Disusun Oleh
Dosen Pengampu
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan nikmat dan
kesempatanya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul mata kuliah biologi
untuk kimia yang berjudul, “Hukum Mendel” sebagai bentuk tugas dari ibu Rio Eka Desi
Perwandari Hartanti, M.Pd.
Penulis menyadari bawa modul ini masih jauh dari kata sempurna, baik materi maupun
teknis penulisnya. Dengan demikian, penulis mengarapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga modul ini dapat mencapai kesempurnaan sebagaimana mestinya. Penulis
meyakini modul ini telah memberikan wawasan bagi penulis dan pembaca, serta dapat bermanfaat
untuk kedepannya.
Penullis
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
ii
A. Hukum Mendel
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat. Sebelumnya, manusia tidak
begitu mengenal pasti dan benar tentang konsep pewarisan sifat. Sampai akhirnya,
muncullah seorang biarawan dan ahli botani asal Austria, bernama Gregor Johann
Mendel .Ia membawa pencerahan tentang hereditas atau pewarisan sifat melalui pembuktian
prinsip dasar genetika. Pembuktian itu didasari melalui percobaan yang telah
dilakukan. Lalu, dari hasil percobaan itu, ia merumuskan menjadi hukum pewarisan sifat,
yang dikenal sampai saat ini dengan Hukum Mendel .
Mendel memilih kacang ercis sebagai objek percobaan dengan alasan di antaranya:
Sekitar tahun 1866, Mendel melaporkan hasil percobaannya. Semua hasilnya ia tulis di
dalam jurnal yang berjudul Natural Science Society of Brunn. Berkat penemuannya itu,
Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika.Ternyata, kunci dalam percobaannya yang terkenal
sampai sekarang ini adalah melakukan 2 jenis persilangan untuk bisa menentukan hukum
pewarisan sifat, yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid .
1
Persilangan monohibrid itu ada kaitannya dengan Hukum I Mendel, sedangkan persilangan
dihibrid berkaitan dengan Hukum II Mendel. Oleh karena itu, saat ini kita mengenal dua
macam Hukum Mendel.
Istilah dalam perwarisan sifat, hibridisasi (persilangan), parental (induk), fillial (anak), alel
(variasi), genotif (sifat yang tak tampak), dan fenotip (sifat yang tampak).
Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas . Ini karena pada hukum ini,
gen di dalam alel mengalami perpecahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan gamet.
Bunyi hukum mendel I adalah “alel-alel dari gen yang sama akan terpisah atau tersegregasi
saat pembentukan gamet (sel kelamin)”.
a. Persilangan Monohibrid
Hukum I Mendel ini bisa dibuktikan lewat persilangan monohybrid. Arti “monohibrid”,
mono artinya satu, jadi persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu, tapi dengan
satu sifat berbeda . Sifat-sifat yang dimaksud seperti warna bunga yang disilangkan, bentuk
biji, tinggi tanaman, dan lainnya.
Misalnya, menyilangkan dua bunga mawar sejenis, dengan warna yang berbeda. Mawar satu
berwarna merah dan satunya lagi berwarna putih. Karena dua mawar yang kamu silangkan
itu hanya memiliki satu sifat berbeda, yaitu warnanya, maka itu disebut persilangan
monohibrid.
Percobaan Mendel tentang persilangan tanaman ercis bunga ungu dan putih. awalnya ia
memotong serbuk sari dari ercis bunga ungu dan menyisakan putiknya. Sebaliknya, pada
ercis bunga putih, yang dipotong putiknya saja.Ercis bunga ungu dan ercis bunga putih yang
disilangkan ini disebut induk atau parental 1 (P1).
2
Gambar.A.1 Contoh persilangan monohibrid
Hukum II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas . Hal ini disebabkan karena gen
di dalam gamet mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan individu
baru. Hukum mendel II berbunyi “pasangan alel dari gen yang berbeda bias berpasangan
secara bebas selama pembentukan gamet”.
a. Persilangan Dihibrid
Hukum II Mendel bisa diamati pada persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid adalah
persilangan dengan 2 sifat berbeda . Tujuannya, mengetahui pewarisan 2 sifat beda ini selalu
menghasilkan sifat anakan yang sama kayak induknya atau tidak. Menyilangkan dua kacang
ercis. Kacang ercis pertama bentuk bijinya bulat dan berwarna hijau. Sedangkan kacang
3
ercis kedua bentuk bijinya kisut dan warnanya kuning. Karena, ada dua sifat berbeda disini
yaitu bentuk biji dan warna biji, maka disebutnya persilangan dihibrid.
Percobaan mendel dengan dua sifat beda. Jadi, ia menyilangkan biji bulat kuning dengan biji
kisut hijau. Biji bulat kuning dan biji kisut hijau ini disebut parental 1 (P1). Ia mengamati
bahwa semua keturunan pertamanya (F1) menghasilkan biji bulat warna kuning. Artinya,
sifat yang dominan dari 2 biji induk tersebut adalah biji bulat kuning.
4
B. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Tidak semua persilangan menghasilkan rasio atau perbandingan fenotip yang sesuai dengan
Hukum Mendel. Pada beberapa kasus persilangan dihasilkan rasio fenotip yang menyimpang
dari Hukum tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa gen dengan alel yang berbeda yang
saling memengaruhi pada saat pembentukan fenotip.
Meskipun demikian, aturan dasar pada Hukum Mendel tetap berlaku pada penentuan
genotipenya, artinya penyimpangan rasio fenotip sebenarnya adalah modifikasi dari rasio
fenotip Hukum Mendel biasa, sehingga hasil rasio fenotipnya dapat dikatakan sebagai
penyimpangan semu Hukum Mendel. Jadi akan dilihat bahwa yang berubah cuma rasio
fenotip nya, sedangkan rasio genotipenya tetap sesuai dengan hukum Mendel.
Penyimpangan semu Hukum Mendel ini terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1. Atavisme
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme adalah
interaksi antar gen berbeda alel yang menghasilkan filial atau keturunan dengan fenotip yang
berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.
5
Bentuk jengger ayam dipengaruhi oleh dua gen berbeda alel, yaitu gen R yang menentukan
bentuk rose dan gen P yang menentukan bentuk pea. Ketika kedua gen ini terdapat secara
bersamaan (R-P-) maka kedua gen akan berinteraksi dan akan muncul sifat baru yaitu
bentuk walnut. Dan ketika kedua gen dominan tersebut tidak ada (rrpp) maka akan muncul
sifat yang lain lagi yaitu single.
Akibatnya, terbentuklah empat jenis jengger ayam, yaitu walnut (R-P-), rose (R-
pp), pea (rrP-), dan single (rrpp). Persilangan antara jengger ayam rose (RRpp) dengan
jengger ayam pea (rrPP).
Dari gambar di atas bisa kita lihat ya, bahwa penyimpangan semu atavisme akan
menghasilkan F2 dengan rasio fenotip 9:3:3:1.
6
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan jika tidak berpasangan
dengan gen dominan dari alel lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka
sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan
bunga Linaria maroccana. Warna bunga Linaria maroccana dipengaruhi oleh 4 gen, yaitu:
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah
dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih, maka persilangan dapat dijelaskan dengan
cara:
Antosianin adalah pigmen yang akan memicu pembentukan warna pada bunga Linaria
maroccana. Artinya tumbuhan Linaria yang memiliki gen A akan menghasilkan bunga yang
berwarna, sedangkan yang tidak punya gen A bunganya akan albino (putih). Namun warna
7
yang ditimbulkan oleh antosianin tergantung dari tingkat keasaman (pH) protoplasma sel.
Jika protoplasma bersifat basa (dipengaruhi oleh gen B) maka akan timbul warna ungu,
sedangkan ketika protoplasma bersifat asam (dipengaruhi gen b) maka akan muncul warna
merah. Berarti warna bunga pada Linaria maroccana ini tidak cuma dipengaruhi oleh gen
penentu pigmen ya, tapi juga dipengaruhi oleh gen penentu pH protoplasma. Untuk
detailnya, bisa disimak pada gambar berikut:
Dari gambar di atas bisa kita lihat ya, bahwa F2 yang dihasilkan dari
persilangan kriptomeri fenotip nya berubah menjadi 9:3:4.
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen-gen berbeda alel yang memunculkan satu fenotip dan
bersifat kumulatif (saling menambah). Contohnya adalah warna merah pada biji gandum
8
yang ditentukan oleh dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu
maka ekspresi warna merahnya akan semakin kuat.
Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji
putih sebagai berikut:
9
Dari gambar di atas bisa kita lihat ya, bahwa F2 yang dihasilkan dari
persilangan polimeri fenotip nya berubah menjadi 15:1
4. Epistasis-Hipostasis
Perhatikan contoh kasus epistasis dan hipostasis pada persilangan labu di bawah ini:
10
Dari gambar di atas bisa kita lihat ya, bahwa F2 yang dihasilkan dari persilangan epistasis-
hipostasis fenotip nya berubah menjadi 12:3:1
5. Komplementer
Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud pun tidak akan muncul.
Contoh komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga Lathyrus
odoratus yang terdiri dari gen:
Pada tumbuhan Lathyrus odoratus, warna bunga ungu hanya muncul jika tumbuhan tersebut
memiliki gen C dan gen P sekaligus. Artinya warna bunga ungu akan muncul kalau
tumbuhan tersebut membentuk pigmen warna (dipengaruhi oleh gen C) dan membentuk
enzim pengaktifnya (dipengaruhi oleh gen P).
Jadi bisa dibilang bahwa gen C dan P ini saling melengkapi ya. Nah kalau tidak punya salah
satu dari kedua gen dominan C dan P gimana? Maka bunganya tidak membentuk warna alias
jadi albino (putih). Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus
odoratus berwarna putih dengan bunga Lathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan
diperoleh keturunan dan rasio fenotip sebagai berikut:
11
Gambar.B.8 Persilangan bunga lathyrus putih
Dari gambar di atas bisa kita lihat ya, bahwa F2 yang dihasilkan dari
persilangan komplementer fenotip nya berubah menjadi 12:7.
12
C. Gen dan Kromosom
1. Gen
Gen adalah substansi pembawa materi genetik yang diwariskan dari induk hingga
keturunannya . Materi genetik tersebut meliputi Deoxyribonucleic
Acid (DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA) . Berbagai jenis DNA bergabung untuk
membentuk gen, kemudian gen-gen tersebut bergabung untuk membentuk kromosom.
Fungsi gen yang pertama adalah membawa informasi genetik dari setiap individu hingga
keturunannya. Jadi informasi genetiknya itu disalurkan ke keturunan masing-masing
individu.Contohnya adalah rambut ibu yang berwarna hitam, diwariskan ke anaknya. Fungsi
yang kedua adalah sebagai pengatur metabolisme untuk perkembangan setiap makhluk
hidup.
Gen itu terletak pada segmen atau lokus yang terletak di kromosom. Gen dibagi menjadi 2
ada yang dominan dan resesif. Gen dominan itu disandikan dengan huruf besar, sedangkan
gen resesif itu disandikan dengan huruf kecil. Kumpulan gen yang terletak pada lokus yang
bersesuaian dengan fungsi yang sama itu disebut dengan alel.
Gula pentose
Gugus fosfat
Basa nitrogen : Purin (Adenine dan Guanin) dan Pirimidin (Timin (DNA)/ Urasil (RNA)
Sitosin).
13
Perbedaan DNA dan RNA
2. Kromosom
3. Bagian-Bagian Kromosom
Kromosom itu punya beberapa bagian yang berbeda. Bagian yang pertama itu namanya
kromatid. Kromatid merupakan salah satu dari dua lengan yang merupakan hasil replikasi
kromosom. Bagian yang kedua namanya Sentromer. Sentromer ini adalah pusat kromosom
dan tempat menempelnya benang gelendong. Bagian yang terakhir ini namanya
14
kinetokor. Kinetokor sebenarnya adalah bagian dari sentromer. Benang spindel ini melekat
pada kinetokor selama masa pembelahan.
Kamu tahu nggak, benang spindel itu apa? Benang spindel ini bagian yang berfungsi untuk
menghubungkan sentriol pada saat pembelahan sel dan untuk menarik kromosom menuju
kutub yang berlawanan pada saat pembelahan sel.
4. Jenis-Jenis Kromosom
a. Kromosom telosentrik
hanya memiliki 1 lengan dengan sentromer yang terletak di ujung.
b. Kromosom metasentrik
memiliki 2 lengan sama panjang dengan sentromer yang terletak di tengah. Sentromernya
metasentrik ini berbentuk V.
c. Kromosom submetasentrik
memiliki kedua lengan yang hampir sama panjang, dengan sentromer yang letaknya
hampir di tengah. Bentuknya juga V gitu.
15
d. Akrosentrik kromosom
memiliki 2 lengan yang tidak sama panjang, dengan sentromer yang berada dekat ujung
bagian kromosomnya.
D. Mutasi
Hugo de Fries: menemukan perubahan mendadak yang jarang dalam pola penurunan
tanaman primrose, dinamakan mutasi. Pada mutasi terbentuk allel baru. Penyebab mutasi
dapat berupa faktor: − Fisik: Radiasi oleh sinar Ultra Violet, sinar X, ataupun
radioaktivitas lainnya. − Kimiawi: Pajanan terhadap zat kimia melalui inhalasi, ingesti,
ataupun kontak langsung. Berdasarkan efeknya terhadap organisme, sifat mutasi dibagi
menjadi:
16
Syarat agar efek mutasi dapat diturunkan ke generasi berikutnya yaitu:
1. Mutasi terjadi pada sel yang memproduksi generasi sel berikutnya
2. Mutasi mempengaruhi materi hereditas
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi ini terjadi karena adanya
perubahan struktur gen (DNA), akibatnya asam amino yang dikodekan berubah sehingga
terbentuk protein yang salah.
1. Penemuan Gen
Walter Sutton dan Theodore Boveri (1903) menemukan bahwa kromosom mengandung
gen. Percobaan Alfred Hershey dan Martha Chase (1952) membuktikan bahwa materi
genetik adalah DNA. Selanjutnya James Watson dan Francis Crick (1953) menemukan
struktur molekular DNA.
17
Bila pertukaran terjadi antar pasangan basa nitrogen purin-pirimidin dengan
pirimidin-purin disebut transversi. Misalnya AT digantikan pasangan TA.
Perhatikan bagan di bawah.
Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan
pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Istilah mutasi
petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan
fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata
perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya.
Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi
disebut mutagen. Mutasi bersifat acak, 90% sesungguhnya bersifat merugikan bagi individu
atau populasi suatu spesies. Dikatakan bersifat merugikan karena mutasi 10 menimbulkan
perubahan suatu karakter dari keadaan yang biasanya padahal karakter itu sudah beradaptasi
selama jutaan tahun terhadap lingkungan. Dengan adanya perubahan, maka makhluk itu
harus beradaptasi lagi.
ada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot resesif. Namun
mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat dibuat tumbuhan poliploid
yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah stroberi yang
besar, dll. Mutasi ini juga menjadi salah satu kunci terjadinya evolusi di dunia ini.
Terbentuknya tumbuhan poliploid ini menguntungkan bagi manusia, namun merugikan bagi
tumbuhan yang mengalami mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa
berkembang biak secara generatif.
Mutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik (point mutation). Pada mutasi ini terjadi
perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal yang
menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya.
Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA atau lebih
tepatnya mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.
18
Penggantian/substitusi pasangan basa terjadi karena penggantian satu nukleotida dengan
pasangannya di dalam untaian DNA komplementer dengan pasangan nukleotida lain.
Pasangan basa nitrogen (basa N) pad DNA antara timin dengan adenine atau antara guanine
dengan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom hydrogen dapat
berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin. Perubahan kimai yang
seperti itu disebut dengan perubahann tautomer. Misalnya secara tidak normal, adenine
berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa perubahan genetik seperti
itu disebut dengan mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Contoh: anemia bulan sabit.
19
b. Sindroma Turner (kromosom seks XO):
Penderitanya wanita steril.
d. Sindroma eksesif Y
(Y excessive syndrome; kromosom seks XYY, XYYY, dan seterusnya): Penderitanya pria
dengan peningkatan sifat agresivitas.
20
e. Albinism
Penderita albino tak dapat memproduksi pigmen coklat melamin pada kulit, rambut, dan
mata. Gen untuk albinism bersifat resesif.
21
h. Polidaktilia (polydactilia)
Penderita memiliki 6 jari tangan dengan gen yang bersifat dominan.
Gambar.D.7 Polydactilia
i. Buta warna
Bersifat sex-linked (gennya berada pada kromosom X), mengenai 8% populasi pria dan
0.04% populasi wanita.
j. Hemofilia
Bersifat sex-linked (kromosom X), menyebabkan pembekuan darah tak dapat berlangsung
dengan normal
Gambar.D.8 Hemofilia
22
k. Distrofi muscular
Pada distrofi muskular (muscular dystrophy), otot rangka dan jantung mengecil dan
melemah (muscle wasting) disertai kemunduran fungsi mental. Kebanyakan penderita mati
sebelum berusia 20 tahun. Bentuk tersering yaitu Distrofi muskular Duchenne.
23
Mutasi gametik germinal
adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena terjadinya di sel gamet, maka akan
diwariskan oleh keturunannya. Mutasi gametik disebut mutasi germinal. Bila mutasi tersebut
menghasilkan sifat dominan, akan terekspresi pada keturunannya. Bila resesif maka
ekspresinya akan tersembunyi.
24
Gambar.D.11 Contoh mutasi diam
25
E. Sintesis protein
protein merupakan rantai panjang asam amino yang disintesis berdasarkan kode yang
dibawa oleh informasi genetik berupa DNA. DNA adalah kumpulan materi genetik yang
satuan, molekulnya disebut nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri atas basa nitrogen, gula, deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa
nitrogen DNA selalu berpasangan antara kelompok purin dan pirimidin. Basa purin yaitu
adenine (A) dan guanin (G), sedangkan ba pirimidin yaitu sitosin (C) dan timin (T). urutan
tiga macam basa nitrogen disebut kodon. Misalnya GGA. Kodon materi penyusun asam
amino.
Gambar.E.1 DNA
Sintesis protein merupakan proses pembentukan protein yang melibatkan peran DNA dan
RNA. RNA sendiri adalah materi genetik yang basa nitrogennya terdiri dari Adenin (A),
Guanin (G), Sitosin (C) dan Urasil (U). Secara sederhana, sintesis protein terdiri dari dua
tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
26
1. Transkripsi
Transkripsi proses terjadi penyalinan sebagian DNA. DNA terletak di nukleus, sedangkan
proses pembentukan protein berlangsung di ribosom yang letaknya di sitoplasma. DNA
tidak dapat bergerak sendiri menuju ke ribosom, sehingga dibutuhkan fasilitator yaitu RNA
polimerase untuk datang ke DNA, membuat cetakannya, dan menyuruhnya pergi ke
ribosom.
27
2. Translasi
Translasi merupakan proses penerjemahan kode DNA sehingga menghasilkan rantai
polipeptida penyusun protein. Ketika mRNA terbentuk, maka mRNA atau
RNA messenger atau RNA “pembawa pesan” bisa membawa kode hasil salinan DNA ke
ribosom. mRNA berisi kumpulan dari kodon-kodon DNA. Setelah tiba di ribosom, maka
proses translasi dapat dimulai.
28
F. Soal Evaluasi
1. Apa yang disebut dengan kodon!
……………………………………………………………………………………………......
..……………………………………………………………………………………………....
29
8. Kromosom submetasentrik memiliki kedua lengan yang hampir sama panjang, dengan
sentromer yang letaknya berada di?
…………………………………………………………………………………………….....
..……………………………………………………………………………………………....
9. Beberapa kasus persilangan dihasilkan rasio fenotip yang menyimpang dari Hukum
mendel disebut?
……………………………………………………………………………………………......
..……………………………………………………………………………………………....
30
Daftar pustaka
Lotha Gloria. (2023). Genetika Mendel. Mendel dan kacang polongnya. Khan Academy.
Siti Zubaidah. (2018). Genetika. Hukum mendel dan penyimpangan hukum mendel .
Jakarta.
Adrian M. S.R.D., R.D. Owen and R.S. Edgar. (2019). General Genetics. W H. Freeman
and Company.
Isna Rasdianah Aziz. (2019). Kromosom sebagai marka genetic. UIN Alauddin Makasar.
Carlson NR. (2018). Physiology of Behavior, 11th ed. Boston: Pearson Education.
31