Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SILVIA LESTARI

NIM : 01031381823151
JURUSAN : S1 AKUNTANSI
MATA KULIAH : AUDIT KECURANGAN DAN FORENSIK

A. DEFINISI TEORI

1. FRAUD SCALE
Teori fraud scale merupakan perkembangan teori dari teori sebelumnya yaitu
teori fraud triangle. Teori ini diperkenalkan oleh Albrecht, Keith Howe, dan Marshall
Romney dalam Deterring Fraud: Internal Perspektif Auditor (Lembaga Internal Yayasan
Penelitian Auditor, 1984). Dalam teori ini dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya
tindakan fraud atau kecurangan dengan cara mengamati tekanan, kesempatan dan
integritas pelaku yang akan melakukan fraud. Apabila seseorang memiliki tekanan yang
tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi yang rendah, maka dapat memungkinkan
terjadinya fraud yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Tekanan disini terjadi karena
masalah keungan dan atau bisa karena masalah di lingkungannya. Adanya kesempatan
untuk melakukan tindak kecurangan disebabkan karena lemahnya pengendalian maupun
pengawasan organisasi. Sedangkan, integritas pribadi yang rendah disebabkan oleh
kebiasaan individu yang buruk. Fraud Scale mempunyai tujuan untuk mengukur
terjadinya pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab. Kecurangan
atau fraud ini biasanya mengarah pada penipuan laporan keuangan. 

2. FRAUD GONE
Teori Gone merupakan teori yang dikemukakan oleh Bologna pada tahun 1999.
Dalam teori ini terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya fraud, yaitu :
a) Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu memperoleh
sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008). Ketamakan sangat berhubungan dengan
moral seorang individu.
b) Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan yang bisa datang kapan
saja. Selain itu, peluang sangat bergantung pada tingkat kedudukan jabatan seseorang.
Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar peluangnya melakukan kecurangan.
c) Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak kecurangan saat kebutuhan
seseorang (dapat dikatakan) sangat mendesak. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan
inilah yang kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan
bertindak curang.
d) Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku fraud. Dengan
terungkapnya suatu kecurangan dalam perusahaan tidak menutup kemungkinan
terulangnya hal yang sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan
tidak menimbulkan sifat jera.
 
Greed dan Need sering disebut sebagai faktor individu, sedangkan opportunity
dan exposure disebut sebagai faktor generik atau umum. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa menurut teori Gone kecurangan dapat terjadi dikarenakan adanya keserakahan
didalam kekuasaan, adanya peluang untuk melakukan kecurangan, serta karena dihimpit
oleh tuntutan hidup, baik berupa tuntutan primer seperti keluarga individu, maupun
karena gengsi.

3. FRAUD DIAMOND
Dalam "The Fraud Diamond: Menimbang Empat Elemen Penipuan, "(The CPA
Journal, Desember 2004), David T. Wolfe dan Dana R. Hermanson menjelaskan terdapat
empat sisi Fraud Diamond yang memperluas segitiga penipuan untuk menggabungkan
kemampuan individu yaitu: ciri dan kemampuan pribadi yang dimainkan, peran utama
apakah penipuan benar-benar akan terjadi terjadi mengingat adanya tekanan, peluang,
dan rasionalisasi. Penulis menyarankan agar banyak kecurangan, terutama sebagian
penipuan laporan keuangan bernilai miliaran dolar, tidak akan terjadi tanpa adanya hak
seseorang dengan kemampuan yang tepat menerapkan detail kecurangan. Wolfe dan
Hermanson menjelaskan empat sifat yang dapat diamati untuk melakukan kecurangan,
terutama bila melibatkan jumlah uang yang besar atau berlanjut untuk jangka waktu yang
panjang.sifat tersebut yaitu :
 Posisi atau fungsi otoritatif dalam organisasi;
 Kapasitas untuk memahami dan mengeksploitasi sistem akuntansi dan pengendalian
internal
 Keyakinan (ego) bahwa dia tidak akan terdeteksi, atau, jika tertangkap, dia akan
berbicara dirinya keluar dari masalah;
 Kemampuan untuk mengatasi stres yang tercipta di dalam orang yang baik dia
melakukan perbuatan buruk.

4. ABC MODEL
Disamping penelitian sebelumnya dan teori-teori yang memodifikasi unsur
Segitiga Fraud, model fraud ABC memodifikasi vector probabilitas bahwa kondisi yang
diperluas dari Segitiga Fraud akan menyebabkan fraud.
Ramamoorthy et al. 2009 mengusulkan model ABC untuk analisis dan
kategorisasi fraud: bad apple, bad bushel, dan bad crop. Bad apple meunjuk kepada
orang yang melakukan fraud. Bad bushel merujuk pada tindak kolusi fraud. Bad crop
menunjuk pada mekanisme budaya dan sosial yang mempengaruhi kejadian reatif
penipuan.

5. MICE
Pada tahun 2011, Kranacher dkk. menawarkan model lain yang disebut "MICE".
Dalam model ini mereka mengemukakan bahwa motivasi/tekanan dari pelaku
kecurangan, yang merupakan salah satu sisi dalam segitiga kecurangan, mungkin lebih
tepat diperluas dan diidentifikasi dengan akronim MICE, yakni Money (uang), Ideology
(ideologi), Coercion (pemaksaan), dan Ego (ego).
Motivator ideologis menghalalkan cara di mana mereka dapat mencuri uang atau
berpartisipasi dalam tindakan kecurangan untuk memperoleh perasaan baik yang lebih
besar adalah konsisten dengan keyakinan mereka (ideologi). Pemaksaan terjadi ketika
individu mungkin enggan ditarik ke dalam skema kecurangan, tapi orang-orang ini bisa
berubah menjadi whistleblower. Ego juga bisa menjadi motif kecurangan, di mana
kadang-kadang orang tidak suka kehilangan reputasi atau posisi kekuasaan mereka di
depan masyarakat atau keluarga mereka. Tekanan sosial ini bisa menjadi motif untuk
melakukan perbuatan curang hanya untuk menjaga ego mereka. Model ini tidak dapat
memecahkan masalah kecurangan sendiri karena dua sisi dari segitiga fraud, yakni
tekanan dan rasionalisasi, tidak dapat dengan mudah diamati (Dorminey, dkk., 2012).

6. THE TRIANGLE OF FRAUD ACTION (SEGITIGA AKSI PENIPUAN)


Pada tahun 2006, Albrecht dkk., diperdalam oleh Kranacher dkk. (2011)
mencetuskan the triangle of fraud action yang berisi act (tindakan), concealment
(penyembunyian), dan conversion (konversi). Tindakan merupakan pelaksanaan dan
metodologi penipuan, seperti penggelapan, cek kosong, atau kecurangan material
terhadap laporan keuangan. Penyembunyian merupakan upaya menyembunyikan
tindakan penipuan; contoh membuat jurnal palsu, memalsukan rekonsiliasi bank, atau
menghancurkan file. Konversi adalah proses mengubah keuntungan haram menjadi
sesuatu yang dapat digunakan oleh pelaku dengan cara yang tampaknya sah; contoh
termasuk pencucian uang, mobil, atau rumah. Nilai tambah dari konsep ini adalah bahwa
kejahatan tersebut dapat dibuktikan sehingga dimungkinkan bagi para profesional untuk
menentukan langkah-langkah pencegahan (Dorminey, dkk., 2012).

7. FRAUD PENTAGON
Teori fraud pentagon di kemukakan oleh Crowe Howarth pada tahun 2011. Teori
fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle sebelumnya yang di
kemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua penyebab fraud yaitu
kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance). Kompetensi (competence) yang
dipaparkan dalam teori fraud pentagon memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas/
kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond.
Kompetensi dan kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan
control internal, mengembangkan strategi penyembunyian, da mengontrol situasi sosial
untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan arogansi adalah sikap superioritas atas hak
yang dimiliki dan merasa bahwa control atau kebijakan internal tidak berlaku untuk
dirinya.

8. NEW FRAUD TRIANGLE MODEL


Kassem dan Higson (2012) mengklasifikasikan faktor penyebab terjadinya
fraud, yang berbeda dengan teori fraud triangle yang dicetuskan oleh Cressey (1950).
Dengan meninjau beberapa literature sebelumnya, tentang teori fraud, Kassem dan
Higson (2012) menyimpulkan bahwa sebagian peneliti mengklasifikasikan faktor
penyebab fraud terjadi karena pribadi, pekerjaan, atau tekanan eksternal. Tipikal
pekerjaan yang melakukan fraud juga bisa terjadi pada karyawan maupun
manajemen (Sujeewa et.al, 2018; Said et.al, 2017; Zuberi dan Mzenzi, 2019). Sementara
penelitian yang lain mengklasifikasikan faktor penyebab fraud adalah karena faktor
keuangan dan non keuangan. Namun kedua klasifikasi tersebut sebenarnya saling
berkaitan. Misalnya, tekanan pribadi, dapat terjadi karena tekanan finansial ataupun non
finansial.
Dengan cara yang sama, tekanan pekerjaan juga dapat terjadi karena faktor
finansial dan non finansial. Dengan demikian, Kassem dan Higson (2012)
mengingatkan auditor eksternal bahwa tekanan atau motif untuk melakukan fraud dapat
berupa tekanan pribadi, pekerjaan, maupun tekanan eksternal, dan masing-masing jenis
tekanan ini juga dapat terjadi karena faktor finansial maupun non-finansial. Kassem dan
Higson (2012) juga berpendapat bahwa semua teori fraud sebelumnya, merupakan
perluasan dari teori segitiga fraud, dan harus diintegrasikan dalam satu model yang
selanjutnya lebih dikenal sebagai the new fraud triangle model, yang mencakup
motivasi, kesempatan, integritas, dan kemampuan.

9. META MODEL
Meta model juga disajikan sebagai kerangka kerja untuk mengidentifikasi potensi
daerah untuk penelitian penipuan di masa depan, menyoroti pertanyaan terbuka berkaitan
dengan karakteristik penipu, memahami kombinasi karakteristik sebagai pendahulu
penipuan dan mengakui dampak dai karakteristik ini pada probabilitas. Menggunakan
kerangka kerja sebagai dasar, penelitian masa depan bisa menyelidiki daerah belum
dijelajahi, seperti interaksi antara konstruksi, mediasi dan efek moderasi control dan alat
yang lebih baik atau pendekatan untuk meningkatkan prosedur deteksi.

B. CONTOH KASUS

1. CONTOH PENYALAHGUNAAN ASET


Esvaldas Rimasauskas, didakwa melakukan tindak kejahatan pencurian identitas,
penipuan finansial, dan pencucian uang sepanjang 2013-2015. Pria asal Lithuania itu
melakukan penipuan terhadap dua perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat
(AS), Facebook dan Google. Pria berusia 50 tahun tersebut melakukan penipuan dengan
total kerugian mencapai US$ 122 juta. Masing-masing Facebook US$ 99 juta dan Google
US$ 23 juta. Esvaldas melancarkan aksinya dengan metode Business Email Compromise
(BEC). Ia mengirimkan tagihan kepada kedua perusahaan menggunakan email
beridentitas Quanta Computer, perusahaan manufaktur di Taiwan, lengkap dengan
dokumen dan surat kontrak yang dipalsukan. Facebook dan Google percaya tagihan itu
dan mengirimkan uang. Namun pada 2017, aksi itu ketahuan dan Esvaldas akhirnya
dijatuhi hukuman. Fraud dengan metode BEC ini disebut-sebut tak hanya dialami oleh
Facebook dan Google. Berdasarkan data FBI, total kerugian yang dialami perusahaan di
seluruh dunia melalui penipuan BEC mencapai US$ 12,5 miliar. Modus operandi yang
dilakukan umumnya ialah membajak email dan mengirimnya seakan asli dari mitra bisnis
perusahaan. Kasus fraud yang dialami Facebook dan Google ini merupakan salah satu
contoh kasus fraud jenis Aset misappropriation.

2. CONTOH KORUPSI
Karen Galaila Agustiawan selaku Direktur Hulu PT Pertamina periode 2008-2009
dan Dirut PT Pertamina periode 2009-2014 bersama-sama dengan Direktur Keuangan PT
Pertamina Frederick ST Siahaan, Manajer Merger dan Akusisi PT Pertamina 2008-2010
Bayu Kristanto dan Legal Consul and Compliance Genades Panjaitan dinilai telah
melakukan perbuatan melawan hokum. Karen divonis 8 tahun penjara ditambah denda
Rp 1 miliar subsider 4 bulan kurungan karena dinilai terbukti melakukan korupsi dalam
proses "participating interest" (PI) atas blok Basker Manta Gummy
(BMG) Australia tahun 2009. Karen terbukti memperkaya anak usaha Roc Oil Company
Ltd Australia. Menurut majelis hakim, anak usaha Roc diperkaya Rp 568 miliar.

3. CONTOH KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengklaim mencatatkan kinerja keuangan
cemerlang pada 2018 lalu, dengan laba bersih US$ 809 ribu atau sekitar Rp 11,33 miliar.
Namun dua komisaris perusahaan menolak menandatangani laporan keuangan karena
menduga ada kejanggalan pencatatan transaksi demi memoles laporan keuangan tahunan
2018. Dua komisaris tak sepakat dengan salah satu transaksi kerja sama dengan PT
Mahata Aero Teknologi, perusahaan rintisan (startup) penyedia teknologi wifi on board,
yang dibukukan sebagai pendapatan oleh manajemen. 
Kronologinya, Mahata bekerja sama secara langsung dengan PT Citilink
Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia yang dianggap menguntungkan hingga US$
239,9 juta. Dalam kerja sama itu, Mahata berkomitmen menanggung seluruh biaya
penyediaan, pemasangan, pengoperasian, dan perawatan peralatan layanan
konektivitas. Pihak Mahata sebenarnya belum membayar sepeserpun dari total
kompensasi yang disepakati hingga akhir 2018, namun manajemen tetap mencatat
laporan itu sebagai pendapatan kompensasi atas hak pemasangan peralatan layanan
konektivitas dan hiburan dalam pesawat. Sampai pada akhirnya, laporan keuangan
Garuda Indonesia menorehkan laba bersih. Namun, hal itu terendus oleh pihak regulator.
Pada akhirnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan tertulis III dan
mengenakan denda sebesar Rp 250 juta kepada Garuda Indonesia, serta menuntut
perusahaan untuk memperbaiki dan menyajikan laporan keuangan. Tak hanya itu,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan denda masing-masing sebesar Rp 100 juta
kepada Garuda Indonesia dan seluruh anggota direksi. OJK juga mewajibkan perusahaan
untuk memperbaiki dan menyajikan kembali laporan keuangan 2018. Bagi Kantor
Akuntan Publik (KAP), OJK membekukan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama 1 tahun
kepada KAP Kasner Sirumapea. Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga membekukan
izin terhadap AP Kasner Sirumapea selama 12 bulan. Skandal keuangan yang dialami
Garuda Indonesia ini merupakan contoh kasus fraud jenis Fraudulent Statements.

4. CONTOH CYBER CRIME


NASA dan Departemen Pertahanan AS Kasus cyber crime ini terjadi pada tahun
1999 dan dilakukan oleh peretas berusia 15 tahun bernama Jonathan James. James
berhasil menembus komputer divisi Departemen Pertahanan AS dan memasang backdoor
pada servernya. Hal ini memungkinkan peretas untuk mencegat ribuan email internal dari
berbagai organisasi pemerintah termasuk nama pengguna dan kata sandi untuk berbagai
komputer militer. Dengan data-data tersebut, James dapat mencuri software NASA yang
dikabarkan memiliki nilai sekitar 1.7 juta dolar. Karena tindakannya tersebut, James
ditangkap dan dijatuhi hukuman.

Anda mungkin juga menyukai