Anda di halaman 1dari 8

KETERKAITAN KEBIJAKAN PAJAK DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN UNTUK

MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN EKONOMI

TUGAS UAS INDIVIDU BAHASA INDONESIA

Dibuat Untuk Melengkapi Tugas UAS Individu Bahasa Indonesia

Oleh:

Raden Ajeng Cindy Indrastania Kusumaningtyas

NIM V1523064

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2023
Abstrak

Pajak merupakan salah satu faktor penting dalam sistem perekonomian suatu negara. Pajak
berperan tidak hanya sebagai sumber pendapatan negara, tetapi juga berfungsi sebagai alat
pengaturan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan penyeimbang anggaran negara. Pajak
memiliki keterkaitan yang erat dengan distribusi pendapatan dalam masyarakat, yang
merupakan salah satu indikator keseimbangan perekonomi. Tujuan artikel ini bertujuan untuk
mengkaji keterkaitan antara kebijakan pajak dan distribusi pendapatan untuk mencapai
keseimbangan perekonomian. Metode melibatkan pengumpulan dan analisis data sekunder
dari berbagai sumber memalui tinjauan literatur. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan perpajakan yang adil, transparan, dan progresif dapat membantu
mengurangi ketimpangan pendapatan, mendorong kesetaraan kesempatan bagi seluruh
masyarakat Indonesia, dan memperbaiki kondisi sosial-ekonomi negara. Selain itu, sistem
perpajakan yang efisien dan efektif membantu menghasilkan pendapatan yang diperlukan
untuk membangun cadangan pajak yang memadai yang dapat digunakan untuk menjaga
stabilitas perekonomian dalam menghadapi tantangan perekonomian yang tidak terduga.
Dengan demikian, kebijakan pajak memiliki peran kunci dalam menciptakan keseimbangan
ekonomi yang berkelanjutan.

Kata kunci: pajak, distribusi pendapatan, keseimbangan ekonomi, kebijakan pajak,


stabilitas ekonomi

Pendahuluan

Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara
tanpa mendapatkan imbalan langsung (Santoso, 2019). Pajak memiliki beberapa fungsi, yaitu
sebagai sumber pendapatan, alat pengaturan, pembangunan infrastruktur, dan penyeimbang
anggaran (Hasim, 2023). Pajak memiliki keterkaitan yang erat dengan distribusi pendapatan
di masyarakat, yang merupakan salah satu indikator keseimbangan ekonomi. Distribusi
pendapatan adalah cara pendapatan dibagi-bagikan di antara berbagai kelompok masyarakat,
seperti rumah tangga, individu, atau wilayah (Mankiw, 2014). Distribusi pendapatan yang
adil dan merata dapat mencerminkan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi di suatu
negara (AzZahra, 2023).
Indonesia adalah negara dengan tingkat kesenjangan pendapatan yang masih tinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rasio gini Indonesia pada Maret 2023 adalah
0,375, yang menunjukkan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia masih timpang (BPS,
2023). Rasio gini adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan
pendapatan di suatu negara, dengan rentang nilai antara 0 hingga 1. Semakin mendekati 0,
berarti distribusi pendapatan semakin merata, sedangkan semakin mendekati 1, berarti
distribusi pendapatan semakin timpang (Mankiw, 2014). Kesenjangan pendapatan yang
tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan,
ketidakpuasan, konflik, kriminalitas, dan rendahnya pertumbuhan ekonomi (AzZahra, 2023).

Salah satu cara untuk mengurangi kesenjangan pendapatan adalah dengan


mengoptimalkan peran pajak dalam mengatur distribusi pendapatan. Pajak dapat digunakan
untuk mengambil sebagian pendapatan dari mereka yang mampu lebih banyak, dan
mengalokasikannya kepada mereka yang kurang mampu, melalui berbagai program
pemerintah, seperti subsidi, bantuan sosial, dan layanan publik (Hasim, 2023). Pajak yang
adil, transparan, dan progresif dapat membantu mengurangi ketimpangan pendapatan,
memberikan kesempatan yang lebih adil bagi seluruh rakyat Indonesia, dan memperkuat
sosial ekonomi negara secara keseluruhan (AzZahra, 2023).

Selain itu, pajak juga memiliki peran dalam menciptakan kestabilan ekonomi di
tengah tantangan ekonomi yang tidak terduga, seperti resesi global, krisis keuangan, atau
pandemi. Pajak yang efisien dan efektif dapat membantu memperoleh pendapatan yang
diperlukan untuk membangun cadangan fiskal yang memadai, yang dapat digunakan untuk
mengamankan perekonomian negara. Dengan cadangan fiskal yang cukup, pemerintah dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi, seperti stimulus
ekonomi, pengeluaran infrastruktur, atau bantuan kepada sektor-sektor yang terdampak
(Hasim, 2023).

Tujuan artikel ini mempertimbangkan latar belakang di atas dengan keterkaitan antara
kebijakan pajak dan distribusi pendapatan untuk mewujudkan keseimbangan ekonomi di
Indonesia.
Hasil Pembahasan

Pajak memiliki keterkaitan yang erat dengan distribusi pendapatan di masyarakat,


yang merupakan salah satu indikator keseimbangan ekonomi. Distribusi pendapatan yang adil
dan merata dapat mencerminkan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi di suatu negara
(AzZahra, 2023). Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal distribusi
pendapatan yang timpang. Menurut data BPS, rasio gini Indonesia pada Maret 2023 adalah
0,375, yang menunjukkan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia masih timpang (BPS,
2023). Kesenjangan pendapatan yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah sosial dan
ekonomi, seperti kemiskinan, ketidakpuasan, konflik, kriminalitas, dan rendahnya
pertumbuhan ekonomi (AzZahra, 2023).

Salah satu cara untuk mengurangi kesenjangan pendapatan adalah dengan


mengoptimalkan peran pajak dalam mengatur distribusi pendapatan. Pajak dapat digunakan
untuk mengambil sebagian pendapatan dari mereka yang mampu lebih banyak, dan
mengalokasikannya kepada mereka yang kurang mampu, melalui berbagai program
pemerintah, seperti subsidi, bantuan sosial, dan layanan publik (Hasim, 2023). Pajak yang
adil, transparan, dan progresif dapat membantu mengurangi ketimpangan pendapatan,
memberikan kesempatan yang lebih adil bagi seluruh rakyat Indonesia, dan memperkuat
sosial ekonomi negara secara keseluruhan (AzZahra, 2023).

Pajak yang adil berarti bahwa pajak dikenakan sesuai dengan kemampuan dan
kewajiban wajib pajak, tanpa diskriminasi atau favoritisme. Pajak yang transparan berarti
bahwa pajak dikelola dengan akuntabel dan bertanggung jawab, dengan memberikan
informasi yang jelas dan mudah diakses oleh publik. Pajak yang progresif berarti bahwa
pajak dikenakan dengan tarif yang meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan wajib
pajak, sehingga beban pajak lebih besar bagi mereka yang lebih kaya, dan lebih ringan bagi
mereka yang lebih miskin (Santoso, 2019).

Pajak yang adil, transparan, dan progresif dapat membantu mengurangi kesenjangan
pendapatan dengan beberapa cara. Pertama, pajak dapat digunakan untuk meredistribusi
pendapatan dari kelompok yang kaya ke kelompok miskin, melalui pengeluaran publik yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
perlindungan sosial, dan infrastruktur. Dengan demikian, pajak dapat membantu mengurangi
kemiskinan, meningkatkan kesempatan, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat (Hasim,
2023). Kedua, pajak dapat digunakan untuk mengurangi ketidaksetaraan kesempatan, dengan
memberikan insentif atau hambatan bagi perilaku tertentu yang dapat mempengaruhi
distribusi pendapatan. Misalnya, pajak dapat digunakan untuk mendorong investasi, inovasi,
dan kewirausahaan, yang dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, pajak dapat digunakan untuk menghambat konsumsi barang mewah, spekulasi,
dan korupsi, yang dapat menyebabkan akumulasi kekayaan yang tidak adil dan tidak
produktif (AzZahra, 2023). Ketiga, pajak dapat digunakan untuk mengurangi ketidaksetaraan
hasil, dengan mengoreksi distorsi pasar yang dapat menyebabkan alokasi sumber daya yang
tidak efisien dan tidak adil. Misalnya, pajak dapat digunakan untuk menginternalisasi biaya
sosial dan lingkungan dari aktivitas ekonomi, seperti polusi, emisi, dan degradasi sumber
daya alam. Dengan demikian, pajak dapat membantu menciptakan pasar yang lebih
kompetitif dan berkeadilan (Santoso, 2019).

Selain itu, pajak berperan dalam menciptakan stabilitas ekonomi di tengah tantangan
ekonomi yang tidak terduga seperti resesi global, krisis keuangan, dan pandemi. Upaya dan
pajak yang efektif menghasilkan pendapatan untuk membangun cadangan pajak yang dapat
digunakan untuk mendukung perekonomian. Pemerintah dapat menggunakan ruang fiskal
untuk membuat kebijakan yang tepat untuk menjamin stabilitas perekonomian, seperti
memberikan paket stimulus, meningkatkan belanja infrastruktur, dan mendukung sektor-
sektor yang terkena dampak parah (Hasim, 2023).

Pajak yang efisien berarti bahwa pajak dikenakan dengan biaya administrasi dan
kepatuhan yang rendah, serta menghasilkan penerimaan yang optimal. Pajak yang efektif
berarti bahwa pajak dikenakan dengan mengikuti prinsip-prinsip dasar perpajakan, seperti
kesederhanaan, kepastian, keterbukaan, keseimbangan, dan keterkaitan. Pajak yang efisien
dan efektif dapat membantu memperoleh pendapatan yang diperlukan dengan cara yang
paling hemat dan menguntungkan, tanpa mengganggu aktivitas ekonomi yang produktif dan
bermanfaat (Santoso, 2019).

Pajak yang efisien dan efektif dapat membantu menciptakan kestabilan ekonomi
dengan beberapa cara. Pertama, pajak dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan
anggaran, dengan memastikan bahwa penerimaan pajak dapat menutupi pengeluaran publik,
sehingga defisit anggaran dapat diminimalkan atau dihindari. Dengan demikian, pajak dapat
membantu mengurangi beban utang, mengendalikan inflasi, dan menjaga kepercayaan pasar
(Hasim, 2023). Kedua, pajak dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan neraca
pembayaran, dengan memastikan bahwa penerimaan pajak dapat menutupi kebutuhan devisa,
sehingga defisit transaksi berjalan dapat diminimalkan atau dihindari. Dengan demikian,
pajak dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri,
mengendalikan nilai tukar, dan menjaga cadangan devisa (Santoso, 2019). Ketiga, pajak
dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan sektoral, dengan memastikan bahwa
penerimaan pajak dapat dialokasikan secara proporsional dan optimal kepada sektor-sektor
yang strategis dan prioritas, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat merata dan berkelanjutan.
Dengan demikian, pajak dapat membantu mengurangi disparitas antar wilayah, antar sektor,
dan antar kelompok (AzZahra, 2023).

Kesimpulan

Pajak adalah salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi suatu negara,
karena pajak berperan tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi pemerintah, tetapi juga
sebagai alat pengaturan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan penyeimbang anggaran
negara (Hasim, 2023). Pajak memiliki keterkaitan yang erat dengan distribusi pendapatan di
masyarakat, yang merupakan salah satu indikator keseimbangan ekonomi. Distribusi
pendapatan yang adil dan merata dapat mencerminkan kesejahteraan sosial dan keadilan
ekonomi di suatu negara (AzZahra, 2023).

Artikel ini bertujuan untuk menguji keterkaitan antara kebijakan pajak dan distribusi
pendapatan untuk mewujudkan keseimbangan ekonomi di Indonesia. Metode yang digunakan
adalah studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisis data sekunder dari berbagai
sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pajak yang adil, transparan, dan
progresif dapat membantu mengurangi kesenjangan pendapatan, memberikan kesempatan
yang lebih adil bagi seluruh rakyat Indonesia, dan memperkuat sosial ekonomi negara secara
keseluruhan
Saran

Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik di bidang


pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur dengan efektif dan efisien
menggunakan pendapatan pajak. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
terutama kelompok miskin dan rentan, serta mengurangi kesenjangan pendapatan antara
kelompok kaya dan miskin. Pajak juga harus dioptimalkan sebagai alat pengaturan ekonomi
dengan memberikan insentif bagi sektor-sektor seperti UMKM dan pertanian, sambil
memberikan hambatan untuk perilaku yang dapat merugikan distribusi pendapatan, seperti
konsumsi barang mewah dan korupsi. Penerapan sistem pajak yang adil, transparan, dan
progresif diperlukan, disertai dengan informasi yang mudah diakses oleh publik, untuk
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta mengurangi penghindaran dan
pengelakan pajak. Pemerintah juga disarankan membangun cadangan fiskal yang memadai,
menjaga keseimbangan penerimaan dan pengeluaran negara, serta mengalokasikan
pendapatan pajak secara proporsional dan optimal untuk sektor-sektor strategis dan prioritas.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diharapkan untuk mengeksplorasi lebih dalam keterkaitan
kebijakan pajak dan distribusi pendapatan di Indonesia, dengan menggunakan metode
analisis yang lebih canggih, data yang lebih lengkap, dan variabel yang lebih relevan.
Daftar Pustaka

Santoso, B. (2019). Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Hasim, W. (2023). Pajak dalam Stabilitas Ekonomi: Menjaga Keseimbangan untuk

Kemakmuran Bersama. 2.

Mankiw, N. G. (2014). Principles of Economics. Stamford: Cengage Learning.

AzZahra, A. (2023). Pajak sebagai Pilar Stabilitas Ekonomi: Pentingnya Pajak untuk

Perekonomian Indonesia. 4.

BPS. (2023). Statistik Indonesia 2023. Jakarta: BPS

Anda mungkin juga menyukai