Analyst :
Bilal Makarim
bjb Sekuritas
Dennis Zhuang
Investoria
Alvin Feliciano
bjb Sekuritas Intern
Business Description
5 9 , 9 7 % PT Kawan Lama Sejahtera ACE Hardware memiliki segmen konsumen yang luas,
60% mulai dari bisnis peralatan rumah tangga, gaya hidu, dan
mainan anak. Di tahun 2022, Perseroan melakukan
ekspansi dengan membuka banyak kedai baru di seluruh
Indonesia, sehingga diharapkan dapat menjangkau
semakin banyak konsumen.
Key Executive
Direktur Utama :
Prabowo Widya Krisnadi
Grafik NPM, ROA, dan ROE Periode 2018 - 2023 Analisis Laporan Keuangan
Balance Sheet
(in IDR trillion)
Total Assets and Total Liabilities Short-term Assets and Short-term Liabilities
Total Asset Total Liabilities Short-term Assets Short-term Liabilities
7,500 7.247 7.190 7.249 6,000
5.363
5.192
5.035
5.920
4.584
5,000 4,000
2,500 2,000
2.025
1.677
1.178 1.315 845 723 670
568
0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Balance Sheet
(in IDR trillion)
Total Assets and Total Liabilities
Total Asset Total Liabilities
7,500 7.247 7.190 7.249
5.920
5,000
2,500
2.025
1.677
1.178 1.315
0
2019 2020 2021 2022
4,000
1,500
1.336
1.180
1,000 955
2,000
645
610
500
845 723 670
568
0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Performa Balance Sheet
Total aset perseroan dalam 3 tahun cenderung cukup stabil berada di posisi sekitar Rp 7,25 triliun pada periode 2022. Hal ini
diikuti dengan penambahan gerai baru yang konservatif jika merujuk dari public expose ACES pada 2023 silam yang
menargetkan untuk membuka sebanyak 10-15 gerai per tahunnya. Sebagai tambahan, pada tahun 2017-2019 ACES rata-rata
membuka 23 gerai baru setiap tahunnya. Namun pada 2020 dan 2021 terjadi penurunan dimana ACES membuka 11 dan 8
gerai baru yang disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19.
Total aset ACES naik secara signifikan dari tahun 2019 ke 2020, hal ini dikarenakan banyaknya pelunasan piutang.
Perusahaan juga menjadi lebih konservatif dan menjaga tingkat kasnya dalam situasi Covid-19. Kemudian sejak periode 2020
hingga 2022, ACES konsisten menjaga angka kas diatas Rp 7 triliun dengan jumlah utang yang menurun terus menerus dari
tahun ke tahun.
Jumlah kas dari ACES sendiri mengalami penurunan sebesar Rp 411 miliar ketimbang tahun 2021, sementara itu jumlah dari
persediaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,8 triliun.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)
0.4 25
0.39
22.9 19.2
20
0.3
0.31
18.4
17.5
15
0.25
0.2 0.22
10
0.1
5
0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Current Ratio and Quick Ratio (x) Cash Conversion Cycle (days)
Current Ratio Quick Ratio Cash Conversion Cycle
10 300
263.3 260.4
8.65 252.2
8.05 242.7
7.5
7.19 200
5.96
5
4.42
3.91 100
3.42
2.5 3.04
0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Debt to Equity Ratio: Tingkat utang ACES selama 4 tahun terakhir masih cenderung stabil karena ACES masih berlaku
konservatif karena adanya pandemi Covid-19 dan disertai jumlah utang yang semakin menurun.
Interest Coverage: Dalam memenuhi pembayaran bunga pinjaman, kemampuan ACES dalam memenuhi bunga pinjaman sudah
mulai meningkat lagi pada periode 2022 yang mencapai 19,2x setelah sebelumnya sempat menurun pada tahun 2020 karena
adanya pandemi Covid-19
Current Ratio and Quick Ratio: Current ratio mengalami peningkatan yang cukup tinggi bahkan pada periode 2022 lebih tinggi
ketimbang periode 2019 sebelum pandemi Covid-19 (8.05 pada 2020 dan 8.65 pada 2022). Sementara untuk Quick Ratio juga
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga periode 2022 hingga kini berada di angka 4,42.
Cash Conversion Cycle: Dari segi Cash Conversion Cycle sudah lebih membaik pada 2022 setelah sebelumnya selalu mengalami
kenaikan hingga periode 2021 dalam hal mengubah persediaan menjadi kas (263,3 hari ke 260,4 hari)
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)
Prospect
Prospect
BUY
Disclaimer
b. Penurunan biaya Freight dan Recovery Pandemi Covid-19:
Semester I 2020, freight yang biasanya bertahan di kisaran USD. 500 – 800, karena minimnya permintaan,
biaya freight turun ke USD. 300. Namun pada pertengahan 2020, kurva berbalik. Permintaan dari US dan
Eropa mendadak naik.
Freight dari China ke Tanjung Priok naik ke USD. 2,000 alias 3-4 kali lipat dari level normal. Jika
dianalogikan: Jika perusahaan biasa membayar USD.500 per container 40 HQ atau sekitar Rp. 7,5 juta,
sekarang harus merogoh USD. 2,000 atau sekitar 30 juta. Selisih 22,5 juta per container.
Dengan COGS mencapai 3,5 T – 4 T setahun, jika menggunakan rata-rata nilai import per container 300 -
400 juta, setiap bulannya ACES dapat mengimpor sekitar 700-800 container. Berarti beban per bulan naik
sekitar 15 Milyar atau 180 Milyar setahun. Dari angka COGS, memang hanya 3 % dari COGS, tapi angka yang
sama menggerus kurang lebih 30 % dari profit ACES (dibandingkan kondisi normal).
Pada annual report Ace Hardware International, disana mengungkapkan Service Level dari Ace Hardware ke
toko turun dari 96,1 % di 2019 ke level 71,3 % sepanjang 2020 dan terus menurun ke 67% di 2021. Namun
service level turun tidak lantas berarti persediaan menurun. Bisa jadi persediaan tidak turun, bahkan naik.
Service level berbicara bagaimana ACE dapat menyediakan minimum SKU siap jual yang harus ada di toko.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)
Prospect
Idealnya suatu SKU tidak boleh ‘putus’, sehingga setiap kali ada
konsumen yang mencari, stok tersedia. Service level dikatakan
jelek jika SKU model A laris manis, tapi barangnya putus- putus
alias sering tidak tersedia, sementara SKU model B yang
jualannya sedikit, stoknya tersedia terus. Semakin banyak SKU
model B, stok malah jadi numpuk, yang berujung level persediaan
naik.
Idealnya SKU A dan B tersedia dalam jumlah sedikit, tapi selalu
ada setiap kali ada yang ingin membeli. Level persediaan terjaga
di level minimum, namun service level mendekati 100% (kondisi
yang hampir mustahil terjadi, bahkan oleh perusahaan sekelas
ACES atau Walmart). Hantaman bukan hanya dari freight.
Pertengahan 2021, tingkat kematian akibat virus Corona
mencapai puncaknya, sehingga memaksa Pemerintah mengambil
kebijakan PPKM level 4 sepanjang Juli 2021.
Kenaikan freight, fluktuasi USD, dan pembatasan yang mencapai
puncak pada PPKM Level 4 telah meregang nyawa seluruh ritel
dan ekonomi pada umumnya. Ditambah kenaikan USD/IDR dari
Rp. 14,5 ke 15,5 mengakibatkan ACES dan emiten ritel dipaksa
harus menyesuaikan harga jual untuk mempertahankan level
keuntungan atau sekadar tidak rugi. Kenaikan harga jual eceran
otomatis meredam volume penjualan.
ACES termasuk sedikit retailer yang dapat mempertahankan
kinerja positif di tengah pandemi. MAPA mengalami kerugian di 3
Quartal, termasuk di Q3 2021. Dua lainnya : di Q2 dan Q3 2020.
Mengulang pola tahun sebelumnya, freight yang sempat stabil di
USD. 2,000, memanas kembali di akhir 2021. Kali ini naik
mencapai USD. 3,000. Bahkan menjelang Imlek 2022, mendekati
USD 4,000.
Penurunan freight bukan sekadar perbaikan COGS atau perbaikan
profit dan supply chain semata, tetapi memberikan peluru kepada
emiten ritel seperti ACES untuk leluasa memperbaiki volume
penjualan, dengan memberikan program potongan penjualan
seperti free gift, tambahan hadiah untuk pembelanjaan tertentu,
cash back, hingga penurunan harga jual, yang berujung pada
peningkatan penjualan dan cash flow. Penurunan kurs USD. 15,5
ke bawah 15 ribu, selain dipakai untuk membayar stok, juga
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)
Prospect
Valuation
ACES PE Ratio
Kesimpulan
BUY
Disclaimer
Semua informasi yang tercantum pada makalah ini bukan merupakan ajakan untuk
menjual atau membeli saham PT Samudera Indonesia, Tbk (SMDR) Tujuan utama
dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam kepada
pembaca mengenai perusahaan dan model bisnisnya. Makalah ini mencakup
pernyataan berwawasan ke depan. Pernyataan-pernyataan pada makalah ini
mengandung kata-kata "mengantisipasi", "percaya", "berniat", "memperkirakan",
"mengharapkan", "merencanakan", dan kata-kata dengan makna serupa. Semua
pernyataan selain pernyataan tentang fakta-fakta historis yang termuat dalam
makalah ini, termasuk, namun tidak terbatas pada, pernyataan mengenai posisi
keuangan SMDR, strategi bisnis, rencana, dan tujuan manajemen untuk operasi
masa depan (termasuk rencana pengembangan dan tujuan yang berkaitan dengan
bisnis dan layanan SMDR), adalah pernyataan berwawasan ke depan. Pernyataan
berwawasan ke depan tersebut melibatkan risiko, ketidakpastian, dan faktor-faktor
penting lainnya yang diketahui maupun tidak diketahui yang dapat menyebabkan
hasil, kinerja, atau pencapaian aktual SMDR secara materi berbeda dari hasil,
kinerja, atau pencapaian yang diungkapkan atau diimplikasikan oleh pernyataan
berwawasan ke depan tersebut. Pernyataan berwawasan ke depan tersebut
didasarkan pada asumsi-asumsi yang sangat banyak mengenai strategi bisnis saat
ini dan masa depan SMDR serta lingkungan di mana SMDR akan beroperasi, dan
harus dibaca bersama-sama dengan asumsi-asumsi tersebut. Pernyataan
berwawasan ke depan ini hanya berlaku pada tanggal makalah ini dibuat. Prediksi,
proyeksi, atau perkiraan mengenai ekonomi atau tren ekonomi pasar tidak selalu
mengindikasikan kinerja SMDR di masa depan atau kemungkinan kinerjanya.
Kinerja masa lalu tidak selalu mengindikasikan kinerja di masa depan. Kinerja
keuangan SMDR di masa depan tidak dijamin. Anda diingatkan untuk tidak terlalu
bergantung pada pernyataan berwawasan ke depan ini, yang didasarkan pada
pandangan saat ini dari SMDR mengenai peristiwa-peristiwa masa depan.