18866-File Utama Naskah-61736-1-10-20220816
18866-File Utama Naskah-61736-1-10-20220816
Pada tahun 1990-an, pemberdayaan perempuan mulai pengembangan, di beberapa destinasi ataupun negara-negara
diimplementasikan pada jenis pekerjaan yang berkaitan yang menjunjung tinggi nilai tradisional masih terdapat isu
dengan pelayanan untuk perempuan dengan tujuan memfa- gender yang membatasi perempuan untuk berdaya dan terli-
silitasi mobilisasi perempuan serta kepemimpinan pe- bat dalam pengembangan pariwisata yakni kesenjangan
rempuan dalam suatu lingkup kerja dan sosial yang beragam. gaji/upah, pembatasan partisipasi politik atau pembatasan
Berbagai isu yang muncul terkait pemberdayaan perempuan dalam bersuara, stereotip gender, dan diskriminasi gender.
dalam suatu lingkup profesi adalah masalah kesenjangan gaji Oleh karena itu, Boley and McGehee (2014) menyatakan
pegawai perempuan dan laki-laki, pastisipasi bidang politik, bahwa untuk memahami pemberdayaan perempuan dalam
stereotip gender dan diskriminasi berbasis gender. Masalah konteks pengembangan pariwisata secara lebih dalam, dibu-
tersebut juga dialami oleh perempuan dibidang industri tuhkan konseptualisasi multi-dimensi yang mencakup aspek
pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata psikologis, politik dan sosial yang telah dikembangkan secara
berkelanjutan kerap mengangkat isu pemberdayaan matang di negara barat namun juga valid di negara timur.
perempuan dalam praktek pengembangannya. Isu pem-
Secara psikologis, pemberdayaan digambarkan sebagai sti-
berdayaan perempuan dalam pengembangan pariwisata
mulus yang timbul dari dalam diri seorang perempuan
berkelanjutan juga berkaitan dengan tujuan pengembangan
dengan mengekspresikan perasaan mampu yang kuat untuk
berkelanjutan (Sustainable Deveopment Goals) nomor lima yaitu
aktif bekerja, meningkatkan kinerja, mempengaruhi dan
kesetaraan gender.
mendorong hasil atau output dalam suatu organisasi. Hal ter-
Pengembangan Pariwisata berkelanjutan merupakan sebuah sebut dilihat dari bagaimana perempuan dapat menentukan
pembangunan pariwisata yang dalam prosesnya mempertim- nasib berdasarkan keyakinan atas kemampuannya dalam
bangan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan ling- membuat suatu keputusan untuk berkomitmen pada peran
kungan pada saat ini dan keberlanjutannya di masa depan. tertenju juga kemampuan seorang perempuan untuk memilih
Dalam mewujudkannya, pengembangan pariwisata berke- tindakan yang dirasa tepat. Pada aspek politik, pemberdayaan
lanjutan tidak hanya memperhatikan kebutuhan wisatawan perempuan dijelaskan sebagai sebuah paradigma yang mem-
saja, melainkan kebutuhan industri yang ramah lingkungan bantu perempuan dalam menjalani kehidupan mereka sehari-
serta keterlibatan masyarakat setempat. Pada dinamika sosial hari dengan kekuatan, kemandirian serta martabat baik ting-
masyarakat di destinasi wisata, terdapat golongan masyarakat kat individu, organisasi maupun sosial. Hal tersebut dinilai
perempuan berusia produktif yang termasuk kedalam sebagai proses yang secara bertahap meningkatkan potensi
angkatan kerja. Pemberdayaan dan keterlibatan perempuan perempuan dengan memberikan akses, kesempatan juga
dalam pengembangan pariwisata dinilai krusial terutama pada peluang untuk me-nyuarakan dan terlibat dalam membuat
destinasi yang baru saja berkembang. Walaupun industri pa- suatu perubahan serta memberikan kesempatan untuk
riwisata memiliki posibilitas tinggi untuk memberdayakan meninggalkan ‘jejak’ di masyarakat. Pada aspek politik
perempuan serta melibatkan perempuan secara efektif dalam pemberdayaan perempuan memiliki kesadaran akan kapabi-
litasnya untuk memiliki pilihan dan menentang relasi kuasa laki-laki dalam membangun eksistensi karir diberbagai ting-
berbasis gender, kekuatan untuk unggul dalam meningkatkan katan posisi. Dalam hal sosial, budaya serta norma masyara-
potensi diri serta menegakkan payung hukum yang ramah kat yang supportif pada perempuan akan membuat
terhadap perempuan dalam meningkatkan aktivitas ekonomi, perempuan terberdayakan dan menemukan jalan dan kontri-
partisipasi politik dan menghapus peraturan yang dis- busi mereka dalam industri pariwisata khususnya pada pari-
kriminatif. Secara sosial, pemberdayaan perempuan mengacu wisata berbasis masyarakat yang mengandalkan masyarakat
pada pergantian atau penghapusan normal sosial yang sebagai pemeran utama.
menekan hak-hak perempuan untuk mendapatkan dominasi
Integrasi dari aspek pemberdayaan perempuan dengan pari-
penuh atas kehidupan mereka. Aspek sosial dalam
wisata berkelanjutan menghasilkan dampak positif dan juga
pemberdayaan perempuan juga mengurangi dampak negatif
dampak negatif ataupun tantangan yang harus dihadapi oleh
diskriminasi gender dimana pada umumnya perempuan
perempuan dalam proses keterlibatannya pada industri pari-
memiliki peran, pekerjaan dan status yang lebih rendah di
wisata. Pemberdayaan perempuan secara psikologis memiliki
masyarakat.
dampak positif dalam meningkatkan dan mempertahankan
Aspek pemberdayaan perempuan diatas dapat diintegrasikan kepercayaan diri perempuan dalam keterlibatannya dibidang
dalam konsep pariwisata berkelanjutan agar terciptanya pariwisata. Disisi lain, ketidakberdayaan psikologis dari da-
keterlibatan perempuan yang lebih baik pada industri pari- lam diri perempuan muncul apabila pembangunan pariwisata
wisata. Hal tersebut juga mengacu pada keadaan dimana ren- yang dilakukan menekan psikologi perempuan seakan mem-
dahnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan buat mereka tidak memiliki kendali atas arah pengembangan
yang tinggi di industri pariwisata. Keterlibatan perempuan sehingga membuat perempuan dalam industri pariwisata
dalam industri pariwisata dinilai dari sejauh mana perempuan ingin memisahkan diri dengan komunikasnya. Pemberdayaan
terberdayakan secara psikologis, politik dan sosial. Secara perempuan dalam industri pariwisata secara politik menun-
umum, perempuan dapat dikatakan berdaya secara psikologis jukan dampak positif dalam hal tingginya partisipasi
apabila mampu secara mandiri memilih peran dan karir pada perempuan dalam membuat kebijakan, mandiri secara finan-
bidang pariwisata berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. sial serta kemerdekaan perempuan dari peran gender tradi-
Perempuan diberdayakan secara politik dalam peraturan dan sional dalam struktur masyarakat. Akan tetapi, ada beberapa
kebijakan kepariwisataan yang ramah perempuan serta tantangan yang dapat membatasi perempuan untuk berdaya
mendapatkan kesempatan atau peluang yang sama dengan secara politik dalam industri pariwisata yakni rendahnya