1. RETAK HALUS
Bentuk dan sifat kerusakan retak halus :
Lebar celah lebih kecil atau sama dengan 3 mm, meresapkan air, dan akan berkembang
menjadi retak kulit buaya.
Retak kulit buaya merupakan retak yang mempunyai celah retak ≥ 3 mm dan saling
berangkai menyerupai kulit buaya, meresapkan air, dan akan berkembang menjadi lubang
akibat pelepasan butir-butir.
Lokasi : Jl Telindung
3. RETAK PINGGIR
Retak pinggir merupakan retak dimana terjadi pada sisi perkerasan/dekat bahu dan
berbentuk retak memanjang dengan atau tanpa cabang yang mengarah ke bahu, meresapkan
air, dan akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak.
Penanganan kerusakan :
a. Celah yang retak diisi campuran aspal cair dicampur pasir.
Penanganan kerusakan :
7. RETAK REFLEKSI
Retak ini umumnya memanjang/diagonal/melintang/kotak, terjadi pada lapis tambahan yang
menggambarkan pola retakan perkerasan dibawahnya, dan meresapkan air.
Penanganan kerusakan :
8. RETAK SUSUT
Retak ini umumnya memanjang/diagonal/melintang/kotak, terjadi pada lapis tambahan yang
menggambarkan pola retakan perkerasan dibawahnya, meresapkan air, dan diikuti pelepasan
butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.
Penanganan kerusakan :
9. RETAK SELIP
Retak ini umumnya berbentuk lengkung menyerupai bulan sabit, meresapkan air, diikuti
pelepasan butir berkembang jadi lubang.
Penanganan kerusakan :
a. Dibongkar dan dilapis kembali dengan bahan lapis permukaan yang sesuai.
10. ALUR
Retak ini umumnya berbentuk alur/parit yang sejajar as jalan dan terjadi pada lintasan roda,
menampung air, membahayakan pemakai jalan, dan akan diikuti retak – retak.
Penanganan kerusakan :
a. Lapis dengan bahan lapis permukaan yang sesuai, Lataston, Laston dan dilanjutkan
dengan Buras.
11. KERITING
Retak ini umumnya berbentuk melintang dan memanjang serta mengurangi kenyamanan.
a. Stabilitas rendah
b. Lalu lintas dibuka sebelum perkerasan mantap (untuk perkerasan yang menggunakan
aspal cair)
Penanganan kerusakan :
a. Untuk jenis lapis permukaan yang tipis, maka permukaan digaruk, lalu diratakan dan
dipadatkan kemudian dilapis dengan Buras
b. Untuk jenis lapis permukaan yang tebal, maka dapat langsung dilapis dengan Latasir,
Lataston
12. AMBLAS
Retak ini umumnya setempat, dengan atau tanpa retak, kedalaman umumnya lebih dari 2
cm, menampung air atau dapat pula meresapkannya, dan akan berkembang menjadi lubang.
Penanganan kerusakan :
a. Untuk amblas yang lebih kecil atau sama dengan 5 cm, diisi dengan bahan yang
sesuai yaitu Lapen, Lataston, Laston dan diikuti Buras,
b. Untuk amblas yang lebih besar dari 5 cm, dibongkar dan dilapis kembali dengan
bahan yang sesuai.
13. JEMBUL
Retak ini umumnya setempat, dengan atau tanpa retak, menghambat pengaliran air atau
dapat pula meresapkannya, dan membahayakan pemakai jalan.
Penanganan kerusakan :
14. Lubang
Retak ini umumnya seperti mangkok, menampung dan dapat pula meresapkan air,
berkembang menjadi lubang yang semakin dalam.
15. Pengausan
Retak ini umumnya permukaan licin, luas, membahayakan pemakai jalan.
Penanganan kerusakan :
a. Ditutup dengan Latasir, Boras, atau Latasbum.
16. Sungkur
Retak ini umumnya setempat, ditempat kendaraan berhenti kelandaian yang curam, tikungan
tajam dengan atau tanpa retak, menampung air atau dapat pula meresapkannya, dan
membahayakan pemakai jalan.
a. Stabilitas rendah
Penanganan kerusakan :
a. Dibongkar dan dilapis kembali dengan bahan yang sesuai
Lokasi : Jl Prapatan
Penanganan kerusakan :
a. Ditutup dengan Latasir, Boras, atau Latasbum.
19. Kegemukan
Retak ini umumnya permukaan licin, luas, pada temperatur tinggi akan terjadi jejak roda,
akan diikuti pengelupasan.
Penanganan kerusakan :
a. Ditaburi agregat panas dan dipadatkan.
Lokasi : KM 36