Disusun Oleh:
Fajriyan Ahmad Sudrajat NIM : 2311161032
Muhammad Rifai Fauzi NIM : 2311161094
Dosen Pembimbing:
Dr. Nadiem Anwar., ST., MT.
NID. 412124861
PROGAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021
Cimahi, 22 Pebruari 2021
Pembimbing Rancangan Pabrik
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pra Rancangan
Pabrik Etanol dari Singkong.dengan Kapasitas Produksi 22.500 Ton/Tahun” dengan
tepat waktu guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini:
1. Dr. Nadiem Anwar, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ir. Gatot Trilaksono, MSc. selaku Koordinator Pra Rancangan Pabrik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Lulu Nurdini, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Orang Tua kami yang senantiasa memberikan doa, serta dukungan materi dan moril
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pra-rancangan pabrik ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, maka
dari itu kami memohon maaf dan berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
vii
Universitas Jenderal Achmad Yani
LEMBAR PERUNTUKKAN I
Dalam pembuatan laporan Pra-Rancangan Pabrik Etanol ini, tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini:
1. Allah SWT yang telah memberikan keluasan ilmunya, nikmat sehat dan kekuatan
sehingga saya bisa sampai di titik ini, di mana kelulusan sudah ada di depan mata.
Serta puji syukur tak lupasaya panjatkan kepada Rabku yang selalu memberikan
kesejukan di tengah hiruk pikuk keduniawian yang fana ini.
2. Mamah dan Bapa yang paling ku cinta dan paling berjasa dalam hidupku, yang selalu
memberikan dukungan melalui kasih sayang, support, dan doa disetiap waktu.
3. Diri saya sendiri, terimakasih sudah bisa keluar dari circle yang tidak di harapkan,
alhamdulillah tidak henti nya saya ucapkan, sehingga bisa fokus untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Lanceuk urang hihijina Abror, terimakasih untuk fasilitas untuk menunjang selama
berkuliah.
5. Tidak lupa adikku Nahda yang selalu jadi partner kuliner ketika pulang kerumah
disaat sedang jenuh dengan perkuliahan.
6. Muhammad Rifai Fauzi, sebagai partner pra-rancangan pabrik. Terimakasih telah
berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga perjuangan nya tidak menjadi
sia-sia dan bisa berguna di kemudian hari
7. Barudak Kabeh dulur : ( Ijal partner maen PES sampai tidak ingat waktu, sikembar
Ega Egi yang selalu menyediakan masalah perkopian, sigit lele, teguh, raka, fey yang
telah menjadi pengepush rank, deni, misbahkh, iduy partner jogging, dan barudak
yang lainnya maaf barudak terlalu banyak kalau disebutkan) sing sukses untuk semua
barudak kabeh dulur, semoga dihari tua kita bisa menceritakan kesuksesan kita.
8. Tidak lupa terimakasih untuk Dian Angela dan Siti Maria yang telah memberikan
bantuan dan support nya sehingga poin no 3 bisa terwujud, hatur nuhun pisan !!,
bahagia selalu buat kalian.
9. Barudak Kala Hitam partner travelling kemana pun gasskeun, disaat bosen dengan
keadaan, tanpa basa basi langsung liburan !
viii
Universitas Jenderal Achmad Yani
10. Teman-teman teknik kimia, khususnya angkatan 2016, terimakasih yang telah
membuat kenangan atau pun momen kebersamaan, terimakasih sedih senang nya,
kalian luar biasa.
11. Para Dosen, Staff TU, Staff Laboratorium Teknik Kimia UNJANI yang selama ini
membantu dalam proses menjalani perkuliahan.
12. Dan untuk kamu Lena Sari hehe yes i know, and i accept you as you are. Terimakasih
dut untuk kehadiran kamu dan semua kebaikan kamu buat aku, aku seneng bisa
melewati hari bareng kamu walaupun kamu suka bete gajelas wkwk, banyak cerita
yang sudah dijalani dari yang manis sampe yang paling manis, terimakasih sudah
mau membuat cerita bersama aku orang yang emosian tapi kamu tetap sabar
menghadapinya, and I love you for that. Aku berharap kamu selalu bahagia dan selalu
tersenyum setiap hari. Semoga kamu mendapatkan pendamping yang bisa buat kamu
lebih baik dan lebih dekat kepada Tuhan. Jika suatu saat nanti aku baca ini kembali
aku gaakan lupa pernah nulis kalimat setulus ini.
ix
Universitas Jenderal Achmad Yani
LEMBAR PERUNTUKKAN II
Dalam pembuatan laporan Pra-Rancangan Pabrik Etanol ini, tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini:
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir rancangan pabrik sesuai dengan yang diharapkan.
2. Kedua orang tua yaitu ayah dan ibu yang telah memberi semangat penuh untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Keluarga besar, terutama untuk sepupu, Erna Ainal Mardiah, yang selalu mendengarkan
keluh kesah selama mengerjakan tugas akhir ini.
4. Ibu Lulu Nurdini, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia yang telah memberikan
ilmunya serta banyak membantu penulis selama kuliah di Jurusan Teknik Kimia
Universitas Jenderal Achmad Yani.
5. Bapak Dr. Nadiem Anwar., ST., MT. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir Rancangan
Pabrik, yang sudah meluangkan waktu dan memberikan ilmu untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
6. Ibu Dr. Putu Teta., ST., MT. selaku dosen wali akademik yang selalu memberikan ilmu
dan selalu memberikan arahan selama masa perkuliahan.
7. Seluruh dosen, Staff TU, Staff Laboratorium Teknik Kimia Universitas Jenderal Achmad
Yani. Serta Pak Dadang yang selalu memberi senyum yang tulus untuk
mahasiswa/mahasiswi di gedung kurnia.
8. Fajriyan Ahmad Sudrajat sebagai partner Rancangan Pabrik, partner terbaik yang selalu
bisa diajak diskusi untuk menyelesaikan setiap permasalahan dalam tugas akhir ini,
partner yang selalu baik dan mengerti segala kondisi, serta berjuang bersama untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia khususnya angkatan 2016 kloter haji yang
telah menemani dan melewati selama 4,5 tahun ini.
10. Nicky Qori Rahmawati ST. dan Evi Ojo Nurjanah ST. yang selalu membantu dan
memberikan arahan dalam menyusun tugas akhir rancangan pabrik ini.
11. Lena Sari M ST. dan Muna Alfi A ST. yang selalu memberikan semangat yang tidak
akan pernah pudar hingga akhir.
x
Universitas Jenderal Achmad Yani
12. Fahmi Mardiansyah dan Ayu Sari Larasati yang sama-sama mengerti dan berjuang
bersama dan selalu punya tempat di hati.
13. Kabeh dulur yang telah dan selalu memberikan dukungan selama 3,5 bulan ini.
14. Koko Jansen, Adri dan Krishna yang selalu menjadi penyemangat yang tidak pernah
pudar.
15. Hafidz Prayoga, Dali M Rusli, Hafitzh Fansyuri dan Nabyl Ghozi yang telah menemani
dari maba dan menjadi tempat untuk bercerita.
16. Hania Najmi Meidina, Rr Shalma dan Fitri Asihani yang telah menjadi partner dalam
dua tugas akhir sebelumnya.
17. Nurul Hermawati yang berusaha untuk menjadi pendengar.
18. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
xi
Universitas Jenderal Achmad Yani
DAFTAR ISI
xii
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.3.1 Saccharomyces cereviciae ............................................................................. 16
BAB III URAIAN PROSES................................................................................................ 17
3.1. Diagram Alir Proses.............................................................................................. 17
xiii
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.2.4 Reaktor Sakarifikasi (R-102) ......................................................................... 32
4.2.5 Cooler (E-102) ............................................................................................... 33
4.2.6 Fermentor (R-103) ......................................................................................... 33
4.2.7 Heater (E-104) ............................................................................................... 33
4.2.8 Kolom Distilasi (D-101) ................................................................................ 34
4.2.9 Cooler (E-105) ............................................................................................... 34
BAB V SPESIFIKASI ALAT ............................................................................................. 35
5.1 Peralatan Utama .................................................................................................... 35
5.1.1 Reaktor........................................................................................................... 35
5.1.2 Mixing Tank ................................................................................................... 37
5.2 Peralatan Pemisah ................................................................................................. 38
xiv
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5 Peralatan Transportasi........................................................................................... 53
xv
Universitas Jenderal Achmad Yani
7.2.2 Elemen-elemen Pengendalian........................................................................ 87
BAB VIII TATA LETAK PABRIK .................................................................................... 94
8.1 Tata Letak Pabrik .................................................................................................. 94
10.4 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Struktur Gaji ......................... 123
xvi
Universitas Jenderal Achmad Yani
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kebutuhan Etanol di Indonesia Tahun 2015-2019 ....................................... 2
Tabel 1. 2 Stoikiometri Reaksi Pembuatan Etanol dari Singkong ........................................ 4
Tabel 2. 1 Daftar Komposisi Kimia Singkong/100 g............................................................ 9
Tabel 2. 2 Sifat Fisik Etanol................................................................................................ 11
Tabel 4. 1 Laju Alir Massa dan Kalor Tiap Aliran ............................................................. 21
Tabel 4. 2 Neraca Massa pada Screen Washer ................................................................... 24
Tabel 4. 3 Neraca Massa pada Rolling Crusher.................................................................. 24
Tabel 4. 4 Neraca Massa pada Mixing Tank 1 .................................................................... 25
Tabel 4. 5 Neraca Massa pada Rotary Drum Filter 1 ......................................................... 25
Tabel 4.6 Neraca Massa pada Bak Pengendap ................................................................... 25
Tabel 4. 7 Neraca Massa pada Mixing Tank 2 .................................................................... 26
Tabel 4. 8 Neraca Massa pada Splitter................................................................................ 26
Tabel 4. 9 Neraca Massa pada Heater ................................................................................ 26
Tabel 4. 10 Neraca Massa pada Reaktor Likuifikasi .......................................................... 27
Tabel 4. 11 Neraca Massa pada Cooler .............................................................................. 27
Tabel 4. 12 Neraca Massa pada Membran Ultrafltrasi 1 .................................................... 28
Tabel 4. 13 Neraca Massa pada Reaktor Sakarifikasi......................................................... 28
Tabel 4. 14 Neraca Massa pada Cooler .............................................................................. 28
Tabel 4. 15 Neraca Massa pada Membran Ultrafltrasi 2 .................................................... 29
Tabel 4. 16 Neraca Massa pada Fermentor ......................................................................... 29
Tabel 4. 17 Neraca Massa pada Rotary Drum Filter 2 ....................................................... 30
Tabel 4. 18 Neraca Massa pada Heater .............................................................................. 30
Tabel 4. 19 Neraca Massa pada Kolom Distilasi ................................................................ 31
Tabel 4. 20 Neraca Massa pada Cooler .............................................................................. 31
Tabel 4. 21 Neraca Energi pada Heater .............................................................................. 31
Tabel 4. 22 Neraca Energi pada Reaktor Likuifikasi .......................................................... 32
Tabel 4. 23 Neraca Energi pada Cooler .............................................................................. 32
Tabel 4. 24 Neraca Energi pada Reaktor Sakarifikasi ........................................................ 32
Tabel 4. 25 Neraca Energi pada Cooler .............................................................................. 33
Tabel 4. 26 Neraca Energi pada Fermentor ........................................................................ 33
Tabel 4. 27 Neraca Energi pada Heater .............................................................................. 33
xvii
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 4. 28 Neraca Energi pada Kolom Distilasi................................................................ 34
Tabel 4. 29 Neraca Energi pada Cooler .............................................................................. 34
Tabel 6. 1 Kebutuhan Air Proses Pabrik Etanol ................................................................. 65
Tabel 6. 2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat Pemroses ................................................. 65
Tabel 6. 3 Kebutuhan Pemakaian Air Untuk Umpan Boiler .............................................. 66
Tabel 6. 4 Kebutuhan Pemakaian Air Untuk Keperluan Domestik .................................... 67
Tabel 6. 5 Kebutuhan Steam Sebagai Media Pemanas ....................................................... 68
Tabel 6. 6 Kebutuhan Listrik Untuk Proses Produksi......................................................... 69
Tabel 6. 7 Jenis Lampu Untuk Penerangan......................................................................... 70
Tabel 6. 8 Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan................................................................ 70
Tabel 6. 9 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Kantor dan Ruang Kontrol ...................... 71
Tabel 6. 10 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Lainnya.................................................. 72
Tabel 6. 11 Total Kebutuhan Listrik ................................................................................... 73
Tabel 7. 1 Sistem Perpipaan dari Mixing Tank 1 keRotary Drum Filter ............................ 79
Tabel 7. 2 Sistem Perpipaan dari Rotary Drum Filter ke Bak Pengendap ......................... 80
Tabel 7. 3 Sistem Perpipaan Pati dari Bak Pengendap ke Mixing Tank 1 .......................... 80
Tabel 7. 4 Sistem Perpipaan Air dari Bak Pengendap ke Mixing Tank 1 ........................... 81
Tabel 7. 5 Sistem Perpipaan dari Heater ke Reaktor Likuifikasi ....................................... 81
Tabel 7. 6 Sistem Perpipaan Dekstrin dari Cooler ke Membran Ultrafiltrasi 1.................. 82
Tabel 7. 7 Sistem Perpipaan dari Membran Ultrafiltrasi 1 ke Reaktor Sakarifikasi........... 82
Tabel 7. 8 Sistem Perpipaan dari Cooler ke Membran Ultrafiltrasi 2 ................................ 83
Tabel 7. 9 Sistem Perpipaan dari Membran Ultrafiltrasi 2 ke Fermentor ........................... 83
Tabel 7. 10 Sistem Perpipaan dari Fermentor ke Rotary Drum Filter 2............................. 84
Tabel 7. 11 Sistem Perpipaan dari Heater ke Kolom Distilasi ........................................... 84
Tabel 7. 12 Sistem Perpipaan dari Cooler ke Tangki Penyimpanan Etanol ....................... 85
Tabel 7. 13 Jenis Variabel dan Kontroler yang Digunakan ................................................ 87
Tabel 7. 14 Data Instrumen Pengendali pada Pra Rancangan Pabrik Etanol ..................... 89
Tabel 8. 1 Perincian Luas Tanah Area Proses .................................................................... 97
Tabel 9. 1 Total Harga Peralatan ...................................................................................... 101
Tabel 9. 2 Pembayaran Pinjaman Bank ............................................................................ 104
Tabel 9. 3 Proyeksi Laba Bersih (Rp 000) ........................................................................ 105
Tabel 9. 4 Perhitungan Aliran Dana (Rp 000) .................................................................. 106
xviii
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 10. 1 Pembagian Waktu Kerja Non-shift ................................................................ 122
Tabel 10. 2 Pembagian Waktu Kerja Shift ........................................................................ 122
Tabel 10. 3 Jadwal Pembagian Waktu Kerja Karyawan Shift .......................................... 123
Tabel 10. 4 Jumlah dan Latar Belakang Pendidikan Karyawan ....................................... 124
Tabel 10. 5 Perincian Gaji Karyawan ............................................................................... 127
xix
Universitas Jenderal Achmad Yani
DAFTAR GAMBAR
xx
Universitas Jenderal Achmad Yani
ABSTRAK
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol dengan rumus molekul 𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻 yang dihasilkan
melalui proses fermentasi. Etanol digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
handsanitizer dan mempunyai berbagi manfaat di antaranya yaitu untuk industri farmasi,
industri kosmetik, industri minuman berkarbonasi, industri cat dan lain-lain. Permintaan
etanol di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan produksi etanol yang
menyebabkan jumlah impor semakin meningkat. Jumlah impor etanol pada tahun 2019
mencapai 588,710 ribu ton. Hal ini dikarenakan permintaan akan etanol semakin meningkat,
namun produsen dalam negeri tidak dapat memenuhinya. Maka dari itu, diperlukan
pendirian pabrik untuk memenuhi kebutuhan etanol di Indonesia. Pembuatan etanol
dilakukan dengan cara hidrolisis pati dari singkong sehingga menghasilkan limbah yang
dapat dimanfaatkan dan fermentasi yang memerlukan ragi untuk menunjangnya. Selain itu,
ketersediaan bahan baku juga mendukung pendirian pabrik ini. Setiap 1 kg etanol dapat
dihasilkan dari bahan baku singkong sebanyak 2,83 kg. Pabrik ini dirancang untuk kapasitas
22.500 ton/tahun. Pabrik ini akan didirikan di kabupaten Tulangbawang pada tahun 2023.
Dari hasil analisa ekonomi diperoleh payback period 2,94 tahun dan ROI sebesar 24,14%.
Selain itu laju pengembalian modal (IRR) sebesar 37,96% yang bernilai lebih tinggi
dibandingkan bunga bank 10%. Titik impas (BEP) tercapai saat pabrik hanya memproduksi
42,41% dari kapasitas total pabrik. Berdasarkan hasil analisa tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pabrik pembuatan etanol dari singkong dengan proses fermentasi layak untuk
didirikan.
xxi
Universitas Jenderal Achmad Yani
ABSTRACT
Ethanol is one of alcohol with the molecular formula 𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻 which is produced through
the fermentation process. Ethanol is used as the main raw material for making hand
sanitizer, pharmaceutical industry, cosmetics industry, carbonated beverage industry, paint
industry and the others. Ethanol demand in Indonesia tends to be higher than sugar
production which causes the number of imports to increase. The amount of ethanol imports
in 2019 reached 588,710 thousand tons. The demand of ethanol increases, but the domestic
producers weren’t able to fulfil. Therefore, it is necessary to establish a factory due the
demand for ethanol in Indonesia. The process of ethanol is carried out by hydrolysis starch
from cassava to produce waste which be able to utilize and fermentation which requires
yeast. The availability of raw materials also supports the establishment of this factory. Every
1 kg of ethanol can be produced from cassava as much as 2,83 kg. The plant is designed for
a capacity 22.500 tons/year. This factory will be established in Tulangbawang district in
2023. Based on results of the economic analysis, the payback period is 2,94 years and ROI
is 24,14%. In addition, the rate of return on capital (IRR) is 37,96% which is higher than
the bank interest rate of 10%. The break event point (BEP) is reached when the factory only
produces 42,42% of the total factory capacity. It be able to conclude, the ethanol
manufacture plant from cassava with the fermentation process is feasible to be established.
xxii
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu aspek yang penting dalam kehidupan. Namun,
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih rendah. Kurangnya kesadaran
terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit. Salah satu contoh terjangkitnya
penyakit adalah kurangnya kesadaran dari hal yang terkecil seperti mencuci tangan,
di mana tangan adalah anggota tubuh yang paling rentan untuk terkena bakteri.
Sehingga, masyarakat membutuhkan suatu cara alternatif untuk membersihkan
tangan dari bakteri tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu produk yang disebut
handsanitizer.
1
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 1.1 Data Kebutuhan Etanol di Indonesia Tahun 2015-2019
2
Universitas Jenderal Achmad Yani
650000
Jumlah Impor
600000
(ton/tahun)
550000
500000
450000
400000 Jumlah Impor (ton/tahun)= 36.294,96 (Tahun) -
72.684.383,91
350000
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
3
Universitas Jenderal Achmad Yani
Bahan baku yang dibutuhkan agar dapat memproduksi 1 kg etanol dihitung
menggunakan konversi reaksi pertama, kedua, dan ketiga berturut-turut 97,7%,
97%, dan 98% (Patent US2012/0171731 A1), serta kandungan pati dalam
singkong sebesar 35,3% (Widiastoety, 2003). Berikut perhitungan stokiometri
reaksi pembuatan etanol dari singkong ditunjukkan pada Tabel 1.2
Reaksi I
Reaksi (C6 H10 O5)1000 100(C6 H10 O5)10
Mula – mula (kmol) 0,0000059807 -
Bereaksi dengan
konversi 97,7% 0,0000058432 0,00058432
(kmol)
Sisa (kmol) 0,0000001375 0,00058432
Reaksi II
Reaksi (C6 H10 O5)10 10H2 O 10(C6 H12 O6)
Mula – mula (kmol) 0,00058432 0,0058432 -
Bereaksi dengan
konversi 97% 0,0005668 0,005668 0,005668
(kmol)
Sisa (kmol) 0,00001752 0,0001752 0,005668
Reaksi III
Reaksi C6 H12 O6 2C2 H5 OH 2CO 2
Mula – mula (kmol) 0,005668 - -
Bereaksi dengan
konversi 98% 0,0055546 0,0111092 0,0111092
(kmol)
Sisa (kmol) 0,0001134 0,0111092 0,0111092
4
Universitas Jenderal Achmad Yani
1 kg glukosa
Kebutuhan glukosa = kg glu kosa = 0,005668 kmol glukosa
180
kmol glukosa
1 kmol dekstrin
0,005668 kmol glukosa x
10 kmol glukosa
Kebutuhan dekstrin = = 0,00058432 kmol dekstrin
97%
1 kg etanol kg etanol
Etanol yang dihasilkan dari pati = 0,0968 kg pati = 10,33 kg pati
5
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 1.2 Peta Lokasi Pabrik Etanol
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan etanol yaitu singkong. Lampung
merupakan penyumbang singkong terbesar di Indonesia. Pada tahun 2019, produksi
singkong di Lampung mencapai 4.430.733 ton (Badan Pusat Statistik, 2019). Oleh
karena itu, pemenuhan bahan baku untuk lokasi pabrik di kabupaten Tulangbawang,
provinsi Lampung ini dapat berlangsung dengan mudah.
1.5.2 Pasar
Etanol banyak digunakan dalam pembuatan bahan baku gas etilen, bahan bakar
minyak, obat kumur, pembersih, kecantikan dan minuman berakohol. Lokasi pabrik
tidak terlalu jauh dari kota-kota besar seperti Palembang, Banten dan Jabodetabek yang
merupakan kawasan industri, sehingga pemasaran mudah dilakukan. Industri yang
menggunakan etanol di antaranya yaitu PT. Brataco (Jakarta), PT. Flint Group
Indonesia (Bekasi), PT. Rahayu Damar Lestari (Jakarta), dan masih banyak lagi
industri lainnya yang dapat menjadi target pasar dari pabrik etanol ini.
6
Universitas Jenderal Achmad Yani
1.5.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik.
Proses produksi akan berjalan lancar dengan adanya tenaga kerja yang terdidik dan
terampil. Tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari masyarakat sekitar pabrik
maupun luar daerah. Di kabupaten Tulungbawang terdapat 8 SMK negeri dan 15 SMK
swasta diantaranya memiliki jurusan yang dapat mendukung tenaga kerja pabrik seperti
jurusan kimia industri, kimia analisis, teknik pemesinan, teknik kontruksi, teknik
listrik, akuntansi dan pemasaran. Selain SMK, di provinsi Lampung juga terdapat
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang ternama seperti UNILA (Universitas
Lampung), ITERA (Institut Teknologi Sumatera) dan UBL (Universitas Bandar
Lampung). Dilihat dari lembaga pendidikan, kebutuhan tenaga kerja untuk pabrik ini
dapat dipenuhi oleh masyarakat sekitar.
1.5.5 Utilitas
Utilitas pabrik ini meliputi listrik dan air. Kebutuhan listrik didapat dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Terdapat Pembangkit Listrik seperti PLTA Batuteg,
PLTU Lampung, PLTU Lampung Tengah, PLTA Semangka, PLTU Sebalang, PLTP
Pertamina Geothermal Energy, dan pembangkit listrik lainnya yang dapat memenuhi
kebutuhan listrik untuk pabrik etanol ini. Sedangkan untuk kebutuhan air dapat diambil
dari sungai Way Seputih, Way Terusan, Way Pengubuan, dan Way Pegadungan.
7
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Singkong
Singkong atau ubi kayu (manihot utilissima) merupakan salah satu tanaman yang
tersebar luas di Indonesia dan sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara di dunia.
Tanaman yang berasal dari dataran Amerika ini merupakan tumbuhan tahunan tropika
dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Singkong tumbuh pada curah hujan berkisar antara 1.500 - 2.500/tahun dan suhu
udara minimal sekitar 10 ºC. Bila suhunya di bawah 10 ºC menyebabkan pertumbuhan
tanaman sedikit terhambat dan menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang
sempurna. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tumbuhan ini sekitar 10 jam/hari
terutama untuk kesuburan daun. Kelembaban udara optimal antara 60%- 65% dan pH
yang dibutuhkan 4,5- 8,0 dengan pH ideal 5,8. Ketinggian tempat yang sesuai untuk
tanaman ubi kayu antara 10– 700 mdpl, dan masih bisa tumbuh sampai ketinggian
1.500 mdpl.
Singkong segar mengandung senyawa glokosida sianogenik dan bila terjadi proses
oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN)
yang ditandai dengan bercak warna biru, akan menjadi toxin (racun) bila dikonsumsi
pada kadar HCN lebih dari 50 ppm. Pengelompokan ubi kayu berdasarkan kadar HCN
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Tidak boleh dikonsumsi bila kadar HCN lebih dari 100 ppm (rasa pahit), seperti
varietas Adira II, Adira IV dan Thailand,
2. Dianjurkan tidak dikonsumsi bila kadar HCN 40 – 100 ppm (agak pahit), seperti
varietas UJ-5,
3. Boleh dikonsumsi bila kadar HCN kurang dari 40 ppm (tidak pahit), seperti
varietas Adira I dan Manado.
Ada hubungan antara kadar HCN ubi kayu segar dengan kandungan pati.
Semakin tinggi kadar HCN maka kadar pati akan meningkat. Oleh karena itu, industri
8
Universitas Jenderal Achmad Yani
tapioka umumnya menggunakan varietas berkadar HCN tinggi (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2011). Singkong memiliki efek farmakologis sebagai
antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan (Pratiwi, 2008).
Singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B, vitamin C, dan amilum yang ditunjukan pada Tabel 2.1. Selain sebagai
makanan, tanaman ini memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Daun singkong
berkhasiat sebagai obat penambah darah, minyak pijat bayi, dan obat sondhep
(angina/angina duduk), sedangkan umbinya berkhasiat sebagai obat lambung,
minuman penguat tulang, obat patah tulang, penangkal mabuk perjalanan, pencegah
sakit ginjal dan obat perut kembung (masuk angin). Batang singkong dapat berguna
sebagai obat luka ringan seperti luka iris oleh benda tajam (Nafilah dkk., 2017). Dengan
perkembangan teknologi, singkong dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan
bahan baku industri pakan ternak. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan
(farmasi). Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman ini menjadikannya
memiliki nilai jual terutama di pasar tradisional.
Komposisi Kadar
Air 63,0 %
Protein 0,6 g
Karbohidrat 35,3 g
Serat 1,6 g
Lemak 0,2 g
Ca 30 mL
Fe 1,1 mL
P 49 mL
Thiamin 0,12 mg
Riboflavin 0,06 mg
Niacin 2,2 mg
Sumber: Widiastoety, 2003
9
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.2 Etanol
Etanol, dengan rumus molekul C 2 H5 OH adalah zat kimia yang tidak berwarna,
berbentuk cair pada temperatur kamar, mudah menguap dan sedikit berbau ringan.
Etanol merupakan senyawa yang tidak terdapat secara bebas di alam. Zat ini adalah
golongan alkohol biasa atau alkohol primer yang dapat dihasilkan dengan fermentasi
gula oleh ragi. Etanol biasanya disebut alkohol atau disebut juga etil alkohol dan
minuman beralkohol. Sedangkan bioetanol adalah etanol yang dibuat dengan
fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya. Untuk rumus bangun
etanol tertera pada Gambar 2.1.
10
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Etanol
11
Universitas Jenderal Achmad Yani
Etanol Asam Aseta Etil Asetat Air
3. Reaksi Oksidasi
C2 H5 OH → C2 H4 O + H 2 O
4. Reaksi dengan Fosfor Iodida Menghasilkan Etil Iodida
3C2 H5 OH + PI 3 → 3C2 H5 I + P(OH)3
5. Reaksi Dehidrasi
C2 H5 OH → C2 H4 + H 2 O
12
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.2.3.1 Hidrolisis Pati dengan Asam
Proses hidrolisis asam menggunakan senyawa asam sebagai katalis, baik asam
lemah maupun asam kuat. Secara umum hidrolisis asam encer terdiri dari dua tahap.
Pada tahap pertama sebagian besar pati akan terhidrolisis menjadi maltosa. Tahap
kedua dioptimasi untuk menghidrolisis maltosa sehingga menghasilkan dekstrosa.
Jenis asam encer yang biasanya digunakan untuk hidrolisis ini adalah HCl encer.
Kelemahan dari hidrolisis asam encer adalah degradasi gula hasil di dalam reaksi
hidrolisis dan pembentukan produk samping yang tidak diinginkan. Proses hidrolisis
dengan asam encer memiliki keterbatasan dalam hal efisiensi recovery gula, yaitu
hanya sebesar 50%. Hal ini dikarenakan pada proses degradasi gula terjadi
pembentukan produk yang tidak diinginkan seperti furfural yang merupakan bahan
kimia yang digunakan dalam industri plastik. Furfural ini dapat mematikan
mikroorganisme yang melakukan proses fermentasi. Keuntungan utama penggunaan
asam encer adalah reaksinya yang cepat sehingga mempercepat proses berikutnya,
sedangkan kerugiannya yaitu hasil gula yang diperoleh sedikit (Badger 2002).
Degradasi gula dan produk samping ini akan mengurangi hasil produksi dekstrosa.
Beberapa senyawa inhibitor yang dapat terbentuk selama proses hidrolisis asam encer
adalah furfural, 5-hydroxymethylfurfural (HMF), asam levulinik, asam asetat, asam
format, asam uronat, asam 4-hydroxybenzoic, asam vanilik, vanillin, phenol,
cinnamaldehyde, formaldehida, dan beberapa senyawa lain (Taherzadeh & Karimi,
2007). Proses hidrolisis asam pekat (concentrated acid hydrolysis), meliputi proses
dekristalisasi pati dengan asam pekat (misalnya HCl) dan dilanjutkan dengan hidrolisis
pati dengan asam encer. Masalah utama dari proses hidrolisis pati dengan asam adalah
pemisahan gula dengan asam, recovery asam, dan rekonsentrasi asam (Scheper, 2007).
Hidrolisis pati dengan katalis asam memerlukan energi yang sangat besar pada proses
pemanasannya. Hidrolisis pati ini juga memerlukan peralatan yang tahan korosi,
sehingga membutuhkan biaya investasi dan pemeliharaan yang tinggi (Taherzadeh &
Karimi, 2007).
13
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.2.3.2 Hidrolisis Pati dengan Enzim
Proses pembuatan etanol terdiri dari gelatinisasi, likuifikasi, sakarifikasi,
fermentasi dan distilasi.
a. Gelatinasi
b. Likuifikasi
Proses likuifikasi dilakukan untuk memecah rantai pati yang telah tergelatinasi
menjadi dekstrin, maltosa, dan sejumlah kecil dekstrosa dengan bantuan enzim α-
amilase. Penambahan enzim α-amilase menyebabkan viskositas larutan menurun
sehingga proses pengadukan lebih efisien. Adapaun reaksi yang terjadi pada likuifikasi
sebagai berikut:
Pati Dekstrin
c. Sakarifikasi
14
Universitas Jenderal Achmad Yani
Proses ini menghasilkan substrat yang memiliki nilai DE 97,2 % (U.S Patent
2012/0171731A1). Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah sebagai berikut:
d. Fermentasi
e. Distilasi
Menurut KBBI, distilasi merupakan proses memanaskan benda cair atau padat
hingga berubah menjadi uap yang disalurkan ke dalam bejana yang terpisah, kemudian
dikondensasikan dengan pendingin. Untuk memurnikan etanol menjadi berkadar lebih
dari 95%, supaya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Etanol hasil fermentasi yang
mempunyai kemurnian sekitar 10% harus melewati proses distilasi untuk memisahkan
etanol dengan air.
15
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.3 Mikroba
Peragian gula merupakan proses pembuatan etanol yang sudah digunakan
secara luas. Dalam proses fermentasi alkohol digunakan mikroba. Mikroba ini dapat
mengubah glukosa menjadi alkohol dan gas CO 2 . Mikroba yang umum digunakan
adalah ragi yang termasuk golongan eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa
jenis, antara lain Saccharomyces anamenesis, Saccharomyces pombe dan
Saccharomyces cereviciae. Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi
alkohol yang berbeda. Ragi menurut kegiatan selama fermentasi terbagi atas 2 bagian
yaitu:
16
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB III
URAIAN PROSES
3.1. Diagram Alir Proses
Proses produksi etanol dari bahan baku singkong diuraikan pada Gambar 3.1.
Singkong
Tangki Sakarifikasi
Rolling Crusher 60°C ; pH 5 ; 24 Jam
Enzim
Air Cooler glukoamilase
Mixer
Mixer
Heater
Heater 96,79°C
105°C Distilasi
Larutan Etanol 95%
Tangki Liquifikasi
90-95°C ; pH 6-7;
Enzim
2 jam
α-amilase
Cooler
Cooler
60°C Etanol
Membran
Ultrafiltrasi I
17
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.2. Deskripsi Proses
18
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.2.3 Proses Pemurnian Produk
Produk yang keluar dari fermentor berupa etanol berkadar 7-10%. Untuk
menghasilkan kadar etanol lebih baik perlu adanya proses pemisahan antara etanol dan air
menggunakan menara distilasi. Sebelum menuju menara distilasi, produk dialirkan
kedalam heater untuk menaikan temperatur. Pada distilasi I akan menghasilkan etanol
dengan kemurnian 95%, sedangkan produk bawah berupa air diteruskan ke unit
pengolahan limbah.
19
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB IV
NERACA MASSA DAN ENERGI
Proses pembuatan Etanol dari bahan baku singkong digambarkan pada Gambar 4.1
W-101 BC-101 RC-101 M-101 RDF-101 BP-101 R-101 R-102 R-103 U-101 D-101 D-101 RB-101 T-101 T-102 T-103 T-104 T-105 T-106 E-101 E-102
RDF-102 U-102 Tangki P-101 P-105 P-109
Drum Screen BC-102 Rolling M-102 Bak Reaktor Reaktor Reaktor Distilation Condesor Reboiler Tangki Tangki Tangki Tangki Tangki Heater 1 Cooler 1 P-102 P-106 P-110
Water BC-103 Crusher Mixer Rotary Drum Pengendap Liquifikasi Sakarifikasi Fermentasi Membran Penyimpanan Penyimpanan Enzim Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
E-104 E-103 P-103 P-107 P-111
BC-104 Filter Ultrafiltrasi Enzim α-amilase glukoamilase Urea Diammonium Ragi Etanol
Phospate Heater 2 Cooler 2 P-104 P-108 P-112
Belt
E-105 Pompa
Compeyor
Cooler 3
2
23 24 25
13 18
10b
P-104
A/B
5 7 60
RC-101 105
P-101 1 31
11
A/B 29
15
BP-101 10 M-102 11 12 R-101 14
R-102
9 R-103
P-105 P-106 P-111
Onggok P-102 P-103 95
3 E-101 A/B E-102 A/B 19 A/B
A/B A/B 1
RDF-101 22 26
M-101 E-104
E-103 28
32 T-106
U-101 E-105
P-108 RB-101
A/B D-101
17
Air dan Pengotor 20
P-110 RDF-102 P-112
P-107 35 A/B
A/B
A/B 1 U-102 27 30
P-109
A/B
Menuju IPAL
20
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 4.1 Laju Alir Massa dan Kalor Tiap Aliran
21
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 4.1 Laju Alir Massa dan Kalor Tiap Aliran (Lanjutan)
Stream 10c 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Treferensi 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
(°C)
T (°C) 30 30 95 30 95 60 60 60 30 60 35 35
P (bar) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju Alir Massa Komponen (kg/jam)
Air 72486,22 11642,48 11642,48 - 11642,48 11642,48 - 11642,48 - 10973,61 10973,61 -
Serat - - - - - - - - - - - -
Pati 294,84 6352,08 6352,08 - 146,10 146,10 146,10 - - - - -
Pengotor - - - - - - - - - - -
Dekstrin - - - - 6205,98 6205,98 - 6205,98 - 186,18 186,18 -
α-amilase - - - 9,36 9,36 9,36 9,36 - - - - -
β-amilase - - - - - - - - - - - -
Gluko- - - - - - - - - 8,56 8,56 8,56 8,56
amilase
Glukosa - - - - - - - - - 6688,67 6688,67 -
Urea - - - - - - - - - - - -
DAP - - - - - - - - - - - -
Yeast - - - - - - - - - - - -
CO2 - - - - - - - - - - - -
Etanol - - - - - - - - - - - -
Total 72781,07 17994,56 17994,56 9,36 18003,92 18003,92 155 17848,46 8,56 17857,03 17857,03 8,56
Q(kJ/jam) 722385,20 330218,32 5656572,69 196,50 4913444,48 2377111,12 - 2360356,35 179,85 2372436,28 659061,18 -
22
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 4.1 Laju Alir Massa dan Kalor Tiap Aliran (Lanjutan)
Stream 22 23 24 25 26 26a 27 28 29 30 31 32
Treferensi 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
(°C)
T (°C) 35 35 35 35 35 35 35 35 76,7909 100,203 55 30
P (bar) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Laju Alir Massa Komponen (kg/jam)
Air 109763,61 - - - 10973,613 1097,361 9876,25 9876,25 9718,241015 158,0111 158,0111
Serat - - - - - - - - - - -
Pati - - - - - - - - - - -
Pengotor - - - - - - - - - - -
Dekstrin 186,18 - - - 186,18 - 186,18 - - - - -
α-amilase - - - - - - - - - - - -
β-amilase - - - - - - - - - - - -
Gluko- - - - - - - - - - - - -
amilase
Glukosa 6688,67 - - - 133,773 - 133,773 - - - - -
Urea - 66,89 - - 66,887 - 66,887 - - - - -
DAP - - 33,44 - 33,443 - 33,443 - - - - -
Yeast - - - 2061,17 2061,17 - 2061,17 - - - - -
CO2 - - - - - 3204,62 - - - - - -
Etanol - - - - 3350,280 - 335,028 3015,25 3015,25 48,263 3125,00 3125,00
Total 17848,46 66,89 33,44 2061,17 16805,34 3204,62 3913,84 12891,50 12891,50 9766,504 3125,00 3125,00
Q(kJ/jam) 658701,48 218,37 157,91 14105,78 564322,04 94481,58 - 486359,82 3577431,62 3080637,26 247723,29 39866,59
23
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1 Neraca Massa
Dasar perhitungan neraca massa untuk setiap alat yang tertera pada lampiran
A dan hasil perhitungannya diuraikan sebagai berikut:
4.1.1 Screen Washer (W-101)
24
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.3 Mixing Tank 1 (M-101)
25
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.6 Mixing Tank 2 (M-102)
4.1.7 Splitter
26
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.9 Reaktor Likuifikasi (R-101)
Dekstrin 0 0 6205,98
17994,56 9,36
Total 18003,92
18003,92
27
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.11 Membran Ultrafiltrasi 1 (U-101)
28
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.14 Membran Ultrafiltrasi 2 (U-102)
Etanol 0 0 0 0 3350,28 0
Karbondioksida 0 0 0 0 0 3204,62
29
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.16 Rotary Drum Filter 2 (RDF-102)
30
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.1.18 Kolom Distilasi (D-101)
9766,504 3125,00
Total 12891,50
12891,50
Q (steam) 4570981,38 -
Total 4901199,70 4901199,70
31
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.2.2 Reaktor Likuifikasi (R-101)
32
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.2.5 Cooler (E-102)
33
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.2.8 Kolom Distilasi (D-101)
34
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
5.1 Peralatan Utama
5.1.1 Reaktor
35
Universitas Jenderal Achmad Yani
Waktu Operasi 24 jam
Dimensi dan Bahan Kontruksi
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Volume Tangki 55,94 m3
Diameter 3,62 m
Tebal Tangki 0,48 in
Tinggi Tangki 5,43 m
Jumlah Tangki 8 buah
3. Fermentor (R-103)
Tabel 5. 3 Spesifikasi Fermentor
Spesifikasi Keterangan
Kode R-103
Jenis Reaktor batch dengan media pendingin
Kondisi Operasi
Tekanan Desain 17,86 psi
Suhu Operasi 35 °C
Waktu Operasi 34 Jam
Dimensi dan Bahan Kontruksi
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Volume Tangki 55,33 m3
Diameter 3,56 m
Tebal Tangki 0,48 in
Tinggi Tangki 5,347 m
Jumlah Tangki 12 buah
36
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.1.2 Mixing Tank
37
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.2 Peralatan Pemisah
5.2.1 Rotary Drum Filter
38
Universitas Jenderal Achmad Yani
Jenis Bak pengendap jenis sirkular
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-240
Diameter dalam = 4,31 m = 169,85 In
Tinggi silinder = 6,47 m = 254,77 In
Dimensi Tinggi konis = 1,33 m = 52,429 In
Tebal silinder = 0,01 m = 0,57 In
Tebal konis = 0,0103 m = 0,41 In
Jumlah 1 buah
39
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tebal spiral membrane 0,00145 m
Jumlah 6 tube
Spesifikasi Keterangan
Kode D-101
Jenis Valve Tray
Fungsi Untuk meningkatkan konsentrasi
etanol sampai 95%
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA 285
Tekanan 15,95 psi
Jumlah Tray 31
Tinggi Kolom 16,08 m
Diameter kolom 2,396 m
Plate spacing 0,5 m
Lokasi feed masuk Plate ke 14 dari bawah
40
Universitas Jenderal Achmad Yani
Temperatur Keluar: 393 K Jumlah Tube: 302
Jumlah Passes: 2 Panjang: 6,10 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Larutan Pati (Dingin) Diameter: 21,25 in = 0,54 m
Laju Alir: 17994,56 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000018244 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 303 K
Temperatur Keluar: 368 K
Jumlah Passes: 1
41
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.3.3 Cooler (E-103)
Tabel 5.14 Spesifikasi Cooler
Spesifikasi Keterangan
Kode E-103
Fungsi - Menurunkan temperatur keluaran
reaktor sakarifikasi dari 60°C menjadi
35°C.
Tipe 1-2 Heat Exchanger Type Shell and
Tube
Beban (Q) 1713375,10 kJ/jam
Luas Perpindahan Panas 136,42 m2
Fouling Factor 0,002 jam.ft 2 °F/btu
ΔTLM 264,32 K
Bagian Buluh (Tube) Bagian Buluh (Tube)
Fluida: Larutan Dekstrin (Panas) Tube Material: Carbon Steel SA-285
Laju Alir: 17857,03 kg/jam Tube Pitch: 1,25-Triangular
Pressure Drop: 0,00399 psi Outside Diameter: 0,0254 m
Temperatur Masuk: 333 K Inside Diameter: 0,0212 m
Temperatur Keluar: 308 K Jumlah Tube: 344
Jumlah Passes: 2 Panjang: 5,12 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Air Pendingin (Dingin) Diameter: 27 in = 0,68 m
Laju Alir: 27196,43 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000000023 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 303 K
Temperatur Keluar: 318 K
Jumlah Passes: 1
42
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.3.4 Heater (E-104)
Tabel 5.15 Spesifikasi Heater
Spesifikasi Keterangan
Kode E-104
Fungsi - Suspensi dipanaskan dari temperatur
35°C menjadi 96,7909°C.
Tipe 1-2 Heat Exchanger Type Shell and
Tube
Beban (Q) 3091071,80 kJ/jam
Luas Perpindahan Panas 107,74 m2
Fouling Factor 0,001 jam.ft 2 °F/btu
ΔTLM 302,01 K
Bagian Buluh (Tube) Bagian Buluh (Tube)
Fluida: Steam (Panas) Tube Material: Carbon Steel SA-285
Laju Alir: 12891,5 kg/jam Tube Pitch: 1-Triangular
Pressure Drop: 0,10555 psi Outside Diameter: 0,019 m
Temperatur Masuk: 393 K Inside Diameter: 0,0034 m
Temperatur Keluar: 393 K Jumlah Tube: 376
Jumlah Passes: 2 Panjang: 4,79 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Larutan Etanol (Dingin) Diameter: 23,25 in = 0,59 m
Laju Alir: 1369 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000000222 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 308 K
Temperatur Keluar: 370,7909 K
Jumlah Passes: 1
43
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.3.5 Kondensor
Tabel 5.16 Spesifikasi Kondensor
Spesifikasi Keterangan
Kode CD-101
Fungsi - Untuk mengembukan uap etanol dari
temperatur 82,1793°C menjadi 55°C.
Tipe 1-2 Heat Exchanger Type Shell and
Tube
Beban (Q) 65716023,26 kJ/jam
Luas Perpindahan Panas 1745,9 m2
Fouling Factor 0,001 jam.ft 2 °F/btu
ΔTLM 285,91 K
Bagian Buluh (Tube) Bagian Buluh (Tube)
Fluida: Uap Etanol (Panas) Tube Material: Carbon Steel SA-285
Laju Alir: 66723,63 kg/jam Tube Pitch: 1-Triangular
Pressure Drop: 0,12373 psi Outside Diameter: 0,019 m
Temperatur Masuk: 355,18 K Inside Diameter: 0,0166 m
Temperatur Keluar: 328 K Jumlah Tube: 452
Jumlah Passes: 2 Panjang: 3,4 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Air Pendingin (Dingin) Diameter: 25 in = 0,635 m
Laju Alir: 1043111,48 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000001851 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 303 K
Temperatur Keluar: 318 K
Jumlah Passes: 1
44
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.3.6 Reboiler
Tabel 5.17 Spesifikasi Reboiler
Spesifikasi Keterangan
Kode RB-101
Fungsi - Untuk mengubah fasa cair menjadi gas.
Tipe 1-2 Heat Exchanger Type Shell and
Tube
Beban (Q) 65466952,19 kJ/jam
Luas Perpindahan Panas 2696,8 m2
Fouling Factor 0,001 jam.ft 2 °F/btu
ΔTLM 275,01 K
Bagian Buluh (Tube) Bagian Buluh (Tube)
Fluida: Steam (Panas) Tube Material: Carbon Steel SA-285
Laju Alir: 36810,71 kg/jam Tube Pitch: 1,25-Triangular
Pressure Drop: 0,42972 psi Outside Diameter: 0,019 m
Temperatur Masuk: 393 K Inside Diameter: 0,0166 m
Temperatur Keluar: 393 K Jumlah Tube: 376
Jumlah Passes: 2 Panjang: 5,45 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Air Pendingin (Dingin) Diameter: 29 in = 0,736 m
Laju Alir: 29007,47 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000000021 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 373,2 K
Temperatur Keluar: 373,21 K
Jumlah Passes: 1
45
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.3.7 Cooler (E-105)
Tabel 5.18 Spesifikasi Cooler
Spesifikasi Keterangan
Kode E-105
Fungsi - Untuk menurunkan temperature dari
55°C menjadi 35°C.
Tipe 1-2 Heat Exchanger Type Shell and
Tube
Beban (Q) 167459,53 kJ/jam
Luas Perpindahan Panas 15,142 m2
Fouling Factor 0,002 jam.ft 2 °F/btu
ΔTLM 262,44 K
Bagian Buluh (Tube) Bagian Buluh (Tube)
Fluida: Etanol (Panas) Tube Material: Carbon Steel SA-285
Laju Alir: 3125 kg/jam Tube Pitch: 1,25-Triangular
Pressure Drop: 0,00396 psi Outside Diameter: 0,0254 m
Temperatur Masuk: 328 K Inside Diameter: 0,0212 m
Temperatur Keluar: 308 K Jumlah Tube: 52
Jumlah Passes: 2 Panjang: 3,65 m
Bagian Pipa (Shell) Bagian Pipa (Shell)
Fluida: Air Pendingin (Dingin) Diameter: 12 in = 0,304 m
Laju Alir: 29007,47 kg/jam Shell Material: Carbon Steel SA-285
Pressure Drop: 0,000000203 psi Baffle Material: Carbon Steel SA-285
Temperatur Masuk: 303 K
Temperatur Keluar: 318 K
Jumlah Passes: 1
46
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4 Peralatan Pembantu
5.4.1 Rolling Crusher (RC-101)
Tabel 5.19 Spesifikasi Rolling Crusher
Spesifikasi alat Keterangan
Kode RC-101
Menghancurkan singkong menjadi bubur
Fungsi
singkong
Kapasitas (ton/jam) 27,68
Jenis Triple tooth roll crusher
Bahan konstruksi Stainless Steel
Diameter roll (m) 0,91
Face roll (m) 0,51
Roll setting (m) 0,00940
Kecepatan putaran roll 78
Daya (kW) 25,83
Jumlah 1 unit
47
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.3 Tangki Penyimpanan Enzim α-amilase
Tabel 5.21 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Enzim α-amilase
Spesifikasi Keterangan
Kode T-101
Menyimpan kebutuhan enzim α-
Fungsi
amilase untuk produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup
Bentuk
ellipsoidal dan alas datar
Kapasitas (m3 ) 8,10
Diameter dalam = 1,902 m = 74,868 in
Tinggi Tangki = 2,852 m = 112,3 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,033 m = 1,3126 in
Tebal Tutup = 0,033 m = 1,3126 in
Tebal Alas = 0,060 m = 2,531 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 1 unit
48
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.4 Tangki Penyimpanan Enzim Glukoamilase
Tabel 5.22 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Enzim Glukomilase
Spesifikasi Keterangan
Kode T-102
Menyimpan kebutuhan enzim
Fungsi
glukoamilase untuk produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup
Bentuk
ellipsoidal dan alas datar
Kapasitas (m3 ) 6,70
Diameter dalam = 1,785 m = 70,295 in
Tinggi Tangki = 2,678 m = 105,44 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,033 m = 1,3091 in
Tebal Tutup = 0,033 m = 1,3091 in
Tebal Alas = 0,058 m = 2,2892 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 1 unit
49
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.5 Tangki Penyimpanan Urea
Tabel 5.23 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Urea
Spesifikasi Keterangan
Kode T-103
Menyimpan kebutuhan urea untuk
Fungsi
produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup
Bentuk
ellipsoidal dan alas datar
Kapasitas (m3 ) 45,47
Diameter dalam = 3,263 m = 128,48 in
Tinggi Tangki = 6,527 m = 256,96 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,035 m = 1,3933 in
Tebal Tutup = 0,035 m = 1,3933 in
Tebal Alas = 0,058 m = 2,2892 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 1 unit
50
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.6 Tangki Penyimpanan Diammonium Phospate (DAP)
Tabel 5.24 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Diammonium Phospate (DAP)
Spesifikasi Keterangan
Kode T-104
Menyimpan kebutuhan diammonium
Fungsi
phospate (DAP) untuk produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup datar
Bentuk
dan alas kerucut
Kapasitas (m3 ) 18,58
Diameter dalam = 2,422 m = 95,339 in
Tinggi Tangki = 4,843 m = 190,68 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,034 m = 1,3526 in
Tebal Tutup = 0,034 m = 1,3526 in
Tebal Alas = 0,072 m = 2,8437 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 1 unit
51
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.7 Tangki Penyimpanan Ragi (Saccharomycess cerevisiae)
Tabel 5.25 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Ragi (Saccharomycess cerevisae)
Spesifikasi Keterangan
Kode T-105
Menyimpan kebutuhan ragi
Fungsi (Saccharomycess cerevisae) untuk
produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup datar
Bentuk
dan alas kerucut
Kapasitas (m3 ) 18,58
Diameter dalam = 4,240 m = 166,93 in
Tinggi Tangki = 8,480 m = 333,86 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,036 m = 1,43 in
Tebal Tutup = 0,036 m = 1,43 in
Tebal Alas = 0,103 m = 4,043 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 10 unit
52
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.4.8 Tangki Penyimpanan Etanol
Tabel 5.26 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Etanol
Spesifikasi Keterangan
Kode T-106
Fungsi Menyimpan hasil produksi etanol
Silinder vertical dengan tutup
Bentuk
ellipsoidal dan alas datar
Kapasitas (m3 ) 211,52
Diameter dalam = 5,642 m = 222,14 in
Tinggi Tangki = 8,464 m = 333,21 in
Dimensi Tebal Tangki = 0,037 m = 1,476 in
Tebal Tutup = 0,037 m = 1,476 in
Tebal Alas = 0,103 m = 4,862 in
Tekanan (psi) 14,7
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Jumlah 16 unit
53
Universitas Jenderal Achmad Yani
Temperatur Operasi 30 °C
Spesifikasi Keterangan
Kode P-102
Jenis Sentrifugal
54
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.4 Pompa (P-104)
Tabel 5.30 Spesifikasi Pompa 4
55
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.6 Pompa (P-106)
Tabel 5.32 Spesifikasi Pompa 6
56
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.8 Pompa (P-108)
Tabel 5.34 Spesifikasi Pompa 8
57
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.10 Pompa (P-110)
Tabel 5.36 Spesifikasi Pompa 10
58
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.12 Pompa (P-112)
Tabel 5.38 Spesifikasi Pompa 12
59
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.14 Belt Conveyor 2 (BC-102)
Tabel 5.40 Spesifikasi Belt Conveyor 2
60
Universitas Jenderal Achmad Yani
5.5.16 Belt Conveyor 4 (BC-104)
Tabel 5.42 Spesifikasi Belt Conveyor 4
61
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB VI
UTILITAS DAN PENANGANAN LIMBAH
6.1 Utilitas
Utilitas merupakan salah satu sistem yang memiliki peran dalam menunjang
keberhasilan suatu proses dalam sektor industri kimia. Oleh karena itu, sarana dan
prasarana diperlukan untuk mencapai kelangsungan tersebut. Berdasarkan
kebutuhannya, utilitas pabrik pembuatan etanol dari singkong dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Air memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah industri. Air
digunakan untuk berbagai kebutuhan, di antaranya:
1. Air proses, digunakan untuk keperluan proses pabrik seperti air yang
ditambahkan pada proses produksi.
2. Air pendingin digunakan sebagai media untuk menurunkan temperatur
umpan pada suatu unit proses.
3. Air umpan boiler, digunakan untuk memproduksi steam pemanas.
4. Air domestik, digunakan untuk keperluan umum kantor dan sanitasi.
Kebutuhan air pada pabrik etanol ini diperoleh dari sungai Way Sekampung,
karena kapasitas sungai yang memenuhi dan jaraknya tidak terlalu jauh dari pabrik.
62
Universitas Jenderal Achmad Yani
Di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air (water intake) yang
dilengkapi dengan bar screen sebagai tempat pengolahan awal air sungai.
Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Penyaringan (screening)
Penyaringan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada proses
screening, partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan
bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan ikut terbawa
bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya.
b. Koagulasi dan flokulasi
Proses koagulasi dalam pengolahan air adalah penggumpalan partikel kecil
menjadi partikel yang lebih besar, sehingga dapat dipisahkan melalui proses
sedimentasi, filtrasi atau mebran. Penggumpalan partikel dalam proses
koagulasi dan flokulasi dilakukan dengan penambahan koagulan dan dilakukan
pemutaran cepat. Setelah itu akan terbentuk flok-flok yang mudah mengendap.
Koagulan yang dipakai berupa tawas (Al2 (SO 4 )3 ), karena merupakan senyawa
amfoter yang dapat bereaksi sebagai asam maupun basa untuk mengendapkan
partikel kecil.
c. Pengendapan
Proses pengendapan padatan (flok-flok) yang terbentuk dari proses flokulasi
dan sebagai koagulasi secara gravitasi. Alat yang digunakan berupa settling
tank. Selanjutnya flok-flok yang belum terendapkan dialirkan ke pengolahan
secara filtrasi.
d. Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan memisahkan flok-flok termasuk partikel BOD dalam air. Pada proses ini
terjadi penyaringan partikel yang belum dapat terendapkan pada settling tank.
Pada filter, tersusun beberapa adsorben seperti karbon aktif, pasir silica dan
antracit yang disusun dengan urutan tertentu. Hal itu dilakukan supaya air yang
keluar dari filter menghasilkan air bersih. Selain itu, adanya absorben pada filter
mampu memisahkan ion besi dan mangan pada air. Kemudian air tersebut
ditampung dalam tangka penampungan air bersih.
63
Universitas Jenderal Achmad Yani
Pengolahan air sampai filtrasi dilakukan untuk penyediaan air baku. Untuk
air domestic, laboratorium, kantin, tempat ibadah dan poliklinik dilakukan
proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman-
kuman di dalam air. Klor yang digunakan berupa kaporit, Ca(ClO) 2 . Khusus
untuk air minum, diteruskan ke penyaring air (water treatment system) serelah
dilakukan proses klorinasi, sehingga air yang keluar merupakan air sehat dan
mememnuhi syarat-syarat air minum.
e. Demineralisasi
Air untuk umpan boiler dan pendingin pada cooler harus murni dan bebas
dari zat pengotor maupun zat yang dapat membuat kerak. Untuk itu, perlu
dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi dibagi menjadi 2 yaitu
penukar kation (cation exchanger) dan penukar anion (anion exchanger).
Air baku dialirkan ke Cation Exchanger yang diisi resin cation berupa resin
asam kuat yang akan mengikat cation misalnya kalsium, magnesium, natrium,
kalium, besi, mangan dan aluminium yang kemudian melepaskan ion H+
sehingga kesadahan pada air berkurang dan meminimalisir terjadinya
pengerakan pada anion exchanger. Selanjutnya air mengalir ke Anion
Exchanger, di mana anion seperti klorida, karbonat, sulfat, nitrat, silika dalam
air bertukar dengan ion OH dari resin anion. Air keluar dari Anion Exchanger
hampir seluruh garam terlarutnya telah diikat, sehingga air tidak korosif. Air
demin yang dihasilkan kemudian disimpan di tanki penyimpanan (Demin Water
Storage) untuk digunakan sebagai air pendingin dan air proses. Untuk air umpan
boiler gas-gas terlarut dalam air dihilangkan dengan cara deaerasi dengan
penambahan hidrazin N 2 H2 . Kemudian air tersebut ditampung dalam tangki
penampungan dan diinjeksikan bahan-bahan kimia, yaitu fosfat untuk mencegah
timbulnya kerak dan dispersant untuk mencegah terjadinya penggumpalan atau
pengendapan fosfat. Perlakuan pada air sungai baik secara kimia dan fisika
dilakukan agar air yang digunakan dalam pabrik dapat memenuhi syarat air yang
baik digunakan untuk proses produksi maupun domestik. Adapun kebutuhan air
dapat dilihat pada uraian berikutnya.
64
Universitas Jenderal Achmad Yani
1. Kebutuhan Air Proses
Berdasarkan perhitungan dari neraca massa pada Lampiran A, kebutuhan
air proses pada pabrik etanol dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Kebutuhan Air Proses Pabrik Etanol
kg
Total kebutuhan air proses ( )
jam 99670,67 kg/jam
Kebutuhan air proses = =
kg 998 kg/m3
Densitas air ( )
m3
65
Universitas Jenderal Achmad Yani
kg
Total kebutuhan air pendingin ( jam ) 1785903,53 kg/jam
Kebutuhan air pendingin = =
kg 998 kg/m3
Densitas air ( 3 )
m
Diperkirakan air pendingin yang dibutuhkan untuk make up water adalah 10%
dari kebutuhan air pendingin, sehingga kebutuhan make up water adalah 178,948
m3 /jam. Maka total kebutuhan air pendingin adalah:
kg
Total kebutuhan umpan boiler ( jam ) 32420,93155 kg/jam
Kebutuhan umpan boiler = =
kg 998 kg/m3
Densitas air ( 3 )
m
66
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total kebutuhan air umpan boiler = kebutuhan air boiler + make up water
Total kebutuhan air domestik = 41040 L/jam = 41,04 m3 /jam = 984,96 m3 /hari
67
Universitas Jenderal Achmad Yani
5. Kebutuhan Air Pemadam Kebakaran
Air pemadam kebakaran merupakan salah satu bagian utilitas yang penting dari
pabrik etanol. Kebutuhan air di sektor ini sangat diperlukan jika suatu saat terjadi
musibah kebakaran yang menimpa salah satu bagian pabrik. Penggunaan air untuk
keperluan ini tidak dilakukan secara rutin dan kontinyu, tetapi hanya bersifat
sementara. Dalam praktiknya, kebutuhan air ini disalurkan melalui pipa hydran
yang tersambung melalui saluran yang melintasi seluruh lokasi pabrik.
68
Universitas Jenderal Achmad Yani
mengalami gangguan. Kebutuhan listrik di pabrik pembuatan dekstrosa dibagi
dalam beberapa kebutuhan, diantaranya sebagai berikut:
a. Kebutuhan Listrik Untuk Proses Produksi
69
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total (kW) 117,53367
Kebutuhan listrik untuk alat proses selama satu tahun diperkirakan sebesar:
Kebutuhan listrik proses = Total kebutuha perjam × 13 jam × 300 hari
Kebutuhan listrik proses = 117,53367 kW × 13 jam × 300 hari
Kebutuhan listrik proses = 458381,313 kW/tahun
9. Kantin 35 2 70 140
10. Perpustakaan 45 4 70 280
11. Jalan 300 10 50 500
70
Universitas Jenderal Achmad Yani
12. Area Proses 1500 25 70 1750
13. Ruang Control 200 8 70 1750
14. Area Utilitas dan Pengolahan Limbah 510 12 50 600
Terminal Pengisian Bahan Baku dan
15. 200 10 50 500
Pengampilan Produk
16. Area Gudang Bahan Baku 620 12 70 840
17. Area Gudang Produk 395 4 70 280
18. Laboratorium 150 6 70 420
19. Bengkel dan Gudang Peralatan 180 7 70 490
20. Parkiran 300 6 50 300
21. Safety Center 96 8 70 560
22. Training Center 240 15 70 1050
Total 12790
Total Kebutuhan Untuk Penerangan (kW) 12,79
Tabel 6.9 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Kantor dan Ruang Kontrol
71
Universitas Jenderal Achmad Yani
4. Dispenser 10 200 2000
5. Mesin Printer 10 40 400
6. Microwave 3 450 1350
7. Lemari Pendingin 3 100 300
Total 51550
Total Kebutuhan Untuk Keperluan Kantor dan Ruang
51,55
Kontrol (kW)
72
Universitas Jenderal Achmad Yani
Kebutuhan listrik keperluan lain = 441.000 kW/tahun
Berdasarkan uraian di atas, maka kebutuhan listrik untuk keberlangsungan
proses di PT. Etanol Indonesia ditunjukkan pada Tabel 6.11.
Bahan bakar merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu
industri. Kebutuhan bahan bakar ini menggunakan boiler sebagai sumber energi
untuk menghasilkan steam dan digunakan sebagai alternatif sumber listrik pada
generator jika aliran listrik dari PLN terganggu. Sumber energi pada pabrik Etanol
ini adalah sumber energi dari bahan bakar solar dan biogas. Hal itu karena bahan
bakar jenis solar harganya murah, mudah didapat dan mudah dalam
penyimpanannya serta biogas dihasilkan dari pemanfaatan limbah onggok yang
banyak setiap harinya. Adapun utilitas yang membutuhkan suplai energi adalah
sebagai berikut:
a. Boiler
Data yang diperoleh untuk menghitung kebutuhan bahan bakar boiler 1 untuk
penyediaan steam tekanan 1 bar:
- Kebutuhan steam : 38905,11786 kg/jam = 85771,102 lb/jam
73
Universitas Jenderal Achmad Yani
- Beban panas (Q) : 7707254,82 kJ/jam = 7305068,07 btu/jam
- Jenis boiler : Fire tube
- Bahan bakar : Solar
- Heating value (Hv) : 19799,39 btu/lb
- Densitas bahan (ρ) : 52,75 lb/ft 3
Mengitung kebutuhan solar untuk memenuhi sisa kebutuhan kalor pada boiler 1
yaitu:
L
Kebutuhan solar = 4753,44
hari
b. Generator Diesel
Generator yang digunakan memiliki efisiensi (η) 80%, maka output generator
sebagai berikut:
Dari data output generator, dipilih generator set dengan daya 500 kW sebanyak
1 buah dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Tipe : AC Generator
- Kapasitas : 500 kW
- Efisiensi : 80%
- Bahan bakar : solar
74
Universitas Jenderal Achmad Yani
- Jumlah Generator : 1 buah, 1 standbye
Kebutuhan bahan bakar untuk menjalankan generator set yaitu:
Biogas yang digunakan sebagai bahan bakar generator set terbuat dari
limbah padat yaitu onggok. Onggok yang dihasilkan setiap hari sebesar 478,232
ton/hari. Setiap ton onggok dapat memproduksi biogas sebanyak 24 m3 , sehingga
produksi biogas dari onggok adalah:
Generator set dengan bahan bakar biogas hanya dapat digunakan setiap 7
hari sekali. Sehingga generator set ini digunakan pada saat pasokan listrik dari PLN
sedang bermasalah. Asumsi pemadaman listrik selama 24 jam dalam 7 hari, maka
kebutuhan bahan bakar pabrik etanol yaitu:
75
Universitas Jenderal Achmad Yani
kelestarian lingkungan hidup sekitar pabrik. Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Sedangkan sebagian
limbah diolah supaya dapat digunakan kembali untuk keperluan proses dan
dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Limbah yang dihasilkan pabrik ini berupa
limbah padat, limbah cair dan limbah gas yang bersumber dari:
2. Limbah laboratorium
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik etanol ini yaitu onggok, slurry
yang berasal dari proses fermentasi dan limbah padat lainnya. Onggok (ampas
singkong) merupakan limbah yang berasal dari unit Rotary Drum Filter sisa dari
pemisahan pati dari ampasnya. Onggok masih memiliki kandungan karbohidrat
76
Universitas Jenderal Achmad Yani
sebagai sumber dan air yang tinggi, sehingga onggok dapat digunakan sebagai
umpan pada bioreaktor biogas atau pun dijual sebagai pakan ternak.
Limbah cair yang dihasilkan adalah limbah cair berpolutan. Limbah cair
berpolutan bersumber dari air hasil pencucian alat, pencucian bahan baku, dan air
sisa pengendapan pada bak pengendap pati. Limbah cair yang mengandung bahan
yang berpolutan pada pabrik dialirkan ke bak pengendap. Di tangki pengendapan,
limbah cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air
limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain
untuk diolah lebih lanjut. Untuk air sisa pengendapan pati dapat digunakan sebagai
campuran untuk membuat umpan biogas pada generator set biogas. Limbah cair
yang dihasilkan pabrik ini hanya mengandung polutan yang telah dapat
77
Universitas Jenderal Achmad Yani
disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah
mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang ke sungai
kembali.
78
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB VII
SISTEM PERPIPAAN DAN INSTRUMENTASI
Untuk menghitung ukuran pipa yang digunakan pertama dihitung laju alir
volumetrik kemudian mencari diameter optimum menggunakan persamaan yang
terdapat pada buku Timmerhaus halaman 496. Laju alir volumetrik dihitung dengan
persamaan berikut:
untuk aliran turbulen (NRe > 2100) ∶ Dopt = 3,9 Q0,45 ρ 0,13
79
Universitas Jenderal Achmad Yani
Schedule Number (SN) 40
80
Universitas Jenderal Achmad Yani
Laju alir fluida (F) 0,632 kg/s
81
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total friksi (ΣF) 6,030 J/kg
82
Universitas Jenderal Achmad Yani
Daya Pompa 0,347 kW
83
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 7. 10 Sistem Perpipaan dari Fermentor ke Rotary Drum Filter 2
84
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 7. 12 Sistem Perpipaan dari Cooler ke Tangki Penyimpanan Etanol
2. Pencatat (recorder)
3. Pengontrol (regulator)
85
Universitas Jenderal Achmad Yani
7.2.1 Jenis Pengendalian
1. Jenis-P (Proportional)
86
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 7. 13 Jenis Variabel dan Kontroler yang Digunakan
Variabel Kontroler
Laju alir dan tekanan cairan PI
Level cairan P atau PI
Temperatur PID
Komposisi P, P, PID
Sumber: Walas, 1990 halaman 41
87
Universitas Jenderal Achmad Yani
• Level menggunakan Level Controller (LC)
Pada pabrik etanol ini dipilih instrumentasi untuk setiap alat yang dikendalikan
disajikan pada Tabel 7.14.
88
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 7. 14 Data Instrumen Pengendali pada Pra Rancangan Pabrik Etanol
Instrume
No Nama Alat Kegunaan
n
Membran
2 PI Mengamati tekanan dalam alat
Ultrafiltrasi
1. Instrumentasi Reaktor
Reaktor berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi hidrolisis. Reaksi ini
sangat bergantung pada temperatur sehingga pada alat ini diperlukan pengaturan
temperatur. Sehingga instrumentasi pada reaktor likuifikasi adalah Temperature
Controller (TC) yang berfungsi untuk mempertahankan temperatur operasi pada
suhu reaksi. Reaktor ini juga dilengkapi dengan Level Controller (LC).
89
Universitas Jenderal Achmad Yani
LC
T
C
TC
PI
T
C
90
Universitas Jenderal Achmad Yani
TC
4. Pompa
Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran (flow rate). Untuk
mengatur laju aliran pada pompa dipasang Flow Control (FC). Pemasangan
instrumen ini berfungsi untuk mengendalikan aliran agar kecepatannya seperti yang
dibutuhkan. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka
pengendali akan memperkecil katup pengendali.
FC
5. Tangki Penyimpanan
Tangki berfungsi untuk tempat penyimpanan atau penampungan zat cair seperti
enzim. Pada tangki ini dilengkapi dengan level indicator (LI) yang berfungsi untuk
mengetahui ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level indicator (LI)
ini adalah dengan menggunakan pelampung (floater) sehingga isi tangki dapat
terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung.
91
Universitas Jenderal Achmad Yani
LI
T
C
6. Mixing Tank
7. Kolom Distilasi
92
Universitas Jenderal Achmad Yani
dengan mengatur bukaan katup uap keluar dari Kolom Distilasi. Level Indicator
(LI) berfungsi untuk mengamati tinggi cairan di dalam kolom.
93
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB VIII
TATA LETAK PABRIK
1. Urutan proses produksi dan kemudahan atau aksesibilitas operasi. Jika suatu
produk perlu diolah lebih lanjut, maka pada unit berikutnya disusun berurutan,
sehingga sistem pepipaan dan penyusunan letak pompa lebih sederhana.
2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan dan perluasan lokasi yang belum
dikembangkan pada masa yang akan datang.
3. Distibrusi ekonomi dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan pelengkap),
fasilitas utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan bahan bakar), bengkel
untuk pemeliharaan atau perbaikan alat, serta peralatan pendukung lainnya.
4. Pemiliharaan dan perbaikan.
5. Keamanan, terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan kerja.
6. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstuksinya
yang memenuhi syarat.
7. Masalah pembuangan limbah cair.
8. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah dan sebagainya diatur
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
94
Universitas Jenderal Achmad Yani
9. Letak tempat, jika di suatu lokasi yang tinggi digunakan untuk menempatkan
tangka penyimpan cairan, maka cairan dalam tangki tersebut dapat dialirkan ke
tempat yang lebih rendah tanpa menggunakan pompa.
10. Fasilitas jalan, gudang dan kantor sebaiknya ditempatkan dekat jalan, tujuannya
untuk memperlancar arus lalu lintas.
11. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses atau mesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
Penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain akan
berpengaruh secara langsung pada modal, biaya produksi, efisiensi kerja dan
keselamatan kerja. Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan
beberapa keuntungan, seperti:
95
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Etano
96
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Area
Luas
No. Nama Bangunan
(m2 )
1. Pos Keamanan 1 9
2. Pos Keamanan 2 9
3. Pos Keamanan 3 9
4. Klinik 80
5. Masjid 200
6. Kantor 300
7. Taman dan Area Olahraga 500
8. Kantor Pemadam Kebakaran 25
9. Kantin 35
10. Perpustakaan 45
11. Jalan 300
12. Area Proses 1500
13. Ruang Kontrol 200
14. Area Utilitas dan Pengolahan Limbah 510
15. Terminal Pengisian Bahan Baku dan 200
Pengampilan Produk
16. Area Gudang Bahan Baku 620
17. Area Gudang Produk 395
18. Laboratorium 150
19. Bengkel dan Gudang Peralatan 180
20. Parkiran 300
21. Safety Center 96
22. Training Center 240
Total 5903
97
Universitas Jenderal Achmad Yani
8.2 Tata Letak Peralatan Proses
Tata letak peralatan proses adalah tempat kedudukan dari alat-alat yang digunakan
dalam proses produksi. Tata letak alat-alat proses dirancang untuk memenuhi kelancaran
proses produksi supaya terjamin, mengefektifkan penggunaan lahan, biaya material
handling dan karyawan mendapatkan kepuasan kerja.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam perancangan tata letak peralatan proses, yaitu:
2. Aliran Udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar unit proses perlu diperhatikan agar akumulasi
bahan-bahan kimia berbahaya dapat dihindari sehingga keselamatan para pekerja
terjamin.
4. Cahaya
Penerangan seluruh bagian pabrik harus memadai, terutama pada tempat-tempat
proses yang dimungkinkan berisiko tinggi terjadinya bahaya, perlu diberikan
penerangan tambahan.
98
Universitas Jenderal Achmad Yani
6. Pertimbangan Ekonomi
Penempatan peralatan proses pabrik diusahakan sedemikian rupa sehingga biaya
operasi dapat ditekan dan kelancaran serta keamanan produksi pabrik terjamin,
sehingga dari segi ekonomi dapat menguntungkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka desain tata letak peralatan proses pada pabrik etanol
disajikan dalam Gambar 8.2.
99
Universitas Jenderal Achmad Yani
100
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB IX
ANALISA EKONOMI
Dalam pendirian suatu pabrik diperlukan adanya analisa ekonomi yang
bertujuan untuk menganalisa layak atau tidaknya pendirian pabrik tersebut. Dalam
kata lain, untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang memberikan keuntungan
atau mengalami kerugian. Oleh karena itu, dalam perancangan pabrik Etanol ini
dievaluasi dengan menghitung Break Even Point (BEP), Rate of Return on
Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.
Keterangan: n= tahun
Pabrik Etanol ini akan dibangun pada tahun 2023 maka berdasarkan
persamaan diatas didapatkan indeks harga pada tahun 2023 adalah 650,07 Harga
peralatan yang diperoleh disajikan pada Tabel 9.1.
Total Harga
No Kode Alat Jumlah Harga Alat (Rp)
(Rp)
101
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total Harga
No Kode Alat Jumlah Harga Alat (Rp)
(Rp)
Membran
9 2 73.467.254 146.934.508
Ultrafiltrasi
Tangki Penyimpanan
19 1 33.205.539 33.205.539
1
Tangki Penyimpanan
20 1 33.205.539 33.205.539
2
Tangki Penyimpanan
21 1 32.117.847 32.117.847
3
102
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total Harga
No Kode Alat Jumlah Harga Alat (Rp)
(Rp)
Tangki Penyimpanan
22 1 33.205.539 33.205.539
4
Tangki Penyimpanan
23 10 44.274.051 442.740.514
5
Tangki Penyimpanan
24 16 47.436.484 758.983.738
6
Total 109.656.131.652
103
Universitas Jenderal Achmad Yani
= Rp. 530.735.677.196
Total
Akhir Bunga pada
Cicilan Pokok Pembayaran Saldo Pinjaman
tahun Akhir Tahun
Cicilan
0 - - - Rp398.051.757.897
104
Universitas Jenderal Achmad Yani
6 Rp19.902.587.895 Rp39.805.175.790 Rp59.707.763.685 Rp159.220.703.159
Tahun ke
No Uraian
1 2 3 4 5
Pajak
5 47.130.766 48.125.895 49.121.025 50.116.154 51.111.283
Penghasilan
105
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 9.3 Proyeksi Laba Bersih (Rp 000) Lanjutan
Tahun ke
No Uraian
6 7 8 9 10
Pajak
5 52.106.413 53.101.542 54.096.672 55.091.801 56.086.930
Penghasilan
Tahun
No. Uraian
0 1 2 3
Cash In Flow
b. Nilai Sisa - - - -
106
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total Cash In
0 1.462.500.000 1.462.500.000 1.462.500.000
Flow
a. Investasi 530.735.677 - - -
b. Biaya
- 1.193.807.339 1.193.807.339 1.193.807.339
Operasi
2 c. Pajak
Penghasilan - 47.130.766 48.125.895 49.121.025
(25%)
Total Cash
530.735.677 1.281.302.527 1.282.297.656 1.283.292.786
Out Flow
Cumulatif
4 -530.735.677 -349.538.204 -169.335.860 9.871.354
NCF
Tahun
No. Uraian
4 5 6 7
Cash In Flow
b. Nilai Sisa - - - -
107
Universitas Jenderal Achmad Yani
Total Cash In
1.462.500.000 1.462.500.000 1.462.500.000 1.462.500.000
Flow
a. Investasi - - - -
b. Biaya
1.193.807.339 1.193.807.339 1.193.807.339 1.193.807.339
Operasi
2 c. Pajak
Penghasilan 50.116.154 51.111.283 52.106.413 53.101.542
(25%)
Total Cash
1.284.287.915 1.285.283.044 1.286.278.174 1.287.273.303
Out Flow
Cumulatif
4 188.083.439 365.300.395 541.522.221 716.748.917
NCF
Tahun
No. Uraian
8 9 10
Cash In Flow
108
Universitas Jenderal Achmad Yani
Cash Out Flow
a. Investasi - - -
2 c. Pajak Penghasilan
54.096.672 55.091.801 56.086.930
(25%)
109
Universitas Jenderal Achmad Yani
Rp1,700,000,000,000
Rp700,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp(300,000,000,000) 0 2 4 6 8 10
Rp(800,000,000,000)
Tahun
Atau,
Nilai IRR yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah 37,96 %. Laju
pengembalian (IRR) pada pabrik ini dapat dikatakan baik karena lebih tinggi dari
suku bunga bank kredit modal yaitu 10% (Deputi Gub. BI 23/5/2011). Berarti
110
Universitas Jenderal Achmad Yani
bahwa perusahaan akan memperoleh pengembalian modal sebesar 37,96 % dari
modal awal setiap tahunnya.
1,400
Biaya (Rp. 000.000.000)
1,200
1,000
800 BEP Hasil Penjualan
Biaya Tetap
600
Biaya Berubah
400
Biaya Total
200
0
0 20 40 60 80 100
Kapasitas Produksi (%)
Gambar 9. 2 Kurva Break Even Point
BEP merupakan titik potong antara hasil penjualan dengan biaya total. Titik
ini dihasilkan pada kapasitas produksi 42,41 % dengan hasil penjualan Rp.
620.218.408.946. Hal ini menyatakan agar pabrik ini dapat menghasilkan
keuntungan maka produksi harus lebih besar dari 42,41 % kapasitas produksi.
Nilai BEP 42,41 % dapat dikatakan baik karena standar BEP industri adalah
40%-60%. Jika BEP dibawah 40% menunjukkan harga jual produk dipasaran
terlalu tinggi yang mengakibatkan produk tidak dapat merebut pasar, sehingga
perusahaan tidak dapat bertahan atau karena efesiensi proses tinggi sehingga biaya
produksi rendah (Peters, 1991).
111
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB X
MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
a. Pemegang Saham
Pemegang saham adalah orang menanamkan sahamnya pada pabrik etanol.
Kewenangan Pemegang Saham adalah untuk mengangkat dan memberhentikan
Dewan Komisaris dan Direksi. Selain itu, seorang Pemegang Saham bertugas
mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan
anggaran dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah
remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta mengambil keputusan
terkait tindakan korporasi atau keputusan strategis lainnya yang diajukan Direksi.
b. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas jalannya perseroan dan
memberikan nasihat kepada Direktur. Kewenangan khusus Dewan Komisaris,
bahwa Dewan Komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu Direktur, apabila Direktur berhalangan atau
dalam keadaan tertentu. Tugas-tugas dewan komisaris yaitu:
113
Universitas Jenderal Achmad Yani
1. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan umum, target
perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran.
2. Menegadakan rapat tahunan para pemegang saham.
3. Meminta laporan pertanggung jawaban direktur secara berkala.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan
pelaksanaan tugas direktur.
5. Menentukan dan menetapkan anggaran dasar pabrik.
c. Direktur Utama
Direktur Utama bertugas memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-
kebijakan perusahaan. Direktur Utama berwenang memilih, menetapkan,
mengawasi tugas dari karyawan dan Kepala Departemen serta menyetujui
anggaran tahunan perusahaan. Seorang Direktur Utama juga bertugas mengatur
direktur lain dan sekretaris perusahaan. Selain itu, direktur utama bertugas
menyampaikan laporan kepada Pemegang Saham atas kinerja perusahaan. Tugas
dan wewenang Direktur Utama yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan bertanggung jawab pekerjaannya
pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya.
2. Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas hubungan
yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan karyawan.
3. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Departemen dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Mengkoordinir kerjasama dengan Direktur Produksi dan Teknik dan Direktur
Keuangan dan Umum.
d. Direktur Produksi dan Teknik
Direktur Produksi dan Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugas
dan wewenang Direktur Produksi dan Teknik yaitu:
1. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang produksi dan
teknik.
2. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan Kepala-
kepala Bagian yang menjadi bawahannya.
114
Universitas Jenderal Achmad Yani
3. Mengontrol pemelihaaan dan perbaikan alat produksi supaya dapat berfungsi
dengan baik.
e. Direktur Keuangan dan Umum
Direktur Keuangan dan Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas dan wewenang Direktur Keuangan dan Umum yaitu:
1. Bertanggung jawab kepada kepada Direktur Utama d alam bidang keuangan
dan akuntansi perusahaan (pembelanjaan uang perusahaan), pemasaran
produk ke konsumen, administrasi, kehumasan dan pengembangan sumber
daya manusia.
2. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan Kepala-
kepala Bagian yang menjadi bawahannya.
f. Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu Direktur Utama
dalam menjalankan tugasnya, baik yang berhubungan dengan teknik, maupun
administrasi. Staf ahli bertanggung jawab kepada Direkur Utama sesuai dengan
bidang keahliannya. Tugas dan wewenang staf ahli yaitu:
1. Memberikan nasihat dan saran dalam perencanaan pengembangan
perusahaan.
2. Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.
3. Memberikan saran-saran dalam bidang hukum.
g. Manager Produksi
Manager produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur, yang memiliki
tugas untuk mengkoordinasi segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah
proses, baik di bagian produksi, maupun utilitas dan pengolahan limbah. Dalam
menjalankan tugasnya, Manager Produksi dibantu oleh 3 Kepala Bagian, yaitu,
Kepala Bagian Proses, Kepala Bagian Utilitas dan Pengelolaan Limbah, serta
Kepala Bagian Gudang.
h. Manager Teknik
Manager Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dan Teknik
dalam bidang desain, pemeliharaan, sistem pengendalian proses produksi serta
perencanaan dan evaluasi proses. Manager Teknik membawahi 4 bagian, yaitu:
115
Universitas Jenderal Achmad Yani
1. Bagian Pengendalian Proses
2. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Proses
3. Bagian Laboratorium dan Jaminan Mutu
4. Bagian Pemeliharaan Mesin
i. Manager Health, Safety dan Environment
Manager Health, Safety dan Environment bertanggung jawab kepada Direktur
Produksi dan Teknik dalam hal keseamatan dan kesehatan kerja setiap karyawan.
Kepala Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja membawahi 2 bagian,
yaitu:
1. Bagian Keselamatan Kerja dan Proteksi Kebakaran
2. Bagian Medis
j. Manager Umum
Manager Umum bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan Umum dalam
hal penelitian dan pengembangan SDM perusahaan yang meliputi masalah
perekrutan karyawan baru, administrasi dan dokumentasi perusahaan,
memastikan kemanan pabrik dan perusahaan, serta menjalin hubungan dengan
masyarakat sekitar. Kepala Departemen membawahi 3 bagian, yaitu:
1. Bagian Litbang SDM dan Personalia
2. Bagian Administrasi dan Humas
3. Bagian keamanan
k. Manager Pemasaran dan Keuangan
Manager Pemasaran dan Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur
Keuangan dan Umum dalam hal keuangan dan akuntasi perusahaan, pembelian
barang dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan, serta perencanaan strategi dan
pemasaran hasil produksi. Kepala Departemen Keuangan dan Pemasaran
membawahi 2 bagian, yaitu:
1. Bagian Pembelian dan Pemasaran
2. Bagian Keuangan dan Akutansi
l. Kepala Bagian
Kepala bagian memiliki tugas untuk mengkoordinasi, mengatur dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan garis-garis yang diberikan
116
Universitas Jenderal Achmad Yani
oleh pimpinan perusahaan. Kepala bagian ini bertanggung jawab kepada
Direktur Utama. Dalam pelaksanaannya, kepala bagian terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1. Bagian Proses
Tugas bagian proses yaitu:
a. Menjalankan tindakan seperlunya pada perlatan produksi yang
mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh bagian yang
berwenang.
b. Mengawasi jalannya proses dan produksi.
2. Bagian Utilias dan Pengelolaan Limbah
Tugas bagian utilitas dan pengelolaan limbah yaitu:
a. Melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi
kebutuhan proses, air, steam dan tenaga listrik.
b. Menangani pengolahan limbah dari pabrik.
3. Bagian Pengendalian Proses
Tugas bagian pengendalian proses yaitu:
a. Menangani control proses dan mengintegrasikannya dalam sebuah
proses control yang terkomputerisasi, sehingga kontrol proses
mudah dilakukan.
4. Bagian Laboratorium
Tugas bagian laboratorium yaitu:
a. Menganalisa mutu bahan baku dan bahan pembantu.
b. Menganalisa produk yang akan dikirim ke konsumen dan
mengeluarkan Certificate of Analysis.
c. Menganalisa limbah buangan pabrik.
5. Bagian Pemeliharaan Mesin
Tugas bagian pemeliharaan mesin yaitu:
a. Memelihara peralatan, baik peralatan proses maupun gedung.
6. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Proses
Tugas bagian perencanaan dan evaluasi proses yaitu:
117
Universitas Jenderal Achmad Yani
a. Mengevaluasi jalannya proses serta mengadakan penanggulangan
masalah - masalah yang berkaitan dengan proses di pabrik.
b. Mengembangkan proses dan teknologi untuk pabrik agar dapat
berjalan lebih efisien dan sesuai dengan permintaan konsumen
dengan perbaikan mutu produk, perbaikan proses dan teknologi dari
pabrik ataupun perencanaan alat pengembangan produksi.
7. Bagian Keselamatan Kerja dan Proteksi Kebakaran
Tugas bagian keselamatan kerja dan proteksi kebakaran yaitu:
a. Mengatur manajemen keselamatan kerja secara menyeluruh yang
melibatkan karyawan.
b. Memberikan training dasar kepada seluruh karyawan tentang
keselamatan kerja.
c. Memberikan training dasar kepada seluruh karyawan tentang
pencegahan dan tindakan awal terhadap bahaya kebakaran.
d. Melakukan pemeriksaaan terhadap alat-alat pemadam api di pabrik.
8. Bagian Medis
Tugas bagian medis, yaitu:
a. Mengadakan training dasar tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan.
b. Memberikan pertolongan pertama pada setiap kecelakaan yang
terjadi di lingkungan perusahaan.
9. Bagian Keuangan dan Akuntansi
Tugas bagian keuangan dan akuntansi yaitu:
a. Melakukan perhitungan seputar penggunaan uang perusahaan.
b. Pembuatan anggaran belanja perusahaan untuk periode/tahun
berikutnya.
10. Bagian Administrasi dan Humas
Tugas bagian administrasi dan humas yaitu:
a. Mengatur segala bentuk administrasi dan dokumentasi perusahaan.
b. Membina hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar.
118
Universitas Jenderal Achmad Yani
11. Bagian Litbang SDM dan Personalia
Tugas bagian litbang SDM dan personalia yaitu:
a. Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang baik
antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya agar efektif
dan efisien.
b. Menilai dan mengawasi serta memberikan bimbingan terhadap
kinerja para karyawan
c. Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan
karyawan baru
d. Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi
kerja yang dinamis.
e. Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan.
12. Bagian Keamanan
Tugas bagian keamanan yaitu:
a. Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas yang ada di
perusahaan.
b. Mengawasi dan memeriksa keluar masuknya orang-orang dan mobil
baik karyawan maupun bukan ke dalam lingkungan perusahaan.
c. Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang behubungan dengan
intern perusahaan.
13. Bagian Pembelian dan Pemasaran
Tugas bagian pembelian dan pemasaran yaitu:
a. Mengatur penyimpanan bahan-bahan kimia.
b. Mendata kebutuhan bahan-bahan kimia, baik baku maupun bahan
penunjang yang diperlukan dalam proses produksi, utilitas dan
pengolahan limbah.
c. Melaksanakan pembelian barang dan perlatan yang dibutuhkan
perusahaan, baik keperluan produksi, maupun administrasi.
d. Membuat perencanaan strategi pemasaran hasil produksi.
119
Universitas Jenderal Achmad Yani
Untuk memperjelas garis koordinasi dan garis komando antar bagian, maka
dibuatlah sebuah struktur organisasi perusahaan yang terdapat pada Gambar 10.1
120
Universitas Jenderal Achmad Yani
Pemegang Dewan
Direktur Utama
Saham Komisaris
Staff Ahli
Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian
Process Engineer Medis Pengendalian Proses Administrasi dan Pembelian &
Humas Pemasaran
Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian
Konservasi Energi Keselamatan Kerja Laboratorium dan Kepala Bagian
dan Proteksi Jaminan Mutu Kepala Bagian
Human Resources
Kebakaran Keuangan & Akuntansi
Kepala Bagian & Depelopment
Utilitas Kepala Bagian
Kepala Bagian Perencanaan dan Kepala Bagian
Lingkungan Evaluasi Proses Keamanan
Kepala Bagian
Pemeliharaan Mesin
Sabtu – - - - 0 jam
Minggu
b. Waktu Kerja Shift
Waktu kerja shift diperuntukkan bagi karyawan yang bertanggung jawab
langsung terhadap jalannya produksi, misalnya bagian produksi, utilitas, kamar
listrik (genset), keamanan, dan lain-lain. Karyawan shift adalah mereka yang
berkewajiban memantau plant secara terus menerus. Karyawan shift akan
bergantian bertugas dengan rekan kerjanya dari grup shift lain. Pembagian waktu
kerja shift dapat dilihat pada Tabel 10.2.
Tabel 10. 2 Pembagian Waktu Kerja Shift
Jumlah
Shift Waktu Jam Kerja
Jam Kerja
122
Universitas Jenderal Achmad Yani
Karyawan shift akan dibagi menjadi empat grup shift dengan pengaturan jadwal
seperti pada Tabel 10.3.
Hari
Grup
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
123
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 10. 4 Jumlah dan Latar Belakang Pendidikan Karyawan
124
Universitas Jenderal Achmad Yani
Kepala Bagian Laboratorium Teknik Kimia/Kimia/Analis Kimia (S-
16.
dan Jaminan Mutu 1)
125
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 10. 5 Perincian Gaji Karyawan
126
Universitas Jenderal Achmad Yani
Tabel 10. 5 Perincian Gaji Karyawan (Lanjutan)
127
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB XI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang telah dilakukan pada Pra-Rancangan
pabrik Etanol dari bahan baku singkong dengan kapasitas 22.500 ton/tahun dapat
disimpulkan sebagai berikut:
128
Universitas Jenderal Achmad Yani
DAFTAR PUSTAKA
Keterangan:
F = Laju alir massa (kg/jam)
Fa = Laju alir massa air (kg/jam)
Fp = Laju alir massa pati (kg/jam)
Fs = Laju alir massa serat (kg/jam)
Fk = Laju alir massa pengotor (kg/jam)
Fα = Laju alir massa α-amilase (kg/jam)
Fd = Laju alir massa dekstrin (kg/jam)
Fh = Laju alir massa hcl (kg/jam)
Fg = Laju alir massa glukoamilase (kg/jam)
Fgl = Laju alir massa glukosa(kg/jam)
Fu = Laju alir massa urea (kg/jam)
Fy = Laju alir massa yeast (kg/jam)
Fdap = Laju alir massa diammonium phospate (kg/jam)
Fe = Laju alir massa etanol (kg/jam)
Fc = Laju alir massa karbondioksida (kg/jam)
Air Bersih
F2 = 500 kg/jam
BC-101 W-101
Air
F6 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
M-101
Singkong Halus Bubur Singkong
F5 = 996,50 kg/jam F7 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa5 = 627,80 kg/jam Fa7 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fs5 = 16,94 kg/jam Fs7 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp5 = 351,76 kg/jam Fp7 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
- Onggok yang dihasilkan merupakan 18% dari berat bubur singkong (Mustafa A,
2015).
- Komposisi pati dalam onggok adalah 75% dari bobot kering (Dharmawan,
2012).
RDF-101
Onggok
Bubur Singkong
F8 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F7 = 4982,50 kg/jam Suspensi Pati
Fa8 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa7 = 4613,80 kg/jam F9 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fs8 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fs7 = 16,94 kg/jam Fa9 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp8 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp7 = 351,76 kg/jam Fp9 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
-
- Onggok yang dihasilkan merupakan 18% dari berat bubur singkong (Mustafa A,
2015).
F8 = 0,18 × F7
F8 = 0,18 × 4982,50 = 896,65 kg/jam
- Serat dalam bubur pati terpisahkan semuanya di aliran 8
Fs8 = Fs7 = 16,94 kg/jam
- Komposisi pati dalam onggok 75% bobot kering (Dharmawan, 2012)
75 75
Fp8 = × Fs8 = × 16,94 = 50,82 kg/jam
25 25
- Komposisi air dalam onggok
Fa8 = F8 − Fs8 − Fp8
BP-101
Suspensi Pati Air
F9 = 4085,65kg/jam F10a = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa9 = 3784,71 kg/jam Fa10a = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp9 = 300,94 kg/jam Fp10a = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Pati
F10 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa10 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp10 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
M-102
Pati F11 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F10 = 371,29 kg/jam Fa11 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa10 = 85,40 kg/jam Fp11 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp10 = 286 kg/jam
SPLITER
F11 ==3714,36
F10a ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam F10c = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa11==3699,31
Fa10a ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam Fa10c = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp11==15,05
Fp10a ⋯⋯⋯ kg/jam
kg/jam Fp10c = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
E-101
F11 = 809,90 kg/jam F12 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa11 = 524,01 kg/jam Fa12 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp11 = 285,90 kg/jam Fp12 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F14 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa14 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp14 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fd14 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fα14 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
α-amilase
(C6 H10 O5 )1000 (s) → 100(C6 H10 O5 )10 (1)
Pati Dekstrin
E-102
F16 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fα16 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp16 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
U-101
F17 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F15 = 810,32kg/jam
Fa17 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa15 = 524,01 kg/jam
Fd17 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fp15 = 6,58kg/jam
Fd15 = 279,32 kg/jam
Fα15 = 0,42 kg/jam
- Asumsi semua pati yang tidak bereaksi dan enzim terpisahkan ke aliran 16
- Neraca massa komponen α-amilase
Fα16 = Fα15 = 0,42 kg/jam
- Neraca massa komponen pati
Fp16 = Fp15 = 6,58 kg/jam
Sehingga
F16 = Fα16 + Fp16
F16 = 0,42 + 6,58 = 7 kg/jam
- Neraca massa komponen air
Fa17 = Fa15 = 524,01 kg/jam
- Neraca massa komponen dekstrin
Fd17 = Fd15 = 279,32 kg/jam
Tabel A.12 Laju Alir Massa pada Membran Ultrafiltrasi 1
Laju alir masuk Laju alir keluar
Komponen (kg/jam) (kg/jam)
15 16 17
Air 524,01 0 524,01
Pati 6,58 6,58 0
Dekstrin 279,32 0 279,32
α-amilase 0,42 0,42 0
810,32 7 803,33
Total
810,32 810,32
R-102
glukoamilase
(C6 H10 O5 )10 +10(H2 O)→ 10(C6 H12 O6 )
524,01
Na17 = = 29,11 kmol/jam
18
E-103
Enzim glukoamilase
F21 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fg21 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
U-102
F20 = 803,71 kg/jam F22 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa20 = 493,90 kg/jam Fa22 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fd20 = 8,38 kg/jam Fd22 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fg20 = 0,39 kg/jam Fgl22 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fgl20 = 301,05 kg/jam
R-103
RDF-102
F28 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F26 = 756,38 kg/jam
Fa28 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa26 = 493,90 kg/jam
Fe28 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fd26 = 8,38 kg/jam F27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fe26 = 150,79 kg/jam Fa27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fgl26 = 6,02 kg/jam Fd27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fu26 = 3,01 kg/jam Fe27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fdap26 = 1,51 kg/jam Fgl27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fy26 = 92,77 kg/jam Fu27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fdap27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fy27 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
-
- Neraca massa komponen glukosa
Fgl27 = Fgl26 = 6,02 kg/jam
- Neraca massa komponen urea
Fu27 = Fu26 = 3,01 kg/jam
- Neraca massa komponen DAP
Fdap27 = Fdap26 = 1,51 kg/jam
- Neraca massa komponen yeast
Fy27 = Fy26 = 92,77 kg/jam
- Neraca massa komponen dekstrin
Fd27 = Fd26 = 8,380 kg/jam
- Dengan asumsi mengandung 10% cairan dari aliran input untuk memisahkan
dengan bahan lainnya (Perry, 2008).
Asumsi = 10%
- Neraca massa komponen air
Fa27 = Fa26 = 49,390 kg/jam
- Neraca massa komponen etanol
Fe27 = Fe26 = 15,079 kg/jam
- Neraca massa total aliran 27
F27 = Fa27 + Fd27 + Fe27 + Fgl27 + Fu27 + Fdap27 + Fy27
F27 = 49,390 + 8,380 + 15,079 + 6,02 + 3,01 + 1,51 + 92,77
F27 = 176,1550 kg/jam
Tabel A.18 Laju Alir Massa pada Rotary Drum Filter
E-104
F28 = 809,90 kg/jam F29 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa28 = 524,01 kg/jam Fa29 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fe28 = 285,90 kg/jam Fe29 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Tabel A.19 Laju Alir Massa pada Heater
Laju alir masuk Laju alir keluar
Komponen (kg/jam) (kg/jam)
28 29
Air 444,51 444,51
Etanol 135,71 135,71
Total 580,22 580,22
F31 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa31 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fe31 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
F30 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fa30 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Fe30 = ⋯ ⋯ ⋯ kg/jam
Tabel A.20 Perhitungan Fraksi Umpan Masuk
0,0
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0
-2,5
log α
Komponen yi Ln Pi Pi Ki xi
Komponen yi Ln Pi Pi Ki xi
Ki Air di Bottom
α etanol B =
Ki Etanol di Bottom
2,2315
α etanol B = = 2,2352
0,9983
0,8802 0,9981
(log (0,1198) × (0,0019))
Tahap minimum = = 10,0961
log (2,2613)
355,1793 + 373,203
T feed avaerage = = 364,19115 K
2
Θ = 2,147631061
B
Ln Pi = A −
T+C
Pi = exp (ln Pi)
Pi
Ki =
P
Kmol
xF =
Σ kmol
Tabel A.28 Hasil Perhitungan Refluks Minimum
- Asumsi R = 1,2 Rm
Rm = Σ (αi. xd/α − Ө) − 1
Rm = 17,9596 − 1 = 16,9596
R = 1,2 × Rm
R = 1,2 × 16,9596 = 20,3516
- Menghitung Neraca Massa pada Akumulator
V = ⋯ ⋯ ⋯ kmol
L = ⋯ ⋯ ⋯ kmol D = ⋯ ⋯ ⋯ kmol
D = Σ kmol = 3,2981 kmol
L = R ×D
L = 20,3516 × 3,2981 = 67,1219 kmol
V = D × (R + 1)
V = 3,2981 × (20,3516 + 1) = 70,42 kmol
L/D = R
L/D = 20,3516
- Menghitung Neraca Massa pada Kondensor
Asumsi kondensasi total, sehingga yv = xL = xD
Tabel A.29 Data Nilai xD
Komposisi yv = xL = xD BM
Air 0,1198 18
Etanol 0,8802 46
- Untuk menghitung laju alir massa pada kondensor, maka digunkana persamaan
sebagai berikut:
V (kmol) = V × xD
L (kmol) = L × xD
D (kmol) = D × xD
V (kg) = V × BM
L (kg) = L × BM
D (kg) = D × BM
Tabel A.29 Laju Alir Massa pada Kondensor
Komponen V (kmol) L (kmol) D (kmol) V (kg) L (kg) D (kg)
Air 8,4360 8,0409 0,3951 151,8480 144,7362 7,1118
Etanol 61,9840 59,0810 2,9030 2851,2643 2717,7254 133,5389
67,1219 3,2981 4295,8008 140,6507
Total 70,4200 3003,1123
70,4200 3003,1123
- Menghitung Neraca Massa pada Reboiler
Vb = ⋯ ⋯ ⋯ kmol
LN = ⋯ ⋯ ⋯ kmol
W = ⋯ ⋯ ⋯ kmol
W = 24,3473 kmol
Komponen kmol xi Ki
- Untuk menghitung laju alir pada reboiler, maka digunakan persamaan sebagai
berikut:
V (kmol) = Σ L kmol × yi (pada Bottom)
W (kmol) = W × xi
V (kg) = V (kmol) × BM
W (kg) = W (kmol) × BM
LN (kg) = LN (kmol) × BM
Fe31
Kadar etanol yang dihasilkan = × 100%
F31
133,5389
Kadar etanol yang dihasilkan = × 100%
140,65
Kadar etanol yang dihasilkan = 0,95 = 95%
A.19 Perhitungan Neraca Massa pada Cooler
- Pada cooler tidak ada perubahan komposisi karena hanya dilakukan pendinginan.
Sehingga laju alir massa pada aliran 32 sama dengan pada aliran 31.
E-105
Dengan :
Keterangan :
t = jenis ikatan
a,b,d = koefisien untuk masing-masing komponen pada Tabel B.1
Tabel B.1 Data kapasitas panas komponen dengan metode Ruzicka-Domalski
No Komponen Ikatan n a b d
Pati C-(2H)(O)(C ) 1000 1,460 1,466 -0,271
C-(2C)(O)(H) 4000 2,221 -1,435 0,695
1
C-(2O)(C )(H) 1000 -3,827 7,672 -1,271
O-(2C) 1999 5,031 -1,572 0,379
O-(C )(H) 3002 12,952 -10,145 2,626
Jumlah 55455,673 -30199,718 9878,194
Dekstrin C-(2H)(O)(C ) 10 1,460 1,466 -0,271
C-(2C)(O)(H) 40 2,221 -1,435 0,695
2 C-(2O)(C )(H) 10 -3,827 7,672 -1,271
O-(2C) 19 5,031 -1,572 0,379
O-(C )(H) 31 12,952 -10,145 2,626
Jumlah 562,269 -310,383 100,981
C-(2H)(O)(C ) 1,460 1,466 -0,271
Glukosa 1
C-(2C)(O)(H) 4 2,221 -1,435 0,695
3
C-(2O)(C )(H) 1 -3,827 7,672 -1,271
O-(2C) 1 5,031 -1,572 0,379
O-(C )(H) 5 12,952 -10,145 2,626
Jumlah 76,308 -48,899 14,747
Perry,(2008)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kapasitas panas air, etanol adalah
sebagai berikut:
Cp = a + bT + cT 2 + dT 3
(Reklaitis, 1983)
Tabel B.2 Data Kapasitas Panas Komponen Cair
No Komponen a b c d
1 Air 18,2964 0,472118 -0,00133878 0,0000013
2 Etanol -325,13 4,1378 -0,0140307 0,00001703
(Reklaitis, 1983)
Tabel B.3 Data ∆H˚f menggunakan metode Domalski-Hearing
No Komponen Ikatan n ∆H˚f n.∆H˚f
C-(2H)(O)(C ) 1000 -32,9 -32900
Pati
C-(2C)(O)(H) 4000 -19,46 -77840
1
C-(2O)(C )(H) 1000 -57,78 -57780
O-(2C) 1999 -101,42 -202738,58
O-(C )(H) 3002 -159,33 -478308,66
Ʃn.∆H˚f (kJ/kmol) -849567
C-(2H)(O)(C ) -32,9 -329
Dekstrin 10
C-(2C)(O)(H) 40 -19,46 -778,4
2
C-(2O)(C )(H) 10 -57,78 -577,8
O-(2C) 19 -101,42 -1926,98
O-(C )(H) 31 -159,33 -4939,23
Ʃn.∆H˚f (kJ/kmol) -8551,41
C-(2H)(O)(C ) -32,9 -32,9
Glukosa 1
C-(2C)(O)(H) 4 -19,46 -77,84
3
C-(2O)(C )(H) 1 -57,78 -57,78
O-(2C) 1 -101,42 -101,42
O-(C )(H) 5 -159,33 -796,65
Ʃn.∆H˚f (kJ/kmol) -1066,59
b c d
= Fa11 (a(T11 − Tref ) + (T11 2 − Tref 2 ) + (T11 3 − Tref 3 ) + (T11 4 − Tref 4 ))
2 3 4
T11
Fa11 ∫ Cpa dT = kg kJ 1 kmol
11642,48 Χ 374,69 Χ
Tref jam kmol 18 kg
=
kJ
= 242349,77
jam
T11 T11
T T 2
Fp11 ∫ Cpp dT = Fp11 ∫ R (A + B + C( ) ) dT
Tref Tref 100 K 100 K
B C
= Fp11 R (A(T11 − Tref ) + (T11 2 − Tref 2 ) + (T11 3 − Tref 3 ))
200 30000
T10
kg kJ 1 kmol
Fp11 ∫ Cpp dT = 6352,08 Χ 2240951,932 Χ
Tref jam kmol 162000 kg
kJ
= 87868,55
jam
Q11 = 242349,77 + 87868,55 = 330218,32 kJ/jam
T12 T12
Fa12 ∫ Cpa dT = Fa12 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
b c d
= Fa12 (a(T12 − Tref ) + (T12 2 − Tref 2 ) + (T12 3 − Tref 3 ) + (T12 4 − Tref 4 ))
2 3 4
T12
kg kJ 1 kmol
Fa12 ∫ Cpa dT = 11642,48 Χ 6053,61 Χ
Tref jam kmol 18 kg
kJ
= 3915501,24
jam
T12 T12
T T 2
Fp12 ∫ Cpp dT = Fp12 ∫ R (A + B +C( ) ) dT
Tref Tref 100 K 100 K
B C
= Fp12 R (A(T12 − Tref ) + (T12 2 − Tref 2 ) + (T 3 − Tref 3 ))
200 30000 12
T12
kg kJ 1 kmol
Fp12 ∫ Cpp dT =6352,08 Χ 44403342,85 Χ
Tref jam kmol 162000 kg
kJ
=1741071,45
jam
Pati Dekstrin
= 379789,09 kJ/kmol
368
B C
∫ Cppati dT = R (A(368 − 298) + (3682 − 2982 ) + (3683 − 2983 ))
298 200 30000
= 37731085,53 kJ/kmol
368
B 𝑐 𝑑
∫ Cpair dT = 𝑎(368 − 298) + (3682 − 2982 ) + (3683 − 2983 ) + (3684 − 2984 )
298 2 3 4
= 5290,24 kJ/kmol
368
∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇 = 100 Χ 379789,09 - 1 Χ 37731085,53
= 247823,91 kJ/kmol
368
∆𝐻𝑅 (368) = ∆𝐻𝑅 ° + ∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇
= 34027,34 kJ/jam
T14
Q d14 = Fd14 ∫ Cpd dT kg kJ 1
= 6205,98 Χ 379789,09 Χ
Tref jam kmol 1620
= 1454916,202 kJ/jam
= 2751,01 kJ/jam
Q = -734698,67 kJ/jam
T15
kg kJ 1 kmol
Q p15 = Fp15 ∫ Cpp dT = 146,10 Χ 17053232,61 Χ
Tref jam kmol 162000 kg
= 15379,26 kJ/jam
T15 kg kJ 1 kmol
Q d15 = Fd15 ∫ Cpd dT =6205,98 Χ 171452,78 Χ
jam kmol 1620 kg
Tref
=656810,40 kJ/jam
= 20070,27 kJ/kmol
333
B C
∫ Cpdekstrin dT = R (A(333 − 298) + (3332 − 2982 ) + (3333 − 2983 ))
298 200 30000
= 171452,78 kJ/kmol
333 B 𝑐 𝑑
∫298 Cpair dT = 𝑎(333 − 298) + (3332 − 2982 ) + 3 (3333 − 2983 )+ 3 (3334 − 2984 )
2
= 2633,79 kJ/kmol
333
∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇 = 10 Χ 20070,27 - 1 Χ 171452,78 - 10 x 2633,79
= 2912,05 kJ/kmol
333
∆𝐻𝑅 (333) = ∆𝐻𝑅 ° + ∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇
T19
kg kJ 1 kmol
Q a19 = Fa19 ∫ Cpa dT = 10973,61 Χ 2633,79 Χ
Tref jam kmol 18 kg
= 1605676,29 kJ/jam
T19
kg kJ 1 kmol
Q d19 = Fd19 ∫ Cpd dT = 186,18 Χ 171452,78 Χ
Tref jam kmol 1620 kg
= 19704,31 kJ/jam
T19
Q gl19 = Fgl19 ∫ Cpgl dT =
kg kJ 1 kmol
6688,67 Χ 20070,27 Χ
Tref jam kmol 180 kg
= 745796,73 kJ/jam
𝑄 kg
𝑚𝑠 = = 10,86289374
𝐻𝑣 − 𝐻𝐿 jam
= 457200,94 kJ/jam
T20
Q d20 = Fd20 ∫ Cpd dT = kg kJ 1 kmol
Tref 186,18 Χ 45642,66 Χ
jam kmol 1620 kg
= 5245,51 kJ/jam
T20
kg kJ 1 kmol
Q gl20 = Fgl20 ∫ Cpp dT = 6688,669 Χ 5281,45 Χ
Tref jam kmol 180 kg
= 196255,03 kJ/jam
Q 20 = 659061,18 kJ/jam
308 b 𝑐 𝑑
∫298 Cpetanol dT = 𝑎(308 − 298) + (3082 − 2982 ) + 3 (3083 − 2983 )+ 4 (3084 − 2984 )
2
= 1142,34 kJ/kmol
308 b 𝑐 𝑑
∫298 CpCO2 dT = 𝑎(308 − 298) + (3082 − 2982 ) + 3 (3083 − 2983 )+ 4 (3084 − 2984 )
2
= 1297,25 kJ/kmol
308
B C
∫ Cpglukosa dT = R (A(308 − 298) + (3082 − 2982 ) + (3083 − 2983 ))
298 200 30000
308
∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇 = 2 Χ 5281,45 + 2 Χ 1297,25 - 1 x 5281,45
= 3984,20 kJ/kmol
333
∆𝐻𝑅 (333) = ∆𝐻𝑅 ° + ∑ 𝜎 ∫298 𝑐𝑝 𝑑𝑇
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kapasitas panas Co2, Urea, DAP,
Yeast adalah sebagai berikut:
Cp = a + bT + cT 2 + dT 3
(yaws,1999)
Tabel B.16 Data kapasitas panas komponen
No Komponen a b c d
1 Urea 9,3626 0,0355 -0,0000027 -0,0000000101
2 DAP 24,56 0,1311 -0,0000213 -
3 Yeast -55,4966 0,7209 -0,0004080 -0,0000000823
(Yaws,1999)
Menghitung panas masuk
𝑄𝑖𝑛 = 𝑄23 + 𝑄24 + 𝑄25 + 𝑄26
B C
Qd22 = 𝐹𝑑22 R (AT + T2 + T3 ) ÷BM
200 30000
= 623,275908 kJ/kmol
𝑏 𝑐 𝑑
Qdap24 = 𝐹𝑑𝑎𝑝24 (𝑎𝑇 + 𝑇2 + 𝑇3 + 𝑇4 )÷BM
2 3 4
= 457200,94 kJ/jam
T26
kg kJ 1 kmol
Q d26 = Fd26 ∫ Cpd dT = 186,18 Χ 46614,20 Χ
Tref jam kmol 1620 kg
= 5357,16 kJ/jam
T26
kg kJ 1 kmol
Q gl26 = Fgl26 ∫ Cpgl dT = 133,77 Χ 5281,45 Χ
Tref
jam kmol 180 kg
= 3925,10 kJ/jam
T26 kg kJ 1 kmol
Q e26 = Fe26 ∫ Cpe dT = 3350,28 Χ 1142,34 Χ
jam kmol 46 kg
Tref
= 83198,85 kJ/jam
T26 kg kJ 1 kmol
Q u26 = Fu26 ∫ Cpu dT = 66,89 Χ 195,88 Χ
jam kmol 60 kg
Tref
= 218,37 kJ/jam
T26
kg kJ 1 kmol
Q dap26 = Fdap26 ∫ Cpdap dT = 623,28 Χ 66,89 Χ
Tref jam kmol 132 kg
= 315,82 kJ/jam
T26
Q y26 = Fy26 ∫ Cpy dT = kg kJ 1 kmol
2061,17 Χ 1231,85 Χ
Tref jam kmol 180 kg
= 14105,78 kJ/jam
Q = -42378731,22 kJ/jam
T28 T29
Fa28 ∫ Cpa dT = Fa28 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T28
Fa28 ∫ Cpa dT = 9876,25 kg Χ 749,95 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 18 kg
= 411480,85 kJ
jam
T28 T28
Fe28 ∫ Cp𝑒 dT = Fe28 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T28
Fe28 ∫ Cpe dT = 3015,2522 kg Χ 1142,34 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 46 kg
= 74878,97 kJ
jam
T29
Fa29 ∫ Cpa dT = 9876,25kg Χ 5426,79 kJ Χ 1 kmol
Tref kmol 18 kg
jam
= 2977575,45 kJ
jam
T29 T29
Fe29 ∫ Cp𝑒 dT = Fe29 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T29 3015,2522 kg Χ 9151,27 kJ Χ 1 kmol
Fe29 ∫ Cpe dT = kmol 46 kg
Tref
jam
= 599856,17 kJ
jam
T29 T30
Fa29 ∫ Cpa dT = Fa29 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T29
Fa29 ∫ Cpa dT = 9876,25 kg Χ 5426,79 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 18 kg
= 2977575,45 kJ
jam
T29 T29
Fe29 ∫ Cp𝑒 dT = Fe29 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T29 3015,2522 kg Χ 9151,27 kJ Χ 1 kmol
Fe29 ∫ Cpe dT = jam kmol 46 kg
Tref
= 599856,17 kJ
jam
Menghitung ∆Hvl
Tdew distilat = 82,1793 °C
355,1793 K
∆Hvl(T)
∆Hvl(T) Etanol =
= 38231,94738
∆Hvl(T) Air =
= 41652,99091
HV = CpdT + ∆Hvl(T)
kj
= 45302,66154
kmol
HV, Air =
kj
= 45967,54789
kmol
= ∫(aT + bT + cT 2 + dT 3 ) kj
= 3533,632946
kmol
HL, Etanol x L = 3533,632946 x 1312,6708
= 4638496,796 kJ
kj
= ∫(aT + bT + cT 2 + dT 3 ) = 2256,083662
kmol
= ∫(aT + bT + cT 2 + dT 3 ) kj
= 3533,632946
kmol
HD, Etanol x D = 3533,632946 x 64,4998
= 227918,4946 kJ
kj
= ∫(aT + bT + cT 2 + dT 3 ) = 2256,083662
kmol
HD, Air x D = 2256,083662 x 8,7784
= 19804,79543 kJ
Q31 = = ∑D.Hd
= 227918,4946 + 19804,795
= 247723,2901 kJ
Menghitung Qcondensation
Qcondensation = ∑V.HV - ∑L.HL - ∑D.HD
= 71005301,82 - 5041555,3 - 247723,2901
kJ
= 65716023,26
jam
Menghitung kebutuhan air pendingin
𝑄
𝑚𝑐𝑤 = kg
𝐶𝑝 × (30 − 45)℃ = -1043111,48
jam
T T
Fe ∫ Cp𝑒 dT = Fe ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T
Fe ∫ Cpe dT = 48,2630 kg Χ 9659,03 kJ Χ 1 kmol
Tref
jam kmol 46 kg
= 10134,20 kJ
jam
T
Q air = Fa ∫ Cpa dT
Tref
T T
Fa ∫ Cp𝑎 dT = Fa ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T
Fa ∫ Cpa dT = 9718,2410 kg Χ 5687,15 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 18 kg
= 3070503,05 kJ
jam
Q30 = 3080637,26 kJ
jam
T31
Fa31 ∫ Cpa dT = 158,01 kg Χ 2256,08 kJ Χ 1 kmol
Tref
jam kmol 18 kg
= 19804,80 kJ
jam
T31 T31
Fe31 ∫ Cp𝑒 dT = Fe31 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T31
Fe31 ∫ Cpe dT = 2966,9892 kg Χ 3533,63 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 46 kg
kJ
= 227918,49
jam
T32
Fa32 ∫ Cpa dT = 158,01 kg Χ 749,95 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 18 kg
kJ
= 6583,32
jam
T32 T32
Fe32 ∫ Cp𝑒 dT = Fe32 ∫ (a + bT + cT 2 + dT 3 )dT
Tref Tref
T32
Fe32 ∫ Cpe dT = 2966,9892 kg Χ 1142,34 kJ Χ 1 kmol
Tref jam kmol 46 kg
kJ
= 73680,43
jam
V
2 =
17,38
V = 2 jam × 17,38 m3/jam = 34,77 m3
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VR
34,768 × 4,994
Hc = = 3,995 m = 157,3 in
43,460
Keterangan:
V = Volume cairan dalam reaktor (m3)
VR = Volume reaktor (m3)
Faktor korosi :
C =Ca × n = 0,48 in
22,13 × 77,38
tR = + 0,48 = 0,6 in = 1,456 cm = 14,56 mm
13800 × 0,85 − 0,6 × 22,13
- Diameter pengaduk
Da = 1/3 × Dt = 0,333 × 3,329 = 1,11 m
- Lebar Baffle
J = 1/12 × Dt = 0,08 × 3,329 = 0,28 m
Berdasarkan Gambar C.1 grafik hubungan antara NP terhadap NRe didapatkan nilai Np
sebesar 0,8
P
Np =
ρ × N 3 × D5a
203 203
212 212
ΔT = 9 °F
𝑄 19595,46
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = =
𝑈𝐷 ∆𝑇𝑙𝑚 100 × 9
2
A = 21,773 ft
Atersedian >Aperpindahan panas maka digunakan jaket pemanas
𝜇
=1
𝜇𝑤
𝑗𝑘 𝑐𝜇 1/3
ℎ𝑖 = = 440,2236 Btu/hr.ft2.°F
𝐷𝑗 𝑘
ℎ𝑜𝑖 × ℎ𝑖
𝑈𝑐 = = 210,6361 Btu/hr.ft2.°F
ℎ𝑜1 + ℎ𝑖
19595,46
A= = 21,223 ft²
102,59 + 9
t = 0,4378 in
Faktor korosi :
C = Ca × n = 0,4 in
17,89 × 71,3
𝑡𝑅 = + 0,4 = 0,4821 in = 1,2245 cm = 12,245 mm
18300 × 0,85 − 0,6 × 17,89
17,89 × 142,592
𝑡𝑇𝐵 = + 1,25 = 0,48203 in = 1,2244 cm
2(13800)(0,85) − 0,2(17,89)
- Panjang pengaduk
L= 1/4 × Da = 0,25 × 1,207 = 0,3018 m
- Lebar Baffle
J = 1/12 × Dt = 0,08 × 3,62 = 0,3018 m
h. Menentukan viskositas larutan
m 186,18 kg
Vdekstrin = = 3
= 0,17178 m3
ρ 1083,84 kg/m
m 6688,67 kg
Vglukosa = = = 4,33413 m3
ρ 1543,26 kg/m3
m 17857,03 kg
Vlarutan = = 3
= 14,9184 m3
ρ 1196,98 kg/m
Vzat terlarut 4,506
Fraksi zat terlarut (ɸ) = = = 0,302
Vlarutan 14,918
Viskositas air = 0,0004688 kg/m.s
μm 1+ (0,5 × ɸ)
=
μair (1-ɸ)4
μm 1+ (0,5 × 0,302)
= 4
0,0004688 (1-0,302)
μm = 0,00227374 kg/m.s
−1/3 −0,14
ℎ𝐷𝑗 𝑐𝜇 𝜇
𝑗=
𝑘 𝑘 𝜇𝑤
𝑗𝑘 𝑐𝜇 1/3
ℎ𝑖 = = 204,5005 Btu/hr.ft2.°F
𝐷𝑗 𝑘
ℎ𝑜𝑖 × ℎ𝑖
𝑈𝑐 = = 100,1572 Btu/hr.ft2.°F
ℎ𝑜1 + ℎ𝑖
𝑄 23247,42
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = =
𝑈𝐷 ∆𝑇𝑙𝑚 66,736 × 72
A = 4,8381 ft2 = 696,69 in
2
ID 3,565
r = = = 1,782 m = 70,168 in
2 2
- Tinggi tangki
H = 1,5 ID = 1,5 × 3,565 = 5,347 m = 210,51 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VR
42,66 × 5,347
Hc = = 4,277 m = 168,404 in
53,331
Faktor korosi :
C = Ca × n = 0,4 in
17,86 × 70,168
𝑡𝑅 = + 0,4 = 0,4806 in = 1,2208 cm
18300 × 0,85 − 0,6 × 17,86
17,86 × 140,337
𝑡𝑇𝐵 = + 1,25 =0,4806 in = 1,2207 cm
2(13800)(0,85) − 0,2(17,86)
95 °F 95 °F
113 °F
86 °F
ΔT1 = 41 °F =
ΔT2 = 50 °F =
ΔT2 - ΔT2
ΔTlm = = 45 °F
ln (ΔT2/ΔT1)
𝑄 40167281,89
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = =
𝑈𝐷 ∆𝑇𝑙𝑚 65 × 45
2
A = 13626 ft
Atersedian >Aperpindahan panas maka digunakan jaket pendingin
ℎ𝑜𝑖 × ℎ𝑖
𝑈𝑐 = = 71,04651 Btu/hr.ft2.°F
ℎ𝑜1 + ℎ𝑖
40167281,89
A= = 16894,8 ft²
52,424 + 45
V
0,5 =
102,57
V = 0,5 jam × 102,57 m3/jam = 51,29 m3
- Tinggi tangki
H = 1,5 D = 1,5 × 3,790 = 5,685 m = 223,82 in
- Tinggi head
He = 1/4 D = 0,25 × 3,790 = 0,948 m = 37 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VMT
51,29 × 5,685
Hc = = 4,548 m = 179,059 in
64,107
Keterangan:
V = Volume cairan dalam mixing tank (m3)
VMT = Volume mixing tank (m3)
Faktor korosi :
C = Ca × n = 0,487 in
23,24 × 75,61
𝑡𝑀 = + 0,487 = 0,5989 in = 1,52 cm
13750 × 0,85 − 0,6 × 23,24
23,24 × 79,1792
t TB = + 0,487 = 0,5988 in = 1,5209 cm
2(13750)(0,85) − 0,2(23,24)
- Diameter pengaduk
Da = 1/3 × Dt = 0,333 × 3,790 = 1,263 m
- Lebar Baffle
J = 1/12 × Dt = 0,08 × 3,790 = 0,3158 m
V
0,5 =
15,33
V = 0,5 jam ×15,33 m3/jam = 7,66 m3
Faktor keterisian 80% maka volume mixing tank aktual (VMT) :
VMT = 100/80 × 7,66 = 9,6 m3
D 2,011
r = = = 1,006 m = 39,59 in
2 2
- Tinggi head
He = 1/4 D = 0,25 × 2,011 = 0,503 m = 20 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VMT
7,66 × 3,017
Hc = = 2,413 m = 95,0151 in
9,579
Keterangan:
V = Volume cairan dalam mixing tank (m3)
VMT = Volume mixing tank (m3)
Faktor korosi :
C = Ca × n = 0,487 in
20,25 × 75,61
𝑡𝑀 = + 0,487 = 0,5389 in = 1,37 cm
13750 × 0,85 − 0,6 × 20,25
20,25 × 79,1792
t TB = + 0,487 = 0,5389 in = 1,3687 cm
2(13750)(0,85) − 0,2(20,25)
Data pendukung:
Laju alira umpan = 110702 kg/jam
Laju alir padatan = 8191,95 kg/jam
Laju alir cairan = 102510 kg/jam
Spesifik Gravity pati : 1,5
Dari Tabel 11.12 (Wallas, 1990) dimensi rotary drum filter adalah sebagai
berikut:
- Panjang drum = 12 ft = 3,66 m
- Diameter = 6 ft = 1,83 m
- Luas permukaan = 226 ft² = 21,00 m²
Dari gambar 18-103 (Perry, 1999), rasio pencucian (N) yang didapatkan
Vw = 2,77 L/m².cycle
Waktu pencucian = W x Vw
= 7,5 x 2,77
= 20,75 kg.L/m4
Dari gambar 18-104 (Perry, 1999) waktu pencucian (W)
A =
Laju filtrasi
110701,98
A =
15734,25
A = 7,04 m²
A = 3,14 x r²
r² = 2,24
r = 1,50 m
Vair = 0,35 m³
area pencelupan
Ketinggian air dalam tangki = x D = 0,185
total area
0,5 D
Tinggi konis (Hk) = , dengan α = 45°
tan α
1 1 1 0,5D
Volume tangki = × 3,14 × D2 × 1,5D + × 3,14 × × D2 ×
4 3 4 tan 45°
c. Spesifikasi silinder
- Tinggi silinder pada bak pengendap (Hs) = 1,5 D = 1,5 × 4,31
Tinggi silinder pada bak pengendap (Hs) = 6,47 m
100-20
- Tinggi cairan dalam silinder (Hc) = × 6,47 = 5,18 m
100
- Luas penampang silinder
𝜋
𝐴= × 𝐷2 = 14,61 m³
4
- Menghitung tebal silinder
Bahan kontruksi yang digunakan adalah jenis Carbon Steel SA-240 grade C yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Tegangan Maksimum (S) = 13800 psi
Efisiensi Pengelasan Maksimum (E ) = 0,85
Laju Korosi (Ca) = 0,040 in/tahun
Umur alat (n) = 10 tahun
Faktor korosi (C ) = Ca × n = 0,4 in
Pdesain = Poperasi + 10%Poperasi + ρghc
Pdesain = 14,7 psia + 10% x 14,7 + 52608,95 Pa
Pdesain = 16,17 psia + 7,73 psia
Pdesain = 23,90 psia = 164814,74 Pa
𝑃×𝑟
𝑡𝑆 = +𝐶
𝑆𝐸 − 0,6𝑃
19,78 × 39,17
𝑡𝑆 = + 1,25 = 0,57 in = 0,01 m
13750 × 0,85 − 0,6 × 19,78
dipilih tebal standar 1 3/8 in berdasarkan Tabel 5.6 (Brownell & Young, 1959)
d. Spesifikasi Konis
- Menghitung tebal konis
𝐷𝑘 1
- Tinggi konis
𝐻𝐾 = 𝐿 × cos 𝛼 = 1,33 m = 52,42898 in
Sehingga didapatkan nilai tinggi total bak pengendap
𝐻𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐻𝐾 + 𝐻𝑆 = 7,80 m
18003,92 kg/jam
Laju alir volumetrik umpan Vf =
1187,82 kg/m3
Laju alir volumetrik umpan Vf = 17,38 m3/jam = 0,0048 m3/s
- Komposisi rententate
𝑉𝑓 × 𝐶𝑝𝑓
𝐶𝑟𝑝𝑎𝑡𝑖 = = 1,75 kg/L
𝑉𝑟
𝑉𝑓 × 𝐶β𝑓
𝐶𝑟β 𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑠𝑒 = = 0,11 kg/L
𝑉𝑟
tm = 0,00145 m
𝐷
𝑘= × 𝛼 × 𝑅𝑒 𝑏 × 𝑆𝑐 0,33 = 0,00325 m/s
𝑑ℎ
a = 0,5
b = 0,54
jv/k = 1,33
𝐶𝑝
𝑅𝑜 = 1 − = 1
𝐶𝑓
𝑒 𝐽𝑣 Τ𝑘
𝐶𝑊 = 𝐶𝑏 × = 3,54 kg/L
𝑅𝑜 + (1 − 𝑅𝑜 ) × 𝑒 𝐽𝑉 Τ𝑘
Tabel D.5 Data Laju Alir Massa dan Densitas Komponen Umpan
Senyawa Massa (kg/jam) Fraksi massa Densitas (kg/m3)
Air 10973,61 0,609513 998
Dekstrin 186,18 0,010341 1094,81
Gluko-amilase 8,56 0,000476 998
Glukosa 6688,67 0,371512 1558,88
Total 17857,03 1 1199,23
Tabel D.6 Data Laju Alir Massa dan Densitas Komponen Permeat
3
Senyawa Massa (kg/jam) Fraksi massa Densitas (kg/m )
Air 10973,61 0,98332 998
Dekstrin 186,18 0,01668 1094,81
Glukosa 6688,67 0,59935 1558,88
Total 11159,79 1 1933,93
17857,03 kg/jam
Laju alir volumetrik umpan Vf =
1199,23 kg/m3
Laju alir volumetrik umpan Vf = 14,89 m3/jam = 0,0041 m3/s
𝐷
𝑘= × 𝛼 × 𝑅𝑒 𝑏 × 𝑆𝑐 0,33 = 0,00371 m/s
𝑑ℎ
a = 0,5
b = 0,54
e. Menghitung Konsentrasi pada Permukaan Membran
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑡
𝐽𝑣 = = 0,0014
1,115
jv/k = 0,39
𝐶𝑝
𝑅𝑜 = 1 − = 1
𝐶𝑓
𝑒 𝐽𝑣 Τ𝑘
𝐶𝑊 = 𝐶𝑏 × = 0,90 kg/L
𝑅𝑜 + (1 − 𝑅𝑜 ) × 𝑒 𝐽𝑉 Τ𝑘
Data pendukung:
Laju alira umpan = 16805,34 kg/jam
Laju alir padatan = 2481,45 kg/jam
Laju alir cairan = 14323,89 kg/jam
Spesifik Gravity Glukosa : 1,562
Spesifik Gravity Dekstrin : 1,097
Spesifik Gravity Urea : 1,340
Spesifik Gravity Etanol : 0,787
Spesifik Gravity DAP : 1,620
Dari Tabel 11.12 (Wallas, 1990) dimensi rotary drum filter adalah sebagai
berikut:
- Panjang drum = 12 ft = 3,66 m
- Diameter = 6 ft = 1,83 m
- Luas permukaan = 226 ft² = 21,00 m²
Dari gambar 18-103 (Perry, 1999), rasio pencucian (N) yang didapatkan
A = 3,14 x r²
r² = 0,34
r = 0,58 m
Umpan berupa campuran etanol dan air yang dimasukkan ke dalam menara
distilasi dengan kondisi tekanan 760 mmHg dan temperatur 369,791 K dengan laju
alir molar 614,229 kmol/jam.
Ki = Pisat/Ptot
αi = Ki/KHK
K LD K LB
𝛼𝐿,𝑎𝑣 = √𝛼𝐿𝐷 𝛼𝐿𝐵 = √ x = √2,28768 𝑥 2,23519 = 2,26128
K HK K HK
Tahap minimum
yi LK distilat yi HK bottom 0,8802 0,99806
log ( ) × log ( ) log[( )( )]
yi HK distilat yi LK bottom 0,1198 0,00194
= = =10,09 tahap
α etanol average 2,26128
e. Penentuan Nilai q line
Menghitung q line menggunakan persamaan dibawah ini (Geankoplis,2003
halaman 714) :
(𝐻𝑉 −𝐻𝐿 )+𝐶𝑝𝐿 (𝑇𝐵 −𝑇𝐹 )
q= (𝐻𝑉 −𝐻𝐿 )
Dapat diketahui nilai q berdasarkan kondisi umpan masuk. Umpan masuk pada
Boiling pointnya sehingga q =1.
= 364,191 K
• Mencari nilai θ menggunakan Persamaan Underwood (Geankoplis,
halaman 748)
𝛼𝑖×𝑥𝑖𝑓
1-q =∑ 𝛼𝑖−𝜃
Maka, diperoleh :
1-q = 1,41174
Dengan menggunakan solver pada program Ms.Excel dan diperoleh
nilai θ sebesar 2,1476
Tabel D.13 Hasil Perhitungan Refluks Minimum pada Kolom Distilasi (D-101)
Komponen xiD αi αi.xiD/(αi-θ)
Etanol (LK) 0,8802 2,257 18,064034
Air (HK) 0,1197 1,00 -0,104385
Total 17,959649
R − Rm 20,3516 − 16,959
= = 0,1588
R+1 20,3516 + 1
1
ρV =
∑ fraksi massa × ρ
1 kg
ρV = = 1,46425 3
(0,94944 × 1,57942) + (0,05056 × 0,61803) m
• Bagian Cairan
L dalam kmol/h = L (kmol/h)/jumlah kolom
Fraksi mol (xi) = Lkomponen/Ltotal
L dalam kg/h = L (kg/h)/jumlah kolom
Fraksi massa = Lkomponen/Ltotal
Tabel D.15 Hasil Perhitungan pada Bagian Cairan di Enriching Section
Senyawa L (kmol/h) xi L (kg/h) Fraksi massa ρ (kg/m3)
Etanol 656,336 0,8802 30191,4 0,94944 790
Air 89,3271 0,1198 1607,89 0,05056 998
Total 745,663 1 31799,3 1
1
ρL =
∑ fraksi massa × ρ
1 kg
ρL = = 798,414 3
(0,94944 × 790) + (0,05056 × 998) m
• Surface Tension
𝑃𝑐ℎ (𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 ) 4
𝜎=[ ] × 10−12
𝑀 (Coulson Richardson,355)
13,8087
𝜎= = 0,018087 𝑁/𝑚
1000
- Stripping Section
• Bagian Uap
Data Pendukung : P = 1 atm
T = Tbubble bottom = 373,203 K
R = 0,082 m3.atm/kmol/K
Vi dalam kmol h = Vi (kmol/h)/jumlah kolom
Fraksi mol (yi) = Vikomponen/Vitotal
Vi dalam kg/h = Vi (kg/h)/jumlah kolom
Fraksi massa = Vkomponen/Vtotal
Tabel D.17 Hasil Perhitungan pada Bagian Uap di Stripping Section
Senyawa Vi (kmol/h) yi Vi(kg/h) fraksi massa ρ (kg/m3)
Etanol 3,22727 0,00432 148,454 0,01098 1,50314
Air 742,984 0,99568 13373,7 0,98902 0,58818
Total 746,211 1 13522,2 1
1
ρV =
∑ fraksi massa × ρ
1 kg
ρV = = 0,59214 3
(0,01098 × 1,50314) + (0,98902 × 0,58818) m
• Bagian Cairan
Li dalam kmol/h = Li (kmol/h)/jumlah kolom
Fraksi mol (xi) = Likomponen/Litotal
L dalam kg/h = Li (kg/h)/jumlah kolom
Fraksi massa = Likomponen/Litotal
1
ρL =
∑ fraksi massa × ρ
1 kg
ρL = = 995,5421 3
(0,009377 × 790) + (0,99062 × 998) m
• Surface Tension
𝑃𝑐ℎ (𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 ) 4
𝜎=[ ] × 10−12
𝑀 (Coulson Richardson,355)
Tabel D.19 Hasil Perhitungan Surface Tension
Senyawa Xi Yi xi.ρL yi.ρV Pch 𝜎 (dyne/cm)
Etanol 0,00369 0,004325 3,673837 0,002561 126,4 1,0356x10-8
Air 0,99631 0,995675 991,8683 0,58958 48,4 50,47479
Total 1 1 995,5421 0,592141 50,47479
50,47479
σ= = 0,050475 N/m
1000
Lw ρV
FLV = √
Vw ρL
L ρV 31799,32 1,46424
FLV top = √ = √ = 0,0408
V ρL 33361,82 798,4139
Li ρV 18232,82 0,592141
FLV bottom = √ = √ = 0,03319
Vi ρL 13522,16 995,5421
Gambar D.15 Flooding velocity, sieve plates
Ktop = 0,09
Kbottom = 0,095
σ enriching section =0,013809 N/m
σ stripping section =0,050475 N/m
Batasan penggunaan Gambar D.15 adalah pada surface tension 0,02 selain itu
harus dikoreksi dengan mengalihkan nilai K yang didapat menggunakan:
σ 0,2
K1 = [ ] × K1grafik
0,02
0,013809 0,2
K1𝑡𝑜𝑝 = [ ] × 0,09 = 0,083
0,02
0,05475 0,2
K1𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = [ ] × 0,095 = 0,1143
0,02
ρL − ρV
Uf = K1√
ρV
ρL − ρV m
Uftop = K1top √ = 1,9497
ρV s
ρL − ρV m
Ufbottom = K1bottom √ = 4,6861
ρV s
Design untuk 80% flooding pada maximum flowrate
Uftop=0,8 x 1,9497 = 1,5597 m/s
Ufbottom=0,8 x 4,6861 = 3,7489 m/s
4 × Ac 4 × 4,5084
Dtop = √ =√ = 2,3965 m
π 3,14
• Stripping Section
Vi 13522,16 m3 m3
Laju volumetrik = = = 22836,03 = 6,343
ρV 0,59214 jam s
Laju Volumetrik 6,343
An bottom = = = 1,6920 m2
Ufbottom 3,7489
An bottom 1,6920
Ac bottom = = = 1,8800 m2
0,9 0,9
4 × Ac 4 × 1,8800
Dtop = √ =√ = 1,5475 m
π 3,14
P = 15,95 psi
D = 2,3965 m
f = 0,8
Ca = 1,25
E = 15600
P×D
ts = + Ca = 1,2515 in
2 × (f × E − 0,6P)
Tebal tutup = tebal shell = 1,2515 in = 0,0317 m
Tinggi tutup = ¼ x Dc = 0,5991 m
Tinggi total = Tinggi aktual +(2xtinggi tutup)= 16,0828 m
LAMPIRAN E
PERANCANGAN ALAT PENUKAR PANAS
E.1 Heater
Fungsi : - Menaikan temperatur larutan pati sebelum masuk reaktor dari 30°C
menjadi 95°C
- Agar larutan pati menjadi larutan pati tergelatinasi
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.1 Diagram 1-2 Heat exchanger tipe shell and tube
a. Kondisi Operasi
Fluida panas : tube
Tin = 120 °C = 248 °F = 393 K
Tout = 120 °C = 248 °F = 393 K
Laju alir = 2024,44 kg/jam = 4463,89 lb/jam
Gambar E.2 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 91,34 °F = 305,97 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Gambar E.3 Grafik faktor koreksi LMTD untuk 1-2 Heat Exchanger
Berdasarkan Gambar E.3 diperoleh ∆Tm faktor koreksi untuk 1-2 Heat
Exchanger sebesar Ft = 1
∆𝑇𝑚 = ∆𝑇𝐿𝑀 × 𝐹𝑡 = 91,34 × 1 = 91,34 °F = 305,97 K
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 21,25 in dan 0,75
in OD tube on 1 triangular pitch, didapat 302 tube . Maka panjang shell:
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat (Kern,1965)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
E.2 Cooler
Fungsi : Menurunkan suhu keluaran reaktor dari temperatur 95°C menjadi 60°C
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.9 Diagram of 1-2 Heat exchanger shell and tube type
a. Kondisi Operasi
Fluida panas (larutan dekstrin): tube
Tin = 95 °C = 203 °F = 368 K
Tout = 60 °C = 140 °F = 333 K
Laju alir = 18003,92 kg/jam = 39698,64 lb/jam
Gambar E.10 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 70,47 °F = 294,37 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Gambar E.11 Grafik faktor koreksi LMTD untuk 1-2 Heat Exchanger
Dari gambar E.11 diperoleh ∆Tm faktor koreksi untuk 1-2 Heat Exchanger sebesar Ft
= 0,93
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 21,25 in dan 1 in
OD tube on 1,25 triangular pitch, didapat 188 tube . Maka panjang shell:
N't = 188 tube
𝐴 454,82 ft2
𝐿=
𝑁 𝑡 × a𝑜 =
′
188 × 0,1963 ft2/ft
= 12,32 ft = 3,76 m
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × 𝐷𝑠 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 = = 0,000000024 psi
5,22 × 1010 × (𝐷𝑠 × 𝑠 × 1)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
a. Kondisi Operasi
Fluida panas (larutan dekstrin): tube
Tin = 60 °C = 140 °F = 333 K
Tout = 35 °C = 95 °F = 308 K
Laju alir = 17857,03 kg/jam = 39374,74 lb/jam
Gambar E.18 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 16,38 °F = 264,32 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Dari gambar E.19 diperoleh ∆Tm faktor koreksi untuk 1-2 Heat Exchanger sebesar Ft
=1
∆𝑇𝑚 = ∆𝑇𝐿𝑀 × 𝐹𝑡 = 16,38 × 1 = 14,75 °F = 264,32 K
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 27 in dan 1 in OD
tube on 1,25 triangular pitch, didapat 152 tube . Maka panjang shell:
N't = 334 tube
4 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑉 2
∆𝑃𝑟 = × = 0,001
𝑠 2𝑔
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑃𝑡 + ∆𝑃𝑟 = 0,00399 psi
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × 𝐷𝑠 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 = = 0,000000023 psi
5,22 × 1010 × (𝐷𝑠 × 𝑠 × 1)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
E.4 Heater
Fungsi : Suspensi dipanaskan dari temperatur 35°C menjadi 96,7909°C.
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.25 Diagram of 1-2 Heat exchanger shell and tube type
a. Kondisi Operasi
Fluida panas: tube
Tin = 120 °C = 248 °F = 393 K
Tout = 120 °C = 248 °F = 393 K
Laju alir = 12891,50 kg/jam = 28425,77 lb/jam
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 84,21 °F = 302,01 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Gambar E.27 Grafik faktor koreksi LMTD untuk 1-2 Heat Exchanger
Dari gambar E.27 diperoleh ∆Tm faktor koreksi untuk 1-2 Heat Exchanger sebesar Ft
=1
∆𝑇𝑚 = ∆𝑇𝐿𝑀 × 𝐹𝑡 = 84,21 × 1 = 84,21 °F = 302,01 K
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 23,25 in dan 0,75
in OD tube on 1 triangular pitch, didapat 376 tube . Maka panjang shell:
N't = 376 tube
𝐴 1159,70 ft2
𝐿=
𝑁 𝑡 × a𝑜 =
′
376 × 0,1963 ft2/ft
= 15,71 ft = 4,79 m
4 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑉 2
∆𝑃𝑟 = × = 0,021
𝑠 2𝑔
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑃𝑡 + ∆𝑃𝑟 = 0,10555 psi
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
E.5 Kondensor
Fungsi : Untuk mengembunkan uap etanol dari temperature 82,1793 °C menjadi 55 °C.
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.33 Diagram of 1-2 Heat exchanger shell and tube type
a. Kondisi Operasi
Fluida panas (uap etanol): tube
Tin = 82,1793 °C = 179,92 °F = 355,18 K
Tout = 55 °C = 131 °F = 328 K
Laju alir = 66723,63 kg/jam = 147125,60 lb/jam
Gambar E.34 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 55,24 °F = 285,91 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Gambar E.35 Grafik faktor koreksi LMTD untuk 1-2 Heat Exchanger
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 0,75 in dan 1 in OD
tube on 1 triangular pitch, didapat 452 tube . Maka panjang shell:
N't = 452 tube
𝐴 18793,38 ft2
𝐿=
𝑁 𝑡 × a𝑜 =
′
452 × 0,1963 ft2/ft
= 11,15 ft = 3,40 m
Untuk menentukan nilai pressure drop akibat perubahan arah pada tube,
laju alir tube (Gt) = 280669,904 lb/ft2.jam
V2/2g = 0,01
Nilai diameter dalam tube (ID) = 0,0543 ft
Spesific gravity (s) = 1,097
𝑓 × 𝐺𝑡 2 × 𝐿 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠
∆𝑃𝑡 = = 0,050806
5,22 × 1010 × (𝐷𝑡 × 𝑠 × 1)
4 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑉 2
∆𝑃𝑟 = × = 0,073
𝑠 2𝑔
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑃𝑡 + ∆𝑃𝑟 = 0,12373 psi
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × 𝐷𝑠 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 = = 0,000001851 psi
5,22 × 1010 × (𝐷𝑠 × 𝑠 × 1)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
E.6 Reboiler
Fungsi : Untuk mengubah fasa cair menjadi fasa gas
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.41 Diagram of 1-2 Heat exchanger shell and tube type
a. Kondisi Operasi
Fluida panas (steam): tube
Tin = 120 °C = 248 °F = 393 K
Tout = 120 °C = 248 °F = 393 K
Laju alir = 36810,71 kg/jam = 81167,63 lb/jam
Gambar E.42 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 35,63 °F = 275,01 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Gambar E.43 Grafik faktor koreksi LMTD untuk 1-2 Heat Exchanger
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 15,25 in dan 1 in
OD tube on 1,25 triangular pitch, didapat 86 tube . Maka panjang shell:
N't = 376 tube
𝐴 29028,34 ft2
𝐿=
𝑁 𝑡 × a𝑜 =
′
376 × 0,1963 ft2/ft
= 17,88 ft = 5,45 m
Untuk menentukan nilai pressure drop akibat perubahan arah pada tube,
laju alir tube (Gt) = 186140,560 lb/ft2.jam
V2/2g = 0,042
Nilai diameter dalam tube (ID) = 0,0543 ft
Spesific gravity (s) = 1,097
𝑓 × 𝐺𝑡 2 × 𝐿 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠
∆𝑃𝑡 = = 0,123430
5,22 × 1010 × (𝐷𝑡 × 𝑠 × 1)
4 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑉 2
∆𝑃𝑟 = × = 0,306
𝑠 2𝑔
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑃𝑡 + ∆𝑃𝑟 = 0,42972 psi
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × 𝐷𝑠 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 = = 0,000000021 psi
5,22 × 1010 × (𝐷𝑠 × 𝑠 × 1)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
E.7 Cooler
Fungsi : Untuk menurunkan temperatur dari 55°C menjadi 35°C.
Jenis : 1-2 Heat Exchanger type shell and tube
Jenis aliran : Counter current
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285
Gambar E.49 Diagram of 1-2 Heat exchanger shell and tube type
Gambar E.50 Profil temperatur pada Heat Exchanger dengan jenis aliran counter current
(∆𝑇2 − ∆𝑇1 )
∆T𝐿𝑀 = = 12,98 °F = 262,44 K (Robert, hal 76)
𝑙𝑛 ∆𝑇2 Τ∆𝑇1
Berdasarkan tabel 9 (Kern et. Al., 1965 hal 842) dipilih ID shell = 10 in dan 1 in OD
tube on 1,25 triangular pitch, didapat 32 tube . Maka panjang shell:
N't = 52 tube
𝐴 162,99 ft2
𝐿=
𝑁′𝑡 × a𝑜 = 52 × 0,2618 ft2/ft
= 11,97 ft = 3,65 m
Untuk menentukan nilai pressure drop akibat perubahan arah pada tube,
laju alir tube (Gt) = 69896,457 lb/ft2.jam
V2/2g = 0,0001
Nilai diameter dalam tube (ID) = 0,0695 ft
Spesific gravity (s) = 1,097
𝑓 × 𝐺𝑡 2 × 𝐿 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠
∆𝑃𝑡 = = 0,003233
5,22 × 1010 × (𝐷𝑡 × 𝑠 × 1)
4 × 𝑝𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑉 2
∆𝑃𝑟 = × = 0,001
𝑠 2𝑔
∆𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑃𝑡 + ∆𝑃𝑟 = 0,00396 psi
∆P pada tube <10 psi maka pemanas yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × 𝐷𝑠 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 = = 0,000000203 psi
5,22 × 1010 × (𝐷𝑠 × 𝑠 × 1)
∆P pada shell <10 psi maka pendingin yang digunakan memenuhi syarat
(Kern,1965)
Kondisi penyimpanan
Temperatur = 30 °C
Tekanan = 1 bar
100%
Kapasitas Roll Crusher (ms ) = × Laju Alir
100% − 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
Massa Masuk
100% 𝑘𝑔
Kapasitas Roll Crusher (ms ) = × 35712,45946
100%−20% 𝑗𝑎𝑚
kg
= 27675,5
jam
Kapasitas Roll Crusher (ms ) = 27,68 ton/jam
Berdasarkan tabel 12.8 (Wallas, 1988), untuk kapasitas ≥ 29,2 ton/jam, spesifikasi alat
adalah sebagai berikut:
Ukuran Roll: Diameter = 36 in = 0,91 m
Face = 20 in = 0,51 m
Roll Setting = 0,37 in = 0,009 m
Kecepatan putaran Roll = 78 rpm
b. Volume Gudang
Setiap gudang dirancang agar memiliki ruang kosong 50%
100%
Volume gudang = × Volume singkong
100%−50%
100%
Volume gudang = × 3245,8 m3 = 6491,57 m3
100%−50%
c. Dimensi Gedung
Desain tinggi gedung (T) = 5 m
Keterangan : Lebar gudang (L)
Panjang gudang (P)
Dengan perbandingan L/P=0,5 sehingga, P=2×L
Volume gudang = P× L× T = 2L2×T
......................................................................................... (2)
- Jari-jari tangki
Di 1,902
r = = = 0,951 m = 37,434 in
2 2
- Tinggi tangki
H = 1,5 Di = 1,5 × 1,902 = 2,852 m = 112,30 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VR
6,48 × 2,852
Hc = = 2,282 m = 89,842 in
8,098
Keterangan:
Ve = Volume cairan dalam tangki (m3)
Vt = Volume tangki (m3)
A = Luas penampang alas
Keterangan :
tT = tebal tangki (in)
P = tekanan desain (psi)
r = jari-jari (in)
S = tegangan maksimum (psi)
Faktor korosi :
n = 10 tahun
Ca = 0,125 in/tahun
C = Ca × n
C = 0,125 × 10 = 1,25 in
19,59 × 37,434
𝑡𝑇 = + 1,25 = 1,3126 in = 0,0333 m
13800 × 0,85 − 0,6 × 19,59
0,13 × 19,59
𝑡𝑇𝐵 = 74,868 + 1,25 = 2,353 in = 0,060 m
13800 × 0,85
......................................................................................... (2)
- Jari-jari tangki
Di 1,785
r = = = 0,893 m = 35,147 in
2 2
- Tinggi tangki
H = 1,5 Di = 1,5 × 1,785 = 2,678 m = 105,44 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VR
5,36 × 2,678
Hc = = 2,143 m = 84,354 in
6,702
Keterangan:
Ve = Volume cairan dalam tangki (m3)
Keterangan :
tT = tebal tangki (in)
P = tekanan desain (psi)
r = jari-jari (in)
S = tegangan maksimum (psi)
E = efisiensi pengelasan maksimum (%)
C = faktor korosi (in)
Faktor korosi :
n = 10 tahun
Ca = 0,125 in/tahun
C = Ca × n
C = 0,125 × 10 = 1,25 in
19,72 × 35,147
𝑡𝑇 = + 1,25 = 1,3091 in = 0,0333 m
13800 × 0,85 − 0,6 × 19,72
0,13 × 19,72
𝑡𝑇𝐵 = 70,295 + 1,25 =
13800 × 0,85 2,289 in = 0,058 m
5
𝑉𝑡 = 𝜋 𝐷𝑖 3 ............................................................................ (4)
12
45,47 m3 = 0,417 × 3,14 Di 3
45,47 m3 = 1,308 Di 3
Di = 3,263 m = 128,48 in
Diameter tangki = 3,263 m
- Jari-jari tangki
Di 3,263
r = = = 1,632 m = 64,24 in
2 2
- Tinggi silinder
Hs = 1,5 Di = 1,5 × 3,263 = 4,895 m = 192,72 in
- Tinggi tangki
H = Hs + Hk
H = 4,895 + 1,6
H = 6,527 m
- Tinggi padatan
Vu × H
Hc =
VR
36,38 × 6,527
Hc = = 5,221 m = 205,57 in
45,470
Keterangan:
Vu = Volume urea dalam tangki (m3)
Vt = Volume tangki (m3)
Faktor korosi :
n = 10 tahun
Ca = 0,125 in/tahun
5
𝑉𝑡 = 𝜋 𝐷𝑖 3 ............................................................................ (4)
12
18,58 m
3
= 0,417 × 3,14 Di 3
18,58 m3 = 1,308 Di 3
Di = 2,422 m = 95,339 in
Diameter tangki = 2,422 m
- Jari-jari tangki
Di 2,422
r = = = 1,211 m = 47,67 in
2 2
- Tinggi silinder
Hs = 1,5 Di = 1,5 × 2,422 = 3,632 m = 143,01 in
- Tinggi tangki
H = Hs + Hk
H = 3,632 + 1,211
H = 4,843 m
- Tinggi padatan
Vdap × H
Hc =
VR
14,86 × 4,843
Hc = = 3,875 m = 152,54 in
18,580
Keterangan:
Vdap = Volume DAP dalam tangki (m3)
Vt = Volume tangki (m3)
Faktor korosi :
n = 10 tahun
Ca = 0,125 in/tahun
C = Ca × n
C = 0,125 × 10 = 1,25 in
25,21 × 47,67
𝑡𝑇 = + 1,25 = 1,3526 in = 0,0344 m
13800 × 0,85 − 0,6 × 25,21
- Tinggi silinder
Hs = 1,5 Di = 1,5 × 4,240 = 6,360 m = 250,40 in
- Tinggi tangki
H = Hs + Hk
H = 6,360 + 2,1
H = 8,480 m
- Tinggi padatan
Vragi × H
Hc =
VR
797,87 × 8,480
Hc = = 6,784 m = 267,09 in
997,339
Keterangan:
Vragi = Volume ragi dalam tangki (m3)
Vt = Volume tangki (m3)
Faktor korosi :
n = 10 tahun
Ca = 0,125 in/tahun
C = Ca × n
C = 0,125 × 10 = 1,25 in
25 × 83,466
𝑡𝑇 = + 1,25 = 1,43 in = 0,0363 m
13800 × 0,85 − 0,6 × 25
......................................................................................... (2)
1
𝑉𝑡 = 𝜋 𝐷𝑖 2 × 1,5 𝐷𝑖 ............................................................................ (4)
4
2
211,52 m3 = 1/4 × 3,14 Di × 1,5 Di
3 3
211,52 m = 1,178 Di
- Tinggi tangki
H = 1,5 Di = 1,5 × 5,642 = 8,464 m = 333,21 in
- Tinggi cairan
V × H
Hc =
VR
2707,52 × 8,464
Hc = = 6,771 m = 266,57 in
3384,398
Keterangan:
Ve = Volume etanol dalam tangki (m3)
Vt = Volume tangki (m3)
A = Luas penampang alas
C = Ca × n
C = 0,125 × 10 = 1,25 in
24 × 111,07
𝑡𝑇 = + 1,25 = 1,4763 in = 0,0375 m
13800 × 0,85 − 0,6 × 24
𝑃×𝐷
𝑡𝑇𝐴 = +𝐶 (Megyesy, 2001)
2𝑆𝐸 − 0,2𝑃
Keterangan: Diameter tangki (D) = 222,14 in
24 × 222,14 1,48 in = 0,037 m
𝑡𝑇𝐴 = + 1,25 =
2(13800)(0,85) − 0,2(24)
Data perhitungan:
- Kapasitas : 22217,89 kg/jam
- Faktor kelonggaran : 20%
100%
- Kapasitas aktual = × 22217,89 𝑘𝑔Τ𝑗𝑎𝑚
100% − 20%
Kapasitas aktual = 27772,360 kg/jam = 27,77236 ton/jam
Berdasarkan Tabel 21-7 (Perry, 1999) dipilih Belt Conveyor dengan spesifikasi sebagai
berikut:
- Kapasitas : 32 ton/jam
- Kecepatan belt : 100 ft/min
- Lebar belt : 14 in
- Luas penampang : 0,11 ft2
- Berat idler : 12 lb/ft
- Panjang horizontal : 5m
27,77236 ton/jam
V= × 100 ft/min = 86,789 ft/min = 26,471 m/menit
32 ton/jam
Data perhitungan:
- Kapasitas : 66,89 kg/jam
- Faktor kelonggaran : 20%
100%
- Kapasitas aktual = × 66,89 𝑘𝑔Τ𝑗𝑎𝑚
100% − 20%
Kapasitas aktual = 83,608 kg/jam = 0,083608 ton/jam
0,083608 ton/jam
V= × 100 ft/min = 0,2613 ft/min = 0,0797 m/menit
32 ton/jam
Data perhitungan:
- Kapasitas : 33,44 kg/jam
- Faktor kelonggaran : 20%
100%
- Kapasitas aktual = × 33,44 𝑘𝑔Τ𝑗𝑎𝑚
100% − 20%
Kapasitas aktual = 41,804 kg/jam = 0,041804 ton/jam
Berdasarkan Tabel 21-7 (Perry, 1999) dipilih Belt Conveyor dengan spesifikasi sebagai
berikut:
- Kapasitas : 32 ton/jam
- Kecepatan belt : 100 ft/min
- Lebar belt : 14 in
- Luas penampang : 0,11 ft2
- Berat idler : 12 lb/ft
- Panjang horizontal : 3 m
0,041804 ton/jam
V= × 100 ft/min = 0,1306 ft/min = 0,0398 m/menit
32 ton/jam
Berdasarkan Tabel 21-7 (Perry, 1999) dipilih Belt Conveyor dengan spesifikasi sebagai
berikut:
- Kapasitas : 32 ton/jam
- Kecepatan belt : 100 ft/min
- Lebar belt : 14 in
- Luas penampang : 0,11 ft2
- Berat idler : 12 lb/ft
- Panjang horizontal : 5m
2,57646 ton/jam
V= × 100 ft/min = 8,0514 ft/min = 2,4557 m/menit
32 ton/jam
Laju alir volumetrik (Q) = 102,57 m3/jam = 0,0285 m3/s = 1,0011 ft3/s
= 0,398 J/kg
(v22-v12) = 0
(P2-P1) = 0
= 3,698 Hp
Untuk perhitungan daya pompa dan sistem perpipaan lainnya disajikan pada Tabel
G.5 sampai dengan Tabel G.8
Tabel G.5 Data perhitungan diameter nominal pipa
ρ Dpipa opt
No Fungsi F (kg/s) 3 ρ (kg/ft3) μ (kg/m.s) Q (ft3/s)
(kg/m ) (in)
Memompa bubur singkong dari mixer
1 30,751 1079 66,9141 0,0010119 1,0062 6,754
ke rotary drum filter
Memompa suspensi pati dari rotary
2 25,215 1037 64,2915 0,00101196 0,8587 6,257
drum filter ke bak pengendap
Memompa endapan pati dari bak
3 2,292 1174 72,7973 0,155515 0,0689 2,044
pengendap ke mixer (M-102)
Memompa air dari bak pengendap ke
4 2,707 998 61,876 0,00081052 0,0958 2,320
mixer (M-102)
Memompa pati tergelatinasi dari
5 4,998 1036 64,2109 0,00333359 0,1704 3,022
heater (E-101) ke reaktor (R-101)
Memompa larutan dekstrin dari
6 cooler (E-102) ke membran 5,001 1035,7 64,2109 0,00163966 0,1705 3,022
ultrafiltrasi (U-101)
Memompa larutan dekstrin dari MU
7 4,9579 1032 63,9629 0,01632711 0,1697 3,014
(M-101) ke reaktor (R-102)
Memompa larutan Glukosa dari
8 cooler (E-103) ke membran 4,96029 1199 74,3523 0,00227374 0,1461 2,873
ultrafiltrasi (U-102)
1 1 4 0 1 4 1 0 0,00023 0,0045 5
2 1 1 0 1 1 1 0 0,00023 0,004 8
3 1 4 0 1 4 1 0 0,00073 0,015 11
5 1 4 0 1 3 1 0 0,00051 0,006 15
6 1 2 0 1 2 1 0 0,00051 0,005 7
7 1 4 0 1 4 1 0 0,00051 0,01 9
8 1 6 0 1 6 1 0 0,00059 0,006 12
9 1 3 0 1 3 1 0 0,00073 0,0055 9
10 1 4 0 1 4 1 0 0,00059 0,0055 10
11 1 2 0 1 3 1 0 0,00059 0,005 15
12 1 2 0 1 3 1 0 0,00112 0,007 13
600
500
CEPCI
400 CEPCI = 9,2116 n - 17985
300
200
100
0
2002 2005 2008 2011 2014 2017 2020
Tahun (n)
Hasil perhitungan harga untuk alat-alat lainnya disajikan pada Tabel H.2 berikut ini:
Tabel H.2 Harga alat-alat proses pabrik Etanol
No Jenis Peralatan Jumlah Alat I1 C1 (Rp.) I2 C2 (Rp.) n × C2 (Rp.)
Sumber (www.matche.com)
* (dir.indiamart.com)
(fixed capital investment ) dan modal kerja (working capital investment). Fixed Capital Investment
terdiri dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Untuk menghitung
fixed capital investment dan working capital investment digunakan faktor lang pada Peters et al, 2003.
Contoh perhitungan biaya langsung pada peralatan utama
Faktor Lang untuk peralatan utama adalah sebesar 1 dari harga peralatan utama
Biaya langsung peralatan utama = Faktor Lang × Biaya peralatan utama
= 1× 109.656.131.652
= Rp109.656.131.652
b. Biaya Utilitas
1. Listrik
Kebutuhan : 1.150.307 kWh/tahun
Harga : Rp 1.440 /kWh
Total Harga = Kebutuhan × Harga beli
= Rp1.656.442.531 /tahun
Total gaji yang dikeluarkan perusahaan dalam 1 tahun dihitung untuk 12 bulan + 1 bulan tunjangan
hari raya (THR). Maka total gaji pertahun adalah:
Total gaji/tahun = 13 × Rp 901.900.000 = Rp11.724.700.000
0 - - - Rp398.051.757.897
1 Rp39.805.175.790 Rp39.805.175.790 Rp79.610.351.579 Rp358.246.582.107
2 Rp35.824.658.211 Rp39.805.175.790 Rp75.629.834.000 Rp318.441.406.318
3 Rp31.844.140.632 Rp39.805.175.790 Rp71.649.316.421 Rp278.636.230.528
4 Rp27.863.623.053 Rp39.805.175.790 Rp67.668.798.843 Rp238.831.054.738
5 Rp23.883.105.474 Rp39.805.175.790 Rp63.688.281.264 Rp199.025.878.949
6 Rp19.902.587.895 Rp39.805.175.790 Rp59.707.763.685 Rp159.220.703.159
7 Rp15.922.070.316 Rp39.805.175.790 Rp55.727.246.106 Rp119.415.527.369
ini dimanfaatkan oleh perusahaan dan juga merupakan presentase kecepatan modal dikembalikan. ROI
dapat dihitung dengan mengetahui total laba bersih dari nilai kumulatif NCF seperti yang disajikan
Break even point menunjukan berapa unit produk yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas
Total Biaya Berubah
Biaya Berubah Satuan =
Total Jumlah Penjualan Produk
Rp1.024.050.136.757 /tahun
Biaya Berubah Satuan = = Rp45.513 /kg
22.500.000 kg/tahun
1.400
Biaya (Rp. 000.000.000)
1.200
1.000
0
0 20 40 60 80 100
Kapasitas Produksi (%)