KOMUNIKASI STRATEGI
Oleh:
2022
A. Analisis Masalah
Menurut Muhtar (2002), gender dapat diartikan sebagai jenis kelamin sosial atau
konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin.
Sementara Fakih (2008: 8) mendefinisikan gender sebagai suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan cultural. Semakin
berkembangnya zaman, kita akhirnya mulai mengenal dengan yang namanya gender
equntity atau kesetaraan gender. Singkatnya, kesetaraan gender merupakan kesamaan
kondisi bagi laki-laki atau perempuan guna memperoleh kesempatan serta hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berpartisipasi dalam kegiatan politik, sosial budaya,
pendidikan, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.
Namun di era yang semakin berkembang ini, masih sering kita temukan adanya
kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Laki-laki selalu dianggap paling kuat,
sedangkan perempuan lemah, perempuan seharusnya hanya memasak di dapur dan
melayani suami dan anak, perempuan dianggap lebih labil dan suka berubah-ubah, dan
masih banyak lagi. Hal tersebut menciptakan stereotype yang membuat perempuan tidak
mampu mengekspresikan dan bereksplorasi dengan leluasa. Dengan demikian, kami
menciptakan event bertajuk “What’s Girl can Do”, dimana kami ingin menunjukkan
bahwa perempuan juga bisa melakukan banyak hal terlepas dari gender mereka sebagai
perempuan, dan member pandangan bahwa perempuan berhak memiliki kesempatan
yang sama dengan laki-laki.