Anda di halaman 1dari 30

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, “Market Brief Produk
Furnitur HS 9403” telah selesai disusun. Market brief ini berisi mengenai gambaran potensi pasar
produk furnitur/mebel di Thailand. Informasi pasar luar negeri khususnya di Thailand dalam bentuk
“Market Brief” diperlukan oleh para pelaku usaha industri furniture, yang merupakan andalan
ekspor non-migas dan produk potensial ekspor Indonesia. Market Brief yang kami buat,
menyampaikan informasi mencakup karakteristik produk, keadaan pasar, saluran distribusi di pasar
Thailand, teknik produksi dan kualitas, desain produk, peraturan impor dan ekspor serta tariff masuk
dikarenakan furniture merupakan produk andalan dengan ketersediaan bahan baku yang cukup.
Saat ini di beberapa negara potensial seperti di Thailand terjadi booming dibidang
pembangunan konstruksi Apartemen dan property yang perlu dicermati oleh pelaku usaha dibidang
furniture khususnya Indonesia. Untuk dapat meraih peluang dan prospek yang ada dikarenakan
kebutuhan untuk produk tersebut berkembang pesat merupakan bagian dari perubahan tingkat
hidup dan kebutuhan produk furniture juga menjadi trend mode sebagai jati diri pemakainya.
Kendala, peluang dan pesaing dalam industri furniture baik yang menyangkut seperti pesaing,
regulasi negara setempat, dan trend konsumen akan disampaikan pada market brief berikut ini.
Berdasarkan hal tersebut diatas, market brief ini dibuat sebagai update dari informasi yang
akan mengulas lebih dalam mengenai potensi pasar furniture Indonesia di Thailand. Market brief ini
juga akan mengulas perkembangan ekspor furniture Indonesia dalam 5 tahun terakhir serta jenis
furniture yang mengalami perkembangan trend yang positif di pasar. Peningkatan ekspor furniture di
Indonesia akan dapat lebih mendorong meraih peluang yang ada di pasar Thailand. Harapan kami
tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan masukan dalam rangka upaya peningkatan ekspor
furniture untuk menerobos pasar Thailand. Untuk menambah kesempurnaan penulisan market brief
ini, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini.

Terima kasih

Bangkok, Desember 2016


Atase Perdagangan Bangkok

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................................ 3
Peta Kerajaan Thailand ......................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................ 6
1.1. Pemilihan Negara ................................................................................................. 6
1.2. Perkembangan Bilateral Indonesia – Thailand……………………………………………… ... 6
1.3. Profil Kerajaan Thailand………………………………………………………………………………..... 7
a. Geografi .............................................................................................................. 7
b. Pemerintahan ..................................................................................................... 8
c. Demografi ........................................................................................................... 8
d. Infrastruktur ....................................................................................................... 9
e. Ekonomi .............................................................................................................. 9
1.4. Pemilihan Produk Furniture ................................................................................ 10
1.5. Perilaku Ciri Konsumen ........................................................................................ 11
1.6 Harga furniture Thailand…………………………………………………………………………………… 12

BAB II
POTENSI PASAR PRODUK FURNITURE .......................................................................... 14
2.1. Perkembangan Ekspor Furniture HS. 9403 ..................................................... 14
2.2. Negara Pesaing ................................................................................................ 15
2.3. Perkembangan Impor Furniture ...................................................................... 16
2. 4. Perkembangan Industri Furniture .................................................................. 18

BAB III
INFORMASI PASAR PRODUK Furniture ........................................................................ 20
3.1. Peraturan EksporProduk Furniture................................................................ 20
3.2. Tata cara Impor ............................................................................................. 20
3.3. Pajak Impor ................................................................................................... 23
3.4. Saluran Distribusi ............................................................................................ 24

3
BAB IV
STRATEGI DAN PELUANG .......................................................................................... 23
4.1. Strategi Pemasaran Produk Furniture ............................................................ 23
4.2. Peluang ........................................................................................................... 23
4.3. Hambatan ...................................................................................................... 24
4.4. Informasi Data Terkait .................................................................................... 24
4.5. Daftar Pameran Potensial di Thailand ............................................................ 24
4.6. Daftar Importir Furniture di Thailand ............................................................. 27
4.7. Lampiran Foto ................................................................................................. 29

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Import Thailand ke Dunia untuk Produk Furniture .......................... 18

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perdagangan Indonesia - Thailand ......................................................... 7
Gambar 2. Perkembangan Nilai Ekspor Thailand ke Dunia berdasarkan Struktur .. 10
Gambar 3. Furniture dari Rotan ............................................................................... 13
Gambar 4. Pemasok Furniture di Thailand ............................................................. 19
Gambar 5. Saluran Distribusi Furniture di Thailand ................................................ 21
Gambar 6. Kunjungan ke Importir Furniture Indonesia Indonesia di Chiangmai .... 29

4
PETA KERAJAAN THAILAND

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pemilihan Negara

Thailand merupakan negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia karena
merupakan pintu masuk untuk negara lain seperti Myanmar, Vietnam, Laos dan Cambodia.
Thailand juga merupakan Mitra dagang utama produk eskpor Indonesia secara berurutan
yakni: Uni Eropa, Jepang, Tiongkok, China, Singapura, Korea, Malaysia, Taiwan, dan
Thailand. Indonesia mengekspor produk furniture ke dunia sangat tinggi, yaitu sebesar US$.
1.708.347,80 atau dengan peluang 5,53%. Furniture jati Indonesia mendapat popularitas
yang tinggi dari konsumen dan memiliki potensi untuk menjadi lebih berkembang di
Thailand. Diantara negara ASEAN selain Indonesia yang memasok produk tersebut adalah
Vietnam berada diurutan ke-4 (empat), sedangkan Malaysia berada pada urutan ke- 5
(lima) dan Indonesia urutan ke-9 (sembilan).

Informasi Pemerintah Thailand terhadap perdagangan produk furniture


berpengaruh terhadap nilai permintaan produk furniture khususnya untuk furniture kantor
dan rumah. Namun demikian, kemajuan tersebut terhambat pada tahun 2016 yang hingga
saat ini ekonomi Thailand melambat dikarenakan masih suasana berkabung dengan
meninggalnya Raja. Hal ini secara otomatis berpengaruh terhadap besarnya nilai
permintaan Thailand terhadap produk-produk furniture dunia. Pasokan furniture Thailand
sendiri masih sangat tergantung pada pasar impor, hal ini disebabkan oleh produk furniture
lokal masih belum mampu bersaing dalam hal kualitas jika dibandingkan dengan produk
furniture dari luar, sementara tuntutan pasar Thailand sendiri, terhadap standar kualitas
semakin tinggi.

Indonesia merupakan Negara tujuan ekspor utama urutan ke-9 (sembilan) ke


Thailand, dengan pangsa pasar sebesar 1,76 % dari total eskpor Thailand ke Dunia.

1.2. Perkembangan Bilateral Thailand – Indonesia

Total perdagangan Indonesia dengan Thailand pada periode Januari – Desember


2016 tercatat US$ 12.32 milyar, atau naik sebesar 0.96% dibandingkan periode yang sama
pada tahun 2015, tetapi masih tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 1.69 milyar.

6
Total perdagangan ini terdiri dari perdagangan migas sebesar US$ 1.66 milyar, menurun
sebesar 17.42% dan non-migas sebesar US$ 10.66 milyar, naik sebesar 4.6%. Nilai ekspor
Indonesia ke Thailand pada Januari – Desember 2016 adalah sebesar US$ 5.31 milyar.

Gambar 1 Perdagangan Indonesia - Thailand

Perdagangan Indonesia - Thailand


(US$ billions)
Oct-15 Oct-16 Jan-Okt 2015 Jan-Okt 2016

12.2012.32

6.55 7.01
5.66 5.31

0.51 0.56 0.60 0.72 1.11 1.29 -0.08 -0.16-0.89 -1.69

Ekspor Impor Total Neraca

Perkembangan Ekspor Indonesia ke Thailand terhadap komoditi non migas


potensial Indonesia (HS 4 digit) periode Januari - Desember 2016 antara lain: Bagian dan
aksesoris untuk kendaraan penumpang (HS-8708) mencapai US$ 364.72 juta, naik sebesar
16.85% (yoy) (Posisi Indonesia diurutan ketiga di dunia, setelah Jepang dan Cina); Light -
Vessels (HS-8905) mencapai US$ 182.45 juta, naik sebesar 789.56 % (yoy) (Posisi Indonesia
diurutan pertama di dunia); Parts for Spark Ignition reciprocating (HS-8409) mencapai US$
128.82 juta, turun 2.52% (yoy) (Posisi Indonesia di urutan kedua setelah Jepang); Produk
tembaga (HS-7403) mencapai US$ 98.86 juta, turun 3.51% (yoy) (Posisi Indonesia di urutan
keenam setelah Jepang, Laos, Filipina, Australia, dan Zambia); Unwrought tin (HS-8001)
mencapai US$ 83.96 juta, naik 226.32% (yoy) (Posisi Indonesia di urutan pertama di dunia).

1.3 Profil Kerajaan Thailand

a. Geografi
Nama negara Kerajaan Thailand yaitu Kingdom of Thailand dengan ibukota Bangkok.
Masyarakat Thai biasa menyebutnya Krung Thep yang berarti Kota Bidadari. Letak Letak
Geografis Thailand terbentang di posisi 5' dan 21' lintang utara dan garis bujur 97'-105'
Bujur Timur, berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah Utara, Kamboja, Laos dan

7
Teluk Thailand di sebelah Timur, Myanmar dan lautan Hindia di sebelah Barat serta
Malaysia di sebelah Selatan. Panjang perbatasan darat: 4.863 Km (dengan Myanmar 1.800
Km, Laos +1754 Km, Kamboja 803 Km dan Malaysia +506 Km) Iklim Thailand merupakan
negara beriklim tropis (hangat dan agak lembab) dengan suhu iklim musiman tertinggi
dalam bulan Maret dan April dengan suhu rata-rata 28-38 derajat celcius dan kelembaban
rata-rata antara 82,80 sampai 73,00 persen.

b. Pemerintahan

Kepala negara Thailand saat ini yakni Raja Maha Vajiralongkorn (sejak 13 Oktober
2016) dan kepala pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-O cha. Raja Maha
Vajilalongkorn menggantikan Raja Bhumibol Adulyadej yang telah meninggal pada tanggal
13 Oktober 2016. Kekuasaan langsung di bawah konstitusi namun merupakan pelindung
Buddhisme Kerajaan Thai dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Kepala pemerintahan
adalah Perdana Menteri, yang dilantik sang raja dari anggota-anggota parlemen dan
biasanya adalah pemimpin partai mayoritas.

Parlemen Kerajaan Thai yang menggunakan sistem dua Bagian dinamakan Majelis
Nasional atau Rathasapha, yang terdiri dari Dewan Perwakilan (Sapha Phuthaen Ratsadon)
yang beranggotakan 480 orang dan Senat (Wuthisapha) yang beranggotakan 150 orang.
Anggota Dewan Perwakilan menjalani masa bakti selama empat tahun, sementara para
senator menjalani masa bakti selama enam tahun. Badan kehakiman tertinggi adalah
Mahkamah Agung (Sandika), yang jaksanya dilantik oleh raja. Kerajaan Thai juga anggota
aktif dalam ASEAN.

d. Demografi
Kondisi demografi Thailand terdiri dari beberapa etnis. Ethnis yang mendiami
Thailand antara lain Suku Thai (75 persen), Cina (14 persen), lain-lain (Melayu, Mon,
Khmer, Laos, Vietnam, India dan lain-lain). Sekitar 95% penduduk Kerajaan Thai adalah
pemeluk agama Buddha aliran Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk agama
Islam, Kristen dan Hindu.Bahasa Thai merupakan bahasa nasional Kerajaan Thai, yang
ditulis menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya.
Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.

e. Infrastruktur
Thailand memiliki infrastruktur yang saling terintegrasi sehingga efisien dan efektif
bagi dunia usaha. Belanja infrastruktur Thailand rata-rata pertahun sebesar 1,3% dari

8
produk domestik bruto. Thailand memiliki dewan pembangunan infrastruktur yang
mengarahkan dan merencanakan pembangunan infrastruktur sampai jangka panjang.
Dengan jaringan infrastruktur yang memadai dan saling terintegrasi, maka biaya logistik
dapat diturunkan. Setiap tahun rata-rata biaya logistik di Thailand mencapai 20% dari total
produk domestik bruto. Angka ini relatif lebih tinggi dari biaya logistik di Indonesia yang
mencapai 27% dari total produk domestik bruto.

f. Ekonomi
Thailand merupakan negara industri baru di kawasan Asia Tenggara. Perekonomian
Thailand bergantung pada ekspor produk industri yang menyumbang 2/3 dari total
pendapatan nasional. Dengan infrastruktur yang memadai, kebijakan yang pro investasi, dan
ekonomi terbuka; Thailand menjadi negara kuat dalam ekspor produk-produk industri dan
pertanian. Produk-produk utama yakni elektronik, komoditas pertanian, otomotif, dan
makanan olahan. Thailand menghadapi pelemahan pertumbuhan ekonomi dan penurunan
ekspor di periode tahun 2015-2016. Selama tahun 2016, Thailand membukukan pendapatan
nasional sebesar 348 milyar dollar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 0.59%.
Thailand termasuk negara dengan pendapatan menengah dunia dengan nilai 5,779
dollar/kapita. Sejak tahun 2016, pemerintah Thailand menaikkan upah minimum harian di
tujuh provinsi percontohan sebesar 300 baht dan menaikkan upah minimum sebesar 40
persen di sisa 70 provinsi lainnya. Efek kebijakan ini menyebabkan terjadinya persaingan
ketat pada kondisi pasar tenaga kerja dan penurunan daya saing produk industri Thailand.

9
Gambar 2 Perkembangan Nilai Ekspor Thailand ke Dunia Berdasarkan Struktur

Ekspor Thailand berdasarkan Struktur


agricultural product agro-industrial product
manufacturing product mining and fuel product
3%
9%
8%

80%

1.4. Pemilihan Produk Furniture di Thailand


Jika melihat market survey kondisi pasar furniture di Thailand selama tahun 2016
terdapat peningkatan jumlah permintaan terhadap produk furniture. Dari lima pemasok
furniture terbesar, hanya China dan Jepang yang berhasil meningkatkan penjualannya pada
tahun ini dengan perkembangnya properti dan pariwisata di Thailand dan berkembangnya
gaya hidup masyarakat Thailand mengalami peningkatan penggunana untuk furniture
dengan bahan klasik.

Untuk eksportir dari negara-negara ASEAN, terdapat 3 (tiga) negara yang berhasil
meningkatkan penjualan furniturenya ke Thailand, yakni Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Vietnam meningkatkan penjualannya sebesar 3,65%, dan Malaysia yang berhasil
meningkatkan penjulannya sebesar 3,45% pada tahun 2016. Terdapat 3 kelas furniture
yang di ekspor di Thailand, umumnya produk-produk furniture yang dipasok dari Eropa
merupakan produk furniture kelas atas, sementara produk dari Indonesia, Malaysia
maupun Vietnam merupakan produk kelas menengah.

Furniture Indonesia diminati oleh semua pasar dunia termasuk pasar Thailand
Selatan, seiring dengan berkembangnya café-café di thailand dan meningkatnya turis
mancanegara, maka pembangunan perumahan, kantor, café, villa, apatement dan tempat
sarana hiburan lainnya membuat pesanan furniture dari Indonesia akhir-akhir ini makin
meningkat. Hal penting yang diperhatikan adalah harga produk yang cenderung semakin

10
bersaing dan adanya permintaan furniture rotan yang beralih ke produk furniture rotan
artificial atau synthetic rattan yang berbahan baku polyethylene. Produk furniture yang
diminati Thailand yaitu furniture tempat duduk yaitu: sofabed, lounge chairs dan kursi
lainnya. Produk lounge chairs – merupakan furniture yang jumlahnya paling banyak diimpor
oleh Thailand, menyusul sofa beds, storage furniture, accessory furniture, meja dan tempat
tidur.
Walaupun Indonesia merupakan negara pemasok terbesar furniture namun terdapat
beberapa kecenderungan yang perlu diperhatikan oleh eksportir Indonesia yaitu:
Konsumen furniture di Thailand cenderung mencari produk furniture yang “murah” dan
hal ini berlanjut akan sangat sulit untuk mempertahankan pangsa furniture di Thailand
dengan kondisi seperti ini. Untuk produk Furniture dibagi berdasarkan HS sebagai berikut:

1. Rattan Furniture :
HS. 940130020 : Swivel seats with variable height adjustment of rattan
HS. 940130020 : Seats, convertible into beds of rattan
HS. 940130020 : Seats of rattan
HS. 940130020 : Furniture of rattan

2. Parts Furniture :
HS. 940190010 : Seating parts (rattan)
HS. 940190020 : Seating parts (leather covered)
HS. 940190090 : Seating parts (others)
HS. 940190010 : Metal parts
HS. 940390020 : Wooden parts
HS. 940390030 : Rattan parts
HS. 940390090 : Other

1.5. Perilaku Ciri Konsumen Dalam memilih Produk

1) Konsumen Utama:

- Menguasai 5 – 7% pangsa pasar furniture

- Terdiri dari 3 – 5 juta konsumen

- Kebanyakan adalah penduduk asli

- Senang dengan merek terkenal

- Harga tidak menjadi kendala, biasanya membayar tunai

11
2) Konsumen Menengah:

- Menguasai 80% pangsa pasar furniture

- Terdiri dari 35 juta konsumen

- Menengah ke bawah menyenangi furniture tradisional

- Untuk konsumen menengah ke atas menyenangi produk moderat dengan harga yang
sesuai

- Sering menawar dan umumnya membayar dengan kartu kredit.

3) Konsumen Bawah

- Menguasasi 13 – 15% pangsa pasar furniture

- Terdiri dari 8 juta konsumen

- Sangat sensitif dengan harga

Trend pesanan konsumen secara ringkas, dapat dinyatakan bahwa dengan adanya
segmentasi konsumen Thailand terdapat trend didalam pesanan furniture yang diinginkan
sebagai berikut:
1) Konsumen Utama

- Memesan dari showroom design furniture utama

- Memesan dari penjual terkemuka di Thailand

2) Konsumen Menengah

- Konsumen menengah ke atas memesan dari penjual pengecer

3) Konsumen Bawah

- Memesan dari pengecer kelas bawah

- Memesan dari toko biasa

1.6. Harga Furniture

Harga furniture khususnya yang terjadi di tingkat konsumen Thailand berdasarkan


penelitian dari Konsultan di Bangkok adalah sebagai berikut:
1) Konsumen menengah atas

Konsumen menengah atas menghargai sekitar 25,000 baht (US$ 714) untuk coffee
table; 26.000 baht (US$ 742) untuk kursi dengan lapisan kulit; 30,000 bath (US$ 857)

12
untuk lounge set. Tingkat keuntungan penjual pada segmen konsumen menengah atas
dapat mencapai 100%.
2) Konsumen menengah rata-rata

Tingkat harga tingkat konsumen menengah rata-rata untuk lounge furniture dengan
mutu standar adalah antara 15,000 bath (US$ 428) dan 20,000 bath (US$ 571) untuk
lounge set. Tingkat keuntungan penjual pada segmen konsumen rata-rata adalah 15 –
20%.
3) Konsumen tingkat bawah

Harga ditingkat konsumen bawah untuk living room set adalah 42,000 Baht (US$
1,200), dengan tingkat keuntungan penjual antara 15 – 20 %. Umumnya pengecer tidak
memproduksi furniture sendiri, mereka memperoleh dari produsen lokal dan impor
dengan tingkat keuntungan rata-rata antara 15 – 10%.
4) Harga furniture dari negara – negara Eropa, Amerika, dan Australia

Umumnya harganya lebih mahal dibanding harga furniture dari negara Indonesia
dan Vietnam namun dengan kualitas prima. Harga furniture dari Korea Selatan serta India
umumnya lebih rendah dibanding dengan produk furniture dari negara Malaysia, maupun
Indonesia yang termasuk kategori harga menengah. Furnitures dari China dan Taiwan
merupakan produk furniture yang cukup murah. Terdapat beberapa produk unggulan
yang dimiliki oleh Indonesia, dan Malaysia, yaitu berupa produk furniture antik dan
furniture rotan yang termasuk masih memiliki harga kompetitif. Margin rata – rata yang
diambil oleh pengusaha furniture berkisar: untuk tingkat pabrik/Importir senilai 25 – 30%
dari harga pabrik dan untuk tingkat retail senilai 25 – 40% dari harga importir.

Gambar 3 Furniture dari Rotan

13
BAB II
POTENSI PASAR PRODUK FURNITURE

2.1. Perkembangan Ekspor Furniture HS. 9403

Perkembangan ekspor furniture di Thailand mengalami peningkatan, pasokan furniture


Thailand sangat bergantung pada pasar impor. Furniture yang diminati di dalam negeri antara
lain furniture dari kayu, rotan dan rotan sintetik dengan pangsa pasar hotel, apartement,
condomium, rumah tangga, sekolah. Produk lokal Thailand belum dapat bersaing dengan
produk impor negara lain, baik dari segi kualitas, design, model maupun harga jual.
Sedangkan untuk produk Indonesia banyak diekspor ke Thailand dengan kode HS 9403 (seat &
parts, thereof). Indonesia menduduki peringkat ke-13 dengan nilai ekspor sebesar US$ 1,3
milyar, atau naik 2.20% dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun 2016.
Pesaing utama Indonesia untuk mebel HS 9403 dari ASEAN adalah Malaysia yang
menduduki peringkat ke 5 dengan nilai ekspornya US$ 23,82 juta pada tahun 2016, sedangkan
Vietnam peringkat US$ 25,26 juta dan Indonesia menduduki peringkat ke 9 (Sembilan) dengan
nilai 10,03 milyar dengan peluang 1,24% dan walaupun nilai ekspornya pada tahun 2016
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2015. Sedangkan Singapura
mengalami penurunan nilai ekspor senilai US$ 8,3 juta pada tahun 2016 dengan peluang
sebesar 1,76 % dibandingkan dengan tahun 2015.
Untuk periode tahun 2015, Indonesia merupakan pemasok ketiga terbesar diantara
negara-negara anggota ASEAN setelah Malaysia dan Vietnam. Baik Malaysia maupun Vietnam
mengalami penurunan nilai permintaan pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan
permintaan pada tahun 2015. Khusus Malaysia, selama 5 tahun terakhir trend ekspor
furniture mereka cendrung menurun dengan trend -12 %. Terjadi kenaikan permintaan yang
cukup signifikan terhadap barang furniture dari Indonesia, yakni 11,24% dibandingkan dengan
permintaan pada tahun 2015 dengan total penjualan sebesar US$ 10,03 juta. Kenaikan
permintaan juga dialami oleh produk furniture dari Vietnam, yakni sebesar 3,45%. Hingga saat
ini Indonesia masih menguasai 1,76%.

14
Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-13 untuk kode HS 9403 sebagai pemasok
furnitur. Sebagian besar jenis dan produk furniture yang di ekspor adalah jenis furniture untuk
ruang kantor. Berdasarkan data yang kami peroleh, lebih dari 50% total penjualan furniture
setiap negara yang masuk ke Thailand merupakan produk furniture untuk keperluan hotel dan
apartemen. Pada tahun 2016, Indonesia memasok produk furniture jenis ini ke Thailand
dengan nilai penjualan sebesar US$ 10,03 juta atau 1,24% total penjualan dan furniture
Indonesia Trend permintaan Thailand terhadap produk furniture jenis ini dari Indonesia terus
meningkat.

CHINA
60,72%

ITALY
1,85%
Negara Lainnya
32%
USA
2.63 %
GERMANY
Jepang 8,38 % 5,35%

INDONESIA
1,76 %

Gambar 4 Grafik Pemasok Furnitur ke Thailand

2.2. Negara Pesaing


Sedangkan untuk furniture dengan untuk ekspor furniture HS 9402 seluruhnya
didominasi oleh negara maju dan Jerman merupakan negara pengekspor utama dengan
pangsa ekspor pada tahun 2016 adalah 18.02%, kemudian AS (17.27%), Inggris (6.51%), Italia
(6.28%) dan Kanada (6.26%). Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-29 sebagai pengekspor
dunia HS 9402 dengan nilai yang masih kecil yaitu US$ 6,2 juta atau pangsanya baru 0.30%
pada tahun 20. Bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun 2016, ekspor Indonesia
untuk HS 9402 senilai US$ 576,2 juta atau 1.34% dari total ekspor dunia untuk komoditi ini.

15
Apabila kita melihat ekspor yang dilakukan oleh pesaing Indonesia dari sesama ASEAN,
maka Vietnam dan Malaysia merupakan pesaing utama Indonesia yang menduduki peringkat
ke-4 dan 5 dengan nilai ekspornya US$ 25,26 juta pada tahun 2016. Jika dibandingkan dengan
tahun 2015, maka terjadi penurunan nilai ekspor sebesar 1,24%. China merupakan Negara
pengekspor utama untuk HS 9403. Pemasok terbanyak furniture untuk jenis ini adalah China
dengan nilai penjualan sebesar US$ 490,95 juta dengan pangsa pasar 60,72%, kemudian
adalah Jepang dengan pangsa 8,38%, Jerman (5,35 %), Vietnam (3,65 %), Malaysia (2,95 %)
dan Indonesia (1,24 %).
Sampai dengan Desember 2016 nilai ekspor untuk HS 9403 adalah US$ 1,5 juta atau
meningkat 42.09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor furniture HS 9403
(other furniture & parts, thereof). Untuk furniture HS 9403, total ekspor dunia pada tahun
2015 tercatat US$ 50,8 milyar dan pada tahun 2016 meningkat menjadi US$ 56,3 milyar, atau
meningkat 10.90% dibandingkan dengan tahun 2015, sedangkan trend nilai ekspor dunia
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 13.02% per tahun. China merupakan Negara
pengekspor utama dunia dengan pangsa 17.25%, kemudian adalah Italia dengan pangsa
12.33%, Jerman (9.79%), Kanada (6.24%), dan Polandia (4.18%).
Jumlah ekspor produk furniture kantor dari Indonesia menunjukan perkembangan yang
cukup menggembirakan, Indonesia memegang 1.76% pangsa pasar untuk jenis furniture
tersebut. Total permintaan untuk jenis ini tahun 2015 mencapai US$ 10,03 juta. Dengan
kenaikan permintaan sebesar 1,76% pada tahun 2016 dibandingkan dengan 2015,
menunjukan bahwa permintaan untuk produk dari Indonesia semakin diminati di pasar
Thailand. Hal ini juga diperkuat lagi oleh trend perdagangan yang tumbuh positif untuk produk
tersebut sebesar 1.24 % selama 5 tahun kebelakang.

16
Tabel 1 Tabel Impor Thailand ke Dunia untuk Produk Furniture

Thailand Import Statistics

Commodity: 94, Furniture; Bedding, Cushions Etc.; Lamps And Lighting Fittings Nesoi; Illuminated Signs,
Nameplates And The Like; Prefabricated Buildings
Year To Date: January - October
US$ millions % Share % Change
No Partner Country
2015 2016 2015 2016 2016/2015
World 747.97 808.54 100.00 100.00 8.10
1 China 449.19 490.95 60.05 60.72 9.30
2 Japan 56.33 67.73 7.53 8.38 20.23
3 Germany 29.58 43.27 3.95 5.35 46.30
4 Vietnam 27.28 25.26 3.65 3.12 - 7.38
5 Malaysia 25.79 23.82 3.45 2.95 - 7.68
6 United States 22.84 21.24 3.05 2.63 - 6.98
7 Italy 14.35 14.94 1.92 1.85 4.10
8 Korea South 9.27 14.20 1.24 1.76 53.31
9 Indonesia 13.13 10.03 1.76 1.24 - 23.63
10 Taiwan 10.16 9.43 1.36 1.17 - 7.13
11 Singapore 9.46 8.38 1.27 1.04 - 11.49
12 Laos 7.26 7.94 0.97 0.98 9.39
13 India 7.49 6.30 1.00 0.78 - 15.90
14 Spain 4.43 6.22 0.59 0.77 40.33
15 Poland 4.68 5.55 0.63 0.69 18.64
16 Mexico 6.55 5.00 0.88 0.62 - 23.66
17 France 5.86 4.73 0.78 0.58 - 19.32
18 United Kingdom 4.34 4.48 0.58 0.55 3.29
19 Hungary 1.65 3.20 0.22 0.40 94.38
20 Australia 4.74 2.75 0.63 0.34 - 41.88
21 Denmark 2.56 2.59 0.34 0.32 1.02
22 Netherlands 2.78 2.52 0.37 0.31 - 9.34
23 Czech Republic 1.18 2.40 0.16 0.30 103.12
24 Thailand 3.80 2.37 0.51 0.29 - 37.73
25 Myanmar 0.78 2.26 0.10 0.28 191.67

17
2.3. Perkembangan Impor Furniture

Jenis furniture yang diimport dapat dikategorikan dalam 2 (dua) bagian besar yaitu
furniture yang harga produknya menengah kebawah serta yang harga produknya menengah
keatas. Umumnya produk dengan harga menengah kebawah diimpor dari negara-negara
seperti China, Jepang, German dan negara ASEAN. Produk yang harganya menengah keatas
berasal dari Jepang dan Eropa. China adalah negara yang paling banyak memasok furniture ke
Thailand, yang berhasil menggeser Jepang sebagai pemasok terbesar furniture dari besi
(metal). Perubahan ini disebabkan adanya perubahan strategi China yang merealokasikan
sebagian kegiatan produksinya ke Thailand sampai dengan Desember 2016.
Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa prospek pasar Thailand untuk HS 9403
cukup cerah dan baik. Thailand walaupun perannya kecil (0.28%) tetapi juga merupakan pasar
prospektif dengan menyerap furniture HS 9403 senilai US$ 168,7 juta pada tahun 2016. Bila
dibandingkan dengan nilai impornya pada tahun 2015, terjadi kenaikan impor cukup tinggi
sebesar 58.04%, hal ini juga diperkuat dengan trend impornya selama 5 tahun, naik rata-rata
sebesar 32.95% per tahun. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa prospek pasar
Thailand untuk produk furniture HS 9403 cukup cerah dan baik.

2.4. Perkembangan Industri Furniture di Thailand

Industri Furniture di Thailand cukup berkembang pesat, dengan tingkat konsumsi


pemakaian kayu sekitar 250,000 – 300,000 m³ yang dipergunakan untuk memproduksi
furniture khususnya untuk ruang tamu, meja makan, tempat tidur, dapur, perkantoran dan
pendidikan. Sekitar 1500 industri furniture yang beroperasi memasok 30%. Perkembangan
industri Furniture di Thailand didukung dengan ketersediaan bahan baku yang banyak,
sehingga tidak menyulitan perusahaan yang bergerak dalam bidang furniture untuk
berkembang. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu pine berbasis manufaktur (knock-down
furniture).
Pada umumnya industri Furniture di Thailand diproduksi dengan kombinasi laminasi dan
veneer untuk menghasilkan produk yang memenuhi keinginan pasar dan memudahkan proses
daur ulang. Hal ini menyebabkan tingkat daya serap kayu untuk furniture ini adalah 127,000
m³ per tahun, yang meningkat rata-rata sebesar 4% per tahun. Kendala dibidang industri
Furniture khususnya menengah ke bawah (rumah tangga) adalah kurangnya tenaga trampil
untuk pengerjaan furniture ukiran dengan orientasi antik/ukiran. Untuk industri furniture yang

18
orientasi ekspor terkendala dibidang mutu. Para pembeli eceran lebih senang membeli
furniture impor dari para pembeli lokal.
Berdasarkan hasil market survey impor furniture Thailand pada tahun 2016 tercatat US$
460,3 juta atau berperan hanya 0.6% dari dunia, trend nilai impor furniture Thailand dari
dunia meningkat rata-rata 39,32% per tahun, lebih besar dibandingkan dengan trend rata-
rata total nilai impor Thailand dari dunia sebesar 27.21%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar
furniture Thailand cukup cerah dan potensial sebagai salah satu pasar sasaran furniture
Indonesia di wilayah Thailand. Yang perlu diperhatikan dan diantisipasi Indonesia adalah
ketatnya persaingan untuk memasuki pasar furniture Thailand dengan pesaing dari sesama
Asia (China) maupun dari ASEAN yang berusaha keras menerobos pasar Thailand.

Gambar 5 Foto Pabrik Furnitur di Thailand

19
BAB III

INFORMASI PASAR PRODUK FURNITURE

3.1 Peraturan Ekpor Produk Furniture

Beberapa jenis produk furniture dikenakan ketentuan yaitu


1. Household Goods Quality Labeling Law
Untuk produk seperti meja dan kursi, lemari dalam ketentuan di Thailand, importir harus
mencantumkan label dan informasi lengkap pada produk tersebut.
2. Consumer Products Safety Law
Ketentuan diatas ditujukan untuk produk yang karena strukturnya, bahannya atau
penggunaannya, ditujukan untuk pengamanan atau kenyamanan yang dikelompokkan
kedalam “produk khusus”. Standar pengamanan diwajibkan kepada produk khusus tersebut
dan harus sesuai dengan “government safety standards” di Thailand.
3. Standar Kualitas Produk dan Sertifikasi
Tidak ada penerapan standar maupun sertifikasi khusus yang ditetapkan pemerintah
Thailand untuk impor barang furniture mereka. Meskipun demikian, beberapa konsumen
yang umumnya golongan menengah keatas, mengharapkan adanya standar mutu yang
bertaraf international.

3.2. Tata Cara Impor Furniture


Tata cara pembayaran dari importir kepada eksportir /supplier umumnya melalui L/C
atau transfer. Apabila kedua pihak telah memiliki hubungan bisnis lama dan telah saling kenal
baik, maka terkadang supplier dapat menerima pembayaran yang lebih fleksibel. Masa
pembayaran dari pengecer kepada para distributor umumnya berkisar anatara 1 hingga 6
bulan, bergantung hubungan kedua belah pihak dan tingkat kepercayaan yang telah terbina.
Dokumen ynag diperlukan antara lain:
- B/L ataupun Airway bill
- SKA /Sertifikat Keterangan Asal barang
- Packing List & Invoice asli dll

20
3.3 Pajak Impor
Terutama untuk melindungi industri mebel dalam negeri Thailand maka pemerintah
Thailand menerapkan pajak impor mebel rata-rata 7%. Sedangkan untuk dari kelompok
negara ASEAN menggunakan form D dikenakan pajak impor 0%.

3.4. Saluran Distribusi


Umumnya pengecer tidak memproduksi furniture sendiri, mereka memperoleh dari
produsen lokal dan impor dengan tingkat keuntungan rata-rata antara 15 – 10%. Distribusi
produk Furniture untuk Furniture untuk Kursi; Distribusi furniture jenis kursi rotan umumnya
dipasarkan oleh para retailer, seperti ke Departement Store Furniture Rotan lainnya, Furniture
rotan lainnya dipasarkan melalui jalur home-center dan interior shops.

Gambar 6 Saluran Distribusi Furniture di Thailand

Manufacturer/ Importir

Agen/Kantor Perwakilan

Wholeseller

Retailer

Konsumen Akhir

21
Para supplier umumnya showrooms menunjuk agen atau kantor perwakilannya untuk
menjual produk di Thailand menggunakan rantai distribusi tradisonal
(Importir/Agen/Distributore)  Wholesaler  Retailier  Konsumen, sebagaimana pada
gambar diatas. Infrastruktur tarnsportasi yang baik serta berkembangnya system logisitik,
membuat importer maupun distributor, mulai melakukan penjualan langsung ke konsumen
akhir. Namun penghematan biaya yang timbul sebagai dampak semakin efisiennya system
distribusi tersebut belum secara langsung dapat dinikmati konsumen. Kondisi demikian
berlaku terutama untuk produk ternama.

Produk ternama umumnya telah menunjuk agen/distributor. Importir mengirim


produknya kepada pedagang besar atau terkadang kepada pengecer. Bahkan terkadang
melakukan pengirim langsung ke pelanggannya/konsumen akhir. Harga yang diberikan kepada
pelanggan selalu lebih tinggi dibanding harga yang diberikan kepada para pedagang besar atau
pengecer. Terdapat semacam kebiasaan tidak tertulis, bahwa jika supplier atau distributor
menjual langsung barangnya ke konsumen akhir melalui outlet mereka, maka harga tersebut
tidak boleh lebih rendah dari harga yang ditawarkan retailer yang mereka tunjuk.

22
BAB IV

STRATEGI DAN PELUANG

4.1. Strategi Pemasaran Produk Furniture

Hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prospek produk Furniture di Thailand
antara lain sebagai berikut:

1. Kerjasama dengan Asosiasi Furniture di Thailand untuk melihat potensi dan peluang
pasar di Thailand dari segi model, design dan kualitas kayu;
2. Kerjasama dengan Chamber Of Commerce di Thailand dan memanfaatkan kantor
perwakilan Atase Perdagangan untuk meningkatkan ekspor furniture Indonesia;
3. Partisipasi pada pameran Internasional di Thailand khusus pameran Furniture seperti
Thailand Furniture Fair, Lifestyle Furniture & Decor Expo yang diselenggarakan pada
bulan Maret dan Agustus. Untuk melihat potensi dan prospek furniture, serta pada
program-program Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (pameran,
misi dagang, penerimaan misi dagang, dll), informasi melalui market intelligence.

4.2. Peluang
4.2.1. Strategi promosi

Untuk memancing minat calon pembeli/agen/distributor, produk furniture yang akan


dipasarkan di Thailand umumnya di iklankan terlebih dahulu melalui media lokal setempat
secara berkala. Beberapa eksportir memberikan insentif khusus apabila mereka dapat
mencapai target yang telah disetujui kedua pihak. Selain memasang iklan di media setempat,
banyak diantara supplier atau importir turut berpartisipasi dalam kegiatan pameran lokal guna
mempromosikan produk yang di impor. Jenis promosi yang ditawarkan importir dan pabrik
furniture dapat di klasifikasikan;

4.2.2. Memasang iklan pada halaman kuning buku petunjuk telepon;

Memasang iklan pada halaman buku direktori perdagangan maupun pada buku
petunjuk telepon merupakan hal yang dapat mengundang pembeli maupun importir. Selain
media cetak, media digital merupakan salah satu cara untuk meningkatkan buyer potensial.

23
4.2.3. Pembeli furniture keperluan kantor dan industri

Pembeli furniture untuk kelompok ini umumnya melakukan pembelian kebutuhan


furniture kantor pada awal tahun. Kelompok tersebut juga termasuk kategori salah satu
pembeli utama. Umumnya mereka membeli kebutuhan furniture berdasarkan fungsi dan
sangat perhatian dengan warna interior. Sama halnya dengan hotel dan restoran mereka
sangat sensitive terhadap design furniture yang akan digunakan dan umumnya mencari
furniture yang customized.

4.3. Hambatan

4.3.1. Bea Impor Thailand


Bea masuk furniture cukup tinggi, biaya transportasi cukup tinggi untuk proteksi pasar
domestik terhadap membanjirnya produk furniture impor dari negara pesaing seperti
Malaysia, China, Philiphina, Vietnam, dan Eropa. Juga untuk persyaratan cukup ketat, sesama
negara ASEAN dalam menerobos pasar furniture seperti: Thailand, Vietnam, Malaysia, dan
Singapura.

4.3.2. Perizinan terhadap barang impor


Kegiatan Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki Ijin Usaha
khusus untuk kegiatan tersebut (semacam SIUP dan APIT maupun APIU), khusus untuk
kegiatan impor, izin dimaksud dikeluarkan secara khusus dengan mencantumkan barang -
barang apa saja yang boleh diimpor oleh pemegang izin.

4.4. Informasi Data Terkait Furniture di Thailand

Instansi yang terkait dengan adanya pengembangan potensi eksport di negara Thailand yaitu:

1. Pengaturan Tarif
Fiscal Policy Office (FPO) - Ministry of Finance
Alamat : The Fiscal Policy Office Ministry of Finance Rama VI Road, Bangkok 10400
Tel : (662) 273-9020
Fax : (662) 273-9168

2. Bea Cukai
The Customs Department - Ministry of Finance
Alamat : Sunthornkosa Road, Klong Toey Bangkok 10110
Tel : (662) 249-4339, (662) 249-1122, (662) 249-0431
Fax : (662) 249-4097

24
3. Bank Sentral
Bank of Thailand
Alamat : 273 Samsen Road Bangkhunprom Bangkok 10200
Tel : (662) 283-5353
Fax : (662) 280-0449, 280-0626

4. Otoritas Pelabuhan
Port Authority of Thailand
Alamat : Sunthornkosa Road Khlong Toey, Bangkok 10111
Tel : (662) 249-0362, (662) 249-0399, (662) 249-0419
Fax : (662) 249-0885

5. Laem Chabang Port


Alamat : Sriracha, Chonburi 20230, Thailand
Tel : (6638) 351-761-80
Fax : (6638) 351-789

6. Otoritas Bandar Udara


Airports Authority of Thailand
Alamat : 89 Vibhavadi Rangsit Road Bangkok 10210
Tel : (662) 535-1111
Telex : TH 87424 AIRHOTL TH 87425 AIRHOTL

7. Instansi Terkait Pengaturan Impor Produk Pertanian


1. Director of Import and Export Inspection Bureau
Tel: 66-2590- 7315; Fax: 66-2591-8477
E-mail: chanchai@fda.moph.go.th
Mr. Praphon Angtrakool
Head of Import and Export Inspection Division
Tel: 66-2590-7348,
Fax: 66-2590-7351
E-mail: prakool@fda.moph.go.th

2. Director General of the Department of Trade Negotiation


100 Nonthaburi 1 Rd., AmphurMuang, Nonthaburi 11000
Tel. 662-507-7555 44,
Fax. 662-2547-5650
E-mail : sriratr@dtn.go.th

3. The Customs Department


Sunthornkosa Road, KlongToey Bangkok, 10110 Thailand
Tel: 662 667 6000, 662 667 7000
Fax: 662 667 7767 Costumer Service
Tel: 662-2667-7002/662-2667-7716
Fax: 662-2671-5250 ,E-mail Address: ctc@customs.go.th

4. Thai Industrial Standards Institute


Rama 6 Street, Ratchatewi, Bangkok 10400
Tel: 66-2202-3400 , Fax: 66-2354-3285

25
4.5. Daftar Pameran Potensial untuk Furniture di Thailand

No. Nama Pameran Waktu Tempat Contact


1. Thailand Maret Impact Office of Fashion and Lifestyle Business
International Muang Development
Furniture Fair 2017 Thong Thani Department of International Trade
Promotion, Ministry of Commerce.
563 Nonthaburi Road, Bang Kra Sor,
Nonthaburi 11000, Thailand
Tel: +66 (0) 2507 8363-4
Fax: +66 (0) 2547 4281
E-mail: tiff@ditp.go.th
http://www.thailandfurniturefair.com
2. Asian Utility Week 24 – 25 Mei Impact Clarion Events Pte Ltd.
2017 2017 Muang Contact Person: Rod McLauchlan
Thong Thani Tel. +65 6590 3970
Website: www.asian-utility-week.com
e-mail: infoasia@clarionevents.com
3. Lifestyle Furniture & Mei 2017 Bitec Bang Home Show Co., Ltd.
Decor Expo 2017 Na 33, Soi Ramkhamhaeng 24 Yak 24, Huamark,
Bangkapi, Bangkok 10240
Tel: +66 (0) 2314-0855
Fax: +66 (0) 2319-8387
E-mail: homeshowthailand@gmail.com
Mon – Sat 09:00 – 17:00 Hrs
4. Bangkok Furniture Agustus Impact http://www.worldfair.co.th/
Fair 2017 2017 Muang
Thong Thani
5. Bangkok April & Bitec Bangna Office of Fashion and Lifestyle Business
International Gift & Oktober Development
Bangkok 2016 Tel: +66 (02) 507 8309, 8363
International Fax: +66 (02) 25474281
Houseware Fair 2017 Email: big@ditp.go.th
Web: www.bigangbih.com, www.ditp.go.th

26
4.6. Daftar Importir Furniture di Thailand

Address Product
No Nama Email/Website
Phone/Fax Interest

Jatujak Weekend Market Section 17


Soi 11

Tel : +6622724385, +6622724943, Handmade skhandcraft@hotmail.co


1. Sakkarin Handcraft
+6625661175 Ceramic m
Fax : +6625663612
Mobile : +66818023726,
+66819052351
1 soi pracha-u-tid 37, Bangmod, E-mail:
Kunakij Furniture
Thoongkru Bangkok 10140 conquer@kunakij.com
2. Industry Co., Ltd. Furniture
Phone: (66) 2872 5690-3, 2427 2662 Website:
Fax : (66) 2427 2272 www.kunakij.com
E-mail:
257 Moo 2 Klongjik Bangpain Ayuthaya
Metaform kanitbhong@metaform.
13160
3. (Thailand)Co.,Ltd. Furniture co.th
Phone: (66) 3526 0070
Website:
Fax : (66) 3526 0071
www.metaform.co.th
74/2 M.2 Baan. Tawai T. Kinkong
A.Hangdong Chiangmai 50230
Sittipong Antiue Wooden
4. -
Shop Cabinets
Tel : +6653433595
Mobile : +66861894186
99 Moo 4 Bangna-Trad Km. 35,
Bangplee-Noi, Bangbor, Samutprakarn E-mail:
Acme Industries Co., 10560 krit@acmethai.com
5. Furniture
Ltd. Website:
Phone: (66) 2337 6156 www.acmethai.com
Fax : (66) 2708 7381
267/5 Sukhumvit 63 (Ekamai) Road., E-mail:
Klongton Nua, Wattana, Bangkok acmenkitchen@hotmail
Acmen International
10110 .com
6. Co., Ltd. Furniture
www.kitchen-
Phone: (66) 2711 4832 arena.com,
Fax : (66) 2711 4831 www.acmen.com
2 Boromratchachonnanee soi
E-mail:
6,Boromratchachonnanee
apina@apina.co.th
Apina Industry Co., rd.,Bangbumru,Bangplad,Bangkok
7. Furniture ,inter@apina.co.th
Ltd. 10700
Website:
Phone: (66) 2886 4388 (auto 20 lines)
www.apina.co.th
Fax : (66) 2886 4399
86 Moo 4, Sukhaphiban Rd.,Muang,
E-mail:
Aree Aphiluck Co., Pathumtani 12000 Phone: (66) 2581
8. Furniture areeaphiluck@thaifloori
Ltd. 5063-6
ng.com
Fax : (66) 2581 6509

27
71/9 Moo 3, Chaengwattana Road, E-mail:
Deesawat Industries Talad Bangkhen, Laksi, Bangkok 10210 deesawat@ksc.th.com
9. Furniture
Co., Ltd. Phone: (66) 2521 1341, 2521- 1027 Website:
Fax : (66) 2551 1503 www.deesawat.com
E-mail:
390 Moo 2,Putaraksa
Fancy Designs fancy_1@asianet.co.th
Rd.Prakasa,Muang, Samutprakarn
10. Co.,Ltd Furniture Website: www.fancy-
10280 Phone: (66) 2703 6754-6
designs.com
Fax : (66) 2703 6757
126/7 Moo 1, Soi Sukaprachasan,
E-mail:
Golden (Thai) Teak Chaengwattana Road., Pakkret,
sbco@samart.co.th
11. Co., Ltd. Nonthaburi 11120 Furniture
Website: www.sb-
Phone: (66) 2583 6942 (16 lines)
furniture.com
Fax : (66) 2589 2588, 2583 5761
101/37 Moo 20, Phaholyothin E-mail:
Road.,Klongneung, Klong luang, ifg@lox1.loxinfo.co.th
Interfurn Co., Ltd.
12. Pathumthani 12120 Furniture Website:
Phone: (66) 2529 0996-8 www.interfurn.co.th
Fax : (66) 2529 2356, 0461
1/4Moo4 Talingchan Suphanburi Rd. E-mail:
Kingstar Furniture
Ratniyom,Sainoi,Nonthaburi 11150 lek@kioskthailand.com
13. Co.,Ltd. Furniture
Phone: (66) 2922 3988 Ext.109 Website:
Fax: (66) 2922 3989 www.kioskthailand.com
E-mail:
32/14 Moo 5, Romklao Road., Minburi, kskth@cscoms.com,
Kowsupamonkol
Bangkok 10510 kskth@truemail.co.th
14. Export Co., Ltd. Furniture
Phone: (66) 2543 8150-4 Website:
Fax: (66) 2543 8152 www.kowsupamonkol.c
om

28
4.7. Lampiran Foto

Gambar 7 Kunjungan ke Importir Furniture Indonesia di Chiangmai, Thailand

29
Office of Commercial Attache
Embassy of Republic of Indonesia
600 – 602 Petchburi Road, Rajthevi Bangkok 10400 Thailand
Telp: +66 22 523135 – 40 ext. 123
Fax: +66 22 551264
Atdag.BKK@gmail.com 30

Anda mungkin juga menyukai