Anda di halaman 1dari 22

PERMASALAHAN ORGANISASI DAN MANAJERIAL DALAM PELAYANAN

KEBIDANAN DAN PROSES PEMECAHAN MASALAHNYA


DISUSUN

OLEH KELOMPOK 5:

KEETUA KELOMPOK : DWI KURNIAWI ELAUMBANUA

1. DWI KURNIAWI 18. NITA DESTI PUTRIANA 36. RATNA AGUSTINA


TELAUMBANUA DAULAY SIAGIAN
2. ELI SAFITRI 19. SITI AISYAH 37. SYARIFAH MELDA
3. ELI MULIATI PERANGIN 20. HALIMATUSAKDIAH 38. NENI SRIWAHYUNI
ANGIN 21. INDAH ROSINTA S. 39. WIDYA IRTIFANI
4. DEDEK IRAWATI 22. NOURMA JUNITA 40. YOTISSA PRIYANKA
5. NURHAYATI SARI DEWI 23. SEPRIANCE PASARIBU 41. RISMAWATI HARAHAP
6. VIVI SARTIKA SITORUS 24. JUNI HERAWATI 42. CHORRYNTH
7. FITRI WAHYUNI 25. SRI YANTI ELISABETH S
8. NUR AINI 26. PUSPITA SARI 43. WINNI DAMENA
9. RISCHA OKTAVIANI 27. ROSITA BERU GINTING 44. SARTIKA PRATIWI
10. RITA LINA 28. SITI NURSAM RITONGA
11. JUNAIDAH HASIBUAN 29. MASTA SARI BR 45. HAMMI FAHIRA SINAGA
12. ROSNAWATI GINTING 46. INDAH MURNI SIREGAR
13. HAMIDAH SARI 30. HELNI WIDIA SARI 47. LINDA RIA BR GINTING
14. MARVINA L GINTING 31. LELI PURNAMA 48. RINA TUTWURI
15. NURUL AIDA SARAGIH 32. ASRI KAMILAH HANDAYANI
16. EIRENE MELATI 33. ENDANG SARI 49. WIDYA IRTIFANI
PARDEDE 34. RIYANA 50. YOTISSA PRIYANKA
17. SITI AJIZAH RITONGA 35. SRI UTAMI

NAMA DOSEN :NIASTI LASMY ZAEN , SST, M.Kes


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan berkatnya-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kesulitan dalam membuat

makalah ini, namun berkat penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat

waktu.

Sejalannya kurikulum dan materi kuliah komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan maka

mahasiswa ditugaskan untuk membuat makalah Prinsip-prinsip Hubungan Antar Manusia. Makalah

ini dibuat untuk memenuhi tugas belajar tersebut. Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat

kepada para pembacanya.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap akan ada yang mengembangkan

makalah ini dimasa yang akan datang.

Medan , November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................1

1.2 Tujuan Makalah....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Masalah organisasi di Keasyarakatan...................................3

2. Masalah komunikasi, informasi dan edukasi.......................9

3. Masalah pada system(pelaporan dan pencatatan)................10

4. Proses pemecahan masalah..................................................11

5. Contoh kasus........................................................................11

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan...........................................................................14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… .15


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Era globalisasi yang terjadi saat ini selalu mengantarkan umat manusia kepada kemajuan.

Kemajuan inilah yang menyebabkan timbulnya kecenderungan manusia untuk tergabung dalam

sebuah organisasi. Keinginan untuk mencapai tujuan bersama dengan menggunakan daya

semaksimal mungkin adalah hal yang ditawarkan dalam sebuah organisasi. Suatu organisasi dapat

bertahan dan berjalan dengan baik dan lancar apabila dilakukan dengan suatu proses manajemen.

Konsep dasar manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian

karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-

prinsip manajement. Ilmu manajemen ilmiah dimulai di Eropa barat dan Amerika. Di negara-negara

tersebut sedang dilanda revolusi industri dengan perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi

yang efektif dan efisien. Hal ini disebabkan masyarakat sudah semakin maju dengan kebutuhan

yang semakin banyak dan beragam jenisnya. (Trihono, 2005).

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat

melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini

bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang

kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di

perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.

(Sitti Saleha, 2009).

Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan

mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat

kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula

ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan

pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam

rangka pemecahan, masalah dari klien tersebut. (Sitti Saleha, 2009).

Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen

secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill.

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu

manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka

dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan

agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya.

B.       Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui tentang konsep organisasi secara umum

2.    Untuk menjelaskan masalah komunikasi informasi dan edukasi

3.    Untuk menjelaskan masalah pada system informasi(pencatatan dan pelaporan)

4.    Untuk menyelesaikan proses pemecahan masalah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      Masalah di Organisasi Kemasyarakatan

a.    Definisi

Organisasi berasal dari kata “organom”. Dalam bahasa Yunani berarti alat.

Beberapa definisi menurut para ahli:

1.  Chester I. Barnad (1938) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara dua

orang atau lebih.

2.  James D. Mooney menyatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai

tujuan bersama.

3.   Dimock  menyatakan bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian

yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui

kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

(Wikipedia.com).

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi

pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimaan orang-orang berkumpul, bekerjasama

secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam

memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data
dan lain sebagainya yang digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

(Juliana, 2012).

b.   Unsur-unsur yang ada di dalam organisasi

Menurut Keith Davis (dalam Juliana, 2012) ada tiga unsur penting partisipasi, sebagai berikut:

1.  Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan

mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata hanya keterlibatan secara jasmaniah.

2.  Unsur kedua adalah kesediaan memberi suatu sumbangan untuk mencapai tujuan kelompok.

3.  Unsur ketiga adalah unsur tanggungjawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol menjadi

anggota.

c.    Tujuan organisasi (Menurut Malayu, 2010)

Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Sebelum

organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan visi dan misi organisasi.

1. Visi merupakan pernyataan untuk memandang masa depan organisasi dalam perspektif yang lebih

luas. Visi organisasi merupakan:

a. Nilai-nilai, aspirasi dan tujuan yang merupakan pernyataan mendasar.

b Suatu mimpi atau wujud organisasi yang akan datang.

2.  Misi adalah adalah suatu pernyataan umum tentang maksud organisasi.

Misi organisasi merupakan kerangka kerja dengan memaksimalkan tujuan serta

memaksimalkan kegiatan serta keputusan. Di dalam misi ini akan mencakup identitas produk, pasar

dan pandangan teknologi dari organisasi dan meliputi maksud, desain dan arah tujuan yang
memberikan indikasi karakter fundamental dan peran organisasi. Menurut Pierce dan David,

statemen misi akan mencakup:

a.    Target pelanggan dan pasar

b.    Prinsip produk dan jasa pelayanan

c.    Domain geografis

d.   Teknologi inti

e.    Berhubungan dengan survival, pertumbuhan dan keuntungan

f.     Filosofi perusahaan

g.    Konsep organisasi itu sendiri

h.    Imaginasi publik yang diharapkan.

Tujuan organisasi dinyatakan sebagai:

1.  Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk

merealisasikan

2.  Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas

mencoba untuk mewujudkan.

Berdasarkan kepentingannya, secara umum tujuan organisasi dapat diklasifikasikan menjadi 5

tujuan yaitu :

a.   Tujuan kemasyarakatan, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan kelas-kelas organisasi

yang luas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.


b.  Tujuan keluaran, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam

bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh: perusahaan barang-barang konsumen, perusahaan biro

jasa-jasa bisnis.

c.  Tujuan sistem, yaitu tujuan organisasi yang melaksanakan fungsi organisasi yang tidak tergantung

pada barang/jasa yang diproduksi/tujuan yang harus dicapai.

d.  Tujuan produk, yaitu tujuan organisasi yang bergerak untuk tujuan produk tertentu, berbagai

karakteristik barang-barang/jasa produksi.

e.  Tujuan turunan, yaitu tujuan organisasi yang digunakan untuk meletakkan kekuasaanya dalam

pencapaian tujuan lain.

d.   Prinsip organisasi (Menurut Trihono, 2005)

Sebuah organisasi dalam menjalankan roda keorganisasiannya harus mempunyai prinsip-prinsip

organisasi. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Prinsiple of Organisasi  ( Azas Tujuan Organisasi )   Menurut azas ini organisasi harus jelas dan

rasional, apakah bertujuan untuk memperoleh  laba ( busenis organization ) ataukah untuk

memberi pelayanan publik ( publik organization ) Hal ini bagian penting dalam menentukan

struktur organisasi

2. Priciple Unity of Obyective ( azas kesatuan tujuan )  Menurut asas ini, didalam suatu

organisasi  harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-

tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Principle of Unity of commando ( azas kesatuan perintah ) azas ini hendaknya setiap bawahan

menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan.

Tetapi satu atasan dapat memerintah lebih dari satu orang.


4. Priciple of The span of managemen ( azas rentang kendali ) Azas ini seseorang manager hanya

dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu. Misalnya 3 orang sampai dengan 9

orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manager yang bersangkutan.

5. Priciple of delegation of authority ( azas pendelegasian wewenang) Pimpinan dibenarkan

memberikan / melimpahkan sebagian wewenang kepemimpinanannya kepada seorang atau

sekelomok orang lain agar pencapaiantujuan leboh efektif. Pendelegasian harus jelas sehingga

mengetahui wewenangnya. 

6. Principle of parity of authority and reponsibility  ( azas kewenangan dan tanggung jawab). Azas ini

hendaknya wewenang dan tanggung jawab hendaknya seimbang. Wewenang  yang didelegasikan

dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya. Misalkan wewenang yang

diberikan X maka tanggung jawab juga sebesar X.

7. Principle   of Responsibility : (azas tanggung jawab). Menurut azas ini, pertanggungjawaban dari

bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang ( line authority ) dan pelimpahan

wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang memberikan tanggung jawab.

8. Principle of departementation ( principle of devision of work ) = azas pembagian kerja. Menurut

azas ini, pengelompok tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan yang sama ke dalam satu

unit kerja ( departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.    

9. Principle of personnel placement ( azas penempatan personalia ) Menurut azas ini, hendaknya

penempatan orang-orang pada setiap jabatannya harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan

ketrampilannya  ( the right man, in the right job ), oleh karena itu harus dilakukan seleksi sesuai

dengan kebutuhan.
10. Principle of scalar chain ( azas jenjang berangkai ) : Saluran perintah dari atas kebawah harus

merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus dan sebaiknya menempuh jarak yang

terpendek., dan sebaliknya pertanggungjawaban bawahan ke atasan juga serupa.

11. Princip of effiiciency ( asas efisiensi ) Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya  harus dapat

mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal

12. Principle of continuity  (azas kesinambungan) Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk

menjamin kelangsungan hidupnya.

13. Priciple of coordination : ( asas koordinasi ) Asas ini merupakan tindakan lanjut dari asas-asas

organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensikronisasikan dan mengintegrasikan

segala tindakan

Jenis-Jenis Organisasi

Berdasarkan bentuknya organisasi dapat di klasifikasikan kedalam 4 jenis yakni :

1. Organisasi garis 

Merupakan bentuk organisasi yang tertua, paling sederhana, organisasinya terbilang masih kecil,

jumlah karyawan masih sedikit sehingga saling mengenal satu sama lain dengan baik dan

spesialisasi kerjanya belum tinggi.

2.  Organisasi garis dan staff 

Bentuk organisasi ini dipakai oleh organisasi besar, cakupan kerjanya luas, bidang tugas yang

dikerjakan beraneka ragam dan rumit kemudian karyawan yang dimiliki banyak.

3.  Organisasi fungsional 

Bentuk organisasi yang dibentuk atas dasar fungsi-fungsi yang dijalankan, organisasi ini di

terapkan pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan secara jelas.

4.  Organisasi panitia 
Organisasi yang terbentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah

organisasi tersebut.

Kemudian di bawah ini jenis organisasi berdasarkan banyaknya pemimpin :

1.  Organisasi Proyek 

Organisasi yang membentuk tim-tim spesialisasi untuk mencapai tujuan khusus, manajer proyek

mempunyai wewenang untuk memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah

selesai maka akan dibubarkan organisasi tersebut.

2.  Organisasi Matrik 

Organisasi ini seraya dengan organisasi proyek namun yang membedakannya dengan proyek

adalah organisasi matriks dimana karyawan memiliki dua atasan yang memiliki wewenang berbeda.

Namun secara umum organisasi dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya :

1. Organisasi kemasyarakatan/sosial

2. Organisasi kemahasiswaan

3. Organisasi politik

4. Organisasi dunia/kenegaraan dan sebagainya.

B.     Masalah Komunikasi, Informasi dan Edukasi

a.  Pengertian komunikasi, informasi dan edukasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi(pesan, ide, gagasan)dari satu pihak

kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhui diantara keduanya.Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata(lisan)yang dapat dimengerti oleh kedua

belah pihak.Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti leh keduanya, komunikasi dapat

dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan menunjukkan sikap tertentu misalnya,

tersenyum, menggelemgkan kepala dan mengngkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi

dengan bahasa non verbal.

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau

instruksi.Bagi masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah informasi kesehatan sangat dibutuhan

dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sehat

Edukasi kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan

pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.Dengan harapan bahwa dengan

adanya pesan tersebut masyarakt, kelompok, atau individ memperoleh pengetahun tentang

kesehatan yang lebih baik.

1.Tujuan KIE

Sehingga komunikasi, informasi dan edukasi yang baik antara petugas kesehatan dengan

masyarakat nantinya diharapkan respon dengan adanya masalah

2.Proses KIE

Petugas kesehatan merencanakan pertemuan dengan masyarakat baik individu atau

forum.Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang adanya permasalahan agar

masyarakat tahu lebih mendalam.Sehingga nantinya diharapkan masyarakat lebih diharapkan

merespon.

C.Masalah Pada Sistem Informasi(Pencatatan dan Peleporan)


Sistem Pencatatan dan Pelaporan merupakan instrumen vital dalam sistem kesehatan.

Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan , kematian, dan berbagai informasi

kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat

kabupaten atau kota maupun kecamatan (Santoso, 2008).

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan

dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya.

Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan

bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan

sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara

tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut (Tiara, 2011).

Sistem Pencatatan dan Pelaporan mencakup 3 hal: (1) pencatatan, pelaporan, dan

pengolahan; (2) analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat

dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing program. Data tersebut kemudian

direkapitulasikan ke dalam format laporan yang sudah dibukukan. Koordinator menerima laporan-

laporan dalam format buku tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk

dikirim ke koordinator di Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan

Kabupaten meneruskan ke masing-masing pengelola program di Dinas Kesehatan Kabupaten. Dari

Dinas Kesehatan Kabupaten, setelah diolah dan dianalisis dikirim ke di Dinas Kesehatan Provinsi

dan seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya. Frekuensi pelaporan sebagai berikut: (1)

bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan. Laporan bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi,

KB, dan penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi kegiatan antara lain kunjungan , rawat

tinggal, kegiatan rujukan pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari data dasar

yang meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat dan lingkungan
kedinasan, data ketenagaan. Pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dan kecamatan

memerlukan data yang dilaporkan yang bernilai, yaitu data atau informasi harus lengkap dan data

tersebut harus diterima tepat waktu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan

diinformasikan (Santoso, 2008).

Data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan kota dan Sitem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah

informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan

perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu

dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan

progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,

dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua. Pencatatan harian masing-

masing progam dikombinasi menjadi laporan terpadu atau yang disbut dengan system pencatatan

dan pelaporan terpadu (Tiara, 2011).

Muninjaya (2004) berpendapat bahwa “untuk pengembangan efektifitas Sistem Informasi

Manajemen, standar mutu (Input, Proses, Lingkungan dan Output) perlu dikaji dan dirumuskan

kembali, masing-masing komponen terutama proses pencatatan dan pelaporannya perlu

ditingkatkan”.

Tujuan Sistem Informasi Manajemen adalah untuk meningkatkan kualitas manajemen

secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data dan

informasi lain yang menunjang. Tujuan dimaksud dapat terwujud apabila: (Ahmad, 2005).

1) Data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan

Pemanfaatan data.
2) Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-

masing kegiatan dan mengelola program disemua jenjang administrasi.

3) Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data dan sumber lainnya dapat bersifat

kualitatif (seperti meningkat, menurun, dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam

bentuk angka seperti jumlah, persentase dan sebagainya.

Tujuan umum dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ini ialah data dan

informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara periodik  dan teratur pengolahan program

kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. Adapun tujuan

khususnya ialah: (Syaer, 2011).

Tersedianya  data secara akurat yang meliputi segala aspek.

Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang administrasi sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan

rencana dalam bidang program kesehatan.

D.Proses Pemecahan Masalah

Bidan dapat melalakun sebagai berikut:

a. Bidan harus mengenali masalah secara umum dan mendefenisikan masalah

b. Bidan harus menyampaikan sesuatu kepada masyarakat dengan harus memahami agar bias

tersampaikan sehingga komunikasi, informasi dan edukasi berjalan lancar.

c.Menanyakan pada pasien tentang pemeriksaan Subjektif dan memberitahukan Objektif pasien
Contoh Kasus

Keluarga pasien hanya menginginkan Ny. X melahirkan di BPS tetapi bidan berfikir bahwa Ny. X

membutuhkan pertolongan cepat, setelah dilakukan pertolongan ternyata Ny. X mengalami

persalinan lama sehingga bayi Ny.X tidak dapat diselamatkan karena bayi Ny. X mengalami

aspiksia setelah mengetahui bahwa bayinya meninggal Ny X mengalami perdarahan hebat yang

menyebabkan kondisi drop tetapi masih ditangani.Sedang keluarga paien meminta pertanggung

jawaban bidan D karena bayi tersebut tidak dapat ditolong dengan tepat dan keluarga menganggap

bidan tersebut tidak mempunyai keahlian didalam bidang kebidanan .Mendengar hal tersebut warga

sekitar BPS bidan D menuntun agar bidan dipindahkan dari lingkungan mereka supaya tidak terjadi

hal yang sama untuk kedua kalinya pada warga tersebut tidak percaya kepada bidan tersebut sudah

tidak lagi mempunyai kepercayaan kepada bidan D menolong persalinan dan pada akhirnya dibawa

kemeja hijau oleh keluarga Ny.X .Pada kasus tersebut kesalahan tidak sepenuhnya terletak ;ada

bidan D karna bidan D telah nyerah pada keluarga Ny.X untuk merujuk tetapi keluarga Ny.X tidak

menyetujuinya disisi lain Ny.X juga membutuhkan pertolongan pada bayinya.


BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya

melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai

adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas. Salah satu prinsip

organisasi adalah fleksibilitas, artinya organisasi senantiasa dinamis sesuai dengan dinamika yang

ada dalam organisasi dan juga harus memperhatikan perubahan dari luar organisasi. Rumah Sakit

dan Puskesmas sebagai organisasi pelayanan kesehatan apabila ingin exist dan mampu menjalankan

fungsinya secara optimal, perlu melakukan perubahan secara internal.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan

maternal dan perinatal, sehingga bidan dituntut untuk memiliki keterampilan yang lebih baik

disertai dengan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan

kesehatan reproduksi di masyarakat.

Dengan adanya standar asuhan kebidanan yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang

diperoleh, akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan.

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan

kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang

menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

Standar asuhan kebidanan berguna bagi para bidan dalam penerapan norma dan tingkat

kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang berkualitas, sekaligus dapat melindungi

masyarakat karena proses dan hasil asuhan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas.

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan

dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

Pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang

menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah.


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi, 2012, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Cetakan Kedua, Yogyakarta : Nuha

Medika.

Astuti, Th Endang Purwo dan Elisabeth Siwi Wahyani, 2015, Mutu Pelayanan Kesehatan dan

Kebidanan, Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Biben, Achmad, 2006, Bentuk Informed Consent dalam Praktek dan Penelitian Kedokteran,

Bandung : FK UNPAD.

BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan.

Chazawi, Adami, 2007, Malpraktek kedokteran. Malang : Bayumedia Publishing.

Gulo, 2002, Metode Penelitian, Jakarta : PT. Grasindo.

Handoko, Martin, 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta : Kanisius.

Hasibuan, Malayu S.P, 1999, Organisasi da Motivasi, Cetakan Kedua, Jakarta :Bumi Aksara.
Jenny J.S. Sondakh, Marjati, dan Tatarini Ika Pipitcahyani, 2013, Mutu Pelayanan Kesehatan dan

Kebidanan, Jakarta : Salemba Med

Anda mungkin juga menyukai