Hudaibiyyah
perjanjian Hudaibiyah
Latar belakang
Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim
berangkat ke Mekkah untuk
melaksanakan ibadah umrah. Namun
karena saat itu kaum Quraisy di Mekkah
sangat anti terhadap kaum Muslim
Madinah (terkait kekalahan dalam
Perang Khandaq), maka Mekkah tertutup
untuk kaum Muslim. Quraisy, walaupun
begitu, menyiagakan pasukannya untuk
menahan Muslim agar tidak masuk ke
Mekkah. Pada waktu ini, bangsa Arab
benar benar bersiaga terhadap kekuatan
militer Islam yang sedang berkembang.
Nabi Muhammad mencoba agar tidak
terjadi pertumpahan darah di Mekkah,
karena Mekkah adalah tempat suci.
Perjanjian
Garis besar Perjanjian Hudaibiyah berisi:
“ Atas nama Tuhan Semesta Alam ”
Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Ini perjanjian antara
Muhammad dan Suhail bin Amru,
perwakilan Quraisy.
Manfaat perjanjian
Manfaat Hudaibiyah bagi kaum Muslim
adalah:
Bebas dalam menunaikan agama
Islam
Tidak ada teror dari Quraisy
Mengajak kerajaan-kerajaan luar
seperti Ethiopia-Afrika untuk masuk
Islam
Hasil
Perjanjian Hudaibiyah ternyata dilanggar
oleh Quraisy, tetapi kaum Muslim bisa
membalasnya dengan penaklukan
Mekkah (Fathul Makkah) pada tahun 630
M
Lihat pula
Muhammad
Muhammad sebagai diplomat
Sejarah Islam
Catatan kaki
1. Drs. M. Ma'ruf Misbah (1998)
"Perdamaian Hudaibiyah (http://journal.ui
njkt.ac.id/index.php/al-turats/article/vie
w/4348/3100) " Buletin Al Turas Vol 4 No
1
2. (Arab)Al-Biladi, Atiq ibn Ghaits: "Nasbu
Harbin", halaman 299. Dar Makkah: 1404.
Cetakan ke-8.
3. Al Qur'an dan Terjemahannya, halaman
841. Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Perjanjian_Hudaibiyyah&oldid=23546738"