Pengantar
Terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya hal-hal yang mengacu kesenjangan dan
ketidakadilan gender baik itu berupa kendala yang terjadi pada internal seperti kurangnya
sensitifitas dan pemahaman dari para stakeholder terhadap kebutuhan dan mencitrakan
bagaimana peran yang saling memberatkan satu pihak (overlapping) pada perempuan, dan
selanjutnya kendala internal pada “budaya patriarki” yang memberikan kedudukan posisi
pihak laki-laki “lebih” daripada kedudukan pihak perempuan. Dan kendala eksternalnya
adalah budaya yang sudah melekat terhadap pandangan masyarakat yaitu budaya patriarki
yang mendominasi dan mempengaruhi berbagai aspek kegiatan manusia. Berlangsungnya
budaya patriarki yang sedang bekerja hingga saat ini masih banyak terjadi ditengah berbagai
suara perempuan yang lantang menjunjung serta mengangkat hak perempuan. Seperti pada
aktivitas dibidang politik, ekonomi yang akan menghasilkan masalah sosial. Sehingga hal
tersebut menyebabkan kurangya representasi kepemimpinan dan peran perempuan dalam
berbagai sektor khsususnya sektor publik dalam mewujudkan pembangunan yang tidak bias
gender.
Pembahasan
Budaya patriarki ini memiliki perspektif jika laki-laki memiliki kewenangan sebagai
kontrol yang paling utama didalam masyarakat, begitupun sebaliknya kaum perempuan
hanya sebatas memiliki sedikit pengaruh dalam sektor yang lebih umum seperti bidang sosial,
ekonomi, politik, dan berbagai sektor publik lainnya. Hal ini menimbulkan adanya
penempatan wanita dalam posisi subordinat perempuan (penomorduaan tempat dalam
kedudukan kaum perempuan yang berada dibawah kaum laki-laki) atau inferior
Masih terbatasnya perempuan dalam sektor publik sehingga belum mengoptimalkan
kepemimpinan perempuan yang diakibatkan oleh adanya budaya patriarki, tentu perlu adanya
strategi bagaimana memaksimalkan peran serta keterwakilan perempuan dalam sektor publik
untuk meminimalisir intervensi dan pandangan masyarakat yang berbasis pada budaya
patriarki yang telah melekat dalam pandangan dan kehidupan mereka.
Catatan Kritis
Menurut saya saat ini masih banyak pandangan terhadap perempuan yang memiliki
perspektif yang tidak berhenti pada pandangan tradisional yang memberkan posisi perempuan
dalam peran domestik dan terjebak pada stigma budaya jawa untuk menjadi “kanca
wingking” kemudian terkontruksi hingga menjadi budaya “patriarki” dan mengarah pada hal
yang cenderung negatif karena menempatkan perempuan dalam urusan “belakang”. Sehingga
hal ini menjadikan kurangnya keterwakilan perempuan terlebih dalam ranah publik yang
seharusnya keterlibatan perempuan dalam melakukan pembangunan menjadi pendorong
untuk terwujudnya segala pembangunan yang menyangkut kualitas hidup berbangsa dan
negara. Justru terhambat akibat adanya stigma yang sduah terkontruksi pada masyarakat.
Untuk itu, strategi tersebut harus didukung dengan adanya dorongan partisipasi dari
seluruh pihak dalam membangun kesadaran perempuan dalam berbagai bidang dan
perempuan seharusnya dapat memberdayakan potensi diri sendiri serta meningkatkan kualitas
diri sendiri sehingga dapat melahirkan kreativitas inovasi yang tidak familiar, pemikiran
konstruktif dalam perspektif kesetaraan gender dalam lingkup kehidupan berbangsa dan
bernegara,
DAFTAR PUSTAKA
Utaminingsih, Alifiulahtin. 2017. Gender dan Wanita Karir. Malang: UB Press.
Nugroho, Riant. 2008. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nofianti, Leny. 2016. Perempuan di Sektor Publik. Jurnal marwah, Volume. XV No.1 (hal 2-
8). Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau.
Rahayu, Wewen Kusumi. 2016. Analisis Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Publik
(Studi kasus di BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Analisis dan Pelayanan
Publik Vol 2 Nomor 1 juni 2016.
Rizkia, Frida Nur. 2017. Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga
Melalui Program P2wkss Di Sumber Gamol, Balecatur, Gamping, Sleman. Lumbung
Pustaka UNY.
Sakina, Ade Irma dan A, Dessy Hasanah. Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia. Social
work jurnal Volume 7 No.1. (hal 72-74).
Mulyono, Ignatius. 2010. Strategi Meningkatkan Keterwakilan Perempuan. Jakarta.
Dewi, Siti Malaiha. 2014. Peran Perempuan Dalam Formulasi Kebijakan: Studi Kasus Pada
Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Temulus, Kecamatan Mejobo,
Kabupaten Kudus, Tahun 2011. Jurnal Vol 7 No 1 (hal 244-246). STAIN Kudus,
Jawa Tengah.
S, Wahyu Nugraheni. 2012. Peran dan Potensi Wanita Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Ekonomi Keluarga Nelayan. Jurnal of Education Social Studies. Semarang, Jawa
Tengah.
Rahayu, Ninik. 2012. Kesetaraan Gender Dalam Aturan Hukum Dan Implementasinya Di
Indonesia (Gender Equality In The Rule Of Law In Indonesian And Implementation).
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 9 No. 7. Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan.