Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu
Dr. Agus Irfan., S.H.I., M.P.I

Disusun oleh :

Nama : Grahita Fidianto.


NIM : 20302000037.

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

PERDAMAIAN HUDAIBIYAH
A. Sekilas Mengenai Perdamaian Hudaibiyah.

Kisah perdamaian Hudaibiyah dimulai ketika pada bulan Zulkaidah tahun keenam
Hijrah Rasulullah SAW berniat berangkat umrah. Namun, kaum musyrikin Quraisy
menghalangi rombongan kaum muslimin yang akan pergi ke Makkah. Sehingga, Rasulullah
SAW pun akhirnya mengajak mereka untuk bernegosiasi hingga mengadakan perjanjian
damai. Pada perjanjian Hudaibiyah kaum Muslimin membawa berbagai peralatan senjata
sekaligus alat perang. Hal ini untuk mengantisipasi penyerangan yang akan dilakukan oleh
kaum musyrikin Quraisy. Saat rombongan kaum muslimin sudah tiba di Dzulhulaifah, kaum
muslimin pun melangsungkan shalat serta berihram untuk melaksanakan ibadah umrah.

Saat melakukan umrah rombongan juga membawa 70 ekor unta yang akhirnya
dijadikan sebagai hadyu atau hewan sembelih. Setelah rombongan tiba di Usfan, yakni
sekitar 80 Km dari kota Makkah, seseorang dari utusan Nabi Muhammad shallallahi alaihi
wa sallam, Busra bin Sufyun membawa kabar tentang kaum musyrikin Quraisy.

Kaum musyrikin Quraisy pun yang tahu kedatangan rombongan Nabi Muhammad
shallallahi alaihi wa sallam langsung menghalagi perjalanan umrah Nabi Muhammad
shallallahi alaihi wa sallam ke Makkah. Mereka langsung menghadang dengan menyiapkan
pasukan.

Kaum Quraisy berangkat di bawah pimpinan Khalid bin Walid dengan tujuan
memerangi Rasulullah dan mencegah Rasulullah SAW masuk ke Makkah. Sudah banyak
terjadi bentrokan-bentrokan kecil pasukan Quraiys dengan kaum Muslimin. Jika setelah
pemberontakan yang terjadi mereka membiarkannya masuk Makkah, maka kalangan Arab
akan bicara bahwa Kaum Quraiys menyerah.

Dengan maksud menjaga kewibawaan dan kedudukan dari kaum Quraisy,


akhirnya mereka melarang Muslimin masuk ke Makkah. Namun, sebenarnya kaum Quraisy
tidak ingin melakukan hal tersebut saat bulan-bulan suci Ramadhan mereka tidak ingin
melanggar kesucian agama, dan dari segi yang lain, bila terjadi peperangan di bulan suci,
maka orang-orang Arab sudah tak lagi merasa aman.Jika orang-orang tidak merasa aman,
maka hal ini akan menghancurkan perdagangan Makkah, di mana mayoritas warganya
adalah pedagang.

Akhirnya, pembicaraan dan perundingan antara kedua belah pihak pun dimulai
kembali. Kaum Quraisy akhirnya mengutus Suhail bin Amr. Ia berpesan kepadanya agar
mendatangi Nabi Muhammad SAW dan adakan persetujuan dengannya.

-2-
Kaum Quraisy pun berpesan agar di dalam persetujuan itu, untuk tahun ini Nabi
Muhammad SAW harus pulang. Jangan sampai ada satu pun kalangan Arab mengatakan
bahwa dia telah berhasil memasuki tempat ini dengan kekerasan.

Akhirnya, Suhail pun bertemu Rasulullah, dan menjelaskan persoalan tersebut


dengan panjang lebar. Ia pun menjelaskan apa saja syarat-syarat perdamaian. Dari pihak
Muslimin di sekeliling Nabi Muhammad SAW juga turut mendengarkan semua pembicaraan
itu.

Beberapa orang dari mereka pun justru sudah tidak sabar lagi melihat tingkah
Suhail yang terlalu mendikte Rasulullah SAW. Dari apa saja yang dijelaskan, Nabi
Muhammad SAW sendiri pun terkesan mandah saja. Kalau tidak karena kepercayaan mutlak
pihak Muslimin pada beliau, dan jika bukan karena iman mereka yang teguh, niscaya hasil
perundingan antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy itu tidak akan mereka terima. Isi dari
perjanjian Hudaibiyah itu sendiri yaitu :

1. Pada kedua belah pihak, baik dari kaum kafir Quraisy maupun dari kaum dari Nabi
Muhammad SAW, sepakat dan setuju atas diadakannya gencatan senjata. Gencatan
senjata ini yang kemudian akan dilaksanakan selama kurang lebih 10 tahun lamanya.
2. Kemudian, untuk setiap orang yang ada di Mekkah akan diberikan sebuah kebebasan.
Kebebasan yang dimaksud digunakan untuk bergabung dan juga kemudian untuk
mengadakan sebuah perjanjian baik itu dengan Nabi Muhammad SAW dan atau kepada
kaum Kafir Quraisy.
3. Selanjutnya, untuk setiap orang yang berasal dari pengikut dari kaum kafir Quraisy yang
menyeberang dan pindah ke kaum Muslimin, yang mana berpindah tanpa ada izin yang
berasal dari wali dari kaum kafir Quraisy, maka orang tersebut akan dilakukan
pengembalikan kepada kaum kafir Quraisy. Namun, apabila ada seorang yang berasal
dari kaum Nabi Muhammad SAW yang bergabung denngan kaum kafir Quraisy tanpa
seizin dari walinya, maka tidak akan dapat dikembalikan.
4. Terakhir, pada saat tahun pelaksanaan perjanjian Hudaibiyah ini, Nabi Muhammad SAW
dan kaumnya harus segera kembali ke daerah Madinah. Lalu, untuk ditahun selanjutnya,
Nabi Muhammad SAW dan kaumnya dapat diizinkan untuk melakukan ibadah haji yang
kemudian diberikan syarat untuk tempat tinggal di daerah Mekkah.

Tinggal di Makkah pun dalam kurun waktu tiga hari lamanya dan juga tidak
diizinkan untuk membawa persenjataan. Kaum Muslimin dapat memasuki kota dan tinggal
selama tiga hari di Makkah dan senjata yang dapat mereka bawa hanya pedang tersarung dan
tidak dibenarkan membawa senjata lain.

Begitu perjanjian Hudaibiyah itu ditandatangani, maka pihak Khuza’ah segera


bersekutu dengan Rasulullah SAW dan Bani Bakar bersekutu pula dengan kaum Quraisy.

-3-
Pada saat yang sama pun, Abu Jandal bin Suhail yang merupakan putra Suhail bin Amr
kemudian datang dan hendak menggabungkan diri dengan kaum Muslimin.

Saat melihat anaknya bersikap demikian, Suhail pun langsung sontak memukul
dan menyeret Abu Jandal untuk kembali kepada Quraisy. Abu Jandal pun kemudian
berteriak dengan kencang, “Saudara-saudara kaum Muslimin, aku akan dikembalikan
kepada orang-orang musyrik kafir Quraisy, mereka yang akan menyiksaku karena agamaku
ini!”

Melihat kejadian itu, kaum Muslimin pengikut Nabi Muhammad SAW pun makin
gelisah dan tidak senang dengan hasil perjanjian yang diadakan antara Rasulullah SAW dan
Suhail. Rasulullah SAW pun akhirnya berkata pada Abu Jandal,

“Abu Jandal, kau harus tabahkan hatimu. Semoga Allah membuat engkau dan
orang-orang Islam yang ditindas bersamamu akan mendapatkan suatu jalan keluar. Kita pun
sudah menandatangani persetujuan dengan mereka-mereka ini. Kesepakatan pun sudah kita
berikan kepada mereka dan mereka pun sudah pula memberikannya kepada kita. Dengan
nama Allah, kita tidak akan mencoba mengkhianati mereka.”

Abu Jandal pun akhirnya kembali kepada Quraisy, sesuai dengan isi persetujuan
dan janji Nabi. Suhail akhirnya kemudian berangkat pulang ke Makkah. Rasulullah SAW
masih tinggal di Hudaibiyah. Beliau pun semakin gelisah melihat keadaan orang-orang
sekelilingnya. Usai melaksanakan shalat, kondisi Rasulullah SAW pun mulai tenang
kembali.

Kemudian, beliau berdiri dan menyembelih hewan kurban. Dilanjutkan dengan


mencukur rambut sebagai tanda dimulainya umrah. Melihat Nabi Muhammad SAW
melakukan itu, dan melihat ketenangan beliau, para sahabat pun kemudian bergegas
menyembelih hewan dan mencukur rambut mereka.

Mereka pun pada akhirnya tinggal di Hudaibiyah selama beberapa hari. Masih ada
saja yang menanyakan tentang apa saja hikmah perjanjian yang dibuat oleh Nabi
Muhammad SAW. Bahkan, masih ada juga yang dalam hati kecilnya masih menyangsikan
adanya hikmah tersebut.

Akhirnya mereka pun berangkat pulang. Sementara saat rombongan ini berada di
tengah perjalanan antara Makkah dengan Madinah, turunlah firman dari Allah SWT.
Rasulullah SAW pun kemudian membacakannya kepada kaum Muslimin.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.


supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang

-4-
lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” (QS Al-Fath:
1-3).

B. Ibrah dalam Perdamaian Hudaibiyah.

Tidak diragukan lagi, bahwa Perjanjian Hudaibiyah ini merupakan suatu


kemenangan yang nyata sekali. Dan hal ini memang demikianlah adanya. Sejarah pun
kemudian mencatat, bahwa isi perjanjian ini adalah suatu hasil politik yang bijaksana dan
pandangan jauh ke depan. Kelanjutan dari perjanjian Hudaibiyah inilah yang memiliki
peranan besar sekali pengaruhnya terhadap masa depan Islam dan bangsa Arab.

Inilah pertama kalinya pihak kafir Quraisy mengakui Rasulullah SAW bukan
sebagai pemberontak, melainkan sebagai orang yang tegak sama tinggi dan duduk sama
rendah. Sekaligus, hal ini pun membuat kaum Quraisy mengakui pula berdirinya dan adanya
kedaulatan Islam itu.

Perjanjian Hudaibiyah juga merupakan suatu pengakuan bahwa kaum Muslimin


pun berhak berziarah ke Ka’bah dan melakukan runtutan ibadah haji. Dengan demikian,
mereka pun mengakui bahwa Islam adalah agama yang sah di antara agama-agama lain di
jazirah itu.

Selanjutnya, gencatan senjata yang dilaksanakan selama dua tahun atau sepuluh
tahun itu, membuat pihak Muslimin merasa lebih aman. Terutama lebih aman dari jurusan
selatan, mereka pun tidak khawatir akan mendapat serangan dari kaum Quraisy.

Hal ini pun berarti membuka jalan buat agama Islam untuk lebih tersebar lagi.
Bukankah kaum Quraisy yang dulunya merupakan musuh Islam yang paling gigih dan
lawan perang paling keras, kemudian sudah tunduk. Padahal, sebelum itu kaum kafir
Quraisy sama sekali tidak pernah tunduk kepada Islam.

Meski di awal banyak dari kaum Muslimin yang merasa kecewa dengan
perjanjian itu. Hal ini karena dianggap Muslim banyak dirugikan akibat perjanjian tersebut,
lambat laun terbukti hasilnya. Di balik perjanjian Hudaibiyah tersebut, ternyata Nabi
Muhammad shallallahi alaihi wa sallam mempunyai visi politik yang sangat hebat.

Pertama, perjanjian Hudaibiyah ditandatangani oleh pihak Suhail bin Amr yaitu sebagai
wakil dari kaum Quraisy. Suku Quraisy pun merupakan suku terhormat yang ada di Arab,
sehingga Madinah diakui sebagai mempunyai otoritas sendiri.

Kedua, adanya beberapa perjanjian ini, pihak kaum Quraisy Makkah memberi kekuasaan
kepada pihak Madinah untuk menghukum pihak Quraisy apabila menyalahi perjanjian
Hudaibiyah ini. Ada beberapa keuntungan yang didapat dari perjanjian Hudaibiyah.
Beberapa di antaranya adalah, Rasulullah shallallahi alaihi wa sallam pun pada akhirnya bisa
mengambil langkah untuk mengukuhkan status Madinah dengan cara mengutus berbagai

-5-
utusan kepada pemimpin negara tetangga, di antaranya Mesir, Persia, Romawi, Habasyah,
dll.

Ketiga, beliau juga menyebar pendakwah-pendakwah untuk melanjutkan penyebakan agama


Islam. Hal ini juga karena adanya jaminan bahwa kaum Quraisy tidak akan memusuhi kaum
muslimin. Keuntungan lainnya dari perjanjian Hudaibiyah tersebut adalah adanya kebebasan
kaum muslimin untuk dapat menghukum kaum Yahudi Khaibar yang telah berada di balik
layar penyerangan kaum muslimin dalam perang Khandaq.

Adanya perjanjian Hudaibiyah ini, juga dapat memudahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam peristiwa penaklukan kota Makkah. Nabi Muhammad shallallahi alaihi wa
sallam pun sudah mengetahui betul seperti apa karakter orang-orang Makkah. Hal ini
membuat beliau sudah mengetahui bahwa mereka akan melanggar perjanjian tersebut
sebelum selesai 10 tahun, dan hal ini pun benar-benar terjadi, sebelum sepuluh tahun, kaum
Quraisy tiba-tiba melakukan pelanggaran Hudaibiyah. Hal ini pun menjadi landasan hukum
untuk menaklukan kota Makkah. Karena itu, penaklukan kota Mekkah ini terjadi tanpa
adanya pertumpahan darah dan akhirnya berjalan damai.

-6-

Anda mungkin juga menyukai