
sangat luas dan berlebihan kepada TNI mandiri dalam mengatasi permasalahan
dalam memberantas terorisme. Ini dapat terorisme di dalam negeri.
dilihat dari adanya fungsi penangkalan,
Pelibatan TNI dalam penanganan
penindakan dan pemulihan dalam
terorisme juga tidaklah sejalan dengan
penanganan terorisme yang melekat pada
hakikat dibentuknya institusi militer di
TNI dalam Rancangan Perpres tersebut.
mana ia merupakan alat pertahanan
Kewenangan pada fungsi ini terlampau negara yang dilatih untuk menghadapi
luas dan rawan sewenang-wenang, karena perang, bukan untuk menjalankan fungsi
bersinggungan dengan domain sipil penegakan hukum termasuk penanganan
(keamanan) yang berkaitan dengan sistem terorisme. Oleh karenanya, adalah hal
penegakan hukum (law enforcement yang sangat salah dan keliru jika TNI diberi
system). Di sisi lain, di TNI sendiri tidak kewenangan dalam penanganan masalah
ada mekanisme akuntabilitas militer yang 94
“...Penerapan criminal justice model dalam
jelas, karena hingga hari ini penindakan menghadapi terorisme ini kemudian memiliki
implikasi terhadap institusi mana yang akan
terhadap kejahatan yang melibatkan TNI menjadi ujung tombak dalam upaya pembarantasan
terorisme. Oleh karena kerangka paradigmatik
selalu dibawa ke ranah Pengadilan Militer93, yang dianut dalam criminal justice model adalah
bukan Pengadilan Umum/Sipil. Sedangkan penegakkan hukum, maka institusi kepolisian
dan institusi penegak hukum lainnya menjadi
penanganan masalah terorisme sendiri instrumen utama. Tentu tidak dapat dipungkiri
bahwa di dalam pelaksanaannya pihak kepolisian
berada di ranah sipil/keamanan dalam membutuhkan kerjasama yang baik dengan pihak
negeri. militer dan intelijen, mengingat kompleksitas
fenomena terorisme. Meski demikian, kerjasama
dengan pihak militer ini perlu dilakukan dengan
hati-hati karena keterlibatan militer dalam
Agenda reformasi TNI hingga kini belum dijalankan
93
penanganan terorisme memiliki resiko pengaburan
adalah reformasi sistem peradilan militer melalui tugas antara kepolisian dan militer, militerisasi
melalui amandemen UU No. 31 Tahun 1997 tentang dalam kepolisian, melemahkan kontrol sipil dan
Peradilan Militer yang dinilai diskriminatif dan pengawasan terhadap penanganan terorisme.”,
melanggengkan impunitas karena dalam praktinya lihat, “Diandra Megaputri Mengko, “Pelibatan TNI
tidak transparan dan akuntabel. https://www. Dalam Kontra Terorisme di Indonesia”, dimuat pada
hukumonline.com/berita/baca/lt5f4dc17d0165d/ Jurnal Penelitian Politik, Volume 14, No.2 Desember
penyerangan-kantor-polisi--lbh-jakarta--uu- 2017, hlm. 197-208
peradilan-militer-mendesak-untuk-direvisi/

112
terorisme secara langsung dan mandiri oleh Pemerintah khususnya Kementerian
di dalam negeri, karena ia akan merusak Pendidikan dan Kebudayaan Republik
sistem peradilan pidana dan berpotensi Indonesia. Penerapan program bela
meningkatkan praktik kejahatan atas hak negara dan pendidikan militer justru akan
asasi manusia. memberangus kreativitas ide dan wacana
pengetahuan di kampus, yang membuat
Tidak hanya praktik institusionalisasi
kampus akhirnya menjadi sarang dogma
militerisme ke ranah sipil, saat ini juga
dan doktrin ketimbang menjadi mercusuar
sedang berlangsung kulturisasi budaya
pluralisme wacana pengetahuan kritis.
militer di ranah kehidupan kampus/
akademik. Ini dapat dilihat dari maraknya Seiring dengan terus merebaknya
pelaksanaan Program Bela Negara serta militerisasi ranah sipil, institusi militer
rencana penerapan pendidikan militer hari ini juga mengalami degradasi nilai-
di kampus-kampus perguruan tinggi di nilai humanisme dan non-diskriminasi.
Indonesia. Degradasi ini dapat dilihat dari praktik
penyisiran dan pemecatan terhadap
Kulturisasi militer di ranah sipil khususnya
personel TNI yang berbeda orientasi seksual
kehidupan kampus/akademik berpotensi
dengan tuduhan melanggar sumpah jabatan
memberangus kebebasan akademik serta
dan kode etik profesi. Mahkamah Agung
keragaman ide dan identitas sipil. Baik itu
RI sendiri dalam catatannya menyebutkan
program bela negara maupun pendidikan
setidaknya terdapat 16 perkara perwira TNI
militer memiliki kecenderungan hitam-
yang memiliki orientasi seksual berbeda
putih dalam menilai dan memandang
yang sudah diputus perkaranya di tingkat
sesuatu, karena ia berangkat dari doktrin
kasasi.95 Keenam belas perwira TNI tersebut
pertahanan militer. Di sisi lain, dunia
mengalami diskriminasi dan pemecatan
kampus/akademik tidak berangkat
dari institusinya sendiri. Hal ini menambah
dari doktrin yang sifatnya hitam-putih,
catatan buruk praktik diskriminasi di
namun berbasis pada sifat kritisisme dan
tubuh institusi militer atas nama dominasi
pluralisme wacana pengetahuan.
maskulin dan heternormativitas yang
Oleh karenanya, program bela negara menyalahi prinsip universal nilai-nilai hak
maupun pendidikan militer di kampus justru asasi manusia dan keadilan gender. []
kontradiktif dengan prinsip kebebasan
akademik maupun slogan “merdeka 95
Lihat, “Mahkamah Agung Adili 16 Prajurit TNI
LGBT”, Link URL: https://rri.co.id/nasional/
belajar” yang kini sedang digaungkan hukum/916559/mahkamah-agung-adili-16-
prajurit-tni-lgbt

113
114
DATA KASUS
YANG DITANGANI
Total
93
Pengaduan 163 70
28.726 93
Pencari Keadialan
28.633
7
Jaringan 19 12

Individu Kelompok

PENGADUAN & PENCARI KEADILAN BERDASAR JENIS KASUS


149 Pengaduan 15.414 Pencarian Keadilan
9 9
30 Perburuhan 13.423
21 13.414
10 10
42 PMU 15.045
32 15.035
35 35
35 113
0 78
3 3 3
3 Keluarga
0 0
26 26
26 Perempuan & Anak 26
0 0
10 10
13 Non Struktural 344
3 334

Individu Kelompok

115
JENIS KASUS PERBURUHAN JENIS KASUS KELUARGA

Jumlah Kasus Jumlah Kasus


Hubungan Kerja Pernikahan 1
16
KDRT 2
8
Kepegawaian 2
Serikat Pekerja 4
JENIS KASUS PEREMPUAN & ANAK
Jumlah Kasus
Perlindungan Perempuan 17
Perlindungan Anak 9

JENIS KASUS SIPIL & POLITIK


Jumlah Kasus
Hak Bebas Dari Siksaan Dan Perlakuan Tidak Manusiawi 1
Hak Atas Kebebasan Dan Keamanan Pribadi 8
Fair Trial 33
2
Hak Atas Kebebasan Untuk Berpendapat Dan Berekspresi 6
Hak Atas Kewarganegaraan 2

JENIS KASUS PERKOTAAN & MASYARAKAT URBAN


Jumlah Kasus
Hak Atas Tanah & Tempat Tinggal 22
Hak Atas Usaha / Ekonomi 2
Pelayanan Publik 8
Hak Atas Pendidikan 2
Hak Atas Kesehatan 5
Hak Atas Lingkungan 6
1

116
PENCARI KEADILAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN, USIA,
PENGHASILAN SERTA PENDIDIKAN
Kelompok
(70)
Tidak Diisi
(6)

Pendidikan Anak-anak
Perguruan
Tinggi (14)
Tidak Sekolah
(29)
SD (4)
(9)
SMA SMP
(36) (9) Kelompok
(70) Usia Dewasa
(64)

Laki-laki
(59) Lansia
(15) Kelompok
(70)
Kelompok Jenis Kelamin
(70)
8 - 10 Juta
(2)
Tidak Diisi
6 - 8 Juta Penghasilan (8)
(1)
Perempuan 0 - 2 Juta
(34) (23)
Tidak
Berpenghasilan
(35) 4 - 6 Juta 2 - 4 Juta
(6) (17)
> 10 juta
(1)
117
PENCARI KEADILAN PENCARI KEADILAN BERDASARKAN
BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN WILAYAH TEMPAT TINGGAL

Buruh 20 Jakarta Timur 18


Ibu Rumah Tangga 9 Jakarta Barat 5
Mahasiswa/i 2 Jakarta Selatan 12
Pelajar 13 Jakarta Utara 14
Wiraswasta 8 Jakarta Pusat 8
Guru/Dosen 2 Depok 6
Seniman 1 Bogor 5
Tukang Ojek 1 Bekasi 6
Penyanyi 1 Sukabumi 1
Pengangguran 2 Tangerang 7
Pensiun 1 DI Yogyakarta 1
Tidak Bekerja 19 Jawa Timur 1
Lainnya 14 Sumatera 5
Kelompok 70 Papua 1
Beijing 1
Tidak Diisi 2
Kelompok 70

KATAGORI UTAMA PELANGGARAN JUMLAH


01. Sipol 97
02. Ekosob 57
03. Kelompok Khusus 124
04. Kategori Lainnya Dari Hak-Hak 1
HAK YANG DILANGGAR JUMLAH
01. Hak sipil dan politik bagi individual 1
01.01. Hak hidup 2
01.03. Hak atas persamaan di depan hukum 18
01.05. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan pihak aparat 9
01.06.01. Hak atas Identitas 1
01.09. Hak atas keamanan dan integritas pribadi 23

118
01.11. Hak untuk bebas dari penyiksaan 8
01.13. Hak bebas berkumpul 1
01.13. Hak bebas berserikat 1
01.16. Hak bebas menyampaikan pendapat 12
01.17. Hak akses terhadap informasi publik 4
01.18. Hak akses terhadap informasi pribadi 1
01.19. Hak untuk bebas menerima, mencari, dan menyampaikan informasi 2
01.22 - Hak Atas Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan 2
01.26. Hak untuk mendapatkan tempat tinggal 2
01.27. Hak untuk dihargai sesuai dengan kehormatan seseorang 1
01.28. Hak atas privasi 3
01.31. Hak untuk bebas dari diskriminasi 3
01.36. Hak untuk mendapatkan perlindungan reputasi 3
02.01. Hak untuk berpartisipasi dalam pembangunan 6
02.03. Hak atas standar hidup yang layak 1
02.03.02 - Hak atas perumahan yang layak 9
02.04. Hak atas Kesehatan 4
02.04.01. Hak atas Lingkungan Hidup yang Sehat 2
02.04.02. Hak atas layanan kesehatan publik 1
02.06. Hak atas manfaat jaminan sosial 2
02.08. Hak atas akses terhadap properti publik 1
02.09. Hak atas kepemilikan 17
02.10. Hak atas akses terhadap layanan publik 5
02.11. Hak untuk bekerja 6
02.13. Hak Akses atas pendidikan 2
0215. Hak untuk bebas melakukan riset pengetahuan dan kegiatan kreatif 1
03. Perlindungan kelompok khusus 2
03.01. Hak anak dan remaja 2
03.01.01. Hak anak untuk mendapatkan keamanan/rasa aman 1
03.01.04. Hak anak untuk mendapat perlindungan 8
03.02. Hak perempuan 9
03.03 - Hak khusus bagi penyandang cacat 1

119
03.02.01. Hak atas perlindungan bagi perempuan pekerja 3
03.10.08. Hak untuk mendapatkan proses pengadilan yang benar/jujur 19
03.10.09. Hak atas bantuan hukum 2
03.10.14 - Hak atas persidangan yang juju 1
03.11. Penerapan hak-hak bagi orang yang ditangkap, ditahan, didakwa, dan
4
dipenjarakan
03.11 - Penerapan Hak-hak bagi Orang yang Ditangkap, Ditahan, Didakwa dan
1
Dipenjarakan
03.11.03. Hak mendapatkan perlakuan yang bermartabat dan manusiawi 1
03.11.06 - Hak untuk mendapatkan layanan medis 5
03.12 - Hak khusus bagi orang-orang yang ditangkap 3
03.12.02. Hak atas penangkapan sesuai dengan proses hukum 10
03.21. Hak khusus bagi pekerja 1
03.21.01. Hak untuk mendapatkan pemberitahuan lebih awal tentang PHK 7
03.21.04. Hak untuk ikut dalam tawar menawar secara kolektif 1
03.21.05 - Hak untuk ikut dalam merundingkan peralatan kerja yang sesuai 1
03.21.06. Hak untuk membentuk dan ikut serta dalam serikat buruh 11
03.21.08. Hak untuk mendapatkan upah yang adil 7
03.21.10. Hak untuk mendapatkan kondisi kerja yang adi 11
03.21.17. Hak-hak untuk mendapatkan manfaat bagi para pekerja 4
03.21.18. Hak akibat adanya Pemutusan Hubungan Kerja-PHK (pesangon,
9
tunjangan masa kerja, penggantian hak,dll
04.03 - Hak untuk menentukan nasib sendiri 1

120
KADERISASI DAN KADERISASI LBH JAKARTA
PENGEMBANGAN Purnabakti Pengabdi

ORGANISASI Bantuan Hukum

Melalui tulisan singkat ini, kami akan


memaparkan beberapa kegiatan yang
dilakukan LBH Jakarta dalam rangka
kaderisasi dan pengembangan organisasi.

Pratiwi Febry, S.H., seorang Pengacara


Publik, telah telah usai masa baktinya
pada Februari 2020, setelah mengabdikan
dirinya selama 10 tahun di LBH Jakarta.
Pengabdian beliau dimulai dari satu tahun
sebagai Asisten Pengabdi Bantuan Hukum
Bapak Sagino, seorang Staf Kebersihan kemudian menjadi Pengacara Publik di LBH
yang telah mengabdi sejak tahun 1993 Jakarta. Selama sembilan tahun menjadi
juga telah menyelesaikan masa baktinya Pengacara Publik, beliau telah mengemban
pada September 2020. Beliau telah tanggungjawab sebagai 1) Kepada Bidang
menjadi kawan juga bapak, yang ramah Penelitian dan Pengembangan, 2) Kepala
bagi Pengabdi Bantuan Hukum lainnya. Divisi Penelitian dan Dokumentasi, 3)
Semoga setiap PBH yang telah purnabakti Kepala Bidang Minoritas dan Kelompok
tetap dapat berdiaspora dan tetap teguh Rentan, dan terakhir adalah sebagai 4)
memegang nilai-nilai perjuangan yang kita Kepala Bidang Riset dan Kaderisasi &
hidupi dan yakini bersama. Pengembangan Organisasi.

121
Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) advokasi (litigasi dan nnon-litigasi) di LBH
LBH Jakarta Jakarta sampai November 2020, sembari
menunggu Rekrutmen APBH 2020 dapat
Pada Maret 2020, Kalabahu ke-41
dilaksanakan. Dikarenakan mundurnya
direncakan akan dilaksanakan secara
rekrutmen APBH 2020, maka memberikan
tatap muka. Namun akibat pandemik
imbas yang sama pula terhadap proses
COVID 19, Pelaksanaan diundur menjadi
kaderisasi pada tingkat Pengacara Publik.
Agustus-November 2020 dan dilakukan
penuh secara daring. Tahun ini, Kalabahu Rekrutmen Staf Pelaksana Penggalangan
mengambil tema “Lantangkan Suara”. Dana Publik (PDP), bulan Oktober 2020,
Meski terdengar puitik layaknya sebuah LBH Jakarta melakukan rekrutmen staf
lirik lagu, tema tersebut didasarkan pada PDP, dan berdasarkan tahap seleksi yang
sebuah energi kemarahan yang dalam dilakukan, LBH Jakarta telah mengangkat
terhadap merosotnya kebebasan sipil satu orang perempuan staf PDP yang baru.
dan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Magang, selama tahun 2020 ini LBH Jakarta
Tema tersebut pun memuat harapan
melakukan kerja sama dengan beberapa
dan optimisme yang tak ditawarkan oleh
universitas untuk melaksanakan program
pemerintah dan partai politik sebagai
magang.
kendaraan demokrasi. Peserta pendaftar
Kalabahu 41 sebanyak 168 orang, kemudian PENGEMBANGAN ORGANISASI
diseleksi menjadi 46 peserta yang terdiri
dari mahasiwa juga jaringan LBH Jakarta. Pengembangan Kapasitas bagi Pengabdi
Melalui serangkaian proses pembelajaran, Bantuan Hukuman LBH Jakarta
24 peserta dinyatakan lulus Kalabahu 41. Pelatihan Kesetaraan Gender dan Inklusi
Rekrutmen Asisten Pengabdi Bantuan Sosial, melalui pelatihan ini diharapkan
Hukum (APBH) dan Pengacara Publik (PP) PBH LBH Jakarta memiliki pengetahuan
LBH Jakarta, adapun pelaksanaan Kalabahu dan perspektif yang tepat tentang nilai
2020 yang mundur tentu terdampak pada keadilan, dan kesetaraan gender serta
proses kaderisasi dan regenerisasi di LBH inklusi sosial; Terbangun kepekaannya
Jakarta, khususnya rekrutmen APBH 2020. akan nilai keadilan, dan kesetaraan gender
Sehingga di tahun ini, kawan-kawan APBH serta inklusi sosial; serta Menginternalisasi
2019 yang masa pengabdiannya usai pada prinsip keadilan, dan kesetaraan gender
Juni 2020, memilih untuk tetap melanjutkan serta inklusi sosial dalam mengerjakan
pengabdiannya dan melakukan kerja-kerja kerja-kerja Bantuan Hukum Struktural.

122
Lingkar Diskusi, merupakan ruang diskusi lembaga donor internasional maupun dari
rutin di internal LBH Jakarta yang diharapkan dukungan masyarakat. Meskipun telah
menjadi putaran belajar bagi setiap mengembangkan sistem penggalangan
PBH untuk membangun kesadaran dan dukungan publik (SIMPUL) yang bersumber
pengetahuan kritis transitif. Pengetahuan dari masyarakat, harus diakui bahwa
kritis sebagai unit analisis akan sangat sebagian besar sumber pendanaan LBH
membantu PBH dalam melakukan kerja- Jakarta masih bergantung pada donor
kerja bantuan hukum struktural dan internasional. Sementara Anggaran Negara
melihat akar masalah dari ketidakadilan yang dapat diakses LBH Jakarta melalui
yang terjadi dalam setiap kasus yang sistem bantuan hukum yang merupakan
ditangani hingga konstalasi sosial-politik mandat UU No.16 Tahun 2011 tentang
yang terjadi baik ditingkat nasional maupun Bantuan Hukum masih sangat terbatas.
internasional. Pengetahuan kritis ini Sehingga Pelatihan ini menjadi penting
nantinya diharapkan dapat bertransformasi untuk dilakukan dan diikuti oleh PBH LBH
menjadi pengetahuan kolektif LBH Jakarta. Jakarta. []
Adapun Lingkar diskusi telah dilakukan
sebanyak 3 kali dengan sub tema diskusi: 1)
Omibus Law Menurut Perspektif Ekonomi; Berjalannya pelaksanaan kaderisasi
2) Revolusi Industri 4.0 dan Fleksibilitas dan kegiatan pengembangan
Tenaga Kerja; dan 3) Kekerasan Berbasis organisasi di atas tentu tidak
Gender Online lepas dari partisipasi pemangku
Pelatihan Managemen Stress untuk PBH, kepentingan LBH Jakarta, yaitu
kondisi pandemik tentu mempengaruhi korban/klien, jaringan, alumni,
kondisi kejiwaan PBH di LBH Jakarta, Paralegal, Solidaritas Masyarakat
sehingga melalui pelatihan ini diharapkan Peduli Keadilan (SIMPUL)
PBH dapat memahami gejala serta dan lembaga donor. Kami
sumber stress yang dialaminya dan
mengucapkan terima kasih banyak
dapat memperlengkapi PBH agar dapat
kepada seluruh pihak yang telah
mengelola stress dengan positif.
memberikan dukungannya baik
Pelatihan Penyusunan Proposal berupa dana maupun keahliannya
Pendanaan, selama ini, sumber pembiayaan sepanjang tahun ini.
LBH Jakarta berasal dari pendanaan yang
tidak mengikat yang berasal dari Negara,

123
OBITUARI
TUTI
HUTAGALUNG

T
ahun 2020, berita duka datang dari
keluarga Bendahara Dewan Pembina
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI). Tuty Nilamsari Hutapea
atau lebih dikenal dengan Tuti Hutagalung,
meninggal dunia pada hari Selasa, tanggal
11 Agustus 2020 pukul 22.10 WIB. Beliau
meninggal diusia hampir memasuki 75
tahun di Rumah Sakit Tebet karena penyakit
jantung yang dideritanya.

124
Tuti Hutagalung, perempuan Batak Tidak hanya menjadi Pembela Umum,
kelahiran Jakarta 18 Oktober 1945 dikenal Beliau juga menulis buku tentang “Tanya-
sebagai perempuan yang tegas. Meskipun Jawab Masalah Perburuhan” bersama
pembawaanya yang cenderung meledak- Zain H. Bajeber dan Abdul Rahman Saleh
ledak sering kemudian Beliau di cap yang diterbitkan oleh Sinar Harapan tahun
sebagai orang yang galak. Namun Ibu Tuty 1982. Hal tersebut tentu saja didasari pada
merupakan sosok yang hangat, care, dan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat,
penuh perhatian. Empatinya yang tinggi khususnya bagi kelompok buruh yang
terhadap orang lain dan keramahannya posisinya seringkali tertindas. Dengan
yang tersembunyi membuatnya gampang menulis tersebut, ilmu yang dimiliki dapat
bergaul dengan orang lain, apalagi sesama dibagikan dan membantu kalangan buta
perokok. Hal ini diungkap oleh orang-orang hukum.
yang pernah bekerja bersama Beliau.
Dedikasinya yang tinggi untuk membela
Selepas sekolah menengah untuk masyarakat miskin, buta hukum, dan
mewujudkan cita-citanya sebagai tertindas menjadi prinsip yang melekat
pengacara, Ibu Tuty melanjutkan kuliahnya kuat dalam menjalankan tugas-tugas
di fakultas hukum. Ketertarikannya pada kepengacaraannya. Beliau adalah sosok
dunia hukum membawanya bergabung perempuan Batak pengacara yang sangat
dengan LBH Jakarta. Di tahun 1978, Ibu Tuty loyal dalam mengiringi perjalanan LBH
dan beberapa rekan seangkatannya seperti Jakarta-YLBHI. Hal ini dibuktikannya dengan
Abdul Rahman Saleh dan Yusuf Abdullah tetap bersedia berada dijajaran Dewan
resmi dilantik sebagai Pembela Umum Pembina YLBHI sampai akhir hayatnya.
(sekarang Pengacara Publik). Pelantikan Selamat jalan Ibu Tuty. Tuhan besertamu
beberapa Pembela Umum tersebut selalu.[]
kemudian memperkuat Tim Pembela dari
LBH Jakarta yang dikomandani oleh Adnan
Buyung Nasution.

125
SAGINO
PBH DI BALIK
LAYAR LBH
JAKARTA

126
S
agino. Namanya yang pendek tidak Jarak tempuh rumahnya yang jauh harus
sebanding dengan panjang atau dilalui setiap harinya selama kurang lebih
lamanya pengabdiannya di LBH dari 2 Jam perjalanan menggunakan
Jakarta. Pria kelahiran Wonogiri 9 Februari transportasi umum untuk menuju ke
1965 ini adalah salah satu Pengabdi gedung LBH. Berangkat saat kondisi langit
Bantuan Hukum LBH Jakarta sejak tahun masih gelap dan setibanya di kantor
1993. Mungkin tidak banyak jaringan, bergegas melaksanakan apa yang menjadi
klien dan media yang mengenal sosoknya tanggung jawab dan kewajibannya. Dia juga
seperti PBH yang terlibat secara langsung salah satu staf yang tidak pernah datang
dalam advokasi. Posisi tugas sehari-harinya terlambat, tidak pernah tidak masuk tanpa
yang berada di belakang layar membuatnya alasan yang tidak jelas, bahkan untuk
kurang dikenal seperti pengacara publik. mengambil hak cuti tahunannya pun tidak
Meskipun demikian tidak sedikit aktivis dan akan dia ambil jika tidak ada keperluan yang
jaringan LBH Jakarta mengenal pak Sagino sangat mendesak. Bekerja dengan sepenuh
karena keluwesan dan keramahannya. hati tanpa kamus lelah itulah yang terlihat
Peran beliau di LBH Jakarta sangat signifikan dari dirinya.
dalam menyediakan lingkungan kerja yang
Hingga tiba akhir masa pengabdiannya
bersih dan nyaman untuk memberikan
di bulan september 2020 lalu, di tengah
layanan bantuan hukum.
masa pandemi covid-19, beliau telah
Setengah perjalanan usia hidupnya menyelesaikan masa pengabdiannya di
dihabiskan di LBH Jakarta. Hari demi hari, LBH Jakarta. Beliau telah mendedikasikan
masa ke masa telah beliau lalui. Banyak dirinya selama 27 tahun di Lembaga
sekali cerita, pengalaman, ujian, suka Bantuan Hukum Jakarta sampai purna tugas
dan mungkin juga duka yang dialaminya sebagai Pengabdi Bantuan Hukum LBH
selama mengabdi di LBH Jakarta. Beliau Jakarta. Terima kasih atas pengabdiannya,
menjadi saksi masa kejayaan dan Pak.[]
kesurutan, perjuangan demi perjuangan
yang dilakukan para PBH LBH Jakarta.
Sosoknya yang sederhana, pekerja keras,
ramah, sabar serta mengayomi menjadi ciri
khasnya.

127
MEMPERKUAT
LEMBAGA DENGAN
RISET DAN DOKUMENTASI
BANTUAN HUKUM

B
antuan hukum struktural sebagai Keberadaan Riset dan Dokumentasi
ciri khas Lembaga Bantuan Hukum Bantuan Hukum (RDBH) merupakan salah
dibawah YLBHI seringkali dinyatakan satu bidang yang memiliki peran dalam
sebagai sebuah konsep bantuan hukum melaksanakan riset hukum dan sosial yang
yang melampaui bantuan hukum komprehensif untuk mendukung advokasi
konvensional atau berbasis kemurahan lembaga. Agenda tersebut ditunjang
hati semata. BHS memiliki tujuan untuk dengan dokumentasi pengalaman
mengubah substansi, struktur dan kultur penanganan kasus baik litigasi maupun
hukum serta politik yang timpang dengan non litigasi yang dilakukan oleh LBH
memberdayakan masyarakat sebagai Jakarta. Peran tersebut menjadi sangat
aktor kunci perubahan. Bantuan hukum penting untuk membedakan peran Bidang
tidak berhenti pada aktifitas namun harus Riset dengan riset kasus yang dilakukan
tumbuh menjadi sebuah gerakan. Dalam oleh pengacara Publik Bidang Penanganan
mewujudkan hal tersebut tentu saja Kasus.
dibutuhkan upaya pengembangan, salah
Perjalanan Bidang Riset selama beberapa
satunya melalui kajian atau riset-riset
tahun terakhir mengalami reposisi.
untuk menghadapi masalah dan tantangan
Perubahan struktur organisasi pada rapat
ke depan sesuai situasi sosial, politik dan
kerja 2020 menyepakati Riset dan Pusat
hukum yang terjadi.
Dokumentasi Bantuan Hukum digabung

128
dalam satu bidang. Penggabungan tersebut sejak bulan Oktober.
mengingat keterkaitan erat antara riset dan
Dari ke-14 program kerja tersebut,
dokumentasi yang merupakan sumber
beberapa diantaranya adalah pembuatan
informasi internal organisasi. Dengan
Kertas Kebijakan Omnibus Law Cipta
demikian diharapkan terjadi sinkronisasi
Kerja, di mana obsesi pemerintah dalam
antara Riset dengan Pusat Dokumentasi
UU (RUU sebelum disahkan) Ciptaker ini
Bantuan Hukum sebagai penyedia data
justru mengingkari amanat konstitusi dan
dan informasi. Selain bertujuan agar
mengabaikan tuntutan rakyat. Pemerintah
LBH Jakarta memiliki bidang khusus
yang seharusnya merealisasikan iklim kerja
yang melakukan riset yang mendalam
yang produktif dan berkualitas dengan
untuk mendukung advokasi lembaga.
memberikan perlindungan maksimal
Penggabungan ini dilatarbelakangi pada
bagi kaum pekerja, justru menempatkan
harapan agar pengalaman advokasi LBH
pengusaha pada hirarki proteksi tertinggi
Jakarta tidak berhenti hanya menjadi
dan sebaliknya menempatkan pekerja pada
data yang didokumentasikan namun
lapisan terbawah. Di dalam kertas kebijakan
akan di lanjutkan dengan pengkajian atau
ini terdapat dua fokus isu LBH Jakarta, yaitu
penelitian agar menjadi pengetahuan
mengenai Perburuhan dan Perkotaan
yang berguna utuk memperkuat advokasi
Masyarakat Urban (PMU), dimana ini
maupun lembaga ke depan.
berkaitan dengan obsesi pemerintah dalam
Sesuai dengan program kerja tahun 2020, mempercepat perputaran arus modal
Riset tahun ini memiliki 14 program investasi.
kerja diluar program lintas bidang dan
Selain Kertas Kebijakan Omnibus Law
program diluar program kerja yang sudah
Ciptaker, Riset LBH Jakarta juga telah
ditetapkan. Program kerja tersebut tidak
merampungkan Kertas posisi tentang
sebanding dengan jumlah PBH riset yang
RUU Pertanahan yang akhirnya dihentikan
saat ini hanya ada 3 orang yang terdiri
pembahasannya oleh DPR. Selain tidak
dari 2 Pengacara Publik dan 1 Asisten.
mendengar suara rakyat seperti yang
Memaksimalkan program magang bagi
dijanjikan pada periode sebelumnya, RUU
mahasiswa menjadi salah satu upaya
yang dimaksudkan untuk melengkapi
alternatif untuk mengatasi kekurangan
Undang Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
sumber daya manusia tersebut. Bidang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Riset cukup terbantu dengan adanya 2
(“UUPA”) ini memang tidak layak untuk
orang mahasiswa yang melakukan magang
disahkan. Kertas posisi ini dikerjakan

129
bersama Yayasan LBH Indonesia sebagai kontekstualisasi bantuan hukum struktural
organisasi induk. yang menjadi pendekatan LBH Jakarta dan
LBH Kantor di bawah YLBHI, selain layanan
Terus terjadinya pelanggaran hak normatif
konsultasi hukum, pendidikan hukum
pekerja dari tahun ke tahun adalah
kritis, dan pemberdayaan masyarakat.
problem struktural lemahnya perlindungan
Hasil riset-riset yang dilakukan diharapakan
hak buruh melalui instrument penegakan
mampu memperkuat organisasi untuk
hukum pidana perburuhan. Hal tersebut
mengembangkan gagasan pemikiran
menjadi salah satu fokus LBH Jakarta sebagai
alternatif dalam membuat kebijakan yang
salah satu lembaga yang turut mendorong
dapat melindungi publik.
pembaruan kebijakan penegakan hukum
dan melindungi hak asasi manusia. Dalam Pusat Dokumentasi Bantuan Hukum
fokus isu perburuhan, Bidang Riset LBH (PDBH)
Jakarta melakukan studi-riset mengenai
Dalam setahun terakhir, Pusat Dokumentasi
efektivitas penegakan hukum pidana
Bantuan Hukum (PDBH) banyak mendukung
perburuhan yang dituangkan kedalam
kerja-kerja riset LBH Jakarta. Dukungan
kertas kebijakan “Urgensi Pembentukan Sub
tersebut khususnya dalam penyediaan
Direktorat Khusus Pidana Ketenagakerjaan
dan analisa data isu penggusuran, pidana
di Kepolisian RI”. Riset ini juga melibatkan
ketenagakerjaan, penyiksaan, dan lain-lain.
LBH-LBH kantor dibawah YLBHI dan 6
Tentu saja tidak hanya Bidang Riset saja,
Serikat Buruh dari beberapa wilayah
tetapi juga bidang Advokasi Kasus, termasuk
di Indonesia. Hasil riset ini diharapkan
pengorganisasian paralegal dengan
dapat digunakan sebagai rujukan bagi
membuat Sistem Informasi Paralegal (SIP)
para pemangku kepentingan untuk
yang mulai diimplementasikan awal bulan
memperkuat infrastruktur penegakan
Mei 2020. Sistem Informasi Paralegal ini
hukum pidana melalui penguatan kapasitas
bermanfaat ketika pandemi Covid-19
Desk Tenaga Kerja di Institusi kepolisian
muncul, sehingga pendampingan dan
agar pembentukan subdit khusus pidana
kegiatan yang dilakukan oleh paralegal
ketenagakerjaan benar-benar dapat
tetap dapat terpantau dan dikoordinasikan
memberikan rasa keadilan bagi korban
dengan memanfaatkan telepon seluler.
tindak pidana ketenagakerjaan di berbagai
Tidak hanya untuk LBH Jakarta, tetapi sistem
daerah di Indonesia.
ini juga digunakan oleh lima organisasi
Seluruh riset yang dilakukan oleh bantuan hukum lain di Jakarta, Yogyakarta
Bidang Riset merupakan salah satu dan Bali, berkat dukungan dari Directorate-

130
General for Development Cooperation and Indonesia melibatkan PDBH dalam
Humanitarian Aid of Belgium bekerjasama membangun repositori organisasi.
dengan Avocats Sans Frontières (ASF), ILRC Repositori ini merupakan wadah
dan LBH Jakarta. pengetahuan bersama yang penting untuk
didokumentasikan dan didistribusikan
Perbaikan dan peningkatan internal
kepada seluruh kantor LBH dibawah YLBHI
Pusat Dokumentasi Bantuan Hukum tidak
sebagai bentuk sharing knowledge.
ketinggalan dilakukan dalam beberapa
kegiatan. Salah satunya ketika menghadapi Peran penting pendokumentasian
masa pandemi Covid-19 di mana layanan juga telah disadari oleh LBH Semarang
konsultasi hukum harus dilakukan secara yang juga mengembangkan repositori
online. Pusat Dokumentasi Bantuan organisasi. LBH Jakarta melakukan asistensi
Hukum menyiapkan panduan teknis untuk mendukung pengembangan
layanan konsultasi online baik melalui tersebut. Kesadaran akan kebutuhan
telepon maupun email ke konsultasi@ pendokumentasian pengetahuan
bantuanhukum.or.id. Tidak hanya itu dan pengalaman lembaga ini, meski
saja, PDBH juga harus menyiapkan sistem tumbuh perlahan namun mampu
manajemen dan pendokumentasian kasus membuka pemahaman pentingnya
dengan Case Management system (CMS) pendokumentasian bagi organisasi
yang selama ini hanya dapat diakses secara bantuan hukum. Di mana organisasi
offline. Dengan sistem bekerja dari rumah harus memastikan aliran pengetahuan
(work from home) mengharuskan sistem dari organisasi ke individu-individu (PBH),
manajemen kasus harus dapat diakses dari individu (PBH) ke individu (PBH) lainnya,
tempat masing-masing Pengabdi Bantuan dan individu (PBH) ke organisasi. Dengan
Hukum dengan tetap memperhatikan demikian, aliran pengetahuan tersebut
keamanan aksesnya. akan turut mendukung proses kaderisasi
organisasi tersebut. Tidak berhenti pada dua
Tidak hanya peningkatan kapasitas layanan
organisasi tersebut, PDBH LBH Jakarta tentu
internal organisasi, Pusat Dokumentasi
saja akan tetap berusaha mengembangkan
Bantuan Hukum LBH Jakarta juga
sistem pendokumentasian di internal LBH
terlibat dalam pengembangan sistem
Jakarta, dan berbagi pengetahuan kepada
pendokumentasian organisasi lainnya.
organisasi lain yang membutuhkan. []
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) sebagai organisasi yang
memayungi 16 Kantor LBH diseluruh

131
TERBITAN
LBH JAKARTA

B
erdasarkan Laporan Akhir Tahun dan Hak Asasi
Manusia (HAM) YLBHI 2018 tercatat 300 kasus
konflik agraria di semua sektor tersebut di 16
provinsi yang ditangani satu kantor-kantor LBH dan
YLBHI. Terdapat banyak masalah lanjutan dari kasus-
kasus konflik agraria tersebut, seperti hancurnya ruang
hidup, rusaknya lingkungan, penyiksaan, pembunuhan,
kriminalisasi, dan berbagai macam pelanggaran HAM
lainnya. Pendeknya, ruang hidup masyarakat sudah
morat marit dan butuh ratusan atau ribuan tahun
untuk kembali seperti semula.

Dalam buku ini, YLBHI dan LBH Jakarta menyimpulkan


beberapa hal:
Judul:
RUU Pertanahan: 1. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan
Membangun Koloni Baru hak-hak masyarakat atas tanah di antaranya
Di Bawah Investasi melalui: menghilangkan hak membuka tanah,
menghilangkan cara mendapatkan tanah Hak
Penyusun: Milik menurut hukum adat, menghilangkan
Siti Rakhma Mary Herwati hak dalam proses pendaftaran tanah dan
Citra Referandum M. pengadaan tanah untuk investasi.
Penerbit:
2. Upaya berlebihan mempermulus investasi
LBH Jakarta
dengan segala cara, utamanya mengatur jenis-
Tahun:
jenis hak atas tanah, memberi hak atas tanah
2020
di atas dan bawah tanah, pengistimewaan
Kolasi:
HGU, perpanjangan HGB, perluasan Hak Pakai,
28 hlm

132
menjadikan Hak Pengelolaan sebagai Hak Atas
Tanah, membentuk Lembaga Pengelolaan
Tanah/Bank Tanah, tak peduli harus menabrak
dan melawan aturan di atasnya yaitu UUPA.

3. Upaya terang benderang untuk menutup akses


masyarakat atas tanah utamanya dengan
menutup informasi kepemilikan hak atas tanah
dan menutup akses terhadap pembatalan
sertifikat atau tanda bukti hak yang cacat
administratif.

4. Upaya memenjarakan masyarakat yang


mempertahankan dan memperjuangkan hak
atas tanahnya dengan cara menyuguhkan
ancaman pidana yang tidak masuk akal.

Terdapat banyak pertentangan antara pasal yang satu


dengan yang lain dalam RUU ini, bahkan yang mengatur
hal yang sama.

P
enegakan hukum pidana ketenagakerjaan oleh Judul:
kepolisian masih mengalami berbagai macam Urgensi Pembentukan Sub
kendala yang menghinggapinya. Kendala ini Direktorat Khusus Pidana
yang kemudian menjadikan proses penegakan hukum Ketenagakerjaan
pidana ketenagakerjaan belum bisa berjalan maksimal, di Kepolisian RI
efesien dan efektif sepenuhnya. Kendala-kendala
ini ada di semua dimensi: dimensi substansi hukum, Penyusun:
struktur hukum, maupun kultur hukum. Tim LBH Jakarta
Penerbit:
Perjuangan panjang advokasi tersebut direspon melalui LBH Jakarta
pembentukan Desk Tenaga Kerja bertepatan pada Tahun:
hari buruh sedunia (May Day) tahun 2019. Sayang, 2020
kehadirannya justru kian mempersulit pekerja, serikat, Kolasi:
organisasi bantuan hukum dan pegiat perburuhan 162 hlm

133
menegakkan pidana ketenagakerjaan. Setelah setahun
berdiri, pemenuhan hak dasar buruh yang selama ini
diharapkan, tidak kunjung terjadi.

Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data LBH


Jakarta yang dijabarkan dalam buku ini, pada rentang
waktu 2016 – 2020 terdapat jumlah pengaduan terkait
kasus pidana ketenagakerjaan di tujuh Serikat Pekerja/
buruh dan Lembaga Bantuan Hukum yang tersebar di
delapan wilayah mengalami peningkatan, dengan total
81 pengaduan dan 16,146 pencari keadilan.

D
i antara sekian kisah dan pengalaman yang
terjadi pada sejarah umat manusia, adalah
kisah tindak kekerasan dan pelanggaran hak
asasi manusia terhadap orang dengan orientasi
Judul: seksual berbeda yang masih terus terjadi hingga
Mereka yang Sudah Lelah saat ini. Sebagai seorang warga negara dan manusia,
Dengan Kekerasan: Catatan semua orang dijamin perlindungannya oleh instrumen
Kasus Pelanggaran terhadap hukum dan HAM nasional dan internasional. Tidak ada
Hak Asasi Manusia yang boleh melanggar HAM seseorang walaupun dia
memiliki orientasi seksual yang berbeda.
Penyusun:
Tim LBH Jakarta Pelanggaran hak asasi manusia terhadap orang dengan
Wike Devi Erianti orientasi seksual berbeda memiliki pola, corak, dan
Steve Suleeman aktornya sendiri. Hal-hal inilah yang coba kami lacak
Astrid Maharani dari tiap-tiap kisah pelanggaran yang terjadi. Buku
Penerbit: ini hendak menceritakan beberapa kisah terkait
LBH Jakarta kasus kekerasan yang terjadi pada orang- orang yang
Tahun: berorientasi seksual berbeda. Harapannya, dengan
2020 penulisan kisah kasus-kasus ini menjadi memori kolektif
Kolasi: bersama, sekaligus harapan agar kasus-kasus tersebut
118 hlm tidak terjadi kembali di kemudian hari.

134
O
bsesi Presiden Joko Widodo dipenghujung
tahun 2019 yang menyatakan hendak
mempercepat perputaran arus modal investasi,
sepantasnya membuat masyarakat sipil khawatir
dengan nasibnya. Dengan memboyong draft RUU
Cipta Kerja ke DPR, Pemerintah sedang mengingkari
amanat konstitusi yang dipikul. Sebab, substansi
yang dikandung dalam RUU Cipta Kerja sangat jauh
arang dari api. Untuk merealisasikan iklim kerja yang
produktif dan berkualitas Pemerintah harus mengawali
dengan memberikan perlindungan maksimal bagi
kaum pekerja yang menjadi fondasi perekonomiannya.
Artinya, pekerja harus dilihat sebagai subjek, bukan
sekedar objek. Sayangnya, piramida kebijakan yang Judul:
digunakan pemerintah dalam RUU Cipta Kerja justru Omnibus Law RUU Cipta
terbalik: menempatkan pengusaha pada hirarki Kerja:
proteksi tertinggi sementara menempatkan pekerja Obsesi Pembangunan yang
pada lapisan terbawah. Merampas Ruang dan
Mengorbankan Pekerja
Berdasarkan uraian berbagai persoalan yang diciptakan
RUU Cipta Kerja dalam Kertas Kebijakan ini, LBH Jakarta
Penyusun:
menyimpulkan bahwa:
Tim LBH Jakarta
1. RUU Cipta Kerja merupakan produk hukum Penerbit:
yang tidak demokratis dan sarat kepentingan LBH Jakarta
elite oligarki. Tahun:
2020
2. RUU Cipta Kerja bukan terobosan yang tepat
Kolasi:
untuk menyelesaikan masalah investasi, selain
56 hlm
karena kenyataannya justru memperbanyak
regulasi teknis pelaksanaan, juga
mempertontonkan watak rezim yang sangat
mudah terdikte oleh kaum pemodal.

3. Pertumbuhan ekonomi yang dicita-citakan


RUU Cipta Kerja tidak akan pernah terjadi, bila

135
hak-hak pekerja dikorbankan dan kesenjangan
ekonomi di masyarakat terus dibiarkan.

4. RUU Cipta Kerja hanya akan memperbanyak


lembar koleksi konflik sosial di masyarakat
urban karena filosofinya hanya mengakomodir
kepentingan kalangan pemodal.

H
ukum Internasional telah menetapkan bahwa
penggusuran paksa adalah pelanggaran
berat Hak Asasi Manusia. Penggusuran paksa
berdampak serius terhadap penurunan kualitas
kehidupan dan hilangnya harkat dan martabat
kemanusiaan. Korban penggusuran paksa sesungguhnya
tidak hanya kehilangan tempat tinggal mereka, namun
juga kehilangan harta tak ternilai seperti rasa aman,
identitas, tetangga, maupun lingkungan sosial yang
selama ini menemani sejarah kehidupan mereka. Tak
hanya itu, mereka juga kehilangan akses pekerjaan,
pendidikan, dan hak-hak asasi lainnya.
Judul: Advokasi Kasus Penggusuran paksa telah dilakukan
Buku Panduan Memahami LBH Jakarta sejak awal pendiriannya. Meski demikian,
Hak Atas Tempat Tinggal penggusuran paksa masih terus terjadi di Jakarta
yang Layak dan Kiat-Kiat maupun di berbagai wilayah di Indonesia. Belum banyak
Menghadapi Penggusuran yang berubah. Penggusuran paksa masih dianggap
konsekuensi pem- bangunan dan dianggap wajar.
Penyusun: Pertanyaannya, bukankah pembangunan semestinya
Tim LBH Jakarta memuliakan bukan menindas kemanusiaan?
Penerbit: Sesungguhnya, untuk siapa pembangunan dijalankan?
LBH Jakarta
Tahun: Meski isu “Hak atas tempat tinggal dan Penggusuran
2019 paksa” mulai mendapatkan perhatian publik, namun
Kolasi: belum ada perubahan yang berarti. Pemerintah masih
48 hlm lalai menjalankan kewajiban hukumnya memenuhi

136
hak atas tempat tinggal warga. Penggusuran paksa
terus berulang seolah menjadi satu-satunya jalan
pembangunan dengan mengabaikan solusi dan
partisipasi. Problem ini ditambah dengan lemahnya
pemahaman kita sebagai warga akan hak atas tempat
tinggal dalam pembangunan kota.

S
etiap tahun, pengaduan kasus terbanyak yang
diterima LBH Jakarta adalah kasus buruh.
Statistik tersebut menunjukkan
bahwa terdapat
problem struktural yang mengakibatkan berbagai
kasus pelanggaran hak-hak buruh masif terjadi.
Riset LBH Jakarta “Membaca Pengadilan Hubungan
Industrial, 2014” menemukan fakta bahwa mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang
tersedia tidak efektif melindungi hak- hak buruh
sehingga tidak membuat ‘kapok’ pengusaha nakal
yang terus melakukan pelanggaran terhadap UU
Ketenagakerjaan.

Advokasi kasus buruh yang dilakukan LBH Jakarta selama


Judul:
ini memberikan pembelajaran bahwa advokasi buruh
Advokasi Pidana Perburuhan
dan serikat buruh cenderung fokus pada mekanisme
administratif melalui pengawasan dinas tenaga kerja
Penyusun:
dan perdata melalui pengadilan hubungan industrial.
Tim LBH Jakarta
Buruh dan Serikat Buruh belum memaksimalkan
Penerbit:
peluang advokasi dengan mekanisme hukum pidana.
LBH Jakarta
Ada beberapa hambatan yang membuat mekanisme Tahun:
pidana tidak ditempuh: Pertama, Buruh dan Serikat 2019
Buruh belum mamahami mekanisme hukum pidana Kolasi:
perburuhan untuk perlindungan hak buruh; kedua, 65 hlm
Kalaupun mekanisme hukum pidana ditempuh
seringkali ditolak. Meski pidana perburuhan
merupakan delik khusus belum ada unit khusus di

137
kepolisian yang menangani kasus ini, aparat kepolisian
belum memahami dengan baik konteks penegakan
hukum pidana. Hal ini membuat buruh enggan untuk
melaporkan kasusnya, ketiga, Penegakan hukum pidana
dipahami secara keliru, dianggap baru dapat dilakukan
setelah mendapatkan rekomendasi dari pengawasan
dinas tenaga kerja; keempat, penegakan hukum pidana
ditakutkan
akan menjadi bumerang bagi pemenuhan
hak-hak buruh karena pidana terhadap pengusaha akan
membuat hak-hak perdata mereka tidak dipenuhi atau
hilang.

T
ahun 2018 LBH-YLBHI yang berada di 16 Provinsi
dengan kemampuan terbatas menangani
perampasan lahan/rumah dengan luasan 488.404,
77 Ha. Tahun 2017 kasus serupa mencakup luasan
269.028, 61 Ha. Alasan perampasan beragam seperti
untuk perkebunan, infrastruktur, kehutanan, tambang,
proyek energi, pertanian maupun pemukiman.
Judul:
Menjaga Ruang: Jadi, bagaimana menghentikan penggusuran?
Pembelajaran Advokasi Mungkin dimulai dengan berhenti menggunakan
Berbasiskan Bantuan Hukum kata penggusuran dan mulai memakai perampasan
Struktural di Empat Kasus tanah, penghancuran rumah, dan kata-kata lain yang
Penggusuran menggambarkan secara lugas pengalaman pahit yang
dialami. Setelah itu, kita harus memenangkan logika
Penyusun: publik bahwa negara ini adalah tempat sah bagi setiap
Tim LBH Jakarta orang. Negara seharusnya tertunduk malu dan dibawa
Penerbit: ke pengadilan apabila gagal menyediakan tempat tinggal
LBH Jakarta bagi warganya. Bukan sebaliknya, menyeret korban
Tahun: yang tidak bisa memiliki “sarang” tempat berteduh ke
2019 pengadilan setelah sebelumnya menyepak-memukuli
Kolasi: mereka dan merusak harta benda mereka.
175 hlm

138
P
emahaman buruh mengenai hak-hak yang
dimiliki dan dijamin oleh hukum menjadi kunci
untuk membuka kesadaran kritisnya untuk
berjuang. Bekal kesadaran kritis itulah yang akan
mendorong secara konsisten setiap buruh untuk
bangkit memperjuangkan pemenuhan hak-hak yang
seharusnya dipenuhi oleh Negara dan/atau Pemberi
Kerja. Kesadaran yang lahir dari dalam itulah yang
diharapkan muncul dan bukan dari luar diri, misalkan
bergerak hanya karena instruksi pimpinan serikat.
Terwujudnya Kesadaran kritis warga negara inilah yang
terus diupayakan oleh LBH Jakarta melalui gerakan
bantuan hukum stuktural.

Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan Judul:


alternatif mengenai hak-hak yang dimiliki buruh dalam Satu Mimpi, Satu Barisan:
relasi hubungan kerja yang diatur dalam peraturan Memahami Hak Normatif
perundang-undangan. Melalui materi yang tersaji Pekerja di Indonesia
dalam buku ini, kita dapat menilai sejauhmana hukum
positif yang berlaku hari ini telah menjamin dan Penulis:
melindungi pemenuhan hak-hak buruh? Apakah hak- Muhammad Rasyid Ridha S.
hak buruh telah dipenuhi dalam prakteknya? Buku Penerbit:
ini dapat menjadi pengantar untuk diskusi-diskusi LBH Jakarta
yang memantik kesadaran kritis buruh mengenai hak- Tahun:
haknya maupun bagi siapapun yang terpanggil untuk 2019
memperjuangkan pemenuhan hak-hak warga negara Kolasi:
untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan. 226 hlm

139
PENGHARGAAN
LBH JAKARTA

L
BH Jakarta dalam melakukan kerja-
kerjanya tidak terbatas pada advokasi
litigasi maupun non-litigasi. Lebih
dari itu LBH Jakarta juga turut mendorong
masyarakat untuk memahami dan
memperjuangkan hak-haknya. Bentuk
nyata yang dilakukan oleh LBH Jakarta
yaitu membangun gerakan-gerakan
yang diinisiasi oleh komunitas, para
klien bahkan paralegal. Tahun 2003 LBH
Jakarta berinisiatif untuk memberikan
penghargaan kepada klien yang terlibat
aktif dan turut menyebarkan nila-nilai
perjuangan HAM dan demokrasi.

140
Penghargaan LBH Jakarta ini merupakan kelompok ini mengalami pemenjaraan
suatu bentuk penghargaan bagi sewenang-wenang dan diputus maksimal
para pejuang HAM yang turut aktif dengan pasal penodaan agama.
berpartisipasi bersama LBH Jakarta dalam
LBH Jakarta menilai kelompok Millah
memperjuangkan hak-hak kaum miskin,
Abraham ini layak menerima penghargaan
buta hukum dan tertindas. Penghargaan
kerena mereka sangat aktif terlibat dalam
ini diadakan bukan sekedar sebagai
advokasi. Bahkan sampai pada tahapan
bentuk ajang kontes yang diperebutkan
berdaya atau mampu melakukan advokasi
setiap tahunnya, namun lebih dari itu
secara mandiri. Komunitas Millah Abraham
penghargaan ini semata-mata diberikan
sangat aktif berjerjaring dengan kelompok/
sebagai bentuk apresiasi LBH Jakarta
organisasi lainnya yang fokus dalam
kepada klien, paralegal, komunitas yang
advokasi isu Kemerdekaan Beragama dan
berperan aktif dalam memperjuangkan
Berkeyakinan (KBB). Mereka juga terlibat
nilai-nilai HAM dan Demokrasi. Selain
aktif dalam mendorong advokasi KBB
itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu
yang dialami oleh kelompok-kelompok
menumbuhkan kembali semangat yang
minoritas agama dan kepercayaan lainnya.
dimiliki oleh para klien, komunitas,
Tidak hanya dalam isu KBB, komunitas
paralegal dalam perjuangannya.
Millah Abraham juga turut bersolidaritas
Setelah melalui proses yang panjang, di isu lainnya, misal isu perburuhan dengan
tahun 2019 panitia memutuskan penerima terlibat dalam kegiatan mayday.
penghargaan LBH Jakarta jatuh pada
Sepak terjangnya bahkan tidak hanya untuk
Komunitas Millah Abraham. Komunitas
kepentingan komunitasnya, tetapi mereka
Millah Abraham yang dulunya mendirikan
bahkan jadi lawyer untuk kasus lain, dan
organisasi masyarakat bernama Gafatar
turut bersolidaritas di jaringan KBB seperti
yang kemudian dibubarkan diakhir tahun
Ahmadiyah, Syiah dan bersedia melakukan
2015, dan kemudian bertransmigrasi ke
pemberdayaan, mau terlibat aktif dalam
Kalimantan. Namun karena dianggap
pelatihan paralegal dan mendukung
bahwa Kelompok Gafatar merupakan
advokasi LBH Jakarta pada isu-isu lainnya
kelompok aliran sesat, mereka kemudian
sehingga dapat menginspirasi komunitas
mengalami persekusi dan pengusiran
pada kasus yang lain. []
dari tempat tinggal mereka. Tiga pemuka

141
142
TASHOORA: BANTU KORBAN
SALAH TANGKAP
DENGAR &
TELIBAT Hal yang sama juga terjadi pada Hasan
Basri, tukang ojek pangkalan yang menjadi
korban salah tangkap atas tuduhan
pencurian dengan kekerasan. Saat proses
penangkapan di pangkalan ojeknya di

K
ami disiksa! Disetrum, dipukul, daerah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat,
ditendang dan dipaksa untuk Hasan Basri mengalami tindakan kekerasan
mengakui perbuatan yang tidak dan penyiksaan. Kemudian di tahun 2012,
kami lakukan. Tidak kuat menahan rasa Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
sakit, terpaksa kami mengakui perbuatan dalam putusannya membebaskan Hasan
pembunuhan itu. Meskipun bukan kami Basri karena tidak terbukti bersalah.
pelaku sebenarnya. Dengan suara terbata- Tahun 2019, kasus salah tangkap kembali
bata penuh emosi, Arga, Fattah dan terjadi. Kali ini korbannya adalah Mispo
Fikri menceritakan pengalamannya saat Gwijangge dengan tuduhan melakukan
proses penangkapan dan pemeriksaan. pembunuhan berencana terhadap 17
Sesekali matanya berbinar sedih ketika karyawan PT Istaka Karya, di Nduga, Papua.
harus mengingat masa kelam yang Mispo Gwijangge yang saat itu berusia
dialaminya itu, mereka coba kuat dan 14 tahun mengalami penyiksaan saat
tegar menceritakannya. Mereka adalah penangkapan dan sempat diancam dengan
3 dari 6 pengamen korban salah tangkap hukuman mati. Tahun 2020, akhirnya
yang dituduh melakukan pembunuhan dibebaskan karena tidak terbukti bersalah
Dicky Maulana di Kolong Jembatan Kali dan telah dinyatakan proses penyidikan
Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, cacat hukum dan sewenang-wenang oleh
2013 silam. Mereka kemudian dinyatakan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
tidak bersalah dan dibebaskan Mahkamah
Agung atas putusan Peninjauan Kembali Mereka adalah sedikit dari banyaknya
Nomor 131 PK/Pid.Sus/2016. korban salah tangkap yang pernah terjadi.

143
Dalam kurun waktu 2019 hingga 2020, serta penyuntingan kurang dari dua jam.
sedikitnya tercatat 62 kasus penyiksaan, 42 Harapannya ketika menghadapi represi dan
diantaranya dialami oleh para korban salah penangkapan sewenang-wenang, kita juga
tangkap.96 Bukan hanya terhadap orang bisa lebih responsif. Ungkap Dita.
yang diduga melakukan tindak pidana, salah
Kritikan keras dan tajam dalam lirik Lagu
tangkap juga terjadi terhadap masyarakat
Aparat menyampaikan pesan bahwa
yang kritis menyuarakan pendapatnya
salah tangkap terjadi dengan cara-
saat demonstrasi yang berujung tindakan
cara penyiksaan dan paksaan untuk
kekerasan dan penangkapan oleh aparat.97
mendapatkan pengakuan korbannya.
Banyaknya penyiksaan dan salah tangkap Penangkapan dan penahanan juga
yang terjadi, membuat grup musik asal dilakukan tanpa bukti, sehingga orang
Yogyakarta, Tashoora, mengkritik keras yang tidak bersalah dapat dipenjara atas
tindakan itu lewat sebuah lagu berjudul perbuatan yang tidak mereka lakukan.
“Aparat”. Grup musik yang digawangi Dalam lirik menegaskan bahwa tindakan
oleh Danang Joedodarmo (gitar, vokal), kekerasan yang terjadi terus ditolerasi,
Dita Permatas (akordeon, kibor, vokal), sehingga kasus-kasus salah tangkap bisa
dan Gusti Arirang (bas, vokal) dalam kembali terjadi.98 Sebelumnya, Tashoora
rilisnya menyampaikan bahwa Lagu berkolaborasi bersama LBH Jakarta saat
Aparat lahir dari keresahan atas maraknya proses riset dalam penulisan lirik dari Lagu
kasus salah tangkap di Indonesia. Lagu Aparat (lagu dapat diakses pada kanal
Aparat direkam sepenuhnya di Kios Ojo YouTube milik LBH Jakarta atau seluruh
Keos, Jakarta dengan Dias Widjajanto gerai digital seperti Spotify, Joox, Apple
sebagai produsernya. Pembuatan video Music, etc).
dan artwork dibuat secara responsif
Tak berhenti memberikan kritik melalui
dan mandiri dengan durasi pembuatan
sebuah lagu, Tashoora sepenuhnya
96
“Laporan Penyiksaan 2020 Dalam memperingati
Hari Dukungan bagi Korban Penyiksaan memberikan hak cipta (master ownership)
Sedunia 2020” KontraS, 2020. (https://kontras. dan royalti dari pemasukan lagu aparat
org/2020/06/24/laporan-penyiksaan-2020-
dalam-memperingati-hari-dukungan-bagi-korban- kepada LBH Jakarta melalui program
penyiksaan-sedunia-2020/) diakses pada 10
November 2020. Solidaritas Masyarakat Peduli Keadilan atau
97
“KontraS: Polisi Tangkap Pendemo, SIMPUL LBH Jakarta. Nantinya, pemasukan
Disiksa Baru Dilepaskan”, CNN Indonesia,
2020 (https://www.cnnindonesia.com/ dari lagu akan digunakan untuk mendanai
nasional/20201025194405-12-562575/kontras-
polisi-tangkap-pendemo-disiksa-baru-dilepaskan) 98
“Tashoora – Aparat”, LBH Jakarta, 2020 (https://
diakses pada 10 November 2020. www.youtube.com/watch?v=Z1Kx4ZfCfEA) diakses
pada 10 November 2020.

144
biaya pendampingan hukum, pemulihan telah menjadi pola atau kebiasaan untuk
hak, mendorong kebijakan peraturan mendapatkan alat bukti, padahal dapat
hukum dengan prinsip peradilan yang menggunakan bukti-bukti ilmiah dalam
adil, serta pembiayaan layanan bantuan mengungkap kejahatan. Akhirnya, sebuah
hukum bagi korban salah tangkap maupun kejahatan dilawan lagi menggunakan
korban hukum lainnya. Selain itu, Tashoora kejahatan. Hal ini yang lumrah dilakukan
dan LBH Jakarta juga membuka partisipasi oleh Kepolisian, padahal ini merupakan
masyarakat melalui dukungan donasi via suatu kekeliruan dalam penyidikan. Tutup
kampanye penggalangan dana publik Arif dalam pernyataannya.
berjudul “Tashoora Bantu Korban Salah
Sementara itu, Staf Penggalangan Dana
Tangkap” melalui website crowdfunding
Publik LBH Jakarta, Khaerul Anwar (Arul),
kitabisa.99 Gusti menekankan bahwa untuk
mengapresiasi apa yang dilakukan oleh
peduli terhadap fenomena salah tangkap
Tashoora. Apa yang dilakukan Tashoora
dan simpati terhadap korban, kita harus
merupakan upaya nyata mengubah suatu
dengarkan lagu aparat, dengan demikian
kejahatan menjadi kebaikan. Maksudnya
kita ikut terlibat membantu kerja-kerja
adalah keresahaan atas fenomena salah
bantuan hukum yang LBH Jakarta lakukan.
tangkap yang terus terjadi merupakan
Direktur LBH Jakarta, Arif Maulana, melalui kejahatan yang dilakukan pelaku kepada
saluran IG TV milik Tashoora menegaskan korban salah tangkap, namun Tashoora
bahwa Tashoora sangat baik menangkap telah berhasil mengkonversikan menjadi
fenomena salah tangkap dalam lirik lagu suatu kebaikan. Yaitu diciptakannya sebuah
yang dibuatnya, yaitu aparat salah tangkap lagu yang bersifat kritik membangun,
lagi. Artinya, kejadian kasus salah tangkap dimana royalti yang dihasilkan sepenuhnya
terus terjadi oleh Kepolisian dengan cara- digunakan untuk pendampingan hukum
cara ilegal untuk mendapatkan alat bukti, bagi korban salah tangkap serta perbaikan
seperti melakukan tindakan penyiksaan dan sistem hukum yang adil. Harapan ke
kekerasan baik fisik non fisik maupun verbal depan, kebaikan serta semangat yang
non verbal untuk mendapatkan alat bukti ditunjukan Tashoora dapat menularkan
secara instan.100 Penyiksaan dan kekerasan kepada banyak orang untuk bersama-
99
“Tashooran Bantu Korban Salah Tangkap”
sama melawan bentuk-bentuk penyiksaan
Kitabisa, 2020 (https://kitabisa.com/campaign/ dan meminimalisir salah tangkap kembali
bersamatashoora) diakses pada 10 November
2020. terulang.[]
100
Arif Maulana, Direktur LBH Jakarta, dalam
pernyataannya di IG TV Tashoora pada 23 Oktober
2020

145
NAFAS
BANTUAN
HUKUM
DI MASA
PANDEMI
K
egiatan fundraising di LBH Jakarta
merupakan salah satu aspek paling
penting untuk mendukung roda
kehidupan organisasi dalam pengelolaan
dana, yang kemudian nantinya akan
digunakan untuk pelayanan bantuan hukum
untuk masyarakat tidak mampu. Sampai
saat ini, LBH Jakarta masih terus berusaha
untuk terus mencari dukungan publik agar
terciptanya cita-cita kemandirian sebagai
organisasi nonprofit. Berbagai upaya
sudah dilakukan, seperti program SIMPUL
Transfer, Crowdfunding, pendistribusian
merchandise, pembukaan donasi langsung
serta program SIMPUL Autodebet.

146
Tahun ini, terdapat penambahan sejumlah Untuk menunjukkan akuntabilitas
tujuh donatur yang bergabung dalam organisasi yang melakukan penggalangan
SIMPUL autodebet dengan 323 orang dana publik, LBH Jakarta selalu
donatur lainnya, yang merupakan jumlah mengupayakan pelaporan keuangan secara
donatur dalam kurun waktu lima tahun transparan kepada masyarakat, sebagai
terakhir. Tujuh orang adalah jumlah yang bentuk tanggung jawab dalam menjaga
tidak banyak jika mengingat tahun 2019 kepercayaan masyarakat terhadap lembaga.
LBH Jakarta dapat mengajak 27 donatur Terhitung dari November 2019 sampai
baru untuk bergabung dengan SIMPUL. dengan saat ini, dana SIMPUL LBH Jakarta
Namun, donasi dari autodebet selama sudah digunakan sejumlah Rp 953,999,440
setahun berhasil terkumpul sejumlah Rp dengan rincian antara lain: penggunaan
198,120,625. dana sejumlah Rp 138,380,310 untuk biaya
operasional penggalangan dana publik,
Sejak kasus Covid-19 pertama
sejumlah Rp 803,811,340 untuk biaya
terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2
keberlangsungan advokasi, sejumlah Rp
Maret 2020, muncullah beberapa aspek
6,494,380 untuk kepentingan produksi
menjadi tantangan baru dalam proses
merchandise dan sejumlah Rp 33,200,000
penggalangan dana di LBH Jakarta. Jika
untuk keperluan beasiswa. Jumlah dana
dibandingkan dengan jumlah pemasukan
yang tersisa akan digunakan untuk kerja-
penggalangan dana tahun lalu, memang
kerja LBH Jakarta di tahun berikutnya. []
terlihat peningkatan di tahun 2020,
karena total sudah termasuk pemasukan
di bulan November dan Desember 2019
sejumlah Rp 400,547,715. Nyatanya,
Simpul mengalami kemerosotan jumlah
donasi terhitung sejak April 2020,
yang pada saat itu bertepatan dengan
dimulainya pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya
penekanan angka penyebaran Covid-19
oleh pemerintah DKI Jakarta. Namun, hal
ini tentunya tidak memutus semangat dan
komitmen LBH Jakarta dalam menyediakan
pelayanan bantuan hukum secara gratis.

147
148
LAPORAN KEUANGAN
LBH JAKARTA
PENERIMAAN LBH JAKARTA BULAN JANUARI s/d OKTOBER 2020
Keterangan Nominal (Rp)
Penggalangan Dana Publik 695,313,990
Pendapatan lainnya 1,551,922,210
The Asia Foundation - MaJu 706,712,120
Mondiaal FNV 464,712,170
Avocats Sans Frontières Belgium ( ASF ) 454,987,960
Dana Bantuan Hukum dari BPHN 11,043,600
The Asia Foundation - CBDB 271,693,870
Kurawal 80,000,000
BnHRRC 73,171,290
TOTAL 4,309,557,210

PENGELUARAN LBH JAKARTA BULAN JANUARI s/d OKTOBER 2020


Keterangan Nominal (Rp)
Pengeluaran Program 2,064,151,420
Pengeluaran Overhead 1,657,708,200
Pengeluaran Penggalangan Dana 695,241,420
Pengeluaran Lainnya 8,138,810
TOTAL 4,425,239,850

149
150
151
152
153
154
155
156

Anda mungkin juga menyukai