Anda di halaman 1dari 12

Analisis Varians, Pertumbuhan, Keserasian dan Efisiensi Belanja dalam

menilai Kinerja Belanja pada Laporan Realisasi Anggaran


(Studi Kasus pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Periode 2020-2022)

Dian Widya Ningsih 1)


Dr. Dwi Novita, SE.I.,M.Ak2)
1)
Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
dianwidya67@gmail.com
dwinovitaekis@gmail.com

ABSTRAK
Studi ini menyelidiki kinerja belanja daerah dalam Laporan Realisasi
Anggaran pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung TA 2020–2022. Sesuai dengan teori akuntansi sektor publik,
peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Analisis varians,
analisis pertumbuhan anggaran, analisis keserasian, dan analisis efisiensi
belanja sebagai instrumen analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja
belanja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja belanja telah berada
dalam kategori kinerja yang baik atau dalam kategori varians yang disukai.
Pertumbuhan Belanja selama kurun waktu 2020-2022 mengalami fluktuasi.
Keserasian atau keseimbangan belanja daerah lebih menitikberatkan fokus
lebih pada belanja operasi dibandingkan dengan belanja modal dan telah
terbukti berhasil melakukan implementasi efisiensi pengeluaran belanja
dengan tingkat efisiensi yang baik dengan rasio efisiensi belanja berada di
bawah 100%.
Kata kunci : laporan realisasi anggaran, kinerja belanja, analisis varians,
efisiensi belanja

ABSTRACT
The objective of this study is to examine the fiscal performance of the
Communication and Information Service in the Bangka Belitung Islands
Province, as indicated in the Budget Realization Report for the period 2020-
2022. The researchers employed a quantitative descriptive approach consistent
with public sector accounting theory. The analytical tools used to determine
spending performance in the budget realization report consist of variance
analysis, budget growth analysis, harmony analysis and spending efficiency
analysis. The research results show that based on variance analysis, shopping
performance has shown good performance or in the favorable variance
category. Expenditure growth exhibited fluctuations during the 2020-2022
period. Harmony or balance of regional spending focuses more on operational
spending than capital spending and has been proven to be successful in
implementing good spending efficiency with a spending efficiency ratio of less
than 100%.
Keywords : budget realization reports, spending performance, variance
analysis, efficiency

PENDAHULUAN

Sebagai langkah untuk mencapai akuntabilitas pertanggungjawaban dan keterbukaan


informasi dalam pengelolaan keuangan negara di lingkungan pemerintahan,
pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan tersebut diungkapkan melalui penyajian
laporan keuangan. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 30
menegaskan bahwa Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah
tentang Pertanggunjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
anggaran berakhir yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah berpedoman pada Standar Akuntansi


Pemerintah (SAP) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah. Hal tersebut dilakukan dalam tujuan memperoleh laporan
keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, sehingga dapat memberi dukungan dalam
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah
demi tercapai sebuah tata pemerintahan yang baik. Sehingga dapat menjadi landasan dalam
membangun dan memelihara praktek pemerintahan yang baik.

Menurut Ratmono dan Sholihin (2019) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah
bagian integral tak terpisahkan dari laporan keuangan pemerintah yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran pendapatan dan belanja dengan realisasinya selama satu periode
tahun anggaran. Dibandingkan dengan neraca, LRA memiliki peran yang lebih signifikan
karena merupakan laporan keuangan daerah yang pertama kali disusun sebelum neraca, laporan
operasional, dan laporan arus kas. Komponen Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mencakup
anggaran pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit LRA, dan pembiayaan yang masing-
masing dianalisis dalam konteks perbandingan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Suatu alat yang menunjukkan pencapaian kinerja pemerintah daerah diperlukan untuk
menentukan seberapa besar pertanggungjawaban keuangan daerah. Menurut Tantri dan
Irmawati (2018), belanja daerah merupakan komponen penting dalam menilai kinerja
berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Belanja daerah menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Oleh karena itu, penilaian
terhadap kinerja penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) oleh
pemerintah daerah melalui analisis belanja daerah menjadi suatu hal penting yang perlu
dilakukan.

Analisis belanja daerah diperlukan untuk menilai, mengukur, dan mengevaluasi sejauh
mana pemerintah daerah mampu memanfaatkan APBD secara ekonomis, efisien, dan efektif
dalam mendukung pelaksanaan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan optimal
(Mahmudi:2019). Sejumlah instrumen analisis yang dapat digunakan untuk menilai dan
mengevaluasi kinerja pengeluaran belanja daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
mencakup analisis varians belanja, analisis pertumbuhan belanja, analisis keserasian belanja,
dan analisis efisiensi belanja.

Dengan memperhatikan penjelasan sebelumnya, permasalahan yang dapat dirumuskan


sebagai berikut antara lain:
1. Bagaimana hasil kinerja pengeluaran belanja pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2020-2022 jika diukur dengan
analisis varians belanja apakah dapat dianggap baik dan memuaskan?
2. Bagaimana hasil kinerja pengeluaran belanja pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2020-2022 jika diukur dengan
analisis pertumbuhan belanja apakah dapat dianggap positif?
3. Bagaimana hasil kinerja pengeluaran belanja pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2020-2022 jika diukur dengan
analisis keserasian belanja apakah dapat dianggap seimbang?
4. Bagaimana hasil kinerja pengeluaran belanja pada Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2020-2022 jika diukur dengan
analisis efisiensi belanja apakah dapat dianggap efisien?
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari data sekunder berupa Laporan
Realisasi Anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Periode Anggaran 2020 sampai dengan 2022. Metode penelitian yang digunakan ialah
deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa tujuan dari metode penelitian
deskriptif kuantitatif ialah untuk memberikan deskripsi yang akurat, faktual, serta sistematis
terhadap suatu kondisi, peristiwa, atau kejadian. Dalam menganalisis Laporan Realisasi
Anggaran, instrumen yang digunakan berupa analisis rasio yang melibatkan perbandingan hasil
yang dicapai dalam suatu periode anggaran dengan periode sebelumnya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan yang terjadi. Instrumen analisis data
yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut:

Analisis Varians Belanja (Selisih Belanja)


Mahmudi (2019:155) mengatakan bahwa varians belanja dapat dilakukan perhitungan
dengan cara:

Perbedaan antara realisasi belanja dan anggaran belanja dapat dikategorikan menjadi
dua kategori, yaitu Selisih Disukai/Favourable Variance yang terjadi ketika pengeluaran aktual
yang dikeluarkan lebih kecil dari anggaran belanja. Dan Selisih Tidak Disukai/Unfavourable
Variance terjadi ketika pengeluaran aktual melebihi anggaran belanja yang telah ditetapkan.

Analisis Pertumbuhan Belanja

Mahmudi (2019) mengungkapkan bahwa analisis pertumbuhan belanja digunakan


untuk menilai atau mengevaluasi tingkat pertumbuhan setiap kategori pengeluaran belanja,
apakah pertumbuhan tersebut positif, rasional dan dapat dijelaskan secara bertanggung jawab.
Analisis Keserasian Belanja

Mahmudi (2019) menjelaskan bahwa Analisis keserasian belanja bermanfaat untuk


melihat keseimbangan antar berbagai pengeluaran belanja. Keserasian belanja dapat diketahui
menggunakan perhitungan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Belanja Operasi terhadap Total Belanja

b. Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja

Analisis Efisiensi Belanja

Untuk mengukur tingkat efisiensi suatu kegiatan pemerintah dapat menggunakan


analisis efisiensi belanja dengan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
Analisis Efisiensi Belanja = x 100%
𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

Tabel 1 Tingkat Efisiensi

Sumber : Mahsun (2012:187)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang telah diperoleh berupa Laporan Realisasi Anggaran Periode Anggaran 2020
hingga 2022 dianalisis menggunakan instrumen berupa analisis varians, pertumbuhan belanja,
analisis keserasian, serta analisis efisiensi belanja. Sehingga menghasilkan hasil sebagai
berikut:
Analisis Varians Belanja

Tabel 2 Analisis Varians Belanja Periode Anggaran 2020-2022

Tahun Anggaran Realisasi Varians Belanja Kinerja


Selisih
2020 22.086.960.195 20.802.376.074 1.284.584.121 Disukai
Selisih
2021 25.433.457.142 23.709.161.119 1.724.296.023 Disukai
Selisih
2022 22.665.136.773 21.110.315.137 1.554.821.636 Disukai
Sumber : Data diolah (2023)

Berdasarkan Tabel 2 diatas, kinerja pengeluaran belanja Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditinjau dari hasil analisis varians belanja telah
menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini dikuatkan oleh pandangan Mahmudi (2019) yang
menyatakan bahwa Pemerintah Daerah dianggap berhasil dalam kinerja keuangan belanja
ketika pengeluaran yang terealisasi tidak melebihi target atau anggaran yang telah ditetapkan.
Sebaliknya, disebut memiliki kinerja keuangan belanja yang kurang baik apabila pengeluaran
melebihi anggaran yang ditetapkan.

Pada tahun 2020 perbedaan atau selisih antara realisasi dan anggaran belanja sebesar Rp.
1.284.584.121 yang menunjukkan bahwa pengeluaran yang terealisasi lebih kecil daripada
anggaran yang ditetapkan. Kemudian pada tahun 2021 menunjukkan selisih antara realisasi
belanja dan anggaran belanja sebesar Rp. 1.724.296.023 dimana lebih besar dibandingkan
dengan selisih tahun 2020. Selanjutnya pada tahun 2022, selisih antara realisasi dan anggaran
belanja sebesar Rp. 1.554.821.636 dimana selisih tersebut mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan selisih tahun 2021. Sehingga dari hasil analisis tersebut, menunjukkan
bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
memanfaatkan anggaran belanja dengan baik dan bijak dimana realisasi belanja yang
dikeluarkan lebih kecil dari anggaran belanja yang telah ditetapkan atau termasuk dalam selisih
yang disukai/ Favourable Variance.
Analisis Pertumbuhan Belanja

Tabel 3 Analisis Pertumbuhan Belanja Tahun Anggaran 2020-2022

%
Realisasi Belanja Realisasi
Tahun Kenaikan/Penurunan Pertumbu
Tahun t-1 Belanja tahun t
han
2019-2020 21.708.925.186 20.802.376.074 - 906.549.112 -4,5
14,24
2020-2021 20.802.376.074 23.709.161.119 2.906.785.045
-10,92
2021-2022 23.709.161.119 21.110.315.137 - 2.598.845.982
Sumber: Data diolah (2023)

Berdasarkan Tabel 3 diatas, pertumbuhan belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020
pertumbuhan belanja mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar
Rp. 906.549.112 atau sebesar -4,5%. Kondisi ini terjadi karena adanya pemangkasan anggaran
dikarenakan pandemi Covid-19 sesuai regulasi dari pemerintah pusat. Kemudian pertumbuhan
belanja pada tahun 2021 mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun 2020 sebesar Rp.
2.906.785.045 atau sebesar 14,24%. Hal ini menunjukkan Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berhasil bangkit mengupayakan pertumbuhan
belanja-nya bergerak positif di masa akhir Pandemi Covid-19. Selanjutnya pada tahun 2022,
pertumbuhan belanja mengalami penurunan kembali sebesar Rp. 2.598.845.982 atau sebesar -
10,92% dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini disebabkan karena anggaran belanja pada
tahun 2022 mengalami penurunan jika disandingkan dengan anggaran belanja tahun 2021
sehingga berpengaruh pada penurunan pertumbuhan belanja.

Analisis Keserasian Belanja

Tabel 4 Rasio Belanja Operasi dan Belanja Modal terhadap total Belanja
Realisasi Realisasi Rasio (%)
Total Belanja
Tahun Belanja Belanja Belanja Belanja
Daerah
Operasi Modal Operasi Modal
2020 19.349.820.774 1.452.555.300 20.802.376.074 93,02 6,98
2021 22.374.398.319 1.334.762.800 23.709.161.119 94,37 5,63
2022 20.794.963.907 315.351.230 21.110.315.137 98,51 1,49
Sumber : Data diolah (2023)
Berdasarkan Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa hasil analisis keserasian belanja Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2020-
2022 dihitung menggunakan rasio belanja operasi dan belanja modal terhadap total belanja,
bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari tahun ke
tahun lebih menekankan fokus penggunaan anggaran untuk belanja operasi dibandingkan
belanja modal. Belanja operasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung merupakan belanja yang terdiri dari belanja pegawai seperti gaji, belanja barang dan
jasa untuk kegiatan rutin, serta belanja hibah. Sedangkan untuk belanja modal dialokasikan
untuk pembelian peralatan dan mesin.

Hasil perhitungan menggunakan tersebut diatas menunjukkan :

a. Rasio belanja operasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung TA 2020-2022 terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020
menggunakan belanja operasi sebesar 93, 02% dari total belanja daerah dengan realisasi
sebesar Rp. 19.349.820.774. Selanjutnya pada tahun 2021 mengalami peningkatan
mencapai 94,37% atau sebesar Rp22.374.398.319. Kemudian kembali terjadi
peningkatan pada tahun 2022 belanja operasi mencapai angka 98,51% dengan nilai
realisasi Rp. 20,794,963,907 dari total belanja daerah.
b. Rasio belanja modal Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung TA 2020-2022 cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020
menggunakan belanja modal sebesar 6,98 % dari total belanja daerah dengan realisasi
sebesar Rp. 1.452.555.300. Selanjutnya pada tahun 2021 mengalami penurunan
menjadi 5,63% atau sebesar Rp. 1.334.762.800. Kemudian penurunan kembali terjadi
pada tahun 2022 belanja operasi hanya di angka 1,49% atau sebesar Rp. 315,351,230
dari total belanja daerah. Penurunan belanja modal dari tahun ke tahun ini terutama
drastis pada tahun 2022 disebabkan karena beberapa komponen belanja dalam belanja
modal seperti belanja peralatan dan mesin dianggarkan dalam jumlah yang lebih sedikit
dikarenakan sudah dibelanjakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan selama tahun 2020 sampai dengan 2022, keserasian atau keseimbangan
belanja daerah lebih memfokuskan pada belanja operasi dibandingkan belanja modal. Menjadi
satu dari banyak Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki peran krusial dalam mendukung
kegiatan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Komunikasi dan
Informatika lebih banyak menggunakan anggaran belanja operasi untuk membiayai kegiatan
rutin terutama untuk kegiatan pengelolaan informasi, pengelolaan komunikasi publik,
pengelolaan aplikasi, internet dan komunikasi, kemudian kegiatan statistik hingga persandian
dan keamanan. Sedangkan untuk belanja modal digunakan untuk pembelian peralatan dan
mesin seperti alat studio, alat komunikasi, serta komputer.

Analisis Efisiensi Belanja

Tabel 5 Analisis Efisiensi Belanja Tahun Anggaran 2020-2022

Tahun Anggaran Realisasi Rasio Efisiensi (%)


94.18
2020 22,086,960,195 20,802,376,074
93.22
2021 25,433,457,142 23,709,161,119
93.14
2022 22,665,136,773 21,110,315,137
Sumber: Data diolah (2023)

Berdasarkan Tabel 5 di atas, kinerja belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung TA 2020 sampai dengan 2022 diukur dengan analisis efisiensi
dikategorikan telah melakukan efisiensi belanja dengan baik. Hal ini terbukti selama kurun
waktu 2020-2022, rasio efisiensi belanja kurang dari 100% atau dalam kategori efisien dengan
rata-rata 93.5%. Kemudian penyerapan anggaran selama kurun waktu tersebut dinilai sudah
dalam kategori efektif dengan persentase penyerapan diatas 90% tiap tahunnya.

SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai masalah dan tujuan maka dapat disimpulkan:

1. Kinerja atau performa belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Periode 2020-2022 diukur menggunakan analisis varians belanja
menunjukkan kinerja yang baik dimana realisasi pengeluaran belanja yang dikeluarkan
lebih kecil dari anggaran belanja yang telah ditentukan.
2. Kinerja atau performa belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Periode 2020-2022 dipandang dari analisis pertumbuhan belanja
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 pertumbuhan belanja negatif
sebesar -4,5% dikarenakan adanya pemangkasan anggaran akibat Pandemi Covid-19.
Kemudian pada 2021, pertumbuhan belanja bergerak positif mencapai 14,24%.
Selanjutnya pada tahun 2022 dikarenakan penurunan anggaran belanja, pertumbuhan
belanja kembali menurun sebesar -10,92% dari tahun sebelumnya.
3. Kinerja atau performa belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Periode 2020-2022 dipandang dari analisis keserasian belanja lebih
meletakkan fokus lebih pada pemanfaatan anggaran untuk belanja operasi dibandingkan
belanja modal. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
menggunakan belanja operasi untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja
hibah. Sedangkan belanja modal dialokasikan untuk pembelian peralatan dan mesin.
4. Kinerja atau performa belanja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Peiode 2020-2022 dipandang dari analisis efisiensi belanja dikategorikan
telah melakukan kinerja belanja secara efisiens dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
persentase rasio efisiensi selama kurun waktu 2020-2022 kurang dari 100% atau dalam
kategori efisien dengan rata-rata 93.5%. Kemudian penyerapan anggaran selama kurun
waktu tersebut dinilai sudah dalam kategori efektif dengan persentase penyerapan diatas
90% tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Keuangan Negara


Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.
Ratmono,d., &Sholihin, M. (2019). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. UPP STIM
YKPN

Tantri, S. N., & Irmawati, P. (2018). Analisis Kinerja Anggaran Belanja Pada Dinas
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012–2016. Jati: Jurnal Akuntansi
Terapan Indonesia, 1(1), 27-37.

Mahmudi. (2019). Analisis Keuangan Laporan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN

Halim, A. (2013). Akuntansi keuangan daerah. Yogyakarta: Salemba Empat.


Sugiyono. (2017). Metode Penelitian KuantitatiF, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
CV.
Fitra, A. (2019). Analisis Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah.
Malang:IRDH
Amelia, S. (2022). Analisis kinerja belanja daerah dalam laporan realisasi anggaran (LRA)
badan pengelola keuangan dan aset daerah Kabupaten Sukabumi. JAZ: Jurnal
Akuntansi Unihaz, 5(1), 76-84.

Yanti, F., & Syafitri, A. (2023). Analisis Varians, Pertumbuhan, Keserasian Belanja Dalam
Menilai Kinerja Anggaran Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Kabupaten Musi Rawas. Smart Accounting Journal, 11(1), 37-48.

Apriyanti, F. W., Tiara, S., & Dewi, R. S. (2019, September). Analisis Kinerja Belanja Dalam
Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Kabupaten
Serdang Bedagai. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian (Vol. 2, No. 2, pp.
1289-1298).

Meyasha, I., Fhatimah, P., & Soleiman, E. C. (2020). Analisis Kinerja Belanja Dalam Laporan
Realisasi Anggaran Pada Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Jurnal Ekonomi
Manajemen, 15(1), 9-16.
Amelia, P. S., Nursyahbani, D., & Bharata, R. W. (2023). ANALISIS KINERJA BELANJA
DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) PADA KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2019-2021. JURNAL
MANEKSI, 12(2), 308-313.

Rina, E. S. I. N. L., & Haryadi, M. (2020). Analisis Kinerja Belanja Dalam Laporan Realisasi
Anggaran Pada Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan
Timur. Ekonomia, 9(2), 271-281.

Anda mungkin juga menyukai