Anda di halaman 1dari 4

BIMBINGAN KOLABORATIF

Afdal. (2014). Bimbingan Karir Kalaboratif dalam Pemantapan Perencanaan Karir Siswa SMA.
Vol.2(3), (p.1-7) https://server.iicet.org/jkp/index.php/jkp/article/view/100

DEFINISI
Dalam artikelnya yang berjudul “Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan Perencanaan
Karir Siswa SMA”, Afdal (2014) membahas pentingnya kolaborasi dalam bimbingan karir siswa
SMA. Kolaborasi dalam bimbingan karir dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak,
seperti konselor, guru, orangtua, dan siswa itu sendiri. Bimbingan kolaboratif adalah pendekatan
bimbingan yang melibatkan kerja sama antara berbagai pihak, seperti konselor, guru, orangtua,
dan siswa itu sendiri. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan karir yang lebih
komprehensif dan efektif bagi siswa.
JENIS-JENIS BIMBINGAN KOLABORATIF
1. Peran konselor, yaitu semua orang yang memiliki peran penting atas tercapainya
bimbingan kolaborasi tersebut. Model ini dibagi menjadi tiga bagian:
 Model konsultatif: Konselor berperan sebagai konsultan yang memberikan bimbingan
dan arahan kepada guru, orangtua, atau siswa.
 Model kolaboratif: Konselor, guru, orangtua, dan siswa bekerja sama sebagai mitra dalam
memberikan bimbingan karir kepada siswa.
 Model jaringan: Konselor, guru, orangtua, siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan bimbingan karir bekerja sama dalam memberikan bimbingan karir kepada siswa.
2. Lingkup kolaborasi, yaitu kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses
bimbingan kolaborasi tersebut. Lingkup kolaborasi terbagi menjadi empat:
 Bimbingan kolaboratif intrakurikuler: Kolaborasi dilakukan antara konselor dengan guru-
guru di dalam kelas.
 Bimbingan kolaboratif ekstrakurikuler: Kolaborasi dilakukan antara konselor dengan
guru-guru di luar kelas, misalnya dalam kegiatan klub karir atau seminar karir.
 Bimbingan kolaboratif lintas sekolah: Kolaborasi dilakukan antara konselor dari sekolah
yang berbeda.
 Bimbingan karir kolaboratif dengan pihak lain: Kolaborasi dilakukan antara konselor
dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan bimbingan karir, misalnya dengan perguruan
tinggi, industri, atau lembaga pelatihan kerja.
TUJUAN BIMBINGAN KOLABORATIF
 Bimbingan kolaboratif untuk pengembangan diri: Kolaborasi dilakukan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan potensi diri mereka.
 Bimbingan kolaboratif untuk pengambilan keputusan karir: Kolaborasi dilakukan untuk
membantu siswa dalam mengambil keputusan karir yang tepat.
 Bimbingan kolaboratif untuk implementasi perencanaan karir: Kolaborasi dilakukan
untuk membantu siswa dalam mengimplementasikan perencanaan karir mereka.
CONTOH KEGIATAN BIMBINGAN KOLABORATIF
 Kegiatan diskusi kelompok antara konselor, guru, dan orangtua untuk membahas
perkembangan karir siswa.
 Kegiatan kunjungan lapangan bersama siswa untuk melihat langsung dunia kerja.
 Kegiatan magang atau praktik kerja untuk siswa.
 Kegiatan pelatihan atau seminar karir untuk siswa.
 Kegiatan pengembangan kurikulum karir bersama guru-guru.
 Kegiatan kerja sama dengan perguruan tinggi atau industri untuk menyediakan informasi
karir bagi siswa.
KESIMPULAN
Bimbingan kolaboratif dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kebutuhan siswa
dan sumber daya yang tersedia yang bertujuan untuk mrningkatkan karir dari siswa yang
menerima bimbingan ini. Yang tidak kalah penting adalah semua pihak yang terlibat bekerja
sama secara efektif untuk memberikan bimbingan karir yang terbaik bagi siswa.

BIMBINGAN BERBASIS TEKNOLOGI


Triyono, T., & Febriani, R. D. (2018). Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi Oleh Guru
Bimbingan dan Konseling. Jurnal Wahana Konseling, 1(2), 74—83.
https://doi.org/10.31851/juang.v1i2.2092.
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/juang/article/view/2092

DEFINISI
Dalam artikelnya yang berjudul “Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi Oleh Guru
Bimbingan dan Konseling”, Triyono dan Febriani (2018) membahas pentingnya pemanfaatan
teknologi informasi oleh guru bimbingan dan konseling (BK). Triyono dan Febriani
mengemukakan bahwa teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
layanan BK. Teknologi informasi dapat digunakan untuk:
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan
untuk menghemat waktu dan tenaga dalam memberikan layanan BK.
 Meningkatkan aksesibilitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan untuk
memberikan layanan BK kepada siswa yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki
keterbatasan fisik.
 Meningkatkan kualitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan untuk
memberikan layanan BK yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan siswa.
Bimbingan berbasis teknologi adalah bentuk bimbingan yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling (BK) kepada peserta
didik. Bimbingan berbasis teknologi dapat dilakukan secara online maupun offline.
MANFAAT BIMBINGAN BERBASIS TEKNOLOGI
Bimbingan berbasis teknologi memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan
untuk menghemat waktu dan tenaga dalam memberikan layanan BK.
 Meningkatkan aksesibilitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan untuk
memberikan layanan BK kepada peserta didik yang tinggal di daerah terpencil atau
memiliki keterbatasan fisik.
 Meningkatkan kualitas layanan BK: Teknologi informasi dapat digunakan untuk
memberikan layanan BK yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan peserta
didik.
JENIS-JENIS BIMBINGAN BERBASIS TEKNOLOGI
 Bimbingan online: Bimbingan yang dilakukan secara online melalui berbagai platform
digital, seperti video call, chat, atau forum diskusi.
 Bimbingan berbasis aplikasi: Bimbingan yang diberikan melalui aplikasi bimbingan dan
konseling khusus, seperti Microwave Teams dan E-mail.
 Bimbingan berbasis website: Bimbingan yang diberikan melalui website bimbingan dan
konseling yang menyediakan berbagai informasi dan layanan bimbingan.
 Bimbingan berbasis media sosial: Bimbingan yang diberikan melalui media sosial,
seperti Facebook, Twitter, atau Instagram.
CONTOH BIMBINGAN BERBASIS TEKNOLOGI
 Konseling online: Konseling yang dilakukan melalui video call, chat, atau forum diskusi.
 Layanan informasi dan asesmen online: Layanan informasi dan asesmen online dapat
digunakan untuk memberikan informasi dan melakukan asesmen kepada peserta didik
tentang karir, pribadi, sosial, atau belajar.
 Layanan bimbingan kelompok online: Layanan bimbingan kelompok online dapat
digunakan untuk memberikan bimbingan kelompok kepada peserta didik tentang
berbagai topik, seperti karir, pribadi, sosial, atau belajar.
 Layanan e-portfolio: Layanan e-portfolio dapat digunakan oleh peserta didik untuk
memantau perkembangan diri mereka dan berbagi informasi dengan guru BK.
 Layanan konseling robot: Layanan konseling robot dapat digunakan oleh peserta didik
untuk mendapatkan bimbingan dasar tentang berbagai topik, seperti karir, pribadi, sosial,
atau belajar.
KESIMPULAN
Bimbingan dengan teknologi memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan efisiensi dan
efektivitas layanan BK, meningkatkan aksesibilitas layanan BK, dan meningkatkan kualitas
layanan BK. Namun, bimbingan dengan teknologi juga memiliki beberapa tantangan, seperti
kesiapan peserta didik dan guru BK dalam menggunakan teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai