Anda di halaman 1dari 21

Akuntansi zakat memiliki fungsi penting dalam sistem pengelolaan keuangan

lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah, amil zakat, lembaga zakat,
lembaga amil zakat, atau badan amil zakat, seperti badan amil zakat nasional
(Baznas).
Kredibilitas badan amil zakat di mata masyarakat, khususnya donatur sangat
mempengaruhi masa depan sebuah lembaga pengelola zakat, infak dan
sedekah.

Bagaimana caranya lembaga pengelola zakat membangun dan menunjukkan


kredibilitas kepada publik? Salah satunya adalah menyajikan Laporan
Keuangan yang benar dan akurat Sesuai dengan ketentuan PSAK 109! Dan
bagi Anda para pengelola lembaga zakat, infak dan shodaqoh serta yang
tertarik dengan laporan keuangan zakat, mari ikuti penjelasannya berikut ini.

1: Mengapa Laporan Keuangan Zakat Penting?


Sebagaimana telah disinggung mengenai cara menyajikan laporan keuangan
zakat harus dibuat dan disajikan dengan jujur, benar, akurat dan akuntable.

Benar artinya penyajian laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan


kaidah-kaidah standar akuntansi keuangan yang berlaku, yaitu PSAK 109
Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Sedangkan akurat artinya tidak ada
kesalahan dalam pembukuan akuntansi, baik kesalahan penilaian maupun
kesalahan dalam pencatatan transaksi.

Bagaimana mungkin publik atau masyarakat akan percaya, apalagi mau


menjadi donatur kalau laporan keuangannya tidak benar dan akurat, apalagi
yang tidak punya laporan keuangan?

Betul seperti itu kan?

Memperhatikan betapa pentingnya laporan keuangan bagi sebuah lembaga


pengelola zakat, infak, dan sedekah seperti BAZ / LAZ.

Maka blog siklus akuntansi kali ini akan membahas tentang Akuntansi Zakat,
khususnya Laporan Keuangan Badan Amil Zakat, contoh laporan keuangan,
dan langkah-langkah membuat laporan keuangan badan amil zakat. Stay
tuned ya…

2: Contoh Laporan Keuangan Zakat


A: Jenis Laporan Keuangan Zakat Menurut PSAK 109
Menurut PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah yang mengatur
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi zakat dan
infak/sedekah.

Ada 5 (lima) komponen laporan keuangan yang lengkap dari lembaga zakat,
yaitu:

1. Neraca atau Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial


Position)
2. Laporan Perubahan Dana
3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan
4. Statement of Cash Flows atau Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dan berikut ini kami sajikan contoh laporan keuangan lembaga amil zakat
Yayasan Yatim Mandiri. Yayasan Yatim Mandiri adalah salah satu lembaga
pengelola zakat, infak/sedekah yang berpusat Surabaya.

1: Neraca atau Posisi Keuangan Zakat

Bagian Aset

Liabilitas dan Saldo Dana


Contoh
Neraca Zakat

2: Laporan Perubahan Dana Zakat

Dana Zakat

Laporan Dana Infak


Dana Wakaf

Laporan Dana Amil Zakat


3: Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Berikut ini disajikan contoh jenis laporan keuangan zakat – Perubahan Aset
Kelolaan:

Contoh
Format Laporan Aset Kelolaan Zakat

04: Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Perhatikan contoh laporan cash flow dari lembaga pengelola zakat berikut ini:
Contoh
Laporan Arus Kas Lembaga Amil Zakat

B: Penilaian atau Opini dari Kantor Akuntan Publik (KAP)

Contoh laporan keuangan ini sudah diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP)
Erfan dan Rakhmawan, dengan opini WAJAR.

1. Neraca atau Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Yayasan Yatim


Mandiri per 31 Desember 2015 dan 2016
2. Laporan Perubahan Dana Yayasan Yatim Mandiri per 31
Desember 2015 dan 2016
3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan Yayasan Yatim Mandiri per 31
Desember 2015 dan 2016
4. Statement of Cash Flows atau Laporan Arus Kas Yayasan Yatim
Mandiri per 31 Desember 2015 dan 2016

03: Proses Membuat Laporan Keuangan Yayasan Pengelola Zakat


A: Memanfaatkan Excel untuk Membuat Laporan Keuangan
Akuntansi zakat membantu memudahkan dalam proses membuat Laporan
Keuangan bagi lembaga amil zakat.

Teknik dan proses yang digunakan untuk membuat laporan keuangan


lembaga pengelola zakat dan infak/shodaqoh sama dengan teknik yang
digunakan untuk membuat laporan keuangan perusahaan, yang terpenting
harus sesuai dengan PSAK 109 zakat dan infak/sedekah. Itu saja!

Tools atau alat bantu yang digunakan untuk membuat laporan keuangan
dapat menggunakan software yang dibuat khusus untuk pengelolaan zakat,
infak/sedekah atau yang sering dikenal dengan Sistem Informasi Lembaga
Amil Zakat (SILAZ).

Atau dapat juga menggunakan Microsoft Excel dengan memanfaatkan


formula dan rumus yang ada untuk memproses aktivitas dari bukti transaksi
sampai menjadi laporan keuangan.

Nah, kali ini kami menyajikan aktivitas akuntansi zakat berupa langkah-
langkah membuat laporan keuangan lembaga amil zakat dengan
memanfaatkan Excel.

Kenapa Excel?
Ya, karena software spreadsheet ini sudah familiar dan relatif mudah
digunakan, namun powerful.

B: Tahap-tahap Penyusunan Laporan Keuangan Zakat

Bila diilustrasikan dengan sebuah diagram alir, maka proses untuk membuat
laporan keuangan badan amil zakat adalah sebagai berikut:

Aliran proses dan tahapan membuat laporan keuangan zakat


Aktivitas akuntansi zakat dimulai dari transaksi keuangan dengan dokumen
berupa bukti transaksi.
Aktivitas selanjutnya adalah melakukan proses terhadap dokumen bukti
transaksi, yaitu dengan menganalisis, mengelompokkan, dan mencatatnya ke
dalam jurnal.

Catatan-catatan di jurnal kemudian dipindahkan (posting) ke buku besar.

Laporan Keuangan sebagai output dari aktivitas akuntansi zakat ini diperoleh
dengan cara memindahkan data-data yang sudah dikelompokkan sesuai
dengan jenisnya dari buku besar.

Untuk memudahkan dalam pengelompokkan data-data ini biasanya


digunakan kode akun sesuai dengan yang akan disajikan dalam laporan
keuangan.

Ada juga proses tambahan yang sering juga digunakan oleh akuntan setelah
buku besar yaitu membuat kertas kerja (worksheet).
Kertas kerja ini berupa tabel kolom-kolom yang merupakan ringkasan semua
proses akuntansi zakat.

Di dalamnya terdapat neraca saldo (trial balance) sebelum penyesuaian,


neraca saldo setelah penyesuaian, laporan perubahan dana, dan laporan
posisi keuangan (neraca).

Laporan keuangan dibuat dengan memindahkan data-data ringkasan dari


worksheet tersebut. Mudah kan?

Kalau ingin yang mudah, gunakan saja SOP Accounting Tools, Anda tinggal
memasukkan setiap transaksi ke dalam form Excel dan dalam sekecap
proses pembuatan laporan keuangan selesai.

04: Langkah-langkah Menyusun Laporan Keuangan Zakat


A: Contoh Proses Pembuatan Laporan Keuangan Zakat

Untuk memudahkan dalam memahami proses membuat laporan keuangan


lembaga amil zakat / badan amil zakat / amil zakat / lembaga amil, akan kami
sajikan contoh proses membuat laporan keuangan.

Anggap saja sebagai contoh soal akuntansi dan penyelesaian, khususnya

membuat laporan keuangan 🙂

Misalnya Lembaga Amil Zakat Nusantara Jaya, selama bulan Agustus 2018
melakukan transaksi-transaksi keuangan sebagai berikut:

1: Contoh transaksi bagian #1:


 01 Agustus 2018: Menerima zakat maal dari Pak Hans melalui
bank syariah Rp 15.000.000
 02 Agustus 2018: Menerima infaq dari orang yang tidak mau
disebutkan namanya Rp 3.000.000 tunai
 03 Agustus 2018: Membeli laptop second senilai Rp 1.800.000,
pembayaran ditransfer melalui bank syariah
 04 Agustus 2018: Menerima zakat fitrah tunai senilai Rp 700.000
 05 Agustus 2018: Menerima zakat maal perusahaan melalui bank
konvensional Rp 50.000.000
 06 Agustus 2018: Membayar biaya marketing Rp 900.000
 07 Agustus 2018: Menerima infaq terikat tunai Rp 500.000
 08 Agustus 2018: Menerima infaq tidak terikat Rp 20.000.000
melalui bank syariah
 09 Agustus 2018: Menarik dana zakat bergilir untuk program
ekonomi mandiri Rp 5.000.000 melalui bank syariah
 10 Agustus 2018: Menerima dana fidyah Rp 100.000
2: Contoh transaksi keuangan bagian #2:

 11 Agustus 2018: Menyalurkan zakat fitrah tunai dan barang


senilai Rp 800.000
 12 Agustus 2018: Mengeluarkan biaya transportasi Rp 300.000
 13 Agustus 2018: Menerima dana zakat profesi Rp 12.000.000
melalui bank syariah
 14 Agustus 2018: Menetapkan dana bagian amil dari zakat
sebesar Rp 9.000.000
 15 Agustus 2018: Menetapkan dana bagian amil dari infaq
sebesar Rp 5.000.000
 16 Agustus 2018: Membayar gaji dan honor karyawan Rp
3.000.000 melalui transfer bank syariah
 17 Agustus 2018: Membayar listrik air dan telepon Rp 400.000,
pembayaran ditransfer melalui bank konvensional
 18 Agustus 2018: Bagi hasil bank syariah Rp 75.000
 19 Agustus 2018: Bunga bank konvensional Rp 55.000
 20 Agustus 2018: Biaya administrasi bank konvensional Rp
35.000
3: Contoh transaksi bagian #3:

 21 Agustus 2018: Menyalurkan dana untuk fakir miskin dari dana


zakat senilai Rp 16.000.000 dari bank konvensional
 22 Agustus 2018: Menyalurkan dana untuk fi sabilillah dari dana
zakat senilai Rp 8.000.000 melalui bank konvensional
 23 Agustus 2018: Menyalurkan dana untuk mualllaf Rp 5.500.000
melalui bank syariah
 24 Agustus 2018: Menyalurkan dana untuk gharimin Rp
5.000.000 melalui bank konvensional
 25 Agustus 2018: Menarik dana tunai dari bank konvensional Rp
4.000.000
 26 Agustus 2018: Menyalurkan dana untuk ibnu sabil tunai Rp
3.500.000
 27 Agustus 2018: Menerima tunai hasil dari dana zakat program
bergilir ekonomi mandiri Rp 50.000
 28 Agustus 2018: Menyalurkan dana tunai infaq terikat Rp
500.000
 29 Agustus 2018: Menerima dana melalui bank syariah
pengembalian program dana bergilir zakat ekonomi mandiri Rp
2.000.000
 30 Agustus 2018: Penilaian penyusutan laptop senilai 1 bulan
 31 Agustus 2018: Penilaian alokasi pemanfaatan aset kelolaan
senilai dari piutang, investasi dan aktiva tetap bersih
 31 Agustus 2018: Menyalurkan tunai dana infaq tidak terikat Rp
1.250.000

B: Tahap-tahap Membuat Laporan Keuangan Zakat

Dari transaksi-transaksi tersebut, sekarang kita susun laporan keuangannya


dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1: Merancang dan Membuat Nomor Akun

Untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan transaksi, maka dibuat nomor


akun berdasar pada format laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi
keuangan (SAK).

Nomor akun yang dibuat untuk Badan Amil Zakat Nusantara Jaya adalah
sebagai berikut:

Jenis Akun Aset:

 1000 Kas di Tangan


 1010 Kas di Bank Syariah
 1020 Kas di Bank konvensional
 1100 Piutang
 1200 Investasi
 1300 Peralatan Elektronik
 1310 Akumulasi Penyusutan Peralatan Elektronik
 1400 Peralatan Furniture
 1410 Akumulasi Penyusutan Peralatan Furniture
 1500 Kendaraan
 1510 Akumulasi Penyusutan Kendaraan
 1600 Bangunan
 1610 Akumulasi Penyusutan Bangunan
 1700 Tanah
Jenis akun libilitas dan dana:

 2100 Hutang
 3100 Dana zakat
 3200 Dana infak/sedekah
 3300 Dana amil
 3400 Dana nonhalal
 3500 Penyaluran terakumulasi dalam aktiva
Akun Penerimaan:

 4100 Zakat maal (muzakki entitas)


 4110 Zakat maal (muzakki individu)
 4120 Zakat profesi
 4130 Zakat fitrah
 4140 Fidyah
 4150 Hasil Penempatan zakat
Jenis akun Penyaluran zakat:

 4200 Fakir – Miskin


 4210 Riqab
 4220 Gharim
 4230 Muallaf
 4240 Sabilillah
 4250 Ibnu sabil
 4260 Bagian amil atas penerimaan dana zakat
 4270 Penyaluran zakat fitrah dan fidyah
Jenis Akun penyaluran infak:

 5100 Infak/sedekah terikat (muqayyadah)


 5110 Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)
 5120 Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah
 5130 Hasil pengelolaan
 5200 Penyaluran Infak/sedekah terikat (muqayyadah)
 5210 Penyaluran Infak/sedekah tidak terikat (mutlaqah)
 5220 Alokasi pemanfaatan aset kelolaan
 6000 Penerimaan hibah
 6100 Penerimaan bagi hasil bank
 6200 Penerimaan Lain
 6900 Penjualan aktiva tetap
 7000 Gaji dan honor
 7010 Sekretariat dan Rumah tangga
 7020 Pemasaran
 7030 Pemberian hibah
 7040 Operasional lainnya
 7100 Penerimaan Bunga Bank
 7110 Penerimaan Jasa Giro
 7120 Penerimaan non halal lain
 7200 Penggunaan dana non halal
 7210 Administrasi bank

2: Mencatat Jurnal Umum dan Khusus Akuntansi


Setelah membuat nomor akun, selanjutnya kita mencatat semua transaksi ke
dalam Jurnal Umum dan khusus Akuntansi sesuai dengan nomor akun.

Dan atas transaksi-transaksi yang terjadi di Badan Amil Zakat Nusantara Jaya
dalam bulan Agustus 2018 dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut:

01-Agu-18:

1010 Kas di Bank Syariah 15.000.000


4110 Zakat maal (muzakki individu) 15.000.000
02-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 3.000.000
5110 Infak/sedekah tidak terikat 3.000.000
03-Agu-18:
1300 Peralatan Elektronik 1.800.000
1010 Kas di Bank Syariah 1.800.000
04-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 700.000
4130 Zakat fitrah 700.000
05-Agu-18:
1020 Kas di Bank konvensional 50.000.000
4100 Zakat maal (muzakki entitas) 50.000.000
06-Agu-18:
7020 Pemasaran 900.000
1000 Kas di Tangan 900.000
07-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 500.000
5100 Infak/sedekah terikat 500.000
08-Agu-18:
1010 Kas di Bank Syariah 20.000.000
5110 Infak/sedekah tidak terikat 20.000.000
09-Agu-18:

1100 Piutang 5.000.000


1010 Kas di Bank Syariah 5.000.000
10-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 100.000
4140 Fidyah 100.000
11-Agu-18:
4270 Penyaluran zakat fitrah dan fidyah 800.000
1000 Kas di Tangan 800.000
12-Agu-18:
7010 Sekretariat dan Rumah tangga 300.000
1000 Kas di Tangan 300.000
13-Agu-18:
1010 Kas di Bank Syariah 12.000.000
4120 Zakat profesi 12.000.000
14-Agu-18:
4260 Bagian amil atas penerimaan dana zakat 9.000.000
3100 Dana zakat 9.000.000
15-Agu-18:

5120 Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah 5.000.000


3200 Dana infak/sedekah 5.000.000
16-Agu-18:
7000 Gaji dan honor 3.000.000
1010 Kas di Bank Syariah 3.000.000
17-Agu-18:
7010 Sekretariat dan Rumah tangga 400.000
1020 Kas di Bank konvensional 400.000
18-Agu-18:
1010 Kas di Bank Syariah 75.000
6100 Penerimaan bagi hasil bank 75.000
19-Agu-18:
1020 Kas di Bank konvensional 55.000
7100 Penerimaan Bunga Bank 55.000
20-Agu-18:
7210 Administrasi bank 35.000
1020 Kas di Bank konvensional 35.000
21-Agu-18:
4200 Fakir – Miskin 16.000.000
1020 Kas di Bank konvensional 16.000.000
22-Agu-18:
4240 Sabilillah 8.000.000
1020 Kas di Bank konvensional 8.000.000
23-Agu-18:
4230 Muallaf 5.500.000
1010 Kas di Bank Syariah 5.500.000
24-Agu-18:

4220 Gharim 5.000.000


1020 Kas di Bank konvensional 5.000.000
25-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 4.000.000
1020 Kas di Bank konvensional 4.000.000
26-Agu-18:
4250 Ibnu sabil 3.500.000
1000 Kas di Tangan 3.500.000
27-Agu-18:
1000 Kas di Tangan 50.000
4150 Hasil Penempatan zakat 50.000
28-Agu-18:
5200 Penyaluran Infak/sedekah terikat 500.000
1000 Kas di Tangan 500.000
29-Agu-18:
1010 Kas di Bank Syariah 2.000.000
1100 Piutang 2.000.000
30-Agu-18:
5220 Alokasi pemanfaatan aset kelolaan 37.500
1310 Akumulasi Penyusutan Peralatan Elektronik 37.500
31-Agu-18:
5220 Alokasi pemanfaatan aset kelolaan 4.762.500
3500 Penyaluran terakumulasi dalam aktiva 4.762.500
31-Agu-18:
5210 Penyaluran Infak/sedekah tidak terikat 1.250.000
1000 Kas di Tangan 1.250.000

3: Membuat Buku Besar Akuntansi

Setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal umum dan khusus akuntansi,
langkah berikutnya adalah membuat buku besar akuntansi.

Sederhananya, buku besar merupakan ringkasan dari akun-akun yang


digunakan untuk mencatat transaksi keuangan.

Jadi, cara membuat buku besar dengan meringkas saldo per akun dalam
jurnal akuntansi. Dan untuk melakukan pekerjaan ini, kita bisa memanfaatkan
rumus-rumus Excel.

Perhatikan, buku besar yang dibuat berdasarkan pencatatan jurnal transaksi


sebelumnya:

General Ledger/Buku Besar


Pada buku besar di atas, mengambil contoh nomor akun 1000 dengan nama
akun Kas di Tangan.
Bagaimana cara membuat tabel buku besar seperti itu? Yuk dibedah tiap
bagiannya ya…
Bagian header:
Bagian header (atas tabel) terdiri dari 4 elemen yaitu:

1: Nomor Akun

Untuk membuat list akun seperti tabel buku besar di atas, gunakan fitur Excel
di Data – Data Validation -Data Validation – Setting – List – Source. Source
diambli dari nomor akun yang telah kita buat.

2: Nama Akun

Nama akun akan muncul sesuai dengan nomor akun yang dipilih. Cara untuk
membuat seperti ini adalah dengan menggunakan rumus Vlookup.

Rumus Excel yang saya gunakan seperti berikut:

=IF(D8=” “;” “;VLOOKUP(D8;NamaAkun;2))

3: Saldo Awal akun

Untuk membuat nilai saldo awal akun, saya menggunakan rumus Excel
seperti berikut:

=IF(D8=” “;” “;INDEX(Saldo;MATCH(D9;Akun;0);2))

4: Saldo Akhir Akun

Nilai Saldo Akhir diperoleh dengan menggunakan rumus excel sebagai


berikut:

=H1515

Bagian kolom utama:


Bagian kolom utama ini terdiri dari:

1: Kolom Tanggal

Kolom ini berisi tanggal terjadinya transaksi untuk jenis akun dimaksud, dan
rumus excel yang saya gunakan untuk baris awal adalah:

=IF(D8=” “;” “;AKUN!E6)

Sedangkan untuk baris berikutnya adalah:


= IF(F16-G16<>0;JURNAL!C13;””)

2: Nomor bukti

Kolom nomor bukti berisi tentang nomor yang terdapat pada bukti transaksi,
bisa berupa nomor faktur, invoice, nota

Rumus Excel yang digunakan adalah:

=IF(F16-G16<>0;JURNAL!E13;””)

3: Uraian transaksi

Kolom uraian transaksi berisi tentang transaksi keuangan yang terjadi untuk
akun dimaksud. Dan rumus Excel yang dimasukkan di sini adalah:

=IF(F16-G16<>0;JURNAL!F13;””)

4: Kolom Debet Akun Buku Besar

Rumus Excel yang digunakan pada baris pertama kolom debet adalah:

=IF(OR(LEFT(D8;1)=”1″;LEFT(D8;1)=”5″);H8;0)

Sedangkan untuk baris kedua dan seterusnya, maka rumus Excel yang
digunakan adalah:

=IF(JURNAL!G13=$D$8;JURNAL!I13;0)

5: Kolom Kredit Akun Buku Besar

Pada baris pertama kolom kredit, rumus Excel yang digunakan adalah:

= IF(OR(LEFT(D8;1)=”1″;LEFT(D8;1)=”5″);0;H8)

Sedangkan rumus Excel untuk baris kedua dan seterusnya di kolom kedit
adalah:

= IF(JURNAL!J13=$D$8;JURNAL!L13;0)

6: Kolom Saldo Akun Buku Besar

Pada kolom saldo akun buku besar, rumus Excel yang digunakan adalah:

= IF(OR(LEFT($D$8;1)=”1″;LEFT($D$8;1)=”5″);(H15+F16-G16);(H15+G16-
F16))
Inilah cara membuat buku besar dengan rumus-rumus Excel yang digunakan.

05: Mempersiapkan Laporan Keuangan Zakat Lengkap


Sekarang waktunya untuk membuat Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat
Nusantara Jaya periode bulan Agustus 2018.

Untuk membuat laporan keuangan badan amil zakat/lembaga amil zakat, kita
mengambil saldo akun-akun di buku besar yang sudah dibuat sebelumnya .

Mari kita lihat laporan keuangannya berikut ini:

1: Laporan Perubahan Dana Zakat

Perhatikan laporan perubahan dana LAZ Nusantara Jaya berikut:

Penyajian Dana Zakat dan Penyalurannya:

Laporan Dana Infaq Shodaqoh:

Format penyajian jenis dana infak dan sedekah adalah seperti berikut ini:
Penyajian Laporan Dana Amil Zakat:

Penyajian Laporan Dana Non Halal:

Contoh
Laporan Perubahan Dana Yayasan Pengelola Zakat

2: Neraca Zakat
Perhatikan Jenia Laporan Keuangan Zakat -Neraca berikut ini:

BADAN AMIL ZAKAT NUSANTARA JAYA


NERACA
Periode: 01 – 31 Agustus 2018
Laporan Bagian Aktiva Yayasan Pengelola Zakat:

Penyajian Laporan Bagian Passiva Yayasan Pengelola Zakat:


3: Laporan Arus Kas Zakat
Penyajian Laporan Penerimaan Kas:

Laporan Bagian Pengeluaran Kas

Laporan kas dan setara kas dari aktivitas Investasi:


Contoh
Laporan Arus Kas (Cash Flow) Zakat

Kesimpulan Tentang Akuntansi dan Laporan Keuangan Zakat


Zakat adalah salah satu kewajiban yang dilakukan bagi umat Islam yang telah
mencapai nishab sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Pengumpulan, penyaluran dan pengelolaan dana zakat, infak dan shodaqoh


perlu dilakukan dengan baik dan terang benderang, apalgi sudah ada standar
akuntansi keuangan yang telah mengaturnya, yaitu PSAK 109.

Dan hal-hal krusial tentang akuntansi zakat telah disajikan beserta contoh-
contohnya ini mudah-mudahan bisa mencerahkan bagi pihak-pihak yang
berkecimpung dalam bidang ini.

Demikian pembahasan tentang seluk beluk akuntansi zakat yang sangat


membantu menyusun laporan keuangan untuk yayasan/lembaga pengelola
zakat, infak dan shodaqoh / lembaga zakat / lembaga amil zakat / badan amil
zakat (Baznas).

Anda mungkin juga menyukai