Anda di halaman 1dari 4

PEMBERDAYAAN DAN KETERLIBATAN

PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN


PARIWISATA BERKELANJUTAN
Siti Adelita Raif Khadijah
Pembangunan pariwisata berkelanjutan mendorong pemberdayaan serta keterlibatan
http://doi.org/10.5614/wpar.2022.20.1.05 perempuan secara efektif dalam pengembangan pariwisata dimana hal tersebut selaras
dengan tujuan pembangunan berkelanjutan nomor lima yaitu kesetaraan gender.
Diserahkan : 2 Juli 2022 Namun, masih ditemukan isu gender di beberapa destinasi yang menjunjung tinggi nilai
tradisional yang membatasi pelaku industri wisata perempuan yakni kesenjangan
Diterima: 27 Juli 2022 gaji/upah, pembatasan partisipasi politik atau pembatasan dalam bersuara, stereotip
gender dan diskriminasi gender. Pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam
Diterbitkan: 31 Juli 2022 industri pariwisata dinilai dari sejauh mana perempuan terberdayakan secara psikologis,
politik dan sosial. Pelaku industri pariwisata perempuan yang terberdayakan dan aktif
terlibat dapat menjadi suatu keuntungan bagi destinasi wisata dalam menarik pasar
wisatawan perempuan.

Kata Kunci : Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Pemberdayaan Perempuan, Keterlibatan


Perempuan.

Pada tahun 1990-an, pemberdayaan perempuan mulai pengembangan, di beberapa destinasi ataupun negara-negara
diimplementasikan pada jenis pekerjaan yang berkaitan yang menjunjung tinggi nilai tradisional masih terdapat isu
dengan pelayanan untuk perempuan dengan tujuan memfa- gender yang membatasi perempuan untuk berdaya dan terli-
silitasi mobilisasi perempuan serta kepemimpinan pe- bat dalam pengembangan pariwisata yakni kesenjangan
rempuan dalam suatu lingkup kerja dan sosial yang beragam. gaji/upah, pembatasan partisipasi politik atau pembatasan
Berbagai isu yang muncul terkait pemberdayaan perempuan dalam bersuara, stereotip gender, dan diskriminasi gender.
dalam suatu lingkup profesi adalah masalah kesenjangan gaji Oleh karena itu, Boley and McGehee (2014) menyatakan
pegawai perempuan dan laki-laki, pastisipasi bidang politik, bahwa untuk memahami pemberdayaan perempuan dalam
stereotip gender dan diskriminasi berbasis gender. Masalah konteks pengembangan pariwisata secara lebih dalam, dibu-
tersebut juga dialami oleh perempuan dibidang industri tuhkan konseptualisasi multi-dimensi yang mencakup aspek
pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata psikologis, politik dan sosial yang telah dikembangkan secara
berkelanjutan kerap mengangkat isu pemberdayaan matang di negara barat namun juga valid di negara timur.
perempuan dalam praktek pengembangannya. Isu pem-
Secara psikologis, pemberdayaan digambarkan sebagai sti-
berdayaan perempuan dalam pengembangan pariwisata
mulus yang timbul dari dalam diri seorang perempuan
berkelanjutan juga berkaitan dengan tujuan pengembangan
dengan mengekspresikan perasaan mampu yang kuat untuk
berkelanjutan (Sustainable Deveopment Goals) nomor lima yaitu
aktif bekerja, meningkatkan kinerja, mempengaruhi dan
kesetaraan gender.
mendorong hasil atau output dalam suatu organisasi. Hal ter-
Pengembangan Pariwisata berkelanjutan merupakan sebuah sebut dilihat dari bagaimana perempuan dapat menentukan
pembangunan pariwisata yang dalam prosesnya mempertim- nasib berdasarkan keyakinan atas kemampuannya dalam
bangan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan ling- membuat suatu keputusan untuk berkomitmen pada peran
kungan pada saat ini dan keberlanjutannya di masa depan. tertenju juga kemampuan seorang perempuan untuk memilih
Dalam mewujudkannya, pengembangan pariwisata berke- tindakan yang dirasa tepat. Pada aspek politik, pemberdayaan
lanjutan tidak hanya memperhatikan kebutuhan wisatawan perempuan dijelaskan sebagai sebuah paradigma yang mem-
saja, melainkan kebutuhan industri yang ramah lingkungan bantu perempuan dalam menjalani kehidupan mereka sehari-
serta keterlibatan masyarakat setempat. Pada dinamika sosial hari dengan kekuatan, kemandirian serta martabat baik ting-
masyarakat di destinasi wisata, terdapat golongan masyarakat kat individu, organisasi maupun sosial. Hal tersebut dinilai
perempuan berusia produktif yang termasuk kedalam sebagai proses yang secara bertahap meningkatkan potensi
angkatan kerja. Pemberdayaan dan keterlibatan perempuan perempuan dengan memberikan akses, kesempatan juga
dalam pengembangan pariwisata dinilai krusial terutama pada peluang untuk me-nyuarakan dan terlibat dalam membuat
destinasi yang baru saja berkembang. Walaupun industri pa- suatu perubahan serta memberikan kesempatan untuk
riwisata memiliki posibilitas tinggi untuk memberdayakan meninggalkan ‘jejak’ di masyarakat. Pada aspek politik
perempuan serta melibatkan perempuan secara efektif dalam pemberdayaan perempuan memiliki kesadaran akan kapabi-

ISSN 2773-4723 [online] ISSN 1410-7112 [print] https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar 19


Sumber: sdgs.BAPPENAS.go.id
Gambar 1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan SDGs

litasnya untuk memiliki pilihan dan menentang relasi kuasa laki-laki dalam membangun eksistensi karir diberbagai ting-
berbasis gender, kekuatan untuk unggul dalam meningkatkan katan posisi. Dalam hal sosial, budaya serta norma masyara-
potensi diri serta menegakkan payung hukum yang ramah kat yang supportif pada perempuan akan membuat
terhadap perempuan dalam meningkatkan aktivitas ekonomi, perempuan terberdayakan dan menemukan jalan dan kontri-
partisipasi politik dan menghapus peraturan yang dis- busi mereka dalam industri pariwisata khususnya pada pari-
kriminatif. Secara sosial, pemberdayaan perempuan mengacu wisata berbasis masyarakat yang mengandalkan masyarakat
pada pergantian atau penghapusan normal sosial yang sebagai pemeran utama.
menekan hak-hak perempuan untuk mendapatkan dominasi
Integrasi dari aspek pemberdayaan perempuan dengan pari-
penuh atas kehidupan mereka. Aspek sosial dalam
wisata berkelanjutan menghasilkan dampak positif dan juga
pemberdayaan perempuan juga mengurangi dampak negatif
dampak negatif ataupun tantangan yang harus dihadapi oleh
diskriminasi gender dimana pada umumnya perempuan
perempuan dalam proses keterlibatannya pada industri pari-
memiliki peran, pekerjaan dan status yang lebih rendah di
wisata. Pemberdayaan perempuan secara psikologis memiliki
masyarakat.
dampak positif dalam meningkatkan dan mempertahankan
Aspek pemberdayaan perempuan diatas dapat diintegrasikan kepercayaan diri perempuan dalam keterlibatannya dibidang
dalam konsep pariwisata berkelanjutan agar terciptanya pariwisata. Disisi lain, ketidakberdayaan psikologis dari da-
keterlibatan perempuan yang lebih baik pada industri pari- lam diri perempuan muncul apabila pembangunan pariwisata
wisata. Hal tersebut juga mengacu pada keadaan dimana ren- yang dilakukan menekan psikologi perempuan seakan mem-
dahnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan buat mereka tidak memiliki kendali atas arah pengembangan
yang tinggi di industri pariwisata. Keterlibatan perempuan sehingga membuat perempuan dalam industri pariwisata
dalam industri pariwisata dinilai dari sejauh mana perempuan ingin memisahkan diri dengan komunikasnya. Pemberdayaan
terberdayakan secara psikologis, politik dan sosial. Secara perempuan dalam industri pariwisata secara politik menun-
umum, perempuan dapat dikatakan berdaya secara psikologis jukan dampak positif dalam hal tingginya partisipasi
apabila mampu secara mandiri memilih peran dan karir pada perempuan dalam membuat kebijakan, mandiri secara finan-
bidang pariwisata berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. sial serta kemerdekaan perempuan dari peran gender tradi-
Perempuan diberdayakan secara politik dalam peraturan dan sional dalam struktur masyarakat. Akan tetapi, ada beberapa
kebijakan kepariwisataan yang ramah perempuan serta tantangan yang dapat membatasi perempuan untuk berdaya
mendapatkan kesempatan atau peluang yang sama dengan secara politik dalam industri pariwisata yakni rendahnya

ISSN 2773-4723 [online] ISSN 1410-7112 [print] https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar 20


modal awal berupa materi bagi
perempuan yang ingin menjalan-
kan suatu program, upah yang ren-
dah dan hambatan sosial berupa
budaya yang menghalangi perem-
puan untuk turut terlibat dalam
pengambilan keputusan. Pem-
berdayaan sosial memiliki sisi po-
sitif pada hubungan antar ma-
syarakat yang terlibat dan ba-
gaimana aktivitas pariwisata dapat
meningkatkan rasa persatuan
untuk saling menguatkan sesama
perempuan agar saling bekerja
sama dalam tatanan masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidup
mereka melalui pariwisata. Na-
mun, pemberdayaan sosial pada
perempuan dinilai memiliki dam-
pak negatif dimana tradisi-tradisi
leluhur yang berkaitan dengan
peran perempuan mulai diting-
galkan.
Pada implementasinya, pem-
berdayaan psikologis dan politik
memiliki dampak dan hubungan
Sumber: Sanagustin dkk dalam Mirela (2012)
yang signifikan dalam keterlibatan
perempuan pada pariwisata ber- Gambar 2. Model Pariwisata Berkelanjutan
kelanjutan. Disisi lain, pada aspek
sosial pemberdayaan perempuan berkelanjutan merupakan bagian yang sangat penting.
terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan masih Pembuat kebjakan kepariwisataan perlu mempertimbangkan
tergolong lemah, meskipun berdampak positif tapi tidak beberapa hal dalam konteks pember-dayaan perempuan pada
signifikan. Seperti yang telah dibahas pada paragraf sebe- pengembangan pariwisata berkelanjutan terutama pada
lumnya, budaya dan persepsi sosial masyarakat dimana negara-negara berkembang dimana pariwisata baru saja
perempuan memiliki peran domestik dalam tatanan keluarga dikembangkan, hal tersebut adalah 1) memberikan ruang
dan masyarakat tentu menghambat perempuan dalam pada perempuan untuk terlibat pada agenda pengembangan
mengambil keputusan ataupun mendapatkan kesempatan yang akan dilakukan. 2) meningkatkan kesadaran mengenai
untuk terlibat secara langsung dalam hal kepariwisataan. Hal peran vital dan pentingnya keterlibatan pe-rempuan pada
tersebut biasa terjadi pada destinasi ataupun negara-negara masyarakat lokal di destinasi wisata. 3) pembuat kebijakan
yang secara sosial menjunjung tinggi status laki-laki sebagai dan masyarakat memberikan lingkungan yang positif secara
pemimpin. Ketidakberdayaan perempuan pada aspek sosial psikologis khususnya pada pe-rempuan agar mereka
tentu juga akan berdampak pada aspek lain yakni psikologis memiliki rasa bangga akan dirinya dan memiliki kesadaran
dan politik dikarenakan jika lingkungan tidak mendukung akan potensi yang dimiliki daerahnaya se-hingga mereka
perempuan untuk berkembang menjadi suatu individu maka dapat membagikan pengetahuan, keahlian dan pe-ngalaman
perempuan tersebut akan memiliki kepercayaan diri yang mereka bersama wisatawan yang datang berkunjung. Selain
rendah di suatu komunitas dan dapat mengalami diskriminasi itu, pada industri pariwisata lainnya seperti hotel, pengusaha
gender terutama dalam menyuarakan pendapatnya. Dalam pariwisata ataupun pelaku industri pariwisata sepatutnya
halnya pengembangan pariwisata berkelanjutan rendahnya meninggalkan persepsi gender terhadap karyawannya dan
representasi atau keterlibatan perempuan terlihat dari ke- menyadarkan komunitas di dalamnya akan partisipasi dari
bijakan yang tidak ramah terhadap perempuan baik pekerja pekerja perempuan termasuk didalamnya peluang bagi
perempuan dibidang pariwisata maupun wisatawan pe- perempuan untuk menduduki jabatan kepemimpinan yang
rempuan. Kondisi tersebut menunjukan bahwa pe- tinggi dalam suatu organisasi. Dalam upaya memahami pem-
ngembangan pariwisata berkelanjutan tidak sepenuhnya berdayaan perempuan dalam pengembangan pariwisata
tercapai apabila pemberdayaan perempuan secara sosial tidak berkelanjutan secara substansial pembuat kebijakan juga
terpenuhi dan secara langsung menegaskan bahwa ke- perlu untuk melakukan hal 1) mengumpulkan dan
terlibatan perempuan dalam pengembangan pariwisata menganalisis data pariwisata berbasis gender. 2) menyediakan

ISSN 2773-4723 [online] ISSN 1410-7112 [print] https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar 21


pelatihan dan kurikulim studi kepariwisataan yang menginte- Meski peran gender (gender role) menandakan diskriminasi
grasikan gender dalam pembangunan berkelanjutan. 3) prak- berbasis gender, hal tersebut dapat diatasi dengan pem-
tik pariwisata yang mengacu pada analisis gender. 4) berdayaan dan pelibatan perempuan dalam suatu hal positif
menggunakan pendekatan interseksional dalam memahami dalam hal ini adalah pembangunan pariwisata berkelanjutan
hubungan pariwisata dan pembangunan berkelanjutan. 5) berbasis kesetaraan gender yang dapat merubah pandangan
evaluasi metode atau kebijakan yang telah berjalan guna individu yang pada awalnya menganggap memasak hanya se-
meningkatkan kesetaraan gender dan mencapai implementasi bagai pekerjaan domestik semata menjadi suatu profesi yang
pariwisata berkelanjutan secara lebih baik. memiliki kedudukan penting dalam keberlangsungan
kegiatan pariwisata dan pelestarian budaya. Jika pem-
Pemberdayaan perempuan secara psikologis, politik dan so-
berdayaan perempuan pada suatu destinasi wisata berhasil
sial pada pelaku industri pariwisata dapat menjadi suatu ke-
dan terus dilakukan secara berkelanjutan, perempuan yang
untungan dalam menarik pasar wisatawan perempuan.
terberdayakan juga dapat memberdayakan perempuan yang
Weaver (2006) menjelaskan konsep wisata yang memiliki
lain.
konsep dasar tertentu dengan target wisatawan yang memiliki
minat atau motivasi secara spesifik untuk melakukan suatu
Daftar Pustaka
perjalanan wisata yaitu wisata alternatif atau alternative tourism.
Berdasarkan tipologi wisata alternatif, terdapat sub tipe Alarcón, D. M., & Cole, S. (2019). No sustainability for
wisata yang diuntungkan dalam implementasi pemperdayaan tourism without gender equality. Journal of
pe-rempuan pada industri wisata yaitu feminist travel dan back- Sustainable Tourism.
packers pada jenis wisata alternatif yang berfokus pada moti-
Elshaer, I., Moustafa, M., Sobaih, A. E., Aliedan, M., &
vasi wisatawan atau orientasi pasar. Seiring dengan perkem-
Azazz, A. M. (2021). The impact of women's
bangan zaman, wisatawan perempuan kian meningkat tiap
empowerment on sustainable tourism development:
tahunnya bahkan wisatawan perempuan juga banyak yang
Mediating role of tourism involvement. Tourism
melakukan perjalanan seorang diri atau seorang solo traveler.
Management Perspectives, 38, 100815.
Aktor-aktor penggerak industri pariwisata yang mem-
berdayakan perempuan pada pembangunan destinasi serta Mirela, Mazilu. (2012). Sustainable Tourism of Destination,
pengelolaannya memiliki peluang lebih besar untuk me- Imperative Triangle Among: Competitiveness,
rangkul target pasar tersebut terutama pada segmen pasar Effective Management and Proper Financing.
backpacker/solo traveler perempuan. Pengelolaan destinasi yang Sustainable Development – Policy and Urban Development-
memberdayakan dan melibatkan perempuan akan mencip- Tourism, Life Sience, Management and Environment, 85-
takan destinasi yang ramah akan wisatawan perempuan 118.
(aman dari kekerasan seksual atau kekerasan berbasis gender Weaver, D. (2006). Sustainable Tourism: Theory and Practice.
serta diskriminasi gender lainnya).
Wisata alternatif feminist travel juga sejalan dengan Sustainable
Development Goals (SDGs) nomor lima yaitu gender equality
atau kesetaraan gender dimana baik laki-laki dan perempuan
memiliki kesempatan yang sama dalam konteks ini adalah
melakukan perjalanan wisata tanpa adanya kekhawatiran Siti Adelita Raif Khadijah merupa-
akan terjaidnya kekerasan dan diskriminasi berbasis gender kan mahasiswa Program Magister
selama melakukan perjalanan wisata. Kesetaraan dalam Perencanaan Kepariwisataan pada
feminist travel juga memberikan hak serta kesempatan yang Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan
sama pada pelaku industri pariwisata baik laki-laki maupun Pengembangan Kebijakan Institut
perempuan dalam berkarir dibidang pariwisata. Dalam be- Teknologi Bandung (SAPPK ITB).
berapa destinasi tradisional keterlibatan perempuan dalam Sebelumnya, di Tahun 2019, Siti
kegiatan pariwisata berpengaruh pada pelestarian budaya Adelita Raif Khadijah telah men-
yang berkaitan dengan peran perempuan dalam suatu adat dapatkan gelar sarjanah pada Program
masyarakat. Sebagai contoh, peran gender perempuan dalam Studi Industri Perjalanan di Sekolah
hal ‘dapur’ atau memasak dapat dijadikan sebagai aktor dalam Tinggi Pariwisata Bandung yang sekarang menjadi Politeknik
melestarikan kuliner atau gastronomi di destinasi tersebut. Pariwisata Bandung.

ISSN 2773-4723 [online] ISSN 1410-7112 [print] https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar 22

Anda mungkin juga menyukai