MODUL 2
TEORI PELUANG
Disusun Oleh:
Kelompok 19
1. Ainur Hikmah Alfasanah 21070122120002
2. Gratia Andrea Sam 21070122120019
3. Bagus Prakoso Purwoputro 21070122130074
4. Irtiza Ghaza Danendra 21070122140171
Menyetujui,
Asisten
Irfan Maulana
NIM. 21070121120036
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur, praktikan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikan kepada praktikan untuk menyelesaikan
Laporan Praktikum Teori Probabilitas Modul 2 Teori Peluang dengan tepat waktu.
Tentunya selama proses penyusunan laporan ini, tidak lepas dari kontribusi dan bantuan
dari banyak pihak. Maka dari itu, praktikan mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan laporan ini:
1. Ibu Prof. Dr. Aries Susanty, S.T., M.T., selaku dosen pengampu mata kuliah
Teori Probabilitas yang telah membagikan ilmunya, sehingga praktikan dapat
memahami dengan baik semua materi dan dapat mengikuti Praktikum Teori
Probabilitas Modul 2 dengan lancar.
2. Saudara Robert selaku koordinator praktikum, Saudara Irfan Maulana selaku
asisten praktikum Modul 2, beserta seluruh asisten Laboratorium Optimasi dan
Perencanaan Sistem Industri yang telah membimbing dan membantu praktikan
selama berjalannya praktikum Modul 2.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Praktikum Teori
Probablitas Modul 2 Teori Peluang ini baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat praktikan sebutkan satu persatu.
Praktikan sadar bahwa laporan ini mungkin masih memiliki kekurangan, oleh
karena itu, praktikan sangat menghargai masukan, kritik, dan saran untuk perbaikan di
masa depan. Akhir kata, praktikan mengucapkan terima kasih dan berharap laporan ini
dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman topik teori peluang.
Kelompok 19
iii
DAFTAR ISI
Contents
iv
3.1.2.8 Kasus 8 ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Laporan Praktikum Teori Probabilitas
Modul 2 – Teori Peluang
Kelompok 19
BAB I
PENDAHULUAN
antara cacat produk (defect) yang terjadi dengan total produksi yang dihasilkan,
memprediksi perilaku pasar dan tren konsumen.
Dalam laporan Praktikum Teori Probabilitas Modul 2 ini membahas mengenai
teori peluang. Pengmabilan dan pengumpulan data modul 2 ini diambil berdasarkan pada
skenario yang telah diberikan. Skenario yang kami gunakan pada modul ini mengenai
higenitas dari kemasan makanan dan minuman. PT. Ambar Jaya yang bergerak di industri
minuman kemasan mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan pada kaleng produk
Nestle agar dapat sampai ke tangan konsumen dengan baik dan higenis. Pada modul 2 ini
praktikan diminta untuk mencari nilai nilai – peluang, variansi, harapan matematis, aturan
perkalian, dan penjumlahan dari quality control oleh PT. Ambar Jaya.
Terdapat 8 kasus yang harus di selesaikan, kasus yang pertama di selesaikan
dengan metode permutasi karena pada kasus diketahui bahwa pengambilan sampel
memperhatikan urutannya. Kasus yang kedua diselesaikan dengan metode kombinasi
karena pada kasus ini hanya ingin mengetahui peluang kejadian tanpa adanya syarat
khusus seperti urutan. Pada kasus ketiga menggunakan metode penyelesaian aturan
perkalian titik sampel karena terdiri dari 2 kejadian yang berurutan dengan syarat berbeda
yaitu pengambilan produk cacat dan finished good. Pada kasus keempat menggunakan
metode penyelesaian berupa aturan penjumlahan, aturan perkalian, serta aturan peluang
bersyarat. Aturan Penjumlahan saling lepas digunakan dalam kasus di mana kita ingin
menghitung probabilitas terambilnya kaleng produk cacat atau kaleng produk dengan
label angka satu. Sedangkan aturan penjumlahan tidak saling lepas digunakan dalam
kasus di mana kita ingin menghitung probabilitas terambilnya kaleng produk dengan label
angka kurang dari empat dan terambilnya kaleng produk Nestle tanpa cacat atau label
angka lebih dari sebelas. Berikutnya merupakan aturan perkalian saling bebas yang
digunakan dalam kasus di mana kita ingin menghitung probabilitas terambilnya kaleng
produk cacat bersamaan dengan terambilnya kaleng produk dengan label angka lebih dari
tujuh. Sedangkan untuk aturan perkalian tidak saling bebas digunakan dalam kasus
ketiga, di mana kita ingin menghitung probabilitas tidak terambilnya dua kaleng produk
Nestle tanpa cacat atau terambilnya kaleng produk Nestle dengan label angka dua belas.
Dan pada aturan bersyarat digunakan ketika kejadian tambahan untuk mengetahui
peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari sembilan,
di mana kaleng produk Nestle lain yang terambil adalah kaleng produk Nestle dengan
label angka sembilan. Pada kasus 5 menggunakan metode harapan matematis karena pada
kasus ini ingin mengetahui nilai harapan dari pengambilan kaleng Nestle yang cacat dan
tidak cacat. Pada kasus 6 PT Ambar Jaya membeli part body wall dari tiga supplier yang
berbeda yaitu supplier A, supplier B, dan supplier C. Kemudian dilakukan pengambilan
2 part body wall dari kotak tertentu yang ada digudang dengan tujuan agar dapat menjadi
cadangan apabila part satunya rusak. Kasus tersebut dapat diselesaikan dengan metode
kovariansi karena dalam kasus tersebut terdapat 2 variabel acak dan menghitung variansi
dari 2 variabel acak tersebut. Pada kasus 7 menggunakan metode penyelesaian teorema
Chebysev karena teorema ini dapat digunakan untuk mengetahui peluang dari kejadian
yang distribusi peluang belum diketahui sebelumnya, tetapi harapan matematisnya sudah
diketahui. Pada kasus 8 metode yang akan digunakan adalah aturan Bayes. Metode aturan
Bayes digunakan karena pada kasus ini akan menghitung probabilitas terjadinya suatu
peristiwa berdasarkan pengaruh dari hasil observasi. Sehingga aturan Bayes dengan yang
ingin diselesaikan pada kasus ini sejalan.
Dalam mengolah data ini kami memakai 3 metode, yaitu Microsoft excel,
software minitab, serta metode manual. Software microsoft excel dan minitab dapat
digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan peluang. Software tersebut mampu
mengolah data dengan permutasi dan kombinasi. Oleh karena itu, perhitungan antara
menggunakan microsoft excel dan minitab harus disajikan dan dibandingkan sesuai
dengan output dari masing – masing aplikasi tersebut.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada laporan modul 2 mengenai teori peluang adalah sebagai
berikut:
1. Mampu memecahkan masalah dengan menggunakan konsep teori peluang.
2. Mampu memahami dan menggunakan prinsip permutasi, kombinasi, dan
aturan perkalian dalam menentukan jumlah titik sampel.
3. Mampu mengetahui jenis jenis dan penggunaan dari hukum probabilitas.
4. Mampu memahami konsep aturan Bayes, harapan matematis, variansi,
kovariansi, dan teori Chebysev
dengan penjelasannya.
BAB III PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA, DAN ANALISIS
Bab III membahas mengenai hasil pengolahan data yang disajikan
dalam bentuk output metode manual, software Microsoft Excel,
dan Minitab sesuai dengan skenario yang telah ditentukan serta
membasa mengenai hasil analisis data yang telah diolah beserta
penjelasan mengenai perbandingan antara hasil perhitungan secara
manual dan menggunakan software Microsoft Excel dan Minitab.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab IV membahas mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan isi laporan secara keseluruhan.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
BAB III
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA, DAN ANALISIS
Dalam memproduksi kaleng produk Nestle, PT Ambar Jaya memiliki empat buah
stasiun kerja yang bernama stasiun Algorit, Binary, Canan, dan Delta. Stasiun Algorit
memproduksi sebesar 24% dari seluruh kaleng produk Nestle, stasiun Binary
memproduksi sebesar 28%, stasiun Canan memproduksi sebesar 18%, dan stasiun Delta
memproduksi sebesar 30%. Kita telah memperoleh data penelitian bahwa peluang
masing-masingstasiun kerja tersebut untuk menghasilkan produk cacat adalah sebesar
0,30; 0,15; 0,20; dan 0,25. Berdasarkan data tersebut, PT Ambar Jaya ingin mengetahui
urutan peluang masing-masing stasiun kerja apabila dilakukan pengambilan sebuah
kaleng produk Nestle secara acak dan ternyata cacat.
Dalam pembuatan kaleng produk Nestle, PT Ambar Jaya memerlukan beberapa
part yang dibutuhkan dalam proses perakitan kaleng produk Nestle. Salah satu part yang
dibutuhkan adalah body wall. Part body wall dibeli dari tiga supplier yang berbeda yaitu
supplier A, supplier B, dan supplier C. Misalkan sebagai variabel acak diskrit, jumlah
Part Body Wall yang dibeli dari supplier A yang berisi 4 Part Body Wall, supplier B yang
berisi 2 Part Body Wall, dan supplier C yang berisi 3 Part Body Wall. Pengambilan 2
Part Body Wall dari kotak tertentu yang ada digudang memiliki tujuan agar dapat menjadi
cadangan apabila part satunya rusak. Bila X menyatakan banyaknya Part Body Wall dari
supplier A dan Y menyatakan banyak Part Body Wall dari supplier B. Maka perhitungan
nilai peluang X dan Y dapat dinyatakan dengan rumus:
x
F(x,y) h(y)
0 1 2
1 1 1 7
0
12 3 6 12
1 2 7
Y 1 0
6 9 18
1 1
2 0 0
36 36
5 5 1
g(x) 1
18 9 6
Tentukanlah:
a. Nilai yang diharapkan dari g(X, Y) = XY
b. Nilai kovariansi dari x dan y
Departemen Quality Control PT Ambar Jaya melanjutkan proses pemeriksaan
kualitas kaleng produk Nestle dengan menghitung nilai harapan matematis dengan
melakukan pengambilan tiga buah kaleng produk Nestle dari pengambilan kaleng produk
Nestle baik yang berupa finished good maupun yang berupa defect (cacat). Departemen
Quality Control juga ingin mengetahui variansi dalam pengambilan masing-masing jenis
kualitas kaleng produk Nestle tersebut. Proses tersebut juga dilanjutkan oleh Departemen
Quality Control dengan menghitung 𝑃(0 < 𝑋 < 2) dari kaleng produk Nestle cacat pada
kontainer tersebut dengan distribusi peluang yang belum diketahui sebelumnya.
Pemeriksaan kualitas kaleng produk Nestle dilakukan dengan pengambilan
sampel pada sebuah kontainer yang berisi sembilan buah kaleng produk Nestle dan
Departemen Quality Control menemukan sebanyak empat buah kaleng produk Nestle
yang tidak dapat digunakan dengan baik (cacat). Keempat kaleng produk Nestle yang
cacat tersebut adalah kaleng produk Nestle dengan label bertuliskan angka 2, 3, 5, dan 7.
Dari kesembilan kaleng produk Nestle tersebut, PT Ambar Jaya ingin mengetahui berapa
besarnya peluang kejadian yang mungkin terjadi dari pengambilan sebanyak dua buah
kaleng produk Nestle secara bersamaan. Pada proses pemeriksaan kualitas, PT Ambar
Jaya ingin mengetahui peluang terambilnya kedua kaleng produk Nestle cacat atau label
kaleng produk Nestle berjumlah enam. Selain itu, Departemen Quality Control PT Ambar
Jaya juga ingin mengetahui beberapa peluang kejadian lainnya antara lain:
1. Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
enam dan tidak terambilnya nol kaleng produk Nestle cacat, serta terambilnya
nol kaleng produk Nestle tidak cacat atau label angka kaleng produk Nestle
berjumlah lebih dari tiga belas.
2. Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
tujuh dan terambilnya kaleng produk Nestle kedua angkanya berlabel genap.
3. Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
3.1.2.4 Kasus 4
Kasus 4A yang pertama berisi tentang suatu permasalahan dimana sebuah
Departemen Quality Control memberi angka 1-9 kaleng produk Nestle
menemukan 4 kaleng Nestle dengan kondisi cacat. Keempat kaleng tersebut
terdapat pada angka 2,3,5, dan 7. Dalam pengambilannya kaleng Nestle
sebagai sampel akan diambil sebanyak 2 kaleng secara bersamaan. Pada proses
pengambilan ini Departemen Quality Control ingin mengetahui peluang
terambilnya kaleng produk Nestle yang semua cacat atau label angka jika
dijumlahkan akan berjumlah 6. Kasus ini dapat diselesaikan dengan
penjumlahan kejadian saling lepas.
Kasus 4A yang kedua berisi tentang suatu permasalahan dimana sebuah
Departemen Quality Control memberi angka 1-9 kaleng produk Nestle
menemukan 4 kaleng Nestle dengan kondisi cacat. Keempat kaleng tersebut
terdapat pada angka 2,3,5, dan 7. Dalam pengambilannya kaleng Nestle
sebagai sampel akan diambil sebanyak 2 kaleng secara bersamaan. Pada proses
pengambilan ini Departemen Quality Control ingin mengetahui peluang
terambilnya label angka kaleng Nestle berjumlah kurang dari 14 atau
terambilnya nol produk Nestle tidak cacat. Kasus ini dapat diselesaikan
dengan penjumlahan kejadian saling tidak lepas.
Kasus 4B yang pertama berisi tentang suatu permasalahan dimana sebuah
Departemen Quality Control memberi angka 1-9 kaleng produk Nestle
menemukan 4 kaleng Nestle dengan kondisi cacat. Keempat kaleng tersebut
terdapat pada angka 2,3,5, dan 7. Dalam pengambilannya kaleng Nestle
sebagai sampel akan diambil sebanyak 2 kaleng secara bersamaan. Pada proses
pengambilan ini Departemen Quality Control ingin mengetahui peluang
terambilnya kaleng dengan label angka produk Nestle kurang dari 7 dan
terambilnya kaleng dengan kedua angka berlabel genap. Kasus ini dapat
diselesaikan dengan aturan perkalian kejadian saling bebas.
Kasus 4B yang kedua berisi tentang suatu permasalahan dimana sebuah
Departemen Quality Control memberi angka 1-9 kaleng produk Nestle
menemukan 4 kaleng Nestle dengan kondisi cacat. Keempat kaleng tersebut
b. Minitab
Berikut ini adalah hasil pengolahan data pada kasus 1 dengan menggunakan
bantuan software Minitab:
c. Excel
Berikut ini adalah hasil pengolahan data pada kasus 1 dengan menggunakan
bantuan software Excel:
Aturan Perkalian dalam matematika didefinisikan sebagai berikut: Jika terdapat dua
kejadian berurutan, di mana kejadian pertama bisa terjadi dalam p cara berbeda, dan setiap
kemungkinan kejadian pertama diikuti oleh kejadian kedua yang bisa terjadi dalam q cara
berbeda, maka jumlah cara kombinasi kedua kejadian tersebut secara bersama-sama
terjadi adalah hasil perkalian dari jumlah cara untuk kejadian pertama (p) dan jumlah cara
untuk kejadian kedua (q), yaitu (p x q) (Laila, 2023).
Diketahui:
1. Terdapat 9 kaleng produk Nestle dalam sebuah kontainer yang diberi angka
dari 1 sampai 9.
2. Terdapat 4 kaleng yang cacat dalam kontainer ini.
3. Tim quality control PT Ambar Jaya akan mengambil 3 sampel kaleng produk
Nestle dari kontainer.
4. Pengambilan dilakukan satu per satu secara acak, tanpa pengembalian.
5. Dalam pengambilan sampel, pengambilan pertama dan ketiga harus
mendapatkan produk yang baik (finished goods), sedangkan pengambilan
kedua harus mendapatkan produk yang cacat.
Ditanya:
Berapa banyak cara pengambilan sampel yang memenuhi kriteria di atas?
Penyelesaian :
a. Manual
Penyelesaian menggunakan aturan perkalian
1. Pengambilan pertama: Terdapat 5 kaleng produk Nestle yang baik (finished
goods) dari 9 kaleng yang tersedia (karena ada 4 yang cacat). Jadi, ada 5 cara
untuk pengambilan pertama.
2. Pengambilan kedua: Karena pengambilan kedua harus mendapatkan produk
yang cacat, kita memiliki 4 cara untuk pengambilan kedua (karena ada 4
kaleng yang cacat).
3. Pengambilan ketiga: Setelah pengambilan pertama dan kedua, kita harus
memilih lagi kaleng produk Nestle yang baik (finished goods). Sekarang, ada
4 kaleng baik yang tersisa (karena 5 dipilih pertama kali). Jadi, ada 4 cara
untuk pengambilan ketiga.
9! 9!
𝐶(9,2) = = = 36
(9 − 2)! 2! 7! 2!
Keterangan :
C = kombinasi
n = jumlah sampel kaleng produk Nestle keseluruhan
r = banyak pengambilan yang dilakukan
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kasus 4 ini memiliki
ruang sampel sebanyak 36 yang berasal dari isi sebuah kontainer pada tiap pengambilan.
Berikut merupakan tabel ruang sampel pengambilan dua buah kaleng Nestle secara
bersamaan :
Tabel 3. 4 Ruang Sampel Pengambilan Dua Buah Kaleng Bersamaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ditanya:
Peluang terambilnya kedua kaleng produk Nestle cacat atau label kaleng
produk Nestle berjumlah enam
Peluang terambilnya label angka kaleng produk nestle berjumlah kurang dari
enam dan tidak terambilnya nol kaleng produk Nestle.
Terambilnya nol kaleng kaleng produk Nestle tidak cacat atau label angka
kaleng produk Nestle berjumlah lebih dari tiga belas.
Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
tujuh dan terambilnya kaleng produk Nestle kedua angkanya berlabel genap.
Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
empat belas atau terambilnya nol produk Nestle tidak cacat.
Peluang terambilnya dua buah kaleng produk Nestle cacat dan terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah enam belas.
Peluang terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
sebelas, dimana kaleng produk Nestle lain yang terambil adalah kaleng
produk Nestle dengan label angka enam
Penyelesaian:
a. Identifikasi Kejadian
o Kejadian D
Kejadian D = {Terambilnya kedua kaleng produk Nestle cacat}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
kedua kaleng produk Nestle cacat.
Tabel 3. 5 Terambilnya Kedua Kaleng Produk Nestle Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian D = {(2,3), (2,5), (2,7), (3,5), (3,7), (5,7)}
𝑛(𝐷) = 6
6 1
𝑃(𝐷) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa peluang terambilnya
1
sebuah kaleng produk Nestle tidak cacat adalah sebesar
6
o Kejadian E
Kejadian E = {Terambilnya label kaleng produk Nestle berjumlah
enam}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label kaleng produk Nestle berjumlah enam.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian E = {(1,5),(2,4)}
𝑛(𝐸) = 2
2 1
𝑃(𝐸) = =
36 18
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya label kaleng
1
produk Nestle berjumlah enam adalah sebesar .
18
o Kejadian F
Kejadian F = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah kurang dari enam}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
Terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari
enam.
Tabel 3. 7 Kejadian Terambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Kurang dari
Enam
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian F = {(1,2), (1,3), (1,4),(2,3)}
𝑛(𝐹) = 4
4 1
𝑃(𝐹) = =
36 9
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa peluang terambilnya
1
sebuah kaleng produk Nestle tidak cacat adalah sebesar 9
o Kejadian G
Kejadian G = {Tidak terambilnya nol kaleng produk Nestle cacat}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian tidak
terambilnya nol kaleng produk Nestle cacat.
Tabel 3. 8 Kejadian Tidak Terambilnya Nol Kaleng Produk Nestle Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian G = {(1,2), (1,3), (1,5), (1,7), (2,3), (2,4),
(2,5), (2,6), (2,7), (2,8), (2,9), (3,4), (3,5), (3,6), (3,7), (3,8), (3,9),
(4,5), (4,7), (5,6), (5,7), (5,8), (5,9), (6,7), (7,8), (7,9)}
𝑛(𝐺) = 26
26 13
𝑃(𝐺) = =
36 18
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa tidak terambilnya nol
13
kaleng produk Nestle cacat adalah sebesar 18.
o Kejadian H
Kejadian H = {Terambilnya nol kaleng produk Nestle tidak cacat}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
nol kaleng produk Nestle tidak cacat.
Tabel 3. 9 Kejadian Terambilnya Nol Kaleng Produk Nestle Tidak Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian H = {(2,3), (2,5), (2,7), (3,5), (3,7), (5,7)}
𝑛(𝐻) = 6
6 1
𝑃(𝐻) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya nol kaleng
1
produk Nestle cacat adalah sebesar 6.
o Kejadian I
Kejadian I = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah lebih dari tiga belas}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah lebih dari tiga belas.
Tabel 3. 10 Kejadian Terambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Lebih dari Tiga
Belas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian I= {(5,9), (6,8), (6,9),(7,8), (7,9), (8,9)}
𝑛(𝐼) = 6
6 1
𝑃(𝐼) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa peluang terambilnya
1
sebuah kaleng produk Nestle tidak cacat adalah sebesar 6.
o Kejadian J
Kejadian J = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah kurang dari tujuh}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari tujuh.
Tabel 3. 11 KejadianTterambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Kurang dari
Tujuh
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian J = {(1,2), (1,3), (1,4) (1,5), (2,3), (2,4)}
𝑛(𝐽) = 6
6 1
𝑃(𝐽) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya nol kaleng
1
produk Nestle cacat adalah sebesar 6.
o Kejadian K
Kejadian K = {Terambilnya kaleng produk Nestle kedua angkanya
berlabel genap}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
kaleng produk Nestle kedua angkanya berlabel genap.
Tabel 3. 12 Kejadian Terambilnya Kaleng Produk Nestle Kedua Angkanya Berlabel Genap
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian K= {(2,4), (2,6), (2,8), (4,6), (4,8), (6,8)}
𝑛(𝐾) = 6
6 1
𝑃(𝐾) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya kaleng
1
produk Nestle kedua angkanya berlabel genap adalah sebesar 6.
o Kejadian L
Kejadian L = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah kurang dari empat belas}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari empat belas
Tabel 3. 13 Kejadian Terambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Kurang dari
Empat Belas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian L = {(1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (1,7),
(1,8), (1,9), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6),(2,7), (2,8), (2,9), (3,4), (3,5),
(3,6), (3,7), (3,8), (3,9), (4,5), (4,6), (4,7), (4,8), (4,9), (5,6), (5,7),
(5,8), (6,7)}
𝑛(𝐿) = 30
30 5
𝑃(𝐿) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya label angka
kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari empat belas adalah
5
sebesar 6.
o Kejadian M
Kejadian M = {Terambilnya nol produk Nestle tidak cacat}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
nol produk Nestle tidak cacat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian M= {(2,3), (2,5), (2,7),(3,5), (3,7), (5,7)}
𝑛(𝑀) = 6
6 1
𝑃(𝑀) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya nol produk
1
Nestle tidak cacat adalah sebesar 6.
o Kejadian N
Kejadian N = {Terambilnya dua buah kaleng produk Nestle cacat}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
dua buah kaleng produk Nestle cacat.
Tabel 3. 15 Kejadian Terambilnya Dua Buah Kaleng Produk Nestle Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian N = {(2,3), (2,5), (2,7),(3,5), (3,7), (5,7)}
𝑛(𝑁) = 6
6 1
𝑃(𝑁) = =
36 6
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya nol produk
1
Nestle tidak cacat adalah 6.
o Kejadian O
Kejadian O = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah enam belas}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah enam belas
Tabel 3. 16 Kejadian Terambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Enam Belas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian O = {(7,9)}
𝑛(𝑂) = 1
1
𝑃(𝑂) =
36
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya label angka
1
kaleng produk Nestle berjumlah enam belas adalah 36.
o Kejadian P
Kejadian P = {Terambilnya label angka kaleng produk Nestle
berjumlah kurang dari sebelas}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang dari sebelas.
Tabel 3. 17 Kejadian Terambilnya Label Angka Kaleng Produk Nestle Berjumlah Kurang dari
Sebelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian P = {(1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (1,7),
(1,8), (1,9), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6),(2,7), (2,8), (3,4), (3,5), (3,6),
(3,7), (4,5), (4,6)}
𝑛(𝑃) = 20
20 5
𝑃(𝑃) = =
36 9
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa terambilnya label angka
5
kaleng produk Nestle berjumlah kurang sebelas adalah 9.
o Kejadian Q
Kejadian Q = {Terambilnya kaleng produk Nestle dengan label angka
enam}
Berikut ini merupakan tabel berisi kemungkinan kejadian terambilnya
kaleng produk Nestle dengan label angka enam.
Tabel 3. 18 Kejadian Terambilnya Kaleng Produk Nestle dengan Label Angka Enam
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9
5 5,6 5,7 5,8 5,9
6 6,7 6,8 6,9
7 7,8 7,9
8 8,9
9
Ruang Sampel Kejadian Q = {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,7),
(6,8), (6,9)}
𝑛(𝑄) = 8
8 2
𝑃(𝑄) = =
36 9
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa peluang terambilnya label
angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang sebelas adalah sebesar
2
.
9
b. Penyelesaian
o Kasus 4A (Aturan Penjumlahan)
Pada kasus 4A ini menggunakan metode penyelesaian aturan
penjumlahan karena terdapat beberapa kejadian berbeda, namun
hanya satu yang dilakukan pada satu kasus dan biasanya
menggunakan kata penghubung “atau”. Aturan penjumlahan adalah
menjumlahkan banyaknya kemungkinan cara yang dapat dipilih dari
berbagai kejadian (Nathania, 2021). Sub kasus yang akan diselesaikan
menggunakan metode penyelesaian aturan penjumlahan berjumlah 2
sub kasus yaitu kejadian saling lepas dan kejadian tidak saling lepas.
Pada kejadian saling lepas mempunyai ciri tidak mungkin suatu
kejadian terjadi secara bersamaan karena tidak adanya elemen
persekutuan P(A∩B)=0. Sementara pada kejadian tidak saling lepas
L = {(1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (1,7), (1,8), (1,9), (2,3), (2,4),
(2,5), (2,6),(2,7), (2,8), (2,9), (3,4), (3,5), (3,6), (3,7), (3,8), (3,9),
(4,5), (4,6), (4,7), (4,8), (4,9), (5,6), (5,7), (5,8), (6,7)}
𝑛(𝐿) = 30
30
𝑃(𝐿) =
36
M = Terambilnya nol produk Nestle tidak cacat
M = {(2,3), (2,5), (2,7),(3,5), (3,7), (5,7)}
n(M) = 6
6
𝑃(𝑀) = 36
1
𝑃(𝐽 ∩ 𝐾) =
36
Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan bahwa peluang
terambilnya label angka kaleng produk Nestle berjumlah kurang
dari tujuh dan terambilnya kaleng produk Nestle kedua angkanya
1
berlabel genap adalah 36 dengan jenis kejadian tersebut termasuk
6 1
𝑃(𝐼) = 36 = 6
Sehingga,
13 8 104 52
𝑃(𝐹 ∩ 𝐺) × 𝑃(𝐻 ∪ 𝐼) = 162 × 9 = 1458 = 729
3.2.5 Kasus 5
Terdapat dua sub-kasus dalam kasus 5, yaitu perhitungan harapan matematis
dan perhitungan variansi. Harapan matematis adalah nilai yang mewakili sifat tengah
atau posisi pusat dari Kumpulan nilai data . Sedangkan variansi adalah ukuran yang
mengukur seberapa jauh titik-titik data dari rata-ratanya (Safara, 2009). Departemen
Quality Control PT Ambar Jaya akan melanjutkan proses pemeriksaan kualitas
kaleng produk Nestle dengan menghitung nilai harapan matematis dengan
melakukan pengambilan tiga buah kaleng produk Nestle dari pengambilan kaleng
produk Nestle baik yang berupa finished good maupun yang berupa defect (cacat).
Departemen Quality Control juga ingin mengetahui variansi dalam pengambilan
masing-masing jenis kualitas kaleng produk Nestle tersebut.
Adapun perhitungan dan analisis terkait kedua sub-kasus yang akan
dijelaskan seperti di bawah ini:
Finished Goods
Diketahui:
N=9
n=3
k=5
x = 0,1,2,3
Ditanya: f(0), f(1), f(2), dan f(3) =...?
Penyelesaian:
a. Kasus 5A (Harapan Matematis)
Departemen Quality Control PT Ambar Jaya akan melanjutkan proses
pemeriksaan kualitas kaleng produk Nestle dengan menghitung nilai
harapan matematis dengan melakukan pengambilan tiga buah kaleng
produk Nestle dari pengambilan kaleng produk Nestle yang berupa finished
good. Kasus ini dapat diselesaikan dengan harapan matematis. Hal ini
dikarenakan harapan matematis digunakan sebagai perhitungan matematis
dalam menentukan nilai rata rata dari suatu distribusi probabilitas.
Berikut merupakan hasil perhitungan harapan matematis dari kaleng Nestle
yang tidak cacat secara manual:
𝑘 𝑁−𝑘
( )( )
𝑃(𝑋 = 𝑥) = 𝑥 𝑛 − 𝑥
𝑁
( )
𝑛
Keterangan:
N = Jumlah kaleng Nestle dalam 1 kontainer
k = jumlah kaleng Nestle finished good
n = jumlah kaleng Nestle yang diambil
x = kemungkinan finished good
5 9−5
( )( )
𝑃(𝑋 = 𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥
9
( )
3
5 9−5 5 4
( )( ) ( )( ) 1
𝑃(𝑋 = 0) = 0 3 − 0 = 0 3 =
9 9 21
( ) ( )
3 3
5 9−5 5 4
( )( ) ( )( ) 5
𝑃(𝑋 = 1) = 1 3 − 1 = 1 2 =
9 9 14
( ) ( )
3 3
5 9−5 5 4
( )( ) ( ) ( ) 10
𝑃(𝑋 = 2) = 2 3 − 2 = 2 1 =
9 9 21
( ) ( )
3 3
5 9−5 5 4
( )( ) ( ) ( ) 10
𝑃(𝑋 = 3) = 3 3 − 3 = 3 0 =
9 9 21
( ) ( )
3 3
Berikut ini merupakan tabel distribusi peluang terambilnya tiga buah kaleng
produk Nestle (pengambilan produk kaleng Nestle bagus):
Tabel 3. 19 Rekap Hasil Peluang Pengambilan Tiga Kaleng Produk Nestle Finished Goods
x 0 1 2 3
f(x) 1 5 10 5
21 14 21 42
f(x) kumulatif 1 17 37
1
21 42 42
Berikut ini merupakan hasil perhitungan harapan matematis dari
terambilnya tiga kaleng produk Nestle dengan finished goods secara
manual:
𝜇 = 𝐸𝑥 = ∑ 𝑥 𝑓(𝑥)
Keterangan:
𝜇 = Nilai harapan matematis dari kaleng Nestle yang finished goods
𝑥 = Nilai peubah acak kaleng Nestle yang finished goods
𝑓(𝑥)= Nilai probabilitas dari kaleng Nestle yang finished goods
𝜇 = 0. 𝑓(0) + 1. 𝑓(1) + 2. 𝑓(2) + 3. 𝑓(3)
1 5 10 5
𝜇 = 0× +1× +2× +3×
21 14 21 42
5
𝜇=
3
𝜇 = 1,666 ≈ 2
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa nilai harapan dari pengambilan
kaleng Nestle yang tidak cacat manual adalah sebesar 1,666 ≈ 2
b. Kasus 5B (Variansi)
Departemen Quality Control ingin mengetahui variansi dalam pengambilan
tiga buah kaleng produk Nestle dari pengambilan kaleng produk Nestle yang
berupa fiinished good kaleng produk Nestle. Kasus ini dapat diselesaikan
dengan variansi. Hal ini dikarenakan variansi digunakan dalam perhitungan
untuk mengukur seberapa jauh tersebarnya data dari nilai rata-rata.
Berikut merupakan perhitungan dari nilai variansi pengambilan produk
Nestle yang berupa finished goods:
Diketahui:
Produk finishing good = 0, 1, 2, 3
Ditanya: Variansi pengambilan tiga produk Nestle =… ?
Penyelesaian:
σ2 = ∑(x − μ)2. 𝑓(𝑥)
1 5 10 5
σ2 = (0 − 2)2 ( ) + (1 − 2)2 ( ) + (2 − 2)2 ( ) + (3 − 2)2 ( )
21 14 21 42
σ2 = 0,666
Keterangan:
σ2 = Variansi
μ = Nilai harapan
x = Kemungkinan terambilnya produk secara bersamaan
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa variansi dari terambilnya tiga
kaleng produk Nestle tidak cacat adalah 0,666.
Defect
Diketahui:
N=9
n=3
k=5
x = 0,1,2,3
Ditanya: f(0), f(1), f(2), dan f(3) =....?
Penyelesaian:
c. Kasus 5A (Harapan Matematis)
Departemen Quality Control PT Ambar Jaya akan melanjutkan proses
pemeriksaan kualitas kaleng produk Nestle dengan menghitung nilai
harapan matematis dengan melakukan pengambilan tiga buah kaleng
produk Nestle dari pengambilan kaleng produk Nestle yang berupa defect
goods. Kasus ini dapat diselesaikan dengan harapan matematis. Hal ini
dikarenakan harapan matematis digunakan sebagai perhitungan matematis
dalam menentukan nilai rata rata dari suatu distribusi probabilitas.
Berikut merupakan perhitungan dari nilai harapan matematis pengambilan produk
kaleng Nestle yang berupa defect:
𝑘 𝑁−𝑘
( )( )
𝑃(𝑋 = 𝑥) = 𝑥 𝑛 − 𝑥
𝑁
( )
𝑛
Keterangan:
N = Jumlah dalam 1 kontainer
k = Kaleng Nestle yang cacat
n = Kaleng Nestle yang diambil
x = Kemungkinan terambilnya produk secara bersamaan
4 9−4
( )( )
𝑃(𝑋 = 𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥
9
( )
3
4 9−4 4 5
( )( ) ( )( ) 5
𝑃(𝑋 = 0) = 0 3 − 0 = 0 3 =
9 9 42
( ) ( )
3 3
4 9−4 4 5
( )( ) ( ) ( ) 10
𝑃(𝑋 = 1) = 1 3 − 1 = 1 2 =
9 9 21
( ) ( )
3 3
4 9−4 4 5
( )( ) ( )( ) 5
𝑃(𝑋 = 2) = 2 3 − 2 = 2 1 =
9 9 14
( ) ( )
3 3
4 9−4 4 5
( )( ) ( )( ) 1
𝑃(𝑋 = 3) = 3 3 − 3 = 2 0 =
9 9 21
( ) ( )
3 3
Berikut ini merupakan tabel distribusi peluang terambilnya tiga buah kaleng
produk Nestle (pengambilan produk kaleng Nestle cacat):
Tabel 3. 20 Rekap Hasil Peluang Pengambilan Tiga Kaleng Produk Nestle Defect
x 0 1 2 3
f(x) 5 10 5 1
42 21 14 21
f(x) kumulatif 5 25 20
1
42 42 21
Nilai harapan dari pengambilan kaleng Nestle yang cacat yaitu:
𝜇 = 𝐸𝑥 = ∑ 𝑥 𝑓(𝑥)
Keterangan:
𝜇 = Nilai harapan matematis dari kaleng Nestle yang defect goods
𝑥 = Nilai peubah acak kaleng Nestle yang defect goods
𝑓(𝑥)= Nilai probabilitas dari kaleng Nestle yang defect goods
𝜇 = 0. 𝑓(0) + 1. 𝑓(1) + 2. 𝑓(2) + 3. 𝑓(3)
5 10 5 1
𝜇 = 0× +1× +2× +3×
42 21 14 21
4
𝜇=
3
𝜇 = 1,333 ≈ 1
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa nilai harapan dari terambilnya
tiga kaleng produk Nestle dengan cacat adalah 1.
d. Kasus 5B (Variansi)
Departemen Quality Control ingin mengetahui variansi dalam pengambilan
tiga buah kaleng produk Nestle dari pengambilan kaleng produk Nestle yang
berupa defect goods kaleng produk Nestle. Kasus ini dapat diselesaikan
dengan variansi. Hal ini dikarenakan variansi digunakan dalam perhitungan
untuk mengukur seberapa jauh tersebarnya data dari nilai rata-rata.
Berikut merupakan perhitungan dari nilai variansi pengambilan produk
kaleng Nestle yang berupa defect:
Diketahui:
Produk cacat= 0, 1, 2, 3
Ditanya: Variansi terambilnya tiga kaleng Nestle = … ?
Penyelesaian
σ2 = ∑(x − μ)2. 𝑓(𝑥)
5 10 5 1
σ2 = (0 − 1)2 ( ) + (1 − 1)2 ( ) + (2 − 1)2 ( ) + (3 − 1)2 ( )
42 21 14 21
σ2 = 0,666
Keterangan:
σ2 = Variansi
μ = Nilai harapan
x = Kemungkinan terambilnya produk secara bersamaan
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa variansi dari terambilnya tiga
kaleng produk Nestle dengan defect atau cacat adalah 0,666.
3.2.6 Kasus 6
Pada kasus 6, PT Ambar Jaya membeli part body wall dari tiga supplier yang
berbeda yaitu Supplier A, Supplier B, dan Supplier C. Kemudian dilakukan pengambilan
2 Part Body Wall dari kotak tertentu yang ada digudang dengan tujuan agar dapat menjadi
cadangan apabila part satunya rusak. Kasus tersebut dapat diselesaikan dengan metode
kovariansi karena dalam kasus tersebut terdapat 2 variabel acak dan menghitung variansi
dari 2 variabel acak tersebut. Kovariansi merupakan sebuah statistik yang menunjukan
hubungan antar variable acaknya (Walpore, 2016).
Diketahui:
2
= (1)(1)
9
2
=
9
eeterangan :
E(XY) = Rata rata variable acak
f(x,y) = Nilai Distribusi Probabilitas Gabungan
Dari perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai yang diharapkan dari g(X,Y) =
2
XY adalah sebesar 9
b. Menghitung rata rata atau harapan matematis dari masing masing variable sebagai
berikut
2
5 5 1 8
μx = ∑ 𝑥𝑔(𝑥) = 0 ( ) + 1 ( ) + 2 ( ) =
18 9 6 9
𝑥=0
2
7 7 1 4
μy = ∑ 𝑦ℎ(𝑥) = 0 ( ) + 1( ) + 2( ) =
12 18 36 9
𝑦=0
berupa negatif. Nilai negative ini menunjukan bahwa antara variable x dan variable y
cenderung bergerak berlawanan arah. Maksud dari berlawanan arah disini adalah jika
variable x naik maka variable y akan menurun dan itu juga terjadi sebaliknya. Dalam
kasus tersebut maka jika pengambilan Part Body Wall pada supplier A naik maka pada
Diketahui:
𝜇=2
𝜎 = √0,6667 = 0,817
Ditanya:
𝑃(0 < 𝑋 < 2) dari kaleng produk Nestle cacat
Penyelesaian:
1
𝑃[𝜇 − 𝑘𝜎 < 𝑥 < 𝜇 + 𝑘𝜎] ≥ 1 −
𝑘2
Keterangan :
𝜇 = Simpangan (Harapan matematis)
𝜎 = Rataan (Variansi)
1
𝑃[1 − 𝑘(0,817) < 𝑥 < 1 + 𝑘(0,817)] ≥ 1 −
𝑘2
Perhitungan k:
𝜇 − 𝑘𝜎 = 0 𝜇 + 𝑘𝜎 = 2
1 − 0,817𝑘 = 0 1 − 2 = −0,817𝑘
1 = 0,817𝑘 −1 = −0,817𝑘
𝑘 = 1,224 𝑘 = 1,224
Sehingga diperoleh:
1
𝑃[𝜇 − 𝑘𝜎 < 𝑥 < 𝜇 + 𝑘𝜎] ≥ 1 −
𝑘2
1
𝑃[1 − (1,224)(0,817) < 𝑥 < 1 + (1,224)(0,817)] ≥ 1 −
(1,224)2
𝑃[1 − (1,224)(0,817) < 𝑥 < 1 + (1,224)(0,817)] ≥ 1 − 0,667
𝑃[1 − (1,224)(0,817) < 𝑥 < 1 + (1,224)(0,817)] ≥ 0,333
Dari perhitungan di atas, didapatkan bahwa 𝑃(0 < 𝑋 < 2) dari kaleng produk Nestle
cacat dari container tersebut adalah 𝑃(0 < 𝑋 < 2) ≥ 0,333. Hasil dari nilai 0,333
tersebut merupakan sebuah perkiraan probabilitas dalam memahami distribusi data dalam
rentang waktu tertentu.
3.2.8 Kasus 8
Dalam memproduksi kaleng produk Nestle, PT Ambar Jaya memiliki empat buah
stasiun kerja yang bernama stasiun Algorit, Binary, Canan, dan Delta. Stasiun Algorit
memproduksi sebesar 24% dari seluruh kaleng produk Nestle, stasiun Binary
memproduksi sebesar 28%, stasiun Canan memproduksi sebesar 18%, dan stasiun Delta
memproduksi sebesar 30%. Kita telah memperoleh data penelitian bahwa peluang
masing-masing stasiun kerja tersebut untuk menghasilkan produk cacat adalah sebesar
0,30; 0,15; 0,20; dan 0,25. Berdasarkan data tersebut, PT Ambar Jaya ingin mengetahui
urutan peluang masing-masing stasiun kerja apabila dilakukan pengambilan sebuah
kaleng produk Nestle secara acak dan ternyata cacat. Kasus ini akan diselesaikan dengan
menggunakan perhitungan Aturan Bayes. Alasan dipilihnya penyelesaian menggunakan
Aturan Bayes karena dapat digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu
peristiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari hasil observasi. Aturan Bayes adalah
metode untuk menemukan probabilitas suatu peristiwa yang kemungkinan peristiwa lain
telah terjadi (Wibowo & Rohman, 2023).
Berikut merupakan perhitungan dari kasus aturan Bayes:
Diketahui:
Kejadian 𝐴 = 𝑃(𝐴) = output stasiun Algorit = 24% = 0,24
Kejadian 𝐵 = 𝑃(𝐵) = output stasiun Binary = 28% = 0,28
Kejadian 𝐶 = 𝑃(𝐶) = output stasiun Canan = 18% = 0,18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktikum modul 2 yang berjudul Teori Peluang maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Teori peluang merupakan merupakan sebuah teori yang membahas suatu
kemungkinan yang dapat terjadi pada suatu kejadian dengan menuliskannya
dalam bentuk angka berupa sebuah desimal atau pecahan. Konsep dalam teori
peluang ini adalah bernilai antara 0 dan 1.
2. Permutasi merupakan sebuah susunan objek atau berupa angka dengan
memperhatikan urutan penyusunnya yang berbeda tanpa terjadinya sebuah
pengulangan. Kombinasi merupakan sebuah susunan suatu objek atau angka
dengan tidak memperhatikan urutan penyusunnya. Titik sampel merupakan
sebuah anggota dari hasil yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan.
3. Dalam hukum Probabilitas terdapat 3 hukum yang diantaranya adalah aturan
perkalian, aturan penjumlahan, dan peluang bersyarat. Aturan penjumlahan
sendiri digunakan untuk mencari peluang kejadian secara gabungan. Aturan
perkalian digunakan dalam mencari pengaruh antara peluang kejadian
pertama dan kedua. Peluang bersyarat digunakan dalam mencari
kebergantungan 2 kejadian yang ada.
4. Harapan matematis merupakan adalah nilai suatu variable acak yang dihitung
dengan cara mengalikan setiap kemungkinannya. Variansi merupakan ukuran
yang mengukur seberapa jauh titik-titik data dari rata-ratanya. Kovariansi
merupakan sebuah statistik yang menunjukan hubungan antar variable
acaknya. Teorema Chebyshev adalah alat statistik yang digunakan untuk
menghitung probabilitas data yang akan berada dalam jarak tertentu dari rata-
rata. Aturan Bayes adalah metode untuk menemukan probabilitas suatu
peristiwa yang kemungkinan peristiwa lain telah terjadi.
4.2 Saran
Setelah dilakukannya praktikum Modul 2 yang berjudul Teori Peluang, kami dari
kelompok 19 memiliki beberapa saran yang digunakan demi kelancaran dan
keberjalanannya praktikum selanjutnya. Saran tersebut berupa:
1. Kelompok praktikan harus bisa melakukan backup antar anggota praktikan
yang akan melakukan kegiatan praktikum penting lainnya dan mudahnya
komunikasi antar anggota kelompok selama proses praktikum.
2. Praktikan harus mulai mempelajari software yang akan digunakan dalam
praktikum guna memperlancar dalam pelaksanaan praktikum.
3. Praktikan harus memahami materi yang digunakan sebelum maupun sesudah
praktikum guna memudahkan dalam pengerjaan rangkaian praktikum.