Anda di halaman 1dari 11

Laporan mingguan

FISIKA DASAR

Disusun Oleh :

Nama : Roid Al Azhar Nasution

Nim : 2105903030030

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Industri

Kelompok : 1 (Satu)

Asisten : Fajrawi

Praktikum : ke 4 (empat)

LABORATORIUM TERPADU

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARING-ACEH BARAT

2022-2023

ACC Nilai
HUKUM HOOKE

I. JUDUL PRAKTIKUM : Hukum Hooke


II. TANGGAL PRAKTIKUM : 28 Maret 2022
III. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Hukum pertambahan panjang pegas ∆ x dengan beban.
2. Menentukan konstanta pegas.

IV. DASAR TEORI


Menurut Crowell, (2015). Besar diameter pegas yang semakin
besar akan mempengaruhi nilai ketetapan menjadi semakin kecil,
Begitupun sebaliknya. Terakhir ada faktor lilitan pegas, jika jumlah lilitan
yang ada pada pegas semakin banyak, maka nilai ketetapannya juga akan
semakin besar begitupun sebaliknya.
Menurut Giancoli, (2011). Jika dilihat dari persamaan tersebut, L
(pertambahan panjang benda) akan bergantung pada besarnya nilai gaya
(F) yang diberikan, dimensi benda (K), dan materi penyusun pada benda
tersebut. Pertambahan panjang benda dapat berbeda apabila benda
dibentuk dengan materi yang berbeda pula. Hal tersebut berlaku meskipun
pada praktiknya, gaya yang diberikan adalah sama, contoh sederhananya
ada pada tulang dan besi.
Menurut Giancoli, (2014). Setiap benda akan mengalami
perubahan bilamana gaya dikerjakan padanya. Jika gaya-gaya tersebut
cukup besar, benda yang bersangkutan dapat patah, atau mengalami
fraktur (fracture). Ruas pada kurva yang dimulai dari titik awal hingga ke
titik batas elastis disebut daerah elastis (elastic region). Apabila sebuah
benda diregangkan melewati batas elastis. Maka benda terebut akan
memasuki daerah plastis (plastic region): benda tak lagi akan kembali ke
panjang aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda,
melainkan akan mengalami deformasi secara permanen. Perubahan
Panjang maksimum akan dicapai pada titik batas patah (breaking point).
Menurut Halliday, (2010). Sebuah benda dapat dideformasikan
sampai melampaui suatu titik tertentu. Ia tidak akan kembali ke bentuk
asalnya jika gaya dikenakan padanya ditradakan. Titik terseut diberinama
batas elastik (sesuai grafik di atas). Untuk banyak bahan ada umumnya,
hukum hooke berlaku untuk daerah di bawah titik batas elastisnya. Daerah
gaya yang memenuhi hukum hooke disebut sebagai “daerah proposional”.
Di luar elastis, gaya tidak lagi dapat dinyatakan dengan fungsi tenaga
potensial, karena banyak faktor yang memengaruhi, termasuk laju
deformasi dan sejarah bahan itu sebelumnya.

V. ALAT DAN BAHAN


Tabel 5.1 Alat dan Bahan

No. Nama Alat Jumlah


2 Pegas 1
3 Batang statis 1
4 Beban / benda dengan ukuran yang berbeda 1
(ex: 50 gr, 60 gr, dll)

VI. CARA KERJA


1. Susun alat percobaan seperti yang terlihat pada gambar dibawah

∆L
2. Gantung 1 beban keujung bawah pegas, nilai ini adalah berat beban
awal F untuk pegas.
3. Ukuran panjang pegas l, catat w dan l pada tabel hasil pengamatan.
4. Tambahkan beban pada beban awal dan ukur panjang pegas L seperti
pada langka percobaan yang kedua, catat total beban W dan I pada
tabel pengamatan.
5. Ulangi langka percobaan setiap kali dengan penambahan satu beban
dan lengkapi dengan tabel pengamatan.

VII. DATA PENGAMATAN

Beban F0
No L0 LA F=m.g ∆ F =F-F0 ∆ L =LA-L0 K
(m) (N)
20 gram 0N 0,21 m 0,25 0,2 N 0,2 N 0,04 m N
1 5
m
0,02 kg
40 gram 0,2 N 0,25 m 0,28 0,4 N 0,2 N 0,03 m N
2 13 , 33
m
0,04 kg
90 gram 0,4 N 0,28 m 0,37 0,9 N 0,5 N 0,09 m N
3 10
m
0,09 kg
115 gram 0,9 N 0,37 m 0,42 1,5 N 0,6 N 0,05 m N
4 23
m
0,115 kg

VIII. PENGOLAHAN DATA


1. Percobaan 1
Dik: m = 0,02 kg
L0 = 0,21 m
LA= 0,25 m
F0= 0 N
Penyelesaian:
F = m.g
m
= 0,02 . 10
s
= 0,2 N
∆ F = F-F0
= 0,2 – 0 N
= 0,2 N
∆ L = LA-L0
= 0,25 -0,21 m
= 0,04 m
F 0 ,2 N
K= =
∆ L 0 , 04 m
N
=5
m

2. Percobaan 2
Dik: m = 0,04 kg
L0 = 0,25 m
LA= 0,28 m
F0= 0,2 N
Penyelesaian:
F = m.g
m
= 0,04 . 10
s
= 0,4 N
∆ F = F-F0
= 0,4 – 0,2 N
= 0,2 N
∆ L = LA-L0
= 0,28 -0,25 m
= 0,03 m
F 0,4 N
K= =
∆ L 0 , 03 m
N
= 13,33
m

3. Percobaan 3
Dik: m = 0,09 kg
L0 = 0,28 m
LA= 0,37 m
F0= 0,4 N
Penyelesaian:
F = m.g
m
= 0,09 . 10
s
= 0,9 N
∆ F = F-F0
= 0,9 – 0,4 N
= 0,5 N
∆ L = LA-L0
= 0,37 - 0,28 m
= 0,09 m
F 0,9 N
K= =
∆ L 0 , 09 m
N
= 10
m

4. Percobaan 4
Dik: m = 0,115 kg
L0 = 0,37 m
LA= 0,42 m
F0= 0,9 N
Penyelesaian:
F = m.g
m
= 0,115 . 10
s
= 1,15 N
∆ F = F-F0
= 1,15 – 0,9 N
= 0,25 N
∆ L = LA-L0
= 0,42 - 0,37 m
= 0,05 m
F 1, 15 N
K= =
∆ L 0 , 05 m
N
= 23
m

IX. PEMBAHASAN
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau
elastsitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk
awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk
benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa
gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa
putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas
elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula
jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis
tersebut memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami,
jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Tegangan didefinisikan
sebagai hasil bagi antara gaya tarik dengan luas penampang benda.
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang
benda ketika diberi gaya dengan panjang awal benda.
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda
yang cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda
melakukan gerak bolak – balik menurut lintasan tertentu melalui titik
setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan
bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T, satuannya
sekon (s). Simpangan maksimum getaran dinamakan amplitudo.
Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. “Elastisitas
benda hanya berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas.” Grafik
tegangan terhadap regangan untuk menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke
titik B adalah masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat
kembali ke bentuk semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang
grafiknya merupakan garis lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik
selanjutnya merupakan masa deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk
yang tidak dapat kembali ke bentuk semula. Titik C adalah titik tekuk
(yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya yang kecil untuk
memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan maksimum
(ultimate stress), dimana benda benar-benar mengalami perubahan bentuk
secara permanen. Titik E adalah titik patah, dimana benda akan
patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut.
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan pegas
agar kembali ke bentuk semula setelah meregang/menekan. Gaya pegas
berlawanan arah dengan gaya berat dan pertambahan panjang, dapat
dirumuskan, tetapan pegas dapat ditentukan melalui penjelasan dan
persamaan berikut:
Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertical. Hukum
Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas.
Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), didaerah yang ada
dalam batas kelentingan pegas.F = k.Δx Atau : F = k (tetap) xk adalah
suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang
nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah gaya per
satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m.
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah hukum
gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah
satu – satunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda
berlaku Hukum II Newton Atau Persamaan diatas merupakan persamaan
gerak getaran selaras (simple harmonic motion). Dalam getaran selaras,
benda berosilasi di antara dua posisi dalam waktu (periode) tertentu
dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain,
simpangan maksimum (amplitudo) getaran tetap. Dapat ditulis menjadi
Persamaan diatas disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku
yang berupa diferensial. Penyelesaian dari Persamaan tersebut dapat
berbentuk Gambar simpangan getaran selaras sederhana. Fungsi x periodik
dan berulang pada simpangan yang sama dengan keanikan sebesar 2
Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan benda untuk menjalani
gerakan satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan
nilai x pada saat t + T.
Berdasarkan kenyataan ini dapat diketahui bahwa:
Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan jumlah
getaran per satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz). Dengan demikian,
frekuensi sudutnya adalah Persamaan gerak getaran di atas dapat juga
dinyatakan dalam cosinus, yaitu Suatu getaran memiliki persamaan
simpangan unik yang bentuk denitifnya ditentukan oleh posisi awal dan
kecepatan awal (keduanya sering disebut sebagai syarat awal).
Karakteristik Rangkaian Pegas Pada dasarnya rangkaian pegas ada dua,
yaitu rangakaian seri dan paralel. Jika sebuah sistem tersusun atas
rangkaian seri dan paralel, rangkaian itu disebut rangakaian kompleks.
Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k) sistem
untuk pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel. Pada rangkaian
seri, gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang
setiap pegas berbeda. Sedangkan pada rangkaina paralel, gaya yang
bekerja pada setiap pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas
adalah sama.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat dari
percobaan berikut : Untuk rangkaian pegas secara seri berlaku kaitan, yaitu
perubahan panjang total pegas merupakan penjumlahan perubahan panjang
masing-masing pegas. Sehingga, dapat dirumuskan :
Δxtotal = Δx1 + Δx2 + Δx3
Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan gaya pada setiap
pegas sama dengan gaya total yang bekerja, diperoleh nilai konstanta
pegas untuk rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang
tersusun secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah Jika hanya ada
dua pegas yang disusun secara seri, sedangkan dengan rangkaian pegas
secara paralel berlaku kaitan gaya total yang bekerja pada pegas sama
dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing pegas,
yaitu dengan menerapkan hukum Hooke F = k Δx dan pertambahan
panjang pada masing-masing pegas sama dengan pertambahan panjang
total (Δ x total = Δ x 1 = Δ x 2 = Δ x 3), diperoleh nilai konstanta pegas
untuk rangkaian pegas secara paralel adalah Jika ada n pegas yang
tersusun secara paralel, nilai konstanta pegas totalnya adalah Benda yang
melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yang
tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik
arahnya maupun besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah,
percepatannya pun berubah-ubah pula.

X. KESIMPULAN
1. Semakin berat massa beban yang digantung pada pegas, maka
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menarik beban kebawah.
2. Besarnya konstanta dipengaruhi oleh gaya, massa dan gravitasi dan
dapat terjadi kesalahan atau ketidak kekuratan data karena pengaruh
keseimbangan pegas, kesalahan dalam perhitungan massa maupun
gaya.
3. Renngang tidaknya suatu pegas dipengaruhi oleh massa beban yang
digantung.
4. Besarnya gaya yang diberikan berbanding lurus denagan pertambahan
pegas (∆ x ¿ yaitu panjang akhir – panjang awal
5. Konstanta pada masing-masing percobaan berbeda-beda karena
perbedaan benda yang digunakan atau tingkat kerenggangan pegas.
6. Hasil pengukuran konstanta pegas dengan menggunakan pegas yang
sama memiliki nilai yang hampir sama.
7. Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya
F maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan
besarnya gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.
8. Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan,
semakin besar beban yang diberikan semakin besar pula pertambahan
panjang pegas.
9. Data-data pada percobaan gerak harmonis sedehana terdapat hasil
yang berbeda akibatnya beban beban yang di berikan tidak sama
(berbeda).
10. Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat pula waktu yang
dibutuhkan pegas untuk mencapai lima kali ke atas ke bawah.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Crowell, 2015. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.


Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, 2011. Fundamental University Physics Second Edition. Addision
Wesley Publishing Company, Inc : Canada.
Halliday , dkk. 2010. Fisika Edisi ke 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai