Anda di halaman 1dari 69

Perancangan Pondasi Dangkal

Pertemuan M8
Distribusi Tegangan
Dalam Tanah

Dr. Ellysa, MT
PENDAHULUAN

• Tegangan di dalam tanah yang timbul akibat adanya


beban dipermukaan dinyatakan dalam istilah tambahan
tegangan (stress increment), karena sebelum tanah
dibebani, tanah sudah mengalami tekanan akibat
beratnya sendiri yang disebut tekanan overburden.
• Analisis tegangan di dalam tanah didasarkan pada
anggapan bahwa tanah bersifat elastis, homogen,
isotropis, dan terdapat hubungan linier antara tegangan
dan regangan.
BEBAN TITIK

• Boussinesq (1885) memberikan persamaan


penyebaran beban akibat pengaruh beban titik di
permukaan.
• Tambahan tegangan vertikal (Δz) akibat beban titik,
dianalisis dengan meninjau sistem tegangan pada
koordinat silinder (Gambar 4.3).
BEBAN TITIK
BEBAN TITIK

• Dalam teori ini, tambahan tegangan vertikal (Δz) pada


suatu titik di dalam tanah akibat beban titik Q di
permukaan, dinyatakan oleh persamaan:

… (1)

Dengan:
Δz = tambahan tegangan vertikal (kN/m2)
z = kedalaman titik yang ditinjau (m)
r = jarak horisontal titik di dalam tanah terhadap
garis kerja beban (m)
BEBAN TITIK

• Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan


sebagai:

… (2)

• Maka persamaan (1) akan menjadi:

… (3)
BEBAN TITIK

• Nilai I yang disajikan dalam bentuk grafik diperlihatkan


dalam Gambar 4.4 (Taylor, 1948).
BEBAN TITIK

• Contoh Soal 1
Susunan fondasi diperlihatkan dalam Gambar C4.1.
Beban kolom A = 400 kN, kolom B = 200 kN dan
kolom-kolom C = 100 kN.
Bila beban kolom dianggap sebagai beban titik, hitung
tambahan tegangan di bawah pusat fondasi-fondasi A,
B dan C, pada kedalaman 6 m di bawah fondasi.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
 Beban-beban kolom dianggap sebagai beban titik,
karena itu tambahan tegangan di bawah masing-
masing fondasi dapat dihitung dengan persamaan:

 Fondasi-fondasi diberi nama menurut nama kolom.


 Pada soal ini, karena susunan fondasi simetris,
tambahan tegangan di bawah fondasi B dan C, pada
kedalaman yang sama akan menghasilkan Δz yang
sama.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
(1) Untuk fondasi-fondasi B:
Δz(B1) = Δz(B2) = Δz(B3) = Δz(B4)
(2) Untuk fondasi-fondasi C:
Δz(C1) = Δz(C2) = Δz(C3) = Δz(C4)
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
a) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi A:
Hitungan faktor pengaruh I pada kedalaman 6 m di
bawah fondasi A, dilakukan dalam Tabel C4.1a.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
a) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi A:
Menentukan nilai I dengan Gambar 4.4.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
a) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi A:
 Tambahan tegangan akibat beban fondasi A
z(A) = 1 x 400/62 x 0,478 = 5,2 kN/m2
 Tambahan tegangan akibat beban fondasi B
z(B) = 4 x 200/62 x 0,273 = 6,0 kN/m2
 Tambahan tegangan akibat beban fondasi C
z(C) = 4 x 100/62 x 0,172 = 1,9 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
a) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi A:
 Tambahan tegangan di bawah fondasi A pada
kedalaman 6 m:
Δz(A:6) = 5,2 + 6,0 + 1,9 = 13,1 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B:
Ditinjau fondasi B1. Dihitung jarak-jarak antara pusat
fondasi B1 dengan yang lain:
B1 C1 = B1 C2 = B1 A = 3 m

B1 B2 = B 1 B3 = = 4,24 m

B1 C3 = B1 C4 = = 6,71 m
B1 B4 = 6,0 m
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B:
Hitungan I di bawah pusat fondasi B1, pada
kedalaman z = 6 m, oleh akibat beban-beban
seluruh fondasi diperlihatkan dalam Tabel C4.lb.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B:
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B1,
akibat beban fondasi A
z(B1-A) = 400/62 x 0,273 = 3,03 kN/m2
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B1,
akibat beban fondasi B
z(B1-B) = 200/62 x (0,478 + 0,172 + 0,172 + 0,084)
= 5,03 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B:
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B1,
akibat beban fondasi C
z(B1-C) = 100/62 x (0,273 + 0,273 + 0,063 + 0,063)
= 1,87 kN/m2
 Tambahan tegangan akibat beban seluruh
fondasi, di bawah pusat fondasi B1, pada
kedalaman 6 m:
Δz(B1:6) = 3,03 + 5,03 + 1,87 = 9,93 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi B:
 Tegangan-tegangan di bawah masing-masing
pusat fondasi B1 sampai B4, pada kedalaman 6 m:

Δz(B1) = Δz(B2) = Δz(B3) = Δz(B4) = 9,93 kN/m2


BEBAN TITIK

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C:
Ditinjau fondasi C1. Jarak pusat fondasi C1 terhadap
fondasi-fondasi yang lain:
C1 B1 = C1 B2 = 3 m
C1 C3 = C1 C2 = 6 m
C1 A = 4,24 m
C1 B4 = C1 B3 = 6,71 m
C1 C4 = 6 = 8,48 m
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C:
Hitungan I di bawah pusat fondasi C1, pada
kedalaman z = 6 m, oleh akibat beban-beban
seluruh fondasi diperlihatkan dalam Tabel C4.1c.
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C:
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C1,
akibat beban fondasi A
z(C1-A) = 400/62 x 0,172 = 1,91 kN/m2
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C1,
akibat beban fondasi B
z(C1-B) = 200/62 x (0,273 + 0,273 + 0,063 + 0,063)
= 3,73 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C:
 Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C1,
akibat beban fondasi C
z(C1-C) = 100/62 x (0,478 + 0,084 + 0,084 + 0,031)
= 1,88 kN/m2
 Tambahan tegangan akibat beban seluruh
fondasi, di bawah pusat fondasi C1, pada
kedalaman 6 m:
Δz(C1:6) = 1,91 + 3,73 + 1,88 = 7,52 kN/m2
BEBAN TITIK

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah pusat fondasi C:
 Tegangan-tegangan di bawah masing-masing
pusat fondasi C1 sampai C4, pada kedalaman 6 m:

Δz(C1) = Δz(C2) = Δz(C3) = Δz(C4) = 7,52 kN/m2


BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LAJUR MEMANJANG

• Tambahan tegangan vertikal pada titik A di dalam tanah


akibat beban terbagi rata q fleksibel berbentuk
memanjang (Gambar 4.5), dinyatakan oleh persamaan:

• dengan  dab  dalam radian, yaitu sudut yang


ditunjukkan dalam Gambar 4.5.
• Isobar tegangan yang menunjukkan tempat kedudukan
titik-titik yang mempunyai tegangan vertikal yang sama
oleh akibat beban berbentuk lajur memanjang
ditunjukkan dalam Gambar 4.6 (Sowers, 1979).
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LAJUR MEMANJANG
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LAJUR MEMANJANG
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Tambahan tegangan vertikal akibat beban terbagi rata


fleksibel berbentuk empat persegi panjang, dengan
ukuran panjang L dan lebar B (Gambar 4.7), dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan yang
diperoleh dari penjabaran persamaan Boussinesq,
sebagai berikut:

Δz = q.I
• Dalam persamaan tersebut:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

dengan,
q = tekanan sentuh atau tekanan fondasi ke tanah
m = B/z
n = L/z
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Nilai faktor pengaruh untuk I untuk tegangan di bawah


sudut luasan empat persegi panjang oleh akibat beban
terbagi rata q dalam bentuk grafik, dapat dilihat dalam
Gambar 4.8, sedang isobar tambahan tegangan di
bawah luasan beban bujur sangkar ditunjukkan dalam
Gambar 4.6.
• Tambahan tegangan vertikal pada sembarang titik di
bawah luasan empat persegi panjang ditentukan
dengan cara membagi-bagi empat persegi panjang,
dan kemudian menjumlahkan tegangan yang terjadi
pada tiap-tiap bagiannya. Sebagai contoh, akan
ditentukan tambahan tegangan vertikal di bawah titik X
(Gambar 4.9).
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Untuk ini, dapat dilakukan cara sebagai berikut:


Δz(X) = Δz(XEBF) + Δz(XFCH) +
Δz(XGDH) + Δz(XGAE)
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Contoh Soal 2
Bila dalam contoh soal 1 seluruh area bangunan
didukung oleh fondasi rakit ukuran 7 m x 7 m,
berapakah tambahan tegangan di bawah pusat fondasi
pada kedalaman yang sama? Dianggap beban total
yang didukung kolom-kolom disebarkan secara sama
ke seluruh luasan fondasi pelat.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Penyelesaian
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Penyelesaian
Beban total yang didukung kolom-kolom dianggap
disebarkan secara sama pada luasan fondasi pelat,
maka:
2
q= = 32,6 kN/m2

a) Tambahan tegangan di pusat beban (titik E)


dihitung dengan membagi luasan fondasi menjadi 4
bagian yang sama, dengan ukuran 3,5 m x 3,5 m:
m = B/z = 3,5/6 = 0,59
n = L/z = 3,5/6 = 0,59
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Penyelesaian
a) Tambahan tegangan di pusat beban (titik E)
dihitung dengan membagi luasan fondasi menjadi 4
bagian yang sama, dengan ukuran 3,5 m x 3,5 m:
Dari Gambar 4.8, diperoleh I = 0,107.
Untuk 4 luasan yang sama:
Δz(E) = 4.I.q
= 4 x 0,107 x 32,6
= 14 kN/m2
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Penyelesaian
b) Tambahan tegangan vertikal di titik D dilakukan
dengan membagi dua luasan fondasinya, yaitu
luasan DFCA dan DFIG:
DF = 7 m ; AD = 3,5 m
m = B/z = 3,5/6 = 0,59
n = L/z = 7/6 = 1,17
Dari Gambar 4.8, diperoleh I = 0,142
Δz(D) = 2.I.q
= 2 x 0,142 x 32,6
= 9,3 kN/m2
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

• Penyelesaian
c) Tambahan tegangan di bawah titik A :
m = B/z = 7/6 = 1,17
n = L/z = 7/6 = 1,17
Dari Gambar 4.8, diperoleh I = 0,191
Δz(A) = I.q
= 0,191 x 32,6
= 6,2 kN/m2
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Dengan cara integrasi dari persamaan beban titik,


dapat diperoleh tambahan tegangan di bawah luasan
fleksibel berbentuk lingkaran yang mendukung beban
terbagi rata (Gambar 4.10).
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Persamaan tambahan tegangan vertikaldi bawah


beban terbagi rata berbentuk lingkaran fleksibel,
sebagai berikut:

Δz = ⁄ / … (a)

Dengan:

I = ⁄ /

Maka :
Δz = q.I … (b)
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Foster dan Ahlvin ( 1 954) memberikan grafik faktor


pengaruh I untuk tambahan tegangan vertikal pada
sembarang titik di bawah beban terbagi rata berbentuk
lingkaran fleksibel pada Gambar 4.11.
• Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan di bawah
pusat beban lingkaran, dinyatakan oleh kurva x/r = 0.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Contoh Soal 3:
Sebuah tangki minyak berbentuk lingkaran dengan
diameter 4 m, mendukung beban terbagi rata q = 120
kN/m2. Dengan menggunakan Foster Chart Gambar
4.11, hitunglah:
a. Tambahan tegangan di bawah pusat tangki pada
kedalaman 2 m.
b. Tambahan tegangan di bawah tepi tangki pada
kedalaman 2 m.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
a) Tambahan tegangan vertical di pusat tangki pada
kedalaman 2 m:
z=2m z/r = 2/2 = 1
r = 4/2 = 2 m x/r = 0/2 = 0
x=0
Dari Gambar 4.11 diperoleh I = 64% = 0,64
Maka:
Δz = q.I
= 120 x 0,64 = 76,8 kN/m2
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
b) Tambahan tegangan vertical di tepi tangki pada
kedalaman 2 m:
z=2m z/r = 2/2 = 1
r=2m x/r = 2/2 = 1
x=2m
Dari Gambar 4.11 diperoleh I = 0,33
Maka:
Δz = q.I
= 120 x 0,33 = 39,6 kN/m2
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
Menentukan nilai I dari Gambar 4.11:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Contoh Soal 4:
Luasan beban berbentuk lingkaran yang fleksibel
berdiameter 7,8 m terletak di permukaan tanah.
Tekanan terbagi rata q = 117 kN/m2 bekerja pada
luasan tersebut.
Berapa tambahan tegangan vertikal pada kedalaman 4
m, di tepi (titik B ) dan pusat (titik A) fondasi?
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
Hitungan tambahan tegangan pada kedalaman 4 m di
bawah pusat (titik A) (x = 0 m) dan tepi fondasi (titik B)
(x = 3,9 m) oleh beban terbagi rata q = 117 kN/m2,
dapat dilihat pada Tabel C4.2.
BEBAN TERBAGI RATA LUASAN FLEKSIBEL
BERBENTUK TAK TERATUR

• Newmark (1942) memberikan cara menghitung


tambahan tegangan vertikal di dalam tanah akibat
luasan fleksibel berbentuk tak teratur yang mendukung
beban terbagi rata.
• Diagram yang digunakan dalam hitungan berupa
lingkaran yang disebut lingkaran Newmark.
• Newmark mengubah Persamaan (a) dalam bentuk
persamaan sebagai berikut:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Nilai-nilai r/z dan Δz /q merupakan besaran yang tidak


berdimensi.
• Nilai pengaruh diberikan oleh 1/n, dengan n adalah
jumlah elemen-elemen yang terpotong oleh garis lewat
pusat lingkaran dan lingkaran-lingkarannya.
• Karena terdapat 200 elemen, nilai faktor pengaruh (I)
bernilai 1/200 atau 0,005.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Untuk menentukan tegangan vertikal pada kedalaman


tertentu di bawah fondasi, dilakukan cara sebagai
berikut:
1) Tentukanlah kedalaman (z) yang akan dihitung
tegangannya. Dibuat z = AB. Jadi, jika tegangan
pada kedalaman yang akan ditinjau adalah pada z =
5 m, panjang AB dalam lingkaran Newmark ekivalen
dengan 5 m.
2) Gambarkan denah fondasi dengan skala panjang
sesuai dengan panjang satuan garis AB. Artinya, jika
panjang fondasi L = 15 m dan lebar B = 7,5 m,
panjang fondasi (L) yang digambar pada lingkaran
Newmark adalah (15/5) = 3 kali panjang garis AB,
sedang lebarnya (B) digambar (7,5/5) = 1,5 kali AB.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Untuk menentukan tegangan vertikal pada kedalaman


tertentu di bawah fondasi, dilakukan cara sebagai
berikut:
3) Denah fondasi diletakkan sedemikian rupa, hingga
proyeksi titik pada denah fondasi yang akan
ditentukan tegangannya, berimpit dengan pusat
lingkaran Newmark.
4) Dihitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah
fondasi, misalnya n elemen.
5) Tambahan tegangan (Δz) pada kedalaman z, di
hitung dengan mengunakan persamaan:
Δz = q.n.I
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Untuk menentukan tegangan vertikal pada kedalaman


tertentu di bawah fondasi, dilakukan cara sebagai
berikut:
dengan,
q = beban terbagi rata pada dasar fondasi.
n = jumlah elemen yang tertutup denah fondasi.
I = faktor pengaruh, di mana untuk grafik yang
diberikan dalam contoh ini, I = 0,005.
Cara Newmark cocok untuk fondasi dengan bentuk dan
ukuran sembarang, sejauh denah fondasi masih dapat
digambarkan pada diagramnya dengan skala yang
memenuhi.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Contoh Soal 5
Diketahui bentuk luasan beban seperti yang ditunjukan
dalam Gambar C4.4. Beban terbagi rata q = 100 kN/m2
bekerja pada luasan beban tersebut.
Hitung tambahan tegangan di bawah titik P pada
kedalaman 6 m
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
Pada Gambar C4.4, skala AB pada gambar ekivalen
dengan z = 6 m.
Denah luasan beban digambar dengan skala garis AB
yang dianggap mempunyai panjang 6 m.
Karena tambahan tegangan yang akan dihitung
dibawah titik P, maka P diletakkan di pusat lingkaran
Newmark.
BEBAN TERBAGI RATA
BERBENTUK LINGKARAN

• Penyelesaian:
Selanjutnya,
PQ = 9 m,
digambar pada lingkaran Newmark: (9/6)AB = 1,5 x AB
QR 6 m,
digambar (6/6)AB = 1 x AB, demikian seterusnya.
Jumlah elemen yang tertutup denah fondasi n = 42,1
Tambahan tegangan pada kedalaman 6 m di bawah titik
P:
Δz = q.n.I = 100 x 42,1 x 0,005 = 21 kN/m2
METODE PENYEBARAN 2V : 1H

• Metode ini merupakan salah satu cara pendekatan yang


sangat sederhana untuk menghitung penyebaran
tegangan akibat pembebanan yang diberikan oleh
Boussinesq.
• Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V :
1H (2 vertikal dibanding 1 horizontal).
• Dalam cara ini, beban fondasi Q dianggap didukung
oleh piramid yang mempunyai kemiringan sisi 2V : 1H
(Gambar 4.13).
METODE PENYEBARAN 2V : 1H
METODE PENYEBARAN 2V : 1H

• Dengan cara pendekatan ini, lebar dan panjangnya


bertambah 1 meter untuk tiap penambahan kedalaman
1 meter.
• Untuk fondasi empat persegi panjang:
atau

• Untuk fondasi memanjang:


METODE PENYEBARAN 2V : 1H

dengan,
Δz = tambahan tegangan vertikal pada keda1aman z
(kN/m2)
Q = beban total (kN)
q = tekanan terbagi rata (kN/m2)
L = panjang luasan beban (m)
B = lebar luasan beban (m)
z = kedalaman (m)
METODE PENYEBARAN 2V : 1H

• Contoh Soal 6
Luasan beban berbentuk bujur sangkar fleksibel
berukuran 3 m x 3 m terletak di permukaan tanah. Di
pusat luasan beban bekerja beban titik sebesar 100 kN.
Berapa tambahan tegangan yang terjadi pada
kedalaman 4 m, bila dipakai cara penyebaran 2V : 1H?
METODE PENYEBARAN 2V : 1H

• Penyelesaian:
METODE PENYEBARAN 2V : 1H

• Penyelesaian:
Tambahan tegangan pada kedalaman z = 4 m:

Δz =

= 2 kN/m2
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai