Anda di halaman 1dari 14

COMPANY INSIGHT BY

PT. ACE HARDWARE INDONESIA, TBK.

Analyst :
Bilal Makarim
bjb Sekuritas

Dennis Zhuang
Investoria

Alvin Feliciano
bjb Sekuritas Intern

Lydia Seruni Endardewi


bjb Sekuritas Intern
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

RECOMMENDATION : "BUY" Highlights Recommendation


Last Price: Rp 645 (13 Juni 2023) Key Highlights 2022
Sepanjang Tahun 2022, ACES mampu mencatatkan laba bersih
Informasi Saham
sebesar Rp673,65 miliar. Angka ini menyusut 4,42% dibanding
Sector: Perdagangan Ritel, Cyclical tahun 2021 yang berhasil mencatatkan laba sebesar Rp704,81
Saham beredar (lembar): 17,15 Milyar miliar. Adanya penurunan sekitar 4,42% pada laba bersih ini
Marketcap: 11.405 Triliun disebabkan oleh adanya peningkatan beban penjualan serta beban
Key Ratio usaha masing - masing dengan proporsi peningkatan terbesar
terjadi pada peningkatan persediaan barang dagang akhir dan
beban transportasi pada tahun 2022 jika dibandingkan tahun 2021
Penguatan Daya Beli Masyarakat
Dengan penguatan daya beli yang terjadi pada beberapa periode ke
belakang menjadikan prospek yang menarik untuk ACES dalam
meningkatkan Same-Store Sales Growth (SSG) dan penjualan pada
periode 2023.
Sumber: Stockbit Sumber: Public Expose ACES

Price Performance (YTD) Pembukaan 10-15 Gerai per Tahun


ACES menargetkan untuk membuka 10-15 gerai per tahunnya
dengan harapan untuk memperluas jangkauan pasar kepada
seluruh pelanggan di Indonesia dengan 3 diantaranya sudah
direalisasikan pada periode Januari - Maret 2023 di Kota
Tarakan, Batoh Aceh, dan Bali.
Sumber: Public Expose ACES

Sumber: Stockbit Peningkatan Same Store Sales Growth

ACES menargetkan untuk membuka 10-15 gerai per tahunnya


IDXCYCLIC vs ACES dengan harapan untuk memperluas jangkauan pasar kepada
seluruh pelanggan di Indonesia dengan 3 diantaranya sudah
direalisasikan pada periode Januari - Maret 2023 di Kota
Tarakan, Batoh Aceh, dan Bali.
Sumber: Public Expose ACES

Peningkatan Same Store Sales Growth

ACES menargetkan untuk membuka 10-15 gerai per tahunnya


dengan harapan untuk memperluas jangkauan pasar kepada
Sumber: Stockbit seluruh pelanggan di Indonesia dengan 3 diantaranya sudah
direalisasikan pada periode Januari - Maret 2023 di Kota
Tarakan, Batoh Aceh, dan Bali.
Sumber: Public Expose ACES
PT. ACE HARDWARE INDONESIA,
TBK.

Lini Bisnis dan Proporsi Pendapatan ACES Company Profile

Business Description

Ace Hardware Indonesia Tbk. merupakan sebuah bidang


usaha bergerak di bidang usaha perlengkapan rumah
tangga dan gaya hidup dengan merk dagang “ACE”,
“Krisbow”, dan “Kris”. Perseroan membuka gerai
pertama ACE Hardware pada 1995 di Karawaci,
Tangerang. Sejak saat itu, Perseroan terus berkembang
sebagai perusahaan ritel dan kini tetap menjadi salah satu
perusahaan ritel terkemuka yang menyediakan berbagai
perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup di Indonesia.
Saat ini, perseroan sedang menjalankan ekspansi dengan
membuka berbagai gerai baru di seluruh Indonesia.

toys kingdom, rupa rupa,


Pemegang Saham
Komposisi Pemegang Saham
Komposisi kepemilikan saham ACE Hardware masih di
dominasi oleh PT Kawan Lama Sejahtera sebagai
Treasuri pengendali utama Perseroan. Komposisi saham yang di
0,17%
0.2%
pegang oleh PT Kawan Lama Sejahtera adalah sebesar
59,97%, sedangkan kepemilikan masyarakat sebesar
39,86%.
PT Kawan Lama Sejahtera
yarakat
9.9%
Masyarakat Customer Segments
39,86% Treasuri

5 9 , 9 7 % PT Kawan Lama Sejahtera ACE Hardware memiliki segmen konsumen yang luas,
60% mulai dari bisnis peralatan rumah tangga, gaya hidu, dan
mainan anak. Di tahun 2022, Perseroan melakukan
ekspansi dengan membuka banyak kedai baru di seluruh
Indonesia, sehingga diharapkan dapat menjangkau
semakin banyak konsumen.

Key Executive

Komisaris Utama : Area Operasional


Kuncoro Wibowo

Direktur Utama :
Prabowo Widya Krisnadi

Sales Revenue based on Geographical Market


PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Grafik NPM, ROA, dan ROE Periode 2018 - 2023 Analisis Laporan Keuangan

Profitabilitas yang Mencoba Bangkit Kembali


Setelah mengalami penurunan cukup signifikan pada
periode 2018 - 2021 dikarenakan adanya berbagai
sentimen negatif seperti fluktiasi freight rate, fluktuasi nilai
tukar kurs USD terhadap Rupiah, hingga masalah overstock,
ACES mencoba untuk meningkatkan kembali
profitabilitasnya. Ini dapat terlihat pada NPM, ROA, dan ROE
yang masing - masing menghasilkan 11,07%, 9,82%, dan
Sumber : Stockbit.com 8,87%. Meski masih belum seoptimal periode 2018,
setidaknya sudah lebih baik ketimbang tahun 2021 dan
Grafik Interest Coverage Hingga Q1 2023
menunjukkan bahwa ACES memang masih dapat melakukan
operasionalnya secara efisien dan tetap menghasilkan
keuntungan melalui aset dan ekuitas yang dimiliki.

Struktur Finansial yang Kuat


Berdasarkan performa kinerja keuangan dari ACES hingga
Q1 2023, ACES memiliki struktur finansial yang kuat. Hal ini
dicerminkan melalui Interest Coverage sebesar 19,19. Ini
menunjukkan bahwa ACES mampu mengatasi pembayaran
bunga pinjaman dengan optimal hingga 19,19 kali yang
Sumber : Stockbit.com
menunjukkan bahwa SMDR sehat secara keuangan. Selain
Rasio Likuiditas ACES hingga Periode 2022 Interest Coverage yang kuat meskipun mengalami
penurunan dari 2019, Debt to Equity Ratio (DER) juga
menunjukkan angka yang masih sehat sebesar 24,5%
hingga akhir tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa proporsi
utang yang dimiliki oleh ACES masih tidak lebih besar
ketimbang Shareholders Equity sehingga kemampuan ACES
dalam melunasi utang - utang yang mereka miliki masih
optimal sehingga bisa dikatakan bahwa ACES merupakan
perusahaan yang sehat secara finansial.
Sumber : RTI Business
Produk Perbaikan Rumah Sebagai Produk Andalan
Proporsi Pendapatan ACES Periode 2022 Sepanjang periode 2022, produk perbaikan rumah menjadi
sumber pendapatan terbesar dari ACES dengan proporsi
54,1% atau sekitar Rp 3,8 triliun dari total pendapatan ACES
sebesar Rp 7,2 triliun. Sementara itu untuk produk gaya
hidup juga berkontribusi cukup optimal sebesar 39,1% atau
sekitar Rp 2,7 triliun dari total pendapatan ACES dan produk
permainan berkontribusi sebesar 6,8% atau sekitar Rp 483
juta dari proporsi pendapatan ACES. Adanya kenaikan
pendapatan tak terlepas dari pemulihan ekonomi yang
berangsur membaik dan meningkatnya kembali keyakinan
konsumen dalam membeli produk pasca pandemi.

Sumber : Annual Report 2022 ACES


PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Balance Sheet
(in IDR trillion)
Total Assets and Total Liabilities Short-term Assets and Short-term Liabilities
Total Asset Total Liabilities Short-term Assets Short-term Liabilities
7,500 7.247 7.190 7.249 6,000
5.363
5.192
5.035
5.920
4.584

5,000 4,000

2,500 2,000
2.025
1.677
1.178 1.315 845 723 670
568

0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

Long-term Assets and Long-term Liabilities Cash and Inventory


Long-term Assets Long-term Liabilities Cash Inventory
2,500 3,000
2.811
2.212 2.653
2.544
1.998 2.453
2,000
2.368
1.886
2.220
2.133
2,000
1,500
1.336
1.180
1.255
1,000 955
1,000
645
610
500

0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

Performa Balance Sheet


Total aset perseroan dalam 3 tahun cenderung cukup stabil berada di posisi sekitar Rp 7,25 triliun pada periode 2022. Hal ini
diikuti dengan penambahan gerai baru yang konservatif jika merujuk dari public expose ACES pada 2023 silam yang
menargetkan untuk membuka sebanyak 10-15 gerai per tahunnya. Sebagai tambahan, pada tahun 2017-2019 ACES rata-rata
membuka 23 gerai baru setiap tahunnya. Namun pada 2020 dan 2021 terjadi penurunan dimana ACES membuka 11 dan 8
gerai baru yang disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19.
Total aset ACES naik secara signifikan dari tahun 2019 ke 2020, hal ini dikarenakan banyaknya pelunasan piutang.
Perusahaan juga menjadi lebih konservatif dan menjaga tingkat kasnya dalam situasi Covid-19. Kemudian sejak periode 2020
hingga 2022, ACES konsisten menjaga angka kas diatas Rp 7 triliun dengan jumlah utang yang menurun terus menerus dari
tahun ke tahun.
Jumlah kas dari ACES sendiri mengalami penurunan sebesar Rp 411 miliar ketimbang tahun 2021, sementara itu jumlah dari
persediaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,8 triliun.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Balance Sheet
(in IDR trillion)
Total Assets and Total Liabilities
Total Asset Total Liabilities
7,500 7.247 7.190 7.249

5.920

5,000

2,500
2.025
1.677
1.178 1.315

0
2019 2020 2021 2022

Long-term Assets and Long-term Liabilities


Short-term Assets and Short-term Liabilities
Long-term Assets Long-term Liabilities Short-term Assets Short-term Liabilities
2,500 6,000
2.212 5.363
5.192
1.998 5.035
2,000 1.886 4.584

4,000
1,500
1.336
1.180

1,000 955

2,000
645
610
500
845 723 670
568

0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Performa Balance Sheet
Total aset perseroan dalam 3 tahun cenderung cukup stabil berada di posisi sekitar Rp 7,25 triliun pada periode 2022. Hal ini
diikuti dengan penambahan gerai baru yang konservatif jika merujuk dari public expose ACES pada 2023 silam yang
menargetkan untuk membuka sebanyak 10-15 gerai per tahunnya. Sebagai tambahan, pada tahun 2017-2019 ACES rata-rata
membuka 23 gerai baru setiap tahunnya. Namun pada 2020 dan 2021 terjadi penurunan dimana ACES membuka 11 dan 8
gerai baru yang disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19.
Total aset ACES naik secara signifikan dari tahun 2019 ke 2020, hal ini dikarenakan banyaknya pelunasan piutang.
Perusahaan juga menjadi lebih konservatif dan menjaga tingkat kasnya dalam situasi Covid-19. Kemudian sejak periode 2020
hingga 2022, ACES konsisten menjaga angka kas diatas Rp 7 triliun dengan jumlah utang yang menurun terus menerus dari
tahun ke tahun.
Jumlah kas dari ACES sendiri mengalami penurunan sebesar Rp 411 miliar ketimbang tahun 2021, sementara itu jumlah dari
persediaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,8 triliun.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Debt to Equity Ratio (DER) Interest Coverage Ratio (X)

Debt to Equity Ratio (DER) Interest Coverage Ratio

0.4 25

0.39
22.9 19.2
20
0.3
0.31
18.4
17.5
15
0.25
0.2 0.22
10

0.1
5

0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

Current Ratio and Quick Ratio (x) Cash Conversion Cycle (days)
Current Ratio Quick Ratio Cash Conversion Cycle
10 300

263.3 260.4
8.65 252.2
8.05 242.7
7.5

7.19 200

5.96
5

4.42
3.91 100
3.42
2.5 3.04

0 0
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

Debt to Equity Ratio: Tingkat utang ACES selama 4 tahun terakhir masih cenderung stabil karena ACES masih berlaku
konservatif karena adanya pandemi Covid-19 dan disertai jumlah utang yang semakin menurun.
Interest Coverage: Dalam memenuhi pembayaran bunga pinjaman, kemampuan ACES dalam memenuhi bunga pinjaman sudah
mulai meningkat lagi pada periode 2022 yang mencapai 19,2x setelah sebelumnya sempat menurun pada tahun 2020 karena
adanya pandemi Covid-19
Current Ratio and Quick Ratio: Current ratio mengalami peningkatan yang cukup tinggi bahkan pada periode 2022 lebih tinggi
ketimbang periode 2019 sebelum pandemi Covid-19 (8.05 pada 2020 dan 8.65 pada 2022). Sementara untuk Quick Ratio juga
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga periode 2022 hingga kini berada di angka 4,42.
Cash Conversion Cycle: Dari segi Cash Conversion Cycle sudah lebih membaik pada 2022 setelah sebelumnya selalu mengalami
kenaikan hingga periode 2021 dalam hal mengubah persediaan menjadi kas (263,3 hari ke 260,4 hari)
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Grafik Income Statement Periode FY 2018 - Q1 2023


Performa Income Statement
Selama 5 tahun ke belakang, ACES mengalami perubahan
Profit Margin yang fluktuatif. Pada periode 2020, ACES
menjadi salah satu perusahaan yang terimbas oleh wabah
Covid-19 yang menyebabkan daya beli konsumen
menurun seiring dengan krisis yang menyebabkan
peningkatan kurs Dollar US hingga. Pemulihan ekonomi
yang terjadi pada tahun 2021 menjadi titik balik dari ACES
dimana akhirnya NPM dapat meningkat kembali dimana
daya beli masyarakat sudah mulai meningkat dan
operasional sudah mulai berjalan normal secara bertahap.
Sedangkan pada periode 2022 sebenarnya mengalami
peningkatan secara pendapatan (revenue), namun
sayangnya adanya juga peningkatan beban pada beban
Sumber : RTI Business pokok penjualan dan beban usaha yang lebih tinggi
Grafik Balance Sheet Periode 2018 - 2022 ketimbang peningkatan pendapatan menyebabkan Net
Profit Margin (NPM) yang dihasilkan lebih rendah
ketimbang yang didapatkan selama periode 2021.
Performa Balance Sheet
Sementara itu Balance Sheet dari ACES mengalami
beberapa perubahan dimana total asset mengalami
kenaikan tipis, utang mengalami penurunan, dan ekuitas
mengalami kenaikan. Selain itu ACES tergolong cukup
sehat dari segi Debt to Equity Ratio (DER) dimana dengan
menurunnya utang serta naiknya ekuitas menyebabkan
ACES menjadi lebih stabil dimana ekuitas yang dibiayai
oleh utang sudah tidak sebanyak periode - periode
sebelumnya.

Sumber : RTI Business


Grafik Cashflow Statement Periode 2018 - 2022
Performa Cashflow Statement
Untuk performa Cashflow Statement sendiri, ACES
mengalami penurunan dari sisi operasional sejak tahun
2020 hingga terakhir di 2022. Sementara itu untuk bagian
investing dan financing mengalami peningkatan. ACES
sendiri cukup rutin melakukan Capital Expenditure
khususnya untuk membuka gerai sesuai dengan target 10 -
15 gerai baru yang telah dipaparkan pada public expose.

Sumber : RTI Business


PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Prospect

Optimisme pada ACES


a. Kenaikan Same Store Sales Growth
(SSSG).
SSSG atau Same Store Sales Growth adalah
tingkat pertumbuhan atau kenaikan penjualan
toko yang sama untuk periode yang sama
pada tahun sebelumnya. Untuk memperoleh
angka ini, sebuah toko harus sudah beroperasi
penuh selama 12 bulan untuk bertemu bulan
yang sama dan dibuatkan perbandingan.
Kenaikan SSSG mencerminkan kenaikan
penjualan yang berkelanjutan karena
terbentuk melalui toko-toko yang telah
beroperasi selama minimal setahun.
Kestabilan kinerja sesungguhnya sebuah toko
tanpa ‘terdilusi’ tambahan penjualan dari
toko-toko baru yang seringkali memboost
penjualan hanya sesaat akibat store opening
aggressive promotion.

ACES sendiri merupakan salah satu toko


retail, maka tolak ukur yang paling tepat untuk
menggambarkan tingkat pertumbuhan dari
ACES adalah dengan menggunakan SSSG.
SSSG pada periode April 2023 melonjak
15 % MTD (April 2023 vs April 2022).
Secara YTD 2023 SSSG tumbuh 4,5% YTD
(4 bulan 2023 versus 4 bulan 2022).
SSSG Jawa selain Jakarta setelah selama
7 bulan sebelumnya mengalami
penurunan, pada April 2023 justru mulai
berbalik hingga mengalami kenaikan
sebesar 16,7% Penjualan luar biasa pada
bulan April dan kenaikan SSSG tersebut
disebabkan oleh momentum lebaran.
Jika dibandingkan dengan lebaran pada
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Prospect

BUY
Disclaimer
b. Penurunan biaya Freight dan Recovery Pandemi Covid-19:

Semester I 2020, freight yang biasanya bertahan di kisaran USD. 500 – 800, karena minimnya permintaan,
biaya freight turun ke USD. 300. Namun pada pertengahan 2020, kurva berbalik. Permintaan dari US dan
Eropa mendadak naik.
Freight dari China ke Tanjung Priok naik ke USD. 2,000 alias 3-4 kali lipat dari level normal. Jika
dianalogikan: Jika perusahaan biasa membayar USD.500 per container 40 HQ atau sekitar Rp. 7,5 juta,
sekarang harus merogoh USD. 2,000 atau sekitar 30 juta. Selisih 22,5 juta per container.
Dengan COGS mencapai 3,5 T – 4 T setahun, jika menggunakan rata-rata nilai import per container 300 -
400 juta, setiap bulannya ACES dapat mengimpor sekitar 700-800 container. Berarti beban per bulan naik
sekitar 15 Milyar atau 180 Milyar setahun. Dari angka COGS, memang hanya 3 % dari COGS, tapi angka yang
sama menggerus kurang lebih 30 % dari profit ACES (dibandingkan kondisi normal).
Pada annual report Ace Hardware International, disana mengungkapkan Service Level dari Ace Hardware ke
toko turun dari 96,1 % di 2019 ke level 71,3 % sepanjang 2020 dan terus menurun ke 67% di 2021. Namun
service level turun tidak lantas berarti persediaan menurun. Bisa jadi persediaan tidak turun, bahkan naik.
Service level berbicara bagaimana ACE dapat menyediakan minimum SKU siap jual yang harus ada di toko.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Prospect

b. Penurunan biaya Freight dan Recovery Pandemi Covid-19:

Idealnya suatu SKU tidak boleh ‘putus’, sehingga setiap kali ada
konsumen yang mencari, stok tersedia. Service level dikatakan
jelek jika SKU model A laris manis, tapi barangnya putus- putus
alias sering tidak tersedia, sementara SKU model B yang
jualannya sedikit, stoknya tersedia terus. Semakin banyak SKU
model B, stok malah jadi numpuk, yang berujung level persediaan
naik.
Idealnya SKU A dan B tersedia dalam jumlah sedikit, tapi selalu
ada setiap kali ada yang ingin membeli. Level persediaan terjaga
di level minimum, namun service level mendekati 100% (kondisi
yang hampir mustahil terjadi, bahkan oleh perusahaan sekelas
ACES atau Walmart). Hantaman bukan hanya dari freight.
Pertengahan 2021, tingkat kematian akibat virus Corona
mencapai puncaknya, sehingga memaksa Pemerintah mengambil
kebijakan PPKM level 4 sepanjang Juli 2021.
Kenaikan freight, fluktuasi USD, dan pembatasan yang mencapai
puncak pada PPKM Level 4 telah meregang nyawa seluruh ritel
dan ekonomi pada umumnya. Ditambah kenaikan USD/IDR dari
Rp. 14,5 ke 15,5 mengakibatkan ACES dan emiten ritel dipaksa
harus menyesuaikan harga jual untuk mempertahankan level
keuntungan atau sekadar tidak rugi. Kenaikan harga jual eceran
otomatis meredam volume penjualan.
ACES termasuk sedikit retailer yang dapat mempertahankan
kinerja positif di tengah pandemi. MAPA mengalami kerugian di 3
Quartal, termasuk di Q3 2021. Dua lainnya : di Q2 dan Q3 2020.
Mengulang pola tahun sebelumnya, freight yang sempat stabil di
USD. 2,000, memanas kembali di akhir 2021. Kali ini naik
mencapai USD. 3,000. Bahkan menjelang Imlek 2022, mendekati
USD 4,000.
Penurunan freight bukan sekadar perbaikan COGS atau perbaikan
profit dan supply chain semata, tetapi memberikan peluru kepada
emiten ritel seperti ACES untuk leluasa memperbaiki volume
penjualan, dengan memberikan program potongan penjualan
seperti free gift, tambahan hadiah untuk pembelanjaan tertentu,
cash back, hingga penurunan harga jual, yang berujung pada
peningkatan penjualan dan cash flow. Penurunan kurs USD. 15,5
ke bawah 15 ribu, selain dipakai untuk membayar stok, juga
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Prospect

c. Problematika overstock ACES yang


dapat terselesaikan
ACES memiliki kendala overstock. Terjadinya
overstock pada persediaan memang
mengkhawatirkan buat perusahaan dengan
cash flow seret. Namun ACES merupakan
perusahaan yang relatif likuid. Kas ACES
lebih baik dibelanjakan ke persediaan
dibandingkan jika disimpan ke instrumen
investasi seperti deposito. Karena
pengembalian investasinya jauh lebih besar.
Segera setelah pandemic benar-benar
diatasi, ekonomi akan bangkit. Di saat itu
ketersediaan persedian memegang peranan
yang sangat krusial. Disisi lain barang-barang
ACES termasuk durable, dan tidak mudah
berubah mengikuti fashion. Untuk ACES,
penurunan service level jauh lebih
menakutkan ketimbang overstock.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Valuation
ACES PE Ratio

Perhitungan Valuasi ACES


EPS tertinggi ACES di 2019 = RP 60
Jika menggunakan PE yang relatif lebih besar dari
saat ini, yaitu 20 maka jika dikalikan harganya Rp
1200. Meskipun pada saat kejayaan, ACES sempat
ACES Earnings Per Share (EPS) dihargai PE 30. Namun baiknya menggunakan
angka pesimis.

Pada saat masa-masa tertekan, EPS ACES


diharapkan berada di Rp 40, jika dikalikan dengan
PE 20. Maka harganya ada di Rp 800.
PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
(ACES)

Kesimpulan

BUY
Disclaimer
Semua informasi yang tercantum pada makalah ini bukan merupakan ajakan untuk
menjual atau membeli saham PT Samudera Indonesia, Tbk (SMDR) Tujuan utama
dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam kepada
pembaca mengenai perusahaan dan model bisnisnya. Makalah ini mencakup
pernyataan berwawasan ke depan. Pernyataan-pernyataan pada makalah ini
mengandung kata-kata "mengantisipasi", "percaya", "berniat", "memperkirakan",
"mengharapkan", "merencanakan", dan kata-kata dengan makna serupa. Semua
pernyataan selain pernyataan tentang fakta-fakta historis yang termuat dalam
makalah ini, termasuk, namun tidak terbatas pada, pernyataan mengenai posisi
keuangan SMDR, strategi bisnis, rencana, dan tujuan manajemen untuk operasi
masa depan (termasuk rencana pengembangan dan tujuan yang berkaitan dengan
bisnis dan layanan SMDR), adalah pernyataan berwawasan ke depan. Pernyataan
berwawasan ke depan tersebut melibatkan risiko, ketidakpastian, dan faktor-faktor
penting lainnya yang diketahui maupun tidak diketahui yang dapat menyebabkan
hasil, kinerja, atau pencapaian aktual SMDR secara materi berbeda dari hasil,
kinerja, atau pencapaian yang diungkapkan atau diimplikasikan oleh pernyataan
berwawasan ke depan tersebut. Pernyataan berwawasan ke depan tersebut
didasarkan pada asumsi-asumsi yang sangat banyak mengenai strategi bisnis saat
ini dan masa depan SMDR serta lingkungan di mana SMDR akan beroperasi, dan
harus dibaca bersama-sama dengan asumsi-asumsi tersebut. Pernyataan
berwawasan ke depan ini hanya berlaku pada tanggal makalah ini dibuat. Prediksi,
proyeksi, atau perkiraan mengenai ekonomi atau tren ekonomi pasar tidak selalu
mengindikasikan kinerja SMDR di masa depan atau kemungkinan kinerjanya.
Kinerja masa lalu tidak selalu mengindikasikan kinerja di masa depan. Kinerja
keuangan SMDR di masa depan tidak dijamin. Anda diingatkan untuk tidak terlalu
bergantung pada pernyataan berwawasan ke depan ini, yang didasarkan pada
pandangan saat ini dari SMDR mengenai peristiwa-peristiwa masa depan.

Anda mungkin juga menyukai