DI PERSIMPANGAN
Catatan Akhir Tahun LBH Jakarta 2018
1
2Demokrasi Di Persimpangan
Catatan Akhir Tahun 2018
3
Demokrasi Dipersimpangan
Penulis : Andi Komara Irma Apri Yulianti
Arif Yenny Silvia Sari Sirait Rizkibana Latifa
Maulana Shaleh Al Ghifar Darmawan Subakti
Pratiwi M. Charlie Meidino Albajili Abigail Sekar Ayu Asmara
Febri Yunita Muhammad Rasyid Ridha Nur Afiat Syamsul
Nelson Nikodemus Simamora S. Aditya Megantara Riyan Permana Putra
Oky Wiratama KHaerul Anwar Alamsyah Bahari
Ayu Eza Tiara Tunggul Sri Haryanti
Aprillia Lisa
Tengker
Diterbitkan oleh:
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta
Jalan Diponegoro No. 74 Jakarta 10320
Telp : (021) 3145518 (hunting)| Fax : (021) 3912377
Email: lbhjakarta@bantuanhukum.or.id
Website: www.bantuanhukum.or.id
DISCLAIMER:
"Publikasi ini dimungkinkan atas dukungan dari rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan
Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari publikasi ini merupakan tanggung jawab penulis
4 dan tidak mencerminkan pandangan USAID, Pemerintah Amerika Serikat, atau The Asia
Foundation. "
struktur organisasi LBH Jakarta
Direktur Resepsionis
ARIF MAULANA, S.H., IRMA APRI YULIANTI
M.H. Pengemudi
Kepala Divisi JULI HARTANTO
Internal UNI ILLIAN Bagian Umum
MARCIANTY, S.H. SAGINO
Perpustakaan & Dokumentasi Kampanye
T. SRI ADITYA MEGANTARA, S.Sos.
HARYANTI WULAN ANGGA MIGA PRAMONO, S.Sos.
PURNAMA Penggalangan Dana Publik
SUKADI KHAERUL ANWAR
Keuangan AMRY AL MURSALAAT S.Pd
SANTI
SUDARWATI
PONCO SEPTIANA
Kesekretariatan
ABDUL ROSYID
Pengacara Publik
PRATIWI FEBRY, S.H. Asisten Bantuan Hukum 2018 – 2019
NELSON NIKODEMUS SIMAMORA, ABIGAIL SEKAR AYU ASMARA, S.H.
S.H. OKY WIRATAMA ADHITIYA AUGUSTA TRIPUTRA
SIAGIAN, S.H. CITRA AHMAD SYARKOWI
REFERANDUM, S.H. AYU EZA ALAMSYAH BAHARI, S.H.
TIARA, S.H., S.Sy. ANGGI ALWIK JULI SIREGAR, S.H.
SHALEH AL GHIFARI, S.H. ANISA OKTAVIA PERWITASARI, S.H.
M. CHARLIE MEIDINO ALBAJILI, ARKO D RIO A TARIGAN, S.H.
S.H. APRILLIA LISA TENGKER, DARMAWAN SUBAKTI, S.Sy.
S.H. NUR AFIAT SYAMSUL, S.H.
ANDI KOMARA, RIYAN PERMANA PUTRA, S.H.,
S.H. YENNY SILVIA SARI SIRAIT, M.H. RIZKIBANA LATIFA
S.H., M.H MUHAMMAD RASYID SORNICA ESTER LILY, S.H.
RIDHA S., S.H WAYAN BIMANDA PANALAGA, S.H.
5
Kata Pengantar
L
embaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Selain laporan, Catahu juga berisikan refleksi
Jakarta) kembali menerbitkan Catatan terhadap situasi HAM, Negara Hukum (Rule
Akhir Tahun (Catahu) sebagai bentuk of Law), dan demokrasi Indonesia dalam
pertanggungjawaban lembaga kepada perspektif LBH Jakarta. Tahun lalu, LBH
publik. Secara khusus Catahu juga ditujukan Jakarta mengangkat tema“Redupnya Api
kepada stakeholder LBH Jakarta yakni klien, Reformasi” dalam rangka mengingatkan
paralegal, jaringan kerja, Solidaritas kembali publik terkait semakin melemahnya
Masyarakat Peduli Keadilan (SIMPUL), dan perjuangan dan tuntutan untuk dipenuhinya
donatur LBH Jakarta yang selama ini amanat reformasi. Untuk memotret situasi
bersama-sama dengan LBH Jakarta tahun 2018 ini dimana bertepatan dengan
memperjuangkan keadilan. Catahu 20 tahun reformasi, dan
memaparkan jumlah pengaduan dan pencari 70 tahun Deklarasi Hak Asasi Manusia, kali
keadilan yang diterima LBH Jakarta selama ini LBH Jakarta mengangkat tema
satu tahun, laporan pelaksanaan bantuan “Demokrasi di Persimpangan”. Refleksi
hukum masing-masing divisi maupun bidang tersebut bisa jadi bukan hanya refleksi LBH
kerja, meliputi Divisi Advokasi dengan empat Jakarta sendiri melainkan refleksi gerakan
bidang isu Minoritas Kelompok Rentan, Fair masyarakat sipil dalam melihat situasi
Trial, Perkotaan Masyarakat Urban dan demokrasi Indonesia hari ini. Meski laporan
Perburuhan; Divisi Kaderisasi dan LBH Jakarta ini tidak berusaha mewakili
Pengembangan Organisasi dengan suara gerakan masyarakat sipil yang sangat
Bidang Kampanye Strategis, Bidang Pusat beragam dan luas. LBH Jakarta berharap
Dokumentasi Bantuan Hukum (PDBH), dan agar “Konsolidasi Demokrasi” Indonesia pasca
Bidang Penggalangan Dana Publik. Catahu 20 tahun reformasi kembali menggeliat
LBH Jakarta juga menampilkan laporan Divisi sehingga api semangat reformasi kembali
Internal dan Bidang Keuangan yang berkobar dan menjadi tonggak penyatu
memaparkan mengenai sumber keuangan kelompok masyarakat sipil untuk
dan pengeluaran LBH Jakarta serta hasil menghadapi tahun politik 2019 mendatang
audit untuk terus mendorong tegaknya demokrasi
keuangan oleh Kantor Akuntan Publik . substantif dan penegakan hak asasi manusia
yang kini
situasinya semakin terpuruk. 2018 – 2021 akan menjadi masa pengabdian
dengan tantangan yang berbeda namun
Selain refleksi situasi eksternal. Catahu juga
tidak sama sekali baru. Refleksi Catahu ini
merupakan refleksi terhadap dinamika
menjadi modalitas penting bagi LBH Jakarta
internal LBH Jakarta. Kami sadar betul, di
untuk memikirkan dan merumuskan strategi
usia 47 tahun masih banyak kekurangan dan
advokasi serta strategi konsolidasi internal
kelemahan yang harus terus dilengkapi dan
yang sesuai dengan tantangan zaman.
diperkuat; masih banyak kasus yang belum
Refleksi ini juga akan menjadi semangat
terselesaikan, para pencari keadilan belum
baru bagi LBH Jakarta dalam melangkah
mendapat pelayanan terbaik atau bahkan
memasuki tahun 2019. Dengan terbentuknya
tidak tertangani, masih banyak kebijakan
struktur kepengurusan baru pada periode ini,
yang tidak adil belum diadvokasi untuk
diharapkan kerja dan pelayanan bantuan
direvisi atau dibatalkan, lemahnya
hukum struktural terhadap masyarakat akan
pengorganisasian, riset yang kurang
semakin fokus dan lebih baik. Doa serta
mendalam, dan berbagai permasalahan lain.
dukungan masyarakat yang mencintai
kebenaran dan keadilan serta menghargai
2018 adalah tahun yang kami syukuri karena
kemanusiaan menjadi modal dasar lainnya
LBH Jakarta kembali membuktikan
yang tak kalah penting bagi kami untuk
kaderisasi terus berjalan dengan sehat. Itu
langkah juang selanjutnya.
semua tak lepas dari upaya seluruh kader
Pengabdi Bantuan Hukum LBH Jakarta yang
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih
terus berproses dan semakin dewasa dalam
kepada seluruh Pengabdi Bantuan Hukum
berorganisasi. Apresiasi kami sampaikan
yang telah bekerja keras menyelesaikan
kepada Alghiffari Aqsa, S.H., Direktur LBH
Catahu 2018 ini.
Jakarta periode 2015-2018 yang telah
menyelesaikan masa pengabdiannya. Direktur LBH Jakarta
Kiranya visi yang telah diperjuangkan Arif Maulana
selama ini dapat dilanjutkan dan tetap
dihidupi dalam karya yang dikerjakan
kedepan.
7
Catatan Akhir Tahun 2018
daftar isi
Impunitas:
38
20 Tahun Reformasi Negara Gagal Melindungi Kelompok M
hal. 131
8
54 TERJEBAK DIPUSARAN
KETIDAKADILAN
68
STAGNANSI PERLINDUNGAN BURUH
hal. 123
Tentang LBH Jakarta
L
embaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta didirikan atas gagasan yang disampaikan pada
Kongres Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) ke III tahun 1969 oleh Alm. Adnan Buyung
Nasution. Gagasan tersebut mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Peradin
melalui Surat Keputusan Nomor 001/Kep/10/1970 tanggal 26 Oktober 1970, yang berisi
penetapan pendirian Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan Lembaga Pembela Umum yang
mulai berlaku tanggal 28
Oktober 1970.
Pendirian LBH Jakarta yang didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta –Alm.
Ali Sadikin- ini, pada awalnya dimaksudkan untuk memberikan bantuan hukum bagi orang-
orang yang tidak mampu dalam memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat miskin yang
digusur, dipinggirkan, di PHK, dan pelanggaran atas hak-hak asasi manusia pada umumnya.
Disamping itu dukungan yang diberikan oleh mantan Guberbur DKI Jakarta terhadap LBH
Jakarta melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. Ib.3/31/70 tentang Pembentukan Lembaga
Bantuan Hukum/Lembaga Pembela Umum (Legal Aid/ Public Defender) dalam wilayah DKI
Jakarta tertanggal 14 November 19701 ini dimaksudkan agar LBH Jakarta sekaligus
berfungsi sebagai lembaga kritik Pemerintah DKI Jakarta.
Lambat laun LBH Jakarta menjadi organisasi penting bagi gerakan pro-demokrasi. Hal ini
disebabkan upaya LBH Jakarta membangun dan menjadikan nilai-nilai hukum, hak asasi manusia
dan demokrasi sebagai pilar gerakan bantuan hukum di Indonesia. Cita-cita ini ditandai
dengan semangat perlawanan terhadap rezim orde baru yang dipimpin Soeharto dan
berakhir dengan adanya pergeseran kepemimpinan pada tahun 1998. Bukan hanya itu,
semangat melawan ketidakadilan terhadap penguasa menjadi bentuk advokasi yang
dilakukan sampai saat ini. Hal tersebut merupakan wujud kritik terhadap pengemban tugas
perlindungan, pemenuhan dan penghormatan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Dan sampai
kini, 47 tahun sudah LBH Jakarta berdiri dan tetap memperjuangkan nilai-nilai yang serupa
yang terus menerus direfleskikan sesuai konteks zaman nya. []
Visi & Misi
Visi
1er. wuTjudnya suatu suatu sistem masyarakat hukum yang terbina di atas tatanan hubungan sosial yang
adil dan beradab/berperikemanusiaan secara demokratis (A just, humane and democratic socio-
legal system);
2. Terwujudnya suatu sistem hukum dan administrasi yang mampu menyediakan tata-cara
(prosedur- prosedur) dan lembaga-lembaga lain, melalui mana setiap pihak dapat memperoleh
dan menikmati keadilan hukum (A fair and transparent institutionalized legal-administrative
system);
3. Terwujudnya suatu sistem ekonomi, politik dan budaya yang membuka akses bagi setiap pihak
untuk turut menentukan setiap keputusan yang berkenaan dengan kepentingan mereka dan
memastikan bahwa keseluruhan sistem itu tetap menghormati dan menjunjung tinggi HAM (An
open political- economic system with a culture that fully respects human rights).
Misi
1. Menanamkan, menumbuhkan dan menyebarluaskan nilai-nilai Negara hukum yang berkeadilan sosial,
demokratis serta menjunjung tinggi HAM kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa
kecuali, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Menanamkan dan menumbuhkan sikap kemandirian serta memberdayakan potensi lapisan
masyarakat miskin, sehingga mereka sendiri mampu merumuskan, menyatakan, memperjuangkan dan
mempertahankan hak-hak dan kepentingan mereka baik secara individual maupun secara
kolektif;
3. Mengembangkan sistem, lembaga-lembaga serta instrumen-instrumen pendukung untuk meningkatkan
efektifitas upaya-upaya pemenuhan hak-hak lapisan masyarakat yang lemah dan miskin;
4. Memelopori, mendorong, mendampingi dan mendukung program pembentukan hukum,
penegakan keadilan hukum dan pembaharuan hukum nasional sesuai dengan Konstitusi dan
Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) yang tanggap
terhadap kebutuhan dan kepentingan golongan masyarakat miskin;
5. Memajukan dan mengembangkan program-program yang berdimensi keadilan dalam bidang
politik, sosial-ekonomi, budaya dan jender, utamanya bagi golongan masyarakat miskin.
DEMOKRASI
DI PERSIMPANGAN
Catatan Akhir Tahun LBH Jakarta 2018
Demokrasi
Di persimpangan
T
ahun ini 20 tahun reformasi diperingati pemisahan POLRI dan TNI, berdirinya
dan 70 tahun dirayakannya Deklarasi berbagai lembaga negara independen
Universal Hak Asasi Manusia di dunia. diharapkan mampu menopang demokrasi
Reformasi diperjuangkan dengan pengorbanan dan rule of law indonesia.
besar oleh rakyat Indonesia untuk melawan
rezim otoriter orde baru untuk mewujudkan Faktanya kini, Indonesia dan berbagai
negara hukum Indonesia yang demokratis negara di dunia khususnya di Asia
yang menjunjung tinggi hukum dan hak dihadapkan pada situasi resesi demokrasi
asasi manusia. Lahirnya Konstitusi baru (democratic decline) yang ditandai dengan
yang menjamin hak asasi manusia yang mundurnya performa sebagai negara
diikuti pembatasan kekuasaan demokrasi. Tidak terkecuali Indonesia, yang
pemerintahan, mengalami degradasi indeks
demokrasi terburuk paska reformasi.1 Situasi tegaknya prinsip-prinsip demokrasi. Stagnansi
juga diikuti dengan semakin mundurnya atau bahkan gagalnya transisi demokrasi di
indeks pemberantasan korupsi,2 juga tingkat Indonesia akan mengakibatkan Indonesia
kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi terjebak pada kondisi demokrasi yang rentan
maupun lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ (unconsolidated democracy). Hal ini penting
NGO sebagai bagian penting dari civil untuk diperhatikan mengingat, menurut
society.3 Penurunan kualitas demokrasi ini Juan Linz dan Alfred Stephen dalam
merupakan konsekuensi dari lambatnya bukunya Problems of Democratic Transition
konsolidasi, baik dari pemantapan kapasitas and Consolidation (1996), transisi dari satu
institusi demokrasi maupun kematangan rezim otoriter ke suatu rezim yang baru
budaya-politik, sehingga praktek demokrasi belum tentu menuju suatu pemerintahan
justru tidak mencerminkan demokratis dan masyarakat berkeadaban.
1
Tim riset dari The Economist menyimpulkan bahwa ada
banyak faktor yang mempengaruhi turunnya kualitas demokrasi Sudah 4 kali pemilu dilaksanakan untuk
dunia tahun 2017. Namun, ada dua hal utama yang secara umum
menjadikan merosotnya kualitas demokrasi di berbagai negara. memilih wakil rakyat yang melaksanakan
Pertama, kekecewaan masyarakat berkaitan dengan implementasi mandat reformasi. Tahun depan kembali
demokrasi di negara mereka tinggal. Dalam praktiknya, demokrasi
tidak serta merta membuat apa yang menjadi keinginan masyarakat akan berlangsung pemilu yang akan
terpenuhi, misalnya pelayanan publik yang baik, kebebasan pers menentukan bagaimana perjalanan
dan berpendapat. Hal tersebut yang pada akhirnya menimbulkan konsolidasi demokrasi Indonesia. Namun,
kekecewaan pada implementasi demokrasi. Puncaknya, kekecewaan
itu dicerminkan dalam pemilihan umum. Lihat dalam https://news. nampaknya pemilu hanya akan berjalan
detik.com/kolom/d-3899136/menurunnya-kualitas-demokrasi; secara formal seremonial. Pemilu seperti
https://www.liputan6.com/global/read/3250698/peringkat-ri-
di-indeks-demokrasi-dunia-2017-anjlok-ada-apa, diakses 10
kehilangan esensi. Benar ada pemilu, tapi
Desember 2018. Dilihat dari klasifikasi rezim, Indonesia termasuk sistem pemilu tidak mampu menjadi
dalam flawed democracy. Secara umum flawed democracy dalam jembatan bagi tersalurkannya kedaulatan
sebuah negara ditandai dengan adanya pemilihan umum yang
bebas dan adil serta menghormati kebebasan sipil, namun memiliki dan kesejahteraan rakyat. Penentuan wakil
kelemahan dalam pemerintahan yang signifikan, budaya politik rakyat masih elitis, transaksional, birokratis
yang belum terlalu sehat, dan rendahnya tingkat partisipasi politik. dan ditentukan oleh partai penguasa melalui
Demokrasi di Indonesia sepintas hanya fokus kepada pemenuhan
hak-hak politik saja dengan diselenggarakannya pemilihan umum sistem pemilu yang hegemonik. Oligarki
baik di pusat maupun di daerah. Namun hak-hak sipil dalam masih bercokol kuat dibalik topeng
beberapa kasus terabaikan, lihat dalam https://news.detik.com/
kolom/d-3899136/menurunnya-kualitas-demokrasi, diakses 10
demokrasi.
Desember 2018.
2
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/22/23550051/ Diawal masa pemerintahan Jokowi janji
skor-ipk-tak-meningkat-agenda-pemberantasan-korupsi-dinilai- penegakan hak asasi manusia sempat
stagnan, diakses 10 Desember 2018 melambungkan harapan masyarakat Indonesia
3
Di Indonesia sendiri, tingkat kepercayaan terhadap LSM akan hadirnya negara baru yang demokratis
menurun pada 2016 menjadi 57 persen dari periode sebelumnya
sebesar 64 persen. Meskipun pada 2017 mengalami peningkatan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
tetapi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LSM masih lebih Namun bagaimana fakta yang hadir?;
rendah jika dibandingkan dengan tiga institusi publik lainnya:
bisnis, media dan pemerintahan.Sejak 2015, tingkat kepercayaan
Publik terhadap LSM selalu lebih rendah dibandingkan tiga Kemunduran demokrasi terus berlangsung,
institusi lainnya. Sebagai contoh, pada 2017, tingkat kepercayaan penegakan hukum dan hak asasi manusia
masyarakat terhadap media berada pada level 67 persen, sementara terus
LSM hanya memperoleh 64 persen. Begitu pula dengan tingkat
kepercayaan terhadap pemerintah dan bisnis yang mencapai level
di atas 70 persen. Lihat dalam https://tirto.id/ada-tren-global-
krisis- kepercayaan-terhadap-lsm-ckJr, diakses 10 Desember 2018
kalah dan diabaikan.4 Hukum hanya documents/ROLIndex_2017-2018_Indonesia_Bahasa.pdf,
diakses 23 November 2018
dijadikan alat politik dan kekuasaan.
Fenomena rule by law yang tersaji bukan
rule of law. Semangat reformasi kian lesu.
Api reformasi hampir mati. Negara yang
mestinya tampil sebagai pemegang
tanggungjawab penghormatan, perlindungan,
pemenuhan dan penghormatan hak asasi
manusia justru acapkali melakukan
pembiaran dan bahkan menjadi pelaku
pelanggaran HAM yang terjadi.
4
Indonesia mengalami penurunan peringkat untuk
keseluruhan pelaksanaan negara hukum (dari ke-61 di 2016 WJP
Indeks Negara Hukum) dan menduduki peringkat ke-63 dari 113
negara dalam edisi 2017-2018. Skor Indonesia menempatkannya
di kesembilan dari 15 negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik
dan ke-8 dari 30 di antara pendapatan menengah ke bawah negara.
Tren penurunan peringkat yang signifikan termasuk kemerosotan
dalam Pemerintahan yang Terbuka terjadi diberbagai negara.
Lihat dalam https://worldjusticeproject.org/sites/default/files/
pencari keadilan. LBH Jakarta menangani lebih
lanjut 122 pengaduan kasus dengan 14929
pencari keadilan. 122 pengaduan terdiri dari
62 pengaduan individu dan 60 pengaduan
kelompok. Kasus-kasus tersebut adalah kasus
yang masuk dalam isu yang menjadi fokus
advokasi LBH Jakarta yakni minoritas kelompok
rentan, pelanggaran hak atas peradilan yang
jujur dan adil, isu perburuhan dan perkotaan
masyarakat urban.
6
Lihat dalam https://metro.tempo.co/read/1033343/
Megaproyek reklamasi Teluk Jakarta untuk mengembalikan pengelolaan air ke
masih bermasalah. 13 dari 17 pulau negara. Bendahara Negara ingin negara
“dicabut” izin prinsip maupun izin terus dirugikan sebesar 18,2 triliun hingga
pelaksanaan reklamasinya oleh kontrak selesai pada 2023.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
namun ini dilakukan karena memang Dalam isu perburuhan,pelanggaran
izin pulau- pulau tersebut sudah haknormatif masih menjadi permasalahan.
habis masa berlakunya. Pembungkaman serikat buruh (Union
“Pencabutan” ini juga sekaligus Busting) terus berlanjut dengan berbagai
merupakan bentuk kompromi ancaman yang dilakukan
terhadap pulau-pulau yang sudah
ada (C, D, dan G) yang tidak dicabut
izinnya. Padahal seharusnya
dibongkar secara permanen.
Kriminalisasi untuk membungkam
perlawanan atas perampasan lahan
rakyat seperti halnya yang menimpa
Budi Pego di Banyuwangi maupun
Joko Prianto di Kendeng juga terjadi
di kasus Pulau Pari, Kepulauan
Seribu. Riset LBH Jakarta terkait isu
pendidikan, menemukan fakta bahwa
UN masih membebani peserta didik
karena masih dijadikan acuan alih
jenjang pendidikan (SMP ke SMA)
meski telah 6 (enam) tahun pasca
putusan Mahkamah Agung tahun
2012 berkekuatan hukum tetap.
Advokasi hak atas kesehatan
ditandai dengan masih sangat
tertutup, tidak berimbang, dan tidak
jelasnya acara pemeriksaan disiplin
dan profesionalitas kedokteran Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI). Akibatnya
sebagian besar putusannya tidak
memberikan keadilan bagi korban.
Arif Maulana
Catatan Akhir Tahun 2018
17
AKSES PUBLIK
TERHADAP LBH JAKARTA
459
Media
251 Teman/Tetangga
93 Keluarga/Saudara
43 Pemerintah
22 Kenalan
13 NGO/OMS
13 Pengacara
13 Serikat Buruh
6 LBH Lain
3 Kedutaan
3 RT/RW
2 Kepolisian
1 Notaris
18
D
ibandingkan tahun lalu, jumlah saudara/keluarga. Dengan demikian, informasi
pengaduan yang masuk ke LBH Jakarta yang disampaikan dari mulut ke mulut
tahun 2018 mengalami penurunan ternyata masih cukup tinggi dan menjadi
sebanyak 6,2%. Di tahun 2017 terdapat budaya dalam masyarakat.
1224 pengaduan, dan pada tahun 2018
terdapat 1148 pengaduan yang masuk ke Sumber informasi dari instansi pemerintah
LBH Jakarta. Meskipun terjadi penurunan tetap menempati urutan yang sama seperti
pada jumlah pengaduan, namun jumlah tahun sebelumnya, dengan jumlah sebesar
pencari keadilan justru mengalami sedikit 43 pengaduan. Instansi pemerintah yang
kenaikan 2,69%, atau dimaksud antara lain Komnas HAM, KPAI,
513 pencari keadilan. Pengadilan, Pemprov DKI Jakarta,
Kementerian, KPK, BPHN, Mahkamah Agung,
Berdasarkan hasil rekapitulasi data dari dan LPSK. Selain itu, ada juga yang
Pusat Dokumentasi Bantuan Hukum LBH mengetahui LBH Jakarta dari Kepolisian,
Jakarta, 459 pengadu menyatakan Pemerintah tingkat Kelurahan dan RW/RT.
mengetahui tentang LBH Jakarta dari media;
baik media cetak, online dan sosial media. Pemenuhan hak atas akses bantuan hukum
Dari data tersebut, tampak pencari keadilan juga dilakukan oleh LBH Jakarta di 2 rumah
yang datang ke LBH Jakarta mendapatkan tahanan, yaitu Rumah Tahanan Pondok
informasi melalui media, yang artinya media Bambu dan Salemba. Penyuluhan ini sudah
saat ini menjadi sumber utama dan berperan berlangsung kurang lebih sebanyak 15 kali,
penting dalam diseminasi informasi. yang dimulai dari bulan Juli 2018. Selain di
rumah tahanan, penyuluhan juga dilakukan
Sedangkan sebanyak 251 pengaduan atau di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
21,86%, mengetahui layanan bantuan Penyuluhan hukum di rumah tahanan dan
hukum LBH Jakarta bersumber dari teman LPKA tersebut juga sebagai bentuk
atau tetangga. Sebanyak 209 atau 18,2% pemenuhan hak akses informasi bagi orang-
pengaduan menyatakan mengetahui LBH orang yang sedang dalam masa penahanan
Jakarta dengan sendirinya. Terakhir, terdapat terkait dengan permasalahan hukum yang
94 pengaduan yang menyatakan mengetahui dihadapinya. []
LBH Jakarta dari
Data & Angka Tahun 2018
Perbandingan Jumlah Pengaduan
2014 1.221
2015 1.322
6.359
Pengaduan yang masuk
2016 1.4
44
1.224
selama lima tahun terakhir 2017
1.148
2018
65.519 2014
121.571
56.451 2015
2016
282.132
Pencari keadilan yang
masuk selama lima tahun
19.039 2017 terakhir
19.552 2018
SIPOL 521
EKOSOB 509
* Berdasarkan kategori dalam Human Rights Information and Documentation Systems (HURIDOCS)
PERKOTAAN &
72 MASYARAKAT URBAN 42
184 KELUARGA 7
4 BURUH MIGRAN 4
PEKERJA RUMAH
2 TANGGA 2
USAHA/EKONOMI 102
3
8 PENDIDIKAN 85
5 KESEHATAN 5
9 LINGKUNGAN 544
6 IDENTITAS 6
20 KDRT 22
84 PERCERAIAN 84
83 WARIS 101
3 b 3
1 c 1
1 d 1
5 e 6
65 f 83
1 g 1
3 h 502
i
1 115
j
1 5.000
k
3 3
l
2 2
m
1 1
n
2 2
104
25 19 1319201612
9 11
ijko
a bc d e f g h l m n pq r
a.Buruh
Tidak Diisi Mahasiswa/I
Ibu Rumah Tangga Pelajar Buruh Tani
Lain-Lain Pelaut Seniman
Wiraswasta Pekerja Rumah Tangga Notaris
Pegawai Bumn/PNS Dosen/Guru CPNS
Tidak Bekerja Pensiunan PNS/BUMN Kelompok
231
119
1 17 12 2 6 1 1 1 1 4 3 1 1 1 5 2 9 1
1 1
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w
JABODETABEK
191
158 149
139
103
86
77 ata. UtJaraar f. Kepulauan Seribu
47 52 b. Jakarta Timur g. Depok
c. Jakarta h. Bogor
4 Selatan i. Bekasi
abcdefghi j d. Jakarta Pusat j. Tangerang
e. Jakarta Barat
Pencari Keadilan Berdasarkan
Jenis Kelamin, Usia, Penghasilan serta Pendidikan
Rp 6 - 8 Juta
Rp 8 - 10 31 (3%)
Juta
Kelompok > Rp 10 26 (2%)
152 (13%) juta 38 Rp 4 - 6 Juta
Perempuan 114 (10%)
(3%)
395
(34%)
Tidak
berpenghasilan
274 (24%)
Rp 2 - 4 Juta
202 (18%)
Kelompok
Laki-laki
152 (13%)
601 (52%) Rp 0 - 2
juta
311 (27%)
Tidak sekolah
SMP 12 (1%) Anak
69 (6%) Dewasa
Kelompok 758 (66%) 32 (3%)
152 (13%)
Pendidikan Usia
SMA SD 73 (6%)
393 (34%)
3
5
8
(
3
1
%
)
Kasus Perburuhan berdasarkan wilayah
219 Pen aduan 5.858 Pencari Keadilan
121 28 Banten 151 2.549
59 DKI Jakarta
Jawa Barat 759
2 Jawa Tengah 2
2 Sumatera Utara 2
8 Banten 155
1 Bengkulu 6
75 DKI Jakarta 1.758
1 Jawa Timur 9
1 Papua 1
1 Riau 1
35 Jawa Barat 37
3 Jawa Tengah 3
1 Jawa Timur 1
Kasus Non-Struktural berdasarkan wilayah
503 Pengaduan 1.598 Pencari
Keadilan
51 Banten 669
322 DKI Jakarta 540
8 Jawa Tengah 8
7 Jawa Timur 7
1 Kalimantan Barat 54
1 Kalimantan Timur 1
2 Riau 2
2 Sulawesi Selatan 11
1 Sulawesi Tengah 1
1 Sulawesi Tenggara 1
3 Sumatera Barat 4
1 Sumatera Selatan 1
3 Sumatera Utara 3
6
Kasus Perburuhan berdasarkan wilayah JABODETABEK
196 3.306 Pencari
Pengaduan Keadilan
22 Jakarta Pusat 224
10 Jakarta Utara 11
23 Jakarta Selatan 27
- Kepulauan Seribu -
8 Depok 15
32 Bekasi 682
9 Bogor 15
26 Tangerang 45
2 Kepulauan Seribu 7
4 Depok 187
6 Bekasi 408
5 Bogor 6
7 Tangerang 154
Kasus Sipil & Politik berdasarkan wilayah JABODETABEK
78 Pengaduan 5.706 Pencari Keadilan
8
11 Jakarta Pusat 9
7
Jakarta Barat 5.011
11
Jakarta Utara 10
12
Jakarta Selatan 125
1
3 Jakarta Timur 13
7
2 Kepulauan Seribu 3
Depok 3
Bekasi 512
Bogor 2
16 Tangerang 18
26 Jakarta Barat 26
14 Jakarta Utara 14
27 Jakarta Selatan 43
39 Jakarta Timur 39
Kepulauan
- Seribu Depok Bekasi Bogor
-
9
Tangerang 10
8 8
16 17
12 12
Kasus Perempuan & Anak berdasarkan wilayah JABODETABEK
29 39 Pencari Keadilan
Pengaduan
5 Jakarta Pusat 12
4 Jakarta Barat 4
2 Jakarta Utara 2
6 Jakarta Selatan 7
3 Jakarta Timur 5
- Kepulauan Seribu -
- Depok -
5 Bekasi 5
1 Bogor 1
3 Tangerang 3
41 Jakarta Utara 50
1 Kepulauan Seribu 1
23 Depok 160
45 Bekasi 54
19 Bogor 69
51 Tangerang 669
Pelanggaran HAK
35
1 03.10.03 - Hak untuk mendapatkan proses hukum yang imparsial
10 03.10.06 - Hak untuk mendapatkan pendampingan secara setara
43 03.10.08 - Hak untuk mendapatkan Proses Peradilan yang Benar, Jujur dan adil
4 03.10.09 - Hak Atas Bantuan Hukum
6 03.10.14 - Hak atas Persidangan yang Jujur dan adil (fair Trial)
03.11 - Penerapan Hak-hak bagi Orang yang Ditangkap, Ditahan, Didakwa
70
dan Dipenjarakan
1 03.11.01 - Hak Mendapatkan Catatan Proses Persidangan
1 03.11.03 - Hak Mendapatkan perlakuan yang Bermartabat dan Manusiawi
1 03.11.04 - Hak Untuk Mendapatkan Akomodasi yang Memadai
7 03.11.07 - Hak untuk mendapat informasi mengenai peraturan
33 03.12 - Hak Khusus Bagi Orang yang Di TANGKAP
51 03.12.02 - Hak Atas Penangkapan Sesuai Proses Hukum
3 3.12.3 - Hak untuk dibebaskan dari penangkapan yang tidak sesuai proses
1 hukum
3.12.4 - Hak untuk Dibebaskan dari Pengadilan yang Ditangguhkan
1 03.13.01 - Hak untuk meminta keringanan hukuman
1 03.21 - Hak Khusus Bagi Pekerja
57 03.21.01 - Hak untuk Mendapatkan Pemberitahuan Awal Tentang PHK
1 03.21.04 - Hak untuk ikut dalam tawar menawar secara kolektif
14 03.21.06 - Hak untuk Membentuk dan Ikut Serta Dalam Serikat Buruh
1 3.21.7 - Hak Mogok
73 3.21.8 - Hak untuk Mendapatkan Upah yang Adil
24 03.21.10 - Hak untuk mendapatkan kondisi kerja yang adil
4 03.21.11 - Hak untuk Mendapatkan Kondisi Kerja yang Aman dan Sehat
7 03.21.13 - Hak untuk Mendapatkan Upah Lembur
3 03.21.14 - Hak atas Cuti Tahunan
73 03.21.17 - Hak-hak untuk mendapatkan manfaat bagi para pekerja
03.21.18 - Hak akibat adanya Pemutusan Hubungan Kerja-PHK (pesangon,
165
tunjangan masa kerja, penggantian hak,dll.
1 03.90 - Hak lain yang berhubungan dengan Perlindungan kelompok khusus
1 04 - KATEGORI LAINNYA DARI HAK-HAK
8 04.05 - Pelanggaran HAM masa lalu
Statistik
November 49.785
Desember 42.395 368,276
Januari 41.466
Februari 47.913 Jumlah Kunjungan
624,352
Maret 61.546
April 57.479
Mei 65.628
Juni 76.910
Juli 46.544
Agustus 40.743
September 43.853
Oktober 50.090
(perempuan) 39,5%
(18-24) (25-34)
33,82% 37,51%
Usia
pengunjung
(Laki-laki) 60,5%
(35-44) 14.24% (65+)
1,78%
(45-54) 8,35% (55-64) 4.30%
Minoritas Kelompok Rentan
Impunitas:
20 Tahun Reformasi Negara Gagal Melindungi
Kelompok Minoritas & Rentan
2
018 merupakan waktu yang tepat bagi reformasi dapat digambarkan sebagai berikut:7
kita untuk sejenak menghentikan langkah
ziarah, melihat dan merefleksikan 20 (dua Penafsiran yang hanya sesuai
puluh) tahun reformasi. Bagaimana negara dengan selera penguasa
melakukan perbaikan di berbagai lini
kehidupan berbangsa yang sempat hancur. Telah terjadi penyalahgunaan
Penting pula kita melihat bagaimana wewenang, pelecehan hukum, pengabaian
masyarakat sipil berkonsolidasi rasa keadilan, kurangnya perlindungan dan
menjalankan reformasi yang dicita-citakan. kepastian hukum bagi masyarakat.
Salah satu pokok reformasi berbicara
tentang reformasi di bidang hukum yang Pembinaan lembaga peradilan oleh
dilatarbelakangi oleh situasi hukum yang eksekutif merupakan peluang bagi penguasa
pra-reformasi digunakan oleh Penguasa melakukan intervensi ke dalam proses
untuk melanggengkan kekuasaannya.
Beberapa kondisi di bidang hukum yang 7
TAP MPR R.I. Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-
terjadi sebelum pokok Reformasi Pembangunan Dalam Rangka Penyelamatan dan
Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara
3838
Demokrasi Di Persimpangan
peradilan serta berkembangnya kolusi dan masih saja marak terjadi. Secara khusus
praktek-praktek negatif pada proses
peradilan.
39
Catatan Akhir Tahun 2018
perempuan justru banyak terhenti di institusi
40ini. Alasan yang biasa digunakan ialah 40
Demokrasi Di Persimpangan
kurangnya bukti permulaan yang cukup
untuk melakukan Penyidikan, Terlapor tidak
diketahui dimana keberadaannya, atau
karena lokasi kejadian di Hotel dan korban
datang dengan sadar maka tidak mungkin
terjadi perkosaan. Institusi Kejaksaan dalam
hal ini sebelas dua belas dengan institusi
Kepolisian. Memperbaiki paradigma dan
keberpihakan Aparat Penegak Hukum
kepada korban dan meningkatkan sensitifitas
gender menjadi sebuah pekerjaan rumah
besar yang harus dikerjakan segera.
9
Sejarah mencatat, Moh. Hatta memperjuangkan 10
KBBI: keterangan yang mengesahkan atau membenarkan
perlindungan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan (menurut undang-undang atau sesuai dengan undang-undang),
pikiran dengan lisan dan tulisan untuk menegakan negara hukum https://kbbi.web.id/legitimasi, diakses 24 November 2018.
dan mencegah terjadinya “negara kekuasaan” (machtstaat).
41
Catatan Akhir Tahun 2018 41
dan pelanggar HAM adalah antinomi Publication, 2000), hal. 1.
11
https://tirto.id/bahaya-laten-impunitas-bHHd, diakses 24
November 2018.
12
Genevieve Jacques, Beyond Impunity: An Ecumenical
Approach to Truth, Justice and Reconciliation (Geneva: WWC
gay, biseksual, transgender, interseks dan queer
(LGBTIQ), masyarakat Papua, disabilitas,
kelompok korban pelanggaran HAM masa lalu,
dan kelompok HIV/AIDS. Bidang KMR
menanungi advokasi dari beragam kelompok
dan isu dikarenakan kelompok-kelompok
tersebut cenderung memiliki kemiripan dalam
persoalan dan tantangannya.
K
ekerasan seksual dan perempuan, dua manusia lanjut usia (manula). Sebagian
isu yang kondisinya saat ini seperti berjalan besar pelaku adalah orang yang dikenal oleh
beriringan. Padahal korban kekerasan korban dan berasal dari lingkungan terdekat.
seksual bisa menimpa siapa saja termasuk Kasus kekerasan seksual seperti sebuah
laki-laki. Berita kekerasan selalu muncul di fenomena gunung es, artinya kasus
media-media bahkan bisa menjadi trending terungkap hanyalah sebagian kecil dari yang
issue. Ini semua terjadi disebabkan sesungguhnya terjadi.
impunitas yang kian membudaya terhadap
para pelaku kekerasan seksual, padahal Fakta di atas menunjukan bahwa betapa
kasus ini ragamnya rentan dan lemahnya posisi perempuan
dan intensitasnya semakin sebagai kaum marjinal dalam konstruksi
mengkhawatirkan. budaya patriarki.Akar opresi terhadap
perempuan sudah terkubur di dalam budaya
Kekerasan seksual tidak mengenal tempat, patriarki. Budaya patriarki merupakan salah
terjadi hampir di semua tempat. Bahkan satu factor yang melestarikan berbagai mitos
yang dianggap paling tidak mungkin terjadi yang mendiskriminasi perempuan,
kekerasan seksual seperti di rumah, sekolah, perempuan dipandang lebih rendah,
kantor, pasar, hingga rumah ibadah. Pelaku berbeda, objek, ada untuk kepentingan laki-
atau korban mulai dari anak-anak hingga laki dan sebagainya. Secara disadari atau
44
tidak, patriarki telah merestui dan pemahaman yang utuh akan
memberikan ruang gerak yang luas kepada
laki-laki untuk melakukan tindak kekerasan
terhadap perempuan, termasuk kekerasan
seksual.
45
Ketika Anak Tak Bisa
Berontak
S
ejak November 2018 hingga Oktober
2018 LBH Jakarta menerima dan
menangani kasus pelecehan seksual
terhadap anak.
Dari kasus yang ditangani memiliki
kesamaan pola yaitu terjadi di tempat yang
dianggap tempat aman bagi anak yaitu
sekolah dan di lingkungan tempat tinggal
anak. Pelaku pun juga merupakan orang
terdekat dan sebenarnya bisa diharapkan
melindungi anak. Melihat pola tersebut
sungguh tak terbayang bagi anak-anak yang
sangat dekat dengan “bahaya.” LBH Jakarta
sendiri total menerima 3 kasus pelecehan
seksual anak tahun ini.
47
Jemari Berujung Jeruji
A
lnoldy Bahari tak menyangka akibat diberikannya waktu tambahan mengajukan
status Facebook mengantarkannya ke eksepsi, hingga “pengancaman” terhadap saksi
balik jeruji besi. Pada tanggal 27 a de charge oleh hakim.
November 2018
beberapa orang dari desanya 30 April 2018 agenda sidang pembacaan
melaporkannya ke polisi atas tuduhan putusan, Alnoldy yang dituntut 5 tahun
penodaan agama dan ujaran kebencian. penjara dan denda 100 juta dengan subsidair
Sebelum pelaporan tanggal 6 bulan kurungan divonis oleh majelis hakim
27 November 2018, sudah terjadi beberapa PN Pandeglang sesuai tuntutan Jaksa
kejadian yang menimpa dirinya. Mulai dari Penuntut Umum. Hasil putusan Banding
ancaman di persekusi warga desa hingga pada Agustus 2018 keluar dengan
polisi terpaksa “mengamankannya” bersama menurunkan hukuman Alnoldy menjadi 3
sang istri. tahun penjara dan denda 100 juta subsidair
6 bulan kurungan. Putusan banding tersebut
Dalam hitungan hari sejak pelaporan 30 melalui penasehat hukumnya Alnoldy
November 2018 status Alnoldy naik menjadi mengajukan kasasi. Saat ini Alnoldy masih
tersangka. Alnoldy dikenakan pasal 45A ayat menunggu putusan kasasi dari Mahkamah
(2) Jo Pasal 28 ayat (2) UU RI No. 19 Tahun Agung.
2016 tentang perubahan atas UU RI No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Dari kasus Alnoldy kita tahu, UU ITE
Elektronik dan atau Pasal penodaan agama digunakan oleh pihak tertentu untuk
sebagaimana diatur dalam pasal 156A mengancam kebebasan berekspresi. Aparat
KUHP. Proses hukum berlanjut, pada 22 penegak hukum pun tidak menjalankan fungsi
Februari 2018 kasus Alnoldy disidangkan sebagaimana mestinya dalam memproses
untuk pertama kali di Pengadilan Negeri kasus Alnoldy. Fungsi pengawasan aparat
Pandeglang. Selama proses persidangan penegak hukum menjadi vital dalam kasus-
banyak pelanggaran terhadap hak Alnoldy, kasus seperti ini. []
seperti adanya court calendar, tidak
48
Kekerasan Seksual Anak
K
asus OA dan IF yang ditangani oleh Proses hukum berjalan tidak baik, unit PPA
Polsek Tebet terkait pencabulan menolak menangani kasus ini. Polisi Unit
terhadap anak sebagaimana pasal 76E PPA tidak kooperatif terhadap Pelapor serta
Jo 82 UU RI no. LBH Jakarta sebagai Kuasa Hukumnya.
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Pihak Kepolisian juga tidak kooperatif dan
dan Jo Pasal 292 KUHP. Kejahatan ini menolak berkoordinasi dengan P2TP2A
diduga terjadi di area tanah kosong POKAS yang sudah melakukan konseling kepada
Jl.Casablanka, Kelurahan Menteng Dalam, korban. Padahal hasil konseling adalah
Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Kasus ini salah satu Alat Bukti Petunjuk yang dapat
terjadi ketika OA dan IF sedang bermain dijadikan bukti permulaan dalam
bersama, lalu Joni yang diduga sebagai penanganan kasus ini. Proses hukum yang
pelaku mendatangi kepada mereka dengan lama ini diperparah dengan salah satu pihak
modus akan diberikan uang dan minuman keluarga korban yaitu keluarga IF yang
jika mereka ikut ke dalam mobil Joni. enggan untuk melanjutkan proses hukum IF
Kejadian pencabulan ini baru diketahui oleh dan menolak untuk melanjutkan konseling
keluarga ketika OA dan IF bersikap aneh IF ke Yayasan Pulih. Pihak keluarga lebih
seperti tidak mau makan, sering melamun bersifat tertutup kepada pihak-pihak terkait
dan mengeluh sakit di bagian anusnya. yang ingin membantu dan kurangnya
Pihak keluarga OA dan IF lalu melaporkan edukasi dari pihak keluarga IF yang
hal ini ke Polsek Tebet, namun sayangnya cenderung kurang memahami betapa
apparat penegak hukum dalam hal ini pentingnya perlindungan dan pemulihan
Kepolisian yang masih buruk perspektif atas terhadap korban. Tidak adanya usaha serta
perlindungan anak dan kekerasan seksual, niat untuk menjunjung tinggi terhadap
serta tidak professional membuat proses perlindungan anak dari berbagai pihak yaitu
hukum kasus OA dan IF mengalami undue penegak hukum dan keluarga korban itu
delay (proses hokum yang berlarut-larut) sendiri membuat kasus kekerasan seksual
terhadap anak akan sering marak terjadi
karena pelaku tidak akan pernah diadili. []
Data & Angka Tahun 2018
Bidang Minoritas Kelompok Rentan
Kasus Ditangani Lebih Lanjut
15 Pengaduan 37 Pencari Keadilan
9 77
Litigasi 29
222
6 55
Non Litigasi 8
13
3 2
Jaringan 2 2
1 tidak teridentifikasi
individu kelompok
Subklasifikasi Kasus
15 Pengaduan 37 Pencari Keadilan
1 1
Kebebasan Berpikir, Keyakinan & Beragama
- 1
Kebebasan Berpendapat & Berekspresi
1 Disabilitas
2 21
1
2
1 1
-
1
1 Pernikahan 1
-
3
3 Kekerasan dalam Rumah Tangga 3
-
Perlindungan Anak
1
3 6
2
4
4 Perlindungan Perempuan 4
-
individu kelompok
Pencari Keadilan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
15 Pencari Keadilan
Buruh 2
Pelajar 2
Tidak Bekerja 1
Wiraswasta 1
Seniman 1
Lain-lain 1
1
1
1
1
3
Pencari Keadilan Berdasarkan
Jenis Kelamin, Usia, Penghasilan serta Pendidikan
Lansia
Rp 4-6 (> 50
Rp 2-4 juta tahun)
Kelompok
Juta 1 (7%) 1 (7%) 3 (20%)
2 (13%) Kelompok
3 (20%)
Penghasilan Usia
Anak
< Rp 2 Tak (< 18 tahun)
Berpenghasil Dewasa 2 (13%)
Juta 6
an 3 (20%) (18-50
(40%)
tahun)
9 (60%)
Perguruan Tinggi
2 (13%) Kelompok
3 (20%) Kelompok
3 (20%)
SD
SMA 2 Laki-laki Perempuan
8 (53%) (13%) 8 (57%) 4 (27%)
Pelanggaran HAK
Kategori HAK Jumlah Pelanggaran
01. SIPOL 15
02. EKOSOB 2
03. KELOMPOK KHUSUS 13
TOTAL 30
53
Peradilan yang Adil
TERJEBAK DIPUSARAN
KETIDAKADILAN
M
asalah ketidakadilan akibat
pelanggaran hak atas peradilan yang
adil (fair trial) bagi warga negara
khususnya
si miskin yang berhadapan dengan proses
peradilan masih terus terjadi. Berputar-putar
seperti lingkaran setan. Kembali berulang,
namun dalam waktu, subyek dan statistik
yang berbeda. Ironisnya, tahun ini, problem
fair trial menghadapi kualitas persoalan yang
semakin mengkhawatirkan.
16
Dalam kasus ini, LBH Jakarta bersama LBH Pers dan
Impasial menjadi kuasa hukum KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh
Indonesia), KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia), KSBSI
(Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia), dan Sindikasi (Serikat
Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi) menjadi salah satu
pemohon dalam JR UU MD3. Lihat dalam
https://www.bantuanhukum.or.id/web/demokrasi-terancam- serikat-
buruh-judicial-review-uu-md3/ , https://tirto.id/mk-gelar- sidang-
perdana-gugatan-jr-uu-md3-dari-4-organisasi-buruh-cJNQ
; dan https://nasional.kompas.com/read/2018/06/28/15115051/mk-
batalkan-kewenangan-dpr-lakukan-pemanggilan-paksa, diakses 23
November 2018.
INSTRUKSI TEMBAK MATI
DAN EXTRAJUDICIAL KILLING KEPOLISIAN
P
ersoalan tembak mati di luar proses orang mengalami luka tembak di bagian kaki.
peradilan adalah salah satu masalah besar Besarnya angka kasus extrajudicial killing ini,
yang memperkeruh situasi fair trial dalam mengingatkan kita pada kasus kejahatan
penegakan hukum di Indonesia pada tahun HAM berat Penembakan Misterius
ini, khususnya pada institusi Kepolisian (PETRUS) yang terjadi pada kurun waktu
Republik Indonesia (Polri). Hal ini tahun 1982-1985 di berbagai wilayah di Jawa
dikarenakan praktik penembakan yang dan Sumatra, yang menghilangkan nyawa
dilakukan secara ribuan orang.17
sewenang-wenang dilakukan dengan dalih
operasi cipta kondisi untuk pengamanan Besarnya angka extrajudicial killing di tahun
Asian Games. Tembak mati yang dilakukan 2018 ini tidak lepas dari adanya arahan
dengan mengabaikan prosedur dan Presiden Joko Widodo untuk menembak
ketentuan hukum yang berlaku atau tembak ditempat pelaku kejahatan peredaran
mati di luar proses peradilan dalam konteks narkotika.18 Bahkan fatalnya, Instruksi
ini dapat disebut tembak mati datang dari Kepala Polisi
dengan extrajudicial killing. Republik Indonesia yang kemudian diikuti oleh
Kepala-kepala Kepolisian di tingkat
Selama kurun waktu Januari sampai dengan
September 2018, LBH Jakarta mencatat 151 terdapat 182 orang yang diduga tewas dengan
kasus extrajudicial killing yang telah terjadi mayoritas tertembak di bagian dada dan 37
di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut,
17
Lihat dalam https://www.liputan6.com/news/
read/424047/penembakan-misterius-1982-1985-
dianggap-kejahatan- luar-biasa, diakses 23 November
2018.
18
Lihat dalam https://nasional.kompas.com/
read/2017/10/03/13551201/jokowi-instruksikan-
tembak-di-tempat- jika-bandar-narkoba-melawan,
diakses 23 November 2018.
■ 04 Oktober 2018 - LBH Jakarta mendampingi Keluarga Korban Extrajudicial Killing
Audiensi Pengaduan ke Kompolnas. (Foto: LBH Jakarta)
terorisme, dan
19
Lihat dalam https://news.okezone.com/
read/2018/03/28/337/1878856/kapolri-perintah-tembak-mati-
bandar-narkoba-lbh-jangan-sampai-meniru-filipina, https://news.
58
yang paling baru adalah situasi pengamanan
jelang perhelatan Asian Games 2018. Seolah
tidak ingin repot mengurus banyaknya angka
kejahatan yang terjadi, Kepolisian menempuh
jalan pintas dengan mengeluarkan instruksi
tembak mati di tempat bagi para tertuduh pelaku
kejahatan.
59
warga negara, instruksi tersebut pada Kewenangan besar Kepolisian untuk melakukan
dasarnya adalah agenda pembunuhan penembakan sudah semestinya
sistematis. Klaim tujuannya yang dianggap
dapat memberantas kejahatan, tidak bisa
sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini tentu telah menyalahi prinsip hak Kementerian Keuangan bergeming. Kementerian
atas peradilan yang adil, murah, dan Keuangan tak berkeinginan segera membuat
berbiaya cepat. Selain itu, apa yang diklaim peraturan
oleh Menteri Keuangan pada dasarnya adalah
ketidakacuhan dan ketidak bertanggung
jawabannya untuk memenuhi rasa keadilan
warga negara Indonesia.
TIDAK MEMILIKI
KUHP BERBAHASA INDONESIA RESMI
NEGARA DIGUGAT
L
embaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Alasannya, Pemerintah dinilai lalai tidak
menjadi kuasa hukum bagi tiga membuat terjemahan resmi Kitab Undang-
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) undang Hukum Pidana (KUHP) berbahasa
yang terdiri Indonesia. Di satu sisi, kelalaian pemerintah
dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum ini justru diiringi dengan kesembronoan. Hal
Indonesia (YLBHI), Institute for Criminal Justice ini dapat dilihat dari ambisi Pemerintah yang
Reform (ICJR) dan Lembaga Bantuan terburu-buru untuk mengesahkan revisi
Hukum (LBH) Masyarakat dalam mengajukan KUHP pada Agustus 2018, meski pun
gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) akhirnya urung disahkan. Padahal masih
kepada Presiden RI (Tergugat I), Menteri banyak persoalan substansi rancangan
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Tergugat II) norma hukum dalam RKHUP yang
dan DPR RI (Tergugat III) ke Pengadilan menimbulkan protes dari masyarakat.
Negeri Jakarta Pusat pada bulan Juni 2018.
LBH Jakarta dan Para Penggugat yang tengah menghadapi perkara pidana. Misalnya saja
tergabung dalam Tim Advokasi KUHP seperti masyarakat yang menjadi korban
Berbahasa Indonesia menemukan fakta bahwa
sejak menerapkan asas konkordansi
penerapan KUHP, Pemerintah tidak pernah
mempunyai terjemahan berbahasa Indonesia
resmi. KUHP yang beredar selama ini justru
diterjemahkan oleh beberapa Ahli Pidana
seperti R. Soesilo, Prof Moeljatno, Prof Andi
Hamzah, BPHN, dan sejumlah ahli lainnya
yang tentunya memiliki versi terjemahan
yang berbeda-beda pula.
G
egap gempita keberhasilan Indonesia telah menangkap 2000 orang, menetapkan
menjadi tuan rumah perhelatan Asian 320 orang menjadi tersangka, menembak 52
Games 2018 di Jakarta-Palembang orang yang disangka sebagai pelaku tindak
menyisakan catatan dugaan pelanggaran HAM pidana, 41 ditembak dikaki dan 11 orang
serius. Praktik extrajudicial killing diduga diantaranya tewas ditembak dibagian dada-
kuat dilakukan POLRI dalam Operasi dua diantaranya bernama Bobi dan Dedi.
Kewilayahan Mandiri untuk pengamanan Asian Mereka dituduh sebagai pelaku begal, copet,
Games bulan jambret dan kejahatan jalanan lainnya. Hasil
Juli 2018. investigasi LBH Jakarta jelas menunjukkan
bahwa Bobi dan Dedi menjadi korban
Seminggu operasi tersebut berjalan, Kepolisian
penembakan kepolisian yang
menyalahi proses hukum.20 Terdapat lt5b9dcb1535fe7/lbh-jakarta-tangani-korban-operasi-pengamanan- asian-games
diakses pada 13 November 2018.
sejumlah kejanggalan pada kasus yang 21
https://www.bantuanhukum.or.id/web/nyawa-jadi-
dialami oleh Bobi dan Dedi. Diantaranya tumbal-asian-games-2018/, dakses pada 20 November 2018.
adalah terjadi framing, “stigma” kepada Bobi
dan Dedi sebagai Pelaku Kejahatan
Kambuhan padahal belum proses hukum
dan putusan pengadilan. Tidak terdapat
surat-surat penangkapan dan penahanan
atau dokumen terkait upaya paksa kepolisian
yang diberikan kepada keluarga Bobi dan
Dedi. Keterangan kepolisian kepada publik
terkait lokasi penembakan berbeda dengan
kenyataannya. Tembakan diduga sengaja
diarahkan ke dada, bukan untuk
melumpuhkan tapi mematikan. Terdapat
dugaan kuat adanya penyiksaan dengan
adanya luka bekas sundutan rokok di tangan
Dedi dan luka lebam memerah di badan
Bobi.
20
Lihat dalam https://www.bantuanhukum.or.id/web/
intruksi-tembak-mati-kapolda-metro-jaya-memakan-banyak-korban-
lbh-jakarta-buka-posko-pengaduan/ diakses pada 13 November
2018 pukul 14:24 wib. https://www.hukumonline.com/berita/baca/
jelasnya status hukum 11 orang yang
terbunuh dalam proses penyidikan karena
tidak adanya SP3 terhadap kasus tersebut. []
“
Terdapat dugaan kuat adanya penyiksaan dengan adanya luka
bekas sundutan rokok di tangan Dedi dan luka lebam memerah di badan
67
Perburuhan
P
ada tahun 2018, LBH Jakarta menerima dirinci menjadi 6 hal, yaitu: (1) 112
219 pengaduan dengan total 5858 pengaduan dengan 2724 pencari keadilan
orang pencari keadilan khusus mengenai mengenai hak normatif; (2) 82 pengaduan
kasus perburuhan. Jumlah pengaduan ini dengan 2426 pencari keadilan mengenai
turun dibandingkan tahun lalu, yaitu 223 hubungan kerja;
pengaduan, namun jumlah pencari keadilan (3) 13 pengaduan dengan 576 pencari
meningkat cukup drastis dibandingkan tahun keadilan untuk masalah kepegawaian (PNS);
lalu yang hanya sebanyak 4565 orang. Untuk (4) 6 pengaduan dengan 126 pencari
jenis pengaduan yang diterima tahun ini keadilan untuk masalah serikat pekerja; (5) 4
dapat penaduan dengan 4 pencari keadilan dengan
masalah mengenai
68
Demokrasi Di Persimpangan
buruh migran, dan (6) 2 kasus dengan 2 pidana perburuhan yang berjudul
pencari keadilan mengenai pekerja rumah
tangga. Dari data diatas, jelaslah bahwa
pelanggaran hak masih menjadi
permasalahan tertinggi dalam tahun ini,
diikuti dengan masalah hubungan kerja dan
kepegawaian (PNS). Pola tersebut
merupakan hal sama yang tidak jauh
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
69
Catatan Akhir Tahun 2018
di Kepolisian. Solusi ini diambil mengambil kepentingan tertentu,
pelajaran dari kasus kekerasan dalam rumah
70tangga (KDRT) dalam perempuan dan anak, 70
Demokrasi Di Persimpangan
dimana kasus pidana KDRT selalu ditolak
sampai akhirnya pembentukan desk pidana
khusus perempuan dan anak meningkatkan
implementasi dari penanganan kasus pidana
tersebut.
tigation against public participation/ SLAPP (yang meskipun kemenangan dicatat untuk buruh, namun h
E
ksekusi adalah sebuah tindakan hukum yang masuk ke ranah PHI dan terkendala
yang terjadi dalam sebuah rangkaian proses dengan proses eksekusi putusan pemberian
beracara di pengadilan, dimana pihak yang pesangon sesuai dengan isi putusan yang
kalah secara paksa harus menjalankan isi ada. Sebut saja kasus PHK mantan pekerja
putusan yang telah berkekuatan hukum Hotel Indonesia, kasus PHK pengurus dan
tetap (in kracht). Dalam konteks hukum anggota SBMS PT. Orson, dan kasus PHK
acara perdata, proses eksekusi tersebut mantan pekerja PDAM Tirta Benteng.
dilakukan apabila pihak tergugat (pihak yang Sesungguhnya, hambatan dalam proses
kalah) tidak menjalankan putusan secara eksekusi menambah kekecewaan bagi para
sukarela22. Hal ini pun terjadi dalam proses korban PHK sepihak, setelah harapan
beracara pada penyesaian kasus-kasus mereka untuk bekerja kembali sirna di
perselisihan hubungan pengadilan. Padahal, bukti- bukti
industrial. penyelewengan hukum yang dilakukan
pengusaha dalam proses PHK sangatlah
Tahun 2018, LBH Jakarta mendampingi 3 terang dan harapan bekerja kembali di
(tiga) kasus perselisihan hubungan industrial perusahaan yang sama terbuka lebar. Walau
22
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan
begitu, setelah Majelis Hakim memutuskan
Eksekusi Bidang Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hal. 8. bahwa PHK yang dilakukan adalah sah dan
pengusaha wajib
71
memberikan uang kompensasi PHK Kedua, kesulitan terhadap proses eksekusi
(pesangon), maka para buruh berhak penuh kasus yang melibatkan Badan Usaha Milik
atas pesangon tersebut. Hal ini mengartikan Daerah sebagai pihak Tergugat, dimana proses
bahwa adanya kewajiban bagi pengusaha pencairan dana kompensasi harus mengikuti
untuk segera menjalankan putusan anggaran APBD yang telah disusun. Hal
pengadilan. seperti ini terjadi pada kasus PHK sepihak
mantan pekerja PDAM Tirta Benteng Kota
Dalam kasus-kasus yang LBH Jakarta
Tangerang. Pihak PDAM Tirta Benteng,
tangani, terdapat berbagai macam kesulitan
sebagai pihak yang wajib menjalankan
yang dihadapi dalam proses
putusan, belum dapat melakukan eksekusi
eksekusi.Pertama,proses eksekusi yang
dengan alasan menunggu perubahan
lamban dan tidak transparan karena
anggaran APBD Kota Tangerang. Padahal
ketidakjelasan aturan internal eksekusi di
nasib 31 korban PHK sepihak tidak kalah
Pengadilan Negeri (PN) sebagai pengadilan
pentingnya untuk diperhatikan oleh
yang berwenang untuk melakukan eksekusi.
perusahaan. Hingga saat ini, para buruh
Seperti kita ketahui, proses eksekusi
PDAM Tirta Benteng belum juga mendapat
putusan tidak diatur secara detail dalam
pesangon sesuai dengan putusan.
sebuah peraturan perundang-undangan.
Kadang kala, PN menggunakan aturan Kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam
internal semacam standar operasional proses eksekusi putusan pengadilan
prosedur yang sulit diakses oleh pendamping sesungguhnya telah melanggar tujuan
buruh dan aturan tersebut berbeda-beda di penyelesaian perselisihan perburuhan yaitu
setiap PN. Ketidakterbukaan informasi menciptakan kondisi harmoni antara buruh
mengenai aturan internal untuk dan majikan sehingga konsep Industrial
melaksanakan eksekusi membuat buruh Peace (buruh tenang bekerja dan majikan
maupun pendampingnya kesulitan mengawasi tentram dalam berusaha) dapat tercipta.
proses eksekusi dan kesulitan mendapatkan Lalu, proses eksekusi yang lamban
kepastian berapa lam proses eksekusi akan menunjukan bahwa penyelesaian
berjalan. perselisihan hubungan industrial gagal
menjalankan asas sederhana, cepat, dan
Kesulitan semacam ini terjadi pada kasus
murah untuk menangani sebuah kasus.23
PHK sepihak mantan pekerja Hotel
Pengadilan justru menjadi momok
Indonesia dan PHK sepihak pengurus SBMS
mengerikan bagi buruh untuk mencari
PT. Orson. Para buruh yang telah bertahun-
keadilan. Pada akhirnya, tingkat
tahun memperjuangkan haknya pasca di PHK
kepercayaan buruh terhadap jalur
sepihak harus kembali menunggu agar
pengadilan makin menurun. Jadi, tidak salah
putusan bisa dieksekusi. Dalam kasus PHK
jika buruh pada akhirnya lebih percaya
sepihak pengurus SBMS PT. Orson, para
bahwa keadilan dapat ditempuh lewat
buruh harus menunggu kepastian
gerakan buruh itu sendiri. Ketika pengadilan
penerimaan permohonan eksekusi kepada
tidak dapat memberikan jaminan ataupun
Ketua PN Jakarta Pusat selama berminggu-
kepastian hukum, apakah keadilan dapat
minggu dan belum ada jawaban hingga
diraih?. []
tulisan ini diturunkan. Sedangkan untuk
kasus PHK sepihak mantan pekerja Hotel
72
Indonesia, kompensasi sudah diterima oleh
masing-masing korban walaupun harus melalui 23
Prof. Dr. Aloysius Uwiyono, S.H., M.H., dkk, Asas-asas
proses eksekusi yang berlarut-larut. Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014),
hal.142.
73
■ Pelatihan Pidana Perburuhan yang diselenggarakan oleh LBH Jakarta pada tanggal 4-7
Desember 2018 di Puncak yang diikuti oleh 23 peserta pengurus serikat buruh dari 11 serikat
buruh. (Foto: LBH Jakarta)
an penegakan hukum
berjalan dengan atasdan
lancar
“
Pengusaha dengan segala kekuatan yang
dimiliki (seperti uang, kekuasaan, jaringan)
dapat lebih leluasa menentukan apa yang
Posisi kekuasaan
pelanggaran
ini kerap
terbaik untuknya agar usaha yang dimiliki bisa
menyerap hak
yang banyak. Posisi kekuasaan ini kerap
profitnormatif pekerja (termasuk persoalan
11
orang mantan pekerja PT. HIN (PT.
Hotel Indonesia Natour) akhirnya
mendapatkan kepastian akan hak-
haknya pasca PHK (Pemutusan Hubungan
Kerja) secara sepihak yang dilakukan oleh
pihak perusahaan pada tahun 2004. Setelah
14 tahun menjalani proses hukum, 11
mantan pekerja PT. HIN tersebut
mendapatkan sisa uang kompensasi PHK.
A
ri, dan kawan-kawan (nama samaran), Pengacara Negara dari pihak perusahaan turut
merupakan korban PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) sepihak yang dilakukan
oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
Tirta Benteng. Berjuang sejak tahun 2014,
25 orang buruh di PDAM Tirta Benteng tetap
gigih untuk membela hak-nya, hingga pada
Awal Tahun 2018, Ari dan 24 orang rekannya
telah mendapatkan kepastian hukum atas
hak- haknya melalui Putusan Peninjauan
Kembali Mahkamah Agung yang sudah
berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Union Busting
Federasi Serikat Pekerja FARKES Reformasi
D
i sepanjang tahun 2018 ini, FSP Umum FSP Farkes Refomrasi, Idris Idham.
FARKES (Federasi Serikat Pekerja Farmasi
dan Kesehatan) Reformasi telah
menjadi korban pemberangusan
serikat pekerja (union busting) secara
bertahap dan sistematis. Salah satu upaya
pemberangusan serikat ini adalah dengan
memutus hubungan kerjanya (PHK) Ketua
Ia ddi-PHK oleh perusahaan per-28
Agustus 2018. PHK sendiri
dijatuhkan oleh perusahaan dimana
sang Ketua Umum bekerja, yakni di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi
Jakarta.
P
ada 2018, LBH Jakarta menerima 114 sama dengan tahun-tahun sebelumnya:
pengaduan atas pelanggaran HAM bidang Tidak ada musyawarah, penggunaan aparat
perkotaan dan masyarakat urban dengan yang tidak berwenang, intimidasi, dan
total pencari keadilan mencapai 6.237 orang. kekerasan, hingga pelanggaran hak
Jumlah tersebut meliputi 68 hak atas tanah masyarakat untuk memperoleh hak atas
dan tempat tinggal, 3 kasus hak atas usaha tanah. Sebanyak 77 persen kasus
dan ekonomi, 5 kasus hak atas kesehatan, 9 penggusuran paksa tersebut berakhir tanpa
kasus lingkungan, 8 kasus pendidikan, dan solusi bagi korban terdampak, baik berupa
15 kasus pelayanan publik. Sama dengan kehilangan tempat tinggal atau pun
tahun sebelumnya, hak atas tanah dan kehilangan pekerjaan. Artinya, Anies telah
tempat tinggal masih terus mendominasi melanggar janji kampanyenya sendiri yang
dan merupakan kasus dengan jumlah pencari menyatakan tidak akan ada penggusuran
keadilan terbesar. paksa di masa pemerintahannya. Hal yang
serupa dilakukan pula oleh Pemerintah Kota
Masih ada. Itulah kata yang dapat
Tangerang sebagai tetangga Jakarta yang
menggambarkan penggusuran paksa di era
menggusur paksa warga di Batu Ceper
Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI
tanpa solusi apapun.
Jakarta. Sepanjang Anies berkuasa
penggusuran paksa memang menurun, tapi Megaproyek reklamasi Teluk Jakarta
tetap terjadi24 sebanyak 91 titik penggusuran mengalami perkembangan yang signifikan
paksa dengan pola yang tahun ini karena 13 dari 17 pulau “dicabut”
izin prinsip maupun izin pelaksanaan
24
Warga Kecewa ke Anies-Sandi Terkait Penggusuran di reklamasinya oleh Pemerintah Provinsi DKI
Kanal Banjir, https://metro.tempo.co/read/1033343/warga-kecewa-
ke-anies-sandi-terkait-penggusuran-di-kanal-banjir/full&view=ok. Jakarta. “Pencabutan”
82 Di
82 Demokrasi Persimpan
gan
izin ini dilakukan karena memang izin pulau- dipenjarakan selama 5 bulan juga
pulau tersebut sudah habis masa berlaku dibebaskan di tingkat banding karena tidak
izinnya. “Pencabutan” ini juga sekaligus terbukti melakukan pemerasan. Dapat kita
merupakan bentuk kompromi terhadap lihat bahwa kriminalisasi yang digunakan
pulau- pulau yang sudah ada (C, D, dan G) untuk membungkam perlawanan rakyat
yang tidak dicabut izinnya dan seharusnya seperti yang menimpa Budi Pego di
dibongkar secara permanen. Pada sisi lain, Banyuwangi maupun Joko Prianto di
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Kendeng tidak berhasil di kasus Pulau Pari.
bersikap sangat formal-legalistik dalam Namun, untuk perampasan tanah warga
mengadili gugatan Hak Guna Bangunan masih menunggu peran pemerintah
(HGB) yang diajukan oleh nelayan dan (Gubernur dan Menteri Agraria) yang sampai
menolak gugatan dengan alasan nelayan saat ini masih diam dan tidak peduli dengan
tidak memiliki tanah yang tumpang tindih LAHP Ombudsman.
dengan pulau buatan. Sebuah alasan yang
tidak masuk akal bagi nelayan yang tidak Dari isu pendidikan, penelitian yang
mungkin memiliki tanah di samping pulau dilakukan oleh LBH Jakarta tentang Ujian
buatan manusia itu. Nasional di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)
Hal yang sedikit menggembirakan terjadi menemukan fakta bahwa UN masih
di seberang lautan namun tetap di Jakarta. membebani peserta didik karena masih
Warga Pulau Pari yang telah lama terdesak dijadikan acuan alih jenjang pendidikan (SMP
oleh perampasan tanah dan kriminalisasi ke SMA) 6 (enam) tahun pasca putusan
oleh konglomerat dan korporasi rakus Mahkamah Agung tahun 2012 berkekuatan
mendapatkan angin segar. Ombudsman hukum tetap atau 12 (dua belas) tahun
mengeluarkan Laporan Akhir Hasil pasca gugatan diajukan. Masih ditemukan
Pemeriksaan (LAHP) yang menyatakan problem yang sama, yaitu belum belum
bahwa 62 Sertipikat Hak Guna Bangunan meratanya ketersediaan fasilitas pendidikan
(HGB) dan Sertipikat Hak Milik (SHM) dan kualitas pengajar di wilayah
maladministrasi. Pengadilan Tinggi Jakarta Jabodetabek yang memicu terjadinya
serta Pengadilan Negeri Jakarta Utara juga diskriminasi dan indikasi pelanggaran hak
membebaskan Sulaiman yang dituduh atas pendidikan ketika peserta UN dari
menyerobot lahan milik Pintarso Adijanto. sekolah yang minim fasilitas diseragamkan
Boby, dkk. (4 orang) yang sebelumnya standar penilaiannya dengan peserta di
sekolah yang sudah maju fasilitas
pendidikannya. Hak para
83
Catatan Akhir Tahun 2018
peserta didik akan semakin terlanggar pembelian saham perusahaan pemilik PT.
apabila tahun 2019 pemerintah kembali Aetra Air Jakarta (Acuatico Pte Ltd) selaku
menjadikan UN sebagai satu-satunya pengendali air minum sebelah timur Jakarta
standar kelulusan. dari Grup Recapital kepada Moya Holdings
Pte Ltd yang merupakan anak usaha Grup
Dari hak atas kesehatan, terdapat kabar
Salim dengan total nilai akuisisi sebesar 3,26
baik. Siti Chomsatun sebagai korban
triliun. Sementara itu belum ada pelaksanaan
malapraktik rumah sakit dan dokter
putusan oleh Gubernur DKI Jakarta.
memenangkan gugatan perbuatan melawan
hukum terhadap RS Kramat 128 di Dari kasus-kasus tersebut di atas terlihat
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat setelah bahwa negara ingin membangun atau
sebelumnya dokter-dokter dari RS tersebut setidak-tidaknya “membantu swasta dalam
dinyatakan melanggar kode etik oleh MKDKI. membangun” misalnya dalam hal layanan
Meskipun begitu, jalan yang harus dilalui kesehatan, pendidikan, reklamasi, MKDKI, UN.
oleh korban-korban malapraktik amat sangat Tujuannya agar layanan kesehatan
panjang. Untuk pengaduan di Majelis meningkat, pertumbuhan ekonomi tinggi,
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia “mempercantik” kota, membuat anak-anak
(MKDKI) pengadu harus menunggu pintar, dan lainnya. Namun telah terjadi
bertahun- tahun dengan proses pemeriksaan kesalahan paradigma dalam akar
yang sangat tertutup, tidak berimbang, dan permasalahan yang sebenarnya, atau
sebagian besar putusannya tidak mendasarkan tindakannya pada dalil
memberikan keadilan bagi korban. investasi yang pada akhirnya nyata-nyata
merugikan rakyat. Akibatnya rakyat menjadi
Dari kasus swastanisasi air Jakarta, terjadi
tertindas akibat pembangunan negara-
hal yang sangat memalukan di mana Menteri
swasta tersebut. Padahal seharusnya
Keuangan selaku bendahara negara justru
pembangunan itu membebaskan warga,
mengajukan peninjauan kembali (PK) atas
termasuk untuk memilih dalam proses
putusan Mahkamah Agung yang
pembangunan dan kebijakan yang
menghukum Presiden, dkk. untuk
merampas HAM rakyat haruslah dibuang
mengembalikan pengelolaan air ke negara.
jauh-jauh. []
Bendahara Negara ingin negara terus
dirugikan sebesar 18,2 triliun hingga kontrak
selesai pada 2023. Ada juga peristiwa yang
patut dicurigai yaitu
84
84 Demokrasi Di Persimpangan
87
MANUVER
S
memenangkan warga Jakarta 2018.
dengan menyatakan bahwa
Presiden Republik Indonesia
melakukan perbuatan melawan hukum
karena menyerahkan pengelolaan air minum di
Jakarta kepada pihak swasta melalui
putusannya pada 10 April 2017, kini warga
Jakarta dihadapkan pada situasi baru
sangat memalukan dan di luar akal sehat.
Tanpa disangka-sangka, Menteri Keuangan
yang saat ini dipimpin oleh Sri Mulyani
Indrawati melakukan upaya hukum
peninjauan kembali atas putusan kasasi
yang telah berkekuatan hukum tetap pada 22
Tidak diketahui secara jelas alasan
pengajuan peninjauan kembali
tersebut. Padahal negara jelas-jelas
dirugikan atas swastanisasi air
Jakarta dan Menteri Keuangan
adalah kuasa keuangan negara dan
bertindak sebagai bendahara
negara (lihat Pasal 6 dan Pasal
8 UU Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara). Tindakan mengajukan
peninjauan kembali dan ingin agar
kerugian negara terus terjadi
tersebut tidak sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Menteri Keuangan
karena Menteri Keuangan harus
mengelola keuangan negara
berdasarkan prinsip-prinsip utama,
antara lain efisien,
Menteri Keuangan dalam persidangan di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tahun 2013
menyatakan bahwa meskipun dirinya digugat
“
Sementara bendahara negara
karena menerbitkan Support Letter Nomor S-
684/MK.01/1997 tanggal 26 Desember 1997
yang menanggung seluruh kerugian yang
diderita oleh Palyja dan Aetra dalam
in negara terus rugi dan pengelolaan air Jakarta kembaliswastanisasi
ke Grup Salim.air Jakarta, dirinya maupun
kementerian yang dipimpinnya tidak ada
hubungannya dengan swastanisasi air Jakarta
dan mohon kepada Majelis Hakim yang
mengadili perkara ini untuk mengeluarkan
Menteri Keuangan sebagai pihak dalam
gugatan (lihat halaman 102 dan 243 Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
527/ PDT.G/2012/PN.JKT.PST.). Otomatis,
sepanjang persidangan sampai kasasi
ekonomis, efektif, serta memperhatikan rasa Mahkamah Agung tidak ada “perlawanan”
keadilan dan kepatutan sesuai dengan yang berarti karena pihak Kementerian
tujuan bernegara sebagaimana disebutkan Keuangan tidak terlalu ambil pusing dengan
dalam Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 7 UU adanya proses hukum yang ada.
Keuangan Negara. Tentunya sangat tidak
efektif, tidak ekonomis, tidak efisien, dan Hal yang tak kalah membuat geram adalah
tidak adil apabila pada akhirnya rakyat peristiwa di mana Grup Recapital melego
pembayar pajak yang harus menanggung saham pemilik PT Aetra Air Jakarta, yakni
kerugian negara tersebut dan tujuan Acuatico Pte Ltd kepada Moya Holdings Pte
bernegara (lihat Pembukaan UUD 1945) Ltd yang merupakan anak usaha Grup Salim
tidak tercapai. Hal tersebut menimbulkan yang berdomisili di Singapura dengan nilai
dugaan yang cukup beralasan bahwa transaksi 92,87 juta dolar AS atau setara Rp.
Menteri Keuangan ingin mempertahankan 1,24 triliun pada 8 Juni 2017.27 Peristiwa ini
kerugian negara dalam kasus swastanisasi terjadi secara mendadak28 setelah 3 bulan
air Jakarta yang untuk kurun waktu 1998- putusan diketuk namun belum diumumkan
2011 saja telah membukukan kerugian hingga akhirnya diumumkan pada Oktober
negara sebesar 1,2 triliun rupiah.25 Dan 2017 di situs internet MA. Sementara
apabila terus dipertahankan hingga akhir bendahara negara ingin negara terus rugi dan
tahun 2022 maka kerugian negara akan pengelolaan air Jakarta kembali ke Grup
mencapai 18,2 triliun.26 Salim. Hingga kini belum realisasi janji
pelaksanaan putusan MA oleh Anies
Patut juga dipertanyakan latar belakang Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta. []
peninjauan kembali ini dari sisi yuridis. Jika
mundur sedikit, kita bisa melihat awalnya
25 26
Lihat Laporan Keuangan PAM Jaya tahun 2011 yang Paparan Direktur Utama PAM Jaya pada Seminar 13
dibuat oleh Kantor Akuntan Publik Abubakar dan Rekan. Tahun Swastanisasi Air Jakarta, 30 Juni 2011.
86
27
http://www.moyaasia.com/uploads/9/7/6/8/97682954/
mhal_acquisition_announcement.pdf
28
Mengapa mendadak? Hal tersebut karena pembelian
saham tersebut dilakukan melalui keputusan sirkular saja.
87
BALADA REKLAMASI:
BANGUN DULU, LEGALITAS KEMUDIAN
P
royek reklamasi Teluk Jakarta kembali berlindung di balik “asas ramah investasi”.
menghangat menjelang lebaran 2018
kemarin. Muasalnya, Gubernur Anies Beberapa hari setelahnya, Gubernur Anies
melakukan “penyegelan” 932 rumah maupun kemudian mengeluarkan Peraturan
ruko tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
di atas Pulau D. Bukannya membongkar Nomor 58 Tahun 2018 tentang Pembentukan,
Pulau D, Gubernur Anies berkompromi Organisasi, dan Tata Kerja Badan Koordinasi
dengan cara menjatuhkan sanksi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara
administrasi berupa penyegelan. Jakarta. Dari sini kita melihat bahwa
Ini akan menjadi preseden buruk karena reklamasi akan berlanjut karena Pergub
setiap orang dapat mencontoh gaya tersebut jelas-jelas menyebutkan tentang
pengembang proyek reklamasi yang dengan “mengkoordinasikan perencanaan,
santainya mendirikan bangunan dulu di atas pelaksanaan, dan pengawasan reklamasi”, dan
tanah yang belum jelas statusnya meskipun menyebutkan pengembang reklamasi
tak berizin (baca: ilegal), dan nantinya akan sebagai “perusahaan mitra”.
dianggap legal karena “asas keterlanjuran”
dan
Langkah Gubernur Anies selanjutnya Sejak hari pertama Gubernur DKI Jakarta
adalah mencabut izin prinsip maupun izin Anies Baswedan dilantik, LBH Jakarta
pelaksanaan reklamasi 13 pulau, mulai dari melalui Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta
Pulau A, B, dan E (PT. Kapuk Naga Indah); sudah mengingatkan dengan tegas bahwa
Pulau I, J, dan K (PT. Pembangunan Jaya harus ada langkah konkrit dan signifikan
Ancol); Pulau M (PT. Manggala Krida Yudha); yang diambil oleh Anies dalam hal
Pulau O dan F (PT. Jakarta Propertindo); Pulau penanganan kasus reklamasi Teluk Jakarta.
P dan Q (KEK Marunda Jakarta); Pulau H (PT. Langkah-langkah penyegelan bangunan di
Taman Harapan Indah); dan Pulau I (PT. Pulau D dan dibiarkannya Pulau C, D, dan G
Jaladri Kartika Pakci). Namun tidak ada merupakan langkah kompromistis atas
transparansi atas pencabutan pelanggaran hukum dan HAM yang
tersebut dan kajian yang telah terjadi di pesisir Jakarta.
mendasarinya. Keputusan ini mengabaikan
ribuan nelayan
Dengan pencabutan
(beserta keluarganya)
izin prinsip maupun
sudah terlalu
izin prinsip 13 pulau
lama mengalami
saja berarti telah
penderitaan yang
terjadi penghentian
amat parah akibat
reklamasi secara
reklamasi.
parsial tanpa
didahului proses Tahukah sang
yang layak. Apabila Gubernur, kondisi
Kajian Lingkungan pulau-pulau yang
Hidup Strategis (KLHS) diputuskannya untuk
Tata Ruang dibuat pasti akan dilanjutkan? Pulau C baru
menasbihkan reklamasi sebagai sebagian yang terbentuk,
biang keladi kerusakan lingkungan sedangkan Pulau G sudah
di pesisir Jakarta. Akan ada kontradiksi hancur
diantara keduanya karena Gubernur Anies dimakan abrasi. Artinya, jika
memperbolehkan pulau-pulau sisanya untuk memang pulau-pulau tersebut ingin
tetap ada sedangkan KLHS menyatakan dimanfaatkan maka tentu saja harus
sebaliknya. Oleh karena itu, seluruh pulau dibangun hingga selesai, dan itu artinya
beserta bangunan di atasnya yang sudah reklamasi akan kembali bergulir, lingkungan
dibangun haruslah dibongkar dan reklamasi kembali rusak, dan nelayan akan kembali
harus dihentikan secara permanen. sengsara. []
KRIMINALISASI NELAYAN PULAU
PERAMPASAN TANAH BERKEDOK PRO YU
P
esona Kepulauan Seribu sebagai salah nelayan ini menggalang aksi-aksi penolakan
satu dari 10 destinasi wisata “The New atas upaya perampasan tanah tersebut.
Bali” menarik perhatian banyak pihak,
termasuk korporasi-korporasi maupun Menanggapi perlawanan tersebut, PT. Bumi
konglomerat rakus. Tak terkecuali Pulau Pari, Pari Asri justru melaporkan warga Pulau Pari
pulau tersebut turut menjadi incaran ke Polres Kepulauan Seribu. Kriminalisasi
korporasi. Hingga akhirnya secara Jilid I menimpa Edi Priadi yang dihukum 5
tiba-tiba muncul sertifikat- bulan penjara karena menghuni tanah yang
sertifikat tanah ‘ilegal’ yang terbit tanpa diklaim milik perusahaan. Padahal sertifikat
melalui proses pengukuran di Pulau Pari. tanah tersebut keluar tahun 2015 sedangkan
Sertifikat tersebut diklaim milik PT. Bumi Pari Edi Priadi sudah tinggal di rumahnya sejak
Asri dan perseorangan bernama Pintarso tahun 1999.
Adijanto. Sejak terbitnya sertifikat-sertifikat
tersebut, warga Pulau Pari mulai diintimidasi Kriminalisasi Jilid II menimpa Mustaghfirin alias
oleh sekuriti perusahaan. Tak tinggal diam, Boby, Mastono alias Baok, dan Bahrudin alias
warga Pulau Pari yang hampir seluruhnya
89
89
Catatan Akhir Tahun 2018
90
Edo. Ketiganya dituduh melakukan pemerasan Demokrasi
Dipersimpangan
(Pasal 368 KUHP) karena meminta donasi
kepada pengunjung pantai Pasir Perawan
sebesar Rp. 5.000 rupiah per orang.
Ketiganya kemudian dihukum penjara oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Utara selama 5
bulan. Para korban mengajukan Banding ke
Pengadilan Tinggi, dan ketiganya dinyatakan
bebas murni karena tidak ada saksi
pemerasan. Selain itu, tindakan
pengumpulan donasi bukanlah pelanggaran
hukum, dan donasi dipergunakan untuk uang
pengganti atas jasa yang diberikan oleh
masyarakat setempat agar para pengunjung
merasa nyaman (misalnya sarana air bersih,
penerangan, dll.) yang memang belum
disediakan oleh Pemerintah Daerah.
S pengaduan yang masuk ke LBH Jakarta penegakan hukum pidana maupun perdata,
mengenai dugaan tindakan malapraktik pada praktiknya penegakan hukum terhadap
yang dilakukan dokter. Tindakan malapraktik malapraktik kedokteran sangat bergantung
ini dapat berupa tindakan kedokteran tanpa pada MKDKI. Mahkamah Agung melalui
informed consent dan juga kesalahan Surat Edaran (SEMA) tahun 1982 telah
tindakan kedokteran yang mengakibatkan memberikan arahan kepada para Hakim untuk
luka, cacat mensyaratkan adanya pendapat MKDKI (dulu
bahkan kematian. MKEK) dalam memberikan putusan.
(Machmud, 2012).
Terhitung sejak diberlakukannya Undang-
Undang Praktik Kedokteran,29 LBH Jakarta Dalam banyak kasus yang LBH Jakarta
telah menangani secara langsung 30 kasus tangani, pihak Kepolisian menyatakan tidak
dugaan malapraktik kedokteran. Kasus- cukup bukti untuk pelaporan pidana kepada
kasus dugaan malapraktik yang ditangani dokter jika tidak ada putusan MKDKI. Hal ini
oleh LBH Jakarta tersendat selama dapat ditemukan dalam kasus yang ditangani
bertahun-tahun karena menunggu keputusan LBH Jakarta yaitu Mustami’ah vs Klinik
dari MKDKI. Beauty Treatment (2014), korban malapraktik
dokter kulit yang menyebabkan korban
Peran Sentral MKDKI mengidap HIV. Laporan pidananya dianggap
kurang bukti karena belum ada putusan
Meski dalam UU Praktik Kedokteran, MKDKI.
pemeriksaan MKDKI tidak menghalangi
Putusan MKDKI juga menjadi dasar hakim
mengabulkan gugatan perdata kepada
29
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
telah mengatur tindakan malpraktik sebagai pelanggaran disiplin
kedokteran, yaitu pelayanan medis yang tidak sesuai dengan dokter. Pada November 2018, hakim PN
standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan Jakarta Pusat dalam perkara Perkara Nomor
medis pasien. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran (MKDKI) 283/ Pdt.G/2017/PN.JKT.PST mengabulkan
Indonesia adalah lembaga di bawah Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI) yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan gugatan Siti Chomsatun terhadap tindakan
yang dilakukan dokter dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran malapraktik yang dilakukan dokter di Rumah
dan menetapkan sanksi disiplin. UU tersebut juga memuat sanksi
pidana bagi dokter yang melakukan malapraktik serta membuka
Sakit Kramat 128, dan memerintahkan pihak
peluang korban untuk mengajukan gugatan perdata. Rumah Sakit dan dokter membayar ganti
kerugian kepadanya.
91
Catatan Akhir
Tahun 2018
Ketidakjelasan Waktu Penanganan Proses Pemeriksaan yang Tidak Berimbang
dan Merugikan Korban
Di tengah peran sentral MKDKI dalam
penanganan disiplin dokter, kendala yang Pada Perkonsil 50/2017, dalam proses
ditemui di lapangan adalah ketidakjelasan pemeriksaan MKDKI, pengadu/korban
waktu tindak lanjut laporan. Korban hanya memiliki kesempatan 1 kali untuk
malapraktik harus menunggu bertahun-tahun menyampaikan bukti dan saksi dalam
untuk mendapatkan putusan pemeriksaan agenda yang ditetapkan Majelis. Pengadu
MKDKI. Kasus Romastauli Nainggolan tidak diperkenankan memberikan tanggapan
misalnya, korban dugaan malapraktik dokter atau sanggahan terhadap keterangan
saraf di Rumah Sakit Fatmawati yang Teradu/ dokter karena tidak dihadirkan pada
mengakibatkan korban tidak bisa berjalan. suatu forum terbuka untuk jawab menjawab.
Laporannya ke MKDKI di tahun 2012 belum Hanya Teradu yang memiliki hak
mendapatkan kejelasan penanganan hingga mengusulkan ahli, memberikan tanggapan
hari ini. Problem serupa terjadi juga pada akhir hingga keberatan terhadap Putusan
kasus Yosep Retung Ketung vs Rumah Sakit MPD serta mengusulkan pemeriksaan ulang.
Cipto Mangunkusumo (2015) yang hingga hari Tidak cukup disitu, tentu saja Terlapor punya
ini tidak mendapatkan kejelasan hak untuk mengajukan gugatan PTUN
penanganan di MKDKI. terhadap Putusan MKDKI yang mana dalam
banyak putusan telah membebaskan dokter
Cukup ironis melihat lambannya dari pelanggaran etik.
penanganan MKDKI tersebut jika melihat
jumlah pengaduan yang masuk di MKDKI Keputusan MKDKI juga hanya dibacakan
tidak terlalu besar. Menurut laporan Konsil tanpa kewajiban memanggil Pengadu/
Kedokteran Indonesia (KKI) sampai tahun Korban, sehingga hampir dipastikan
2016, pengaduan yang masuk kepada Pengadu tidak mengetahui saat putusan
MKDKI sejak 2006 hingga 2016 sejumlah diberikan. Pada kasus Dewi Lilik vs RS Carolus
381 pengaduan sedangkan yang sudah (2014), putusan MKDKI telah dibacakan pada
ditangani sebesar 271 kasus (Anggraeni, April 2017 namun tidak pernah diberitahukan
2017). kepada pengadu hingga inisiatif Pengadu
untuk menanyakan sendiri pada September
Permasalahannya dalam Peraturan Konsil
2018.
Kedokteran yang mengatur tata cara
penanganan pengaduan disiplin kedokteran Dari sini dapat terlihat jelas proses
(terakhir melalui Perkonsil 50/2017) tidak pemeriksaan di MKDKI tidak sesuai dengan
diatur mengenai jangka waktu maksimal asas dasar dalam pemeriksaan perdata yaitu
penanganan. Hal tersebut membuka ruang Audi et alteram partem. Asas tersebut
ketidakpastian hukum dan berpotensi menyatakan hakim wajib mendengarkan
melanggar Asas pelayanan yang baik dan kedua belah pihak yang berperkara sehingga
asas kepentingan umum yang diemban kehadiran para pihak atau minimal pihak
MKDKI sebagai lembaga publik. yang mewakili kepentingannya wajib dijamin
dalam setiap prosesnya. Jika dibandingkan
dengan model pemeriksaan di
92
MKD DPR RI maupun sidang disiplin POLRI, tidak bisa menggantungkan harapannya pada
proses pemeriksaan MKDKI sangat tidak MKDKI.
netral dan tidak akuntabel.
94
Problem krusial dari temuan penelitian ini
adalah belum meratanya ketersediaan fasilitas
pendidikan dan kualitas pengajar di wilayah
Jabodetabek yang memicu terjadinya
diskriminasi dan indikasi pelanggaran hak atas
pendidikan. Ini dapat dilihat dari adanya
ketimpangan fasilitas pendidikan antar sekolah
peserta UN. Di satu sisi, standar penilaian UN
diseragamkan antara sekolah yang lengkap
dengan yang minim fasilitas pendidikan.
Mayoritas peserta didik yang menjadi responden
menginginkan adanya perbaikan kebijakan UN
agar lebih mengakomodasi keberagaman minat
dan bakat peserta didik dan membekali peserta
didik dengan pengetahuan yang bermanfaat
untuk dunia kerja dan/atau keberlanjutan
pendidikan.
30
Gumanti Awaliah, Mendikbud: Nilai UN Bisa Kembali
Menjadi Syarat Kelulusan, <http://republika.co.id/berita/pendidikan/
education/18/0504/p877v9430-mendikbud-nilai-un-bisa-kembali-
menjadi-syarat-kelulusan>, diakses pada tanggal 13 Mei 2018.
31
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
228/PDT.G/2006/PN.JKT.PST. mewajibkan pemerintah untuk
mendorong pemerataan pendidikan, melalui peningkatan kualitas
guru, sarana prasarana sekolah, dan akses informasi yang lengkap di
seluruh daerah di Indonesia, sebelum dapat mengeluarkan kebijakan
UN lebih lanjut. Pemerintah juga diwajibkan untuk mengambil
langkah-langkah nyata untuk mengatasi gangguan psikologi dan
mental peserta didik usia anak akibat UN.
95
Catatan Akhir Tahun 2018
Membangun Kota
Tanpa Penggusuran Paksa
Penggusuran seolah menjadi kewajiban untuk dapat melaksanakan peembangunan dan
menata kota besar, setidaknya pandangan itu yang selama bertahun-tahun hinggap dalam
benak pemimpin daerah, khususnya di DKI Jakarta. Lintasan panjang kasus penggusuran
paksa di ibu kota memang menjadi preseden yang seolah perlu diikuti setiap gubernur yang
menjabat. Di lain sisi, janji anti penggusuran dari Pemilu ke Pemilu juga terus direproduksi
sebagai komoditas politik demi meraup suara kelompok miskin kota yang jumlahnya banyak.
***
96
Demokrasi Di Persimpangan
Membaca Penggusuran Jakarta rumah warga karena dianggap melanggar
zona hijau tanpa solusi apapun. Padahal
Di tahun 2018, pemerintahan Anies
warga mengaku memiliki alas hak dan telah
Baswedan memiliki beban (burden) untuk
tinggal 26 tahun di tanah tersebut. (Rachmi,
membuktikan janji kampanyenya pada
2018) Hal serupa juga terjadi pada kasus
Pilkada lalu untuk membangun Jakarta tanpa
Penggusuran paksa terhadap 6 rumah di
menggusur. Dirinya bahkan telah mengklaim
Ciganjur pada 24 Mei 2018 karena dianggap
tidak ada penggusuran di Jakarta. (Rizqo,
menduduki tanah Pemprov DKI Jakarta.
2017) Sayangnya fakta di lapangan tidak
Warga digusur tanpa disediakan kompensasi
menunjukan hal senada. Tercatat hingga
dalam bentuk apapun meski telah menghuni
September 2018, terdapat 79 kasus
lahan selama 32 tahun. (Wandi, 2018)
penggusuran di wilayah DKI Jakarta dengan
jumlah korban mencapai 277 Kepala LBH Jakarta sendiri selama 2018
keluarga dan 864 unit usaha. 75% dari mendampingi langsung 3 wilayah kampung
jumlah tersebut dilakukan Pemprov DKI kota di Jakarta yang menghadapi ancaman
Jakarta. Pemprov DKI sendiri diketahui penggusuran paksa di tahun 2018, yaitu
menganggarkan Rp 53.7 Milyar untuk 106 Kampung Lengkong di Cilincing, Kebun
program terkait penggusuran di berbagai Sayur di Ciracas dan Kapuk Poglar. Ketiga
wilayah administratif DKI Jakarta pada APBD kampung tersebut terancam digusur karena
DKI Jakarta 2018. (LBH Jakarta, 2018) terdapat pihak lain yang mengklaim
kepemilikan lahan meskipun warga telah
Sejak 2015, LBH Jakarta setiap tahunnya
puluhan tahun tinggal di lahan tersebut.
terus mendokumentasikan peristiwa
Ancaman penggusuran terhadap ketiga
penggusuran paksa yang terjadi di DKI
wilayah tersebut menggunakan pola yang
Jakarta baik melalui pemberitaan media
melanggar HAM di antaranya pengerahan
maupun pengaduan langsung masyarakat.
aparat kepolisian yang masif untuk intimidasi
Dalam periode 2015 hingga 2017, LBH
(Kapuk Poglar); pengerahan preman untuk
Jakarta mencatat 416 kasus penggusuran
kekerasan dan diskriminasi layanan publik
paksa terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan
dasar (Kebun Sayur) hingga kriminalisasi
korban 15.042 kepala keluarga dan 13.394
warga (Kampung Lengkong). Di ketiga kasus
unit usaha. (LBH Jakarta, 2017)
tersebut, Pemprov DKI Jakarta belum
menunjukan keberpihakannya untuk
Meskipun jumlah titiknya mengalami
memastikan tidak ada penggusuran paksa di
penurunan yang cukup signifikan, namun
wilayah administrasinya.
prosesnya tetap melanggar HAM dengan
mereplikasi pola serupa pemerintahan
Miskonsepsi Penggusuran
terdahulu. Mayoritas penggusuran dilakukan
tanpa musyawarah, melibatkan TNI dan Di berbagai kesempatan, Pemprov DKI Jakarta
Polri, disertai intimidasi dan kekerasan, berkelit tidak pernah melakukan
hingga pelanggaran hak maasyarakat untuk penggusuran melainkan melakukan
memperoleh hak atas tanah. penertiban (Wuragil, 2018). Penertiban sering
dikaitkan dengan penegakan Peraturan
Salah satu kasus yang terdokumentasi
Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban
adalah penggusuran di Kampung Duri pada
Umum, hanya saja pada pengaturannya
9 April 2018. Dalam kasus tersebut,
tidak ada pembatasan yang tegas mengenai
Pemprov DKI Jakarta menggusur secara
bentuk-bentuk tindakan
paksa puluhan
9797
Catatan Akhir
Tahun 2018
98
98
Demokrasi Di
Persimpangan
“
cara tidak partisipatif, sarat kekerasan fisik
hingga perusakan dan perampasan barang
milik pribadi dari pedagang. Kondisi tersebut
Kekerasan sepertinya selalu
kemudian memicu terjadinya pemiskinan
menjadi
masyarakat bahasa
yang utamakehilangan
kemudian yang dipilih
mataoleh pemerintah di
pencahariannya sama sekali dan merupakan
suatu bentuk
dalam pemiskinanmasalah
menyelesaikan masyarakat melalui
pemukiman dan penataan kota.
tindakan aktif pemerintah (Lubis, 1980)
angun kota yang manusiawi tanpa penggusuran perlu dibarengi reformasi kelembagaan dan aturan huk
Mendorong Perbaikan Regulasi
Adanya jaminan perlindungan hukum anti Wandi. (2018). Berdiri di Lahan Negara,
penggusuran paksa dan keterlibatan aktif Enam Bangunan di Ciganjur Diobrak-
seluruh lapisan masyarakat dalam rencana abrik Petugas. Jakarta: Poskota
pembangunan kota dapat menjadi terobosan News .
pemerintah untuk memastikan kota tanpa
penggusuran paksa yang manusiawi. [] Wuragil, Z. (2018). Anak Buah Anies
Baswedan: Tidak Ada Penggusuran,
yang Ada. Jakarta: Tempo.
9999
Catatan Akhir Tahun 2018
TETANGGA JAKARTA JUGA MENGGUSUR PAKSA:
KASUS PENGGUSURAN WARGA
BATU CEPER TANGERANG
40
orang ahli waris Abdul Fatah telah Nyaris menjadi tunawisma, warga yang
tinggal di atas tanah yang bersaudara ini kini tinggal terpencar. Mereka
berlokasi di belakang SD Batu membangun tenda tepat di depan lokasi
Jaya, Kota gusuran dan membuka warung kecil untuk
Tangerang sejak tahun 1959. Tiba-tiba pada menyambung hidup. Bersama solidaritas
tanggal 22 Agustus 2018 sebuah surat dari warga dan mahasiswa yang tergabung dalam
Dinas Pendidikan Kota Tangerang menyatakan Aliansi Tolak Penggusuran Paksa Batu Jaya,
klaim kepemilikan tanah tersebut dan mereka berencana menempuh langkah
memerintahkan mereka untuk meninggalkan hukum demi memperjuangkan keadilan bagi
rumah dan tanah yang telah mereka tempati mereka. Warga percaya, bahwa mereka
selama puluhan tahun. adalah pihak yang paling berhak atas tanah
tersebut.
Dikarenakan 40 ahli waris Abdul Fatah ini
tidak punya tempat tinggal lain, mereka Kasus penggusuran paksa di Batu Ceper
memutuskan bertahan. Hingga akhirnya, merupakan wujud nyata kesewenang-
pada 3 Oktober 2018, sebuah backhoe wenangan negara. Apapun alasannya,
menghancurkan rumah mereka. Bersamaan penggusuran paksa tidak boleh dilakukan. Hal
dengan itu, setidaknya 200 anggota Satpol ini dikarenakan ketika sekelompok orang
PP, Kepolisian, dan Tentara dengan beringas terusir dari tempat tinggalnya, mereka juga
memberikan pukulan, sikutan, cakaran, dan kehilangan hampir segalanya (pekerjaan,
berbagai sumpah serapah kepada rakyat pendidikan, hubungan sosial, dan
yang harusnya mereka layani dan lindungi. sebagainya). Selain itu, kejadian ini
Selain 9 orang menjadi korban, pengabdi berlangsung di kota yang bertetangga
bantuan hukum LBH Jakarta turut menjadi dengan Jakarta. Pemerintah Kota Tangerang
korban keberingasan para aparat. Tidak ada seharusnya belajar dari Jakarta bahwa
tawaran jalan keluar apapun dari pemerintah penggusuran paksa hanyalah akan
Kota Tangerang. Para korban ditinggalkan menambah masalah baru dan masih ada
begitu saja pasca digusur paksa. banyak cara yang lebih baik daripada
menggusur paksa. []
100
JERAT PINJAMAN ONLINE,
CONTOH KONKRIT PEMBIARAN OLEH NEGARA
S
ejak Mei 2018, LBH Jakarta telah penyelenggara pinjaman online tidak jelas;
menerima pengaduan dari setidaknya
283 korban penggunaan aplikasi peer- 8. Aplikasi pinjaman online yang
to-peer lending berganti nama tanpa pemberitahuan kepada
atau yang lebih dikenal dengan nama konsumen/ peminjam selama berhari-hari
pinjaman online. Korban yang mengadu ke namun bunga pinjaman selama proses
LBH Jakarta berasal dari berbagai latar perubahan nama tersebut terus berjalan;
belakang, dan pada umumnya mengeluhkan
masalah-masalah sebagai berikut: Akibat dari berbagai persoalan tersebut,
banyak korban kemudian kehilangan pekerjaan,
1. Penagihan utang dilakukan dengan diceraikan oleh pasangannya, berusaha
cara mempermalukan, mengancam, menjual organ tubuhnya, bahkan berupaya
memfitnah, bahkan dalam bentuk pelecehan bunuh diri. Memandang permasalahan ini
seksual; bukan sekedar utang-piutang semata, untuk
mendapatkan gambaran lebih lengkap LBH
2. Penagihan utang dilakukan kepada Jakarta kemudian membuka Pos Pengaduan
seluruh nomor kontak yang ada di ponsel Korban Pinjaman Online sejak 4 November
peminjam (ke atasan kerja, mertua, teman 2018 hingga 25
SD, dan lain-lain); November 2018.
3. Bunga pinjaman dan denda yang LBH Jakarta menilai bahwa perkembangan
diterapkan tidak terbatas; aplikasi pinjaman online ditengah
masyarakat saat ini, tidak diiringi lahirnya
4. Adanya pengambilan data pribadi
regulasi yang mampu memberikan
(kontak, sms, panggilan, kartu memori, dan
perlindungan terhadap konsumen (baca:
lain- lain) di telepon seluler (ponsel)
masyarakat). Berdalih dengan berbagai
konsumen/ peminjam;
macam alasan, negara justru melepaskan
5. Penagihan utang dilakukan sebelum tanggung jawabnya untuk memberikan
waktunya dan tanpa kenal waktu; perlindungan hukum dan hak asasi manusia
bagi warganya. []
6. Nomor pengaduan pihak
penyelenggara pinjaman online yang tidak
selalu tersedia;
102
102
Demokrasi Dipersimpangan
dikategorikan sebagai pembela HAM, HAM, bahkan secara spesifik membahas
Deklarasi mengenai situasi pembela HAM yang
“
berjuang di isu tanah dan lingkungan.
B. M. Taverne
C
atatan hitam penegakan hukum di Komisariat Tinggi PBB Untuk Pengungsi
Indonesia kembali bertambah dengan (UNHCR). Naasnya, mereka justru didatangi
adanya kasus unfair trial yang menimpa oleh Petugas Imigrasi dan langsung
sepasang suami istri pencari suaka dari menahan para pengungsi ini. Mereka dituduh
Afghanistan. Mereka adalah Bismilah melakukan tindak pidana karena tidak
Qasemi dan Shakira Qasemi yang memperlihatkan atau menyerahkan dokumen
merupakan pengungsi/pencari suaka perjalanan dalam Pasal 116 jo. Pasal 71
yang berasal dari suku Hazara Afganistan. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Mereka melarikan diri dari negara asalnya tentang Keimigrasian. Mereka ditahan dan
karena rasa takut akan terancamnya dituntut di Pengadilan Negeri Tangerang
keselamatan nyawa dan hingga diputus bersalah dan menjalani 1
kehidupan mereka. bulan masa kurungan.
Etnis Hazara adalah etnis minoritas di Meskipun Indonesia belum meratifikasi
Afghanistan.Tidak seperti mayoritas Konvensi 1951 dan Protokol 1967, Indonesia
masyarakat di Afghanistan yang menganut telah menyadari bahwa isu pengungsi yang
Islam Sunni, kebanyakan kaum Hazara diatur di Konvensi 1951 dan protokol 1967
menganut Islam Syi’ah. Perbedaan inilah yang telah menjadi hukum kebiasaan internasional
membuat Taliban menyiksa kaum Hazara, (jus cogens). Di dalam Undang-undang
dan penyiksaan terhadap kaum Hazara ini Dasar Republik Indonesia tahun 1945, Pasal
berlangsung secara sistematis dan 28G ayat (2) bahkan juga terdapat jaminan
mengarah pada kejahatan pembersihan yang menyatakan setiap orang berhak untuk
etnis. Alasan tersebut memaksa suami istri mencari suaka, “Setiap orang berhak …
ini pergi melarikan diri dari negara asalnya memperoleh suaka politik dari negara lain”.
dan mencari perlindungan atau suaka ke
negara lain. Tahun 2016 Indonesia menerbitkan
beberapa peraturan mengenai pengungsi.
Bismilah dan Shakira pertama kali tiba pada Peraturan tersebut diantaranya adalah
bulan Maret 2018 di Indonesia melalui Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2016
Bandara Soekarno Hatta. Namun karena tentang penanganan pengungsi dari luar
kebingungan, akhirnya mereka mencari negeri dan
kantor perwakilan
104
mendapatkan
Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Peraturan
Nomor 0352.GR.02.07 Tahun 2016 tentang 35
Lihat dalam Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor
02/Pid.S/2018/PN.TNG
Penanganan Imigran Ilegal yang
Menyatakan Diri sebagai Pencari Suaka atau
Pengungsi. Kedua peraturan tersebut
menyatakan bahwa jika terdapat orang asing
yang menyatakan diri sebagai pencari suaka,
maka dalam kesempatan pertama ia harus
dirujuk ke UNHCR Indonesia untukpenentuan
statusnya.Bukan justru ditahan atau dihukum
dengan dasar pelanggaran ketentuan
keimigrasian karena tidak mampu
memperlihatkan atau menyerahkan
dokumen perjalanan. Terlebih, pencari suaka
acapkali menjadi korban penyelundupan
manusia ketika berupaya melarikan diri dari
negeranya.
individu kelompok
Subklasifikasi Kasus
122 Pengaduan 14.929 Pencari Keadilan
11 34 Perburuhan 7.325
23
9 31 PMU 7.403
22
17
27 SIPOL 61
10
4
4 Keluarga 4
-
10 2 12 P&A 15
individu kelompok
108
Jumlah Kasus Perburuhan
34 Pengaduan 7.325 Pencari Keadilan
17 HUBUNGAN KERJA 1.941
3 SERIKAT PEKERJA 6
2 BURUH MIGRAN 4
PEKERJA RUMAH
1 TANGGA 1
USAHA/EKONOMI 10
1
2 PENDIDIKAN 107
4 KESEHATAN 4
5 LINGKUNGAN 1.950
2 PELAYANAN PUBLIK 13
Jumlah Kasus Keluarga
4 Pengaduan 4 Pencari Keadilan
1 1
PERNIKAHAN
3 KDRT 3
1 b 1
1 c 2
20 d 34
1 e 1
1 f 1
1 g 1
1 h 20
2 PIDANA KHUSUS 2
2 PERDATA 100
Pelajar 9
Seniman 1
Tidak Bekerja 18
Wiraswasta 5
Lain-lain 7
22 9
Afganistan 1 21
1
Lampung 1 10
Kalimantan Timur 3
1
Papua 1 13
1
Bengkulu 1 Tanjung Senang 1
1
Sumatera Utara Bogor Jakarta Selatan 9
Kepulauan Seribu 8
Jawa Timur 1
Jawa Tengah 3
Riau Berau 1
1
Pandeglang 1
ABEK 110 Pengaduan Sorong
1
ra Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Pusat Jakarta Barat Kepulauan Seribu Bengkulu 1
or Bekasi 1
Asahan 1
1
8 Kab. Tulungagung
12 Kab. Klaten 1
13 1
Rokan Hilir
3 Tangerang Selatan
3 21 Serang
9 22
10
9
Pencari Keadilan Berdasarkan
Jenis Kelamin, Usia, Penghasilan serta Pendidikan
Dewasa Lansia
Laki-laki
(18-50 (> 50 tahun)
Perempuan 41 (34%)
tahun) 14 (11%)
21 (17%) 37 (30%)
Kelompok Anak
60 (50%) (< 18 tahun) Kelompok
11 (9%) 60 (50%)
Rp 2-4 Rp 4-6
Juta juta Rp 6-8
9 (7%) 3 (2%) juta SD SMP
1 (1%)
< Rp 2 14 (11%) 6
Juta 17 Rp 8-10 juta (5%)
(14%) 1 (1%)
SMA
25 (20%)
Penghasilan
Pendidikan
Tak Berpenghasilan
Perguruan Tinggi
31 (25%) Kelompok Kelompok 16 (13%)
60 (50%) 60 (50%)
Tidak sekolah
1 (1%)
Pelanggaran HAK
Jumlah pada Kategori Utama Pelanggaran
87 01. SIPOL
56 02. EKOSOB
111 03. KELOMPOK KHUSUS
1 04. KATEGORI LAINNYA DARI HAK-HAK
115
Surat-menyurat LBH JAKARTA
JANUARI - OKTOBER 2018
NO TUJUAN JUMLAH
1 BAPAS 1
2 Bawaslu 1
3 Baznas 1
4 BKN 1
5 BPJS Kesehatan / Ketenagakerjaan 9
6 BPKAD 1
7 BPN 7
8 BPSK 1
9 BSNP 1
10 BUMN 1
11 Densus 88 2
12 DPR 3
13 Gereja 3
14 Imigrasi 2
15 Jaringan / Komunitas / NGO / 140
YLBHI
16 Kedutaan 6
17 Kejaksaan 21
18 Kemendagri 3
19 Kemendikbud 1
20 Kemenkeu 4
21 Kemenkumham 24
22 Kemensos 2
23 Kementerian ESDM 1
24 Kementerian Luar Negeri 3
25 Kementerian Pemberdayaan Perempuan & P2TP2A 5
26 Kepala Daerah 10
27 Kepolisian 264
28 Kominfo 1
29 Komnas HAM 19
30 Kompolnas 3
31 KPAI 3
32 KY 6
33 Lainnya 162
34 Lapas / Rutan 32
35 Lembaga Ketenagakerjaan (Disnaker, Ditjen Binwasnaker & K3, Sudinaker, Kemenaker) 31
36 Lembaga Pendidikan (Sekolah / Universitas) 9
37 LPSK 3
38 Media 35
39 MKDKI 1
40 Ombudsman 16
41 Pemprov DKI / Gubernur 19
42 Pengadilan (PHI, PN, PT, PTUN, MA, MK, IPASPI) 73
43 Perusahaan 53
44 PPID (Disnaker, DPR, Kemenkumham, Mabes Polri, Polda, Polres) 23
45 Presiden, Staf Kepresidenan dan Dewan Pertimbangan 9
46 Propam 8
47 RS 2
48 TNI 1
TOTAL 1027
Salah Paham
Kewenangan Paralegal
K
eberadaan bantuan hukum begitu bantuan hukum ini tidak merata.32 Oleh
signifikan dalam pemenuhan akses karena itu, keberadaan paralegal sangat
terhadap keadilan bagi warga negara. diperlukan sebagai alternatif pemenuhan hak
Namun sayangnya, hak atas bantuan hukum atas bantuan hukum.
ini masih menjadi barang mewah bagi
sebagian besar korban ketidakadilan. Keberadaan Paralegal telah diakui oleh UU
Penelitian LBH Jakarta menemukan pola Bantuan Hukum. Namun, UU tersebut tidak
bahwa penyiksaan saat proses interogasi memberikan penjelasan lebih lanjut
banyak terjadi ketika “pelaku”atau mengenai definisi maupun kewenangan
“tersangka”tidak didampingi kuasa hukum. paralegal. Peran paralegal dalam layanan
Selain itu, ketidaklengkapan berkas bantuan hukum kini selanjutnya diatur dalam
administrasi, dan pelanggaran prosedural Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 1
lainnya dalam penyidikan, menjadi bukti tahun 2018 tentang Paralegal dalam
kurang hati-hatinya penyidik dalam mencari pemberian bantuan hukum (Permenkumham
fakta hukum sehingga sering mengakibatkan Paralegal).
terjadinya unfair trial (kesewenang-
wenangan Meski tidak memberikan definisi yang jelas
proses peradilan). mengenai paralegal, Peraturan tersebut
mengatur kewenangan paralegal untuk
Semenjak Undang-undang No. 16 tahun 2011 dapat memberikan bantuan hukum non
tentang Bantuan Hukum disahkan, setidaknya litigasi
terdapat 405 organisasi bantuan hukum yang
terakreditasi bermunculan untuk 32
Sebanyak 405 OBH itu pun harus melayani kebutuhan
memberikan bantuan hukum secara cuma- hukum untuk 28.005.410 (dua puluh delapan juta lima ribu empat
ratus sepuluh) orang penduduk miskin. Dengan jumlah tersebut,
Cuma. Meskipun demikian, jumlah organisasi maka satu OBH harus melayani 67.000 (enam puluh tujuh ribu)
dengan advokat pemberi bantuan hukum orang miskin. Apabila ditelusuri lebih jauh, 405 OBH tersebut
yang ada masih belum cukup untuk hanya tersebar di 127 kabupaten dan kota. Padahal, setidaknya
Indonesia memiliki 516 kabupaten dan kota yang tersebar di seluruh
memenuhi kebutuhan layanan bantuan wilayah hukum Indonesia. Artinya, masih terdapat 389 kabupaten
hukum bagi masyarakat miskin. Terlebih lagi, dan kota yang tidak dapat terlayani oleh Organisasi Bantuan
Hukum.
penyebaran organisasi
118
118
Demokrasi Di Persimpangan
dan mendampingi advokat melakukan peran tersebut dan menyatakan pasal 11 dan
bantuan hukum litigasi setelah terdaftar dan 12 Permenkumham tentang Paralegal
mendapatkan pelatihan oleh organisasi bertentangan dengan Undang-undang No.
bantuan hokum. Kewenangan paralegal 18 tahun 2003 tentang Advokat dan
tersebut dikritik oleh advokat seolah dinyatakan tidak berlaku. Padahal isi dari
memberikan izin paralegal untuk beracara pasal tersebut mengatur mengenai peran
dalam proses di pengadilan dan paralegal dalam bantuan hukum.
menggantikan peran advokat. Hingga akhirnya, Akibatnya, Paralegal kini kehilangan
pada April 2018, beberapa advokat legitimasi hukum dalam menjalankan
melakukan uji materil Permenkumham perannya memberikan bantuan hukum
tentang Paralegal ini ke Mahkamah Agung. kepada masyarakat. Putusan ini tentu akan
menghambat proses upaya perluasan
Tak lama kemudian, pada Juli 2018,
bantuan hukum secara cuma-cuma. []
Mahkamah Agung mengabulkan sebagian uji
materil
120 119
119
Catatan Akhir Tahun 2018
Refleksi
20 Tahun Reformasi
T
epat di tahun ini, 2018, Indonesia munculnya berbagai aturan dan lembaga
memperingati 20 tahun peristiwa yang melindungi hak asasi manusia,
bersejarah, Reformasi. Sebuah penanda termasuk lahirnya Komisi Pemberantasan
perlawanan rakyat atas fasisme dan Korupsi (KPK). Bahkan mengenai
kekuasaan yang korup. Tepat 20 tahun silam, perlindungan hak asasi manusia telah
masyarakat sipil membuat dikukuhkan dalam perubahan- perubahan
enam tuntutan reformasi pasca pada teks amandemen UUD NRI 1945.
jatuhnya Suharto, yaitu: 1) Penegakan
supremasi hukum; 2) Pemberantasan Pada era reformasi pula, peran dwi fungsi
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); 3) ABRI dihapuskan, ditegakkannya supremasi
Pengadilan mantan Presiden Soeharto dan kekuasaan sipil, serta diberlakukannya
kroninya; 4) Amandemen Konstitusi; 5) Undang-undang Pemerintahan Daerah dan
Pencabutan Dwi Fungsi ABRI; 6) Pemberian Otonomi Daerah yang bersifat desentralis.
Otonomi Daerah Namun demikian, tampaknya masyarakat
Seluas-luasnya.33 pasca Reformasi 1998 belum mampu
membasmi budaya paternalistik dan kultur
Hari ini berbagai tuah perjuangan Reformasi neofeodalistik orde baru yang
1998 ini dapat kita rasakan. Diantaranya adalah mengakibatkan proses partisipasi dan
33
Untuk mengakomodir tuntutan tersebut, sejak budaya dalam sistem politik nasional tidak
September 1998, MPR membuat 3 ketetapan yang berlaku sebagai berjalan sebagaimana mestinya. Alhasil,
Haluan Negara atau pedoman negara menanggulangi krisis dan
melaksanakan reformasi menyeluruh dalam proses demokratisasi.
bukan hanya pengadilan pada mantan
Tiga ketetapan tersebut adalah TAP MPR No. X/MPR/1998 Soeharto dan kroninya yang tidak dilakukan,
tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan, TAP MPR No. tapi justru karakter orde baru masih melekat
XI/
MPR/1998 tentang Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Pemerintahan hingga hari ini di berbagai kepala aktor elit
yang Bersih dari Unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta TAP.
MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Penegakan Hak Asasi Manusia
politik.
(HAM). Isi dan pertimbangan ketiga TAP MPR tersebut pada saat
itu dianggap sejalan dengan tuntutan masyarakat sipil mendorong
demokratisasi pasca tumbangnya Orde Baru.
Selain itu, pasca 20 tahun reformasi, sebagaimana
tampaknya agenda pembangunan yang 34 Lihat RPJMN 2015-2019 Buku III
dicanangkan oleh Pemerintah tidaklah
berbeda dengan pembangunan yang
dilakukan dalam Orde Baru. Pemerintahan
meyakini pembangunan infrastruktur penting
untuk menyokong industri dan pemenuhan
kesejahteraan masyarakat.
122
sebagai mestinya.
U
paya pelemahan KPK-RI (Komisi Selain masalah-masalah serangan langsung
Pemberantasan Korupsi Republik diatas, upaya pelemahan KPK-RI juga dapat
Indonesia) terus terjadi dan semakin dilihat dari banyaknya kasus-kasus
sistematis dari tahun ke tahun. Sejak KPK- pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
RI berdiri, ada banyak modus yang Pimpinan maupun Pejabat-pejabat KPK-RI
dilakukan untuk melemahkan KPK-RI, sedikit yang tidak diusut, diperiksa, dan
di antaranya adalah melalui upaya revisi disidangkan. Kasus yang terakhir misalnya,
Undang-undang KPK-RI, mewacanakan KPK- dimana Pimpinan KPK- RI turut hadir dan
RI sebagai lembaga ad hoc yang dapat ikut makan malam dalam acara pernikahan
dibubarkan, menginfiltrasi KPK-RI dengan anak Ketua DPR-RI Bambang Soesatyo.
sumber daya manusia yang tidak Selain itu, ada juga kasus Deputi
berintegritas, bahkan hingga penyerangan Penindakan KPK-RI Brigjen (Pol) Firli yang
psikis dan fisik terhadap pegawai-pegawai bermain tenis bersama TGB (Muhammad
KPK-RI. Zainul Majdi, mantan Gubernur Nusa Tenggara
Barat), yang mana di saat yang bersamaan
TGB sedang
123
123
Catatan Akhir
Tahun 2018
diperiksa
124
124 dalam kasus dugaan korupsi Demokrasi Di
Persimpangan
proyek divestasi PT Newmount.
612 Hari Kasus Novel Tak Terungkap
Sepanjang tahun 2017 hingga tahun 2018,
ada tiga peristiwa yang menggambarkan
persoalan serius upaya pelemahan KPK-RI
yang hingga kini masih terus berlangsung:
pertama, Undue delay Pengusutan kasus
penyerangan/ percobaan pembunuhan
terhadap Penyidik KPK, Novel Baswedan.
Kedua, terbitnya Keputusan Pimpinan KPK-
RI terkait tata cara mutasi sewenang-wenang
di lingkungan KPK-RI. Ketiga, Lemahnya
kepemimpinan dan penegakan standar etik
KPK. Terkait hal ini, satu kasus yang jelas dan
kongkrit digambarkan pada bagaimana respon
pimpinan KPK terhadap kasus pengrusakan
barang bukti “Buku Merah” Laporan Neraca
Keuangan kasus korupsi impor daging yang
dilakukan oleh 2 (dua) mantan penyidik KPK-
RI dari unsur Kepolisian.
S
direktur LBH Jakarta periode 2015 – 2018, Dalam Konsensus tersebut, disepakati Arif
Alghiffari Aqsa S.H., LBH Jakarta kembali Maulana, S.H, M.H. sebagai pemimpin baru
meregenarasi diri dengan melakukan pemilihan LBH Jakarta periode 2018-2021.
direktur baru. Tidak seperti tahun-tahun
sebelumnya, kali ini LBH Jakarta membuat Untuk itu, pada 7 September 2018 lalu,
sejarah baru dimana pemilihan direktur LBH bertempat di Gedung LBH telah
Jakarta ditetapkan melalui sebuah dilaksanakan pelantikan, pengambilan
konsensus, atau kesepakatan/permufakatan sumpah, dan serah terima jabatan dari
bersama dari seluruh Pengacara Publik, dan direktur lama kepada direktur terpilih, Arif
Staf LBH Jakarta. Maulana. Pelantikan dipimpin langsung oleh
Ketua Dewan Pengurus
126
Demokrasi Di Persimpangan
YLBHI, Asfinawati, S.H. dengan disaksikan upaya bantuan hukum yang solid. Selain itu,
oleh beberapa anggota Dewan Pembina kepercayaan dari masyarakat menjadi hal
YLBHI dan klien, paralegal, jaringan, yang mendasar dan terpenting menuju
konstituen LBH Jakarta. Pengesahan kemandirian sebuah lembaga.
direktur baru ditandai dengan Pengambilan
sumpah dan pembacaan Surat Keputusan Menurutnya, LBH Jakarta kedepan harus
Pengangkatan Arif Maulana sebagai Direktur mampu menerjemahkan visi lembaga ke
LBH Jakarta untuk periode 2018-2021. dalam program-program yang berdampak
signifikan bagi masyarakat miskin, buta
Arif Maulana adalah lulusan sarjana hukum hukum dan tertindas. Pilihan strategis dan
dari Universitas Sebelas Maret, UNS Surakarta rasional dalam menyusun program yang
pada tahun 2009. Arif kemudian menjadi fokus lembaga harus menjadi
menyelesaikan pendidikan pascasarjana di pertimbangan. Setiap Pengabdi Bantuan
Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hukum (PBH) juga mesti memahami dan
Jurusan Hukum Kenegaraan pada tahun menerjemahkan bantuan hukum struktural
2012. Tahun 2010, Arif mulai bergabung di (BHS) dalam praxis advokasi agar mereka
LBH Jakarta sebagai Asisten Pengacara dapat melakukan gerakan bantuan hukum
Publik, dan mengabdikan diri sepenuhnya yang efektif dan berdampak luas.
sebagai Pengacara Publik di LBH Jakarta
pada tahun 2012. Beberapa tanggung jawab Akuntabilitas dan transparansi kerja
pernah diembannya, diantaranya sebagai advokasi LBH Jakarta harus mampu
kepala advokasi isu minoritas kelompok dipertanggungjawabkan. LBH Jakarta harus
rentan dan isu hak atas pelanggaran yang mempertanggungjawabkan seluruh aspek
jujur dan adil (fair trial) serta sebagai Kepala kerjanya, baik aspek keuangan maupun
Divisi Kaderisasi dan Pengembangan aspek pelaksanaan fungsi organisasi
Organisasi. Salah satu kasus yang termasuk advokasi penanganan kasus,
ditanganinya adalah gugatan citizen law suit penelitian serta pengorganisasian.
atas privatisasi air di Jakarta, dimana Arif
memimpin tim pengacara untuk melakukan LBH Jakarta pun perlu melakukan inovasi
advokasi hak atas air bagi masyarakat gerakan dan kelembagaan, termasuk misalnya
Jakarta. melakukan restrukturisasi lembaga agar LBH
Jakarta mampu menyesuaikan diri dengan
Sebagai Direktur LBH Jakarta, Arif Maulana tantangan dan kebutuhan zaman serta
menyadari bahwa ia mengemban tanggung mempertahankan kualitas gerakan.
jawab dan amanah yang besar, baik bagi
lembaga maupun bagi masyarakat. Tentu tidak mudah bagi seorang Direktur
Tanggung jawab dan amanah besar tersebut Baru LBH Jakarta untuk mewujudkan semua
tidak dapat diwujudkannya sendiri, tanpa tujuan dan cita-cita besar tersebut, kecuali
dukungan dari berbagai pihak. jika disertai oleh doa, perhatian dan upaya
yang keras dan konsisten serta dukungan
Kekuatan LBH Jakarta pun dapat membesar dari semua pihak. Harapan kita semua,
dan mengakar kuat pada masyarakat jika semoga direktur baru mampu memimpin
LBH Jakarta memiliki kelompok dukungan perjuangan LBH Jakarta dalam menegakkan
(support group), mitra, rekan seperjuangan, keadilan dan demokrasi bagi masyarakat. []
sehingga secara bersama-sama dapat
melakukan
127
Catatan Akhir Tahun 2018
Dari Masyarakat untuk Masyarakat:
Solusi Kemandirian Organisasi
T
ahun 2011, menjadi pukulan telak maupun pengabdi bantuan hukum LBH
bagi organisasi yang sudah berusia 48 Jakarta, yakni masalah keberlanjutan
tahun ini. Hampir saja kegiatan layanan pendanaan organisasi. Meskipun gagasan
bantuan hukum terhenti hanya karena tidak semacam ini telah diwacanakan sejak dulu,
adanya dana operasional untuk membiayai namun implementasinya masih sangat
kebutuhan lembaga mendampingi masyarakat minim.
termarjinalkan yang terjerat masalah hukum
di Dampaknya,organisasi yang dikenal
dalam maupun diluar Pengadilan. masyarakat seperti superhero ini pun tak
berdaya dan harus menerima kenyataan pahit
Tagar #SaveLBH digaungkan dan ketika dana program yang diberikan lembaga
dikampanyekan untuk memperpanjang donor terhenti dan hampir tidak sanggup
napas perjuangan. Salah satunya adalah melaksanakan kegiatan bantuan hukum.
dengan menyelenggarakan acara malam
penggalangan dana di Perpustakaan Tahun 2012 menjadi langkah awal untuk LBH
Nasional ketika itu. Beruntung, animo Jakarta, dengan memberanikan diri
masyarakat begitu luar biasa memberikan membuat program penggalangan dana
kontribusinya secara finansial, keahlian publik sekaligus mewadahi masyarakat yang
maupun keterampilan sehingga layanan ingin memberikan kontribusi terhadap
bantuan hukum tetap berlanjut dan masa perjuangan kaum tertindas. “Dari Masyarakat
krisis pendanaan pun berlalu. untuk Masyarakat” atau melakukan kegiatan
penggalangan dana publik menjadi upaya
Sebagai organisasi bantuan hukum tertua nyata untuk mewujudkan mimpi kemandirian
di Indonesia, ada hal penting yang luput pendanaan organisasi melalui sebuah
dipikirkan secara serius oleh para pendiri program bernama Solidaritas
128
Masyarakat Peduli Keadilan (SIMPUL) LBH
Jakarta. Sayangnya pada tahun 2018 mengalami penurunan
jumlah donasi dan hanya bisa
Masyarakat secara tidak langsung dilibatkan
dalam kerja-kerja bantuan hukum dengan
cara memberikan kontribusi finansial,
keahlian maupun keterampilan guna
terwujudnya layanan bantuan hukum
berkelanjutan bagi mereka yang
membutuhkan.
129
terkumpul sebesar Rp. 741.738.645; dana publik (termasuk gaji 2 staf fundraising)
karena tidak adanya event sebesar Rp. 123.536.302; 3) Produksi
penggalangan dana yang merchandise seperti kaos Bring Back Justice
terselenggara pada akhir tahun dan kaos Finding Your Right(s) Partners Rp.
2017 (cut off laporan keuangan 70.257.482; 4) Pengeluaran biaya lain-lain
Oktober 2017 – Oktober 2018). Rp. 7.363.000; Sisa dana publik yang belum
Sedangkan jika dilihat dari jumlah digunakan sebesar Rp. 71.741.798; dan
orang yang bergabung melalui akan dipergunakan di tahun berikutnya. []
metode autodebet sejak 5 tahun
belakangan ini sebanyak 409
donatur, meliputi: tahun 2014
sebanyak 113
donatur, tahun 2015 sebanyak 163 donatur,
tahun 2016 sebanyak 70 donatur,
tahun 2017 sebanyak 21 donatur
dan tahun 2018 sebanyak 42 orang.
Rata-rata donasi yang mereka berikan
sebesar Rp. 100.000,- melalui kartu
kredit maupun kartu debit yang
mereka miliki secara berkala setiap
bulannya.
132
Pak Indra tidak menyerah. Ia ingin hukum terlanggar. Undue delay atau penundaan
ditegakkan, dan pelaku penabrak anaknya proses penuntasan perkara tanpa alasan
dihukum. Tak ada seorang pun yang dapat sah terang-
menghentikan langkahnya untuk menuntut
keadilan. Ia pun akhirnya menempuh jalur
perjuangan alternatif dengan melakukan aksi
jalan kaki dari Malang-Jakarta untuk
menemui Presiden. Perjuangannya sempat
direspon oleh Presiden SBY dengan
pemberian uang. Uang tersebut
dikembalikannya karena yang Indra
harapkan adalah sikap tegas Presiden untuk
mendorong penegakan hukum yang adil
dalam kasusnya bukan belas kasihan.
Pemerintah Umum
3% 20%
Jurnalis
Mahasiswa 5%
32%
Peneliti
Akademisi 13%
6%
I
nformasi dan dokumentasi saat ini sudah Mengingat pentingnya fungsi-fungsi tersebut,
menjadi kebutuhan utama bagi setiap Pusat Dokumentasi Bantuan Hukum (PDBH)
organisasi,baikorganisasipemerintahmaupun sebagai salah satu bidang di LBH Jakarta
swasta, termasuk organisasi masyarakat memiliki tujuan untuk mendukung kerja-
sipil seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) kerja bantuan hukum dengan
Jakarta. Informasi dan dokumentasi ini mengumpulkan, mendokumentasikan,
bagian penting dalam mendukung proses mengolah, menyajikan, dan memberikan
kerja administrasi, dan pelaksanaan fungsi layanan informasi untuk internal maupun
manajemen organisasi menghadapi eksternal lembaga. Dokumen dan informasi
perkembangan dan tantangan perubahan ini disediakan dalam bentuk koleksi
situasi dan kondisi yang begitu perpustakaan, makalah, arsip kasus yang
cepat.
ditangani LBH Jakarta, dan koleksi
kliping
yang tidak hanya diakses oleh internal LBH dioperasikan, sistem ini dirasa masih
Jakarta saja, melainkan oleh umum. terdapat kekurangan,
Di dalam buku ini dilaporkan jumlah pengaduan dan kasus yang ditangani oleh LBH Jakarta
dalam periode 1 tahun melalui infografis data dan angka, laporan masing-masing bidang
advokasi yang terdiri dari Minoritas dan keleompok Rentan (MKR), Perburuhan, Perkotaan dan
Masyarakat Urban (PMU), dan Fair Trial. Laporan bidang kampanye strategis, Pusat
Dokumentasi Bantuan Hukum (PDBH), dan bidang internasional juga ada didalamnya.
Demikian pula laporan keuangan LBH Jakarta yang teraudit oleh lembaga akuntan publik
tersaji secara lengkap. Laporan penggalangan dana dari publik yang disebut sebagai
SIMPUL LBH Jakarta tidak lupa dilaporkan disini. Catahu yang dikeluarkan oleh LBH Jakarta
setiap tahun ini merupakan upaya transparansi LBH Jakarta kepada publik atas kerja-
kerjanya dalam satu tahun.
Judul:
Potret Pelaksanaan Kalimat “kepentingan yang terbaik bagi anak”,
Diversi Dalam Sistem bukan hanya sekedar kalimat yang selalu
Peradilan Pidana Anak muncul jika kita membicarakan hak anak, baik
di Kepolisian dalam Undang-Undang Sistem Peradilan
Sepanjang Tahun
Pidana Anak (UU SPPA), Undang-Undang
2013-2016
Penyusun: Perlindungan Anak, Konvensi Perlindungan
Tim LBH Anak, maupun Standar Minimum PBB untuk
Jakarta Administrasi Anak yang Berhadapan dengan
Penerbit: Hukum (The Beijing Rules). Kepentingan terbaik
LBH Jakarta
Tahun:
DIVERSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI KEPOLISIAN untuk
DISEPANJANG TAHUN 2013 anak
-2016 merupakan sebuah asas yang
2017 sudah seharusnya menjadi fondasi setiap
Kolasi: kebijakan ataupun tindakan terkait anak, mulai
154 hlm dari hak atas identitas, hak asuh,
pengangkatan anak, administrasi peradilan, penelitian kesehatan, hingga pemberitaan media pun
harus memperhatikan kepentingan terbaik anak.
Lalu bagaimana dengan kepentingan terbaik untuk Anak yang Berhadapan dengan Hukum
(ABH)? LBH Jakarta dalam riset ini justru menemukan bahwa penahanan terhadap ABH
masih sering dilakukan oleh aparatur penegak hukum. Artinya melanggar asas kepentingan
terbaik anak karena dengan penahanan akan mempengaruhi tumbuh kembang anak,
mengganggu psikologi, menjauhkan anak dari pendidikan yang layak, serta menjauhkan
anak dari kasih sayang orang tua. Selain itu upaya Diversi yang wajib dilakukan justru
banyak gagal atau mungkin tidak serius dilakukan. Hal ini sejalan dengan rendahnya angka
bantuan hukum untuk ABH dan juga penggunaan pocket lawyer (pengacara bodong) oleh
kepolisian sebagai formalitas pemenuhan syarat undang-undang.
Aparat tidak berwenang juga marak dilibatkan untuk mengintimidasi warga terdampak saat
proses penggusuran, yaitu 25% kasus penggusuran melibatkan aparat TNI dan 27% kasus
penggusuran melibatkan aparat POLRI. Pengerahan aparat pun dilakukan dengan tidak
proporsional dengan rata-rata rasio 1:3 korban dengan aparat yang menggusur.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa 46% kasus penggusuran hunian dan 80%
kasus penggusuran unit usaha dilaksanakan secara sepihak tanpa musyawarah dengan
warga terdampak. Akibatnya, dari 110 kasus penggusuran, hanya 5 kasus yang memberikan
solusi bagi warga terdampak dan hanya 2 kasus yang dianggap layak. Akibatnya timbul
permasalahan pasca penggusuran mulai dari pengangguran hingga tunawisma yang juga
dibahas dalam penelitian ini.
Aparat tidak berwenang juga marak dilibatkan untuk mengintimidasi warga terdampak saat
proses penggusuran, yaitu 36% kasus penggusuran melibatkan aparat TNI dan 37% kasus
penggusuran melibatkan aparat POLRI. Pengerahan aparat pun dilakukan dengan tidak
proporsional dengan rata-rata rasio 1:4 korban dengan aparat yang menggusur.
Penelitian yang merupakan kolaborasi antara LBH Jakarta bersama FBTPI, SGBN, SERBUK, dan
FBLP ini tidak hanya untuk menyadarkan pemerintah dan aparatur penegak hukum terkait
persoalan tidak efektifnya pidana perburuhan, tetapi juga mendorong serikat buruh dan
pegiat advokasi hak asasi manusia untuk memikirkan nasib buruh melalui penegakan hukum
pidana perburuhan.
38
138
Demokrasi Di Persimpangan
LAPORAN KEUANGAN LBH JAK
JANUARI - OKTOBER 2018
139
143
14 6
Demokr asi Di Persimpa ngan
Catatan Akhir Tahun 2018
14
SEBANYAK
PENCARI KEADILAN
BUTUH
Gabung bersama ratusan pendukung lainya untuk membuka akses bantuan
ncikum gratis bagi masyarakat miskin, buta hukum, dan tertidas yang menjadi
<orban ketidakadilan.
3O 53OO 5167
kitabisa.com/zakatbantuanhukum