2 Metode atau Cara Membuat Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Wadiyo
2 tahun ago
Laporan Arus Kas (statement of cash flow) adalah laporan yang menyajikan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode tertentu.
Kegunaan Laporan Arus Kas adalah untuk mengetahui realisasi penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan, sehingga akan bisa diketahui potensi realisasi kas di masa yang akan datang.
Selain itu perusahaan akan bisa mengetahui potensi kemampuan perusahaan untuk membagikan
dividen dalam bentuk kas.
Bila ada yang mengatakan : “bukankah saldo akhir kas sudah ada di neraca?”
Iya benar, di neraca sudah dicantumkan saldo akhir kas, namun belum dirinci mengenai asal kas dan
untuk apa saja kas itu dikeluarkan. Sehingga diperlukan Laporan Arus Kas (statement of cash flow).
***
Kegiatan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini tercermin dari Laporan Laba Rugi perusahaan.
Misalnya : penerimaan uang dari pelanggan, pengeluaran uang untuk membayar utang dan gaji,
penerimaan dividen, penerimaan bunga dan pelunasan pajak.
Arus kas baik pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan investasi.
Kegiatan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan yang terkait dengan aktifitas
pembelian dan penjualan aktiva perusahaan serta kegiatan yang terkait dengan piutang perusahaan
dengan entitas lain.
Arus kas atau aliran kas yang berasal dari kegiatan pendanaan perusahaan.
Misalnya : penjualan obligasi, emisi saham, pembayaran dividen, pelunasan kredit dari bank.
Metode atau cara ini disusun dalam tiga elemen, untuk elemen kas dari kegiatan usaha diletakkan paling
atas kemudian diikuti dua elemen lainnya, yaitu arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari
kegiatan pendanaan.
Ada 2 sumber data yang digunakan untuk membuat Laporan Arus Kas, yaitu:
Agar lebih jelas berikut ini diberikan contoh penyusunan Laporan Arus Kas tahun 2015 step by step, baca
terus artikel ini �
Perhatikan Laba Bersih sebelum pajak dari contoh Laporan Laba Rugi di atas, kita bisa melihat
perusahaan dalam keadaan merugi sebesar Rp. 244.473.335,–
Seluk beluk Laporan Laba Rugi bisa anda pelajari di artikel: Ternyata ada Informasi Super Penting Bagi
Bisnis Anda dari Laporan Laba Rugi (Case Study)
Contoh Membuat Laporan Arus Kas
Pembahasan tentang Neraca secara LENGKAP bisa Anda pelajari di artikel: Laporan NERACA Perusahaan :
Pengertian, Komposisi dan Contoh Analisis
Langkah #3. Membandingkan Neraca periode sebelumnya dengan Neraca periode Berjalan.
Langkah ketiga ini tujuannya adalah untuk memperoleh data aktivitas keuangan perusahaan pada
periode tahun berjalan (dalam studi kasus ini, menggunakan neraca tahun 2014 dan 2015).
Dari dua contoh Neraca di langkah ke-2 di atas, kita akan memperoleh data laporan sebagai berikut :
perbandingan neraca tahun 2014 dengan tahun 2015-01
Perhatikan pada kolom Net Change menunjukkan aktivitas atau kegiatan yang terjadi sejak 01 Januari
2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Kolom net change merupakan selisih antara data neraca tahun 2015 dengan 2014 :
Bila angka yang dihasilkan pada kolom net change bertanda positif, artinya : terjadi pengeluaran kas.
Contohnya pada rekening “BANK”, net change-nya adalah Rp. 159.031.548 artinya untuk rekening BANK
perusahaan mengeluarkan kas sebesar Rp. 159.031.548,-
Sebaliknya jika angka pada kolom net change ini bertanda negatif, artinya : terjadi penerimaan kas.
Contohnya pada rekening “KAS” net change-nya adalah (Rp. 2.352.092.580), artinya telah terjadi
realisasi kas masuk sebesar Rp. 2.352.092.580,-
Bika angka yang dihasilkan pada kolom net change bertanda positif, artinya : telah terjadi realisasi kas
masuk, sebaliknya bila angka pada kolom net change bertanda negatif maka telah terjadi penerimaan
kas.
Sebagaimana telah disebutkan di bagian awal artikel ini bahwa Laporan Arus Kas terdiri 3 elemen, yuk
kita perhatikan tiap elemennya untuk menyusun laporan arus kas (masih menggunakan contoh Laporan
Laba Rugi dan Neraca di atas).
Berdasarkan sumber data dari Laporan Laba Rugi Tahun 2015, selama tahun 2015 perusahaan
mengalami kerugian sebesar Rp. 244.473.335,-.
Kerugian itu bisa dilihat dari angkanya yang bertanda negatif (Jika perusahaan memperoleh laba, maka
tandanya akan positif).
Laba atau rugi dikurangi dengan Cost/Expense non cash (depreciation & amortization).
Maka akan diperoleh Arus kas dari aktifitas operasi. Dalam contoh di atas nilai kas dari operating
activities sebesar (Rp. 32. 886.142.667,-)
( Ingin bisa buat laporan arus kas dengan benar dan akurat? Baca ini :Training & Kursus Akuntansi
Lengkap )
Arus Kas dari Kegiatan Investasi diperoleh dari kolom net change pada perbandingan neraca periode
berjalan dengan neraca periode sebelumnya.
Angka yang bertanda positif diganti menjadi negatif, begitu juga sebaliknya angka yang bertanda negatif
diganti dengan tanda negatif.
Kebetulan dalan contoh di atas hanya ada satu rekening untuk item ini yaitu aktiva tetap.
Bila jumlah item-nya banyak maka jumlahkan semua angka sehingga akan diperoleh Arus Kas dari
Aktifitas Investasi.
Dari contoh di atas diperoleh jumlah arus kas dari kegiatan investasi adalah sebesar Rp. 16.843.930.
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan diperoleh dengan memindahkan angka dari kolom net change pada
perbandingan neraca tahun 2014 dengan neraca tahun 2015 dari kelompok KEWAJIBAN dan EKUITAS.
Angka bertanda positif dibiarkan tetap positif, dan yang bertanda negatif dibiarkan tetap negatif.
Kemudian tinggal menjumlahkan sehingga akan diperoleh Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan.
Dari contoh di atas diperoleh jumlah arus kas dari kegiatan pendanaan adalah sebesar Rp.
30.709.925.565,-
Baca juga artikel bagus yang akan membantu meningkatkan omset bisnis Anda berikut ini : Accounting
Tools dan SOP Akuntansi Keuangan.
D. Total Kegiatan Kas (Total Cash Activities)
Total Kegiatan Kas diperoleh dengan menjumlahkan angka total dari masing-masing kelompok A, B & C di
atas.
Dari contoh di atas diperoleh Total Kegiatan Kas sebesar (Rp. 2.193.061.032,-)
Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance) diambil dari Neraca Tahun 2014. Data yang diperoleh dari
Neraca tahun 2014 diperoleh angkanya sebesar
Rp. 2.510.230.120,-
Diperoleh dengan menjumlahkan Total Aktivitas Kas dengan Saldo Awal Kas. Dari data-data di atas
diperoleh nilainya sebesar Rp. 317.169.097,-
Diambil dari data Kas pada Neraca Tahun 2015, nilainya Rp. 317.169.097
H. Selisih (Variance)
Untuk memeriksa apakah laporan Arus Kas sudah selesai atau belum dengan melakukan pengajian akhir
dengan membandingkan antara Saldo Kas yang seharusnya dengan saldo Akhir Kenyataannya (Actual
Cash Ending Balance).
Bila hasil dari perhitungan ditersebut nilai variance-nya 0 (nol), maka laporan arus kas tersebut sudah
sesuai.
Bila semua langkah di atas telah selesai dibuat, maka hasilnya akhirnya akan nampak seperti dibawah
ini :
Bila disusun dalam bentuk resmi sebuah Laporan Arus Kas akan nampak seperti berikut ini:
Berikut ini contoh bentuk susunan Laporan Arus Kas dengan menggunakan metode Langsung (Direct
Method) :
Cara atau metode pembuatan Laporan Arus Kas dengan metode langsung sumber datanya adalah :
Perhatikan 4 (empat) langkah untuk membuat Laporan Arus Kas dengan metode langsung berikut ini:
Langkah #1. Lakukan pemeriksaan silang antara : Buku Kas Bank, Rekening Koran (Bank Statement),
Bonggol Check, dan Buku Kas Kecil.
Bila rekonsiliasi bank dan rekonsiliasi petty cash sudah dilaksanakan secara teratur, angkah #1 ini bisa
dilewati.
Langkah #2. Eliminasi (menghapuskan) semua transaksi silang antar buku kas.
Langkah #3. Klasifikasikan semua jenis pengeluaran dan pemasukan kas ke dalam elemen-elemen
laporan arus kas.
Aktivitas ini akan memakan banyak waktu, namun bila anda membuatnya pada saat semua catatan
sudah selesai dan laporan arus kas sudah harus selesai.
Dan cara terbaik untuk mengatasi persoalan ini adalah melakukan pekerjaan ini sejak dari awal dan
dilakukan setiap hari dengan seperti itu maka akan terasa ringan.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa elemen-elemen Laporan Arus Kas adalah Kegiatan
Operasi , Kegiatan Investasi dan Kegiatan pendanaan.
Untuk menentukan transaksi apa saja yang tergolong ke dalam masing-masing kegiatan tersebut, maka
dapat menggunakan panduan berikut ini:
Kegiatan Operasi: adalah semua transaksi yang terkait dengan kegiatan utama perusahaan.
Yang tergolong ke dalam kegiatan utama perusahaan adalah semua transaksi yang akan masuk ke dalam
laporan Laba Rugi, yaitu transaksi Pendapatan (revenue), Harga Pokok Penjualan, dan Biaya operasional.
Kegiatan Investasi: adalah semua transaksi yang terkait dengan penjualan dan pembelian aktiva tetap,
penerimaan kas dari piutang, pengembalian cash advance, pengeluaran kas yang mengakibatkan piutang
meningkat, termasuk juga dalam hal ini adalah pemberian cash bon (cash advance), deposit, dan uang
muka biaya.
Kegiatan Pendanaan : adalah transaksi-transaksi yang terkait dengan modal dan kewajiban, yaitu:
pengeluaran kas untuk pelunasan utang, penerimaan kas dari hasil utang baru (bank loans & credit
loans). Penerimaan atas penjualan saham atau surat berharga lainnya.
Langkah #4. Setelah melakukan klasifikasi terhadap semua transaksi, selanjutnya adalah mulai
menyusun Laporan Arus Kas.
Caranya dengan menjumlahkan setiap jenis kegiatan yang telah dikelompokkan sesuai dengan jenis
kegiatannya, yaitu operasional, investasi dan pendanaan.
Sehingga menjadi bentuk laporan arus kas.
Saat melakukan langkah-langkah ini tidak perlu lagi berpikir tentang eliminasi atas transaksi-transaksi
accrual atau transaksi-transaksi non cash basis, karena penglompokkan ini telah dilakukan pada buku
kas. Sehingga apapun jenis transaksinya sudah pasti menggunakan kas,.
***
Untuk mempermudah pemahaman tentang penyusunan laporan arus kas metode langsung ini, maka
saya akan memberikan contoh laporan arus kas (cash flow) berikut ini:
Langkah Pertama:
Kita akan mengambil contoh data dari Buku Kas Bank, bentuknya bisa seperti ini :
Langkah Kedua:
Setelah kita mengambil data dari buku kas bank & buku petty cash seperti pada langkah pertama.
Langkah selanjutnya adalah :
Tambahkan 2 (dua) kolom baru di sebelah kiri kolom TRANSAKSI, masing-masing beri nama kolom
KEGIATAN dan CREDIT ACCT.
Pada kolom Credit Acct, masukkan lawan rekening dari masing-masing transaksi.
Pada kolom Kegiatan, masukkan salah satu jenis kegiatan yang sesuai dengan elemen-elemen dari
laporan arus kas, yaitu kegiatan Operasi, Investasi & Pendanaan hingga semua baris terisi.
Langkah Ketiga:
Selanjutnya gabungkan buku kas bank dengan buku petty cash, caranya dengan copy paste saja.
Bila sudah digabungkan langkah berikutnya adalah menghitung sub total dengan cara sebagai berikut :
Blok lembar kerja mulai dari header utama, klik menu DATA – Sub Total (perhatikan screen shoot
dibawah) dengan kondisi : setiap perubahan pada kolom KEGIATAN jumlahkan kolom JUMLAH.
Langkah Ke-empat:
Lakukan cara yang sama untuk kolom Credit Acct, yaitu dengan memblok worksheet seperti screen shoot
di bawah.
Lalu klik menu DATA-Sub Total dengan kondisi yang berbeda, yaitu: Setiap perubahan pada kolom CREDIT
ACCT jumlahkan lah kolom JUMLAH.
Perhatikan screen shoot dibawah, hilangkan tanda centang pada kotak “replace current subtotal”.
Instruksi ini bertujuan agar pengelompokan berdasarkan aktivitas tadi, dipecah-pecah lagi berdasarkan
lawan rekeningnya (“credit account”).
Hasilnya akan seperti screen shoot dibawah. Perhatikan angka yang berderet di pojok kiri atas ( yang
tadinya hanya angka 1,2,3 saja sekarang menjadi 1,2,3,4,5.
Bila di-klik angka 3, maka anda akan mendapat laporan seperti dibawah ini :
Semua transaksi dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar saja, yaitu : OPERASI, INVESTASI dan
FINANCE dengan jumlahnya masing-masing tentunya.
Perhatikan kelompok “silang” yang saya kasih tanda di screen shoot, nilainya jadi nol dengan sendirinya
(tanpa perlu di-eliminasi),
Kenapa ?
Karena di kas bank bertanda negatif sedangkan di petty cash bertanda positif, jika ditotal hasilnya 0 (nol).
Namun kenapa rincian kegiatan dari masing-masing rekeningnya jadi tidak kelihatan ya?
Sekarang… coba klik angka 4 di pojok kiri atas, maka anda akan memperoleh laporan seperti di bawah ini
:
Dari contoh-contoh di atas kita bisa melihat bahwa menyusun Laporan Arus Kas dengan metode
langsung lebih lengkap bila dibandingkan dengan metode tidak langsung.
Untuk mempercepat proses pembuatan Laporan Arus Kas maka saya akan memberikan template
Laporan Arus Kas.
Template Laporan Arus Kas ini disusun sesuai dengan bentuk Laporan Arus Kas yang standar.
Sehingga bagi mereka yang belum pernah membuat laporan arus kas pun bisa membuatnya.
Anda tinggal memasukkan saldo-saldo dari buku besar. Untuk rekening-rekening yang ada bisa diubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan.
Input data ke sel yang berwarna putih saja, selain yang berwarna putih anda tidak perlu isi, karena Excel
yang akan melakukannya untuk anda.
Bila anda membutuhkan template Laporan Arus Kas seperti di atas, silahkan kirim email dan subyek
“Template Laporan Arus Kas”.
Atau kalau ingin membuat sendiri sekalian untuk latihan, bisa mengambil contoh seperti di atas.
Selanjutnya tinggal menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan.
3. Kesimpulan
Demikian pembahasan tentang materi Laporan Arus Kas LENGKAP dari pengertian, tujuan, bentuk,
contoh hingga cara membuat laporan arus kas, step by step.
Perhatikan bahwa Laporan Arus Kas berorientasi pada ability to perform sebuah perusahaan. Ia
menunjukkan berapa uang masuk dan uang keluar. Namun tidak peduli pada apakah perusahaan untung
atau tidak.
Sedangkan laba adalah membangun performa perusahaan dan kas adalah upaya perusahaan untuk
mampu membangun performa-nya.
Maka, perhatikan dan amankan arus kas anda untuk membuat perusahaan tetap hidup dan memiliki
performa yang fit.
Dan disertai contoh dan template yang bisa langsung di-implementasikan dalam pekerjaan atau tugas-
tugas Anda.
Semua data dari contoh-contoh di atas telah dilakukan pengujian terhadap tingkat akurasinya.
Bila terjadi perubahan dan pembaharuan terhadap kebijakan maka kami secara berkala akan melakukan
pembaharuan.
Bagaimana menurut Anda?
***
Tags: akuntansi kas, aliran kas, analisis arus kas, arus kas, cara membuat laporan, cara membuat laporan
arus kas, cash flow adalah, contoh laporan arus kas, kursus akuntansi, kursus akuntansi di sidoarjo,
kursus akuntansi di surabaya, laporan arus kas, laporan cash flow, laporan kas, laporan neraca, metode
membuat laporan arus kas, pengertian kas
View Comments
Powered by WordPress
Back to top